PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK
PAIR SHARE (TPS) TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR
PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 WEDI KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
ANIS VITRIYANTI
NIM : 131314039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK
PAIRS SHARE (TPS) TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR
PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 WEDI KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
ANIS VITRIYANTI
NIM : 131314039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebagai ucapan terima kasih, Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan berkat dan rahmatnya, sehingga saya dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Kedua orang tua saya, Suyono Harjo Mulyono dan Ibunda Ismiyanti
3. Kakak saya terkasih Novi Yuliyanti dan Novi Sistasari yang telah memberi
motivasi dan dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi ini, serta kerabat dan
orang-orang yang ingin melihat saya sukses di kemudian hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Orang yang menginginkan impiannya menjadi kenyataan, harus menjaga diri
agar tidak tertidur”
(Richard Wheeler)
“Harapan adalah tiang yang menyangga dunia”
(Pliny the Elder)
“selalu ada jalan bagi kita yang sering berusaha, dan selalu ada harapan bagi kita
yang sering berdoa”
(Anis Vitriyanti)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Anis Vitriyanti
Nomor Mahasiswa : 131314039
“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pairs Share (Tps)
Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas X SMA Negeri
1 Wedi Klaten Tahun Pelajaran 2017/2018”
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya
dalam bentuk perangkat data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademisi
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 29 Januari 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK
PAIRS SHARE (TPS) TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR
PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 WEDI KLATEN TAHUN
PELAJARAN 2017/2018
Oleh
Anis Vitriyanti
Universitas Sanata Dharma
2018
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang: (1) perbedaan
motivasi dan prestasi belajar sejarah peserta didik sebelum dan setelah diterapkan
model pembelajaran Think Pair Share (TPS); (2) perbedaan motivasi dan prestasi
belajar sejarah peserta didik yang menerapkan dengan yang tidak menerapkan
pembelajaran Think Pair Share (TPS).
Desain penelitian ini adalah desain eksperimental semu (quasi-
experimental designs) yaitu the nonequivalent control group design. Populasi
dalam penelitian ini adalah peserta didik SMA Negeri 1 Wedi kelas X IPS tahun
pelajaran 2017/2018. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta
didik kelas X IPS semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 2 kelas
yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lainnya sebagai kelas
kontrol. Teknik pengambilan data dilakukan secara cluster sampling. Data
motivasi belajar sejarah diambil dengan kuesioner , sedangkan data prestasi
belajar sejarah diambil dari tes prestasi belajar sejarah. Instrumen penelitian
berupa kuesioner dan tes prestasi belajar sejarah. Teknik analisis data
menggunakan uji-t sama subjek dan uji-t beda subjek.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) perbedaan motivasi dan prestasi
sebelum dan setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share di kelas eksperimen . Motivasi pada awal sebesar t hitung 47,102 > t tabel 1,72
dan motivasi akhir sebesar t hitung130,401 > t tabel 1,72 sedangkan prestasi awal
sebesar t hitung 17,068> t tabel 1,72 dan prestasi akhir sebesar t hitung 34,236> t tabel
1,72. (2) perbedaan motivasi dan prestasi belajar kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Selisih Motivasi belajar pada kelas kontrol sebesar t hitung 6,994 > t
tabel 1,72 dan Selisih Motivasi belajar pada kelas eksperimen sebesar t hitung 83,299
> t tabel 1,72 sedangkan Selisih prestasi belajar pada kelas kontrol sebesar t hitung
8,439 > t tabel 1,72 dan Selisih prestasi belajar pada kelas eksperimen sebesar t
hitung 17,168 > t tabel 1,72.
Kata kunci : Kooperatif, Think Pair share (TPS) ,motivasi, prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACK
THE INFLUENCE OF THINK PAIRS SHARE (TPS) TYPE COOPERATIVE
LEARNING MODEL TOWARDS STUDENTS LEARNING MOTIVATION
AND ACHIEVEMENT OF CLASS X SMA NEGERI 1 WEDI KLATEN
ACADEMIC YEAR 2017/2018
By
Anis Vitriyanti
Sanata Dharma University
2018
This research aims to describe : (1) the difference of students' motivation
and achievement in learning History before and after Think Pair Share (TPS)
learning model is applied; (2) the difference of students' motivation and
achievement in learning History with and without Think Pair Share (TPS).
The research used the nonequivalent control group design which belonged to
quasi-experimental designs. The research population was the students of class X
SMA Negeri 1 Wedi academic year 2017/2018. The samples do the research were
2 classes of class X IPS odd semester academic year 2017/2018. One class was as
an experiment class, while the other was as a control class. The data gathering
technique of the research was a cluster sampling technique. The data of learning
motivation in History was gathered through motivation questionnaires, while the
data of learning achievement in History was collected from achievement test of
learning History. The research instruments were questionnaires and test of
learning History achievement. The research used T-Test same subject and T-Test
different subject for the data analysis technique.
The research result showed that (1) the motivation and achievement
difference before and after Think Pair Share (TPS) type of cooperative learning
model is applied in the experiment class. The pre-test motivation score was t hitung
47,102 > t tabel 1,72 and the final motivation score was t hitung130,401 > t tabel 1,72,
while the pre-test achievement score was t hitung 17,068> t tabel 1,72 and the final
achievement score was t hitung 34,236> t tabel 1,72. (2) the learning achievement
and motivation difference of experiment class and control class. The difference of
learning motivation score in control class was t hitung 6,994 > t tabel 1,72 and the
learning motivation score in experiment class was t hitung 83,299 > t tabel 1,72,
while the difference of learning achievement score in control class was t hitung
8,439 > t tabel 1,72 and learning achievement score in experiment class was t hitung
17,168 > t tabel 1,72.
Keywords : cooperative, TPS, motivation, achievement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang maha kuasa karena
berkat dan kasih-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pairs Share (Tps) Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar
Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Wedi Klaten Tahun Pelajaran 2017/2018”
dapat diselesaikan oleh penulis. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi
ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
4. Bapak Dr. H. Purwanta, M.A. sebagai Dosen Pembimbing I yang membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. A. Kardiyat Wiharyanto, M.M. sebagai Dosen Pembimbing II yang
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Drs. S. Adisusilo J. R., M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing peneliti .
7. Para dosen Prodi Pendidikan Sejarah yang sudah memberikan banyak ilmu
pengetahuan dan nilai – nilai kehidupan untuk penulis.
8. Pak Agus, selaku staff sekretariatan Program Studi Pendidikan Sejarah yang
selalu sabar dan telaten dalam memberikan pelayanan administrasi seperti surat
izin penelitian kepada penulis.
9. Ibu Tri Murniwati selaku guru mata pelajaran Sejarah SMA Negeri 1 Wedi dan
Peserta didik kelas X IPS 1 dan X IPS 3 yang telah berpartisipasi dalam penelitian
ini.
10. Kedua orang tua saya, Suyono Harjo Mulyono dan Ibunda Ismiyanti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
11. Kakak saya terkasih Novi Yuliyanti dan Novi Sistasari yang telah memberi
motivasi dan dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman – teman yang sudah penulis anggap seperti keluarga dari Pendidikan
Sejarah USD angkatan 2013, yang selalu memberikan semangat kepada
penulis.
13. Sahabat-sahabat yang tercinta Hanna ery, Angela Merici, Kinanthi Wulan,
Ade Setya Nila, Anita Irine, Susi Susanti, yang selalu memberikan dukungan
dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi banyak orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
MOTTO .................................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACK .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
LAMPIRAN ......................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 10
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 11
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 13
A. KAJIAN TEORI ........................................................................................ 13
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 30
C. Kerangka Berfikir....................................................................................... 31
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 33
BAB III METODE PENELTIAN ......................................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 34
B. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................ 35
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................... 36
D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 36
E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ................................ 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
F. Teknik Analisis Instrumen dan Data .......................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 49
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 49
B. Pembahasan ................................................................................................ 57
1. Movitasi Belajar Sejarah Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............ 57
2. Prestasi Belajar Sejarah Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............. 60
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 64
A. Kesimpulan ................................................................................................ 64
B. Saran ........................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66
LAMPIRAN…………………………………………………………………….…........68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Diagram Kerja Pengumpulan Data .................................................. 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum KTSP 2006 dan Kurikulum
2013 ......................................................................................................................... 5
Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian...................................................................................35
Tabel 3. 2 Pedoman Skor Kuesioner Motivasi Belajar.......................................... 38
Tabel 3. 3 Distribusi Item kuesioner Motivasi Belajar Sejarah............................. 38
Tabel 3. 4 Kisi-kisi Soal Prestasi Belajar sejarah.................................................. 39
Tabel 3. 5 Kisi-kisi Soal Prestasi Belajar sejarah.................................................. 39
Tabel 3. 6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas..........................................................43
Tabel 4. 1 Motivasi Belajar Sejarah .................................................................................. 49
Tabel 4. 2 Uji Normalitas Motivasi awal dan motivasi akhir ........................................... 50
Tabel 4. 3 Uji Homogenitas Motivasi ............................................................................... 51
Tabel 4. 4 Uji-t Sama Subjek Kelas Eksperimen .............................................................. 52
Tabel 4. 5 Uji-t Sama Subjek Kelas Kontrol .................................................................... 52
Tabel 4. 6 Data Pengetahuan Awal dan Prestasi Belajar Sejarah ..................................... 54
Tabel 4. 7 Uji Normalitas Pengetahuan Awal dan Pengetahuan akhir ............................. 55
Tabel 4. 8 Uji Homogenitas Pengetahuan Awal dan Pengetahuan akhir .......................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ....................................................................................................... 69
Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen ............................................................................ 79
Lampiran 3 RPP Kelas Eksperimen ............................................................................ 86
Lampiran 4 RPP Kelas Eksperimen ............................................................................ 93
Lampiran 5 RPP Kelas Kontrol ................................................................................. 100
Lampiran 6 RPP Kelas Kontrol ................................................................................. 107
Lampiran 7 RPP Kelas kontrol .................................................................................. 114
Lampiran 8 Ringkasan Materi Manusia dan Sejarah .............................................. 121
Lampiran 9 Lampiran Soal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................ 133
Lampiran 10 Kuesioner Motivasi Belajar Sejarah ................................................... 134
Lampiran 11 Soal Prestasi Belajar Sejarah .............................................................. 139
Lampiran 12 Validitas dan Reabilitas Motivasi Kelas X IPS 2 ............................... 152
Lampiran 13 Data Motivasi, Prestasi Awal dan Akhir Kelas Eksperimen ............ 154
Lampiran 14 Data Motivasi, Prestai Awal dan Akhir Kelas Kontrol ..................... 156
Lampiran 15 Validitas dan Reabilitas Prestasi Kelas X IPS 2 ................................ 158
Lampiran 16 Mencari Mean, Modus, Median Kelas Eksperimen .......................... 160
Lampiran 17 Mencari Mean, Modus, Median Kelas Kontrol ................................. 165
Lampiran 18 Normalitas Motivasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........... 171
Lampiran 19 Standar Deviasi dan Homogenitas ...................................................... 183
Lampiran 20 Uji-t sama Subjek ................................................................................. 187
Lampiran 21 Uji-t beda Subjek .................................................................................. 194
Lampiran 22 Daftar Kelompok Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................. 200
Lampiran 23 Daftar Nama Peserta didik .................................................................. 204
Lampiran 24 Surat Ijin Penelitian ............................................................................. 206
Lampiran 25 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ......................................... 207
Lampiran 26 Dokumentasi Penelitian ........................................................................ 208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesejahteraan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh sumber daya
manusianya. Sumber daya manusia yang berkualitas ditentukan dari pendidikan
yang berkualitas pula. Pendidikan mempunyai fungsi yang sangat penting untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan
dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas baik di lingkungan
sekolah maupun di luar sekolah. Menurut Sugihartono dkk (2007:3), pendidikan
adalah suatu sistem proses perubahan menuju pendewasaan, pencerdasan, dan
pematangan diri, untuk mengubah tingkah laku manusia baik individu maupun
kelompok guna mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut Wina Sanjaya (2009:2), proses pendidikan merupakan hal yang
sangat penting untuk dikritisi dalam konsep pendidikan. Proses pendidikan adalah
usaha sadar yang terencana, artinya segala sesuatu yang dilakukan guru dan
peserta didik diarahkan untuk mencapai tujuan yaitu dapat mewujudkan suasana
proses pembelajaran, namun tidak boleh mengesampingkan proses belajar.
Artinya antara proses dan belajar harus seimbang. Proses pendidikan harus
berorientasi pada peserta didik dan yang terakhir proses pendidikan berujung
pada pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan, serta pengembangan
keterampilan anak sesuai dengan kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Di dalam dunia pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan dapat terjadi
apabila dalam prosesnya menggabungkan unsur-unsur yang terdapat dalam
komponen atau sisem pembelajaran. Komponen pembelajaran yang ada terdiri
dari pendidik, peserta didik, tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi yang
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam meningkatkan
kualitas pendidikan. Pendidik dan peserta didik merupakan satu dan kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan, pendidikan akan berjalan dengan baik apabila antara
kedua unsur tersebut aktif dalam kegiatan pembelajaran, keberhasilan yang
diperoleh peserta didik sangat berkaitan dengan kemampuan pendidik atau guru
dalam membimbing, memberikan arahan, dan mengajar peserta didik secara
profesional. Pendidikan akan mencapai tujuan yang diinginkan apabila guru dan
peserta didik saling bekerjasama untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan.
Komponen selanjutnya adalah tujuan dan materi pembelajaran. Tujuan
pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan, apa yang diharapkan dari
peserta didik sebagai hasil belajar. Tujuan pembelajaran adalah rumusan secara
terperinci yang harus dikuasai oleh peserta didik, yang dinyatakan dalam bentuk
tingkah laku yang dapat diamati dan diukur, selain itu tujuan pembelajaran yang
dirumuskan juga harus spesifik dan operasional agar dapat digunakan sebagi tolok
ukur suatu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Materi pembelajaran
merupakan komponen pembelajaran yang sangat penting, tanpa materi
pembelajaran proses pembelajaran tidak akan bisa dilaksanakan. Oleh karena itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
materi pembelajaran harus dipilih secara sistematis, sejalan dengan tujuan yang
telah di rumuskan.
Komponen pembelajaran tidak hanya terdiri dari pendidik, peserta didik,
tujuan dan materi, akan tetapi terdapat unsur lainnya yaitu metode dan media.
Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran harus sesuai dan
memperharikan beberapa faktor, yaitu materi pembelajaran, kemampuan guru,
kondisi peserta didik, fasilitas serta kondisi dan waktu. Media pembelajaran
merupakan
peralatan untuk mencapi suatu tujuan pembelajaran, jenis-jenis media
pembelajaran sangat beragam dan mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-
masing, maka guru harus dapat memilih media pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Komponen pembelajaran yang terakhir adalah evaluasai pembelajaran
merupakan penilaian terhadap kemajuan peserta didik dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Evaluasi pembelajaran berada dalam posisi yang sangat penting
dalam proses pembelajaran. Karena dengan adanya evaluasi keberhasilan suatu
proses pembelajaran dapat diketahui hasilnya. Maka dari itu evaluasi
pembelajaran harus disusun dengan tepat, agar dapat menilai kemampuan peserta
didik dengan tepat.
Pada kenyataannya di Indonesia masih banyak persoalan-persoalan di
dunia pendidikan baik dari segi kualitas guru, penggunaan metode, media,
kesesuaian materi dengan tujuan serta evaluasi pembelajaran. Permasalahan yang
sangat menonjol pada dunia pendidikan adalah guru dalam penggunaan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pembelajaran di kelas, pada dasarnya penggunaan metode sangat penting
digunakan untuk pembelajaran agar peserta didik tidak mudah bosan dalam
belajar, metode pembelajaran pun dapat meningkatkan nilai baik dari segi
kognitif, afektif, maupun psikomotor. Akan tetapi pada kenyataannya di sekolah
guru kurang memperhatikan metode pembelajaran yang digunakan, karena
minimnya pengetahuan guru tentang metode pembelajaran. Guru cenderung lebih
ke metode konvensional dan tidak menerapkan metode yang lainnya, tidak
selamanya metode konvensional dapat diterapkan dengan adanya kurikulum
sekolah yang selalu berganti atau mengalami perkembangan dari tahun ke tahun.
Kurikulum setiap tahunnya mempunyai kebijakan tersendiri untuk
mengembangkan sistem pendidikan di Indonesia.
Dalam dunia pendidikan kurikulum ditafsirkan secara berbeda-beda.
Namun, tafsiran yang berbeda-beda itu memiliki kesamaan. Kesamaan tersebut
adalah bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta
didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dari berbagai kurikulum yang
diterapkan, saya ingin menjelaskan kurikulum 2013 khususnya mengenai
pembagian jam pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Wedi.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan tahun
ajaran 2013/2014. Yang menjadi titik tekan pada kurikulum 2013 ini adalah
adanya peningkatan dan keseimbangan softs skills dan hard skills yang meliputi
aspek kompetensi sikap ketrampilan dan pengetahuan (Fadlillah 2014 :16).
Dalam kurikulum 2013 guru lebih berperan sebagai fasilitator yang
berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dengan catatan peserta didik sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan
pada peserta didik, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya.
Peserta didik mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung
dalam menerapkan ide-ide mereka, ini merupakan kesempatan bagi peserta didik
untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri. Hal ini menuntut
peserta didik untuk lebih mandiri dan berperan aktif dalam mengikuti
pembelajaran di sekolah.
Prinsip pembelajaran pada kurikulum KTSP 2006 dan kurikulum 2013
memiliki berbagai keunggulan dan kelemahan di setiap kurikulum yang baru
(Fadlillah 2014:202).
Tabel 1. 1 Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum KTSP 2006 dan
Kurikulum 2013
No Kurikulum KTSP 2006 Kurikulum 2013
Keunggulan Kelemahan Keunggulan Kelemahan
1 KTSP akan
mengurangi
beban belajar
siswa yang sangat
padat. Karena
menurut ahli
beban belajar
yang berat dapat
mempengaruhi
perkembangan
jiwa anak.
Kurangnnya
SDM yang
diharapkan
mampu
menjabarkan
KTSP pada
kebanyakan
satuan
pendidikan yang
ada. Minimnya
kualitas guru
dan sekolah.
Siswa dituntut
untuk lebih aktif,
kreatif,dan
inovatif dalam
setiap pemecahan
masalah yang
mereka hadapi di
sekolah
Beban belajar
siswa dan
termasuk
guru tertalu
berat,
sehingga
waktu belajar
di sekolah
terlalu lama
2 Mendorong para
guru, kepala
sekolah, dan
pihak manajemen
sekolah
untuk semakin
meningkatkan
kreativitasnya
Masih banyak
guru yang belum
memahami
KTSP secara
komprehensif
baik konsepnya,
penyusunannya
maupun
Guru hanya
sebagai fasilitator.
Guru banyak
salah kaprah,
karena
beranggapan
dengan
kurikulum
2013 guru
tidak perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dalam
penyelenggaraan
program-program
pendidikan.
prakteknya di
lapangan.
menjelaskan
materi,
padahal
banyak mata
pelajaran
yang harus
tetap ada
penjelasan
dari guru
3 KTSP
memberikan
peluang yang
lebih luas kepada
sekolah-sekolah
plus untuk
mengembangkan
kurikulum yang
sesuai dengan
kebutuhan.
Kurangnya
ketersediaan
sarana dan
prasarana
pendukung
sebagai
kelengkapan
dari pelaksanaan
KTSP
Tidak lagi
memerlukan
dokumen
kurikulum yang
lebih rinci karena
pemerintah
menyiapkan
semua komponen
kurikulum sampai
buku teks dan
pedoman
pembahasan
sudah tersedia
Tidak
pernahnya
guru
dilibatkan
langsung
dalam proses
pengembanga
n kurikulum
2013, karena
pemerintah
cenderung
melihat guru
dan siswa
mempunyai
kapasitas
yang sama.
4 Guru sebagai
pengajar,
pembimbing,
pelatih dan
pengembang
kurikulum.
Penerapan
KTSP yang
merekomendasi
kan
pengurangan
jam pelajaran
akan berdampak
berkurangnya
pendapatan
guru.
Sifat
pembelajarannya
sangat
kontekstual
Kurangnya
pemahaman
guru dengan
konsep
pendekatan
saintific
Berdasarkan tabel di atas setiap kurikulum pada dasarnya memiliki
keunggulan dan kelemahan masing-masing dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Pada kurikulum KTSP memiliki keunggulan, jumlah jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
pembelajaran di sekolah akan dikurangi karena tidak baik jika beban belajar siswa
sangat padat dapat mempengaruhi jiwa anak. Kurikulum KTSP juga memberikan
kepercayaan kepada sekolah untuk dapat mengembangkan kurikulum berdasarkan
kemampuan yang dimiliki, oleh karena itu guru diberikan kesempatan untuk
mengembangkan kurikulum dengan baik. Pengembangan kurikulum di sekolah
tidak bisa lepas dengan sarana dan prasarana pendukung seperti media
pembelajaran, metode yang akan diajarkan dan pendukung lainnya. Guru harus
mempunyai keterampilan untuk mengembangkan kurikulum. Kurikulum KTSP
juga memiliki suatu kelemahan, minimnya pengetahuan dan pemahaman guru
dengan kurikulum akan berdampak pada hasil yang tidak maksimal di dalam
proses pembelajaran, maka guru harus mendapatkan pelatihan untuk
mengembangkan kurikulum di sekolah.
Kurikulum 2013 menuntut perserta didik untuk lebih aktif dan kreatif.
Sifat pembelajarannya yang kontekstual, pada kurikulum 2013 semua berkas
seperti kelengkapan dokumen atau buku sudah disiapkan sehingga memicu serta
memacu guru untuk membaca dan menerapkan budaya literasi. Kurikulum 2013
juga memiliki kelemahan, pada kurikulum 2013 Guru banyak salah kaprah,
karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi,
padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru, seperti
pembelajaran sejarah, pada pembelajaran sejarah di kurikulum 2013 guru perlu
untuk menjelaskan materi walaupun tidak semua dijelaskan secara lisan, pada
pengembangan kurikulum ini guru juga tidak dilibatkan dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
pengembangan kurikulum, oleh karena itu guru juga kurang paham dengan
pendekatan saintific yang diterapkan oleh kurikulum 2013.
Berdasarkan hasil observasi, pelajaran sejarah sekarang ini mengalami
perubahan dalam bentuk tujuan, sasaran, durasi waktu pembelajaran dan
pembagian lingkup materi yang tertuang di dalam Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD) dan Silabus Sejarah. Upaya di atas justru didukung oleh
penambahan waktu pembelajaran Sejarah. Bandingkan, di dalam KTSP sejak
peminatan di kelas XI, Kelompok Ilmu-Ilmu Alam hanya diberi waktu belajar
Sejarah rata-rata 1 jam pelajaran (1 jam pelajaran=45 menit), sedangkan
Kelompok Ilmu-Ilmu Sosial sekitar 3 jam pelajaran dalam seminggu. Kini di
dalam Kurikulum 2013, Guru-guru Sejarah mendapatkan kesempatan emas untuk
mengeksplorasi lebih mendalam kegiatan pembelajarannya dengan penambahan
waktu pembelajaran Sejarah rata-rata dua kali lipat dari KTSP, di tiap kelompok
peminatan.
Dalam kurikulum 2013 pelajaran sejarah dibagi menjadi dua, yaitu wajib
dan peminatan. Alokasi untuk pelajaran sejarah dipelajari dalam waktu 2 jam per
minggu untuk sejarah wajib, sedangkan untuk sejarah peminatan dipelajari dalam
waktu 3 jam per minggu. Kesimpulannya pelajaran sejarah dalam kurikulum
KTSP dengan alokasi waktu yang sedikit membuat materi pelajaran sejarah tidak
dibahas secara mendalam. Guru hanya menyampaikan materi secara singkat.
Akan tetapi dalam perkembangan kurikulum 2013 alokasi waktu dalam pelajaran
sejarah mengalami penambahan alokasi waktu dan kurikulum 2013 dibagi
menjadi dua yaitu sejarah peminatan dan wajib (Widyastono 2014:88).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Alangkah senangnya para Guru Sejarah jika mendapat kesempatan emas
ini dan tidak menganggap Kurikulum 2013 sebagai beban untuk dikeluhkan.
Inilah saatnya para Guru Sejarah mendedikasikan harapan pemerintah untuk
menciptakan generasi-generasi muda yang senantiasa sadar dan belajar dari
sejarah bangsanya, bukan sekedar menghapal peristiwa dan angka-angka tahun
saja, melainkan merangsang para siswa untuk menajamkan daya kekritisannya
dan analisisnya dalam memahami peristiwa-peristiwa lampau agar dapat berguna
bagi kehidupan di masa depan.
Dengan bertambahnya alokasi waktu kurikulum 2013 sangat
menguntungkan bagi guru, karena dapat menyampaikan materi pelajaran sejarah
lebih mendalam. Alokasi waktu yang begitu banyak juga beresiko membuat siswa
bosan dan tidak mempunyai minat dalam mempelajari sejarah, oleh karena itu
guru dalam menyampaikan materi pelajaran sejarah harus lebih kreatif, agar siswa
tidak jenuh dalam belajar, guru juga bisa memanfaatkan media, model
pembelajaran untuk membantu guru mengajar.
Dalam pembelajaran sejarah dewasa ini berbagai upaya sudah dilakukan
untuk menghidupkan kembali pelajaran sejarah melalui berbagai inovasi, inovasi
pada kurikulum tersebut bisa berupa pelatihan, seminar untuk guru-guru yang
belum memahami atau menguasai kurikulum, dengan adanya pelatihan kurikulum
guru dapat mengubah strategi pembelajaran, model pembelajaran, metode ajar
ataupun menggunakan media atau alat bantu dalam menyampaikan materi sesuai
dengan kurikulum yang berlaku agar dapat menghidupkan kembali pelajaran
sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Metode pengajaran sejarah di sekolah-sekolah tidak mengalami banyak
perubahan. Sejarah tidak dipahami sebagai upaya pembelajaran nalar kritis dan
analisis, namun hanya sekadar mata pelajaran menghapal lalu merapal. Budiawan,
Pengamat Media dan Budaya dari UGM menyatakan hal ini sudah lama terjadi.
Saat ini dampaknya sudah mulai terlihat di kalangan pelajar. “Mata pelajaran
sejarah nusantara mengalami penurunan. Banyak siswa yang menghindari
pelajaran sejarah karena dianggap membosankan,” katanya. Ia juga mengingatkan
agar puluhan tahun lalu dianggap sudah kuno. Ia mencontohkan metode belajar
sejarah dari animasi atau film bisa digunakan agar siswa menyukai mata pelajaran
sejarah.“Penyampaian metode sejarah bisa lebih dinamis. Mau dari animasi, film
pendek, atau kunjungan ke museum agar tidak membosankan, ” sarannya. (Berita
Jogja, Kamis, 18 Februari 2016)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
permasalahan sebagai berikut:
1. Pembelajaran sejarah di SMA kurang disenangi peserta didik karena banyaknya
jam pelajaran dan kurangnya variasi metode pembelajaran yang digunakan.
2. Jam pelajaran yang banyak tidak didukung dengan penggunaan model
pembelajaran yang variatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Motivasi
dan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Wedi Klaten.
Penelitian ini dibatasi hanya untuk meneliti metode pembelajaran sejarah tipe
Think Pair Share (TPS).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka didapatkan perumusan
masalah sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan motivasi dan prestasi belajar sejarah peserta didik kelas X IPS
SMA N 1 Wedi Klaten sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran think
pair share (TPS)?
2. Adakah perbedaan motivasi dan prestasi belajar Sejarah peserta didik X IPS SMA
Negeri 1 Wedi Klaten yang menerapkan dengan yang tidak menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe think pairs share (TPS)?
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut, dapat dideskripsikan beberapa tujuan
penelitian sebagai berikut:
a. Mengetahui ada tidaknya perbedaan motivasi dan prestasi belajar sejarah peserta
didik kelas X IPS SMA Negeri 1 Wedi Klaten sebelum dan setelah diterapkannya
model pembelajaran kooperatif tipe think pairs share (TPS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Mengetahui ada tidaknya perbedaan motivasi dan prestasi belajar sejarah peserta
didik kelas X IPS SMA Negeri 1 Wedi Klaten yang menerapkan dengan yang
tidak menerapkan pembelajaran kooperatif tipe think pairs share (TPS).
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagai berbagai pihak, antara
lain:
1. Kegunaan Praktis
a. Bagi peserta didik, memiliki pengalaman belajar dengan pembelajaran kooperatif
tipe think pairs share (TPS) yang memerlukan keaktifan dan motivasi belajar
sejarah yang kuat.
b. Bagi pendidik, menambah wawasan dan variasi metode pembelajaran yang akan
diterapkan dalam proses penyampaian materi pembelajaran sejarah.
c. Bagi peneliti, memperoleh pengetahuan tentang penerapan metode pembelajaran
kooperatif tipe think pairs share (TPS).
d. Bagi sekolah, sebagai masukan yang positif dalam rangka proses perbaikan
pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik
guna meningkatkan prestasi sekolah dan kualitas pendidik.
2. Kegunaan Akademis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan khususnya
dalam pembelajaran sejarah di tingkat SMA/MA
b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi pendidik mata
pelajaran sejarah khususnya di SMA Negeri 1 Wedi Klaten sehingga proses
pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh pendidik dalam
proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal (Sugihartono,
dkk., 2007:81). Dalam pembelajaran terdapat beragam jenis metode pembelajaran.
Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kelemahan. Guru dapat memilih
metode yang dipandang tepat dalam kegiatan pembelajarannya. Sedangkan
Suyono dan Hariyanto (2011:34) mendeskripsikan metode pembelajaran sebagai
langkah-langkah atau prosedur pembelajaran dalam rencana pembelajaran agar
tercapainya tujuan pembelajaran. Contoh dari metode pembelajaran antara lain
metode eksperimen, metode diskusi, metode pembelajaran kooperatif, dan metode
proyek.
Ada sejumlah pertimbangan yang harus dipikirkan guru terkait dengan
pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan. Beberapa aspek yang perlu
dipertimbangkan sesuai dengan pertanyaan apa yang akan dititikberatkan dalam
pembelajaran (apakah hasil, isi, atau proses).
Ada 3 metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran yaitu: (Anita Lie, 2008: 23-29).
a. Metode kompetisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Dalam metode pembelajaran kompetisi, peserta didik belajar dalam
suasana persaingan. Tidak jarang pula, pendidik memakai imbalan dan ganjaran
sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik dalam memenangkan kompetisi
dengan sesama pembelajar. Tujuan utama evaluasi dalam metode pembelajaran
kompetisi adalah menempatkan anak didik dalam urutan mulai dari yang paling
baik sampai dengan yang paling jelek. Secara positif, metode kompetisi bisa
menimbulkan rasa cemas yang justru bisa memacu peserta didik meningkatkan
kegiatan belajar mereka. Sedikit rasa cemas memang mempunyai korelasi positif
dengan motivasi belajar. Namun sebaliknya, rasa cemas yang berlebihan justru
bisa merusak motivasi. Selain itu, metode kompetisi juga mempunyai dampak-
dampak negatif yang perlu diwaspadai. Metode pembelajaran kompetisi
menciptakan suasana permusuhan di kelas.
b. Metode individual
Dalam sistem ini, setiap anak didik belajar dengan kecepatan yang sesuai
dengan kemampuan mereka sendiri. Asumsi yang mendasari sistem pengajaran
individual adalah bahwa setiap peserta didik bisa belajar sendiri tanpa atau dengan
sedikit bantuan dari pengajar. Tetapi dalam praktiknya, peserta didik masih
membutuhkan bantuan pengajar dan interaksi dengan sesama peserta didik. Anak
didik bisa diharapkan belajar sesuai dengan kemampuan mereka sendiri dan bebas
dari stres yang mewarnai sistem kompetisi, tetapi jika sikap individual tertanam
dalam jiwa anak didik, kemungkinan besar mereka akan mengalami kesulitan
untuk hidup bermasyarakat. Selain itu, metode pembelajaran individual ini jelas
memakan biaya yang relatif mahal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c. Metode kooperatif
Pembelajaran ini didasari oleh falsafah bahwa manusia adalah makhluk
sosial. Metode pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam
kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya
dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur
metode kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas
dengan lebih efektif.
2. Pembelajaran Kooperatif
Roger, dkk dalam Huda (2011: 29) menyatakan pembelajaran kooperatif
merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip
bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial
diantara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar
bertanggungjawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk
meningkatkan pembelajaran anggota anggota yang lain.
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode
pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk
saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam
kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling
mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka
kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing
(Slavin, 2008:4).
Berdasarkan pengertian di atas terdapat empat prinsip pembelajaran
kooperatif menurut Sanjaya (2009: 239-241)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
a. Keberhasilan penyelesaian suatu tugas tergantung pada usaha yang dilakukan
setiap anggota kelompoknya.
b. Setiap anggota kelompok harus memiliki tanggungjawab sesuai dengan tugasnya.
c. Memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk bertatap muka saling
memberikan informasi dan saling membelajarkan satu sama lain.
d. Melatih siswa untuk berpartisipasi aktif dan berkomunikasi.
Menurut Arends (2008:5), pelajaran dengan cooperative learning dapat
ditandai oleh fitur-fitur berikut ini:
1) Peserta didik bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan
secara tim. Tim merupaka tempat untuk mencapai suatu tujuan belajar.
Oleh karena itu, tim dalam kelompok harus mampu membantu setiap
peserta didik belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
2) Tim-tim itu terdiri atas peserta didik yang berprestasi rendah, sedang, dan
tinggi.
Pembelajarn kooperatif yang dilakukan secara tim, pada tim ini
terdiri dari peserta didik yang rendah,sedang, dan tinggi, yang di maksud
ini adalah kemampuan peserta didik, didalam tim harus terdiri dari tiga
kategori kemampuan peserta didik agar mereka saling melengkapi, yang
berkemampuan tinggi dapat membantu peserta didik yang berkemampuan
rendah, peserta didik yang memiliki kemampuan rendah harus semangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dalam belajar di dalam tim tidak boleh pasif. Jadi tim tersebut dapat aktif
dalam mempelajari suatu permasalah pembelajaran di kelas.
3) Sistem reward-nya berorientasi kelompok maupun individu.
Reward sangat dibutuhkan untuk meningkatkan semangat peserta
didik, reward unuk mengacu siswa agar lebih giat dalam belajar, dan
mengerjakan tugas. Dengan adanya reward peserta didik lebih mempunyai
semangat.
Sanjaya (2009:246-247) mengungkapkan adanya empat tahap
pembelajaran kooperatif :
1) Penjelasan materi Disini proses penyampaian pokok-pokok materi
pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok dengan menggunakan
metode ceramah, tanya jawab ataupun demonstrasi. Guru juga dapat
menggunakan media pembelajaran agar proses penyampaian materi lebih
menarik.
2) Belajar dalam kelompok Pengelompokan bersifat heterogen. Melalui
pembelajaran tim, siswa didorong berdiskusi dan bertukar pendapat.
3) Penilaian Penilaian bisa dilakukan dengan tes atau kuis
4) Pengakuan tim Pengakuan tim yang dianggap paling menonjol dan
berprestasi diharapkan dapat memotivasi tim yang lain untuk teris
meningkatkan prestasi mereka.
Model pembelajaran kooperatif mengharuskan peserta didik untuk
memiliki keterampilan sosial, kemampuan berpikir dan mengembangkan tim.
Dalam kooperatif, peserta didik dapat membangun pengetahuan mereka sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dan bertanggungjawab untuk hasil belajar mereka sebagai individu maupun
sebagai kelompok.
Menurut Slavin (2008:13), metode pembelajaran kooperatif dapat
diterapkan dalam beberapa tipe sebagai berikut:
a. Student Teams Achievement Division (STAD)
Dalam STAD, peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang
terdiri dari peserta didik yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin,
dan latar belakang etniknya. Pendidik menyampaikan materi pembelajaran
kemudian peserta didik bekerja sama dalam kelompok untuk memastikan bahwa
semua anggota kelompok telah menguasai materi pembelajaran. Selanjutnya,
peserta didik mengerjakan kuis secara sendiri-sendiri, mereka tidak diperbolehkan
untuk saling membantu. Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi
peserta didik agar saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam
menguasai materi pembelajaran yang diajarkan oleh pendidik.
b. Teams Game Tournament (TGT)
Tipe ini hampir sama dengan tipe STAD, tetapi ada tambahan permainan
berupa turnamen dimana peserta didik memainkan game dengan anggota
kelompok lain untuk menyumbangkan skor kelompoknya. Pelaksanaan metode
pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah dengan membagi peserta didik dalam
kelompok-kelompok heterogen untuk saling membantu memahami materi dan
mengerjakan tugas sebagai sebuah kelompok dan dipadu dengan permainan
berupa kompetisi antar kelompok yang disebut turnamen. Pada setiap meja
turnamen disediakan kartu jawaban dan kartu soal berada pada meja pembaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
soal. Jadi, dalam metode pembelajaran kooperatif tipe TGT ini terdapat tiga tahap,
yaitu tahap mengajar, tahap belajar dalam kelompok, dan tahap kompetisi.
c. Jigsaw II
Peserta didik ditugaskan untuk membaca materi yang akan dipelajari. Tiap
anggota tim ditugaskan secara acak untuk menjadi “ahli” dalam aspek tertentu
dari tugas membaca tersebut. Setelah membaca materi, para ahli dari tim berbeda
bertemu untuk mendiskusikan topic yang sedang dibahas, kemudian mereka
kembali kepada timnya masing-masing untuk menjelaskan topik mereka kepada
anggota lainnya. Akhirnya, akan ada kuis atau bentuk penilaian lainnya dari
semua topik.
d. Teams Accelerated Instruction (TAI)
Pada tipe ini merupakan pendekatan secara menyeluruh dalam
pembelajaran, peserta didik mempunyai kebebasan bertindak dan pendidik
membentuk kelompok yang bersifat heterogen dengan latar belakang yang
berbeda. Hal ini bertujuan untuk memberi peluang kepada peserta didik yang
kemampuan pencapaian belajarnya rendah agar dapat meningkatkan kemampuan
seperti peserta didik lain yang mempunyai kemampuan pencapaian belajar tinggi.
e. Think Pair Share (TPS)
Metode ini merupakan pendekatan kelompok kecil, dalam pembelajaran
guru memberikan permasalahan atau khasus yang harus difikirkan dan dipecahkan
oleh peserta didik, kemudian setelah memikirkan kasus yang diberikan oleh guru
di diskusikan kepada teman semeja dan menyampaikan pendapat mereka masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
f. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Metode ini merupakan program komprehensif untuk mengajar, membaca,
dan menulis pada sekolah dasar atau menengah. Peserta didik ditugaskan
berpasangan dalam kelompok untuk belajar dalam serangkaian kegiatan yang
bersifat kognitif, seperti membacakan cerita satu sama lain, membuat prediksi
akhir cerita naratif, saling merangkum cerita, menulis tangapan dan melatih
pengucapan, serta kosakata. Penghargaan untuk kelompok didasarkan pada
kinerja rata-rata dari anggota kelompok dalam kegiatan membaca dan menulisnya.
3. Model Pembelajaran Think Pair Share
Think Pair Share adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang
memberi peserta didik waktu untuk berfikir dan merespon serta saling bantu satu
sama lain. Model ini memperkenalkan ide “waktu berfikir atau waktu tunggu”
yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
merespons pertanyaan. Pemebelajaran kooperatif model think pair share ini relatif
lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mengatur tempat
duduk ataupun mengelompokkan peserta didik. Pembelajaran ini melatih peserta
didik untuk berani berpendapat dan menghargai pendapat teman.
Think Pair Share (TPS) adalah strategi diskusi kooperatif yang
dikembangkan oleh Frank Lyman dan koleganya dari Universitas Maryland pada
tahun 1981. TPS mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi
perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas secara keseluruhan. Think
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Pair Share memberikan kepada peserta didik waktu untuk berfikir dan merespons
serta saling bantu satu sama lain.
Think Pair Share memiliki prosedur yang secara eksplisit memberi siswa
waktu untuk berfikir, menjawab, saling membantu satu sama lain. Dengan
demikian, diharapkan peserta didik mampu bekerja sama, saling membutuhkan,
dan saling bergantung pada kelompok kecil secara kooperatif.
Keunggulan TPS adalah mampu mengembangkan berbagai aspek dalam
diri peserta didik, baik kognitif, afektif maupun psikomotorik. Keterampilan sosial
dalam proses pembelajaran TPS antara lain:
a. Keterampilan sosial siswa dalam berkomunikasi meliputi dua aspek.
1) Aspek bertanya
Aspek bertanya meliputi keterampilan sosial siswa dalam hal bertanya kepada
teman dalam satu kelompoknya ketika ada materi yang kurang dimengerti
serta bertanya pada diskusi kelas.
2) Aspek menyampaikan ide atau pendapat meliputi keterampilan siswa
menyampaikan pendapat saat diskusi kelompok serta berpendapat
(memberikan tanggapan atau sanggahan) saat kelompok lain presentasi
b. Keterampilan sosial aspek bekerja sama
Keterampilan sosial siswa pada aspek yang bekerja sama meliputi
keterampilan sosial siswa dalam hal bekerja sama dengan teman dalam satu
kelompok untuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
c. Keterampilan sosial aspek menjadi pendengar yang baik
Keterampilan sosial siswa pada aspek menjadi pendengaran yang baik,
yaitu keterampilan dalam hal mendengarkan guru, teman dari kelompok lain saat
sedang presentasi maupun saat teman dari kelompok lain berpendapat
d. Kelebihan
1) TPS mudah diterapkan di berbagai jenjang pendidikan dan dalam setiap
kesempatan.
2) Menyediakan waktu berfikir untuk meningkatkan kualitas respons siswa.
3) Siswa menjadi lebih aktif dalam berfikir mengenai konsep dalam mata
pelajaran
4) Siswa lebih memahami tentang konsep topik pelajaran selama diskusi
5) Siswa dapat belajar dari siswa lain
6) Setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk berbagi atau
menyampaikan idenya.
e. Kekurangan
1) Banyaknya kelompok yang melapor dan perlu dimonitor
2) Lebih sedikit ide yang muncul
3) Jika ada perselisihan, tidak ada penengah
f. Komponen pembelajaran Kooperatof tipe TPS
Pembelajaran Think Pair Share mempunyai beberapa komponen.
1) Think (berfikir)
Pelaksanaan pemebelajaran TPS diawali dengan berfikir sendiri
mengenai pemecahan suatu masalah. Tahap berfikir menuntut siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
lebih tekun dalam belajar dan aktif mencari referensi agar lebih mudah dalam
memecahkan masalah atau soal yang diberikan guru.
2) Pair (berpasangan)
Setelah diawali dengan berfikir, siswa kemudian diminta untuk
mendiskusikan hasil pemikiranya secara berpasangan. Tahap diskusi
merupakan tahap menyatukan pendapat masing-masing siswa guna
memperdalam pengetahuan mereka. Diskusi dapat mendorong siswa untuk
aktif menyampaikan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain dalam
kelompok serta mampu bekerja sama dengan orang lain.
3) Share (berbagi)
Setelah mendiskusikan hasil pemikirannya pasangan-pasangan siswa
yang ada diminta untuk berbagi hasil pemikiran yang telah dibicarakan
bersama pasangannya masing-masing kepada seluruh kelas. Tahap berbagi
menuntut siswa untuk mampu mengungkapkan pendapatnya secara
bertanggung jawab, serta mampu mempertahankan pendapat yang telah
disampaikannya
g. Langkah-langkah
1) Tahap satu, think (berfikir)
Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan yang terkait dengan
materi pelajaran. Proses TPS dimulai pada saat ini, yaitu guru
mengemukakan pertanyaan yang menggalakkan berfikir ke seluruh kelas.
Pertanyaan ini hendaknya berupa pertanyaan terbuka yang memungkinkan
dijawab dengan berbagai macam jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2) Tahap kedua, pair (berpasangan)
Pada tahap ini siswa berfikir secara individual. Guru meminta kepada
siswa untuk berpasangan dan mulai memikirkan pertanyaan atau masalah
yang diberikan guru dalam waku tertentu. Lamanya waktu ditetapkan
berdasarkan pemahaman guru terhadap siswanya, sifat pertanyaannya, dan
jadwal pembelajarannya. Siswa disarankan untuk menulis jawaban atau
pemecahan masalah hasil pemikirannya.
3) Tahap ketiga, share (berbagi)
Pada tahap ini siswa secara individu mewakili kelompok atau berdua
maju bersama untuk melaporkan hasil diskusinya ke seluruh kelas. Pada
tahap terakhir ini siswa seluruh kelas akan memperoleh keuntungan dalam
bentuk mendengarkan berbagai ungkapan mengenai konsep yang sama
dinyatakan dengan cara yang berbeda oleh individu yang berbeda. Aris
(2014:208).
4. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat
memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia
atau individu untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri.
Motivasi belajar merupakan faktor yang penting dalam dunia pendidikan.
Peranannya yang khas adalah dalam menumbuhkan semangat dan gairah untuk
belajar. Banyak peserta didik yang tidak berkembang dalam belajar karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
kurangnya motivasi, motivasi dapat mendorong semangat peserta didik dalam
belajar.
Menurut Sugihartono, dkk. (2007:20) belajar merupakan suatu proses
memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku
dan kemampuan beraksi yang relative permanen atau menetap karena adanya
interaksi individu dengan lingkungannya. Sugihartono (2007:76) mengungkapkan
bahwa terdapat 2 faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis yang salah satunya
adalah motivasi. Faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu, meliputi
faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Kompri (2015:4) menyatakan, motivasi dan belajar merupakan dua hal
yang saling mempengaruhi. Siswa akan giat belajar jika ia mempunyai motivasi
untuk belajar. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan. Menurut
Hamalik (2011:173), motivasi sangat menentukan tingkat berhasil atau gagalnya
perbuatan belajar siswa. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya akan sangat sulit
untuk berhasil.
Menurut McDonald dalam Hamalik (2012: 173),
“Motivation is a energy change within the person characterized by
affective arousal and anticipatory goal reactions.”
(Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan)
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
dapat tercapai. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat
(Sardiman, 2014:87).
Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar, antara lain
dalam menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas
tujuan belajar yansg hendak dicapai, menentukan ragam kendali terhadap
ransangan belajar dan menentukan ketekunan belajar (Uno, 2013:2).
Dalam penelitian ini peneliti mengukur motivasi belajar peserta didik
mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Joomla (2009:6)
a. Keaktifan peserta didik
Tingkat keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran merupakan
tolok ukur seberapa besar mereka butuh terhadap materi yang diajarkan. Peserta
didik yang mempunyai motivasi belajar yang kuat selalu aktif mengikuti jalannya
pembelajaran.
b. Ketekunan
Peserta didik yang mempunyai motivasi seharusnya tekun dalam
belajarnya, terutama bila mereka menghadapi tantangan. Ketekunan merupakan
hal yang penting karena belajar membutuhkan waktu sedangkan keberhasilan
tidak selalu dapat tercapai dengan mudah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
c. Perhatian
Perhatian merupakan dorongan rasa ingin tahu seseorang, selalu
konsentrasi mendengarkan penjelasan guru, dan tidak melakukan pekerjaan lain
selama proses pembelajaran.
d. Partisipasi
Peserta didik yang mempunyai motivasi akan mempunyai dorongan yang
kuat untuk terlibat dan berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran.
e. Kehadiran
Morivasi yang kuat akan mendorong peserta didik untuk selalu hadir
dalam pembelajaran.
f. Prestasi
Peserta didik yang memiliki motivasi akan selalu berusaha mendapatkan
prestasi yang tinggi.
Motivasi memiliki fungsi bagi seseorang, karena motivasi dapat
menjadikan seseorang mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Oemar
Hamalik (2004:23) menjelaskan fungsi motivasi antara lain: mendorong
timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Perbuatan belajar akan terjadi apabila
seseorang tersebut memilik motivasi, sebagai pengarah, artinya dapat menjadi
jalan agar mampu menuju arah yang ingin dicapai sebagai penggerak, berfungsi
sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau
lambatnya suatu pekerjaan. Berdasarkan fungsi motivasi dapat disimpulkan
bahwa fungsi motivasi adalah memberikan arah dalam meraih apa yang
diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Banyak cara yang dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan
motivasi. Sardiman (2007: 92-95) menjelaskan ada beberapa contoh dan cara
untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberapa bentuk
dan cara motivasi tersebut meliputi :
1) Memberikan angka bisa membuat peserta didik lebih semangat belajar,
karena angka merupakan simbol dari perolehan nilainya.
2) Memberikan hadiah akan membuat peserta didik semangat mendapatkan nilai
yang bagus dan saling berlomba-lomba untuk mendapatkan hadiah.
3) Saingan atau kompetisi akan menjadikan peserta didik memiliki sebuah
tantangan untuk menjadi yang terbaik.
4) Ego-involment merupakan satu bentuk motivasi yang sangat penting, karena
menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar merasakan pentingnya
tugas dan menerima sebagai sebuah tantangan.
5) Memberikan ulangan dapat memotivasi peserta didik untuk belajar dan bisa
mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan.
6) Mengetahui hasil dapat memotivasi peserta didik dalam belajar, dengan
mengetahui hasil peserta didik dapat mendorong peserta didik untuk giat
dalam belajar.
7) Pujian merupakan motivasi yang baik diberikan kepada peserta didik oleh
guru ketika peserta didik tersebut melakukan hal positif.
8) Hukuman dapat menjadi motivasi bagi peserta didik, apabila
penyampaiannya diberikan secara bijak serta tepat, agar peserta didik dapat
memahami apa maksud peserta didik itu diberi hukuman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Kesimpulan dari berbagai upaya meningkatkan motivasi diatas bahwa
motivasi dapat di tingkatkan melalui beberapa upaya antara lain memberikan
penghargaan, memberikan hadiah dan juga dengan cara metode pembelajaran
yang menarik yang dapat menumbuhkan semangat peserta didik dalam belajar.
5. Prestasi Belajar
Kompetensi dan indikator berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran yang
meliputi pengalaman (proses) dan hasil (produk) belajar peserta didik. Hal yang
dimaksud dengan hasil belajar peserta didik adalah kemampuan atau kompetensi
yang dimiliki atau dikuasai peserta didik setelah peserta didik memperoleh atau
menerima pengalaman belajarnya (Endrayanto & Harumurti, 2014).
Menurut Karwati & Priansa (2014), hasil belajar atau learning outcome
adalah pernyataan yang menunjukkan tentang apa yang mungkin dikerjakan
peserta didik sebagai hasil kegiatan belajarnya. Dengan demikian hasil belajar
adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh peserta didik berkat adanya usaha atau
pikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan
sehingga nampak perubahan tingkah laku pada diri individu.
Dalyono (2009) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar adalah faktor internal (kesehatan, intelegensi, dan bakat minat,
motivasi, dan cara belajar) dan faktor eksternal (keluarga, sekolah, masyarakat,
dan lingkungan sekitar).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Prestasi belajar merupakan kemampuan yang meliputi segenap ranah
psikologi (kognitif, afektif dan psikomotor) yang berubah sebagai akibat
pengalaman dan proses belajar peserta didik, dalam kegiatan pembelajaran peserta
didik dikatakan berhasil atau tidak, salah satunya dapat dilihat dari nilai-nilai hasil
belajar peserta didik. Pengukuran hasil belajar dalam proses pembelajaran
ditujukan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman peserta didik setelah
menghayati proses belajar. Pengukuran akan dilakukan guru dengan cara
menggunakan alat ukur tes (Sugihartono 2007:130).
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sofyan Tsauri, mahasiswa Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja yang berjudul “ Penerapan metode TPS untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar pkn siswa kelas VII B Mtsn Patas tahun ajaran
2012/2013” dengan kesimpulan Hasil belajar PKn meningkat melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada siswa kelas VII
B MTs Negeri Patas Tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini terlihat dari ketuntasan
hasil belajar PKn, rata-rata hasil belajar PKn pada siklus I secara klasikal sebesar
63,3% dan berada dalam tingkat ketuntasan 61%-70% dengan kategori cukup
sedangkan rata-rata hasil belajar PKn pada siklus II secara klasikal sebesar 100%
yang berada dalam rentang tingkat ketuntasan 81%-100% dengan kategori sangat
baik.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sucipto Rasa, mahasiswa Universitas Negeri
Semarang yang berjudul “Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(Think-Pair-Share) untuk meningkatkan kemampuan memahami materi pelajaran
sejarah pada siswa kelas VIII SMP N 3 Ungaran tahun ajaran 2009/2010” dengan
kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar (nilai rata-rata) mengalami peningkatan dari60,4 pada masa Pra Siklus,
66,9 pada Siklus I dan 71,2 pada Siklus II. Sejalan dengan hasil belajar, tingkat
ketuntasan klasikalpun mengalami peningkatan yakni 47,1 % pada Pra Siklus,
67,6 % Siklus I, dan 88,2 % Silkus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penerapan pendekatan Think-Pair-Share dalam proses belajar mengajar dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Marieta Purwaningsih, mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul Penerapan Pembelajaran Kooperatif
dengan Think Pair Share untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar di kelas
X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta 2011/2012. Berdasarkan hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar (nilai rata-rata) mengalami peningkatan
dari 60,29 dengan ketuntasan klasikal 20,14% menjadi 71,6 dengan ketuntasan
50% dan selanjutnya meningkat menjadi 80,29 dengan ketuntasan klasikal 70%.
C. Kerangka Berfikir
Pendidikan sebagai proses pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat
mengerti, memahami, dan memiliki pemikiran yang lebih kritis dari apa yang
sudah diperoleh. Dalam hal ini guru memiliki peranan yang sangat penting bagi
peserta didik untuk mencapai tahap mengerti, memahami, dan berfikir kritis.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru agar peserta didik dapat memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pengetahuan dari apa yang sudah dipelajari dibutuhkanya model pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan kondisi kelas. Model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dapat membantu guru
dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah sesuai dengan yang
diharapkan.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru adalah
model pembelajaran Think Pair Share, yang merupakan salah satu tipe dari model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Think Pair Share merupakan salah
satu model pembelajaran yang menekankan kepada peserta didik untuk berfikir
secara individu mengenai suatu permasalah dalam proses pembelajaran. Peserta
didik dituntut untuk aktif dalam mencari referensi dalam memecahkan persoalan
yang diberikan oleh guru. Dalam proses pembelajarannya peserta didik diminta
untuk saling berpasangan untuk saling berbagi pengetahuan mengenai materi
pelajaran.
Model pembelajaran yang menarik dapat menumbuhkan motivasi belajar
yang tinggi bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang
sedang berlangsung. Kehadiran model pembelajaran tersebut memiliki peranan
yang penting dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Peserta didik
yang memiliki motivasi belajar yang tinggi tentu memiliki semangat dan
keinginan yang kuat untuk ikut berpartisifasi aktif dalam mengikuti pelajaran.
Peserta didik yang memiliki motivasi dalam pembelajaran tentunya akan
memiliki pemahaman dan pengetahuan yang baik terhadap materi pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
yang disampaikan guru, dengan adanya pemahaman dan pengetahuan akan
menghasilkan prestasi yang baik pula bagi peserta didik. Peserta didik yang
memiliki motivasi belajar yang tinggi akan mempengaruhi hasil belajar atau
prestasi yang diperoleh, karena semakin tinggi keinginan peserta didik untuk
belajar maka akan semakin tinggi pula hasil prestasi belajar yang diperoleh,
karena model pembelajaran yang digunakan oleh guru merupakan salah satu tolok
ukur tinggi rendahnya prestasi belajar.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir, maka hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
1. Ada perbedaan motivasi dan prestasi belajar Sejarah peserta didik kelas X SMA
Negeri 1 Wedi sebelum dan setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif
tipe think pair share (TPS).
2. Ada perbedaan motivasi dan prestasi belajar Sejarah peserta didik yang
menerapkan dengan yang tidak menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
think pair share (TPS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELTIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Wedi Klaten yang terletak di
desa Pasung kelurahan Pasung kecamatan Wedi kabupaten Klaten. SMA Negeri 1
Wedi berada di lingkungan pedesaan, dengan letak yang berada di lingkup
pedesaan suasana di SMA Negeri 1 Wedi sangat tenang, jauh dari keramaian.
Oleh karena itu suasana pembelajaran di SMA Negeri 1 Wedi ini sangat
nyaman,tenang dan tidak ada suara kendaraan yang dapat mengganggu proses
pembelajaran.
SMA Negeri 1 Wedi mempunyai lahan yang sangat luas, di dalamnya
terdapat sebuah Musola yang digunakan untuk tempat beribadah siswa beserta
seluruh warga sekolah yang beragama muslim, di SMA Negeri 1 Wedi memiliki
lapangan hijau yang luas yang berfungsi untuk tempat upacara atau bermain bola
ketika peserta didik sedang olahraga. Sekolah lengkap dengan berbagai macam
fasilitas di dalamnya untuk penunjang proses pembelajaran.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini, dilaksanakan pada bulan
September – Oktober 2017. Pengaturan waktu mengacu pada kalender akademik
sekolah.
Berikut ini merupakan pemaparan pelaksanaan penelitian di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Bulan
Agust Sept Okt Nov
1 Observasi
2 Persiapan
3 Pengambilan data I
4 Pengambilan data II
5 Pengolahan data
6 Penyusuanan laporan
B. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen. Menurut Gay (1981)
dalam Emzir (2009:64), metode penelitian eksperimental merupakan satu-satunya
metode penelitian yang dapat menguji secara benar suatu hipotesis.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain eksperimental semu
(quasi-experimental designs), yaitu the nonequivalent control groups design.
Maksudnya, dua kelompok yang diperbandingkan, yaitu kelompok eksperiman
dan kontrol, dipilih dan ditempatkan tanpa melalui randomisasi. Emzir (2009:67).
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol selanjutnya disebut dengan kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan
metode TPS, sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan metode
ceramah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2016:61), variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan metode
pembelajaran kooperatif tipe Think pair share (TPS).
2. Variabel Terikat
Menurut Sugiyono (2016:61), variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah prestasi dan motivasi belajar sejarah.
3. Variabel Kontrol
Menurut Sugiyono (2016:64), variabel kontrol adalah variabel yang
dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap
variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2016:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SMA Negeri 1 Wedi kelas X
tahun pelajaran 2017/2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2016:118), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel
itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X semester ganjil tahun
pelajaran 2017/2018 sebanyak 2 kelas yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen
dan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol.
3. Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2016:118), Teknik pengambilan data dilakukan secara
purposive sampling, artinya pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan
tertentu sesuai kepentingan peneliti.
E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
a. Kuesioner Motivasi Belajar
Kuesioner motivasi belajar digunakan untuk mengukur seberapa besar
keinginan dan usaha peserta didik untuk mencapai prestasi yang diinginkan.
Motivasi yang diukur dalam hal minat, ketekunan dalam belajar, partisipasi aktif
dalam belajar, usaha untuk belajar, besar perhatian untuk belajar, dan
penyelesaian tugas. Kuesioner motivasi ini diberikan 5 alternatif jawaban untuk
setiap butir pertanyaan menggunakan skala Likert, yaitu SL= selalu, SR= sering,
KD= kadang-kadang, J= jarang, dan TP= tidak pernah. Jawaban pertanyaan
kuesioner diberikan skor seperti pada tabel 3.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 3. 2 Pedoman Skor Kuesioner Motivasi Belajar
Alternatif Jawaban Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif
Selalu (SL) 5 1
Sering (SR) 4 2
Kadang-kadang (KD) 3 3
Jarang (J) 2 4
Tidak Pernah (TP) 1 5
Kuesioner yang digunakan diadopsi dari kuesioner motivasi yang telah
dibuat oleh Maryance Vitrianingsih (2006), yang berisi 40 butir pertanyaan.
Tabel 3. 3 Distribusi Item kuesioner Motivasi Belajar Sejarah
No Indikator Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
Jumlah
1 Ketekunan dalam belajar 5, 6*, 7*, 8*, 38* 22, 31, 32 8
2 Partisipasi aktif dalam belajar 9, 10, 11*, 12, 13 3,4,21*,26,
33*, 40
11
3 Usaha untuk belajar 1,2*14, 15, 16,
17,24
23*, 28, 29,
36*,
11
4 Besar perhatian untuk belajar 18*,19*,
25*,27*,30
34*, 35*,37,
39
9
5 Penyelesaian tugas 20* 1
Jumlah 40
* kuesioner yang tidak valid
b. Soal Prestasi Belajar
Soal yang dikembangkan berbentuk soal pilihan ganda yang berkaitan
dengan Manusia dan sejarah. Indikator belajar peserta didik meliputi pengetahuan,
pemahaman dan penerapan. Soal prestasi terlebih dahulu divalidasi secara logis
dan empiris. Untuk memenuhi validasi logis, terlebih dahulu disusun kisi-kisi soal
prestasi mengikuti ketentuan yang sudah ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 3. 4 Kisi-kisi Soal Prestasi Belajar sejarah
Sub Materi Pokok Aspek kognitif Jumlah
C1
Pengetahuan
C2
Pemahaman
C3
Penerapan
Pengertian Sejarah 1, 4*, 9*,
15*,23*
2, 7*, 12*,
17*, 20*
3*, 8, 16*,
18, 25*,
26
Peran manusia dalam
sejarah
22,31*,34*,38* 6*, 10,
21,37*,39*
29, 36*,
Manusia dalam konsep
ruang dan waktu dalam
sejarah
5,13*,
14,19,27*, 40
11,24,
28,32*,35
30*,33*
Jumlah 15 14 11 40
Jumlah dalam persen 45% 30% 25%
*soal yang gugur
Tabel 3. 5 Kisi-kisi Soal Prestasi Belajar sejarah
Sub Materi Pokok Aspek kognitif Jumlah
C1
Pengetahuan
C2
Pemahaman
C3
Penerapan
Konsep kualitas dalam
sejarah
2,3.12*.24.30* 1,8,9*,20*,32* 27*,35,
Sejarah sebagai ilmu 5,7,15*,17*,34* 18,25* 11*,40
Sifat ilmu sejarah 6*.10,13*21*,37 28,29,36* 16*,31*
Manfaat mempelajari
sejarah
4*,14,22,26,38, 23*,33 19,39*
Jumlah 20 12 88 40
Jumlah dalam persen 50% 30% 20%
*soal yang gugur
2. Teknik Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara menyusun kuesioner. Kuesioner yang disusun oleh peneliti bertujuan
untuk mengetahui tiga macam data, yaitu pengetahuan awal peserta didik
mengenai materi pelajaran sejarah, motivasi belajar sejarah peserta didik, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
prestasi belajar peserta didik. Dalam hal ini untuk mengetahui data penegtahuan
awal peserta didik diperoleh dari nilai pretest yang dilakukan oleh peneliti.
Selanjutnya, data tentang motivasi belajar peserta didik yang terdiri dari motivasi
awal, akhir dan selisih diantara keduanya baik kelas experimen maupun kelas
kontrol diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh peserta didik, sedangkan data
tentang prestasi belajar sejarah peserta didik diperoleh melalui test mengenai
materi yang sudah dibahas.
Proses pengambilan data dirangkum dalam diagram kerja berikut:
Gambar 3. 1 Diagram Kerja Pengumpulan Data
Pengambilan Sampel
Populasi Penelitian
Pengukuran Motivasi Akhir
akhirAkhir
Analisis Data
Tes Prestasi Hasil Belajar
Pengukuran Motivasi Awal
Kelas Eksperimen
Pembelajaran Menerapkan
metode Konvensional
Pembelajaran dengan Menerapkan
Metode Kooperatif Tipe Think Pair
Share (TPS)
Kelas Kontrol
Tes Pengetahuan awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
F. Teknik Analisis Instrumen dan Data
Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan analisis
instrumen penelitian dan uji persyaratan hipotesis. Analisis instrumen penelitian
berupa uji validitas dan uji reliabilitas. Sedangkan uji persyaratan hipotesis terdiri
dari uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Analisis Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian harus memenuhi syarat validitas dan reliabilitas.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu
soal. Soal test dapat dikatan valid apabila test tersebut mampu mengukur apa yang
hendak diukur oleh peneliti. Suatu test memiliki validitas yang tinggi bila test
tersebut menunjukkan hasil yang sesuai dengan kriteria (Suharsimi Arikunto,
2009:65). Dalam penelitian ini untuk dapat mengetahui tingkat validitas uji coba
Instrumen dan soal maka peneliti menggunakan rumus korelasi Product moment
pearson.
√( )( )
Dimana,
rxy = koefisien korelasi Antara variable X dan variable Y, dua variable yang
dikorelasikan ( dan )
∑xy = jumlah perkalian x dan y
x2 = kuadrat dari x
y2 = kuadrat dari y
1) Hasil Uji Kuesioner
Hasil validasi kuesioner motivasi menunjukkan 22 butir kuesioner
valid dari 40 butir kuesioner yang diujikan, ada 18 butir kuesioner yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
tidak valid. Valid atau tidaknya suatu butir soal ditentukan berdasarkan
pada taraf signifikan yaitu 0,05. Untuk jumlah responden 22 maka t
tabelnya sebesar 1,72.
2) Hasil Uji Coba Soal Prestasi
Hasil validasi soal prestasi belajar awal menunjukkan 17 soal valid
dari 40 soal yang diujikan, ada 23 soal yang tidak valid. Sedangkan hasil
uji coba soal prestasi akhir menunjukkan 22 soal valid dari 40 soal yang
diujikan, ada 18 soal yang tidak valid. Untuk jumlah responden 22 maka r
tabelnya sebesar 0,423.
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat suatu kepercayaan suatu tes, artinya sampai
sejauh mana suatu instrumen tersebut yang sudah disusun oleh peneliti bisa
dipercaya agar mampu menghasilkan skor yang relatif tidak berubah meski
diujikan pada situasi yang berbeda. Reliabilitas suatu test akan tinggi bila hasil
yang diperoleh menunjukkan adanya konsisten jawaban yang ditunjukkan.
Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha cronbach
yaitu sebagai berikut:
=(
) (
)
Keterangan:
= reliabilitas yang dicari
= jumlah varians skor tiap-tiap item
= varians total
Ruseffendi (1994) dalam Sundayana (2014:70) mengklasifikasikan
koefisien reliabilitas seperti pada Tabel 3.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 3. 6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
R Interpretasi
0,00 ≤ r > 0,20 Sangat rendah
0,20 ≤ r > 0,40 Rendah
0,40 ≤ r > 0,60 Sedang/Cukup
0,60 ≤ r > 0,80 Tinggi
0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
1) Reliabilitas Instrumen Motivasi
Hasil perhitungan reliabilitas tentang motivasi belajar
dikatakan reliabel apabila ( r11) > 0,05 dan apabila nilai koefisien
reliabilitas (r11) < 0,05 maka instrumen dikatakan tidak reliabel. Hasil
pengujian diperoleh hasil ( r11)=0,85. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa instrumen tentang motivasi belajar peserta didik
reliabel dan berada dalam kategori sangat tinggi.
2) Reliabilitas Soal Prestasi
Hasil perhitungan reliabilitas tentang soal belajar dikatakan
reliabel apabila ( r11) > 0,05 dan apabila nilai koefisien reliabilitas
(r11) < 0,05 maka soal dikatakan tidak reliabel. Hasil pengujian
prestasi awal diperoleh hasil ( r11)=0,83 dan hasil pengujian prestasi
akhir dieproleh hasil ( r11)=0,85 Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa soal tentang prestasi belajar peserta didik reliabel dan berada
dalam kategori sangat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Uji Prasyarat Hipotesis
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas merupakan salah satu bagian dari uji persyaratan analisis
data. Artinya, sebelum peneliti melakukan analisis yang sesungguhnya, data
penelitian tersebut harus di uji normal tidaknya terlebih dahulu. Dasar
pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni: jika nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05 maka data tersebut bedistribusi normal, dan sebaliknya jika nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
Uji dilakukan terhadap data pengetahuan awal dan pengetahuan akhir prestasi
belajar sejarah, motivasi awal dan motivasi akhir peserta didik. Rumus yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Liliefors sebagai berikut
L = Maxs {F(zi)-S(zi) jika L < Lt, maka sampel yang berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
Keterangan:
L = hasil statistk uji Liliefors
Ltabel = tabel penguji Liliefors
F(zi) = frekwensi kumulatif teoritik
S(zi) = frekwensi kumulatif empirik (No. Skor/N)
S = standar deviasi
1) Motivasi belajar peserta didik
Pada hasil pengujian dengan menggunakan rumus Liliefors pada
kelas kontrol motivasi awal peserta didik sebesar 0,075, sedangkan
motivasi akhir kelas kontrol sebesar 0,077. Pada kelas eksperimen
motivasi awal peserta didik sebesar 0,084, dan motivasi akhir sebesar
0,119. Dari hasil perhitungan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
data tentang motivasi awal dan akhir kelas kontol dan ekperimen
berdistribusi normal karena data lebih kecil dari L tabel yaitu 0,190.
2) Prestasi belajar peserta didik
Pada hasil pengujian dengan menggunakan rumus Liliefors pada kelas
kontrol pengetahuan awal peserta didik sebesar 0,136 lebih kecil dari 0,190.
Sedangkan pada kelas eksperimen pengetahuan awal peserta didik sebesar 0,156
maka dapat disimpulkan bahwa distribusi soal terhadap pengetahuan awal
pembelajaran adalah normal. Sedangkan hasil pengujian pada kelas kontrol
pengetahuan akhir peserta didik sebesar 0,165 lebih kecil dari 0,190. Sedangkan
pada kelas eksperimen pengetahuan akhir peserta didik sebesar 0,125 maka dapat
disimpulkan bahwa distribusi soal terhadap pengetahuan akhir pembelajaran
adalah normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui sampel berasal dari populasi
yang homogen atau tidak. Uji dilakukan terhadap data pengetahuan awal dan
akhir mengenai prestasi belajar sejarah peserta didik. Selai itu uji homogenitas
juga bertujuan untuk mengetahui data tentang motivasi awal, dan motivasi akhir
peserta didik di kelas control dan ekperimen. Uji homogenitas menggunakan uji
Bartlett karena dapat digunakan untuk kelompok yang mempunyai jumlah sampel
(n) sama maupun berbeda dengan rumus:
a) Hipotesis
H0 = sampel berasal dari populasi yang homogen.
H1 = sampel tidak berasal dari populasi yang homogen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
b) Susunan tabel kerja uji homogenitas dengan menggunakan uji Bartlett
Sampel Dk 1/2 dk Si2
Log Si2 Dk.log Si
2
1
𝛴
c) Menghitung S2, B dan
2
S2 = ( )
( )
B = (log S2) x 𝛴 (ni-1)
2
= 2,303x{B-(dk) log Si2}
Keterangan:
S2
= varians gabungan
Si2 =
varians tiap sampel
B = harga satuan
Ni = jumlah sampel ke i
d) Keputusan Uji
Ho diterima jika 2
hitung < 2
tabel, atau H0 ditolak bila 2
hitung>2tabel.
3. Uji Hipotesis
a. Uji-t sama subjek
Analisis ini digunakan untuk mengetahui perbedaan keadaan satu faktor
dengan dua kali pengamatan. Pengukuran motivasi dan prestasi belajar sejarah
peserta didik dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran sejarah pada
kelas eksperimen. Hipotesis nolnya (Ho) adalah ada perbedaan motivasi dan
prestasi belajar sejarah peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Wedi Klaten tahun
pelajaran 2017/2018 sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Hipotesis nol tersebut diuji menggunakan
uji-t sama subjek, dengan rumus sebagai berikut:
t =
√
( )
Keterangan: = selisih skor sesudah dengan skor sebelum tiap subjek (i)
= rata-rata dari gain (d)
xd = deviasi skor gain terhadap reratanya (xd = di –Md)
= kuadrat xd
n = banyak sampel
Harga t dibandingkan dengan ttabel pada taraf signifikansi 5%. Jika
thitung > ttabel, maka H0 ditolak (Supardi, 2013:324).
b. Uji-t beda subjek
Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan motivasi
dan prestasi belajar sejarah peserta didik di kelas ekperimen dan kelas kontrol.
Untuk mengetahui perbedaan motivasi dan prestasi pada kelas kontrol dan
ekperimen peneliti meggunakan nilai akhir pada masing-masing kelas yang sudah
dihutung dengan menggunakan Uji-t beda subyek. Hipotesis nol (H0) adalah ada
perbedaan motivasi dan prestasi belajar sejarah peserta didik yang yang
menerapkan dengan yang tidak menerapkan model pempelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share (TPS). Hipotesis nol tersebut diuji dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
t =
√(
)
dimana
√( ) ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Keterangan:
= rata-rata skor kelompok eksperimen
= rata-rata skor kelompok kontrol
= varian kelompok eksperimen
= varian kelompok kontrol
= banyaknya sampel kelompok eksperimen
= banyaknya sampel kelompok kontrol
= simpangan baku gabungan
Selanjutnya jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak pada taraf signifikansi 5%
(Supardi, 2013:328).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini mempelajari tentang pengaruh model pembelajaran tipe
Think Pair Share (TPS) terhadap prestasi dan motivasi peserta didik di SMA
Negeri 1 Wedi Klaten tahun pelajaran 2017/2018. Berdasarkan hasil analisis data,
maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Motivasi Belajar Sejarah
Kuesioner motivasi belajar sejarah diberikan pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen sebanyak dua kali sebelum dan sesudah pembelajaran sejarah dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
Berikut ini hasil ringkasan data tentang motivasi belajar sejarah dapat dilihat pada
tabel 4.1.
Tabel 4. 1 Motivasi Belajar Sejarah
No
Keterangan
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Awal Akhir Awal Akhir
1. Jumlah peserta didik 22 22 22 22
2. Rata-rata nilai 69.41 79.23 68.55 68.68
3. Selisih rerata 9.82 0.14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui data tentang motivasi belajar
sejarah peserta didik di kelas eksperimen dan di kelas kontrol, data di
kelompokkan menjadi dua yaitu motivasi awal dan motivasi akhir. Jumlah
responden yang terdiri dari 22 orang peserta didik, pada kelas eksperimen
diketahui rata-rata nilai motivasi awal sebesar 69.41 dan rata-rata nilai pada
motivasi akhir sebesar 79.23. Sedangan pada kelas kontrol diketahui nilai rata-rata
motivasi awal sebesar 68.55 dan rata-rata nilai pada motivasi akhir 68.68. Dari
data tersebut ditemukan selisih antara motivasi awal dan motiasi akhir di kelas
kontrol sebesar 0.14, sedangkan selisi di kelas eksperimen sebesar 9.82.
a. Uji Normalitas Motivasi
Ringkasan hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4. 2 Uji Normalitas Motivasi awal dan motivasi akhir
Data
Motivasi Awal Motivasi Akhir
Kelas
Ekperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
L hitung 0,084 0,075 0,119 0,077
L tabel 0,172 0,172 0,172 0,172
P <0,05 <0,05 <0,05 <0,05
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas dari data motivasi awal dan akhir dari
kelas kontrol dan kelas eksperimen, hasil perhitungan dengan rumus Liliefors
terbukti normal. Pada motivasi awal kelas kontrol tampak bahwa L hitung 0,075 < L
tabel 0,190, sedangkan motivasi awal kelas eksperimen tampak bahwa L hitung 0,084
< L tabel 0,190. Pada motivasi akhir kelas kontrol tampak bahwa L hitung 0,077 < L
tabel 0,190, sedangkan motivasi akhir kelas eksperimen tampak bahwa L hitung 0,119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
< L tabel 0,190 sehingga dapat di simpulkan pada uji statistik yang menyatakan
bahwa L hitung < L tabel , maka sampel tersebut di atas berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Motivasi
Ringkasan hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4. 3 Uji Homogenitas Motivasi
Data
Motivasi Awal Motivasi Akhir
Kelas
Ekperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
hitung 0,509 0,650 0,802 1,383
tabel 2,18 2,18 2,18 2,18
P <0,05 <0,05 <0,05 <0,05
Kesimpulan Homogen Homogen Homogen Homogen
Berdasarkan hasil uji normalitas dari data motivasi awal dan akhir dari
kelas kontrol dan kelas eksperimen, hasil perhitungan terbukti homogen. Pada
motivasi awal kelas kontrol tampak bahwa hitung 0,650 < tabel 2,18, sedangkan
motivasi awal kelas eksperimen tampak bahwa hitung 0,509 < tabel 2,18. Pada
motivasi akhir kelas kontrol tampak bahwa hitung 1,383 < tabel 2,18, sedangkan
motivasi akhir kelas eksperimen tampak bahwa hitung 0,802 < tabel 2,18
sehingga dapat di simpulkan pada uji statistik yang menyatakan bahwa hitung <
tabel , maka sampel berasal dari populasi yang homogen.
c. Uji-t Sama Subjek
Uji-t sama subjek digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
antara motivasi dan prestasi belajar sejarah peserta didik di kelas kontrol dan kelas
eksperimen sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
metode kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Berikut ini merupakan hasil Uji-t
sama subyek yang sudah dihitung oleh peneliti.
Ringkasan hasil uji-t sama subjek dapat dilihat pada Tabel 4.4
Tabel 4. 4 Uji-t Sama Subjek Kelas Kontrol
Kelas Kontrol t hitung t tabel P Selisih
Motivasi Awal 48,301 1,72 <0,05
6,994
Motivasi Akhir 41,307 1,72 <0,05
Prestasi Awal 26,826 1,72 <0,05
8.439
Prestasi Akhir 35,265 1,72 <0,05
Berdasarkan hasil uji-t sama subjek, pada kelas kontrol diperoleh p > 0,05.
Hasil Uji-t sama subyek motivasi awal di kelas kontrol sebesar t hitung > 48,301 t
tabel 1,72 dan Uji-t sama subyek motivasi akhir di kelas kontrol sebesar t hitung
41,307 > t tabel 1,72 sedangkan prestasi awal pada kelas kontrol sebesar t hitung
26,826 > t tabel 1,72 dan prestasi akhir sebesar t hitung 35,265 > t tabel 1,72.
Tabel 4. 5 Uji-t Sama Subjek Kelas Eksperimen
Kelas
Eksperimen
t hitung t tabel P Selisih
Motivasi Awal 130,401 1,72 <0,05
83,299
Motivasi Akhir 47,102 1,72 <0,05
Prestasi Awal 17,068 1,72 <0,05
17,168
Prestasi Akhir 34,236 1,72 <0,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Berdasarkan hasil uji-t sama subjek, pada kelas eksperimen diperoleh p >
0,05. Hasil Uji-t sama subyek motivasi awal di kelas eksperimen sebesar t hitung >
130,401, t tabel 1,72 dan Uji-t sama subyek motivasi akhir di kelas eksperimen
sebesar t hitung 47,102 > t tabel 1,72 sedangkan prestasi awal pada kelas eksperimen
sebesar t hitung 17,068> t tabel 1,72 dan prestasi akhir sebesar t hitung 34,236 > t tabel
1,72.
d. Uji-t Beda Subjek
Uji-t beda subjek digunakan untuk mengetahui perbedaan motivasi dan
prestasi akhir di kelas kontrol dan kelas eksperimen yang menerapkan dengan
yang tidak menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS). Ringkasan hasil Uji-t beda subjek dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4. 6 Uji-t Beda Subjek
Motivasi 83,299 1,72
Kelas Eksperimen Prestasi 17,168 1,72
Kelas Kontrol Motivasi 6,994 1,72
Prestasi 8.439 1,72
Berdasarkan hasil Uji-t beda subjek motivasi dan prestasi akhir kelas
eksperimen dengan kelas kontrol, untuk motivasi akhir kelas eksperimen
diperoleh t hitung 83,229 > t tabel 1,72 dan untuk prestasi akhir kelas eksperimen t
hitung 17,168 > t tabel 1,72 sedangkan motivasi akhir kelas kontrol diperoleh t hitung
6,994 > t tabel 1,72 dan prestasi akhir kelas kontrol di peroleh t hitung 8,439 > t tabel
1,72. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima, atau dengan kata lain ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
perbedaan selisih antara motivasi dan prestasi belajar sejarah peserta didik yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan
peserta didik yang menggunakan metode konvensional.
2. Prestasi Belajar Sejarah
Data penelitian yang digunakan yaitu data pengetahuan awal sejarah
peserta didik berupa pretest dan data pengetahuan akhir berupa postest. Ringkasan
data pengetahuan awal dan pengetahuan akhir prestasi belajar sejarah peserta
didik dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4. 6 Data Pengetahuan Awal dan Prestasi Belajar Sejarah
Peserta Didik
Rata-rata nilai pengetahuan awal kelas eksperimen dengan nilai rata-rata
kelas kontrol memiliki perbedaan yang signifikan. Hasil perhitungan
menunjukkan pengetahuan awal di kelas kontrol sebesar 66,0 sedangkan dikelas
ekperimen sebesar 75,0 Setelah diterapkannya model pembelajaran TPS, rata-rata
nilai pengetahuan akhir kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol,
No
Keterangan
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pengetahuan
Awal
Pengetahuan
akhir
Pengetahuan
Awal
Pengetahuan
akhir
1. Jumlah
peserta didik
22 22 22 22
2. Rata-rata
nilai
75,0 79,0 66,0 69,0
3. Nilai
tertinggi
88,0 95,0 94,0 95,0
4. Nilai
terendah
47,0 60,0 47,0 55,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dengan hasil pengetahuan akhir kelas eksperimen sebesar 79,0 dan hasil
pengetahuan akhir kelas kontrol sebesar 69,0.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji
anova dengan uji prasyarat hipotesis. Uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji
homogenitas. Uji homogenitas dilakukan dalam rangka menguji kesamaan varians
setiap kelompok data, sedangkan uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
normal tidaknya suatu distribusi data.
a. Uji Normalitas Prestasi Belajar
Ringkasan hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 4. 7 Uji Normalitas Pengetahuan Awal dan Pengetahuan akhir
Data
Motivasi Awal Motivasi Akhir
Kelas
Ekperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
L hitung 0,156 0,135 0,125 0,165
L tabel 0,172 0,172 0,172 0,172
P <0,05 <0,05 <0,05 <0,05
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas dari data prestasi awal dan akhir dari
kelas kontrol dan kelas eksperimen, hasil perhitungan dengan rumus Liliefors
terbukti normal. Pada prestasi awal kelas kontrol tampak bahwa L hitung 0,135 < L
tabel 0,172, sedangkan prestasi awal kelas eksperimen tampak bahwa L hitung 0,156 <
L tabel 0,172. Pada prestasi akhir kelas kontrol tampak bahwa L hitung 0,165 < L tabel
0,172, sedangkan prestasi akhir kelas eksperimen tampak bahwa L hitung 0,125 < L
tabel 0,172 sehingga dapat di simpulkan pada uji statistik yang menyatakan bahwa
L hitung < L tabel , maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
b. Uji Homogenitas
Ringkasan hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.8
Tabel 4. 8 Uji Homogenitas Pengetahuan Awal dan Pengetahuan akhir
Data
Motivasi Awal Motivasi Akhir
Kelas
Ekperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
hitung 0,509 0,650 0,802 1,383
tabel 2,18 2,18 2,18 2,18
P <0,05 <0,05 <0,05 <0,05
Kesimpulan Homogen Homogen Homogen Homogen
Berdasarkan hasil uji normalitas dari data prestasi awal dan akhir dari
kelas kontrol dan kelas eksperimen, hasil perhitungan terbukti homogen. Pada
prestasi awal kelas kontrol tampak bahwa hitung 0,650 < tabel 2,18, sedangkan
prestasi awal kelas eksperimen tampak bahwa hitung 0,509 < tabel 2,18. Pada
prestasi akhir kelas kontrol tampak bahwa hitung 1,383 < tabel 2,18, sedangkan
prestasi akhir kelas eksperimen tampak bahwa hitung 0,802 < tabel 2,18
sehingga dapat di simpulkan pada uji statistik yang menyatakan bahwa hitung <
tabel , maka sampel berasal dari populasi yang homogen.
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas di atas, maka uji
prasyarat telah terpenuhi sehingga prestasi belajar sejarah dapat dianalisis dengan
menggunakan uji-t untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share (TPS) terhadap motivasi dan prestasi belajar sejarah yang
ada di kelas eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B. Pembahasan
1. Movitasi Belajar Sejarah Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Motivasi belajar sejarah dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
menghitung kuesioner yang sudah diisi oleh responden. Perhitungan kuesioner
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memiliki
motivasi yang kuat untuk dapat berpartisifasi dalam mengikuti pelajaran sejarah
yang sedang berlangsung. Hasil perhitungan tersebut menjadi pedoman bagi
peneliti untuk membuat kesimpulan tentang motivasi belajar sejarah yang ada.
Responden dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yakni kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Peserta didik yang ada di kelas kontrol yaitu X IPS 3 dan X IPS
I di kelas eksperimen. Masing-masing kuesioner yang sudah diisi di dua kelas
tersebut dihitung untuk mengetahui perbedaan tentang motivasi peserta didik yang
ada di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dari hasil perhitungan tersebut peneliti
dapat mengetahui dan membuat kesimpulan mengenai motivasi belajar sejarah
peserta didik.
Kuesioner yang digunakan peneliti untuk mengukur motivasi belajar
pserta didik di validasi terlebih dahulu untuk mengetahui berapa jumlah butir
kuesioner motivasi yang valid dan reliabel. Setelah melakukan uji validasi dan
reliabilitas terhadap item kuesioner peneliti dapat mengetahui berapa jumlah item
yang valid. Item yang valid tersebut selajutnya digunakan untuk mengetahui
motivasi belajar sejarah peserta didik di kelas kontrol dan eksperimen.
Pada penelitian ini motivasi belajar sejarah dianalisis dengan
menggunakan Uji-t beda subjek dan Uji-t sama subjek. Maksudnya Uji-t beda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
subyek digunakan untuk mengetahui perbedaan selisih antara motivasi awal dan
akhir peserta didik di kelas kontrol dan eksperimen. Sedangkan Uji-t sama subjek
digunakan untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar sejarah di kelas kontrol
dan eksperimen yang mengguanakan model pembelajaran yang berbeda. Di mana
kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional sedangkan di kelas
eksperimen menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS).
Hasil perhitungan tentang motivasi belajar sejarah peserta didik di kelas
kontrol dikelompokan menjadi dua yaitu motivasi awal dan motivasi akhir. Dari
22 peserta didik yang terdapat di kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata motivasi
awal peserta didik sebesar 68,55 dan motivasi akhir diperoleh nilai rata-rata
sebesar 68,68. Dengan demikian diperoleh selisisih sebesar 0,14 antara motivasi
awal dan akhir peserta didik.
Hasil perhitungan tentang motivasi belajar sejarah peserta didik di kelas
ekperimen dikelompokan menjadi dua yaitu motivasi awal dan motivasi akhir.
Dari 22 peserta didik yang ada di kelas ekperimen diperoleh nilai rata-rata
motivasi awal peserta didik sebesar 69,41 dan motivasi akhir diperoleh nilai rata-
rata sebesar 79,23. Dengan demikian diperoleh selisisih sebesar 9,82 antara
motivasi awal dan akhir peserta didik.
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan mengenai
motivasi awal dan akhir belajar sejarah peserta didik di kelas kontrol maupun di
kelas eksperimen. Di kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
sejarah peserta didik tidak ada peningkatan yang signifikan. Hal ini berbeda di
kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
(TPS). Di mana ada perbedaan yang signifikan antara motivasi awal dan akhir
yang diperoleh peneliti.
Peserta didik dapat memiliki motvasi belajar yang tinggi karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya ada partisipasi, ketekunan,
perhatian, dan keaktifan peseta didik. Peserta didik yang memiliki kemauan,
memiliki ketekunan, memberikan perhatian dan ikut serta dalam proses belajar
mengajar yang sedang berlangsung akan berpengaruh terhadap motivasi belajar
sejarah. Di mana ia memiliki dorongan untuk mencapai keinginannya yakni
memahami materi pelajaran sejarah itu sendiri.
Selain itu, motivasi belajar sejarah peserta didik juga dapat dipengaruhi
oleh keinginan utuk mendapat nilai yang baik, hadiah serta pujian. Hal ini dapat
mendorong peserta didik untuk tekun dalam mengikuti proses belajar mengajar
sejarah. Peserta didik akan berusaha untuk memfokuskan dirinya saat
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar karena adanya keingian untuk
memperoleh nilai yang baik. Adanya keinginan untuk memperoleh nilai yang
baik, pujian dan hadiah dari hasil belajarnya memberikan motivasi tersendiri
untuk terus aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Motivasi belajar sejarah juga dapat dipengaruhi oleh keinginan diantara
peserta didik untuk bersaing agar memperoleh nilai atau skor yag tinggi. Hal ini
dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar sejarah lebih giat lagi.
Pembahasan pada motivasi ini didukung dengan teori Sardiman (2007:90-95)
yang menyatakan, motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2. Prestasi Belajar Sejarah Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pada penelitian ini untuk mengetahui hasil tentang prestasi belajar sejarah
peserta didik peneliti melakukan tes dengan menggunakan soal pilihan ganda.
Dalam hal ini penilaian untuk mengetahui prestasi belajar sejarah peserta didik
dikelompokan menjadi dua yaitu pengetahuan awal dan pengetahuan akhir.
Pengetahuan awal dilakuakan untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar
sejarah peserta didik sebelum mengguankan model pembelajaran Think Pair
Share (TPS).
Sebelum memberikan tes kepada peserta didik peneliti terlebih dahulu
melakukan validasi soal untuk mengetahui berapa jumlah soal yang valid. Dalam
penelitian jumlah item soal yang valid yang akan digunakan untuk mengetahui
sejauh mana prestasi belajar sejarah yang diperoleh peserta didik pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen di SMA Negeri 1 Wedi Klaten.
Peneliti dalam hal ini membedakan prestasi belajar sejarah peserta didik di
kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaan Think Pair Share (TPS).
Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan atau menemukan perbedaan
mengenai prestasi belajar sejarah peserta didik di Kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Penentuan prestasi belajar sejarah dalam penelitian ini berdasarkan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 68. Ketuntasan Minimal (KKM)
menjadi pedoman bagi peneliti untuk menentukan jumlah peserta didik yang
memperoleh nilai di atas KKM tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Pada perhitungan prestasi belajar sejarah di kelas kontrol peneliti
membedakan antara pengetahuan awal dan akhir peserta didik. Hasil perhitungan
pada pengetahuan awal tentang prestasi belajar sejarah peserta didik dari 22 orang
diperoleh rata-rata sebesar 66. Dari perhitungan tersebut terdapat 9 orang peserta
didik yang tuntas dan 13 orang peserta didik memperoleh nilai di bawah
Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditentukan oleh sekolah. Sedangkan
pengetahuan akhir peserta didik diperoleh rata-rata sebesar 69. Pada pengetahuan
akhir ini prestasi belajar sejarah peserta didik mengalami peningkatan. Dari
perhitungan tersebut terdapat 12 orang peserta didik yang tuntas dan 10 orang
peserta didik memperoleh nilai di bawah Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah
ditentukan oleh sekolah.
Pada perhitungan prestasi belajar sejarah di kelas eksperimen peneliti
membedakan antara pengetahuan awal dan akhir peserta didik. Hasil perhitungan
pada pengetahuan awal tentang prestasi belajar sejarah peserta didik dari 22 orang
diperoleh rata-rata sebesar 75. Dari perhitungan tersebut terdapat 15 orang peserta
didik yang tuntas dan 7 orang peserta didik memperoleh nilai di bawah
Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditentukan oleh sekolah. Sedangkan
pengetahuan akhir peserta didik diperoleh rata-rata sebesar 79. Pada pengetahuan
akhir ini prestasi belajar sejarah peserta didik mengalami peningkatan. Dari
perhitungan tersebut terdapat 18 orang peserta didik yang tuntas dan 4 orang
peserta didik memperoleh nilai di bawah Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah
ditentukan oleh sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Berdasarkan analisis data soal ditinjau dari pengetahuan awal mengenai
prestasi belajar sejarah peserta didik di kelas kontrol dan kelas eksperimen yang
dihitung dengan menggunakan uji-t beda sabyek (> 0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa H0 ditolak yang berarti ada perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar
peserta didik pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
konvensional dan kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian, ada perbedaan prestasi belajar
sejarah peserta didik setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share (TPS). Kelas eksperimen mengalami peningkatan, dengan nilai
prestasi lebih besar dari pada kelas kontrol dilihat dari selisih rata-rata nilai. Hal
ini berarti metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) lebih efektif dari pada
metode pembelajaran diskusi pada kelas kontrol.
Tinggi rendahnya prestasi belajar sejarah yang diperoleh peserta didik
tidak hanya dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru
dalam menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi prestasi belajar juga
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya
kesehatan, intelegensi, dan bakat minat, motivasi, dan cara belajar dari dalam diri
peserta didik itu sendiri. Peserta didik yang memiliki minat, dan motivasi belajar
yang tinggi juga akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula, akan tetapi
peserta didik yang memiliki minat dan motivasi yang rendah juga berpengaruh
terhadap prestasi yang diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Faktor eksternal berkaitan dengan lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, dan lingkungan sekitar. Lingkungan keluarga memiliki peran yang
sangat penting bagi peserta didik dalam memperoleh prestasi belajar yang baik.
Selain itu, lingkungan sekolah, masyarakat sekitar juga menjadi faktor penting
dalam memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Peserta didik yang memiliki
sarana dan prasarana yang lengkap di sekolah akan mudah mencari materi yang
sendangdiipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Motivasi dan Prestasi belajar
peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Wedi Klaten Tahun Ajaran 2017/2018, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan motivasi dan prestasi belajar di kelas eksperimen sebelum dan
sesudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share hal ini
terbukti dari hasil perhitungan kuesioner motivasi yang disebarkan peneliti kepada
peserta didik. Hasil perhitungan motivasi awal belajar sejarah menunjukkan
bahwa t hitung 130,401 >t tabel 1,72 dan motivasi akhir belajar sejarah menunjukkan
bahwa t hitung 47,102 >t tabel 1,72 sedangkan prestasi awal belajar sejarah peserta
didik sebesar t hitung 17,068 >t tabel 34,236.
2. Ada perbedaan motivasi dan prestasi belajar sejarah antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol, perbedaan tersebut dapat dilihat dari selisih hasil perhitungan akhir
yang dilakukan oleh peneliti. Selisih Motivasi belajar sejarah pada kelas
eksperimen sebesar t hitung 83,299 >t tabel 1,72 dan selisih motivasi belajar sejarah
pada kelas kontrol sebesar t hitung 6,994 > t tabel 1,72 sedangkan selisih prestasi pada
kelas eksperimen sebesar t hitung 17,168 >t tabel 1,72 dan sedangkan selisih prestasi
pada kelas kontrol sebesar t hitung 8,439 >t tabel 1,72. Dari perhitungan tersebut
dapat disimpulkan bahwa hasil dari penelitian ini peneliti menemukan adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
perbedaan variabel motivasi dan prestasi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
yang menggunakan Think Pair Share (TPS) dan Konvensional.
B. Saran
1. Untuk guru diharapkan para pendidik menerapkan metode pembelajaran TPS agar
peserta didik lebih aktif dan tertantang dalam proses pembelajaran sejarah.
2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai metode pembelajaran TPS dengan
materi yang berbeda.
3. Perlu diperhatikan dalam menggunakan metode pembelajaran TPS menggunakan
waktu yang lebih lama karena peserta didik harus beradaptasi terhadap proses
pembelajaran yang baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R.I. (2008). Learning To Teach (Terjemahan Helly Prajitno Soetjipto dan
Sari Mulyantini Soetjipto). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (Edisi Asli
diterbitkan tahun 2007 oleh McGraw Hill Companies).
Dalyono.(2009).Psikologi Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta
Emzir. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Endrayanto, H.Y.S., & Harumurti, Y.W. (2014). Penilaian Belajar Siswa di
Sekolah. Yogyakarta: PT. Kanisius.
Fadlillah, M.2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran
SD/MI,SMP/MTs&SMA/MA.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.
Gunawan, M.A. (2013). Statistik untuk Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:
Parama Publishing.
Hamalik, O. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, O. (2012). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo Offset.
Huda, M. (2011). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model
Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
SKarwati, E., & Priansa, D.J. (2014). Manajemen Kelas (Classroom
Management). Bandung: Penerbit Alfabeta
Kompri. (2015). Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Lie, A. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia.
Sardiman, A.M. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Shoimin.A.(2014).68.Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum
2013.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Slavin, R.E. (2008). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik (Terjemahan
Nurulita). Bandung: Nusa Media. (Edisi Asli diterbitkan tahun 2005 oleh
Allymand Bacon).
Sugihartono, Fathiyah, K.N., Setiawati, F.A., dkk. (2007). Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta: UNY Press.
Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta
Widyastono,H.(2014).Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah dari
Kurikulum 2004,2006,ke kurikulum 2013.Jakarta:Bumi Aksara
Uno., H.H.B. (2013). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Vitrianingsih, M. (2006). Pengaruh Penerapan Penilaian Portofolio Terhadap
Prestasi dan Motivasi Belajar Kimia Siswa Kelas X Semester 1 SMA N 1
Pakem Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi. UNY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 1 Silabus
SILABUS REVISI SMAN 1 WEDI
KELOMPOK PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL
Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan)
Kelas : X
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotonng royong, kerjasama, toleran, damai)
santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif denagn lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora, dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban, terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah kongkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
INDIKATOR
PENCAPAIAN
KOMPETENSI
PENILAIAN ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
3.2
Menganalisis
kehidupan
manusia dalam
perubahan dan
keberlanjutan
4.2 Menyajikan
hasil telaah
dalam bentuk
tertulis tentang
keterkaitan
kehidupan
manusia dalam
perubahan dan
keberlanjutan
Keterkaitan
manusia hidup
dalam
perubahan dan
keberlanjutan
Model Pembelajaran
Kooperatif
Langkah-langkah:
1. Guru menayangkan
gambaran tentang
sejarah sebagai
ilmu, peristiwa,
kisah, dan seni
2. Guru memberi
kesempatan kepada
peserta didik untuk
menanyakan atau
mengomentari
materi yang sudah
di tayangkan.
3. Guru memberi
Membuat
hasil kajian
dalam bentuk
tulisan
tentang
aktivitas
manusia
yang terbatas
dalam ruang
dan waktu
3 jp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
kesempatan kepada
peserta didik untuk
mengumpulkan
informasi terkait
melalui buku
bacaan, referensi
dan sumber
internet.
4. Guru menanyakan
pertanyaan kepada
peserta didik dalam
bentuk slide
5. Guru membagi
peserta didik dalam
11 kelompok.
Masing-masing
kelompok terdiri
dari 2 orang.
6. Guru meminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
peserta didik untuk
mengerjakan tugas
secara
berkelompok.
7. Guru meminta
kelompok 1,2,3,dan
4 untuk
menyampaikan
hasil diskusi
didepan kelas
8. Kelompok yang lain
menyimak dan
mencatat informasi
dari peserta didik
yang presentasi di
depan kelas
9. Setiap kelompok
wajib memberikan
pertanyaan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
masukan.
10. Peserta didik
diberikan ulasan
singkat tentang
kegiatan
pembelajaran dan
hasil belajarnya.
11. Peserta didik
ditanyakan apakah
sudah memahami
materi tersebut.
12. Guru memberikan
tugas latihan soal
untuk di kerjakan di
rumah.
3.3
Menganalisis
keterkaitan
peristiwa
Keterkaitan
tentang sejarah
manusia masa
lalu untuk
3 jp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
sejarah tentang
manusia di
masa lalu untuk
kehidupan masa
kini
4.3 Membuat
tulisan tentang
hasil kajian
mengenai
keterkaitan
kehidupan masa
lalu untuk
kehidupan masa
kini
kehidupan
masa kini
3.4
Menganalisis
sejarah sebagai
ilmu, peristiwa,
Sejarah sebagai ilmu,
kisah, peristiwa, dan
seni
Sejarah
3 jp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
kisah, dan seni
4.4 Menyajikan
hasil telaah
tentang sejarah
sebagai ilmu,
peristiwa,kisah,
dan seni dalam
bentuk tulisan
atau media lain
sebagai Ilmu
Sejarah
sebagai kisah
Sejarah
sebagai
peristiwa
Sejarah
sebagai seni
3.5 Menganalisi
cara berfikir
diakronik dan
sinkronik dalam
karya sejarah
4.5 Menyajikan
hasil telaah
tentang
Berfikir sejarah
(diakronik dan
sinkronik)
Berfikir
sejarah
diakronik
Berfikir
sejarah
sinkronik
3jp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
penerapan cara
berfikir
diakronik dan
sinkronik dalam
karya sejarah
melalui tulisan
atau media lain
3.6
Mengevaluasi
kelebihan dan
kekurangan
berbagai
bentuk/jenis
sumber sejarah
(artefak,fosil,
tekstual,
nontekstual,
kebendaan,
visual
Sumber sejarah
Artefak
Fosil
Bukti tekstual
Kebendaan
Visual
Audio visual
Tradisi lisan
3 jp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
audiovisual
tradisi lisan)
4.6 Menyajikan
hasil evaluasi
kelebihan dan
kekurangan
berbagai
bentuk/ jenis
sumber sejarah
(artefak, fosil,
tekstual,
nontekstual,
kebendaan,
visual,
audiovisual,
tradisi lisan,)
dalam bentuk
tulisan dan/ atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
media lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA NEGERI 1 WEDI
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas / Semester : X / 1
Materi Pokok : Manusia dan Sejarah
Sub Materi Pokok : Sejarah Sebagai Ilmu
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Kompetensi Inti/KI:
Kompetensi Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
Kompetensi spiritual dan social ditempuh melalui pembelajaran tidak langsung.
KI 3: Kompetensi Pengetahuan: Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI 4: Kompetensi Ketrampilan: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Menganalisis sejarah sebagai
Ilmu, peristiwa, kisah, dan seni
3.1.1 Menjelaskan sejarah sebagai ilmu
3.1.2 Menjelaskan sejarah sebagai
Peristiwa
3.1.3 Menjelaskan sejarah sebagai kisah
3.1.4 Menjelaskan sejarah sebagai seni
4.4 Menyajikan hasil telaah tentang
sejarah sebagai ilmu, peristiwa,
kisah, dan seni dalam bentuk tulisan
atau media lain.
4.1.1 Menyajikan informasi tentang sejarah
sebagai ilmu, peristiwa, kisah, dan seni
dalam bentuk makalah.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui model pembelajaran Think Pair Share (TPS) peserta didik dapat
menganalisis sejarah sebagai ilmu, peristiwa,kisah, dan seni. Sekaligus
Menyajikan informasi dalam bentuk tulisan tentang sejarah sebagai ilmu,
peristiwa,kisah, dan seni.
C. Materi Pembelajaran
Menjelaskan sejarah sebagai Ilmu, peristiwa, kisah, dan seni
D. Model Pembelajaran
1. Pendekatan pembelajaran : Scientific Learning
2. Strategi pembelajaran : Kooperatif Learning
3. Metode pembelajaran : Think Pair Share (TPS)
E. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media :
Power point Pengertian sejarah sebagai Ilmu,peristiwa,kisah, dan seni
LKS
2. Alat/Bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Laptop
LCD
3. Sumber Belajar
Hapsari, Ratna.(2013).Sejarah Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial.Penerbit
Erlangga.PT Gelora Aksara Pratama
F. Kegiatan Pembelajaran :
1. Pertemuan 1 x 45
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
Apersepsi
Pengalaman peserta didik dengan materi /
tema / kegiatan sebelumnya, materi
sebelumnya Pada Kelas X
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Pemberian Acuan
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran Think Pair Share
(TPS)
15 menit
Kegiatan Inti
MENGAMATI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Guru menayangkan gambaran tentang
sejarah sebagai ilmu, peristiwa, kisah, dan
seni
MENANYA
Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menanyakan atau mengomentari
materi yang sudah di tayangkan.
MENGUMPULKAN INFORMASI
Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengumpulkan informasi
terkait melalui buku bacaan, referensi dan
sumber internet.
MENGASOSIASI
Guru menanyakan pertanyaan kepada
peserta didik dalam bentuk slide
Guru membagi peserta didik dalam 11
kelompok. Masing-masing kelompok terdiri
dari 2 orang.
Guru meminta peserta didik untuk
mengerjakan tugas secara berkelompok.
MENGKOMUNIKASIKAN
Guru meminta kelompok 1,2,3,dan 4 untuk
menyampaikan hasil diskusi didepan kelas
Kelompok yang lain menyimak dan
mencatat informasi dari peserta didik yang
presentasi di depan kelas
90 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Setiap kelompok wajib memberikan
pertanyaan dan masukan.
Penutup Peserta didik diberikan ulasan singkat
tentang kegiatan pembelajaran dan hasil
belajarnya.
Peserta didik ditanyakan apakah sudah
memahami materi tersebut.
Guru memberikan tugas latihan soal untuk
di kerjakan di rumah.
30menit
Yogyakarta, 07 Oktober
Dibuat oleh
Guru Mata Pelajaran Sejarah
Anis Vitriyanti
G. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
a. Tes tertulis
b. Observasi sikap
2. Bentuk instrumen dan pedoman penskoran
a. Instrumen penilaian sikap : observasi
b. Instrumen penilaian pengetahuan : tes tertulis, tes lisan dan penugasan
c. Instrumen penilaian keterampilan : portofolio
LAMPIRAN
1. Penilaian Sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
No
Nama
Sikap
Spiritual
Sikap Sosial Jml
Skor
Mensyukuri Jujur Disiplin Tanggung
Jawab
Kerja
Sama
1.
2.
3.
4.
Skor rentang antara 1-4:
Nilai = Jumlah skor dibagi 5
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
No. Sikap Kriteria
1. Jujur 1. Melaporkan data sesuai dengan kenyataan/sesuai
dengan apa yang diamati.
2. Menyampaikan pendapat disertai data konkret/data
yang diamati.
2. Disiplin 1. Mengerjakan tugas sesuai waktu yang ditetapkan.
2. Mengumpulkan hasil pekerjaan tepat waktu
3. Tanggung
jawab
1. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
2. Menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas.
3. Menata/menempatkan kembali
alat/bahan/buku/sumber belajar lainnya dengan rapi
atau menempatkan kembali pada tempat semula.
4. Kerjasama 1. Menghargai pendapat teman.
2. Mengambil bagian dalam kerja kelompok.
2.Penilaian Pengetahuan
NO Nama Relevansi
1-4
Ketepatan
1-4
Kebahasan
1-4
Jumlah
Skor
1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
2.
3.
4.
5.
Skor rentang antara 1-4:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Amat Baik
Nilai =Jumlah sekor dibagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 3 RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA NEGERI 1 WEDI
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas / Semester : X / 1
Materi Pokok : Manusia dan Sejarah
Materi Pokok : Sifat ilmu sejarah
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Kompetensi Inti/KI:
Kompetensi Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
Kompetensi spiritual dan social ditempuh melalui pembelajaran tidak langsung.
KI 3: Kompetensi Pengetahuan: Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI 4: Kompetensi Ketrampilan: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.5 Menganalisis cara berfikir
diakronik dan sinkronik dalam karya
sejarah
3.1.1 Menjelaskan sejarah yang bersifat
diakronik
3.1.2 Menjelaskan sejarah yang bersifat
sinkronik
4.5 Menyajikan hasil telaah tentang
cara berfikir diakronik dan sinkronik
dalam karya sejarah
4.1.1 Menyajikan informasi tentang cara
berfikir diakronik dan sinkronik dalam
karya sejarah dalam bentuk makalah.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui model pembelajaran Think Pair Share (TPS) peserta didik dapat
menganalisis cara berfikir diakronik dan sinkronik dalam karya sejarah. Sekaligus
Menyajikan informasi dalam bentuk tulisan tentang cara berfikir diakronik dan
sinkronik dalam karya sejarah
C. Materi Pembelajaran
Menjelaskan cara berfikir diakronik dan sinkronik dalam karya sejarah
D. Model Pembelajaran
1. Pendekatan pembelajaran : Scientific Learning
2. Strategi pembelajaran : Kooperatif Learning
3. Metode pembelajaran : Think Pair Share (TPS)
E. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media :
Power point Pengertian cara berfikir diakronik dan sinkronik dalam karya sejarah
LKS
2. Alat/Bahan
Laptop
LCD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
3. Sumber Belajar
Hapsari, Ratna.(2013).Sejarah Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial.Penerbit
Erlangga.PT Gelora Aksara Pratama
F. Kegiatan Pembelajaran :
2. Pertemuan 1 x 45
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
Apersepsi
Pengalaman peserta didik dengan materi /
tema / kegiatan sebelumnya, materi
sebelumnya Pada Kelas X
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Pemberian Acuan
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran Think Pair Share
(TPS)
15 menit
Kegiatan Inti
MENGAMATI
Guru menayangkan gambaran tentang cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
berfikir diakronik dan sinkronik dalam
karya sejarah
MENANYA
Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menanyakan atau mengomentari
materi yang sudah di tayangkan.
MENGUMPULKAN INFORMASI
Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengumpulkan informasi
terkait melalui buku bacaan, referensi dan
sumber internet.
MENGASOSIASI
Guru memberi pertanyaan yang sedang
dibahas
Guru membagi peserta didik dalam 11
kelompok. Masing-masing kelompok terdiri
dari 2 orang.
Guru meminta peserta didik memberi
contoh cara berfikir diakronik dan sinkronik
MENGKOMUNIKASIKAN
Guru meminta beberapa kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusi didepan kelas
Kelompok yang lain menyimak dan
mencatat informasi dari peserta didik yang
presentasi di depan kelas
Setiap kelompok wajib memberikan
pertanyaan dan masukan.
90 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Penutup Peserta didik diberikan ulasan singkat
tentang kegiatan pembelajaran dan hasil
belajarnya.
Peserta didik ditanyakan apakah sudah
memahami materi tersebut.
Guru memberikan tugas latihan soal untuk
di kerjakan di rumah.
30menit
Yogyakarta, 07 Oktober
Dibuat oleh
Guru Mata Pelajaran Sejarah
Anis Vitriyanti
G. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
2. Tes tertulis
3. Observasi sikap
H. Bentuk instrumen dan pedoman penskoran
1. Instrumen penilaian sikap : observasi
2. Instrumen penilaian pengetahuan : tes tertulis, tes lisan dan penugasan
3. Instrumen penilaian keterampilan : portofolio
LAMPIRAN
2. Penilaian Sikap
N
o
Nama
Sikap
Spiritual
Sikap Sosial Jml
Skor
Mensyukuri Jujur Disiplin Tanggung
Jawab
Kerja
Sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
1
.
2
.
3
.
4
.
Skor rentang antara 1-4: Nilai = Jumlah skor dibagi 5
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
No. Sikap Kriteria
1. Jujur 3. Melaporkan data sesuai dengan kenyataan/sesuai
dengan apa yang diamati.
4. Menyampaikan pendapat disertai data konkret/data
yang diamati.
2. Disiplin 3. Mengerjakan tugas sesuai waktu yang ditetapkan.
4. Mengumpulkan hasil pekerjaan tepat waktu
3. Tanggung
jawab
4. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
5. Menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas.
6. Menata/menempatkan kembali
alat/bahan/buku/sumber belajar lainnya dengan rapi
atau menempatkan kembali pada tempat semula.
4. Kerjasama 3. Menghargai pendapat teman.
4. Mengambil bagian dalam kerja kelompok.
2. Penilaian Pengetahuan
NO Nama Relevansi
1-4
Ketepatan
1-4
Kebahasan
1-4
Jumlah
Skor
1.
2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
3.
4.
5.
Skor rentang antara 1-4:
4 = Kurang
5 = Cukup
6 = Amat Baik
Nilai =Jumlah sekor dibagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 4 RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA NEGERI 1 WEDI
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas / Semester : X / 1
Materi Pokok : Manusia dan Sejarah
Sub Materi Pokok : Sumber Sejarah
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Kompetensi Inti/KI:
Kompetensi Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
Kompetensi spiritual dan social ditempuh melalui pembelajaran tidak langsung.
KI 3: Kompetensi Pengetahuan: Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI 4: Kompetensi Ketrampilan: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Mengevaluasi kelebihan dan
kekurangan berbagai bentuk/ jenis
sumber sejarah (artefak, fosil,
tekstual, nontekstual, kebendaan
visual, audiovisual, tradisi lisan.
3.1.1 Menjelaskan artefak sebagai sumber
sejarah
3.1.2 Menjelaskan fosil sebagai sumber
sejarah
3.1.3 Menjelaskan bukti tekstual sebagai
sumber sejarah
3.1.4 Menjelaskan kebendaan sebagai
sumber sejarah
3.1.5 Menjelaskan visual sebagai sumber
sejarah
3.1.6 Menjelaskan Audio Visual sebagai
sumber sejarah
3.1.7 Menjelaskan tradisi lisan sebagai
sumber sejarah
4.6 Menyajikan hasil evaluasi
kelebihan dan kekurangan berbagai
bentuk/ jenis sumber sejarah (artefak,
fosil, tekstual, nontekstual,
kebendaan visual, audiovisual, tradisi
lisan
4.1.1 Menyajikan informasi tentang
kelebihan dan kekurangan berbagai bentuk/
jenis sumber sejarah (artefak, fosil,
tekstual, nontekstual, kebendaan visual,
audiovisual, tradisi lisan
B. Tujuan Pembelajaran
a. Melalui model pembelajaran Konvensional peserta didik dapat menganalisis
kelebihan dan kekurangan berbagai bentuk/ jenis sumber sejarah (artefak, fosil,
tekstual, nontekstual, kebendaan visual, audiovisual, tradisi lisan. Sekaligus
Menyajikan informasi dalam bentuk tulisan tentang kelebihan dan kekurangan
berbagai bentuk/ jenis sumber sejarah (artefak, fosil, tekstual, nontekstual,
kebendaan visual, audiovisual, tradisi lisan
C. Materi Pembelajaran
Menjelaskan kelebihan dan kekurangan berbagai bentuk/ jenis sumber sejarah
(artefak, fosil, tekstual, nontekstual, kebendaan visual, audiovisual, tradisi lisan
D. Model Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Pendekatan pembelajaran : Scientific Learning
5 Strategi pembelajaran : Kooperatif Learning
6 Metode pembelajaran : Think Pair Share (TPS)
E. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
7 Media :
Power point Pengertian kelebihan dan kekurangan berbagai bentuk/ jenis sumber
sejarah (artefak, fosil, tekstual, nontekstual, kebendaan visual, audiovisual, tradisi
lisan
LKS
8 Alat/Bahan
Laptop
LCD
9 Sumber Belajar
Hapsari, Ratna.(2013).Sejarah Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial.Penerbit
Erlangga.PT Gelora Aksara Pratama
F. Kegiatan Pembelajaran :
3. Pertemuan 1 x 45
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
Apersepsi
Pengalaman peserta didik dengan materi /
tema / kegiatan sebelumnya, materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
sebelumnya Pada Kelas X
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Pemberian Acuan
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran Think Pair Share
(TPS)
15 menit
Kegiatan Inti
MENGAMATI
Guru menayangkan gambaran tentang
kelebihan dan kekurangan berbagai bentuk/
jenis sumber sejarah (artefak, fosil, tekstual,
nontekstual, kebendaan visual, audiovisual,
tradisi lisan
MENANYA
Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menanyakan atau mengomentari
materi yang sudah di tayangkan.
MENGUMPULKAN INFORMASI
Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengumpulkan informasi
terkait melalui buku bacaan, referensi dan
sumber internet.
MENGASOSIASI
Guru memberi pertanyaan yang sedang
dibahas
90 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Guru membagi peserta didik dalam 11
kelompok. Masing-masing kelompok terdiri
dari 2 orang.
Guru meminta peserta didik memberi
contoh kelebihan dan kekurangan berbagai
bentuk/ jenis sumber sejarah (artefak, fosil,
tekstual, nontekstual, kebendaan visual,
audiovisual, tradisi lisan
MENGKOMUNIKASIKAN
Guru meminta beberapa kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusi didepan kelas
Kelompok yang lain menyimak dan
mencatat informasi dari peserta didik yang
presentasi di depan kelas
Setiap kelompok wajib memberikan
pertanyaan dan masukan.
Penutup Peserta didik diberikan ulasan singkat
tentang kegiatan pembelajaran dan hasil
belajarnya.
Peserta didik ditanyakan apakah sudah
memahami materi tersebut.
Guru memberikan tugas latihan soal untuk
di kerjakan di rumah.
30menit
Yogyakarta, 07 Oktober
Dibuat oleh
Guru Mata Pelajaran Sejarah
Anis Vitriyanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
G. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
a. Tes tertulis
b. Observasi sikap
2. Bentuk instrumen dan pedoman penskoran
c. Instrumen penilaian sikap : observasi
d. Instrumen penilaian pengetahuan : tes tertulis, tes lisan dan penugasan
e. Instrumen penilaian keterampilan : portofolio
LAMPIRAN
1. Penilaian Sikap
No
Nama
Sikap
Spiritual
Sikap Sosial Jml
Skor
Mensyukuri Jujur Disiplin Tanggung
Jawab
Kerja
Sama
1.
2.
3.
4.
Skor rentang antara 1-4: Nilai = Jumlah skor dibagi 5
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
No. Sikap Kriteria
1. Jujur 5. Melaporkan data sesuai dengan kenyataan/sesuai
dengan apa yang diamati.
6. Menyampaikan pendapat disertai data konkret/data
yang diamati.
2. Disiplin 5. Mengerjakan tugas sesuai waktu yang ditetapkan.
6. Mengumpulkan hasil pekerjaan tepat waktu
3. Tanggung 7. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
jawab 8. Menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas.
9. Menata/menempatkan kembali
alat/bahan/buku/sumber belajar lainnya dengan rapi
atau menempatkan kembali pada tempat semula.
4. Kerjasama 5. Menghargai pendapat teman.
6. Mengambil bagian dalam kerja kelompok.
2. Penilaian Pengetahuan
NO Nama Relevansi
1-4
Ketepatan
1-4
Kebahasan
1-4
Jumlah
Skor
1.
2.
3.
4.
5.
Skor rentang antara 1-4:
1. = Kurang
2. = Cukup
3. = Amat Baik
Nilai =Jumlah sekor dibagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 5 RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA NEGERI 1 WEDI
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas / Semester : X / 1
Materi Pokok : Manusia dan Sejarah
Sub Materi Pokok : Sejarah Sebagai Ilmu
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Kompetensi Inti/KI:
Kompetensi Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
Kompetensi spiritual dan social ditempuh melalui pembelajaran tidak langsung.
KI 3: Kompetensi Pengetahuan: Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI 4: Kompetensi Ketrampilan: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Menganalisis sejarah sebagai
Ilmu, peristiwa, kisah, dan seni
3.1.1 Menjelaskan sejarah sebagai ilmu
3.1.2 Menjelaskan sejarah sebagai
Peristiwa
3.1.3 Menjelaskan sejarah sebagai kisah
3.1.4 Menjelaskan sejarah sebagai seni
4.4 Menyajikan hasil telaah tentang
sejarah sebagai ilmu, peristiwa,
kisah, dan seni dalam bentuk tulisan
atau media lain.
4.1.1 Menyajikan informasi tentang sejarah
sebagai ilmu, peristiwa, kisah, dan seni
dalam bentuk makalah.
B. Tujuan Pembelajaran
a. Melalui model pembelajaran kontekstual peserta didik dapat menganalisis sejarah
sebagai ilmu, peristiwa,kisah, dan seni. Sekaligus Menyajikan informasi dalam
bentuk tulisan tentang sejarah sebagai ilmu, peristiwa,kisah, dan seni.
C. Materi Pembelajaran
Menjelaskan sejarah sebagai Ilmu, peristiwa, kisah, dan seni
D. Model Pembelajaran
2. Pendekatan pembelajaran : Scientific Learning
3. Strategi pembelajaran : Kontekstual
4. Metode pembelajaran : ceramah, diskusi,penugasan
E. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media :
Power point Pengertian sejarah sebagai Ilmu,peristiwa,kisah, dan seni
LKS
2. Alat/Bahan
Laptop
LCD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
3. Sumber Belajar
Hapsari, Ratna.(2013).Sejarah Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial.Penerbit
Erlangga.PT Gelora Aksara Pratama
F. Kegiatan Pembelajaran :
4. Pertemuan 1 x 45
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
Apersepsi
Pengalaman peserta didik dengan materi /
tema / kegiatan sebelumnya, materi
sebelumnya Pada Kelas X
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Pemberian Acuan
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran kontekstual
15 menit
Kegiatan Inti
MENGAMATI
Guru menayangkan gambaran tentang
sejarah sebagai ilmu, peristiwa, kisah, dan
seni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
MENANYA
Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menanyakan atau mengomentari
materi yang sudah di tayangkan.
MENGUMPULKAN INFORMASI
Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengumpulkan informasi
terkait melalui buku bacaan, referensi dan
sumber internet.
MENGASOSIASI
Guru menanyakan pertanyaan kepada
peserta didik dalam bentuk slide
Guru meminta peserta didik untuk
mengerjakan tugas secara berkelompok.
MENGKOMUNIKASIKAN
Guru meminta kelompo untuk
menyampaikan hasil diskusi didepan kelas
Kelompok yang lain menyimak dan
mencatat informasi dari peserta didik yang
presentasi di depan kelas
Setiap kelompok wajib memberikan
pertanyaan dan masukan.
90 menit
Penutup Peserta didik diberikan ulasan singkat
tentang kegiatan pembelajaran dan hasil
belajarnya.
Peserta didik ditanyakan apakah sudah
30menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
memahami materi tersebut.
Guru memberikan tugas latihan soal untuk
di kerjakan di rumah.
Yogyakarta, 07 Oktober
Dibuat oleh
Guru Mata Pelajaran Sejarah
Anis Vitriyanti
G. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
a. Tes tertulis
b. Observasi sikap
2. Bentuk instrumen dan pedoman penskoran
c. Instrumen penilaian sikap : observasi
d. Instrumen penilaian pengetahuan : tes tertulis, tes lisan dan penugasan
e. Instrumen penilaian keterampilan : portofolio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LAMPIRAN
1. Penilaian Sikap
N
o
Nama
Sikap
Spiritual
Sikap Sosial Jml
Skor
Mensyukuri Jujur Disiplin Tanggung
Jawab
Kerja
Sama
1
.
2
.
3
.
4
.
Skor rentang antara 1-4: Nilai = Jumlah skor dibagi 5
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
No. Sikap Kriteria
1. Jujur 7. Melaporkan data sesuai dengan kenyataan/sesuai
dengan apa yang diamati.
8. Menyampaikan pendapat disertai data konkret/data
yang diamati.
2. Disiplin 7. Mengerjakan tugas sesuai waktu yang ditetapkan.
8. Mengumpulkan hasil pekerjaan tepat waktu
3. Tanggung
jawab
10. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
11. Menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas.
12. Menata/menempatkan kembali
alat/bahan/buku/sumber belajar lainnya dengan rapi
atau menempatkan kembali pada tempat semula.
4. Kerjasama 7. Menghargai pendapat teman.
8. Mengambil bagian dalam kerja kelompok.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
2. Penilaian Pengetahuan
NO Nama Relevansi
1-4
Ketepatan
1-4
Kebahasan
1-4
Jumlah
Skor
1.
2.
3.
4.
5.
Skor rentang antara 1-4:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Amat Baik
Nilai =Jumlah sekor dibagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 6 RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA NEGERI 1 WEDI
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas / Semester : X / 1
Materi Pokok : Manusia dan Sejarah
Sub Materi Pokok : Sifat ilmu sejarah
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Kompetensi Inti/KI:
Kompetensi Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
Kompetensi spiritual dan social ditempuh melalui pembelajaran tidak langsung.
KI 3: Kompetensi Pengetahuan: Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI 4: Kompetensi Ketrampilan: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.5 Menganalisis cara berfikir
diakronik dan sinkronik dalam karya
sejarah
3.1.1 Menjelaskan sejarah yang bersifat
diakronik
3.1.2 Menjelaskan sejarah yang bersifat
sinkronik
4.5 Menyajikan hasil telaah tentang
cara berfikir diakronik dan sinkronik
dalam karya sejarah
4.1.1 Menyajikan informasi tentang cara
berfikir diakronik dan sinkronik dalam
karya sejarah dalam bentuk makalah.
B. Tujuan Pembelajaran
a. Melalui model pembelajaran kontekstual peserta didik dapat menganalisis cara
berfikir diakronik dan sinkronik dalam karya sejarah. Sekaligus Menyajikan
informasi dalam bentuk tulisan tentang cara berfikir diakronik dan sinkronik
dalam karya sejarah
C. Materi Pembelajaran
Menjelaskan cara berfikir diakronik dan sinkronik dalam karya sejarah
D. Model Pembelajaran
1. Pendekatan pembelajaran : Scientific Learning
2. Strategi pembelajaran : Kontekstual
3. Metode pembelajaran : ceramah, diskusi, penugasan
E. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media :
Power point Pengertian cara berfikir diakronik dan sinkronik dalam karya sejarah
LKS
2. Alat/Bahan
Laptop
LCD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
3. Sumber Belajar
Hapsari, Ratna.(2013).Sejarah Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial.Penerbit
Erlangga.PT Gelora Aksara Pratama
F. Kegiatan Pembelajaran :
5. Pertemuan 1 x 45
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
Apersepsi
Pengalaman peserta didik dengan materi /
tema / kegiatan sebelumnya, materi
sebelumnya Pada Kelas X
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Pemberian Acuan
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran Think Pair Share
(TPS)
15 menit
Kegiatan Inti
MENGAMATI
Guru menayangkan gambaran tentang cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
berfikir diakronik dan sinkronik dalam
karya sejarah
MENANYA
Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menanyakan atau mengomentari
materi yang sudah di tayangkan.
MENGUMPULKAN INFORMASI
Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengumpulkan informasi
terkait melalui buku bacaan, referensi dan
sumber internet.
MENGASOSIASI
Guru memberi pertanyaan yang sedang
dibahas
Guru membagi peserta didik dalam 5
kelompok. Masing-masing kelompok terdiri
dari 4-5 orang.
Guru meminta peserta didik memberi
contoh cara berfikir diakronik dan sinkronik
MENGKOMUNIKASIKAN
Guru meminta beberapa kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusi didepan kelas
Kelompok yang lain menyimak dan
mencatat informasi dari peserta didik yang
presentasi di depan kelas
Setiap kelompok wajib memberikan
pertanyaan dan masukan.
90 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Penutup Peserta didik diberikan ulasan singkat
tentang kegiatan pembelajaran dan hasil
belajarnya.
Peserta didik ditanyakan apakah sudah
memahami materi tersebut.
Guru memberikan tugas latihan soal untuk
di kerjakan di rumah.
30menit
Yogyakarta, 07 Oktober
Dibuat oleh
Guru Mata Pelajaran Sejarah
Anis Vitriyanti
G. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
a. Tes tertulis
b. Observasi sikap
2. Bentuk instrumen dan pedoman penskoran
a. Instrumen penilaian sikap : observasi
b. Instrumen penilaian pengetahuan : tes tertulis, tes lisan dan penugasan
c. Instrumen penilaian keterampilan : portofolio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN
1. Penilaian Sikap
N
o
Nama
Sikap
Spiritual
Sikap Sosial Jml
Skor
Mensyukuri Jujur Disiplin Tanggung
Jawab
Kerja
Sama
1
.
2
.
3
.
4
.
Skor rentang antara 1-4: Nilai = Jumlah skor dibagi 5
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
No. Sikap Kriteria
1. Jujur 9. Melaporkan data sesuai dengan kenyataan/sesuai
dengan apa yang diamati.
10. Menyampaikan pendapat disertai data konkret/data
yang diamati.
2. Disiplin 9. Mengerjakan tugas sesuai waktu yang ditetapkan.
10. Mengumpulkan hasil pekerjaan tepat waktu
3. Tanggung
jawab
13. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
14. Menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas.
15. Menata/menempatkan kembali
alat/bahan/buku/sumber belajar lainnya dengan
rapi atau menempatkan kembali pada tempat
semula.
4. Kerjasama 9. Menghargai pendapat teman.
10. Mengambil bagian dalam kerja kelompok.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
2. Penilaian Pengetahuan
NO Nama Relevansi
1-4
Ketepatan
1-4
Kebahasan
1-4
Jumlah
Skor
1.
2.
3.
4.
5.
Skor rentang antara 1-4:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Amat Baik
Nilai =Jumlah sekor dibagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 7 RPP Kelas kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA NEGERI 1 WEDI
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas / Semester : X / 1
Materi Pokok : Manusia dan Sejarah
Sub Materi Pokok : Sumber Sejarah
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Kompetensi Inti/KI:
Kompetensi Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
Kompetensi spiritual dan social ditempuh melalui pembelajaran tidak langsung.
KI 3: Kompetensi Pengetahuan: Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI 4: Kompetensi Ketrampilan: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Mengevaluasi kelebihan dan
kekurangan berbagai bentuk/ jenis
sumber sejarah (artefak, fosil,
tekstual, nontekstual, kebendaan
visual, audiovisual, tradisi lisan.
3.1.1 Menjelaskan artefak sebagai sumber
sejarah
3.1.2 Menjelaskan fosil sebagai sumber
sejarah
3.1.3 Menjelaskan bukti tekstual sebagai
sumber sejarah
3.1.4 Menjelaskan kebendaan sebagai
sumber sejarah
3.1.5 Menjelaskan visual sebagai sumber
sejarah
3.1.6 Menjelaskan Audio Visual sebagai
sumber sejarah
3.1.7 Menjelaskan tradisi lisan sebagai
sumber sejarah
4.6 Menyajikan hasil evaluasi
kelebihan dan kekurangan berbagai
bentuk/ jenis sumber sejarah (artefak,
fosil, tekstual, nontekstual,
kebendaan visual, audiovisual, tradisi
lisan
4.1.1 Menyajikan informasi tentang
kelebihan dan kekurangan berbagai bentuk/
jenis sumber sejarah (artefak, fosil,
tekstual, nontekstual, kebendaan visual,
audiovisual, tradisi lisan
B. Tujuan Pembelajaran
a. Melalui model pembelajaran Konvensional peserta didik dapat menganalisis
kelebihan dan kekurangan berbagai bentuk/ jenis sumber sejarah (artefak, fosil,
tekstual, nontekstual, kebendaan visual, audiovisual, tradisi lisan. Sekaligus
Menyajikan informasi dalam bentuk tulisan tentang kelebihan dan kekurangan
berbagai bentuk/ jenis sumber sejarah (artefak, fosil, tekstual, nontekstual,
kebendaan visual, audiovisual, tradisi lisan
C. Materi Pembelajaran
Menjelaskan kelebihan dan kekurangan berbagai bentuk/ jenis sumber sejarah
(artefak, fosil, tekstual, nontekstual, kebendaan visual, audiovisual, tradisi lisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
D. Model Pembelajaran
1. Pendekatan pembelajaran : Scientific Learning
2. Strategi pembelajaran : kontekstual
3. Metode pembelajaran : ceramah, diskusi, penugasan
4. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media :
Power point Pengertian kelebihan dan kekurangan berbagai bentuk/ jenis
sumber sejarah (artefak, fosil, tekstual, nontekstual, kebendaan visual,
audiovisual, tradisi lisan
LKS
2. Alat/Bahan
Laptop
LCD
3. Sumber Belajar
Hapsari, Ratna.(2013).Sejarah Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial.Penerbit
Erlangga.PT Gelora Aksara Pratama
E. Kegiatan Pembelajaran :
6. Pertemuan 1 x 45
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
Apersepsi
Pengalaman peserta didik dengan materi /
tema / kegiatan sebelumnya, materi
sebelumnya Pada Kelas X
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Pemberian Acuan
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran Think Pair Share
(TPS)
15 menit
Kegiatan Inti
MENGAMATI
Guru menayangkan gambaran tentang
kelebihan dan kekurangan berbagai bentuk/
jenis sumber sejarah (artefak, fosil, tekstual,
nontekstual, kebendaan visual, audiovisual,
tradisi lisan
MENANYA
Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menanyakan atau mengomentari
materi yang sudah di tayangkan.
MENGUMPULKAN INFORMASI
Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengumpulkan informasi
terkait melalui buku bacaan, referensi dan
sumber internet.
MENGASOSIASI
Guru memberi pertanyaan yang sedang
dibahas
Guru membagi peserta didik dalam 5
kelompok. Masing-masing kelompok terdiri
dari 4-6 orang.
Guru meminta peserta didik memberi
contoh kelebihan dan kekurangan berbagai
bentuk/ jenis sumber sejarah (artefak, fosil,
tekstual, nontekstual, kebendaan visual,
audiovisual, tradisi lisan
MENGKOMUNIKASIKAN
Guru meminta beberapa kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusi didepan kelas
Kelompok yang lain menyimak dan
mencatat informasi dari peserta didik yang
presentasi di depan kelas
Setiap kelompok wajib memberikan
pertanyaan dan masukan.
90 menit
Penutup Peserta didik diberikan ulasan singkat
tentang kegiatan pembelajaran dan hasil
30menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
belajarnya.
Peserta didik ditanyakan apakah sudah
memahami materi tersebut.
Guru memberikan tugas latihan soal untuk
di kerjakan di rumah.
Yogyakarta, 07 Oktober
Dibuat oleh
Guru Mata Pelajaran Sejarah
Anis Vitriyanti
F. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
b. Tes tertulis
c. Observasi sikap
Bentuk instrumen dan pedoman penskoran
d. Instrumen penilaian sikap : observasi
e. Instrumen penilaian pengetahuan : tes tertulis, tes lisan dan penugasan
f. Instrumen penilaian keterampilan : portofolio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
LAMPIRAN
1. Penilaian Sikap
N
o
Nama
Sikap
Spiritual
Sikap Sosial Jml
Skor
Mensyukuri Jujur Disiplin Tanggung
Jawab
Kerja
Sama
1
.
2
.
3
.
4
.
Skor rentang antara 1-4: Nilai = Jumlah skor dibagi 5
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
No. Sikap Kriteria
1. Jujur 11. Melaporkan data sesuai dengan kenyataan/sesuai
dengan apa yang diamati.
12. Menyampaikan pendapat disertai data konkret/data
yang diamati.
2. Disiplin 11. Mengerjakan tugas sesuai waktu yang ditetapkan.
12. Mengumpulkan hasil pekerjaan tepat waktu
3. Tanggung
jawab
16. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
17. Menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas.
18. Menata/menempatkan kembali
alat/bahan/buku/sumber belajar lainnya dengan rapi
atau menempatkan kembali pada tempat semula.
4. Kerjasama 11. Menghargai pendapat teman.
12. Mengambil bagian dalam kerja kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
2. Penilaian Pengetahuan
NO Nama Relevansi
1-4
Ketepatan
1-4
Kebahasan
1-4
Jumlah
Skor
1.
2.
3.
4.
5.
Skor rentang antara 1-4:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Amat Baik
Nilai =Jumlah sekor dibagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 8 Ringkasan Materi Manusia dan Sejarah
1. SEJARAH SEBAGAI ILMU
Pertama-tama perlu dipahami dahulu bahwa ilmu pengetahuan itu berbeda
dengan pengetahuan. Untuk memahami perbedaannya, perhatikan ilustrasi
sebagai beikut ini.
Sebagai orang mungkin mengetahiu Flores itu adalah sebuah pulau di
Provinsi Nusa Tenggara Timur, di diami oleh orang orang dengan suku dan adat
istiadat yang berbeda –beda, pernah diduduki oleh bangsa portugis, belanda, dan
jepang.
Semua itu disebut pengetahuan. Orang mendapatkannya entah karena
pernah berkunjung ke sana, dari bacaan, ataupun dari menonton televise. Semua
yang kita alami sehari hari dan kita ketahui melalui pancaindra adalah
pengetahuan. Karena pengetahuan sering dicerna tanpa berpikir panjang,
pengetahuan sering diragukan kebenerannya dan bahkan dapat saja salah setelah
melewati pengamatan atau penelitian yang lebih mendalam.
Pengetahuan itu berbeda dengan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan
lahir karena orang tidak puas dengan pengetahuan atau tentang suatu kenyataan
seperti apa adanya; lantas ia aingin mengetahui seluk-beluk dan sebab-akibatnya
sehingga diperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang kenyataan itu. Kalau
pengetahuan dihasilkan oleh pencernaan indra tanpa berpikir panjang, maka ilmu
pengetahuan dihasilkan melalui sebuah proses yang sistematis dengan mengikuti
kaidah-kaidah tertentu, yaitu sistematis dengan mengikuti kaidah-kaidah tertentu,
yaitu sistematis, koheren (taat asas), valid (sahih), reliable (dapat dipercaya),
akurat (tepat), objektif, mempunyai hukum, dalil, dan generalisasi, serta dapat
memprediksikan, itulah kaidah atau asas ilmu pengetahuan.
Kembali pada contoh dia atas, melampaui pengetahuan sehari-hari kita
rentang kehidupan masyarakat Flores, timbul pertanyaan penelitihan: apakah
orang Flores itu berasal dari nenek moyang sama ? Siapakah nenek moyang orang
Flores dapat memiliki banyak suku dan bahasa ? adakah pengaruh dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
kebudayaan yang ada di Flores ? kapan dan mengapa Portugis menduduji Flores ?
apa pengaruh Portugis terhadap tradisi dan cara hidup orang Flores? Dan
seterusnya.
Sejarah adalah ilmu pengetahuan. Sebagai ilmu pengetahuan, sejarah
adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami manusia,
disusun secara ilmiah, meliputi kurun waktu tertentu, diberi tafsiran, dan
dianalisis kritis sehingga mudah dipahami dan dimengerti.
Lalu, apakah ciri-ciri khas sejarah sebagai ilmu? Tidak semua asas atau
kaidah ilmu pengetahuan yang telah disebutkan sebelumnya berlaku bagi ilmu
sejarah. Ilmu sejarah misalnya tidak bertujuan untuk mendapatkan hokum atau
dalil tertentu sebagaimana pada ilmu-ilmu alam. Menurut Kuntowijoyo, ciri-ciri
sejarah sebagai ilmu itu adalah, sebagai berikut: mempunyai objek, empiris,
mempunyai metode, dan mempunyai generalisasi.
a. Sejarah itu mempunyai objek. Objek kajian ilmu sejarah adalah kehidupan
manusia yang terjadi pada masa lampau dengan berbagai dimensi dan coraknya.
Karena objeknya manusia, bukan benda-benda sebagaimana pada ilmu alam,
sejarah biasanya dimasukkan dalam ilmu kemanusiaan (humaniora). Objek
sejarah juga adalah waktu. Jadi, sejarah memiliki objek sendiri yang tak dimiliki
ilmu lain secara khusus. Kalau fisika membicarakan waktu fisik, sejarah
membicarakan waktu masa lampau manusia.
b. Sejarah itu empiris. Menurut Kuntowijoyo, sebagai ilmu, sejarah termasuk ilmu-
ilmu empiris (bahasa Yunani empeiria yang berarti pengalaman). Sejarah itu
empiris, artinya sejarah bersandar pada pengalaman indrawi maupun pengalaman
batiniah (kepercayaan, nilai, norma, etos, pandangan hidup, dan lain-lain).
Pengalaman itu direkam dalam dokumen baik dokumen tertulis maupun dokumen
tidak tertulis. Sejarah mengandalkan bukti-bukti baik bukti tertulis seperti catatan-
catatan tertulis tentang suatu peristiwa (misalnya dalam bentuk prasati, kronik,
dan lain-lain) maupun bukti tidak tertulis berupa folkor yang berkembang dalam
masyarakat, artefak, fosil, candi, dan lain=lain. Dokumen-dokumen itulah yang
diteliti sejarawan untuk menemukan fakta. Melalui folkor seperti dongeng,
legenda, dan nyanyian upacara, misalnya, peneliti sejarah menarik nilai dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
pandangan hidup tertentu dari masyarakat setelah sebelumnya melakukan proses
verifikasi dan interpretasi. Dari hasil interpretasi itu muncul tulisan sejarah.
Dengan demikian, perbedaan antara sejarah dan ilmu-ilmu alam tidak
terletak pada cara kerja, melainkan pada objeknya. Ilmu alam mengamati benda-
benda, sedangkan sejarah mengamati manusia. Benda itu mati, sedangkan
manusia itu hidup dan berkesadaran. Dapat dimengerti kalau ilmu alam
menghasilkan hukum alam yang berlaku umum dan pasti, sedangkan sejarah
menghasilkan generalisasi yang tidak sepasti ilmu-ilmu alam.
c. Sejarah mempunyai metode. Dalam penelitian, sejarah mempunyai metode
tersendiri (metode sejarah) yang berfungsi sebagai panduan penelitian. Metode ini
mempunyai lima tahapan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, yakni pemilihan
topic, heuristic, verifikasi, interprestasi, dan historiografi. (Lihat di Bab.2)
d. Sejarah mempunyai generalisasi
Generalisasi berasal dari kata bahasa Inggris general, yang berarti umum. Dengan
demikian, generalisasi berarti suatu kesimpulan yang bersifat umum atau
menyeluruh terhadap suatu gejala atau informasi bedasarkan fakta atau data yang
ada.
Menurut Kuntowijoyo (2005:145), generalisasi harus dibatasi supaya
sejarah tetap empiris. Menurutnya, perlu dicermati dua hal pokok dalam studi
sejarah terkait dengan generalisasi. Pertama, generalisasi sebagai rumusan
konseptual atau simpulan yang diperoleh dari fakta-fakta sejarah. Kedua,
generalisasi sebagai penyimpulan dari hasil penelitian. Kata “revolusi”, misalnya,
merupakan simpulan dari data yang ada yang menunjuk pada perubahan mendasar
dalam suatu tatanan kehidupan dalam waktu yang singkat (model pertama).
Kata”Revolusi Industri” yang menunjuk pada perubahan dalam bidang industry di
Eropa tahun 1750 – 1850 adalah contoh generalisasi konseptual yang diperoleh
dari hasil penelitian (model kedua).
Agar studi sejarah tetap bersifat empiris, maka sejarahn tidak boleh larut
dalam model generalisasi yang pertama. Lebih tepat melakukan generalisasi
model kedua, sebab sejarah adalah sebuah konstruksi masa lalu yang didasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
pada bukti sejarah. Dengan demikian, rekonstruksi hanya dapat dilakukan apabila
sejarawan mengadakan penelitian.
Secara umum, generalisasi memiliki dua tujuan, yaitu saintikasi dan
simplifikasi. Pembuatan kesimpulan umum terhadap suatu objek yang diteliti
merupakan bagian yang melekat dari ilmu pengetahuan. Tujuan simplifikasi
dalam generalisasi adalah untuk menyederhanakan suatu peristiwa sejarah yang
kompleks.
Selain konsep sejarah sebagai ilmu, terdapat pula konsep yang lain, yaitu sejarah
sebagai peristiwa, sejarah sebagai kisah, dan sejarah sebagai seni yang dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Sejarah sebagai Peristiwa
Sejarah adalah peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau. Namun, tidak
semua peristiwa yang terjadi pada masa lampau dapat dikatakan sebagai peristiwa
sejarah. Peristiwa yang telah terjadi di masa lampau baru dapat dikatakan sebagai
peristiwa sejarah jika memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu : objektif dan penting.
a. Objektif, maksudnya bahwa peristiwa itu didukung oleh fakta sejarah yang dapat
menunjukkan bahwa suatu peristiwa benar-benar terjadi; jadi, bukan peristiwa
rekaan atau hasil imajinasi. Hal itu dapat dibuktikan misalnya dalam bentuk foto,
rekaman, kesaksian pelaku sejarah, folkor, dan lain-lain. Kepastian tentang fakta
didapatkan dari hasil verifikasi atau pengujian terhadap data atau informasi
tentang peristiwa itu.
b. Penting, maksudnya peristiwa yang terjadi itu mempunyai arti penting terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan serta terhadap kehidupan berbangsa dan
bermasyarakat. Fakta-fakta sejarah itu bukan sekedar deretan angka, artefak, atau
peristiwa, tetapi lebih dari itu mengandung pelajaran-lpelajaran tertentu bagi
kehidupan manusia masa kini dan masa depan. Peristiwa yang tidak penting dan
tidak bernilai tidak layak diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
2. Sejarah sebagai Kisah
Sejarah yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari adalah sejarah sebagai cerita
atau kisah. Oleh karena itu, kita sering mendengar ungkapan “Sejarah tidak lain
adalah cerita atau kisah”, “Tugas utama sejarawan adalah menceritakan kasih”,
“Sejaarah adalah cerita/kisah tentang sesuatu yang sudah terjadi”.
Meski demikian, sebagai cerita atau kisah, sejarah bukanlah sembarang cerita.
Cerita sejarah tidaklah sama dengan dongeng ataupun novel. Cerita sejarah adalah
cerita didasarkan pada fakta-fakta dan disusun dnegan metod ilmiah, yang
bermula dari mencari dan menemukan jejak-jejak sejarah, menguji jejak-jejak
tersebut dengan metode kritik yang disebut dengan kritik sejarah,
menginterpretasikan fakta-fakta, dan akhirnya menulis hasil interpretasi itu
menjadi sebuah kisah menraik. Dengan kata lain, sejarah sebagai kisah adalah
kejadian masa lalu yang diungkapkan kembali bedasarkan penafsiran sejarawan
yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Sejarah sebagai Seni
Sejarah sebagai seni berhubungan erat dengan cara penyampaian secara tertulis
kisah sejarah itu. Sejarah memerlukan intuisi dan imajinasi, melibatkan emosi,
serta menggunakan gaya bahasa yang khas.
Sejarawan memelrukan instuisi atau ilham, yaitu pemahaman langsung dan naluri
selama masa penelitian berlangsung. Selain itu, dalam melakukan penelitiannya
seorang sejarawan harus dapat membayangkan apa yang sebenarnya terjadi, apa
yang sedang terjadi, dan apa yang akan terjadi sesudah itu. Itulah imajinasi.
Kajian terhadap fakta sejarah dengan melibatkan imajinasi mampu menjadikan
fakta sejarah lebih hidup, menarik, dan bermakna.
Sejarawan harus dapat terlibat secara emosional agar mampu memahami perasaan
dari subjek penelitiannya. Tanpa memahami situasi dan kondisi para pelaku yang
menjadi subjek dan yang terkait dengan peristiwa masa lampau yang ditelitinya,
hasil penulisannya menjadi tidak bermakna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Gaya bahasa, terutama melalui kemampuan menulis prosa yang baik, menjadi
unsur yang penting karena sangat menentukan minat orang untuk membaca hasil
penelitiannya. Gaya bahasa yang khas dan menarik inilah yang juga akan
membedakan hasil penelitian antara sejarawan yang satu dengan sejarawan yang
lain.
Terkadang penulisan sejarah sebagai seni tampak menjadi kurang ilmiah karena
dominanya unsur-unsur keterlibatan emosi, dan intuisi sejarawan. Oleh karena itu,
sebaiknya dalam penulisan ilmiah, keterlibatan semua unsur itu tidak
mengorbankan proses ilmiah. Kita memiliki contoh karya seperti ini, yaitu Kitan
Pararaton dan Kitab Negarakertagama yang ditulis pada masa Kerajaan Singasari
dan Majapahit: ditulis dengan gaya sastra yang indah, namun tetap didasari fakta
yang sebenarnya.
2. Sifat Ilmu Sejarah
Berikut ini adlaah sifat-sifat ilmu sejarah yang meliputi diakronis, idiografis,
verifikatif, dan empiris.
1. Diakronis
Diakronis secara harfiah berarti melintasi perjalanan waktu. Ilmu sejarah itu
diakronis, artinya topic yang dibahas didalamnya adalah peristiwa-peristiwa yang
melintasi perjalanan waktu, yaitu dari masa dulu, sekarang, dan masa depan. Hal
itu karena peristiwa-peristiwa yang dialami manusia itu tidak statis, melainkan
dinamis: terus berkembang, berubah, berkesinambungan, dan bahkan mengalami
pengulangan. Sifat dinamis peristiwa itu berakar pada kenyataan bahwa manusia
sebagai pelaku dan penggerak sejarah juga pada hakikatnya dinamis. Sifat
dinamis manusia mennetukan sifat dinamis peristiwa-peristiwa sejarah.
Karena sifatnya yang dinamis itu, kita dapat mengatakan peristiwa masa dulu
disebabkan oleh peristiwa yang mendahuluinya, peristiwa masa sekarang
disebabkan oleh peristiwa yang terjadi pada masa dulu, dan peristiwa masa depan
disebabkan oleh peristiwa yang terjadi sekarang. Ada kesatuan yang integral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
antara masa lalu, masa sekarang, dan masa depan, yaitu melalui hubungan sebab-
akibat (kausalitas) dan saling memengaruhi.
2. Idiografis
Sejarah itu bersifat idiografis artinya bahwa sejarah selalu menggambarkan,
menceritakan dan memaparkan sesuatu yang bersifat unik, karea setiap peristiwa
tidak dapat diulang atau terjadi hanya sekali, dan tidak ada peristiwa yang persis
sama dengan peristiwa itu di tempat dan waktu yang berbeda.
Itulah juga sebabnya penelitian sejarah tidak bertujuan untuk menemukan
hukum umum atau dalil tertentu, melainkan untuk memahami (verstehen) suatu
peristiwa. Tidak ada hukum umum dalam sejarah pun yang memiliki kemiripan
sekalipun; yang ada hanyalah generalisasi yang terbatas. Hal itu karena sifat unik
peristiwa sejarah itu. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945 itu unik,
demikian juga revolusi fisik di Indonesia antara tahun 1945 sampai 1949.
Contoh: tidak ada teori yang berlaku umum yang menunjukkan
demonstrasi besar mahasiswa pasti dapat menggulingkan pemerintahan yang tidak
demokratis. Dapat saja terjadi sebaliknya demonstrasi mahasiswa itu malah
memperkuat pemerintahan yang dianggap tidak demokratis tersebut, seperti dalam
kasus demonstrasi mahasiswa Cina di Lapangan Tiananmen tahun 1989. Hal ini
dapat terjadi karena perbedaan kekuatan dukungan, latar be;alang budaya, dan
kekuatan tema yang diusung antara satu tempat dengan tempat-tempat yang lain.
Sedangkan dalam ilmu alam seperti Fisika, misalnya setiap batu yang diletakkan
di atas air entah air Danau Toba atau air Sungai Mississippi atau air di mana pun
juga dan kapan pun juga, pasti akan tenggelam.
Hal ini pulalah yang menjadi letak perbedaan antara penelitian sejarah dan
penelitian dalam ilmu-ilmu eksakta seperti Fisika dan Kimia. Dalam Fisika dan
Kimia, tujuan penelitian adalah menemukan hukum, teori, prinsip umum tentang
suatu gejala (fenomena). Hukum itu lepas dari konteks waktu dan tempat, jadi
selalu berlaku kapan pun dan di tempat manapun (nomothetic). Beda dengan
Fisika ataupun Kimia, tujuan penelitian sejarah adalah mendapatkan pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
dari suatu peristiwa unik yang terjadi dalam konteks waktu dan tempat tertentu
(idiographic).
3. Verifikatif
Selanjutnya, kita mengenal salah satu sifat lainnya dari ilmu, yaitu verifikatif.
Artinya, hasil penelitian dalam sejarah dapar diuji kebenarannya oleh siapa pun,
terutama oleh orang yang memahami dengan bai peristiwa yang menjadi objek
penelitian. Karena sifatnya yang dinamis, ilmu pengetahuan dapat diuji
kebenarannya hingga berulang kali. Dari hasil pengujian tersebut akan diperoleh
pandangan-pandangan dan pendapat-pendapat baru. Tidak ada kebenaran yang
mutlak dalam ilmu pengetahuan. Yang ada adalah kebenaran-kebenaran
sementara yang siap diuji atau diverifikasi kembali secara terus-menerus.
4. Empiris
Sebagai ilmu sejarah termasuk ilmu-ilmu empiris, dalam bahasa Yunani emperia
berarti pengalaman. Sejarah sangat tergantung pada pengalaman manusia.
Pengalaman direkam dalam dokumen, dan dokumen-dokumen inilah yang diteliti
oleh para sejarawan untuk menentukan fakta. Fakta-fakta inilah kemudian yang
diinterpretasi dan dari interpretasi fakta-fakta ini barulah muncul tulisan sejarah.
Sehingga sejarah sebenarnya sama dengan ilmu alam, sama-sama bedasarkan
penglaman, pengamatan dan penyerapan. Hanya jika dalam ilmu alam percobaan
itu dapat diulang-ulang sementara sejarah tidak dapat mengulangi percobaan.
Karena peristiwa dalam sejarah hanya sekali terjadi, dan tidak dapat diualng
kembali
3. Manfaat Mempelajari Sejarah
Presiden pertama kita, Ir. Soekarno pernah berucap, “Jangan sekali-kali
melupakan sejarah karena bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat
memahami sejarahnya sendiri. Sebab jika tidak, bangsa tersebut akan menjadi
bangsa yang kecil sehingga tidak mungkin menjadi bangsa yang besar.” Pesan ini
kemudian lebih dikenal dengan ungkapan “jas merah” (“Jangan sekali-kali
meluapakan sejarah”). Winston Churchill, mantan Perdana menteri Inggris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
semasa Perang Dunia II mengatakan, :Satu-satunya hal yang kita pelajari dari
sejarah adalah bahwa kita tidak benar-benar belajar darinya.” Smenetara itu, Ibnu
Khaldun mengatakan, dengan sejarah kita mengenal bangsa-bangsa terdahulu
terutama segi moral politik para penguasa. Orator zaman Romawi Cicero bahkan
meringkas manfaat sejarah dalam satu ungkapan: Sejarah adalah guru kehidupan
(historia magistra citae). Dengan demikian, mempelajari sejarah itu lebih dari
sekedar menegathui hal-hal yang terjadi pada masa lalu, apalagi menghafal
peristiwa dan angka-angka belaka, sejarah adalah guru kehidupan.
Bagaimana sejarah dapat menjadi guru kehidupan? Sejarah menjadi guru
kehidupan karena sejarah mengandung pelajaran-pelajaran moral dan politi,
sejarah membuat kita mengenal bangsa kita sendiri dan bangsa-bangsa lain secara
lebih dekat, sejarah memperkokoh identitias kita sebagai bangsa, dan sejarak
membantu kita berpikir holistic dan multiperspektif dalam memandang suatu
peristiwa.
1. Sebagai Panduan Moral dan Politik
Masa lalu itu bukan sekadar waktu yang terlewati begitu saja, melainkan berisi
pengalaman-pengalaman baik-buruk hidup manusia. Tidak hanya pengalaman
baik-buruk bangsa kita, tetapi juga pengalaman baik-buruk bangsa-bangsa lain.
Terhadap peristiwa-peristiwa buruk (kelam) yang dialami bangsa kita, hasil kajian
sejarah akan menunjukkan konteks (latar belakang), pelaku, tempat, sebab-
musabab, serta dampak dari peristiwa-peristiwa itu. Hasilnya dapat memberi kita
pelajaran atau makna, seperti: pertama, sejarah kelam itu tidak terulang kembali;
kedua, hasil kajian itu dapat membantu memecahkan masalah masalah yang
sedang dihadapi bangsa saat ini baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun
social-budaya.
Sebagai contoh, dengan mempelajari secara tuntas, dalam, dan
menyeluruh tentang sejarah gerakan mahasiswa 1998, kita dapat menarik
pelajaran-pelajaran penting, seperti: pertama, kekerasan dan tirani oleh Negara
terhadap rakyat tidak pernah dapat dibenarkan dank arena itu tidak boleh diulang
kembali; kedua, sebuah Negara dapat berjalan dengan baik jika menjunjung tinggi
demokrasi, pentingnya control rakyat terhadap penguasa, pentingnya aturan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
penegakan hukum yang keras terhadap pelaku korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN), pentingnya pemerintahan sipil, pentingnya para abdi Negara berpihak
pada rakyat dan bukan pda penguasa, dan sebagainya. Pelajaran-pelajaran positif
juga dapat kita petik dari peristiwa-peristiwa kelam G-30 S/PKI, penjajahan
Belanda, peristiwa Malari tahun 1974.
Sementara itu, terhadap peristiwa-peristiwa baik yang membangkitkan
rasa bangga dan rasa kejayaan, hasil kajian sejarah akan menunjukkan bagaimana
peristiwa itu menghantarkan bangsa kita menuju kejayaan. Tentu saja hal ini tidak
terlepas dari perilaku moral dan politik yang baik seperti keikhlasan, kejujuran,
rela berkorban, ketekunan, kerja sama, kegigihan, semangat patriotism,
kedisiplinan, pantang menyerah, menghargai, dan terbuka terhadap perbedaan,
dan keberagaman. Hal-hal seperti ini patut dipertahankan dan mnejadi fondasi
bagi bangsa tersebut saat ini dan di masa depan. Sebagai contoh: sejarah
perumusan dasar Negara Indonesia menunjukkan pentingnya sikap kenegarawan,
jiwa besar, penghargaan terhadap perbedaan dan keberagaman, rela berkorban,
mau berpikir dari sudut pandang orang lain, dan semacamnya.
Tanpa sikap-sikap itu, mungkin tidak ada Negara bernama Indonesia,
atau mungkin ada tetapi selalu diwarnai gejolak politik. Sikap-sikap yang sama
juga penting kita miliki sebagai warga Negara untuk membangun bangsa saat ini
dan ke depannya. Dari perjalanan bangsa kita sampai saat ini, Anda sendiri dapat
menilai sejauh mana penghayatan sikap-sikap seperti itu oleh pemimpin dan
warga Negara Indonesia.
Peristiwa baik-buruk masa lalu yang dialami bangsa-bangsa lain juga
memberi pelajaran dan makna bagi kita. Dari pengalaman-pengalaman mereka,
kita belajar hidup bersama sebagai sesame warga Negara secara harmonis. Kita
juga belajar cara menjalankan Negara secara lebih baik.
Dapatkah Anda menarik pelajaran penting dan berharga dari peristiwa
Revolusi Amerika, Revolusi Prancis, Revolusi Industri, Revolusi India, Revolusi
Mesir, peradaban Mesoamerika, Perang Dunia I dan II, dan lain-lain? Ide Negara
republic, penghargaan terhadap HAM, kebebasan, keadilan, kesetaraan, dan
demokrasi, yang menginspirasi perjuangan kita melepaskan diri dari penjajahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
dan bahkan perumusan dasar Negara serta konstitusi kita. Para pendiri bangsa kita
seperti Soekarno dan Hatta belajar dari Negara-negara itu. Sebagai contoh,
semboyan Indie voor Indiers (Indonesia untuk orang Indonesia) yang
dikumandangkan para aktivis kemerdekaan selama masa penajjahan Hindia-
Belanda sebetulnya terinspirasi dari semboyan Efypt for The Egyptians dalam
Revolusi Mesir dan semboyan India for he Indians dalam perang perjuangan
kemerdekaan India dari Inggris.
2. Sarana Mengenal Lebih Dekat Bangsa Sendiri dan Bangsa-Bangsa Lain
Masih terkait dengan poin pertama di atas, sejarah mengajarkan
kepada kita untuk memahami masyarakat dan bangsa sendiri dan juga mengenal
bangsa-bangsa lain. Dengan mempelajari sejarah kita akan lebih menghargai hal-
hal yang telah kita miliki sebagai bangsa mulai dari awal perkembangannya di
Nusantara sampai terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di
dalamnya juga termasuk penghargaan terhadap identitas kita sebagai bangsa yang
besa, dan sebagainya. Selain sikap nasionalisme dan patriotism yang terwujud
dalam sikap-perilaku kerja keras membangun bangsa, muncul pula rasa syukur
atas karunia Tuhan yang Maha Esa yang begitu besarbagi bangsa kita
Mempelajari sejarah juga membuat kita mengenal bangsa-bangsa lain,
baik system politik-ekonomi maupun kehidupan social dan kebudayaannya. Hal
ini akan membuat kita mendapat banyak inspirasi dan wawasan, yang pada
gilirannya memengaruhi perilaku dan pandangan hidup kita, baik sebagai pribadi
maupun sebagai bangsa. Sebagai contoh : kita dapat belajar banyak dari tokoh-
tokoh nasional atau spiritual bangsa lain (seperti Mahatma Gandhi, Abraham
Lincoln, dan Winston Churchill), yang sangat berpengaruh membentuk jati diri
dan karakter bangsanya. Sikap dan pilihan tindakan mereka dapat menjadi
inspirasi bagi kita juga. Tidak hanya tokoh tertentu, pengalaman jatuh-bangun
sebuah bangsa membangun negerinya juga dapat memberi pelajaran tentang cara
kita seharusnya membangun bangsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
3. Memperkokoh Identitas Bangsa
Sejarah berperan penting membentuk identitas dan kepribadian bangsa. Suatu
masyarakat atau bangsa tak mungkin akan mengenal identitas dan perkembangan
mereka hingga sekarang ini tanpa mengenal sejarah. Sejarah dan identitas bangsa
memiliki hubungan timbal-balik. Akar sejarah yang dalam dan panjang akan
memperkokoh eksitensi, identitas, serta kepibradian suatu bangsa. Dengan
demikian, suatu bangsa akan bangga dan mencintai sejarahnya.
4. Latihan Berpikir Menyeluruh (Holistik) dan Multiperspektif
Dalam kaitanyya dengan proses bealajr sejarah di sekolah, sejarah melatih kita
untuk berpikir holistic (menyeluruh) dan multi-sudut pandang dalam memandang
suatu peristiwa. Suatu peristiwa sejarah itu tidak sederhana. Suatu peristiwa
sejarah juga tidak berdiri sendiri, melainkan terikat dengan peristiwa-peristwa lain
sebelumnya. peristiwa-peristiwa lain itu juga dipicu oleh peristiwa-peristiwa yang
lain lagi. Ada banyak aspek terlibat dalam suatu peristiwa. Dengan membuat
penelitian tentang suatu peristiwa sejarah, kita dilatih untuk melihat peristiwa
dalam konteks yang besar dan menggunakan banyak sudut pandang. Dalam
proses itu, kita belajar menarik benang merah dan sebab-akibat, yang akhirnya
bermuara pada suatu uraian sebab-akibat-dampak yang logis dan dapat dipercaya.
5. Melatih Berpikir Diakronik dan Sinkronik
Menurut Sartono Kartodirdjo, antara sejarah dan ilmu social alainnya berbeda
pendekatan dan perspektif. Jika sejarah menggunakan perspektif diakronik, ilmu
social lainnya menggunakan perspektif sinkronik. Meskipun tidak identic dengan
kronik, kajian sejarahidentik dengan kronologi atau urutan waktu tentang
kejadian-kejadian yang sangat penting. Fenomena sejarah yang hendak dikaji
secara utuh memerlukan pendekatan diakronik. Sebaliknya, ilmu-ilmu social
lainnya mencoba mendekati fenomena dan melihat peristiwa yang hamper sama di
tempat-tempat yang berbeda atau pada waktu yang berbeda. Dengan analisis
pendkeatan sinkronik, kita dapat mengungkap hubungan dan
kesalingtergantungan unsur-unsur dalam fenomena tersebut dengan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 9 Lampiran Soal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Deskripsikan Pengertian sejarah sebagai ilmu
2. Sebutkan beberapa pengertian sejarah yang diungkapkan oleh para ahli
3. Adakah perbedaan antara sejarah dan ilmu sejarah ?
4. Jelaskan tentang ciri-ciri sejarah sebagai ilmu yang diungkapkan oleh
kuntowijoyo
5. Nilai dan makna apa yang kamu peroleh dalam mempelajari sejarah
sebagai ilmu
6. Jelaskan yang dimaksut dengan sinkronik
7. Apa manfaat sinkronik dalam pengkajian dan penulisan sejarah
8. Bagaimana hubungan antara diakronik dan sinkronik dalam pengkajian
dan penulisan sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 10 Kuesioner Motivasi Belajar Sejarah
KUESIONER MOTIVASI BELAJAR SEJARAH
Nama :
No. Absen/Kelas :
Petunjuk Pengisian Kuesioner:
Berilah tanda cek pada jawaban yang akan anda pilih, dari kedua alternatif
jawaban pertanyaan dibawah ini.
Keterangan:
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-kadang
J : Jarang
TP : Tidak pernah
No. Pernyataan SL SR KD J TP
1 Saya membaca buku dan majalah yang
memberi informasi tentang Sejarah.
2 Saya mengumpulkan artikel dan membuat
kliping dari koran maupun majalah
mengenai tulisan tentang Sejarah.
3 Saya sering melamun ketika jam pelajaran
berlangsung
4 Saya suka bercanda ketika jam pelajaran
5 Saya mempelajari kembali materi Sejarah
yang sudah diterangkan oleh guru.
6 Saya mencatat materi Sejarah dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
lengkap dan rapi.
7 Saya mengerjakan soal-soal pada buku
tentang materi Sejarah yang sedang
dipelajari meskipun tidak ditugaskan oleh
guru.
8 Saya mengunjungi dan mencari bahan-
bahan yang berhubungan dengan materi
Sejarah tersebut di perpustakaan untuk
menambah, memperluas, dan
memperdalam materi Sejarah,
9 Saya mendiskusikan persoalan tentang
Sejarah diluar jam pelajaran dengan
teman-teman.
10 Saya menanyakan materi Sejarah yang
belum jelas, setelah guru menerangkan
materi tersebut.
11 Saya berusaha menjawab pertanyaan yang
diberikan guru tentang materi Sejarah
yang sedang diperlajari.
12 Saya mengajukan pendapat setelah guru
menjelaskan materi yang telah dibahas.
13 Pada saat kerja kelompok, saya berusaha
memberikan masukan pendapat untuk
memecahkan persoalan Sejarah yang
sedang dihadapi.
14 Agar tidak ketinggalan dalam menerima
materi yang sedang dibahas, saya
memperhatikan penjelasan guru
15 Jika teman saya mendapatkan nilai
Sejarah yang lebih baik dari saya, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
saya terpacu untuk bersaing meraih
prestasi yang lebih tinggi lagi.
16 Saya meluangkan waktu untuk belajar
tentang materi tersebut untuk
mendapatkan nilai Sejarah yang baik.
17 Saya meminjam catatan pada teman atau
membaca buku wajib sendiri saat saya
tidak mengikuti pelajaran materi Sejarah
tertentu karena suatu hal.
18 Saya belum puas dengan prestasi Sejarah
yang diperoleh dan akan terus
meningkatkan kegiatan belajar Sejarah.
19 Saya berusaha belajar bersama teman
dalam menghadapi kesulitan belajar
Sejarah,
20 Saya mengumpulkan tugas materi Sejarah
tepat pada waktunya.
21 Saya cenderung pasif ketika diskusi
kelompok
22 Setiap melaksanakan suatu kegiatan yang
berhubungan dengan sejarah secara asal-
asalan
23 Saya kurang tertarik dengan berita-berita
sejarah yang di tayangkan di TV
24 Saya senang mengerjakan soal-soal
Sejarah karena melatih saya berpikir
kritis.
25 Saya tetap berusaha untuk mendapatkan
nilai yang lebih baik lagi meskipun nilai
ulangan Sejarah saya lebih baik daripada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
teman-teman saya.
26 Saya menggantungkan diri pada teman
saya yang lebih pandai ketika ada tugas
kelompok di luar kelas.
27 Saya dapat memusatkan perhatian dengan
baik terhadap materi yang diberikan.
28 Saya tidak pernah belajar saat ulangan
sejarah
29 Saya merasa kurang percaya diri ketika
mengerjakan ulangan Sejarah.
30 Menurut saya, mata pelajaran Sejarah
adalah mata pelajaran yang menarik.
31 Kesulitan-kesulitan yang saya hadapi
dalam mempelajari materi Sejarah
membuat semangat belajar saya menurun.
32 Saya kurang bersemangat ketika jam
pelajaran Sejarah tiba.
33 Saya tidak pernah menyampaikan
pendapat saya saat diskusi kelompok
34 Saya kurang menyenangi semua pokok
bahasan dalam pelajaran Sejarah.
35 Saya tidak tertarik dengan penemuan-
penemuan peninggalan terutama yang
berhubungan dengan Sejarah.
36 Saya malas belajar Sejarah karena selama
ini saya cenderung menganggap pelajaran
Sejarah sulit.
37 Saya tidak akan datang jika di
lingkunganku ada ceramah yang
berrhubungan dengan Sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
38 Saya bekerja keras dalam mata pelajaran
Sejarah agar menjadi peserta didik yang
berprestasi dalam pelajaran Sejarah,
bukan supaya mendapat pujian dari orang
lain.
39 Saya tidak memperhatikan dengan
sungguh-sungguh jika guru Sejarah
sedang melakukan demonstrasi di depan
kelas.
40 Walaupun guru Sejarah menyampaikan
pelajaran Sejarah dengan penuh semangat,
saya tetap merasa bosan mengikuti
pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 11 Soal Prestasi Belajar Sejarah
Latihan soal 1
Sejarah Peminatan SMA Negeri 1 Wedi Klaten
Kelas X IPS
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Pilihlah jawaban yang paling tepat diantara jawaban a,b,c,d atau e!
1. Sejarah melihat segala sesuatu berdasarkan rentang waktu. Hal tersebut
menunjukkan bahwa sejarah memiliki sifat....
a. Sinkronis
b. Ideografis
c. Saintifis
d. Diakronis
e. Empiris
2. Sejarah sangat bergantung pada pengalaman manusia, artinya sejarah itu
bersifat....
a. Pragmatis
b. Ideografis
c. Analogis
d. Empiris
e. Realistis
3. Manusia dan sejarah memiliki kaitan erat, yakni....
a. Sejarah hanya dapat dikaji manusia yang memiliki latarbelakang keilmuan
b. Sejarah hanya mempelajari hubungan antar manusia dan masyarakat
c. Sejaraha hanya mengkaji manusia manusia sebagai subjek utama sejarah
d. Sejarah selalu membicarakan peristiwa dan aktifitas manusia masa lalu
e. Sejarah dapat digunakan untuk memprediksi kehidupan masa depan manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
4. Sejarah merupakan narasi yang disusun berdasarkan memori, kesan, atau tafsiran
manusia terhadap peristiwa atau kejadian masa lalu. Hal tersebut merupakan
pengertian sejarah sebagai....
a. Seni
b. Kisah
c. Peristiwa
d. Fiksi
e. Ilmu
5. Dalam peristiwa sejarah, konsep ruang memiliki peranan yang sangat penting.
Kedudukan konsep ruang dalam sejarah adalah
a. Memperkuat fakta-fakta dalam sebuah peristiwa sejarah
b. Membuktikan bahwa peristiwa sejarah pernah terjadi
c. Menunjukan waktu berlangsungnya suatu peristiwa
d. Menggambarkan mengenai tempat terjadinya peristiwa
e. Menggambarkan kehidupan para pelaku utama peristiwa
6. Objek penelitian sejarah sebagai ilmu sejarah adalah untuk....
a. Prediksi masa yang akan datang
b. Peristiwa yang masih aktual
c. Peristiwa masa lalu manusia
d. Perilaku manusia sehari-hari
e. Hubungan antar manusia
7. Peristiwa sejarah merupakan peristiwa yang unik. Hal ini mengandung arti bahwa
peristiwa sejarah itu....
a. Hanya sekali terjadi, tidak akan berulang
b. Menjadi pedoman hidup bagi masyarakat
c. Memberi gambaran tentang masa lalu
d. Tidak pernah berubah sepanjang waktu
e. Memiliki kesinambungan dengan masa kini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
8. Salah satu kelemahan sejarah sebagai seni adalah....
a. Penulisan sejarah akan terbatas
b. Penulis dapat bebas berimajinasi
c. Subjektifitas penulis berkembang
d. Ketepatan, objektifitas berkembang
e. Fakta sejarah tidak akan terselubung
9. Peristiwa-peristiwa sejarah merupakan proses yang berkelanjutan, artinya....
a. Sejarah selalu berawal dari sesuatu yang sederhana menuju kepada sesuatu yang
lebih kompleks dan maju
b. Peristiwa-peristiwa masa lalu dapat dijadikan pedoman untuk masa sekarang dan
masa yang akan datang
c. Peristiwa sejarah saling berkait antara satu dengan lainnya dan terus berjalan
seiring perjalanan waktu
d. Kejadian-kejadian sejarah seringkali berulang pada masa-masa berikutnya karena
kesombongan manusia
e. Peristiwa-peristiwa sejarah terus menerus akan terjadi dan selalu akan berganti
dari masa ke masa
10. Sumber sejarah adalah kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah.
Pendapat tersebut dikemukakan oleh....
a. Mohammad Yamin
b. Sartono Kartodirdjo
c. Kunto wijoyo
d. Mohammad Ali
e. R. Soekmono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
11. Penulisan sejarah yang tidak sesuai dengan urutan waktu menimbulakn
pemahaman yang keliru terhadap kisah sejarah disebut....
a. Anakronisme
b. Rekontruksi
c. Historiografi
d. Interpretasi
e. Kontinuitas
12. Sejarah memiliki fungsi dalam pendidikan moral, penalaran, politik, kebijakan,
perubahan, keindahan, masa depan. Hal tersebut merupakan kegunaan sejarah
secara....
a. Spesifik
b. Intrinsik
c. Ekstrinsik
d. Eksentrik
e. Holistik
13. Konsep ruang dalam sejarah berkaitan dengan tempat terjadinya peristiwa.
Manfaat keberadaan unsur ruang dalam sejarah adalah....
a. Menemukan fakta tersembunyi yang tidak dapat diungkapkan melalui sumber
sejarah
b. Menempatkan manusia sebagai subyek utama dalam kajian peristiwa sejarah
c. Mempermudah pemahaman peneliti tentang suatu peristiwa sejarah
d. Mempermudah sejarawan menentukan lokasi sebuah peristiwa sejarah
e. Mengidentifikasi setiap tokoh sesuai perannya dalam peristiwa sejarah
14. Ada tiga unsur penting dalam pemahaman mengenai sejarah, yakni manusia,
ruang dan waktu. Dalam hal ini yang berkaitan dengan manusia adalah....
a. Kondisi dan situasi kejadian
b. Kapan peristiwa itu terjadi
c. Pelaku utama suatu peristiwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
d. Alasan terjadinya peristiwa
e. Tempat terjadinya peristiwa
15. Konsep kronologis diperlukan dalam mempelajari ilmu sejarah, dengan tujuan....
a. Menghindari anakronisme atau kerancuan waktu sejarah
b. Menetapkan suatu peristiwa menjadi tonggak zaman
c. Menyeleksi dan mengelompokkan peristiwa penting
d. Mudah untuk mengungkapkan terjadinya suatu peristiwa
e. Memberi gambaran tentang peristiwa yang pernah terjadi
16. Pengetahuan sejarah sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
karena sejarah....
a. Terdiri dari tiga dimensi waktu, lampau, kini dan mendatang
b. Mempelajari kehidupan masyarakat dari masa ke masa
c. Menyelidiki berbagai peninggalan manusia masa lampau
d. Tidak dapat dipisahkan dari peristiwa yang terjadi sekarang
e. Dapat dijadikan pedoman hidup suatu bangsa dan negara
17. Salah satu ciri sejarah sebagai ilmu adalah bahwa sejarah itu bersifat empiris,
artinya....
a. Memerlukan fakta pendukung dalam penyelidikan
b. Bersumber pada penuturan pelaku sejarah
c. Bergantung pada pengalaman manusia
d. Manusia menjadi obyek pengamatan penyelidikan
e. Menggunakan metode pengamatan dalam penyelidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Kunci jawaban Latihan soal 1
Sejarah Peminatan SMA Negeri 1 Wedi Klaten
Kelas X IPS
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
1. D
2. D
3. D
4. A
5. D
6. A
7. A
8. A
9. C
10. A
11. A
12. C
13. C
14. C
15. A
16. E
17. C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Latihan soal 2
Sejarah Peminatan SMA Negeri 1 Wedi Klaten
Kelas X IPS
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Pilihlah jawaban yang paling tepat diantara jawaban a,b,c,d atau e!
1. Kesulitan utama untuk mengadakan penelitian Sejarah Indonesia Kuno adalah....
a. Sumber yang tersedia sudah banyak yang rusak
b. Banyak sumber yang tersimpan di luar negeri
c. Kesulitan memperoleh ijin dan dana penelitian
d. Kesulitan memahami bahasa dalam naskah kuno
e. Sumber-sumber tertulis banyak yang dibelokkan
2. Kegiatan untuk mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data atau materi
sejarah dalam penelitian sejarah disebut....
a. Heuristik
b. Verifikasi
c. Evidensi
d. Interpretasi
e. Historiografi
3. Tujuan dilakukan kritik intern terhadap peninggalan sejarah adalah untuk
mengetahui....
a. Keaslian suatu peninggalan bersejarah
b. Objektifitas penyusunan kisah sejarah
c. Isi yang tertuang dalam peninggalan sejarah
d. Seberapa tua usia benda peninggalan sejarah
e. Kebenaran naskah yang digunakan untuk penulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
4. Pengujian atas kesesuaian tanggal pembuatan dan isi dokumen dilakukan untuk
melihat....
a. Kesalahan narasi
b. Otentisitas sumber
c. Kredibilitas sumber
d. Kesalahan heuristik
e. Pemilihan tema
5. Unsur subyektifitas penulis paling memungkinkan dalam tahap penelitian sejarah
pada bagian....
a. Pemilihan topik
b. Heuristik
c. Verifikasi
d. Interpretasi
e. Historiografi
6. Kesalahan yang terjadi ketika sejarawan membuat kesalahan dalam penyajian,
seperti kesalahan periodisasi, evidensi,pembahasan, dinamakan kesalahan....
a. Induksi
b. Narasi
c. Argumen
d. Redaksional
e. Sekunder
7. Kesaksian langsung dari pelaku atau saksi peristiwa di masa lalu dinamakan
sumber....
a. Lisan
b. Benda
c. Primer
d. Tulisan
e. Sekunder
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
8. Berdasarkan urutan penyampaiannya, notulen rapat, daftar anggota organisasi,
dokumen pemerintah
a. Tertulis
b. Primer
c. Formal
d. Sekunder
e. Tak tertulis
9. Arti historiografi dalam sejarah adalah....
a. Penyelidikan kebenaran suatu peristiwa
b. Penulisan hasil penelitian sejarah
c. Penyelidikan terhadap validitas data
d. Pencarian fakta dan data penelitian
e. Penafsiran data berdasarkan sumber
10. Dibawah ini adalah sumber-sumber tertulis, kecuali....
a. Manuskrip
b. Konstitusi
c. Babad
d. Tambo
e. Artefak
11. Gambaran tentang keadaan sosial di zaman tokoh sejarah itu berada, seperti
gambaran suasana zaman, lingkungan, masyarakatnya dinamakan fakta....
a. Intelektual
b. Kondisional
c. Fragmentaris
d. Sosial
e. Mental
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
12. Faktor penting yang harus dipahami pewawancara terhadap narasumber dalam
kegiatan wawancara adalah....
a. Tingkat emosioanl narasumber
b. Tingkat intelektual narasumber
c. Kondisi ekonomi narasumber
d. Kadar kredibilitas narasumber
e. Status sosial narasumber
13. Alat bantu untuk kegiatan wawancara adalah tersebut dibawah ini, kecuali....
a. Kamera
b. Bolpoint
c. Buku tulis
d. Tape recorder
e. Kartu pengenal
14. Berdasarkan urutan penyampaianya, manuskrip,Akta Kelahiran,Buku Nikah,
ijasah, daftar hadir rapat,dapat digolongkan kedalam sumber....
a. Primer
b. Tertulis
c. Formal
d. Sekunder
e. Tidak tertulis
15. Penulisan sejarah pada masa tradisional bersifat....
a. Asia Sentris
b. Regio Sentris
c. Nerlando Sentris
d. Indonesia Sentris
e. Istana Sentris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
16. Penulisan sejarah pada masa kolonial bersifat....
a. Asia Sentris
b. Regio Sentris
c. Nerlando Sentris
d. Indonesia Sentris
e. Istana Sentris
17. Penulisan sejarah pada masa setelah kemerdekaan bersifat....
a. Asia Sentris
b. Regio Sentris
c. Nerlando Sentris
d. Indonesia Sentris
e. Istana Sentris
18. Sejarah sebagai ilmu memiliki fungsi kajian keilmuan. Hal tersebut menunjukkan
fungsi sejarah secara....
a. Holistik
b. Spesifik
c. Ekstrinsik
d. Intrinsik
e. Eksentrik
19. Sejarah sebagai peristiwa memiliki sifat....
a. Obyektif
b. Relatif
c. Naratif
d. Intuitif
e. Subyektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
20. Obyek penelitian sejarah sebagai ilmu adalah....
a. Prediksi masa yang akan datang
b. Peristiwa ynag masih aktual
c. Peristiwa masa lalu manusia
d. Perilaku manusia sehari-hari
e. Hubungan antar manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Kunci jawaban Latihan soal 2
Sejarah Peminatan SMA Negeri 1 Wedi Klaten
Kelas X IPS
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
1. A
2. A
3. C
4. B
5. D
6. A
7. C
8. B
9. B
10. E
11. D
12. D
13. E
14. A
15. E
16. C
17. D
18. D
19. A
20. C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lampiran 12 Validitas dan Reabilitas Motivasi Kelas X IPS 2
1. Validitas Kuesioner Motivasi
Validitas Kuesioner Motivasi Belajar Sejarah
No
Soal
t hitung t tabel keterangan
1 3.86 1.72 Valid
2 0.95 1.72 Tidak Valid
3 2.91 1.72 Valid
4 1.48 1.72 Tidak Valid
5 4.25 1.72 Valid
6 1.41 1.72 Tidak Valid
7 1.35 1.72 Tidak Valid
8 1.01 1.72 Tidak Valid
9 2.60 1.72 Valid
10 2.61 1.72 Valid
11 0.16 1.72 Tidak Valid
12 1.76 1.72 Valid
13 4.91 1.72 Valid
14 1.83 1.72 Valid
15 3.47 1.72 Valid
16 2.68 1.72 Valid
17 3.40 1.72 Valid
18 0.53 1.72 Tidak Valid
19 1.05 1.72 Tidak Valid
20 1.21 1.72 Tidak Valid
21 -0.55 1.72 Tidak Valid
22 0.50 1.72 Tidak Valid
23 2.18 1.72 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
24 5.39 1.72 Valid
25 0.93 1.72 Tidak Valid
26 2.80 1.72 Valid
27 0.24 1.72 Tidak Valid
28 2.28 1.72 Valid
29 2.10 1.72 Valid
30 1.83 1.72 Valid
31 2.12 1.72 Valid
32 1.84 1.72 Valid
33 0.98 1.72 Tidak Valid
34 0.61 1.72 Tidak Valid
35 0.58 1.72 Tidak Valid
36 1.21 1.72 Tidak Valid
37 3.42 1.72 Valid
38 1.14 1.72 Tidak Valid
39 2.82 1.72 Valid
40 2.77 1.72 Valid
22
2. Reabilitas Kuesioner Motivasi
Varians Xi Varians total Reabilitas
0.89
117.32
0.85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 13 Data Motivasi, Prestasi Awal dan Akhir Kelas Eksperimen
MOTIVASI DAN PRESTASI AWAL KELAS EKSPERIMEN
NAMA X X2 Y Y2
1 ADYAKSA EKA DARMA 69 4761 82 6782
2 AISYAH AFINA HAZNA 72 5184 59 3460
3 ALDILA RESTU
WIDIYANINGRUM
51 2601 65 4187
4 ARDITA NUR MUKAROMAH 75 5625 76 5848
5 BAGAS HANY PRAKOSO 71 5041 88 7785
6 BRYAN ANAS SAPUTRA TEGAR 60 3600 65 4187
7 BUNGA AGUS
KUSUMANINGRUM
66 4356 88 7785
8 CAHYA AMBAR MUKTI 69 4761 76 5848
9 DESI NIKMATUN KHASANAH 84 7056 71 4983
10 DEWI PUJI ASTUTI 77 5929 88 7785
11 DINDA USWATUN KHASANAH 66 4356 82 6782
12 DIVA ALVINA 76 5776 88 7785
13 ERIK HABABIL 62 3844 82 6782
14 GESANG SAPUTRA 73 5329 47 2215
15 IFANG IRWANSYAH BUDIANTO 70 4900 88 7785
16 INTAN PERMATA SARI 74 5476 59 3460
17 LATIFAH NURUL AINI 65 4225 76 5848
18 MUHAMMAD RIVAI 66 4356 59 3460
19 MUHAMMAD SULTON ALMUBA 67 4489 88 7785
20 RISKI RAHMAD HIDAYAD 71 5041 53 2803
21 ROHMAD HIDAYAT 74 5476 76 5848
22 YULIANTI CATUR WARDANI 69 4761 88 7785
JUMLAH 1527 106943 1647 126990
KUADRAT 2331729 2712803
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
MOTIVASI DAN PRESTASI AKHIR KELAS EKSPERIMEN
NAMA X X2 Y Y2
1 ADYAKSA EKA DARMA 88 7744 84 7091
2 AISYAH AFINA HAZNA 85 7225 89 8006
3 ALDILA RESTU WIDIYANINGRUM 76 5776 65 4225
4 ARDITA NUR MUKAROMAH 81 6561 80 6400
5 BAGAS HANY PRAKOSO 82 6724 90 8100
6 BRYAN ANAS SAPUTRA TEGAR 85 7225 60 3600
7 BUNGA AGUS KUSUMANINGRUM 83 6889 90 8100
8 CAHYA AMBAR MUKTI 86 7396 90 8100
9 DESI NIKMATUN KHASANAH 75 5625 75 5625
10 DEWI PUJI ASTUTI 68 4624 85 7225
11 DINDA USWATUN KHASANAH 88 7744 90 8100
12 DIVA ALVINA 69 4761 70 4900
13 ERIK HABABIL 99 9801 55 3025
14 GESANG SAPUTRA 79 6241 75 5625
15 IFANG IRWANSYAH BUDIANTO 66 4356 75 5625
16 INTAN PERMATA SARI 79 6241 95 9025
17 LATIFAH NURUL AINI 79 6241 75 5625
18 MUHAMMAD RIVAI 69 4761 70 4900
19 MUHAMMAD SULTON ALMUBA 60 3600 65 4225
20 RISKI RAHMAD HIDAYAD 88 7744 75 5625
21 ROHMAD HIDAYAT 75 5625 85 7225
22 YULIANTI CATUR WARDANI 83 6889 90 8100
JUMLAH 1743 139793 1729 138472
KUADRAT 3038049 2988349
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran 14 Data Motivasi, Prestai Awal dan Akhir Kelas Kontrol
MOTIVASI DAN PRESTASI AWAL KELAS KONTROL
NAMA X X2 Y Y2
1 ALDA VICKY PRASETYA 69 4761 82 6782
2 ANDRE BUDI SANTOSA 66 4356 53 2803
3 ANGGA HARDIYAN SAPUTRA 51 2601 71 4983
4 BAKTI DHARMAGUNARWAN 75 5625 59 3460
5 BIMA DWI CRISTIANTO 71 5041 59 3460
6 CHANDRA WIYANTO 58 3364 65 4187
7 DELTA RAHMAWATI 62 3844 65 4187
8 DINDA PERMATASARI 67 4489 59 3460
9 FADILA ISNA NURAINI 84 7056 65 4187
10 FRANSISKA ANTIK PRADITA 77 5929 47 2215
11 IRVAN ARYA PAMUNGKAS 61 3721 76 5848
12 JECIKA CANDRA ARTIKA 76 5776 71 4983
13 LIDYA CHENNYHIMAWATI 62 3844 94 8858
14 MUHAMMAD FAIZURROHMAN 73 5329 71 4983
15 NEO JODI PRATAMA 70 4900 65 4187
16 NURHIDAYAT 74 5476 59 3460
17 PUTRI QLIMAH 65 4225 71 4983
18 REGI PERMANA PUTRA 66 4356 59 3460
19 SANTI MARLINA PUTRI 67 4489 47 2215
20 SENTIA BR SIHOTANG 71 5041 76 5848
21 SULAIMAN 74 5476 71 4983
22 TARISA RAHMAWATI RATNASA 69 4761 59 3460
JUMLAH 1508 104460 1444 96990
KUADRAT 2274064 2076990
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
MOTIVASI DAN PRESTASI AKHIR KELAS KONTROL
NAMA X X2 Y y2
1 ALDA VICKY PRASETYA 65 4225 80 6400
2 ANDRE BUDI SANTOSA 70 4900 60 3600
3 ANGGA HARDIYAN SAPUTRA 57 3249 75 5625
4 BAKTI DHARMAGUNARWAN 73 5329 65 4225
5 BIMA DWI CRISTIANTO 66 4356 60 3600
6 CHANDRA WIYANTO 56 3136 65 4225
7 DELTA RAHMAWATI 62 3844 70 4900
8 DINDA PERMATASARI 70 4900 65 4225
9 FADILA ISNA NURAINI 70 4900 70 4900
10 FRANSISKA ANTIK PRADITA 80 6400 55 3025
11 IRVAN ARYA PAMUNGKAS 66 4356 75 5625
12 JECIKA CANDRA ARTIKA 72 5184 75 5625
13 LIDYA CHENNYHIMAWATI 58 3364 95 9025
14 MUHAMMAD FAIZURROHMAN 75 5625 75 5625
15 NEO JODI PRATAMA 67 4489 70 4900
16 NURHIDAYAT 81 6561 65 4225
17 PUTRI QLIMAH 67 4489 75 5625
18 REGI PERMANA PUTRA 75 5625 55 3025
19 SANTI MARLINA PUTRI 70 4900 55 3025
20 SENTIA BR SIHOTANG 76 5776 75 5625
21 SULAIMAN 72 5184 75 5625
22 TARISA RAHMAWATI RATNASA 63 3969 65 4225
JUMLAH 1511 104761 1520 106900
KUADRAT 2283121 2310400
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 15 Validitas dan Reabilitas Prestasi Kelas X IPS 2
1. Validitas Soal Prestasi Belajar
Validitas Soal Prestasi Belajar Awal Sejarah
No
Soal
Rhitung rtabel Keterangan
1 0.47 0,423 Valid
2 0,47 0,423 Valid
3 0,32 0,423 Tidak Valid
4 0,14 0,423 Tidak Valid
5 0.46 0,423 Valid
6 0,33 0,423 Tidak Valid
7 0,35 0,423 Tidak Valid
8 0.54 0,423 Valid
9 0,05 0,423 Tidak Valid
10 0,62 0,423 Valid
11 0,47 0,423 Valid
12 0,27 0,423 Tidak Valid
13 0,00 0,423 Tidak Valid
15 0,48 0,423 Valid
16 0,19 0,423 Tidak Valid
17 0,26 0,423 Tidak Valid
18 0,05 0,423 Tidak Valid
19 0,50 0,423 Valid
20 0,64 0,423 Valid
21 0,12 0,423 Tidak Valid
22 0,43 0,423 Valid
23 0,63 0,423 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
24 0,17 0,423 Tidak Valid
25 0,44 0,423 Valid
26 0,02 0,423 Tidak Valid
27 0,53 0,423 Valid
28 0,39 0,423 Tidak Valid
29 0,60 0,423 Valid
30 0,48 0,423 Valid
31 0,36 0,423 Tidak Valid
32 0,36 0,423 Tidak Valid
33 0,28 0,423 Tidak Valid
34 0,26 0,423 Tidak Valid
35 0,28 0,423 Tidak Valid
36 0,45 0,423 Valid
37 0,21 0,423 Tidak Valid
38 0,35 0,423 Tidak Valid
39 0,36 0,423 Tidak Valid
40 0,55 0,423 Valid
18
2. Reabilitas Soal Prestasi Belajar
Reabilitas Keterangan
0.83 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 16 Mencari Mean, Modus, Median Kelas Eksperimen
1. Motivasi Awal Kelas Eksperimen
N : 22 ∑χ : 1527
Skor tertinggi : 84 ∑χ2
: 2331729
Skor terendah : 51
Jumlah Kelas Interval = 1 + 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 22
= 1 + 3,33 x 1,342
= 1 + 4,47
= 5,47 = 5
Lebar Kelas =
=
Tabel frekuensi
Kelas Interval Frekuensi
51-57 1
58-64 4
65-71 9
72-78 7
79-85 1
Jumlah 22
Mean =
Keterangan :
Mean : (rata-rata)
∑χ : Jumlah Nilai
N : Banyak data/jumlah sampel
Modus =
( )
=
( )
=
=
= 69,5
Keterangan :
b : batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p : panjang kelas interval
b1 : frekuensi pada kelas modus (frekuensi kelas interval terbanyak – frekuensi
kelas interval terdekat sebelumnya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
b2 : frekuensi pada kelas modus (frekuensi kelas interval terbanyak – frekuensi
kelas interval sesudahnya)
Median =
= 64,5
= 64,5
=
= 64,5 + 7 (0.66)
= 64,5 + 4,67 = 69,17
Keterangan :
b = batas bawah
p = panjang kelas interval
F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
n = banyak data/jumlah sampel
2. Motivasi Akhir Kelas Eksperimen
N : 22 ∑χ : 1743
Skor tertinggi : 99 ∑χ2 : 3038049
Skor terendah : 60
Jumlah Kelas Interval = 1 + 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 22
= 1 + 3,33 x 1,342
= 1 + 4,47
= 5,47 = 5
Lebar Kelas =
=
Tabel frekuensi
Kelas Interval Frekuensi
60-68 3
69-76 5
77-84 6
85-92 7
93-100 1
Jumlah 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Mean =
Modus =
( )
=
( )
=
= ( ) = 84,5 + 1,12 = 85,65
Median =
= 84,5
= 84,5
=
= 84,5 + 8 (-0,49)
= 84,5 + (-3,92) = -331,24
3. Prestasi Awal Kelas Eksperimen
N : 22 ∑χ : 1647
Skor tertinggi : 88 ∑χ2 : 2712803
Skor terendah : 47
Jumlah Kelas Interval = 1 + 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 22
= 1 + 3,33 x 1,3424
= 1 + 4.47
= 5,47 = 5
Lebar Kelas =
=
Tabel frekuensi
Kelas Interval Frekuensi
47-54 2
55-62 3
63-70 2
71-78 5
79-86 3
87-94 7
Jumlah 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Mean =
Modus =
( )
=
( )
=
= ( ) = + 6,56 = 93,06
Median =
= 86,5
= 86,5
=
= 86,5+ 8,2 (-0,5)
= 86,5 + (-4,68) = 81,81
4. Prestasi Akhir Kelas Eksperimen
N : 22 ∑χ : 1729
Skor tertinggi : 95 ∑χ2 : 2988349
Skor terendah : 55
Jumlah Kelas Interval = 1 + 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 22
= 1 + 3,33 x 1,3424
= 1 + 4.4702
= 5,4702 = 5
Lebar Kelas =
=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Tabel frekuensi
Kelas Interval Frekuensi
55-62 2
63-70 4
71-78 5
79-86 4
87-94 6
95-100 1
Jumlah 22
Mean =
Modus =
( )
=
( )
=
= ( ) = 86,5 + 2,24 = 88,74
Median =
= 86,5
= 86,5
=
= 86,5+ 8 (-0,66)
= 86,5 + (-5,33) = 81,16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 17 Mencari Mean, Modus, Median Kelas Kontrol
1. Motivasi Awal Kelas Kontrol
N : 22 ∑χ : 1508
Skor tertinggi : 84 ∑χ2
: 2274064
Skor terendah : 51
Jumlah Kelas Interval = 1 + 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 22
= 1 + 3,33 x 1,342
= 1 + 4,47
= 5,47 = 5
Lebar Kelas =
=
Tabel frekuensi
Kelas Interval Frekuensi
51-57 1
58-64 4
65-71 9
72-78 7
79-85 1
Jumlah 22
Mean =
Keterangan :
Mean : (rata-rata)
∑χ : Jumlah Nilai
N : Banyak data/jumlah sampel
Modus =
( )
=
( )
=
=
= 69,5
Keterangan :
b : batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p : panjang kelas interval
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
b1 : frekuensi pada kelas modus (frekuensi kelas interval terbanyak – frekuensi
kelas interval terdekat sebelumnya)
b2 : frekuensi pada kelas modus (frekuensi kelas interval terbanyak – frekuensi
kelas interval sesudahnya)
Median =
= 64,5
= 64,5
=
= 64,5 + 7 (0.66)
= 64,5 + 4,67 = 69,17
Keterangan :
b = batas bawah
p = panjang kelas interval
F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
n = banyak data/jumlah sampel
2. Motivasi Akhir Kelas Kontrol
N : 22 ∑χ : 1511
Skor tertinggi : 81 ∑χ2
: 2283121
Skor terendah : 56
Jumlah Kelas Interval = 1 + 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 22
= 1 + 3,33 x 1,342
= 1 + 4,47
= 5,47 = 5
Lebar Kelas =
=
Tabel frekuensi
Kelas Interval Frekuensi
56-60 3
61-65 3
66-70 8
71-75 5
76-80 2
81-85 1
Jumlah 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Mean =
Keterangan :
Mean : (rata-rata)
∑χ : Jumlah Nilai
N : Banyak data/jumlah sampel
Modus =
( )
=
( )
=
=
= 68,625
Keterangan :
b : batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p : panjang kelas interval
b1 : frekuensi pada kelas modus (frekuensi kelas interval terbanyak – frekuensi
kelas interval terdekat sebelumnya)
b2 : frekuensi pada kelas modus (frekuensi kelas interval terbanyak – frekuensi
kelas interval sesudahnya)
Median =
= 65,5
= 65,5
=
= 65,5 + 5 (0.625)
= 65,5 + 3,125 = 68,625
Keterangan :
b = batas bawah
p = panjang kelas interval
F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
n = banyak data/jumlah sampel
3. Prestasi Awal Kelas Kontrol
N : 22 ∑χ : 1441
Skor tertinggi : 94 ∑χ2
: 2076990
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Skor terendah : 47
Jumlah Kelas Interval = 1 + 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 22
= 1 + 3,33 x 1,342
= 1 + 4,47
= 5,47 = 5
Lebar Kelas =
=
Tabel frekuensi
Kelas Interval Frekuensi
47-55 3
56-64 6
65-73 8
74-82 4
83-91 0
92-100 1
Jumlah 22
Mean =
Keterangan :
Mean : (rata-rata)
∑χ : Jumlah Nilai
N : Banyak data/jumlah sampel
Modus =
( )
=
( )
=
=
= 64,5 1,66 = 66.16
Keterangan :
b : batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p : panjang kelas interval
b1 : frekuensi pada kelas modus (frekuensi kelas interval terbanyak – frekuensi
kelas interval terdekat sebelumnya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
b2 : frekuensi pada kelas modus (frekuensi kelas interval terbanyak – frekuensi
kelas interval sesudahnya)
Median =
= 64,5
= 64,5
=
= 64,5 + 9, 4 (0.25)
= 64,5 + 2,35 = 66,85
Keterangan :
b = batas bawah
p = panjang kelas interval
F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
n = banyak data/jumlah sampel
4. Prestasi Akhir Kelas Kontrol
N : 22 ∑χ : 1520
Skor tertinggi : 95 ∑χ2
: 2310400
Skor terendah : 55
Jumlah Kelas Interval = 1 + 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 22
= 1 + 3,33 x 1,342
= 1 + 4,47
= 5,47 = 5
Lebar Kelas =
=
Tabel frekuensi
Kelas Interval Frekuensi
55-62 5
63-70 8
71-78 7
79-86 1
87-94 0
95-100 1
Jumlah 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Mean =
Keterangan :
Mean : (rata-rata)
∑χ : Jumlah Nilai
N : Banyak data/jumlah sampel
Modus =
( )
=
( )
=
=
= 62,5 6 = 68,5
Keterangan :
b : batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p : panjang kelas interval
b1 : frekuensi pada kelas modus (frekuensi kelas interval terbanyak – frekuensi
kelas interval terdekat sebelumnya)
b2 : frekuensi pada kelas modus (frekuensi kelas interval terbanyak – frekuensi
kelas interval sesudahnya)
Median =
= 62,5
= 62,5
=
= 62,5 + 8 (0,75)
= 62,5 + 6 = 68,5
Keterangan :
b = batas bawah
p = panjang kelas interval
F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
n = banyak data/jumlah sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Lampiran 18 Normalitas Motivasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lhit = 0.119
Ltab = 0,190
Kesimpulan :
Hasil uji normalitas dengan liliefors adalah 0,119 sedangkan Ltabel dengan
signifikansi 0,05 (0,190), berarti Lhitung < Ltabel atau 0,119 < 0,190 jadi data
tersebut normal.
UJI NORMALITAS MOTIVASI AKHIR KELAS EKSPERIMEN
Xi Zi Luas Zi S(Zi) (Luas Zi- S(Zi) D
1 60 -2.14 0.016 0.045 -0.029 0.029
2 66 -1.47 0.071 0.002 0.069 0.069
3 68 -1.25 0.106 0.136 -0.030 0.030
4 69 -1.14 0.128 0.227 -0.099 0.099
5 69 -1.14 0.128 0.227 -0.099 0.099
6 75 -0.47 0.319 0.318 0.001 0.001
7 75 -0.47 0.319 0.318 0.001 0.001
8 76 -0.36 0.360 0.364 -0.004 0.004
9 79 -0.03 0.490 0.500 -0.010 0.010
10 79 -0.03 0.490 0.500 -0.010 0.010
11 79 -0.03 0.490 0.500 -0.010 0.010
12 81 0.20 0.578 0.545 0.033 0.033
13 82 0.31 0.621 0.591 0.030 0.030
14 83 0.42 0.663 0.682 -0.019 0.019
15 83 0.42 0.663 0.682 -0.019 0.019
16 85 0.64 0.739 0.773 -0.033 0.033
17 85 0.64 0.739 0.773 -0.033 0.033
18 86 0.75 0.774 0.818 -0.044 0.044
19 88 0.98 0.835 0.955 -0.119 0.119
20 88 0.98 0.835 0.955 -0.119 0.119
21 88 0.98 0.835 0.955 -0.119 0.119
22 99 2.20 0.986 1.000 -0.014 0.014
Ʃ 1743
R 79.227
SB 8.99
SD 8.996
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Keterangan :
Xi = Nilai dari data
Zi = Transformasi dari angka ke notasi normal
Luas Zi = Probalitas kumulatif empiris
S (Zi) = Probalitas kumulatif normal
D = Nilai mutlak
Langkah-langkah menentukan normalitas :
Zi = Xi- rata-rata/Simpangan baku
Luas Zi = 0,5+Ztabel atau 0,5 - Ztabel
S (Zi) =Xi/Jumlahrespondem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Lhit = 0.084
Ltab = 0,190
Kesimpulan :
Hasil uji normalitas dengan liliefors adalah 0,084 sedangkan Ltabel dengan
signifikansi 0,05 (0,190), berarti Lhitung < Ltabel atau 0,084 < 0,190 jadi data
tersebut normal.
UJI NORMALITAS MOTIVASI AWAL KELAS EKSPERIMEN
Xi Zi Luas Zi S(Zi) (Luas Zi- S(Zi) D
1 51 -2.73 0.003 0.045 -0.042 0.042
2 60 -1.40 0.082 0.091 -0.009 0.009
3 62 -1.10 0.136 0.136 0.000 0.000
4 65 -0.65 0.257 0.182 0.075 0.075
5 66 -0.51 0.307 0.318 -0.012 0.012
6 66 -0.51 0.307 0.318 -0.012 0.012
7 66 -0.51 0.307 0.318 -0.012 0.012
8 67 -0.36 0.360 0.364 -0.003 0.003
9 69 -0.06 0.476 0.500 -0.024 0.024
10 69 -0.06 0.476 0.500 -0.024 0.024
11 69 -0.06 0.476 0.500 -0.024 0.024
12 70 0.09 0.535 0.545 -0.011 0.011
13 71 0.24 0.593 0.636 -0.043 0.043
14 71 0.24 0.593 0.636 -0.043 0.043
15 72 0.38 0.650 0.682 -0.032 0.032
16 73 0.53 0.703 0.727 -0.024 0.024
17 74 0.68 0.752 0.818 -0.066 0.066
18 74 0.68 0.752 0.818 -0.066 0.066
19 75 0.83 0.796 0.864 -0.067 0.067
20 76 0.98 0.836 0.909 -0.073 0.073
21 77 1.13 0.870 0.955 -0.085 0.084
22 84 2.16 0.985 1.000 -0.015 0.015
Ʃ 1527
R 69.409
SB 6.74
SD 6.744
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
L hit = 0.0752
Ltab = 0,190
Kesimpulan :
Hasil uji normalitas dengan liliefors adalah 0,0752 sedangkan Ltabel
dengan signifikansi 0,05 (0,190), berarti Lhitung < Ltabel atau 0,0752 <
0,190 jadi data tersebut normal.
UJI NORMALITAS MOTIVASI AWAL KELAS KONTROL
Xi Zi Luas Zi S(Zi) (Luas Zi- S(Zi) D
1 51 -2.43 0.0075 0.0455 -0.0379 0.0379
2 58 -1.46 0.0720 0.0909 -0.0190 0.0190
3 61 -1.05 0.1479 0.1364 0.0115 0.0115
4 62 -0.91 0.1822 0.2273 -0.0451 0.0451
5 62 -0.91 0.1822 0.2273 -0.0451 0.0451
6 65 -0.49 0.3116 0.2727 0.0389 0.0389
7 66 -0.35 0.3621 0.3636 -0.0015 0.0015
8 66 -0.35 0.3621 0.3636 -0.0015 0.0015
9 67 -0.21 0.4152 0.4545 -0.0393 0.0393
10 67 -0.21 0.4152 0.4545 -0.0393 0.0393
11 69 0.06 0.5251 0.5455 -0.0203 0.0203
12 69 0.06 0.5251 0.5455 -0.0203 0.0203
13 70 0.20 0.5799 0.5909 -0.0110 0.0110
14 71 0.34 0.6331 0.6818 -0.0487 0.0487
15 71 0.34 0.6331 0.6818 -0.0487 0.0487
16 73 0.62 0.7315 0.7273 0.0042 0.0042
17 74 0.76 0.7751 0.8182 -0.0430 0.0430
18 74 0.76 0.7751 0.8182 -0.0430 0.0430
19 75 0.89 0.8145 0.8636 -0.0492 0.0492
20 76 1.03 0.8492 0.9091 -0.0599 0.0599
21 77 1.17 0.8793 0.9545 -0.0752 0.0752
22 84 2.14 0.9839 1.0000 -0.0161 0.0161
Ʃ 1508
R 68.545
SB 7.21
SD 7.216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
L hit = 0.0752
Ltab = 0,190
Kesimpulan :
Hasil uji normalitas dengan liliefors adalah 0,0752 sedangkan Ltabel
dengan signifikansi 0,05 (0,190), berarti Lhitung < Ltabel atau 0,0752 <
0,190 jadi data tersebut normal.
UJI NORMALITAS MOTIVASI AWAL KELAS KONTROL
Xi Zi Luas Zi S(Zi) (Luas Zi- S(Zi) D
1 51 -2.43 0.0075 0.0455 -0.0379 0.0379
2 58 -1.46 0.0720 0.0909 -0.0190 0.0190
3 61 -1.05 0.1479 0.1364 0.0115 0.0115
4 62 -0.91 0.1822 0.2273 -0.0451 0.0451
5 62 -0.91 0.1822 0.2273 -0.0451 0.0451
6 65 -0.49 0.3116 0.2727 0.0389 0.0389
7 66 -0.35 0.3621 0.3636 -0.0015 0.0015
8 66 -0.35 0.3621 0.3636 -0.0015 0.0015
9 67 -0.21 0.4152 0.4545 -0.0393 0.0393
10 67 -0.21 0.4152 0.4545 -0.0393 0.0393
11 69 0.06 0.5251 0.5455 -0.0203 0.0203
12 69 0.06 0.5251 0.5455 -0.0203 0.0203
13 70 0.20 0.5799 0.5909 -0.0110 0.0110
14 71 0.34 0.6331 0.6818 -0.0487 0.0487
15 71 0.34 0.6331 0.6818 -0.0487 0.0487
16 73 0.62 0.7315 0.7273 0.0042 0.0042
17 74 0.76 0.7751 0.8182 -0.0430 0.0430
18 74 0.76 0.7751 0.8182 -0.0430 0.0430
19 75 0.89 0.8145 0.8636 -0.0492 0.0492
20 76 1.03 0.8492 0.9091 -0.0599 0.0599
21 77 1.17 0.8793 0.9545 -0.0752 0.0752
22 84 2.14 0.9839 1.0000 -0.0161 0.0161
Ʃ 1508
R 68.545
SB 7.21
SD 7.216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
L hit = 0.077
L tab = 0,190
Kesimpulan :
Hasil uji normalitas dengan liliefors adalah 0,077 sedangkan Ltabel dengan
signifikansi 0,05 (0,190), berarti Lhitung < Ltabel atau 0,077 < 0,190 jadi
data tersebut normal.
UJI NORMALITAS MOTIVASI AKHIR KELAS KONTROL
Xi Zi Luas Zi S(Zi) (Luas Zi-
S(Zi)
D
1 56 -1.85 0.032 0.045 -0.014 0.014
2 57 -1.71 0.044 0.091 -0.047 0.047
3 58 -1.56 0.059 0.136 -0.077 0.077
4 62 -0.98 0.164 0.182 -0.017 0.017
5 63 -0.83 0.203 0.227 -0.024 0.024
6 65 -0.54 0.295 0.273 0.022 0.022
7 66 -0.39 0.348 0.364 -0.016 0.016
8 66 -0.39 0.348 0.364 -0.016 0.016
9 67 -0.25 0.403 0.455 -0.052 0.052
10 67 -0.25 0.403 0.455 -0.052 0.052
11 70 0.19 0.576 0.636 -0.060 0.060
12 70 0.19 0.576 0.636 -0.060 0.060
13 70 0.19 0.576 0.636 -0.060 0.060
14 70 0.19 0.576 0.636 -0.060 0.060
15 72 0.49 0.686 0.727 -0.041 0.041
16 72 0.49 0.686 0.727 -0.041 0.041
17 73 0.63 0.736 0.773 -0.037 0.037
18 75 0.92 0.822 0.864 -0.041 0.041
19 75 0.92 0.822 0.864 -0.041 0.041
20 76 1.07 0.858 0.909 -0.051 0.051
21 80 1.65 0.951 0.955 -0.004 0.004
22 81 1.80 0.964 1.000 -0.036 0.036
Ʃ 1511
R 68.68
SB 6.84
SD 6.841
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
UJI NORMALITAS PRESTASI AWAL KELAS EKSPERIMEN
Yi Zi Luas Zi S(Zi) (Luas Zi- S(Zi) D
1 47 -2.101 0.018 0.045 -0.028 0.028
2 53 -1.656 0.049 0.091 -0.042 0.042
3 59 -1.212 0.113 0.227 -0.114 0.114
4 59 -1.212 0.113 0.227 -0.114 0.114
5 59 -1.212 0.113 0.227 -0.114 0.114
6 65 -0.767 0.221 0.318 -0.097 0.097
7 65 -0.767 0.221 0.318 -0.097 0.097
8 71 -0.323 0.373 0.364 0.010 0.010
9 76 0.121 0.548 0.545 0.003 0.003
10 76 0.121 0.548 0.545 0.003 0.003
11 76 0.121 0.548 0.545 0.003 0.003
12 76 0.121 0.548 0.545 0.003 0.003
13 82 0.566 0.714 0.682 0.032 0.032
14 82 0.566 0.714 0.682 0.032 0.032
15 82 0.566 0.714 0.682 0.032 0.032
16 88 1.010 0.844 1.000 -0.156 0.156
17 88 1.010 0.844 1.000 -0.156 0.156
18 88 1.010 0.844 1.000 -0.156 0.156
19 88 1.010 0.844 1.000 -0.156 0.156
20 88 1.010 0.844 1.000 -0.156 0.156
21 88 1.010 0.844 1.000 -0.156 0.156
22 88 1.010 0.844 1.000 -0.156 0.156
Ʃ 1647
R 74.86
SB 13.23
SD 13,23
L hit = 0.156
L tab = 0,190
Kesimpulan :
Hasil uji normalitas dengan liliefors adalah 0,156 sedangkan
Ltabel dengan signifikansi 0,05 (0,190), berarti Lhitung < Ltabel
atau 0,136 < 0,190 jadi data tersebut normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
UJI NORMALITAS PRESTASI AWAL KELAS KONTROL
Yi Zi Luas Zi S(Zi) (Luas Zi- S(Zi) D
1 47 -1.691 0.045 0.091 -0.045 0.045
2 47 -1.691 0.045 0.091 -0.045 0.045
3 53 -1.146 0.126 0.136 -0.011 0.011
4 59 -0.602 0.274 0.409 -0.136 0.136
5 59 -0.602 0.274 0.409 -0.136 0.136
6 59 -0.602 0.274 0.409 -0.136 0.136
7 59 -0.602 0.274 0.409 -0.136 0.136
8 59 -0.602 0.274 0.409 -0.136 0.136
9 59 -0.602 0.274 0.409 -0.136 0.136
10 65 -0.058 0.477 0.591 -0.114 0.114
11 65 -0.058 0.477 0.591 -0.114 0.114
12 65 -0.058 0.477 0.591 -0.114 0.114
13 65 -0.058 0.477 0.591 -0.114 0.114
14 71 0.487 0.687 0.818 -0.131 0.131
15 71 0.487 0.687 0.818 -0.131 0.131
16 71 0.487 0.687 0.818 -0.131 0.131
17 71 0.487 0.687 0.818 -0.131 0.131
18 71 0.487 0.687 0.818 -0.131 0.131
19 76 0.940 0.826 0.909 -0.083 0.083
20 76 0.940 0.826 0.909 -0.083 0.083
21 82 1.485 0.931 0.955 -0.023 0.023
22 94 2.573 0.995 1.000 -0.005 0.005
Ʃ 1444
R 65.63
SB 11.022
SD 11.087
L hit = 0.136
L tab = 0,190
Kesimpulan :
Hasil uji normalitas dengan liliefors adalah 0,136 sedangkan Ltabel dengan
signifikansi 0,05 (0,190), berarti Lhitung < Ltabel atau 0,136 < 0,190 jadi data
tersebut normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
L hit = 0.125
L tab = 0,190
Kesimpulan :
Hasil uji normalitas dengan liliefors adalah 0,125 sedangkan Ltabel dengan
signifikansi 0,05 (0,190), berarti Lhitung < Ltabel atau 0,125 < 0,190 jadi data
tersebut normal.
UJI NORMALITAS PRESTASI AKHIR KELAS EKSPERIMEN
Yi Zi Luas Zi S(Zi) (Luas Zi- S(Zi) D
1 55 -2.104 0.018 0.045 -0.028 0.028
2 60 -1.657 0.049 0.091 -0.042 0.042
3 65 -1.211 0.113 0.182 -0.069 0.069
4 65 -1.211 0.113 0.182 -0.069 0.069
5 70 -0.765 0.222 0.273 -0.051 0.051
6 70 -0.765 0.222 0.273 -0.051 0.051
7 75 -0.319 0.375 0.500 -0.125 0.125
8 75 -0.319 0.375 0.500 -0.125 0.125
9 75 -0.319 0.375 0.500 -0.125 0.125
10 75 -0.319 0.375 0.500 -0.125 0.125
11 75 -0.319 0.375 0.500 -0.125 0.125
12 80 0.127 0.551 0.545 0.005 0.005
13 84 0.503 0.692 0.591 0.101 0.101
14 85 0.573 0.717 0.682 0.035 0.035
15 85 0.573 0.717 0.682 0.035 0.035
16 89 0.972 0.835 0.727 0.107 0.107
17 90 1.019 0.846 0.955 -0.109 0.109
18 90 1.019 0.846 0.955 -0.109 0.109
19 90 1.019 0.846 0.955 -0.109 0.109
20 90 1.019 0.846 0.955 -0.109 0.109
21 90 1.019 0.846 0.955 -0.109 0.109
22 95 1.465 0.929 1.000 -0.071 0.071
Ʃ 1729
R 78.57
SB 11.207
SD 11.207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
L hit = 0.165
L tab = 0,190
Kesimpulan :
Hasil uji normalitas dengan liliefors adalah 0,165 sedangkan Ltabel dengan
signifikansi 0,05 (0,190), berarti Lhitung < Ltabel atau 0,165 < 0,190 jadi data
tersebut normal.
UJI NORMALITAS PRESTASI AKHIR KELAS KONTROL
Yi Zi Luas Zi S(Zi) (Luas Zi- S(Zi) D
1 55 -1.489 0.068 0.136 -0.068 0.068
2 55 -1.489 0.068 0.136 -0.068 0.068
3 55 -1.489 0.068 0.136 -0.068 0.068
4 60 -0.960 0.168 0.227 -0.059 0.059
5 60 -0.960 0.168 0.227 -0.059 0.059
6 65 -0.432 0.333 0.455 -0.122 0.122
7 65 -0.432 0.333 0.455 -0.122 0.122
8 65 -0.432 0.333 0.455 -0.122 0.122
9 65 -0.432 0.333 0.455 -0.122 0.122
10 65 -0.432 0.333 0.455 -0.122 0.122
11 70 0.096 0.538 0.591 -0.053 0.053
12 70 0.096 0.538 0.591 -0.053 0.053
13 70 0.096 0.538 0.591 -0.053 0.053
14 75 0.624 0.734 0.909 -0.165 0.165
15 75 0.624 0.734 0.909 -0.165 0.165
16 75 0.624 0.734 0.909 -0.165 0.165
17 75 0.624 0.734 0.909 -0.165 0.165
18 75 0.624 0.734 0.909 -0.165 0.165
19 75 0.624 0.734 0.909 -0.165 0.165
20 75 0.624 0.734 0.909 -0.165 0.165
21 80 1.152 0.875 0.955 -0.079 0.079
22 95 2.737 0.997 1.000 -0.003 0.003
Ʃ 1520
R 69.09
SB 9.466
SD 9.466
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
UJI HOMOGENITAS MOTIVASI DENGAN UJI BARTLETT
Sampel dk (n-1) 1/dk Si2 Log Si
2 (dk) Log Si
2
22 21 0.048 6.841 0.835 17.537
22 21 0.048 8.997 0.954 20.036
22 21 0.048 6.745 0.829 17.408
22 21 0.048 7.216 0.858 18.024
84 73.006
Menghitung S2 , B dan χ
2
S2 = ( )
( )
= ( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )
=
Log S2 = Log 7,449 = 0,872
B = (Log S2) x ∑(ni-1)
= 0,872 x 84 = 73,258
Χ2 = 2,303 x [B - ∑(dk) Log Si
2]
= 2,303 x [73,258 – 73,006]
= 2,303 x 0.252
= 0.581
Kemudian dibandingkan dengan χ2 hitung dengan nilai χ
2tabel, untuk α = 0,05
derajat kebebasan (db) = k – 1 = 4 – 1 = 3, maka χ2
tabel = 0,974.
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel hasil uji homogenitas dengan uji Bartlett t adalah χ2
hitung = 0,581
dan χ2
tabel = 0,974, maka χ2
hitung < χ2
tabel yaitu 0,581 < 0,974. Jadi data motivasi
tersebut homogen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
UJI HOMOGENITAS PRESTASI DENGAN UJI BARTLETT
Sampel dk (n-1) 1/dk Si2 Log Si
2 (dk) Log Si
2
22 21 0.048 13.239 1.122 23.559
22 21 0.048 11.207 1.049 22.039
22 21 0.048 11.087 1.045 21.941
22 21 0.048 9.466 0.976 20.499
84 88.039
Menghitung S2 , B dan χ
2
S2 = ( )
( )
= ( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )
=
Log S2 = Log 11.250 = 1.051
B = (Log S2) x ∑(ni-1)
= 1.051 x 84 = 88,296
Χ2 = 2,303 x [B - ∑(dk) Log Si
2]
= 2,303 x [88,296 – 88,039 ]
= 2,303 x 0.257
= 0.591
Kemudian dibandingkan dengan χ2 hitung dengan nilai χ
2tabel, untuk α = 0,05
derajat kebebasan (db) = k – 1 = 4 – 1 = 3, maka χ2
tabel = 0,974.
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel hasil uji homogenitas dengan uji Bartlett t adalah χ2
hitung = 0,591
dan χ2
tabel = 0,974, maka χ2
hitung < χ2
tabel yaitu 0,591 < 0,974. Jadi data prestasi
tersebut homogen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Lampiran 19 Standar Deviasi dan Homogenitas
Standar deviasi akhir kelas Kontrol
Sx2
=√
( )
( ) = √
( ) ( ) ( )
= √
( )
=√
= √
= 6, 84095
Sy2
= √
( )
( ) = √
( ) ( ) ( )
=√
( )
=√
= √
= 9,466
F hitung =
=
= 1,383
F tabel = dbx = 22-1=21
dby = 22-1=21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Standar deviasi awal kelas Kontrol
Sx2
=√
( )
( ) = √
( ) ( ) ( )
= √
( )
=√
= √
= 7,21590
Sy2
= √
( )
( ) = √
( ) ( ) ( )
=√
( )
=√
= √
= 11,0870
F hitung =
=
= 0,650
F tabel = dbx = 22-1=21
dby = 22-1=21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Standar deviasi awal kelas eksperimen
Sx2
=√
( )
( ) = √
( ) ( ) ( )
= √
( )
=√
= √
= 6,7447
Sy2
= √
( )
( ) = √
( ) ( ) ( )
=√
( )
=√
= √
= 13,2391
F hitung =
=
= 0,509
F tabel = dbx = 22-1=21
dby = 22-1=21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Standar deviasi akhir kelas eksperimen
Sx2
=√
( )
( ) = √
( ) ( ) ( )
= √
( )
=√
= √
= 8,9969
Sy2
= √
( )
( ) = √
( ) ( ) ( )
=√
( )
=√
= √
= 11,20789
F hitung =
=
= 0,8027
F tabel = dbx = 22-1=21
dby = 22-1=21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Lampiran 20 Uji-t sama Subjek
1. Uji-t Sama Subjek Motivasi Awal Kelas Kontrol
1. Hipotesis
H0 = μ1 - μ2 = 0
H0 = μ1 - μ2 ≠ 0
2. α = 0,05 Statistik uji
3. Wilayah kritik
t hitung ˃ t α1 (n-1) t 0,05 (22-1)
= t 0,05 21
= 1,72
4. Perhitungan
5. t =
√
Variansi ( ) =
( – )
=
(955,318)
=
(955,318)
= 45,491
S = √
= 6,744
t =
√
√ =
=
= 48,301
t hitung = 48,301 ˃ t tabel = 1,72
2. Uji-t Sama Subjek Motivasi Akhir Kelas Kontrol
Hipotesis
H0 = μ1 - μ2 = 0
H0 = μ1 - μ2 ≠ 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
α = 0,05 Statistik uji
Wilayah kritik
t hitung ˃ t α1 (n-1) t 0,05 (22-1)
= t 0,05 21
= 1,72
Perhitungan
t =
√
Variansi ( ) =
( – )
=
(1699,864)
=
(1699,864)
= 80,946
S = √
= 8,997
t =
√
√ =
=
= 41,307
t hitung = 41,307 ˃ t tabel = 1,72
3. Uji-t Sama Subjek Prestasi Awal Kelas Kontrol
Hipotesis
H0 = μ1 - μ2 = 0
H0 = μ1 - μ2 ≠ 0
α = 0,05 Statistik uji
Wilayah kritik
t hitung ˃ t α1 (n-1) t 0,05 (22-1)
= t 0,05 21
= 1,72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
Perhitungan
t =
√
Variansi ( ) =
( – )
=
(3584,364)
=
(3584,364)
= 170,684
S = √
= 13,0646
t =
√
√ =
=
= 26,826
t hitung = 26,826 ˃ t tabel = 1,72
4. Uji-t Sama Subjek Prestasi Akhir Kelas Kontrol
Hipotesis
H0 = μ1 - μ2 = 0
H0 = μ1 - μ2 ≠ 0
α = 0,05 Statistik uji
Wilayah kritik
t hitung ˃ t α1 (n-1) t 0,05 (22-1)
= t 0,05 21
= 1,72
Perhitungan
t =
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Variansi ( ) =
( – )
=
(2371,818)
=
(2371,818)
= 112,944
S = √
= 10,627
t =
√
√ =
=
= 35,265
t hitung = 35,265˃ t tabel = 1,72
5. Uji-t Sama Subjek Motivasi Awal Kelas Eksperimen
1. Hipotesis
H0 = μ1 - μ2 = 0
H0 = μ1 - μ2 ≠ 0
2. α = 0,05 Statistik uji
3. Wilayah kritik
t hitung ˃ t α1 (n-1) t 0,05 (22-1)
= t 0,05 21
= 1,72
4. Perhitungan
5. t =
√
Variansi ( ) =
( – )
=
(127,5)
=
(127,5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
= 6,0714
S = √
= 2,464
t =
√
√ =
= 130,4016
t hitung = 130,4016 ˃ t tabel = 1,72
6. Uji-t Sama Subjek Motivasi Akhir Kelas Eksperimen
1. Hipotesis
H0 = μ1 - μ2 = 0
H0 = μ1 - μ2 ≠ 0
2. α = 0,05 Statistik uji
3. Wilayah kritik
t hitung ˃ t α1 (n-1) t 0,05 (22-1)
= t 0,05 21
= 1,72
4. Perhitungan
5. t =
√
Variansi ( ) =
( – )
=
(982,773)
=
(982,773)
= 46,798
S = √
= 6,8387
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
t =
√
√ =
= 47,1023
t hitung = 47,1023 ˃ t tabel = 1,72
7. Uji-t Sama Subjek Prestasi Awal Kelas Eksperimen
1. Hipotesis
H0 = μ1 - μ2 = 0
H0 = μ1 - μ2 ≠ 0
2. α = 0,05 Statistik uji
3. Wilayah kritik
t hitung ˃ t α1 (n-1) t 0,05 (22-1)
= t 0,05 21
= 1,72
4. Perhitungan
5. t =
√
Variansi ( ) =
( – )
=
( 6830,455)
=
(6830,455)
= 325,259
S = √
= 18,0349
t =
√
√ =
= 17,068
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
t hitung = 17,068 ˃ t tabel = 1,72
8. Uji-t Sama Subjek Prestasi Akhir Kelas Eksperimen
1. Hipotesis
H0 = μ1 - μ2 = 0
H0 = μ1 - μ2 ≠ 0
2. α = 0,05 Statistik uji
3. Wilayah kritik
t hitung ˃ t α1 (n-1) t 0,05 (22-1)
= t 0,05 21
= 1,72
4. Perhitungan
5. t =
√
Variansi ( ) =
( – )
=
( 1881,818)
=
(1881,818)
= 89,610
S = √
= 9,4662
t =
√
√ =
= 34,236
t hitung = 34,236 ˃ t tabel = 1,72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
Lampiran 21 Uji-t beda Subjek
Hasil Uji-t Beda Subjek Motivasi
1. Hipotesis
H0 = Tidak ada pengaruh metode TPS terhadap prestasi
Ha = Ada pengaruh metode TPS terhadap prestasi
2. Uji Statistik t (α = 0,05 karena n ˂ 30)
3. α = 0,05
4. Wilayah kritik
t hitung ˂ t 0,05, (n-1) / t hitung ˃ t 0,05 ,(n-1)
5. Perhitungan
t hitung =
√
(
)
=
=
= 79,2272727
=
=
= 68,6818182
Ss1 =
( )
= 139793 - ( )
= 139793 -
= 139793 – 138093,136
= 1699,864
Ss2 =
( )
= 104761 - ( )
= 160900 – 103778,227
=982,773
t hitung =
√
(
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
=
√
(
)
=
√ ( )
=
√
=
= 8,46445808
t tabel = t 0,05,(22-2)
= t 0,05 ,(20)
= 1,724
t hitung 8,464 ˃ t tabel 1,724
H0 di tolak, sehingga ada pengaruh metode TPS terhadap motivasi belajar
kelas eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
1. Uji-t Sama Subjek Motivasi Kelas Eksperimen
MOTIVASI KELAS EKSPERIMEN
Awal Xi Akhir Xj Xi-Xj (Xj-Xi)- ((Xj-Xi)- )2
69 88 19 9.81818 9 84
72 85 13 9.81818 13 169
51 76 25 9.81818 25 625
75 81 6 9.81818 6 36
71 82 11 9.81818 11 121
60 85 25 9.81818 25 625
66 83 17 9.81818 17 289
69 86 17 9.81818 17 289
84 75 -9 9.81818 -9 81
77 68 -9 9.81818 -9 81
66 88 22 9.81818 22 484
76 69 -7 9.81818 -7 49
62 99 37 9.81818 37 1369
73 79 6 9.81818 6 36
70 66 -4 9.81818 -4 16
74 79 5 9.81818 5 25
65 79 14 9.81818 14 196
66 69 3 9.81818 3 9
67 60 -7 9.81818 -7 49
71 88 17 9.81818 17 289
74 75 1 9.81818 1 1
69 83 14 9.81818 14 196
216 5119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
2. Uji-t Sama Subjek Prestasi Kelas Eksperimen
PRESTASI KELAS EKSPERIMEN
Awal
Xi
Akhir Xj Xi-Xj (Xj-Xi)- ((Xj-Xi)- )2
82 84 2 4 2 3
59 89 31 4 31 939
65 65 0 4 0 0
76 80 4 4 4 12
88 90 2 4 2 3
65 60 -5 4 -5 22
88 90 2 4 2 3
76 90 14 4 14 183
71 75 4 4 4 19
88 85 -3 4 -3 10
82 90 8 4 8 58
88 70 -18 4 -18 333
82 55 -27 4 -27 748
47 75 28 4 28 781
88 75 -13 4 -13 175
59 95 36 4 36 1309
76 75 -1 4 -1 2
59 70 11 4 11 125
88 65 -23 4 -23 540
53 75 22 4 22 487
76 85 9 4 9 73
88 90 2 4 2 3
82 5830
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
3. Uji-t Beda Subjek Prestasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
UJI T BEDA SUBJEK PRESTASI
Prestasi Akhir Kelas
Eksperimen
Kuadrat Prestasi Akhir
Kelas Kontrol
Kuadrat
84 7091 80 6400
89 8006 60 3600
65 4225 75 5625
80 6400 65 4225
90 8100 60 3600
60 3600 65 4225
90 8100 70 4900
90 8100 65 4225
75 5625 70 4900
85 7225 55 3025
90 8100 75 5625
70 4900 75 5625
55 3025 95 9025
75 5625 75 5625
75 5625 70 4900
95 9025 65 4225
75 5625 75 5625
70 4900 55 3025
65 4225 55 3025
75 5625 75 5625
85 7225 75 5625
90 8100 65 4225
1729 138472 1520 106900
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
4. Uji-t Beda Subjek Motivasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
UJI T BEDA SUBJEK MOTIVASI
Akhir Kelas
Eksperimen
Kuadrat Akhir
Kelas
Kontrol
Kuadrat
88 7744 65 4225
85 7225 70 4900
76 5776 57 3249
81 6561 73 5329
82 6724 66 4356
85 7225 56 3136
83 6889 62 3844
86 7396 70 4900
75 5625 70 4900
68 4624 80 6400
88 7744 66 4356
69 4761 72 5184
99 9801 58 3364
79 6241 75 5625
66 4356 67 4489
79 6241 81 6561
79 6241 67 4489
69 4761 75 5625
60 3600 70 4900
88 7744 76 5776
75 5625 72 5184
83 6889 63 3969
1743 139793 1511 104761
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
Lampiran 22 Daftar Kelompok Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
DAFTAR KELOMPOK KELAS EKSPERIMEN
No Nama Peserta didik No Kelompok
1 ADYAKSA EKA DARMA 1
2 AISYAH AFINA HAZNA 1
No Nama Peserta Didik No Kelompok
1 ALDILA RESTU
WIDIYANINGRUM
2
2 ARDITA NUR
MUKAROMAH
2
No Nama Peserta didik No Kelompok
1 BAGAS HANY PRAKOSO 3
2 BRYAN ANAS SAPUTRA
TEGAR
3
No Nama Peserta didik No Kelompok
1 BUNGA AGUS
KUSUMANINGRUM
4
2 CAHYA AMBAR MUKTI 4
No Nama Peserta didik No Kelompok
1 DESI NIKMATUN
KHASANAH
5
2 DEWI PUJI ASTUTI 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
No Nama Peserta didik No Kelompok
1 DINDA USWATUN
KHASANAH
6
2 DIVA ALVINA 6
No Nama Peserta didik No Kelompok
1 ERIK HABABIL 7
2 GESANG SAPUTRA 7
No Nama Peserta didik No Kelompok
1 IFANG IRWANSYAH
BUDIANTO
8
2 INTAN PERMATA SARI 8
No Nama Peserta didik No Kelompok
1 LATIFAH NURUL AINI 9
2 MUHAMMAD RIVAI 9
No Nama Peserta didik No Kelompok
1 MUHAMMAD SULTON
ALMUBA
10
2 RISKI RAHMAD
HIDAYAD
10
No Nama Peserta didik No Kelompok
1 ROHMAD HIDAYAT 11
2 YULIANTI CATUR
WARDANI
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
DAFTAR KELOMPOK KELAS KONTROL
NO Nama Peserta didik NO
KELOMPOK
1 ALDA VICKY PRASETYA 1
2 ANDRE BUDI SANTOSA 1
3 ANGGA HARDIYAN SAPUTRA 1
4 BAKTI DHARMAGUNARWAN 1
NO Nama Peserta didik NO
KELOMPOK
1 BIMA DWI CRISTIANTO 2
2 CHANDRA WIYANTO 2
3 DELTA RAHMAWATI 2
4 DINDA PERMATASARI 2
NO Nama Peserta didik NO
KELOMPOK
1 FADILA ISNA NURAINI 3
2 FRANSISKA ANTIK PRADITA 3
3 IRVAN ARYA PAMUNGKAS 3
4 JECIKA CANDRA ARTIKA 3
NO Nama Peserta didik NO
KELOMPOK
1 LIDYA CHENNYHIMAWATI 4
2 MUHAMMAD FAIZURROHMAN 4
3 NEO JODI PRATAMA 4
4 NURHIDAYAT 4
5 SULAIMAN 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
NO Nama Peserta didik NO
KELOMPOK
1 PUTRI QLIMAH 5
2 REGI PERMANA PUTRA 5
3 SANTI MARLINA PUTRI 5
4 SENTIA BR SIHOTANG 5
5 TARISA RAHMAWATI RATNASA 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
Lampiran 23 Daftar Nama Peserta didik
1. Daftar Nama Peserta didik Kelas Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
2. Daftar Nama Peserta Didik Kelas Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Lampiran 24 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Lampiran 25 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
Lampiran 26 Dokumentasi Penelitian
1. Kelas Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
2. Kelas Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related