Download - Pemeriksaan lutut

Transcript

1. Anatomi

Dalam hal ini penulis akan membahas beberapa sistem yaitu: 1) sistem tulang, 2) sistem sendi, 3) sistem otot, 4) sistem syaraf, 5) sistem darah.

1.1. Sistem Tulang1.1.1 Os. FemurOs. Femur merupakan tulang panjang dalam tubuh, yang dibagi atas caput, corpus, dan collum dengan distal dan proximal. Tulang ini bersendi dengan ocetabulum dalam struktur persendian panggul dan bersendi dengan tulang tibia pada sendi lutut (Syaifudin, 1995: 32).Tulang paha ini termasuk tulang panjang dan terbesar pada tubuh yang merupakan seperempat panjang tubuh. Tulang ini terdiri dari 3 bagian yaitu: epiphysis, diaphysis, dan epiphysis distalis.Epiphysis proximalis membuat bulatan dua pertiga bagian bola disebut caput femoris yang punya facies articularis untuk bersendi dengan acetabulum, ditengahnya terdapat cekungan yang disebut fovea capatis. Caput melanjutnya diri sebagai collum femoris, yang kemudian di sebelah lateral membulat yang disebut trochantor minor. Dilihat dari depan, kedua bulatan mayor dan minor ini dihubungkan oleh rigi disebut crista intertrochanterica dilihat dan belakang pula, maka disebelah tengah trochantor mayor terdapat cekungan fossa trochanterica. Diaphysis merupakan bagian yang panjang disebut corpus.Penampang melintang merupakan sepertiga dengan basis menghadap ke depan pada diaphysis mempunyai 3 dataran yaitu facies medialis, facies lateralis dan facies anterior. Batas antara facies medialis dan lateralis nampak di bagian belakang berupa garis yang disebut linea aspera, yang dimulai dari bagian proximal dengan tonjolan kasar yang disebut tuberositas glutea, kemudian linea ini terbagi menjadi dua bibir yaitu labium mediale dan labium laterale. Linea mediale sendiri merupakan lanjutan dari linea intertrohanterica. Lineaaspera bagian distal membentuk segitiga yang yang disebut planum popliteum. Dari trochantor minor terdapat suatu garis disebut linea pectinea. Pada dataran belakang terdapat foramen nutricium,labium. mediale atau laterale disebut linea supracondylaris medialisatau laterale.Epiphysis distalis merupakan bulatan sepasang yang disebut condylys medialis dan condylus lateralis. Disebelah proximalis tonjolan ini terdapat masing-masing sebuah bulatan kecil disebut epicondylus medialis dan epicondylus lateralis. Epicondylus ini merupakan akhir perjalanan linea aspera yang melebar ke lateral disebut facies patellaris untuk bersendi dengan os patella, dilihat dari belakang, diantara condylus terdapat cekungan yang disebut fossa intercondyloid kemudian di bagian proximalnya terdapat garis yang disebut linedintercondyloi. Gambar 2.1

Tulang Femur (Putz and Pabst, 2000)2) Os. Patella

Terbentuknya secara desimal, patella berbentuk segitiga dengan basis menghadap proximal dan apex terarah distal. Dataran muka berbentuk konvek dan dataran belakang mempunyai dataran sendi yang terbagi dua oleh crista sehingga ada dua dataran sendi yaitu facies articularis lateralis yang lebar dan facies articularis medialis yang sempit.Pemeriksaan lututMula-mula, analisislah gaya berjalan pasien ketika ia masuk kekamar pemeriksaan. Ayunan ekstensi atau fleksi harus halus dan mantab. Perhatikan apakah ada pembengkaan bursa setempat, pembengkaan umum atau intar-artikuler. Perhatikanlah kantur otot, apakah simetris aau tidak, dan mintalh pasien untuk berdiri tegak. Lutut yang sedikit difleksikan pada satu sisi mengarah kepad proses patologik pada sisi tersebut. Lutut lebih mudah dipalpasi jika ia difleksikan 90. Pasien yang harus bebaring terlentang di tempat tidur harus menempatkan lututnya 90. Letakkanlah tangan anda pada lutut sehingga jari-jari tangan anda membentuk lengkungan di sekitar daerah poplitea posterior. Palpasilah jaringan lunak dan tulang di bagian anerior dengan kedua ibu jari tangan. Setelah mengenali patela dan tendon infrapatela. Doronglah kedua ibu jari anda ke dalam cekungan jaringan lunak pada kedua sisi patela. Palpasilah plateu tibial medial medialis, tuberkulum tibia, kondilus femoralismedial, tuberkulum aduktor, plateu tibial lateral, tuberkulum lateral dan epikondilus dan kaput fibula. Selanjutnya , palpasi dan perhatikan otot, tendon, dan daerah bursa. Di bagian anterior, palpasilah quadriseps, tenso infrapatela, bursa infra patela superfisial, bursa prapatela, dan bursa pes anserinus. Rotasikanlah kaki ke medial dan palpasilah meniskus medial dan ligamentum kolateral medial, tendo sartorius, grasilis dan semi tendinosus()

Fleksikanlah lutut sedikit saja dan palpasilah meniskus lateral, ligamentum kolaeral lateral, dan tendo biseps femoralis. Di bagian posterior, palpasilah tendo bisep femoris sepanjang batas lateral superior fossa poplitea. Palpasilah muskulus gastroknemius dan arteri poplitea. Lakukanlah penekanan lateral pada lutut dan palpasilah celah sendi, yang menunjukkan terganggunya ligamen kolateral. Lakukanlah stess vagus atau varus dan perhatikan serta palpasilah daerah-daerah meniskus seperti yang di prlihatkan dalam gambar .... periksalah keutuhan ligamentum krusiatum dengan tes tarikan anterior dan posterior. Lakukanlah penekanan ke anterior dan posterior pada tibia seperti pada gambar 16.14.

Meniskus medial mengalami lebih banyak trauma ketimbang meniskus lateral. Kalau terjadi robean pada meniskus mdial, akan timbul nyeri tekan pada garis sendi. Jika ligamentum kolateral medial terpisah, nyerinya akan di temukan di kondilus femoral. Tes Mc Murray dapat dipakai untuk ebih mencirikan robekan meniskus. Fleksikanlah lutut dan dengan satu tangan mempalpasi garis sendi, peganglah tumit kaki dengan tangan lainnya dengan bola kaki pada pergelangan tangan anda. Rotasikan lateral kaki memeriksa kornu poserior meniskus medial. Rotasi medial kaki memeriksa kornu posterior meniskus lateral. Tes ini positif kalau tindakan ini menimbulkan klik yang dapat di palpasi(g.16.15).

Efusi lutut lazim terjai pada cedera dan artritis. Kalau efusinya besar, inspeksi saja sudah dapat memperlihatkannya. Efusi sedang harus dibedakan dengan penebalan sinovial. Kapsul sendi lutut yang sejati memanjang sampai ke atas patela sebagai kantong suprapatela. Cairan mengalir dengan bebas sanpai dalam kantong ini. Tekanlah daerah ini dengan satu tangan dan lakukkanlah ballotement patella. Jika ada cairan, akan timbul tanda ketukan patella sebagai bunyi klik ketika paela memukul femur (g.16.16).

Palpasilah kedua ptela secara serentak. Pada efusi, akan teraba gelombang cairan yang sejati. Pada sinovium yang lunak dan tebal, tekanan ini mungkin dihantarkan, tetapi jauh brbeda dengan gelombang cairan. Mungkin dapat ditemukan sejumlah kecil cairan. Sinarilah patela dari atas sehingga resesus medial di bawah patela terletak di dalam banyangan. Dengan berhati-hati dan berlahan-lahan urutlah kantong suprapatella ke bawah dan akan terbentuk tonjolan yang bergerak turun naik kedalam resesus ini ketika cairannya mendorong keluar (16.17).

Kapsul sendi tidak memanjang ke dalam ruang poplitea kecuali menderita penyakit. Robekan kapsul ditemukan sebagai kista Baker, suatu masa berfluktuasi di dalam fossa poplitea. Mintalah pasien untuk berdiri agar lesi ini diperlihatkan dengan jelas. Palpasilh lesi ini dengan hati-hati untuk membedakan dengan aneurisma arteri poplitea.Akhirnya , periksalah rentang gerakan aktif dan pasif. Mintalah pasien untuk berjongkok dan menekuk lutut dalam-dalam. Kemudian mintalah pasien tersebut untuk duduk diatas meja periksa kembali dan lakukan fleksi dan ekstesi tungkai.carilah usaha untuk menghentikan pada gerakan ekstensi 10 terakhir, suatu tanda gangguan sendi. Periksalah rotasi interna dan eksterna seperti yag diuraikan diatas.