i
PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN EM4, TETES TEBU DAN
LIMBAH CAIR TAHU SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM MERAH
(Alternanthera amoena Voss)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Eviamanasye Firmaniar
NIM : 131434002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,
aku tidak takut bahaya,
Sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang
menghibur aku.”
(Mazmur 23:4)
Kupersembahkan karyaku yang sederhana ini dengan
penuh cinta dan kasih kepada :
Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberi kecukupan, kekuatan dan
penghiburan
Kedua orang tuaku yang sudah membesarkan, membimbing dan mencintaiku
dengan penuh kasih yang tak terhingga
Saudara-saudari dan keluarga besarku yang selalu mendoakan dan medukungku
Sahabat-sahabatku yang selalu membantu dan memberi semangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 Juli 2017
Penulis
(Eviamanasye Firmaniar)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta :
Nama : Eviamanasye Firmaniar
Nim : 131434002
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN EM4, TETES TEBU DAN
LIMBAH CAIR TAHU SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM MERAH (Alternanthera amoena
Voss)
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya
di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 24 Juli 2017
Yang menyatakan,
Eviamanasye Firmaniar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Pemberian Campuran EM4, Tetes Tebu Dan Limbah Cair
Tahu Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam
Merah (Alternanthera amoena Voss)”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah
satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan
Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu, sehingga penulisan skripsi
ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya, khususnya kepada :
1. Kedua orang tua saya tercinta Bapak Bindu dan Ibu Yosunta atas segala
dukungan, pengorbanan, doa, kesabaran, dan tidak pernah lelah dalam
mendidik serta memberi cinta yang tulus dan ikhlas.
2. Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku Kaprodi Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ. Selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan petunjuk, saran, dorongan serta semangat dalam pembuatan
skripsi.
4. Ika Yuli Listyarini, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan petunjuk dan saran.
5. Ibu Indriyati Wibisono selaku dosen yang telah membimbing dan memberi
saran dalam pembuatan skripsi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi yang telah membimbing,
mengajar dan memberi motivasi penulis selama perkuliahan di Pendidikan
Biologi.
7. Segenap Staf Karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
membantu dan melayani segala keperluan akademik penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
8. Bapak Slamet yang dengan senang hati selalu memberi saran dan membantu
penulis dalam merawat tanaman bayam merah di Kebun Percobaan (Kebun
Anggur) Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.
9. Yongki, Niken, Yessi, Yosephin, Susan, Felis, Kak Sam, Ananta, Nelly,
Dina, Claudia, Agata, Br. Dieng dan seluruh teman-teman yang tidak henti-
hentinya membantu dan memberi semangat kepada penulis.
10. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan yang telah memberikan
bantuan dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan dan sarang yang
sifatnya membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, bagi dunia pendidikan dan
bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
Eviamanasye Firmaniar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN EM4, TETES TEBU DAN
LIMBAH CAIR TAHU SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM MERAH
(Alternanthera amoena Voss)
Eviamanasye Firmaniar
Universitas Sanata Dharma
2017
Industri tahu selalu menghasilkan limbah dalam pengolahannya. Limbah
cair merupakan bagian terbesar yang dihasilkan dari pengolahan tahu, apabila tidak
ditangani secara tepat akan menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan.
Namun, apabila ditangani dengan baik limbah cair tahu akan menguntungkan
karena limbah cair tahu mengandung unsur-unsur hara, seperti Pb, Ca, Fe, Cu dan
Na. Oleh karena itu, penelitian ini memanfaatkan limbah cair tahu yang
difermentasi dengan penambahan EM4 dan tetes tebu untuk memperoleh unsur hara
yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian campuran
EM4, tetes tebu dan limbah cair tahu sebagai pupuk organik dengan konsentrasi
yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman bayam merah (Alternanthera amoena
Voss).
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan, yaitu tiga perlakuan
fermentasi campuran EM4, tetes tebu, dan limbah cair tahu dengan konsentrasi
yang berbeda (1 liter, 3 liter, 5 liter) dan kontrol (tanpa pemupukan). Setiap
perlakuan terdiri dari 10 ulangan. Variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu
campuran EM4, tetes tebu, dan limbah cair tahu dengan konsentrasi yang berbeda.
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu tinggi tanaman, jumlah daun dan berat
basah tanaman. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik yaitu Uji One
Way Anova.
Berdasarkan hasil uji statistik Anova menunjukkan bahwa pemberian
campuran EM4, tetes tebu dan limbah cair tahu sebagai pupuk organik cair dengan
konsentrasi yang berbeda tidak signifikan atau tidak berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan tanaman bayam merah. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu
kandungan unsur hara, pH larutan pupuk organik cair, pH tanah, suhu dan
kelembapan udara dan cahaya matahari.
Kata Kunci : limbah cair tahu, EM4, tetes tebu, pupuk organik cair, pertumbuhan
bayam merah (Alternanthera amoena Voss).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
THE EFFECT OF EXTENDING EM4 MIXED GARMENTS, SUGAR CANE
DROPS AND TOFU LIQUID WASTE AS AN ORGANIC LIQUID
FERTILIZER ON RED SPINACH GROWTH (Alternanthera amoena Voss)
Eviamanasye Firmaniar
Sanata Dharma University
2017
Tofu industry produces waste in its processing. Liquid waste is the largest
part produced from the process of tofu. If not handled properly, it will cause
pollution to the environment. However, if handled well, the tofu liquid waste will
be beneficial because the tofu liquid waste contains nutrients, such as Pb, Ca, Fe,
Cu and Na. In accordance with that, this study utilizes fermented tofu liquid waste
with the addition of EM4 and sugar cane drops to obtain a good nutrient for plant
growing. This research is an experimental research which aims to know the effect
of mixing EM4 garments, sugar cane drops and tofu liquid waste as organic
fertilizer with different concentration on the growth of red spinach plants
(Alternanthera amoena Voss).
The experimental design used in this study was Complete Randomized
Design (RAL) divided into four treatment: three treatment the mixture of EM4,
sugar cane drops and tofu liquid with different concentration (1 liter, 3 liters and 5
liters) and control (without fertilization). Each treatment consists of 10 repetition.
The independent variable in this research is the mixture of EM4, sugar cane drops
(molasse) and tofu liquid waste as liquid organic fertilizer with different
concentration. The dependent variable in this research are plant height, leaf
number and plant wet weight. The data were analyzed by using the statistical test
which is One Way Anova Test.
Based on the results of statistical test using Anova it showed that the mixture
of EM4, sugar cane drops (molasse) and tofu liquid waste as liquid organic
fertilizer with different concentration is not significant or there is no significant
effect on the growth of red spinach plant. This is cause by various; nutrient content,
pH of liquid organic fertilizer, soil pH, temperature, moisture and sunlight.
Keywords: tofu liquid waste, EM4, sugar cane drops, organic liquid fertilizer, red
spinach growth (Alternanthera amoena Voss).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.........................................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............................. vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................................... ix
ABSTRACT .......................................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 7
A. Limbah Tahu ........................................................................................................... 7
B. Effective Microorganisme 4 (EM4) ...................................................................... 11
C. Tetes Tebu (molasse) ............................................................................................ 14
D. Fermentasi ............................................................................................................. 15
E. Pupuk Organik Cair .............................................................................................. 15
F. Tanaman Bayam Merah (Alternanthera amoena Voss) ........................................ 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman ................................. 24
H. Mengukur Pertumbuhan Tanaman ........................................................................ 27
I. Penelitian Yang Relevan ....................................................................................... 28
J. Kerangka Berpikir ................................................................................................. 31
K. Hipotesa ................................................................................................................ 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 34
A. Jenis Penelitian ...................................................................................................... 34
B. Batasan Penelitian ................................................................................................. 35
C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................... 35
D. Desain Penelitian .................................................................................................. 36
E. Alat dan Bahan ...................................................................................................... 37
F. Cara Kerja ............................................................................................................. 38
G. Metode Analisis Data ............................................................................................ 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 45
A. Hasil ...................................................................................................................... 45
B. Pembahasan ........................................................................................................... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 75
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 75
B. Saran ..................................................................................................................... 76
BAB VI IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN .......... 77
A. Kompetensi Inti ..................................................................................................... 77
B. Kompetensi Dasar ................................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 80
LAMPIRAN.......................................................................................................................85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kandungan Limbah Cair Tahu...............................................................11
Tabel 2.2. Standar Mutu Pupuk Organik Cair........................................................17
Tabel 2.3. Kandungan Gizi Pada Bayam................................................................21
Tabel 2.4. Penelitian Relevan.................................................................................28
Tabel 3.1. Denah Percobaan...................................................................................36
Tabel 4.1. Hasil Uji Kandungan N, P, K Pada Pupuk Organik Limbah Cair Tahu..46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tanaman Bayam Merah .................................................................20
Gambar 2.2. Bagan Literature map.....................................................................30
Gambar 2.3. Diagram Alir Kerangka Berpikir....................................................32
Gambar 4.1. Total Rerata Pertambahan Tinggi Batang Tanaman
Bayam Merah................................................................................47
Gambar 4.2. Pertambahan Tinggi Tanaman Bayam Merah Pada
Beberapa Perlakuan ......................................................................48
Gambar 4.3. Total Rerata Pertambahan Jumlah Daun Tanaman
Bayam Merah................................................................................50
Gambar 4.4. Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Bayam Merah Pada
Beberapa Perlakuan .......................................................................51
Gambar 4.5. Total Berat Basah Tanaman Bayam Merah Pada
Beberapa Perlakuan ......................................................................53
Gambar 4.6. Pupuk Organik Limbah Cair Tahu Berbeda Konsentrasi...............55
Gambar 4.7. Defisiensi Unsur Hara Magnesium Pada Bayam Merah................71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Pengukuran Kandungan N, P, K total......................................86
Lampiran 2. Hasil Pengukuran Suhu dan pH.........................................................87
Lampiran 3. Data Pengamatan Indikator Pertumbuhan Bayam Merah.................88
Lampiran 4. Uji Statistik Pertumbuhan Bayam Merah..........................................92
Lampiran 5. Silabus...............................................................................................97
Lampiran 6. RPP..................................................................................................104
Lampiran 7. Lembar Kegiatan Siswa 1................................................................122
Lampiran 8. Lembar Kegiatan Siswa 2................................................................124
Lampiran 9. Instrumen Test Tertulis....................................................................128
Lampiran 10. Instrumen Non-Test.......................................................................139
Lampiran 11. Dokumentasi Kegiatan Penelitian..................................................152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri tahu merupakan salah satu industri pengolah berbahan baku
kedelai yang ada di Indonesia. Saat ini, industri tahu menjadi salah satu
industri rumah tangga yang tersebar luas di kota-kota besar maupun kecil.
Tahu merupakan makanan yang sangat dikenal dan digemari oleh berbagai
kalangan masyarakat Indonesia. Selain mengandung gizi yang baik,
pembuatan tahu juga sederhana dan relatif murah. Industri tahu umumnya
dikerjakan secara tradisional dan dimiliki oleh pengusaha kecil hingga
menengah. Dalam proses pengolahannya industri tahu selalu menghasilkan
limbah. Limbah tahu terdiri atas dua jenis yaitu limbah padat dan limbah
cair (Fadilla, 2010). Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan
penggumpalan. Limbah ini sebagian besar diolah menjadi tempe gembus,
pakan ternak dan tepung ampas tahu sebagai bahan baku pembuatan roti
kering. Sedangkan limbah cair dihasilkan dari proses perendaman,
pencucian kedelai, penyaringan, pengempresan dan pencetakan tahu.
Limbah cair merupakan bagian terbesar yang dihasilkan dari
pengolahan tahu dan berpotensi mencemari lingkungan. Limbah ini sering
dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga sisa-
sisa protein yang menjadi amoniak menimbulkan bau tidak sedap hingga
mencapai radius beberapa kilometer. Selain itu, limbah yang meresap ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dalam tanah dapat mencemari sumur-sumur disekitarnya dan limbah cair
tahu yang dibuang secara langsung ke saluran irigasi dapat mencemari
sungai maupun air yang digunakan untuk keperluan masyarakat sehari-hari.
Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan
tahu adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu. Cairan ini
disebut dengan air dadih. Melimpahnya limbah cair yang dihasilkan dari
proses produksi tahu menjadi salah satu alasan perlu adanya pengolahan
ataupun pemanfaatan limbah cair tahu. Tanpa penangan yang tepat, limbah
cair tahu dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan
masyarakat. Oleh karena itu, salah satu upaya pengolahan dan pemanfaatan
limbah cair tahu adalah dengan pembuatan pupuk organik cair yang
bertujuan untuk mengurangi resiko pencemaran lingkungan seperti
pencemaran air dan udara. Handajani (dalam Saraswati, 2015)
menambahkan, limbah cair tahu dapat dijadikan alternatif baru untuk
digunakan sebagai pupuk, sebab limbah cair tahu memiliki ketersediaan
nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pengolahan limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair perlu
ditambahkan EM4 dan tetes tebu sehingga dapat meningkatkan kualitas
pupuk yang dihasilkan. Jika hanya memanfaatkan fermentasi limbah cair
tahu saja, maka pupuk organik cair yang dihasilkan tidak begitu maksimal
hasilnya pada tanaman. Efektif mikroorganisme (EM4) adalah bakteri
pengurai dari bahan organik yang dapat menjaga kestabilan produksi
tanaman. Disamping mengandung unsur hara makro dan mikro yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
banyak, EM4 juga mengandung mikroorganisme menguntungkan yang
dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sedangkan tetes tebu
merupakan sumber karbon dan nitrogen bagi ragi yang didapatkan dari
proses fermentasi.
Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Salah satu produk
hortikultura yang menjadi unggulan dalam sektor pertanian di Indonesia
adalah tanaman sayuran. Bayam merah merupakan salah satu komoditi
sayuran yang digemari oleh hampir semua orang dari berbagai lapisan
masyarakat karena tanaman ini memiliki gizi yang tinggi, khususnya
kandungan vitamin A yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Bayam
banyak dipromosikan sebagai sayuran daun sumber gizi bagi penduduk di
negara berkembang. Di Indonesia kebutuhan gizi semakin hari semakin
bertambah sesuai dengan angka kenaikan jumlah penduduk, meningkatnya
usia, taraf hidup yang lebih baik dan kesadaran akan pentingnya gizi dalam
makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Hal ini menyebabkan meningkatnya
permintaan produk hortikultura khususnya bayam merah. Menurut data
Biro Pusat Statistik bahwa pada tahun 2012, Indonesia memproduksi sayur
bayam rata-rata 155.070 ton/ha. Meningkatnya minat masyarakat terhadap
sayur-sayuran, khususnya tanaman bayam merah memberikan motivasi
yang kuat bagi petani untuk mengusahakan dan membudidayakan tanaman
bayam merah secara intensif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dan kualitas
tanaman bayam merah yang baik adalah dengan melakukan pemupukan.
Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk organik ataupun
anorganik. Sebagian besar petani di Indonesia lebih sering menggunakan
pupuk anorganik, hal ini dapat menyebabkan merosotnya senyawa atau
bahan di dalam tanah, sehingga terdesaknya kehidupan berbagai mikroba
dalam tanah. Sementara produktivitas dan daya dukung tanah tergantung
pada aktivitas mikroba karena sebagian besar mikroba memiliki peranan
yang menguntungkan bagi pertanian. Dengan memanfaatkan limbah cair
tahu menjadi pupuk organik cair masyarakat memiliki alternatif lain dalam
pemupukan tanaman. Selain itu, masyarakat dapat mengoptimalkan limbah
cair tahu menjadi lebih bermanfaat karena limbah ini memiliki sumber
bahan organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Senyawa-
senyawa organik yang terdapat di dalam limbah cair tahu, yaitu karbohidrat,
protein, lemak dan kalium
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin mengetahui pengaruh
pemberian campuran EM4, tetes tebu dan limbah cair tahu sebagai pupuk
organik cair dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman
bayam merah (Alternanthera amoena Voss).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh pemberian pupuk organik cair dari campuran
EM4, tetes tebu (molasse) dan limbah cair tahu dengan konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman bayam merah
(Alternanthera amoena Voss)?
2. Berapakah konsentrasi pupuk organik cair dari campuran EM4, tetes
tebu (molasse) dan limbah cair tahu yang paling optimal untuk
menghasilkan pertumbuhan tanaman bayam merah (Alternanthera
amoena Voss) yang terbaik?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bagaimana pengaruh pemberian pupuk organik cair dari
campuran EM4, tetes tebu (molasse) dan limbah cair tahu dengan
konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman bayam
merah (Alternanthera amoena Voss).
2. Mengetahui konsentrasi pemberian pupuk organik cair dari
campuran EM4, tetes tebu (molasse) dan limbah cair tahu yang
paling optimal untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman bayam
merah (Alternanthera amoena Voss) yang terbaik.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
a) Menambah wawasan dan pengalaman mengenai pemanfaatan
limbah cair tahu dan budidaya tanaman bayam merah.
b) Mempunyai solusi mengenai masalah lingkungan yaitu dengan
memanfaatkan limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
c) Dapat mengetahui dosis pemberian campuran EM4, tetes tebu
(molasse) dan limbah cair tahu yang tepat sebagai pupuk organik
cair untuk menghasilkan pertumbuhan bayam merah terbaik.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai informasi bagi masyarakat khususnya para petani
dan pengusaha industri tahu mengenai pengolahan ataupun
pemanfaatan limbah cair tahu sebagai bahan dasar yang dapat
digunakan untuk pembuatan pupuk organik cair.
3. Bagi Dunia Pendidikan
a) Menambah wawasan mengenai faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
dengan memanfaatkan limbah cair tahu sebagai pupuk organik
cair.
b) Dapat dimanfaatkan sebagai sumbangan materi pembelajaran
Biologi di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), khususnya
pada materi pembelajaran tentang penanganan limbah di kelas X
atau tentang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan di kelas
XII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Limbah Tahu
Tahu merupakan salah satu produk olahan biji kedelai yang telah
lama dikenal dan digemari berbagai lapisan kalangan masyarakat Indonesia.
Pembuatan tahu umumnya dikerjakan secara tradisional oleh industri kecil
atau industri rumah tangga. Selain dapat menyerap tenaga kerja, industri
kecil ini juga ikut berperan dalam meningkatkan gizi masyarakat karena
membuat produk yang mengandung sumber protein nabati tinggi dengan
harga yang relatif murah.
Kedelai sebagai bahan baku dalam pembuatan tahu merupakan salah
satu jenis tanaman polong-polongan yang banyak mengandung protein dan
minyak nabati, kalori, vitamin B serta kaya akan mineral. Dalam 100 gram
kedelai terkandung protein yang mencapai 35-45 gram (Kafadi, 1990).
Industri tahu merupakan salah satu industri yang penting di Indonesia.
Disamping keberadaannya yang penting, industri tahu juga memiliki
dampak yang cukup penting terhadap lingkungan terutama masalah
limbahnya (Suprapti, 2005). Pada pengolahan tahu diperlukan air yang
banyak, karena hampir semua tahapan dalam proses pembuatan tahu
memerlukan air. Produksi tahu tidak terlepas dari adanya limbah yang
dihasilkan. Limbah tahu terdiri atas dua jenis, yaitu limbah cair dan ampas
tahu yang berupa limbah padatan (Rossiana, 2006). Limbah tersebut
mempunyai potensi bila dimanfaatkan dengan tujuan dan maksud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
tertentu, namun bila dibiarkan dan dibuang langsung ke lingkungan tanpa
pengolahan akan mengakibatkan pencemaran lingkungan seperti
pencemaran air dan udara.
Limbah tahu yang dihasilkan berasal dari proses produksi tahu yang
meliputi 6 tahapan. Enam tahapan dalam proses produksi tahu yaitu tahap
pertama dilakukan pemilihan biji kedelai, dipilih kedelai yang memiliki
kualitas baik kemudian dibersihkan dari kotoran dan dipisahkan dari kedelai
yang rusak sebelum direndam. Tahap kedua, dilakukan pencucian dan
perendaman biji kedelai dalam air bersih selama 8-12 jam dengan tujuan
untuk melunakkan struktur seluler kedelai agar mudah digiling dan
membersihkan dispersi dan mendapatkan suspensi bahan padat kedelai yang
lebih baik pada waktu penggilingan. Selain itu, perendaman juga dapat
mempermudah pengupasan kulit biji kedelai. Tahap ketiga, kedelai dikupas
dan dilakukan penggilingan dengan penambahan air antara 8-10 kali dari
berat kedelai. Penggunaan air panas 80-100˚C dapat menonaktifkan enzim
lipoksigenase penyebab bau yang tidak sedap. Tahap keempat, bubur
kedelai selanjutnya disaring dan filtratnya dimasak. Pemasakan bertujuan
untuk mengurangi bau langu atau bau tidak sedap dan menonaktifkan tripsin
inhibitor, meningkatkan daya cerna, penggumpalan protein, serta
menambah keawetan produk. Hasil penyaringan kedelai adalah limbah
padat tahu. Tahap kelima yaitu penggumpalan, penggumpalan dilakukan
dengan penambahan zat penggumpal. Zat penggumpal yang digunakan
adalah asam cuka, larutan asam laktat, larutan CaCl₂ atau CaSO₄. Namun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
yang paling banyak digunakan oleh para pengusaha tahu adalah asam cuka
(CH₃COOH). Asam cuka atau asam asetat yang ada di pasaran merupakan
asam asetat dalam kondisi pekat. Oleh karena itu, perlu penambahan air
dengan perbandingan 2:5 (2 bagian asam cuka dan 5 bagian air). Tiap liter
bubur kedelai dapat digumpalkan dengan 3 cc asam asetat encer. Tahap
terakhir, gumpalan protein kedelai selanjutnya dicetak dan diperas atau
dipress, kemudian dipotong-potong. Biasanya tahu direbus kembali
sebelum dipasarkan (Lestari, 2015).
Berdasarkan proses pembuatan tahu, limbah padat pabrik
pengolahan tahu meliputi kotoran hasil pembersihan kedelai (batu, tanah,
kulit kedelai dan benda padat lain yang menempel pada kedelai) dan sisa
saringan bubur kedelai yang disebut dengan ampas tahu. Limbah padat yang
berupa kotoran berasal dari proses awal (pencucian) bahan baku kedelai dan
umumnya limbah padat yang dihasilkan tidak begitu banyak (0,3% bahan
baku kedelai). Limbah padat yang berupa ampas tahu dihasilkan pada proses
penyaringan bubur kedelai. Ampas tahu yang terbentuk besarannya berkisar
antara 25-35% dari produk tahu yang dihasilkan. Sedangkan limbah cair
pada proses produksi tahu berasal dari proses perendaman, pencucian
kedelai, pencucian peralatan proses prduksi tahu, penyaringan dan
pengepresan atau pencetakan tahu (Kaswinarni, 2007).
Menurut Lisnasari (1995), jumlah kebutuhan air proses dan jumlah
limbah cair yang dihasilkan sebesar 43,5-45 liter untuk tiap kilogram bahan
baku kacang kedelai. Sebagian besar limbah yang dihasilkan oleh industri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pembuatan tahu adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang
disebut dengan air dadih (whey). Didalam whey tersebut terkandung asam-
asam organik yang berbau asam. Selain itu, juga mengandung
mikroorganisme yang merugikan seperti Esherichia sp. yang dapat
mengganggu kesehatan tubuh. Di dalam whey atau cairan tahu juga
mengandung banyak mineral, seperti Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca),
Magnesium (Mg), Natrium (Na), Besi (Fe) dan Zink atau seng (Zn). Selain
itu, mengandung gula dengan kadar yang rendah yaitu berkisar 0,7-0,9 %
(Warisno dan Dahana, 2009).
Saat ini limbah padat yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu
belum dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena limbah ini
sebagian besar oleh para pembuat tahu diolah menjadi tempe gembus, pakan
ternak dan tepung ampas tahu sebagai bahan baku pembuatan roti kering.
Sedangkan limbah cair tahu memiliki potensi yang besar dalam pencemaran
lingkungan, seperti pencemaran air dan udara. Limbah cair tahu dapat
menimbulkan bau busuk dan bila dibuang langsung ke sungai akan
menyebabkan tercemarnya air sungai. Hal ini dikarenakan limbah cair tahu
mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut yang akan mengalami
perubahan fisika maupun kimia dan akan menghasilkan zat beracun atau
menciptakan media untuk tumbuhnya kuman penyakit yang dapat
merugikan manusia. Bila dibiarkan, warna limbah cair tahu akan berubah
menjadi cokelat kehitaman dan berbau busuk (Kaswinarni, 2007). Dalam
keadaan baru limbah cair tahu tidak menimbulkan bau, namun setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kurang lebih 12 jam akan menimbulkan bau busuk yang secara berangsur-
angsur mencemari udara dan dapat mengakibatkan gangguan pernapasan
(Purnama, 2007). Selain itu, apabila air sungai yang telah tercemar oleh
limbah cair tahu masih digunakan dapat menimbulkan gangguan kesehatan
seperti, gatal-gatal, diare, radang usus dan penyakit lainnya yang berkaitan
dengan sanitasi lingkungan yang tidak baik.
Menurut Kaswinarni (2007), industri tahu memerlukan suatu
pengolahan ataupun pemanfaatan limbah cair tahu yang bertujuan untuk
mengurangi resiko pencemaran lingkungan seperti pencemaran udara dan
air. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan
limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair. Lisnasari (1995) melaporkan
bahwa limbah cair tahu mengandung zat-zat seperti tertera pada tabel 2.1
berikut :
Tabel 2.1 Kandungan Limbah Cair Tahu
Senyawa Kadar (mg/L)
Pb 0,24
Kalsium (Ca) 34,1
Besi (Fe) 0,19
Tembaga (Cu) 0,12
Natrium (Na) 0,59
B. Effective Microorganisme 4 (EM4)
Larutan Efektif mikroorganisme ditemukan pertama kali oleh
Prof.Dr. Teruo Higa dari Universits Rykyus Jepang dengan kandungan
mikroorganisme fermentasi sekitar 80 genus. Sebagian besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mikroorganisme yang terkandung dalam EM4 adalah bakteri fotosintetik
(Rhodopseudomonas sp.), bakteri asam laktat (Lactobacillus sp.), ragi dan
Actinomycetes sp. (Indriani, 2011).
Penerapan teknologi Efektif mikroorganisme (EM4) merupakan
teknologi alternatif yang memberikan peluang seluas-luasnya untuk
meningkatkan dan menjaga kestabilan produktifitas tanaman pertanian
(Namang, 2015). Hasil fermentasi EM4 dapat diserap langsung oleh
perakaran tanaman, misalnya gula, alkohol, asam amino, protein dan
karbohidrat. Selain itu, EM4 merangsang perkembangan mikroorganisme
yang menguntungkan tanaman, melindungi tanaman dari serangan penyakit
sehingga dapat menyuburkan tanah dan meningkatkan produktifitas
tanaman (Wididana dan Muntoyah, 2010).
Menurut Jose (dalam Namang, 2015), peranan atau manfaat dari
mikroorganisme yang terdapat pada EM4, yaitu :
1. Bakteri fotosintetik, berperan dalam merubah gas-gas berbahaya
menjadi zat bermanfaat, menghilangkan bau tak sedap dan
meningkatkan fotosintetis tenaman dan menunjang
pertumbuhan bakteri asam laktat, ragi dan jamur.
2. Bakteri asam laktat, berperan dalam menghasilkan asam laktat
sebagai hasil penguraian gula dan karbohidrat lain yang
bekerjasama dengan bakteri fotosintesis dan ragi. Asam laktat
ini merupakan bahan sterilisasi kuat yang dapat menghambat
pertumbuhan patogen Fusarium. Sp menghancurkan lignin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
selulosa dan dapat menguraikan bahan organik dengan cepat,
sehingga mengahsilkan zat-zat bioaktif (hormon dan enzim)
membantu perkembangan bakteri asam laktat dan dapat
mengahsilkan alkohol.
3. Actinomycetes. sp, memiliki bentuk antara bakteri dan jamur.
Mikoorganisme ini dapat menghasilkan zat antimikroba untuk
menekan jamur dan bakteri berbahaya.
4. Jamur fermentasi, jamur ini menghasilkan alkohol, ester, zat anti
mikroba dan menghilangkan bau serta mencegah serbuan
serangga dan ulat.
EM4 dapat digunakan untuk mempercepat pengomposan sampah
organik atau kotoran hewan, masalah pada peternakan, membersihkan air
limbah serta meningkatkan kualitas air pada tambak udang dan ikan. Ada
beberapa keuntungan dan manfaat dari EM4, yaitu :
1. Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
2. Meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman, serta menekan
aktivitas serangga hama dan mikroorganisme patogen.
3. Meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman serta
menjaga kestrabilan produksi.
4. Mempercepat proses fermentasi pada pembuatan kompos
(Marsono, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
C. Tetes Tebu (molasse)
Tetes tebu merupakan hasil samping industri gula yang mengandung
senyawa nitrogen, trace element dan kandungan gula yang cukup tinggi
terutama kandungan sukrosa sekitar 34% dan kandungan total karbon
sekitar 37% (Suastuti, 1998). Tetes tebu (molasse) adalah sejenis sirup yang
merupakan sisa dari proses pengkristalan gula pasir. Molasse tidak dapat
dikristalkan karena mengandung glukosa dan fruktosa yang sulit untuk
dikristalkan. Tetes tebu merupakan sumber karbon dan nitrogen bagi ragi
yang melalui proses fermentasi. Prinsip fermentasi adalah proses
pemecahan senyawa organik menjadi senyawa sederhana yang melibatkan
mikroorganisme. Mikroorganisme ini berfungsi untuk menjaga
keseimbangan karbon (C) dan nitrogen (N) yang merupakan faktor penentu
keberhasilan dalam proses fermentasi (Jainurti, 2016).
Molasse adalah hasil samping dari pembuatan gula tebu (Saccharum
officinarum L.) yang kaya akan biotin, asam pantotenat, tiamin, fosfor, dan
sulfur. Tetes tebu (molasse) digunakan secara luas sebagai sumber energi
untuk denitrifikasi, fermentasi anaerobik, pengolahan limbah aerobik, dan
diaplikasikan pada budidaya perairan. Karbohidrat dalam molasse siap
digunakan untuk fermentasi tanpa perlakuan terlebih dahulu karena sudah
berbentuk gula (Hidayat et al., 2006). Selain itu, Kusmiati et al. (2007)
menambahkan molasse mengandung nutrisi yang cukup tinggi untuk
kebutuhan mikroorganisme, sehingga dapat dijadikan bahan alternatif untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
sumber energi dalam media fermentasi. Sumber energi berguna untuk
pertumbuhan sel mikroorganisme.
D. Fermentasi
Fermentasi merupakan proses yang dilakukan oleh mikroorganisme
baik aerob maupun anaerob yang mampu mengubah atau
mentransformasikan senyawa kimia kompleks menjadi lebih sederhana. Hal
tersebut bertujuan untuk mempercepat penyerapan nutrisi pada tanaman
(Mujiatul, 2013). Prinsip dari fermentasi ini adalah bahan organik
dihancurkan oleh mikroba dalam kisaran temperatur dan kondisi tertentu
yaitu fermentasi.
Fermentasi sering didefiniskan sebagai proses pemecahan
karbohidrat dan asam amino secara anaerobik yaitu tanpa memerlukan
oksigen. Karbohidrat terlebih dahulu akan dipecah menjadi unit-unit
glukosa dengan bantuan enzim amilase dan enzim glukosidase, dengan
adanya kedua enzim tersebut maka pati akan segera terdegredasi menjadi
glukosa, kemudian glukosa tersebut oleh khamir akan diubah menjadi
alkohol (Affandi, 2008).
E. Pupuk Organik Cair
Pupuk sudah tidak asing lagi bagi masyarakat khususnya bagi para
petani. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan
manusia bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
primitif dari penggunaan pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah
dimulai dari kebudayaan tua manusia di daerah sungai Nil, Euphart, Indus,
Cina dan Amerika Latin. Pupuk merupakan material yang digunakan untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan agar mampu bertumbuh dengan
baik untuk mencapai produksi maksimal, dengan cara ditambahkan pada
media tanam atau disemprotkan pada tanaman (Ginanjar, 2015).
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya
terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman atau kotoran hewan
yang telah melalui proses rekayasa dapat berbentuk padat atau cair yang
digunakan untuk mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisikm,
kimia dan biologi tanah (Simanungkalit, 2006). Menurut Yuliarti (2009)
pupuk organik merupakan hasil akhir dari penguraian bagian-bagian atau
sisa tanaman dan binatang (makhluk hidup) misalnya pupuk kandang,
pupuk hijau, kompos, bungkil dan lain sebagainya. Pupuk organik dapat
berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik,
kimia dan biologi tanah.
Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-
bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia
yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk
organik cair adalah mampu menyediakan hara secara cepat, tidak merusak
tanah dan tanaman meskipun sudah digunakan secara terus menerus. Selain
itu, pupuk ini juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang
diberikan ke permukaan tanah bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Pupuk organik cair lebih mudah diserap oleh tanaman dibandingkan pupuk
anorganik karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai (Hadisuwito,
2007). Tanaman menyerap hara terutama melalui akar namun daun juga
memiliki kemampuan menyerap hara, oleh sebab itu pupuk organik cair
dapat disemprotkan pada bagian daun tanaman. Pemanfaatan pupuk cair
membantu meningkatkan jumlah mikroorganisme pada media tanaman,
sehingga dapat meningkatkan unsur hara pada tanaman. Bahan yang
digunakan dalam pembuatan pupuk cair relatif murah dan mudah
didapatkan sehingga semua kalangan petani dapat membuat sendiri.
Keuntungan lainnya dari penggunaan pupuk organi cair adalah kita dapat
melakukan tiga macam proses dalam sekali pekerjaan, yaitu memupuk
tanaman, menyiram tanaman, dan mengobati tanaman (Yuliarti, 2009).
Standar mutu pupuk organik berdasarkan SNI 19-7030-2004 dapat
dilihat pada tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2 Standar Mutu Pupuk Organik Cair
No. Parameter Satuan Minimal Maksimal
1. Kadar Air % 50 17
2. Temperatur Suhu air tanah
3. Warna Kehitaman
4. Bau Berbau tanah
5. pH 4 9
Unsur Makro
6. Total C Organik % 9.80 32.00
7. N total % 0.40
8. C/N rasio % 0.10 0.20
9. P₂O₅ % 0.10
10. K₂O % 0.20
Badan Standarisasi Nasional (2004)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
F. Tanaman Bayam Merah (Alternanthera amoena Voss)
Bayam merupakan jenis sayuran daun yang telah lama dikenal dan
dibudidayakan secara luas oleh petani di seluruh wilayah Indonesia dan
merupakan salah satu sumber bahan makanan yang bergizi tinggi dengan
harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Tanaman bayam
berasal dari daerah Amerika yang beriklim tropis. Pada awalnya tanaman
bayam dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan selanjutnya
tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein nabati,
terutama untuk negara-negara berkembang karena memiliki fungsi ganda
bagi pemenuhan kebutuhan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat.
Diduga tanaman bayam masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu
lintas perdagangan orang luar negeri masuk ke wilayah Indonesia (Jainurti,
2016).
1) Klasifikasi Tanaman Bayam Merah
Menurut Heyne (1987), klasifikasi dalam sistematika, tanaman
bayam merah digolongkan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Divisio : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Classis : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Sub classis : Hamamelidae
Ordo : Caryphyllales
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Familia : Amaranthaceae (Suku bayam-bayaman)
Genus : Alternanthera
Spesies : Alternanthera amoena Voss
2) Morfologi Tanaman Bayam Merah
Bayam merah merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang tumbuh
di daratan rendah sampai pegunungan, dengan ketinggian 100 sampai
2300 m di atas permukaan laut. Sistem perakaran bayam merah
menyebar dangkal pada kedalaman antara 20-40 cm dan berakar
tunggang. Batang tegak, tebal, berdaging dan banyak mengandung air.
Tanaman bayam merah berbentuk perdu (semak), tinggi tanaman dapat
mencapai 1,5 sampai 2 meter, berumur semusim atau lebih. Daun bulat
telur, ujung agak meruncing dan memiliki urat-urat daun yang jelas.
Daun berwarna merah, bunga berukuran kecil, berjumlah banyak terdiri
dari daun bunga 4-5 buah, benang sari 1-5 dan memiliki bakal buah 2-3
buah.
Tanaman bayam merah dapat berbunga sepanjang musim.
Perkawinan bayam merah bersifat uniseksual, yaitu dapat menyerbuk
sendiri maupun menyerbuk silang. Penyerbukan berlangsung dengan
bantuan angin dan serangga. Biji berukuran sangat kecil dan halus,
berbentuk bulat dan berwarna merah coklat tua sampai mengkilap hitam
kelam. Namun ada beberapa jenis bayam yang mempunyai warna biji
putih, misalnya bayam maksi yang bijinya berwarna merah (Saparinto,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2013). Morfologi tanaman bayam merah dapat dilihat pada gambar 2.1
berikut :
Gambar 2.1 Tanaman Bayam Merah
3) Manfaat dan Kandungan Tanaman Bayam Merah
Tanaman bayam seringkali ditanam untuk dikonsumsi daunnya
sebagai sayuran. Pertumbuhan tanaman bayam secara normal amat
cepat, sehingga dalam waktu kurang dari satu bulan sudah dapat
dipanen. Salah satu sumber sayuran yang diduga memiliki potensi
sebagai antioksidan alami adalah tanaman bayam merah. Bayam merah
(Alternanthera amoena Voss) mengandung vitamin, protein,
karbohidrat, lemak, mineral, zat besi, magnesium, mangan, kalium, dan
kalsium. Vitamin yang terkandung dalam bayam merah adalah vitamin
A, vitamin C, dan sedikit vitamin B. Kandungan senyawa flavonoid
pada bayam merah lebih tinggi dibandingkan dengan bayam hijau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Adanya kandungan senyawa metabolit sekunder pada bayam
merah dapat dijadikan sebagai sumber antioksidan yang dapat
menghambat radikal bebas. Selain itu bayam merah dapat dimanfaatkan
dengan baik sebagai bahan alternatif untuk mencegah dan mengatasi
anemia defisiensi zat besi (besi merupakan penyusun sitokrom, protein
yang terlibat dalam fotosintesis) sehingga berguna bagi penderita
anemia. Bayam termasuk jenis sayuran berserat yang dapat digunakan
untuk melancarkan proses buang air besar. Makanan berserat sangat
dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita kanker usus besar,
penderita kencing manis (diabetes mellitus), kolesterol, darah tinggi dan
menurunkan berat badan. Selain itu, akar bayam merah dapat digunakan
sebagai obat penyakit disentri (Rukmana, 2004). Kandungan gizi dari
bayam merah dan bayam hijau dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut :
Tabel 2.3 Kandungan Gizi Pada Bayam
Kandungan Gizi Jenis Bayam
Bayam Merah Bayam Hijau
Energi (kkal) 51 36
Protein (g) 4,6 3,5
Lemak (g) 0,5 0,5
Karbohidrat (g) 10 6,5
Kalsium (mg) 368 267
Fosfor (mg) 111 67
Besi (mg) 2,2 3,9
Vitamin A (SI) 5,800 6,090
Vitamin B (mg) 0,08 0,08
Vitamin C (mg) 80 80
Air (g) 82 87
Sumber : Direktorat Gizi, Depkes (1992)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
4) Syarat Tumbuh Tanaman Bayam Merah
Untuk memperoleh hasil yang berkualitas tinggi, suatu usaha
tani perlu memperhatikan syarat tumbuh tanaman yang mendukung
pertumbuhan dan hasil panen. Syarat tumbuh tanaman yang utama
dengan lingkungan yaitu seperti iklim dan tanah. Faktor lingkungan ini
hampir tidak dapat diubah oleh manusia, oleh karena itu agar hasil yang
dikehendaki dapat tercapai perlu memperhitungkan keadaan lingkungan
bagi pertumbuhan tanaman.
a. Iklim
Tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh.
Kebutuhan akan sinar matahari untuk tanaman bayam merah cukup
besar yaitu 400-800 lux. Suhu rata-rata 20-32˚C (Saparinto, 2013).
Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40%-
60%. Curah hujan 1000-2000 mm/tahun dengan kelembaban diatas
60% (Fazria, 2011). Tanaman bayam merah dapat tumbuh optimal
pada ketinggian 0-700 meter. Namun pada umumnya tanaman ini
dapat tumbuh lebih ba ik di daerat dataran tinggi yang memiliki suhu
rendah (Hadisoeganda, 1996).
b. Tanah
Bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, baik di dataran
rendah maupun di dataran tinggi. pH yang baik untuk
pertumbuhannya antara 6-7. Bila di bawah pH 6, tanaman bayam
akan kerdil, sedangkan di atas pH 7, tanaman akan menjadi klorosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(warnanya putih kekuning-kuningan), terutama pada daun yang
masih muda (Ariyanto, 2008). Tanaman bayam merah sangat reaktif
terhadap ketersediaan air di dalam tanah. Pemberian air yang cukup,
aerasi yang optimal dapat meningkatkan produksi daun bayam.
Tanaman bayam sesungguhnya tidak menuntut persyaratan
tumbuh yang sulit, asalkan kondisi tanah subur, penyiraman teratur
dan saluran drainase lancar. Tanaman bayam merupakan salah satu
tanaman yang sangat toleran bahkan dalam keadaan yang tidak
menguntungkan sekalipun (Bandini dan Azi, 2002).
5) Hama dan Penyakit yang Menyerang Tanaman Bayam
Menurut Hadisoeganda (1996) hama dan penyakit yang
menyerang bayam, yaitu :
a. Serangan ulat daun (Spodoptera plusia hymenia) yang menyerang
tanaman bayam ini biasanya dijumpai dengan gejala seperti daun
berlubang-lubang. Hama ini dapat diberantas dengan
pestisida/cukup dengan menggoyangkan tanaman bayam.
b. Serangan kutu daun (Myzus persicae sp.) dengan gejala daun rusak,
berlubang dan layu. Hama ini dapat diberantas dengan
pestisida/cukup dengan menggoyangkan tanaman.
c. Serangga tungau (Polyphagotarsonemus latus) sering dijumpai pada
tanaman bayam dengan gejala daun rusak, berlubang dan layu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Hama ini dapat diberantas dengan pestisida/cukup dengan
menggoyangkan tanaman bayam.
d. Gulma jenis rumput-rumputan, alang-alang. Ciri-ciri tumbuhan
gulma yaitu mengganggu tanaman budidaya. Pencegahan dapat
dilakukan dengan herbisida/cukup dengan mencabut secara manual.
e. Rebah kecambah disebabkan oleh cendawan Phytium sp. ditandai
dengan gejala menginfeksi batang muda maupun daun bayam.
Pengendalian dengan fungisida.
f. Busuk basah disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia sp. ditandai
dengan gejala adanya bercak-bercak putih. Cara pengendalian sama
dengan pengendalian penyakit rebah kecambah.
g. Karat putih disebabkan oleh cendawan Choanephora sp. ditandai
dengan gejala yang menyerang daun sebelah bawah, yang
mengakibatkan bercak-bercak putih pada bagian yang terinfeksi.
Pengendalian dengan pemberian fungisida.
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran yang dapat diketahui
dengan adanya pertambahan panjang, diameter batang dan luas bagian
tanaman. Parameter lainnya adalah pertambahan volume, dan massa.
Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal (dalam) dan eksternal (luar).
Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah
sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
a. Gen
Proses imbibisi dalam perkecambahan melibatkan aktivitas
enzim hidrolitik. Aktivitas enzim ini dikendalikan oleh gen-gen
yang bertanggung jawab untuk hal tersebut. Kemampuan
metabolisme pada tumbuhan dipengaruhi oleh enzim-enzim
metabolik yang mengatur laju metabolisme. Aktivitas metabolik ini
juga dikendalikan oleh gen-gen yang dimiliki tumbuhan tersebut
(Aryulina, et al., 2009)
b. Hormon
Menurut Aryulina et al., (2009), pertumbuhan dan
perkembangan tanaman akan melibatkan beberapa hormon.
Hormon-hormon yang yang memperngaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman adalah sebagai berikut :
Auksin, berperan memacu proses pemanjangan sel,
Giberelin, berperan dalam merangsang perkembangan dan
perkecambahan embrio,
Etilen, berperan dalam proses pematangan buah dan
kerontokan daun,
Sitokinin, berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis),
Asam absisat, berperan dalam proses penuaan dan gugurnya
daun,
Kalin, berperan dalam proses organogenesis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Traumalin, berperan dalam proses regenerasi sel apabila
tumbuhan mengalami kerusakan jaringan.
Menurut Zulkarnain (2009), faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut :
a. Cahaya
Matahari adalah sumber energi terbesar bagi fotosintesis dan
proses metabolisme lainnya. Cahaya pada umumnya menghambat
pertumbuhan meninggi tanaman karena dapat menguraikan auksin.
Tetapi cahaya juga merangsang pembungaan tumbuhan tertentu.
b. Suhu
Suhu untuk memungkinkan tanaman melangsungkan
fotosintesis dengan maksimum dan respirasi yang normal, tanaman
menghendaki kisaran suhu yang disebut suhu optimum. Besarnya
kisaran suhu optimum bervariasi, tergantung pada spesies dan tahap
perkembangan tanaman.
c. Oksigen
Oksigen merupakan faktor kritis bagi pertumbuhan tanaman.
Tanah dengan kondisi aerasi yang buruk memiliki kandungan
oksigen yang rendah dan karbondioksida yang tinggi akan
menghambat repirasi akar serta menyebabakan pertumbuhan akar
kerdil sehingga mengurangi penyerapan air dan unsur hara. Selain
itu oksigen berperan penting dalam perkecambahan biji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d. Tanah
Tanaman bayam umumnya dapat tumbuh pada semua jenis
tanah, namun demikian untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan
produktivitas yang optimal, bayam harus ditanam pada jenis tanah
yang gembur dan memiliki unsur hara baik makro maupun mikro.
e. Air
Tumbuhan tidak dapat tumbuh tanpa air. Air berperan dalam
proses fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzim enzimatik, menjaga
kelembapan dan membentuk perkecambahan pada biji.
H. Mengukur Pertumbuhan Tanaman
Salah satu ciri satu organisme adalah mengalami pertumbuhan.
Pertumbuhan adalah suatu perkembangan yang progresif dari suatu
organisme. Untuk mengetahui pertumbuhan pada tanaman dapat dilakukan
dengan mengukur tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat basah (massa)
tanaman bayam merah. Parameter pertumbuhan yang digunakan dalam
penelitian ini,yaitu :
a. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter
pertumbuhan tanaman. Tanaman setiap waktu terus mengalami
pertumbuhan yang menunjukkan telah terjadi pembelahaan dan
pembesaran sel. Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan, fisiologis, dan genetik tanaman (Fahrudin, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
b. Jumlah Daun
Daun merupakan organ tanaman tempat mensistensis
makanan untuk kebutuhan tanaman maupun sebagai cadangan
makanan. Daun memiliki klorofil yang berperan dalam melakukan
fotosintesis. Semakin banyak jumlah daun, maka tempat untuk
melakukan proses fotosintesis lebih banyak dan hasilnya lebih
banyak juga (Fahrudin, 2009).
c. Berat Basah
Berat basah merupakan berat segar tanaman pada saat
tanaman masih hidup dan di timbang secara langsung sesaat setelah
di panen, sebelum tanaman menjadi layu akibat kekurangan air.
Berat basah tanaman akan berkurang pada siang hari karena laju
transpirasi meningkat sehingga kadar air menurun (Lakitan, 1996).
I. Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4 Penelitian Relevan
No. Peneliti Judul/Permasalahan Hasil
1. Aliyenah, A.
Napoleon, dan
Bambang
Yudono, 2015
Pemanfaatan Limbah
Cair Industri Tahu
sebagai Pupuk Cair
Organik terhadap
Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman
Kangkung Darat
(Ipomoea reptans Poir)
Limbah cair industri tahu setelah dibuat
pupuk cair telah memenuhi standar
pupuk cair sehingga dapat digunakan
untuk pemupukan tanaman kangkung
darat. Pemberian konsentrasi pupuk
cair dari limbah tahu dapat
meningkatkan produksi kankung dari
mulai dari konsentrasi pada P2 (5%),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dan terus meningkat dengan semakin
tingginya pemberian konsentrasi pupuk
cair hingga P6 (15%). Produksi
tanaman kangkung darat berdasarkan
berat basah dan berat kering yang
paling tinggi pada penelitian ini adalah
pada konsentrai 15 % pada P6.
2. Saraswati Ajeng
Febrina, 2015
Pemanfaatan Limbah
Cair Tahu Sebagai
Bahan Amelioran Tanah
dan Pengaruhnya
Terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Tanaman
Caisim (Brassica juncea
L)
Pemberian limbah cair tahu nyata
meningkatkan kadar KTK, N-Total dan
basa-basa dalam tanah khususnya K⁺
dan Na⁺ dan cenderung meningkatkan
P-Tersedia serta C-Organik tanah.
Pemberian limbah cair tahu
meningkatkan pertumbuhan tinggi
tanaman, pertumbuhan jumlah daun
dan bobot produksi tanaman. Perlakuan
limbah cair tahu dengan dosis tertinggi,
150 mᶟ/ha (L3) menghasilkan produksi
tanaman tertinggi sebesar 3,81 ton/ha.
3. Ngaisah Siti,
2014
Pengaruh Kombinasi
Limbah Cair Tahu dan
Kompos Sampah
Organik Rumah Tangga
pada Pertumbuhan dan
Hasil Panen Kailan
(Brassica oleracea Var.
Acephala)
Perlakuan limbah cair tahu 500 ml/5 kg
tanah dapat meningkatkan tinggi
tanaman, luas daun dan hasil panen.
Perlakuan kompos sampah organik
rumah tangga 675 gr/tanaman
memberikan hasil terbaik pada tinggi
tanaman, jumlah daun, luas daun dan
hasil panen. Interaksi limbah cair tahu
dan kompos rumah tangga tidak
memberikan pengaruh pada semua
parameter pertumbuhan tanaman
kailan.
4. Asmoro Yuliadi,
Suranto, dan D.
Sutoyo, 2008
Pemanfaatan Limbah
Tahu untuk Peningkatan
Hasil Tanaman Petsai
(Brassica chinensis)
Kandungan hara pada limbah tahu
padat dan cair masing-masing sebesar :
N (1,24% dan 0,27%), P₂O₅ (5,54 ppm
dan 228,85 ppm), dan K₂O (1,34% dan
0,29%). Dalam penelitian ini,
penggunaan limbah tahu cair atau padat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
terbukti mampu meningkatkan hasil
panen tanaman petsai. Konstentrasi
limbah tahu padat 20% memberikan
peningkatan hingga tiga kali lipat
(325,76%).
Berikut adalah gambar 2.2 yang menunjukkan kebaharuan
penelitian ini terhadap penelitian-penelitian relevan yang telah dilakukan.
Gambar 2.2 Bagan Literature map
Bahan uji yang
digunakan
kangkung darat
(Ipomoea reptans
Poir).
Fermentasi
dilakukan selama 15
hari.
Produksi tanaman
kangkung darat
berdasarkan berat
basah dan berat
kering yang paling
tinggi pada pe-
nelitian ini adalah
pada konsentrai 15
% pada P6.
(Aliyenah, et al.,
2015)
Bahan uji yang
digunakan tanaman
caisim (Brassica
juncea L).
Parameter tanaman
yang diamati yaitu
tinggi tanaman dan
jumlah daun.
Perlakuan limbah
cair tahu dengan
dosis tertinggi, 150
m3/ha (L3)
menghasilkan
produksi tanaman
tertinggi sebesar
3,81 ton/ha.
(Saraswati Ajeng,
F., 2015).
Bahan uji yang
digunakan tanaman
kailan (Brassica
oleracea Var
Acephala).
Mengkombinasikan
limbah cair tahu
dengan kompos
sampah organik
rumah tangga.
Interaksi limbah cair
tahu dan kompos
sampah rumah tangga
tidak memberikan
pengaruh pada semua
parameter
pertumbuhan kailan.
(Ngaisah, 2014).
Bahan uji yang
digunakan tanaman
caisim (Brassica
chinensis).
Menggunakan
limbah tahu padat
dan limbah cair
tahu.
Pengomposan
dilakukan selama 1-
2 minggu.
Pemberian limbah
tahu padat atau cair
mampu
meningkatkan hasil
petsai secara nyata.
(Asmoro, et al,.
2008)
Bahan uji yang digunakan tanaman bayam
merah (Altenanthera amoena Voss).
Fermentasi selama 7 hari 7 malam.
Pemberian campuran EM4, tetes tebu dan
limbah cair tahu dengan dosis yang
berbeda tidak memberikan pegaruh nyata
terhadap pertumbuhan tinggi, jumlah daun
dan berat basah tanaman bayam merah.
(Firmaniar, 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
J. Kerangka Berpikir
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan sayuran
menyebabkan kenaikan permintaan produk hortikultura khususnya tanaman
bayam. Salah satu hambatan dalam pertumbuhan tanaman adalah kurang
tersedianya unsur hara dalam media tumbuh yang digunakan. Oleh karena
itu, untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman dilakukan
pemupukan pada media tanam sehingga diharapkan pertumbuhan tanaman
yang maksimal dan sehat dapat tercapai.
Limbah cair tahu diketahui memiliki kandungan unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman antara lan Pb, Ca, Fe, Cu dan Na. Kandungan
unsur-unsur tersebut, dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Untuk meningkatkan kandungan hara dalam limbah cair tahu
sebagai pupuk cair organik, maka perlu ditambahkan EM4 (efektif
mikroorganisme) dan tetes tebu (molasse) agar dapat meningkatkan kualitas
pupuk organik yang dihasilkan. Pemberian campuran EM4, tetes tebu dan
limbah cair tahu sebagai pupuk cair organik pada tanaman bayam merah
dapat menjadi tambahan kebutuhan unsur hara sehingga tanaman bayam
merah dapat tumbuh secara optimal.
Digram kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut
pada halaman 32 :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 2.3. Diagram Alir Kerangka Berpikir
Masalah :
Melimpahnya limbah cair tahu
sangat beresiko mencemari
lingkungan.
Meningkatnya kebutuhan
masyarakat terhadap konsumsi
sayuran bayam merah.
Penelitian relevan :
Pemanfaatan limbah cair tahu
sebagai pupuk organik cair.
Pupuk organik limbah cair tahu
meningkatkan produksi
tanaman kangkung darat.
(Aliyenah, et al., 2015)
Pemanfaatan
limbah cair tahu
EM4 dan
tetes tebu
Kandungan Unsur hara (N,
P, K) Pupuk organik cair
Pengaruh Pemberian Campuran EM4, Tetes Tebu, dan
Limbah Cair Tahu Sebagai Pupuk Organik Cair
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam merah
(Altenanthera amoena Voss)
Variasi Konsentrasi
Pupuk Organik
Limbah Cair Tahu
Tinggi Tanaman, Jumlah
Daun dan Berat Basah
Tanaman Bayam Merah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
K. Hipotesa
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka berpikir dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1) Pemberian campuran EM4 (efektif mikroorganisme), tetes tebu
(molasse) dan limbah cair tahu berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman bayam merah (Alternanthera amoena Voss).
2) Pemberian campuran EM (efektif mikroorganisme), tetes tebu (molasse)
dan limbah cair tahu memberikan pertumbuhan optimal pada
pertumbuhan tanaman bayam merah (Alternanthera amoena Voss).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental.
Ekperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terperinci yang
direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab masalah atau
menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang
dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara jelas
dalam suatu hipotesis, juga kondisi yang akan dikontrol sudah tepat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian campuran
EM4, tetes tebu dan limbah cair tahu dengan konsentrasi yang berbeda
sebagai pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman bayam merah.
Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu variabel bebas,
variabel terikat, dan variabel kontrol. Variabel adalah segala sesuatu yang
akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian. Adapun variabel-variabel
yang digunakan sebagai berikut :
1. Variabel bebas : pupuk organik cair campuran dari EM4, tetes tebu dan
limbah cair tahu.
2. Variabel terikat : pertumbuhan tanaman bayam merah meliputi tinggi
tanaman, jumlah daun, dan berat basah tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3. Variabel kontrol : benih tanaman bayam merah, media tanam, umur
tanaman, waktu penyiraman, volume air penyiraman, volume
pemberian pupuk cair, suhu, dan kelembapan udara.
B. Batasan Masalah
Agar ruang lingkup penelitian ini terarah dan tidak terlalu luas maka
dibatasi pada beberapa batasan penelitian sebagai berikut :
1. Varietas bayam yang digunakan yaitu varietas Giti merah yang
dibeli dari Toko Pertanian UD. Jaya.
2. Sumber limbah cair tahu dari Sentra Industri Tahu Kadirojo
Purwomartani Kalasan.
3. Konsentrasi limbah cair tahu yang digunakan pada masing-masing
perlakuan adalah 1 liter, 3 liter dan 5 liter.
4. Parameter pertumbuhan yang diamati dan dianalisis adalah tinggi
tanaman (cm) diukur dari batang yang muncul diatas permukaan
tanah sampai titik tumbuh, jumlah daun dan berat basah tanaman.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian bertempat di kebun praktik Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma Desa Paingan, Maguwoharjo Yogyakarta.
Waktu penelitian dilaksanakan selama satu bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
D. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) atau Completely Random Design (CDR). RAL digunakan untuk
percobaan yang mempunyai media atau tempat percobaan yang seragam
atau homogen. Dalam rancangan penelitian ini dilakukan pembuatan denah
percobaan dengan pengacakan untuk memperoleh nilai yang tidak bias, nilai
tengah maupun beda nilai antar nilai tengah. Pengacakan dilakukan
terhadap penempatan perlakuan satuan percobaan. Pada penelitian ini
terdapat tiga perlakuan konsentrasi pupuk organik cair dari campuran EM4,
tetes tebu dan limbah cair tahu dan satu perlakuan kontrol (tanpa pemberian
pupuk). Setiap perlakuan diulang sebanyak 10 kali, sehingga diperoleh 40
unit percobaan. Setiap unit percobaan diberi identitas sesuai dengan jenis
perlakuan, kemudian disusun secara acak. Denah percobaan dapat dilihat
pada tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1. Denah Percobaan
P3 K P2 K P3
P1 P3 P1 K P3
P1 P3 P1 P2 P2
K K P3 P2 K
P2 P1 P3 P1 K
P1 P1 P2 P2 P2
P3 P2 K P2 K
P1 P3 P1 P3 K
Unit
Percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
E. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
a. Alat
1. Polibag
2. Cangkul
3. Sekop
4. Ember
5. TDS
6. Timbangan analitik
7. Botol mineral
8. Gelas ukur
9. Thermohigrometer
10. Soil tester
11. Gayung
12. Mistar/penggaris
13. Label dan alat tulis
b. Bahan
1. Benih bayam merah (Alternanthera amoena Voss)
2. Limbah cair tahu
3. EM4 (Efektif mikroorganisme)
4. Tetes tebu (molasse)
5. Tanah
6. Air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
F. Cara Kerja
Pelaksanaan penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu
pengolahan lahan, penyiapan bibit sekaligus penyemaian, penyiapan media
tanam, pemindahan bibit, pembuatan pupuk organik cair (campuran EM4,
tetes tebu dan limbah cair tahu), aklimatisasi, pemupukan, pemeliharaan dan
pengambilan data. Berikut ini adalah tahap-tahap yang dilakukan dalam
penelitian :
1. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan pada tanggal 25 Maret 2017.
Pengolahan lahan penelitian diawali dengan membersihkan areal tanam
dari gulma dan tanaman yang telah mati. Lahan penelitian dikelilingi
dengan paranet berwana putih.
2. Penyiapan Bibit Tanaman Bayam Merah
Benih bayam merah yang digunakan adalah varietas Gitimerah,
sebelum melakukan penelitian benih bayam merah terlebih dahulu
disemai pada polibag kecil dengan media tanamnya adalah tanah
humus. Penyemaian dilakukan pada tanggal 30 Maret 2017. Sebelum
benih ditanam, media semai atau tempat persemaian disiram dengan air
terlebih dahulu agar lembab. Setelah itu, benih bayam merah
dimasukkan ke dalam tanah sedalam 1 cm kemudian permukaannya
ditutup dengan tanah. Penyiraman dilakukan setiap sore. Benih akan
tumbuh menjadi bibit bayam merah maksimal berumur dua minggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3. Penyiapan Media Tanam
Pengolahan media tanam dilakukan pada tanggal 5-7 April 2017.
Wadah tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag
berukuran 30 cm x 30 cm, dan berwarna hitam. Media tanam yang
digunakan dalam penelitian ini berupa tanah humus. Ciri umum tanah
humus memiliki tekstur yang gembur dan berwarna kehitaman. Setiap
polibag diisi media tanah humus sebanyak 5 kg.
4. Pemindahan Bibit Bayam Merah
Pemindahan bibit bayam merah dilakukan pada tanggal 11 April
2015. Setelah tanaman bayam merah tumbuh, dipilih tanaman yang
seragam sebanyak 40 tanaman dan dipindahkan ke dalam polybag yang
telah disiapkan. Tanaman bayam merah yang dipilih memiliki tinggi
batang dan jumlah daun yang hampir sama agar pada saat diberi
perlakuan tanaman yang digunakan pertumbuhannya tidak jauh
berbeda.
5. Pembuatan Pupuk Organik Cair
Langkah kerja pembuatan pupuk organik cair sebagai berikut :
disiapkan limbah cair tahu untuk P1 = 1 liter, P2 = 3 liter dan P3 = 5
liter kemudian setiap perlakuan dimasukkan ke dalam ember. Setiap
perlakuan ditambahkan 100 ml EM4 dan 100 ml tetes tebu. Campuran
limbah cair tahu, EM4, dan tetes tebu di dalam ember diaduk hingga
homogen kemudian ember ditutup dengan rapat agar tidak ada udara
yang masuk sehingga fermentasi dapat berlangsung. Setelah tujuh hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
tujuh malam fermentasi limbah cair tahu siap digunakan untuk
pemupukan. Pemupukan dilakukan satu kali dalam seminggu.
Fermentasi campuran EM4, tetes tebu dan limbah cair tahu dibuat setiap
minggu untuk setiap pemupukan.
6. Aklimatisasi
Aklimatisasi bertujuan agar terjadi penyesuaian atau adaptasi
terhadap tanaman. Aklimatisasi dilakukan selama enam hari setelah
pemindaham tanaman ke polybag.
7. Pemupukan
Pemupukan pada tanaman bayam merah dilakukan setelah
aklimatisasi yang dilakukan setiap minggu pukul 16.00-17.00 WIB
selama jangka waktu tiga minggu. Pemupukan dilakukan sesuai dengan
perlakuan yang telah ditentukan, setiap tanaman diberikan 100 ml
pupuk. Setiap perlakuan terdapat 10 replikasi tanaman, sehingga jumlah
tanaman bayam merah keseluruhan sebanyak 40 tanaman. Setiap 100
ml pupuk terdiri atas air dan pupuk organik dari fermentasi limbah cair
tahu dengan perbandingan 3:1. Pembuatan perbandingan untuk 10
replikasi tanaman pada setiap perlakuan, yaitu untuk P1, P2, dan P3 =
750 ml air + 250 ml pupuk organik dari fermentasi limbah cair tahu.
Sedangkan untuk perlakuan kontrol (tanpa pemberian pupuk) diberikan
100 ml air pada setiap tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
8. Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman adalah salah satu faktor penentu keberhasilan
dalam penelitian ini karena tanaman membutuhkan air dalam masa
pertumbuhannya. Pada penelitian ini penyiraman dilakukan setiap
sore apabila tidak turun hujan. Media tanam dalam polybag tanaman
bayam merah harus selalu diperhatikan agar tetap terjaga dan tidak
mengalami kekurangan ataupun kelebihan air. Kekurangan air akan
menyebabkan tanaman menjadi kerdil atau mengakibatkan
perkembangannya menjadi abnormal sehingga tanaman tersebut
mati, sedangkan kelebihan air dapat menyebabkan tanaman menjadi
busuk.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut
gulma yang tumbuh disekitar polybag maupun lahan sekitarnya.
Pencegahan Hama
Usaha untuk mencegah serangan hama dilakukan dengan
menyemprotkan pestisida organik. Pembuatan pestisida dilakukan
pada tanggal 1 April 2017.
9. Pengambilan Data
Pengukuran pertumbuhan tanaman bayam merah dilakukan tiga
kali dalam seminggu yang dilakukan setiap Senin, Rabu dan Jumat
dengan mengukur tinggi tanaman dan jumlah daun. Untuk memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
data pada penelitian ini, maka pengamatan dilakukan selama 22 hari.
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan menggunakan
penggaris/mistar dari pangkal batang diatas permukaan tanah menuju
ujung tanaman. Penghitungan jumlah daun dimulai saat pemindahan
benih bayam merah ke polybag dengan menghitung jumlah daun
pertama sampai daun yang sudah membuka secara sempurna.
10. Panen
Pemanenan tanaman bayam merah dilakukan dengan cara
dicabut dan diusahakan agar akarnya tidak patah. Pengukuran berat
basah menggunakan timbangan analitik dengan cara membersihkan
akar tanaman dari tanah sebelum ditimbang dan diberikan label (tanda)
agar memudahkan dalam penimbangan. Setelah dilakukan
penimbangan pada masing-masing perlakuan kemudian hasilnya dicatat
pada tabel.
11. Uji Pupuk
Uji kandungan pupuk dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 2 Mei
2017. Kandungan unsur hara yang di uji pada setiap perlakuan, yaitu
nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K).
G. Metode Analisis Data
Setelah data diperoleh untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan
signifikan maka dilakukan pengujian. Pengujian data dilakukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
menggunakan Uji Anova. Untuk melakukan uji Anova, harus dipenuhi
beberapa asumsi, yaitu : sampel berasal dari kelompok yang independen,
variasi antar kelompok harus homogen atau memiliki varians yang sama dan
data masing-masing kelompok berdistribusi normal.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur
data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan
metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data
berasal dari distribusi yang normal. Dalam penelitian ini digunakan uji One-
Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikan 0,05.
Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5%
atau 0,05.
Uji homogenitas varians dilakukan untuk memastikan bahwa
kelompok-kelompok perlakuan merupakan kelompok yang mempunyai
varians homogen. Asumsi yang mendasari dalam Anova adalah bahwa
varian dari beberapa populasi adalah sama. Uji Homogenitas digunakan
sebagai bahan acuan untuk menentukan keputusan uji statistik. Adapun
dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas adalah :
Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka dikatakan
bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah
tidak sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka dikatakan
bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah
sama.
Uji Anova bertujuan untuk mengetahui apakah data berbeda secara
statistik atau tidak. Uji anova yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji anova satu arah atau One Way Analysis of Variance. Nilai F kritikal
untuk α = 0,05. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan melihat nilai F
hitung > F tabel, maka H₀ ditolak dan H₁ diterima berarti signifikan dan
tidak ada perbedaan yang bermakna sehingga tidak perlu diuji lanjut dengan
Post Hoc (Suparno, 2011). Pengujian statistik menggunakan aplikasi
Statistical Package for the Social Sciences (SPSS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berikut ini adalah hasil dari pengamatan pengaruh pemberian
campuran EM4, tetes tebu dan limbah cair tahu sebagai pupuk organik cair
terhadap pertumbuhan tanaman bayam merah (Alternanthera amoena Voss)
dari hari ke-11 (pemindahan bibit bayam ke dalam polybag) sampai hari ke-
36 (panen). Setelah diaplikasikan ke tanaman bayam merah, setiap
perlakuan pupuk organik cair dari campuran EM4, tetes tebu dan limbah
cair tahu diuji khususnya unsur nitrogen, fosfor dan kalium.
Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinggi
tanaman, jumlah daun dan berat basah. Pemberian pupuk dilakukan satu kali
dalam seminggu yaitu setiap Selasa, sedangkan penyiraman air biasa
dilakukan setiap sore hari. Pengukuran tinggi tanaman dan jumlah daun
dilakukan setiap Senin, Rabu dan Jumat. Selain pengukuran tinggi tanaman
dan jumlah daun, dilakukan pengamatan sekunder yang meliputi
pengamatan suhu udara, kelembaban udara dan pH tanah pada setiap
perlakuan.
1. Uji Kandungan Unsur N, P dan K pada Fermentasi Pupuk Limbah
Cair Tahu
Pada umumnya di dalam pupuk terkandung tiga unsur hara paling
utama bagi pertumbuhan tanaman yaitu N (nitrogen), P (fosfor) dan K
(kalium). Kandungan yang terdapat di dalam pupuk merupakan unsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
hara esensial yang dibutuhkan oleh tanaman dalam pertumbuhan. Uji
kandungan pupuk dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2017.
Perbedaan hasil uji laboratorium terhadap kandungan unsur hara N, P,
K total pada setiap perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Hasil Uji Kandungan N, P, K Pada Pupuk Organik Limbah
Cair Tahu
No. Parameter Satuan P1 P2 P3
1. N total % 0,070 0,050 0,040
2. P₂O₅ total % 0,028 0,038 0,034
3. K₂O % 0,264 0,153 0,130
Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji kandungan pupuk di BPTP
menunjukkan bahwa kandungan unsur nitrogen dari yang tertinggi
hingga yang terendah adalah P1 yaitu 0,070 %, P2 yaitu 0,050 % dan P3
yaitu 0,040 %. Selanjutnya, kandungan unsur fosfor dari yang tertinggi
hingga yang terendah adalah P2 yaitu 0,038%, P3, yaitu 0,034 % dan
P1, yaitu 0,028%. Sedangkan unsur kalium dari yang tertinggi hingga
yang terendah adalah P1 yaitu 0,264 %, P2 yaitu 0,153% dan P3 yaitu
0,130%.
2. Pertambahan Tinggi Tanaman Bayam Merah
Pengukuran tinggi tanaman dimulai saat tanaman berumur 14
hari (setelah aklimatisasi tiga hari di polibag) hingga tanaman berumur
35 hari. Rerata pertambahan tinggi tanaman bayam merah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
didapatkan merupakan tinggi tanaman akhir selama pengamatan 25 hari
dikurangi tinggi tanaman awal pengamatan. Hasil total rerata
pertambahan tinggi tanaman bayam merah pada setiap perlakuan dapat
di lihat pada gambar 4.1 berikut :
Gambar 4.1 Total Rerata Pertambahan Tinggi Batang Tanaman Bayam
Merah
Keterangan :
K : Kontrol (tanpa pupuk)
P1 : Perlakuan 1 (limbah cair tahu 1 Liter)
P2 : Perlakuan 2 (limbah cair tahu 3 Liter)
P3 : Perlakuan 3 (Limbah cair tahu 5 Liter)
Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa total rerata
pertambahan tinggi tanaman bayam merah tertinggi diperoleh pada
perlakuan P1, yaitu fermentasi limbah cair tahu dengan konsentrasi 1
Liter. Sedangkan pertambahan tinggi tanaman terendah diperoleh pada
19
20
21
22
23
24
25
26
27
K P1 P2 P3
23,96 cm
26,03 cm
21,81 cm
23,86 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
perlakuan P2, yaitu fermentasi limbah cair tahu dengan konsentrasi 3
Liter. Urutan rerata pertambahan tinggi tanaman dari yang tertinggi
hingga yang terendah adalah P1, yaitu 26,03 cm, Kontrol yaitu 23,96
cm, P3, yaitu 23,86 cm dan P2, yaitu 21,81 cm.
Pertambahan tinggi tanaman bayam merah dari setiap hari
pengamatan dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut :
Gambar 4.2 Pertambahan Tinggi Tanaman Bayam Merah Pada
Beberapa Perlakuan
Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa pertambahan tinggi
tanaman bayam merah mengalami peningkatan dari hari ke hari. Setiap
perlakuan menunjukkan pertambahan tinggi tanaman yang relatif sama,
namun pada perlakuan P1 (limbah cair tahu 1 liter) mengalami
pertambahan tinggi tanaman yang paling tinggi diantara perlakuan
lainnya.
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pe
rtam
bah
an T
ingg
i Tan
aman
(cm
)
Pengambilan Data Ke-
Perlakuan K
Perlakuan P1
Perlakuan P2
Perlakuan P3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Berdasarkan uji One-sample Kolmogorov-Smirnov data
normalitas tinggi batang tanaman bayam merah berdistribusi normal
karena data menunjukkan p value (sig) = 0,872 > 0,05. Berdasarkan uji
homogenitas varians dihasilkan levene statistic 1.296, sig 0,291 > 0,05,
pada level probabilitas yang artinya, pemberian campuran EM4, tetes
tebu dan limbah cair tahu sebagai pupuk organik cair bagi penambahan
tinggi tanaman bayam merah memiliki varians yang sama (homogen).
Hasil uji One-sample Kolmogorov-Smirnov dan homogenitas varians
tinggi batang tanaman bayam merah dapat dilihat pada lampiran 4.
Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas, data penambahan tinggi
tanaman bayam merah berdistribusi normal dan memiliki varians yang
homogen, oleh karena itu dapat dilanjutkan dengan uji Anova.
Pada perhitungan dengan menggunakan uji anova diperoleh nilai
F hitung < F tabel yaitu 1,83 < 2,86 dengan nilai signifikan sig 0,159 >
0,05, maka H₀ diterima dan H₁ ditolak dengan demikian perlakuan
pemberian campuran EM4, tetes tebu dan limbah cair tahu sebagai
pupuk organik cair dengan konsentrasi yang berbeda tidak berpengaruh
nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman bayam merah. Hasil uji
Anova tinggi tanaman bayam merah dapat dilihat pada lampiran 4.
3. Pertambahan Jumlah Daun Bayam Merah
Penghitungan jumlah daun dimulai saat tanaman berumur 14
hari (setelah aklimatisasi 3 hari di polibag) hingga tanaman berumur 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
hari. Rerata pertambahan jumlah daun tanaman bayam merah yang
didapatkan merupakan jumlah daun akhir selama pengamatan 25 hari
dikurangi jumlah daun awal pengamatan. Hasil total rerata
pertambahan jumlah daun tanaman bayam merah pada setiap perlakuan
dapat di lihat pada gambar 4.3 berikut :
Gambar 4.3 Total Rerata Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Bayam
Merah
Keterangan :
K : Kontrol (tanpa pupuk)
P1 : Perlakuan 1 (limbah cair tahu 1 Liter)
P2 : Perlakuan 2 (limbah cair tahu 3 Liter)
P3 : Perlakuan 3 (Limbah cair tahu 5 Liter)
Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa pertambahan
jumlah daun tanaman bayam merah tertinggi diperoleh pada perlakuan
P1 yaitu fermentasi limbah cair tahu dengan dosis 1 Liter. Sedangkan
0
10
20
30
40
50
60
70
K P1 P2 P3
62,8
helai
67
helai 54,9
helai
59,5
helai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
pertambahan jumlah daun terendah diperoleh pada perlakuan P2 yaitu
fermentasi limbah cair tahu dengan dosis 3 Liter. Urutan rerata
pertambahan jumlah daun dari yang tertinggi hingga yang terendah
adalah P1, yaitu 67 helai, Kontrol yaitu 62,8 helai , P3, yaitu 59,5 helai
dan P2, yaitu 54,9 helai.
Pertambahan jumlah daun tanaman bayam merah pada setiap
perlakuan dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut :
Gambar 4.4 Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Bayam Merah Pada
Beberapa Perlakuan
Berdasarkan gambar 4.4 dapat dilihat setiap perlakuan
menunjukkan pertambahan jumlah daun yang relatif sama, namun pada
perlakuan P1 (limbah cair tahu 1 liter) mengalami pertambahan jumlah
daun yang paling tinggi diantara perlakuan lainnya.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jum
lah
Dau
n (
He
lai)
Pengambilan Data Ke-
Perlakuan K
Perlakuan P1
Perlakuan P2
Perlakuan P3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Berdasarkan uji One-sample Kolmogorov-Smirnov data
normalitas pertambahan jumlah daun tanaman bayam merah
berdistribusi normal karena menunjukkan p value (sig) = 0,568 > 0,05.
Berdasarkan uji homogenitas varians dihasilkan levene statistic 1.032,
sig 0,390 > 0,05, pada level probabilitas yang artinya, pemberian
campuran EM4, tetes tebu dan limbah cair tahu sebagai pupuk organik
cair bagi pertambahan jumlah daun tanaman bayam merah memiliki
varians yang sama (homogen). Hasil uji One-sample Kolmogorov-
Smirnov dan homogenitas varians jumlah daun tanaman bayam merah
dapat dilihat pada lampiran 4. Berdasarkan uji normalitas dan
homogenitas, data pertambahan jumlah daun tanaman bayam merah
berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, oleh karena
itu dapat dilanjutkan dengan uji Anova.
Pada perhitungan dengan menggunakan uji anova diperoleh nilai
F hitung < F tabel yaitu 0,756 < 2,86 dengan nilai signifikan 0,526 >
0,05, maka H₀ diterima dan H₁ ditolak dengan demikian perlakuan
pemberian campuran EM4, tetes tebu dan limbah cair tahu sebagai
pupuk organik cair dengan konsentrasi yang berbeda tidak berpengaruh
nyata terhadap pertambahan jumlah daun tanaman bayam merah. Hasil
uji Anova tinggi batang tanaman bayam merah dapat dilihat pada
lampiran 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
4. Berat Basah Tanaman Bayam Merah
Pengukuran berat basah tanaman bayam merah dilakukan saat
bayam merah sudah dipanen. Tanaman bayam merah dipanen setelah
berumur 36 hari sejak penyemaian. Pengukuran berat basah dilakukan
segera setelah bayam merah dicabut dari dalam polibag, karena jika
dibiarkan terlalu lama maka bayam merah akan kehilangan banyak air.
Data hasil penghitungan menunjukkan bahwa adanya perbedaan berat
basah tanaman bayam merah pada setiap perlakuan. Perbedaan total
rerata hasil penghitungan berat basah tanaman bayam merah pada setiap
perlakuan dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut :
Gambar 4.5 Total Rerata Berat Basah Tanaman Bayam Merah Pada
Beberapa Perlakuan
Berdasarkan gambar 4.5 dapat dilihat bahwa rerata berat basah
tanaman bayam merah paling berat diperoleh pada perlakuan kontrol
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
K P1 P2 P3
466 gr411 gr
368 gr399 gr
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
yaitu perlakuan tanpa pemberian pupuk. Sedangkan rerata berat basah
tanaman bayam merah terendah diperoleh pada perlakuan P2 yaitu
fermentasi limbah cair tahu dengan dosis 3 Liter. Urutan rerata berat
basah tanaman bayam merah dari yang paling berat hingga yang terendah
adalah Kontrol yaitu 466 gram, P1, yaitu 411 gram, P3, yaitu 399 gram
dan P2, yaitu 368 gram.
Berdasarkan uji One-sample Kolmogorov-Smirnov data
normalitas berat basah tanaman bayam merah berdistribusi normal
karena menunjukkan p value (sig) = 1,041 > 0,05. Berdasarkan uji
homogenitas varians dihasilkan levene statistic 2.243, sig 0,100 > 0,05,
pada level probabilitas yang artinya, pemberian campuran EM4, tetes
tebu dan limbah cair tahu sebagai pupuk organik cair bagi berat basah
tanaman bayam merah memiliki varians yang sama (homogen). Hasil
uji One-sample Kolmogorov-Smirnov dan homogenitas varians berat
basah tanaman bayam merah dapat dilihat pada lampiran 4. Berdasarkan
uji normalitas dan homogenitas, data berat basah tanaman bayam merah
berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, oleh karena
itu dapat dilanjutkan dengan uji Anova.
Pada perhitungan dengan menggunakan uji anova diperoleh nilai
F hitung < F tabel yaitu 0,848 < 2,86 dengan nilai signifikan 0,477 >
0,05, maka H₀ diterima dan H₁ ditolak dengan demikian perlakuan
pemberian campuran EM4, tetes tebu dan limbah cair tahu sebagai
pupuk organik cair dengan konsentrasi yang berbeda tidak berpengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
nyata terhadap berat basah tanaman bayam merah. Hasil uji Anova berat
basah tanaman bayam merah dapat dilihat pada lampiran 4.
B. Pembahasan
1. Pupuk Organik Limbah Cair Tahu
Sebelum digunakan pupuk organik cair dari campuran EM4,
tetes tebu dan limbah cair tahu dengan konsentrasi yang berbeda
difermentasi terlebih dahulu. Setelah difermentasi selama tujuh hari
tujuh malam kemudian pupuk dapat digunakan. Pembuatan pupuk
dilakukan setiap minggu selama penelitian, hal ini bertujuan agar pupuk
memiliki usia/lama fermentasi yang sama. Hasil fermentasi campuran
EM4, tetes tebu dan limbah cair tahu dengan berbagai konsentrasi dapat
dilihat pada gambar 4.6 berikut :
Gambar 4.6 Pupuk Organik Limbah Cair Tahu Berbeda Konsentrasi
Sebelum digunakan pupuk organik limbah cair tahu diencerkan
terlebih dahulu. Pengenceran ini bertujuan agar pupuk tidak terlalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
kental/pekat sehingga perlu dicampur dengan air sebelum digunakan
pada tanaman bayam merah. Pada tingkat kepekatan yang terlampau
tinggi, tanaman tidak mampu menyerap hara lagi karena jenuh. Aliran
larutan hara hanya lewat tanpa diserap oleh akar tanaman. Apabila
tingkat kepekatan optimal maka dapat memengaruhi metabolisme
dalam tubuh tanaman, antara lain kecepatan fotosintesis, aktivitas enzim
dan potensi penyerapan ion-ion dalam larutan oleh akar (Suhardiyanto,
2002).
Berdasarkan hasil uji kandungan pupuk organik cair di
laboratorium BPTP mengenai kandungan unsur hara diketahui bahwa
terdapat perbedaan persentase kandungan N, P, K total pada setiap
perlakuan. Kandungan unsur nitrogen dan kalium total tertinggi
diperoleh pada pupuk P1, yaitu N total = 0,070% dan K₂O total =
0,264%. Sedangkan kandungan fosfor total tertinggi diperoleh pada
pupuk P2, yaitu P₂O₅ total = 0,038%, meski demikian kandungan fosfor
pada masing-masing perlakuan tidak jauh berbeda. Dari hasil uji
kandungan pupuk organik cair menunjukkan bahwa kandungan unsur
makro N, P, K yang terkandung masih sangat rendah karena belum
memenuhi dalam standar mutu pupuk organik cair SNI 19-7030-2004
dalam tabel 2.2.
Adanya kandungan nitrogen dan kalium total yang lebih tinggi
pada perlakuan P1 dapat terjadi diduga karena konsentrasi limbah cair
tahu pada P1 lebih sedikit daripada perlakuan lainnya. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
menyebabkan campuran EM4 dan tetes tebu pada fermentasi limbah cair
tahu dengan dosis 1 liter lebih kental. Dengan konsentrasi EM4 dan tetes
tebu yang sama pada setiap perlakuan, diduga limbah cair tahu dengan
konsentrasi yang lebih sedikit akan lebih mudah tersentuh oleh bakteri
daripada limbah cair tahu dengan konsentrasi yang banyak sehingga
proses fermentasinya lebih cepat. Namun demikian, kandungan hara
yang berbeda-beda pada setiap perlakuan dapat dipengaruhi oleh
kecepatan mikroba yang berbeda-beda dalam mengurai bahan
fermentasi (Mulyadi, 2013). Selain itu, kandungan hara yang berbeda
pada setiap perlakuan diduga karena disebabkan oleh tingkat
kematangan proses fermentasi yang berbeda pada setiap perlakuan.
Salah satu indikator kematangan proses fermentasi adalah perbandingan
karbon dan nitrogen (rasio C/N). Indiriani (dalam Gunawan et al., 2015)
mengatakan apabila C/N rasio terlalu tinggi maka mikroba akan
kekurangan N untuk sinteis protein sehingga fermentasi berjalan lambat
dan dapat menyebabkan suasana fermentasi terlalu asam. Bahan organik
tidak dapat langsung dimanfaatkan oleh tanaman bila perbandingan C/N
dalam bahan tersebut relatif tinggi. Namun, apabila rasio C/N mendekati
atau sama dengan C/N tanah yaitu < 20, maka bahan tersebut dapat
langsung di aplikasikan langsung ke tanah dan unsur hara yang
terkandung dapat diserap tanaman, Sinaga (dalam Gunawan et al.,
2015). Rasio C/N merupakan perbandingan dari pasokan energi
mikroba yang digunakan terhadap nitrogen untuk sintesis protein.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Dalam standar mutu pupuk organik cair SNI 19-7030-2004, dibutuhkan
rasio C/N berkisar antara 10-20 merupakan nilai yang diperlukan
mikroorganisme untuk proses fermentasi yang efisien.
Aktivitas mikroorganisme di dalam media penguraian bahan
organik juga dipengaruhi oleh pH. Menurut Campbell dan Reece (2008),
pH merupakan faktor penting karena berpengaruh terhadap ketersediaan
mineral yang dibutuhkan oleh tumbuhan. pH optimum untuk proses
penguraian bahan organik dalam standar mutu pupuk organik cair SNI
19-7030-2004, berkisar antara pH 4-9. Mikrobia di dalam pupuk organik
akan bekerja pada keadaan pH netral sampai sedikit asam. Pengujian pH
dilakukan dengan menggunakan pH meter. Derajat keasaman pupuk
organik cair pada penelitian ini yaitu berkisar antara pH 3,3-3,6.
Rendahnya nilai pH kemungkinan disebabkan proses penguraian bahan
organik karena adanya aktivitas dari bakteri asam laktat, asam asetat,
asam pirenat dan asam-asam organik dari penguraian karbohidrat,
protein dan lemak (Suriawiria, 2003). Selain itu, limbah cair tahu
cenderung bersifat asam dengan pH 3-4, hal ini dikarenakan proses
pembuatan tahu menggunakan bahan penggumpal asam cuka
(CH3COOH) sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk
terurai menjadi unsur yang lebih sederhana agar dapat dimanfaatkan
oleh tanaman. pH larutan yang asam dapat menyebabkan pertumbuhan
tanaman terganggu dan terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur
hara penting seperti nitrogen dan fosfor. Pada pH asam tanaman akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
mengalami keracunan logam dan kekurangan nutrisi sehingga daun
tanaman menjadi berwarna pucat. Hal ini dibuktikan dari hasil
pengamatan dalam penelitian ini bahwa daun tanaman bayam merah
memiliki warna yang lebih pucat dan mengkerut. Larutan pupuk yang
bersifat asam akan menjadi racun yang merugikan tanaman karena dapat
mendorong bebasnya besi dan aluminium (Agung, 2008).
Derajat keasaman pada awal proses fermentasi akan mengalami
penurunan karena sejumlah mikroorganisme yang terlibat dalam
fermentasi mengubah bahan organik menjadi asam organik. Pada proses
selanjutnya metanogen akan mengkonversikan asam organik menjadi
senyawa yang lebih sederhana seperti metana, amoniak, dan
karbondioksida (CO₂) sehingga memiliki derajat keasaman yang tinggi
dan dan mendekati normal (Prahesti dan Dwipayanti, 2011). Menurut
Dwijoseputro (2010) aktivitas mikrobia dalam mendekomposisi bahan
organik akan menghasilkan gas CO₂. Gas CO₂ ini akan membentuk
asam karbonat (H₂CO₃) yang mudah terurai menjadi ion H⁺ dan HCO₃⁻.
Ion H⁺ ini akan memengaruhi keasaman pH larutan menurun (keasaman
meningkat).
2. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter pertumbuhan
tanaman. Tanaman dari waktu ke waktu terus bertumbuh, hal ini
menunjukkan telah terjadi pembelahan dan pembesaran sel pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
tanaman tersebut. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Anova
diperoleh bahwa penggunaan pupuk organik limbah cair tahu tidak
berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman bayam merah.
Hal ini dapat terjadi dikarenakan unsur hara N, P, K dalam setiap
perlakuan pupuk organik limbah cair tahu belum memenuhi standar
mutu pupuk organik cair dalam SNI 19-7030-2004 sehingga kebutuhan
tanaman akan unsur hara belum tercukupi dengan baik.
Berdasarkan data hasil pengamatan pada gambar 4.1 diketahui
bahwa total rerata pertambahan tinggi tanaman bayam merah pada
perlakuan P1 yaitu pupuk organik limbah cair tahu dengan konsentrasi
1 liter memiliki pengaruh yang cukup menojol dibandingkan dengan
perlakuan lainnya. Hal ini dapat disebabkan karena pada perlakuan P1
mengandung unsur hara nitrogen dan kalium yang lebih tinggi
dibandingkan perlakuan P2 dan P3 (lampiran 1).
Menurut Novizan (2005), nitrogen dibutuhkan untuk
membentuk senyawa-senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat,
dan enzim. Senyawa-senyawa penting ini dibutuhkan dalam proses
metabolisme dan merangsang proses pertumbuhan. Untuk itu, nitrogen
dibutuhkan dalam jumlah yang besar pada setiap tahap-tahap
pertumbuhan tanaman, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif
seperti pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun. Tanpa
adanya suplai nitrogen yang cukup, maka pertambahan tinggi tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
menjadi tidak maksimal. Jika tanaman kekurangan nitrogen maka
tanaman akan mengalami pertumbuhan yang lambat dan kerdil.
Tidak adanya pengaruh nyata pemberian pupuk organik cair dari
campuran EM4, tetes tebu dan limbah cair tahu dengan konsentrasi yang
berbeda terhadap tinggi tanaman bayam merah juga disebabkan karena
unsur hara kalium (K) pada setiap perlakuan belum memenuhi standar.
Menurut Mulyani (1994), kalium berperan dalam pembentukan protein
dan karbohidrat. Apabila unsur K menurun maka karbohidrat juga
menurun sehingga dapat menghambat pertumbuhan tinggi tanaman.
Tanaman yang kekurangan unsur K akan mengalami gejala kekeringan
pada ujung daun, terutaman daun tua.
Fosfor merupakan unsur hara yang terpenting bagi tumbuhan
setelah unsur nitrogen. Unsur ini berperan dalam pembelahan dan
pertumbuhan sel dan merangsang pertumbuhan awal pada akar
(Yulipriyanto, 2010). Meski kandungan hara yang terdapat pada
perlakuan P1 lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya tetap saja
unsur hara terkandung belum memenuhi standar mutu pupuk organik
cair dalam SNI 19-7030-2004. Oleh karena itu, tidak ada pengaruh nyata
antar setiap perlakuan pupuk organik cair dengan kontrol terhadap
pertambahan tinggi tanaman bayam merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3. Jumlah Daun
Secara umum daun merupakan organ penghasil fotosintat utama
pada tanaman. Jumlah daun yang banyak akan menyediakan tempat
fotosintesis lebih banyak, sehingga akan diperoleh fotosintat yang lebih
banyak. Fotosintat digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman dan sisanya disimpan dalam organ tanaman dalam bentuk
biomassa. Pada produk sayuran jumlah daun yang tinggi sangat
diperlukan, karena semakin tinggi jumlah daun maka semakin tinggi
kualitas sayuran tersebut.
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Anova diperoleh
bahwa penggunaan pupuk organik limbah cair tahu tidak berpengaruh
nyata terhadap pertambahan jumlah daun tanaman bayam merah. Hal
ini dapat terjadi dikarenakan unsur hara N, P, K dalam setiap perlakuan
pupuk organik limbah cair tahu belum memenuhi standar mutu pupuk
organik cair dalam SNI 19-7030-2004 sehingga kebutuhan tanaman
akan unsur hara belum tercukupi dengan baik. Rendahnya kandungan
hara pada pupuk organik limbah cair tahu dapat menjadi salah satu
faktor yang menyebabkan tidak optimalnya pertumbuhan tanaman
bayam merah. Lingga dan Marsono (2008) mengatakan, bahwa nitrogen
dan kalium berperan penting dalam merangsang pertumbuhan daun
serta memperkuat daun agar tidak gugur.
Pengamatan pertumbuhan jumlah daun tanaman bayam merah
pada setiap perlakuan secara keseluruhan mengalami peningkatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Berdasarkan gambar 4.4 pengambilan data mulai hari ke-1 hingga hari
ke-18 menunjukkan pertambahan jumlah daun tanaman bayam merah
mengalami peningkatan yang stabil. Namun pengambilan data pada hari
ke-19 hingga hari ke-25 menunjukkan bahwa adanya lonjakan
pertambahan jumlah daun tanaman bayam merah. Hal ini dapat terjadi
diduga karena pada minggu terakhir pengambilan data dilakukan
pemupukan sebanyak dua kali. Pemupukan dilakukan tanggal 2 mei
2017 dan 4 mei 2017 yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh frekuensi pemupukan terhadap pertumbuhan tanaman bayam
merah. Berdasarkan gambar 4.4 menunjukkan bahwa frekuensi
pemupukan pada pengambilan data di minggu terakhir berpengaruh
terhadap pertambahan jumlah daun tanaman bayam merah. Foth (1998)
mengatakan, bahwa penetapan konsentrasi dan dosis dalam pemupukan
sangat penting dilakukan karena akan berpengaruh pada pertumbuhan
jika tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman. Selain itu, lonjakan
pertambahan jumlah daun dapat terjadi diduga karena tanaman bayam
merah semakin bertumbuh tinggi sehingga semakin banyak
penambahan daun muda yang muncul pada ketiak daun.
Meningkatnya jumlah daun dapat disebabkan karena adanya
batang yang tumbuh semakin tinggi sehingga jumlah daun juga semakin
bertambah. Sesuai dengan pernyataan Syukron (2000) bahwa
pertumbuhan tinggi tanaman sejalan dengan perkembangan jumlah
daun. Berdasarkan data hasil pengamatan pada gambar 4.3 diketahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
bahwa rerata pertambahan jumlah daun tanaman bayam merah pada
perlakuan P1 memiliki pengaruh yang cukup menojol dibandingkan
dengan perlakuan lainnya. Hal ini sesuai dengan data hasil pengamatan
pada gambar 4.1 bahwa total rerata pertambahan tinggi tanaman bayam
merah pada perlakuan P1 memiliki pengaruh yang cukup menonjol pula
dibandingkan dengan perlakuan lainnya
4. Berat Basah
Berat basah didefinisikan sebagai bobot mula-mula yang
dimiliki oleh tanaman setelah di panen. Lakitan (1996) menambahkan,
berat basah merupakan berat segar tanaman pada saat tanaman masih
hidup dan di timbang secara langsung sesaat setelah di panen, sebelum
tanaman menjadi layu akibat kekurangan air. Berat basah tanaman akan
berkurang pada siang hari karena laju transpirasi meningkat sehingga
kadar air menurun.
Proses pemanenan tanaman bayam merah dilakukan pada pagi
hari, hal ini bertujuan untuk mengurangi menurunnya kadar air di dalam
tubuh tanaman. Pengukuran berat basah tanaman bayam merah
(Alternanthera amoena Voss) dilakukan dengan menimbang seluruh
tanaman bayam merah mulai dari akar, batang dan daun yang telah
dibersihkan terlebih dahulu. Penimbangan berat basah tanaman bayam
merah dilakukan dengan menimbang semua tanaman berdasarkan
perlakuan. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Anova
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
diperoleh bahwa penggunaan pupuk organik limbah cair tahu dengan
konsentrasi yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap berat basah
tanaman bayam merah. Salah satu faktor yang mempengaruhinya, yaitu
unsur hara N, P, K dalam setiap perlakuan pupuk organik limbah cair
tahu belum memenuhi standar mutu pupuk organik cair dalam SNI 19-
7030-2004 sehingga kebutuhan tanaman akan unsur hara belum
tercukupi dengan baik.
Berdasarkan data hasil pengamatan pada gambar 4.5 diketahui
bahwa rerata berat basah tanaman bayam merah pada perlakuan kontrol
(tanpa pupuk) memiliki berat yang cukup tinggi dibandingkan dengan
perlakuan lainnya. Hal ini dapat terjadi diduga karena asupan air pada
perlakuan kontrol sangat baik sehingga mempengaruhi berat basah
tanaman bayam merah. Berat basah berhubungan dengan kemampuan
akar tanaman menyerap air dari media tanam. Apabila tanaman
mengalami kekurangan air, maka hal ini dapat mempengaruhi semua
aspek pertumbuhan tanaman. Pada saat kekurangan air, sebagian
stomata daun menutup sehingga terjadi hambatan masuknya CO₂ dan
menurunkan aktivitas fotosintesis. Selain menghambat aktivitas
fotosintesis, kekurangan air juga menghambat sintesis protein dan
dinding sel (Salisbury dan Ross, 2005).
Berat basah tanaman bayam merah (Alternanthera amoena
Voss) terdiri atas organ-organ tanaman seperti batang dan daun. Tinggi
batang, jumlah daun dan tingkat kesuburan tanaman dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
mempengaruhi berat basah tanaman bayam merah. Semakin tinggi
batang tanaman dan semakin banyak jumlah daun yang dihasilkan maka
berat basah tanaman juga akan semakin meningkat. Selain itu luas daun
dan diameter batang juga turut mempengaruhi berat basah tanaman
bayam sawi caisim (Lestari, 2015). Dalam penelitian ini diperoleh
bahwa tinggi batang dan jumlah daun tertinggi diperoleh pada perlakuan
P1 dengan perlakuan dosis limbah cair tahu 1 liter, namun setelah
dilakukan penimbangan berat basah tertinggi diperoleh pada perlakuan
kontrol. Bila dilihat dari rerata tinggi tanaman dan jumlah daun, ternyata
tanaman yang lebih tinggi dan memiliki jumlah daun yang banyak tidak
berkolerasi dengan berat basah. Hal ini dapat terjadi diduga karena
tanaman bayam merah pada perlakuan kontrol memiliki daun yang lebih
luas dan diameter batang yang lebih besar dibandingkan dengan
tanaman pada perlakuan lainnya. Pada perlakuan P1 meski memiliki
jumlah daun tertinggi, namun daun yang dihasilkan masih banyak yang
menguncup dan belum terbuka sempurna. Sedangkan pada perlakuan
kontrol daun yang dihasilkan sudah banyak yang terbuka dengan
sempurna dan memiliki ukuran yang lebih lebar.
5. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Bayam Merah
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Anova diperoleh
bahwa penggunaan pupuk organik limbah cair tahu tidak berpengaruh
nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun dan berat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
basah tanaman bayam merah. Hal ini dapat terjadi karena disebabkan
oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman bayam
merah sebagai berikut :
a. pH Larutan Pupuk Organik Limbah Cair Tahu
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh kemampuan daya
serap akar tanaman. Daya serap akar dipengaruhi oleh pH (tingkat
keasaman). Nilai pH didalam larutan yang optimal kurang lebih 5,2
sebab dengan tingkat keasaman tersebut semua unsur hara dapat
diserap oleh akar tanaman (Agung, 2008). Nilai pH pada kontrol
(air) berkisar antara pH 6,8-7,1 merupakan tingkat keasaman yang
normal, sedangkan larutan fermentasi limbah cair tahu mempunyai
pH larutan berkisar antara pH 3,3-3,6. Sehingga akar tanaman tidak
dapat menyerap unsur hara secara optimal dalam larutan. Kondisi
asam dapat mendorong bebasnya besi dan aluminium yang justru
merupakan racun bagi tanaman (Agung, 2008).
Rendahnya pH larutan dalam penelitian ini dapat
dipengaruhi oleh aktivitas bakteri. Pada awal proses fermentasi pH
larutan akan menurun karena aktivitas bakteri yang menghasilkan
asam. Menurut Dwijoseputro (2010) aktivitas mikrobia dalam
mendekomposisi bahan organik akan menghasilkan gas CO₂. Gas
CO₂ ini akan membentuk asam karbonat (H₂CO₃) yang mudah
terurai menjadi ion H⁺ dan HCO₃⁻. Ion H⁺ ini akan memengaruhi
keasaman pH larutan menurun (keasaman meningkat). Pada pH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
yang sangat asam nutrisi cenderung mengendap, sehingga tidak
dapat diserap secara optimal oleh tanaman. Pada pH optimal semua
unsur berada dalam kondisi kelarutan yang baik, sehingga hara akan
lebih mudah diserap oleh akar tanaman (Sutiyoso, 2003).
b. pH Tanah
Tanah yang baik untuk tanaman bayam merah adalah tanah
yang subur ditandai dengan tanah gembur, banyak mengandung
humus, serta pembuangan airnya baik. Tingkat keasaman (pH) tanah
yang optimum untuk pertumbuhan tanaman berkisar antara pH 6
sampai pH 7 (Ariyanto, 2008). Pada setiap perlakuan pupuk organik
cair dari campuran EM4, tetes tebu dan limbah cair tahu dengan
konsentrasi yang berbeda diperoleh pH tanah setiap kali pengamatan
berkisar antara pH 4-5,2, sedangkan pada perlakuan kontrol
diperoleh pH tanah berkisar antara pH 4,4-6,2. Dari hasil
pengukuran pH tanah tersebut dapat diketahui bahwa pH tanah pada
perlakuan pupuk organik limbah cair tahu dengan konsentrasi yang
berbeda memiliki tingkat keasaman yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perlakuan kontrol. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
fermentasi limbah cair tahu dengan konsentrasi yang berbeda
memiliki pH larutan yang bersifat asam sehingga menyebabkan pH
tanah juga bersifat asam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
c. Suhu
Pengamatan pertumbuhan tanaman bayam merah dilakukan
setiap pagi, diperoleh suhu lingkungan selama pengamatan berkisar
antara 30˚C-38˚C. Berdasarkan hasil pengukuran setiap kali
pengamatan tersebut dapat dikatakan suhu lingkungan tempat
pemeliharaan tanaman bayam merah kurang optimum. Menurut
Saparinto (2013), suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman
bayam berkisar antara 20˚-32˚C. Namun, pada kondisi suhu
lingkungan tersebut tanaman bayam merah tetap dapat tumbuh dan
berkembang, hal ini menunjukkan bahwa kisaran suhu yang
diperoleh dari hasil penelitian masih dapat digunakan untuk
pertumbuhan tanaman bayam merah.
d. Kelembaban Udara
Kelembaban udara yang diperoleh selama pengamatan
berkisar antara 52% - 70%. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut
dapat dikatakan bahwa kelembaban udara tempat pemeliharaan
tanaman bayam merah kurang sesuai dengan syarat pertumbuhan
tanaman bayam itu sendiri. Hal ini dapat terjadi karena ketika
pengamatan di pagi hari cahaya matahari sangat terik sehingga
kondisi lingkungan menjadi kurang lembab, sedangkan pada siang
hingga sore hari sering terjadi hujan. Kelembaban udara yang
optimum untuk pertumbuhan tanaman bayam adalah 40%-60%
(Hadisoeganda, 1996). Kondisi tanah dan udara yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
kelembaban optimal sangat berpengaruh baik pada tumbuhan. Pada
kondisi lembab dapat menyebabkan banyaknya air yang diserap ke
dalam tanaman sehingga mendukung aktivitas pemanjangan sel-sel.
Menurut Cahyono (2003), kelembaban udara yang lebih dari
90% berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman, yakni
tanaman tumbuh tidak sempurna, tanaman tidak subur serta daun
kurang berkualitas. Sebaliknya jika kelembaban terlalu rendah akan
menyebabkan kenaikan suhu dan dehidrasi pada tanaman.
e. Cahaya Matahari
Pada saat penelitian dilakukan cuaca sering mendung dan
terjadi hujan di siang hingga sore hari hal ini mengurangi lama
waktu penyinaran cahaya matahari yang diterima oleh tanaman
bayam merah kurang dari 10 jam dalam sehari sehingga
pertumbuhan tanaman kurang optimal. Cahaya matahari diperlukan
tanaman dalam proses fotosintesis tanaman, dimana dalam proses
fotosintesis tanaman dihasilkan karbohidrat untuk mensuplai
sumber energi tanaman. Hal ini sejalan dengan pendapat Despiani
(2012) bahwa cahaya merupakan faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan suatu tanaman karena cahaya sangat penting dalam
penyediaan sumber energi melalui proses fotosintesis untuk
menghasilkan sel baru serta perbanyakan daun disetiap anakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
6. Kekurangan Unsur Hara
Tumbuhan memerlukan sejumlah nutrisi untuk menopang hidup
dan pertumbuhannya. Setiap unsur hara mempunyai fungsi dan tingkat
kepentingan yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman. Tumbuhan
membutuhkan unsur makro dan mikro dalam jumlah tertentu yang
bervariasi tergantung jenis dan tingkat kebutuhan aktivitasnya. Bila
ketersediaan hara yang dibutuhkan kurang dari kisaran minimalnya
maka akan menimbulkan defisiensi.
Dari hasil pengamatan selama penelitian diduga tanaman bayam
merah mengalami defisiensi unsur hara magnesium (Mg). Gejala umum
defisiensi unsur magnesium pada tanaman ditandai dengan munculnya
bercak-bercak kuning dipermukaan daun tua. Defisiensi paling jelas
dapat dilihat pada daun tanaman bayam merah yang telah terbuka lebar.
Tanaman bayam merah yang menunjukkan gejala defsiensi unsur hara
magnesium dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut :
Gambar 4.7 Kekurangan Unsur Hara Magnesium Pada Bayam
Merah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi
energi beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan
keberadaannya di daun, terutama untuk ketersediaan klorofil.
Kecukupan magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar proses
fotosintesis. Menurut Pusri (2007) defisiensi unsur magnesium ditandai
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Daun-daun tua mengalami klorisis (berubah menjadi kuning)
dan tampak di antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang
daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian diantara tulang-
tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dan
bercak-bercak kecoklatan.
b. Daun-daun mudah terbakar oleh sinar matahari karena itu
banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan
mengkerut.
7. Hama yang Menyerang Tanaman Bayam Merah
Selama pengamatan berlangsung ditemukan beberapa hama
yang menyerang tanaman bayam merah, yaitu Ulat daun (Spodoptera
plusia hymenia), salah satu gejala awal serangan ulat ini adalah daun
tanaman bayam menjadi berlubang-lubang. Pada tingkat serangan yang
berat daun hanya tertinggal epidermisnya saja. Sehingga daun menjadi
tidak berfungsi sebagai tempat fotosintesis, akibatnya pertumbuhan
tanaman bayam merah menjadi terhambat dan menurun. Kutu daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
(Myzus persicae sp.), merupakan hama penting yang dapat menurunkan
kualitas dan kuantitas produksi tanaman. Gejala yang ditimbulkan dari
serangan kutu ini adalah daun tanaman bayam merah menjadi kerinting,
berkerut sehingga pertumbuhan tanaman terganggu. Pada serangan
berat dapat menyebabkan daun rontok dan akhirnya mati (Dafrinal et
al., 2012). Serangan hama yang terjadi dapat disebabkan karena tempat
penelitian yang berada di sekitar persawahan sehingga memungkinkan
hama banyak yang ditemukan selama proses pengambilan data.
Penanggulangan terhadap serangan hama ini dapat dilakukan
dengan menggoyangkan tanaman dan melakukan pengamatan dini
untuk menentukan pestisida yang tepat untuk pemusnahan kelompok
hama yang ditemukan. Dalam percobaan ini, pengendalian hama
dilakukan dengan penyemprotan pestisida botani/nabati alami (bawang
putih, tembakau). Pestisida botani/nabati adalah pestisida yang bahan
dasarnya berasal dari bahan dasar alami seperti tanaman atau tumbuhan.
Umumnya bersifat selektif dibandingkan dengan pestisida sintetik, tidak
mencemari lingkungan karena mudah terurai di alam. Pestisida nabati
dapat dibuat berupa larutan, hasil perasan, rendaman, ekstrak hasil
olahan bagian tanaman, seperti daun, batang, akar dan buah (Novizan,
2002). Dari hasil-hasil penelitian, tanaman yang termasuk dan dapat
dimanfaatkan sebagai pestisida alami antara lain bawang putih dan
tembakau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
8. Keterbatasan Penelitian dan Kendala
a. Penelitian ini hanya mengukur beberapa parameter pertumbuhan,
yaitu tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah tanaman.
b. Penanaman dilakukan pada musim yang tidak stabil, karena pada
pagi hingga menjelang siang hari panas matahari terik menyebabkan
suhu tinggi sedangkan pada siang hingga sore hari cuaca mendung
dan sering turun hujan yang mengurangi intensitas cahaya matahari
yang diterima oleh bayam merah kurang dari 10 jam dalam sehari.
c. Belum ada upaya untuk meningkatkan pH larutan pupuk organik
cair dari campuran EM4, tetes tebu dan limbah cair tahu dengan
konsentrasi yang berbeda dalam penelitian ini. Oleh sebab itu,
diperlukan adanya upaya untuk meningkatkan pH larutan, karena
pH larutan yang rendah bersifat racun terhadap tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pengamatan dan pengolahan data
pengaruh pemberian campuran EM4, tetes tebu dan limbah cair tahu sebagai
pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman bayam merah
(Alternanthera amoena Voss) dapat disimpulkan bahwa :
1. Pemberian pupuk organik limbah cair tahu dengan konsentrasi yang
berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi, jumlah
daun dan berat basah tanaman bayam merah.
2. Berdasarkan hasil penelitian tidak ada konsentrasi pupuk organik
limbah cair tahu yang paling optimal untuk menghasilkan pertumbuhan
tanaman bayam merah terbaik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
B. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diperoleh melalui
penelitian ini, saran yang dapat diberikan adalah :
1. Parameter pertumbuhan yang diukur sebaiknya tidak hanya tinggi
tanaman, jumlah daun dan berat basah saja, namun dapat ditambahkan
dengan mengukur diameter batang dan jumlah daun.
2. Waktu fermentasi campuran EM4, tetes tebu dan limbah cair tahu
dengan konsentrasi yang berbeda sebaiknya diperpanjang agar
menghasilkan pupuk organik cair yang lebih baik.
3. Perlu dilakukan pengadukan larutan saat proses fermentasi berlangsung
agar dapat meningkatkan pH pada larutan pupuk organik cair dari
campuran EM4, tetes tebu dan limbah cair tahu dengan konsentrasi yang
berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
BAB VI
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa penelitian yang
berjudul Pengaruh Pemberian Campuran EM4, Tetes tebu dan Limbah Cair Tahu
Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah
(Alternanthera amoena Voss) dapat diimplementasikan dalam pembelajaran
Biologi khususnya siswa SMA kelas XII semester I yaitu pada materi Pertumbuhan
dan Perkembangan Tumbuhan. Siswa dapat diajarkan untuk membuat pupuk
organik cair yang difermentasi dengan memanfaatkan limbah cair tahu. Melalui
pelajaran di sekolah siswa dapat memperluas pengetahuannya dan dapat membantu
masyarakat secara umum untuk dapat memanfaatkan limbah cair tahu sebagai
pupuk organik cair.
Acuan kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran terkait penelitian
yang berjudul Pengaruh Pemberian Campuran EM4, Tetes Tebu dan Limbah Cair
Tahu Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah
(Alternanthera amoena Voss) menggunakan kurikulum 2013.
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi dan memahami keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang proses-proses yang terjadi pada tubuh mahluk hidup di tingkat
seluler dan menjaga keteraturan tersebut sebagai tindakan pengamalan
menurut agama yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti,
cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif,
inovatif dan peduli lingkungan) dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3.1 Mendeskripsikan proses pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dan penentukan topik
penelitiannya.
3.2 Merancang penelitian uji pengaruh luar terhadap pertumbuhan pada
tanaman.
4.1 Merancang desain penelitian pengaruh luar terhadap pertumbuhan
tanaman melalui diskusi kelompok dan mempresentasikan hasil diskusi
kelompok.
4.2 Melaksanakan penelitian pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan
tanaman dan mempresentasikan hasilnya sebagai laporan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, 2008. Pemanfaatan Urine Sapi yang Difermentasikan sebagai Nutrisi
Tanaman. Andi Offset, Yogyakarta.
Agung, L.S. 2008. Teknis Fertigasi, dalam http://amazingfarm.com, diakses
tanggal 4 Juli 2017.
Aliyenah, A. Napoleon dan Bambang Yudono. 2015. Pemanfaatan Limbah Cair
Industri Tahu Sebagai Pupuk Cair Organik Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir). Jurnal
Penelitian Sains. Universitas Sriwijaya, Palembang. Vol. 17. No. 3.
Ariyanto. 2008. Analisis Tata Niaga Sayuran Bayam. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Aryulina, D., Choirul, M., Syalinaf M., dan Endang W. W. 2009. Biologi 3. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Asmoro Yuliadi, Suranto dan D. Sutoyo. 2008. Pemanfaatan Limbah Tahu Untuk
Peningkatan Hasil Tanaman Petsai (Brassica chinensis). Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Azamy. 201. Pengelompokan Gulma, Mengenal Gulma dan Nama Latinnya, dalam
http://mitalom.com/pengelompokkan-gulama-mengenal-jenis-jenis-
gulma-dan-nama-latinnya/, diakses tanggal 1 mei 2017.
Bandini, Y dan N, Aziz. 2002. Bayam. Penebar Swadaya, Jakarta
Badan Pusat Statistik. 2012. Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik, Jakarta, dalam
www.bps.go.id, diakses tanggal 10 Februari 2017.
Cahyono, Bambang. 2003. Tekhnik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yayasan
Pustaka Nusantara, Yogyakarta.
Campbell, N. A. dan Reece J.B. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Erlangga,
Jakarta.
Dafrinal, R. Widiana dan A. Lusi. 2012. Kepadatan Populasi Kutu Daun (Myzus
persicae) dan Studi Biologi. Universitas Atmajaya, Yogyakarta.
Despiani, L. 2012. Pengaruh Intensitas Cahaya Pertumbuhan Dan Produktivitas
Tanaman Bagun-Bangun (Coleus amboinicus Lour), Skripsi. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Dwijoseputro. 2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Fadilla, Z. 2010. Pengaruh Konsentrasi Cair Tahu terhadap Pertumbuhan
Mikroalga Scendesmu sp, Skripsi. Program Studi Biologi Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sayrif
Hidayatullah, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Fahrudin, Fuat. 2009. Budidaya Caisim Menggunakan Ekstrak Teh dn Pupuk
Kascing. Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta.
Fazria, M. A. 2011. Pengukuran Zat besi dalam bayam merah dan suplemen
penambah darah serta penanganan terhadap peningkatan hemoglobin
dan zat besi dalam darah. Universitas Indonesia, Depok.
Foth. 1998. Dasar-dasar Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Ginanjar Eka. 2015. Manfaat Pengunaan Pupuk Organik, dalam
egaginanjar79.wordpress.com/2015/05/30/manfaat-penggunaan-
pupuk-organik/#more-161, diakses tanggal 12 Februari 2017.
Gunawan, Kusmiadi, R. dan Prasetiyono, E. 2015. Studi Pemanfaatan Sampah
Organik Sayuran Sawi (Brassica juncea L.) Dan Limbah Ranjungan
(Portunus pelagicus) Untuk Pembuatan Kompos Organik Cair. Jurnal
Pertanian dan Lingkungan. Bangka Belitung, Enviagro. Vol.8 No. 1,
hal 37-47.
Hadisoeganda, A.Widjaja W. 1996. Bayam : Sayuran Penyangga Petani Indonesia.
Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Bandung.
Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Agromedia Pusaka, Jakarta.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia (Terjemahan) Jilid III. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutan, Jakarta.
Hidayat, N., Masdiana C.P dan Sri Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri. Andi,
Yogyakarta.
Huffaker, C.B., Vrie M Van de dan J.A. McMurty. 1969. The Ecology of
Tetranychid Mites and Their Control. Ann. Rev. Entomol. 14:125-174.
Indriani, Y.H. 2011. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya, Jakarta.
Jainurti Emilia Vianney. 2016. Pengaruh Penambahan Tetes Tebu (Molasse) Pada
Fermentasi Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan Bayam Merah
(Amaranthus tricolor L.), Skripsi. Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Kafadi, N. M. 1990. Memproduksi Tahu Secara Produksi Secara Praktis. Karya
Anda, Surabaya.
Kaswinarni, F. 2007. Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat dan Cair Industri
Tahu, Tesis. Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro,
Semarang.
Kusmiati, Swasono, R. Tamat, Eddy, J. Dan Ria, I. 2007. Produksi Glukan Dari
Dua Galur Agrobacterium sp. Pada Media Mengandung Kombinasi
Molase Dan Urasil, Biodiversitas, (Online), Vol. 8. No. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Lestari Eka Puji. 2015. Pengaruh Pemberian Air Limbah Tahu Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L.), Skripsi.
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Lingga dan Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Lisnasari, S. F. 1995. Pemanfaatan Gulma Air (Aquatic Weeds) Sebagai Upaya
Pengolahan Limbah Cair Industri Pembuatan Tahu, Thesis Master.
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Marsono, S.P. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta.
Mujiatul, M., 2013, Peningkatan Kadar N, P Dan K Pada Pupuk Cair Limbah Tahu
Dengan Penambahan Tanaman Matahari Meksiko (Thitonia
diversivolia), Skripsi. Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Mulyadi, Y. Sudarno dan Sutrisno, E. 2013. Studi Penambahan Air Kelapa pada
Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Cair Ikan Terhadap Kandungan
Hara Makro C, N, P dan K. Jurnal Pupuk Organik Cair. Vol 2 (4) 1-12.
Mulyani, S. 1994. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.
Namang, Claudia E.,G. 2015. Pengaruh Pemberian Konsentrasi EM4 Yang
Berbeda-beda Terhadap Pertumbuhan Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.), Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Ngaisah, Siti. 2014. Pengaruh Kombinasi Limbah Cair Tahu dan Kompos Sampah
Organik Rumah Tangga pada Pertumbuhan dan Hasil Panen Kailan
(Brassica oleracea Var. Acephala). Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim, Malang.
Novizan. 2002. Membuat dan Memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan. Agro
Media Pustaka, Jakarta.
Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Prahesti R.Y., dan Dwipayanti. 2011. Pengaruh Penambahan Nasi Basi dan Gula
Merah terhadap Kualitas Kompos dengan Proses Anaerobik. Studi
Kasus Pada Sampah Domestik Lingkungan Banjar Sari. Kelurahan
Ubung, Denpasar Utara, 497-506.
Purnama. 2007. Pra-Rancangan Instalasi Pengolahan Air Limbah Tahu Studi Kasus
Pabrik Tahu Desa Tempelsari Kecamatan Kalijakar Kabupaten
Wonosobo. Tesis. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Pusri. 2007. Gejala Kekurangan Unsur Hara Bagi Tanaman, dalam
www.google.com/amp/s/pusri.wordpress.com/2007/10/01/gejala-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
kekurangan-unsur-hara-bagi-tanaman/amp/?espv=1, diakses tanggal
10 Juli 2017.
Rukmana, R. 2004. Bertanam Bayam dan Pengelolaan Pasca Panen. Kanisius,
Yogyakarta.
Rossiana, N. 2006. Uji Toksisitas Limbah Cair Tahu Sumedang Terhadap
Reproduksi Daphnia carinata KING. Universitas Padjajaran, Bandung.
Rosmarkam, A. dan Nasih, W.Y. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius,
Yogyakarta.
Salisbury, F.B dan C.W. Ross. 2005. Plant Physiologi. Easton Press, Norwalk.
Saparinto, C. 2013. Grow Your Own Vegetables-Panduan Praktis Menanam 14
Sayuran Konsumsi Populer di Pekarangan. Penebar Swadaya,
Yogyakarta.
Saraswati Ajeng Febrina. 2015. Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Sebagai Bahan
Amelioran Tanah dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Caisim (Brassica juncea L). Departemen Ilmu
Tanah Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Institut Pertanian, Bogor.
Simanungkalit. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitan dan
Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian, Bogor.
Suastuti, M. 1998. Pemanfaatan Hasil Samping Industri Pertanian Molasse Dan
Limbah Cair Tahu Sebagai Sumber Karbon Dan Nitrogen Untuk
Produksi Biosurfactan Oleh Bacillus sp Galur Komersil Dan Lokal,
Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sufianto. 2014. Analisis Mikroba Pada Cairan Sebagai Pupuk Cair Limbah Organik
dan Aplikasinya Terhadap Tanaman Pakcoy (Brassica Chinensis L.).
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, (Online), Vol. 9. No. 2.
Suhardiyanto, H. 2002. Teknologi Hidroponik. Modul Pelatihan Teknologi
Hidroponik Untuk Pengembangan Agrobisnis Perkotaan. CREATA-
IPB dan Depdiknas, Bogor.
Suparno, Paul. 2011. Pengantar Statistika Untuk Pendidikan Dan Psikologi.
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Suprapti, L. 2005. Pembuatan Tahu. Yogyakarta, Kanisius.
Suriawiria. 2003. Mikrobiologi Air dan Dasar-dasar Pengolahan Buangan Secara
Biologi. PS. Alumni, Bandung.
Sutiyoso, Y. 2003. Meramu Pupuk Hidroponik. Penebar Swadaya, Jakarta.
Syukron. 2000. Pengaruh Perlakuan Pupuk Hijau Terhadap Bibit Setek Cabang
Buah Tanaman Lada (Piper nigrum Linn.). Skripsi. Fakulatas Pertanian
IPB, Bogor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Triyanto. 2014. Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Kulit Pepaya Dan
Pupuk Kotoran Kambing Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi
(Brassica juncea L.), Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Warisno, S. dan Dahana, K. 2009. Inspirasi Usaha Membuat Aneka Nata.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Wididana, G. N., dan Muntoyah. 2010. Teknologi EM4, dimensi baru dalam
pertanian modern, dalam http://id.shvoong.com/exact-
sciences/agronomy-agriculture/19965528-teknologi-em-dimensi-baru-
dalam/, diakses tanggal 24 Juli 2017.
Yuliarti, N. 2009. 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Lily Publiser,
Yogyakarta.
Yulipriyanto, H. 2010. Biologi Tanah dan Startegi Pengolahannya. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Zulkarnain. 2009. Dasar-dasar Hortikultura. PT. Bumi Askara, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 1. Hasil Pengukuran Kandungan N, P, K Pupuk Organik Cair
Hasil Fermentasi EM4, Tetes Tebu dan Limbah Cair Tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 2. Hasil Pengukuran Suhu dan pH
a. Hasil Pengukuran pH Pupuk Organik Limbah Cair Tahu Berbagai Dosis
No. Perlakuan Hasil Pengukuran Fermetasi Ke-
1 2 3
1. P1 (Limbah Cair Tahu 1
liter)
3,4 3,6 3,3
2. P2 (Limbah Cair Tahu 3
Liter)
3,3 3,4 3,4
3. P3 (Limbah Cair Tahu 5
Liter)
3,3 3,4 3,4
b. Hasil Pengukuran pH Tanah
No. Tanggal Rerata Pengukuran Tiap Perlakuan
P1 P2 P3 Kontrol
1. 14/04/2017 5 5 4,8 5
2. 17/04/2017 4,9 4,6 4,5 4,4
3. 19/04/2017 4,6 5 4,8 5,2
4. 21/04/2017 5,2 5 5 5,6
5. 24/04/2017 5,1 5 5 4,9
6. 26/04/2017 4 4 4,2 4,8
7. 28/04/2017 5,2 4,9 4,9 6,2
8. 01/05/2017 5,2 5,2 5,2 5,9
9. 03/05/2017 4,9 4,6 4,4 4,9
10. 05/05/2017 5,1 4,6 4,6 5
c. Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara
No. Tanggal Hasil Pengukuran
Suhu (˚C) Kelembaban %
1. 14/04/2017 30 70
2. 17/04/2017 36,8 52
3. 19/04/2017 34,4 64
4. 21/04/2017 38 58
5. 24/04/2017 34,8 63
6. 26/04/2017 32,5 71
7. 28/04/2017 31,8 66
8. 01/05/2017 33,5 70
9. 03/05/2017 34,3 63
10. 05/05/2017 34,4 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 3. Data Pengamatan Indikator Pertumbuhan Bayam Merah
a. Pengukuran Tinggi Tanaman Bayam Merah Pada Kontrol
No.
Tanggal
Kontrol (cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 14 April 2017 1,5 1,5 3 2 2 3 2,5 3,2 2,7 2,5
2. 17 April 2017 3,5 3,3 4,5 3 3,1 2,5 4,2 5 4,6 4
3. 19 April 2017 5 4,5 5,5 3 3,5 4 6 6 6 5,5
4. 21 April 2017 7 7,5 7,5 4 5 4,5 7 7,5 7,5 7
5. 24 April 2017 10 9,5 11 5 8,5 6,5 11 10 9,5 10
6. 26 April 2017 13 12 14 5 10 8,5 13 12 12 12
7. 28 April 2017 17 14 15,5 12 13 11 18 15 15 14,5
8. 1 Mei 2017 21 16,5 17,5 12 17 14,5 24,5 20 19,5 20,5
9. 3 Mei 2017 26 22 22,5 12,5 21 17,5 29 24 24 24
10. 5 Mei 2017 30 27,5 26 12,5 25 22 35 28,5 28 29
b. Pengukuran Tinggi Tanaman Bayam Merah Pada Perlakuan P1
No.
Tanggal
P1 Dosis Limbah Cair Tahu 1 Liter (cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 14 April 2017 2 1,5 1,5 2,2 2 2 1,5 2 2 3
2. 17 April 2017 4 3 3,5 3,5 3,5 4 3 3,5 3,5 4,3
3. 19 April 2017 5,5 4 4,5 4,5 5 5,5 4,5 5 5 6
4. 21 April 2017 7 5 6,5 6 6 7 6 6,2 6 7,5
5. 24 April 2017 10,5 8 9,5 8,5 9 10 9,5 8,5 9 10,5
6. 26 April 2017 13 11 12 11 13 12,5 12 10,5 12 13,5
7. 28 April 2017 16 13,5 16,5 14,5 16,5 15,5 15,5 14 15 16
8. 1 Mei 2017 18 19 21,5 18 21,5 20 21 18,5 20 19
9. 3 Mei 2017 22,5 22,5 26 21,5 26 24 25 22 24,5 23
10. 5 Mei 2017 27,5 27 30 25,5 31 28,5 30 25,5 29 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
c. Pengukuran Tinggi Tanaman Bayam Merah Pada Perlakuan P2
No.
Tanggal
P2 Dosis Limbah Cair Tahu 3 Liter (cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 14 April 2017 1,5 2,2 3 2,5 2 2 3 1,5 2 3,2
2. 17 April 2017 3 4 4,5 3,5 3,2 3,7 3,8 2,5 4,2 4,5
3. 19 April 2017 4 5 5 4,2 4,5 4,5 5 3,2 5,5 6
4. 21 April 2017 5 5,5 6 6 5,5 5,5 6 4 7 7,5
5. 24 April 2017 7,5 8,5 8,5 8,5 8 7,5 9 6,5 10 10
6. 26 April 2017 9,5 11 10,5 9,5 9 10 11 8 13 12
7. 28 April 2017 12,5 13,5 13,5 12 10,5 13 15 10,5 16,5 15,5
8. 1 Mei 2017 16,5 18 16,5 14 12,5 16 18 15,5 20 19,5
9. 3 Mei 2017 21 21 21 18 13,5 19,5 22 20 24 23
10. 5 Mei 2017 27,5 25,5 24 21 15,5 23 25,5 23 28,5 27,5
d. Pengukuran Tinggi Tanaman Bayam Merah Pada Perlakuan P3
No.
Tanggal
P3 Dosis Limbah Cair Tahu 5 Liter (cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 14 April 2017 2,5 2,2 1,2 2,5 1,5 2,5 2 2 3 1,5
2. 17 April 2017 4 3,5 3 4 3 3 4 3,3 4,3 3
3. 19 April 2017 5 4,5 4 5 4,2 4,5 3,5 4,6 6,4 4
4. 21 April 2017 6 6,2 4,5 6,5 5,5 5,5 6,5 5,5 7,5 5
5. 24 April 2017 9 8 7,5 8,5 8,5 8 9,5 8,5 10,5 7,5
6. 26 April 2017 12,5 10,5 9,5 11 11 9,5 12,5 10 14,5 9
7. 28 April 2017 14,5 12,5 12,5 13 14 12,5 15 13 17,5 12,5
8. 1 Mei 2017 18 16,5 17 16 18,5 17 19 17,5 24 16,5
9. 3 Mei 2017 19 21,5 19,5 19,5 22 21 23,5 21 29 20,5
10. 5 Mei 2017 21,5 26,5 23 24 26 26 28,5 25 34 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
e. Pertambahan Jumlah Daun Bayam Merah Pada Kontrol
No.
Tanggal
Kontrol
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 14 April 2017 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6
2. 17 April 2017 8 8 7 7 8 8 8 7 7 7
3. 19 April 2017 9 10 9 11 9 8 10 8 9 9
4. 21 April 2017 13 14 12 11 12 10 13 11 11 11
5. 24 April 2017 21 23 17 12 19 14 19 17 17 15
6. 26 April 2017 30 30 22 12 21 17 27 21 24 21
7. 28 April 2017 36 30 22 11 32 20 50 28 32 27
8. 1 Mei 2017 34 34 26 6 40 29 63 33 42 40
9. 3 Mei 2017 57 50 36 7 54 34 83 43 59 56
10. 5 Mei 2017 80 64 58 12 84 50 105 81 78 75
f. Pertambahan Jumlah Daun Bayam Merah Pada Perlakuan P1
No.
Tanggal
P1 Dosis Limbah Cair Tahu 1 Liter
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 14 April 2017 6 6 6 6 7 6 6 6 5 6
2. 17 April 2017 9 7 7 7 8 7 7 8 7 8
3. 19 April 2017 11 11 9 8 9 11 9 9 8 10
4. 21 April 2017 18 13 12 9 12 14 13 11 10 13
5. 24 April 2017 24 21 16 17 17 19 17 19 14 23
6. 26 April 2017 36 30 22 22 21 30 22 24 20 33
7. 28 April 2017 42 45 29 36 29 34 29 29 23 37
8. 1 Mei 2017 39 47 36 36 36 48 29 35 35 44
9. 3 Mei 2017 56 64 48 50 44 63 49 47 46 52
10. 5 Mei 2017 58 76 73 69 75 96 71 62 58 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
g. Pertambahan Jumlah Daun Bayam Merah Pada Perlakuan P2
No.
Tanggal
P2 Dosis Limbah Cair Tahu 3 Liter
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 14 April 2017 6 6 6 6 5 5 6 6 6 6
2. 17 April 2017 7 7 7 7 7 7 8 7 8 7
3. 19 April 2017 9 8 10 9 8 8 9 10 10 8
4. 21 April 2017 12 10 13 11 9 9 13 12 12 9
5. 24 April 2017 20 17 23 17 13 16 17 15 17 14
6. 26 April 2017 25 18 26 21 16 21 23 21 24 20
7. 28 April 2017 38 21 32 24 16 23 29 22 31 24
8. 1 Mei 2017 48 25 37 28 14 34 37 33 28 30
9. 3 Mei 2017 69 36 54 32 20 40 42 48 50 39
10. 5 Mei 2017 89 54 88 45 23 54 58 73 62 61
h. Pertambahan Jumlah Daun Bayam Merah Pada Perlakuan P3
No.
Tanggal
P3 Dosis Limbah Cair Tahu 5 Liter
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 14 April 2017 6 6 6 5 5 6 6 6 6 6
2. 17 April 2017 8 7 7 7 6 7 8 7 7 7
3. 19 April 2017 9 11 9 9 8 9 9 9 8 9
4. 21 April 2017 11 12 10 10 10 10 13 11 11 10
5. 24 April 2017 20 17 16 16 19 18 20 17 17 17
6. 26 April 2017 22 26 20 19 20 22 30 22 22 23
7. 28 April 2017 26 31 22 25 29 34 43 25 25 28
8. 1 Mei 2017 33 33 27 27 29 46 45 25 38 40
9. 3 Mei 2017 37 55 43 39 48 56 64 41 57 54
10. 5 Mei 2017 42 77 48 53 73 80 88 58 66 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 4. Uji Statistik Pertumbuhan Bayam Merah
a. Uji Normalitas Tinggi Tanaman Bayam Merah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tinggi_Tanaman
N 40
Normal Parametersa,,b Mean 23.9150
Std. Deviation 4.15436
Most Extreme Differences Absolute .138
Positive .092
Negative -.138
Kolmogorov-Smirnov Z .872
Asymp. Sig. (2-tailed) .433
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
b. Uji Normalitas Jumlah Daun Tanaman Bayam Merah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Jumlah_Daun
N 40
Normal Parametersa,,b Mean 61.0500
Std. Deviation 18.45570
Most Extreme Differences Absolute .090
Positive .042
Negative -.090
Kolmogorov-Smirnov Z .568
Asymp. Sig. (2-tailed) .904
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
c. Uji Normalitas Berat Basah Tanaman Bayam Merah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Berat_Basah
N 40
Normal Parametersa,,b Mean 41.2000
Std. Deviation 14.02598
Most Extreme Differences Absolute .165
Positive .165
Negative -.130
Kolmogorov-Smirnov Z 1.041
Asymp. Sig. (2-tailed) .229
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
d. Uji Homogenitas Tinggi Tanaman Bayam Merah
Test of Homogeneity of Variances
Tinggi_Tanaman
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.296 3 36 .291
e. Uji Homogenitas Jumlah Daun Tanaman Bayam Merah
Test of Homogeneity of Variances
Jumlah_Daun
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.032 3 36 .390
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
f. Uji Homogenitas Berat Basah Tanaman Bayam Merah
Test of Homogeneity of Variances
Berat_Basah
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.243 3 36 .100
g. Uji Deskriptif dan Uji Anova Tinggi Tanaman Bayam Merah
Descriptives
Tinggi_Tanaman
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Kontrol 10 23.9600 5.91950 1.87191 19.7254 28.1946 10.50 32.50
P1 10 26.0300 2.25539 .71322 24.4166 27.6434 23.00 29.00
P2 10 21.8100 3.79867 1.20124 19.0926 24.5274 13.50 26.50
P3 10 23.8600 3.21427 1.01644 21.5606 26.1594 19.00 31.00
Total 40 23.9150 4.15436 .65686 22.5864 25.2436 10.50 32.50
ANOVA
Tinggi_Tanaman
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 89.093 3 29.698 1.831 .159
Within Groups 583.998 36 16.222
Total 673.091 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
h. Uji Desktriptif dan Uji Anova Jumlah Daun Tanaman Bayam Merah
Descriptives
Jumlah_Daun
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Kontrol 10 62.8000 25.12988 7.94677 44.8232 80.7768 6.00 99.00
P1 10 67.0000 12.74537 4.03044 57.8825 76.1175 52.00 90.00
P2 10 54.9000 19.37037 6.12545 41.0433 68.7567 18.00 83.00
P3 10 59.5000 14.81178 4.68390 48.9043 70.0957 36.00 82.00
Total 40 61.0500 18.45570 2.91810 55.1476 66.9524 6.00 99.00
ANOVA
Jumlah_Daun
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 786.900 3 262.300 .756 .526
Within Groups 12497.000 36 347.139
Total 13283.900 39
i. Uji Deskriptif dan Uji Anova Berat Basah Tanaman Bayam Merah
Descriptives
Berat_Basah
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Kontrol 10 46.6000 21.34479 6.74981 31.3309 61.8691 6.00 88.00
P1 10 39.8000 4.56557 1.44376 36.5340 43.0660 30.00 46.00
P2 10 36.8000 14.37436 4.54557 26.5172 47.0828 8.00 63.00
P3 10 41.6000 10.63746 3.36386 33.9904 49.2096 22.00 55.00
Total 40 41.2000 14.02598 2.21770 36.7143 45.6857 6.00 88.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
ANOVA
Berat_Basah
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 506.400 3 168.800 .848 .477
Within Groups 7166.000 36 199.056
Total 7672.400 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 5. Silabus
SILABUS PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XII/I (Satu)
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
1.1 Mengagumi dan
memahami keteraturan
dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang
proses-proses yang
terjadi pada tubuh
mahluk hidup di tingkat
seluler dan menjaga
keteraturan tersebut
sebagai tindakan
pengamalan menurut
agama yang dianutnya
2.1 Berperilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin tahu,
objektif, jujur, teliti,
Pertumbuhan
dan
Perkembangan
Tumbuhan
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan
Merancang
penelitian
percobaan Uji
Mengamati
Mengamati gambar tahap-
tahap perubahan pada
pertumbuhan dan
perkembangan pada manusia
Mengamati video proses
pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman
Membaca literatur dan jurnal
penelitian mengenai proses
serta faktor-faktor yang
memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan
tumbuhan.
Non tes :
Observasi
Portofolio
Tes :
Uraian
6 JP Gambar dan
video
tentang
pertumbuhan
dan
perkembang
an
Buku
Biology 3A
for Senior
High School
Grade XII
Semester 1.
Diah
Aryulina,
dkk. Hal 7-
45
Buku Paket
Biologi
Kelas XII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
cermat, tekun, hati-hati,
bertanggung jawab,
terbuka, kritis, kreatif,
inovatif dan peduli
lingkungan) dalam
melakukan percobaan
dan berdiskusi
3.1 Mendeskripsikan proses
pertumbuhan dan
perkembangan mahluk
hidup serta faktor-
faktor yang
mempengaruhinya dan
penentukan topik
penelitiannya.
Faktor Luar
yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan
Tanaman
Menanya
Siswa dituntun untuk
merumuskan pertanyaan
mengenai proses
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
Siswa dituntun untuk
merumuskan pertanyaan
mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi proses
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
Mengumpulkan Data
(Eksplorasi)
Mendiskusikan dan menggali
informasi mengenai proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
3.2 Merancang penelitian
uji pengaruh luar
terhadap pertumbuhan
pada tanaman
4.3 Melaksanakan
penelitian pengaruh
faktor luar terhadap
pertumbuhan tanaman
dan mempresentasikan
hasilnya sebagai
laporan
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan dan
faktor-faktor yang
memengaruhinya.
Mendiskusikan rancangan
penelitian pengaruh faktor
luar terhadap pertumbuhan
tanaman.
Melakukan percobaan sesuai
rancangan yang telah
disepakati dan
mengumpulkan data hasil
pengamatan.
Mengasosiasikan
Diskusi kelompok
mengerjakan LKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Menarik kesimpulan
mengenai proses
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
serta faktor-faktor yang
memengaruhinya.
Mengolah data hasil
penelitian/percobaan
mengenai faktor luar yang
memengaruhi pertumbuhan
tanaman.
Menarik kesimpulan dari
hasil percobaan mengenai
proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
serta faktor-faktor yang
memengaruhinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Mengkomunikasikan
Presentasi hasil kajian
mengenai proses
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Presentasi hasil percobaan.
Menyusun laporan tertulis
dari hasil penelitian
mengenai pengaruh faktor
luar terhadap pertumbuhan
pada tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 6. RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/Semeseter : XII/I
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Pertumbuhan dan Perkembangan
Alokas Waktu : 4 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI.4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif,
dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran
1.2 Mengagumi dan memahami
keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang proses-
proses yang terjadi pada tubuh
mahluk hidup di tingkat
seluler dan menjaga
keteraturan tersebut sebagai
tindakan pengamalan menurut
agama yang dianutnya
1.2.1 Menjaga keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang proses-proses yang
terjadi pada tubuh mahluk
hidup di tingkat seluler.
2.1 Berperilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu, objektif,
jujur, teliti, cermat, tekun,
hati-hati, bertanggung jawab,
terbuka, kritis, kreatif,
inovatif dan peduli
lingkungan) dalam
melakukan percobaan dan
berdiskusi
2.1.1 Menunjukkan sikap jujur,
percaya diri, disiplin,
bekerjasama dan
bertanggung jawab dalam
melakukan proses
pembelajaran dan percobaan
baik di dalam kelas maupun
di lingkungan luar.
3.1 Mendeskripsikan proses
pertumbuhan dan
perkembangan mahluk hidup
serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya dan
3.1.1 Menjelaskan proses
petumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
3.1.2 Menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
penentukan topik
penelitiannya.
3.2 Merancang penelitian uji
pengaruh luar terhadap
pertumbuhan pada tanaman
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
3.1.3 Menentukan topik penelitian
tentang pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
3.2.1 Membuat rancangan penelitian
uji pengaruh luar terhadap
pertumbuhan pada tanaman.
4.2 Melaksanakan penelitian
pengaruh faktor luar
terhadap pertumbuhan
tanaman dan
mempresentasikan hasilnya
sebagai laporan
4.2.1 Melaksanakan
praktikum/penelitian
pengaruh faktor luar
terhadap pertumbuhan
tanaman.
4.2.2 Menjelaskan pengaruh
faktor luar terhadap
pertumbuahan tanaman
bayam merah yang dijumpai
ketika praktikum/penelitian.
4.2.3 Mempresentasikan hasil
praktikum/penelitian tentang
pengaruh faktor luar
terhadap pertumbuhan
tanaman bayam merah
sebagai laporan.
4.2.4 Menyusun laporan tertulis
dari hasil praktikum tentang
pengaruh faktor luar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
terhadap pertumbuhan
tanaman bayam merah.
C. Tujuan Pembelajaran
1.2.1.1 Melalui refleksi siswa menunjukkan sikap menghargai akan keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang proses-proses yang terjadi pada tubuh
mahluk hidup di tingkat seluler dan menjaga keteraturan tersebut sebagai
tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.
2.1.1.1 Melalui kegiatan diskusi kelompok siswa menunjukkan sikap rasa ingin
tahu, jujur dan teliti dalam melakukan proses pembelajaran dan pengamatan
baik di dalam kelas maupun di lingkungan luar.
3.1.1.1 Melalui kegiatan tanya jawab siswa mampu menjelaskan proses
petumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
3.1.1.2 Melalui studi literatur siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
3.1.1.3 Melalui studi literatur siswa mampu menentukan topik penelitian tentang
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
3.2.1.1 Melalui diskusi kelompok siswa mampu membuat rancangan penelitian uji
pengaruh luar terhadap pertumbuhan pada tanaman.
4.2.1.1 Melalui diskusi kelompok siswa dapat melaksanakan praktikum/penelitian
pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tanaman sesuai dengan
rancangan penelitian.
4.2.2.2 Melalui kegiatan pengamatan siswa mampu menjelaskan pengaruh faktor
luar terhadap pertumbuahan tanaman bayam merah.
4.2.3.3 Setelah kegiatan pengumpulan data siswa mempresentasikan hasil
praktikum/penelitian tentang pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan
tanaman bayam merah sebagai laporan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
4.2.4.4 Melalui kegiatan pengamatan siswa menyusun laporan tertulis tentang
pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tanaman bayam merah.
D. Materi Pembelajaran
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Tumbuhan
3. Percobaan Uji Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan
E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Model : Discovery
3. Metode :Video, Ceramah, Eksperimen, Diskusi dan
Presentasi
F. Media, Alat/Bahan dan Sumber Belajar
1. Media :
LCD/Proyektor
Whiteboard
Laptop
2. Alat/Bahan :
Power Point
Alat Tulis
Speaker
Gambar dan video tentang Pertumbuhan dan Perkembangan
3. Sumber Belajar :
Buku Paket Biologi Kelas XII
Buku Biology 3A for Senior High School Grade XII Semester 1.
Diah Aryulina, dkk. Hal 7-45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Internet (Gambar, Video, Jurnal Penelitian tentang Pertumbuhan
dan Perkembangan Tumbuhan)
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Tahap
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Apersepsi
Motivasi
Mengucapkan salam
Mengecek kehadiran dan
kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
Mengingat sekilas tentang
materi pada pertemuan
sebelumnya.
Guru menayangkan gambar
tahap-tahap pertumbuhan dan
perkembangan pada manusia.
Guru bertanya kepada siswa :
“Menurut kalian disebut
proses apakah yang ada pada
gambar tersebut? Apakah
diantara kalian ada yang
dilahirkan langsung menjadi
dewasa? Pernahkah kamu
memperhatikan tinggi tinggi
badan mu? Coba bandingkan
tinggi badan mu waktu SMP
dengan sekarang !”
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Orientasi
Mengorganisasi
Guru bertanya kepada siswa :
“Apakah hanya manusia yang
mengalami pertumbuhan dan
perkembangan dalam
hidupnya?” Pernahkah kalian
menanam bunga atau
tanaman lainnya ? Apa yang
terjadi pada tanaman yang
kalian tanam?”
Guru menyampaikan tujuan
yang hendak dicapai pada
pertemuan tersebut.
Guru meminta siswa
membentuk kelompok yang
terdiri dari 4-5 orang dan
masing-masing perwakilan
kelompok mengambil LKS
yang telah disediakan.
Tahap Inti
Mengamati
Menanya
Siswa mengamati video proses
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan.
Guru menuntun siswa untuk
merumuskan pertanyaan
terkait video mengenai
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Mengumpulkan
Informasi
Menalar
Mengkomunikasikan
Konfirmasi
Guru menanggapi pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh
siswa.
Secara berkelompok siswa
dapat berdiskusi dan mengkaji
informasi mengenai
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan dari
buku atau jurnal dan berbagai
sumber belajar lainnya.
Siswa mengolah informasi
yang didapat, kemudian
menganalisis tentang proses
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan dan
faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Siswa mengisi LKS yang telah
dibagikan.
Masing-masing perwakilan
kelompok mempresentasikan
hasil diskusi kelompok di
depan kelas.
Guru memberikan
apresiasi/penghargaan kepada
setiap kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Guru memberi
penjelasan/klarifikasi bila ada
hasil presentasi yang belum
tepat.
Penutup
Kesimpulan
Evaluasi
Refleksi
Tindak Lanjut
Guru meminta beberapa siswa
untuk menyampaikan
kesimpulan dari hasil
presentasi.
Guru mengajukan beberapa
pertanyaan secara lisan untuk
melihat pemahaman siswa
mengenai materi yang
disampaikan pada pertemuan
tersebut.
Siswa diminta menyampaikan
refleksi :
- “Apa manfaat yang
didapatkan dari materi
yang dipelajari pada
pertemuan tersebut ?”
- “Apa yang dirasakan
setelah mengikuti
pelajaran hari ini ?”
Guru memberikan tugas
kepada setiap kelompok untuk
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
membaca laporan ilmiah
mengenai rancangan
penelitian tentang pengaruh
faktor luar terhadap
pertumbuhan pada tanaman.
Pertemuan II
Tahap
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Apersepsi
Orientasi
Mengucapkan salam
Mengecek kehadiran dan
kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
Mengingat sekilas tentang
materi pada pertemuan
sebelumnya.
Guru bertanya kepada siswa :
“Apakah yang diperlukan
makhluk hidup untuk dapat
bertumbuh dan berkembang ?
Apakah tanaman memerlukan
makanan dalam proses
pertumbuhannya ?”
Guru menyampaikan tujuan
yang hendak dicapai pada
pertemuan tersebut.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Mengorganisasi
Guru meminta siswa untuk
duduk di dalam kelompoknya
masing-masing
Tahap Inti
Mengamati
Menanya
Menalar
Mengkomunikasikan
Siswa mengkaji jurnal
penelitian/hasil kerja ilmiah
mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan.
Guru menuntun siswa
merumuskan pertanyaan
terkait rancangan penelitian
faktor luar yang
mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman.
Siswa berdiskusi membuat
rancangan penelitian
mengenai faktor luar yang
mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman.
Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil
diskusi mengenai rancangan
penelitian yang telah dibuat.
Siswa lain memberi tanggapan
terhadap hasil presentasi.
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Konfirmasi
Guru memberikan
apresiasi/penghargaan kepada
setiap kelompok yang telah
mempresentasikan hasil
diskusinya.
Guru memberi
penjelasan/klarifikasi bila ada
hasil presentasi yang belum
tepat.
Penutup
Kesimpulan
Evaluasi
Refleksi
Guru meminta beberapa siswa
untuk menyampaikan
kesimpulan dari hasil
presentasi.
Guru mengajukan beberapa
pertanyaan secara lisan untuk
melihat pemahaman siswa
mengenai materi yang
disampaikan pada pertemuan
tersebut.
Siswa diminta menyampaikan
refleksi :
- “Apa manfaat yang
didapatkan dari penelitian
yang telah dilakukan ?”
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Tindak Lanjut
- “Tantang apa saja yang
kalian alami selama
melakukan penelitian ?”
- “Apa yang dirasakan
setelah memperlajari
materi pada pertemuan
tersebut?”
Guru memberikan tugas
kepada setiap kelompok untuk
melaksanakan penelitian
tentang faktor luar terhadap
pertumbuhan.
Pertemuan III
Tahap
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Apersepsi
Mengucapkan salam
Mengecek kehadiran dan
kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
Guru bertanya kepada siswa :
“Bagaimana hasil percobaan
yang telah kalian lakukan ?
Faktor apa yang paling
mempengaruhi hasil
percobaan kalian?”
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Orientasi
Mengorganisasi
Guru menyampaikan tujuan
yang hendak dicapai pada
pertemuan tersebut.
Guru meminta siswa untuk
duduk di dalam kelompoknya
masing-masing kemudian
meminta ketua/perwakilan
kelompok untuk mengambil
undian presentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Tahap Inti
Mengamati
Menanya
Menalar
Mengkomunikasikan
Guru menayangkan video
tentang perbedaan
pertumbuhan tanaman tanpa
pemupukan dengan tanaman
yang diberi pemupukan.
Guru menuntun siswa
merumuskan pertanyaan
terkait faktor luar yang
mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman.
Siswa berdiskusi mengolah
data hasil penelitian atau
percobaan mengenai pengaruh
faktor luar terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yang
telah dilakukan.
Menarik kesimpulan dari hasil
diskusi mengenai penelitian
yang telah dilakukan.
Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Konfirmasi
diskusi mengenai hasil
penelitian pengaruh faktor luar
terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yang
telah dilakukan.
Siswa lain memberi tanggapan
terhadap hasil presentasi.
Guru memberikan
apresiasi/penghargaan kepada
setiap kelompok yang telah
mempresentasikan hasil
penelitiannya.
Guru memberi
penjelasan/klarifikasi bila ada
hasil presentasi yang belum
tepat.
Penutup
Kesimpulan
Evaluasi
Guru meminta beberapa siswa
untuk menyampaikan
kesimpulan dari hasil
presentasi.
Guru mengajukan beberapa
pertanyaan secara lisan untuk
melihat pemahaman siswa
mengenai materi yang
disampaikan pada pertemuan
tersebut.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Refleksi
Tindak Lanjut
Siswa diminta menyampaikan
refleksi :
- “Apa manfaat yang
didapatkan dari penelitian
yang telah dilakukan ?”
- “Tantang apa saja yang
kalian alami selama
melakukan penelitian ?”
- “Apa yang dirasakan
setelah memperlajari
materi pada pertemuan
tersebut?”
Guru memberikan tugas
kepada setiap kelompok untuk
membuat laporan tertulis dari
hasil penelitian mengenai
pengaruh faktor luar terhadap
pertumbuhan pada tanaman
yang telah dilakukan.
H. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian
a. Tes
b. Non tes
2. Bentuk Penilaian
a. Penilaian Kognitif
b. Penilaian Psikomotor
c. Penilaian Afektif
3. Bentuk Instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
a. Lembar Kerja Siswa (LKS)
b. Rubrik penilaian
c. Pedoman skoring
I. Lampiran
a. Lembar Kerja Siswa (LKS)
b. Instrumen Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa 1
LKS 1 (Lembar Kegiatan Siswa)
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
A. Tujuan
Melalui studi literatur dan diskusi kelompok, siswa mampu :
1. Menjelaskan proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
3. Membuat rancangan penelitian sementara.
B. Alat dan Bahan
1. Kertas HVS
2. Alat tulis
3. Buku
4. Jurnal
5. Internet
C. Langkah Kerja
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa.
2. Bacalah buku, jurnal dan sumber bacaan lainnya melalui internet terkait
proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
3. Diskusikanlah jawaban kelompok untuk mengisi LKS.
4. Presentasikanlah hasil diskusi kelompok di depan kelas.
D. Pertanyaan Diskusi
1. Jelaskan yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan !
Kelompok : 1. ..............................
2. ..............................
3. ..............................
4. ..............................
Kelas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
2. Jelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan !
3. Bagaimana hubungan antara faktor eksternal dan faktor internal
terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan ?
E. Kesimpulan
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa 2
LKS 2 (Lembar Kegiatan Siswa)
Praktikum Mengamati Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah
A. Tujuan
Melalui pengamatan dan diskusi kelompok, siswa mampu :
1. Melaksanakan praktikum/penelitian pengaruh faktor luar terhadap
pertumbuhan tanaman sesuai dengan rancangan penelitian.
2. Mengumpulkan data pengamatan faktor luar apa saja yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
3. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok mengenai hasil
penelitian pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tanaman.
4. Membuat laporan tertulis hasil penelitian mengenai pengaruh faktor
luar terhadap pertumbuhan pada tanaman yang telah dilakukan.
B. Alat dan Bahan
- Alat :
1. Alat tulis 4. Sekop
2. Loog book 5. Gelas ukur
3. Polybag 25 cm x 25 cm 6. Kamera/Handphone
- Bahan :
1. Air
2. Tanah
3. Pupuk Organik Cair dari campuran EM4, tetes tebu dan limbah
cair tahu dengan konsentrasi yang berbeda
4. Bibit bayam merah
Kelompok : 1. ..............................
2. ..............................
3. ..............................
4. ..............................
Kelas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
C. Cara Kerja
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa.
2. Masukkan masing-masing 1 bibit bayam merah yang berusia 12 hari
ke dalam 10 polybag yang telah diisi dengan media tanah.
3. Setiap dua kelompok mendapatkan 1 perlakuan yang sama.
Perlakuan yang digunakan adalah pupuk organik cair dari campuran
EM4, tetes tebu dan limbah cair tahu dengan berbagai konsentrasi
yang telah difermentasi dan siap untuk digunakan terhadap tanaman
bayam merah. Berikut pembagian perlakuan untuk masing-masing
kelompok :
Kelompok 1 & 2 : P1 Pupuk organik cair dari campuran EM4,
tetes tebu, dan limbah cair tahu dengan konsentrasi 1 liter
Kelompok 3 & 4 : P2 Pupuk organik cair dari campuran EM4,
tetes tebu, dan limbah cair tahu dengan konsentrasi 3 liter
Kelompok 5 & 6 : P2 Pupuk organik cair dari campuran EM4,
tetes tebu, dan limbah cair tahu dengan konsentrasi 5 liter
Kelompok 7 & 8 : K Tanpa pemberian pupuk
4. Amati dan catatlah proses perubahan pertumbuhan tanaman bayam
merah (tinggi batang dan jumlah daun) yang terjadi pada loog book.
5. Lakukanlah pengukuran pH tanah, suhu dan kelembaban udara
setiap kali pengamatan. Catatlah hasil pengukuran pada tabel.
6. Diskusikan dan analisis lah hasil pengamatan bersama teman
kelompok.
7. Catatlah data hasil pengamatan kelompok di papan tulis sebagai data
kelas.
8. Buatlah laporan tertulis hasil penelitian yang telah kalian lakukan
dengan membahas data kelompok dan data kelas secara
berkelompok menggunakan tatacara penulisan ilmiah dengan format
laporan sebagai berikut :
1) Acara (judul, hari, tanggal, waktu dan tempat pelaksaan)
2) Tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
3) Dasar teori
4) Alat, bahan dan cara kerja
5) Hasil
6) Pembahasan
7) Kesimpulan
8) Daftar Pustaka
9) Lampiran (dokumentasi)
D. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Tinggi Batang Tanaman Bayam Merah
No. Tanggal Tanaman
1 2 3 4 5
Tabel 2. Hasil Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Bayam Merah
No. Tanggal Tanaman
1 2 3 4 5
Tabel 3. Hasil Pengamatan pH, suhu dan kelembaban udara
Faktor Eksternal Tanaman
1 2 3 4 5
pH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Suhu
Kelembaban Udara
E. Pertanyaan Diskusi
1. Pada konsentrasi berapakah yang dapat memberikan pertumbuhan
optimal pada tanaman bayam merah ? Mengapa ?
2. Apakah pemberian pupuk organik limbah cair tahu memberikan
pertumbuhan yang lebih baik ? Jelaskan !
3. Jelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman bayam merah !
4. Faktor eksternal manakah yang paling mempengaruhi pertumbuhan
tanaman bayam merah ? Mengapa demikian ?
F. Kesimpulan
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 9. Instrumen Test Tertulisr
a. Kisi-Kisi Soal
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XII IPA
Indikator C1 C2 C3 C4 C5 C6 No.
Soal
Bentuk
Soal
Kunci
Jawaban
3.1.1 Menjelaskan
proses pertumbuhan
dan perkembangan
tumbuhan
√ 1 PG C
√ 1 Essay Terlampir
3.1.2 Menjelaskan
faktor-faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan
tumbuhan.
√ 2 PG E
√ 3 PG A
√ 5 PG D
√ 2 Essay Terampir
3.2.1 Membuat
rancangan penelitian
uji pengaruh luar
terhadap
pertumbuhan pada
tanaman.
√ 4 PG B
√ 4 Essay Terlampir
4.2.2 Menganalisis
pengaruh faktor luar
terhadap
pertumbuahan
tanaman bayam
merah yang dijumpai
√ 3 Essay Terlampir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
ketika
praktikum/penelitian.
4.2.4 Menyusun
laporan tertulis dari
hasil praktikum
tentang pengaruh
faktor luar terhadap
pertumbuhan
tanaman bayam
merah.
√ 5 Essay Terlampir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
b. Soal Test Kognitif
SOAL TEST MATA PELAJARAN BIOLOGI
KELAS XII IPA
A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat antara (a,b, c, d dan e)!
1. Pertumbuhan merupakan proses kenaikan volume dan substansi kimia
yang tidak bisa kembali keasal atau disebit irreversible karena adanya
pertambahan materi. Ciri dasar pertumbuhan diantaranya adalah...
a. Dibentuknya bunga
b. Dibentuknya buah
c. Sel bertambah banyak dan besar
d. Terbentuknya polen
e. Bunga berubah menjadi buah
2. Dibawah ini faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman, kecuali...
a. Oksigen d. Kelembaban
b. Suhu e. Gen dan Hormon
c. Cahaya
3. Cahaya merupakan salah satu faktor eksternal yang dibutuhkan oleh
tumbuhan, tetapi cahaya yang berlebihan dapat menyebabkan...
a. Menghambat pertumbuhan karena menguraikan auksin
b. Mempercepat terbentuknya lingkar tahunan pada batang pohon
c. Tumbuhan cepat berbuah
d. Mematikan pucuk daun
e. Mematikan sel meristem
4. Andi melakukan sebuah percobaan, dua kecambah diletakkan disuatu
tempat yang berbeda, kecambah yang satu terkena cahaya sedangkan
yang lain tidak terkena cahaya. Kecambah yang diletakkan di tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
gelap memiliki ukuran yang lebih panjang daripada kecambah yang
diletakkan di tempat terang.
Rumusan masalah yang tepat untuk percobaan diatas adalah...
a. Cahaya mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tanaman
b. Apa penyebab terjadinya perbedaan pertumbuhan antara kedua
kecambah tersebut ?
c. Terjadi perbedaan pertumbuhan antara kedua kecambah tersebut
d. Bagaimana cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan ?
e. Mengapa cahaya menghambat pertumbuhan ?
5. Tanaman yang mengalami etiolasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut,
kecuali...
a. Memiliki akar yang sedikit
b. Daunnya tipis dan kekuningan
c. Daunnya kecil dan keriput
d. Batangnya kecil dan kuat
e. Batangnya lemah dan panjang
B. Jawablah soal uraian berikut ini dengan tepat dan jelas !
1. Jelaskan perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan !
2. Sebutkan faktor internal dan faktor eksternal apa saja yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan !
3. Mengapa kelembaban udara mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman bayam merah !
4. Susi melakukan sebuah eksperimen untuk menguji pengaruh pupuk
organik cair pada pertumbuhan tanaman cabai. Disediakan 4 pot
tanaman cabai dengan ukuran yang sama. Pot pertama diberi pupuk
sebanyak 10 ml, pot kedua diberi pupuk sebanyak 20 ml, pot ketiga
diberi pupuk sebanyak 30 ml dan pot keempat tidak diberi pupuk sama
sekali. Pertumbuhan tanaman cabai dilihit hingga 2 minggu setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
pemberian pupuk. Parameter yang diukur adalah tinggi tanaman dan
jumlah daun. Dari percobaan yang dilakukan Susi diatas, tentukanlah :
a. Judul penelitian
b. Rumusan masalah
c. Hipotesis
d. Variabel bebas
e. Variabel terikat
f. Variabel kontrol
5. Sebutkan langkah-langkah penulisan laporan ilmiah secara berurutan !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
c. Kunci Jawaban Soal Test Kognitif
A. Pilihan Ganda
1. C. Sel bertambah banyak dan besar
2. E. Gen dan Hormon
3. A. Menghambat pertumbuhan karena menguraikan auksin
4. B. Apa penyebab terjadinya perbedaan pertumbuhan antara kedua
kecambah tersebut ?
5. D. Batangnya kecil dan kuat
B. Essay
1. Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran volume, tinggi, massa, serta
jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk
semula) yang dapat dinyatakan dalam bilangan atau secara kuantitatif.
Akan tetapi, kasus reversible dapat terjadi karena pada pertumbuhan
terjadi pengurangan ukuran dan jumlah sel akibat kerusakan sel atau
diferensiasi sel. Sedangkan perkembangan merupakan suatu perubahan
kualitatif yang melibatkan perubahan struktur serta fungsi yang lebih
kompleks yang tidak dapat digambarkan dengan angka.
2. Faktor internal meliputi hormon dan gen. Faktor eksternal meliputi
nutrisi, cahaya, suhu, kelembaban udara, air, pH tanah, dan oksigen.
3. Kelembaban udara mempengaruhi laju transpirasi. Transpirasi akan
mengalami peningkatan apabila kelembaban udara rendah. Hal ini
menyebabkan akar menyerap air dan mineral dari dalam tanah lebih
banyak.
4. Adapun rancangan penelitian Susi adalah :
a. Judul : “Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai”
b. Rumusan Masalah : Apakah pupuk organik cair berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman cabai ? Berapakah konsentrasi
pupuk organik cair yang paling optimal untuk pertumbuhan tanaman
cabai ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
c. Hipotesis : Pupuk organik cair berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman cabai.
d. Variabel bebas : Pemberian pupuk organik cair
e. Variabel terikat : Pertumbuhan tanaman cabai yang
meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun.
f. variabel kontrol : tanaman cabai, umur tanaman,
media tanam, kelembaban udara, suhu, pH dan waktu penyiraman
5. Langkah-langkah penulisan ilmiah :
a. Judul Penelitian
b. Acara Penelitian
c. Tujuan
d. Dasar Teori
e. Alat dan Bahan
f. Cara Kerja
g. Hasil Penelitian
h. Pembahasan
i. Kesimpulan
j. Daftar Pustaka
k. Lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
d. Rubrik Penilaian Kognitif
Jenis Soal Soal Skor Aspek
PG 1, 2, 3,
4 & 5
10 Bila peserta didik menjawab dengan benar
0 Bila peserta didik menjawab salah
Essay 1 15 Bila peserta didik menjawab soal dengan
lengkap dan benar sesuai teori atau penjelasan
dari guru
10 Bila peserta didik menjawab soal kurang
lengkap dan mendekati jawaban yang tepat
sesuai teori atau penjelasan dari guru
5 Bila peserta didik hanya menjawab setengah
atau hanya meliputi satu aspek saja antara
pertumbuhan dan perkembangan
0 Bila peserta didik menjawab salah atau tidak
sesuai dengan teori/penjelasan guru
2 15 Bila peserta didik menjawab soal dengan
lengkap dan benar sesuai teori atau penjelasan
dari guru
10 Bila peserta didik menjawab soal kurang
lengkap dan mendekati jawaban yang tepat
sesuai teori atau penjelasan dari guru
5 Bila peserta didik hanya menjawab setengah
atau hanya meliputi satu aspek saja antara
faktor internal dan faktor internal
0 Bila peserta didik menjawab salah atau tidak
sesuai dengan teori/penjelasan guru
3 20 Bila peserta didik menjawab soal dengan
lengkap dan benar sesuai teori atau penjelasan
dari guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
15 Bila peserta didik menjawab soal kurang
lengkap dan mendekati jawaban yang tepat
sesuai teori atau penjelasan dari guru
10 Bila peserta didik hanya menjawab setengah
dari jawaban yang lengkap dan mendekati
jawaban yang tepat sesuai teori atau penjelasan
dari guru
5 Bila peserta didik menjawab kurang dari
setengah dari jawaban yang lengkap dan sesuai
kajian/teori atau penjelasan dari guru
0 Bila peserta didik menjawab salah atau tidak
sesuai dengan teori/penjelasan guru
4 30 Bila peserta didik menjawab soal dengan
lengkap dan benar sesuai teori atau penjelasan
dari guru
20-25 Bila peserta didik menjawab soal kurang
lengkap dan mendekati jawaban yang tepat
sesuai teori atau penjelasan dari guru
10-15 Bila peserta didik hanya menjawab setengah
dari jawaban yang lengkap dan mendekati
jawaban yang tepat sesuai teori atau penjelasan
dari guru
5 Bila peserta didik menjawab kurang dari
setengah dari jawaban yang lengkap dan sesuai
kajian/teori atau penjelasan dari guru
0 Bila peserta didik menjawab salah atau tidak
sesuai dengan teori/penjelasan guru
5 20 Bila peserta didik menjawab soal dengan
lengkap dan benar sesuai teori atau penjelasan
dari guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
15 Bila peserta didik menjawab soal kurang
lengkap dan mendekati jawaban yang tepat
sesuai teori atau penjelasan dari guru
10 Bila peserta didik hanya menjawab setengah
dari jawaban yang lengkap dan mendekati
jawaban yang tepat sesuai teori atau penjelasan
dari guru
5 Bila peserta didik menjawab kurang dari
setengah dari jawaban yang lengkap dan sesuai
kajian/teori atau penjelasan dari guru
0 Bila peserta didik menjawab salah atau tidak
sesuai dengan teori/penjelasan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
e. Penilaian Kognitif
No. Nama
Siswa
Butir Soal Jumlah
Skor
Nilai
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skor
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.
Penilaian = 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎𝑥 100
Keterangan :
Jumlah skoring maksimum 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 10. Instrument Non-Test
a. Penilaian Afektif
No. Nama
Siswa
Aspek yang Dinilai Total
Skor Jujur Percaya
Diri
Disiplin Kerjasama Bertanggung
Jawab
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.
*Diisi dengan rentan angka 1-3
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Penilaian = 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎𝑥 100
Keterangan :
Jumlah skoring maksimum 15
Nilai Kategori
91-100 Sangat Baik
81-90 Baik
71-80 Cukup
60-70 Kurang
< 60 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
b. Rubrik Penilain Afektif
Aspek yang
Dinilai
Skor Keterangan
Jujur 3 Mampu mengerjakan tugas dengan hasil karya
sendiri, tidak menyontek atau melakukan plagiat
(mengambil/menggunakan karya orang lain
tanpa menyebutkan sumber) pada saat
mengerjakan tugas/ulangan.
2 Terkadang menyontek pada saat mengerjakan
tugas, tidak melakukan plagiat
(mengambil/menggunakan karya orang lain
tanpa menyebutkan sumber) pada saat
mengerjakan tugas/ulangan.
1 Menyontek pada saat mengerjakan tugas dan
melakukan plagiat (mengambil/menggunakan
karya orang lain tanpa menyebutkan sumber)
pada saat mengerjakan tugas/ulangan.
Percaya Diri 3 Mampu menyampaikan pendapat, berani
mempertahankan pendapat dan
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
2 Terkadang mampu menyampaikan pedapat,
masih ragu dalam mempertahankan pendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
dan mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas.
1 Tidak mampu menyampaikan pendapat, masih
ragu dalam mempertahankan pendapat dan
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Disiplin 3 Masuk kelas tepat waktu, mengerjakan dan
mengumpulkan tugas yang diberikan tepat
waktu dan patuh pada aturan tata tertib yang
berlaku.
2 Terkadang masuk kelas tepat waktu, jarang
mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang
diberikan tepat waktu dan patuh pada aturan tata
tertib yang berlaku.
1 Masuk kelas tidak tepat waktu, tidak
mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang
diberikan tepat waktu dan tidak patuh pada
aturan tata tertib yang berlaku.
Kerjasama 3 Mampu berdinamika didalam kelompok,
mengerjakan tugas kelompok, mampu
menyampaikan pendapat dan menghargai
pendapat orang lain dalam diskusi dan
pengamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
2 Terkadang mampu berdinamika didalam
kelompok, mengerjakan tugas kelompok, kurang
mampu menyampaikan pendapat dan
menghargai pendapat orang lain dalam diskusi
dan pengamatan.
1 Tidak mampu berdinamika didalam kelompok,
mengerjakan tugas kelompok, tidak mampu
menyampaikan pendapat dan menghargai
pendapat orang lain dalam diskusi dan
pengamatan.
Bertanggung Jawab 3 Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan,
mampu membersihkan dan merapikan alat-alat
yang digunakan ketika melakukan percobaan.
2 Terkadang menyelesaikan tugas yang diberikan,
jarang membersihkan dan merapikan alat-alat
yang digunakan ketika melakukan percobaan.
1 Tidak mampu menyelesaikan tugas yang
diberikan, tidak mau membersihkan dan
merapikan alat-alat yang digunakan ketika
melakukan percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
c. Penilaian Psikomotorik
1. Lembar Penilaian Presentasi
No. Kelompok Aspek yang Dinilai Total
Skor Penyajian Kekompakan
Kelompok
Keberanian
Berpendapat
Menjawab
Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.
*Diisi dengan rentan angka 1-3
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Penilaian = 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎𝑥 100
Keterangan :
Jumlah skoring maksimum 12
Nilai Kategori
91-100 Sangat Baik
81-90 Baik
71-80 Cukup
60-70 Kurang
< 60 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
2. Rubrik Penilaian Presentasi
Aspek yang Dinilai Skor Keterangan
Penyajian 3 Suara lantang, pelafalan jelas, ekspresif, dan
melakukan gerak tubuh atau demonstrasi
untuk memperjelas isi presentasi.
2 Suara kurang lantang, pelafalan kurang jelas,
kurang ekspresif dan kurang melakukan
gerak tubuh atau demonstrasi dalam
mempresentasikan.
1 Suara tidak lantang, pelafalan tidak jelas,
tidak ekspresif dan tidak melakukan gerak
tubuh atau demonstrasi dalam
mempresentasikan.
Kekompakan
Kelompok
3 Kelompok bekerjasama dengan solid,
menghargai pendapat antar anggota
kelompok dan pembagian porsi dalam
mengerjakan tugas kelompok dan presentasi
secara merata.
2 Kelompok kurang solid dalam bekerjasama,
kurang menghargai/toleransi terhadap
pendapat antar anggota kelompok dan
pembagian porsi dalam mengerjakan tugas
kelompok dan presentasi kurang merata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
1 Kelompok tidak bekerjasama dengan solid,
tidak menghargai pendapat antar anggota
kelompok dan tidak ada pembagian porsi
dalam mengerjakan tugas kelompok dan
presentasi.
Keberanian
Berpendapat
3 Mampu mengemukakan pendapat terkait
materi presentasi secara logis, mampu
mengembangkan poin-poin presentasi
dengan baik, berani bertanya atau
menanggapi bila kelompok lain presentasi.
2 Kurang mampu mengemukakan pendapat
terkait materi presentasi secara logis, kurang
mampu mengembangkan poin-poin
presentasi dengan baik, ragu bertanya atau
menanggapi bila kelompok lain presentasi.
1 Tidak mampu mengemukakan pendapat
terkait materi presentasi secara logis, tidak
mampu mengembangkan poin-poin
presentasi dengan baik, tidak berani bertanya
atau menanggapi bila kelompok lain
presentasi.
Menjawab Pertanyaan 3 Mampu menjawab pertanyaan dari guru
maupun kelompok lain dengan benar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
menggunakan bahasa yang tepat dan tidak
tergantung pada teks.
2 Kurang mampu menjawab pertanyaan dari
guru maupun kelompok lain dengan benar,
terkadang menggunakan bahasa yang tepat
dan masih tergantung pada teks.
1 Tidak mampu menjawab pertanyaan dari
guru maupun kelompok lain dengan benar,
tidak menggunakan bahasa yang tepat dan
masih tergantung pada teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
3. Lembar Penilaian Rancangan Percobaan
No. Kelompok Aspek yang Dinilai Total
Skor Latar
Belakang
Alat dan
Bahan
Cara
Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.
*Diisi dengan rentan angka 1-3
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Penilaian = 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎𝑥 100
Keterangan :
Jumlah skoring maksimum 9
Nilai Kategori
91-100 Sangat Baik
81-90 Baik
71-80 Cukup
60-70 Kurang
< 60 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
4. Rubrik Penilaian Rancangan Percobaan
Aspek yang Dinilai Skor Keterangan
Latar Belakang 3 Latar belakang sesuai dengan topik
penelitian, mengangkat masalah dari
lingkungan sekitar, penulisan jelas
dan mudah dipahami rumusan
masalah dan tujuan sesuai dengan
topik penelitian.
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
Alat dan Bahan 3 Pemilihan alat dan bahan yang sesuai,
lengkap, menggunakan alat dan
bahan yang mudah di dapat.
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
Cara Kerja 3 Prosedur penelitian lengkap, cara
kerja jelas dan urut sesuai dengan cara
kerja ilmiah.
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
5. Lembar Penilaian Laporan Penelitian
No. Nama
Siswa
Aspek yang Dinilai Total
Skor Sistematika
Laporan
Dasar
Teori
Hasil
Percobaan
Pembahasan Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.
*Diisi dengan rentan angka 1-3
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Penilaian = 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎𝑥 100
Keterangan :
Jumlah skoring maksimum 15
Nilai Kategori
91-100 Sangat Baik
81-90 Baik
71-80 Cukup
60-70 Kurang
< 60 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
6. Rubrik Penilaian Laporan Penelitian
Aspek yang Dinilai Skor Keterangan
Sistematika Laporan 3 Laporan ditulis tangan dengan ketentuan
: Judul, latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, dasar teori,
alat dan bahan, cara kerja, hasil
penelitian, pembahasan, kesimpulan,
daftar pustaka dan lampiran
(dokumentasi).
2 Jika indikator yang terlihat hanya
setengah atau mendekati ketentuan
lengkap yang ditentukan.
1 Jika indikator yang terlihat kurang dari
setengah ketentuan lengkap yang
ditentukan.
Dasar Teori 3 Teori sesuai dengan topik percobaan,
mencantumkan sumber pustaka,
penulisan jelas, singkat dan mudah
dipahami.
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
Hasil Percobaan 3 Data disajikan dalam bentuk grafik atau
tabel, jelas dan mudah dipahami, data
yang disajikan sesuai dengan hasil
pengamatan.
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
Pembahasan 3 Sesuai dengan hasil percobaan, terdapat
hubungan antara pembahasan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
literatur yang digunakan, bahasa yang
digunakan komunikatif dan mudah
dipahami.
2 Jika hanya 2 indikator yag terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
Kesimpulan 3 Kesimpulan sesuai dengan rumusan
masalah, kesimpulan diambil
berdasarkan data pengamatan dan
pembahasan, bahasa yang digunakan
komunikatif.
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lampiran 11. Dokumentasi Kegiatan Penelitian
Pembuatan Pupuk Organik Limbah Cair Tahu
Limbah Cair Tahu di Sentra Pembuatan
Tahu
Limbah Cair Tahu
Efektif mikroorganisme 4 (EM4)
Tetes Tebu (molasse)
Pupuk Organik Limbah Cair Tahu Berbeda Dosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Persiapan Lahan dan Media Tanam
Pembersihan Lahan
Penimbangan Media Tanam Tanah
Penanaman Bayam Merah
Bibit Bayam Merah Berumur 11 Hari
Pemindahan Bibit Bayam Merah
Tata Letak Tanaman Bayam Merah
Pertumbuhan Bayam Merah Setelah
25 Hari dipindahkan ke polybag
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Pengamatan Tanaman Bayam Merah
Pengukuran pH dan Kelembaban
Tanah
Pengukuran Suhu dan Kelembaban
Udara
Pemanenan Bayam Merah
Pemberian Label Pada Batang Bayam
Merah Sebelum dipanen
Pemanenan Bayam Merah dicabut
Sampai keakar
Penimbangan Berat Basah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Hama yang Menyerang Tanaman Bayam Merah
Serangan Ulat Daun
Serangan Kutu Daun
Pembuatan Insektisida Alami
Bahan-bahan Alami Pembuatan
Insektisida
Semua Bahan dihaluskan Dengan Cara
dblender
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Pengukuran pH Air dan Pupuk
Pengukuran pH Kontrol (air)
Pengukuran pH Larutan Pupuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related