i
PENGARUH METODE ANALISIS GLASS TERHADAP KEMAMPUAN
MENULIS PERMULAAN PADA PESERTA DIDIK DENGAN
KESULITAN BELAJAR MENULIS KELAS II SEMESTER II
SD NEGERI MANAHAN SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
Khusna Yulinda Udhiyanasari
NIM K5108036
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGAJUAN
PENGARUH METODE ANALISIS GLASS TERHADAP KEMAMPUAN
MENULIS PERMULAAN PADA PESERTA DIDIK DENGAN
KESULITAN BELAJAR MENULIS KELAS II SEMESTER II
SD NEGERI MANAHAN SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh :
Khusna Yulinda Udhiyanasari
NIM K5108036
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Munawir Yusuf, M.Psi. Drs. Subagya, M.Si
NIP. 19550501 198103 1 003 NIP. 19601001 198303 1 012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Khusna Yulinda Udhiyanasari. PENGARUH PENERAPAN METODE ANALISIS GLASS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PADA PESERTA DIDIK DENGAN KESULITAN BELAJAR MENULIS KELAS II SD NEGERI MANAHAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Maret. 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode analisis Glass terhadap kemampuan menulis permulaan peserta didik dengan kesulitan belajar menulis kelas II SD Negeri Manahan Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan eksperimen One group pre test-post test design, yang mana sekelompok subyek dikenai perlakuan untuk jangka waktu tertentu, dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal (pre test) dan pengukuan akhir (post test). Populasinya adalah peserta didik dengan kesulitan belajar menulis kelas II di SD Negeri Manahan Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 6 anak. Sampel dalam penelitian ini tidak digunakan karena jumlah populasinya kecil, sehingga semua anak dijadikan subyek penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes, yaitu tes uraian untuk mengukur kemampuan menulis permulaan. Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik non-parametrik, yaitu Wilcoxon Signed Rank Test (Tes Ranking Bertanda Wilcoxon) dengan bantuan SPSS versi 18.0.. Hasil analisis deskriptif dapat diperoleh nilai rata-rata post tes lebih besar 88,83 daripada nilai rata-rata pre tes 40,33. Hasil analisis non parametrik diperoleh nilai Z = -2.201 dengan P = 0.028. Dengan demikian hipotesis berbunyi ada pengaruh secara signifikan penerapan metode Analisis Glass terhadap kemampuan menulis permulaan peserta didik dengan kesulitan belajar menulis kelas II SD Negeri Manahan Surakarta tahun ajaran 2011/2012 diterima kebenarannya. Kesimpulan penelitian menyatakan bahwa ada pengaruh secara signifikan penerapan metode analisis Glass terhadap kemampuan menulis permulaan pada peserta didik dengan kesulitan belajar menulis kelas II SD Negeri Manahan Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACK
Khusna Yulinda Udhiyanasari. THE INFLUENCE OF GLASS ANALYSIS METHOD USES TO THE PRE – WRITING ABILITY TOWARD STUDENT WITH DYSGRAFIA IN THE SECOND GRADE OF SD NEGERI MANAHAN SURAKARTA SCHOOLING YEAR 2011/ 2012. Skripsi, Surakarta : Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University Surakarta, March. 2012. This research’s aim is to find out the influence of Glass Analysis Method use, to the pre – writing ability of students with writing difficulties in second grade, SD Negeri Manahan Surakarta, schooling year 2011/2012.
The used method in this research is experimental method with experiment design called “One group pre test – post tes design”. It is a group of subjects which are treatment’s influence is measurement. The population is a group of six students with writing difficulties, in second grade of SD Negeri Manahan Surakarta, Scooling year 2011/2012. Sample is not used in this research, in case too small populations so all students are research subjects. Test Technique is used in colleting data technique. An essay test is used to measure the pre – writing ability. This research uses statistic non – parametrix analysis method. This method is Wilcoxon Signed rank tes with the help of SPSS version 18.0. The result of Descriptive Analysis can be reached average post – test mark is 88,83. It’s higher than average pre – test mark, which is 40,33. Non parametrix analysis result is Z = -2,201 with p = 0,028. Can be concluded with a hypothesa “ There is a significant influence in the use of Glass Analysis Method toward the pre – writing ability of second grade students SD Negeri Manahan Surakarta with writing difficulties, acceptablecorrect”. Research conlusion says that there is a significant influence in the use of Glass Analysis Method. Towar the pre – writing ability of second grade students SD Negeri Manahan Surakarta with writing difficulties, schooling year 2011/2012 .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“aku jarang memikirkan tentang keterbatasanku dan itu tak
pernah membuat aku sedih. Barangkali sesekali ada semacam
kerinduan; tetapi hanya samar-samar, seperti semilir angin di
padang bunga.”
(Helen Keller, Wanita pembawa Cahaya, 2009:80)
Bukanlah bagaimana kita mendengarkan, melainkan
bagaimana kita mengerti. Bukanlah bagaimana kita melihat,
melainkan bagaimana kita merasakan. Bukanlah bagaimana
kita melepaskan, melainkan bagaimana kita mempertahankan.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan untuk:
Ø Papa dan Mama tercinta yang telah
memberikan segalanya, dukungan, motivasi
terutama do’a semoga Allah SWT
memberikan kebaikan dan kemuliaan di dunia
dan akhirat
Ø Kakakku Dyan dan Naza yang selalu
memberiku semangat
Ø Abi yang selalu menemani, mendukung dan
mendo’akanku dalam menyelesaikan skripsi
ini
Ø Adikku Miya dan Fira yang selalu
memberikan motivasi
Ø Ponakanku Raihan yang selalu menjadi
pencerah pikiranku
Ø Rekan-rekan PPL di SD Negeri Manahan:
Eviani, Sholikhah, Rima, Dian, Arimbi, Awig,
Fauzi dan Ari
Ø Teman-teman PKh angkatan 2008
Ø Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan berkah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk
memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun
berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat
teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuan, penulis menyampaikan terima kasih
antara lain kepada Bpk/Ibu/Saudara:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan
ijin penelitian guna menyusun skripsi ini
2. Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si, Pembantu Dekan 1 Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan
ijin penelitian guna menyusun skripsi ini
3. Drs. Amir Fuady, M.Hum, Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin
penelitian guna menyusun skripsi ini.
4. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNS
Surakarta, yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi
5. Drs. Hermawan, M. Si, Ketua Program Studi Pendidikan Khusus FKIP UNS
yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi
6. Drs. Munawir Yusuf, M.Psi Pembimbing I yang dengan sabar telah
memberikan pengarahan, bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan
7. Drs. Subagya, M.Si, Pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan dorongan selama penulis menyelesaikan skripsi
ini
8. Dewi Sri Rejeki, S. Pd, M.Pd, pembimbing akademik yang telah memberikan
bimbingan serta pengarahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
9. Dra. Kusmarhaeni, M.Pd, Kepala Sekolah SD Negeri Manahan Surakarta yang
telah memberikan ijin penelitian
10. Sri Murtapingah, S.Pd, selaku Guru Pembimbing Khusus SD Negeri Manahan
Surakarta yang selalu meluangkan waktu guna terselesaikannya penelitian ini.
11. Dhian Puspa K, S.Pd, selaku Guru Kelas IIB SD Negeri Manahan Surakarta
yang telah membantu jalannya penelitian ini
12. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Pendidikan Khusus yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga peneliti mampu menyelesaikan
penulisan skripsi ini
13. Berbagai pihak yang telah membantu peneliti demi lancarnya penulisan skripsi
ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Penyusunan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun
peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan peneliti. Dengan segala rendah hati peneliti mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.
Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan juga dunia pragmatika.
Surakarta, Maret 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
ABSTRACK..................................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xv
DAFTAR HISTOGRAM ................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... . 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ...................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI....................................................................... ....... 7
A. Tinjauan Pustaka......................................................................... 7
1. Anak Berkesulitan Belajar Menulis................................... ... 7
a. Pengertian Kesulitan Belajar .......................................... 7
b. Klasifikasi Kesulitan Belajar ......................................... 11
c. Penyebab Kesulitan Belajar …………………………… 13
d. Karakteristik Kesulitan Belajar ....................................... 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
e. Pengertian Kesulitan Belajar Menulis............................. 20
f. Penyebab Kesulitan Belajar Menulis .............................. 21
2. Menulis Permulaan........................................................ ....... 22
a. Pengertian Menulis…………………………………..... 22
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi kemampuan
Menulis………………………………………………… 24
c. Asesmen Menulis………………………………………. 35
d. Pengertian Menulis permulaan………………………… 29
e. Tujuan Menulis permulaan…………………………….. 31
f. Langkah-langkah Menulis permulaan…………………. 32
3. Metode Analisis Glass...................................................... .... 35
a. Pengertian Metode Mengajar ........................................ 35
b. Macam-macam Metode Pembelajaran Menulis ............ 37
c. Pengertian Metode Analisis Glass ................................. 40
d. Kelebihan dan keterbatasan Metode Analisis Glass…… 41
e. Penerapan Metode Analisis Glass .................................. 41
4. Hubungan Penerapan Metode Anaisis Gass dengan
kemampuan Membaca Permulaan ....................................... 43
B. Kerangka Berfikir ...................................................................... 44
C. Hipotesis...................................................................................... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... . 46
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 46
B. Metode Penelitian ..................................................................... 47
C. Populasi dan Sampel .................................................................. 49
D. Setting Penelitian……………………………………………… 50
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 50
F. Rancangan Penelitian ................................................................. 56
G. Teknik Analisis Data .................................................................. 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... . 60
A. Deskripsi Data…………………………………………………. 60
B. Pengujian Hipotesis …………………………………………... 72
C. Rangkuman pembuktian Hipotesis……………………………. 74
D. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………….. 75
BAB V KESIMPULAN, IMPIKASI DAN SARAN....................................... 79
A. Simpulan ……………………………………………………… 79
B. Implikasi ……………………………………………………… 79
C. Saran…………………………………………………………... 80
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 81
LAMPIRAN…………………………………………………………………. 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Form pengamatan keterampilan menulis permulaan…………….. 28
Tabel 2.2. Hasil analisis tulisan…………………………………………….. . 28
Tabel 3.1. Jenis kegiatan dan waktu penelitian ................................................ 46
Tabel 3.2. Kisi-kisi soal tes .............................................................................. 53
Tabel 4.1. Ringkasan uji validitas tes try out . ................................................. 61
Tabel 4.2. Kisi-kisi soal terpakai untuk pre tes- post tes. ................................ 62
Tabel 4.3. Perhitungan Reliabilitas .................................................................. 63
Tabel 4.4. Data peserta didik berkesulitan Belajar Menulis ........................... 64
Tabel 4.5. Data Nilai Pretes ............................................................................ 66
Tabel 4.6. Deskriptif Statistik................................................................. ......... 66
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Nilai Pre tes .................................................. 67
Tabel 4.8. Data Nilai Posttes ........................................................................... 68
Tabel 4.9. Deskriptif Statistik……………………………………………….. 69
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Nilai Post tes ................................................ 70
Tabel 4.11. Ringkasan Hasil Deskriptif Data Niai Pretes dan Posttes ........... 71
Tabel 4.12. Perhitungan Analisis data ............................................................ 73
Tabel 4.13. Hasil Tes Statistik ........................................................................ 73
Tabel 4.14. Kesimpulan Hasil Penelitian ........................................................ 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1.1. Kerangka Berpikir ........................................................................ 45
Bagan 2.1. Rancangan penelitian .................................................................... 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1. Deskriptif Statistik Nilai Pre - Test .............................................. 67
Grafik 4.2. Histogram Kemampuan Menulis sebelum perlakuan ................... 68
Grafik 4.3. Deskriptif Statistik Nilai Post-Test ................................................ 69
Grafik 4.4. Histogram Kemampuan Menulis sesudah perlakuan…………… 70
Grafik 4.5. Deskriptif Statistik Nilai Pre – Test dan Post – Test…………… . 71
Grafik 4.6. Histogram Kemampuan Menulis Permulaan sebelum perlakuan
(pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test)…………………….. 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kisi-kisi Soal Try Out ................................................................ 84
Lampiran 2. Soal Try Out ............................................................................... 85
Lampiran 3. Kunci Jawaban Try Out ............................................................... 93
Lampiran 4. Perhitungan Validitas .................................................................. 95
Lampiran 5. Perhitungan Reliabilitas............................................................... 100
Lampiran 6. Kisi-kisi Soal pre test – post test ................................................. 101
Lampiran 7. Soal pre test – post test ................................................................ 102
Lampiran 8. Kunci Jawaban Soal pre test – post test ....................................... 108
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................. 110
Lampiran 10. Deskriptif Statistik Pre – Test………………………………. ... 129
Lampiran 11. Deskriptif Statistik Post – Test………………………………. . 130
Lampiran 12. Distribusi Frekuensi Nilai Pre – Test………………………. ... 131
Lampiran 13. Distribusi Frekuensi Nilai Post– Test………………………… 132
Lampiran 14. Distribusi Frekuensi Nilai Pre-Test dan Post-Test……………. 133
Lampiran 15. Perhitungan uji Wilcoxon .......................................................... 134
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian ............................................................. 135
Lampiran 17. Permohonan ijin menyusun skripsi kepada dekan c.q
pembantu dekan 1 FKIP-UNS di Surakarta ............................... 138
Lampiran 18. Surat keputusan dekan FKIP tentang ijin penyusunan
skripsi/ makalah. .......................................................................... 139
Lampiran 19. Permohonan ijin research / try out kepada rektor
UNS di Surakarta................ ....................................................... 140
Lampiran 20. Surat kepada kepala sekolah SD Negeri Bromontakan
Surakarta untuk mengadakan try out .......................................... 141
Lampiran 21. Surat kepada kepala sekolah SD Negeri Manahan Surakarta
untuk mengadakan research……………………………………… .. 142
Lampiran 22. Surat keterangan telah mengadakan research di SD Negeri
Manahan Surakarta ..................................................................... 143
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyiapkan peserta
didik kearah tingkat kedewasaan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan /
latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Setiap warga Negara berhak
mendapatkan pengajaran, baik itu anak yang tergolong normal (anak normal)
maupun Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Anak Berkebutuhan khusus berhak
mendapatkan pendidikan dan pengajaran seoptimal mungkin sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan dari masing-masing anak.
Pendidikan untuk Anak Berkebutuhan khusus (ABK) sering juga disebut
Pendidikan Luar Biasa (PLB) atau pendidikan khusus (PKH). Ada 3 jenis sistem
layanan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus yaitu (1) Sistem Segregasi
(Sekolah Khusus dan Sekolah Luar Biasa), (2) Sistem Integrasi (Mainstreming)
yaitu program integrasi social, instruksional, dan temporal anak-anak luar biasa
dengan teman-teman normal yang diukur secara individual yang memerlukan
klasifikasi, tanggung jawab koordinasi dalam penyusunan program oleh tim dari
berbagai profesi dan disiplin ilmu, dan (3) Sistem Inklusi.
Pendidikan inklusi menurut Smith (2006 : 45) dipergunakan untuk
mendeskripsikan penyatuan bagi anak-nak berkelainan (penyandang
hambatan/cacat) ke dalam program-program sekolah. Bagi sebagian pendidik
istilah ini lebih positif dalam usaha-usaha menyatukan anak-anak yang memiliki
hambatan dengan cara-cara yang realistis dan komprehensif dalam kehidupan
yang menyeluruh.
Salah satu contoh sekolah yang melaksanakan sistem pendidikan inklusi
adalah SD Negeri Manahan Surakarta. Di SD Negeri Manahan Surakarta banyak
ditemukan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
Anak berkesulitan belajar adalah anak yang secara nyata mengalami
kesulitan dalam tugas-tugas akademik khusus maupun umum, baik disebabkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
oleh adanya disfungsi neurologist, proses psikologis dasar maupun sebab-sebab
lain sehingga prestasi belajarnya rendah dan anak tersebut beresiko tinggal kelas”.
(Munawir Yusuf, Sunardi dan Mulyono Abdurrahman, 2003: 11). Kesulitan
belajar dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu kesulitan belajar perkembangan
(praakademik) dan kesulitan belajar akademik, sebagaimana diungkapkan Yusuf
dkk (2003 : 13-15) bahwa kesulitan belajar diklasifikasikan menjadi dua yaitu (1)
kesulitan belajar perkembangan (praakademik) meliputi gangguan motorik,
persepsi, kognitif, gangguan perkembangan bahasa dan gangguan dalam
penyesuaian perilaku social, dan (2) kesulitan belajar akademik meliputi kesulitan
belajar membaca, kesulitan belajar menulis dan kesulitan belajar berhitung. Dalam
penelitian ini peneliti membahas tentang kesulitan belajar menulis.
Anak berkesulitan belajar menulis adalah peserta didik yang memiliki
kesulitan khusus dimana peserta didik tidak bisa menuliskan/mengekspresikan
pikirannya ke dalam bentuk tulisan, karena mereka tidak bisa menyusun
huruf/kata dengan baik dan mengkoordinasikan motorik halusnya (tangan) untuk
menulis.
Kesulitan yang dialami oleh anak berkesulitan menulis pada umumnya
disebabkan karena kurangnya pemaham akan cara menulis yang baik, penguasaan
huruf kurang maksimal, dan kurangnya kosakata yang dimiliki oleh anak.
Tidaklah mudah untuk peserta didik dalam menuangkan apa yang ada
dipikirannya dalam bentuk tulisan. Ketidakmampuan anak di dalam menerima dan
memahami materi terutama Bahasa Indonesia yang sangat erat hubungannya
dengan pengetahuan menulis tersebut dibuktikan dengan prestasi belajar bahasa
Indonesia peserta didik yang masih rendah di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan
minimal) yang telah ditetapkan di kelas II SD Negeri Manahan Surakarta yaitu 65.
Sesuai hasil observasi yang telah dilakukan peneliti ketika melakukan
Program Pengalaman Lapangan ( PPL) di SD Negeri Manahan Surakarta,
rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia anak berkesulitan menulis disebabkan
keterbatasan dalam menulis yang biasanya terjadi karena kurangnya pemahaman
anak akan bahasa, dimana bahasa terdiri dari serangkaian huruf yang terbentuk
menjadi kalimat. Anak dengan kemampuan menulis rendah sebenarnya tahu akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
apa yang ingin ia tulis tetapi dalam kenyataannya anak mengalami kesulitan
dalam menuangkan isi pikirannyanya ke dalam tulisan. Hal ini dilihat dari
banyaknya huruf yang hilang dalam kata. Misalnya, kata “melingkar” ditulis
“mengkar”, “lapangan” ditulis “langan” dan masih banyak lagi kesalahan-
kesalahan yang terjadi ketika anak menulis.
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Agar peserta didik dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar maka peserta didik perlu dibekali
kemampuan menulis. Kemampuan menulis sebaiknya segera diberikan dikelas
awal agar dapat mempermudah pembelajaran selanjutnya dan dapat meningkatkan
hasil belajar Bahasa Indonesia melalui menulis. Peserta didik agar dapat menulis
dengan baik hendaknya pendidik mempunyai strategi khusus dalam memilih dan
menggunakan metode yang tepat dan mudah.
Ada beberapa metode pembelajaran menulis bagi anak berkesulitan
belajar menulis. Salah satunya yaitu Metode Analisis Glass. Keterampilan menulis
terkait dengan keterampilan membaca. Keterampilan membaca dan menulis
merupakan modal utama bagi peserta didik. Dengan berbekal kemampuan
membaca dan menulis, siswa dapat mempelajari ilmu lain. Siswa dapat
mengkomunikasikan gagasan dan mengekspresikan dirinya melalui lisan dan
tulisan. Kegagalan dalam penguasaan keterampilan ini akan mengakibatkan
masalah yang fatal, baik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi maupun untuk menjalani kehidupan sosial kemasyarakatan.
Menurut Mulyadi (2010:172) Metode Analisis Glass merupakan suatu
metode pengajaran melalui pemecahan sandi kelompok huruf dalam kata. Metode
ini bertolak dari asumsi yang mendasari membaca sebagai pemecahan sandi atau
kode tulisan. Dimana asumsi yang mendasari metode ini yaitu proses pemecahan
sandi (decoding) dan membaca (reading) merupakan kegiatan yang berbeda serta
pemecahan sandi mendahului membaca. Pemecahan sandi didefinisikan sebagai
menentukan bunyi yang berhubungan dengan suatu kata tertulis secara tepat.
Membaca didefinisikan sebagai menurunkan makna dari kata-kata yang berbentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
tulisan. Menulis merupakan hasil akhir dari membaca, sehingga jika anak tidak
dapat melakukan pemecahan sandi tulisan secara efisien, maka mereka tidak akan
belajar membaca dan menulis. Kegiatan menulis memiliki pola yang sama dengan
kegiatan membaca. Membaca pada dasarnya adalah memaknai simbol menjadi
ucapan sedangkan menulis adalah memaknai simbol menjadi tulisan. Jadi pola
pembelajaran membaca secara umum sama dengan pola pembelajaran menulis.
Sejalan dengan hal tersebut, Kridalaksana (1993) menyatakan bahwa
membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk
urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi bicara bermakna
dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras. Kegiatan
membaca dapat bersuara nyaring dan dapat pula tidak bersuara (dalam hati).
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain
dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut (Bryne, 1993). Lebih lanjut
Bryne menyatakan bahwa menulis pada hakikatnya bukan sekedar menulis
simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata tersusun menjadi
kalimat menurut peraturan tertentu, akan tetapi menulis adalah menuangkan buah
pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh,
lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada
pembaca.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian yang
berkenaan dengan penerapan Metode Analisis Glass untuk meningkatkan
kemampuan menulis permulaan dengan judul “pengaruh metode analisis glass
terhadap kemampuan menulis permulaan pada peserta didik dengan kesulitan
belajar menulis kelas II semester II SDN Manahan Surakarta tahun ajaran
2011/2012”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan data observasi sementara ada beberapa siswa kelas II SD Negeri
Manahan Surakarta memiliki kemampuan menulis rendah.
2. Kemampuan menulis merupakan kemampuan siswa dalam hal menulis yang
diajarkan dan dikuasai siswa sekolah dasar sejak dini atau dikelas permulaan.
Kemampuan menulis rendah adalah kemampuan yang rendah dalam hal
menulis yang dimiliki siswa karena berbagai kesulitan yang berhubungan
dengan menulis.
3. Kemampuan menulis yang rendah berdampak pada hasil belajar Bahasa
Indonesia yang rendah pula, terbukti dengan rendahnya nilai rata-rata kelas di
bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal ) yaitu 70.
4. Guru kurang tepat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkat
masalah yang dihadapi oleh anak berkemampuan menulis rendah.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah berdasarkan identifikasi masalah pada penelitian ini
difokuskan pada pengaruh metode analisis glass terhadap kemampuan menulis
permulaan pada peserta didik dengan kesulitan belajar menulis kelas II semester
II SDN Manahan Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
Penelitian ini tidak mengukur hasil menulis anak dalam segi kualitas
tulisan. Kualitas tulisan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kenakalan anak
dan motorik halus yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini hanya
menitikberatkan pada kemampuan anak dalam menulis, anak dapat menulis apa
yang akan disampaikannya tanpa adanya kesalahan penulisan atau hilangnya
huruf pada kata atau kalimat bukan baik jeleknya tulisan anak (kualitas tulisan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut : ”Apakah metode analisis glass berpengaruh
terhadap kemampuan menulis permulaan pada peserta didik dengan kesulitan
belajar menulis kelas II semester II SDN Manahan Surakarta Tahun Ajaran
2011/2012?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh metode analisis glass terhadap kemampuan menulis permulaan pada
peserta didik dengan kesulitan belajar menulis kelas II semester II SDN
Manahan Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Bagi peneliti dapat menambah pengalaman dalam melakukan KBM
dengan menerapkan metode analisis Glass.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Meningkatnya profesionalisme guru dalam mengatasi persoalan yang
muncul dalam KBM, salah satunya ditandai dengan meningkatnya
kemampuan menulis permulaan siswa kelas II SD Negeri Manahan
Surakarta.
b. Bagi Siswa
Membantu memperlancar menulis permulaan siswa kelas II SD Negeri
Manahan Surakarta melalui metode pembelajaran Analisis Glass.
c. Bagi Sekolah
Memperkaya metode pembelajaran untuk diterapkan di kelas II SD Negeri
Manahan Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Anak Berkesulitan Belajar Menulis
a. Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris
yaitu learning disability (LD). Kesulitan belajar muncul akibat adanya
disfungsi neurologis dan proses psikologi dasar.
The National Joint Committee for Learning Disabilities (NJCLD)
yang dikutip oleh Abdurrahman (2003: 6) mengemukakan bahwa :
Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar atau kemampuan dalam bidang studi matematika. Gangguan tersebut intriksik dan diduga disebabkan oleh adanya disfungsi system syaraf pusat. Meskipun suatu kesulitan belajar mungkin terjadi bersamaan dengan kondisi lain yang mengganggu (misalnya gangguan sensoris, tuna grahita, hambatan sosial dan emosional) atau berbagai pengaruh lingkungan (misalnya perbedaan budaya, pembelajaran yang tidak tepat, faktor-faktor psikogenik) berbagai hambatan tersebut bukan penyebab atau pengaruh langsung.
Hallahan (dalam Delphie, 2006: 24) mengemukakan bahwa:
“Specific learning disability means a disorder in one or more of the basic physiological processes involved in understanding or in using language, spoken or written, which may manifest it self in an imperfect ability to listen, think, speak, read, write, spell, or to do mathematical calculations. The term include such condition as perceptual handicaps,brain injury, minimal brain dysfunction, dyslexia, and developmental`aphasia. The term does not include children who have learning problems, of mental retardation, of emotional disturbance, or of environmental, cultural, or economic disadvantage”.
Kesulitan belajar spesifik yang terjadi berkaitan dengan faktor
psikologis sehingga mengganggu kelancaran berbahasa, saat berbicara, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
menulis, pada umumnya mereka tidak mampu menjadi pendengar yang
baik, untuk berpikir, untuk berbicara, membaca dan menulis, mengeja
huruf, bahkan perhitungan yang bersifat matematika. Kondisi kelainan
dapat disebabkan oleh perceptual handicaps,brain injury, minimal brain
dysfunction, dyslexia, and developmental`aphasia. Mereka tidak tergolong
ke dalam penyandang tunagrahita, tunalaras, atau mereka yang
mendapatkan hambatan dari faktor lingkungan, budaya atau faktor
ekonomi.
Kesulitan belajar khusus adalah suatu gagasan dalam satu atau
lebih dari proses psikologi dasar yang mencakup pemahaman dan
penguasaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin
menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir,
berbicara, membaca, menulis , mengeja atau berhitung. Batasan tersebut
tidak mencakup anak – anak yang memiliki problema belajar yang
penyebab utamanya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan,
pendengaran atau motorik, hambatan karena tuna grahita, karena gangguan
emosional atau karena kemiskinan, lingkungan, budaya atau ekonomi.
Kesulitan belajar spesifik yang terjadi berkaitan dengan faktor
psikologis sehingga mengganggu kelancaran berbahasa, saat berbicara, dan
menulis, pada umumnya mereka tidak mampu menjadi pendengar yang
baik, untuk berpikir, untuk berbicara, membaca dan menulis, mengeja
huruf, bahkan perhitungan yang bersifat matematika. Kondisi kelainan
dapat disebabkan oleh perceptual handicaps,brain injury, minimal brain
dysfunction, dyslexia, and developmental`aphasia. Mereka tidak tergolong
ke dalam penyandang tunagrahita, tunalaras, atau mereka yang
mendapatkan hambatan dari faktor lingkungan, budaya atau faktor
ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Fletcher (dalam Swanson 2006: 35) menyatakan bahwa:
Definitions of LD typically derive from an overarching classification of childhood disorders that differentiate LD from mental retardation and various behavior disorders, such as ADHD. This classification yields definitions and criteria based on attributes that distinguish LD from mental retardation and ADHD. These criteria can be used to identify children into different parts of the classifications model
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
definisi LD biasanya berasal dari klasifikasi menyeluruh gangguan masa
kanak-kanak yang membedakan LD dari retardasi mental dan gangguan
perilaku berbagai, seperti ADHD. klasifikasi ini yang membuat LD
berbeda dengan keterbelakangan mental dan ADHD. Kriteria ini dapat
digunakan untuk mengidentifikasi anak-anak menjadi bagian-bagian yang
berbeda dari model klasifikasi.
Kesulitan belajar bisa membawa akibat prestasi belajar anak
menjadi dibawah yang seharusnya bisa diperoleh. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Yusuf (2005: 7) menyatakan bahwa:
Anak dengan Problema Belajar adalah anak yang karena satu dan
lain hal secara signifikan menunjukkan kesulitan dalam mengikuti pendidikan pada umumnya, tidak mampu mengembangkan potensinya secara optimum, prestasi belajar yang dicapai berada di bawah potensinya sehingga mereka memerlukan perhatian dan pelayanan khusus untuk mendapatkan hasil terbaik sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Menurut Winebrenner (1996) menyatakan definisi kesulitan
belajar sebagai berikut:
Students with LD have average to above-average intelligence, but they experience processing problems when their brain receives stimuli from their sense. There is a significant discrepancy between their ability as measured on an individual IQ test and their school performance as evaluated by their teachers. The “disability” reflects the area of the brain where processing problems occur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa siswa dengan LD
memiliki kecerdasan di atas rata rata, namun mereka mengalami masalah
dalam pemrosesan ketika otak mereka menerima rangsangan dari indera
mereka. Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan mereka, yang
diukur pada tes IQ dan kinerja sekolah mereka sebagai evaluasi yang
dilakukan oleh guru mereka. "Disability" mencerminkan daerah otak yang
mengalami masalah dalam pemrosesan.
Lain halnya dengan Bradley dkk (2002 : 56) menyatakan bahwa :
In general, The term "specific learning disability" means a disorder in one or more of the basic psychological processes involved in understanding or in using language, spoken or written, which disorder may manifest itself in imperfect ability to listen, think, speak, read, write, spell, or do mathematical calculations. Disorders Included. Such term includes such conditions as perceptual disabilities, brain injury, minimal brain dysfunction, dyslexia, and developmental aphasia. Disorders Not Included. Such term does not include a learning problem that is primarily the result of visual, hearing, or motor disabilities, of mental retardation, of emotional disturbance, or of environmental, cultural, or economic disadvantage.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan yang dimaksud
dengan kesulitan belajar yaitu gangguan dalam proses psikologis dasar
yang meliputi pemahaman atau penguasaan bahasa baik lisan atau tertulis,
dan gangguan memanifestasikan dirinya dalam mendengarkan, berpikir,
berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau melakukan perhitungan
matematis. Termasuk di dalamnya mencakup kondisi seperti gangguan
persepsi, cedera otak, disfungsi minimal otak, disleksia, dan aphasia.
Istilah tersebut tidak termasuk didalamnya masalah visual, pendengaran,
atau cacat fisik, keterbelakangan mental, gangguan emosional (lingkungan,
budaya, atau ekonomi).
Beberapa definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
kesulitan belajar adalah gangguan yang disebabkan karena disfungsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
neurologis dan bermanifestasi dalam bentuk kesulitan tugas – tugas
akademik sehingga muncul kesenjangan antara prestasi belajar dan potensi
yang tidak dipengaruhi dengan kecacatan penyerta lainnya (visual,
pendengaran, atau cacat fisik, keterbelakangan mental, gangguan
emosional).
b. Klasifikasi Kesulitan Belajar
Adanya berbagai macam bentuk manifestasi kesulitan belajar yang
muncul maka diperlukan klasifikasi untuk memudahkan dalam memahami
kesulitan belajar. Menurut Abdurrahman ( 2003: 11) kesulitan belajar
dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu :
1) Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan
(development learning disabilities )
a) Gangguan motorik dan persepsi.
b) Kesulitan belajar bahasa dan komunikasi.
c) Kesulitan belajar dalam menyesuaikan perilaku sosial.
2) Kesulitan belajar akademik
Kesulitan belajar akademik menunjukkan pada saatnya kegagalan –
kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas
yang diharapkan. Kegagalan – kegagalan tersebut mencakup
penguasaan keterampilan dalam membaca , menulis dan / atau
berhitung.
Kesulitan belajar yang dialami anak tidak mencakup seluruh
klasifikasi di atas . Kesulitan itu berdampak dalam satu atau jenis kesulitan
meskipun tidak menutup kemungkinan seorang anak mengalaminya. Salah
satu kemampuan dasar yang umumnya dipandang paling penting dalam
kegiatan belajar disebut perhatian selektif. Perhatian selektif adalah
kemampuan untuk memilih salah satu di antara sejumlah rangsangan
seperti rangsangan auditif, taktil, visual dan kinestetik yang dapat
mengenai manusia setiap saat. Seperti dijelaskan oleh Ross (1976:60),
perhatian selektif membantu manusia membatasi jumlah rangsangan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
akan diproses pada waktu tertentu. Jika anak banyak memusatkan pada
perhatiannya pada banyak rangsangan maka anak akan terganggu
perhatiannya.
Anak dengan kesulitan belajar akan mengalami gangguan
perkembangan dan akademik. Gangguan perkembangan antara lain
gangguan perkembangan motorik (dispraksi), gangguan persepsi,
gangguan kognitif, gangguan perkembangan bahasa dan gangguan dalam
penyesuaian perilaku sosial, gangguan akademik meliputi kesulitan belajar
membaca, kesulitan belajar menulis dan kesulitan berhitung.
Sebagaimana yang diungkap Yusuf dkk (2003 : 13-15) bahwa
kesulitan belajar diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1) Kesulitan belajar praakademik Kesulitan belajar praakademik meliputi gangguan motorik, persepsi, kognitif, gangguan perkembangan bahasa dan gangguan dalam penyesuaian perilaku sosial.
2) Kesulitan belajar akademik Kesulitan belajar akademik meliputi kesulitan belajar membaca, kesulitan belajar menulis, dan kesulitan belajar berhitung .
Yusuf (2005: 58) kembali mengelompokkan Anak Berkesulitan
Belajar berdasarkan faktor penyebab menjadi 4 jenis diantaranya:
1) Anak yang sebenarnya IQ nya rata-rata atau di atas rata-rata tetapi hasil
belajarnya rendah karena faktor eksternal, disebut sebagai anak yang
mengalami hambatan belajar
2) Anak yang sebenarnya IQ nya rata-rata atau di atas rata-rata tetapi
mengalami kesulitan dalam bidang akademik tertentu (misal:
membaca, menulis, berhitung) tidak seluruh mata pelajaran, diduga
karena faktor neurologis, disebut sebagai anak yang mengalami
kesulitan belajar spesifik
3) Anak yang prestasi belajarnya rendah tetapi IQ nya sedikit di bawah
rata-rata disebut dengan anak lamban belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
4) Anak yang prestasi belajarnya rendah disertai adanya hambatan-
hambatan komunikasi sosial, sedangkan IQ nya jauh di bawah rata-rata
disebut retardasi mental atau tunagrahita
Hallahan dkk (1999) mengklasifikasikan kesulitan belajar ke dalam
delapan macam, yaitu:
1. Kesulitan perceptual, terdiri dari kesulitan perseptual visual, visual
motor, tactual dan kinestik
2. Kesulitan dalam bidang kognitif
3. Gangguan perhatian dan hiperaktif
4. Gangguan social dan emosional
5. Kesulitan dalam bahasa ujaran
6. Kesulitan belajar membaca
7. Kesulitan belajar menulis, yang terdiri dari menulis dengan tangan
(handwriting), mengeja, dan komposisi
8. Kesulitan belajar matematika dan berhitung
Lovit (1989) berpendapat berbeda dengan Hallahan dkk
mengemukakan bahwa klasifikasi kesulitan belajar terdiri dari lima macam
yaitu (1) kesulitan berbahasa dan komunikasi, (2) Kesulitan belajar
membaca, (3) Kesulitan belajar menulis, (4) Kesulitan belajar matematika,
dan (5) kesulitan dalam perilaku.
Berdasarkan klasifikasi para ahli diatas, maka dapat disimpulkan
kesulitan belajar dapat digolongkan menjadi kesulitan praakademik
(gangguan motorik, persepsi, kognitif, gangguan perkembangan bahasa
dan gangguan dalam penyesuaian perilaku social) dan kesulitan
akademik.(kesulitan belajar membaca, kesulitan belajar menulis, dan
kesulitan belajar berhitung)
c. Penyebab Kesulitan Belajar
Secara garis besar penyebab kesulitan belajar adalah disfungsi
neurologis dan gangguan proses psikologi dasar. Berikut ini penyebab
terjadinya kesulitan belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Menurut Yusuf (2005: 44-51) ada beberapa faktor yang menjadi
penyebab anak mengalami problem belajar. Secara umum dijelaskan
sebagai berikut: (digolongkan menjadi faktor perbedaan individual)
1) Perbedaan tingkat kecerdasan
Perbedaan tingkat kecerdasan yang dapat dilihat dari IQ dengan
standart pengukuran dan alat ukur tertentu
2) Perbedaan kreativitas
Seperti halnya kecerdasan (IQ), kreativitas juga dapat diukur dengan
menggunakan tes tertentu.
3) Perbedaan kelainan atau cacat fisik
Kelainan atau cacat fisik dapat menyebabkan anak menjadi kesulitan
belajar.
4) Perbedaan kebutuhan khusus
Setiap anak yang memiliki kebutuhan khusus sering kali juga
mengalami kesulitan dalam belajar.
5) Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan kognisi
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan kognisi dapat dilihat dari
hasil belajar siswa.
6) Perbedaan ekonomi dan budaya
Perbedaan ekonomi dan budaya seseorang dapat menyebabkan anak
mengalami kesulitan belajar.
Menurut Syah (2009: 184-185) anak yang mengalami kesulitan
belajar berawal dari keterabaikannya anak yang termasuk kategori di luar
rata-rata. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah pada umumnya
hanya ditujukan kepada para siswa yang berkemampuan rata-rata, sehingga
siswa yang berkemampuan kurang menjadi terabaikan, dengan demikian
siswa-siswa yang berkategori “di luar rata-rata” itu tidak mendapat
kesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya
yang kemudian muncul anak berkesulitan belajar yang tidak hanya
menimpa siswa berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh siswa
yang berkemampuan tinggi juga. Berikut ini faktor-faktor tertentu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
yang menjadi penyebab terhambatnya pencapaian kinerja akademik sesuai
harapan.
1) Faktor Intern Siswa
Faktor intern siswa yaitu keadaan yang muncul dari dalam diri siswa
sendiri, meliputi gangguan psiko-fisik siswa diantaranya:
a) Bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya
kapasitas intelektual/ intelegensi siswa
b) Bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan
sikap
c) Bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti tergangguanya
alat-alat indera pengelihat dan pendengar
2) Faktor Ekstern Siswa
Faktor ekstern siswa yaitu keadaan yang datang dari luar diri siswa
meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak
mendukung aktivitas belajar siswa, diantaranya:
a) Lingkungan keluarga, contohnya ketidakharmonisan hubungan
antara ayah dan ibu dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga
b) Lingkungan masyarakat, contohnya wilayah perkampungan kumuh
dan teman bermain yang nakal
c) Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah
yang buruk (dekat pasar) dan kondisi guru serta alat-alat belajar
yang berkualitas rendah.
Menurut Whitley (2010) menyatakan bahwa: academic achievement was significantly impacted by teacher expectations, LD status, and teacher efficacy. Teachers felt less confident in their ability to instruct students with LD, had lower expectations of their long-term success and also rated their achievement more poorly.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan prestasi akademik
secara signifikan dipengaruhi oleh tingkat LD dan kemampuan guru. Guru
merasa kurang percaya diri dengan kemampuan mereka untuk mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
siswa dengan LD, memiliki harapan yang lebih rendah pada kesuksesan
jangka panjang dan juga prestasi mereka dinilai lebih buruk.
Menurut Abdurrahman, (2003: 13) faktor penyebab kesulitan
belajar (learning disabilities) adalah faktor internal dan faktor eksternal.
1) Faktor internal, yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis
2) Faktor eksternal, diantaranya:
a) kekeliruan/ ketidaktepatan guru dalam pemilihan strategi
pembelajaran
b) pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi
belajar anak, dan
c) pemberian penguatan (reinforcement) yang tidak tepat
Abdurrahman menegaskan bahwa penyebab utama kesulitan
belajar datang dari faktor eksternal.
Lain halnya yang disampaikan oleh Sukarno (2006: 85-87)
menyebutkan ada empat faktor yang menyebabkan anak mengalami
kesulitan belajar. Faktor-faktor tersebut adalah:
1) Neurologis
Bermacam-macam faktor dapat menyebabkan kerusakan syaraf
sehingga menimbulkan kesulitan belajar. Kerusakan disebabkan oleh
beberapa hal yaitu: posisi janin yang tidak normal, anoxia (kekurangan
oksigen), infeksi dan luka di otak.
2) Keterlambatan kematangan (maturation delay)
3) Genetik
Abnormalisasi genetik yang diwariskan oleh orang tua kepada anak
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar.
4) Lingkungan
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
kesulitan belajar disebabkan oleh banyak factor dan disetiap tipe/kasus
kesulitan belajar mempunyai faktor penyebab yang berbeda–beda,
sehingga dapat menghambat proses belajar anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
d. Karakteristik Kesulitan Belajar
Karakteristik utama kesulitan belajar menurut Sunardi (2000: 70)
adalah “adanya perbedaan mencolok antara potensi dan prestasi”. Dalam
hal ini perbedaan antara hasil tes prestasi dengan hasil tes intelegensi.
Ada banyak ahli yang menyebutkan karakteristik siswa dengan
ketidakmampuan belajar. Menurut Ronald dkk (2009: 99) menyebutkan
ada 10 karakteristik umum yang tampak dari seorang anak berkesulitan
belajar, diantaranya sebagai berikut:
1) Hiperaktif (hyperactivity)
2) Gangguan persepsi motorik (perceptual-motor impairments)
3) Emosi labil (emotional lability)
4) Lemah dalam mengoordinasi secara umum (general coordination
deficits)
5) Gangguan pemusatan perhatian (disorder of attention)
6) Impulsif (impulsivity)
7) Gangguan berfikir dan mengingat (disorders of memory and thinking)
8) Kesulitan belajar spesifik (specific learning disabilities)
9) Gangguan wicara dan pendengaran (disorders of speech and hearing)
10) Tanda neorologi tampak samar (neurological signs)
Yusuf (2005: 43) menyebutkan beberapa karakteristik Anak
Berkesulitan Belajar dilihat dari gejala yang tampak, sebagai berikut:
1) Tidak dapat mengikuti proses pembelajaran seperti teman yang lain
2) Sering terlambat bahkan tidak mau menyelesaikan tugas
3) Menghindari tugas-tugas yang agak berat
4) Ceroboh dan kurang teliti dalam menyelesaikan tugas khususnya
5) Acuh tak acuh atau masa bodoh
6) Menampakkan semangat belajar rendah
7) Tidak mampu berkonsentrasi
8) Perhatian terhadap suatu objek singkat
9) Suka menyendiri, sulit menyesuaikan diri
10) Murung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
11) Suka memberontak, agresif
12) Hasil belajar rendah
Menurut Sukarno (2006: 75) ia mengatakan karakteristik kesulitan
belajar tampak pada beberapa symtom diantaranya sebagai berikut:
1) Gangguan perhatian: hiperaktif dan mudah beralih perhatian
2) Ketidakmampuan menentukan strategi untuk belajar dan
mengorganisasikan belajar
3) Lemah dalam kemampuan gerak: antara koordinasi gerakan baik dan
kasar serta persoalan spasial
4) Permasalahan persepsi: perbedaan stimulus pendengaran, penglihatan,
closure dan cequensi pendengaran dan penglihatan
5) Kesulitan bahasa lisan, pendengaran dan kemampuan linguistik
6) Kesulitan membaca: pengkodean, keterampilan dasar membaca dan
membaca komprehensif
7) Kesulitan menulis: mengeja, mengarang
8) Kesulitan matematika dalam berhitung, menentukan waktu dan ruang
9) Tingkah laku sosial yang kurang pantas, seperti: persepsi sosial dan
tingkah laku emosi
Beberapa penjelasan tentang karakteristik Anak Berkesulitan
Belajar belum dapat diterapkan pada seluruh anak yang teridentifikasi
sebagai anak berkesulitan belajar karena aspek perkembangan.
Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar menurut Sutjihati (2007: 200-201)
dikelompokkan menjadi empat berdasarkan aspek perkembangan,
diantaranya:
1) Aspek kognitif
Masalah-masalah kemampuan bicara, membaca, menulis,
mendengarkan, berpikir, dan matematis semuanya merupakan
penekanan terhadap aspek akademik atau kognitif. Tidak jarang anak
yang mengalami kesulitan membaca menunjukan kemampuan
berhitung yang tinggi. Hal tersebut membuktikan bahwa anak
berkesulitan belajar memiliki kemampuan kognitif yang normal, akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
tetapi kemampuan tersebut tidak berfungsi secara optimal sehingga
terjadi keterbelakangan akademik yakni terjadinya kesenjangan antara
apa yang mestinya dilakukan anak dengan apa yang dicapainya secara
nyata.
2) Aspek bahasa
Masalah bahasa anak berkesulitan belajar menyangkut bahasa reseptif
maupun ekspresif. Bahasa reseptif adalah kecakapan menerima dan
memahami bahasa. Sedangkan bahasa ekspresif adalah kemampuan
mengekspresikan diri secara verbal. Di dalam proses belajar
kemampuan berbahasa merupakan alat untuk memahami dan
menyatakan pikiran.
3) Aspek motorik
Masalah motorik anak berkesulitan belajar biasanya menyangkut
keterampilan motorik-perseptual yang diperlukan untuk
mengembangkan keterampilan meniru pola. Kemampuan ini sangat
diperlukan untuk menggambar, menulis atau menggunakan gunting.
Keterampilan tersebut sangat memerlukan koordinasi yang baik antara
tangan dan mata yang dalam banyak hal koordinasi tersebut tidak
dimiliki anak berkesulitan belajar.
4) Aspek sosial dan emosi
Terdapat dua karakteristik sosial-emosional anak berkesulitan belajar
ialah: kelabilan emosional dan ke-impulsif-an. Kelabilan emosional
ditunjukakan oleh sering berubahnya suasana hati dan temperamen.
Tingkat impulsive merujuk kepada lemahnya pengendalian terhadap
dorongan-dorongan untuk berbuat seseuatu.
Meskipun belum ada kesepakatan dalam merumuskan karakteristik
anak berkesulitan belajar, penulis dapat menyimpulkan dari beberapa
pandangan menurut para ahli bahwa karakteristik anak berkesulitan belajar
sebagai berikut:
1) Mengalami gangguan pemusatan perhatian (perhatian terhadap satu
objek singkat)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2) Mengalami gangguan dalam berfikir dan mengingat
3) Mengalami gangguan dalam emosi
4) Hiperaktif dan impulsif
5) Mengalami kesulitan belajar spesifik seperti membaca, menulis dan
berhitung
6) Tidak dapat mengikuti proses pembelajaran sebagaimana mestinya
7) Terlambat bahkan tidak menyelesaikan tugas
8) Sering menghindari tugas
9) Ceroboh dan kurang teliti
10) Hasil belajar rendah
e. Pengertian Kesulitan Belajar Menulis
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sangat penting
bagi anak setelah membaca. Banyak orang yang lebih suka membaca dari
pada menulis karena menulis dirasakan lebih lambat dan lebih sulit. Hal
tersebut dibuktikan oleh Rivers (1978) yang menyatakan kebanyakan
orang dewasa diperkirakan telah menggunakan waktunya dalam aktivitas
komunikasi sehari-hari : 45% digunakan untuk mendengar, 30% untuk
berbicara, 16% untuk membaca dan hanya 9% untuk menulis (Ahmadi,
1990:7). Kenyataan ini membuktikan bahwa kegiatan menulis masih
minim dan diprediksi kemampuan menulis masih kurang atau dianggap
sukar.
Kesulitan menulis sering disebut dengan disgrafia (dysgraphia)
(Jordon seperti dikutip oleh Hallahan dkk (1985 : 237). Disgrafia
menunjukkan pada adanya ketidakmampuan mengingat cara membuat
huruf atau simbol-simbol matematika atau “kesulitan menulis”.
Menurut Englesman et all (1997 : 165) mengemukakan bahwa : Writing problems are the most frequently mentioned problems in children with Developmental Coordination Disorder (DSM-IV, 1994) or Clumsiness (Schoemaker, 1992). The common feature of dysgraphic children is that even with the proper amount of instruc-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
tion and practice, they fail to make sufficient progress in the acquisition of the fine motor task of handwriting. Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dysgrafia
merupakan masalah yang besar yang dihadapi oleh anak dengan kesulitan
koordinasi dan kecanggungan. Disgrafia adalah ketidakmampuan anak
untuk dapat memahami instruksi dengan baik sehingga mereka selalu
mengalami kegagalan dalam membuat kemajuan yang cukup dalam
akuisisi tugas motorik halus dari tulisan tangan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian
disgrafia adalah Kesulitan khusus dimana anak tidak bisa
menuliskan/mengekspresikan pikirannya ke dalam bentuk tulisan, karena
mereka tidak bisa menyusun kata dengan baik dan mengkoordinasikan
motorik halusnya (tangan) untuk menulis. Disgrafia adalah learning
disorder dengan ciri perifernya berupa ketidakmampuan menulis, terlepas
dari kemampuan anak dalam membaca maupun tingkat intelegensianya.
f. Penyebab Kesulitan Belajar Menulis
Kesulitan belajar menulis memiliki banyak faktor penyebab di
antaranya menurut Frith dkk seperti yang dikutip oleh Mulyadi (2010 :
169-171) menunjukkan ada beberapa penyebab kesulitan menulis yaitu: 1)
Faktor yang sifatnya umum, 2) Faktor yang berhubungan dengan kognitif
dan 3) Faktor yang berkaitan dengan perilaku.
Sedangkan Menurut Bardos et all (2010 : 1) mengemukakan bahwa: Writing is a complicated process that involves the interaction of motor and language skills. It relies on good fine motor functioning, visual-motor planning, attention, sequencing, thinking, memory, and knowledge of grammar, sentence structure, vocabulary and the purpose of writing. It also involves visual monitoring with the co-ordinated use of both eyes. Berdasarkan kutipan di atas beberapa hal penyebab kesulitan
menulis yaitu bergantung pada motorik halus yang baik dan berfungsi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
perhatian, berpikir, memori, dan pengetahuan tata bahasa, struktur kalimat,
kosa kata dan tujuan penulisan serta melibatkan koordinasi kedua mata
dengan baik dalam menulis.
Lain halnya yang disampaikan Spear (2006: tanpa halaman) bahwa
penyebab kesulitan belajar menulis adalah : “Handwriting is perceived as
arduous and time-consuming, motivation to write may be greatly reduced,
leading to a lack of practice that may further compound difficulties with
writing.” Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tulisan
tangan sering dianggap sulit karena memakan waktu, membutuhkan
motivasi untuk menulis dan sangat kurangnya praktek yang dilakukan anak
untuk menulis menyebabkan kesulitan lebih lanjut untuk anak menulis.
Berdasarkan faktor- faktor penyebab kesulitan belajar menulis diatas
maka dapat disimpulkan bahwa penyebab kesulitan belajar menulis dibagi
menjadi dua kategori yaitu: internal, seperti disfungsi minimal otak,
gangguan persepsi, gangguan motorik, kesehatan, motivasi dan semangat
lemah untuk menulis. Eksternal seperti pembelajaran guru yang salah
dalam keterampilan menulis, lingkungan yang tidak mendukung, dll.
2. Menulis Permulaan
a. Pengertian Menulis
Banyak orang yang lebih menyukai membaca dari pada menulis karena
menulis dirasakan lebih lamban dan sulit. Kemampuan menulis sangat
diperlukan baik dalam kehidupan di sekolah maupun di masyarakat. Lebih
jelasnya penulis akan menjabarkan beberapa pengertian menulis sebagai
berikut :
1) Menurut kamus Bahasa Indonesia Yuwano ( 1994:440), “Menulis adalah
membuat angka (huruf) dengan pena (pensil, kapur) pada sesuatu”
2) Menurut lerner dalam Abdurrahman (2003: 192), “Menulis adalah
menuangkan ide dalam suatu bentuk visual”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
3) Menurut Tarigan dalam Abdurrahman (2003: 192), mendefinisikan
“Menulis sebagai melukiskan lambing-lambang grafis dari bahasa yang
dipahami oleh penulis maupun orang-orang lain yang menggunakan
bahasa yang sama dengan penulis tersebut”
4) Menurut pooteet dan Hargrove dalam Abdurrahman (2003: 192) “Menulis
merupakan penggambaran visual tentang pikiran, perasaan dan ide dengan
menggunakan simbol-simbol sistem bahasa penulinya untuk keperluan
komunikasi atau mencatat.”
Keterampilan menulis oleh para ahli pengajaran bahasa ditempatkan pada
tataran paling tinggi dalam proses pemerolehan bahasa. Hal ini disebabkan
keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif yang hanya dapat
diperoleh sesudah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca.
Kemampuan awal siswa pada saat menulis permulaan yaitu pengenalan
dengan lambang-lambang bunyi. Menulis permulaan pada pembelajaran
menulis ini akan menjadi dasar bagi kemampuan selanjutnya. Apabila
dasarnya baik maka diharapkan hasil pengembangan kemampuan menulisnya
juga baik.
Kemampuan menulis permulaan merupakan kemampuan yang diajarkan
dan dikuasai siswa sekolah dasar sejak dini atau dikelas permulaan. Menulis
permulaan merupakan kemampuan menulis yang diajarkan pada kelas rendah,
yakni kelas I dan kelas II SD. Kemampuan menulis permulaan merupakan
dasar untuk melanjutkan pada tahap menulis selanjutnya yaitu menulis
ekspresif.
Menulis merupakan bagian dari alat komunikasi. Melalui tulisan kita
dapat menyampaikan pesan, pikiran atau gagasan-gagasan yang ingin kita
sampaikan kepada orang lain, sehingga orang lain mengerti apa yang hendak
kita sampaikan. Pada aktifitas menulis terdapat proses yang rumit karena
didalamya melibatkan berbagai modalitas, mencakup gerakan tangan, lengan,
jari, mata, koordinasi pengalaman belajar, dan kognisi, semua modalitas itu
bekerja secara terintegrasi. Oleh karena itu pelajaran menulis terasa begitu
berat dan melelahkan. Tidak jarang anak yang belajar menulis menolak untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
menulis banyak-banyak atau bahkan ada juga yang kesulitan dalam belajar
menulis. Menurut Lovitt (1989: 225) yang dikutip oleh Abdurrahman (2003:
194) menyatakan bahwa pelajaran menulis mencakup tiga aspek yaitu :
a) Menulis dengan tangan
b) Mengeja
c) Menulis ekspresif atau komposisi
Penelitian ini hanya akan membahas tentang pembelajaran menulis pada
aspek menulis dengan tangan (handwriting). Pembelajaran menulis dengan
tangan sering disebut pula dengan pengajaran menulis permulaan
Beberapa definisi tentang menulis yang telah dikemukakan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu komponen dalam
sistem komunikasi, yang dapat menggambarkan pikiran, perasaan, ide ke
dalam bentuk lambing-lambang bahasa grafis yang dilakukan untuk mencatat
dan komunikasi dengan pena. Kemampuan menulis merupakan kemampuan
yang bersifat produktif. Artinya, kemampuan menulis merupakan kemampuan
yang menghasilkan tulisan. Menulis memerlukan kemampuan lain misalnya
menggunakan bahasa yang komunikatif, berpikir logis, dan menerapkan
kaidah yang benar. Kemampuan menulis untuk dapat menguasainya perlu
proses yang panjang.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis
Menurut lerner dalam Abdurrahman (2003: 227) ada beberapa faktor
yang mempengaruhi anak untuk menulis diantaranya :
1) Motorik
Anak yang perkembangan motoriknya belum matang atau mengalami
gangguan, akan mengalami kesulitan dalam menulis, tulisannya tidak
jelas,terputus-putus atau tidak mengikuti garis.
2) Perilaku
Anak hiperaktif dengan perhatiannya yang gampang teralihkan, dapat
menyebabkan pekerjaannya terhambat, termasuk pekerjaan menulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3) Persepsi
Anak yang terganggu persepsinya dapat menimbulkan kesulitan dalam
menulis
4) Memori
Gangguan memori juga dapat menjadi penyebab terjadinya kesulitan
belajar menulis karena anak tidak mampu untuk mengingat apa yang akan
ditulis.
5) Kemampuan melaksanakan cross modal
Kemampuan menyangkut menstransfer dan mengorganisasikan fungsi
visual ke motorik.
6) Penggunaan tangan yang dominan
Yaitu anak yang tangan kirinya lebih dominan atau kidal tulisannya
juga sering terbalik-balik dan kotor
7) Kemampuan memahami instruksi
Ketidakmampuan mamahami instruksi dapat menyebabkan anak sering
keliru menulis kata-kata yang sesuai dengan perintah guru.
Menurut Patron dan Polloway yang dikutip Mumpiniarti (2007: 107)
bahwa anak belajar menulis jika telah mampu menyentuh, meraih, melepaskan
suatu benda, mampu membedakan persamaan dan perbedaan antara objek dan
rancangannya, serta sudah menentu gerakan jari-jari tangannya.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa anak menulis karena dipengaruhi faktor-faktor tertentu yang membuat
anak ingin melakukan aktivitas menulis. Kesiapan anak meliputi motorik,
perilaku, persepsi, mental dll harus disiapkan secara dini agar anak tidak
mengamalami kecanggungan dalam melakukan aktivitas menulis.
c. Asesmen Menulis
Asesmen keterampilan menulis menurut Yusuf (2010 : 16) adalah
suatu proses pengukuran terhadap siswa dalam melakukan aktivitas menulis
untuk diketahui keterampilan yang sudah dimiliki dan hambatan yang dialami
dalam melakukan aktivitas menulis. Yusuf (2010 : 16) juga menerangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
tujuan utama asesmen keterampilan menulis adalah untuk mengetahui
penguasaan keterampilan seseorang di dalam menuangkan gagasan ke dalam
aktivitas menulis baik dalam aspek kelancaran, kosakata, struktur dan isi
(conten).
Asesmen menulis dapat dipermudah dengan adanya kisi-kisi
instrument yang akan dibahas atau dikaji. Kisi-kisi instrumen asesmen
keterampilan menulis yaitu:
1) Pra menulis
a) Meraih, meraba, memegang, dan melepas benda
b) Mencari perbedaan/persamaan berbagai obyek,bentuk, warna,
ukuran
c) Orientasi ruang dan arah (kiri-kanan, atas-bawah, depan belakang)
2) Menulis permulaan (Dengan tangan)
a) Memegang alat tulis
b) Menggerakkan alat tulis (atas-bawah,kiri-kanan,melingkar)
c) Menyalin huruf, kata, kalimat dengan huruf balok
d) Menulis namanya dengan huruf balok
e) Menyalin huruf balok dari jarak jauh
f) Menyalin huruf, kata, kalimat dengan tulisan bersambung
g) Menyalin tulisan bersambung dari jarak jauh
3) Mengeja
a) Mengenal huruf abjad, kata
b) Mengucapkan kata yang diketahuinya
c) Mengenal perbedaan/persamaan konfigurasi kata
d) Mengasosiasikan bunyi dengan huruf
e) Mengeja kata
f) Menemukan aturan ejaan kata
g) Menuliskan kata dengan ejaan yang benar
4) Ekspresif
a) Reproduksi
b) Deskripsi (uraian)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
c) Ciptaan
d) Penjelasan
Menurut Yusuf (2010 : 16-17) ruang lingkup asesmen keterampilan
menulis permulaan yaitu:
1) Keterampilan Pra-Menulis
a) Meraih
b) Meraba
c) Memegang
d) Melepaskan benda
e) Mencari perbedaan dan persamaan berbagai benda, bentuk, warna,
bangun, posisi
f) Menentukan arah kiri, kanan, atas, bawah, depan, belakang
g) Membedakan panjang, pendek, tinggi, rendah, besar, kecil
2) Keterampilan Menulis
a) Memegang alat tulis
b) Menggerakkan alat tulis ke atas dan ke bawah
c) Menggerakkan alat tulis melingkar
d) Menyalin huruf
e) Menyalin namanya sendiri dengan huruf balok
f) Menulis namanya sendiri dengan huruf balok
g) Menyalin kata dan kalimat dengan huruf balok
h) Menyalin huruf balok dari jauh
i) Menyalin huruf, kata, dan kalimat dengan tulisan bersambung
j) Menyalin tulisan bersambung dari jarak jauh
3) Keterampilan Mengeja
a) Mengenal huruf abjad
b) Mengenal kata
c) Mengucapkan kata yang diketahuinya
d) Mengenal persamaan dan perbedaan konfigurasi kata
e) Membedakan bunyi pada kata-kata
f) Mengasosiasikan bunyi dengan huruf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
g) Mengeja kata
h) Menemukan aturan ejaan kata
i) Menuliskan kata dengan ejaan yang benar
Tabel 2.1. Form Pengamatan keterampilan menulis permulaan
Aspek keterampilan yang diamati Pengamatan ke
1 2 3 4 5
1. Memegang alat tulis dengan benar
2. Menggerakkan alat tulis ke kanan dan ke kiri
3. Menggerakkan alat tulis ke atas dan ke bawah
4. Menggerakkan alat tulis melingkar
5. Menyalin huruf
6. Menyalin namanya sendiri dengan huruf balok
7. Menulis namanya sendiri dengan huruf balok
8. Menyalin kata dan kalimat dengan huruf balok
9. Menyalin huruf balok dari jauh
10. Menyalin huruf, kata, dan kalimat dengan
tulisan bersambung
11. Menyalin tulisan bersambung dari jarak jauh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Tabel 2.2. Hasil analisis tulisan
No Aspek yang dianalisis Jumlah Kesalahan Keterangan
1 Bentuk kata
2 Ukuran huruf
3 Letak huruf
4 Proporsi huruf
5 Jarak antar huruf dan antar kata
6 Tebal tipis huruf
7 Tegak atau kemiringan huruf/kata
8 Kecepatan dalam menulis saja
(kelas 1 = 25 huruf permenit)
(kelas 2 = 30 huruf permenit)
(kelas 3 = 38 huruf permenit)
(kelas 4 = 45 huruf permenit)
(kelas 5 = 60 huruf permenit)
(kelas 6 = 74 huruf permenit)
9 Kebersihan dan kerapian tulisan
Menurut Hammill dikutip oleh Lovitt (1989: 233) untuk
mengetahui anak mengalami kesulitan menulis permulaan juga dapat
diamati oleh guru melalui observasi terhadap berbagai kemampuan sebagai
berikut:
1. Menulis dari kiri ke kanan
2. Memegang pensil dengan benar
3. Menulis nama panggilannya sendiri
4. Menulis huruf-huruf
5. Menyalin kata-kata dari papan tulis ke buku atau kertas
6. Menulis pada garis yang tepat
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli maka dapat disimpulkan
bahwa asesmen menulis merupakan proses pengukuran terhadap siswa dalam
melakukan aktifitas menulis yang bertujuan untuk mengetahui penguasaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
keterampilan seseorang di dalam menuangkan gagasan ke dalam aktivitas
menulis baik dalam aspek kelancaran, kosakata, struktur dan isi. Terdapat
beberapa asesmen menulis yang dapat dilakukan dalam mengasesmen anak
terhadap kesulitan menulis
d. Pengertian menulis permulaan
Menulis permulaan pada umumnya dikenal dengan menulis dengan
tangan (handwriting) yaitu sebagai langkah awal seseorang untuk belajar
menulis dan dapat dilihat diantaranya drai kemampuan menulis dari kiri ke
kanan, memegang pensil dengan benar, menulis nama panggilannya sendiri,
menulis huruf-huruf, menyalin kata-kata dari papan tulis ke buku atau kertas
serta menulis pada garis yang tepat.
Abdurrahman (1999: 226) mengungkapkan bahwa pelajaran menulis
mencakup menulis dengan tangan (menulis permulaan) dan menulis ekspresif.
Untuk SD kelas rendah kelas II yang diajarkan yaitu hanya menulis dengan
tangan atau yang dikenal dengan menulis permulaan. Menulis permulaan yang
diberikan kepada siswa kelas rendah yaitu pengenalan symbol atau kalimat
yang bersifat sederhana. Hal ini diperkuat dengan pendapat Badrudin (2009)
bahwa dalam pembelajaran menulis permulaan tentu harus dimulai pada hal
yang sangat sederhana. Menulis dengan memberikan kalimat sederhana
bukannya kalimat utuh.
Menurut Spear (2006: tanpa halaman) menyatakan definisi menulis
permulaan (handwriting) adalah:
Handwriting is a basic tool used in many subjects – taking
notes, taking tests, and doing classroom work and homework for almost every content area as well as in language arts classes – poor handwriting can have a pervasive effect on school performance.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan yang dimaksud
dengan menulis permulaan adalah alat dasar yang digunakan dalam berbagai
mata pelajaran seperti membuat catatan, mengerjakan tes, dan melakukan
pekerjaan sekolah dan pekerjaan rumah yang selalu dilakukan setiap hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tulisan tangan yang buruk dapat memiliki efek yang luas pada pekerjaan
sekolah.
Menurut beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
menulis permulaan merupakan menulis dengan tangan yang harus diajarkan
pada anak diusia dini karena menulis permulaan mempunyai peranan penting
dalam proses belajar anak karena disetiap kegiatan anak disekolah akan
melibatkan kegiatan menulis.
e. Tujuan Menulis Permulaan
Berlawanan dengan pandangan bahwa menulis permulaan adalah
keterampilan sepele, sebenarnya menulis permulaan adalah keterampilan yang
sangat penting untuk semua bidang. Hal ini disebabkan karena melibatkan
konsep sumber daya mental dalam kaitannya dengan membaca dan
matematika serta menulis. Kegiatan menulis dapat mengganggu pemahaman
suatu bacaan karena kesalahfahaman akan penyampaian. Menulis dengan
tangan akan membutuhkan kerja keras untuk menciptakan suatu karangan
tulisan yang dapat dibaca dan dipahami orang.
Menulis mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Banyak hal yang
dapat diungkapkan melalui tulisan. Menurut Supriyadi (1991:217) tujuan
menulis permulaan adalah siswa memahami cara menulis permulaan dengan
menggunakan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide/pesan secara
tertulis.
Menulis permulaan harus diajarkan di kelas awal karena menulis
permulaan akan mempengaruhi kegiatan menulis selanjutnya di kelas atas.
Seperti yang dikemukakan oleh Spear (2006) menyatakan bahwa :
The early years of schooling are especially critical for handwriting instruction; once children have formed counterproductive habits in handwriting, such as poor pencil hold or inefficient letter formation, those habits can be difficult to change. Even for young children, however, handwriting instruction should occur in the context of a broader program of written expression in which children learn many other writing skills and develop motivation to write.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahun-
tahun awal sekolah sangat penting untuk pembelajaran tulisan tangan, dalam
kenyataanya sesekali anak-anak telah membentuk kebiasaan kontraproduktif
dalam tulisan tangan, seperti kesalahan memegang pensil atau pembentukan
kalimat yang tidak efisien, kebiasaan itu mungkin sulit untuk berubah apabila
sudah terjadi di kelas atas. Maka dari itu perlu adanya pembelajaran di awal
yaitu menulis dengan tangan agar tidak terjadi kesalahan selanjutnya. Bahkan
untuk anak-anak dikelas awal bagaimanapun instruksi tulisan tangan harus
terjadi dalam konteks sebuah program yang lebih luas berekspresi yang ditulis
di mana anak-anak belajar banyak keterampilan menulis lainnya dan
mengembangkan motivasi untuk menulis.
Menurut Akhadiah dkk (1992:82) menyebutkan bahwa tujuan menulis
permulaan adalah agar anak dapat menulis dengan tulisan yang terang,jelas,
teliti dan mudah dibaca.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas maka penulis dapat
menyimpulkan tujuan dari menulis permulaan yaitu peserta didik kelas awal
yaitu kelas satu dan dua agar lebih mudah dalam memahami cara menulis dan
dapat menulis dengan baik sehingga tidak akan menimbulkan kesalahan-
kesalahan yang berarti dalam menulis selanjutnya.
f. Langkah-langkah menulis permulaan
Anak-anak yang kemampuan menulisnya rendah maka harus diajarkan
secara intensif cara menulis yang baik dan cepat. Adapun langkah-langkah
menulis permulaan menurut Supriyadi (1991: 6) adalah sebagai berikut:
1. Pengenalan huruf
a. Guru terlebih dahulu mengenalkan bunyi suatu tulisan atau huruf yang
terdapat pada kata-kata dalam kalimat
b. Pengenalan tulisan beserta bunyinya melalui pelajaran membaca
c. Guru menunjukkan suatu gambar benda atau anak yang ada
hubungannya dengan huruf yang hendak diperkenalkan papa siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
d. Guru memperkenalkan nama-nama dan menunjukkan gambar pada
anak
e. Guru menerangkan kepada siswa tentang bentuk tulisan tersebut sambil
membaca dengan mengucapkan yang benar
2. Latihan
Latihan diperlukan agar siswa mengenak dan dapat menulis dengan
baik dan benar. Latihan tersebut antara lain :
a) Latihan memegang pensil dan sikap duduk
b) Latihan gerakan tangan
c) Guru sambil bercerita menuliskan contoh-contoh pembuatan garis-
garis dipapan tulis
d) Guru menugaskan siswa untuk mengikuti dan menggerakkan tangan di
udara atau diatas meja dengan pensil yang belum diruncingkan
e) Siswa diberi latihan membuat garis dibuku tulis
f) Guru memperhatikan sikap duduk dan cara memegang pensil.
g) Guru memeriksa hasil kerja siswa
h) Guru juga menerangkan bentuk-bentuk yang lain dengan langkah-
langkah seperti diatas
3. Menjiplak
Menjiplak adalah menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan
menindas Tulisan yang telah ada. Maksudnya adalah untuk melatih
gerakan jari-jari anak dalam menuliskan sesuatu tulisan :
Mengeblat dapat dilakukan dalam berbagai cara diantaranya
adalah:
a) Memakai karbon
b) Memakai kertas tipis
c) Menebalkan tulisan
d) Menghubungkan titik-titik
4. Menatap
Menatap adalah mengadakan koordinasi antara mata, ingatan, dan
ujung jari sehingga ingatan akan membentuk kata atau huruf dipindahkan
dari otak ke ujung jari. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
a) Guru menulis dipapan tulis dengan tulisan cetak dan guru menyuruh
murid membaca buku pelajaran
b) Guru membimbing siswa membaca satu atau dua kali
c) Guru member tugas untuk menyalin tulisan dari tulisan cetak ke tulisan
tegak bersambung
5. Melengkapi
Anak dapat menulis kata-kata yang sesuai dan tepat pada kalimat
yang belum sempurna yang telah disediakan. Memilih kata yang tepat
sesuai dengan kalimat.
6. Menulis Nama
Guru memberi tugas pada murid untuk menuliskan nama-nama
benda, orang, jalan dan sebagainya yang terdapat dilingkungan.
Pendapat tentang bentuk tulisan yang harus ditulis oleh anak
terlebih dahulu ketika menulis permulaan hingga saat ini terdapat dua
pendapat yaitu anak harus belajar huruf cetak dahulu baru hurus sambung,
dan ada yang menyarankan anak langsung menulis huruf sambung tanpa
harus melalui menulis huruf cetak. Hagin (Lovit, 1989 : 227) ada lima
alasan perlunya anak diajarkan huruf cetak terlebih dahulu pada awal
belajar menulis yaitu :
a. Huruf cetak lebih mudah dipelajari karena bentuknya sederhana b. Buku-buku menggunakan dua bentuk tulisan sehingga anak-anak tidak
perlu mengakomodaikan dua bentuk tulisan c. Tulisan dengan huruf cetak lebih mudah dibaca daripada tulisan tegak
bersambung d. Huruf cetak digunakan untuk kehidupan sehari-hari seperti mengisi
formulir atau berbagai dokumen e. Kata-kata yang ditulis dengan huruf cetak lebih mudah dieja karena
huruf-huruf tersebut berdiri sendiri-sendiri.
Para ahli yang menyarankan agar anak ketika menulis permulaan
menggunakan huruf tegak bersambung lebih dulu bertolak dari tiga alasan.
Ketiga alasan tersebut sebagai berikut:
a. Tulisan sambung memudahkan anak untuk mengenal kata-kata sebagai
satu kesatuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b. Tidak memungkinkan anak-anak menulis dengan terbalik-balik
c. Menulis dengan huruf sambung lebih cepat karena tidak ada gerakan
pensil yang terhenti untuk tiap huruf
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
penjelasan di atas merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan anak
ketika akan melakukan menulis permulaan, tetapi untuk tulisan mana yang
harus digunakan terlebih dahulu ketika akan menulis, maka harus
dilakukan observasi terhadap anak. Berdasarkan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan, untuk menentukan jenis tulisan yang harus diajarkan pada
anak terlebih dahulu guru harus melakukan observasi. Jika hasil observasi
menunjukkan bahwa anak telah memiliki kematangan motorik, memiliki
koordinasi mata-tangan yang baik dan memiliki kemampuan analisis yang
baik pula, maka guru dapat langsung mengajarkan huruf sambung. Tetapi
jika persyartaan-persyaratan tersebut belum terpenuhi maka sebaiknya
guru mengajarkan huruf cetak terlebih dahulu kepada anak.
3. Metode Analisis Glass
a. Pengertian metode mengajar
Metode berasal dari bahasa Inggris yaitu Method artinya melalui,
melewati, jalan atau cara untuk memperoleh sesuatu. Sedangkan menurut
kamus Webster’s Third New International Dictionary of The English
Language (yang selanjutnya disebut Webster’s ) yang dimaksud dengan
metode pada umumnya adalah:
1) Suatu prosedur atau proses untuk mendapatkan suatu objek.
2) Suatu disiplin atau system yang acapkali dianggap sebagai suatu
cabang logika yang berhubungan dengan prinsip – prinsip yang dapat
diterapkan untuk penyidikan kedalam atau eksposisi dalam berbagai
subjek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3) Suatu prosedur, teknik, atau cara melakukan penyelidikan yang
sistematis yang dipakai oleh atau yang sesuai dengan suatu ilmu
(sains), seni atau disiplin tertentu.
4) Suatu rencana sistematis yang diikuti dalam menyajikan materi untuk
pengajaran.
5) Suatu cara memandang, mengorganisasi, dan memberikan bentuk, dan
arti khusus pada materi- materi artistik.
Agar belajar mengajar berjalan dengan baik, efektif dan efisien,
maka guru harus mempunyai strategi dalam penyajian materi pelajaran.
Salah satu langkah untuk memiliki strategi ini adalah penguasaan teknik-
teknik penyajian atau biasa disebut dengan metode mengajar.
Menurut Sumantri, dkk (2001 : 114) metode ini merupakan cara-
cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang
benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar
dan tercapainya prestasi belajar anak memuaskan.
Menurut Sanjaya (dalam Subagya, 2010 : 2) metode adalah a way
in achieving something, maksud dari pernyatan tersebut yaitu metode
mengajar dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Rustiyah (1991 : 1) mengemukakan bahwa metode
mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang
digunakan oleh guru.
Berdasarkan beberapa definisi metode yang diungkapkan oleh para
ahli pada prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka
pencapaian tujuan, dalam hal ini dapat menyangkut kehidupan ekonomi,
sosial, politik, maupun keagamaan. Jadi metode erat kaitannya dengan
prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam penyelidikan suatu
disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek (bahan – bahan) yang
diteliti. Metode mempunyai peran yang sangat penting dalam proses
pendidikan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
pembelajaran membermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam
kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami sehingga
dapat diserap atau dipahami oleh anak didik dan menjadi pengertian –
pengertian yang fungsional terhadap tingkah laku.
Beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode
mengajar yaitu suatu cara yang digunakan oleh guru untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun daam bentuk keguatan
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Macam-macam Metode Pembelajaran Menulis
Pembelajaran menulis selalu dikaitkan dengan membaca karena
tidak ada menulis tanpa proses membaca. Pembahasan mengenai metode
yang digunakan untuk keterampilan menulis menggunakan referensi yang
mengkaji tentang metode pembelajaran membaca dan menulis.
Metode mengajar terdiri dari beberapa macam, mulai dari yang
tradisional – konvensional sampai yang modern-kontemporer. Ada
beberapa metode yang sering digunakan dalam proses belajar membaca
dan menulis. Para pakar menyebutkan beberapa macam metode dalam
pembelajaran membaca dan menulis seperti :
Menurut Suyatmi (1997: 40-43), beberapa metode pembelajaran
membaca dan menulis permulaan meliputi:
1. Metode Alfabet
Metode ini sering disebut juga metode harfiah, metode “letter by
method” atau “AC Method”. Metode ini merupakan metode yang
paling tua usianya. Dalam metode ini sangat dominan dan sangat
mekanis sifatnya. Adapun pelaksanaanya yaitu, mula-mulamurid
dikenalkan terlebih dahulu dengan abjad a sampai z, setelah hafal
beberapa huruf huruf tersbut dirangkai mencadi kata, dan kata-kata
menjadi kalimat.
Penerapan langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode
alphabet, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
a) Guru mengenalkan atau membaca beberapa huruf, misalnya: b,
u, i, d, a, dan sebagainya
b) Merangkai atau menulis suku kata yang telah dihafal, misalnya:
i-tu (kemudian dilafalkan i-te-u-tu = itu)
bu-di ( kemudian dilafalkan b-u=bu,d-i=di = budi)
c) Menggabungkan suku kata yang telah dilafalkan, misalnya :
i-tu (ditulis serta dilafalkan i-tu = itu)
bu-di (ditulis serta dilafalkan bu-di =budi)
2. Metode Suara
Metode ini merupakan metode penyempurnaan dari metode
alphabet. Metode suara disebut juga “Phonic Method”. Pada metode
ini bukan abjadnya yang diajarkan, melainkan bunyi bahasa sebagai
pengganti huruf-huruf tersebut. Contoh : bunyi b tidak diucapkan e
melainkan /b/ atau /bh/, d tidak diucapkan /d/ melainkan /dh/.
3. Metode Suku Kata
Metode ini biasa disebut “Syllabic Method”. Dalam metode ini
suku kata merupakan kunci pokok dalam membuat kata. Suku kata
digabungkan menjadi kata yang akhirnya kata-kata digabungkan
menjadi kalimat. Misalnya: i-tu dibaca itu, bu-di dibaca budi,
kemudian dirangkai menjadi kalimat “itu budi”, yang kemudian akan
mudah untuk menuliskan.
4. Metode Kata-kata
Pelaksanaan metode ini selalu diawali dengan kata-kata tertulis,
setelah kata-kata dikenalkan pada anak, lalu antar suku kata
selanjutnya menjadi suku kata lagi barulah huruf digabung kembali
dalam bentuk kata seperti semula.
5. Metode Struktural Analitik Sintetik
Sumber metode ini adalah ilmu jiwa Gestalt. Metode ini tidak
hanya berlaku pada membaca dan menulis permulaan saja tetapi pada
membaca dan menulis lanjut dan keseluruhan pengajaran bahasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Lain halnya menurut Sunardi (1997:72) ada beberapa metode dalam
pembelajaran membaca dan menulis permulaan, antara lain:
1. Metode membaca basal
2. Metode eja
3. Metode Linguistik
4. Metode pengalaman bahasa
Menurut Mulyadi (2010: 171-173), beberapa metode pembelajaran
membaca dan menulis bagi anak berkesulitan belajar, meliputi :
1) Metode Fernald
Metode Fernald merupakan metode yang menggunakan materi
bacaan yang dipilih dari kata-kata yang diucapkan oleh anak dan tiap
kata diajarkan secara utuh. Metode ini menggunakan materi
bacaanyang dipilih dari kata-kata yangdiucapkan anak, dan tiap
katadiajarkan secara utuh. Metode ini akanlebih memudahkan anak
mengingatdan memahami apa yang dibacanyakarena dengan metode
ini alat inderaanak bekerja aktif (visual-melihat,auditory-mendengar,
kinesthetic-meraba tulisan, tactile-menggerakkan
2) Metode Gillingham
Metode Gillingham merupakan pendekatan terstruktur taraf tinggi
yang memerlukan lima jam pelajaran selama dua tahun. Aktivitas
pertama diarahkan pada belajar berbagai bunyi huruf dan perpaduan
huruf-huruf tersebut. Anak menggunakan teknik menjilak untuk
mempelajari berbagai huruf. Bunyi-bunyi tunggal huru selanjutnya
dikombinasikan ke dalam kelompok-kelompok yang lebih besar dan
kemudian program fonik diselesaikan.
3) Metode Analisis Glass
Metode Analisis Glass merupakan suatu metode pengajaran melalui
pemecahan sandi kelompok huruf dalam kata. Metode ini bertolak dari
asumsi yang mendasari membaca sebagai pemecahan sandi atau kode
tulisan. Ada dua asumsi yang mendasari metode ini. Pertama, proses
pemecahan sandi (decoding) dan membaca (reading) merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
kegiatan yang berbeda. Kedua, pemecahan sandi mendahului
membaca. Pemecahan sandi didefinisikan sebagai menentukan bukti
yang berhubungan dengan suatu kata tertulis secara tepat. Menulis
didefinisikan sebagai menurutkan kata-kata yang telah dibaca kedalam
tulisan. Kegiatan menulis diawali dengan kegiatan membaca, sehingga
jika dalam membaca anak sudah dapat memecahkan sandi dalam suku
kata tersebut anak dapat menulis dengan lancar.
Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa anak
dengan kesulitan belajar menulis dapat menggunakan metode untuk
pembelajaran membaca, karena pada dasarnya pola pengajaran menulis
dan membaca adalah sama yaitu memaknai simbol menjadi ucapan
(membaca) dan memaknai simbol menjadi tulisan (menulis).
c. Pengertian Metode Analisis Glass
Menurut Mulyadi (2010 : 172 – 173) metode Analisis Glass
merupakan suatu metode pengajaran melalui pemecahan sandi kelompok
huruf dalam kata. Metode ini bertolak dari asumsi yang mendasari
membaca sebagai pemecahan sandi atau kode tulisan. Ada dua asumsi
yang mendasai metode ini. Pertama, proses pemecahan sandi (decoding )
dan membaca (reading) merupakan kegiatan yang berbeda. Kedua,
pemecahan sandi mendahului membaca. Pemecahan sandi didefinisikan
sebagai menentukan bunyi yang berhubungan dengan suatu kata tertulis
secara tepat.
Menulis didefinisikan sebagai menurutkan kata-kata yang telah
dibaca kedalam tulisan. Kegiatan menulis diawali dengan kegiatan
membaca, sehingga jika dalam membaca anak sudah dapat memecahkan
sandi dalam suku kata maka anak dapat menulis dengan baik. Kegiatan
menulis memiliki pola yang sama dengan kegiatan membaca. Membaca
pada dasarnya adalah memaknai simbol menjadi ucapan sedangkan
menulis adalah memaknai simbol menjadi tulisan. Jadi pola pembelajaran
membaca secara umum sama dengan pola pembelajaran menulis sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
diharapkan dalam penggunaan metode Analisis Glass ini dapat
meningkatkan kemampuan menulis anak yang disertai dengan kemampuan
membaca anak.
d. Kelebihan dan keterbatasan Metode Analisis Glass
Metode analisis glass Menurut Mulyadi (2010 : 172 - 173)
merupakan suatu metode pengajaran melalui pemecahan sandi kelompok
huruf dalam kata. Anak diajarkan memecahkan sandi dalam kata terlebih
dahulu baru menulis. Penggunaan metode ini lebih efektif karena proses
pembelajarannya dimulai dari penguasaan huruf, suku kata, kata dan yang
terakhir kalimat. Suatu kalimat harus dipecahkan atau diuraikan sesuai
dengan suku katanya sehingga anak benar-benar paham akan apa yang
akan ia tulis.
Melalui metode analisis glass, anak dibimbing untuk mengenal
kelompok-kelompok huruf sambil melihat kata secara keseluruhan.
Metode ini menekankan pada latihan auditoris dan visual yang terpusat
pada kata yang sedang dipelajari. Guru menuliskan secara baik kata-kata
terpilih yang menjadi perbendaharaan kata anak pada kartu berukuran 3 x
15 cm. kelompok kata didefenisikan sebagai dua atau lebih huruf yang
merupakan satu kata utuh menggambarkan suatu bunyi yang relatif tetap.
Penggunaan metode ini akan lebih mempermudah anak dalam menulis
karena pemahaman anak akan huruf dan penggabungannya akan lebih
dipahami dan mudah diingat.
Keterbatasan metode ini adalah metode ini memerlukan waktu
yang relative lama untuk anak mengamati secara utuh agar dapat dengan
mudah memecahkan sandi dalam kata tersebut.
Proporsi kelebihan pada metode ini lebih banyak dari pada proporsi
keterbatasannya. Keterbatasan metode Analisis Glass tidak mempengaruhi
judul dalam penelitian, sehingga metode Analisis Glass tetap digunakan
dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
e. Penerapan Metode Analisis Glass
Melalui metode Analisis glass, anak dibimbing untuk mengenal
kelompok – kelompok huruf sambil melihat kata secara keseluruhan.
Metode ini menekankan pada latihan auditoris dan visual yang terpusat
pada kata yang sedang dipelajari. Materi yang diperlukan untuk mengajar
mengenal kelompok – kelompok huruf dapat dibuat oleh guru. Secara
esensial, kelompok huruf dapat dibuat pada kartu berukuran 3 X 15 cm.
pada tiap kartu tersebut guru menuliskan secara baik kata – kata terpilih
yang telah menjadi perbendaharaan kata anak. Kelompok kata
didefinisikan sebagai dua atau lebih huruf yang merupakan satu kata utuh,
menggambarkan suatu bunyi yang relative tetap. Dalam bahasa Indonesia
kelompok huruf yang merupakan satu kata yang hanya terdiri dari satu
suku kata sangat jarang. Dengan demikian, penerapan metode analisis
glass dalam bahasa Indonesia akan berbentuk suku kata.
Menurut Mulyadi (2010 : 173) mengemukakan bahwa Analisis
Glass ada lima langkah dalam mengajarkan kata, yaitu :
1) Mengidentifikasi keseluruhan kata, huruf, dan bunyi kelompok – kelompok huruf.
2) Mengucapkan bunyi – bunyi kelompok huruf dan huruf 3) Menyajikan kepada anak, huruf atau kelompok huruf dan meminta
untuk mengucapkannya. 4) Guru mengambil beberapa huruf pada kata tertulis dan anak di minta
mengucapkan kelompok huruf yang masih tersisa. 5) Anak menuliskan kata-kata yang telah dibaca dengan baik sesuai
dengan pengelompokan suku kata (kata) yang benar
Penggunaan metode analisis glass untuk kemampuan menulis
dalam hal ini tidak menitikberatkan pada kualitas tulisan. Metode ini
digunakan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam menulis,
memperlancar penulisan kata atau kalimat sehingga tidak banyak kata yang
hilang dan tidak mengalami kesalahan terus-menerus.
Melalui metode ini anak akan merespon secara visual maupun
auditoris terhadap kelompok – kelompok huruf. Menurut Glass hal
semacam itu memungkinkan anak mampu memecahkan sandi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
mengumpulkan kembali huruf – huruf ke dalam bentuk kata yang utuh
yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan sebagai akhir dari
pembelajaran.
4. Hubungan Penerapan Metode Analisis Glass dengan
Kemampuan Menulis Permulaan
Membaca sebagai dasar dari menulis maka sangat menentukan ketika
anak dapat membaca maka akan mempermudah anak dalam menulis.
Membaca dan menulis merupakan satu rangkaian dalam pembelajaran
yang tidak dapat dipisahkan. Kegiatan selanjutnya setelah membaca adalah
menulis. Membaca sebagai sarana untuk mendapatkan informasi
sedangankan menulis sebagai sarana untuk berkomunikasi.
Menulis diartikan sebagai penurunan kata-kata yang telah dibaca
kedalam tulisan. Secara garis besar menulis di Sekolah Dasar terdapat 2
tahap. Pertama, Menulis yang diajarkan pada tahun-tahun pertama dikelas
rendah yang disebut menulis permulaan. Kedua, Menulis permulaan yang
menjadi dasar menulis dikelas selanjutnya yang dikenal dengan menulis
ekspresif. Modal dalam melakukan menulis permulaan yaitu keterampilan
menggerakkan tangan dan jari-jari. jika anak memiliki gerak motorik yang
baik, maka anak dapat dengan mudah dalam melakukan menulis
permulaan. Menulis permulaan membutuhkan waktu yang panjang karena
memerlukan latihan yang berulang-ulang dan terus-menerus.
Penelitian ini tidak mengukur hasil menulis anak dalam segi kualitas
tulisan. Karena kualitas tulisan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
kenakalan anak dan motorik halus yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Penelitian ini hanya menitikberatkan pada kemampuan anak dalam
menulis, anak dapat menulis apa yang akan disampaikannya melalui
tulisan tidak memandang kualitas tulisan anak.
Proses pengajaran guru memberikan pembelajaran terutama menulis
permulaan kepada anak dengan suasana yang dapat menumbuhkan rasa
senang pada anak, sehingga anak tidak merasa terpaksa ketika melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
menulis permulaan. guru juga harus pandai memilih metode yang sesuai
untuk menulis permulaan. metode yang dapat dipakai yaitu metode analisis
glass. Metode analisis glass merupakan pemecahan sandi dalam suku kata.
Kata-kata yang telah tersusun dengan rapi biasanya sangat sulit untuk anak
dalam menuliskanya. Metode analisis glass biasanya digunakan untuk
membaca, karena membaca dan menulis memiliki pola yang sama maka
metode ini juga dapat digunakan untuk menulis. Menulis merupakan hasil
akhir dari membaca, sehingga jika anak tidak dapat melakukan pemecahan
sandi tulisan secara efisien, maka mereka tidak akan belajar membaca dan
menulis. Kegiatan menulis memiliki pola yang sama dengan kegiatan
membaca. Membaca pada dasarnya adalah memaknai simbol menjadi
ucapan sedangkan menulis adalah memaknai simbol menjadi tulisan. Jadi
pola pembelajaran membaca secara umum sama dengan pola pembelajaran
menulis. Oleh karena itu. Dengan menggunakan metode ini kata-kata
tersebut dipisah-pisah menjadi suku kata untuk mempermudah dalam
penulisannya. Menulis menggunakan metode ini diharapkan akan
berbanding lurus (linier) dengan membaca, sehingga harapan yang ingin
dicapai dapat terlaksana dengan sejalannya proses membaca dan menulis.
B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai
pada penemuan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Penyusunan kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dipaparkan
sebagai berikut :
Anak dengan kemampuan menulis yang rendah merupakan suatu
kondisi yang menunjukkan ketidakmampuan anak untuk menulis dengan
baik. Ketidakmampuan tersebut dapat menjadi masalah dalam
pembelajaran menulis selanjutnya, karena dasar dari menulis yaitu menulis
permulaan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diberikan pre-tes pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
anak agar kemampuan menulis permulaan meningkat. Akan tetapi, apabila
dalam pemberian pre-tes tersebut tidak mengalami peningkatan, maka
metode pengajaran harus diubah dan disesuaikan dengan kebutuhan anak.
Dalam hal ini metode yang sesuai dengan kebutuhan yaitu metode Analisis
Glass. Setelah anak dalam pembelajarannya menggunakan metode
pengajaran Analisis Glass, maka anak tersebut diberikan post-tes untuk
mengetahui peningkatan menulis permulaan pada anak.
Untuk memperoleh perhatian ini, disajikan Bagan kerangka
berpikir sebagai berikut:
Bagan 1. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka peneliti mengajukan
hipotesis : ada pengaruh secara signifikan penerapan metode Analisis
Glass terhadap kemampuan menulis permulaan pada peserta didik dengan
kesulitan belajar menulis kelas II semester II SDN Manahan Surakarta
tahun ajaran 2011/2012
Subjek diberi perlakuan Penerapan Metode
Analisis Glass
Pre Test
Post Test
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah lokasi dimana penelitian dilaksanakan,
sehingga diperoleh sejumlah data yang dibutuhkan dari masalah yang
diteliti. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Manahan Surakarta yang
beralamatkan di Jalan Mliwis II/4 Manahan, Kecamatan Banjarsari
Surakarta. Alasan peneliti memilih tempat tersebut karena peneliti dapat
melakukan kegiatan pengumpulan data yang diperlukan sesuai dengan
variabel-variabel yang diteliti.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan secara bertahap, mulai dari pengajuan judul
sampai dengan penulisan laporan hasil penelitian. Adapun rincian waktu
dan tahapan- tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Jenis Kegiatan dan Waktu Penelitian
Kegiatan 2011 / 2012
Des Januari Februari Maret April Mei
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Pengajuan Judul
Menyusun Proposal
Perijinan
Pengumpulan Data : Pengambilan data
Pengolahan data
Analisis data Laporan Hasil Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
B. Metode Penelitian
Menurut Surakhman (1998 : 131) ”Metode adalah cara utama yang
dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji
serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat tertentu".
Menurut Suryabrata (2004: 11) ”Penelitian adalah suatu proses
yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana
dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan
jawaban terhadap pertanyaan tertentu”.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,
2008:2). Lain halnya menurut Arikunto (2006:129) ”metode penelitian
adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam upaya
mengumpulkan data penelitiannya”.
Menurut Suryabrata (2004:59) yang dimaksud dengan metode
penelitian adalah suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara
terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan suatu masalah”.
Berdasarkan uraian beberapa pendapat tersebut, dapat diambil
kesimpulan bahwa metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data untuk mencari bukti-bukti atau
kebenaran yang muncul dan dilakukan dengan menggunakan metode
ilmiah untuk mendapatkan pemecahan suatu masalah.
Salah satu tugas penting dalam research ilmiah adalah menetapkan
ada tidaknya hubungan sebab-akibat antara fenomena-fenomena dan
menarik hukum-hukum tentang hubungan sebab-akibat itu. Metode
eksperimen merupakan salah satu metode yang paling tepat untuk
menyelidiki hubungan sebab-akibat.
Desain atau rancangan penelitian ini penulis menggunakan metode
penelitian eksperimen. Menurut Suryabrata (2004:88) berpendapat
bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan akibat dengan cara mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan. Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
penelitian eksperimen adalah suatu metode penelitian yang dilakukan untuk
menguji hubungan sebab akibat antara variable yang dilakukan secara
berulang-ulang untuk mengetahui hubungan sebab-akibat.
Desain eksperimen merupakan kerangka berpikir konseptual
bagaimana eksperimen itu dilakukan. Ada 2 fungsi desain eksperimen,
yaitu:
a. Memberikan kesempatan untuk membandingkan kondisi yang
dituntutoleh hipotesis penelitian.
b. Memungkinkan penelitian membuat interpretasi dari hasil studi
melalui analisis data secara statistik.
Suryabrata (2004:40) mengemukakan adanya beberapa model
desain eksperimen, yaitu:
a. Rancangan-rancangan pra-eksperimen terdiri dari:
1. The one-shot case study
2. One group pretest-posttest design (treatment by subject design)
3. The static group comparison
b. Rancangan-rancangan eksperimen yang sebenarnya (eksperimen
sungguhan) terdiri dari:
1. Randomized control-group pretest-posttest design
2. Randomized Solomon four-group design
3. Factorial design
Model desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah treatment
by subject design (one group Pre test - post test design) ini dipilih karena
treatment diberikan pada subjek yang sama, maksudnya satu grup yang
sama dijadikan satu grup eksperimen dan grup kontrol. Bagan rancangan
penelitian sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Pre test Treatment post tes
( Suryabrata, 2004 : 102)
Bagan 2.1
Keterangan:
T1 : tes yang diberikan sebelum diberi perlakukan atau pre test
X : perlakuan yang diberikan oleh peneliti
T2 : tes yang diberikan setelah diberi perlakuan atau post test.
Menurut Suryabrata (2004 : 102) prosedur penelitian eksperimental
jenis one group pre test- post test adalah sebagai berikut :
1) Kenakan T1, yaitu Pre test, untuk mengukur mean kmampuan menulis
sebelum subyek diberi perlakuan dengan metode Analisis Glass.
2) Kenakan subyek dengan simbol X, yaitu metode mengajar Analisis
Glass untuk jangka waktu tertentu.
3) Berikan T2, yaitu Post test, untuk mengukur mean kemampuan menulis
setelah subyek dikenakan variabel eksperimental X.
4) Bandingkan T1 dan T2 untuk menentukan berapa besar perbedaan yang
timbul, jika sekiranya ada, sebagai akibat dari digunakannya variabel
eksperimental X.
5) Terapkan test statistik yang cocok dalam hal ini tes untuk menentukan
apakah perbedaan itu signifikan.
C. Populasi dan Sampel
Mendapatkan data dalam suatu penelitian diperlukan sumber data
yang dapat dipercaya. Seluruh sumber data ini sering disebut dengan
populasi. Menurut Hadi (2004 : 220) “populasi adalah seluruh penduduk
yang dimaksudkan untuk diselidiki. Populasi dibatasi sebagai jumlah
individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama”.
Menurut Arikunto (2002 : 108) “Populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian”.
T1 X T2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Berdasarkan pendapat tentang pengertian populasi di atas dapat
disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan individu yang ditetapkan
sebagai subyek penelitian.
Adapun populasi yang dijadikan subjek dalam penelitian adalah
siswa kelas II di SDN Manahan Surakarta Tahun Ajaran 2011/ 2012, yang
mengalami kesulitan belajar menulis sejumlah 6 anak.
Menurut Arikunto (2002 : 109) “Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti”.
Penelitian ini tidak digunakan sampel dan teknik sampling karena
semua anak dijadikan subjek penelitian, dengan kata lain subjek penelitian
ini menggunakan sampling penuh atau sensus.
D. Setting Penelitian
Setting dalam dalam penelitian ini adalah menggunakan setting
Pull Out. Pull out merupakan model pembelajaran di kelas inklusi dengan
menggunakan cara pembelajaran peserta didik yang mengalami kesulitan
menulis disendirikan dikelas khusus untuk mendapatkan pembelajaran
yang lebih efisien dengan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai.
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2002 : 223 – 224) teknik pengumpulan data
adalah suatu cara yang teratur untuk mendapatkan data yang relevan
dengan masalah yang diteliti. Kualitas data sangat ditentukan oleh alat
pengumpul data atau alat ukurnya, sehingga data yang diperlukan benar-
benar valid dan reliabel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah:
Teknik Tes
a. Pengertian Tes
Menurut Arikunto (2002 : 127) ”Tes adalah serentetan beberapa
pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
ketrampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok”.
Menurut Sudijono (2008:67) yang dimaksud tes adalah cara (
yang dapat dipergunakan) atau prosedur ( yang perlu ditempuh) dalam
rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan, yang berbentuk
pemberian tugas atau serangkaian tugas (berupa pertanyaan-pertanyaan
yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh
testee) sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah
laku atau prestasi testee.
Lain halnya menurut Suryabrata (2004 : 22) menyatakan
bahwa:
Tes adalah pertanyan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijelaskan yang berdasarkan atas bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan dan atau melaksanakan perintah-peritah itu, penyelidik mengambil keputusan dengan cara atau melaksanakan perintah-perintah itu, penyelidik mengambil keputusan dengan cara membandingkannya dengan standart atau testee yang lain.
Berdasarkan pengertian beberapa ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa tes adalah alat ukur berupa serangkaian pertanyaan yang harus
di jawab atau dilaksanakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi dan kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.
1. Jenis-jenis Tes
Menurut Sudijono (2008:75) menyatakan bahwa ditinjau dari
cara mengajukan jawaban dan vara menjawabnya pada umumnya
tes dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
a. Tes Tertulis (pencil and paper test) yaitu jenis tes dimana tester
dalam mengajukan butir-butir soal dilakukan secara tertulis dan
testee memberikan jawaban secara tertulis pula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
b. Tes Lisan (nonpencil and paper test) yaitu tes dimana tester
didalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan dilakukan secara
lisan dan testee memberikan jawaban secara lisan pula.
Menurut Sudijono (2008:99-107) menyatakan bahwa
ditinjau dari segi bentuk soal-soalnya, tes dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu:
a. Tes Uraian (essay test) yaitu salah satu jenis tes belajar yang
berbentuk pertanyaan yang menuntuk testee untuk memberikan
jawaban berupa penjelasan atau uraian dalam bentuk kalimat.
b. Tes Obyektif (obyektive test) yaitu salah satu jenis tes hasil
belajar yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab oleh
testee dengan jalan memilih salah satu atau lebih diantara
beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada
masing-masing item.
2. Prosedur Penyusunan Tes
Pemberian tes peneliti berpedoman pada instrumen yang dibuat
berdasarkan silabus yang mengacu pada buku pelajaran Berbahasa
Indonesia kelas 2. Penyusunan silabus mengacu pada Standar Isi
(SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagaimana tertuang
dalam Permendiknas Nomor 22 dan 23 Tahun 2006. Selain itu,
silabus ini berpedoman pada penyusunan KTSP yang dikeluarkan
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Silabus merupakan alternatif bagi guru dalam menjalankan
kegiatan pembelajaran di kelas. Praktiknya, guru dapat
mengembangkannya sesuai dengan kreatifitas guru masing-masing,
yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa, kondisi sekolah, dan
potensi daerah.
Kisi-kisi soal tes didasarkan pada silabus yang digunakan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah
yang bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Tes
No Tema Sub Tema Indikator Jml Soal
No. Item
1. Hiburan 1.1 Menulis
1.2 Mendiskripsikan tumbuhan dan binatang disekitar
1.3 Menyalin
puisi anak
Total soal tes
1.1.1 Peserta didik diperintahkan untuk membaca teks bacaan kemudian menjawab pertanyaan sesuai teks bacaan
1.1.2 Membuat cerita sendiri berdasarkan dongeng yang diketahui
1.1.3 Menuliskan kembali dongeng yang telah dibaca
1.1.4 Menyusun kata acak menjadi kalimat utuh
1.1.5 Menguraikan kalimat berdasarkan suku kata
1.2.1 Mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan dengan kalimat sederhana
1.2.2 Mendeskripsikan ciri-ciri binatang dengan kalimat sederhana
1.2.3 Membuat kalimat dengan menggunakan kata tertentu
1.3.1 Menyalin kalimat dan puisi dengan huruf tegak bersambung
3
1
2
3
2
2
2 2 3
20
1,5,6
2
3,4
7,8,9
14,15
10,11
12,13
16,17
18,19,20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
3. Standar Penilaian
Standar penilaian tes kemampuan menulis pada pelajaran
Bahasa Indonesia, dalam penelitian ini menggunakan standar 100.
Standar penilaian ini menikuti ketentuan yang berlaku dalam
penilaian disekolah.
Sistem penilaian setiap no. sebagai berikut:
a. bernilai 4 jika anak dapat mengerjakan dengan benar, tepat dan
cepat
b. bernilai 3 jika anak dapat mengerjakan dengan benar dan tepat
c. bernilai 2 jika anak dapat mengerjakan dengan benar
d. bernilai 1 jika anak mengerjakan dengan bantuan
e. bernilai 0 jika anak tidak menerjakan
f. Nilai = Jumlah Nilai × 100
Jumlah Soal x 4
4. Validitas dan Reliabilitas Tes
a. Validitas Tes
Menurut Arikunto (2002: 145), ”sebuah instrumen dapat
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
serta dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara
tepat”. Menurut Azwar (2004 : 5-6) ” tes dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi apabila alat tersebut dapat menjalankan fungsi
ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya”.
Sesuai dengan cara pengujiannya validitas ada dua macam yaitu :
1) Validitas Eksternal
Validitas yang berasal dari luar tes yang kita selidiki.
2) Validitas internal
Validitas yang berasal dari dalam tes yang kita selidiki
validitasnya, yang berupa total skor daripada tes tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa validitas
menunjukkan sejauh mana instrument alat pengukur mampu
mengukur apa yang diukur.
Untuk mengetahui kevalidan instrumen, penelitian ini
menggunakan korelasi antara item dan total item atau korelasi
product moment dengan bantuan perhitungan menggunakan
program SPSS.
b. Reliabilitas Tes
Menurut Arikunto ( 2002:154 ), “ Reliabilitas adalah suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Menurut
Azwar (2004 : 4) berpendapat bahwa “ konsep realibilitas adalah
sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Beberapa
pendekatan dalam menguji reliabilitas suatu tes yaitu :
1) Pendekatan Reliabilitas bentuk Paralel
Reliabilitas bentuk paralel ini dilakukan dengan menyusun dua
tes berdasarkan kisi-kisi dan spesifikasi yang sama. Penyusunan
dua bentuk paralel tidaklah mudah dan bila dapat dilakukan
bentuk paralel ini merupakan bentuk setimabi yang sangat
mendekati konsep reliabilitas.
2) Pendekatan ulang
Pendekatan reliabilitas dengan teknik ulang ini disebut juga
dengan teknik tesretest reliability. Pendekatan disini dilakukan
dengan cara memberikan tes yang akan dicari reliabilitasnya
kepada sekelompok subyek, kemudian untuk selang beberapa
waktu kita berikan kembali lagi tes itu kepada subyek yang
sama. Hasil dari pelaksanaan dua kali pengukuran tersebut
kemudian dilakukan penghitungan korelasinya.
3) Pendekatan belah dua
Pendekatan reliabilitas dengan teknik belah dua ini sering
disebut dengan teknik gasal-genap, karena pembelahan item tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
dilakukan dengan membagi tes bernomor gasal sebagai tes
kedua
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini, digunakan teknik
belah dua dengan membagi soal berdasarkan nomor gasal dan
nomor genap. Menguji reliabilitas tes digunakan teknik belah dua
dengan rumus Spearman-Brown dengan program SPSS.
F. Rancangan penelitian
Adanya rancangan penelitian akan memudahkan kejelasan
langkah-langkah peneliti dari awla sampai akhir. Penelitian ini
dirancang dalam dua tahapan yaitu :
1. Tahap pra lapangan
Tahap ini adalah tahap awal dari kegiatan penelitian,
kegiatannya dimulai dengan penentuan lokasi penelitian,
peninjauan lokasi penelitian, serta penyusunan proposal sebagai
bahan untuk merencanakan penelitian. Adapun penelitian ini
dilaksanakan di SD Negeri Manahan Surakarta Kelas II
semester II
2. Tahap pelaksanaan lapangan
Tahap ini dilakukan dengan pengumpulan data di lokasi
penelitian serta menentukan hari pelaksanaan penelitian. Tahap
ini meliputi :
a. Persiapan
Menyusun dan mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan peneliti agar penelitian dapat berjalan dengan
lancar saat memberikan perlakuan. Kegiatan yang dilakukan
dalam tahap ini adalah persiapan rancangan pelaksanaan
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah :
1) Pretest
Pengukuran kemampuan membaca permulaan sebelum
pembelajaran / treatment.
2) Pembelajaran / treatment
Pembelajaran / treatment dilakuakn sebanyak ima kali
pertemuan sesuai dengan rancangan pelaksanaan
pembelajaran.
3) Postest
Pengukuran kemampuan membaca permualan sesudah
pembelajaran / treatment.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik non-parametrik
yaitu tes rangking bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Sign Rank Test)
yang diberi symbol Z. Teknik ini digunakan peneliti karena sesuai
dengan jenis eksperimen dan jenis data yang ada pada penelitian.
Penelitian ini menggunakan One Group Pre-Test Posttest Design,
yaitu sekelompok subyek yang dikenai perlakuan dalam jangka
waktu tertentu, pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah
perlakuan diberikan, dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan
antara pengukuran awal (T1) dan pengukuran akhir (T2).
Adapun langkah-langkah analisis Wilcoxon Sign Ranks Test
adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
1. Perumusan Hipotesis
Rumusan hipotesis dua pihak :
Ho : T1= T2 (Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
pembelajaran dengan menggunakan metode
analisis Glass terhadap kemampuan menulis
permulaan pada peserta didik berkesulitan menulis
kelas II semester II SD Negeri Manahan Surakarta
tahun ajaran 2011 / 2012).
Ha : T1 ≠ T2 (Terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran
dengan menggunakan metode analisis Glass
terhadap kemampuan menulis permulaan pada
peserta didik berkesulitan menulis kelas II
semester II SD Negeri Manahan Surakarta tahun
ajaran 2011 / 2012).
2. Pemilihan taraf signifikansi (α)
Taraf signifikansi yang dipilih adalah a = 5%.
3. Penentuan Statistik Uji.
Statistik uji yang digunakan adalah Wilcoxon Sign Ranks Test
dengan program SPSS
4. Keputusan Uji.
Keputusan uji dalam penelitian adalah:
a) Jika Asymp. Sig Z ≤ 5 % (α = 0,05) maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
Maka Hipotesis dalam penelitian ini berbunyi: Terdapat
pengaruh yang signifikan pembelajaran dengan
menggunakan metode analisis Glass terhadap kemampuan
menulis permulaan pada peserta didik dengan kesulitan
belajar menulis kelas II semester II SD Negeri Manahan
Surakarta tahun ajaran 2011 / 2012 adalah signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
b) Jika Asymp. Sig Z ≥ 5 % (α = 0,05) maka Ho diterima dan
Ha ditolak.
Maka Hipotesis dalam penelitian ini berbunyi :
pembelajaran dengan menggunakan metode analisis Glass
terhadap kemampuan menulis permulaan pada peserta didik
dengan kesulitan belajar menulis kelas II semester II SD
Negeri Manahan Surakarta tahun ajaran 2011 / 2012 adalah
tidak signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pembahasan hasil penelitian secara berturut-turut akan disajikan mengenai
deskripsi data meliputi pembahasan persiapan sebelum dilakukan penelitian,
pelaksanaan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian yang diperoleh.
Pembahasan selanjutnya adalah pengujian hipotesis dan pembahasan analisis data.
A. Deskripsi Data
Deskripsi data dimulai dengan tahap persiapan penelitian.
1. Persiapan Penelitian
Tahap persiapan penelitian terdapat dua kegiatan utama yaitu persiapan
administratif dan persiapan instrumental penelitian.
a. Persiapan Administratif
Sebelum diadakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengurusan
administrasi yang berupa perijinan lapangan, pembuatan proposal penelitian
yang selanjutnya dikonsultasikan dengan instansi terkait. Kegiatan ini juga
dimanfaatkan untuk sosialisasi rencana penelitian.
b. Persiapan Instrumental
Instrument penelitian disusun berdasarkan kisi-kisi instrument
penelitian tentang menulis permulaan yang sudah dikembangkan.
Selanjutnya instrument tes diuji cobakan guna mengetahui validitas dan
reliabilitas instrument tes. Uji coba dan analisis validitas dan reliabilitas
instrument tes dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 2012.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa Tes,
yaitu tes menjawab soal tertulis. Tes sebelum digunakan sebagai alat uji,
harus diuji validitas dan reliabilitasnya agar diperoleh tes yang valid dan
reliabel. Subjek uji coba instrumen penelitian adalah 39 anak. Adapun uji
validitas dan reliabilitas tes yang dilakukan adalah:
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
1) Uji Validitas Instrument
Uji validitas yang dilakukan adalah validitas internal, yaitu
konsistensi masing-masing item dengan item keseluruhan, yaitu
dengan cara mengkorelasikan masing-masing item dengan item
keseluruhan menggunakan korelasi product moment.
Kriteria uji validitas adalah, item dikatakan valid jika harga rhitung
> rtabel atau nilai signifikansi < 0,05 dan item dikatakan tidak valid jika
harga rhitung < rtabel atau nilai signifikansi > 0,05. Adapun ringkasan
hasil uji validitas yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS
versi 18.0 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1. Ringkasan Uji Validitas Tes Try Out
No item rxy r(0,05;39) Sig. Kesimpulan
1. 0,696 0,316 0,000 Valid 2. 0,053 0,316 0,748 Tidak Valid 3. 0,473 0,316 0,002 Valid 4. 0,059 0,316 0,720 Tidak Valid 5. 0,723 0,316 0,000 Valid 6. 0,292 0,316 0,071 Tidak Valid 7. 0,696 0,316 0,000 Valid 8. 0,533 0,316 0,000 Valid 9. 0,262 0,316 0,107 Tidak Valid 10. 0,155 0,316 0,347 Tidak Valid 11. 0,384 0,316 0,016 Valid 12. 0,723 0,316 0,000 Valid 13. 0,569 0,316 0,000 Valid 14. 0,540 0,316 0,000 Valid 15. 0,630 0,316 0,000 Valid 16. 0,470 0,316 0,003 Valid 17. 0,440 0,316 0,005 Valid 18. 0,616 0,316 0,000 Valid 19. 0,500 0,316 0,001 Valid 20. 0,473 0,316 0,002 Valid
Sumber data : data primer (2012), lampiran 4
Berdasarkan tabel diketahui bahwa semua item dinyatakan valid
memiliki nilai rhitung > rtabel dan nilai signifikansi < 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa sebagian item pada soal tes tidak valid sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
sebagian besar soal tes adalah valid. Dengan demikian soal tes yang
valid boleh digunakan sebagai instrumen penelitian.
Data hasil uji coba instrumen tes menulis permulaan setelah
dianalisis dengan uji validitas kolerasi product moment dengan
menggunakan program SPSS versi 18 dinyatakan 15 item valid dan 5
item gugur. Hasil dari keseluruhan item soal yang dinyatakan valid
berdasarkan hasil uji coba sebagai berikut :
Tabel 4.2. Kisi-kisi Soal terpakai berdasarkan hasil Try Out untuk Pre Test dan Post Test
Sumber data : data primer (2012), Lampiran 6
No Tema Sub Tema Indikator Jml No.Item 1.
Hiburan 1.4 Menulis
1.5 Mendiskripsikan Tumbuhan Dan Binatang Disekitar Sesuai Ciri-Cirinya
1.3 Menyalin Puisi Anak
Jumlah Soal
1.1.1 Peserta didik diperintahkan untuk menulis teks bacaan kemudian dapat menjawab pertanyaan sesuai teks bacaan
1.1.2 Menuliskan kembali dongeng yang telah dibaca
1.1.3 Menyusun kata acak menjadi kalimat utuh
1.1.4 Menguraikan kalimat sesuai dengan suku kata
1.5.1 Mendiskripsikan ciri-
ciri tumbuhan dengan kalimat sederhana
1.5.2 Mendiskripsikan ciri-ciri binatang dengan kalimat sederhana
1.5.3 Membuat kalimat dengan menggunakan kata tertentu
1.3.1 Menyalin kalimat dan
puisi dengan huruf tegak bersambung
2
1
2 2 1
2
2
15
1,3
2
4,5
9,10 6
7,8
11,12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
2) Uji Reliabilitas Tes
Uji reabilitas tes menulis permulaan pada siswa kelas II B di
SD Negeri Manahan Surakarta tahun ajaran 2011 / 2012 menggunakan
teknik belah dua gasal genap dengan rumus Spearman Brown, dengan
menggunakan program SPSS versi 18.
Tabel 4.3. Perhitungan Reliabilitas
Sumber data : Data Primer (2012), lampiran 5
Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien reliabilitas soal tes
sebesar 0,856. Berdasarkan nilai koefisien reliabilitas tersebut dapat
dikatakan bahwa soal tes memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.
Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas, maka dapat simpulkan bahwa
soal tes tersebut sudah layak untuk digunakan sebagai instrumen
penelitian.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan setelah penyusunan instrument dan
persiapan lapangan selesai. Lokasi penelitian bertempat di SD Negeri
Manahan Surakarta dengan subjek penelitian sebanyak 6 siswa, dari
jumlah siswa di kelas II tahun ajaran 2011 / 2012 yang mengalami
berkesulitan menulis. Dibawah ini data dari subyek penelitian yaitu:
Case Processing Summary
39 100,0
0 ,0
39 100,0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
,856 ,867 15
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tabel 4.4. Data Peserta Didik Berkesulitan Menulis Kelas II SD Negeri Manahan Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
No. Nama Inisial Siswa Jenis Kelamin
1. AA Laki-laki
2. BM Laki-laki
3. FE Laki-laki
4. TS Laki-laki
5. NC Perempuan
6. YR Laki-laki
Sumber data : Data Primer (2012)
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen karena bertujuan
untuk mengetahui hubungan sebab akibat dari hasil perlakuan/ treatment
terhadap siswa yang dijadikan subjek penelitian. Adapun metode
eksperimen yang dipakai adalah metode eksperimen semu, karena subjek
penelitian adalah manusia dan tidak memungkinkan untuk mengontrol atau
memanipulasi semua variabel yang relevan.
Prosedur penelitian yang dilakukan yaitu dengan memberikan tes
awal (pretest) kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum diberikan treatment, kemudian setelah pemberian treatment siswa
diberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui kemampuan hasil akhir
siswa setelah dilakukan treatment. Hasil pretest dan posttest tersebut
dijadikan dasar untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diadakan
treatment. Pemberian treatment dilakukan setelah jam pelajaran selesai
atau setelah jam pulang sekolah.
Analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
penerapan metode analisis Glass terhadap kemampuan menulis permulaan
anak kesulitan belajar menulis siswa kelas II SD Negeri Manahan
Surakarta, dengan menggunakan statistik non parametrik dengan analisis
Uji Rangking Bertanda Wilcoxon dengan menggunakan program SPSS.
Alasan menggunakan analisis tersebut karena jumlah subjek yang sedikit
atau kurang dari 30 ( sampel kecil).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian sebagai berikut :
a. Kegiatan Pre test tentang menulis permulaan dilakukan pada tanggal 8
Februari 2012.
b. Kegiatan perlakuan atau treatment dilaksanakan sebanyak 3 kali pada
tanggal 10-15 Februari 2012.
c. Kegiatan posttest mengenai nilai tempat bilangan dilakukan pada
tangal 18 Februari 2012.
3. Hasil Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh
penerapan metode analisis Glass terhadap kemampuan menulis permulaan
anak berkesulitan menulis kelas II di SD Negeri Manahan Surakarta tahun
ajaran 2011/2012.
Sebelum diolah menggunakan Uji Raking Bertanda Wilcoxon yang
dibantu menggunakan program SPSS, terlebih dahulu dijabarkan diskripsi
data pretest dan posttest dari kelompok eksperimen beserta grafik
histogramnya.
a. Data Hasil Pre Test Kemampuan Menulis Permulaan
Deskripsi data nilai, deskriptif statistik, deskripsi frekuensi, dan
grafik histogram kemampuan menulis permulaan sebelum perlakuan
(pre test). Data kemampauan menulis permulaan pada anak
berkesulitan menulis kelas II sebelum dilakukan perlakuan (pre test),
diperoleh dari hasil tes treatmen dalam pelaksanaan eksperimen. Hasil
dari eksperimen tersebut diperoleh data sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Tabel 4.5. Data Nilai Pretes Menulis Permulaan
Nama Inisial Siswa Kemampuan Menulis Permulaan
AA 36
BM 35
FE 40
TS 40
NC 45
YR 46
Sumber data : Data primer (2012)
Tabel 4.6. Deskriptif Statistik
Sumber data : Data primer (2012), Lampiran 10
Rata-rata kemampuan dasar kemampuan menulis permulaan
siswa sebesar 40,33 dengan skor tertinggi 46 dan skor terendah 35
dengan simpangan baku atau standar deviasi sebesar 4,502.
Berikut ini peneliti sajikan gambar histogram dan poligon dari
distribusi frekuensi data kemampuan dasar menulis permulaan siswa
dan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram:
Descriptive Statistics
6 35 46 40,33 4,502
6
NILAI_PRE.TEST
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Grafik 4.1. Deskriptif Statistik Nilai Pre - Test
Sumber data : data primer (2012), Lampiran 10
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kemampuan Menulis Permulaan
Sumber data : data primer (2012), Lampiran 12
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat disajikan dalam
bentuk grafik histrogram sebagai berikut :
NILAI_PRE.TEST
1 16,7 16,7 16,7
1 16,7 16,7 33,3
2 33,3 33,3 66,7
1 16,7 16,7 83,3
1 16,7 16,7 100,0
6 100,0 100,0
35
36
40
45
46
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
NILAI_PRE.TEST4542.54037.535
Frequency
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
NILAI_PRE.TEST
Mean =40.33Std. Dev. =4.502
N =6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Grafik 4.2. Histrogram Kemampuan Menulis Permulaan Sebelum Perlakuan Sumber data : data primer (2012)
b. Data Kemampuan Siswa Setelah Perlakuan
Deskripsi data nilai, deskripsi statistik, deskripsi frekuensi, dan
grafik histogram kemampuan menulis permulaan sesudah perlakuan
(post test). Data nilai kemampuan menulis permulaan anak berkesulitan
menulis kelas II sesudah diberikan perlakuan (post test) diperoleh data
nilai sebagai berikut:
Tabel 4.8. Data Nilai Post Test Kemampuan Menulis Permulaan No Subyek Kemampuan Menulis Permulaan
AA 80
BM 88
FE 86
TS 91
NC 95
YR 93
Sumber data : data primer (2012)
05
101520253035404550
AA BM FE TS NC YR
Nilai Pre Test
Nilai Pre Test
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 4.9. Deskriptif Statistik
Sumber data : data primer (2012), Lampiran 11
Data di atas setelah dihitung diperoleh hasil sebagai berikut rata-
rata kemampuan menulis permulaan siswa sebesar 88,83 dengan skor
tertinggi 95 dan skor terendah 80 dengan simpangan baku standar
deviasi sebesar 5,419.
Berikut ini penulis sajikan gambar histogram dan poligon dari
distribusi frekuensi data kemampuan dasar menulis permulaan setelah
perlakuan dan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram:
Grafik 4.3. Grafik Dekriptif Statistik Nilai Post – Tes
Sumber data: data primer (2012), Lampiran 11
Descriptive Statistics
6 80 95 88,83 5,419
6
NILAI_POST.TEST
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NILAI_POST.TEST94 9290 88 8684 82 80
Frequency
3
2
1
0
NILAI_POST.TEST
Mean =88.83 Std. Dev. =5.419
N =6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 4. 10. Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Post – Test Kemampuan Menulis Permulaan
Sumber data: data primer (2012), Lampiran 13
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat disajikan dalam
grafik histrogram berikut ini :
Grafik 4.4. Histrogram Kemampuan Menulis Sesudah Perlakuan (Posstest) Sumber data: data primer (2012)
NILAI_POST.TEST
1 16,7 16,7 16,7
1 16,7 16,7 33,3
1 16,7 16,7 50,0
1 16,7 16,7 66,7
1 16,7 16,7 83,3
1 16,7 16,7 100,0
6 100,0 100,0
80
86
88
91
93
95
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
70
75
80
85
90
95
AA BM FE TS NC YR
Nilai Post Test
Nilai Post Test
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 4.11. Ringkasan Hasil Deskriptif Data Nilai Pretes dan Posttes Kemampuan Menulis Permulaan
Variabel N Variasi Nilai
Terendah Nilai
Tertinggi Rata-rata
Std Deviasi
Kemampuan
Menulis
Permulaan
6
6
Pretest
Post test
35
80
46
95
40,33
88,83
4,502
5,419
Sumber data: data primer (2012)
Berdasarkan deskripsi data tersebut diatas, diketahui bahwa rata-rata
kemampuan menulis permulaan pada waktu pretest diperoleh nilai 40,33 dan
nilai rata-rata posttest kemampuan menulis permulaan diperoleh nilai 88,83.
selisih nilai rata-rata yang cukup banyak memperlihatkan bahwa ada perbedaan
kemampuan menulis permulaan sebelum dan setelah dilakukan perlakuan/
treatment. Apakah perbedaan itu bermakna secara statistik, akan diuji pada
analisis data.
Berikut ini penulis sajikan gambar histogram dan poligon dari distribusi
frekuensi data kemampuan dasar menulis permulaan sebelum dan setelah
perlakuan:
Grafik 4.5. Grafik Dekriptif Statistik Nilai Pre Test dan Post Test
Sumber data: data primer (2012), Lampiran 14
NILAI_PRE.TEST_POST.TEST 100806040
Frequency
4
3
2
1
0
Histogram
Mean =63.18Std. Dev. =26.544
N =11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat disajikan dalam
grafik histrogram berikut ini:
Grafik 4.6. Histrogram Kemampuan Menulis Permulaan sebelum perlakuan (pretest) dan Sesudah Perlakuan (Posstest)
Sumber data: data primer (2012)
B. Pengujian Hipotesis
Membuktikan hipotesis bahwa ada pengaruh penerapan metode analisis
Glass terhadap kemampuan menulis permulaan anak berkesulitan menulis pada
kelas II semester II SD Negeri Manahan Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
Digunakan analisis Uji Rangking Bertanda Wilcoxon, hasil perhitungan SPSS
analisis Uji Rangking Bertanda Wilcoxon adalah sebagai berikut :
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
AA BM FE TS NC YR
Nilai Post Test
Nilai Pre Test
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 4.12. Perhitungan Analisis Data Nilai Tempat Bilangan Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Wilcoxon Signed Ranks Test
Tabel 4.13. Hasil Tes Statistik
Sumber data: data primer (2012), Lampiran 15
Berdasarkan tabel ranks diperoleh informasi bahwa yang memperoleh rank
negative sebanyak 0, yang memperoleh rank positif sebanyak 6 dan yang
memiliki rank sama sebanyak 0. Hasil uji hipotesis perhitungan nilai pretest dan
posttest mengenai kemampuan menulis permulaan dihasilkan nilai Z hitung = -
2.201 dengan P = 0.028 dengan taraf signifikansi (a ) 5%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa metode analisis Glass berpengaruh positif terhadap
kemampuan menulis permulaan anak berkesulitan menulis pada kelas II semester
II di SD Negeri Manahan Surakarta Tahun ajaran 2011/2012.
Ranks
0a ,00 ,00
6b 3,50 21,00
0c
6
Negative Ranks
Positive Ranks
Ties
Total
NILAI_POST.TEST- NILAI_PRE.TEST
N Mean Rank Sum of Ranks
NILAI_POST.TEST < NILAI_PRE.TESTa.
NILAI_POST.TEST > NILAI_PRE.TESTb.
NILAI_POST.TEST = NILAI_PRE.TESTc.
Test Statisticsb
-2,201a
,028
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
NILAI_POST.TEST - NILAI_
PRE.TEST
Based on negative ranks.a.
Wilcoxon Signed Ranks Testb.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
C. Rangkuman Pembuktian Hipotesis
Kaidah yang dipakai dalam penelitian ini adalah membandingkan Asymp.
Sig. (2-tailed) dengan taraf signifikansi (a) maka dapat diketahui keputusan
ditolak atau diterimanya hipotesis nihil. Berdasarkan analisis di atas diperoleh
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) = 0.028 < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
analisis Glass terhadap kemampuan menulis permulaan anak berkesulitan menulis
pada kelas II semester II di SD Negeri Manahan Surakarta Tahun ajaran
2011/2012. Seperti tampak dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.14. Kesimpulan Hasil Penelitian
Hipotesis Asymp. Sig.
(2-tailed)
Taraf
signifikansi
(a)
Kesimpulan
Hipotesis nihil : Tidak ada pengaruh penerapan metode analisis Glass terhadap kemampuan menulis permulaan anak berkesulitan menulis pada kelas II semester II di SD Negeri Manahan Surakarta Tahun ajaran 2011/2012. Hipotesis alternatif : Ada pengaruh penerapan metode analisis Glass terhadap kemampuan menulis permulaan anak berkesulitan menulis pada kelas II semester II di SD Negeri Manahan Surakarta Tahun ajaran 2011/2012.
0.028
0.05
Hipotesis nihil
ditolak
Hipotesis
alternatif
diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pembuktian hipotesis di atas maka dapat dikaji
pembahasan hasil penelitian sebagai berikut: hasil analisis deskriptif dapat
diperoleh nilai rata-rata post tes lebih besar 88,83 dari pada nilai rata-rata
pre tes 40,33. Hasil analisis non parametrik diperoleh nilai Z = -2.201
dengan P = 0.028, maka hipotesis berbunyi ada pengaruh secara signifikan
penerapan metode Analisis Glass terhadap kemampuan menulis permulaan
pada peserta didik dengan kesulitan belajar menulis kelas II semester II
SDN Manahan Surakarta tahun ajaran 2011/2012 diterima kebenarannya.
Kesimpulan penelitian menyatakan bahwa ada pengaruh penerapan metode
Analisis Glass terhadap kemampuan menulis permulaan pada peserta didik
berkesulitan belajar menulis kelas II semester II SD Negeri Manahan
Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
Menurut Mercer dalam Abdurrahman (2003:199) kemampuan
menulis merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika
anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan
menulis, maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari
berbagai bidang studi pada kelas berikutnya. Pendapat tersebut diperkuat
dengan penelitian Nuryati (2007:1) menyatakan bahwa keterampilan
menulis harus segera dikuasai oleh para siswa di SD karena keterampilan
ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa di SD.
Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar-
mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan
menulis mereka. Siswa yang tidak mampu menulis dengan baik akan
mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua
mata pelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan
memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran, buku-
buku bahan penunjang dan sumber-sumber belajar tertulis lainnya.
Akibatnya, kemajuan belajarnya juga lambat dan terganggu dibandingkan
dengan teman-temannya yang tidak mengalami kesulitan dalam menulis.
Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah-masaah kesulitan belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
menulis dan meningkatkan kemampuan menulis permulaan, perlu adanya
metode pengajaran menulis permulaan yang dapat membantu dan
mempermudahkan siswa belajar menulis permulaan.
Abdurrahman (1999: 226) mengungkapkan bahwa pelajaran
menulis mencakup menulis dengan tangan (menulis permulaan) dan
menulis ekspresif. Peserta didik SD kelas rendah dalam hal ini kelas II
yang diajarkan yaitu hanya menulis dengan tangan atau yang dikenal
dengan menulis permulaan. Menulis permulaan yang diberikan kepada
siswa kelas rendah yaitu pengenalan symbol atau kalimat yang bersifat
sederhana. Pembelajaran keterampilan menulis oleh guru kepada peserta
didik pada awal pembelajarannya sangat menentukan untuk selanjutnya
keterampilan menulis anak. Urutan yang tepat yang harus dikuasai peserta
didik harus sudah dapat digunakan dengan terampil karena sangat
menunjang anak dalam menulis selanjutnya.
Membaca sebagai dasar dari menulis maka sangat menentukan
ketika anak dapat membaca maka akan mempermudah anak dalam
menulis. Membaca dan menulis merupakan satu rangkaian dalam
pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan. Kegiatan selanjutnya setelah
membaca adalah menulis. Membaca sebagai sarana untuk mendapatkan
informasi sedangankan menulis sebagai sarana untuk berkomunikasi. Salah
satu syarat untuk dapat menulis dengan baik dan benar, maka siswa harus
mengenal dan memahami jenis huruf beserta bunyinya, baik dalam
susunan huruf, suku kata, kata dan kalimat. Salah satu cara menhgajarkan
hubungan antara huruf dengan bunyi adalah dengan penerapan metode
analisis glass.
Menurut Mulyadi (2010 : 172 – 173) metode Analisis Glass
merupakan suatu metode pengajaran melalui pemecahan sandi kelompok
huruf dalam kata. Metode ini bertolak dari asumsi yang mendasari menulis
sebagai pemecahan sandi atau kode tulisan. Ada dua asumsi yang
mendasai metode ini. Pertama, proses pemecahan sandi (decoding ) dan
menulis ( reading ) merupakan kegiatan yang berbeda. Kedua, pemecahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
sandi mendahului menulis. Pemecahan sandi didefinisikan sebagai
menentukan bunyi yang berhubungan dengan suatu kata tertulis secara
tepat. Menulis didefinisikan sebagai menurutkan makna dari kata – kata
yang terbentuk tulisan. Jika anak tidak dapat melakukan pemecahan sandi
tulisan secara efesien, maka mereka tidak akan belajar menulis. Menulis
didefinisikan sebagai menurutkan kata-kata yang telah dibaca kedalam
tulisan. Kegiatan menulis diawali dengan kegiatan membaca, sehingga jika
dalam membaca anak sudah dapat memecahkan sandi dalam suku kata
maka anak dapat menulis dengan baik. Kegiatan menulis memiliki pola
yang sama dengan kegiatan membaca. Membaca pada dasarnya adalah
memaknai simbol menjadi ucapan sedangkan menulis adalah memaknai
simbol menjadi tulisan. Jadi pola pembelajaran membaca secara umum
sama dengan pola pembelajaran menulis sehingga diharapkan dalam
penggunaan metode Analisis Glass ini dapat meningkatkan kemampuan
menulis anak yang disertai dengan kemampuan membaca anak.
Proses pengajaran guru ketika memberikan pembelajaran terutama
menulis permulaan kepada anak dengan suasana yang dapat menumbuhkan
rasa senang pada anak, sehingga anak tidak merasa terpaksa ketika
melakukan menulis permulaan. guru juga harus pandai memilih metode
yang sesuai untuk menulis permulaan. Salah satu metode yang dapat
digunakan yaitu metode analisis glass. Metode analisis glass merupakan
pemecahan sandi dalam suku kata. Kata-kata yang telah tersusun dengan
rapi biasanya sangat sulit untuk anak dalam menuliskanya. Metode analisis
glass biasanya digunakan untuk membaca, karena membaca dan menulis
memiliki pola yang sama maka metode ini juga dapat digunakan untuk
menulis. Menulis merupakan hasil akhir dari membaca, sehingga jika anak
tidak dapat melakukan pemecahan sandi tulisan secara efisien, maka
mereka tidak akan belajar membaca dan menulis.
Penelitian ini sama dengan yang dilakukan oleh Septiana Dyah L
terhadap siswa kelas II SDN Petoran Surakarta tahun ajaran 2010/2011
yang mengalami kesulitan belajar membaca. Hasil penelitian diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
kesimpulan bahwa metode Analisis Glass berpengaruh positif terhadap
prestasi belajar membaca permulaan. Keterampilan membaca dan
keterampilan menulis memiliki pola yang secara umum sama, sehingga
penggunaan metode Analisis Glass juga dapat berpengaruh dalam prestasi
belajar menulis pada anak, sehingga proses pembelajaran anak di sekolah
tidak terhambat proses membaca dan menulis.
Kemampuan menulis permulaan pada anak berkesulitan menulis
dapat menggunakan berbagai macam metode pengajaran yang kreatif dan
menyenangkan, salah satunya adalah metode analisis Glass, karena
semakin anak senang, semakin mudah anak belajar menulis. Metode
analisis Glass dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan,
kreatif dan inovatif.
Menurut Akhadiah dkk (1992:82) menyebutkan bahwa tujuan
menulis permulaan adalah agar anak dapat menulis dengan tulisan yang
terang,jelas, teliti dan mudah dibaca. Keterbatasan Penelitian ini yaitu
tidak mengukur hasil menulis anak dalam segi kualitas tulisan, karena
kualitas tulisan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kenakalan anak dan
motorik halus yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini hanya
menitikberatkan pada kemampuan anak dalam menulis, anak dapat
menulis apa yang akan disampaikannya melalui tulisan tidak memandang
kualitas tulisan anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, diketahui
bahwa hasil Z hitung = - 2.201 dengan P = 0,028 pada taraf signifikasi 5%. Hasil
tersebut lebih kecil dari 0,05 dapat terbukti kebenarannya. Berdasarkan
penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternative yang
menyatakan “Ada pengaruh secara signifikan penerapan metode Analisis Glass
terhadap kemampuan menulis permulaan pada peserta didik dengan kesulitan
belajar menulis kelas II semester II SD Negeri Manahan Surakarta tahun ajaran
2011/2012”, dapat terbukti kebenarannya.
B. Implikasi
Berdasarkan kajian teori serta melihat hasil penelitian ini, akan
disampaikan implikasi yang berguna baik secara teoritis maupun secara praktis
dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada peserta didik.
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk:
a. Memperluas wawasan dan pengetahuan bagi pembaca mengenai arti
pentingnya keterampilan menulis untuk peserta didik maupun metode
pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan kemampuan menulis
permulaan peserta didik SD Negeri Manahan Surakarta
b. Sebagai salah satu sumber acuan/referensi bagi peneliti lain yang akan
mengadakan penelitian mengenai masalah keterampilan menulis
c. Penerapan metode Analisis Glass pada menulis permulaan membantu siswa
berkesulitan menulis dalam menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan
tulisan (mengerjakan tugas menulis)
79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada proses
pembelajaran di SD Negeri Manahan Surakarta, yaitu dengan penerapan Metode
Analisis Glass terhadap kemampuan menulis permulaan pada peserta didik dengan
kesulitan belajar menulis kelas II semester II SD Negeri Manahan Surakarta.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Bagi guru
Guru hendaknya meningkatkan profesionalisme dengan memperluas
wawasan mengenai metode-metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif
serta menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Penerapan tersebut perlu
memperhatikan karakteristik serta memotivasi peserta didik sehingga peserta
didik lebih termotivasi dalam belajar, diantaranya dengan menggunakan
metode analisis Glass.
2. Bagi peserta didik
Peserta didik hendaknya menggunakan metode analisis Glass
sebagaimana yang diajarkan di sekolah untuk meningkatkan kemampuan
menulis permulaan sehingga dapat memperlancar peserta didik dalam
menulis permulaan.
3. Bagi Sekolah
Sekolah dapat menggunakan metode Analisis Glass dalam
memperkaya metode pembelajaran untuk diterapkan di kelas II SD Negeri
Manahan Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Top Related