1
PENGARUH GOOD GOVERNANCE DAN PENGENDALIAN INTERNAL
TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH
(Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
(DPPKD) Kabupaten Bintan)
Oleh : Novita Iis Maryani
Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh good governance dan
pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Responden dalam penelitian
ini berjumlah 32 pegawai, yang terdiri dari 14 pegawai bagian akuntansi dan
pelaporan, 4 pegawai bidang asset, 4 pegawai bidang pendapatan, 4 pegawai
bidang belanja dan pembiayaan, serta 6 pegawai pada bidang pendataan dan
penagihan. Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi linear
berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial dan secara simultan
good governance dan pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Pada penelitian ini
ditemukan hasil analisa variabel yang dominan adalah pengendalian internal
dengan signifikansi 0,000, sedangkan variabel good governance memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,027. Hasil koefisien determinasi sebesar 0,792 artinya
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sebesar
79,2%, sedangkan sisanya 20,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
termasuk ke dalam penelitian ini.
Kata kunci: good governance, pengendalian internal, kualitas laporan keuangan.
2
PENDAHULUAN
Dalam perkembangan sektor publik dewasa ini tuntutan pelaksanaan akuntabilitas
publik oleh organisasi sektor publik, seperti pemerintah daerah semakin menguat.
Terkait dengan perlunya dilakukan transparansi dan pemberian informasi kepada
publik dalam rangka pemenuhan hak-hak publik (Mardiasmo, 2009 : 20)
Sebagai pihak pemegang amanah, pemerintah daerah berkewajiban untuk
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan
segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawab kepada pihak pemberi
amanah. Pertanggungjawaban ini berupa laporan keuangan atas pengelolaan dana
pemerintah yang dipertanggungjawabkan kepada pemerintah pusat dan juga
kepada masyarakat luas.
Laporan keuangan dibuat untuk menyajikan informasi yang relevan, andal,
dapat dipercaya serta dapat dipahami oleh penggunanya. Laporan keuangan
menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Kualitas laporan keuangan sudah
pasti akan mempengaruhi keputusan yang diambil oleh penggunanya.
Sampai saat ini masih sering terjadi pelanggaran-pelanggaran dalam
penyajian laporan keuangan, seperti melakukan manipulasi akuntansi (earnings
management), kecurangan (fraud) yang merugikan berbagai kalangan. Peristiwa
ini menunjukkan betapa pentingnya masalah akuntabilitas, transparansi laporan
keuangan, serta pengendalian internal yang baik dalam suatu
perusahaan/organisasi sektor publik.
Akuntabilitas, transparansi, pertanggungjawaban, efektivitas, dan
responsivitas merupakan bagian dari good governance. Sedangkan bagian dari
3
pengendalian internal adalah lingkungan pengendalian, penaksiran resiko,
aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
Pengendalian internal merupakan suatu proses yang dirancang untuk memberikan
jaminan yang meyakinkan bahwa tujuan organisasi/perusahaan dapat dicapai
melalui efisiensi dan efektivitas operasi, penyajian laporan keuangan yang dapat
dipercaya, serta ketaatan terhadap undang-undang dan aturan yang berlaku.
(Susanto : 2008)
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa Good Governance dan
pengendalian internal memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Meyi Kantu (2015) menunjukkan
bahwa Good Governance memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Ruri Windiastuti
(2013) menyatakan bahwa Sistem Pengendalian Internal berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka topik
tentang pengaruh good governance dan pengendalian internal terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah penting untuk diteliti, mengingat laporan
keuangan yang berkualitas dapat membangun kepercayaan publik terhadap kinerja
pemerintah daerah. Dengan demikian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Good Governance dan Pengendalian Internal
terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus
pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Bintan)”.
4
PERUMUSAN MASALAH
Setelah meninjau uraian di atas maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Apakah good governance berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah kabupaten Bintan ?
2. Apakah pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten Bintan ?
3. Apakah good governance dan pengendalian internal secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah kabupaten Bintan ?
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas Laporan Keuangan
Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Lillrank (dalam Nurillah, 2014 : 25) Laporan keuangan adalah catatan
informasi suatu entitas pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja entitas tersebut. Laporan keuangan merupakan laporan
yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan
oleh suatu entitas pelaporan.
Tujuan Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah
Menurut Mardiasmo (2009 : 163), tujuan akuntansi dan laporan keuangan
pemerintah adalah :
1. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi
aliran kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya finansial jangka
pendek unit pemerintah;
5
2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi
kondisi ekonomi suatu unit pemerintahan dan perubahan-perubahan yang
terjadi di dalamnya;
3. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuaiannya
dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan
ketentuan lain yang disyaratkan;
4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk
memprediksi pengaruh akuisisi dan alokasi sumber daya terhadap
pencapaian tujuan operasional;
5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan
operasional :
a. Untuk menentukan biaya program, fungsi, dan aktivitas sehingga
memudahkan analisis dan melakukan perbandingan dengan kriteria
yang telah ditetapkan, membandingkan dengan kinerja periode-periode
sebelumnya, dan dengan kinerja unit pemerintah lain;
b. Untuk mengevaluasi tingkat ekonomi dan efisiensi operasi, program,
aktivitas, dan fungsi tertentu di unit pemerintah;
c. Untuk mengevaluasi hasil suatu program, aktivitas, dan fungsi serta
efektifitas terhadap pencapaian tujuan dan target;
d. Untuk mengevaluasi tingkat pemerataan dan keadilan.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Menurut Nordiawan (2006 : 38) Karakteristik kualitatif laporan keuangan
adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi
sehingga dapat memenuhi tujuannya. Agar dapat memenuhi kualitas yang
6
dikehendaki, laporan keuangan pemerintah harus memenuhi empat karakteristik
berikut :
1. Relevan
Laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di
dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, memprediksi
masa depan, dan menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di
masa lalu. Selain itu, suatu informasi dapat dikatakan relevan jika
disajikan tepat waktu dan lengkap.
2. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur,
serta dapat diverifikasi.
3. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika
dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau
laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.
4. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan
dengan batas pemahaman para pengguna.
7
Good Governance
Pengertian Good Governance
Menurut Mardiasmo (2009 : 17) Governance diartikan sebagai cara
mengelola urusan-urusan publik. Menurut World Bank, good governance adalah
suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung
jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien,
penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara
politik maupun administrative, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan
legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.
Karakteristik Good Governance
Menurut UNDP ( United Nations Development Program ) dalam
Mardiasmo (2009), karakteristik good governance meliputi :
1. Participation. Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang
dapat menyalurkan aspirasinya.
2. Rule of law. Kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang
bulu.
3. Transparancy. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh
informasi. Informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara
langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan.
4. Responsiveness. Lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam
melayani stakeholder.
5. Consensus orientation. Berorientasi pada kepentingan masyarakat yang
lebih luas.
8
6. Equity. Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk
memperoleh kesejahteraan dan keadilan.
7. Efficiency and effectiveness. Pengelolaan sumber daya publik dilakukan
secara berdaya guna dan berhasil guna.
8. Accountability. Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas
yang dilakukan.
9. Strategic vision. Penyelenggara pemerintahan dan masyarakat harus
memiliki visi jauh ke depan.
Pengendalian Internal
Pengertian Pengendalian Internal
Menurut Susanto (2008 : 95) Pengendalian Internal dapat didefinisikan
sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen dan
karyawan yang dirancang untuk memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa
tujuan organisasi akan dapat dicapai melalui :
1. Efisiensi dan efektivitas operasi
2. Penyajian laporan keuangan yang dapat dipercaya
3. Ketaatan tehadap undang-undang dan aturan yang berlaku
Unsur-Unsur Pengendalian Internal
Unsur-unsur pengendalian internal menurut COSO (dalam Rosdiani,
2011:16), meliputi:
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian suatu perusahaan/instansi mencakup seluruh
sikap manajemen dan karyawan/pegawai mengenai pentingnya pengendalian.
Pimpinan instansi wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian
9
yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif. Lingkungan pengendalian
merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian intern, yang membentuk
disiplin dan struktur. Di antaranya dengan melakukan penegakan integritas dan
nilai etika, kepemimpinan yang kondusif, serta melaksanakan kebijakan sesuai
dengan prosedur.
2. Penilaian resiko
Dalam rangka penilaian resiko, pimpinan instansi/perusahaan dapat
menetapkan tujuannya pada tingkatan kegiatan dengan berpedoman pada
peraturan perundang-undangan. Resiko harus diperhitungkan/diidentifikasi dan
segera diambil langkah untuk mengendalikannya sehingga tujuan pengendalian
internal dapat dicapai. Setelah itu dilakukan analisis untuk memperkirakan
besarnya pengaruh dari resiko tersebut serta kemungkinan terjadinya, dan untuk
menentukan tindakan untuk meminimumkannya.
3. Kegiatan pengendalian
Pimpinan instansi pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan
pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dari sifat dan tugas dan fungsi
yang bersangkutan. Penyelenggaraan kegiatan pengendalian di antaranya dengan
melakukan job analysis, yaitu melakukan reviu atas indikator dan ukuran kinerja,
otorisasi atas transaksi dan kejadian penting, serta pemisahan fungsi. Selain itu
dengan melakukan tindakan tegas terhadap pegawai atas peraturan yang ada agar
tidak ada kecurangan dalam pekerjaan.
4. Informasi dan komunikasi
10
Pimpinan instansi/perusahaan wajib mengidentifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat, serta
mengikutsertakan pegawai dalam pengambilan kebijakan yang menyangkut
aktivitas kinerja pegawai.
5. Pemantauan pengendalian internal
Pemantauan pengendalian internal akan mengidentifikasi di mana letak
kelemahannya dan memperbaiki efektifitas pengendalian tersebut. Pemantauan
pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi kualitas, kuantitas, dan
kegiatan personalia dalam perusahaan.
Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
Pengembangan Hipotesis dan Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh Good Governance terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
Berbagai pelanggaran yang bertentangan dengan good governance masih
sering terjadi di Indonesia, seperti petinggi pemerintahan yang masih
mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan masyarakat luas,
penyajian laporan keuangan yang kurang akurat, pengelolaan sumber daya yang
X1 : Good Governance
Y : Kualitas Laporan
Keuangan
X2 : Pengendalian Internal
11
kurang efektif, serta pertanggung jawaban atas setiap aktivitas masih lemah. Hal
ini dikarenakan tidak adanya transparansi antara entitas pemerintah terhadap
masyarakat luas, sehingga dapat menimbulkan berbagai kecurangan seperti
korupsi yang semakin marak.
Menyikapi hal ini, maka penerapan good governance yang berdasarkan 9
prinsip meliputi adanya keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan,
pelaksanaan kerangka hukum yang tanpa pandang bulu, keterbukaan pemerintah
dalam membuat kebijakan keuangan daerah, pelayanan yang cepat dan
responsive, berorientasi pada kepentingan masyarakat luas, pengelolaan sumber
daya secara efektif dan efisien, pertanggungjawaban kepada publik atas segala
aktivitas yang dilakukan, serta penyelenggaraan pemerintahan yang memiliki visi
jauh ke depan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar dapat mendukung
terciptanya laporan keuangan yang berkualitas. Sehingga akan menghasilkan
keputusan yang tepat.
Penelitian Kantu (2015) membuktikan bahwa penerapan good governance
berpengaruh signifikan dan positif terhadap kualitas laporan keuangan. Apabila
instansi menerapkan prinsip-prinsip good governance maka kualitas laporan
keuangan instansi tersebut akan terus meningkat.
Hal tersebut juga dibuktikan dalam penelitian Rosdiani (2011) bahwa
penerapan good corporate governance berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan. Serta dalam penelitian Novatiani dan Jeanny Fatimmah (2012)
yang membuktikan bahwa penerapan good governance berpengaruh terhadap
keandalan laporan keuangan.
12
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji
kembali hubungan antara good governance dengan kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : “Good governance berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah.”
2. Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah
Pengendalian Internal merupakan proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai
untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan
asset Negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Masih sering ditemukannya kesalahan material dalam penyajian laporan
keuangan menunjukkan bahwa laporan keuangan belum disajikan secara handal.
Hal tersebut juga menunjukkan bahwa laporan keuangan belum memiliki kualitas
yang baik. Pengendalian internal merupakan cara yang dapat memberikan arahan
serta mengawasi sumber daya suatu organisasi serta memiiki peran dalam
pencegahan penggelapan atau fraud dan melindungi sumber daya organisasi.
Pengendalian internal yang baik dtujukan untuk memberikan keyakinan memadai
bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia.
Pengendalian internal dipengaruhi oleh lingkungan pengendalian yang
kondusif, penilaian resiko, kegiatan pengendalian yang baik, informasi dan
13
komunikasi yang tepat, serta pemantauan pengendalian intern yang baik melalui
evaluasi serta audit.
Lingkungan pengendalian merupakan pondasi dasar yang mendasari
pengendalian internal pemerintah. Apabila lingkungan pengendalian baik, maka
dapat memberi pengaruh yang cukup baik bagi organisasi.
Penilaian resiko untuk tujuan laporan keuangan adalah identifikasi,
analisis dan pengelolaan resiko dari suatu pemerintahan daerah yang berkaitan
dengan penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum dan disesuaikan dengan ketetapan peraturan perundang-undangan.
Kegiatan pengendalian meliputi pengendalian umum dan pengendalian
aplikasi yang mempunyai tujuan untuk menyajikan transaksi yang lengkap dan
teliti dalam pengolahan data.
Informasi dan komunikasi yang baik yang terjalin antar personel
pemerintah daerah dapat menambah akurasi dari suatu laporan keuangan.
Pemantauan yang dilaksanakan secara efektif dapat menciptakan sistem
akuntansi yang ditetapkan berjalan dengan baik, sehingga tidak terjadi
penyimpangan dan penyelewengan dalam pelaksanaan sistem akuntansi keuangan
daerah.
Penelitian Windiastuti (2013) membuktikan bahwa Pengendalian Internal
berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Hal tersebut juga dibuktikan dalam penelitian Rosdiani (2011), Soimah (2014)
serta Bahtiar (2013) bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan.
14
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji
kembali hubungan antara pengendalian internal dengan kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :
H2 : “Pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah.”
3. Pengaruh Good Governance dan Pengendalian Internal terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Dari uraian hipotesis di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
H3 : “Good governance dan pengendalian internal secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.”
METODE PENELITIAN
Penelitian ini membahas tentang penerapan good governance yang terdiri
dari partisipasi, penerapan hukum, transparansi, responsivitas, berorientasi untuk
masyarakat luas, keadilan, efisien dan efektivitas, akuntabilitas serta visi strategi
yang diterapkan di dinas pemerintahan. Selain itu juga pengendalian internal yang
terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian,
informasi dan komunikasi, serta pemantauan pengendalian internal. Adakah
pengaruh keduanya terhadap kualitas laporan keuangan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik survei.
Metode penelitian survei adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan
untuk mendapatkan data yang terjadi dimasa lampau atau saat ini tentang
keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan variabel dan untuk
menguji beberapa hipotesis tentang variabel sosiologi dan psikologis dari sampel
yang diambil dari populasi tertentu, teknik pengumpulan data dengan pengamatan
15
(wawancara/kuesioner) yang tidak mendalam, dan hasil penelitian cenderung
digeneralisasikan. (Sugiono, 2013 : 81). Jenis data penelitian ini adalah data
primer, yaitu data penelitian yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari
sumber asli (tanpa perantara). Sedangkan sumber data primer dalam penelitian ini
diperoleh dari jawaban atas kuesioner yang dibagikan kepada responden.
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan yang berjumlah sebanyak 110
pegawai.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel menggunakan kriteria,
(Sangadji, 2010:188). Adapun kriterianya adalah pegawai yang bekerja dibidang
akuntansi dan pelaporan, serta pegawai yang menduduki posisi penting dalam
bidang pekerjaan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang pegawai.
Terdiri dari 14 pegawai bidang akuntansi dan pelaporan, 4 pegawai bidang asset,
4 pegawai bidang pendapatan, 4 pegawai bidang belanja dan pembiayaan, serta 6
pegawai pada bidang pendataan dan penagihan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Kualitas Data
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. (Sunyoto,
2011a:72)
16
Mengukur validitas dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai r
hitung dengan nilai r tabel dengan degree of freedom = n-k. Dimana n adalah
banyaknya sampel dan k adalah banyaknya variabel bebas. Kriteria pengujiannya
adalah sebagai berikut:
1. Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan/pernyataan dinyatakan valid.
2. Jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan/pernyataan dinyatakan tidak valid.
Hasil Uji Validitas
Variabel Item Pertanyaan r hitung r tabel Kesimpulan
Good
Governance
1 0.482 0,3494 Valid
2 0.853 0,3494 Valid
3 0.778 0,3494 Valid
4 0.496 0,3494 Valid
5 0.452 0,3494 Valid
6 0.504 0,3494 Valid
7 0.478 0,3494 Valid
8 0.925 0,3494 Valid
9 0.520 0,3494 Valid
10 0.489 0,3494 Valid
11 0.522 0,3494 Valid
12 0.802 0,3494 Valid
13 0.520 0,3494 Valid
14 0.914 0,3494 Valid
15 0.623 0,3494 Valid
16 0.010 0,3494 Tidak Valid
17 0.068 0,3494 Tidak Valid
18 0.921 0,3494 Valid
19 0.859 0,3494 Valid
20 0.869 0,3494 Valid
21 0.838 0,3494 Valid
22 0.265 0,3494 Tidak Valid
23 0.292 0,3494 Tidak Valid
Pengendalian
Internal
1 0.763 0,3494 Valid
2 0.849 0,3494 Valid
3 0.741 0,3494 Valid
4 0.765 0,3494 Valid
5 0.532 0,3494 Valid
6 0.461 0,3494 Valid
7 0.930 0,3494 Valid
17
8 0.455 0,3494 Valid
9 0.930 0,3494 Valid
10 0.361 0,3494 Valid
11 0.750 0,3494 Valid
Kualitas
Laporan
Keuangan
1 0.876 0,3494 Valid
2 0.893 0,3494 Valid
3 0.927 0,3494 Valid
4 0.489 0,3494 Valid
5 0.654 0,3494 Valid
6 0.541 0,3494 Valid
7 0.571 0,3494 Valid
8 0.945 0,3494 Valid
9 0.355 0,3494 Valid
10 0.361 0,3494 Valid
11 0.796 0,3494 Valid
12 0.921 0,3494 Valid
13 0.777 0,3494 Valid
14 0.825 0,3494 Valid
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu
instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang dapat dipercaya, yang
reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. (Suharsimi dalam
Danang Sunyoto, 2011b : 70)
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan cara mengukur korelasi
antar skor jawaban pada butir pertanyaan dengan menggunakan program
komputer Statistical Program for Society Science (SPSS), dengan fasilitas
cronbach alpha. Butir kuesioner dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha >
0,60 dan dikatakan tidak reliabel jika cronbach’s alpha < 0,60. (Sunyoto,
2011a:68)
18
Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach
Alpha
Batas
Reliabilitas Ket
Good Governance 0.933 0,6 Reliabel
Pengendalian Internal 0.919 0,6 Reliabel
Kualitas Laporan Keuangan 0.944 0,6 Reliabel
Sumber : Output Pengolahan SPSS 21 (2016)
Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan pengujian One
Sampel Kolmogorov Smirnov. Dalam uji ini nilai residual dinyatakan normal
apabila nilai Asymp Sig (2 tailed) lebih besar dari nilai batas normal 0,05. Berikut
adalah gambaran hasil uji normalitas data :
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 32
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation
2.90097683
Most Extreme
Differences
Absolute .214
Positive .123
Negative -.214
Kolmogorov-Smirnov Z 1.212
Asymp. Sig. (2-tailed) .106
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Output Pengolahan SPSS 21 (2016)
Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai asymp sig (2 tailed) sebesar
0,106 > 0,05, maka disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.
19
Uji Multikolinearitas Data
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah di dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Dalam
penelitian ini ada tidaknya multikolinearitas dilihat dari tolerance dan variance
inflation factor (VIF). Apabila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10, maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung multikolinearitas.
Berdasarkan uji yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Uji Multikolinearitas
Sumber : Output Pengolahan SPSS 21 (2016)
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel di atas, maka data yang
diperoleh dari sampel tidak terdapat multikolinearitas karena besaran statistik
tolerance > 0,10 dan nilai VIF untuk good governance dan pengendalian internal
< 10 yang berarti tidak terdapat multikolinearitas di antara variabel independen.
Uji Heteroskedastisitas Data
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain.
Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas. Metode yang digunakan
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
Good Governance
.932
1.072
Pengendalian Internal
.932
1.072
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
20
adalah scatterplot yaitu melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen,
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot. Adapun hasil uji dari grafik scatterplot dapat dilihat
bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai
dalam penelitian ini. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik
berikut :
Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Output Pengolahan SPSS 21 (2016)
Analisis dengan grafik plots ini memiliki kelemahan yang cukup
signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Oleh
karena itu, perlu dilakukan uji statistik untuk menjamin keakuratan hasil yaitu
dengan menggunakan uji glejser. Hasil pengujian yang dilakukan dengan
menggunakan uji glejser dapat dilihat pada tabel berikut :
21
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig. B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 10.126 5.256 1.927 .064
Good Governance -.039 .056 -.129 -.698 .491
Pengendalian Internal -.113 .091 -.229 -1.242 .224
a. Dependent Variable: AbsUT
Sumber : Output Pengolahan SPSS 21 (2016)
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada tabel di atas, dapat diketahui
bahwa kedua variabel independen tidak ada yang signifikan secara statistik
mempengaruhi dependen nilai Absolut Ut (AbsUT). Hal tersebut dapat dilihat dari
nilai probabilitas signifikansinya di atas 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa
model ini tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.
Regresi Linear Berganda
Pengujian dengan regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh good governance dan pengendalian internal terhadap kualitas laporan
keuangan. Hasil regresi linear di bawah ini meliputi nilai koefisien determinasi,
hasil uji statistik F dan uji t. berikut hasil analisis regresi linear berganda.
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -13.705 7.309 -1.875 .071
Good Governance .182 .078 .197 2.327 .027
Pengendalian
Internal
1.233 .127 .826 9.739 .000
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
Sumber : Output Pengolahan SPSS 21 (2016)
22
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa good governance memberikan
koefisien 0.182, nilai standardized beta sebesar 0.197 dan signifikan pada 0.027
yang artinya good governance berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
Untuk pengendalian internal memberikan koefisien 1.233, nilai standardized beta
sebesar 0.826 dan signifikan pada 0.000 yang artinya pengendalian internal
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. Maka persamaan regresinya
adalah sebagai berikut :
Y = -13.705 + 0.182X1 + 1.233X2 + e
1. Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta sebesar -13,705.
Hal ini berarti bahwa jika variabel good governance dan pengendalian
internal dianggap konstan maka kualitas laporan keuangan akan konstan
sebesar -13,705.
2. Koefisien regresi pada variabel good governance sebesar 0,182, hal ini berarti
jika variabel good governance bertambah satu satuan dan variabel independen
lain nilainya tetap maka kualitas laporan keuangan bertambah 0,182.
3. Koefisien regresi pada variabel pengendalian internal sebesar 1,233, hal ini
berarti jika variabel pengendalian internal bertambah satu satuan dan variabel
independen lain nilainya tetap maka kualitas laporan keuangan bertambah
1,233.
Uji Hipotesis
Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan
sebesar 5%, dengan derajat kebebasan df=(n-k-1), dimana n adalah jumlah
23
responden dan k adalah jumlah variabel bebas (Sunyoto, 2011a : 13). Dengan
tingkat signifikansi 0,05 dan df=(n-1-k)=(32-1-2)=29, maka diperoleh nilai t tabel
sebesar 2,04523.
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah :
a. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak (ada pengaruh)
b. Jika t hitung < t tabel maka H0 tidak dapat ditolak (tidak ada pengaruh)
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -13.705 7.309 -1.875 .071
Good Governance .182 .078 .197 2.327 .027
Pengendalian Internal 1.233 .127 .826 9.739 .000
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
Sumber : Output Pengolahan SPSS 21 (2016)
Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengaruh good governance terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah diperoleh nilai t hitung sebesar 2.327 dengan signifikansi 0.027.
karena 0.027 < 0.05 dan t hitung > t tabel (2.327 > 2.04523) maka dapat
disimpulkan bahwa good governance berpengaruh signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan.
2. Pengaruh pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah diperoleh nilai t hitung sebesar 9.739 dengan signifikansi
0.000. Karena 0.000 < 0.05 dan t hitung > t tabel (9.739 > 2.04523) maka
dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan.
24
Uji Simultan (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Tingkat
signifikansi yang digunakan sebesar 5%, dengan degree of freedom (df), yaitu
df1=k-1, dan df2=n-k. Dimana k adalah jumlah variabel independen, dan n adalah
banyaknya sampel.
Maka dalam penelitian ini df1=2-1=1, dan df2=32-2=30, jadi nilai f tabel
adalah sebesar 4,17.
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah :
1. Jika f hitung > f tabel maka H0 ditolak (ada pengaruh)
2. Jika f hitung < f tabel maka H0 tidak dapat ditolak (tidak ada pengaruh)
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 1081.114 2 540.557 60.088 .000b
Residual 260.886 29 8.996
Total 1342.000 31
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
b. Predictors: (Constant), Pengendalian Internal, Good Governance
Sumber : Output Pengolahan SPSS 21 (2016)
Berdasarkan hasil uji f pada tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa
pengaruh good governance dan pengendalian internal terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah diperoleh nilai f hitung sebesar 60,088 dan
signifikansi 0,000. karena 0,000 < 0,05 dan f hitung > f tabel (60,088 > 4,17)
maka dapat disimpulkan bahwa good governance dan pengendalian internal
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah kabupaten Bintan.
25
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui seberapa besar good
governance dan pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan
Daerah kabupaten Bintan sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .898
a .806 .792 2.99934
a. Predictors: (Constant), Pengendalian Internal, Good Governance
b. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
Sumber : Output Pengolahan SPSS 21 (2016)
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,792 yang berarti bahwa kontribusi good
governance dan pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan daerah
kabupaten Bintan adalah sebesar 79,2%. Sedangkan sisanya sebesar 20,8%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
PEMBAHASAN
Pengaruh Good Governance terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Hasil H1 dalam penelitian ini menunjukkan bahwa good governance secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan daerah kabupaten
Bintan. Semakin baik penerapan good governance akan membuat kualitas laporan
keuangan meningkat atau semakin baik. Oleh karena itu H1 dalam penelitian ini
dapat diterima.
26
Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Hasil H2 dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian internal
berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pada Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan daerah kabupaten Bintan. Semakin baik
pengendalian internal dilakukan maka kualitas laporan keuangan juga menjadi
semakin baik. Oleh karena itu H2 dalam penelitian ini dapat diterima.
Pengaruh Good Governance Dan Pengendalian Internal terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Hasil H3 dalam penelitian ini menunjukkan bahwa good governance dan
pengendalian internal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan daerah
kabupaten Bintan. Oleh karena itu H3 dalam penelitian ini dapat diterima.
Hal tersebut juga ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi yang cukup
tinggi, yaitu dengan nilai adjusted R square sebesar 0,792. Yang memperlihatkan
bahwa 79,2% kualitas laporan keuangan dipengaruhi oleh good governance dan
pengendalian internal. Sedangkan sisanya 20,8% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak ada dalam penelitian ini.
27
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Good governance berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah Kabupaten Bintan. Artinya bahwa semakin baik penerapan
good governance maka semakin baik pula kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah yang dihasilkan.
2. Pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah Kabupaten Bintan. Artinya bahwa semakin baik
pengendalian internal yang dilakukan maka semakin baik pula kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah yang dihasilkan.
3. Good governance dan pengendalian internal secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Saran
1. Mengingat penerapan good governance dan pengendalian internal sangat
penting dalam mewujudkan laporan keuangan yang berkualitas maka
diharapkan agar para pegawai menerapkannya dengan baik.
2. Perlu dikaji lebih mendalam variabel-variabel lain yang tidak masuk dalam
penelitian yang terkait dengan good governance dan pengendalian internal
terhadap kualitas laporan keuangan.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan memperbaiki terlebih dahulu
kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini atau menggunakan kuesioner
yang tingkat validitas dan reliabilitasnya lebih tinggi, sehingga dapat
memperoleh hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi.
28
DAFTAR PUSTAKA
Bahtiar, Erwin. (2013). Pengaruh Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas
Laporan Keuangan. Skripsi: Universita Negeri Gorontalo.
Bodnar, G. H., dan William S. Hopwood. (2006). Sistem Informasi Akuntansi.
Yogyakarta: ANDI.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 21. Semarang: Universitas Diponegoro.
Herawati, Tuti. (2014). Pengaruh Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas
Laporan Keuangan (Survei pada Organisasi Perangkat Daerah Pemda
Cianjur). Study & Accounting Research. Vol XI. No. 1. 2014.
Kantu, Meyi. (2015). Pengaruh Penerapan Good Governance terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Gorontalo).
Artikel skripsi: Universitas Negeri Gorontalo.
Kuncoro, Mudrajad. (2012). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi Edisi 3.
Jakarta : Erlangga.
Mardiana. (2011). Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pendapatan pada
PT.Mutiara Anambas. Skripsi: Umrah.
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI.
Nordiawan, Deddi. (2006). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Novatiani, R.Ait dan Jeanny Fatimmah (2012). Pengaruh Penerapan Good
Corporate Governance terhadap Keandalan Laporan Keuangan (Survei
pada Tiga Perusahaan BUMN di Bidang Jasa di Bandung. Skripsi:
Universitas Widyatama.
Nurillah, A. S. (2014). Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD), Pemanfaatan Teknologi
Informasi, Dan Sistem pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (Studi empiris pada SKPD Kota Depok).
Skripsi: Universitas Diponegoro.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
29
Rosdiani, Hayyuning Tyas. (2011). Pengaruh Sistem Pengendalian Internal,
Audit Laporan Keuangan, dan Penerapan Good Corporate Governance
terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Skripsi : UIN
Sangadji, Etta dan Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: ANDI.
Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Soimah, Siti. (2014). Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu
Utara. Skripsi : Universitas Bengkulu.Sugiono.
Sugiono. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Yogyakarta: Alfabeta.
Sunyoto, Danang.(2011a). Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: CAPS.
---------------. (2011b). Metodologi Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: CAPS.
Susanto, Azhar. (2008). Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.
Windiastuti, Ruri. (2013). Pengaruh Sumber Daya Manusia Bidang Akuntansi
dan Sistem Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan
Asset Daerah Kota Bandung). Skripsi: Universitas Widyatama.
Wirartha, I Made. (2006). Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: ANDI
Top Related