i
PENGARUH DOW JONES ISLAMIC MARKET (DJIM), KURS, Dan
HARGA EMAS DUNIA Terhadap JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)
PERIODE JANUARI 2012 – DESEMBER 2016
Skripsi
Diajukan sebagai Tugas Akhir Pemenuhan Persyaratan
untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh :
Ipak Kinine
1110084000032
JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
i
i
i
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ipak Kinine
NIM : 1110084000032
Fakultas : Ilmu Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsinya :
1. Tidak Mengunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggung jawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin memilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini
Jika kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan melalui pembuktian
yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata ditemukan bukti bahwa saya telah
melanggar peryataan diatas, maka saya siap dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang
berlaku di fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayallah
Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, 16 Juni 2017
Ipak Kinine
i
PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Ipak Kinine
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta, 07 November 1991
3. Alamat : Jl. Ir. Juanda gang Semanggi 1 Rt.
01 Rw. 03 No. 33 kel. Cempaka putih, kec. Ciputat timur, kota
tangerang selatan
4. Telepon : 089637212187
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN Kampung Utan 1 : 1998-2004
2. MTs. Yayasan Islamiyah Ciputat : 2004-2007
3. MA. Yayasan Islamiyah Ciputat : 2007-2010
4. S1 UIN. SYAHID JAKARTA : 2010-2017
III. SEMINAR DAN WORK SHOP
1. Pelatihan alat analisis Location Quotient, Shift Share & Tipologi Sektoral,
Jakarta, Jum’at 14 Desember 2012 oleh UIN.SYAHID. Jakarta
2. Seminar “ In The Internasional Anti Corruption & Human Right Days
Wednesday, Jakarta, December 12th
2012, oleh UIN.SYAHID. Jakarta
3. Seminar Outlook Otoritas Jasa Keuangan “OJK” terhadap Industri
Keuangan dan Perbankan Syariah, Jakarta, Kamis, 22 Desember 2011,
oleh UIN.SYAHID. Jakarta
4. Seminar Peluang Berkarier di Dunia Syariah, oleh UIN.SYAHID. Jakarta,
23 Oktober 2010
5. Economic Leader Camp “The Role Of Young Generation In Building Self
Convidence To Get Success In The Future”, Jakarta, 24 dan 25 Desember
2010.
6. Pengenalan Studi dan Almamater di UIN.SYAHID. Jakarta, 02 dan 03
Oktober 2010
7. Sertifikat Kelulusan Mata Kuliah Praktikum Qira’at dan Ibadah, di
UIN.SYAHID. Jakarta, 11 Agustus 2011
ii
8. Kuliah Kerja Nyata “KKN” di desa Bunar, kec. Cigudeg, kota Bogor, 30
Oktober 2013, Jakarta, oleh UIN.SYAHID. Jakarta
9. Sertifikat Ujian Toefl dan Toafl oleh Pusat Pengembangan Bahasa UIN.
SYAHID JAKARTA, Jakarta 13 dan 17 Oktober 2016
10. Seminar Pendidikan “Implementasi Kurikulum 2013; Harapan Baru
Peningkatan Mutu Pendidikan Indonesia” di Ballroom MESS ACEH
Jakarta, Sabtu, 25 Mei 2013
11. Sertifikat Kelulusan IJMPI “Ikatan Juru Masak Profesional Indonesia”
oleh SMK MAKARYA 2 JAKARTA, 19 Desember 2009
12. LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN (LDK), “Tingkatan Kedisiplinan,
Kretivitas dan Akhlakul Karimah” oleh OSIS MA. Islamiyah Ciputat, di
Wisma Tugu Dept. Agama, Cisarua Puncak-Bogor, 18 dan 19 Oktober
2008
13. Sertifikat Kelulusan Keterampilan Komputer “Microsoft Power Point dan
Internet” oleh Madrasah Aliyah Islamiyah, Ciputat 13 April 2010
14. Sertifikat Kelulusan Keterampilan Komputer “Microsoft Word dan Excel”
oleh YIC Madrasah Tsanawiyah Islamiyah, Ciputat 31 Maret 2007
15. Peragaan Manasik Haji murid Raudhatul Athfal Tingkat Kodya Jakarta
Selatan” oleh TK. Salman ITB, 1 November 1997
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : DRS. H. A. Basik Djalil, SH., MA
2. Tempat/ tanggal lahir : Aceh Tengah (Takengon) 06 Maret
1950
3. Ibu : Hj. Murniati Abu Bakar
4. Tempat/ tanggal lahir : Aceh Tengah (Bintang) 14 Sep
1959
5. Alamat : Jl. Ir. Juanda Gang Semanggi 1 Rt.
01 Rw.03 No.33 Kel. Cempaka Putih, Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang
Selatan
6. Anak ke : 4 dari 5 Bersaudara.
iii
ABSTRACT
The study aimed to know the Influence Dow Jones Islamic Market, Kurs,
world gold princes against Jakarta Islamic Index. The analysis was using
monthly time series data published by Bursa Efek Indonesia, World Bank, Bank
Indonesia and Kitcom from January 2012 to December 2016 period. The method
which used in this research was quantitative data by type of quantitative deductive
format. this study used multiple regression with analysis tools Ordinary Least
Square (OLS).
The result showed that in partial Dow Jones Islamic Market has a positive
Influence significant with a coefficient of 0.389391 and Prob. of 0.0203. Kurs
had a significant negative effect with a coefficient of -0.765674 and Prob. of
0.0031. World Gold Price had a significant negative effect with a coefficient of
0.131587 and Prob. of 0.3131. in simultaneously all independent variables ( Dow
Jones Islamic Market, Kurs, and gold princes )has a significant influence on the
Jakarta Islamic Index with a F-Statistik of 6.769937 and Prob f-statistik of
0.000575. From the regression result Adjusted R-Square JII of 0.229848 and
indicated that the variation of dependent variables (Dow Jones Islamic Market,
Kurs and world gold princes) altogether can be explained by the independent
variable (JII) of 22,98%.while the remained 77,02% was exsplained by variation
that was not included in this study.
Key Words : Dow Jones Islamic Market, Kurs, World gold prices and Jakarta
Islamic Index
iv
ABSTRAK
Penelitian bertujuan meihat Pengaruh DJIM Kurs, Emas terhadap JII.
Sedangkan analisis dilakukan dengan menggunakan data runtutan waktu bulanan
yang dipublikasikan BEI, Woldbank, BI dan Kitcom periode Januari 2012 s.d
Desember 2016. Metode yang penulis gunakan ialah metode data kuantitatif
dengan jenis kuantitatif format deduktif. Penelitian ini menggunakan analisis
regresi berganda dengan alat analisis OLS (Ordinary Least Square).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial variabel DJIM memiliki
pengaruh positif secara signifikan dengan Koefisien sebesar 0.389391 dan
Probabilitas sebesar 0.0203. kurs berpengaruh negatif secara signifikan dengan
Koefisien sebesar -0.765674 dan Probabilitas sebesar 0.0031, serta Harga Emas
Dunia memiliki pengaruh positif secara tidak signifikan dengan Koefisien sebesar
0.131587 dan Probabilitas sebesar 0.3131. Secara simultan semua variabel
independen (DJIM, Kurs, dan Harga Emas Dunia) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap JII dengan nilai F-Statistik sebesar 6.769937 dan Probabilitas
F-Statistik sebesar 0.000575. Kemudian dari hasil regresi Adjusted R-Squared JII
sebesar 0.229848, dan menunjukan bahwa variasi variabel JII secara bersama-
sama mampu dijelaskan oleh variabel-variabel independen (DJIM, Kurs, dan
Harga Emas Dunia) sebesar 22,98%. Sedangkan sisanya sebesar 77,02%
dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak diikut sertakan dalam penelitian
ini.
Kata kunci : DJIM, Kurs, Harga Emas Dunia dan JII
v
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pertama-tama penulis mengucapkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT,
karena dengan perkenanNyalah penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
yang berjudul “PENGARUH DOW JONES INDEX MARKET (DJIM), KURS
DAN HARGA EMAS DUNIA TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX
PERIODE JANUARI 2012 – DESEMBER 2016”. Pada kesempatan ini penulis
juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Kedua orang tua ku tercinta, Ibu Murniati Abu Bakar dan Bapak Abdul Basik
Djalil, terimakasih yang tak terhingga atas bantuan doa, pengertian, kesabaran,
dorongan semangat dan kasih sayang yang diberikan selama penulis
menjalankan studi dan dalam penulisan skripsi. Semoga dengan
terselesaikannya skripsi ini dapat memberikan kebahagiaan kepada keluarga
dan dapat menjadi kebanggaan karena akhirnya penulis telah menjadi sarjana.
segala do’a, bimbingan, semangat, dan dukungannya, sehingga aku bisa
sampai pada jenjang strata 1 ini. Kepada abang laki-laki satu-satunya Faj
Amiki, kedua kakak-kakak ku Heliayana, Kati Pane saudara kandung terbaik
ku dan adik ku Anan Putri.
2. Bapak Dr. Arif Mulfraini, Lc., M.Si., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
3. Bapak Dr. Alimin, S.E., A.K., M.Si., Selaku Wakil Dekan I Bidang
Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., MH., Selaku Wakil Dekan
II Bidang Administrasi Umum dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Ma.,
Selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
4. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Najwa Khairina, M.Si., Selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan Mochammad Aziz, M.M., TH., Selaku dosen
pembimbing dan sebagai penemu Theory H dan Haslm dan Reflexitivity
Management serta rumus total Qur’an 1587 x 4 = 112 + 6236 yang bersedia
meluangkan waktu, membimbing penuh kesabaran, dan memberikan
kemudahan dalam penulisan skripsi ini. Semoga menjadi amal baik dan
mendapat balasan dari Allah SWT dengan balasan yang lebih baik.
7. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan wawasan kepada penulis, mulai dari masa perkuliahan
hingga pada penulisan skripsi ini.
8. Segenap Teman-teman IESP 2010 yang tidak bisa semua disebutkan satu
persatu. Terimakasih untuk selalu bisa sharing tentang mata kuliah dan juga
skripsi. Khususnya kepada bang Umar Adi Saputra, abang satu-satu nya di the
genk (hatur nuhu untuk semua kebaikannya). Hadelina Hafni, selaku ketua the
genk bohay kita ckkkccckkc… horas bahh, makasih untuk ekstra perhatian
dan jamuannya, maaf banget dulu nggak bisa sebaik dirimu. Kesuma Dewi,
vii
9. makasih untuk menjadi peredam kemarahan si mamih medan, sosok yang
paling sabar di the genk. Bela Septiana, Eva Melasari (semoga kita bisa jadi
sahabat dekat lagi), Naili Kamelia, Izatun Purnami, Kemal Fauzi, Faif, M. Adi
Rahman. semoga Tuhan YME membalas budi baik yang telah kalian berikan
kepada penulis. Best is the best lah pokoknya..
10. Terimakasih untuk eka rahayu dan istiqomah yang memberikan tumpangan
kost untuk releksasi dari kebosanan di rumah, Berijin bohh.
Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis tak lupa mengharapkan kritik dan saran
atas skripsi ini. Namun demikian besar harapan penulis semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu, khususnya ilmu ekonomi bisnis syariah.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………1
B. Batasan Masalah………………………………………………..15
C. Rumusan Masalah………………………………………………15
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 16
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ........................................................................... 18
1. Investasi ............................................................................... 18
a. Definisi Investasi………………………………………..18
b. Instrument Investasi ........................................................ .19
c. Tujuan Investasi .............................................................. .20
d. Investasi dalam Pandangan Islam…………..…………....20
2. Pasar Modal………………………………………………....23
a. Definisi Pasar Modal………………………………….....23
b. Fungsi Pasar Modal dalam Perekonomian……………....23
c. Pasar Modal Syariah……………………………………..24
d. Karakteristik Pasar Modal Syariah……....…………........27
e. Manfaat Pasar Modal Syariah……………………..…….28
f. Instrument Pasar Modal Syariah………………...……....30
ix
3. Jakarta Islamic Index……………………………………....30
a. Pengertian Jakarta Islamic Index……………………….30
b. Daftar 30 Saham Emiten JII………………………….....33
4. Saham Indeks Syariah Dow Jones ....................................... 35
5. Kurs ...................................................................................... 41
a. Pengertian kurs ................................................................ 41
b. Macam-macam Kurs ....................................................... 41
c. Kurs dalam Ekonomi Islam ............................................. 42
6. Harga Emas Dunia ............................................................... 43
7. Pengaruh Variabel Y dengan Variabel Dependen….……...44
a. Pengaruh DJIM terhadap Indeks JII ................................ 44
b. Pengaruh KURS terhadap Indeks JII .............................. 45
c. Pengaruh Harga Emas Dunia terhadap Indeks JII .......... 47
B. Penelitian Terdahulu ................................................................... 48
C. Kerangka Pemikiran…………………………………………….57
D. Hipotesis Penelitian .................................................................... 60
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 61
B. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 62
C. Metode Analisis Data .................................................................. 63
1. Uji Asumsi Klasik……....…………………….…………....64
a. Uji Normalitas. ................................................................ 64
b. Uji Multikolinieritas……………………………………..65
c. Uji Heteroskedastisitas………………………………….66
d. Uji Autokorelasi………………………………………...68
2. Uji Statistik………………………………………………...71
a. Uji Probabiliti T-Statistik…………………………..…...71
b. Uji F-Statistik…………………………………………...71
c. Uji Koefisien Determinan (Adjusted R2)…………..…...71
D. Operasional Variabel Penelitian………………………………...72
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)……………………...72
2. Variabel Bebas (Independent Variable)……………………..73
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian……………………………..76
1. Perkembangan Jakarta Islamic Index………………………..76
2. Perkembangan DJIM…………………………………………80
3. Perkembangan Kurs……………………..…………………....83
4. Perkembangan Harga Emas Dunia…………………………...85
x
B. Hasil Analisis dan Pembahasan………………………………….89
1. Deskripsi Data Variabel Y & Variabel X..…………………...89
a. Uji Asumsi Klasik………………………………….………..90
b. Pengujian Hipotesis & Pembahasan Pengujian Hipotesi..…..94
C. Analisis Ekonometrik………………………………………….....97
D. Analisis Ekonomi……………………………………………….101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………………………106
B. Saran……………………………………………………………..107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
1.1 Data variabel JII, DJIM, Kurs dan Harga Emas Dunia 9
2.1 Perbedaan Investasi dan Menabung 18
2.2 Nama perusahaan-perusahaan yang terdaftar di 30 saham JII34
2.3 Penelitian Terdahulu 54
2.4 Kerangka Berfikir 59
4.1 Uji Normalitas 91
4.2 Uji Multikolinieritas (cerelation matrix) 92
4.3 Uji Heterokedasitas (uji white) 93
4.4 Uji Autokorelasi 94
4.5 Uji Regresi OLS 95
4.6 Uji F 100
4.7 Koefisien Determinasi 100
xii
DAFTAR GRAFIK
No Keterangan Halaman
1.1 Perkembangan Jakarta Islamic Index 6
4.1 Perkembangan Jakarta Islamic Index 2012 – 2016 79
4.2 Perkembangan DJIM 2012 – 2016 82
4.3 Perkembangan Kurs 2012 – 2016 84
4.4 Perkembangan Harga Emas Dunia 2012 – 2016 87
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara historis pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak zaman colonial belanda dan tepatnya
pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah
Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah colonial atau VOC. Efek-efek
yang diperdagangkan dalam bursa ini terdiri atas Saham-saham dan obligasi yang
diterbitkan perusahaan milik Belanda dan Efek-efek Belanda lainnya. Pendirian
bursa efek oleh pemerintah Belanda tersebut bertujuan untuk memobilitasi dana
dalam rangka membiayai perkebunan milik Belanda yang saat itu sedang
diberkembangkan secara besar-besaran di Indonesia (Slamet, 2004 : 487).
Pemerintah mulai kembali melakukan usaha pengaktifan pasar modal
Indonesia sejak 10 Agustus 1977 dengan membentuk BAPEPAM (Badan
Pelaksanaan Pasar Modal), kemudian sejak tahun 2005 berubah menjadi OJK
(Otoritas Jasa Keuangan). Usaha pengaktifan kembali pasar modal tersebut
diharapkan akan dapat ikut berperan memacu pertumbuhan ekonomi melalui
mobilitasi dana untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan di luar
bidang perbankan.
Pengertian pasar modal secara umum menurut keputusan Mentri keuangan RI
No. 1548/KMK/1990 tentang peraturan pasar modal adalah suatu sistem keuangan
yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah Bank-bank komersial dan semua
lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan Surat-surat berharga
2
yang beredar. Sedangkan dalam arti sempit pasar modal adalah suatu tempat
dalam pengertian fisik yang terorganisasikan transaksi penjualan efek atau disebut
sebagai bursa efek(Rodoni,2009 : 63).
Selain di Bank kita juga bisa berinvestasi di pasar modal. Pasar modal
dibangun dengan tujuan menggerakan perekonomian suatu negara melalui
kekuatan swasta dan mengurangi beban negara. Negara memiliki kekuatan dan
kekuasaan untuk mengatur bidang perekonomian tetapi tidak harus memiliki
perusahaan sendiri. Jika kegiatan ekonomi dapat dilaksanakan oleh pihak swasta,
maka negara tidak perlu campur tangan langsung sehingga dapat menghemat
anggaran biaya, akan tetapi negara mempunyai kewajiban membuat aturan dalam
UU supaya pihak swasta mampu bersaing dengan sportif dan fair serta tidak ada
pihak yang memonopoli (Samsul, 2006 : 43).
Pasar modal (capital market) merupakan salah satu elemen penting dan tolak
ukur kemajuan perekonomian suatu negara. Salah satu ciri-ciri negara industri
maju maupun negara industri baru adalah adanya pasar modal yang tumbuh dan
berkembang dengan baik. Pasar modal juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk
mengundang masuk investor asing dan dana-dana asing guna membantu kemajuan
perekonomian negara (Hariyani dan Purnomo, 2010).
Pada era globalisasi saat ini, dimana hambatan-hambatan perekonomian
semakin pudar, peralihan arus dana dari pihak yang surplus kepada yang defisit
akan semakin cepat dan tanpa hambatan. Pasar modal Indonesia memiliki peran
besar bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal, investor sebagai
pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya pada
3
berbagai sekuritas dengan harapan memperoleh imbalan (return). Sedangkan
perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana dapat memanfaatkan dana
tersebut untuk mengembangkan proyek-proyeknya. Seringkali pasar modal
merupakan alternatif pendanaan eksternal dengan biaya yang lebih rendah dari
pada sistem perbankan. Dengan alternatif pendanaan dari pasar modal, perusahaan
dapat beroperasi dan mengembangkan bisnisnya dan pemerintah dapat membiayai
berbagai kegiatannya sehingga meningkatkan kegiatan perekonomian negara dan
kemakmuran masyarakat luas (Tandelilin, 2010).
Kekhawatiran para investor muslim akan hukum halal berinvestasi yang
mengandung unsur spekulasi, akhirnya terjawab sudah dengan dikeluarkannya
Fatwa mengenai kehalalan berinvestasi di pasar modal, Muktamar ke-7 Majma’
Fiqh Islami pada tahun 1992 memfatwakan bahwa investasi di pasar modal di
perbolehkan selama tidak melanggar syariat islam (Nurhayati dan Wasilah, 2009
:319 ) dalam jurnal El-Qudwah (2011). Di Indonesia pasar modal ditandai dengan
terbentuknya Jakarta Islamic Indeks (JII) Pada tanggal 3 Juli 2000, PT Bursa Efek
Indonesia bekerja sama dengan PT. Danareksa Investmen Management (DIM)
meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan syariah Islam yaitu Jakarta
Islamic Index (JII). Indeks ini diharapkan menjadi tolak ukur kinerja saham-
saham yang berbasis syariah serta untuk lebih mengembangkan pasar modal
syariah (www. sahamok. com). Ayat al-Quran yang dijadikan dalil adalah QS.Al-
Maidah (5); 1 tentang perintah bagi umat Islam agar menunaikan perikatan dan
perjanjian; dan QS.An-Nisa (4); 29 tentang cegahan mengkonsumsi harta sesama
dengan cara yang batil. Pendapat ulama yang dijadikan dalil adalah pendapat
4
Wahbah Zuhaili yang menyatakan transaksi apa pun dibolehkan selama tidak
dilarang dan tidak bertentangan syariah.
Dan setelah adanya fatwa dan dalil tersebut diatas serta dilatar belakangi
dengan penduduk Indonesia yang bermayoritas beragama Islam, pada sektor
industri pasar modal diharapkan mampu mengakomodir sekaligus melibatkan
peran warga muslim di Indonesia untuk ikut aktif menjadi pelaku utama pasar
yaitu sebagai investor lokal di pasar modal syariah (Sutedi, 2011: 19).
Menurut ulama besar Indonesia Quraisy Shihab pun menguatkan dengan
menyampaikan bahwa saham dapat menjadi bahan transaksi seperti diperjual
belikan. Dalam hal ini tidak dibutuhkan adanya serah terima wujud barang itu.
Cukup bukti-bukti yang diperlukan. (Quraisy Shihab, Kumpulan Tanya Jawab,
Republika, 2004 : 46). Maka Bukti kepemilikan saham sekarang ini tidak harus
berupa kertas, sekarang ini bisa juga berupa catatan yang dilakukan secara
elektronik di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dapat diakui dan diterima
dalam pandangan hukum Islam.
Jakarta Islamic Indeks (JII) ialah sekumpulan saham yang aturan mainnya
berlandaskan hukum syariah dimana salah satu larangannya tidak boleh bersifat
riba, gharar juga maysir yang tertera dalam sumber hukum Islam (Al-Quran) dan
As-Sunnah. Ketentuan yang dilarang adalah : Pertama, usaha yang mengandung
spekulasi. Kedua, memperjual belikan sesuatu baik berupa barang atau pelayanan
jasa yang memiliki kerangka rusuk riba (bunga). Ketiga, barang dan pelayanan
jasa yang sudah jelas zatnya haram (Al-Baqarah : 275).
5
JII terdiri dari 30 saham yang merupakan saham-saham syariah yang paling
likuid dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Pada awal peluncurannya,
pemilihan saham yang masuk dalam kriteria syariah melibatkan pihak DPS
(Dewan Pengawas Syariah) PT. Danareksa Investment Management. Akan tetapi
seiring perkembangan pasar, tugas pemilihan saham-saham yaitu Screening
Process tersebut dilakukan oleh Bapepam-LK, bekerjasama dengan Dewan
Syariah Nasional. Hal ini tertuang dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor II.K.1
tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah, Pengkajian ulang dilakukan
setiap 6 bulan sekali dengan penentuan komponen indeks awal bulan Januari dan
Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan
dimonitor secara terus menerus berdasarkan data-data publik yang tersedia.
(Yulianti; 2010; 20).
Sepanjang 2012 lalu, LQ45 mencatat pertumbuhan 9.14 persen. Indeks
berikutnya, Jakarta Islamic Indeks (JII) yang berisi 30 saham yang memenuhi
syarat saham syariah. Indeks JII mengalami kenaikan 10.76 persen tahun lalu.
Indeks Kompas 100 mengalami kenaikan 9,37 persen di 2012.
(www.okezone.com ; 6 januari 2013).
Frensidy (2009:01) menyebutkan bahwa pergerakan indeks saham disuatu
negara tentu tidak terlepas dari kondisi perekonomian negara itu secara makro.
Indeks harga saham di pengaruhi oleh variabel makro seperti Kurs, Suku Bunga,
Harga Emas Dunia, Cadangan Devisa dan Inflasi. Jika kondisi perekonomian
membaik maka modal asing akan lebih banyak masuk atau terjadi capital inflow.
Adanya hubungan antar variabel makro dan pergerakan harga saham untuk
6
memprediksi naik atau turunnya harga saham di masa sekarang atau masa
mendatang. Dalam hal ini pengaruh variabel ada yang positif dan negatif. Berikut
perkembangan Jakarta Islamic Index pada tahun 2012-2016.
Grafik 1.1
Sumber : www.bursa_efek_indonesia.com, data Jan-Des Tahun 2017. (data diolah)
Menurut Sudiyatno dan Nuswandhari, (2009:66) kondisi makro ekonomi
merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan, karena faktor internal,
faktor internal ini juga merupakan bagian dari kondisi yang disebabkan oleh
faktor-faktor eksternal seperti stabilitas politik dan keamanan hukum, sosial,
budaya, pendidikan serta ketidak pastian lingkungan. Adanya ketidak stabilan
faktor-faktor eksternal akan menyebabkan investasi menjadi lebih beresiko, dan
hal ini akan berdampak pada penurunan kinerja pasar modal. Dimana variabel
Dow Jones sebagai faktor eksternal, variabel Kurs sebagai faktor internal,
variabel emas sebagai faktor religius dan variabel JII sebagai faktor yang
dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut.
Menurut Cahyadin (2009:2) Pengembangan pertama indeks syariah dan
Equity Fund seperti Reksadana adalah Amerika Serikat, setelah The Amana Fund
diluncurkan The North Amerika Islamic Trust sebagai Equity Fund pertama di
575.42
625.97
661.94
645.2
625.97
2012 2013 2014 2015 2016
Jakarta Islamic Indeks Seri…
7
tahun 1986. Pada Februari 1999, di Bahrain. Dow Jones Islamic Market Index
(DJIM) adalah bagian dari kelompok Indeks-indeks Global Dow Jones (DJGI).
Hal ini membuktikan bahwa Amerika Serikat lebih dahulu melaksanakan kegiatan
pasar modal syariah, dimana prinsip dasar perusahaan yang tergabung sesuai
dengan standar Islami dan prinsip syariah. (Pedoman Dow Jones Islamic Market
Index, 2003).
Indeks saham syariah di Amerika mendapatkan apresiasi yang baik dari
masyarakat, dimana pada tahun pertama (1999) nilai kapitalisasi pasar meningkat
yaitu dari 1708 saham syariah yang ada hampir mencapai angka 10 triliun dollar
AS. Angka tersebut mampu mengungguli nilai indeks-indeks konvensional yang
ada di negara tersebut. Selain itu nilai perolehan/return bagi investor yang
dibutuhkan DJIM juga sangat tinggi untuk ukuran indeks saham yang baru
beberapa bulan berkembang sejumlah 19,22 % (Rodoni, 2009:72).
Menurut Tamara (2013: 3) keterkaitan antara bursa saham di Indonesia
dengan bursa saham dunia direpresentasikan oleh hubungan antar indeks
saham. Hal ini dikarenakan, para investor disuatu negara memberikan pengaruh
terhadap pergerakan indeks harga saham di bursa lain sebagai salah satu
informasi dalam proses pengambilan keputusan investasi. Salah satu indeks
harga saham yang kerap menjadi acuan dalam proses pengambilan keputusan
investor di bursa efek Indonesia adalah Dow Jones Islamic Market. Menurut
Christiawan (2010 : 3) ketika Dow Jones Islamic Market Index (DJIM)
mengalami pergerakan, maka selalu diikuti pergerakan yang sama pada Bursa
Efek Indonesia, yang berarti memiliki pengaruh yang positif.
8
Menurut Hartadi A.Sarwono sejak juni 2013, Kurs Rupiah cenderung
melemah dan dialami mata uang beberapa negara Emerging Markets (Negara
berkembang yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi dengan cepat).
Fenomena selama Juni sampai dengan Agustus 2013, terjadi fenomena pada Kurs
Rupiah begitu pula yang terjadi pada mata uang Real Brazil jatuh sekitar 15%.
Pada November 2012, Kurs Rupiah terhadap Dollar yang mencapai titik
terendahnya yaitu 12.000 rupiah. selain itu juga indeks harga saham gabungan dan
Jakarta Islamic Index juga mengalami koreksi yang cukup dalam, hal ini diduga
dikarenakan dampak sistemik dari kejatuhan bursa global di kawasan seperti Dow
Jones dan Nikkei, yang membentuk persepsi negatif investor mengenai sektor
keuangan di dunia, persepsi inilah juga yang mengakibatkan turut jatuhnya nilai
indeks nasional. (Jurnal Etikonomi Vol.11 No. 2 Oktober 2012 ).
Negara Indonesia duduk sebagai salah satu produsen emas terbesar di dunia.
Pada tahun 2012 Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral merilis produksi
emas Indonesia mencapai 111 ton. Namun dari sisi sebagai konsumen, negara ini
masih kalah dari India dan Cina. Emas dikenal luas sebagai salah satu komoditi
lindung nilai. Nilai mata uang boleh naik turun, tapi emas tidak terpengaruh oleh
kondisi itu karena karakternya yang zero inflasion. Kenaikan harga emas pun akan
selalu diatas inflasi terbukti dari tahun ke tahun kenaikannya pun cukup
signifikan, yaitu antara 20-40% pertahun. (Majalah Sharing Edisi 57 Tahun V
September 2011, hal.28).
Emas merupakan salah satu bentuk investasi yang cenderung bebas resiko
(Sunariyah, 2011 : 166). Karena nilainya cenderung stabil atau naik, emas juga
9
digunakan sebagai alat penangkal inflasi. Serta investasi emas dipercayai sebagai
salah satu komoditi yang menguntungkan disebabkan harga yang cenderung
mengalami peningkatan, emas juga bentuk investasi yang sangat liquid, karena
dapat diterima diwilayah atau dinegara manapun. Ketika potensi imbalan (return)
berinvestasi dalam saham atau obligasi tidak menarik dan dianggap tidak mampu
mengkompensasi resiko yang ada, maka investor mengalihkan ke aset riil seperti
logam mulia atau properti yang dianggap lebih layak dan aman (Iman, 2009).
Berikut merupakan data yang menggambarkan secara umum tentang indeks
JII, Dow Jones, Nilai Tukar Rupiah dan Harga Emas Dunia yang terjadi pada
periode tahun Januari 2012 s.d Desember 2016 adalah sebagaimana tabel berikut :
Tabel 1.1
Data Variabel JII, Dow Jones, Kurs, dan Harga Emas Dunia
Tahun JII DJIM KURS GOLD
2012 575.42 2.233,37 9.384,24 503.570,59
2013 625.97 2.500,77 10.459,09 471.578,50
2014 661.94 2.837,97 11.868,67 482.794,00
2015 645.20 2.873,29 13.645,60 512.120,72
2016 625.97 2.850,66 13.308,33 533.715,53
Sumber: BEI, www.world bank.com, Bank Indonesia, www.kitco.com. (data diolah)
Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat terlihat bahwa JII tahun 2012 sebesar
575.42 dan DJIM sebesar 2.233.37. JII mengalami kenaikan tahun 2013 sebesar
625.97 diikuti dengan kenaikan DJIM tahun 2013 sebesar 2.500,77. Tahun
berikutnya 2014 JII dan DJIM masih menunjukkan kenaikan angka yang
signifikan, JII sebesar 661.94 dan 2.837,91 . tahun 2015 JII mengalami penurunan
sebesar 645.20 dan DJIM mengalami kenaikan sebesar 2.873,29. Kemudian di
10
tahun berikutnya tahun 2016 JII mengalami penurunan sebesar 625.97 dan diikuti
dengan DJIM sebesar 2.850,66 yg mengalami pengaruh penurunan secara positif
atau linier. dapat terlihat kenaikan JII yang tertinggi di ikuti dengan kenaikan
DJIM terjadi pada tahun 2014. Dan terkecil terjadi di tahun 2012.
DJIM dan JII memiliki pengaruh yang positif terlihat pada di atas bahwa di
saat DJIM turun diikuti pula dengan penurunan JII begitu pun sebaliknya di saat
DJIM naik maka diikuti juga dengan kenaikan JII. Hal ini dikarenakan dengan
peningkatan DJIM pasar modal Amerika akan dapat mempengaruhi pasar modal
lainnya yang lebih kecil salah satunya yaitu di Indonesia adalah JII. Dikarena
Amerika merupakan acuan perekonomian sehingga ini berpengaruh pula dengan
negara lain. Menurut Tan dalam Haryogo (2013:3) Contagion Effect Theory ini
mengajak bahwa kondisi perekonomian suatu negara akan berpengaruh terhadap
kondisi perekonomian negara lainnya. Contagion Effect Theory merupakan Indeks
Dow Jones yang menjadi rata-rata indeks terbesar di dunia oleh karena itu
pergerakannya dapat mempengaruhi pergerakan indeks global yang lainnya
termasuk JII.
Menurut Christiawan (2010: 3) ketika Indeks Dow Jones Islamic Market
mengalami pergerakan, maka selalu diikuti pergerakan yang sama pada Bursa
Efek Indonesia, yang berarti indeks Dow Jones memiliki pengaruh yang positif
terhadap pergerakan indeks saham di Indonesia.
Pada tabel 1 menunjukkan variabel Kurs mengalami kenaikan yang signifikan
dari tahun ke tahun. Hal ini ditunjukkan kenaikan Kurs tertinggi terjadi pada
tahun 2015 sebesar 13.645,60 dan JII justru mengalami penurunan sebesar 645.20
11
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kemudian penurunan terkecil Kurs
terjadi pada tahun 2012 sebesar 9.384,24 dan JII sebesar 575.42. kemudian tahun
2013 kurs mengalami kenaikan sebesar 10.459.09 begitu juga dengan JII sebesar
625.97. tahun 2014 Kurs sebesar 11.868,67 dan JII 661.94. kemudian tahun
berikutnya kurs mengalami kenaikan sebesar 13.308,33 dan JII mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 625.97.
Menurut Witjaksono (2010), Kestabilan pergerakan nilai Kurs menjadi sangat
penting, terlebih bagi perusahaan yang aktif dalam kegiatan ekspor impor yang
tidak dapat terlepas dari penggunaan mata uang asing yaitu Dollar Amerika
Serikat sebagai Media transaksi atau mata uang yang paling sering digunakan
dalam perdagangan global. Pada saat nilai Rupiah terdepresiasi dengan Dollar
Amerika Serikat, harga barang-barang impor menjadi lebih mahal, khususnya bagi
perusahaan yang sebagian besar bahan bakunya menggunakan produk-produk
impor. Otomatis akan meningkatkan biaya produksi, menurunkan tingkat
keuntungan perusahaan, sehingga hal ini akan berdampak pula pada pergerakan
harga saham perusahaan yang kemudian memacu melemahnya pergerakan harga
saham.
Pada tabel 1 menunjukkan variabel Harga Emas Dunia mengalami
penurunan yang signifikan pada tahun 2013 sebesar 471.578,50, dibandingkan
tahun sebelumnya 503.570,59. Sedangkan JII mengalami kenaikan dari tahun
2012 sampai 2014 sebesar 575.42, 625.97, dan 661.94. Pada tahun selanjutnya
dari tahun 2014 sampai 2016 kembali menunjukan kenaikan Harga Emas Dunia
12
sebesar 482.794,00, dan 512.120,72. Sedangkan JII mengalami penurunan sebesar
645.20 dan 625.97 pada tahun 2015 dan tahun 2016.
Harga Emas Dunia memiliki pengaruh negatif terhadap JII. menurut Sadri &
Sani (2012) ketika pasar mengalami pesimisme dan berakibat dengan jatuhnya
indeks, maka ada likuiditas yang keluar. Sehingga investor akan mengalihkan
dananya ke instrument emas sebagai ganti dari saham. Lalu harga emas dunia
yang bagi investor mengalami kenaikan harga-harga energi merupakan pertanda
meningkatnya permintaan global, yang berarti membaiknya pemulihan ekonomi
global pasca krisis dan juga sebaliknya.
Fenomena yang telah di uraikan berdasarkan data pada tabel 1 yakni yang
terjadi adalah pada saat DJIM yang seharusnya berdasarkan teori berpengaruh
positif terhadap JII yang terjadi pada tahun 2015 justru saat DJIM mengalami
kenaikan sedangkan JII mengalami penurunan. Secara teori ketika Indeks Dow
Jones mengalami kenaikan maka akan selalu diikuti pergerakan yang sama juga
pada pergerakan JII. Namun dalam kenyataannya terlihat walaupun indeks Dow
Jones mengalami kenaikan tetapi tidak diikuti dengan kenaikan pada JII, dengan
kata lain JII mengalami penurunan. Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap
Dollar akan berdampak pada menurunnya indeks harga saham. Saat Rupiah
terdepresiasi investor akan rugi sehingga mereka akan menarik diri dari pasar
modal.
Kemudian pada variabel Kurs terhadap JII mengalami ketidak konsistenan
hasil dimana ada yang berpengaruh negatif pada tahun 2012, 2013, 2014, 2016
dan ada juga yang berpengaruh positif terlihat pada tahun 2015. Pada variabel
13
Harga Emas Dunia terhadap JII memiliki pengaruh yang negatif pada tahun 2012,
2013 dan 2015, 2016. Sedangakan pada tahun 2014 harga emas dunia
berpengaruh positif terhadap JII. Dapat pula didukung oleh beberapa penelitian
yang dilakukan pada tahun sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak konsisten.
Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut karena terdapat
hasil penelitian yang berbeda yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Novianto, (2011), Hayati, (2011),
Rusbariandi, (2013), Wijaya, (2013), Maqdiyah, Rahayu & Topowijono, (2014) &
Mulyani, (2014) menunjukkan nilai tukar berpengaruh negatif signifikan tehadap
JII. Penelitian yang dilakukan oleh Gary Twite dengan judul “Gold Prices,
Exchange Rates, Gold Stocks and the Gold premium”,menemukan hasil bahwa
emas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi secara positif pergerakan
indeks saham di Australia.
Dari masalah yang penulis sampaikan diatas pada tabel 1 maka menggugah
penulis untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai variabel-variabel
ini. Melihat fenomen-fenomena pada beberapa variabel makro ekonomi adalah
Kurs, Harga Emas Dunia, pergerakan indeks saham JII yang tidak konsisten ini
menarik untuk dilakukan penelitian terutama sampai sejauh mana pengaruh makro
ekonomi setelah krisis global yang diwakili oleh DJIM, nilai tukar Rupiah dan
harga emas dunia terhadap JII (Jakarta Islamic Indeks) selama kurun waktu 2012
- 2016. Hal ini tentu tidak terlepas dari sisi pasar modal, dan dalam hal ini pasar
modal syariah menjadi bahasan yang menarik karena kita bisa bandingkan antara
negara Muslim dalam penelitian ini Indonesia yaitu saham JII dengan negara Non
14
Muslim dalam penelitian ini AS yaitu saham DJIM dari pergerakan indeks
sahamnya, apakah kedua saham tersebut memiliki keterkaitan. Mengingat kedua
saham tersebut adalah saham yang memiliki prinsip hukum Islam dalam
pelaksanaannya.
Kelebihan penelitian ini dari penelitian sebelumnya adalah penelitian ini tidak
hanya melihat pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan indeks pasar
modal dari sudut pandang syariah dalam negeri yakni dari JII yang memiliki
unsur syariah dianggap mewakili saham Indonesia yang penduduknya mayoritas
beragama Islam. Selain itu penelitian ini juga melihat pengaruh perubahan indeks-
indeks luar negeri yang diduga memiliki pengaruh terhadap pergerakan pasar
modal Indonesia. Indeks luar negeri yang digunakan adalah DJIM yang dianggap
mewakili indeks pasar modal AS yang dianggap mewakili indeks di benua
Amerika. Penelitian ini penting untuk dilakukan sebagai pedoman bagi para
investor yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal Indonesia dengan
melihat indeks-indeks yang digunakan sebagai bayangan bagaimana kondisi yang
sedang terjadi di pasar modal Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan indeks-indeks tersebut.
Melihat fakta bahwa pergerakan harga saham yang tersedia di BEI yang
setiap waktu pada tiap harinya selalu bergerak yang disebabkan faktor-faktor
seperti faktor variabel makroekonomi, pergerakan indeks bursa internasional dan
masih banyak faktor lainnya. Maka indikator makro ekonomi dianggap sangatlah
penting terhadap indeks harga saham dan mengingat perkembangan investasi
saham syariah dalam industri pasar modal syariah di Indonesia sekarang yang
15
sedang hits (berkembang) cukup pesat, maka peneliti termotivasi membuat
penelitian yang bertema tentang saham syariah dan peneliti bertujuan
memfokuskan penelitian untuk mengetahui apakah variabel-variabel indikator
makro ekonomi tersebut juga mempengaruhi pergerakan indeks saham syariah
(Jakarta Islamic Indeks) JII di BEI (Bursa Efek Indonesia). Serta berdasarkan
latar belakang dan juga fenomena yang terjadi di penelitian ini pada kenyataan
berbanding terbalik dengan teori yang ada menurut para ahli diatas dari hasil
penelitian mereka masing-masing. Maka penulis putuskan akan mengambil judul :
“PENGARUH DOW JONES ISLAMIC MARKET (DJIM), KURS DAN HARGA
EMAS DUNIA TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE JANUARI
2012 – DESEMBER 2016”.
B. Batasan Masalah
1. Obyek penelitian ini adalah JII, yang terdapat pada BEI selama periode Januari
2012-Desember 2016.
2. Variabel-variabel yang diujikan dalam penelitian menjadi dua bagian ialah :
a. Variabel bebas (Independen) ialah X1 (Dow Jones Islamic Market), X2
(Kurs), X3 (Harga Emas Dunia).
b. Variabel terikat (Dependen) ialah Y (Jakarta Islamic Indeks).
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini peneliti rinci dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh secara parsial yang terjadi antara variabel Dow Jones
Islamic Market, Kurs, Harga Emas Dunia terhadap variabel JII (Jakarta
Islamic Indeks) ?
16
2. Bagaimana pengaruh secara simultan yang terjadi antara variabel Dow Jones,
Kurs, Harga Emas Dunia terhadap variabel JII (Jakarta Islamic Indeks) ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diuraikan tujuan penelitian
ialah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial yang terjadi antara variabel Dow
Jones Islamic Market, Kurs, Harga Emas Dunia terhadap variabel JII (Jakarta
Islamic Indeks).
2. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan yang terjadi antara variabel Dow
Jones Islamic Market, Kurs, Harga Emas Dunia terhadap variabel JII (Jakarta
Islamic Indeks).
E. Kegunaan dan Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah
Penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat digunakan sebagai
salah satu solusi dari beberapa alternatif dalam memecahkan suatu masalah
untuk pengambilan salah satu keputusan, yang berhubungan dengan investasi
yang diutamakan mengenai investasi saham di pasar modal syariah dalam
meningkatkan strategi pemasaran pasar modal syariah di Indonesia sehingga
JII tetap menjadi pasar modal syariah yang terus berkembang.
2. Bagi Investor
Penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi
yang cukup untuk lebih yakin terkait penanaman modalnya, bagi para investor
terutama umat muslim dan masyarakat yang berkepentingan dalam
17
menginvestasikan dananya dalam dunia pasar modal syariah yang jelas
aturannya sehingga lebih halal dalam menginvestasikan dana atau modalnya
tanpa khawatir ada unsur spekulasi.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Investasi
a. Definisi Investasi
Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk
memperoleh konsumsi di masa yang akan datang, dimana di dalamnya
terkandung unsur resiko ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi
atas penundaan tersebut. Sering kali banyak orang masih bingung apakah
investasi itu sama dengan menabung. Untuk itu, berikut tabel rincian
perbandigan perbedaan anatara investasi dengan menabung (Martalena,
SE,MM & Malinda, SE., MT., CEP, 2011: 1).
Tabel 2.1
Perbedaan Investasi dan Menabung
No INVESTASI MENABUNG
1
Digunakan untuk tujuan jangka
menengah dan panjang.
Akumulasi dana untuk tujuan
jangka pendek.
2
Tujuannya untuk melipat gandakan
kekayaan melalui perolehan regular
income dan capital gain.
Tujuan yang hendak dicapai
umumnya bersifat konsumtif .
3
Dana awal dalam jumlah yang
relative lebih besar.
Dana awal dalam jumlah yang
relatif kecil.
Sumber : Martalena, SE,MM & Maya Malinda, SE., MT., CEP, 2011:1
19
Dalam kamus istilah Pasar Modal dan Keuangan kata investasi
diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau
proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan (Arifin, 1999) dalam Huda
dan Nasution (2007:7). Sedangkan dalam Kamus Lengkap Ekonomi,
investasi didefinisikan sebagai penukaran uang dengan Bentuk-bentuk
kekayaan lain seperti saham atau harta tidak bergerak yang diharapkan dapat
ditahan selama periode waktu tertentu supaya menghasilkan pendapatan
(Wirasasmita, 1999) dalam Huda dan Nasution (2007:7).
b. Instrument Investasi
Menurut Rodoni (2009), sebenarnya dalam investasi syariah, ada
beberapa jenis instrument investasi di pasar keuangan (Financial Market)
yakni:
1) Instrument Pasar Modal
Seperti yang dijelaskan oleh para ahli bahwa, pasar modal
didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau
sekuritas jangka panjang yang diperjual belikan, baik dalam bentuk surat
utang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah
maupun perusahaan swasta (Husnan, 2001:3) dalam Cholidah (2011:29).
sedangkan Pasal 1 butir 13 Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8
Tahun 1995 memberikan pengertian bahwa pasar modal sebagai kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (Cholidah, 2011:29).
20
2) Instrumen Pasar Uang
Sebagaimana diketahui bahwa, pasar uang mempunyai berbagai
macam instrumen secara umum dia mempunyai waktu jatuh tempo
kurang atau sama dengan satu tahun. Dan setiap instrumen dalam pasar
uang memiliki tujuan tertentu sesuai dengan tingkat likuiditas serta
tingkat jenis pendapatan yang diinginkan oleh investor. Diantara
instrument pasar uang adalah sertifikat deposito, SBI (Sertifikat Bank
Indonesia), comercial paper dan lain-lain.
c. Tujuan Investasi
MenurutRodoni (2009), dalam investasi syariah, ada beberapa alasan
mengapa seseorang atau suatu perusahaan melakukan investasi antara lain
adalah:
1) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan
datang.
2) Mengurangi tekanan inflasi.
3) Dorongan untuk menghemat pajak.
d. Investasi dalam Pandangan Islam
Investasi Islami adalah pengorbanan sumber daya pada masa sekarang
untuk mendapatkan hasil yang pasti, dengan harapan memperoleh hasil
yang lebih besar di masa yang akan datang, baik langsung maupun tidak
langsung seraya tetap berpijak pada prinsip-prinsip syariah secara
menyeluruh (kaffah). (Muhamad Nafik HR, Bursa Efek dan Investasi
Syariah, (Jakarta : 2009), hal. 70).
21
Dalam agama Islam bukanlah hal yang terlarang, bahkan dia
dianjurkan, seperti yang dinyatakan Abdul Hamid (2009), Investasi
merupakan salah satu ajaran dari konsep Islam. Hal tersebut dapat
dibuktikan bahwa konsep investasi selain sebagai pengetahuan juga
bernuansa spiritual karena menggunakan norma syariah, sekaligus juga
merupakan hakikat dari sebuah ilmu dan amal, oleh karenanya investasi
sangat dianjurkan bagi setiap muslim. Hal tersebut dikumandagkan dalam
Al-Qur’an surat al-Hasyr ayat 18 yang artinya sebagai berikut:
“Hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat)”.
Dalam Al-Qur’an surat Lukman ayat 34 secara tegas Allah SWT.
menyatakan bahwa tiada seorang pun di alam semesta yang dapat
mengetahui apa yang dapat diperbuat, diusahakan, serta kejadian apa yang
akan terjadi pada hari esok. Sehingga dengan ajaran tersebut seluruh
manusia diperintahkan untuk melakukan investasi sebagai bekal dunia dan
akhirat.
“Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang
akan diusahakannya esok”.
Khalifah Umar bin Khaththab juga pernah berkata, “Siapa saja yang
mempunyai kekayaan hendaknya mengembangkannya dan siapa saja yang
mempunyai tanah, hendaknya menanaminya”. Dari beberapa landasan
hukum tersebut nampak jelas bahwa investasi atau kegiatan produktif
22
lainnya sangatlah dianjurkan dalam Islam demi tercapainya tujuan syari’ah
(Maqashid Al-Syari’ah) yaitu kemaslahatan diri dan orang banyak.
Menurut Rodoni (2009), dalam investasi syariah terdapat prinsip umum
dalam investasi syariah sebagaimana berikut:
1) Prinsip Halal dan Thayyib
Pembiayaan dan investasi hanya dapat dilakukan pada asset atau
kegiatan usaha yang halal, tahir, spesifik, tidak membahayakan,
bermanfaat dan merupakan kegiatan usaha yang spesifik dan dapat
dilakukan bagi hasil dari manfaat yang timbul.
2) Prinsip Transparansi
Guna menghindari kondisi yang Gharar (sesuatu yang tidak
diketahui pasti akan kebenarannya) dan terdapat kandungan spekulasi. Ini
artinya, pemilik harta dan pemilik usaha tidak boleh mengambil resiko
yang melebihi kemampuan yang dapat menimbulkan kerugian yang
sebenarnya dapat dihindari.
3) Prinsip Keadilan dan Persamaaan
Islam melarang segala jenis usaha yang berbasis pada praktek riba,
karena riba merupakan instrumen transaksi bisnis yang bersifat tidak adil,
diskriminatif, dan eksploitatif.
4) Dari Segi Penawaran Maupun Permintaan
Pemilik harta dan pemilik usaha maupun bursa tidak boleh
melakukan hal-hal yang menyebabkan gangguan yang disengaja atas
mekanisme pasar.
23
2. Pasar Modal
a. Definisi Pasar Modal
Untuk definisi pasar modal baik kita bertolak dari Undang-undang.
Dalam Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang masar modal
mendeskripsikan bahwa, pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan
dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan Efek. Sedangkan menurut Husnan (2001) dalam Cholidah
(2011:29) pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang
maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, otoritas
publik, maupun perusahaan swasta.
Sedangkan menurut Tandelilin (2001:7) dalam Cholidah (2011:29),
beliau mengartikan pasar modal sebagai pasar abstrak sekaligus pasar
konkrit dengan barang yang diperjualbelikan adalah dana yang bersifat
abstrak (jangka panjang) dan bentuk konkritnya adalah lembar surat
berharga di bursa efek. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, pasar
modal (capital market) dapat diartikan sebagai pasar instrumen keuangan
jangka panjang yang dapat diperjual belikan baik oleh pemerintah ataupun
swasta.
b. Fungsi Pasar Modal dalam Perekonomian
Menurut para ahli ekonomi, ada empat fungsi pasar modal dalam
perekonomian, yakni:
24
1) Fungsi Tabungan (Saving Function).
2) Fungsi Kekayaan (Wealth Function).
3) Fungsi Likuiditas (Liquidity Function).
4) Fungsi Pinjaman (Credit Function).
Pasar modal tidak hanya berfungsi dalam perekonomian di negara yang
berkembang saja, tetapi semakin berkembangnya kegiatan perusahaan
diperingkat global, maka semakin memerlukan dana yang banyak sehingga
perusahaan semakin aktif mencari dana eksternal. Adapun fungsi pasar
modal bagi perusahaan adalah adanya perluasan usaha dan perbaikan
struktur modal(Cholidah, 2011:30).
c. Pasar Modal Syariah
Yang dimaksud dengan pasar modal syariah adalah kegiatan yang
berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang
berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya
berjalan tidak bertentangan dengan hukum muamalat Islamiyah (Abdul
Hamid, 2009:38).
Dasar hukum pasar modal syariah terdapat pada QS.Al-Baqarah:275
yang artinya:
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” Selain
itu, Hadis Nabi riwayat Muslim, Tirmidzi, an-nasa’I, Abu Daud, dan Ibnu
Majah dari Abu Hurairah, menyebutkan : “Rasulullah SAW melarang jual
beli yang mengandung gharar.”
25
Ditinjau dari segi landasan hukum positif Indonesia, sampai saat ini
belum terdapat undang-undang khusus pasar modal syariah kecuali dalam
bentuk keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Nomor : Kep-130/BI/2006 tentang penerbitan efek syariah pada
tanggal 23 november 2006. Meskipun demikian, praktek investasi secara
syariah sudah berjalan sejak pertengahan 1997 melalui instrumen pasar
modal berbasis syariah yaitu reksadana syariah dan obligasi syariah seperti
yang dikeluarkan Indosat pada tahun 2002.
Secara formal, peluncuran pasar modal dengan prinsip-prinsip syariah
islam dilakukan pada maret 2003. Pada kesempatan itu ditandatangani nota
kesepahaman antara Bapepam dan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI), yang dilanjutkan dengan nota kesepahaman antara
DSN-MUI dengan SROs (Self Regulatory Organizations) (Abdul Hamid,
2009: 39).
Menurut Abdul Hamid (2009:42), prinsip-prinsip pasar modal terbagi
sebagai berikut:
1) Instrumen atau efek yang diperjualbelikan harus sejalan dengan prinsip
syariah, seperti saham syariah dan sukuk yang terbebas dari unsur riba
dan gharar.
2) Emiten yang mengeluarkan efek syariah harus mentaati semua aturan
syariah, maka produk barang dan jasa harus sejalan dengan etika ajaran
islam. Seperti usaha casino, perusahaan rokok, minuman keras, dan
26
bisnis asusila akan membuat emiten tidak boleh masuk dalam bursa
saham dan obligasi Islami.
3) Semua efek harus berbasis pada harta (berbasis aset) atau transaksi yang
rill, bukan mengharapkan keuntungan dari kontrak hutang-piutang. Oleh
karena itu, hasil investasi yang akan diterima pemodal merupakan fungsi
dari manfaat yang diterima perusahaan dari dana atau harta hasil
penjualan efek.
4) Semua transaksi tidak mengandung ketidakjelasan yang berlebihan atau
spekuasi murni.
5) Mematuhi semua aturan Islam yang berhubungan dengan hutang-piutang,
seperti tidak dibenarkan jual-beli utang dengan cara diskon; emiten tidak
boleh menerbitkan efek untuk membayar kembali hutang, maka dana
harta hasil penjualan efek diterima perusahaan emiten untuk
diinvestasikan pada usaha rill; tidak boleh ada kompensasi yang
didasarkan pada pembaharuan dari utang; dan tidak dibenarkan
melakukan jual beli masa datang untuk transaksi valuta asing.
Perbedaan antara pasar modal konvensional dengan pasar modal syariah
adalah pasar modal syariah tidak mengenal kegiatan perdagangan semacam
Short Selling, beli atau jual dalam waktu yang amat singkat untuk
mendapatkan keuntungan antara selisih jual dan beli. Pemegang saham
syariah merupakan pemegang saham syariah merupakan pemegang saham
untuk jangka relatif panjang. Pola pemilikkan saham yang demikian
membawa dampak positif, yaitu perusahaan tentunya akan mendapatkan
27
pemegang saham yang jelas lebih menaruh perhatian dan mempunyai rasa
memiliki, ini akan menjadi kontrol yang efektif. Perusahaan dan pemegang
saham merupakan mitra yang saling menghargai dan mengingatkan
sehingga komunikasi kedua belah pikah. Katakteristik pemilikan saham
syariah yang tidak hanya mengutamakan pencapaian keuntungan yang akan
dibagi atau kerugian yang akan ditanggung bersama (Profit-Loss Sharing),
tidak akan menciptakan fluktuasi kegiatan perdagangan yang tajam dan
bersifat spekulasi. (Nasarudin, dkk, 2008:18).
d. Karakteristik Pasar Modal Syariah
Menurut Metwely, karakter yang diperlukan dalam membentuk struktur
pasar modal syariah, dimana memungkinkan para pemegang saham
individual dapat melepaskan sahamnya dan memperoleh keuntungan dengan
adanya komitmen antara pemegang saham dengan perusahaan, untuk tidak
mencairkan sahamnya setidak-tidaknya dalam jangka waktu 3 bulan,
menurut Metwally (1995:178-179), karakteristik pasar modal syariah lebih
rinci adalah sebagai berikut:
1) Semua saham harus diperjuabelikan pada bursa efek.
2) Bursa perlu mempersiapkan pasca perdangangan, dimana saham dapat
diperjualbelikan melalui pialang.
3) Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat diperjualbelikan
pada bursa efek, diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan
keuntungan dan kerugian, serta neraca keuntungan kepada komite
menejemen bursa efek,dengan jangka waktu tidak lebih dari 3 bulan.
28
4) Komite menejemen menerapkan harga saham tertinggi tiap-tiap
perusahaan dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali.
5) Saham tidak boleh diperdagangkan dengan harga lebih tinggi dari HST =
jumlah kekayaan bersih perusahaan : jumlah saham yang diterbitkan
(Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST).
6) Komite menejemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang
terlibat dalam bursa efek itu mengikuti standar akutansi syariah.
7) Perdagangan saham semestinya hanya berlangsung dalam satu minggu,
periode perdagangan, setelah menentukan HST.
8) Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham dalam periode perdagangan,
dan dengan harga.
Disamping yang tersebut diatas, Khan (2005) menambahkan, bahwa
saham dan perdagangannya harus sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan
dalam Islam. Agar tercipta pasar yang adil maka Shareholder dilarang
berpartisipasi dalam perdaganagan dan tidak diperbolehkan untuk
mempunyai orang bermain dalam pasar saham. Pasar saham juga harus
bebas dari penipuan, praktek-praktek yang dapat merugikan investor, seperti
rekaya informasi, pelarangan Short Selling dan pencegahan adanya Insider
Trading.
e. Manfaat Pasar Modal Syariah
Tentang manfaat pasar modal syariah seperti yang diuraikan Manan
(2009:33-34), adalah sebagai berikut:
29
1) Menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi
dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana tersebut
secara optimal.
2) Memberikan wahana investasi bagi investasi sekaligus memungkinkan
upaya diversifikasikan (penganekaragman, misalnya penganekaan usaha
untuk menghindari ketergantungan pada ketunggalan kegiatan, produk,
jasa, atau investasi).
3) Menyediakan indikator utama (leading indikator) bagi tren ekonomi
Negara.
4) Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan
masyarakat menengah.
5) Menciptakan lapangan kerja atau profesi yang menarik.
6) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan
prospek yang baik.
7) Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan resiko
yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas dan
diversifikasi investasi.
8) Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses
kontrol sosial.
9) Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan
manajemen professional dan penciptaan iklim bertahan yang sehat.
30
f. Instrument Pasar Modal Syariah
Menurut Harahap dalam Auliyah dan Hamzah, instrument pasar modal
yang sesuai dengan syariah dalam pasar perdana adalah
muqaradah/mudharabah fund, saham biasa (Common Stock),
Muqaradah/Mudharabah Bonds. Prinsip dasar pasar perdana adalah semua
efek harus berbasis pada harta atau transaksi riil, tidah boleh menerbitkan
efek utang untuk membayar kembali hutang (Bay Al Dayn Bi Al Dayn),
dana atau hasil penjualan efek akan diterima oleh perusahaan, hasil
penjualan efek akan diterima oleh perusahaan, hasil investasi akan diterima
pemodal (Shahibul Maal), tidak boleh memberikan jaminan hasil yang
semata-mata merupakan fungsi dari waktu. Untuk pasar sekunder tidak
boleh membeli efek berbasis tren (Indeks), suatu efek dapat diperjual
belikan namun hasil (Manfaat) yang diperoleh dari efek tersebut berupa
kupon atau deviden tidak boleh diperjual belikan, tidak boleh melakukan
suatu transaksi murabahah dengan menjadikan objek transaksi sebagai
jaminan.(Harahap dalam Auliyah dan Hamzah, 2006:4).
3. Jakarta Islamic Index (JII)
a. Pengertian Jakarta Islamic Index (JII)
Jakarta Islamic Index (JII) adalah merupakan indeks terakhir yang
dikembangkan oleh BEJ yang bekerjasama dengan Danareksa Investment
Management untuk merespons kebutuhan informasi yang berkaitan dengan
investasi syariah. Jakarta Islamic Index (JII) merupakan subset dari Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diluncurkan pada tanggal 3 juli 2000
31
dan menggunakan tahun 1 Januari 1995 sebagai Base Date dengan nilai
100. JII melakukan penyaringan (Filter) terhadap saham yang Listing.
Rujukan dalam penyaringannya adalah fatwa syariah yang dikeluarkan oleh
Dewan Syariah Nasional (DSN). Berdasarkan fatwa inilah BEJ memilah
emiten yang unit usahanya sesuai dengan syariah (Rodoni, 2009).
Sejarah pasar modal syariah juga dapat ditelusuri dari perkembangan
institusional yang terlibat dalam pengaturan pasar modal syariah tersebut.
Perkembangan tersebut dimulai dari MoU anatara Bapepam dan DSN-MUI
pada tanggal 14 Maret 2003. MoU menunjukkan adanya kesepahaman
antara Bapepam dan DSN-MUI untuk mengembangkan pasar modal
berbasis syariah di Indonesia (Huda dan Mustafa, 2007).
Sebagaimana yang dimukakan Rodoni (2009:72-73) dalam Cholidah
(2011:40), beliau berpandangan bahwa jenis-jenis kegiatan usaha yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah antara lain:
1) Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang.
2) Lembaga keuangan ribawi, termasuk bank dan asuransi konvensional.
3) Memproduksi, mendistribusikan serta memperdagangkan makanan dan
minuman yang haram.
4) Memproduksi, mendistribusikan dan atau menyediakan barang-barang
atau jasa yang dapat merusak moral dan dapat membawa kemudharatan.
32
5) Melakukan investasi pada emiten I (perusahaan) yang pada transaksi
tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi
lebih dominan dari modalnya.
Disamping itu, menurut para ahli, adanya Kriteria Saham-saham Emiten
yang menjadi komponen yang masuk dalam perhitungan Jakarta Islamic
Index (JII) seperti (Nafik, 2009:260) dalam Cholidah (2011:42). Mereka
menyatakan ada empat kriteria:
1) Kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari tiga bulan (kecuali
termasuk dalam sepuluh besar dalam hal kapitalisasi).
2) Saham berdasarkan laporan tahunan yang mempunyai rasio kewajiban
terhadap aktiva maksimal 90%.
3) 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata
kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun.
4) 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai
perdagangan reguler selama satu tahun terakhir. Pengkajian ulang
dilakukan tiap enam bulan sekali, yaitu bulan Januari dan Juli.
Sebenarnya Jakarta Islamic Indeks (JII) dibentuk adalah dalam rangka
untuk mendukung pembentukan pasar modal syariah. Adapun lebih rinci
tujuan dibentuknya Jakarta Islamic Indeks (JII) adalah (Wikipedia, 27
Februari 2014):
1) Untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi
pada saham berbasis syariah.
33
2) Untuk memberikan mafaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah
islam untuk melakukan investasi di bursa efek.
3) Menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan dananya secara
syariah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi.
4) Menjadi tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih portofolio saham
yang halal.
Dari 30 emiten yang ada dalam daftar saham JII, terdapat 1 sektor yang
sahamnya tidak ada dalam daftar saham JII yaitu sektor bank. Sementara
saham JII terdapat 8 sektor yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan,
sektor indutri dasar dan kimia, sektor aneka industri, sektor industri barang
konsumsi, sektor properti dan real estate, sektor infrastuktur, utilitas dan
transportasi, serta sektor perdagangan, jasa, dan investasi. Adapun daftar
saham JII yang telah terdaftar di BEI adalah : tabel 30 nama
emiten/perusahaan berikut :
b. Daftar Saham Indeks JII Periode Desember 2016 – Mei 2017
Daftar 30 saham yang masuk dalam perhitungan Jakarta Islamic Index
(JII) untuk periode Desember 2016 – Mei 2017 pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) sesuai dengan pengumuman Bursa Efek Indonesia No.: Peng-
00917/BEI.OPP/11-2016 tanggal 29 November 2016.
34
Tabel 2.2
Nama Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar Di 30 Saham JII
No Kode Nama Saham
Keterang
an
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk Tetap
2 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk Baru
3 ADRO Adaro Energy Tbk Tetap
4 AKRA AKR Corporindo Tbk Tetap
5 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk Baru
6 ASII Astra International Tbk Tetap
7 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk Tetap
8 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Tetap
9 INCO Vale Indonesia Tbk Tetap
10 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Tetap
11 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Tetap
12 KLBF Kalbe Farma Tbk Tetap
13 LPKR Lippo Karawaci Tbk Tetap
14 LPPF Matahari Department Store Tbk Tetap
15 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk Tetap
16 MIKA Mitra Keluarga Karyasehat Tbk Tetap
17 MYRX Hanson Intenational Tbk Baru
18 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Tetap
35
19 PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)
Tbk
Tetap
20 PTPP PP (Persero) Tbk Tetap
21 PWON Pakuwon Jati Tbk Tetap
22 SILO Siloam International Hospitals Tbk Tetap
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk Tetap
24 SMRA Summarecon Agung Tbk Tetap
25 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk Tetap
26 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Tetap
27 UNTR United Tractors Tbk Tetap
28 UNVR Unilever Indonesia Tbk Tetap
29 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk Tetap
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk Tetap
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Tiga saham yang keluar dari periode ini adalah Alam Sutera Realty Tbk
(ASRI), Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), dan Surya Citra Media Tbk
(SCMA).
4. Indeks Syariah Dow Jones
Dow Jones Industrial Average (DJIA) adalah salah satu indeks pasar
saham yang didirikan oleh editor The Wall Street Journal Dan Pendiri Dow
Jones & Company Charles Dow. Dow sebagai suatu cara untuk mengukur
performa komponen industri di pasar saham Amerika. (www.wikipedia.org).
36
Pada tahun 2008 dimasa itu krisis mortgage di AS yang akhirnya juga
menyeret IHSG hingga turun 50% padahal impact krisis itu terhadap
perekonomian Indonesia relative kecil. Penurunan IHSG terjadi karena banyak
fund manager di Eropa dan Amerika Serikat yang mengalami krisis likuiditas
(ditarik besar-besaran oleh investornya sehingga harus menjual portofolionya).
DJIA secara resmi dimulai sejak 26 Mei 1896. Saat ini DJIA merupakan
salah satu indeks pasar saham AS tertua yang masih berjalan. Pada awalnya
di tahun 1896 terdapat 12 perusahaan yang terdaftar di DJIA. Jumlah
keanggotan bursa kemudian diperbanyak menjadi 20 ditahun 1916, akhirnya
ditambahkan menjadi 30 perusahaan sejak tahun 1928 s.d sekarang. Editor
koran The Wall Street Journal memilih perusahaan mana yang akan
dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam bursa. Perhitungan indeks
menggunakan weighted average, bukan rata-rata aktual dari harga saham
komponennya. Indeks Dow Jones merupakan indeks yang paling sering
digunakan sebagai acuan keadaan pasar saham di Amerika Serikat atau New
York Stock Exchange (NYSE).
Menurut Huda, (2007:48) Dow Jones Islamic Market Index (DJIMI)
merupakan bagian dari kelompok Indeks-indeks Global Dow Jones (DJGI),
yang meliputi saham-saham DJIM terdiri dari 34 negara sesuai dengan prinsip
syariah dan mencakup 10 sektor ekonomi, 18 sektor pasar, 40 kelompok dan 70
sub kelompok. Saat ini DJMI Family Indeks yang terdiri dari 636 bursa/ stock
DJIM, dengan 234 di dalam DJIM US Indeks, 32 didalam DJIM Canada
Indeks, 218 didalam DJI Pasific Indeks, 117 didalam DJIM Jepang Indeks, 127
37
didalam Eropa, 43 didalam DJIM UK Indeks, 100 didalam DJI Extra Liquid &
DJIM Technology Indeks.
Industri berdasarkan standar klasifikasi Dow Jones Global. Dow Jones
Islamic Market Index (DJIMI) tidak memasukan kelompok indeks industri
secara keseluruhan yang menggambarkan ketidak cocokan dengan bisnis yang
tidak sesuai dengan prinsip syariah.
Peluncuran DJIM pada 8 Februari 1999 di Manama Bahrain. Pencetus dan
perintis ide tersebut adalah A.Rushdi Siddidiqi, yang sebelumnya bekerja di
sebuah perusahaan investment bank di Wall Street sebagai analisis, tugas
utama Sidiqui meneliti saham-saham dan lembaga investasi (Mutual Fund).
Beliau telah menelaah apakah usaha para emiten sesuai dengan ajaran Islam
atau tidak. Disinilah Sidiqui mulai belajar dan mendalami investasi syariah,
khususnya persoalan regulasi keuangan syariah serta mempelajari,
mengidentifikasi dan menyaring emiten yang unit usahanya sesuai syariah
Islam. Analisis ini berhasil mengumpulkan 1.708 emiten dari 34 negara di
dunia (Sholahuddin, 2006).
Berdasarkan temuannya itu lalu ia menyodorkan ide pembentukan indeks
syariah pada David Moran (bos Dow Jones Indeks). Moran langsung tertarik
pada usulan tersebut. Shidiqui berhasil merealisasikan indeks syariah dan
diberi nama DJIM. Beliau pun terpilih sebagai direktur pertama DJIM (Rodoni,
2009:72).
Menurut Achsien (2000) Dalam konteks ekonomi Islam, indeks syariah
dan Equity Fund seperti reksadana justru pertama kali diluncurkan di negara
38
yang selama ini sangat alergi terhadap Islam, tidak lain adalah Amerika
Serikat. Setelah The Amana Fund diluncurkan The North American Islamic
Trus sebagai Equity Fund pertama ditahun 1986, tiga tahun kemudian Dow
Jones Indeks meluncurkan Dow Jones Islamic Market Indeks (DJIM), yang
disaring oleh Shariah Suvervisory Board (SSB) dengan melakukan filterisasi
terhadap saham-saham halal berdasarkan aktivitas bisnis dan Rasio
Finansialnya. SSB secara lebih spesifik langsung mengeluarkan perusahaan
yang memiliki usaha dalam bidang-bidang berikut :
a. Alkohol
b. Rokok
c. Daging babi
d. Jasa keuangan konvensional
e. Pertahanan dan persenjataan
f. Hiburan (hotel/kasino/perjudian/cinema/musik)
Untuk menjaga integritas dari investasi, Dewan Pengawas Syariah di AS
yang terdiri dari ulama Islam terkemuka mengawasi dan meninjau ulang
komponen tersebut. Langkah ini dilakukan untuk melisting perusahaan yang
melanggar prinsip syariah. Hakim dan Rashidin (2002) dalam Daud dan Omar
(2006:12) juga mencatat bahwa sebagai tambahan, hanya perusahaan dengan
efek yang paling likuid diperdagangkan. Dengan demikian, perusahaan yang
memiliki tingkat utang yang tinggi tidak dapat masuk dalam indeks ini. DJIM
melakukan beberapa langkah untuk mengecualikan perusahaan yang dianggap
memiliki potensi resiko yang tinggi (Albaity dan Ahmad, 2011).
39
Selanjutnya, saringan kedua berupa ketentuan atas rasio finansial untuk
mengeluarkan perusahaan dengan utang dan atau tingkat pendapatan dari
bunga. Perusahaan akan dikeluarkan dari DJIM indeks jika :
a. Total utang / total asset = atau > 33%.
b. Total piutang / total asset = atau > 47%.
c. Non Operating Interest Income / Operating Income = atau > 9%.
Sampai tahun 2004, seperti yang dituliskan oleh hakim dan Rashidian,
investasi di pasar keuangan Islam diperkirakan telah mencapai 230 Milliyar
Dollar, dengan besar pertumbuhan setiap tahunnya 15% (Hakim dan
Rashidian, 2004 : 2).
Saham Islam mengalami pertumbuhan yang kuat selama tahun 1990, pada
tahun 1996, ada 29 pendanaan Islam dengan nilai 800 Juta Dollar Amerika.
Selama periode tersebut, kinerja pendanaan Islam mengalami kerancuan karena
investor tidak punya percontohan (benchmark) yang sesuai untuk menilai
kinerja. Menjelang bulan Maret 2002, jumlah pendanaan Islam meningkat
sampai 105 dengan total asset mencapai 3,3 Juta Dollar Amerika, turun dari 5
Juta Dollar Amerika pada tahun 2000 (Siddiqi, 2002).
Komposisi DJIM dievaluasi setiap tiga bulan yaitu Maret, Juni, September
dan Desember. Data pasar pada akhir Januari, April, Juli, dan Oktober
digunakan sebagai dasar proses revisi. Suatu perubahan pada indeks diperlukan
jika terjadi kejadian luar biasa seperti kebangkrutan, merger, dan pengambil
alihan yang memengaruhi komponen indeks. Selanjutnya, saat ada masalah-
masalah baru dan hal tersebut ditambahkan pada indeks-indeks Global Dow
40
Jones, hal tersebut juga dievaluasi berdasarkan kriteria DJIMI untuk mentukan
apakah akan dimasukkan dalam DJIMI.
Kehebatan DJIM mampu mendeteksi tanda-tanda adanya masalah dalam
peusahaan dan mengeluarkan saham-saham mereka dari indeks-indeks Islam.
Hampir setahun sebelum worldcom jatuh, DJIM mengeluarkan Worldcom dari
indeks-indeksnya. worldcom dikeluarkan karena rasio utang terhadap
kapitalisasi pasarnya melebihi 33% yang disyaratkan DJIM agar dapat
dimasukkan dalam perusahaan pada indeks-indeks Islam. Begitu worldcom
dikeluarkan dari DJIM, manajer pendanaan Islam menjual saham-saham
worldcom, dimana saham diperdagangkan dengan harga 14 Dollar. Enam
bulan kemudian saham telah kehilangan nilainya.
DJIM pasti mempunyai suatu efek yang kekal pada seluruh konsep
keuangan berbasis syariah dan standarisasi itu telah mencapai sesuatu yang
sangat banyak dicari pada era keuangan Islam yang lain. Dengan 35 indeks
Islam hampir 1,8 miliyar Dollar AS diatur berdasarkan syariah. Dow Jones
Islamic Market Indeks telah sangat sukses dalam waktu yang relative pendek.
Syekh Muhammad bin Rasyid Al-Maktoum Award telah memberikan
penghargaan atas inovasi dalam keuangan Islam pada Dow Jones Islamic
Market Indeks atas kontribusinya untuk menstandarisasi investasi kekayaan
menurut kriteria Islam semenjak peluncurannya pada tahun 1998.
41
5. Kurs
a. Pengertian Kurs
Menurut Salvatore (1997:9) Kurs adalah harga suatu mata uang
terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai
mata uang lainnya. Apabila suatu barang ditukar dengan barang lain,
didalamnya terdapat perbandingan Kurs, Kurs itulah sebenarnya semacam
harga bagi pertukaran tersebut. Demikian juga pertukaran antar dua mata
uang berbeda, akan terdapat perbandingan nilai atau harga antar kedua mata
uang tersebut.
Menurut Lipsey (1995:25) Kurs berarti nilai pada tingkat mana dua
mata uang berbeda diperdagangkan satu sama lainnya. Pasar valuta asing
adalah pasar dimana mata uang asing diperdagangkan pada tingkat harga
yang dinyatakan dalam Kurs. Berbeda dengan Sukino (2000:358) Nilai
Valuta Asing/Kurs adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah mata uang
dalam negeri yang diperlukan untuk mendapat satu unit mata uang asing.
Sedangkan, kurs antara dua negara menurut Mankiw (2006:128) adalah
tingkatan harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling
melakukan perdagangan.
b. Macam-macam Kurs
Diantara para ekonom seperti Mankiw, (2006:128) membedakan kurs
menjadi dua, yakni :
1) Kurs Nominal (Nominal Exchange Rate)
42
Kurs nominal adalah harga relatif dari ,mata uang dua negara
simbolnya Sebagai contoh, jika kurs antara dollar AS dan yen Jepang
adalah 120 per dollar, maka kita bisa menukar 1 dollar untuk 120 yen di
pasar uang.
2) Kurs Riil (Real Exchange Rate)
Kurs riil adalah harga relatif dari barang-barang diantara dua negara.
Kurs riil menyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-
barang yang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain.
Untuk melihat hubungan antara kurs riil dan kurs nominal, secara umum
perhitungannya sebagai berikut :
c. Kurs dalam Ekonomi Islam
Konsep uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep uang dalam
ekonomi konvensional. Konsep uang dalam ekonomi Islam yaitu, uang tidak
identik dengan modal, uang adalah Public Good, modal adalah Private
Goods, uang adalah Flow Concept dan modal adalah Stock Concept.
Sedangkan uang menurut konsep ekonomi konvensional yaitu, uang
seringkali diidentikkan dengan modal, uang (modal) adalah Private Goods,
uang (modal) adalaah Flow Concept bagi Fisher, dan uang (modal) adalah
Stock Concept bagi Cambridge School (Adiwarman A. Karim, 2008:79).
Kurs Riil = Kurs Nominal x Harga Barang Domestik :
Harga Barang Luar Negeri
43
Konsep uang lainnya dalam ekonomi konvensional adalah menambah
satu fungsi uang sebagai penyimpan nilai (Store of Value) yang kemudian
berkembang menjadi motif permintaan uang sebagai spekulasi (Money
Demand for Speculation), yang merubah fungsi uang sebagai salah satu
komoditi perdagangan. Jauh sebelumnya, teori tersebut bertengangan
dengan pandangan Imam Al-Ghazali telah memperingatkan bahwa”dengan
memperdagangkan uang ibarat memenjarakan fungsi uang, jika banyak
uang yang diperdagangan, niscaya tinggal sedikit uang yang dapat
berfungsi dan memiliki nilai sebagai uang” (Ghazali, 2009).
6. Harga Emas Dunia
Emas adalah logam mulia yang padat, lembut, mengkilat dan termasuk
salah satu logam yang paling lentur diantara logam lainnya. Dibandingkan
dengan jenis logam lainnya emas memilki beberapa kelebihan, seperti pendapat
Jack Weatherford “dimanapun orang ingin menyentuhnya, mengenakannya,
bermain-main dengannya dan juga memilkinya, karena berbeda dengan
tembaga yang bisa berubah menjadi warna hijau, besi yang mudah berkarat dan
perak yang dapat memudar, sedangkan emas murni tetaplah murni dan tidak
berubah”. Sifat-sifat alamiah inilah yang menyebabkan nilai atau harga emas
menjadi amat bernilai (Dipraja, 2011:7).
Emas dicari pada saat-saat nilai mata uang tidak menentu, yakni ketika
uang kertas perlahan-lahan mulai kehilangan nilainya. (Tanuwidjaja, 2009:40).
Sejak tahun 1968, yang menjadi patokan harga emas seluruh dunia adalah
harga emas berdasarkan standar pasar emas London. Sistem ini dinamakan
44
London Gold Fixing (LGF). London Gold Fixing adalah suatu prosedur dimana
harga emas ditentukan dua kali sehari setiap hari kerja dipasar London oleh
lima anggota dari lembaga Pasar London Gold Fixing Ltd. Proses penentuan
harga adalah melalui lelang diantara kelima member tersebut. Kelima anggota
tersebut adalah :
a. Bank of Nova Scottia
b. Barclays Capital
c. Deutsche Bank
d. HSBC
e. Societe Generale.
Formulasi Harga Emas :
7. Pengaruh Variabel Independen dengan Variabel Dependen
a. Pengaruh Indeks Dow Jones Islamic Market (DJIM) terhadap Jakarta
Islamic Indeks (JII)
Menurut Haryogo, (2013:3) Bursa global sering dijadikan investor
sebagai acuan dalam mengambil keputusan, hal ini bisa terjadi karena
ketidak mampuan pasar modal Indonesia untuk menjadi patokan dan
hanya menjadi Follower. Strategi mengekor ini mempunyai efek ketika
investor asing mulai melepas sahamnya maka investor domestik-pun turut
serta melepas sahamnya, akibatnya indeks dapat turun semakin tajam.
Harga Emas (Rp) Per Gram = Harga Emas Dipasar Internasional X Kurs
Rupiah
31,1035
45
Keterkaitan ini dimulai sejak diperbolehkannya investor asing untuk
menguasai saham- saham yang listing di BEI.
Indeks Dow Jones sendiri dibuat untuk mengukur performa komponen
industri yang ada dalam pasar modal Amerika Serikat. Indeks ini terdiri
dari 30 perusahaan terbesar di Amerika Serikat yang sudah secara luas
Go Public. Indeks Dow Jones merupakan rata-rata indeks terbesar di dunia
oleh karena itu pergerakannya dapat mempengaruhi pergerakan indeks
global yang lainnya termasuk JII. Hal inilah yang disebut dengan Contagion
Effect Theory.
Menurut Tan dalam Haryogo (2013:3) Contagion Effect Theory ini
mengajak bahwa kondisi perekonomian suatu negara akan berpengaruh
terhadap kondisi perekonomian negara lainnya. Menurut hasil penelitian
dari Eun dan Shim (1989: 254) pasar Amerika terutama Dow Jones adalah
pasar modal yang paling berpengaruh, sehingga perubahan pasar
Amerika akan dapat mempengaruhi pasar modal lainnya yang lebih kecil.
Menurut Christiawan (2010:3) ketika indeks Dow Jones Islamic Market
Indeks mengalami pergerakan, maka selalu diikuti pergerakan yang sama
pada Bursa Efek Indonesia, yang berarti indeks Dow Jones memiliki
pengaruh yang positif terhadap pergerakan indeks saham di Indonesia.
b. Pengaruh Kurs terhadap Jakarta Islamic Indeks (JII)
Menurut Taqiyuddin (2013:3) kurs mempunyai hubungan yang negatif
signifikan terhadap saham JII. Valuta asing seperti dollar amerika serikat
merupakan salah satu alternatif investasi. Depresiasi kurs rupiah terhadap
46
Dollar Amerika Serikat mengakibatkan persepsi positif terhadap kenaikan
return investasi pada valuta asing. Ketika tren kurs rupiah terus
terdepresiasi, para investor cenderung mengalihkan modalnya pada pasar
valuta asing, dengan harapan memperoleh return yang lebih tinggi dari pada
menanamkan modal pada saham, sehinggga membuat harga saham
menurun. Akibatnya Indeks Harga Saham mengalami penurunan.
Teori yang membenarkan adanya hubungan antara nilai tukar mata
uang dengan harga saham ialah pendekatan tradisional (flow oriented).
Model flow oriented mengasumsikan bahwa nilai tukar mata uang
ditentukan oleh kinerja perdagangannya. Model ini menyatakan bahwa ada
hubungan positif antara Kurs mata uang dengan harga saham. Perubahan
nilai tukar mata uang menyebabkan perubahan harga saham. (Sulistyandari,
2011 : 106). Kurs mata uang mampu mempengaruhi pasar saham melalui
beberapa mekanisme berikut:
1) Depresiasi mata uang menyebabkan penurunan harga-harga saham yang
didorong oleh ekspektasi inflasi (Ajayi dan Mongue, 1996). Dengan
demikian, depresiasi nilai tukar nominal menciptakan ekspektasi dimasa
mendatang. Inflasi ditanggapi sebagai berita negatif oleh pasar modal
karena cenderung membatasi pengeluaran konsumen dan akan
mengurangi pendapatan perusahaan.
2) Investor tidak mempunyai keinginan untuk memegang asset yang mata
uangnya mengalami depresiasi dollar, investor akan menahan diri untuk
memegang aset dalam AS termasuk saham JII. Maka para investor asing
47
menjual kepemilikan saham-saham AS mempegaruhi harga saham global
menjadi mengalami penurunan salah satunya adalah saham JII.
3) Depresiasi mata uang domestik akan menguntungkan bagi industri yang
berorientasi ekspor dan merugikan industri yang tergantung dari impor.
Hal ini akan berpengaruh positif terhadap output ini dapat dipandang
sebagai indikator membaiknya kondisi perekonomian yang mendorong
kenaikan harga saham.
c. Pengaruh Harga Emas Dunia terhadap JII (Jakarta Islamic Indeks)
Kenaikan harga emas akan mendorong investor untuk memilih
berinvestasi di emas dari pada di pasar modal. Sebab dengan resiko yang
relatif lebih rendah, emas dapat memberikan hasil timbal balik yang baik
dengan kenaikan harganya. Ketika banyak investor yang mengalihkan
portofolionya investasi ke dalam bentuk emas batangan, hal ini akan
mengakibatkan turunnya indeks harga saham di negara yang bersangkutn
karena aksi jual yang dilakukan investor. (Wicaksono, 2010 : 72).
Harga emas di negara manapun mengikuti harga emas dunia yang
ditentukan di London (Pasar Emas London) setiap hari. Harga emas dunia
ditentukan berdasarkan Supply and Demand emas dari seluruh penjuru
dunia, bukan ditentukan dari satu daerah saja. Standar internasional emas
dalam US$ per troy ounce/oz (1 troy oz = 31.1 gr). Pasar emas London
menjadi rujukan pasar emas global dalam menentukan patokan harga emas
hampir di setiap negara (termasuk dengan harga Dinar Dirham Islam).
Selain di London, pusat perdagangan emas lainnya adalah New York,
48
Zurich, Tokyo, Sydney dan Hongkong, dimana Hongkong menjadi pusat
perdagangan di Asia (Firman, 2012).
Menurut Dipraja (2011:12), ada tiga faktor yang menjadi kelebihan dari
emas, yakni :
1) Keterbatasan jumlahnya dan termasuk barang tambang (sumber daya
alam yang tidak dapat diperbarui), emas terbentuk karena proses alami
dan manusia hanya dapat menambangnya, proses penambangan tidak
mudah, bahkan dapat mempertaruhkannya nyawa untuk
mendapatkannya.
2) Tidak terkait dengan sistem bunga sebagaimana halnya dengan uang
kertas.
3) Kemampuan emas atas daya beli terkini, dalam arti emas mampu
beradaptasi terhadap inflasi yang terus membuat barang dan jasa menjadi
mahal.
B. Penelitian Terdahulu
1. Nurmala Hayati (2011) Penelitian ini berjudul “Pengaruh Inflasi, Kurs, Suku
Bunga, Harga Minyak Mentah Dunia terhadap Jakarta Islamic Indeks (JII)”
periode 2003 s.d 2010. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan
antara Jakarta Islamic Indeks (JII) Inflasi, Kurs, Suku Bunga, Harga Minyak
Mentah Dunia. Dengan menggunakan metode kuantitatif Analisis Regresi
Berganda. Hasil penelitiannya ini akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa :
a. Variabel harga minyak dan kurs berpengaruh signifikan terhadap pergerakan
nilai JII.
49
b. Sedangkan inflasi dan suku bunga berpengaruh tidak signifikan.
2. Early Ridho Kismawadi (2013) Penelitian ini berjudul “Pengaruh Variabel
Makro Ekonomi terhadap Jakarta Islamic Indeks (JII)”.variabel yang diteliti
ialah Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Harga Minyak Indonesia, Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) terhadap Jakarta Islamic Indeks (JII). Tujuan dari
penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan antara variabel Inflasi, Suku
Bunga, Kurs, Harga Minyak Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) terhadap Jakarta Islamic Indeks (JII). Teknikal yang digunakan ialah
metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian ini akhirnya sampai
pada kesimpulan bahwa :
a. Secara simultan variabel Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Harga Minyak, Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG), berpengaruh terhadap Jakata Islamic
Indeks (JII) sebesar 96,11% .
b. Secara parsial variabel Inflasi, Harga Minyak Indonesia, Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG), berpengaruh positif signifikan terhadap Jakata
Islamic Indeks (JII).
c. Secara parsial variabel suku bunga dan kurs berpengaruh negatif signifikan
terhadap Jakata Islamic Indeks (JII).
3. Mohd Yahya, Mohd Hussin, Fidlizan Muhammad, Salwa Amirah Awang, Nur
Fakhzan Marwan, Azila Abdul Razzak, 2013. Penelitian ini berjudul “The
Dynamic Interaction Between Islamic Stock Market and Strategic
Commodities”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara
Harga Komoditas (Harga Minyak dan Harga Emas) dan variabel
50
makroekonomi (Indeks Produksi Industri, Jumlah Uang Beredar, Indeks Harga
Konsumen, dan Nilai Tukar) terhadap FTSE Bursa Malaysia Emas Shariah
Indeks Periode 2007-2011. Dengan menggunakan metode Vector Error
Correction Model (VECM). Hasil dari penelitian ini akhirnya sampai pada
kesimpulan bahwa :
a. FBMES berpengaruh signifikan positif terhadap Industrial Production
Indeks (IPI), Uang Beredar (M3) dan Crude Oil Price (COP).
b. FBMES berpengaruh signifikan negatif terhadap inflasi, Islamic Interbank
Rate (IIR) dan Kurs Ringgit (MYR) dan Emas.
4. Wahida Ahmad dan Rafisah Mat Radzi (2011) Penelitian ini berjudul
“Sustainbility of Sukuk and Conventional Bondduring Financial Crisis :
Malaysia’s Capital Market”. Jurnal ini mengenai Keberlanjutan sukuk dan
obligasi konvensional selama krisis keuangan studi kasus para pemodal
Malaysia. Pasar sukuk Malaysia telah berkembang luar biasa dalam beberapa
tahun terakhir, melebihi jumlah terhutang dari surat utang konvensional yang
diterbitkan di pasar domestik. Meskipun penurunan ekonomi global, Malaysia
masih dianggap sebagai salah satu pemimpin dalam penerbitan sukuk dan
memang telah terbukti menjadi inovator dalam pengembangan struktur sukuk.
Penelitian ini berisi tiga variabel ialah GDP, Valuta Asing dan Likuiditas Pasar.
Dengan menggunakan metode OLS. Hasil penelitian ini akhirnya sampai pada
kesimpulan bahwa; Penerbitan sukuk dipengaruhi oleh PDB dan likuiditas
pasar.
51
5. Muhammad Aljufri, Ris Yuwono Nurgroho dan Crisanty Sustristyaningty as
Titik (2013). Penelitian ini berjudul “Analisis Faktor-faktor yang
mempengaruhi Jakarta Islamic Indeks periode Januari 2004-2011”. Variabel
yang diteliti ialah Inflasi, Kurs, Harga Emas Dunia, dan Indeks Dow Jones
Islamic Market terhadap Jakarta Islamic Indeks (JII). Tujuan penelitian ini
ialah untuk mengetahui hubungan variabel Inflasi, Kurs, Harga Emas Dunia,
dan Indeks Dow Jones Islamic Market terhadap Jakarta Islamic Indeks (JII).
Teknik analisis data menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil
penelitian ini akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa :
a. Secara simultan variable Inflasi, Kurs, Harga Emas Dunia, dan Indeks Dow
Jones Islamic Market, berpengaruh terhadap Jakarta Islamic Indeks sebesar
51,27%.
b. Secara parsial variabel inflasi berpengaruh tidak signifikan terhadap Jakarta
Islamic Indeks (JII).
c. Secara parsial variable kurs berpengaruh negatif signifikan terhadap Jakarta
Islamic Indeks (JII).
d. Secara parsial variabel Emas dan Indeks Dow Jones Islamic Market (DJIM)
berpengaruh positif signifikan terhadap Jakarta Islamic Indeks (JII).
6. Mohd Yahya, Mohd Hussin, Fidlizan Muhammad, Salwa Amirah Awang, Nur
Fakhzan Marwan, Azila Abdul Razzak, 2012. Penelitian ini berjudul “The
Impect of Oil Price on Islamic Financial Market in Malaysia”. Variabel yang
diteliti ialah Crude Oil Price (COP), Industrial Production Index (IPI),
Consumer Price Index (CPI), Agregat Money Suplay (M3), Islamic Interbank
52
Ringgit (IIR), Kurs Ringgit (MYR) terhadap FTSE Bursa Malaysia Emas
Syariah Indexs (FBMES) periode 2007 s.d 2011. Tujuan penelitian ini ialah
untuk mengetahui hubungan antara variable Crude Oil Price (COP), Industrial
Production Index (IPI), Consumer Price Index (CPI), Agregat Money Suplay
(M3), Islamic Interbank Ringgit (IIR), Kurs Ringgit (MYR) terhadap FTSE
Bursa Malaysia Emas Syariah Indexs (FBMES) periode 2007 s.d 2011. Teknik
analisis data menggunakan metode Vector Auto Regression (VAR). Hasil
penelitian ini akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa FBMES berpengaruh
signifikan positif terhadap IPI,CPI,COP. Sedangkan Agregat Money Suplay
(M3), Islamic Interbank Ringgit (IIR), Kurs Ringgit (MYR) berpengaruh negatif
terhadap Bursa Malaysia Emas Syariah Indexs (FBMES). Dalam hubungan
jangka pendek hanya variabel Consumer Price Index (CPI) yang berpengaruh.
7. Anis Wijayanti (2013) Penelitian ini berjudul “Pengaruh Beberapa Variabel
Makroekonomi dan Indeks Pasar Modal Dunia terhadap Pergerakan Indeks
Harga Saham Gabungan di BEI”. Variabel yang diteliti adalah GDP, kurs
dollar, inflasi, suku bunga SBI, indeks Dow Jones, dan Indeks Nikkei terhadap
pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan jangka pendek dan jangka panjang variabel
GDP, kurs dollar, inflasi, suku bunga SBI, indeks Dow Jones, dan Indeks
Nikkei terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Teknik analisis
data menggunakan metode ECM (Error Correction Model). Hasil penelitian ini
adalah:
a. Secara umum variabel GDP, Inflasi, suku bunga SBI, dan indeks Nikkei
53
dalam jangka pendek dan jangka panjang tidak berpengaruh terhadap
pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan.
b. Secara berbeda hasil uji variabel kurs dalam jangka pendek tidak
berpengaruh terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, namun
dalam jangka panjang variabel kurs berpengaruh negatif signifikan terhadap
pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan.
c. Secara umum variabel indeks Dow Jones dalam jangka pendek dan
jangka panjang berpengaruh positif signifikan terhadap pergerakan Indeks
Harga Saham Gabungan.
8. Muhammad Syafii Antonio, Hafidhoh, Hilman Fauzi, 2013. Penelitian ini
berjudul: “The Islamic Market Volatility : a comparative study between in
Indonesia and Malaysia”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh variabel makroekonomi yang meliputi Fed Rate, Crude Oil Price,
Dow Jones Index, Interest Rate terhadap indeks saham di Malaysia yaitu FTSE
Bursa Malaysia Hijrah Syariah Index (FHSI) dan di Indonesia yaitu Jakarta
Islamic Index Periode 2006-2010. Dengan menggunakan analisis VECM
(Vector Error Correction Model). Hasil dari penelitian ini adalah :
a. Menunjukan bahwa JII & FHSI berpengaruh signifikan positif terhadap
COP, Fed Rate, DJI, Interest Rate.
b. Dalam jangka pendek variabel inflasi, COP berpengaruh signifikan terhadap
JII.
Berikut penelitian terdahulu dalam bentuk tabel adalah :
54
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
N
o
Na
ma
Judul Variabel Hasil Persamaan Perbedaan
Dep
end
ent
Independ
ent
1 Nur
mal
a
Hay
ati
(20
11)
Pengar
uh
Inflasi,
Kurs,
Suku
Bunga,
Harga
Minyak
Mentah
Dunia
terhada
p
Jakarta
Islamic
Indeks
(JII)
Jak
arta
Isla
mic
Ind
eks
(JII
)
Inflasi,
Kurs,
Suku
Bunga,
Harga
Minyak
Mentah
Dunia
Variabel harga minyak
dan kurs berpengaruh
signifikan terhadap
pergerakan nilai JII.
Sedangkan inflasi dan
suku bunga
berpengaruh.tidak
signifikan
Menggunan
kan variabel
dependen
yaitu :
Jakarta
Islamic
Indeks (JII).
Menggunan
kan variabel
independen
yaitu: Kurs.
Menggunak
an alat
analisis
Regresi
Berganda.
Menggunankan
variabel
independen yaitu:
Inflasi, Suku
Bunga.
Menggunakan
jangka waktu tahun
2003 s.d 2010.
2 Earl
y
Rid
ho
Kis
ma
wad
i
(20
13).
Pengar
uh
Variabe
l
Makro
Ekono
mi
terhada
p
Jakarta
Islamic
Indeks
(JII)
Jak
arta
Isla
mic
Ind
eks
(JII
)
Inflasi,
Suku
Bunga,
Kurs,
Harga
Minyak,
Indeks
Harga
Saham
Gabunga
n(IHSG).
Secara simultan
variabel Inflasi, Suku
Bunga, Kurs, Harga
Minyak Indonesia, dan
Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG),
berpengaruh terhadap
Jakata Islamic Indeks
(JII) sebesar 96,11.
Secara parsial variabel
Inflasi, Harga Minyak
Indonesia, Indeks
Harga Saham
Gabungan(IHSG),
berpengaruh positif
signifikan terhadap
Jakata Islamic Indeks
(JII)
Secara parsial variabel
suku bunga dan kurs
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
Jakata Islamic Indeks
(JII)
Menggunan
kan variabel
dependen
Jakarta
Islamic
Indeks (JII).
Menggunak
an alat
analisis:
OLS
(Metode
Ordinary
Least
Square).
Menggunankan
variabel
independen yaitu:
Inflasi,Suku
Bunga,Indeks
Harga Saham
Gabungan (IHSG).
3 Mo
hd
Yah
ya,
The
Dynami
c
Interact
FTS
E
Bur
sa
Crude
Oil Price
(COP)
Harga
Hubungan dalam
jangaka panjang harga
saham syariah secara
positif berhubungan
Menggunanka
n variabel
independen
yaitu: Harga
Menggunankan
variabel dependen
yaitu:
FTSE Bursa Malaysia
55
et al
(20
13)
ion
Betwee
n
Islamic
Stock
Market
and
Strategi
c
Commo
dities
Mal
aysi
a
Em
as
Sya
riah
Ind
exs
(FB
M
ES)
Emas,
Industria
l
Producti
on
Index(IPI
),
Jumlah
Uang
Beredar
(JUB),
Consume
r Price
Index
(CPI),
Kurs
Ringgit
(MYR),
Islamic
Interban
k Ringgit
(IIR)
dengan Industrial
Production Index(IPI),
Jumlah Uang
Beredar(JUB),
Crude Oil Price(COP)
Sedangkan Consumer
Price Index (CPI),
Islamic Interbank
Ringgit (IIR),
Kurs Ringgit (MYR)
dan
Harga Emas
berpengaruh Negatif.
emas dunia,
Emas Syariah Indexs
(FBM
ES).
Menggunankan
variabel independen
yaitu :
Industrial
Production
Index(IPI),
Jumlah Uang
Beredar (JUB)
Consumer Price
Index (CPI),
Kurs Ringgit (MYR)
Islamic Interbank
Ringgit (IIR)
Menggunakan alat
analisis : Vector
Error Correction
Model (VECM).
Menggunakan jangka
waktu tahun 2007 s.d
2011.
4 Wa
hida
Ah
mad
dan
Rafi
sah
Mat
Rad
zi
(20
11)
Sustain
bility of
Sukuk
and
Conven
tional
Bonddu
ring
Financi
al
Crisis :
Malays
ia’s
Capital
Market
Keb
erla
njut
an
suk
uk
dan
obli
gasi
kon
ven
sion
al.
GDP,
Valuta
Asing,
dan
Likuidita
s Pasar.
Jurnal ini membahas tiga
variabel mengenai
Keberlanjutan sukuk dan
obligasi konvensional
ialah
GDP,
Valuta Asing dan
Likuiditas Pasar.
Dengan hasil
menunjukan bahwa
penerbitan sukuk
dipengaruhi oleh PDB
dan likuiditas pasar.
Menggunanka
n alat analisis
yaitu:
OLS
(Ordinary
Least Square)
Menggunankan
variabel
independen yaitu:
GDP, Valuta Asing
dan Likuiditas
Pasar.
5 Mu
ham
mad
Alj
ufri,
Ris
Yu
won
o
Nur
gro
ho
dan
Cris
anty
Analisi
s
Faktor-
faktor
yang
mempe
ngaruhi
Jakarta
Islamic
Indeks
periode
Januari
2004-
2011.
Jak
arta
Isla
mic
Ind
eks
Inflasi,
Kurs,
Harga
Emas
Dunia,
dan
Indeks
Dow
Jones
Islamic
Market
Secara simultan
variable Inflasi, Kurs,
Harga Emas Dunia,
dan Indeks Dow Jones
Islamic Market,
berpengaruh terhadap
Jakarta Islamic Indeks
sebesar 51,27%.
Secara parsial variable
inflasi berpengaruh
tidak signifikan
terhadap Jakarta
Islamic Indeks(JII)
Secara parsial variabel
Menggunak
an variabel
dependen
yaitu :
Jakarta
Islamic
Indeks.
Menggunan
kan variabel
independen
yaitu: Kurs,
Harga Emas
Menggunankan
variabel
independen yaitu :
Inflasi.
Menggunakan
jangka waktu tahun
2004 s.d 2011.
56
Sust
rist
yani
ngt
y as
Titi
k
(20
13)
kurs berpengaruh
negatif signifikan
terhadap Jakarta
Islamic Indeks (JII).
Secara parsial variabel
Emas dan Indeks Dow
Jones Islamic Market
berpengaruh positif
signifikan terhadap
Jakarta Islamic Indeks
(JII).
Dunia,
Indeks Dow
Jones
Islamic
Market.
Menggunak
an alat
analisis :
OLS
(Metode
Ordinary
Least
Square.
6
Mo
hd
Yah
ya,
et al
(20
12)
The
Impect
of Oil
Price
on
Islamic
Financi
al
Market
in
Malays
ia
FTS
E
Bur
sa
Mal
aysi
a
Em
as
Sya
riah
Ind
exs
(FB
ME
S)
Crude
Oil Price
(COP),
Industria
l
Producti
on Index
(IPI),
Consume
r Price
Index
(CPI),
Agregat
Money
Suplay
(M3),
Islamic
Interban
k Ringgit
(IIR),
Kurs
Ringgit
(MYR).
Bursa Malaysia Emas
Syariah Indexs
(FBMES) berpengaruh
signifikan positif
terhadap Industrial
Production Index (IPI)
Consumer Price Index
(CPI), CrudeOil Price
(COP).
Sedangkan Agregat
Money Suplay (M3),
Islamic Interbank
Ringgit (IIR), Kurs
Ringgit (MYR)
berpengaruh negatif
terhadap Bursa
Malaysia Emas
Syariah Indexs
(FBMES). Dalam
hubungan jangka
pendek hanya variabel
Consumer Price Index
(CPI) yang
berpengaruh.
Tidak ada
persamaan.
Menggunankan
variabel dependen
yaitu :
Malaysia Emas
Syariah.
Menggunankan
variabel independen
yaitu : Indexs
(FBMES).
CrudeOil Price
(COP).
Kurs Ringgit (MYR)
Menggunakan jangka
waktu tahun:
Periode 2007 s.d
2011.
7 Ani
s
Wij
aya
nti
(20
13)
Pengar
uh
Bebera
pa
Variabe
l
Makroe
konomi
dan
Indeks
Pasar
Modal
per
gera
kan
Ind
eks
Har
ga
Sah
am
Gab
ung
an
GDP,
kurs
dollar,
inflasi,
suku
bunga
SBI,
indeks
Dow
Jones,
dan
Indeks
Secara umum variabel
GDP, Inflasi, suku bunga
SBI, dan indeks Nikkei
dalam jangka pendek
dan jangka panjang
tidak berpengaruh
terhadap pergerakan
Indeks Harga Saham
Gabungan.
Secara berbeda hasil uji
variabel kurs dalam
jangka pendek tidak
Menggunanka
n variabel
independen
yaitu :
indeks Dow
Jones.
Menggunankan
variabel dependen
yaitu :
IHSG(Indeks
Harga Saham
Gabungan).
Menggunankan
variabel
independen yaitu:
Indeks Nikkei
57
Dunia
terhada
p
Pergera
kan
Indeks
Harga
Saham
Gabung
an di
BEI
Nikkei berpengaruh terhadap
pergerakan Indeks Harga
Saham Gabungan,
namun dalam jangka
panjang variabel kurs
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
pergerakan Indeks Harga
Saham Gabungan.
Secara umum variabel
indeks Dow Jones
dalam jangka pendek
dan jangka panjang
berpengaruh positif
signifikan terhadap
pergerakan Indeks Harga
Saham Gabungan.
Menggunakan
alat analisis :
ECM (Error
Correction
ModeL).
8 Mu
ham
mad
Sya
fii
Ant
oni
o,
Haf
idh
oh,
Hil
man
Fau
zi,
(20
13)
The
Islamic
Market
Volatili
ty : a
compar
ative
study
betwee
n in
Indones
ia and
Malays
ia.
FTS
E
Bur
sa
Mal
aysi
a
Hijr
ah
Sya
riah
Ind
ex
(FH
SI)
dan
Jak
arta
Isla
mic
Ind
ex
Fed
Rate,
Crude
Oil
Price,
Dow
Jones
Index,
Interest
Rate.
Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa:
JII & FHSI
berpengaruh signifikan
positif terhadap COP,
Fed Rate, DJI, Interest
Rate. Dalam jangka
pendek,
Variabel inflasi, COP
berpengaruh signifikan
terhadap JII.
Menggunan
kan variabel
dependen
yaitu :
Jakarta
Islamic
Index
Menggunan
kan variabel
independen
yaitu:
Dow Jones
Index,
Interest
Rate.
Menggunankan
variabel dependen
yaitu :
Bursa Malaysia
Hijrah Syariah Index
(FHSI)
Menggunankan
variabel independen
yaitu :
Fed Rate, Crude Oil
Price.
Menggunakan alat
analisis :
ECM (Error
Correction ModeL).
Menggunakan jangka
waktu tahun:2006 s.d
2010
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan Kerangka pemikiran yang merupakan sintesa dari
serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya
merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan alternatif
solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan (Rodoni, 2010).
58
Keberadaaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu
faktor terpenting dalam ikut membangun perekonomian nasional.
Kondisi perekonomian yang baik merupakan sentiment posit i f yang
berdampak pada kenaikan harga saham. Selanjutnya adalah kita
melihat bagaimana pengaruh antara variabel DJIM , Kurs dan Harga
Emas Dunia t erhadap JII.
Berdasakan tujuan dalam penelitian ini secara garis besar ingin mendapatkan
gambaran pengaruh secara parsial dan simultan antara DJIM , Kurs dan Harga
Emas Dunia dengan JII. Maka dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi berganda OLS dengan pengujian uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat membuat
kerangka pemikiran dari penelitian yang dilakukan adalah berikut ini :
59
Tabel 2.4
Kerangka Berfikir
Pengaruh DJIM, Kurs, dan Harga Emas Dunia terhadap Jakarta
Islamic Index Periode (Januari 2012 – Desember 2016)
VARIABEL INDEPENDEN:
DJIM (X1)
Kurs (X2)
Harga Emas Dunia (X3)
VARIABEL DEPENDEN :
Jakarta Islamic Indeks (Y)
UJI ASUMSI KLASIK :
Uji Normalitas
Uji Multikolinieritas
Uji Heteroskedastisitas
Uji Autokorelasi
Kesimpulan
ALAT ANALISIS :
OLS (Ordinary Leasst Square)
Uji Hipotesis :
Uji T
Uji F
Uji Adj R2
60
D. HIPOTESIS
Hipotesis adalah jawaban sementara atas suatu persoalan yang masih perlu
dibuktikan kebenarannya dan harus bersifat logis, jelas dan dapat di uji. Hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel DJIM terhadap variabel
JII secara parsial dan simultan.
Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara variabel DJIM terhadap variabel JII
secara parsial dan simultan.
2. Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Kurs terhadap variabel
JII secara parsial dan simultan.
Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara variabel Kurs terhadap variabel JII
secara parsial dan simultan.
3. Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Harga Emas Dunia
terhadap variabel JII secara parsial dan simultan.
Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara variabel Harga Emas Dunia terhadap
variabel JII secara parsial dan simultan.
61
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research) dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan mengenai pengaruh variabel
DJIM, Kurs dan Harga Emas Dunia sebagai variabel independen terhadap
Jakarta Islamic Index sebagai variabel dependen. Data operasional yang
digunakan pada penelitian ini menggunakan data runtut waktu (time series).
Semua data dalam bulanan dimulai dari Januari 2012 sampai dengan Desember
2016.
Sebagai tahap awal penelitian ini adalah dengan mempelajari teori-teori
yang berhubungan dengan DJIM, Kurs dan Harga Emas Dunia serta Jakarta
Islamic Index. Kemudian menganalisis hubungan antar variabel dari teori-teori
tersebut dengan permasalahan aktual yang ada pada saat ini. Tahap selanjutnya
adalah mengumpulkan data yaitu berupa data sekunder yang diperoleh dari
internet. Kemudian setelah data tersebut diperoleh tahap selanjutnya adalah
melakukan pengujian-pengujian dengan menggunakan uji stastistika dan
ekonometrika. Dimana masing-masing variabel bebas tersebut dapat
mempengaruhi ke variabel dependent walaupun impeknya berbeda-beda bisa
positif atau negatif, baik dalam besaran impek tersebut ke dalam angka untuk
menilai hubungannya.
Penelitian ini mengunakan data yang bersifat sekunder, Menurut Istijanto
(2009:38) data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain
62
(bukan oleh periset sendiri) untuk tujuan lain. Lalu menurut Wibisono (2002:119)
data sekunder adalah data yang didapat dan disimpan oleh orang lain yang
biasanya merupakan data masa lalu/historical. Data sekunder penilitian ini salah
satunya bersumber dari google finance dan yahoo finance untuk indeks saham
syariah yaitu Jakarta Islamic Indeks (JII). Sedangkan variabel independen yaitu
DJIM, nilai tukar dan harga emas dunia, yang bersumber dari
www.woldbank.com, www.bank_indonesia.com, www.kitco.com. Data peneliti ini
juga menggunakan secara kuantitatif dalam data turunan waktu (time series)
dengan mengunakan data bulanan yang dimulai dari Januari 2012 sampai dengan
Desember 2016.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penyusunan skripsi
ini membutuhkan data yang terbilang cukup kumplit dan data yang jelas
kebenarannya. Proses metode pengumpulan data dilakukan sesuai dengan
prosedur yang disyaratkan sehingga memperoleh hasil yang tepat. Teknik
pengumpulan dengan cara sekunder telah dijalani penulis untuk memperoleh data
tentang variabel depenpenden dan variabel independent.
Langkah-langkah dan jenis pengumpulan data yang penulis lakukan dalam
penyusunan proposal skripsi ini ialah sebagai berikut :
1. Field Research
Field research adalah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
yang bersifat sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain atau pihak
kedua yang berkaitan dengan penelitian ini. Dimana data eksternal tersebut
63
sudah dipublikasikan untuk menjelaskan gejala dari suatu fenomena, seperti
salah satunya ialah www.wold bank.com, www.kitco.com, Bank Indonesia (BI),
google finance dan yahoo finance dan lain sebagainya.
2. Library Research
Library research adalah data yang digunakan dalam penelitian ini ialah
data yang diperoleh dari membaca literature, buku, artikel, jurnal dan
sejenisnya yang berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dan benar valid.
3. Internet Research
Internet research adalah pengetahuan melalui media internet, karena
terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pinjam di
perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa karena ilmu
selalu berkembang. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut penulis
melakukan penelitian dengan teknologi yang juga berkembang yaitu banyak
sumber melalui internet sehingga data yang diperoleh merupakan data yang
sesuai dengan perekembangan zaman.
C. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data time series terutama disektor
finansial seperti DJIM, nilai tukar, harga emas dunia, dan JII (Jakarta Islamic
Indeks). Penelitian seringkali menemukan data finansial memiliki tingkat
volatilitas yang tinggi. Kondisi volatilitas data mengindikasikan bahwa perilaku
data time series memiliki varian residual yang tidak konstan dari waktu ke waktu
atau dapat dikatakan data tersebut mengandung gejala heteroskedastisitas karena
64
terdapat varian error yang besarnya tergantung pada varian error masa lalu,
adakalanya varian error tidak tergantung pada variabel bebasnya saja melainkan
variabel tersebut berubah-ubah seiring dengan perubahan waktu. (Widarjono,
2009 : 299).
Metode analisis data yang penulis lakukan adalah metode analisis kuantitatif,
yakni data yang digunakan pada penyusunan skiripsi ini besaran berupa angka,
berformat deduktif yang memiliki arti penelitian ini bermula dari sisi umum
kearah sisi yang terbilang atau pengaruh yang dialami oleh variabel dependen
bersama variabel independent dengan mengunakan analisis regresi berganda
(OLS). Yaitu menganalisis volalitas harga saham yang tertera di Jakarta Islamic
Indeks (JII) serta kiranya beberapa faktor variabel yang dapat membawa impek
terhadap variabel Jakarta Islamic Indeks (JII). Setelah data yang dibutuhkan
terkumpul, maka data penelitian yang ada tersebut baru dapat mulai dianalisis
dengan OLS. Berikut tahapan uji-uji hingga bisa melakukan regri OLS :
1. UJI ASUMSI KLASIK
a. Uji Normalitas
Menurut (Winarno, 2011 : 5.39) Uji Normalitas dilakukan bertujuan
untuk (melihat) mengetahui apakah (nilai residual terdistribusi normal atau
tidak) variabel dalam penelitian normal atau tidak. (jadi uji normalitas
bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya).
Normal dalam arti mempunyai distribusi data yang normal. Normal atau
tidaknya berdasar pada patokan distribusi normal dari data dengan mean dan
standar deviasi yang sama. Sehigga data pada variabel dapat dikatakan
65
layak, pernyataan tersebut berdasarkan beberapa uji yang telah digunakan
antara lain ialah melalui uji Jarque-Bera atau Historgram Test. Suatu
variabel dikatakan normal jika korelogram pada gambar menunjukan bahwa
residual berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh :
1) Kurva yang mengikuti bentuk lonceng.
2) Nilai statistik Jarqute-Bera memiliki probabilitas yang jauh lebih besar
dari pada 0,05 atau 5%.
Langkah-langkah pengujian normalitas data ialah sebagai berikut :
Hipotesis :
Ho: Model Normal (residual terdistribusi normal)
Ha: Model Tidak Normal (residual tidak terdistribusi normal)
(pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria) :
Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 → Signifikan, Ho diterima (data
terdistribusi normal, Ha ditolak).
Bila probabilitas Obs*R2 < 0.05 → Tidak signifikan, Ho ditolak (data
tidak terdistribusi normal, Ha diterima).
b. Uji Multikolinieritas
Menurut (Gujarati,2006 : 62) multikolinieritas berarti adanya hubungan
linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang
menjelaskan independen dari model regresi.
Menurut Nachrowi (2006 : 95) jika tidak ada korelasi antara kedua
variabel tersebut, maka koefisien pada regresi majemuk akan sama dengan
kofisien pada regresi sederhana. Hubungan linier antar variabel bebas ini
66
yang disebut Multikolinieritas. Pada penelitian ini, pendeteksian
Multikolinieritas dengan menggunakan “Uji Koefisien Korelasi” (r) sebagai
aturan main (rule of thumb), jika koefisien korelasi cukup tinggi, misalnya :
diatas 0,8 maka diduga terjadi Multikolinieritas dalam model. Sebaliknya,
jika koefisien relatif rendah maka diduga model tidak terjadi
Multikolinieritas. Uji koefisien korelasinya yang mengandung unsur
kolinieritas, misalnya variabel X1 dan X2. Langkah-langlah pengujian
sebagai berikut:
Jika r < 0,8 (tidak ada Multikolinieritas)
Jika r > 0,8 (ada Multikolinieritas)
Menurut Nachrowi (2006 : 104 s.d 107) Ada beberapa cara untuk
mengatasi masalah adanya Multikolinieritas, antara lain : Melihat informasi
sejenis yang ada, mengeluarkan variabel bebas yang kolinier dari model,
mentransformasikan variabel, mencari data tambahan.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi apabila variansi Ut tidak konstan atau sering
berubah-ubah seiring dengan berubahnya nilai variabel independen
(Gujarati, 2006 : 146). Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain itu tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika variance tidak konstan atau berubah-ubah
disebut dengan Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
67
homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Nahrowi, 2008 :
108).
Heteroskedastisitas merupakan keadaan dimana semua gamgguan yang
muncul dalam fungsi regresi populasi tidak memiliki varians yang sama.
Uji heteroskedasitas dapat dilakukan dengan cara seperti :
1) Melihat pola residual dari hasil estimasi regresi. Jika residual bergerak
konstan, maka tidak ada heterokedastisitas. Akan tetapi, jika residual
membentuk pola tertentu, maka hal tersebut mengidentifikasi adanya
heteroskedasitas.
2) Untuk membuktikan dugaan pada uji heteroskedasitas pertama, maka
dilakukan uji White Heteroscedasticity yang tersedia dalam program E-
views. (Ajija, Shochrul dkk, 2011) Berikut adalah langkah pengujian
heteroskedasitas :
Hipotesis
Ho : model tidak terdapat Heteroskedastisitas
Ha : model terdapat Heteroskedastisitas
Bila probabilitas Obs * R2 > 0,05 : ho diterima
Bila probabilitas Obs * R2
< 0,05 : ho ditolak
Apabila probabilitas Obs * R2 lebih besar dari 0,05 maka model
tersebut tidak terdapat Heteroskedastisitas. Apabila probabilitas Obs * R2
lebih kecil dari 0,05 maka model tersebut terdapat Heteroskedastisitas.
68
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara
anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time-
series) atau ruang / cross-section (Suliyanto, 2011).
Sejalan dengan keterangan lainnya menurut Nisfiannor, (2009 : 92)
yang mengatakan bahwa uji otokorelasi dilakukan untuk mengatahui apakah
ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan
periode t-ἰ (sebelumnya) pada model regresi linier yang digunakan. Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Dalam model
regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi.
Apabila data yang kita analisis mengandung autokorelasi, maka
estimator yang kita dapatkan memiliki karakteristik ialah sebagai berikut :
Estimator metode kuadrat terkecil masih linier
Estimator metode kuadrat terkecil masih tidak bias
Estimator metode kuadrat terkecil tidak mempunyai varian yang
minimum.
Dengan demikian autokorelasi akan menyebabkan estimator hanya
bersifat BLUE, tidak lagi BLUE (Best Linier Unbias Estimator) (Winarno,
2009 : 5.27).
1) Uji Autokorelasi dengan Metode Durbin-Watson (DW)
Uji Autokorelasi bisa dilakukan dengan menggunakan nilai Durbin-
Watson (DW). Uji ini pertama kali diperkenalkan oleh J. Durbin dan GS.
Waston pada tahun 1951 (Suliyanto, 2011:126) Pada penerapan uji ini
69
terdapat beberapa asumsi penting yang harus dipenuhi, ialah sebagai
berikut:
a) Model regresi yang dilakukan harus menggunakan konstanta.
b) Variabel bebas adalah non-stokastok, atau relatif tetap untuk sampel
yang berulang.
c) Kesalahan pengganggu atau residual diperoleh dengan otoregresif
order pertama. (ɛt = ɛt-1 + μt).
d) Model regresi tidak meliputi nilai kelembaman (lag) dari variabel tak
bebas sebagai variabel penjelas.
e) Dalam melakukan regresi, tidak boleh ada data atau observasi yang
hilang.
Rumus yang digunakan untuk uji Durbin-Watson yakni :
DW = Ʃ (e-et-1)2
Ʃ et2
Keterangan :
DW = nilai Durbin-Watson test
e = nilai residual
et-1 = nilai residual satu periode sebelumnya
Pengambilan keputusan pada asumsi ini memerlukan dua nilai bantu
yang diperoleh dari Durbin-Watson, yaitu nilai dL dan dU, dengan K =
jumlah variabel bebas dan n = ukuran sampel. Jika dinilai dU hingga (4-
dU) berarti asumsi tidak terjadi autokorelasi terpenuhi.
70
2) Uji Autokorelasi dengan Metode Lagrange Multiplier (LM Test)
Suliyanto, (2011:129) Uji Lagrange Multiplier (LM Test) dapat
digunakan untuk menguji adanya masalah autokorelasi tidak hanya pada
derajat pertama (first order) tetapi juga digunakan pada berbagai tingkat
derajat autokorelasi. Oleh karena itu banyak penulis yang menyatakan
bahwa uji LM Test lebih bermanfaat dibanding dengan Uji DW. Hal ini
benar bila ukuran sampel yang digunakan cukup besar, diatas 100
observasi, dan dengan derajat autokorelasi lebih dari satu.
Hipotesis
Ho : Tidak ada masalah Autokorelasi
Ha : Ada masalah Autokorelasi
Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria :
Bila probabilitas obs*R2
> 0,05 maka signifikan, Ho diterima (Tidak
ada masalah autokorelasi).
Bila probabilitas obs*R2
< 0,05 maka tidak signifikan, Ha ditolak (Ada
masalah autokorelasi).
3) Cara Mengatasi Pelanggaran Autokorelasi
Menurut Gujarati, untuk melakukan perbaikanperbaikan jika terjadi
masalah Autokorelasi,dapat dilakukan dengan langkah yakni :
a) Dengan membuat persamaan perbedaan yang digeneralisasikan.
b) Dengan metode perbedaan pertama (first difference)
71
2. Uji Statistik
a. Uji Probability T-Statistic
Uji Probability t-statistic digunakan untuk menganalisis pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu).
Dalam sebuah regresi linier, probability t-statistic digunakan untuk menguji
pengaruh variabel-variabel independen secara parsial (individu) terhadap
variabel dependen, dengan menggunakan kriteria ialah sebagai berikut :
1) Jika nilai probability variabel independen > α (0,05), maka dinyatakan
berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen.
2) Jika nilai probability variabel independen < α (0,05), maka dinyatakan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b. Uji F-Statistik
Uji F-statistik digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Dalam model
linier, uji F-statistic digunakan untuk menguji besarnya pengaruh variabel
X1, X2, ................. , Xn secara bersama-sama terhadap Y.
c. Uji Koefisien Determinan (Adjusted R2)
Model yang sudah di analisis, harus diperiksa kembali apakah
kualitasnya sudah baik. Dalam bahasa statistik, pengujian ini disebut
goodness of fit dari model yang telah dibuat, dengan melihat nilai koefisien
determinasi yang telah disesuaikan atau dilambangkan dengan adjusted-R2.
Nilai adjusted-R2 digunakan untuk membuat persentase Variabel-variabel
terhadap variabel independen serta seberapa besar pengaruh dari Variabel-
72
variabel diluar model. Nilai adjusted-R2 selalu berada antara 0 dan 1.
Semakin besar nilai adjusted-R2 maka semakin baik kualitas sebuah model,
karena semakin dapat menjelaskan hubungan antara variabel dependen dan
variabel independen (Winarno, 2011: 4.9).
D. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen (Y)
Menurut Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, (2005) dalam
Maulidina (2011:88) Variabel dependen adalah adalah variabel yang
diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Dimana Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah Jakarta Islamic Index (JII) memberikan
respon yang dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam kaitannya dengan
hipotesis, variabel dependen adalah variabel yang ingin dijelaskan oleh
peneliti. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari
data yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan
perhitungan bulanan, yaitu dari tahun Januari 2012 sampai dengan Desember
2016.
Menurut Sugiyono, (2011:64) variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Pada
penelitian ini, variabel terikatnya adalah Jakarta Islamic Index (JII).
a. JII (Jakarta Islamic Index)
JII (Jakarta Islamic Index) adalah salah satu indeks saham syariah yang
ada di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis
saham-saham yang memenuhi kriteria syariah.
73
Saham JII terdiri dari 30 saham yang merupakan saham-saham syariah
paling likuid dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. BEI
melakukan review JII setiap 6 bulan, yang disesuaikan. Dan setelah
dilakukan penyeleksian saham syariah oleh Bapepam & LK yang
dituangkan ke dalam DES, BEI melakukan proses seleksi lanjutan yang
didasarkan kepada kinerja perdagangannya.
2. Variabel Independen (X)
Sugiyono, (2011:64) variabel independen adalah tipe variabel menjelaskan
atau mempengaruhi variabel lain (Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah
2005) dalam Maulidina (2011:88). Variabel independen dalam bahasa
Indonesia adalah variabel bebas. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah DJIM, kurs, harga emas dunia. Jadi variabel independen merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang diduga menjadi penyebab atas
beberapa perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat).
a. Indeks Dow Jones Islamic Market (X1)
Indeks Dow Jones Islamic Market / Indeks DJIM merupakan
indeks yang dapat digunakan untuk mengukur performa kinerja
perusahaan yang bergerak di sektor industri di Amerika Serikat, Indeks
DJIM terdiri dari 30 perusahaan besar dan terkemuka di Amerika Serikat.
Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data
yang dikeluarkan oleh Yahoo Finance. Data yang digunakan dalam
penelitian ini berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari Januari 2012
sampai dengan Desember 2016 dengan menggunakan satuan poin.
74
Dow Jones Islamic Market Index adalah indeks syariah pertama yang
dibuat berdasarkan hukum Islam (syariah) dengan Dewan Pengawas Syariah
yang bersifat independen. Hingga akhirnya Dow Jones Islamic Market Index
diadopsi oleh AAOIFI (Auditing & Accounting Organization of Islamic
Financial Institutions). Dow Jones Islamic Market Index merupakan bagian
dari kelompok Indeks Global Dow Jones (DJGI), yang meliputi saham-
saham dari 34 negara dan mencakup 10 sektor ekonomi, 18 sektor pasar, 51
kelompok dan 89 sub kelompok industri berdasarkan standar klasifikasi
Dow Jones Global Index (Huda, 2007:48).
b. Kurs terhadap USD (X2)
Menurut Wiyani (2005) kurs atau nilai tukar satu mata uang terhadap
nilainya merupakan bagian dari proses valuta asing. Istilah valuta asing
mengacu pada mata uang asing aktual atau berbagai klaim atasnya, seperti
deposito bank atau surat sanggup bayar yang diperdagangkan. Kurs atau
nilai tukar adalah harga dari mata uang luar negeri (Drnbusch, et.al., 2008 :
46). Kenaikan nilai tukar (kurs) mata uang dalam negeri disebut apresiasi
atau mata uang (mata uang asing lebih murah, hal ini berarti nilai mata uang
asing dalam negeri mengalami peningkatan). Pembahasan penelitian ini
meneliti tentang : DJIM, Kurs, harga emas dunia dengan JII (Jakarta
Islamic Indeks).
Menurut Salvatore (1997:9) nilai tukar adalah harga suatu mata uang
terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai
mata uang lainnya. Menurut Lipsey (1995:25) kurs berarti nilai pada tingkat
75
mana dua mata uang berbeda diperdagangkan satu sama lainnya. Pasar
valuta asing adalah pasar dimaan mata uang asing diperdagangkan pada
tingkat harga yang dinyatakan dalam nilai tukar. Berbeda dengan Sukino
(2000:358) nilai valuta asing adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah
mata uang dalam negeri yang diperlukan untuk mendapat satu unit mata
uang asing.
Kurs dapat diartikan sebagai mata uang suatu negara apabila
ditukarkan dengan mata uang negara lain, misalnya nilai tukar rupiah
terhadap Dollar Amerika. Data operasional yang digunakan dalam
penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan perhitungan
bulanan, yaitu dari Januari 2012 sampai dengan Desember 2016 dengan
menggunakan satuan rupiah.
c. Harga Emas Dunia (X3)
Harga Emas Dunia adalah harga spot yang terbentuk dari akumulasi
permintaan dan penawaran di pasar emas London. Harga emas yang
digunakan adalah harga emas pada saat penutupan pada sore hari (harga
emas/Gold P.M). Data harga emas diambil dari www.kitco.com. Data yang
digunakan adalah data rata-rata harga emas bulanan selama periode
pengamatan antara Januari 2012 sampai dengan Desember 2016.
76
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Pada dasarnya semua pilihan investasi mengandung peluang keuntungan dari satu
sisi dan potensi kerugian atau resiko disisi lain. Seperti tabungan dan deposito dibank
memiliki resiko kecil karena tersimpan aman dibank, tetapi kelemahannya adalah
keuntungan yang lebih kecil dari pada potensi keuntungan dari investasi saham. Investasi
diproperti (rumah atau tanah) semakin lama harganya semakin tinggi, tetapi juga beresiko
apabila tergusur atau terjadi kebakaran, sedangkan usaha sendiri (wiraswasta) beresiko
bangkrut atau pailit sementara investasi di emas memiliki resiko harga yang turun.
Seiring dengan penggabungan bursa efek Surabaya dalam Bursa Efek Jakarta dan
kemudian berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia tidak saja saham, melainkan
bertambah yang salah satunya obligasi. Salah satu misi PT Bursa Efek Indonesia dan
seluruh pelaku dipasar modal adalah mengembangkan dan meningkatkan jumlah pemodal
lokal sehingga nantinya diharapkan pemodal lokal mampu menjadi tulang punggung bagi
pengembangan pasar modal nasional {IDX (Indonesia Stock Exchange), Panduan
Pemodal: hal.18}.
1. Perkembangan Jakarta Islamic Indeks
Dari tampilan fisik, tak ada perbedaan antara jenis saham syariah dan
konvensional. Namun, saham dapat dikategorikan halal jika diterbitkan oleh emiten
yang bergerak dibidang usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah,
misalnya bukan perusahaan minuman keras atau rokok. Karena itu, dari sekitar 400
jenis saham yang beredar di Bursa Efek Jakarta, hanya sekitar 270 saham yang
77
dinyatakan tidak bertentangan degan syariah Islam berdasarkan hasil seleksi Bapepam
(www.pesona.co.id).
Jakarta Islamic Index (JII) lebih spesifik dibandingkan ISSI. Mungkin dapat
dikatakan bahwa posisi JII terhadap ISSI adalah seperti LQ45 terhadap IHSG. Setiap
periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang dinilai tidak
melanggar prinsip syariah. JII menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 1995 dengan
nilai dasar 100. Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama antara Pasar Modal
Indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta) dengan PT. Danareksa Invesment
Management (PT DIM). JII telah dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000.
Pembentukan instrumen syariah ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal
Syariah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003. Tujuan
pembentukan JII adalah untuk memandu investor dalam berinvestasi saham dengan
tetap memperhatikan regulasi syariah. Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja
(benchmark) dalam memilih portofolio saham serta bekerja pada prinsip transaksi aset
berbasis profit and loss sharing (idx.co.id dan wikipedia). Syarat suatu saham yang
dikeluarkan oleh perusahaan dapat dikatakan syariah adalah sebagai berikut :
a. Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara
pengelolaan perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) atau
Perusahaan Publik yang menerbitkan saham syariah tidak boleh
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Jenis kegiatan usaha yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah , antara lain:
1) perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang;
78
2) lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan
asuransi konvensional;
3) produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang
haram; dan
4) produsen, distributor, dan/atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang
merusak moral dan bersifat mudarat.
5) melakukan investasi pada Emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi
tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi
lebih dominan dari modalnya;
b. Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah wajib
untuk menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dengan
syariah atas saham syariah yang dikeluarkan.
c. Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah wajib
menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi prinsip-prinsip syariah dan
memiliki (shariah compliance officer). (fatwa DSN No 40/2003).
Grafik 4.1
Perkembangan JII
Sumber : www.bursa_efek_indonesia.com, data Jan-Des Tahun 2017 (data diolah)
575.42
625.97
661.94
645.20
625.97
500.00
550.00
600.00
650.00
700.00
2012 2013 2014 2015 2016
JII
JII
79
Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui bahwa JII yang tertinggi terjadi pada
awal tahun 2014, dimana JII mencapai angka 661,94 poin. Didukung dengan
pernyataan website OJK (www.ojk.go.id) yang berisi berikut : menurut data OJK pada
tanggal 29 desember 2014, JII yang terdiri dari 30 saham syariah yang terbaik ditutup
pada 6.50 poin atau meningkat sebesar 17,22% dibandingkan pada akhir tahun 2013
sebesar 6.44 poin, sementara itu kapitalisasi pasar untuk saham-saham yang tergabung
dalam JII pada 29 Desember 2014 tersebut mengalami peningkatan sebesar 15,42%,
jika dibandingkan dengan kapitalisasi pasar saham JII pada akhir tahun 2013 sebesar
Rp.1.672.10 triliyun.
Sedangkan JII yang terendah terjadi pada tahun 2012, dimana JII sebesar
575,42 poin. Penurunan terjadi dua kali ditahun 2015 dan tahun 2016 menurut Kepala
Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan kondisi pasar modal
Indonesia sepanjang 2015 dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi global. Seperti,
adanya krisis utang Yunani, kondisi pasar saham Tiongkok dan kebijakan Bank
sentral Amerika, the Fed menaikkan suku bunga acuannya pada 16 Desember 2016.
Head of Research PT. NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan turunnya
dana kelolaan reksadana syariah disebabkan oleh kurang kondusifnya pasar modal.
Indeks saham syariah yang ditunjukkan oleh Jakarta Islamic Index (JII) ditutup
599,44 poin di akhir 2015 atau turun 13,26% dibandingkan akhir 2014 lalu yang
sebesar 691,04 poin. Nilai kapitalisasi pasar saham yang tergabung dalam JII pada 29
Desember 2015 juga mengalami penurunan 12,57% menjadi Rp 1.726,02 triliun
dibandingkan akhir 2014 yang Rp 1.944,53 triliun (www. investasi.kontan.co.id).
80
2. Perkembangan DJIM
a. Sejarah Pasar Modal Syariah di Dunia
Pada awalnya prinsip syariah Islam diterapkan pada industri perbankan dan
Cairo merupakan negara yang pertamakali mendirikan bank Islam sekitar tahun
1971 dengan nama “Nasser Social Bank” yang operasionalnya berdasarkan sistem
bagi hasil (tanpa riba). Berdirinya Nasser Social Bank tersebut, kemudian diikuti
dengan berdirinya beberapa bank Islam lainnya seperti Islamic Development Bank
(IDB) dan the Dubai Islamic pada tahun 1975, Faisal Islamic Bank of Egypt,
Faisal Islamic Bank of Sudan dan Kuwait Finance House tahun 1977. Selanjutnya
penerapan prinsip syariah pada sektor di luar industri perbankan, juga telah
dijalankan pada industri asuransi (takaful) dan industri Pasar Jakarta, 19 April
2005 Modal (Pasar Modal Syariah). Pada industri Pasar Modal, prinsip syariah
telah diterapkan pada instrumen obligasi, saham dan fund (Reksa Dana). Adapun
Negara yang pertama mengimplementasikan prinsip syariah di sektor pasar modal
adalah “Jordan dan Pakistan”, dan menyusun dasar hukum penerbitan obligasi
syariah. Selanjutnya pada tahun 1978, pemerintah Jordan melalui Law Nomor 13
tahun 1978 telah mengijinkan Jordan Islamic Bank untuk menerbitkan
Muqaradah Bond. Muqaradah Bond Act mulai diterbitkan tahun 1981. Sementara
pemerintah Pakistan, baru pada tahun 1980 menerbitkan the Madarabas Company
dan Madarabas Ordinance (www.angetteam.blogspot.com/2012/05/pasarmodal-
syariah.tgl 05-05-2015 jam 12:44 ).
b. Perkembangan Pasar Modal Syariah di Amerika Serikat
Menurut Achsien (2000) pengembang pertama indeks syariah dan equity fund
seperti reksadana adalah Amerika Serikat, setelah The Amana Fund diluncurkan
81
The North American Islamic Trust sebagai equity fund pertama di tahun 1986, tiga
tahun kemudian Dow Jones Index meluncurkan Dow Jones Islamic Market Index
(DJIM). Sharia Suvervisory Board (SSB) dari Dow Jones Islamic Market Index
(DJIM) melakukan filterisasi terhadap saham-saham berdasarkan aktivitas bisnis
dan rasio finansialnya.
Pada masa resesi global saat ini dan beberapa kejadian sebelum jatuhnya
perusahaan dengan profil tinggi seperti Worldcom dan Enron, DJIM mampu
mendeteksi tanda-tanda adanya masalah dalam perusahaan dan mengeluarkan
saham-saham mereka dari indeks-indeks Islam. Hampir setahun sebelum
Worldcom jatuh, DJIM mengeluarkan Worldcom dari indeks-indeksnya.
Worldcom dikeluarkan karena rasio utang terhadap kapitalisasi pasarnya melebihi
33 % yang disyaratkan DJIM agar dapat dimasukkan dalam perusahaan pada
indeks-indeks Islam. Begitu Worldcom dikeluarkan dari DJIM, manajer
pendanaan Islam menjual saham-saham Worldcom, dimana saham
diperdagangkan dengan harga 14 dollar. Enam bulan kemudian saham telah
kehilangan nilainya (hafasfurkani.blogspot.com).
Grafik 4.2
Perkembangan Dow Jones Islamic Market
Sumber : www.woldbank.com, data Jan-Des Tahun 2017 (data diolah)
2,233.37
2,500.77
2,837.97
2,873.29
2,850.66
-
1,000.00
2,000.00
3,000.00
4,000.00
2012 2013 2014 2015 2016
DJIM
DJIM
82
Menurut detik.com, tingginya dolar AS ini menekan harga-harga komoditas
dunia. Harga minyak dunia pun turun, bersamaan dengan komoditas lain seperti
tembaga, aluminium, nikel, dan lain-lain. Yuan melemah hingga ke titik
terendahnya dalam tiga tahun terakhir. Pelemahan ini sengaja dilakukan oleh bank
sentral China. "Kita melihat adanya penarikan dana sekarang ini. Berita soal yuan
membuat banyak orang curiga dengan prospek pertumbuhan ekonomi China,
akhirnya membuat seluruh pasar saham melemah," kata Peter Cardillo, kepala
ekonomi dari Rockwell Global Capital di New York, Selasa (11/8/2015).
Pada tanggal 19 Desember 2016, 12:29 WIB Hampir seluruh bursa saham
regional memerah. Indeks FTSE Malaysia -0,16%, FTSE Strait Times -0,72%,
indeks Taiwan TAIEX -0,91% dan indeks Topix anjlok hingga -0,08%. Begitu
juga indeks Hang Seng Hong Kong yang -0,83% dan Nikkei225 yang turun
0,01%. Kepala Riset PT. Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan
merebaknya ketegangan politik antara Amerika Serikat dan China telah membuat
indeks Dow Jones Industrial (DJI) bergerak turun tipis 8,83 poin (-0,04 persen)
pada pergerakan Jumat pekan lalu. Dia menilai, kondisi dari bursa regional dan
global yang tidak menentu membuat pelaku pasar cenderung dalam posisi wait
and see. Sejauh ini, window dressing akhir tahun yang diharapkan muncul, terlihat
masih belum menampakkan diri, meski pada beberapa saham-saham konstruksi,
trend naik terlihat sudah mulai berusaha untuk dibangkitkan.
Dari kejadian (11/8/2015) dan 19 Desember 2016 diatas membawa dampak
pada saham DJIM yang mengalami penurunan pada tahun 2016.
83
3. Perkembangan Kurs Rupiah
Menurut Kewal, (2012), Adib, (2009), Masodah, et al. (2012), Wijaya, (2013)
menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut negatif. Hal ini
mengindikasikan bahwa ketika kurs rupiah mengalami depresiasi maka investor akan
mengalihkan dananya ke luar negeri sehingga terjadi capital outflow. Mengalirnya
dana ke luar negeri menyebabkan investasi dalam negeri mengalami penurunan.
Penurunan ini berdampak pada berkurangnya investasi pada saham di pasar domestik
sehingga harga saham pun ikut mengalami penurunan.
Grafik 4.3
Perkembangan Kurs
Sumber : www.yahoo_finance.com, data Jan-Des Tahun 2017 (data diolah)
Melihat grafik kurs tahun 2013 yang terus mengalami peningkatan, konon
disebabkan oleh memulihnya ekonomi Amerika Serikat setelah krisis pada
tahun 2008, membuat The Fed yang merupakan Bank Sentral Amerika
berencana melakukan tapering off atau pengurang quantitative easing yang
disebut juga dengan stimulus ekonomi. Rencana ini dikemukakan gubernur The
9,384.24
10,459.09 11,868.67
13,645.60
13,308.33
-
5,000.00
10,000.00
15,000.00
2012 2013 2014 2015 2016
KURS
KURS
84
Fed yaitu Ben Bernake pada Mei 2013 menjadikan langkah awal penguatan
dolar terhadap keuangan global, sehingga suplay dolar menjadi berkurang
(www.infoidebisnis.com).
Penyebab kedua masyarakat lebih memilih produk luar negeri yang
menurutnya lebih nampak mewah dan elegan. Bukan hanya itu saja, sejak 6
tahun belakangan ini Indonesia melakukan impor barang modal dan konsumsi
naik drastis, pengaruhnya menekan neraca perdagangan. Itulah juga faktor
pendorong melemahnya rupiah sejak tahun 2013. Walaupun satu tahun terakhir
ini sudah terjadi penurunan impor barang, tetapi belum cukup signifikan dalam
pelemahan nilai rupiah terhadap dolar (www.infoidebisnis.com).
Pada hari Minggu tanggal 14 Feb 2016, 14:02 WIB. Deputi Gubernur
Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menyebutkan, penguatan
rupiah dipengaruhi dua faktor. Dimana sebelumnya bermasalah dan membuat
rupiah tertekan, sekarang justru berbalik arah. Faktor pertama adalah sisi
eksternal, yang meliputi ekspektasi kenaikan terhadap suku bunga acuan bank
sentral AS the Federal Reserve (the Fed) dan sisi internal yaitu inflasi yang
tinggi dan defisit ekspor-impor yang cukup lebar. "Ini yang kemudian membuat
rupiah melemah. Sekarang rupiah menguat, karena dua faktor itu berbalik
arah," ujarnya, di Danau Kelimutu, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT),
Minggu (14/2/2016). Suku bunga acuan AS tadinya diproyeksi mengalami
kenaikan bertahap pada tahun ini, yang bisa diartikan sebanyak empat kali.
Namun bank sentral AS the Federal Reserve (The Fed) pekan lalu memberikan
85
sinyal bahwa hal tersebut sulit diwujudkan dengan pertimbangan
perekonomian global.
4. Perkembangan Harga Emas Dunia
Emas adalah salah satu elemen yang terkandung didalam batuan. Faktanya, emas
berasal dari luar angkasa. Asal-usul emas adalah dari sebuah bintang besar yang ketika
meledak menjadi supernova. Hal ini dibuktikan setelah para ilmuwan meneliti contoh
batu purba, dan ditemukan bahwa emas tiba di bumi muda tercipta melalui asteroid.
Selain itu, hal ini juga diperkuat dengan fakta bahwa emas lebih sering ditemukan di
planet lain dibandingkan di bumi. Dari fakta-fakta ini disimpulkan bahwa emas tidak
berasal dari bumi, namun datang ke bumi dari luar angkasa
(sahabatpegadaian.com/emas/emas-batangan-fakta-dan-sejarah).
a. Sejarah Emas Dunia dan di Indonesia
Para arkeolog menyatakan bahwa serpihan emas telah ditemukan di Gua-gua
Spanyol, tempat ditemukannya fosil manusia purba Paleolitik yang diperkirakan
hidup pada tahun 40.000 sM. Sementara itu, sumber lain mengatakan bahwa
penemuan yang menguatkan bahwa Firaun telah menggunakan emas pada tahun
3.000 sM (sebelum Masehi/sebelum Nabi Isa AS. lahir). Meski belum ada
kejelasan kapan tepatnya umat manusia mulai mengenal logam mulia ini, bukti
sejarah menekankan bahwa emas sudah mulai digunakan sebagai alat tukar dalam
perdagangan pada tahun 700 sM(www.businessinsider.com).
Fisik emas tidak lagi digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan
sekarang ini. Namun nilai menjadi patokan dalam pencetakan uang kertas. Bahkan,
devisa negara disimpan dalam bentuk cadangan emas (www.thegold.asia › Semua
Tulisan).
86
Mayoritas orang mungkin berpikir bahwa investasi emas cenderung stabil dan
terus meningkat setiap tahunnya. Pada kenyataannya, investasi emas juga
mengalami naik-turun sama halnya dengan harga saham. Harga emas global terus
bergejolak tiap waktunya. Buktinya, pada Juli 2011 harga emas naik tinggi
mencapai USD 1.900 per troy ons. Sedangkan di Januari 2014, harga emas global
turun jadi USD 1.200 per troy ons. Melihat fakta ini, kita perlu memperkirakan
waktu yang tepat untuk menjualnya kembali (www.merdeka.com).
Grafik 4.4
Perkembangan Emas
Sumber : www.bank_ indonesia.com, data Jan-Des Tahun 2017 (data diolah)
Terlepas dari krisis Amerika 2008, kini di tahun 2013 terjadi
perlambatan ekonomi. Perlambatan ekonomi ini dipicu oleh mitra dagang
terbesar kedua bagi Eropa dan Amerika Serikat yaitu China. Menurut analis
ekonomi Norman Rudschuck dari bank NordLB mengatakan kepada
Deutsche Welle, ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Data-data
ekonomi dari Cina tidak sebaik yang diharapkan. Pada kuartal pertama
tahun 2013, perekonomian Cina hanya tumbuh 7,7 persen dibanding tahun
503.57
471.58
482.79
512.12
533.72
440.00
460.00
480.00
500.00
520.00
540.00
2012 2013 2014 2015 2016
EMAS / 1000
EMAS…
87
sebelumnya. walaupun tren Shanghai Composite Index selalu naik, ternyata
tidak dibarengi dengan kenaikan pertumbuhan perekonomiannya, akhirnya
bursa saham tersebut mengalami anjlok. “Cina adalah konsumen emas
kedua terbesar dunia dan juga konsumen minyak kedua terbesar”. kata
Rudschuck. Dengan penduduk sekitar 1,4 miliar, jika perekonomian Cina
mengalami kesulitan, maka harga-harga bahan mentah akan langsung
bereaksi (www.dw.com).
Penyebab kedua turunnya emas karena mulai pulihnya ekonomi AS di
2013 yang ditunjukkan lewat penurunan jumlah pengangguran, membuat
bank sentral disana, yakni Federal Reserve (The Fed), memutuskan untuk
mengurangi secara bertahap stimulus moneter lewat kebijakan quantitative
easing. Quantitative easing yang merupakan kebijakan mencetak uang lebih
banyak, dilakukan The Fed untuk mendorong perekonomian di AS tetap
bergerak, paska diterpa krisis yang diakibatkan supreme mortgage pada
2008. Selain kebijakan ini, bank sentral juga menurunkan suku bunga acuan
menjadi hampir 0% sehingga membuat para investor berlarian ke luar
mencari negara yang menawarkan tingkat bunga lebih tinggi, salah satunya
investor Indonesia (www.futuresgalleriablog.com › Lounge › Gold Trading).
Penyebab ketiga berdasarkan Harga logam mulia PT Aneka Tambang
(Antam) juga mencatat penurunan emas pada Minggu (28/9/2014) di angka
Rp 483.000/gram. Menurut ekonom Bank Central Asia (BCA) David
menjelaskan soal kaitan rencana naiknya suku bunga Bank Sentral Amerika
88
Serikat (AS) The Fed dengan rontoknya harga emas. Dengan dinaikkannya
suku bunga The Fed, ekonomi AS diperkirakan akan membaik. Perbaikan
ekonomi AS ini berbanding terbalik dengan pergerakan harga emas. “Kalau
ekonomi AS membaik, emas melemah karena emas dianggap sebagai safe
haven. Selama tahun 2008-2012 perekonomian AS memburuk, harga emas
jadi tinggi. Tapi saat ini ekonomi AS terus membaik, ini justru menjadi
sentimen negatif buat emas,” jelas David (finance.detik.com).
Penyebab keempat mungkin karena jatuhnya harga emas juga
disebabkan oleh kepanikan orang, yang jadi ikut-ikutan menjual emas
(www.dw.com).
Sekalipun ”masa kejayaan” emas mulai berakhir, harga emas tidak akan
terus menerus anjlok, kata Norman Rudschuck dari NordLB. ”Banyak bank
sentral yang senang membeli emas, terutama Cina dan Rusia. Kalau harga
emas turun, mereka akan melihat kesempatan besar untuk membeli emas
lagi.” Dengan demikian, mereka makin tidak tergantung pada
perkembangan mata uang dolar AS (www.futuresgalleriablog.com › Lounge
› Gold Trading). Terbukti dengan kembali meningkatnya harga emas dunia
pada tahun-tahun berikutnya 2015 dan 2016.
B. Hasil Analisis dan Pembahasan
1. Deskripsi Data Variabel Dependen Y dan Independen X
Dalam penelitian ini variabel Y adalah varibel JII (jakarta islamic indeks)
Variabel data yang digunakan adalah data dalam penelitian menggunakan data
89
sekunder deret waktu (time series) yang berbentuk bulanan dari mulai Januari
2012 – Desember 2016 , analisis data bulanan digunakan dengan rentang waktu
5 tahun dengan tujuan agar data yang digunakan bisa lebih valid dalam
menggambarkan fenomena yang terjadi dan dapat memperkecil standar deviasi
dari varians data yang diujikan. Penelitian dengan variabel Y, variabel tidak
bebas (variabel dependen) yaitu Jakarta Islamic Index dan variabel X variabel
bebas (variabel independen) terdiri dari Dow Jones Islamic Market, Kurs dan
Harga Emas Dunia. Keseluruhan data pada semua variabel tersebut diambil
bersumber dari Worldbank, Bank Indoenesia, Kitco, Bursa Efek Indonesia.
Telah dijelaskan di bab sebelumnya bahwa untuk menganalisis model,
membutuhkan bantuan alat analisis, dalam penelitian ini menggunakan OLS
(Ordinary Least Square). Alat analisis OLS berguna untuk melihat keterkaitan
antara variabel dependen yaitu JII dengan variabel independen yaitu DJIM,
Kurs, dan Harga Emas Dunia. Data tersebut diolah menggunakan Microsoft
Excel 2010 dan Eviews 8 untuk dapat menghasilkan angka, dimana angka
tersebut dapat menjelaskan variabel – variabel yang ada dipenelitian ini, baik
variabel dependen dan variabel independen.
a. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah sebuah uji untuk mengetahui hubungan antara
suatu variabel dependen dengan variabel independen, terlebih ketika
menggunkan analisis regresi linier berganda uji ini sangat penting
digunakan untuk memastikan bahwa data yang digunakan tidak terkena
90
masalah dan hasil regresi dapat bersifat BLUE. Berikut adalah hasil dari uji
asumsi klasik dalam penelitian ini:
1) Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau
tidak, para peneliti umumnya menggunanakan pedoman bahwa jika setiap
variabel terdiri dari 30 data, maka data sudah terdistribusi normal (eviews,
2011; 5.37). Dalam penelitian ini setiap variabel penelitian sudah terdiri dari 60
data, maka dapat diasumsikan bahwa data sudah terdistribusi normal, namun
untuk membutikan keakuratan dari asumsi tersebut, berikut adalah hasil uji
normalitas yang dilakukan dengan alat analisis Eviews, melalui 2 indikator
yaitu hasil Jarque-Bera dan nilai Probablitasnya. Karena dua hasil bersifat
saling mendukung, berikut adalah hasil analisis normalisatas Eviews:
Tabel 4.1
Histogram Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-0.12 -0.10 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04 0.06
Series: Residuals
Sample 2012M02 2016M12Observations 59
Mean -8.23e-19Median 0.003039Maximum 0.064239Minimum -0.111079Std. Dev. 0.035785Skewness -0.512341Kurtosis 3.301591
Jarque-Bera 2.804788Probability 0.246007
Sumber: data diolah
91
a) Dari hasil di atas nilai Jarque- Bera lebih kecil dari X2
(nilai Chi Square
tabel) JB < X2 (2.804 < 77.93), JB signifkan maka tidak dapat menolak H0
yang berarti data terdistribusi normal.
b) Nilai probabilitas > dari α = 5% (0.24 > 0.05) probabilitas signifikan, maka
tidak dapat menolak H0 yang berati dari nilai probabilitas juga menunjukan
data terdistribusi normal.
2) Uji Multikolenieritas
Uji ini untuk mengetahui apakah adanya hubungan linier antar
variabel independen, karena dalam penelitian ini melibatkan 3 variabel
independen maka pengujian ini sangat perlu untuk dilakukan untuk
mendeteksi adanya Multikolinieritas dengan menggunakan Uji
“Koefisien Korelasi” (r). Sebagai aturan main (rule of tumb), menurut
Nachrowi (2006:95) jika koefisien korelasi cukup tinggi, misalnya: diatas
0,8. Maka diduga terjadi multikolinieritas pada model. Sebaliknya, jika
koefisien relatif rendah dibawah 0,8 maka diduga model tidak terjadi
multikolinieritas.
Tabel 4.2
Cerelation Matrix
D(DJIM_LN) D(KURS_LN) D(EMAS_LN)
D(DJIM_LN) 1 (0.1498) 0.2331
D(KURS_LN) (0.1498) 1 0.2673
92
D(EMAS_LN) 0.2331 0.2673 1
Sumber: data diolah
Setelah data mengalami transformasi dengan cara di LON kemudian di
kombinasikan dengan diferensiasi nilai corelasi antar variabel independen tidak
ada yang melebihi 0.8 (80%), maka data terbebas dari hubungan linier antar
variabel independen artinya data independen (X) tidak terkena masalah
multikolenieritas.
3) Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.3
Uji White
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 1.689028 Prob. F(9,50) 0.1166
Obs*R-squared 13.98861 Prob. Chi-Square(9) 0.1227
Scaled explained SS 9.200854 Prob. Chi-Square(9) 0.4189
Sumber: data diolah
Sumber: data
diolah
Sumber: data diolah
Nilai Obs R*square 13.98861 dengan nilai probability 0.1227 masing-
masing lebih besar dari α = 5% (0.05), maka dapat disimpulkan bahwa data
terbebas dari masalah Heteroskedastisitas. Karena data telah terbebas dari
heterkedastisitas maka dapat melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu uji
autokorelasi.
93
4) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi
dengan residual observasi lainnya, autokorelasi lebih mudah timbul pada
data yang bersifat runtut waktu, karena pada dasarnya data-data masa
sekarang di pengaruhi oleh data–data pada masa sebelumnya. Meskipun
demikian autokorelasi juga dapat ditemui pada data yang bersifat antar
objek (cross section). Untuk mengetahui ada tidaknya penyakit
autokorelasi dalam satu model, dapat dilihat dari nilai statistik Durbin-
watson. Selain Durbin-watson, untuk melihat ada tidaknya masalah
penyakit autokorelasi dapat juga digunakan uji Langrange Multiplier
(LM-Test), dengan membandingkan nilai probabilitas R-Squared dengan
α=0,05. Berikut adalah hasil uji autokorelasi yang telah dilakukan dapat
dilihat dari nilai DW.
Tabel 4.4
Uji Autokorelasi
F-statistic 6.769937 Durbin-Watson stat 2.597085
Prob(F-statistic) 0.000575
Sumber: data diolah
Nilai DW sebesar 2.59 yang mengartikan bahwa data tidak dapat
diputuskan terkena autokorelasi atau tidak, namun jika dihitung nilainya yang
lebih dekat dengan angka 2.49 dibandingkan dengan 2.90, maka disimpulkan
94
bisa ditarik ke arah yang lebih dekat yang menyatakan bahwa data yang di uji
tidak menolak H0 yang mengartikan tidak terdapat autokorelasi.
b. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Pengujian Hipotesi
Sebagaimana yang telah dilakukan pada tiap tahap uji asumsi klasik diatas,
untuk mengetahui apakah data memiliki masalah dalam asumsi klasik atau
tidak. Penelitian berlanjut kepada tahap pengujian hipotesis yang menjadi
asumsi dasar mengenai H0. Berikut adalah hasil dari regresi linier berganda
dengan metode OLS menggunakan alat analisis Eviews:
Tabel 4.5
Regresi OLS
Dependent Variable: D(JII_LN)
Method: Least Squares
Date: 05/01/17 Time: 07:05
Sample (adjusted): 2012M02 2016M12
Included observations: 59 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.006683 0.005159 1.295228 0.2007
D(DJIM_LN) 0.389391 0.162962 2.389462 0.0203
D(KURS_LN) -0.765674 0.247267 -3.096542 0.0031
95
D(EMAS_LN) 0.131587 0.129261 1.018000 0.3131
R-squared 0.269683 Mean dependent var 0.003563
Adjusted R-squared 0.229848 S.D. dependent var 0.041874
S.E. of regression 0.036747 Akaike info criterion -3.704105
Sum squared resid 0.074271 Schwarz criterion -3.563255
Log likelihood 113.2711 Hannan-Quinn criter. -3.649122
F-statistic 6.769937 Durbin-Watson stat 2.597085
Prob(F-statistic) 0.000575
Sumber: data
diolah
Sumber: data diolah
Hasil diatas adalah hasil dari data yang sudah ditransformasi dari data normal ke
data lon yang kemudian di diferensiasi 1 kali pada saat data di ran dengan metode
OLS dengan menggunakan alat analisis Eviews Seri 8. Maka di dapat hasil analisis
dari pengujian hipotesis sebagai berikut:
D(JII_LN) = 0.006683 + 0.389391 D(DJIM_LN) – 0.0765674
D(KURS_LN + 0.1315587 D(EMAS_LN) + S.E.
T = Y (1.295228) X1 (2.389462)
X2 (3.096542) X3 (1.018)
Adjusted R-squared = 0.229848
96
a. Nilai Adjusted R-squared = 0.229848 menunjukan bahwa variable
dependen Y (JII) dipengaruhi sebesar 22,98 % oleh variable independen X
(DJIM, Kurs, dan Emas) dan sisanya dipengaruhi oleh variable lain di luar
variabel X dalam penelitian ini sebesar 77,02%.
b. Secara parsial di lihat dari Nilai Probabilitas DJIM, kurs, dan emas masing-
masing sebesar 0.02 < 0.05, 0.003 < 0.005, dan 0.31 > 0.05, menunjukan
bahwa dari 3 variabel independen hanya variabel DJIM dan Kurs yang
berpengaruh secara signifikan terhadap Y, sedangkan variable Emas
Berpengaruh secara tidak signifikan terhadap variable Y dengan
menunjukan nilai 0.3131 di mana nila tersebut lebih besar dari α = 0.05.
c. Secara simultan dilihat dari nilai F stastistik sebesar 6.769937, dan prob.f-
statistik sebesar 0.000575 menunjukan nilai yang lebih kecil (<) dari α = 5%
(0.05) . Bahwa secara simultan (bersamaan) variable X (DJIM, Kurs dan
Emas) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y (JII).
d. Nilai coefficient menunjukan bahwa variabel X (DJIM dan Emas)
menunjukan pengaruh yang positif terhadap variabel Y (JII), dimana jika
DJIM dan Emas mengalami peningkatan maka akan di ikuti dengan
peningkatan variable Y (JII). Sedangkan variabel Kurs menunjukan
pengaruh yang sebaliknya (negatif), jika nilai Kurs dollar naik (kondisi Kurs
Rupiah melemah) maka JII akan mengalami penurunan.
C. ANALISIS EKONOMETRIK
Hasil analisis OLS berdasarkan hasil perhitungan statistik yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil OLS cukup baik untuk menjelaskan
97
perkembangan Jakarta Islamic Index periode Januari 2012 - Desember 2016
dengan menggunakan data bulanan. Semua variabel dalam penelitian ini memiliki
pengaruh yang bervariasi ada yang memberi pengaruh positif signifikan, ada yang
memberi pengaruh negatif signifikan, ada yang memberi pengaruh positif tapi
tidak signifikan terhadap JII.
1. Interpretasi Data
a. Interpretasi Data JII
Interpretasi Data JII dapat dilihat dari nilai konstanta koefisien JII sebesar
0.006683. Dan nilai probalitas JII sebesar 0.2007, lebih kecil (<) dari tingkat
signifikansi 0.05 (5)%.
b. Interpretasi Data DJIM
Interpretasi data DJIM dapat dilihat dari nilai koefisien variabel DJIM sebesar
0.389391, angka tersebut memperlihatkan bahwa setiap kenaikan independen
DJIM sebesar 1%, maka variabel dependen Jakarta Islamic Index akan mengalami
kenaikan sebesar 0.389391. Dan nilai probabilitas DJIM sebesar 0.0203 lebih kecil
dari tingkat signifikansi sebesar 0.05 (5)% . Angka tersebut membuktikan variabel
independen DJIM memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap Jakarta
Islamic Index.
c. Interpretasi Data Kurs
Interpretasi data Kurs dapat dilihat dari nilai koefisien variabel sebesar -
0.765674, angka tersebut memperlihatkan bahwa setiap kenaikan independen kurs
sebesar 1%, maka variabel dependen Jakarta Islamic Index akan mengalami
kenaikan sebesar -0.765674. Dan nilai probabilitas Kurs sebesar 0.0031, lebih
kecil dari tingkat signifikansi sebesar 0.05 (5)%. angka tersebut membuktikan
98
variabel independen kurs memiliki pengaruh negatif secara signifikan terhadap
Jakarta Islamic Index.
d. Interpretasi Data Harga Emas Dunia
Interpretasi data harga emas dunia dapat dilihat dari nilai koefisien variabel
harga emas dunia sebesar 0.131587, angka tersebut memperlihatkan bahwa setiap
kenaikan independen harga emas dunia sebesar 1%, maka variabel dependen
Jakarta Islamic Index akan mengalami kenaikan sebesar0.131587. Dan nilai
probabilitas harga emas dunia sebesar 0.3131, lebih besar dari tingkat signifikansi
sebesar 0.05 (5)%. angka tersebut membuktikan variabel independen harga emas
dunia memiliki pengaruh positif secara tidak signifikan terhadap Jakarta Islamic
Index.
2. Uji Parsial (uji-t)
Uji parsial (uji-t) dilakukan untuk melihat pengaruh secara terpisah pada
masing-masing variabel sendiri (individu) adalah variabel independen DLNDJIM
terhadap variabel dependen DLNJII, pada variabel independen DLNKURS terhadap
variabel dependen DLNJII, serta pada variabel independen DLNharga emas dunia
terhadap variabel dependen DLNJII. Uji parsial (uji-t) dapat dilakukan melalui
beberapa cara salah satunya dengan memperhatikan nilai probalitas di tabel uji t-
stastik, apabila nilai probabilitas lebih kecil dari signifikan α = 0,05 berarti variabel
independen secara parsial (individu) mempengaruhi variabel dependen.
a. Pengaruh t-statistik pada variabel DJIM
Pengaruh t-statistik pada variabel DJIM dapat kita lihat di tabel 4.5
menghasilkan bahwa t hitung sebesar 2.389462 dengan tingkat signifikan 0.0203.
Dan angka tersebut menunjukan bahwa dengan tingkat signifikan lebih kecil dari
99
0,05. Maka secara parsial variabel independen LNDJIM berpengaruh positif secara
signifikan terhadap Jakarta Islamic Index.
b. Pengaruh t-statistik pada variabel Kurs
Pengaruh t-statistik pada variabel Kurs dapat kita lihat di tabel 4.5
menghasilkan bahwa t hitung sebesar -3.096542 dengan tingkat signifikan
0.0031.
Dan angka tersebut menunjukan bahwa dengan tingkat signifikan lebih kecil
dari 0,05. Maka secara parsial variabel independen LNKurs berpengaruh
negatif secara signifikan terhadap Jakarta Islamic Index.
c. Pengaruh t-statistik pada variabel Harga Emas Dunia
Pengaruh t-statistik pada variabel harga emas dunia dapat kita lihat di
tabel 4.5 menghasilkan bahwa t hitung sebesar 1.018000 dengan tingkat
signifikan 0.3131. Dan angka tersebut menunjukan bahwa dengan tingkat
signifikan lebih besar dari 0,05. Maka secara parsial variabel independen
LNharga emas dunia berpengaruh positif secara tidak signifikan terhadap
Jakarta Islamic Index.
3. Uji Simultan (Uji-F)
Uji simultan (Uji-F) dilakukan untuk melihat pengaruh pada semua
variabel independen (LNDJIM, LNKURS dan LNharga emas dunia) secara
simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen adalah LNJII.
100
Tabel 4.6
Uji F
F-Statistik 6.769937 F-Prob. 0.000575
Sumber : data diolah
Karena hasil nilai probabilitas (F-stat) lebih kecil dari 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa DDJIM_LN , DKURS_LN dan DEMAS_LN secara
bersama-sama mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap DJII_LN.
a. Koefisien Determinasi (Uji Adj R2)
Koefisien determinasi (Uji Adj R2) dilakukan untuk melihat nilai adjusted
R2, dimana saat mengevaluasi model regresi terbaik. Sebab penelitian ini
terdiri dari beberapa variabel independen dalam penggunaannya.
Tabel 4.7
Koefisien Determinasi
Adjusted R-Squared 0.229848 Dapat menjelaskan 22,98%
Sumber : data diolah
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.7, diketahui bahwa menghasilkan nilai
adjusted R squared sebesar 0.229848, angka tersebut menjadi bukti bahwa variasi
antara variabel independen dengan variabel dependen memiliki pengaruh positif
secara signifikan sebesar 22,98%. Dimana variabel-variabel independen tersebut
adalah variabel DJIM sebagai X1, variabel kurs sebagai X2, variabel harga emas dunia
sebagai X3. Sedangkan sisa dari pengurangan 100% - 22,98% adalah sebesar 77,02%
yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar dari penelitian ini.
101
D. ANALISIS EKONOMI
1. Pengaruh DJIM Terhadap JII
DJIM terhadap JII berpengaruh positif yang didukung oleh Perkembangan
pasar modal di dunia juga terus mengalami kemajuan terutama di benua
Amerika dan benua Eropa yang mayoritas negaranya mengunakan sistem
ekonomi kapitalis dan konvensional. Hal ini disebabkan karena bayaknya
dampak dan permasalahan yang diakibatkan dari sistem ekonomi
konvensional, maka dari itu Amerika dan Eropa beralih ke saham syariah
sehingga lahirnya saham Dow Jones Islamic Market Index (DJIM) dari
Amerika dan MSCI Europe Islamic Index dari Eropa.
Menurut Christiawan (2010:3) ketika indeks Dow Jones Islamic Market
Indeks mengalami pergerakan, maka selalu diikuti pergerakan yang sama
pada Bursa Efek Indonesia, yang berarti indeks DJIM memiliki pengaruh
yang positif terhadap pergerakan indeks saham di Indonesia.
Menurut Tan dalam Haryogo (2013:3) Contagion Effect Theory ini
mengajak bahwa kondisi perekonomian suatu negara akan berpengaruh
terhadap kondisi perekonomian negara lainnya. Menurut hasil penelitian dari
Eun dan Shim (1989: 254) pasar Amerika terutama Dow Jones adalah pasar
modal yang paling berpengaruh, sehingga perubahan pasar Amerika akan
dapat mempengaruhi pasar modal lainnya yang lebih kecil.
2. Pengaruh Kurs Terhadap JII
102
Menurut Kewal, (2012), Adib, (2009), Masodah, et al. (2012), Wijaya,
(2013) menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut negatif.
Hal ini mengindikasikan bahwa ketika kurs rupiah mengalami depresiasi maka
investor akan mengalihkan dananya ke luar negeri sehingga terjadi capital
outflow. Mengalirnya dana ke luar negeri menyebabkan investasi dalam negeri
mengalami penurunan. Penurunan ini berdampak pada berkurangnya investasi
pada saham di pasar domestik sehingga harga saham pun ikut mengalami
penurunan. Hasil ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh
Novianto, (2011), Hayati, (2011), Rusbariandi, (2013), Wijaya, (2013),
Maqdiyah, Rahayu & Topowijono, (2014) & Mulyani, (2014) menunjukkan
kurs berpengaruh negatif signifikan tehadap JII.
Keadaan perekonomian yang baik sangat dibutuhkan dalam perkembangan
pasar modal suatu negara, karena para investor sebelum melakukan investasi di
suatu negara hal yang menjadi alasan utama untuk menginvestasikan dananya
di negara tersebut adalah melihat kondisi perekonomian negara tersebut dan
kondisi tersebut mencerminkan dalam hal kurs mata uangnya terhadap valuta
asing.
Apabila kurs rupiah mengalami depresiasi (melemah) dan dollar menguat
yang dalam hal tersebut mencerminkan perekonomian sedang memburuk,
sehingga perdagangan di pasar uang semakin meningkat dan mengakibatkan
investor yang semula berinvestasi di pasar modal khususnya di indeks JII
menjadi menurun. Hal tersebut merupakan sinyal negatif bagi para investor,
103
yang akan membuat para investor beralih ke pasar uang yang lebih
menguntungkan dan tidak beresiko seperti halnya pada pasar modal di indeks
JII.
Hasil penelitian ini mendukung teori yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu depresiasi rupiah terhadap dollar berarti bahwa nilai rupiah mengalami
pelemahan sehingga penukaran mata uang dollar akan mendapatkan kurs
rupiah yang lebih tinggi. Pelemahan kurs rupiah akan berpengaruh secara
berbeda terhadap perusahaan dalam katagori impor atau ekspor. Bagi
perusahaan impor tentu depresiasinya rupiah akan merugikan perusahaan
sebab menanggung biaya yang lebih besar. Hal yang sama juga dialami oleh
perusahaan yang memiliki hutang dalam bentuk dollar tentu depresiasi rupiah
akan merugikan sebab perusahaan akan membayar kewajiban yang lebih besar,
tentu hal tersebut akan menurunkan profitabilitas perusahaan. Ketika
profitabilitas perusahaan turun, banyak investor yang memilih untuk menjual
sahamnya dan memilih beralih pada investasi lainnya seperti pada pasar valuta
asing. Sikap para investor tersebut yang mampu menurunkan harga saham
perusahan serta berpengaruh pada permintaan saham – saham di Bursa Efek
Indonesia (BEI) termasuk saham syariah pada indeks Jakarta Islamic Index
(JII) sehingga berakibat pada pergerakan indeks saham yang menurun (Ash-
Shidiq dan Setiawan : 2015).
104
3. Pengaruh Emas terhadap JII
Pengaruh negatif ini menjelaskan bahwa pada saat kenaikan harga emas
akan mendorong investor untuk memilih berinvestasi di emas dari pada pasar
modal. Sebab dengan resiko yang relatif lebih rendah, emas dapat memberikan
hasil imbal balik yang baik dengan kenaikan harganya. Selain itu emas juga
bisa jadi lindung nilai yang aman di masa depan (Sembel, 2008). Ketika
banyak investor yang mengalihkan investasinya kedalam bentuk emas
batangan, hal ini mengakibatkan turunnya indeks saham di negara
bersangkutan karena aksi jual yang dilakukan investor.
Emas memiliki pengaruh yang negatif terhadap JII. Menurut Sadri &
TaybiSani (2012) ketika pasar mengalami pesimisme, dan berakibat dengan
jatuhnya indeks, maka ada likuiditas yang keluar. Sehingga investor akan
mengalihkan dananya ke instrument emas sebagai ganti dari saham. Lalu harga
emas dunia yang bagi investor kenaikan harga-harga energi merupakan
pertanda meningkatnya permintaan global, yang berarti membaiknya
pemulihan ekonomi global pasca krisis dan juga sebaliknya.
Tetapi dari hasil regresi olah data OLS menunjukkan hasilnya positif
berdasarkan tahun yang peneliti lakukan sehingga dapat di analisis bahwa pada
saat harga emas dunia mengalami kenaikan yang tidak signifikan hal ini tidak
membuat investor beralih begitu saja ke saham JII. Di karenakan profitabilitas
di JII juga mengalami kenaikan sehingga sebagian investor tetap
mempertahankan dananya di pasar modal JII.
105
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian, analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-
bab sebelumnya, dengan menggunakan model OLS (Ordinary Least Square) pada
variabel DJIM, Kurs dan Harga Emas Dunia terhadap JII selama periode
penelitian Januari 2012 – Desember 2016. Untuk mengambil kesimpulan secara
parsial dan simultan kita dapat berpatokan pada rumusan masalah dan tujuan
dalam penelitian ini adalah :
1. Secara parsial variabel DJIM memiliki pengaruh positif secara signifikan
dengan koefisien sebesar 0.389391 dan Prob. sebesar 0.0203 terhadap JII, Kurs
memiliki pengaruh negatif secara signifikan dengan koefisien sebesar -
0.765674 dan Prob. sebesar 0.0031 terhadap JII, Harga Emas Dunia memiliki
pengaruh positif secara tidak signifikan dengan koefisien sebesar 0.131587 dan
Prob. sebesar 0.3131 terhadap JII.
2. Secara simultan semua variabel independen (DJIM, Kurs dan Harga Emas
Dunia) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Jakarta Islamic Index
dengan F-Statistik sebesar 6.769937 dan Prob.(F-statistik) sebesar 0.000575.
Kemudian hasil regresi Adjusted R-Squared sebesar 0.229848 menunjukkan
bahwa variasi variabel dependen (Jakarta Islamic Index) secara bersama-sama
mampu dijelaskan oleh variabel-variabel independen (DJIM, Kurs dan Harga
Emas Dunia) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Jakarta Islamic
106
Index) sebesar 22,98%. Sedangkan sisanya sebesar 77,02% dijelaskan oleh
variasi lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
B. SARAN
Setelah melakukan pengujian hipotesis baik secara parsial maupun secara
simultan maka terdapat saran yang dapat peneliti berikan dengan harapan
bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat membantu dalam
pelaksanaanya, antara lain adalah :
1. Bagi Investor
Lebih memperhatikan resiko yang mungkin muncul dengan melihat
pergerakan harga saham di Jakarta Islamic Index (JII) tidak hanya
mengandalkan analisis teknikal yang bersifat analisis pola grafik pergerakan
harga saham, tetapi juga bisa mempertimbangkan dari faktor fundamental,
yaitu melihat keadaan ekonomi suatu negara dan kondisi ekonomi global, tidak
hanya melalui variabel pada penelitian ini (kurs, harga emas dunia dan DJIM)
tapi mungkin variabel lain seperti (tingkat suku bunga (BI Rate), inflasi, PDB)
yang memungkinkan berpengaruh pada harga saham.
Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia merupakan negara dengan
penduduk yang mayoritas beragama Islam, oleh karena itu sektor industri pasar
modal diharapkan mampu mengakomodir dan sekaligus melibatkan peran serta
warga muslim di Indonesia untuk ikut aktif menjadi pelaku utama pasar yaitu
sebagai investor lokal dipasar modal syariah (Sutedi, 2011 : 19).
Investor diharapkan memperhatikan variabel-variabel makroekonomi
dan indeks regional dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi di pasar
107
modal. Investor diharapkan memperhatikan informasi-informasi mengenai
penutupan indeks saham sebelumnya untuk dapat menganalisis resiko
investasi.
2. Bagi Pemerintahan
Bagi pemerintah, diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang lebih
kondusif agar lebih menarik minat investor dalam negeri untuk berinvestasi di
pasar modal. Ini dimaksudkan agar proporsi investor dalam negeri di pasar
modal meningkat sehingga pasar modal dalam negeri tidak terlalu dipengaruhi
oleh pihak asing.
Diharapkan bagi otoritas moneter (Bank Indonesia) supaya dapat
menurunkan tingkat suku bunga SBI secara bertahap atau paling tidak tetap
dalam keadaan stabil, hal ini dikarenakan tingkat suku bunga SBI berpengaruh
signifikan terhadap return saham syariah.
Diharapkan kepada seluruh elemen yang berada dalam ruang lingkup
ekonomi Islam (para ahli, para ahli, praktisi dsb), supaya memikirkan
bagaimana dengan menerbitkan obligasi/sukuk/ lembaga keuangan syariah
akan mendatangkan profil yang signifikan bagi perusahaan, sehingga investor
dapat yakin benar akan kehalalan investasinya.
Diharapkan pemeritah meningkatkan pemberian informasi tentang
berbagai investasi khususnya yang berprinsip syariah, kepada masyarakat.
Diberbagai media cetak dan elektronik, khusunya iklan “yuk nabung saham”
diseringkan dan menambah chanel pertelevisian. Serta penyuluhan di berbagai
seminar umum ke tempat umum seperti rumah sakit, mall, sekolahan
108
menengah atas, bukan hanya diadakan di universitas, yang kalangannya
terbatas untuk mahasiswa.
Perlu adanya upaya dari pemerintah dan otoritas moneter untuk menjaga
kestabilan variabel makro ekonomi tersebut supaya pergerakan harga saham
terkendali dan sesuai dengan yang diharapkan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Beberapa implikasi dan saran dapat ditunjukkan kepada investor dan bagi
para pelaku pasar dalam menjalankan investasinya pada pasar modal syariah
serta saran bagi para peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan
penelitian ini, salah satunya dengan menggunakan alat alanasis lain seperti
ECM agar para investor dapat memprediksi dalam jangka pendek dan jangka
panjang baik menggunakan variabel dalam penelitian ini ataupun menambahan
atau mengganti variabel, dengan harapan memperoleh hasil penelitian lebih
akurat. Serta bisa menggunakan alat analisis lainnya, untuk membandingkan
hasil mana yang terbaik untuk memperoleh penelitian yang baik yaitu bebas
dari hetero pada penelitian selanjutnya.
Bagi penelitian selanjutnya perlu dilakukan pengujian variabel-variabel
makro ekonomi, industri dan karakteristik perusahaan dengan return saham non
syariah serta menguji perbedaan antara return/ profitabilitas saham syariah
dengan return/ profitabilitas saham non syariah, baik sebelum dan sesudah
penerbitan surat bahwa saham tsb terbuka untuk diperjual-belikan.
Dalam rangka pengembangan ilmu yang merupakan penelitian lanjutan,
maka dapat disarankan agar menggunakan faktor-faktor lainnya yang
109
mendominasi guna mengendalikan resiko, agar dapat menggurangi perasaan
kecemasan yang berlebih yang kerapkali mengantui para investor.
Selain itu diperlukan juga mempertimbangkan penggunaan sampel
penelitian dari negara, kawasan, benua dan lain sebagainya sehingga dapat
dijadikan sebagai generalisasi di beberapa negara lain selain Indonesia dan AS.
Periode penelitian yang lebih panjang sehingga hasilnya dapat jika
menggunakan periode pengamatan yang panjang. Data yang digunakan
merupakan data 1 bulanan sehingga hasil yang diperoleh merupakan rincian
karakteristik laju perubahan setiap bulannya, jika menginginkan pola
perubahan pengamatan yang lebih rinci maka dapat menggunakan data harian.
Peneliti selanjutnya dapat menyeleksi dan mengobservasi terlebih dahulu
variabel-variabel penelitian yang akan digunakan, sehingga hasil penelitian
yang akan didapatkan nanti memiliki R Square yang lebih besar dan memiliki
model regresi yang fit. Kemudian kedepannya Investor muslim diharapkan
akan lebih banyak berinvestasi pada instrumen investasi syariah, dan dapat
mengajak Orang-orang di lingkungan terdekatnya untuk berinvestasi pada
instrument syariah agar keuangan syariah dapat berkembang lebih pesat di
Indonesia.
\
110
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an surat Al-Baqarah, ayat 275
Al-Quran surat Al-Maidah ayat 4 dan Al-Quran surat An-Nisa 29
Al-Qur’an surat al-Hasyr ayat 18
Al-Qur’an surat Lukman ayat 34
Siamet, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter Dan Perbankan”.
Edisi Kelima. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2004.
Rodoni, Ahmad. 2009. “Investasi Syariah”, Cet 1, (Tanggerang : Lembaga Penelitian
UIN Jakarta), Jakarta. Hal. 63.
Rodoni, Ahmad. “Analisis Teknikal dan Fundamental Pada Pasar Modal”. Jakarta :
Center For Social Economies Studies (CSES) Press. 2005.
Samsul M. “Pasar Modal dan Manajemen Portofolio”. Jakarta. Erlangga. 2006.
Haryani, I. Purnomo, R.S.D. “Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal : Strategi Tepat
Investasi Saham, Obligasi, Waran, Righ, Opsi Reksadana dan Produk Pasar
Modal Syariah”. Jakarta. Visimedia. 2010.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi : Teori dan Aplikasi. Edisi 1.
Yogyakarta: Kanisius.
Husnan, Suad. “dasar-dasar teori portofolio dan analisis sekuritas”. Yogyakarta : UPP
AMP YKPN. 2001.
Sutedi, Adrian. 2011. “Pasar Modal Syariah”. Jakarta : Sinar Grafika.
Shihab, Quraisy. 2004. “Kumpulan Tanya Jawab”, Hal. 46. Repulika. Jakarta.
(Yulianti, 2010:20). Yuliadi, Imamudin. “Ekonomi Moneter”. Jakarta : PT. Indeks. 2008.
Ishomuddin. “Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi Dalam dan Luar Negeri
Terhadap IHSG di BEI Periode Januari 1999 s.d Desember 2009”. Skripsi FE
UNDIP, Semarang. 2010.
Bank Indonesia. “Stasistik Ekonomi Keuangan Indonesia”, Berbagai terbitan 2006-2013,
Bank Indonesia, Jakarta.
Tamara, Shevanda Febrilia. “Pengaruh Dow Jones Industrial Average, Deutscher
Aktienindex, Shanghai Stock Exchange Composite Index, dan Straits Times
Index terhadap Indeks Harga Sham Gabungan di Bursa Efek Indonesia
Periode (2010-2012)”, Jurnal ilmiah Universitas Brawijaya, 2013.
Witjaksono, Ardian Agung. 2010. “Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga
Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks
Dow Jones terhadap IHSG (studi kasus pada IHSG di BEI selama periode 2000-
2009)”, Tesis, Program Studi Magister Manajemen, Universitas Diponegoro.
111
(Jurna Etikonomi Vol.11 No. 2 Oktober 2012 ).
Mankiw, N. Gregory, 2006, “Teori Makroekonomi”, Edisi ke-4, Harvard University,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sunariyah. “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal”, YKPN, Yogyakarta, 2004.
Iman, Nofie, 2009, Investasi Emas, Daras Books, Jakarta.
Majalah Sharing Edisi 57 Tahun V September 2011.
Majalah Sharing Edisi 36 Tahun IV Desember 2009.
Majalah Sharing Edisi 27 Tahun III Maret 2009.
Kewal, Suramaya Suci. “Pengaruh Inflasi Suku Bunga, Kurs dan Pertumbuhan PDB
Terhadap IHSG”. Journal Economia Vol.8 No. 1 April 2012.
Jatingsih, Oksiana dan Musdholifah. “Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap
Indeks Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Aplikasi Manajemen.
Volume 5, Nomor 1. April 2007.
Sekaran Uma, (2009). Research Methods For Business ( Metodologi Penelitian Untuk
Bisnis ). Buku Satu : Edisi Empat. Penerbit : Salemba Empat. Jakarta : John
Wiley.
Martalena, SE., MM dan Malinda, Maya SE., MT., CFP. 2011, “Pengantar Pasar Modal”,
hal.1. ANDI Yogyakarta, Yogyakarta.
Arifin, Johar dkk. 1999. “Kamus Istilah Pasar Modal, Akuntasi Keuangan dan
Perbankan”, Gramedia, Jakarta.
Wirasasmita, Rivai. 1999. “Kamus Lengkap Ekonomi”, Pionir Jaya Bandung.
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. “Investasi Pada Pasar Modal Syariah”. Jakarta
: Kencana. 2008.
Rodoni, Ahmad. “Pasar Modal Syariah”, Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Jakarta, 2009.
Rodoni, “Investasi Syariah”, Cetakan 1, Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Jakarta, 2009.
Rodoni, Ahmad. “Panduan Penulisan Skripsi”, Feis UIN Press, Jakarta, 2010.
Husnan, Suad. 1994, Analisis Sekuritas di Pasar Modal Kecil: Pengamatan di Bursa Efek
Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.9, No. 1.
Husnan, Suad. 1996. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP-AMP,
Yogyakarta.
Nafik HR.,Muhammad, Bursa Efek dan Investasi Syariah, Jakarta : Serambi, 2009.
Hamid, Abdul. 2009. “Pasar Modal Syariah”. Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Jakarta.
112
Cholidah, Rizka. “Pengaruh Inflasi, Kurs dan Suku Bunga SBI Terhadap Indeks JII
Periode Tahun 2007-2011”. Skripsi FEB Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan,
UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2012.
Hamid, Abdul. 2009. “Pasar Modal Syariah”. Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Jakarta.
Nasarudin, M. Irsan, Indra Surya, Ivan Yustiavandana, Arman Nefi, Adi Warman.
“Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia”, Kencana, Jakarta, 2008.
Metwally, M. M. ”Teori dan Ekonomi Islam”, Bangkit Daya Insani, Jakarta, 1995.
Khan, Tariqullah dan Ahmed Habib. “Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah”,
Diterjemahkan Oleh: Basri, Ikhwan Abidin, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2008.
Khan, Muhammad Akram. “Zakah Accounting and Auditing: Principles, Rules and
Experience in Pakistan”, IRTI Journal vol. 10 no.2, 2003.
Khan, M. Fahim. “ Essay in Islamic Economy”, Islamics Economy series-19, The Islamic
Foundation, Leicester,1995.
Abdul, Manan, aspek hukum dalam penyelenggaraan investasi di pasar modal syariah
Indonesia, (Jakarta : kencana, 2009), edisi pertama, halaman 17-18.
Auliyah, Robiatul dan Ardi Hamzah, “Analisa Karakteristik Perusahaan, Industri dan
Ekonomi Makro terhadap Return dan Beta Saham Syariah di BEJ”, Jurnal
Univesitas Trunojoyo, 2006.
Nafik HR.,Muhammad, Bursa Efek dan Investasi Syariah, Jakarta : Serambi, 2009.
Sholahuddin, “Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam”, Muhammadiyah Universitas
Press, 2006.
Inggi H. Achsien. “Investasi Syariah di Pasar Modal”. (Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 2000).
Albaity, Mohammed dan Ruby Ahmad, “Return Perfomance and Leverage Effect in
Islamic and Sosilly Responsible Stock Indices Evided From Dow Jones and
Financial Time Stock Exchange (FTSE)”, Journal of Business Management Vol.5
No. 16, 2011.
Siddiqi, Sahabudin, “stabilitas permintaan uang di Indonesia sebelum dan setelah
perubahan system nilai tukar, jurnal ekonomi pembangunan, vol. 10, No.1, April
2005, hal : 31 s.d 41.
Sadono, Sukirno. 2010. Makroekonomi Teori Pengantar. Rajawali Pers. Jakarta.
Karim, Adiwarman. “Ekonomi Makro Islami”, Edisi Kedua, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2008.
Ghazali, I. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi Keempat”.
Semarang. Universitas Sultan Diponegoro. 2009.
Haryogo, Adi. “Pengaruh Nilai Tukar dan Indeks Dow Jones terhadap Composite Index
di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal FINESTA Vol. 1, No. 1, 2013.
113
Christiawan, Alexander Hery. “Analisis Pengaruh Kondisi Makro Ekonomi
Amerika Serikat dan Harga Minyak Dunia terhadap Dow Jones Industrial
Average serta pengaruh Kondisi Makro Ekonomi Indonesia, Harga Minyak
Dunia dan Dow Jones Industrial Average terhadap Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2002 – 2009”, Tesis Universitas Diponegoro, 2010.
Taqiyuddin, Muhammad, dkk. “Pengaruh tingkat inflasi, Suku Bunga SBI, dan Nilai
Tukar Rupiah pada US Dollar terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham
Gabungan”, Jurnal ilmiah Universitas Brawijaya, 2012.
Gunawan dan Adler Haymans Manurung, “Pengaruh Komoditas Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan”, 2008.
Witjaksono, Ardian Agung. 2010. “Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga
Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks
Dow Jones terhadap IHSG (studi kasus pada IHSG di BEI selama periode 2000-
2009)”, Tesis, Program Studi Magister Manajemen, Universitas Diponegoro.
Susilowati. “Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Return
Saham Perusahaan”. Semarang. STIKUBANK. 2012.
Mohd Hussin, Mohd Yahya, et all. “Macroeconomic Variables and Malaysian Islamic
Stock Market: A Time Series Analysis”, Journal of Business Studies Quarterly,
2012.
El-Naderi, Hassan Mohammed, et all. “The Impact of Macroeconomic Factors on
Amman Stock Market Returns”, International Journal of Economics and
Finance, 2012.
Aljufri, Muhammad, dkk. “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Jakarta Islamic
Index Periode Januari 2004- Desember 2011”, Trunojoyo Journal of
Economics, 2013.
Wijayanti, Anis. “Pengaruh beberapa Variabel Makroekonomi dan Indeks Pasar Modal
Dunia terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI”,
Jurnal ilmiah Universitas Brawijaya, 2013.
Antonio, Muhammad Syafi’i. “Bank Syariah Dari Teori ke Praktik”, Gema Insani,
Depok, 2001.
Widarjono, Agus. “Ekonometrika : Teori dan Aplikasi”. Yogyakarta. Fe. Uii. 2007.
Winarno. W.W. “Analisis Ekonometrika dan Statistika Dengan Eviews Edisi Ketiga”.
Yogyakarta. UPP STIM YKPN. 2011.
Gujarati, N. Demodar. “Dasar-dasar Ekonometrika”. Jakarta : Penerbit Erlangga . 2006.
Nachrowi, N.D., dan Hardius Usman. “Prediksi IHSG Dengan Model GARCH dan
ARIMA”. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, 2007 : 73-91.
Ajija, Shochrul R, dkk. 2011 “Cara Cerdas menguasai Eviews”, Salemba Empat, Jakarta.
Suliyanto, “Ekonometrika Terapan : Teori & Aplikasi dengan SPSS”. Yogyakarta. Andi.
2011.
114
Prasetyo, Bambang. Lina Miftahul Jannah. ―Metode penelitian Kunatitatif”.
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005.
Sugiyono, A. “Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan “. Jakarta. Grasindo.
2009.
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. 1999. “Investasi Pada Pasar Modal Syariah”,
kencana, Jakarta.
Dornbusch, Rudiger, dan Stanley Fischer, ―Makroekonomi”, Edisi Keempat, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 1992.
Salvatore, Dominick. “Ekonomi Internasional”, Jilid Kelima, Terjemahan, Jakarta,
1997.
Lipsey, Richard G. “Pengantar Makro Ekonomi”, Edisi Kesepuluh Jilid 1,
Binapura Aksara, Jakarta, 1995.
Sadono, Sukirno. 2010. Makroekonomi Teori Pengantar. Rajawali Pers Jakarta. Jakarta.
IDX (Indonesia Stock Exchange). “Panduan Pemodal”. PT. Bursa Efek Indonesia.
Jakarta. Januari 2008.
Fitriyanti, et all. “Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi dan Harga Komoditas
Terhadap Jakarta Islamic Index (JII)". Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan
Vol. 3 No. 9 September 2016: 713-727.
Ash-Shidiq, Hafidz dan Aziz Budi Setiawan. “Analisis Pengaruh Suku Bunga SBI, M2,
Inflasi & Kurs”. Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol. 3. No.2, Oktober,
2015: 25-46, ISSN (cet): 2355-1755.
Firman, Abbas, 2012, Mengenal Sejarah Pasar Emas London, diakses dari
http://www.dinarfirst.org pada tanggal 21 Juni 2012.
www.googlefinance.com, Juni 2016
www.woldbank.com, Juni 2016
www.kitco.com, Juni 2016
www.bi.com, Juni 2016
www.YahooFinance.com, Juni 2016
www.sahamok.com, Juni 2016
www.okezone.com, 6 Januari 2013.
Bank Indonesia. “Laporan Perekonomian Indonesia”, 2007-2013.
BAPEPAM. “Laporan Tahunan BAPEPAM-LK”, 2007.
Pedoman Dow Jones Islamic Market Index, 2003).
(Wikipedia, 27 Februari 2014). www.wikipedia.org.
115
www.financedetik.com
www.Id.m.wikipedia.org. 09 Maret 2016.
www.adasemuua.blogspot.com, May 29, 2015. Jam oo.27.
www.ecopedia.blogspot.com, Januari 2016.
www.hasbulloh-ghazaly.blogspot.com, tgl.13-06-2015. Jam 15:27 wita.
www.sahabatpegadaian.com/emas/emas-batangan-fakta-dan-sejarah, April 2017
www.thegold.asia › Semua Tulisan, April 2017
www.evawall-mce-andi.blogspot.com/2011/07/sejarah-sistem-nilai-tukar-dunia.html,
April 2017
www.merdeka.com, April 2017
www.hafasfurkani.blogspot.com/2015/.../perkembangan-pasar-modal-syariah-di.htm,
April 2017
www.pesona.co.id/article/seluk-beluk-investasi-saham-syariah, April 2017
www.uangindonesia.com › berita uang, April 2017
www.coretankutilang.blogspot.com/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html, April 2017
www.nurroisah.blogspot.com/2016/05/saham-syariah.html, April 2017
116
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Data Dasar Variabel Y dan X dalam Bulanan :
Tahun DJIM Kurs Emas JII
Jan-12
2.195,110 9.109,140
485.020,022
562,540
Feb-12
2.296,900 9.025,760
505.681,396
566,754
Mar-12
2.295,370 9.165,330
493.213,927
584,060
Apr-12
2.272,250 9.175,500
486.944,683
575,088
Mei-12
2.067,380 9.290,240
473.571,069
525,052
Jun-12
2.144,360 9.451,140
485.174,027
544,190
Jul-12
2.180,700 9.456,590
484.606,066
573,731
Agu-12
2.230,930 9.499,840
496.634,260
569,935
Sep-12
2.298,070 9.566,350
536.531,878
600,840
Okt-12
2.251,270 9.597,140
539.048,914
619,270
Nov-12
2.269,830 9.627,950
532.770,102
588,776
Des-12
2.298,300 9.645,890
523.650,681
594,789
Jan-13
2.388,250 9.687,330
520.426,579
604,610
Feb-13
2.377,860 9.686,650
506.884,127
645,219
Mar-13
2.414,300 9.709,420
497.087,435
660,337
Apr-13
2.444,810 9.724,050
464.289,375
682,691
Mei-13
2.460,070 9.760,910
443.585,008
676,583
Jun-13
2.374,190 9.881,530
426.458,382
660,165
Jul-13
2.488,730 10.073,390
416.727,114
623,747
Agu-13
2.445,280 10.572,500
457.895,877
592,002
117
Sep-13
2.549,190 11.346,240
492.027,633
585,593
Okt-13
2.639,970 11.366,900
481.005,058
615,706
Nov-13
2.686,180 11.613,100
476.352,881
579,868
Des-13
2.740,450 12.087,100
476.202,547
585,110
Jan-14
2.641,540 12.179,650
487.442,666
602,873
Feb-14
2.789,120 11.935,100
499.212,844
626,864
Mar-14
2.777,460 11.427,050
490.860,869
640,411
Apr-14
2.801,510 11.435,750
477.600,246
647,674
Mei-14
2.848,460 11.525,940
477.337,003
656,830
Jun-14
2.909,610 11.892,620
489.070,156
654,999
Jul-14
2.860,300 11.689,060
492.676,917
690,396
Agu-14
2.937,310 11.706,670
487.781,053
691,132
Sep-14
2.847,450 11.890,770
473.596,286
687,619
Okt-14
2.867,500 12.144,870
477.340,864
670,443
Nov-14
2.911,840 12.158,300
459.813,471
683,015
Des-14
2.863,500 12.438,290
480.795,574
691,039
Jan-15
2.831,470 12.579,100
495.692,883
706,676
Feb-15
2.980,310 12.749,840
500.234,853
722,098
Mar-15
2.955,930 13.066,820
491.455,997
728,204
Apr-15
2.983,250 12.947,760
501.700,463
664,803
Mei-15
2.984,410 13.140,530
505.916,848
698,069
Jun-15
2.905,600 13.313,240
505.719,728
656,991
Jul-15 13.874,790
118
2.929,550 572.602,592 641,971
Agu-15
2.743,290 14.281,750
510.479,523
598,284
Sep-15
2.650,460 14.896,100
538.561,204
556,088
Okt-15
2.862,570 14.295,860
532.814,980
586,096
Nov-15
2.852,610 14.172,570
494.709,373
579,797
Des-15
2.800,000 14.428,850
495.560,210
603,349
Jan-16
2.646,100 13.889,050
490.025,118
581,776
Feb-16
2.634,780 13.515,700
521.409,145
641,860
Mar-16
2.815,440 13.193,140
528.657,964
652,687
Apr-16
2.836,460 13.179,860
526.398,572
653,258
Mei-16
2.848,910 13.419,650
543.368,870
648,852
Jun-16
2.846,930 13.355,050
548.055,573
694,344
Jul-16
2.973,170 13.118,820
564.056,829
726,610
Agu-16
2.956,400 13.165,000
567.634,893
746,872
Sep-16
2.979,440 13.118,240
559.267,408
739,690
Okt-16
2.888,340 13.017,240
530.083,139
739,911
Nov-16
2.875,270 13.310,500
528.927,797
682,711
Des-16
2.906,620 13.417,670
496.701,095
694,127
Data Variable Log Y dan Log X :
Tahun DJIM LOG Kurs log Emas_log JII_log
Jan-12 3.341456288 3.959477377 5.68575967 2.750153409
Feb-12 3.361142088 3.955483781 5.70387698 2.753394594
Mar-12 3.360852701 3.962148106 5.69303533 2.766457464
Apr-12 3.356456112 3.96262974 5.68747963 2.759734306
Mei-12 3.315420311 3.968026934 5.67538516 2.720202317
Jun-12 3.331297697 3.975484196 5.68589754 2.735750557
119
Jul-12 3.338595924 3.97573456 5.68538885 2.758708316
Agu-12 3.348485944 3.977716291 5.69603668 2.755825328
Sep-12 3.361363253 3.980746266 5.72959553 2.778758837
Okt-12 3.352427584 3.98214183 5.73162818 2.791880041
Nov-12 3.355993332 3.983533826 5.72653984 2.769950099
Des-12 3.361406717 3.984342305 5.71904167 2.774362928
Jan-13 3.378079786 3.986204094 5.71635947 2.781475326
Feb-13 3.376186281 3.986173608 5.70490869 2.809707148
Mar-13 3.382791234 3.987193288 5.69643279 2.819765632
Apr-13 3.388245113 3.987847183 5.66678875 2.834224178
Mei-13 3.390947465 3.989490308 5.64697686 2.830321081
Jun-13 3.375515471 3.994824193 5.62987665 2.819652496
Jul-13 3.395977783 4.003175648 5.61985176 2.79500847
Agu-13 3.388328596 4.024177694 5.66076673 2.772323174
Sep-13 3.406402206 4.054851966 5.69198949 2.767595877
Okt-13 3.421598992 4.055642039 5.68214964 2.789373386
Nov-13 3.429135111 4.064948166 5.6779288 2.763329143
Des-13 3.437821883 4.082322115 5.67779171 2.767237521
Jan-14 3.421857191 4.085634808 5.68792354 2.780225834
Feb-14 3.4454672 4.076826062 5.69828575 2.79717333
Mar-14 3.443647813 4.057934128 5.69095841 2.806458783
Apr-14 3.447392177 4.058264653 5.67906454 2.811356463
Mei-14 3.454610125 4.061676354 5.6788251 2.81745298
Jun-14 3.463834781 4.075277542 5.68937116 2.816240637
Jul-14 3.456411586 4.067779588 5.69256222 2.839098267
Agu-14 3.467949784 4.068433376 5.68822493 2.839561002
Sep-14 3.454456107 4.075209979 5.67540829 2.837347868
Okt-14 3.457503427 4.08439287 5.67882861 2.826361861
Nov-14 3.464167508 4.084872855 5.66258169 2.834430242
Des-14 3.456897187 4.094760678 5.68196046 2.839502558
Jan-15 3.452011965 4.09964957 5.69521268 2.849220342
Feb-15 3.47426144 4.105504735 5.69917395 2.858596142
Mar-15 3.470694145 4.116169909 5.69148464 2.86225306
Apr-15 3.474689649 4.112194641 5.7004445 2.822692971
Mei-15 3.474858487 4.118612882 5.70407914 2.843898352
Jun-15 3.463235827 4.124283761 5.7039099 2.81755942
Jul-15 3.466800915 4.142226419 5.75785331 2.80751541
Agu-15 3.43827172 4.154781427 6.70797833 2.776907389
Sep-15 3.423321254 4.173072579 5.73123507 2.745143523
Okt-15 3.456756116 4.155210286 5.72657643 2.767968757
Nov-15 3.4552424 4.151448611 5.69435014 2.763275964
Des-15 3.447158031 4.159231719 5.69509643 2.780568597
Jan-16 3.422606253 4.142672541 5.69021834 2.764755801
Feb-16 3.420744358 4.130838543 5.71717864 2.807440312
120
Mar-16 3.449546277 4.120348171 5.72317478 2.814704963
Apr-16 3.452776663 4.119910797 5.7213147 2.815084737
Mei-16 3.45467873 4.127741189 5.73509475 2.812145648
Jun-16 3.454376789 4.125645518 5.7388246 2.841574687
Jul-16 3.473219742 4.117894773 5.75132286 2.861301371
Agu-16 3.470763194 4.119420863 5.75406908 2.873246178
Sep-16 3.474134644 4.117875572 5.74761951 2.869049747
Okt-16 3.460648315 4.114518912 5.72434399 2.869179484
Nov-16 3.458678633 4.12419437 5.72339639 2.8342369
Des-16 3.463388258 4.127677106 5.69609512 2.841438938
Data Variable Lon Y Dan Lon X :
Tahun DJIM LN Kurs_LN Emas LN JII LN
Jan-12 7,694 9,117 13,092 6,332
Feb-12 7,739 9,108 13,134 6,340
Mar-12 7,739 9,123 13,109 6,370
Apr-12 7,729 9,124 13,096 6,355
Mei-12 7,634 9,137 13,068 6,263
Jun-12 7,671 9,154 13,092 6,299
Jul-12 7,687 9,154 13,091 6,352
Agu-12 7,710 9,159 13,116 6,346
Sep-12 7,740 9,166 13,193 6,398
Okt-12 7,719 9,169 13,198 6,429
Nov-12 7,727 9,172 13,186 6,378
Des-12 7,740 9,174 13,169 6,388
Jan-13 7,778 9,179 13,162 6,405
Feb-13 7,774 9,179 13,136 6,470
Mar-13 7,789 9,181 13,117 6,493
Apr-13 7,802 9,182 13,048 6,526
Mei-13 7,808 9,186 13,003 6,517
Jun-13 7,772 9,198 12,963 6,492
Jul-13 7,820 9,218 12,940 6,436
Agu-13 7,802 9,266 13,034 6,384
Sep-13 7,844 9,337 13,106 6,373
Okt-13 7,879 9,338 13,084 6,423
Nov-13 7,896 9,360 13,074 6,363
Des-13 7,916 9,400 13,074 6,372
Jan-14 7,879 9,408 13,097 6,402
Feb-14 7,933 9,387 13,121 6,441
Mar-14 7,929 9,344 13,104 6,462
Apr-14 7,938 9,344 13,077 6,473
Mei-14 7,955 9,352 13,076 6,487
Jun-14 7,976 9,384 13,100 6,485
Jul-14 7,959 9,366 13,108 6,537
121
Agu-14 7,985 9,368 13,098 6,538
Sep-14 7,954 9,384 13,068 6,533
Okt-14 7,961 9,405 13,076 6,508
Nov-14 7,977 9,406 13,039 6,527
Des-14 7,960 9,429 13,083 6,538
Jan-15 7,949 9,440 13,114 6,561
Feb-15 8,000 9,453 13,123 6,582
Mar-15 7,992 9,478 13,105 6,591
Apr-15 8,001 9,469 13,126 6,499
Mei-15 8,001 9,483 13,134 6,548
Jun-15 7,974 9,497 13,134 6,488
Jul-15 7,983 9,538 13,258 6,465
Agu-15 7,917 9,567 13,143 6,394
Sep-15 7,882 9,609 13,197 6,321
Okt-15 7,959 9,568 13,186 6,373
Nov-15 7,956 9,559 13,112 6,363
Des-15 7,937 9,577 13,113 6,402
Jan-16 7,881 9,539 13,102 6,366
Feb-16 7,877 9,512 13,164 6,464
Mar-16 7,943 9,487 13,178 6,481
Apr-16 7,950 9,486 13,174 6,482
Mei-16 7,955 9,504 13,206 6,475
Jun-16 7,954 9,500 13,214 6,543
Jul-16 7,997 9,482 13,243 6,588
Agu-16 7,992 9,485 13,249 6,616
Sep-16 7,999 9,482 13,234 6,606
Okt-16 7,968 9,474 13,181 6,607
Nov-16 7,964 9,496 13,179 6,526
Des-16 7,975 9,504 13,116 6,543
Data Variabel X dan Y dalam Tahunan
Tahun JII DJIM KURS EMAS EMAS/1000
2012 575,42 2.233,37 9.384,24 503.570,59 503,57
2013 625,97 2.500,77 10.459,09 471.578,50 471,58
2014 661,94 2.837,97 11.868,67 482.794,00 482,79
2015 645,20 2.873,29 13.645,60 512.120,72 512,12
2016 625,97 2.850,66 13.308,33 533.715,53 533,72
122
Grafik Data Perkembangan JII Jan 2012 – Des 2016
Grafik Data Perkembangan DJIM Jan 2012 – Des 2016
Grafik Data Perkembangan KURS Jan 2012 – Des 2016
-
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
Jan
-12
Ap
r-1
2
Jul-
12
Oct
-12
Jan
-13
Ap
r-1
3
Jul-
13
Oct
-13
Jan
-14
Ap
r-1
4
Jul-
14
Oct
-14
Jan
-15
Ap
r-1
5
Jul-
15
Oct
-15
Jan
-16
Ap
r-1
6
Jul-
16
Oct
-16
PERKEMBANGAN JII
-
500.000
1,000.000
1,500.000
2,000.000
2,500.000
3,000.000
3,500.000
Jan
-12
Ap
r-1
2
Jul-
12
Oct
-12
Jan
-13
Ap
r-1
3
Jul-
13
Oct
-13
Jan
-14
Ap
r-1
4
Jul-
14
Oct
-14
Jan
-15
Ap
r-1
5
Jul-
15
Oct
-15
Jan
-16
Ap
r-1
6
Jul-
16
Oct
-16
PERKEMBANGAN DJIM
- 2,000.000 4,000.000 6,000.000 8,000.000
10,000.000 12,000.000 14,000.000 16,000.000
Jan
-12
Ap
r-1
2
Jul-
12
Oct
-12
Jan
-13
Ap
r-1
3
Jul-
13
Oct
-13
Jan
-14
Ap
r-1
4
Jul-
14
Oct
-14
Jan
-15
Ap
r-1
5
Jul-
15
Oct
-15
Jan
-16
Ap
r-1
6
Jul-
16
Oct
-16
PERKEMBANGAN KURS
123
Tabel Grafik Data Perkembangan EMAS Jan 2012 – Des 2016
Anlaisis data
Regresi linier OLS data awal
Dependent Variable: JII
Method: Least Squares
Date: 04/02/17 Time: 19:02
Sample: 2012M01 2016M12
Included observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 69.36291 79.91170 0.867994 0.3891
DJIM 0.271907 0.029426 9.240341 0.0000
KURS -0.026033 0.004907 -5.305693 0.0000
EMAS 0.000302 0.000149 2.026757 0.0475
R-squared 0.663689 Mean dependent var 638.4179
Adjusted R-squared 0.645673 S.D. dependent var 55.24543
S.E. of regression 32.88506 Akaike info criterion 9.888254
Sum squared resid 60559.91 Schwarz criterion 10.02788
Log likelihood -292.6476 Hannan-Quinn criter. 9.942868
F-statistic 36.83759 Durbin-Watson stat 0.766687
Prob(F-statistic) 0.000000
Analisa sementara :
Uji t menunjukan data memiliki pegaruh signifikan (prob < 0,05)
Nilai dw mengindikasikan data terkena otokorelasi positif (analisis
menolak HO)
Kurs memiliki pengaruh yang negatif terhadap JII
-
100,000.000
200,000.000
300,000.000
400,000.000
500,000.000
600,000.000
700,000.000
Jan
-12
Ap
r-1
2
Jul-
12
Oct
-12
Jan
-13
Ap
r-1
3
Jul-
13
Oct
-13
Jan
-14
Ap
r-1
4
Jul-
14
Oct
-14
Jan
-15
Ap
r-1
5
Jul-
15
Oct
-15
Jan
-16
Ap
r-1
6
Jul-
16
Oct
-16
PERKEMBANGAN EMAS
124
Uji Probabilitas (Uji White “Heteroskedastisitas”)
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 1.689028 Prob. F(9,50) 0.1166
Obs*R-squared 13.98861 Prob. Chi-Square(9) 0.1227
Scaled explained SS 9.200854 Prob. Chi-Square(9) 0.4189
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 04/02/17 Time: 19:05
Sample: 2012M01 2016M12
Included observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 12205.80 41833.27 0.291772 0.7717
DJIM^2 -0.013849 0.006450 -2.147053 0.0367
DJIM*KURS 0.002054 0.001860 1.104032 0.2749
DJIM*EMAS 2.82E-05 5.64E-05 0.500111 0.6192
DJIM 36.34761 31.40195 1.157495 0.2526
KURS^2 -7.21E-05 0.000175 -0.411350 0.6826
KURS*EMAS 3.61E-06 9.74E-06 0.370191 0.7128
KURS -5.769496 5.883093 -0.980691 0.3315
EMAS^2 -2.73E-08 1.58E-07 -0.172976 0.8634
EMAS -0.095779 0.136602 -0.701159 0.4865
R-squared 0.233144 Mean dependent var 1009.332
Adjusted R-squared 0.095109 S.D. dependent var 1250.802
S.E. of regression 1189.835 Akaike info criterion 17.15203
Sum squared resid 70785326 Schwarz criterion 17.50109
Log likelihood -504.5608 Hannan-Quinn criter. 17.28856
F-statistic 1.689028 Durbin-Watson stat 1.969077
Prob(F-statistic) 0.116562
kesimpulan sementara(data tidak mengandung heteroskedastisitas) :
- Nilai R-square 13.98861, dengan probilitas 0.1227 > α = 0,05
dapat disimpulkan bahwa data tidak bersifat heteroskedastisitas
125
UJI MULTICOLENIARITAS
DJIM KURS EMAS
DJIM
1.000
0.842
0.258
KURS
0.842
1.000
0.406
EMAS
0.258
0.406
1.000
- hanya variable kurs dan djim yang memiliki coefisien corelasi yang cukup
besar yaitu 0,842 patutu di duga variabel tersebut memiliki hubungan linier.
Uji Linier Djim dan Kurs
Dependent Variable: DJIM
Method: Least Squares
Date: 04/02/17 Time: 19:20
Sample: 2012M01 2016M12
Included observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1101.144 132.6220 8.302879 0.0000
KURS 0.132791 0.011184 11.87352 0.0000
R-squared 0.708514 Mean dependent var 2659.211
Adjusted R-squared 0.703488 S.D. dependent var 273.3999
S.E. of regression 148.8741 Akaike info criterion 12.87684
Sum squared resid 1285483. Schwarz criterion 12.94666
Log likelihood -384.3053 Hannan-Quinn criter. 12.90415
F-statistic 140.9804 Durbin-Watson stat 0.400485
Prob(F-statistic) 0.000000
- nilai R-square tinggi dan nilai prob < α=5%, menandakan 2 variabel tersebut
memiliki berpengaruh secara signifikan
Dependent Variable: JII_LOG
Method: Least Squares
Date: 04/02/17 Time: 19:36
Sample: 2012M01 2016M12
Included observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
126
C 0.788064 0.213528 3.690688 0.0005
DJIM_LOG 1.172658 0.127290 9.212508 0.0000
KURS_LN -0.224431 0.040955 -5.479983 0.0000
EMAS 2.05E-07 1.00E-07 2.047596 0.0453
R-squared 0.671517 Mean dependent var 2.803503
Adjusted R-squared 0.653920 S.D. dependent var 0.037655
S.E. of regression 0.022152 Akaike info criterion -4.717431
Sum squared resid 0.027480 Schwarz criterion -4.577808
Log likelihood 145.5229 Hannan-Quinn criter. -4.662817
F-statistic 38.16022 Durbin-Watson stat 0.777876
Prob(F-statistic) 0.000000
Uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test.
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 18.25008 Prob. F(2,54) 0.0000
Obs*R-squared 24.19896 Prob. Chi-Square(2) 0.0000
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 04/02/17 Time: 20:24
Sample: 2012M01 2016M12
Included observations: 60
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.059920 0.168345 0.355936 0.7233
DJIM_LOG -0.088263 0.101247 -0.871760 0.3872
KURS_LN 0.027028 0.032529 0.830879 0.4097
EMAS -2.09E-08 7.89E-08 -0.265459 0.7917
RESID(-1) 0.492861 0.133400 3.694609 0.0005
RESID(-2) 0.219563 0.133887 1.639911 0.1068
R-squared 0.403316 Mean dependent var -1.20E-16
Adjusted R-squared 0.348068 S.D. dependent var 0.021582
S.E. of regression 0.017425 Akaike info criterion -5.167132
Sum squared resid 0.016397 Schwarz criterion -4.957697
Log likelihood 161.0140 Hannan-Quinn criter. -5.085211
F-statistic 7.300034 Durbin-Watson stat 1.835526
Prob(F-statistic) 0.000028
probabilitas
<α=5%
menunjukan
model memiliki
masalah
127
Uji Analisis Data yang Di Diferensiasi
Dependent Variable: D(JII)
Method: Least Squares
Date: 04/02/17 Time: 20:36
Sample (adjusted): 2012M02 2016M12
Included observations: 59 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 3.972251 3.284297 1.209468 0.2317
D(DJIM) 0.079997 0.040727 1.964233 0.0546
D(KURS) -0.037501 0.012729 -2.946169 0.0047
D(EMAS) 0.000161 0.000164 0.980495 0.3311
R-squared 0.239828 Mean dependent var 2.230288
Adjusted R-squared 0.198364 S.D. dependent var 26.40028
S.E. of regression 23.63726 Akaike info criterion 9.228914
Sum squared resid 30729.59 Schwarz criterion 9.369764
Log likelihood -268.2530 Hannan-Quinn criter. 9.283896
F-statistic 5.784016 Durbin-Watson stat 2.559595
Prob(F-statistic) 0.001642
LN LN LOG LOG
Dependent Variable: D(JII_LN)
Method: Least Squares
Date: 04/02/17 Time: 20:45
Sample (adjusted): 2012M02 2016M12
Included observations: 59 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.006683 0.005159 1.295228 0.2007
D(DJIM_LN) 0.389391 0.162962 2.389462 0.0203
D(KURS_LOG) -1.763029 0.569354 -3.096542 0.0031
D(EMAS_LOG) 0.302991 0.297634 1.018000 0.3131
R-squared 0.269683 Mean dependent var 0.003563
Adjusted R-squared 0.229848 S.D. dependent var 0.041874
S.E. of regression 0.036747 Akaike info criterion -3.704105
Sum squared resid 0.074271 Schwarz criterion -3.563255
Log likelihood 113.2711 Hannan-Quinn criter. -3.649122
F-statistic 6.769937 Durbin-Watson stat 2.597085
Prob(F-statistic) 0.000575
128
Uji Multikolesieritas
D(DJIM_LOG) D(KURS_LN) D(EMAS_LN)
D(DJIM_LOG) 1.0000 (0.1498) 0.2331
D(KURS_LN) (0.1498) 1.0000 0.2673
D(EMAS_LN) 0.2331 0.2673 1.0000
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.959485 Prob. F(9,49) 0.4843
Obs*R-squared 8.839822 Prob. Chi-Square(9) 0.4522
Scaled explained SS 8.840220 Prob. Chi-Square(9) 0.4522
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 04/02/17 Time: 20:50
Sample: 2012M02 2016M12
Included observations: 59
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.001405 0.000378 3.712036 0.0005
D(DJIM_LN)^2 0.062459 0.220811 0.282862 0.7785
D(DJIM_LN)*D(KURS_L
OG) 0.830930 0.922108 0.901121 0.3719
D(DJIM_LN)*D(EMAS_L
OG) -0.922308 0.721066 -1.279088 0.2069
D(DJIM_LN) -0.012896 0.008762 -1.471711 0.1475
D(KURS_LOG)^2 1.494773 2.545053 0.587325 0.5597
D(KURS_LOG)*D(EMAS
_LOG) -4.322989 2.238238 -1.931425 0.0592
D(KURS_LOG) -0.007236 0.034779 -0.208047 0.8361
D(EMAS_LOG)^2 0.190564 0.681084 0.279795 0.7808
D(EMAS_LOG) 0.040573 0.019767 2.052554 0.0455
R-squared 0.149827 Mean dependent var 0.001259
Adjusted R-squared -0.006327 S.D. dependent var 0.001926
S.E. of regression 0.001932 Akaike info criterion -9.507005
Sum squared resid 0.000183 Schwarz criterion -9.154880
Log likelihood 290.4567 Hannan-Quinn criter. -9.369550
F-statistic 0.959485 Durbin-Watson stat 1.954960
Prob(F-statistic) 0.484260
129
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test :
F-statistic 3.091508 Prob. F(2,53) 0.0537
Obs*R-squared 6.163896 Prob. Chi-Square(2) 0.0459
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 04/02/17 Time: 21:03
Sample: 2012M02 2016M12
Included observations: 59
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.000856 0.005021 0.170569 0.8652
D(DJIM_LN) 0.014853 0.157478 0.094320 0.9252
D(KURS_LOG) -0.368645 0.590884 -0.623887 0.5354
D(EMAS_LOG) -0.017798 0.287907 -0.061819 0.9509
RESID(-1) -0.333664 0.146395 -2.279210 0.0267
RESID(-2) 0.016349 0.146216 0.111815 0.9114
R-squared 0.104473 Mean dependent var -1.18E-18
Adjusted R-squared 0.019989 S.D. dependent var 0.035785
S.E. of regression 0.035425 Akaike info criterion -3.746651
Sum squared resid 0.066512 Schwarz criterion -3.535376
Log likelihood 116.5262 Hannan-Quinn criter. -3.664178
F-statistic 1.236603 Durbin-Watson stat 1.978925
Prob(F-statistic) 0.305210
130
Uji Grafik (Heteroskedastisitas)
3
4
5
6
7
8
9
.000 .002 .004 .006 .008 .010 .012 .014
RESID^2
DJIM LN
Kurs log
EMAS_LOG
UJI NORMALITAS
JII
0
1
2
3
4
5
6
7
520 540 560 580 600 620 640 660 680 700 720 740
Series: JII
Sample 2012M01 2016M12Observations 60
Mean 638.4179Median 643.5950Maximum 746.8720Minimum 525.0520Std. Dev. 55.24543Skewness 0.095164Kurtosis 2.067773
Jarque-Bera 2.263181Probability 0.322520
131
JII_LN
0
2
4
6
8
10
12
6.25 6.30 6.35 6.40 6.45 6.50 6.55 6.60
Series: JII_LN
Sample 2012M01 2016M12
Observations 60
Mean 6.455303
Median 6.467066
Maximum 6.615894
Minimum 6.263497
Std. Dev. 0.086704
Skewness -0.041734
Kurtosis 2.070661
Jarque-Bera 2.176593
Probability 0.336790
DJIM
0
2
4
6
8
10
2100 2200 2300 2400 2500 2600 2700 2800 2900 3000
Series: DJIM
Sample 2012M01 2016M12
Observations 60
Mean 2659.211
Median 2783.290
Maximum 2984.410
Minimum 2067.380
Std. Dev. 273.3999
Skewness -0.572131
Kurtosis 1.892576
Jarque-Bera 6.339309
Probability 0.042018
132
DJIM_LN
0
2
4
6
8
10
12
14
16
7.65 7.70 7.75 7.80 7.85 7.90 7.95 8.00
Series: DJIM_LN
Sample 2012M01 2016M12
Observations 60
Mean 7.880328
Median 7.931387
Maximum 8.001157
Minimum 7.634037
Std. Dev. 0.106647
Skewness -0.664774
Kurtosis 2.043001
Jarque-Bera 6.708870
Probability 0.034929
KURS
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
9000 10000 11000 12000 13000 14000 15000
Series: KURS
Sample 2012M01 2016M12Observations 60
Mean 11733.19Median 11913.86Maximum 14896.10Minimum 9025.760Std. Dev. 1733.016Skewness -0.134896Kurtosis 1.689438
Jarque-Bera 4.475898Probability 0.106677
133
KURS_LOG
0
2
4
6
8
10
3.96 3.98 4.00 4.02 4.04 4.06 4.08 4.10 4.12 4.14 4.16 4.18
Series: KURS_LOG
Sample 2012M01 2016M12
Observations 60
Mean 4.064608
Median 4.076052
Maximum 4.173073
Minimum 3.955484
Std. Dev. 0.065697
Skewness -0.274667
Kurtosis 1.665760
Jarque-Bera 5.204908
Probability 0.074092
EMAS
0
2
4
6
8
10
12
14
420000 440000 460000 480000 500000 520000 540000 560000 580000
Series: EMAS
Sample 2012M01 2016M12
Observations 60
Mean 500755.9
Median 495626.5
Maximum 572602.6
Minimum 416727.1
Std. Dev. 31845.07
Skewness 0.058048
Kurtosis 3.285287
Jarque-Bera 0.237167
Probability 0.888178
134
EMAS_LOG
0
2
4
6
8
10
12
14
16
5.62 5.64 5.66 5.68 5.70 5.72 5.74 5.76
Series: EMAS_LOG
Sample 2012M01 2016M12
Observations 60
Mean 5.698759
Median 5.695155
Maximum 5.757853
Minimum 5.619852
Std. Dev. 0.027725
Skewness -0.169417
Kurtosis 3.513931
Jarque-Bera 0.947336
Probability 0.622714
Uji Regresi LN
Dependent Variable: D(JII_LN)
Method: Least Squares
Date: 04/19/17 Time: 18:38
Sample (adjusted): 2012M02 2016M12
Included observations: 59 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.006683 0.005159 1.295228 0.2007
D(DJIM_LN) 0.389391 0.162962 2.389462 0.0203
D(KURS_LN) -0.765674 0.247267 -3.096542 0.0031
D(EMAS_LN) 0.131587 0.129261 1.018000 0.3131
R-squared 0.269683 Mean dependent var 0.003563
Adjusted R-squared 0.229848 S.D. dependent var 0.041874
S.E. of regression 0.036747 Akaike info criterion -3.704105
Sum squared resid 0.074271 Schwarz criterion -3.563255
Log likelihood 113.2711 Hannan-Quinn criter. -3.649122
F-statistic 6.769937 Durbin-Watson stat 2.597085
Prob(F-statistic) 0.000575
135
Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-0.12 -0.10 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04 0.06
Series: Residuals
Sample 2012M02 2016M12Observations 59
Mean -8.23e-19Median 0.003039Maximum 0.064239Minimum -0.111079Std. Dev. 0.035785Skewness -0.512341Kurtosis 3.301591
Jarque-Bera 2.804788Probability 0.246007
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.959485 Prob. F(9,49) 0.4843
Obs*R-squared 8.839822 Prob. Chi-Square(9) 0.4522
Scaled explained SS 8.840220 Prob. Chi-Square(9) 0.4522
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 04/19/17 Time: 18:48
Sample: 2012M02 2016M12
Included observations: 59
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.001405 0.000378 3.712036 0.0005
D(DJIM_LN)^2 0.062459 0.220811 0.282862 0.7785
D(DJIM_LN)*D(KUR
S_LN) 0.360868 0.400466 0.901121 0.3719
D(DJIM_LN)*D(EMA
S_LN) -0.400553 0.313155 -1.279088 0.2069
D(DJIM_LN) -0.012896 0.008762 -1.471711 0.1475
D(KURS_LN)^2 0.281932 0.480027 0.587325 0.5597
D(KURS_LN)*D(EMA
S_LN) -0.815366 0.422158 -1.931425 0.0592
D(KURS_LN) -0.003142 0.015104 -0.208047 0.8361
136
D(EMAS_LN)^2 0.035943 0.128460 0.279795 0.7808
D(EMAS_LN) 0.017620 0.008585 2.052554 0.0455
R-squared 0.149827 Mean dependent var 0.001259
Adjusted R-squared -0.006327 S.D. dependent var 0.001926
S.E. of regression 0.001932 Akaike info criterion -9.507005
Sum squared resid 0.000183 Schwarz criterion -9.154880
Log likelihood 290.4567 Hannan-Quinn criter. -9.369550
F-statistic 0.959485 Durbin-Watson stat 1.954960
Prob(F-statistic) 0.484260
Top Related