ISBN No. 978-979-18342-0-9
D-177
PEMBUATAN PAVING BLOCK DENGAN STABILITAS LUSI DAN PASIR DENGAN AYAKAN SERTA ABU BATU DENGAN PENAMBAHAN VARIASI SEMEN
ABSTRAK
Oleh: Endang Kasiati , Boedi Wibowo
Dosen Diploma Teknik Sipil FTSP – ITS e-mail: [email protected]
Didin Setiawan
Paving merupakan salah satu alternatif bahan bangunan yang banyak memiliki nilai
positif. Dari segi pemasangan atau pengerjaan paving jauh lebih mudah dan relatif lebih cepat
dibanding aspal, begitu juga dari segi perawatan jangka panjang terutama di negara kita ini yang
selalu banjir apabila musim hujan tiba dan masih belum dapat teratasi sampai sekarang. Dari
segi biaya pada penggunaan paving block lebih murah dibandingkan jalan aspal.
Dalam pembuatan paving block ini bahan-bahan penyusunnya adalah lusi, pasir Kertosono
dan abu batu Mojokerto yang kemudian ditambahkan dengan Semen Gresik type 1 yang bervariasi
supaya memperoleh mutu yang memenuhi standar yang telah ditentukan dalam SNI-03-0691-1996
(Bata Beton-Paving Block). Komposisi paving block yang digunakan dalam penelitian ini adalah
komposisi yang diperoleh dari hasil uji Indeks Plastis sebesar 15%-20%. Sehingga memperoleh
komposisi 40% pasir : 20% abu batu : 40% lusi yang dicampur dengan variasi semen 10%, 15% dan
20%. Dari komposisi ini kemudian dicetak dengan mesin multi block dan dilakukan pengujian.
Pengujian ini meliputi kuat tekan umur 7, 14, 21, 28, 90 hari dan resapan 28 hari serta ketahanan
aus.
Dari hasil pengujian didapatkan kesimpulan bahwa paving yang memenuhi SNI-
030691-1996 adalah pada variasi campuran 40% pasir : 20% abu batu : 40% lusi +
20% pc yaitu dari hasil pengujian kuat tekan terbesar adalah 116.56Kg/cm² dan dari pengujian
resapan paving block dapat disimpulkan bahwa penambahan kadar semen dapat menaikkan nilai
prosentase resapan, sedangkan nilai resapan didapatkan sebesar 7,80%. Dari pengujian ketahanan
aus paving block didapatkan bahwa hasil nilai rata – rata keausan 0,194 mm / menit. Dari ke tiga
pengujian tersebut paving block ini termasuk
mutu D
Kata kunci : paving block, komposisi, kuat tekan, resapan, ketahanan aus.
Endang Kasiati , Boedi Wibowo
ISBN No. 978-979-18342-0-9
B-178
PENDAHULUAN
Jumlah volume lumpur panas
lapindo yang sangat besar dan banyaknya
luapan lumpur yang merugikan banyak
pihak menimbulkan keinginan masyarakat
untuk menjadikan lumpur itu sebagai
alternatif bahan bangunan. Jika dilihat
sepintas lumpur panas lapindo tidak akan
mudah dibuat bata, karena ukurannya yang
sangat-sangat halus dan kandungan clay
(lempung)-nya lebih dari 70 persen
sedangkan untuk menjadikan bata
maksimum clay-nya 40 persen, sehingga
tidak masuk dalam persyaratan. (sumber :
www. Its ac.id).
Menteri Negara (Menneg)
Lingkungan Hidup(LH), Bapak Rachmat
Witoelar menyatakan bahwa lumpur panas
di porong tidak berbahaya dan bisa
dimanfaatkan dan diolah menjadi bahan
konstruksi dan bangunan seperti batu bata,
batako, genteng, cone block dan paving
block (sumber : Kompas, Kamis 3 Agustus
2006).
Pemanfaatan lumpur lapindo (lusi)
yang digunakan sebagai paving block perlu
penambahan pasir dan bahan pendukung
yang lain. Penambahan semen sebagai
bahan pengikat dengan berbagai variasi
diharapkan meningkatkan mutu paving
tersebut. Pada pembuatan paving block ini
perlu diperhatikan dengan seksama agar
bahan bangunan yang dihasilkan tetap
memenuhi standar yang telah ditentukan
dalam SNI (Standar nasional Indonesia).
Standar yang harus dipenuhi untuk paving
block adalah SNI-03-0691-1996 (Bata Beton-
Paving Block). .
Pada penelitian ini akan dilakukan
pembuatan paving block dari lusi ditambah
dengan variasi semen sebagai alternatif
bahan bangunan. Penelitian ini diharapkan
agar timbunan lusi tidak saja membawa
bencana, melainkan juga bisa memberikan
manfaat bagi masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA Paving block merupakan bahan bangunan
yang dimanfaatkan sebagai lapisan atas
struktur jalan. Lapisan yang umum
digunakan sebelum bahan ini dikembangkan
adalah aspal. Dalam penggunaan aspal
proses penyerapan air hujan oleh tanah
sangat tidak efekif dan cepat menimbulkan
kerusakan pada permukaan jalan sehingga
pada musim hujan banyak terjadi genangan
air yang memungkinkan timbulnya banjir,
hal ini disebabkan aspal kedap terhadap
air.
Paving yang dipasang dalam bentuk
block-block memungkinkan penyerapan air
melalui celah-celahnya sehingga genangan
air tidak akan terjadi pada permukaan
Pembuatan Paving Block Dengan Stabilitas Lusi Dan Pasir Dengan Ayakan Serta Abu Batu Dengan Penambahan Variasi Semen
ISBN No. 978-979-18342-0-9
B-179
jalan. Penggunaan aspal yang terlalu
banyak juga dapat menyebabkan jalan
bergelombang dan blending. Untuk
mengatasi masalah tersebut paving block
merupakan salah satu alternatif bahan
permukaan
jalan yang dapat menggantikan aspal.
Dengan pertimbangan di atas maka
sekarang paving block banyak
dikembangkan.
Dalam pencampuran komposisi
bahan untuk pembuatan paving block
mengacu pada buku Vincent Rigassi,
CRATerre-EAG yang berjudul Blocs de terre
comprime’e Volume I terbitan Manuel de
production 1999 yang menyebutkan bahwa
untuk campuran yang menggunakan semen
maka Indeks Plastis campuran lumpur dan
pasir antara 15-20%. Dalam pembuatan
paving block pengadukan campuran dan
pencetakan dilakukan secara mekanis.
Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu
maka perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut yang berkaitan dengan pembuatan
paving dengan judul “ Pembuatan paving
block dengan stabilitas lusi dan pasir
(dengan ayakan) serta abu batu dengan
penambahan variasi semen ”.
Endang Kasiati , Boedi Wibowo
ISBN No. 978-979-18342-0-9
B-180
METODOLOGI PENELITIAN
Pasir,Abubatu
START
Pengambilan Bahan Baku: Lumpur Sidoarjo, Pasir, Abu batu, Semen Gresik
Lumpur Sidoarjo Semen Gresik
Uji Fisik : Berat Jenis, Resapan Kadar Organik, Kadar
Lumpur, Analisa Saringan, Kelembaban
Uji Kimia dan Analisa Saringan Uji Kimia dan Berat
Jenis
Perhitungan Indeks Plastis
Rencana Campuran Variasi 1: (20 % Abu batu : 40% Pasir : 40% Lusi) + (10% PC ) Variasi 2: (20 % Abu batu :40% Pasir : 40% Lusi) + (15% PC) Variasi 3: (20 % Abu batu : 40% Pasir : 40% Lusi) + (20% PC)
Pembuatan Benda Uji Paving
Perawatan
Pengujian Paving
Test Kuat Tekan
Test Penyerapan Air
Test Ketahanan Aus
Hasil dan Analisa Data
Kesimpulan
Pembuatan Paving Block Dengan Stabilitas Lusi Dan Pasir Dengan Ayakan Serta Abu Batu Dengan Penambahan Variasi Semen
ISBN No. 978-979-18342-0-9
B-181
Percobaan Laboratorium Percobaan uji fisik dan uji
pastisitas atterberg limit dilakukan di
Laboratorium Uji Beton DIII Teknik Sipil ITS.
Sedangkan untuk pengujian secara kimia
dari bahan semen portland dilakukan oleh
PT. Semen Gresik dan lumpur sidoarjo
dilakukan oleh Balai Penelitian Dan
Konsultasi Industri , Lab Penelitian dan
konsultasi Industri Surabaya – Jawa Timur.
Uji Fisik Material. • Uji Berat Jenis • Uji Resapan • Kadar Organik • Kadar Lumpur • Analisa Saringan. • Kelembaban
Perhitungan Indeks Plastis (Plastic Index) IP.
• Pengukuran batas cair (LL) • Pengukuran batas plastis (PL)
Uji Kimia. • Semen Portland. • Lumpur Sidoarjo
Perencanaan Komposisi Campuran Dalam penelitian ini, kami
mencoba mencari komposisi antara Lusi,
abu batu, dan pasir sehingga menghasilkan
paving block dengan efektivitas dan
kualitas yang optimum dengan penambahan
variasi zat pengikat (PC) yang berbeda
beda. Setelah itu dilakukan percobaan
untuk mengetahui hasil komposisi
campuran yang telah direncanakan dan
diklasifikasikan menurut mutu yang telah
disyaratkan dalam SNI 03–0691–1996.
Rancangan komposisi campuran untuk penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 1. Komposisi campuran
paving block lusi
No. Lumpur Sidoarjo
(%)
Pasir
(%)
Abu batu (%)
Semen (%)
1 40 40 20 10 2 40 40 20 15 3 40 40 20 20
Pembuatan Benda Uji Paving Block
Pembuatan benda uji paving block
dilakukan di Workshop Kampus D III Teknik
Sipil ITS – kampus Manyar. Proses
pembuatan benda uji paving block adalah
sebagai berikut :
a.Mempersiapkan bahan baku;
1.Semen Gresik Type 1
Menimbang semen ke timba ukur
10 kg, dan penimbangan
dilakukan sesuai rancangan
komposisi campuran yaitu: 10 kg,
15 kg dan 20 kg.
2.Pasir Kertosono
Mengayak pasir hingga
memperoleh 120 kg sesuai
rencana.
Menimbang pasir Kertosono ke
timba ukur 10 kg, dan
penimbangan dilakukan sesuai
rancangan komposisi campuran
yaitu: 40 kg, 40 kg dan 40 kg.
3.Abu batu
Menimbang abu batu ke timba
ukur 10 kg, dan penimbangan
dilakukan sesuai rancangan
komposisi campuran yaitu: 20 kg,
20 kg dan 20 kg.
Endang Kasiati , Boedi Wibowo
ISBN No. 978-979-18342-0-9
B-182
4.Lumpur Sidoarjo
Menghaluskan lumpur Sidoarjo
hingga memperoleh 120 kg sesuai
rencana.
Menimbang lumpur Sidoarjo ke
timba ukur 10 kg, dan
penimbangan dilakukan sesuai
rancangan komposisi campuran
yaitu: 40 kg, 40 kg dan 40 kg.
b.Mempersiapkan Mesin Multi Block
dengan memeriksa kondisi hidrolis
pressing dan vibratornya. Hal ini
dilakukan oleh teknisi dari D III
Teknik Sipil ITS
c.Pencampuran bahan baku dibuat
sesuai komposisi yang telah
direncanakan yang dapat dilihat
pada rencana komposisi campuran.
Proses pencampuran dilakukan
setelah bahan adukan (pasir dengan
ayakan + abu batu + semen
portland) dihitung berdasarkan
perbandingan berat jenis dan
disesuaikan dengan komposisi yang
telah direncanakan.
d.Kemudian bahan–bahan tersebut
dicampur dalam keadaan kering
sampai menyatu didalam molen,
pencampuran bahan – bahan
tersebut dimulai dari pasir yang
ditimbang sebanyak 40 kg kemudian
diikuti dengan abu batu sebanyak 20
kg dan lusi 40 kg kedalam mulen
sambil diaduk, kemudian
ditambahkan zat pengikat 10 kg
semen, begitu juga dengan variasi –
variasi yang lain yaitu 15 kg semen
dan 20 kg semen
e.Bila sudah menyatu, tambahkan
sejumlah air sedikit demi sedikit
sampai adukan siap dicetak.
f.Campuran dimasukkan ke dalam
cetakan kemudian dipadatkan
dengan mesin. Selesai dipadatkan
paving dikeluarkan dari cetakan dan
ditaruh di tempat yang telah
disediakan. Tempat untuk
menyimpan paving yang telah
dicetak harus terlindung dari sinar
matahari dan air hujan secara
langsung.
Perawatan Paving Block Tujuan perawatan adalah mencegah
pengeringan yang bisa menyebabkan
kehilangan air yang dibutuhkan untuk proses
pengerasan sehingga kebutuhan air selama
proses hidrasi semen tidak berkurang.
Perawatan benda uji dilakukan setelah
paving block dicetak yaitu diletakkan di
tempat penyimpanan selama dua puluh
empat jam, setelah itu benda uji diberi air
selama tiga hari lalu diangin-anginkan hingga
kemudian dites tekan. Untuk tes tekan
paving block pada umur tiga hari, pemberian
air dihentikan satu hari sebelum paving
block tersebut dites. Perawatan benda uji
Pembuatan Paving Block Dengan Stabilitas Lusi Dan Pasir Dengan Ayakan Serta Abu Batu Dengan Penambahan Variasi Semen
ISBN No. 978-979-18342-0-9
B-183
paving block dilakukan di laboratorium uji
beton
D III Teknik Sipil ITS – kampus Manyar.
Pengujian Paving Block
Pemeriksaan Kuat Tekan Hancur Benda Uji
Maksud dari pemeriksaan kuat
tekan hancur adalah untuk mengetahui
kuat tekan dari benda uji di laboratorium.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara
menekan hingga hancur dengan mesin
tekan hancur. Manfaat dari hasil uji kuat
tekan hancur adalah sebagai data untuk
menentukan evaluasi mutu atau klasifikasi
paving block.
Uji kuat tekan hancur dilakukan
pada umur 7,14,21,28 dan 90 hari. Untuk
data klasifikasi paving block, digunakan
hasil dari uji kuat tekan hancur pada umur
28 hari yang merupakan hasil rata-rata dari
4 buah benda uji dengan ukuran 21 cm x
10,5 cm x 6 cm. Pengujian kuat tekan
hancur benda uji paving block dilakukan di
laboratorium uji beton D III Teknik Sipil ITS
- Manyar.
Pemeriksaan Penyerapan Air Benda Uji
Maksud dari pemeriksaan
penyerapan air adalah untuk mengetahui
banyaknya air yang dapat diserap oleh
paving block. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan cara merendam paving block dalam
air selama 24 jam hingga jenuh kemudian
ditimbang beratnya lalu dikeringkan di
dalam oven dengan suhu kurang lebih 105ºC
sampai beratnya pada dua kali
penimbangan berselisih tidak lebih dari
0,2% penimbangan pertama. Manfaat dari
hasil uji penyerapan air adalah sebagai
data untuk menentukan evaluasi mutu atau
klasifikasi paving block.
Uji penyerapan air dilakukan pada
umur 28 hari yang merupakan hasil rata-
rata dari 4 buah benda uji dengan ukuran
21 cm x 10,5 cm x 6 cm. Pengujian
penyerapan air terhadap benda uji paving
block dilakukan di laboratorium uji beton D
III Teknik Sipil ITS - Manyar.
Pemeriksaan Ketahanan Aus Maksud dari pemeriksaan
ketahanan aus adalah untuk mengetahui
berat yang hilang setelah diuji ketahanan
aus. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara
memotong paving block dengan ukuran
50mm x 50 mm dan teba 20mm. Kemudian
ditest dengan mesin aus. Hitung berat yang
hilang dari setelah pemotongan dengan
setelah ditest aus.
Endang Kasiati , Boedi Wibowo
ISBN No. 978-979-18342-0-9
B-184
HASIL DAN ANALISA PENELITIAN
Lengkung ayakan abu batu
Lengkung ayakan Lusi
Dari hasil uji Attenberg
limit diketahui Indeks Plastis yang
sesuai untuk pembuatan paving
block dari campuran lumpur, abu
batu dan pasir dengan pengikat
semen yaitu campuran 40%, lumpur
20% dan 60% pasir yang mempunyai
Indeks Plastis sebesar 16,4%
(mengacu pada buku Vincent
Rigassi, CRATerre-EAG yang
berjudul Blocs de terre comprime’e
Volume I terbitan Manuel de
production ’99 yang menjelaskan
bila menggunakan semen IP harus
15%-20% dan bila menggunakan
kapur IP 18%-30%).
Zone 3 Zone 2
Zone 4
Grafik Test Atterberg Limit
22.12%
29.63% 27.90%
39.87%
48.85%52.98%
74.66%
12.06%15.18%
11.50% 13.23%
19.35% 17.08%
29.12%
10.06%14.45% 16.40%
26.64%29.50%
35.90%
45.54%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
20% ls
27% ab
53% ps
30% ls
23% ab
47% ps
40% ls
20% ab
40% ps
50% ls
17% ab
33% ps
60% ls
13% ab
33% ps
70% ls
10% ab
20% ps
100% ls
0% ps
Campuran
Pro
sen
tase
LL
PL
IP
Gambar 1. Ganbar 2.
Gambar 3. Gambar 4.
Pembuatan Paving Block Dengan Stabilitas Lusi Dan Pasir Dengan Ayakan Serta Abu Batu Dengan Penambahan Variasi Semen
ISBN No. 978-979-18342-0-9
B-185
• Dari hasil uji ayakan lusi,
selanjutnya digambarkan pada
grafik lengkung diatas telah sesuai
SK. SNI T-15-1990-03 yang
memberikan syarat- syarat untuk
agregat halus, sehingga lusi
tersebut layak dipakai pada
pembuatan paving block.
Berdasarkan pengelompokkan
agregat halus dalam 4 zone
(daerah), abu batu tersebut
termasuk pada gradasi zone 4 yaitu
termasuk pasir (agregat halus) agak
halus
• Dari hasil uji ayakan lusi,
selanjutnya digambarkan pada
grafik lengkung diatas juga telah
sesuai syarat mutu agregat halus
menurut ASTM C 33 – 86
Semen Portland
a. Hasil uji berat jenis semen Portland
yang telah dilakukan di laboratorium, didapatkan berat jenis sebesar 3,71 kg/cm3.
b. Uji Kimia
Pemakaian semen Portland type 1
dari PT. Semen Gresik ini tidak memerlukan
persyaratan khusus dan ada dipasaran.
Semen yang dipakai ini memenuhi SNI 15-
2049-94
Endang Kasiati , Boedi Wibowo
ISBN No. 978-979-18342-0-9
B-186
Tabel 2.Komposisi kimia Semen Portland (PC) PT. Semen Gresik
Lusi Hasil kimia laboratorium Lusi
Tabel 3. Kandungan kimia lumpur Sidoarjo
KANDUNGAN LUSI KANDUNGAN SEMEN
STANDART 1. CaO : 22,25 % 2. MgO : 5,10 % 3. Fe2O3 : 5,85 % 4. Al2O3 : 16,80 % 5. SiO2 : 26,31 % 6. Air : 22,16 .%
1. CaO 31% - 57% 2. MgO 1,5% - 2,2% 3. Fe2O3 1,5% - 3,2% 4. Al2O3 5,2% - 8,8% 5. SiO2 22% - 29%
(Sumber : Balai Penelitian Dan Konsultasi Industri ,
Lab Penelitian dan konsultasi Industri Surabaya – Jawa Timur ) • Dari data diatas maka dapat kita
ketahui bahwa adanya persamaan
kandungan kimia yang terdapat
pada Lusi dan semen dengan
Jenis pengujian Hasil Standart SNI 15-2049-94
ASTM C 150-95
Silikon Dioksida SiO2
Aluminium Oksida Al 2O3
Ferri Oksida Fe 2O3
Kalsium Oksida CaO Magnesium Oksida MgO Sulfur Trioksida SO3
Hilang pijar LOI Kapur bebas Bagian tidak larut Alkali (Na 2O +0.658K 2O) Chlorida Tricalsium silicate C 3S Dicalsium sillicate C 2S Tricalsium Silicate C 3A Tetracalsium Aluminate Ferrit
20,92 5,49 3,78 65,21 0,97 2,22 1,35 0,59 0,43 0,19
57,82 16,36 8,16 11,50
- - - -
< 5 < 3,50
< 5
< 3 < 0,6
- - - -
- - - -
<6 < 3,50
< 5
< 0,75 < 0,6
- - - -
Pembuatan Paving Block Dengan Stabilitas Lusi Dan Pasir Dengan Ayakan Serta Abu Batu Dengan Penambahan Variasi Semen
ISBN No. 978-979-18342-0-9
B-187
perbedaan prosentase dari tiap tiap
unsur kimia
• Saat ini belum ada penelitian yang
mengarah kepada lusi sebagai
alternatif pengganti semen sebagai
pengikat walaupun memiliki
persamaan kandungan kimia.
Tabel 4. Hasil test aus paving No.
Uraian Benda Uji
1 2 1 Berat benda uji sebelum ditaest
(gram) 150,90 145,30
2 Berat benda uji setelah diaus (gram)
138,80 126,70
3 Selisih berat yang hilang (A) (gram)
12,10 18,60
4 Luas permukaan (L) (cm2)
25,50 25,00
5 Berat jenis (Bj) (gram/m3)
2,09 2,09
6 Waktu Pengujian (W) (menit)
15,00 15,00
7 Keausan A x 10 (mm/menit)
Bj x L x W 0,151 0,237
8 Rata - rata keausan (mm/menit)
0,194
KESIMPULAN
1. Dari hasil penelitian yang di
lakukan dapat disimpulkan bahwa
indeks plastis yang memenuhi
adalah 15%-20% didapat pada
variasi campuran 40% lusi, 20% abu
batu dan 40% pasir.
2. Dari hasil penelitian yang dilakukan
didapatkan nilai kuat tekan
tertinggi sebesar 116.56 kg/cm2
pada komposisi campuran (40% lusi
: 20 % abu batu : 40 % pasir ) + ( 20
% semen). Hasil uji kuat tekan ini
memenuhi syarat untuk
diklasifikasikan pada paving block
mutu D.
3. Dari hasil penelitian yang dilakukan
didapatkan nilai resapan sebesar
7,80 % didapat pada variasi
campuran (40% lusi : 20 % abu batu
: 40 % pasir ) + ( 20 % semen). Hasil
uji resapan ini memenuhi syarat
Hubungan Kuat Tekan dengan Umur Paving
16.83 16.83 21.64 26.44
49.2843.27
55.28 56.49 57.69
76.91
46.87
76.9286.62
103.35116.56
0
20
40
60
80
100
120
140
umur 7 hari umur 14 hari umur 21 hari umur 28 hari umur 90 hari
Umur Paving
Ku
at
Te
ka
n
variasi 1:(40%lusi:40%pasir:20%abu batu)+(10%PC)
variasi 2:(40%lusi:40%pasir:20%abu batu)+(15%PC)
variasi 2:(40%lusi:40%pasir:20%abu batu)+(20%PC)
Hubungan Resapan dengan Banyaknya Semen
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
8.00%
9.00%
semen10% semen15% semen20%
Banyaknya SemenR
esap
an
Rata
-Rata
Resapan Rata-Rata 28 Hari
Gambar 5. Gambar 6.
Endang Kasiati , Boedi Wibowo
ISBN No. 978-979-18342-0-9
B-188
untuk diklasifikasikan pada paving
block mutu D.
4. Dari hasil penelitian yang dilakukan
didapatkan nilai ketahanan aus
sebesar 0,194 mm / menit
dapatkan t pada variasi campuran
(40% lusi : 20 % abu batu : 40 %
pasir ) + ( 20 % semen). Hasil uji
ketahanan aus ini memenuhi syarat
untuk diklasifikasikan pada paving
block mutu D.
5. Dari hasil test kuat tekan, resapan
dan keausan telah memenuhi SNI 03
– 0691- 1996 jadi paving block tsb.
hanya dapat digunakan untuk
taman ,jalan setapak /trotoar.
DAFTAR PUSTAKA
1.Kompas, Kamis 3 Agustus 2006,“
Lapindo Kaji Lumpur Panas di
Porong Jadi Bahan Konstruksi“.
2.“ Mixed Desain Beton Normal
dengan Metode DOE dan ACI,”
Aman Subakti, ISBN 979-15187-4-
2.
3.Noerwasito, Totok, V. Ir. MT. 2006
“Pembuatan Bahan Bangunan
Dengan Bahan Baku Utama
Lumpur Panas Lapindo”.
4.“ Peraturan Beton Bertulang
Indonesia,” Departemen
Pekerjaan Umum dan Tenaga
Listrik, Direktorat Penyelidikan
Masalah Bangunan,Direktorat
Jenderal Cipta Karya, N.I.-2
1971.
5.“ Petunjuk Praktikum Beton,”
Laboratorium Struktur dan
Bahan Bangunan Fakultas
Teknik, Universitas Lambung
Mangkurat Kalimantan,juni
1995.
6.“ Standar Industri Indonesia ( SII )
0052-80,”Repubik Indoneia
Departemen Perindutrian,
Tentang Mutu dan Cara Uji
Agregat Beton.
7. “ Standar Industri Indonesia ( SII )
0076-75,” Repubik Indoneisa
Departemen Perindustrian,
Tentang Kadar butir Halus
Lebih Kecil Dari 50 Mikron
Untuk Agregat Halus Aduk
Beton Standard.
8.“ Standar Industri Indonesia ( SII )
0287-80,” Repubik Indoneia
Departemen Perindustrian,
Tentang Mutu dan Cara Uji
Pasir Standard.
9.“ Standar Nasional Indonesia ( SNI )
03-0691-1996,” Dewan
Standardisasi Nasional-DSN,
tentang Bata Beton ( Paving
Block ).
10.“ Standar Nasional Indonesia ( SNI
)15-0302-1999,”Dewan
Standardisasi Nasional-DSN,
tentang Semen Pórtland
Pozolan.
Top Related