PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
NOMOR 20 TAHUN 2012
TENTANG
RETRIBUSI PELAYANAN TERA/ TERA ULANG ALAT UKURTAKAR TIMBANG DAN PERLENGKAPANNYA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,
Menimbang : a. bahwa masyarakat produsen dan konsumen perlumengetahui tentang hak dan kewajibannya dalammelakukan kegiatan perdagangan, dimana pelayanankemetrologian menjadi bagian dari kegiatan perdagangantersebut guna terciptanya perdagangan yang sehat dan adil;
b. bahwa sebagai upaya perlindungan konsumen danprodusen dalam hal kebenaran dan ketepatan pengukuranatas penggunaan alat ukur, takar, timbang danperlengkapannya (UTTP), maka perlu diadakan pembinaankemetrologian berupa pelayanan tera atau tera ulang,kalibrasi untuk mengukur kualitas alat ukur, takar,timbang dan perlengkapannya agar senantiasa layak untukdipakai;
c. bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan makaterhadap setiap pelayanan tera atau tera ulang, kalibrasiatas alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya (UTTP)dan pengujian barang dalam keadaan terbungkus (BDKT)yang dilaksanakan dapat dipungut retribusi;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, huruf b, dan huruf c di atas, perlumembentuk Peraturan Daerah Kabupaten KotawaringinBarat tentang Retribusi Pelayanan Tera Ulang alat ukurtakar timbang dan perlengkapannya;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang PenetapanUndang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentangPembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan ( LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9 ) SebagaiUndang-Undang ( Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 1820);
- 2 -
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang MetrologiLegal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3193);
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KitabUndang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);
4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentangPerlindungan Konsumen (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3821);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimanatelah diubah beberapa kali diubah dengan Undang-UndangNomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua AtasUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4844);
6. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat danPemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4438)
7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang PajakDaerah Dan Rteribusi Daerah (Lembaran Negara RI Tahun2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5049)
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-Undangan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5234);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1983 tentang TarifBiaya Tera (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1983 Nomor 35) sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1986 tentangPerubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun1983 tentang Tarif Biaya Tera (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1986 Nomor 22, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3329);
- 3 -
10. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 tentang WajibDan Pembebasan Untuk DiTera Dan Atau DiTera UlangSerta Syarat-syarat Bagi Tera Ulang Alat-alat Ukur, Takar,Timbang Dan Perlengkapannya (UTTP) (Lembaran NegaraTahun 1985 Nomor 4. Tambahan Lembaran Negara Nomor3283):
11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentangKewenangan Pemerintah Dan Kewenangan Provinsi SebagaiDaerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54.Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952).
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4578);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentangPengelolaan Barang Miik Negara/Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, TambahanLembaran Negara Nomor 4614) sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4855);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah,Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4737);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentangOrganisasi Perangkat Daerah ( Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan LembaranNagara Republik Indonesia Nomor 4741);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerahsebagaimana telah diubah dengan Peraturan MenteriDalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang PerubahanKedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan KeuanganDaerah ;
18. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor :08/M-DAG/PER/3/2010 tentang Alat – Alat Ukur, Takar,Timbang, Dan Perlengkapannya (UTTP) yang wajib diteradan tera ulang.
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011tentang Pembentuk Produk Hukum Daerah (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor32 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok PengelolaanKeuangan Daerah (Lembaran Keuangan Daerah Tahun2007 Nomor 32 );
- 4 -
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
dan
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PELAYANANTERA / TERA ULANG ALAT UKUR TAKAR TIMBANG DANPERLENGKAPANNYA.
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Kotawaringin Barat;
2. Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusanpemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurutasas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomiseluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara KesatuanRepublik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah KabupatenKotawaringin Barat;
4. Bupati adalah Bupati Kotawaringin Barat;
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten KotawaringinBarat yang selanjutnya disebut DPRD adalah LembagaPerwakilan Rakyat Daerah sebagai untuk penyelenggaraanPemerintahan Daerah;
6. Pelayanan Tera adalah pelayanan berupa pengujian,pengesahan, penjustiran, pembatalan, penelitian, kalibrasiatas alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya.
7. Retribusi Pelayanan Tera adalah biaya yang dipungut atasjasa tera, tera ulang, kalibrasi terhadap alat-alat ukur, takar,timbang dan perlengkapannya, jasa profesi dan pengujian.
8. Alat ukur, alat takar, alat timbang dan perlengkapannya,yang selanjutnya disingkat UTTP adalah alat-alat yangdipergunakan di bidang kemetrologian.
9. Alat ukur adalah alat yang diperuntukan atau dipakai bagipengukuran kuantitas dan/atau kualitas.
10. Alat Takar adalah alat yang diperuntukan atau dipakai bagipengukuran kuantitas atau penakaran .
11. Alat Timbang adalah alat yang diperuntukan atau dipakaibagi pengukuran massa atau penimbangan.
- 5 -
12. Alat Perlengkapan adalah alat yang diperuntukan ataudipakai sebagai pelengkap atau tambahan pada alat ukur,takar dan timbang, yang menentukan hasil pengukuran,penakaran dan penimbangan.
13. Tera adalah suatu kegiatan menandai dengan tanda tera sahatau tanda tera batal yang berlaku atau memberikanketerangan tertulis yang bertanda tera sah atau tanda terabatal yang berlaku, dilakukan oleh Penera berdasarkan hasilpengujian yang dijalankan atas UTTP yang belum dipakai,sesuai persyaratan atau ketentuan yang berlaku.
14. Tera Ulang adalah suatu kegiatan menandai dengan tandatera sah atau tanda tera batal yang berlaku ataumemberikan keterangan tertulis yang bertanda tera atautanda tera batal yang berlaku, dilakukan oleh Peneraberdasarkan hasil pengujian yang dijalankan atas UTTP yangtelah ditera.
15. Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenarankonvensional nilai penunjukan alat ukur dan bahan ukurdengan membandingkan dengan standar ukuran yangmampu telusaur ke standar Nasional dan internasionaluntuk Satuan ukuran.
16. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yangmenurut peraturan perundang-undangan retribusidiwajibkan melakukan pembayaran retribusi.
17. Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah, yang selanjutnydisingkat SPORD adalah surat yang digunakan oleh wajibretribusi untuk melaporkan objek retribusi sebagai dasarpenghiyungan pembayaran retribusi yang terutang menurutperaturan perundang-undangan yang berlaku.
18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnyadisingkat SKRD adalah surat keputusan yang menetapkanbesarnya jumlah retribusi yang terutang.
19. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan,yang selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah suratkeputusan yang menentukan tambahan atas jumlah yangterutang.
20. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yangselanjutny disingkat SKRDLB adalah surat keputusan yangmenentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karenakredit retribusi lebih besar dari pada yang terhutang atautidak seharusnya terutang.
21. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkatSTRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusidan/atau sanksi administrasi bunga dan atau denda.
22. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan ataskeberatan SKRD, SKRDKBT dan SKRDLB yang diajukan olehwajib retribusi.
23. Penjustiran adalah penyesuaian dengan keadaan yangsebenarnya atau mencocokan atau melakukan perbaikanringan dengan tujuan agar alat yang dicocokan ataudiperbaiki itu memenuhi persyaratan tera atau tera ulang.
- 6 -
24. Unjuk kerja adalah kemampuan UTTP untuk menunjukkanhasil yang sebenarnya.
25. Pembinaan dan pengawasan terhadap UTTP dilaksanakanoleh penyidik Pegawai Negeri sipil Perlindungan Konsumenyang kemudian disingkat dengan PPNS-PK.
BAB IINAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
(1) Dengan nama retribusi pelayanan tera, dipungut retribusisebagai pembayaran atas pelayanan jasa tera atau teraulang, kalibrasi atas alat UTTP
(2) Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputibiaya tera dan tera ulang, pengesahan, penjustiran,pembatalan, pemeriksaan, kalibrasi, jasa profesi, biayatambahan untuk alat UTTP.
Pasal 3
(1) Setiap orang atau badan yang memiliki, memakai,menguasai alat UTTP wajib melaksanakan tera atau teraulang sesuai ketentuan yang berlaku.
(2) Objek Retribusi adalah pelayanan tera atau tera ulang, jasakalibrasi atas alat UTTP yang diselenggarakan olehPemerintah Daerah.
Pasal 4
(1) Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yangmenikmati pelayanan tera, tera ulang, jasa kalibrasi atasalat UTTP dari Pemerintah Daerah.
(2) Subjek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan Wajib Retribusi, termasuk pemungut ataupemotong Retribusi.
BAB IIIGOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Retribusi Pelayanan Tera digolongkan sebagai Retribusi JasaUmum.
- 7 -
BAB IVCARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis danfrekwensi pemberian jasa pelayanan dan pembinaan, sertatingkat kesulitan, karakteristik, jenis, kapasitas UTTP, lamanyawaktu dan peralatan yang digunakan.
BAB VPRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN TARIF
Pasal 7
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnyatarif Retribusi ditetapkan dengan memperhatikan biayapenyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuanmasyarakat, aspek keadilan dan efektivitas pengendalianatas pelayanan tersebut.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biayaoperasi dan pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya modal.
BAB VISTRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 8
Struktur dan besarnya tarif retribusi pelayanan tera adalahsebagai berikut:
No Jenis UTTP dan BDKT Satuan
Tera Tera UlangPengujian/
Pengesahan/Pembatalan
(RP)
Pengujian/Pengesahan
1 2 3 4 5
1.A. Biaya Tera dan Tera UlangUKURAN PANJANG :a. Sampai dengan 2 m :
1) Meter dengan pegangan2) Meter meja dari bahan logam3) Meter saku baja4) Salib ukur5) Gauge block6) Micrometer7) Jangka sorong
b. Lebih dari 2 m sampai dengan 10 m :1) Tongkat duga2) Meter saku baja3) Bahan ukur kundang, Depth tape4) Alat ukur tinggi orang5) Komparator
c. Lebih dari 10 m, biaya pada huruf bangka ini ditambah untuk setiap 10 matau bagiannya, atas :1) Bahan ukur kundang, Depth tape
buahbuahbuahbuahbuahbuahbuah
buahbuahbuahbuahbuah
buah
3,000,-5,000,-2,000,-4,000,-5,000,-
10,000,-10,000,-
10,000,-2,000,-
15,000,-5,000,-
30,000,-
45,000,-
2,500,-4,000,-2,500,-7,000,-8,500,-
10,000,-10,000,-
8,500,-4,000,-8,500,-8,500,-
35,000,-
8,500,-
- 8 -
No Jenis UTTP dan BDKT Satuan
Tera Tera UlangPengujian/
Pengesahan/Pembatalan
(RP)
Pengujian/Pengesahan
1 2 3 4 5
2.
3.
4.
5.
6.
2) Komparator
UKURAN PANJANG DENGAN ALATHITUNG (COUNTER METER)
ALAT UKUR PERMUKAAN CAIRAN(LEVEL GAUGE)a. Mekanikb. Elektronik
TAKARAN (BASAH/KERING)a. Sampai dengan 2Lb. Lebih dari 2L sampai 25Lc. Lebih dari 25Ld. Pemaras
TANGKI UKURa. Bentuk Selinder Tegak
1) Sampai dengan 500 KL2) Lebih dari 500 KL dihitung sbb
a) 500 KL pertamab) Selebihnya dari 500 KL sampai
dengan 1000 KL setiap KLc) Selebihnya dari 1000 KL sampai
dengan 2000 KL setiap KLd) Selebinya dari 2000 Kl sampai
10,000 Kl setiap KLe) Selebihnya dari 10,000 KL
sampai 20,000 KL setiap KLf) Selebihnya dari 20,000 Kl setiap
KLBagian – bagian dari KL dihitungsatu KL
b. Bentuk Selinder Datar1) Sampai dengan 500 KL2) Lebih dari 500 KL dihitung sbb
a) 500 KL pertamab) Selebihnya dari 500 KL sampai
1000 KL setiap KLc) Selebihnya dari 1000 KL
sampai 2000 KL setiap KLd) Selebihnya dari 2000 KL
sampai 10,000 KL setiap KLe) Selebihnya dari 10,000 KL
sampai 20,000 KL setiap KLf) Selebihnya dari 20,000 KL
setiap KLBagian – bagian dari Kl dihitungsatu KL
c. Bentuk Bola atau speriodal1) Sampai dengan 500 KL2) Lebih dari 500 KL dihitung sbb:
a) 500 KL pertamab) Selebihnya dari 500 KL
sampai dengan 1,000 KLsetiap KL
TANGKI UKUR GERAKa. Tangki ukur mobil dan tangki wagon
1) Sampai dengan 5 KL2) Lebih dari 5 KL di hitung sbb
a) 5 KL pertamab) Selebihnya dari 5 KL , setiap
5 KL Bagian – bagian dariKL dihitung satu KL
buah
buah
buahbuah
buahbuahbuahbuah
buah
buahbuah
buah
buah
buah
buah
buah
buahbuah
buah
buah
buah
buah
buah
buahbuah
buah
buahbuah
20,000,-
10,000,-
50,000,-100,000,-
1,500,-3,500,-6,000,-
500,-
400,000,-
400,000,-150,-
100,-
80,-
30,-
20,-
500,000,-
500,000,-200,-
150,-
100,-
50-
30,-
800,000,-
800,000,-250,-
50,000,-
50,000,-12,000,-
50,000,-
20,000-
150,000,-250,000,-
2,500,-5,000,-
10,000,-500,-
400,000,-
400,000,-100,-
500,-
150,-
100,-
75,-
500,000,-
500,000,-500,-
200,-
150,-
100,-
75,-
1,000,000,-
1,000,000,-500,-
100,000,-
100,000,-10,000,-
- 9 -
No Jenis UTTP dan BDKT Satuan
Tera Tera UlangPengujian/
Pengesahan/Pembatalan
(RP)
Pengujian/Pengesahan
1 2 3 4 5
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13
14.
15.
b. Tangki Ukur Tongkang, Tangki ukurpindah dan tangki ukur Apung dankapal.1) Sampai dengan 50 KL2) Lebih dari 50 KL dihitung sbb
a) 50 KL pertamab) Selebihnya dari 50 KL s/d 75
KL setiap KKLc) Selebihnya dari 75 KL s/d
100 KL setiap KLd) Selebihnya dari 100 KL s/d
250 KL setiap KLe) Selebihnya dari 250 KL s/d
500 KL setiap KLf) Selebihnya dari 500 KL s/d
1,000 KL setiap KLg) Selebihnya dari 1000 KL s/d
5000 KL setiap KL
ALAT IKUR DARI GELASa. Labu Ukur Buret dan Pipetb. Gelas ukur
BEJANA UKURa. Sampai dengan 50 KLb. Lebih dari 50 KL s/d 100 KLc. Lebih dari 100 KL s/d 200 KLd. Lebih dari 200 KL s/d 500 KLe. Lebih dari 500 KL biaya pada huruf d
angka ini ditambah tiap 1000 KLBagian – bagian dari 1000 KL dihitung1000 KL
METER TAKSI
THERMOMETER
DENSIMETER
VISKOMETER
ALAT UKUR LUAS
ALAT UKUR SUDUT
ALAT UKUR CAIRAN MINYAKa.1 Meter Induk
Untuk setiap media uji1) Sampai dengan 25 m 3/h
Lebih dari 25 m3 /h di hitung sbb:a. 25 m3/h pertamab. Selebihnya dari 25 m3/h s/d
100 m3/h setiap m3/hc. Selebihnya dari 100 m3/h s/d
500 m3/h setiap m3/hd. Selebihnya dari 500 m3/h
setiap m3/hBagian – bagian dari m3/h dihitung satum3/h.a.2 Meter Kerja
Untuk setiap media Uji1) Sampai dengan 15 m3/h di hitung
sbb:a. 15 m3/h pertamab. Selebihnya dari 15 m3/h s/d
100 m3/h setiap m3/h
buah
buahbuah
buah
buah
buah
buah
buah
buahbuah
buahbuahbuahbuahbuah
buah
buah
buah
buah
buah
buah
buah
buahbuah
buah
buah
buah
buahbuah
160,000,-
160,000,-2,200,-
1,000,-
700,-
500,-
200,-
50,-
10,000,-6,000,-
25,000,-70,000,-80,000,-
100,000,-30,000,-
20,000,-
15,000,-
15,000,-
30,000,-
6,000,-
6,000,-
80,000,-
80,000,-3,600,-
1,800,-
900,-
42,000,-
42,000,-2,600,-
1,000,000,-
1,000,000,-5,000,-
2,500,-
1,500,-
1,000,-
750,-
500
35,000,-30,000,-
35,000,-40,000,-60,000,-90,000,-25,000,-
20,000,-
25,000,-
25,000,-
25,000,-
25,000,-
25,000,-
150,000,-
150,000,-6,000,-
3,000,-
1,500,-
60,000,-
60,000,-2,000,-
- 10 -
No Jenis UTTP dan BDKT Satuan
Tera Tera UlangPengujian/
Pengesahan/Pembatalan
(RP)
Pengujian/Pengesahan
1 2 3 4 5
16
17.
c. Selebihnya dari 100 m3/h s/d500 m3/h setiap m3/h
d. Selebihnya 500 m3/h setiapm3/h
Bagian –bagian m3/h dihitung satu m3/ha.3 Pompa Ukur
Untuk setiap badan ukur
ALAT UKUR GASa. Meter Induk
1) Sampai dengan 100 m3/hLebih 100 m3/h di hitung sbb:a. 100 m3/h pertamab. Selebihnya dari 100 m3/h s/d
500 m3/h setiap m3/hc. Selebih dari 500 m3/h s/d
1,000 m3/h setiap m3/h.d. Selebih dari 1,000 m3/h s/d
2,000 m3/h setiap m3/he. Selebih dari 2,000 m3/h setiap
m3/hBagian – bagian dari m3/h di hitung satum3/h
b. Meter Kerja1) Sampai dengan 50 m3/h
Lebih dari 50 m3/h di hitung sbb:a. 50 m3/h pertamab. Selebihnya dari 50 m3/h
sampai dengan 500 m3/hsetiap m3/h
c. Selebihnya dari 500 m3/hsampai dengan 1,000 m3/hsetiap m3/h
d. Selebihnya dari 1,000 m3/hsampai dengan 2,000 m3/hsetiap m3/h
e. Selebihnya dari 2,000 m3/hsetiap m3/h
Bagian – bagian dari m3/h dihitung satum3/h
c. Meter gas orifice dan sejenisnya(merupakan satu system/ unit alatukur)
d. Perlengkapan meter gas orifice (jikadiuji tersendiri), setiap alatperlengkapan
e. Pompa ukur Bahab Bakar Gas (BBG),Elpiji untuk setiap badan ukur
METER AIRa. Meter Induk
1) Sampai dengan 15 m3/h2) Lebih dari 15 m3/h sampai dengan
100 m3/h3) Lebih dari 100 m3//h
b. Meter Kerja1) Sampai dengan 3 m3/h2) Lebih dari 3 m3/h sampai dengan
10 m3/h3) Lebih dari 10 m3/h sampai dengan
100 m3/h4) Lebih dari 100 m3/h
buah
buah
buah
buah
buahbuah
buah
buah
buah
buah
buahbuah
buah
buah
buah
buah
buah
buah
buahbuah
buah
buahbuah
buah
buah
2,400,-
1,200,-
60,000,-
80,000,-
80,000,-400,-
200,-
100,-
40,-
4,000,-
4,000,-50,-
45,-
40,-
25,-
200,000,-
50,000,-
40,000,-
40,000,-80,000,-
150,000,-
1,000,-10,000,-
20,000,-
20,000,-
1,000,-
500,-
50,000,-
150,000,-
150,000,-500,-
200,-
100,-
50,-
60,000,-
60,000,-50,-
30,-
20,-
15,-
500,000,-
100,000,-
100,000,-
50,000,-100,000,-
150,000,-
4,000,-8,000,-
12,000,-
16,000,-
- 11 -
No Jenis UTTP dan BDKT Satuan
Tera Tera UlangPengujian/
Pengesahan/Pembatalan
(RP)
Pengujian/Pengesahan
1 2 3 4 5
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
METER CAIRAN MINUM SELAIN AIRa. Meter induk
1) Sampai dengan 15 m3/h2) Lebih dari 15 m3/h sampai dengan
100 m3/h3) Lebih dari 100 m3/h
b. Meter Kerja1) Sampai dengan 15 m3/h2) Lebih dari 15 m3/h sampai
dengan100 m3/h3) Lebih dari 100 m3/h
PEMBATAS ARUS AIR
ALAT KOMPENSASI SUHU (ATC)/TEKANAN KOMPENSASI LAINNYA.
METER PROVERa. Sampai dengan 2,000 Lb. Lebih dari 2,000 L sampai 10,000c. Lebih dari 10,000 L
Meter Prover yang mempunyai 2 (dua)seksi atau lebih, maka setiap seksidihitung sebagai satu alat ukur.
METER ARUS MASSAa. Meter Kerja
Untuk setiap Jenis media uji:1) Sampai dengan 15 kg/min2) Lebih dari 15 kg/min
a) 15 kg/min pertamab) Selebihnya dari 15 kg/min
sampai dengan 100 kg/min,setiap kg/min
c) Selebihnya dari 100 kg/min,dengan 500 kg/min, setiapkg/min
d) Selebihnya dari 500 kg/minsampai dengan 1,000 kg/min,setiap kg/min.
e) Selebihnya dari 1,000 kg/minsetiap kg/min
Bagian – bagian dari kg/mindihitung satu kg/min.
ALAT UKUR PENGISI (FILLINGMACHINE)Untuk setiap jenis media:1. Sampai dengan 4 alat pengisi2. Selebihnya dari 4 alat pengisi, setiap
alat pengisi
METER LISTRIK (Meter kWh)a. Meter Induk
1) 3 (tiga) phasa2) 1 (satu) phasa
b. Meter kerja kelas 2:1) 3 (tiga) phasa2) 1 (satu) phasa
c. Meter Kerja kelas I, kelas 0,5:1) 3 (tiga) phasa2) 1 (satu) phasa
buahbuah
buah
buahbuah
buah
buah
buah
buahbuahbuah
buah
buahbuah
buah
buah
buah
buahbuah
buahbuah
buahbuah
buahbuah
60,000,-100,000,-
80,000,-
4,500,-15,000,-
42,000,-
4,000,-
90,000,-
100,000,-200,000,-300,000,-
15,000,-
15,000,-80,-
50,-
30,-
15,-
32,000,-7,500,-
40,000,-12,000,-
3,000,-1,000,-
5,000,-1,500,-
100,000,-145,000,-
172,000,-
10,000,-13,750,-
55,000,-
12,500,-
100,000,-
500,000,-750,000,-
1,000,000,-
60,000,-
60,000,-2,000,-
1,000,-
500,-
250,-
100,000,-25,000,-
92,500,-28,500,-
7,300,-2,500,-
12,000,-3,400,-
- 12 -
No Jenis UTTP dan BDKT Satuan
Tera Tera UlangPengujian/
Pengesahan/Pembatalan
(RP)
Pengujian/Pengesahan
1 2 3 4 5
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Meter energi listrik lainnya, biayapemeriksaan, pengujian, peneraan ataupenera ulangan dihitung sesuai denganjumlah kapasitas menurut tariff padaangka 27 huruf a, b dan c
PEMBATAS ARUS LISTRIK
STOP WATCH
METER PARKIR
ANAK TIMBANGANa. Ketelitian sedang dan biasa (kelas M2
dan M3)1) Sampai dengan 1 kg2) Lebih dari 1 kg sampai dengan 5
kg3) Lebih dari 5 kg sampai dengan 50
kg
b. Ketelitian halus (kelas F2dan MI)1) Sampai dengan 1 kg2) Lebih dari 1 kg sampai dengan 5
kg3) Lebih dari 5 kg sampai dengan 50
kg
c. Ketelitian Khusus (Kelas E2 dan F1)1) Sampai dengan 1 kg2) Lebih dari 1 kg sampai dengan 5
kg3) Lebih dari 5 kg sampai dengan 50
kg
TIMBANGANa. Sampai dengan 3,000 kg
1) Ketelitian sedang dan biasa (kelasIII dan IV)a. Sampai dengan 25 kgb. Lebih dari 25 kg sampai
dengan 150 kgc. Lebih dari 150 kg sampai
dengan 1,000 kgd. Lebih dari 1,000 kg sampai
dengan 3,000 kge. Lebih dari 1,000 kg sampai
dengan 3,000 kg
2) Ketelitian halus (kelas II)a) Sampai dengan 1 kgb) Lebih dari 1 kg sampai dengan
25 kgc) Lebih dari 25 kg sampai
dengan 100 kgd) Lebih dari 100 kg sampai
dengan 1,000 kge) Lebih dari 1,000 kg sampai
dengan 3,000 kg
3) Ketelitian khusus (kelas I)
b. Lebih dari 3,000 kg1) Ketelitian sedang dan biasa, setiap
ton2) Ketelitian khusus dan halus setiap
ton
buah
buah
buah
buahbuah
buah
buahbuah
buah
buahbuah
buah
buahbuah
buah
buah
buah
buahbuah
buah
buah
buah
buah
buah
buah
1,000,-
1,000,-
6,000,-
300,-600,-
1,000,-
1,000,-2,000,-
5,000,-
5,000,-7,500,-
10,000,-
4,500,-5,000,-
8,000,-
10,000,-
30,000,-
20,000,-24,000,-
28,000,-
32,000,-
40,000,-
75,000,-
4,000,-
5,000,-
500,-
10,000,-
20,000,-
600,-1,500,-
2,500,-
2,500,-5,000,-
12,500,-
20,000,-35,000,-
50,000,-
6,000,-8,000,-
10,000,-
15,000,-
50,000,-
50,000,-75,000,-
100,000,-
150,000,-
200,000,-
400,000,-
10,000,-
20,000,-
- 13 -
No Jenis UTTP dan BDKT Satuan
Tera Tera UlangPengujian/
Pengesahan/Pembatalan
(RP)
Pengujian/Pengesahan
1 2 3 4 5
31.
32.
33.
34.
c. Timbangan ban berjalan1) Sampai dengan 100 ton/h2) Lebih dari 100 ton/h sampai
dengan 500 ton/h3) Lebih besar dari 500 ton/h
d. Timbangan dengan dua skala (multirange) atau lebih, dan dengan sebuahalat penunjuk yang penunjukannyadapat diprogram untuk penggunaansetiap skala timbangan biaya,pengujian, peneraan atau peneraulangannya dihitung sesuai denganjumlah lantai timbangan dankapasitas masing – masing sertamenurut tariff pada angka 33 a, b danc
a. Dead Weight Testing Machine1) Sampai dengan 100 kg/cm2
2) Lebih dari 100 kg/cm2 sampaidengan 1,000 kg / cm2
3) Lebih dari 1,000 kg / cm2
b. 1) Alat Ukur tekanan Darah2) Manometer Minyak
a) Sampai dengan100 kg/cm2
b) Lebih dari 100 kg / cm2 sampaidengan 1,000 kg / cm2
c) Lebih dari 1,000 kg / cm2
3) Pressure Calibrator
4) Pressure Recordera) Sampai dengan 100 kg / cm2
b) Lebih dari 100 kg / cm2 sampaidengan 1,000 kg / cm2
c) Lebih dari 1,000 kg / cm2
PENCAP KARTU (Printer / Recorder)OTOMATIS
METER KADAR AIRa. Untuk biji – bijian tidak mengandung
minyak setiap komoditib. Untuk biji – bijian mengandung
minyak, kapasc. Untuk kayu dan komoditi lain, setiap
komoditi
Selain UTTP tersebut pada angka 1sampai dengan 36, atau benda / barangbukan UTTP yang atas permintaanuntuk di ukur, ditakar, ditimbang setiapjam dan bagian dari jam dihitung 1 jam
buahbuah
buah
buahbuah
buah
buah
buahbuah
buah
buah
buahbuah
buah
buah
buah
buah
buah
buah
200,000,-400,000,-
600,000,-
5,000,-10,000,-
15,000,-
6,000,-
15,000,-5,000,-
5,000,-
7,500,-
10,000,-20,000,-
5,000,-
4,000,-
20,000,-
30,000,-
40,000,-
12,000,-
500,000,-750,000,-
1,000,000,-
15,000,-5,000,-
35,000,-
20,000,-
25,000,-35,000,-
40,000,-
60,000,-
25,000,-35,000,-
55,000,-
25,000,-
20,000,-
25,000,-
30,000,-
15,000,-
- 14 -
1 2 3 4 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
B. Biaya penelitian dalam rangka ijintype dan ijin type tanda pabrikatau pengukuran ataupenimbangan lainnya yang jenistertentu pada point A.
C. Biaya Tambahan
UTTP yang memiliki konstruksitertentu yaitu:a. Timbangan milisimal, sentisimal,
decimal bobot ingsut dantimbangan pegas yangkapasitasnya sama dengan ataulebih 25 kg
b. Timbangan cepat, pengisi (curah)dan timbangan pencampuranuntuk semua kapasitas
c. Timbangan elektronik untuksemua kapasitas
UTTP yang memerlukan pengujiantertentu disamping pengujian yangbiasa dilakukan terhadap UTTPtersebut
UTTP yang ditanam
UTTP yang mempunyai sifat danatau konstruksi khusus
UTTP termasuk anak timbangan,yang ditanam tetapi terkumpuldalam suatu tempat dengan jumlahsekurang – kurangnya lima pesawatUTTP
UTTP termasuk anak timbangan,yang tidak ditanam tetapi terdapatdi tempat UTTP yang mempunyaisifat dan atau kontruksi khusus.
Jam
buah
buah
buah
buah
buah
buah
buah
buah
7,500,-
100 %dari tarifyangtercantum padapoint A
150%dari tarifyangtercantum padapoint A
200%dari tarifyangtercantum padapoint A
100%dari tarifyangtercantum padapoint A
10% daritarif yangtercantum padapoint A
25% daritarif yangtercantum padapoint A
50% daritarif yangtercantum padapoint A
50% daritarif yangtercantum padapoint A
MinimalRp. 15.000,-
MaksimalRp. 1.000.000,-
- 15 -
Pasal 9
(1) Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.
(2) Peninjauan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan dengan memperhatikan indeks hargadan perkembangan perekonomian.
(3) Perubahan struktur dan besarnya tarif sebagai akibatpeninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (2)ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
BAB VIIWILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 10
Retribusi yang terutang dipungut di wilayah
BAB VIIIMASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 11
(1) Masa Retribusi adalah waktu yang lamanya ditetapkansesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yangberlaku.
(2) Masa Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidakberlaku apabila UTTP mengalami perubahan fisik atau datasehingga mengalami perubahan unjuk kerja.
Pasal 12
Saat Retribusi terutang terjadi pada saat diterbitkan SKRD.
BAB IXSURAT PENDAFTARAN
Pasal 13
(1) Wajib retribusi mengisi SPdORDP atau dokumen lain yangdipersamakan;
(2) SPdORD sebagaimanan dimaksud pada ayat (1) harus diisidengan jelas, benar dan lengkap serta ditanda tangani olehwajib Retribusi atau kuasanya
(3) Bentuk, isi, serta tata cara pengisian dan penyampaianSPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkanoleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk
- 16 -
BAB XPENETAPAN DAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI
Pasal 14
(1) Berdasarkan SPdORD sebagaimana dimaksud dalam Pasal13 ditetapkan retribusi terutang dengan menerbitkan SKRD.
(2) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.
(3) Retribusi dipungut berdasarkan SKRD atau dokumen lainyang dipersamakan.
(4) Bentuk, isi, dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumenlain yang dipersamakan ditetapkan dengan PeraturanBupati.
BAB XITATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 15
(1) Pembayaran retribusi harus dilakukan tunai / lunas.
(2) Retribusi dibayar dengan menggunakan SKRD atau dokumenlain yang dipersamakan.
(3) Retribusi terutang dilunasi paling lambat 15 (lima belas) harisejak diterbitkan SKRD atau dokumen lain yangdipersamakan.
(4) Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Daerah atau tempatlain yang ditunjuk oleh Bupati sesuai waktu yangditentukan.
(5) Apabila pembayaran retribusi dilakukan di tempat lain yangditunjuk, hasil penerimaan retribusi harus disetor ke KasDaerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktuyang ditentukan oleh Bupati.
(6) Apabila pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat waktuyang ditentukan sebagaimana dimaksud ayat (3), makadikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 %setiap bulan dari retribusi yang terutang dan/atau kurangdibayar, dan ditagih dengan menggunakan STRD.
(7) Tata cara pembayaran, penyetoran, dan tempat pembayaranretribusi diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 16
(1) Bupati atau pejabat yang memberikan persetujuan kepadaWajib Retribusi untuk mengangsur retribusi terutang dalamkurun waktu tertentu setelah memenuhi persyaratan yangditentukan.
- 17 -
(2) Angsuran pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud padaayat (1) Pasal ini harus dilakukan secara teratur danberturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2% (duaperseratus) sebulan dari jumlah retribusi yang belum ataukurang bayar.
(3) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikanpersetujuan kepada Wajib Retribusi unyuk menundapembayaran sampai batas waktu yang ditentukan setelahmemenuhi persyaratan yang ditentukan yang dikenakanbunga sebesar 2% (dua perseratus) dari jumlah retribusiyang belum atau kurang bayar.
(4) Pembayaran secara angsuran dan/atau penundaanpembayaran dapat diberikan dengan melihat kemampuanWajib Retribusi.
(5) Tata cara pembayaran angsuran dan penundaanpembayaran Retribusi diatur lebih lanjut dengan PeraturanBupati.
BAB XIISANKSI ADMINISTRASI
Pasal 17
Dalam hal wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunyaatau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupabunga 2 % (dua persen) setiap bulan dari retribusi yangterutang dan/atau kurang dibayar, dan ditagih denganmenggunakan STRD.
BAB XIIIPENAGIHAN RETRIBUSI
Pasal 18
(1) Apabila wajib retribusi tidak membayar atau kurangmembayar retribusi yang terutang sebagaimana dimaksuddalam Pasal 15 ayat (6), Bupati atau Pejabat yang ditunjukdapat melaksanakan penagihan atas retribusi yang terutangdengan menggunakan STRD atau surat lain yang sejenis.
(2) Penagihan Retribusi Terutang sebagaimana dimaksud padaayat (1) didahului dengan Surat Teguran.
(3) STRD atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakanpelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo.
(4) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah STRD atau surat lainyang sejenis dikeluarkan, wajib retribusi harus melunasiretribusi yang terutang.
- 18 -
(5) Tata cara pelaksanaan penagihan Retribusi diatur lebihlanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB XIVTUNGGAKAN RETRIBUSI
Pasal 19
Dalam hal wajib Retribusi tidak melaksanakan Retribusisebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, ditindaklanjuti sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB XVKEBERATAN
Pasal 20
(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepadaBupati atau pejabat yang ditunjuk.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesiadengan disertai alasan-alasan yang jelas.
(3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan atasketetapan retribusi, Wajib Retribusi harus dapatmembuktikan ketidak benaran ketetapan retribusi tersebut.
(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2(dua) bulan sejak SKRD, SKRDKBT dan SKRDLB diterbitkan,kecuali apabila Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukanbahwa jangka waktu itu tidak dipenuhi karena keadaandiluar kekuasaannya.
(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), tidak dianggap sebagaisuatu keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan.
(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayarRetribusi dan pelaksanaan penagihan Retribusi.
Pasal 21
(1) Dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejaktanggal surat keberatan diterima Bupati harus memberiKeputusan atas keberatan yang diajukan.
(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerimaseluruhnya atau sebagian, menolak atau menambahbesarnya Retribusi yang terutang.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),telah lewat dan Bupati tidak memberikan suatu Keputusan,maka keberatan yang diajukan tersebut dianggapdikabulkan.
- 19 -
BAB XVIPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 22
(1) Atas kelebihan retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukanpermohonan pengembalian kepada Bupati.
(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejakditerimanya permohonan kelebihan pembayaran retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberikankeputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2),telah dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatukeputusan, permohonan pengembalian Retribusi dianggapdikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangkawaktu paling lama 2 (dua) bulan.
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi lainnya,kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud padaayat (1), langsung diperhitungkan untuk melunasi hutangretribusi tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimanadimaksud pada ayat (1), dilakukan dalam jangka waktupaling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.
(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran Retribusidilakukan setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Bupatimemberikan imbalan bunga sebesar 2 % (dua porsen)sebulan atas Keterlambatan pembayaran kelebihanRetribusi.
Pasal 23
(1) Permohonan Pengembalian kelebihan pembayaran retribusidiajukan secara tertulis kepada Bupati dengan dukungansekurang – kurangnya menyebutkan :a. Nama dan Alamat Wajib Retribusi;b. Masa retribusi;c. Besarnya Kelebihan Pembayaran;d. Alasan yang jelas dan singkat.
(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusidisampaikan secara langsung atau melalui Pos tercatat.
(3) Bukti penerimaan oleh Pejabat Daerah atau buktipengiriman pos tercatat merupakan bukti saat permohonanditerima oleh Bupati.
Pasal 24
(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan denganmenerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Retribusi(SPMKR).
- 20 -
(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi dipertimbangkandengan utang retribusi lainnya sebagaimana dimaksuddalam Pasal 22 ayat (4), Pembayaran dilakukan dengan carapemindah bukuan atau bukti pemindah bukuan jugaberlaku sebagai bukti pembayaran.
BAB XVIIPENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 25
(1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan danpembebasan retribusi.
(2) Pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasanretribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikandengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi.
(3) Tata Cara pemberian pengurangan, keringanan danpembebasan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),ditetapkan oleh Bupati.
BAB XVIIIKADALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 26
(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadikedaluwarsa setelah melampaui waktu 3 (tiga) tahunterhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali jika WajibRetribusi melakukan tindak pidana di bidang Retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) tertangguh jika:a. diterbitkan Surat Teguran; ataub. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi, baik
langsung maupun tidak langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejaktanggal diterimanya Surat Teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusidengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utangRetribusi dan belum melunasinya kepada PemerintahDaerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsungsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapatdiketahui dari pengajuan permohonan angsuran ataupenundaan pembayaran dan permohonan keberatan olehWajib Retribusi.
- 21 -
Pasal 27
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karenahak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapatdihapuskan.
(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan PiutangRetribusi Daerah yang sudah kedaluwarsa sebagaimanadimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudahkedaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XIXPEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 28
Pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan PeraturanDaerah ini dilakukan oleh PPNS-PK dan secara teknisoperasional dilakukan oleh Dinas Perindustrian danPerdagangan.
BAB XXKETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 29
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkunganPemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagaiPenyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah, sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang Hukum Acara Pidana.
(2) Penyidik sebagaimana pada ayat (1) adalah Pejabat PegawaiNegeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yangdiangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah :a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti
keterangan atau laporan berkenaan dengan tindakpidana dibidang retribusi agar keterangan atau laporantersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keteranganmengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaranperbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindakpidana dibidang retribusi daerah tersebut;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang ataubadan sehubungan dengan tindak pidana dibidangretribusi daerah;
d. memeriksa buku, catatan dan dokumen lain berkenaandengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;
- 22 -
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahanbukti dari pembukuan, pencatatan, dan dokumen lainserta melakukan penyitaan terhadap bahan buktitersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaantugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusidaerah;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorangmeninggalkan ruangan atau tempat pada saatpemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksaidentitas orang, benda dan/atau dokumen yang dibawa;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindakpidana dibidang retribusi daerah;
i. memanggil seseorang untuk didengar keterangannya dandiperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atauk. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerahsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukandimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikankepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat PolisiNegara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yangdiatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
BAB XXIKETENTUAN PIDANA
Pasal 30
(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannyasebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) sehinggamerugikan keuangan daerah, diancam pidana kurunganpaling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak 3 (tiga)kali jumlah retribusi terutang.
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalahpelanggaran.
(3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakanpenerimaan negara.
BAB XXIIINSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 31
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Retribusi Daerahdapat diberi insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah.
- 23 -
(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati.
BAB XXIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 32
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal 1 Pebruari
2012.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat.
Ditetapkan di Pangkalan Bunpada tanggal 25 Januari 2012
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,
UJANG ISKANDAR
Diundangkan di Pangkalan Bunpada tanggal 25 Januari 2012
Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATENKOTAWARINGIN BARAT,
MASRADIN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2012NOMOR :
PENJELASANATAS
PERATURAN DERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
NOMOR 20 TAHUN 2012
TENTANG
RETRIBUSI PELAYANAN TERA /TERA ULANG ALAT UKURTAKAR TIMBANG DAN PERLENGKAPANNYA
I. PENJELASAN UMUM
Untuk meningkatkan pelayanan teknis kemetrologian kepadamasyarakat khususnya dalam rangka perlindungan terhadapmasyarakat ( konsumen ) terutama dalam menggunakan alat ukur,takar, timbang dan perlengkapannya ( UTTP ) perlu dilakukan tera dantera ulang serta pengawasan dan penyuluhan tentang alat ukur, takar,timbang dan perlengkapannya ( UTTP ) yang dipergunakan dalammelakukan transaksi – transaksi dalam dunia perdagangan.
Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat merupakan pemberianjasa umum sehingga perlu dipungut biaya terhadap pelayanan yangdiberikanserta merupakan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) yangnantinya akan digunakan dalam rangka meningkatkan pelayananteknis kemetrologian di Kabupaten Kotawaringin Barat.
Dalam rangka pungutan retribusi pelayanan teknis kemetrologianterhadap pemilik dan atau pemakai dan atau pemegang kuasa alatukur, takar, timbang dan perlengkapannya (UTTP), oleh DinasPerindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Baratdipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Daerah tentangRetribusi Teradan Tera Ulang alat ukur, takar, timbang danperlengkapannya (UTTP) di Kabupaten Kotawaringin Barat sebagaipedoman / dasar bagi instansi pelaksana penarikan Retribusi TeradanTera ulang alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya terhadappemilik dan atau pemakai dan atau pemegang kuasa UTTP yangwajibTera dan atau tera ulang.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1.Pengertian – pengertian dan istilah yang dipakai dalamperaturan daerah ini ialah untuk menghindari kemungkinandari salah tafsir.
Pasal 2.Cukup jelas
Pasal 3Cukup jelas
- 2 -
Pasal 4Cukup jelas
Pasal 5Cukup jelas
Pasal 6Cukup jelas
Pasal 7Cukup jelas
Pasal 8Cukup jelas
Pasal 9Cukup jelas
Pasal 10Retribusi yang terhutang dipungut di wilayah KabupatenKotawaringin Barat.
Pasal 11Ayat (1)Masa Retribusi dilakukan 1 (satu) tahun sekali kecuali alatukur yang memiliki kontruksi tertentu Yaitu :- Alat – alat ukur dari gelas yang mengalami retak atau rusak.- 10 (sepuluh ) tahun sekali untuk Merk kWh 1 (satu) fasedan
3 (tiga) fase- 5 ( lima ) tahun sekali untuk Tangki Ukur Apung dan Tangki
Ukur Tetap- 5 (lima ) tahun sekali untuk Meter Gas Tekanan dan Meter
Air RumahTangga- 2 ( dau ) tahun sekali untuk Meter Prover dan Bejana Khusus
untuk menguji meter prover.
Pasal 12Cukup jelas
Pasal 13Cukup jelas
Pasal 14Cukup jelas
Pasal 15Cukup jelas
Pasal 16Cukup jelas
Pasal 17Cukup jelas
- 3 -
Pasal 18Cukup jelas
Pasal 19Cukup jelas
Pasal 20Cukup jelas
Pasal 21Cukup jelas
Pasal 22Cukup jelas
Pasal 23Cukup jelas
Pasal 24Cukup jelas
Pasal 25Cukup jelas
Pasal 26Cukup jelas
Pasal 27Cukup jelas
Pasal 28Cukup jelas
Pasal 29Cukup jelas
Pasal 30Cukup jelas
Pasal 31Cukup jelas
Pasal 32Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARATNOMOR : 25
Top Related