PENGARUH EKSTRAK GARCINIA DIOICA TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA DARAH TIKUS (RATTUS NORVEGICUS L)
STRAIN WISTAR
Christopher Christian Halimkesuma*, Rosila Idris**
*Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Indonesia
Email: [email protected]
**Departemen Biologi Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba,
Jakarta Pusat, Indonesia
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini mempunyai dua tujuan yaitu untuk mengetahui efek diet tinggi lemak dalam meningkatkan kadar kolesterol darah tikus strain-Wistar dan efek ekstrak Garcinia dioica dalam menurunkan kadar kolesterol darah tikus. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental. Sebanyak 25 tikus LMR strain-Wistar diberikan 5 perlakuan yang berbeda, di mana setiap kelompok perlakuan terdiri dari 5 tikus berdasarkan hukum Federer. Untuk tujuan percobaan pertama digunakan dua kelompok tikus. Kelompok tanpa lemak diberikan Propohytiouracil (PTU) sebanyak 1 ml selama 21 hari. Kelompok tinggi lemak diberikan PTU 1 ml, 1.5 ml kuning telur puyuh, dan 0.375 ml gajih ayam selama 21 hari. Setelah 21 hari, kadar kolesterol kelompok tanpa lemak dan tinggi lemak diperiksa. Untuk tujuan percobaan kedua, digunakan tiga kelompok uji, masing-masing diberikan PTU 1 ml, 1.5 ml kuning telur puyuh, dan 0.375 ml gajih ayam selama 21 hari pertama. Pada 21 hari selanjutnya, setiap kelompok uji tetap diberikan PTU 1 ml, 1.5 ml kuning telur puyuh, 0.375 ml gajih ayam, disertai ekstrak Garcinia dioica. Dosis yang diberikan untuk kelompok uji a, kelompok uji b, dan kelompok uji c secara berturut adalah 10 mg/mL, 20 mg/mL, dan 30 mg/mL. Setelah 21 hari kedua, kadar kolesterol kelompok uji a, uji b, dan uji c diperiksa. Hasil dari pemeriksaan kadar kolesterol tersebut dianalisis secara statistik. Untuk tujuan percobaan pertama digunakan uji T independen dan untuk tujuan percobaan kedua digunakan uji one-way ANOVA dengan post hoc LSD. Hasil yang didapat menunjukkan kadar kolesterol kelompok tanpa lemak,tinggi lemak, uji a, uji b, dan uji c secara berurutan adalah 71,4 g/dL, 73,2 g/dL, 28,8 g/dL, 28,8, dan 21,6 g/dL. Disimpulkan bahwa diet tinggi lemak dapat menaikkan kadar kolesterol darah tikus yang diberikan PTU tetapi tidak bermakna secara statistik, serta ekstrak Garcinia dioica dapat menurunkan kadar kolesterol darah tikus yang diberikan diet tinggi lemak. Kata kunci : ekstrak Garcinia dioica, kadar kolesterol darah, tikus (Rattus novergicus L.) strain Wistar
Pengaruh Ekstrak..., Christopher Christian H, FK UI, 2013
ABSTRACT
Keywords : cardiovascular disease; Garcinia atroviridis fruit extract; high lipid diet; Low Density Lipoprotein
PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskular merupakan pembunuh nomor satu dunia dengan angka kematian
yang lebih besar dibandingkan gabungan angka kematian dari penyebab lainnya. Pada tahun
2008, diperkirakan penyakit kardiovaskular menjadi penyebab 30% kematian di seluruh
dunia, dengan total 17,3 juta orang meninggal.1 Adapun 80% dari jumlah kematian tersebut
terjadi di negara-negara miskin dan berkembang. Sampai tahun 2030, diperkirakan bahwa
penyakit kardiovaskular akan menjadi penyebab utama kematian.2,3 Di Amerika Serikat, saat
ini penyakit ini merupakan penyebab hampir 40% dari total kematian dan pada tahun 2004
menyebabkan kematian sekitar 450.000 jiwa.4 Berdasarkan data Riskesdas 2010, penyakit
kardiovaskular menyebabkan 59% kematian di Indonesia.5 Telah diketahui beberapa faktor
risiko penyakit kardiovaskular, yang dibagi menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan
faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi antara lain
hipertensi, merokok, kenaikan gula darah, inaktivitas fisik, diet yang tidak sehat, kadar
kolesterol, dan obesitas. Adapun, faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain usia,
jenis kelamin, dan riwayat keluarga.6
Kolesterol merupakan salah satu jenis lipid yang merupakan penyusun membran sel dan
prekursor berbagai zat yang penting, seperti vitamin D dan berbagai hormon steroid.
Lipid adalah salah satu molekul biologis besar yang tidak memiliki atau sedikit sekali
afinitasnya terhadap air. Struktur dasar dari kolesterol adalah senyawa empat cincin
hidrokarbon dengan inti perhidrosiklopentanofenatren. Kolesterol dapat diserap dari makanan
maupun disintesis dalam tubuh.1,2 Hiperkolesterolemia didefinisikan sebagai kadar kolesterol
total lebih dari 6.2 mmol/L. Pada tahun 2008, kenaikan kadar kolesterol diperkirakan
mencapai 39 persen dari popolasi orang dewasa. Sebagai faktor risiko penyakit
kardiovaskular, peningkatan kolesterol diperkirakan menyebabkan 2.6 juta kematian (4.5
persen dari total kematian).6 Hasil survey terhadap 1859 responden di Rumah Sakit Harapan
Kita, Jakarta pada tahun 1993, lebih dari 50% mengalami hiperkolestrolemia.7
Garcinia dioica atau yang dikenal oleh awam sebagai asam kandis atau asam gelugur atau
Pengaruh Ekstrak..., Christopher Christian H, FK UI, 2013
ceuri atau siriang-riang merupakan tumbuhan yang tersebar di Asia Tenggara dan memiliki
banyak kegunaan. Buah tanaman ini dipakai sebagai obat untuk penurun berat badan di
Thailand dan sebagai bumbu masakan atau dijadikan salad di Malaysia. Sedangkan di
Indonesia, buah tanaman Garcinia dioica ini digunakan sebagai bumbu masakan tradisional,
obat sariawan, serta obat penurun berat badan.8,9
Oleh karena itu, maka dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui apakah
ekstrak Garcinia dioica dapat digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Pada penelitian ini, digunakan desain penelitian eksperimental dengan menggunakan tikus
Lembaga Makanan Rakyat (LMR) strain-Wistar yang diberikan diet tinggi lemak. Kemudian
pada tikus tersebut diberikan ekstrak Garcinia dioica. Selain untuk mengetahui apakah
ekstrak Garcinia dioica dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah, penelitian ini juga
bertujuan untuk mencari dosis ekstrak Garcinia dioica paling efektif dalam menurunkan
kadar kolesterol darah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan desain pararel dengan matching.
Dengan demikian hubungn pemberian ekstrak Gracinia dioica terhadap kadar kolesterol tikus
Lembaga Makanan Rakyat strain-Wistar yang ingin diketahui dengan penelitian ini akan lebih
bermakna kuat.
Penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahap. Pertama dilakukan uji analisis preparat yang
mencakup uji spesies preparat dan uji bahan aktif preparat. Uji spesies preparat dilakukan di
Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), yang beralamat di Jl.
Jakarta-Bogor Km. 46, Bogor. Uji bahan aktif preparat dilakukan di Laboratorium Balai
Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Institut Pertanian Bogor (IPB), yang beralamat di Jl.
Tentara Pelajar No. 3, Bogor. Pembuatan ekstrak Garcinia dioica, persiapan dan
pengandangan tikus, pemberian perlakuan dan intervensi pada tikus, serta pembedahan dan
pengambilan darah tikus pada penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hewan Percobaan
Pusat Biomedis dan Farmasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI),
yang beralamat di Jl Salemba Raya No 4, Jakarta Pusat. Pengukuran kadar kolestrol darah
dilakukan di Laboratorium Klinik Rumah Sakit Bersalin YPK, yang beralamat di Jl Gereja
Theresia 22, Jakarta Pusat.
Pengaruh Ekstrak..., Christopher Christian H, FK UI, 2013
Kriteria subjek penelitian ini adalah sebagai berikut tikus putih (Rattus novergicus L.) strain-
Wistar, jenis kelamin betina, berusia 8-10 minggu, dengan berat badan sekitar 160-200 g,
serta sehat dan tidak memiliki penyakit.
Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu untuk mengetahui efek diet tinggi lemak terhadap
tikus yang telah diberikan Prophyltiouracil dan untuk mengtahui efek ekstrak asam kandis
dalam menurunkan kadar kolesterol. Untuk tiap tujuan dilakukan perhitungan besar sampel,
namun dipakai besar sampel sebanyak 25 ekor tikus dengan 5 ekor tikus untuk tiap kelompok,
dengan alasan efisiensi binatang percobaan.
Penelitian ini menggunakan beberapa alat dan bahan. Alat yang digunakan pada penelitian ini
adalah rotary evaporator, kandang hewan, timbangan hewan, spuit 5 ml, sonde tikus,
peralatan bedah minor, dan gelas kimia. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ekstrak Garcinia dioica yang telah diidentifikasi oleh LIPI Bogor, telur puyuh, gajih ayam,
PTU, ether, aquades, dan aquabides.
Pembuatan ekstrak etanol ini dilakukan dengan teknik pada panduan pembuatan ekstrak dari
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Pertama, kulit buah Garcinia dioica seberat 1,5 kg dicuci, dikeringkan, dipotong
sekecil mungkin, dan diblender hingga halus menjadi bubuk. Kemudian dilakukan ekstraksi
pada bubuk kulit buah Garcinia dioica dengan direndam etanol 90% menggunakan alat
ekstraktor Soxhlet. Larutan hasil ekstraksi kemudian disaring dan dikeringkan dengan rotary
evaporator. Setelah dikeringkan dengan rotary evaporator, ekstrak dimasukan ke dalam oven
dengan suhu 50oC. Hal ini bertujuan untuk menguapkan etanol yang masih terdapat pada
ekstrak. Kemudian, ekstrak dicampur dengan akuades dengan perbandingan 1 ml akuades
untuk setiap 50 mg ekstrak. Dengan demikian, ekstrak akan dapat diberikan kepada tikus
secara oral.
Karena keterbatasan literatur terdahulu mengenai pemberian ekstrak Garcinia dioica kepada
hewan coba, maka pada percobaan ini digunakan besar dosis pada percobaan terhadap
Garcinia atroviridis. Pada penelitian terdahulu oleh Amran et al, terhadap hamster,
menggunakan dosis ekstrak Garcinia atroviridis sebesar 50 mg/KgBB/ml. Dosis tersebut
merupakan dosis terapi pada guinea pig dengan berat sekitar 600-1.000 g, sementara tikus
LMR strain-Wistar pada penelitian ini beratnya sekitar 160-200 g. Jika dihitung dari berat
tertingginya maka dosis yang dibutuhkan adalah 1/5 dari 50 mg yaitu 10 mg. Dosis pertama
diambil berdasarkan dosis pada penelitian sebelumnya yang sudah dijelaskan di atas. Dosis
Pengaruh Ekstrak..., Christopher Christian H, FK UI, 2013
kedua merupakan dua kali lipat dari dosis pertama dan dosis ketiga merupakan tiga kali lipat
dari dosis pertama. Penggunaan beberapa dosis ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat
peningkatan efek dengan adanya peningkatan dosis.
Pemberian perlakuan dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama bertujuan untuk mengetahui
apakah pemberian diet tinggi lemak dapat menaikkan kadar kolesterol darah pada tikus yang
sudah diberikan Prophyiltiouracil (PTU). Pada 21 hari pertama, semua kelompok tikus,
kecuali kelompok tanpa lemak, diberikan perlakuan yang sama yaitu diberikan diet tinggi
lemak berupa 1,5 ml kuning telur puyuh, dan 0,375 ml gajih ayam yang telah dipanaskan
hingga cair, dan PTU. Adapun, pada kelompok tanpa lemak hanya diberikan PTU. Pemberian
PTU ini bertujuan untuk menyetarakan laju metabolisme. Total waktu perlakuan terhadap
kelompok tanpa lemak dan tinggi lemak adalah 21 hari.
Tahap kedua bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak Garcinia dioica dapat menurunkan
kadar kolesterol darah dan apakah efek tersebut bergantung pada dosis. Pada tahap kedua,
semua kelompok uji diberikan diet tinggi lemak seperti pada tahap kedua dan ditambah
ekstrak Garcinia dioica sesuai dosis yang telah ditentukan. Adapun, ekstrak Garcinia dioica
diberikan dengan cara mencekokkan langsung ke dalam mulut tikus dengan sonde. Total
waktu perlakuan terhadap tikus kelompok uji adalah 42 hari, yaitu 21 hari tahap pertama dan
21 hari tahap kedua.
Data yang didapat pada penelitian ini merupakan data numerik yaitu hasil pengukuran kadar
kolesterol darah dan berat badan pada tikus strain-Wistar dari Lembaga Makanan Rakyat.
Pada penelitian ini, pertama-tama dilakukan uji normalitas data dengan uji Kolmogorov-
Smirnov dan Shapiro-Wilk. Lalu, dilakukan pengolahan data terhadap kelompok tanpa lemak
dan kelompok tinggi lemak untuk melihat efek dari pemberian diet tinggi lemak terhadap
kadar kolesterol darah pada tikus yang telah diberikan PTU. Data dianalisis secara statistik
dengan uji statistik T independen.
Kemudian untuk menilai pengaruh ekstrak Garcinia dioica terhadap kadar kolesterol
dilakukan perbandingan antara perkiraan kadar kolesterol kelompok tinggi lemak jika
perlakuan dilanjutkan selama 42 hari dan kadar kolesterol kelompok uji pada hari ke42.
Adapun, perkiraan kadar kolesterol kelompok tinggi lemak setelah 42 hari percobaan tersebut
ditentukan berdasarkan selisih antara kadar kolesterol kelompok tanpa lemak dan kelompok
tinggi lemak pada hari ke21. Selisih tersebut kemudian dijumlahkan kepada kadar kolesterol
kelompok tinggi lemak pada hari ke21 sehingga didapatkan kadar kolesterol kelompok tinggi
Pengaruh Ekstrak..., Christopher Christian H, FK UI, 2013
lemak pada hari ke42.
Kemudian dilihat pengaruh perubahan dosis ekstrak Garcinia dioica terhadap efek penurunan
kadar kolesterol dengan melihat perbandingan kadar kolesterol dari seluruh kelompok uji.
Tiga kelompok uji adalah kelompok uji a, b, dan c yang diberikan gajih ayam, kuning telur
puyuh, PTU, dan ekstrak Garcinia dioica dengan dosis masing-masing adalah 10 mg, 20 mg,
30 mg untuk tiap kelompok uji. Data dianalisis secara statistik dengan uji statistik One Way
ANOVA, dilanjutkan dengan uji post hoc LSD.
Selain itu, dilakukan juga pengolahan data terhadap rata-rata berat badan tikus setelah hari
ke21 percobaan dibandingkan rata-rata berat badan tikus pada awal percobaan. Data dianalisis
secara statistik dengan uji statistik T berpasangan. Hal ini bertujuan untuk menilai pengaruh
diet tinggi lemak dalam menaikkan berat badan tikus.
Lalu dilakukan pula pengolahan data terhadap rata-rata berat badan tikus setelah hari ke42
percobaan dibandingkan rata-rata berat badan tikus setelah hari ke21 percobaan. Data
dianalisis secara statistik dengan uji statistik T berpasangan. Hal ini bertujuan untuk menilai
pengaruh ekstrak Garcinia dioica dalam menurunkan berat badan tikus. Pengolahan data
secara statistik dilakukan dengan program IBM SPSS Statistics 20 for Windows®.
HASIL
Penelitian ini merupakan penelitian bersama, sehingga dilakukan dengan 40 tikus dengan 8
kelompok uji, tetapi peneliti hanya melaporkan data dari 25 tikus dikarenakan penelitian
perorangan yang dilakukan peneliti hanya menggunakan 5 kelompok uji.
Pada penelitian ini, terdapat lima kelompok perlakuan yaitu kelompok tanpa lemak, kelompok
tinggi lemak, dan tiga kelompok uji. Tikus dalam kelompok tanpa lemak (5 tikus) hanya
diberikan PTU. Tikus dalam kelompok tinggi lemak (5 tikus) diberikan PTU dan diet tinggi
lemak, tetapi tidak diberikan ekstrak Garcinia dioica. Kelompok tanpa lemak dan kelompok
tinggi lemak diberikan perlakuan selama 21 hari dan kemudian diperiksa kadar kolesterol
dalam darahnya. Dengan demikian, perbedaan kadar kolesterol akan menunjukkan efek
pemberian diet tinggi lemak pada tikus yang telah diberikan PTU.
Tikus pada kelompok uji diberikan PTU, diet tinggi lemak, dan ekstrak Garcinia dioica
dengan 3 dosis yang berbeda. Tikut pada kelompok uji a (5 tikus) mendapatkan ekstrak
Garcinia dioica dengan dosis 10 mg. Tikus pada kelompok uji b (5 tikus) mendapatkan
Pengaruh Ekstrak..., Christopher Christian H, FK UI, 2013
ekstrak Garcinia dioica dengan dosis 20 mg. Sedangkan, tikus pada kelompok uji c (5 tikus)
mendapatkan Garcinia dioica dengan dosis 30 mg. Tikus pada kelompok uji diberikan diet
tinggi lemak selama 21 hari, dilanjutkan dengan pemberian ekstrak Garcinia dioica beserta
diet tinggi lemak selama 21 hari. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol darah.
Berikut ini adalah data hasil pemeriksaan kadar kolesterol darah.
Tabel 1. Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol dalam Darah Tikus
Kadar Kolesterol (dalam g/dL)
Tanpa lemak Tinggi lemak Uji a Uji b Uji c
65 64 20 40 32
76 69 18 25 18
80 67 29 28 19
51 72 36 25 24
93 93 41 26 15
Pertama, dilakukan uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji
Shapiro-Wilk dengan program IBM SPSS Statistics 20 for Windows®. Pada uji normalitas
data, ditemukan bahwa data kadar kolesterol pada kelompok tanpa lemak, kelompok tinggi
lemak, dan kelompok uji terdistribusi normal dengan significance >0.05.
Pada kelompok kontrol positif dan negatif ditemukan perbedaan kadar kolesterol. Kelompok
kontrol tinggi lemak memiliki kadar kolesterol sebesar 73.2 g/dL yang lebih tinggi daripada
kadar kolesterol pada kelompok tanpa lemak sebesar 71.4 g/dL. Perbedaan kadar kolesterol
antara kelompok tanpa lemak dan tinggi lemak adalah sebesar 1.8 g/dL. Jika perlakuan ini
dilanjutkan selama 21 hari lagi, diperkirakan kadar kolesterol kelompok tinggi lemak adalah
75 g/dL. Berikut ini adalah grafik rata-rata kadar kolesterol pada kelompok tanpa lemak dan
kelompok tinggi lemak.
Pengaruh Ekstrak..., Christopher Christian H, FK UI, 2013
Grafik 1. Rata-rata Kadar Kolesterol pada Darah Tikus Kelompok Tanpa Lemak dan
Tinggi Lemak
Untuk mengetahui pengaruh pemberian diet tinggi lemak terhadap kadar kolesterol dalam
darah tikus LMR strain-Wistar yang telah diberikan PTU, dilakukan uji T independen
terhadap kadar kolesterol kelompok tanpa lemak dan kelompok tinggi lemak. Pada uji T
independen, didapatkan hasil p=0.851 yang berarti pemberian diet tinggi lemak tidak
menimbulkan perbedaan bermakna secara statistik dalam meningkatkan kadar kolesterol pada
tikus LMR strain-Wistar yang telah diinduksi dengan Prophyltiouracil sebelumnya.
Pada kelompok uji ditemukan perbedaan kadar kolesterol yang bervariasi jika dibandingkan
dengan kelompok yang lain. Pada kelompok uji a dan uji b memiliki rata-rata kadar kolesterol
sebesar 28.8 g/dL. Kemudian, kadar kolesterol pada kelompok uji c adalah sebesar 21.6 g/dL.
Kadar kolesterol pada kelompok uji c ini paling rendah jika dibandingkan dengan kelompok
uji a dan kelompok uji b. Dibandingkan kadar kolesterol kelompok tinggi lemak pada hari
ke21, kadar kolesterol pada kelompok uji a dan b pada hari ke42 lebih rendah 44.4 g/dL.
Dibandingkan kadar kolesterol kelompok tinggi lemak pada hari ke21, kadar kolesterol pada
kelompok uji c pada hari ke42 lebih rendah 51.6 g/dL. Akan tetapi karena kadar kolesterol
kelompok tinggi lemak adalah diambil pada hari ke21 dan kadar kolesterol kelompok uji
diambil pada hari ke42, maka tidak dapat dilakukan uji statistik.
Apabila perlakuan diteruskan hingga hari ke42, maka kadar kolesterol kelompok tinggi lemak
diperkirakan akan mencapai 75 g/dL. Dibandingkan perkiraan kadar kolesterol kelompok
tinggi lemak pada hari ke42 tersebut, maka kadar kolesterol kelompok uji a dan b lebih
Pengaruh Ekstrak..., Christopher Christian H, FK UI, 2013
rendah 46, 2 g/dL. Dibandingkan perkiraan kadar kolesterol kelompok tinggi lemak pada hari
ke42 tersebut, maka kadar kolesterol kelompok uji c lebih rendah 53, 4 g/dL. Dikarenakan
kadar perkiraan kadar kolesterol pada hari ke42 ini adalah berdasarkan perbandingan linear
dari hari ke21, maka tidak dapat dilakukan uji statistik untuk dibandingkan dengan kadar
kolesterol kelompok uji pada hari ke42. Akan tetapi, berdasarkan perbandingan kadar
kolesterol kelompok uji pada hari ke42 terhadap kadar kolesterol kelompok tinggi lemak pada
hari ke21 dan perkiraan kadar kolesterol kelompok tinggi lemak pada hari ke42, terlihat
bahwa ekstrak Garcinia dioica mempunyai efek menurunkan kadar kolesterol darah tikus
LMR strain-Wistar. Selain itu, terlihat bahwa dengan peningkatan dosis ekstrak Garcinia
dioica, efek penurunan kadar kolesterol pada darah meningkat pula.
Grafik 2. Rata-rata Kadar Kolesterol Darah pada Tikus Kelompok uji a, b, dan c
Untuk mengetahui hubungan antara pemberian ekstrak Garcinia dioica dengan kadar
kolesterol dalam darah tikus LMR strain-Wistar, dilakukan uji ANOVA one-way dengan post
hoc LSD. Ketika dianalis dengan uji ANOVA post hoc LSD, antara kelompok uji a dan
kelompok uji b, ketika diuji memberikan p=0.968. Hal ini berarti antara kenaikan dosis dari
kelompok uji b terhadap kelompok uji a tidak bermakna secara statistik. Antara kelompok uji
b dan kelompok uji c memberikan p=0.168. Hal ini berarti kenaikan dosis antara kelompok
uji c terhadap kelompok uji b tidak bermakna secara statistik. Antara kelompok uji a dan
kelompok uji c memberikan p=0.179. Hal ini berarti kenaikan dosis antara kelompok uji c
terhadap kelompok uji a tidak bermakna secara statistik. Dengan demikian dapat disimpulkan
peningkatan efek penurunan kadar kolesterol dengan peningkatan dosis tidak bermakna secara
statistik.
Selain kadar kolesterol, juga dilakukan pengukuran berat badan tikus. Berat badan tikus
Kad
ar L
DL
(mg/
dl)
Pengaruh Ekstrak..., Christopher Christian H, FK UI, 2013
kelompok tanpa lemak dan kelompok tinggi lemak diukur pada awal percobaan, hari ke21,
dan hari ke42 untuk melihat efek pemberian diet tinggi lemak. Berat badan tikus kelompok uji
a, b, dan c diukur pada awal percobaan, hari ke21, dan hari ke42 untuk melihat efek.
Tabel 2. Rata-rata Hasil Pengukuran Berat Badan Tikus
Terlihat bahwa kenaikan yang cukup signifikan berat badan dari kelompok tikus tinggi lemak
dan kelompok tikus uji setelah selama 21 hari diberikan diet tinggi lemak, dibandingkan
kenaikan berat badan dari kelompok tikus tanpa lemak, yang tidak diberikan diet tinggi
lemak. Adapun, kenaikan ini bermakna secara statistik ketika diuji dengan uji T berpasangan,
dimana didapatkan p<0.05. Selain itu, juga terlihat bahwa terdapat penurunan yang cukup
signifikan berat badan dari kelompok tikus uji selama 21 hari diberikan ekstrak Garcinia dioica. Adapun, penurunan berat badan ini bermakna secara statistik ketika diuji dengan uji T
berpasangan, dimana didapatkan p<0.05. Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan
pengamatan terhadap perubahan perilaku tikus selama percobaan dan didapatkan tidak ada
perubahan perilaku pada tikus.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Perubahan Perilaku Tikus
Rata-rata berat badan (dalam g)
Kelompok tikus Berat awal Berat hari ke21 Berat hari ke42
Tanpa lemak 183.8 184.8 -
Tinggi lemak
Uji a
Uji b
Uji c
175.8
188.6
187.8
187.8
196
201.4
202.2
202.8
-
195.2
193.4
195
Perubahan perilaku tikus
Kelompok tikus Portur Aggressiveness Deprivasi motorik
Tanpa lemak - - -
Tinggi lemak
Uji a
Uji b
Uji c
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Pengaruh Ekstrak..., Christopher Christian H, FK UI, 2013
DISKUSI
Pada uji statistik, kadar kolesterol kelompok tanpa lemak dan kelompok tinggi lemak tidak
memiliki perbedaan bermakna yaitu dengan p=0.851. Pada penelitian Amran et al dan
Widayanti et al, antara kelompok tikus yang diberikan diet tingggi lemak dan yang tidak
diberikan diet tinggi lemak juga tidak terdapat perbedaan bermakna. Tidak terdapatnya
perbedaan bermakna antara kadar kolesterol kelompok tanpa lemak dan kelompok tinggi
lemak ini diduga disebabkan karena adanya pemberian PTU. Berdasarkan penelitian
sebelumnya, PTU diduga dapat menginduksi hiperkolesterolemia yang disebabkan oleh
adanya hipotiroidisme. PTU menghambat sintesis hormon steroid dengan menghambat
oksidasi iodin, sehingga sintesis hormon tiroid (tiroksin dan triodothyronin). Dengan adanya
hipotiroidisme, kecepatan metabolism berkurang, salah satunya metabolisme kolesterol.
Akibat metabolisme kolesterol berkurang, maka kadar kolesterol dalam darah meningkat.14-17
Jika pemberian diet tinggi lemak pada kelompok tinggi lemak diteruskan\ hingga mencapai 42
hari, diperkirakan kadar kolesterol tikus mencapai 75 g/dL berdasarkan perbandingan linear
terhadap kelompok tanpa lemak. Pada penelitian kali ini, dosis 10 mg mampu menurunkan
kolesterol hingga 28,8 g/dL, dosis 20 mg mampu menurunkan kolesterol hingga 28,8 g/dL,
dan dosis 30 mg mampu menurunkan kolesterol hingga 21,6 g/dL.
Adapun, hasil uji statistik ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian Story et.
al. dan Widayanti et. al. 16,19 Pada penelitian Widayanti et al., ekstrak Garcinia dioica dengan
dosis 50% dapat menurunkan kadar kolesterol hingga mencapai 83,4 mg/dL, dosis 75% dapat
menurunkan kadar kolesterol hingga mencapai 59 mg/dL, dan dosis 100% dapat menurunkan
kolesterol hingga 45,4 mg/dL. Meskipun demikian, ketika diuji secara statistik, ditemukan
bahwa p antara tiap kelompok uji lebih besar dari 0.05, yang berarti bahwa dengan dengan
perbedaan dosis, penurunan kadar kolesterol yang terjadi tidak bermakna.
Hal ini dapat dijelaskan dengan teori concentration-effect relationship.30 Dari hasil uji spesies
dan uji bahan ditemukan bahwa ekstrak yang dibuat dari kulit buah Garcinia dioica
mengandung triterfenioid, flavonoid, saponin, tanin, asam sitrat, asam tartat, asam malat,
asam askorbat, dan asam hidroksisitrat. Pada kandungan tersebut, paling tidak ada dua zat
yang dapat menurunkan kadar kolesterol pada penelitian sebelumnya yaitu saponin pada
penelitian Story et al. dan xanthon pada penelitian Widayanti et al. Saponin dan xanthon
merupakan golongan flavanoid. Golongan flavanoid merupakan molekul yang polar dan
berukuran besar, sehingga membuat absorpsinya sulit. Oleh karena itu, pada dosis 10 mg dan
Pengaruh Ekstrak..., Christopher Christian H, FK UI, 2013
20 mg penurunan belum terlalu signifikan dibandingkan dosis 30 mg.
Pada tikus ini, juga dilakukan pengukuran berat badan dan ditemukan bahwa pemberian diet
tinggi lemak menaikkan berat badan tikus pada tikus kelompok tinggi lemak dan kelompok
uji. Lalu, ditemukan pula bahwa ekstrak Garcinia dioica dapat menurunkan berat badan tikus
pada tikus kelompok uji. Adapun, perubahan berat badan ini bermakna secara statistik. Selain
itu, tidak ditemukan adanya perubahan perilaku pada tikus sepanjang penelitian ini.31
KESIMPULAN
Berdasarkan peneltian ini, ditemukan hasil bahwa terdapat peningkatan kadar kolesterol
antara kelompok tinggi lemak yang diberikan PTU disertai diet tinggi lemak terhadap
kelompok tanpa lemak yang hanya diberikan PTU. Namun peningkatan kadar kolesterol ini
tidak bermakna secara statistik.
Ekstrak Garcinia dioica memberikan efek menurunkan kadar kolesterol dan berat badan tikus
LMR strain-Wistar. Hal ini terlihat berdasarkan perbandingan kadar kolesterol darah tikus
antara kelompok tinggi lemak pada hari ke21 dan tikus kelompok uji pada hari ke42. Lalu,
terdapat peningkatan efek penurunan kadar kolesterol darah yang sebanding dengan
peningkatan dosis ekstrak Garcinia dioica. Namun, peningkatan efek ini tidak bermakna
ketika diuji secara statistik.
SARAN
Dari hasil penelitian ini, diketahui perlu dilakukan beberapa penelitian lanjutan, yaitu (1)
penelitian lanjutan untuk menjelaskan pengaruh ekstrak Garcinia dioica terhadap penurunan
kadar kolesterol darah, (2) penelitian lanjutan untuk mencari dosis yang lebih potensial dalam
dalam menurunkan kadar kolesterol dengan menggunakan dosis yang lebih tinggi, (3)
penelitian lanjutan untuk mengetahui adanya toksisitas atau efek samping ekstrak Garcinia
dioica, serta (4) penelitian lanjutan untuk mengidentifikasi zat kimia yang menurunkan kadar
kolesterol pada Garcinia dioica. Berdasarkan literature yang penulis temukan, paling tidak
terdapat dua zat yang dapat menurunkan kadar kolesterol pada Garcinia dioica yaitu saponin
dan asam hidroksisitrat.
Pengaruh Ekstrak..., Christopher Christian H, FK UI, 2013
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization (WHO) Media Centre. Fact Sheet Number 317:
Cardiovascular Disease. Dipublikasikan pada bulan September 2012. Diunduh dari
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs317/en/index.html pada 14 Februari 2013.
2. World Health Organization in collaboration with World Heart Organization and World
Stroke Organization. Global atlas on cardiovascular disease prevention and control.
Geneva: WHO Press; 2011. p. 8-13.
3. Crawford MH. Lipid disorders in: Current Diagnosis & treatment in cardiology. 2nd
ed. USA: McGraw-Hill. 2003; 15-16.
4. American Heart Association. Heart Disease and Stroke Statistics—2011 Update.
Dipublikasikan pada bulan Desember 2010. Diunduh dari
http://circ.ahajournals.org/content/123/4/e18.full pada bulan Agustus 2011.
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia; 2010.
6. World Heart Federation. Cardiovascular disease risk factors. Dipublikasikan pada
Oktober 2011. Diunduh dari http://www.world-heart-federation.org/press/fact-
sheets/cardiovascular-disease-risk-factors/ pada 14 Februari 2013.
7. Arief I. Ancaman dari pembunuh no.1 dunia. National Cardiovascular Center Harapan
Kita. Dipublikasikan pada bulan Juni 2010. Diunduh dari
http://www.pjnhk.go.id/content/view/3075/32/ pada bulan Agustus 2011.
8. Unknown. Asam Kandis, Asam Gelugur, Siriang-riang. Dipublikasikan pada 12
Januari 2012. Diunduh dari http://www.sungaikuantan.com/2011/01/asam-kandis-asam-
gelugur-ketiga-asam.html pada 14 Februari 2013.
9. Balaikliring Kehati Jawa Barat. Ceuri (Garcinia dioica Blume). Dipublikasikan pada
17 Maret 2009. Diunduh dari http://clearinghouse.bplhdjabar.go.id/
index.php?option=com_content&view=article&id=267%3Aceuri&catid=58%3Acagar-alam-
gunung-tilu&Itemid=182&lang=en pada 29 April 2013.
10. Smith S, Marks AD, Lieberman M. Marks’ Basic Medical Biochemistry: A Clinical
Approach, 2nd ed. Lippincott Williams & Wilkins. p. 619-28.
11. Botham KM, Mayes PA. Lipids of Physiologic Significance. In: Murray RK, Bender
DA, Botham KM, Kennelly PJ, Rodwell VW, Weil PA (ed). Harper’s Illustrated
Biochemistry, 28th ed. New York: McGraw-Hill; 2009. p. 124-42.
Pengaruh Ekstrak..., Christopher Christian H, FK UI, 2013
12. Gunawan SG (editor). Obat Kardiovaskular dalam: Farmakologi dan Terapi. Edisi 5.
Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. 2007; 379-40.
13. Digestion and transport of dietary lipids. In: Smith C, Marks AD, Lieberman M.
Marks’ basic medical biochemistry: a clinical approach. 2nd edition. Lippincott
Williams & Wilkins. 2004; 583-93.Cooper, GM. The Cell: A Molecular Approach;
ASM Press, Washington DC: Sinauer Associates, Inc., Sunderland, MA; 1997. p. 42-
5.
14. Nelson D. Cox M. Lehninger The Principles of Biochemistry: Lipid Biosythesis. 4th
ed. New York: W. H. Freeman Publishing; 2004. p. 822.
15. Martini FH, Nath JL. Fundamentals of Anatomy & Physiology: Metabolism and
Energentics. 8th ed. California: Pearson Benjamin Cummings; 2009. p. 944-6.
16. Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J.
Harrison’s Principles of Internal Medicine, 17th ed. New York: Mc Graw Hill
Company; 2008.
17. Falk E. Pathogenesis of atherosclerosis. J Am Coll Cardiol. 2006 Apr 18;47(8
Suppl):C7-12.
18. Redinger R. The pathophysiology of obesity and its clinical manifestations.
Gastroenterol Hepatol. 2007;3(11):856–863.
19. National Institute of Health . NCEP panel on: Detection, Evaluation, and Treatment of
High Blood Cholesterol in Adults (Adult Treatment Panel III) Final Report. 2002. p.
II-5 - II-7
20. Rignanese L. Botanica Sistema. Dipublikasikan pada 2006. Diunduh dari
http://www.homolaicus.com/scienza/erbario/utility/botanica_sistematica/hypertext/0718.htm pada 29 April 2013.
21. Widayanti, Yanti AR, Siringoringo VS. Pengaruh Pemberian Ekstral Etanol Asam
Kandis (Garcinia dioica) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Plasma Tikus
Putih (Rottus norvegicus L) Galur Sprague Dewley. Jurnal Bahan Alam Indonesia
ISSN 1412-2855 Vol 7, No 3, Mei 2010.
22. Jena BS, Jayaprakasha GK, Singh RP, Sakariah KK. Chemistry and biochemistry of
hydroxycitric acid from Garcinia. Journal of Agricultural and Food Chemistry.
2002;50,1:10-22.
23. Amran AA, Zaiton Z, Faisah O, Morat P. Effects of Garcinia atroviridis on serum
profiles and atherosclerotic lesion in the aorta of guinea pigs fed a high cholesterol
diet. Singapore Med J. 2009 Mar; 50(3):295-9.
Pengaruh Ekstrak..., Christopher Christian H, FK UI, 2013
24. Onakpoya I, Hung SK, Perry R, Wider B, Ernst E. The use of Garcinia extract
(hydroxycitrat acid) as a weight loss supplement: a systematic review and meta-
analysis of randomized clinical trials. Journal of Obesity. Volume 2011, article ID
509038.
25. Preuss HG, Bagchi D, Rao CVS, Satyanarayana S, Bagchi M. Effect of hydroxycitric
acid on weight loss, body mass index and plasma leptin levels in human
subjects. FASEB Journal, vol. 16, no. 5, p. A1020, 2002.
26. Thom E. Hydroxycitrate (HCA) in the treatment of obesity. American Journal of
Clinical Nutrition, vol. 20, no. l 4, p. 48, 1996.
27. Story JA, LePage SL, Petro MS, West LG, Cassudy MM, Lightfoot FG, Vahouny
GV. Interaction of alfafa plant and sprout saponins woth cholesterol in vitro an in
cholesterol-fed rats. AM J Clin Nutr. 1984; 39(6):917-29.
28. Federer WT. Statistics and society: data collection and interpretation, 2nd ed. New
York: Marcel Dekker; 1991.
29. Anonim. Buku Panduan Teknologi Ekstrak. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2004. p. 13-22.
30. Chapter 3: Pharmacodynamics: Molecular Mechanism of Drug Action. In. Brunton L,
Chabner BA, Knollmann BC (ed). Goodman and Gilman’s The Pharmocological
Basis of Therapeutics. New York: McGraw-Hill; 2011.
31. Hedrich HJ, Bullock G. The Laboratory Mouse. London: Elsevier; 2004. p 287-98.
Pengaruh Ekstrak..., Christopher Christian H, FK UI, 2013
Top Related