RENCANA BISNIS
7
BAB II RENCANA BISNIS
2.1 Ringkasan Eksekutif
ESL adalah Lembaga kursus bahasa Inggris yang lebih berorientasi pada
kecakapan berkomunikasi, yang direncanakan akan dibuka pada pertengahan
2008 yang bersamaan dengan penerimaan siswa baru di sekolah‐ sekolah. Lokasi
ESL berada di jalan Ir.Juanda, Gumilir Indah blok XII no. 85, Cilacap utara.
ESL selain memberikan kurikulum umum, seperti pelajaran tata bahasa
(grammar), pemahaman mendengar (listening), pemahaman bacaan (reading), dan
pelatihan percakapan (conversation), juga memiliki kurikulum khusus.
Kekhususan dari ESL adalah memiliki program khusus yang dikemas dalam
kurikulum penyaluran bakat, yang dibagi dalam 3 (tiga) kategori meliputi : 1.
kategori entertainment ; 2. kategori jurnalistik; 3. kategori ilmiah.
Keunggulan ESL adalah selain memberikan kurikulum khusus yang diharapkan
dapat meningkatkan minat anak‐anak untuk belajar serta menambah kemampuan
intelejensi mereka, juga memberikan ruangan nyaman dan fasilitas penunjang
yang memadai serta atmosfer dan pengalaman tersendiri bagi anak‐anak melalui
design fasilitas baik eksterior maupun interior. Selain itu, ESL juga memberikan
pengajaran yang ramah dan responsif.
Berdasarkan analisa finansialnya, dengan total dana investasi yang dibutuhkan
sebesar Rp 341,000,000,‐ juta, ESL akan mencapai payback period pada jangka
waktu 3 tahun, dihitung dari awal kegiatan dilaksanakan. Dengan dana investasi
RENCANA BISNIS
8
demikian, nilai NPV yang dihasilkan adalah sebesar Rp 337,294,204 selama 5 tahun
dan menghasilkan IRR sebesar 28%.
2.2 Profil Perusahaan
Berisi profil mengenai ESL menyangkut kepemilikan, lokasi, key member, visi misi
dan tujuan, rencana pendirian dan status hukum.
2.2.1 Kepemilikan Perusahaan
Bisnis ESL ini merupakan bisnis bersama antara 2 wanita dimana mereka
memiliki hubungan persahabatan sejak duduk di bangku SMP. Dalam
pelaksanaannya diawasi dan dibina oleh bapak Bambang Edy W. selaku Pembina.
2.2.2 Letak
Secara geografis, letak ESL berada di jalan Ir.Juanda, Gumilir Indah blok XII no.
85, Cilacap bagian utara. Meskipun tidak berada di pusat kota, tetapi daerah
bagian ini terdapat beberapa pemukiman perumahan yang dapat menarik
konsumen.
2.2.3 Key Member
Key member adalah orang‐orang yang memegang peranan penting dalam
perencanaan dan penyelenggaraan bisnis ESL ini.
1. Advisor/ Pembina : Drs. Bambang Edy Wahyono, MBA
Pendidikan :
a. S1 : Unsri – Manajemen Pemasaran
b. S2 : ‐ The George Washington University; Logistics, Operation &
Marketing Management
‐ Saint Louis University; General Business.
RENCANA BISNIS
9
Pengalaman kerja :
a. Bidang logistik di unit pengolahan minyak
b. Bidang logistic di Pengeboran, Eksplorasi dan Produksi serta
Proyek‐proyek
c. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk membantu
masyarakat di sekitar operasi Pertamina
2. Pimpinan : Gita Aroma Sari
Pendidkan :
a. S1 : UII – Ilmu Hukum
b. S2 : ITB – Manajemen Bisnis; Enterpreneurship
2.2.4 Visi, Misi, dan Tujuan ESL :
Agar dalam pelaksanaannya sesuai dengan yang diharapkan, maka pada tahap
awal ditetapkan nilai‐nilai yang diyakini meliputi : visi, misi, dan tujuan sebagai
indicator dalam pencapaian cita‐cita ESL.
2.2.4.1 Visi dari ESL :
Membangun masyarakat yang berkualitas menuju masa depan bangsa
yang lebih baik dengan menjadi lembaga kursus bahasa Inggris yang
terkemuka di Cilacap yang bertaraf internasional.
2.2.4.2 Misi dari ESL :
Memberikan sistem dan program pengajaran bahasa Inggris yang terbaik
melalui metode berbeda yaitu “Learning by Doing (fun)” dan kurikulum
khusus serta menyediakan sumber daya manusia yang professional dan
berpengalaman.
RENCANA BISNIS
10
2.2.4.3 Tujuan dari ESL :
• Memajukan tingkat pendidikan anak‐anak sekolah dasar di kota Cilacap
pada umumnya, dengan program‐program ESL. Dengan demikian
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan taraf
hidup anak bangsa dimasa yang akan datang.
• Melindungi kepentingan para pemegang saham dengan memberikan
keuntungan maksimal, namun tetap mempertimbangkan kemajuan,
perkembangan dan prospek ESL dimasa yang akan datang.
• Menjaga image dan reputasi ESL berkaitan dengan kelangsungan usaha di
masa datang.
• Menciptakan value untuk mencapai keunggulan dan kepuasan konsumen
melalui berbagai usaha.
• Meningkatkan kesejahteraaan karyawan dan membangun komitmen
kerjasama untuk mewujudkan cita‐cita dari ESL.
• Menciptakan hubungan yang baik dengan masyarakat di sekitar
lingkungan ESL.
• Menjalankan bisnis dengan etika dan mengikuti peraturan / hukum yang
berlaku. (Fibriani,2006:8)
2.2.5 Rencana Pendirian
Sebagai tahap awal dalam membangun bisnis baru, setelah proses pencarian
investor, dilakukan proses pengurusan perijinan yang selanjutnya dilakukan
perencanaan konsep. Dari proses perencanaan sampai dengan peresmian ESL
direncanakan akan menghabiskan waktu selama kurang lebih 8 (delapan) bulan.
Untuk detail dari rencana pendirian ESL dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.
RENCANA BISNIS
11
Tabel 2.1 Rencana Pendirian ESL
1 Penyusunan kurikulum2 Pengurusan ijin3 Persiapan sarana dan prasarana4 Perekrutan SDM5 Pemasangan iklan6 Peresmian ESL7 Promosi
No Kegiatan2007
IV2008
I II III IV I II III
2.2.6 Status Hukum
Menurut undang‐undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dikelompokkan menjadi tiga jalur, masing‐masing adalah:
1. Pendidikan Formal
2. Pendidikan Nonformal
3. Pendidikan Informal
Berdasarkan fungsinya. jenis lembaga kursus ini dapat dikategorikan sebagai
lembaga pendidikan nonformal yaitu : kursus keterampilan yang bertujuan
memberikan atau meningkatkan keterampilan dalam hal ini bahasa Inggris.
Lembaga ini mempunyai sifat dan tujuan yakni sebagai penunjang atau
pelengkap dari sistem persekolahan yang ada. (wikipedia.org, 2007)
Selan itu dasar hukum tentang penyelenggaraan kursus diatur dalam Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 261/U/1999, sebelumnya diatur
dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0153/U/1981
tentang Peraturan Umum Perijinan dan Pengawasan Penyelenggaraan Kursus
serta Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, dan
RENCANA BISNIS
12
Olahraga Nomor: KEP‐105/E/L/1990 tentang Pola Dasar Pembinaan dan
Pengembangan Kursus Pendidikan Luar Sekolah yang diselenggarakan
masyarakat. (depdiknas.go.id, 2001)
Mengenai detail rencana kerja ESL dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini.
Tabel 2.2 Rencana Perijinan Penyelenggaraan
No KEGIATAN PERINCIAN1 Pengurusan ijin :
a. Lingkungan Ijin pendirian b. Kelurahan dan Kecamatan Ijin pendirian c. Kantor Dinas Kabupaten/Kota Ijin pendiriand. Departemen pendidikan Penetapan kurkulum
2 Kantor perpajakan Pembuatan NPWP 3 Surat kehakiman Menyerahkan bukti setoran tabungan4 Pendaftaran ke deperindag Pengurusan tanda daftar perusahaan
2.3 Deskripsi Produk
ESL adalah suatu lembaga yang bergerak di bidang bahasa yang menyediakan
program bahasa Inggris untuk anak‐anak sekolah dasar. Staf pengajar di ESL
dididik khusus untuk membimbing dan mengajar anak‐anak dengan cara yang
komunikatif. Untuk sistem pembelajarannya dilakukan melalui suatu seri latihan‐
latihan yang bertahap, dimulai dengan percakapan‐percakapan dan latihan‐
latihan yang mudah, serta berkembang secara cepat dan bertahap pada latihan‐
latihan yang lebih sulit.
RENCANA BISNIS
13
2.3.1 Jenis produk yang ditawarkan :
Salah satu aspek penunjang penting jalannya program kursus bahasa Inggris ini
adalah tersedianya kurikulum sebagai acuan untuk mengarahkan pada
pencapaian tujuan dari program ESL ini. Kurikulum tersebut dapat digolongkan
menjadi 2 (dua) bagian.
2.3.1.1 General English
Program bahasa Inggris umum ini dimaksudkan untuk meningkatkan
ketrampilan bahasa Inggris untuk bekerja atau melakukan perjalanan. Program‐
program tersebut mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, terutama
berbicara dan menyimak/mendengarkan, dalam berbagai macam situasi formal
dan informal.
2.3.1.2 Uniqueness :
Ketua Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta Gerda K Wanei mengemukakan : ”Belajar
harus ada unsur menyenangkan, bukan paksaan” (kompas.com, 2003). Maka
dengan landasan tersebut, memiliki program khusus yang dikemas dalam
kurikulum penyaluran bakat, yang dibagi dalam 3 (tiga) kategori meliputi : 1.
kategori entertainment ; 2. kategori jurnalistik; 3. kategori ilmiah. Untuk sub
kategori entertainment meliputi : kemampuan menjadi Master of Ceremony,
kemampuan menjadi presenter dan penyiar radio ; sedangkan untuk sub ketegori
jurnalistik meliputi : kemampuan membaca berita, dan reporter; dan untuk sub
kategori ilmiah meliputi : kemampuan berpidato.
Hal terpenting dalam menyusun kegiatan untuk anak adalah selain sesuai
kurikulum, penyusunan kegiatan belajar mengajar juga mencakup penentuan
RENCANA BISNIS
14
tema dan mengemas seluruh program melalui berbagai kegiatan menarik dan
menyenangkan. Dengan penentuan tema kegiatan, diharapkan kegiatan anak
lebih fokus dan wawasan anak akan berkembang secara lebih terprogram. Untuk
kegiatan lainnya meliputi : permainan, lagu, cerita, menggunakan perangkat
audio dan video, proyek‐proyek kelas dan berbagai aktifitas lainnya yang
memicu daya kreatifitas dan interaksi sosial anak.
2.3.2 Program ESL
Untuk menjamin jalannya kurikulum yang tersedia, maka dibuat program‐
program sebagai rencana detail / tahap demi tahap untuk menjaga agar
kurikulum tersampaikan dengan tuntas dan anak‐anak mampu berbahasa Inggris
secara lancar dan aktif.
Program ini meliputi :
• Memberikan kesempatan berlatih percakapan dalam bahasa Inggris untuk
berbagai situasi;
• Dirancang sedemikian rupa untuk secara bertahap membimbing anak
memahami formulasi kalimat bahasa Inggris hingga secara mandiri
peserta kursus bisa menyusun kalimat dalam bahasa Inggris yang
komunikatif;
• Pola latihan yang meyeluruh sehingga pelajaran bahasa Inggris yang telah
lalu tidak terlupakan melainkan menjadi bagian dari latihan keseluruhan;
• Memberikan cukup porsi latihan “mendengarkan/listening” agar anak
terlatih memahami berbagai gaya lawan bicara dalam bahasa Inggris
dengan memberikan model pengucapan penutur asli.
RENCANA BISNIS
15
• Pendekatan komunikatif dan metode langsung yang didukung alat bantu
mengajar dan pengajar yang kreatif memungkinkan peserta aktif.
• Pengajar mengembangkan pendekatan ‘informal’ yang memungkinkan
anak merasa rileks.
• Grammar / tata bahasa bukan menu utama. Yang utama adalah
serangkaian fungsi bahasa seperti menanyakan data orang dengan sopan,
meminta informasi, dan program khusus percakapan lainnya yang
dikemas dalam penyaluran bakat.
2.4 Marketing Analysis Summary
Dalam bab ini membahas peran yang dimainkan persaingan dan bagaimana
perusahaan memposisikan diri berhadapan dengan pesaing. Hal ini menyangkut
trend pertumbuhan industri, persaingan industri, kompetitor, dan competitive
advantage.
2.4.1 Trend pertumbuhan industri
Tidak dapat dipungkiri lagi, saat ini banyak perusahaan yang mengutamakan
bahasa Inggris sebagai syarat dalam proses rekrutmen karyawan. Meskipun
bukanlah syarat mutlak dalam penerimaan, tetapi memiliki kelebihan dalam
bahasa Inggris tetap menjadi nilai tambah bagi pihak perusahaan dalam melihat
si applicant/ pelamar.
Menurut Lawrence J. Greene, terdapat jendela peluang yang merupakan fase
tertentu dimana otak sangat efisien bagi jenis pelajaran yang spesifik, misalnya
anak‐anak paling cepat mempelajari bahasa asing yaitu usia antara 5 sampai 10
tahun (2006:3). Sehingga pengenalan bahasa Inggris sejak masa kanak‐kanak
sangatlah membantu dalam membiasakan diri untuk mengerti bahasa Inggris,
RENCANA BISNIS
16
karena pada masa kanak‐kanak lebih mudah dalam mengingat dan berbicara
sehingga diharapkan pada saat mereka menginjak dewasa, mereka sudah siap
dan lebih percaya diri.
Kontribusi kursus / les‐les di luar sekolah bagi pengembangan kemampuan anak
tidak diperuntukkan mengejar nilai atau prestasi tetapi lebih untuk memenuhi
kebutuhan pelipatgandaan inteligensi yang belum bisa dipenuhi di sekolah. Oleh
karena itu cara belajar eksperimental‐ tidak sekadar duduk, mendengar, dan
mencatat sangat ditekankan di lembaga kursus. Aktivitas di luar ruangan,
mendengarkan kaset, dan menonton film, pun dikenalkan. Sehingga diharapkan
dapat meningkatkan minat anak‐anak.
Meski kursus masih dipandang sebelah mata, anak tiri dalam sistem pendidikan
di Indonesia itu kini telah tumbuh menjadi sebuah bidang usaha yang nyaris
tanpa batas. Lembaga‐lembaga kursus di Indonesia dalam sepuluh tahun
terakhir tumbuh sangat pesat dan berkembang menjadi industri mimpi yang
menggiurkan (pts.co.id, 2003) Saat ini, perkembangan lembaga kursus bahasa
Inggris di Cilacap sedang pada tahap tumbuh (growth), hal ini dibuktikan dengan
adanya 8 lembaga pendidikan bahasa (data BPS 2005).
2.4.2 Persaingan Industri
Michael Porter mengidentifikasi lima kekuatan yang menentukan daya tarik laba
jangka panjang intrinsik dari suatu pasar atau segmen pasar. Lima kekuatan
tersebut adalah pesaing indusri, pendatang potensial, produk substitusi, posisi
tawar menawar dari pembeli dan pemasok (Kotler,2000:248) seperti yang dapat
dilihat pada gambar berikut.
RENCANA BISNIS
17
Gambar 2.1 Five Forces Porters
Gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Bisnis kompetitor atau pesaing dalam bisnis sejenis; didefinisikan
sebagai bisnis dengan penawaran yang serupa dengan ESL, yaitu sarana
pendidikan bahasa Inggris untuk anak‐anak usia sekolah dasar.
Jika dilihat dari pertumbuhannya, sarana pendidikan secara keseluruhan
mengalami peningkatan. Dilihat dari jumlah lembaga pendidikan bahasa
di Cilacap sejumlah 8 buah. Tetapi hanya terdapat 2 (dua) buah lembaga
kursus bahasa Inggris untuk anak‐anak usia sekolah dasar (SD), antara lain
: IC (International College) dan ITC (Intensive Training Centre). Penjelasan
rinci akan dibahas pada sub bab dibawah ini.
Namun berdasarkan layanan dan fasilitas yang ditawarkan berbeda
dengan ESL sehingga kekuatan tawar menawar dari pesaing sejenis
terhadap ESL adalah sedang.
Kekuatan tawar- menawar pemasok
Pendatang baru
Persaingan dalam industri
Persaingan antar pemain
Pemasok Pembeli
Produk substitusi
Kekuatan tawar- menawar pembeli
Ancaman pendatang baru
Ancaman produk substitusi
RENCANA BISNIS
18
2. Potensial New Entrants; didefinisikan sebagai pendatang baru dengan
penawaran yang serupa dengan ESL. Pendatang baru adalah para pebisnis
yang benar‐benar baru memasuki bisnis ini, atau pebisnis yang melakukan
ekspansi sehingga dapat termasuk dalam kriteria bisnis ini.
Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat masuknya pemain baru
dalam bisnis sarana pendidikan ini, diantaranya kebutuhan modal, skala
ekonomis, diferensiasi produk, pengalaman serta proses pembelajaran.
Sehingga secara umum barriers to entry bagi pendatang baru adalah
sedang.
3. Substitusi atau pengganti; didefinisikan sebagai substitusi atau pengganti
dari fungsi lembaga bahasa Inggris ini sebagai sarana pendidikan bahasa
untuk anak‐anak usia sekolah dasar, seperti kursus privat. Kekuatan tawar
menawar dari substitusi terhadap bisnis lembaga bahasa ini adalah
sedang, karena meskipun dari substitusi menawarkan jasa yang sama,
tetapi masih banyak keunggulan yang dimiliki oleh lembaga kursus ini
yang tidak dapat dipenuhi oleh kursus privat.
4. Buyer atau pembeli; didefinisikan sebagai para pengguna jasa atau para
konsumen. Untuk lembaga kursus bahasa Inggris, kekuatan tawar
menawar pembeli adalah tinggi. Dilihat dari lingkungan kompetitif, selain
ESL juga ada lembaga kursus bahasa inggris lainnya yang menyediakan
program kursus bahasa Inggris untuk anak‐anak sekolah dasar. Selain itu,
munculnya kursus‐kursus privat memungkinkan untuk menarik
konsumen.
RENCANA BISNIS
19
5. Suppliers atau pemasok; didefinisikan sebagai pemasok jasa pendidikan
(staf pengajar dan staf administrasi). Kekuatan tawar menawar pemasok
terhadap jasa pendidikan adalah sangat tinggi, dikarenakan untuk
berjalannya sebuah lembaga pendidikan yang credible sangat bergantung
pada kinerja dan keahlian dari staf pengajar. Sedangkan sebuah lembaga
pendidikan merupakan pelanggan yang penting dan memberikan
pemasukan yang berarti bagi pemasok.
Berdasarkan analisis Five Porters diatas, agar ESL dapat menjadi lembaga
kursus yang eksis dalam dunia pendidikan maka ESL harus
mempertimbangkan beberapa aspek diantaranya adalah :
• Untuk daya tawar kompetitor, pendatang baru maupun jasa
substitusi : ESL memiliki keunggulan bersaing diantara pemain lain
dalam industri yang sama ataupun terhadap pendatang baru dan
jasa substitusi seperti keunggulan kurikulum dan operasional.
Keunggulan lain termasuk dalam hal personel yang menyangkut
keahlian dan ketrampilan tenaga pengajar. Untuk lebih jelasnya,
mengenai posisi kompetitif ESL akan dijelaskan pada sub bab
competitive advantage dibawah ini.
• Menyangkut daya tawar pembeli : ESL memiliki kemampuan untuk
menarik pembeli atas variasi dalam pemenuhan kebutuhan
pembelinya antara lain dengan tampilan berbeda dan kualitas
pengajar dan kurikulum.
• Untuk daya tawar pemasok : Memberikan pendidikan dan pelatihan
metode “fun”. Selain itu memberikan gaji yang tinggi serta
kebebasan berekspresi untuk mengembangkan ide pribadi.
RENCANA BISNIS
20
2.4.3 Kompetitor
Saat ini jumlah lembaga kursus bahasa di Cilacap menurut data BPS adalah
sebanyak 8 buah. Tetapi lembaga pendidikan khusus bahasa Inggris untuk anak‐
anak usia sekolah dasar hanya ada 2 (dua) lembaga saja dan berada pada Cilacap
selatan dan utara. Lembaga‐lembaga tersebut adalah :
1. International College (IC)
Gambar 2.2 International College
Lembaga ini selain memiliki program kursus non‐English, juga memiliki
program bahasa Inggris untuk usia sekolah dasar, sekolah menengah,
sekolah lanjutan tingkat atas maupun tingkat universitas. Memiliki jumlah
pengajar keseluruhan sebanyak 20 orang dengan porsi 10 pengajar untuk
program anak‐anak usia sekolah dasar. Lokasi IC berada di Jl. MT Haryono
no. 31‐33 yang terletak di Cilacap bagian selatan. Bangunan IC terdiri dari
satu lantai yang memiliki keseluruhan 5 (lima) ruang kelas khusus
program bahasa Inggris.
RENCANA BISNIS
21
IC memiliki program English Fun Kids (EFK) yang meliputi :
• Step A Program untuk SD kelas 1‐3
Pertemuan dilakukan sebanyak 20x (kali) / (per level) dengan
intensitas 2x (kali) dalam satu minggu, dan lamanya proses belajar
mengajar selama 90 menit. Kursus dilaksanakan pada hari rabu dan
kamis.
Harga per level sebesar Rp 250.000.
• Step B program untuk SD kelas 4‐6
Pertemuan juga diselenggarakan sebanyak 20x (kali) dengan 2x
(kali) dalam satu minggu dan durasinya selama 90 menit. Kursus
dilaksanakan pada hari selasa dan jumat.
Harga per level sebesar Rp 300.000.
IC memiliki 6 (enam) level / jenjang pendidikan yang lebih
ditekankan pada program percakapan. Untuk satu kelasnya IC
membatasi antara 5 (lima) sampai 7 (tujuh) anak. Selain itu untuk
waktu pelaksanaan dilakukan yaitu pada jam 14.00 dan jam 16.00.
Untuk metode pengajaran, lembaga ini termasuk lembaga dimana sistem
pengajarannya didukung dengan perangkat audio maupun video. Selain
itu diadakan permainan agar menarik minat si anak untuk belajar.
Untuk kondisi ruangan, terdapat minimnya dekorasi yang menarik untuk
dapat membangkitkan kreatifitas anak, hanya ruangan polos dengan meja
dan kursi seperti kondisi yang anak‐anak dapatkan di sekolah. Selain itu
kebersihan dan kenyamannya pun kurang terjaga.
RENCANA BISNIS
22
2. Intensive Training Centre) ITC
Gambar 2.3 ITC
ITC sebagai institusi pendidikan dan pelatihan memiliki program untuk
komputer dan bahasa Inggris. Bertempat di Jl. Bali no. 35 Kebon Manis,
yang merupakan daerah Cilacap bagian utara. Memiliki bangunan satu
lantai. Selain itu ITC memiliki tenaga pengajar khusus program bahasa
Inggris sebanyak 6 (enam) orang.
Untuk program bahasa Inggris ITC memiliki program untuk anak‐anak
usia sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah menengah atas dan untuk
dewasa. Masing‐masing program dilaksanakan selama 3 bulan yang
dihitung sebagai satu level. Banyaknya level dari program adalah 4
(empat) level.
Besarnya biaya untuk program English for Children adalah RP 275.000
dengan 2x (kali) pertemuan dalam satu minggu selama 1 ½ (satu setengah
jam). Kapasitas kelas untuk dimulainya satu program adalah minimal
terdiri dari 4 siswa.
RENCANA BISNIS
23
Program‐program yang tersedia juga memfokuskan pada percakapan,
dimana anak‐anak dirangsang untuk dapat berbicara secara aktif. Namun
fasilitas kurang memadai terlihat dari terbatasnya fasilitas penunjang
seperti kaset video atau kaset audio yang berbasis bahasa Inggris. Ruangan
kelasnya pun kurang mendukung untuk membangkitkan minat anak‐anak,
terlihat dari minimnya dekorasi yang lucu‐lucu yang dapat menarik minat
anak.
Keadaan yang demikian meskipun ITC dirancang untuk memenuhi
kebutuhan anak‐anak usia sekolah dasar, namun pada prakteknya lembaga
ini lebih memfokuskan pada kursus untuk usia SMP maupun SMA,
sehingga kurang memperbaiki fasilitas penunjang sebagai daya pikat anak‐
anak. Hal ini bisa mempengaruhi prospek anak‐anak karena secara
psikologis, menurut Ketua Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta
Gerda K Wanei mengemukakan : ”Belajar harus ada unsur menyenangkan,
bukan paksaan” (kompas.com, 2003). Dalam hal ini, ITC tidak memiliki
fasilitas penunjang sebagai motivator ketertarikan anak‐anak.
2.4.4 Competitive Advantage
Meskipun di Cilacap terdapat 2 lembaga bahasa Inggris khusus anak‐anak usia
sekolah dasar, tetapi ESL memiliki keunggulan dibandingkan pesaing‐
pesaingnya. Keunggulan bersaingnya dilakukan dengan melakukan keunggulan
differensiasi yang meliputi berbagai segi yaitu :
1. Keunggulan Pengajar
Berdasarkan hasi survey, dapat dilihat pada lampiran, bahwa responden
menempatkan faktor pengajar pada skor hampir mencapai 5 untuk skala
RENCANA BISNIS
24
kepentingan 1‐5. Tersedianya tenaga pengajar yang kompeten dalam
bidangnya dapat menjamin bahwa suatu lembaga kursus dapat
memberikan ilmu dan pengajaran yang baik.
Oleh karena itu, ESL menyediakan personel‐personel yang dipilih melalui
serangkaian tahapan dan diberi pelatihan secara khusus dan intensif agar
professional dan benar‐benar mampu menangani anak‐anak.
Tenaga pengajar yang lebih diutamakan dipilih adalah pengajar‐pengajar
yang telah berpengalaman hidup di luar negeri dan memiliki gaya
pengucapan penutur asli. Hal ini sangat membantu agar anak‐anak
mampu mengucapkan sesuai penuturan asli dan sekaligus dapat lebih bisa
memahami apabila mendengar percakapan dalam bahasa Inggris.
2. Keunggulan kurikulum
ESL menyediakan kurikulum yang berbeda dari lembaga bahasa Inggris
pada umumnya. yaitu melalui kurikulum penyaluran bakat yang
dipadukan dengan metode Fun yang akan menambah nilai tambah bagi
ESL sebagai lembaga yang concern terhadap kecakapan anak dalam
berkomunikasi. Sehingga selain dapat meningkatkan potensi diri anak
sejak dini dalam hal berbicara bahasa Inggris secara fasih, anak‐anak juga
dapat berani tampil di muka umum dengan keahlian khusus yang dapat
menghibur.
3. Keunggulan Sarana dan prasarana
ESL memberikan suasana yang nyaman dan atmosfer serta pengalaman
tersendiri bagi anak‐anak melalui lay out dan desain fasilitas baik ekterior
maupun interior, serta fasilitas penunjang yang memadai.
RENCANA BISNIS
25
4. Keunggulan metode pengajaran
Di sekolah maupun di lembaga kursus lain (meskipun masing‐masing
lembaga ini memfokuskan pada program percakapan), siswa dituntun
untuk membaca, mendengarkan pengajar dan kemudian mempraktekkan
secara lisan apa yang pengajar katakan. Dengan kata lain, si anak hanya
fokus pada menghafal apa yang ia lihat atau dengar tanpa kegiatan berarti
yang dapat lebih membantu anak mengingat‐ingat dalam belajar. Berbeda
dengan ESL yang pada proses belajar mengajar, selain anak dituntun untuk
membaca, mendengarkan dan mempraktekkan, siswa juga dituntun untuk
melakukan kegiatan yang dapat merangsang daya ingat yaitu dengan
mengimplementasikan metode “Learning by Doing (Fun)”.
5. Lokasi ESL yang berdekatan dengan target operasi dari ESL yaitu anak‐
anak usia sekolah dasar yang tinggal di perumahan Gunung Simping.
Gambar berikut menjelaskan mengenai perspektif orang tua menyangkut
jarak lokasi yang diinginkan.
Jarak lokasi
(a) 49%
(c) 10%
(b)41%
(a) < 1 km
(b) 1km ‐ 3km
(c) > 3km
Gambar 2.4 Preferensi Jarak Lokasi
RENCANA BISNIS
26
Dari hasil riset yang telah dilakukan bahwa sebanyak 49% dari 200
responden berpendapat bahwa jarak lokasi yang diinginkan adalah kurang
dari 1 (satu) km. Hasil kuisioner secara keseluruhan dapat dilihat pada
lampiran F.
Selain itu, akses dari perumahan sangat terjangkau untuk anak‐anak yang
akan ke lokasi dengan bersepeda ataupun berjalan kaki. Orang tua juga
tidak perlu terlalu khawatir karena jarak dari rumah ke lokasi kursus tidak
jauh. Selain itu lokasi tempat kursus berseberangan dengan komplek
Gunung Simping, sehingga orang tua dapat mengawasi dari jauh atau
mengantar dengan berjalan kaki bersama anaknya ke lokasi. ESL juga
memiliki pengawas untuk mengawal anak‐anak ketika hendak
menyebrang.
6. Lingkungan tempat ESL berada sangat kondusif untuk belajar, karena juga
berada di dalam perumahan dan di dekat lokasi kursus terdapat kantor
kepolisian sehingga untuk keamanannya lebih terjamin.
Dari hasil riset juga didapat bahwa 44% responden beranggapan kondisi
lingkungan yang dapat mendukung anak‐anak agar dengan mudah dapat
menerima pelajaran adalah kondisi lingkungan yang tenang dan 30%
beranggapan bahwa suasana belajar mengajar dapat berjalan dengan
lancar apabila berada di lingkungan yang aman. Dapat dilihat dari gambar
berikut :
RENCANA BISNIS
27
Lingkungan
(b) 44%
(a)30%
(c)18%
(d) 8%
(a) Aman
(b) Tenang
(c) Bersih
(d) Indah
Gambar 2.5 Preferensi Lingkungan
Dengan keunggulan‐keunggulan tersebut, maka ESL akan mendapatkan
hasil yang diharapkan, antara lain : kepuasan konsumen, loyalitas
konsumen dan profit yang bertambah.
2.5 Marketing and Sales Strategy
Untuk melakukan usaha pemasaran dan penjualan, pada tahap awal dilakukan
proses indentifikasi pasar yang meliputi : market segmentation, target pasar, dan
strategic opportunities, yang selanjutnya menentukan strategi pemasaran.
2.5.1 Market segmentation
Tujuan dilakukannya segmentasi oleh suatu perusahaan adalah untuk
meningkatkan ketepatan pemasaran yang menjadi sasaran perusahaan tersebut
(Fibriani,2006:20). Untuk mengetahui segmen mana yang dipilih oleh ESL, maka
digunakan variable‐variabel segmentasi pemasaran antara lain :
RENCANA BISNIS
28
2.5.1.1 Segmentasi geografik
Kota Cilacap sendiri terbagi menjadi 3 (tiga) wilayah kecamatan yaitu kecamatan
Cilacap Tengah, kecamatan Cilacap Selatan, dan kecamatan Cilacap Selatan.
Untuk batasan wilayahnya dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 2.3 Segmentasi Geografis
Variabel
Wilayah Kec. Cilacap Tengah Kec. Cilacap Utara Kec. Cilacap Selatan
Ukuran Kota 22,15 km2 18,84 km2 9,11 km2
Deskripsi
Sumber : BPS Cilacap
2.5.1.2 Segmentasi demografik
Segmentasi berikut dibagi berdasarkan variable demografis yang meliputi usia,
jenis kelamin, tingkat penghasilan, pekerjaan, pendidikan dan kelas sosial. Dapat
dijelaskan secara rinci pada table berikut :
Tabel 2.4 Segementasi demografis
Variabel Deskripsi
Usia
Jenis Kelamin
Pendapatan rumah tangga
Pekerjaan
Kelas social
Anak‐anak, remaja, dewasa / orang tua
laki‐laki dan perempuan
rendah – sedang‐ tinggi
pegawai BUMN, pegawai swasta, PNS,
wirausaha , ibu rumah tangga
bawah ‐ menengah – atas
RENCANA BISNIS
29
2.5.2 Target pasar
Setelah mengevaluasi segmen‐segmen yang berbeda, maka ESL memilih target
sasarannya berdasarkan geografis maupun demografis dengan rincian sebagai
berikut :
Untuk segmen geografis, ESL membidik pasar yang berada pada :
• Wilayah
Segmentasi wilayah ESL mencakup kecamatan Cilacap tengah. Daerah
yang termasuk Cilacap tengah adalah kelurahan Gunung simping,
kelurahan Kutawaru, kelurahan Lomanis, kelurahan Donan, dan kelurahan
Sidanegara.
• Ukuran kota
Luas wilayah kecamatan Cilacap Tengah ini adalah 22,15 km2 dengan
jumlah kepadatan penduduk pada tahun 2005 adalah sebesar 3.772 jiwa/
km2.
Sedangkan untuk segmen demografik dari ESL dapat dilihat sebagai berikut :
• Usia
Yang termasuk segmentasi usia dari ESL adalah anak‐anak sekolah dasar.
• Jenis kelamin
Dalam memberikan jasa, ESL memberikan pengajaran bahasa Inggris
untuk anak laki‐laki maupun perempuan.
• Pendapatan rumah tangga
Segmentasi pendapatan rumah tangga konsumen ESL adalah antara Rp
5.000.000 sampai Rp 10.000.000.
• Pekerjaan
Segmentasi pekerjaan konsumen ESL adalah pegawai negeri, pegawai
swasta, pegawai BUMN, wirausaha, dan ibu rumah tangga.
RENCANA BISNIS
30
• Kelas sosial
Sedangkan kelas sosial dari konsumen ESL berasal dari kelas menengah ‐
atas.
Setelah melakukan survey terhadap 200 responden yang tinggal di komplek
Gunung Simping, hasil survey menunjukkan :
1. 81% berjenis kelamin laki‐laki dan 19% berenis kelamin perempuan.
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Jenis Kelamin
(a)81%
(b)19%
(a) Pria
(b) Wanita
Gambar 2.6 Jenis Kelamin Responden
2. Rata‐rata presentase pendidikan terakhir dari responden antara lain
adalah Sarjana (75%), Master (9%), Diploma (8%), SMA (7%), dan
Sekolah lanjutan tingkat menengah (1%).
RENCANA BISNIS
31
Pendidikan terakhir
(e)0%
(b)1%
(a)0%
(c) 7% (d)
8%
(f)75%
(g)9% (a) SD
(b) SMP
(c) SMA
(d) Diploma
(e) Doctoral
(f) Sarjana
(g) Master
Gambar 2.7 Pendidikan Responden
3. 83% pegawai BUMN, 11% ibu rumah tangga, 3% Pegawai swasta, 2%
Pegawai Negeri Sipil, dan 1% wirausaha. Perumahan Gunung Simping
merupakan perumahan khusus untuk karyawan Pertamina, sehingga
sebagian besar adalah termasuk pegawai BUMN dimana didominasi
oleh para laki‐laki.
Pekerjaan
(b)83%
(c)11%
(d) 3%
(f)0%
(e) 1% (a)
2%(a) PNS
(b) BUMN/BUMD
(c) Ibu RT
(d) Peg. Swasta
(e) Wirausaha
(f) Lainnya
Gambar 2.8 Pekerjaan Responden
4. 67% berpenghasilan Rp 5‐10 juta, 17% berpenghasilan diatas Rp 10 juta,
10% berpenghasilan antara Rp 1‐3 juta, sedangkan 6% berpenghasilan
Rp 3‐5 juta.
RENCANA BISNIS
32
Pendapatan
(d)67%
(e) 17%
(a)0%
(c) 6%
(b)10%
(a) under 1jt
(b) 1 - 3 jt
(c) 3 - 5 jt
(d) 5 - 10 jt
(e) over 10 jt
Gambar 2.9 Pendapatan Responden
5. Sebanyak 53% dari responden di Gunung Simping mengeluarkan Rp
500 ribu‐ 1 juta, 38% mengeluarkan dibawah Rp 500 ribu, 6%
mengeluarkan Rp 1,5‐2 juta, sedangkan 3% mengeluarkan Rp 1‐1,5 juta
untuk biaya kursus atau les satu anak.
Pengeluaran untuk ekskul
(d)6%
(b)53%
(c) 3%
(e)0%
(a)38%
(a) under 500rb
(b) 500 rb - 1 jt
(c) 1 - 1,5 jt
(d) 1,5 - 2 jt
(e) over 2 jt
Gambar 2.10 Pengeluaran Untuk Ekskul
Dapat diambil kesimpulan bahwa data umum tersebut sesuai dengan segmen
yang dituju secara demografis.
RENCANA BISNIS
33
Dalam pengambilan keputusan pembelian menyangkut kebutuhan pendidikan
anak, ada 5 (lima) peran yang dimainkan (Kotler,2000:202), yaitu :
1. Pencetus : Ide untuk masuk dalam kursus bahasa Inggris bisa diawali dari
kekhawatiran orang tua akan pentingnya belajar bahasa Inggris atau minat
dari anak sendiri yang ingin belajar bahasa Inggris.
2. Pemberi pengaruh : Selain antar sesama pasangan orang tua, pengambilan
keputusan dapat dipengaruhi oleh saudara ataupun teman dekat /
sepergaulan yang memiliki potensi terbesar dalam hal mempengaruhi pola
pikir dan daya beli seseorang.
3. Pengambil keputusan : untuk pengambilan suatu keputusan, para orang
tua memiliki faktor‐faktor penentu sebagai landasan untuk memasukkan
anaknya dalam lembaga bahasa yang tersedia melalui beberapa tahapan‐
tahapan pertimbangan mengenai baik buruknya suatu lembaga kursus.
4. Pembeli : sebagai pengambil keputusan, maka para orang tua yang
menentukan apakah pada akhirnya mereka menginginkan anaknya untuk
masuk dalam kursus bahasa Inggris atau sebaliknya.
5. Pemakai : ESL adalah lembaga kursus bahasa Inggris yang memberikan
pengajaran bahasa Inggris kepada anak‐anak usia sekolah dasar saja.
Sehingga secara keseluruhan yang akan menjadi pengguna jasa ESL adalah
anak‐anak usia sekolah dasar yang menginginkan fasih dalam bahasa
Inggris.
Menurut data kependudukan kota Cilacap tahun 2005, jumlah anak‐anak usia
sekolah dasar di daerah Cilacap adalah sebagai berikut :
RENCANA BISNIS
34
Tabel 2.5 Jumlah anak usia sekolah dasar di Cilacap tahun 2005
Kecamatan Jumlah Murid
Cilacap Selatan 7.723
Cilacap Tengah 7.372
Cilacap Utara 7.762
Total 22.857 Sumber : BPS Cilacap
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa market size anak usia sekolah dasar di
kota Cilacap yang bisa menjadi pengguna layanan jasa pendidikan di ESL adalah
sebesar 22.857 jiwa.
2.5.3 Strategic opportunities
Analisis SWOT
a. Keunggulan
• Lokasi ESL yang berdekatan dengan target pasar dari ESL.
• ESL menawarkan pengalaman belajar yang baru dengan menerapkan
metode “Learning by Doing (Fun)”.
• Selain itu ESL memiliki kurikulum yang berbeda dengan lembaga bahasa
Inggris pada umumnya.
• ESL mempekerjakan tenaga –tenaga ahli yang diberi pelatihan agar lebih
handal dalam memberi materi dan menangani anak‐anak, serta
menyediakan staf yang berkompetensi dalam melayani konsumen.
• Lingkungan ESL berada pada lingkungan yang sangat kondusif untuk
belajar.
RENCANA BISNIS
35
• ESL memiliki tenaga ahli yang dapat menciptakan design interior maupun
eksterior yang unik yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi
ESL dan membuat ESL lebih menarik (eye‐catchy).
• Untuk fasilitas ruangan, ESL didesign senyaman mungkin agar anak‐anak
merasa di rumah sendiri yang akhirnya anak‐anak tidak kaku dan dapat
dengan mudah menerima pelajaran.
b. Kelemahan
• Lembaga kursus ini merupakan bisnis baru yang pada awal
pelaksanaannya mengalami hambatan menyangkut kredibilitas. Sehingga
selain usaha mengoptimalkan sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, juga diperlukan strategi pemasaran dan strategi promosi yang
dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangannya agar berlangsung
secara berkelanjutan di masa yang akan datang.
• Harga yang ditawarkan ESL lebih tinggi diatas harga lembaga kursus
lainnya, sehingga sebagai pendatang baru dengan penawaran harga yang
lebih tinggi dapat menjadi tantangan tersendiri.
• Brand ESL adalah brand baru dalam dunia pendidikan lembaga bahasa.
Sehingga untuk memasuki pasar yang dituju membutuhkan usaha yang
keras dan tepat.
c. Peluang
• Jumlah anak‐anak usia sekolah dasar di kota Cilacap juga sangat besar
namun sarana pendidikan bahasa yang ada masih mengalami keterbatasan
dalam hal ruangan maupun fasilitas, sehingga ESL berpeluang untuk
menyediakan sarana pendidikan yang memadai.
RENCANA BISNIS
36
• Secara psikologis pada usia antara 5‐10 tahun, anak‐anak lebih cepat untuk
belajar bahasa asing.
• Mengingat pentingnya bahasa Inggris dalam era globalisasi dan sebagai
paspor untuk studi lebih lanjut ke seluruh dunia, dan memperoleh karir
bertaraf internasional maka keberadaan ESL sebagai lembaga yang
menyediakan kursus bahasa Inggris dapat diakui.
Berdasarkan hasil survey, dari 200 responden 99% berpendapat bahwa
bahasa Inggris adalah penting.
Pentingkah
(a)99%
(b)0%
(c)1%
(a) Ya
(b) Tidak
(c) Ragu-ragu
Gambar 2.11 Presentase Pentingnya Bahasa Inggris
Sedangkan untuk presentase ketertarikan responden untuk memasukkan
anaknya dalam kursus bahasa Inggris adalah sebesar 96%, dan 4% lainnya
berpendapat ragu‐ragu.
Tertarik
(a)96%
(b)0%
(c)4%
(a) Ya
(b) Tidak
(c) Ragu-ragu
Gambar 2.12 Presentase Ketertarikan Responden
RENCANA BISNIS
37
• Selain itu penawaran metode dan kurikulum berbeda dengan yang
ditawarkan oleh pesaing juga dapat menjadi peluang bagi berkembangnya
bisnis lembaga kursus bahasa Inggris ini.
d. Ancaman
• Ancaman bagi lembaga kursus ini adalah adanya substitusi dari fungsi
lembaga kursus bahasa inggris. Mengingat adanya kursus‐ kursus privat
yang menawarkan jasa pengajaran bahasa inggris door to door atau
mengajar dengan datang ke rumah konsumen yang dianggap lebih
ekonomis.
• Masuknya lembaga‐lembaga bahasa yang sudah memiliki nama seperti EF,
LIA atau TBI ke daerah Cilacap menjadi ancaman tersendiri bagi ESL.
• Selain itu, adanya peraturan pemerintah yang mengharuskan sistem
pendidikan disekolah diperbaiki, dapat membuat keberadaan lembaga
kursusan menjadi berkurang mengingat intelejensi para siswa sudah
mengalami kemajuan dalam berbahasa Inggris.
• Ancaman lainnya adalah market driven akibat dari posisi bahasa Inggris
sebagai bahasa internasional tergantikan dengan bahasa mandarin,
sehingga pasar lebih menginginkan untuk belajar bahasa mandarin.
2.5.4 Strategi Pemasaran
Merancang strategi pemasaran digunakan untuk mencapai sasaran dan tujuan
dari suatu perusahaan, (Kotler,2000:91) :
Tujuan pemasaran dari suatu usaha adalah memaksimalkan profit. Untuk
mencapai profit yang diinginkan maka ditentukan sasaran dan strategi yang
sesuai agar tujuan pemasaran benar‐benar dapat diimplementasikan dan
memberi keuntungan kepada perusahaan.
RENCANA BISNIS
38
Untuk tercapainya tujuan dari ESL, maka dilakukan strategi pemasaran
berdasarkan 4P yang meliputi Product, Price, Place and Promotion, selain itu khusus
produk berupa jasa terdapat tambahan 3P meliputi People, Process, dan Physical
Evidence (Kotler, 2000:493) yang dijelaskan secara rinci dibawah ini :
Product
Memberikan layanan pendidikan bagi anak‐anak usia sekolah dasar dengan
metode “Learning by Doing (Fun)” yang dikemas dalam kurikulum penyaluran
bakat. Prinsip utama dari ESL adalah siswa dapat aktif berbicara. Hal ini juga
didukung oleh pendapat para orang tua siswa yang menyatakan motivasinya
dalam memasukkan anak ke lembaga bahasa sesuai dengan gambar dibawah ini
Alasan
(a)22%
(e)30%
(d)16% (c)
20%
(b)12%
(a) Membiasakan
(b) Sosialisasi
(c) Tuntutan Zaman
(d) Wawasan
(e) Dapat Berbicara
Gambar 2.13 Motivasi Responden
Price
Harga agak lebih tinggi diatas pesaing dengan diimbangi oleh kualitas dan
layanan jasa yang unggul. Selain itu menawarkan value‐added berupa pemberian
diskon apabila pembayaran dilakukan cash pada awal pendaftaran.
RENCANA BISNIS
39
Place
Pemilihan lokasi berada di dalam perumahan Gumilir Indah yang aman dan
kondusif serta sangat strategis, karena bersebrangan dengan target pasar. Selain
itu akses menuju lokasi sangat mudah, karena hanya berjarak beberapa meter dari
jalan utama.
Promotion
Sebagai pendatang baru, perusahaan akan memfokuskan kegiatan
komunikasinya untuk pembentukan awareness dan pembentukan image
konsumen terhadap ESL untuk menstimulasi pembelian.
Pendekatan yang dilakukan ESL adalah penetrasi pasar yang akan diupayakan
melalui :
1. Penguasaan pasar
• Meningkatkan dan membentuk awareness yang kuat pada target
segmen yang dituju, dengan komunikasi yang tepat dan intensif.
• Membuka cabang (dalam jangka panjang) di lokasi‐lokasi strategis
lainnya untuk memberikan alternative lokasi untuk menjangkau lebih
banyak konsumen baru.
2. Memaksimalkan jumlah target pasar yang berkunjung. Dengan
meningkatkan awareness pasar, maka semakin banyak pengunjung yang
ingin mencari informasi lebih mengenai program kursus bahasa inggris ini.
3. Memaksimalkan penjualan jasa : Agar para pengunjung yang awalnya
hanya survey produk menjadi pelanggan tetap, maka dilakukan berbagai
program pemasaran untuk meningkatkan penjualan jasa yang akan
dijelaskan secara rinci pada kategori promotion dibawah ini.
RENCANA BISNIS
40
Komponen promotion mix yang dipilih untuk berkomunikasi dengan konsumen
adalah personel selling, advertising, sales promotion, dan publicity.
• Personel selling : Komunikasi “ Word of Mouth”. Menurut survey yang
dilakukan oleh Mark Plus & co (2005:35), 3 (tiga) dari 5 (lima) ibu‐ibu
mengikuti saran yang diberikan teman satu perkumpulannya. Hal ini
sangat membantu karena di dalam perumahan Gunung Simping sendiri
para ibu‐ibu sangat rutin melakukan kegiatan perkumpulan seperti arisan
Rukun Tetangga (RT), arisan Rukun Warga (RW), arisan bidang, selain itu
terdapat perkumpulan ‘Persatuan Wanita Patra’. Sehingga ESL dapat
membuat kegiatan‐kegiatan yang melibatkan para ibu tidak hanya berupa
kegiatan promosi tetapi juga kegiatan yang bersifat edukatif spt ceramah,
seminar dan sejenisnya.
• Advertising : dilakukan dengan cara menyebarkan pamflet atau brosur atau
melalui spanduk yang dipasang didaerah perumahan Gunung Simping
maupun di jalan raya. Selain itu dapat membuat artikel yang akan dimuat
di Buletin PERTAMINA.
• Sales promotion : Memberi undangan ke rumah‐ rumah untuk menghadiri
presentasi yang diselenggarakan di ESL (open house) yang juga dihadiri
oleh native speaker, dan memberi calendar ESL sebagai buah tangan.
• Publicity : Dalam rangka membangun image, ESL bekerja sama dengan
sekolah‐sekolah untuk memberikan diskon bagi anak murid yang selalu
masuk dalam ranking 3 (tiga) besar. Selain itu ESL akan mensponsori
event‐event yang berkaitan dengan acara anak‐anak yang diadakan di
sekolah‐sekolah ataupun di perumahan seperti acara 17 agustusan.
RENCANA BISNIS
41
People
ESL menggunakan tim personel dan pelanggan secara efektif untuk
mengkomunikasikan posisinya. Tim personel dididik dan dilatih serta diberi
motivasi tinggi untuk dapat menangani anak‐anak dengan cara yang “fun”.
Selain itu tim personel juga diberi kebebasan berekspresi dalam menciptakan
suasana belajar mengajar yang menyenangkan. Dalam penerimaannya
didasarkan pada tingkah laku, sikap dan appearance mereka. Selain tim personel,
pelanggan juga termasuk unsur penunjang dalam penciptaaan atmosfer yang
“fun”. Atmosfer yang “fun” dapat terwujud apabila pelanggan menuruti apa
yang diajarkan padanya dan mengimplementasikannya.
Physical Evidence
Physical evidence merupakan segala komponen tangibles yang memfasilitasi
kinerja atau komunikasi dari layanan tersebut. Memiliki tampilan warna yang
cerah sebagai simbol dari keceriaan yang mengandung makna menyenangkan
atau “fun”. Tampilan lainnya yang juga memposisikan “fun” dari ESL adalah tim
personalnya berpakaian casual dan sesekali menggunakan kostum yang
menggambarkan karakter tertentu. Sebagai salah satu selling uniqueness dari ESL,
untuk tampilan ruangan sebagai penunjang kegiatan penyaluran bakat maka ESL
membuat ruangan dimana seolah‐olah anak‐anak benar‐benar berada di situasi
tertentu. Sebagai contoh, dibuat tampilan seperti di studio televisi atau stasiun
radio dengan menyediakan alat‐alat on‐air, antara lain seperti kamera buatan, mic,
dan headset.
Process
Di dalam proses terdapat mekanisme, prosedur, dan aliran kegiatan layanan yang
diberikan pada pelanggan. Proses dalam kegiatan operasional merupakan bagian
RENCANA BISNIS
42
dari pemasaran layanan yang merupakan upaya pemenuhan janji kepada
pelanggan. Aliran operasional ESL sangat sederhana dan tidak melalui proses
yang berbelit‐belit. Sebagai salah satu upaya yang menyangkut lancarnya
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, ESL menyediakan locker pribadi untuk
anak sebagai tempat penyimpanan buku‐buku maupun alat tulis menulis
sehingga dalam proses belajar mengajar tidak mengalami halangan apabila ada
anak‐anak lupa membawa buku.
2.5.5 Branding
Pemilihan nama “ESL” dengan tujuan memberikan gambaran pembeda terhadap
pesaing. ESL artinya English as a Second Language, karena mother language kita
adalah bahasa Indonesia. Terdapat gambar toga pada logo ESL menggambarkan
bahwa ESL senantiasa mencetak generasi‐generasi yang pintar dan cerdas, karena
toga sendiri melambangkan selesainya masa belajar seseorang dimana dalam
pencapaiannya dengan perjuangan dan dengan tingkat intelejensi yang tinggi.
2.6 Operational Plan
Program operasional dinyatakan dalam jumlah kelas dan jumlah shift. Dalam satu
hari, terdapat tiga shift yang berlangsung selama 1 ½ jam yang masing‐masing
shift terbagi dalam 5 kelas. Sedangkan jumlah murid dalam satu kelas adalah 6
sampai 8 anak.
2.6.1 Kapasitas
Dengan 6 hari kerja dalam satu minggu dan terdapat 5 kelas, sehingga kapasitas
maksimal dari ESL adalah sebanyak 360 siswa.
Menurut hasil survey, maka perbandingan jumlah pengajar dan jumlah anak
adalah 39% dari 200 responden berpendapat bahwa guru membawahi 6 (enam)
RENCANA BISNIS
43
sampai 8 (delapan) murid/anak dalam satu kelas. Dapat dilihat dari grafik
dibawah ini :
Pengajar : murid(d) 2%
(c)40%
(a)22%
(b)36%
(a) 1 : 5
(b) 1 : 6
(c) 1 : 8
(d) 1 : 10
Gambar 2.14 Perbandingan jumlah pengajar dan murid
2.6.2 Harga
ESL menerapkan pendekatan perceived‐value pricing dimana penetapan harga
berdasarkan perceived‐value konsumen yang dibentuk oleh perceived benefit
(product,service, dan brand image benefits) dan perceived cost (price paid and non price
cost) mereka.(Best, R.J,2005:243)
Dengan pendekatan perceived‐value pricing, ESL menetapkan harga kursus diatas
rata‐rata harga pesaing. Harga yang ditetapkan mempertimbangkan benefit yang
diberikan dengan memperhatikan daya beli konsumen. Sehingga penentuan
harga tersebut terjangkau oleh masyarakat dan dapat menarik perhatian
masyarakat untuk menjadi konsumen ESL.
RENCANA BISNIS
44
2.6.3 Struktur organisasi
Gambar 2.15 Struktur organisasi
2.7 Human Resources Plan
Sebagai penunjang jalannya suatu program pendidikan di ESL, maka dibutuhkan
sumber daya manusia yang jumlahnya sebanding dengan jumlah anak‐anak.
Sumber daya manusia yang dipilih adalah sumber daya manusia yang
professional dalam bidangnya, loyal, dan mempunyai dedikasi tinggi terhadap
pekerjaannya maupun tempat mereka bernaung. (Rostiany,2000:V‐20)
Pengoperasian tempat kursus melibatkan beberapa personel, yaitu :
1. Pengelola : Bertugas sebagai fasilitator dan bertanggung jawab mengatur
jalannya seluruh kegiatan yang berlangsung di ESL.
Persyaratan akademis untuk menjadi pengelola : Wanita atau pria dengan
latar pendidikan strata satu dan berpengalaman dalam bidang menejemen
usaha maupun sumber daya manusia.
2. Staf pengajar : Menyampaikan materi‐materi sesuai dengan program /
kurikulum yang telah ditetapkan.
Pengelola
Team Pengajar (7 orang)
Tenaga adm+keu(1 orang)
Tenaga RT (1 orang)
Tenaga Keamanan (1 orang)
RENCANA BISNIS
45
Persyaratan akademis : Wanita dengan latar belakang pendidikan bahasa
asing (khususnya bahasa Inggris) atau memahami ilmu bahasa dan fasih
dalam berbahasa Inggris lisan maupun tertulis.
3. Staf administrasi : Menangani urusan administrasi dan keuangan.
Persyaratan akademis : Wanita dengan latar pendidikan D3 bidang
sekretraris atau akuntansi.
4. Tenaga rumah tangga : Mengurus kebersihan kelas serta lingkungan
tempat kursus.
Persyaratan : Wanita dengan ketrampilan dalam hal membersihkan dan
menata ruangan.
5. Tenaga keamanan : melakukan pengawasan terhadap keselamatan dan
keamanan anak‐anak maupun tempat kursus.
Persyaratan : Pria bertanggung jawab dan disiplin atas kesadaran akan
keselamatan anak.
2.8 Financial Plan
Dalam perencanaan keuangan ditentukan perkiraan biaya yang diperlukan
untuk membuka sebuah bisnis. Setelah mendapat perkiraan biaya yang
diperlukan, dibuat aliran kas selama 5 tahun untuk melihat siklus dari operasi
keuangan perusahaan sehingga memudahkan dalam mengontrol pengeluaran
dan pemasukan.
2.8.1 Tujuan dan sasaran keuangan
Tujuan yang ingin dicapai oleh ESL melalui kebijakan strategi keuangannya
adalah untuk meningkatkan shareholder value. Untuk mencapai tujuan
tersebut, ditetapkan beberapa sasaran yang harus dicapai dalam waktu 5
tahun. Adapun sasaran yang harus dicapai adalah : (Palesangi,2006:51)
RENCANA BISNIS
46
1. Mendapatkan nilai Net Present Value yang positif dari investasi yang
ditanamkan para pemegang saham pada bisnis ini.
2. Mencapai Payback period (jangka waktu pengembalian dari investasi) dalam
waktu dibawah 5 tahun.
3. Memiliki Internal Rate of Return melebihi presentase bunga bank.
2.8.2 Asumsi Dasar
Digunakan asumsi‐asumsi yang berkaitan dengan perhitungan kriteria
performansi financial sebagai berikut :
• Suku bunga BI 8,25%
• Suku bunga pinjaman Bank 17%
• Kenaikan jumlah siswa sebesar 30% per tahun
• Depresiasi menggunakan metode straight line selama 5 tahun
• Pembagian deviden 20% setiap tahun
• Tidak terjadi kenaikan tarif listrik
• Non operating revenue berasal dari penjualan makanan dan buku
• Pajak menggunakan ketentuan UU perpajakan no.21 tahun 2007
• Turnover sebesar 20%
• Nilai MARR sebesar 21,5%
2.8.3 Investasi Awal
Alokasi dana yang diinvestasikan meliputi dua hal yakni biaya start up
(perijinan, papan nama dan pembuatan plang), dan biaya untuk kebutuhan
asset (aset lancar dan aset tetap). Sehingga total kebutuhan dana awal adalah
sebesar Rp 341.000.000,‐ Lihat pada Lampiran B.
RENCANA BISNIS
47
2.8.4 Analisis Titik Impas
Untuk memudahkan mengontrol biaya operasional maka perlu dilakukan
analisis titik impas sehingga dapat diketahui titik impas berdasarkan unit
(dalam hal ini jumlah siswa). Untuk titik impas jumlah siswa adalah 50 siswa.
Tabel 2.6 Perhitungan BEP
CoS 215,000
KMS 485,000 BEP 50
2.8.5 Proyeksi Neraca Saldo
Pembahasan proyeksi neraca saldo meliputi kebijakan arus kas, persediaan
dan pendanaan.
2.8.5.1 Kebijakan Arus Kas
Dalam menentukan nilai minimum kas, perusahaan akan menganggarkan
uang kas perusahaan dengan buffer kas Rp 24,000,000,‐ yang digunakan untuk
menutupi biaya operasional selama 3 bulan pertama. Dari hasil perhitungan
proyeksi selama 5 tahun, perusahaan akan menempatkan kelebihan uang
kasnya per tahun dalam bentuk deposito. Adapun salah satu alasan
perusahaan untuk menginvestasikan sebagian keuntungannya dalam bentuk
deposito adalah untuk rencana pengembangan usaha dimasa depan.
Sedangkan alasan lainnya adalah return yang diperoleh dari penempatan
deposito lebih tinggi jika dibandingkan dengan hanya disimpan dalam bentuk
tabungan atau giro bank.
RENCANA BISNIS
48
2.8.5.2 Kebijakan Persediaan
Untuk kebijakan persediaan berupa persediaan yang habis dibagikan kepada
siswa yaitu buku, CD, dan spidol. Pengalokasian persediaan cadangan adalah
sebesar kebutuhan untuk 30 siswa.
2.8.5.3 Kebijakan pendanaan
• Kebijakan sumber modal
Pendanaan investasi awal ESL berupa modal gabungan antara dua orang
perempuan dimana memiliki hubungan pertemanan, dan sebagian modal
tambahan berasal dari pihak ke‐3 (investor).
Modal awal ESL akan disetorkan sepenuhnya pada awal pendirian usaha,
dan akan digunakan untuk melakukan pembiayaan terhadap biaya pra
operasional, biaya pembelian supplies, biaya pembelian asset tetap, dan
biaya operasional.
• Kebijakan struktur modal
Dengan sumber pendanaan yang berasal dari modal gabungan ditambah
dengan modal investor, maka kebijakan komposisi struktur modal adalah
berupa equitas dan long‐term debt.
• Kebijakan deviden
Seiring berjalannya usaha ESL ini, diharapkan ESL dapat membagikan
deviden kas kepada para pemegang saham apabila net income
menghasilkan nilai yang positif. Pada tahun tersebut arus kas bersih yang
diperoleh perusahaan memungkinkan untuk pembagian deviden.
Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan bagi
pemegang saham bahwa ESL dapat memberikan pengembalian investasi
RENCANA BISNIS
49
yang stabil. Besarnya deviden yang akan dibagikan adalah 20% dari net
income sejak tahun ke 1. ketika keuangan sudah mengalami keadaan yang
stabil.
2.8.6 Proyeksi Laba Rugi
Dalam proyeksi laba rugi dapat dilihat laporan mengenai penghasilan, biaya
serta laba rugi perusahaan selama periode tertentu.
2.8.6.1 Kebijakan Operasional
Kebijakan ini digunakan untuk pengelolaan biaya opersional perusahaan,
yaitu penentuan harga pokok, biaya administrasi dan umum, serta biaya
pemasaran.
• Kebijakan Harga Pokok
Penentuan harga pokok pembelian (direct of sales) berdasarkan simulasi
biaya langsung dalam penyelenggaraan jasa kursus, seperti gaji guru,
buku, CD yang dibagikan dan biaya training guru.
• Kebijakan Biaya Administrasi dan Umum, meliputi :
1. Gaji manajer
2. Biaya kompensasi karyawan
3. Biaya listrik dan telepon
4. Biaya pemeliharaan
5. Biaya depresiasi
6. Biaya lain‐lain
RENCANA BISNIS
50
• Kebijakan Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran disini adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
dapat mendukung pencapaian strategi pemasaran dari perusahaan.
Kenaikan atau penurunan biaya per tahun akan sangat dipengaruhi oleh
tingkat kenaikan harga dan aktifitas pemasaran perusahaan. Lampiran B
akan memberikan penjelasan mengenai proyeksi laba‐rugi.
2.8.7 Proyeksi Arus Kas
Tujuan utama dari menejemen arus kas adalah menginvestasikan kelebihan
dana kas untuk memperoleh return yang menguntungkan, akan tetapi disisi
lain perusahaan juga harus menjaga kebutuhan likuiditasnya. Dengan
memelihara saldo kas dalam jumlah minimum maka perusahaan akan
memiliki kesempatan untuk berinvestai sehingga dapat memaksimalkan
keuntungan perusahaan (Palesangi,2006:55). Penjelasan lebih rinci dijelaskan
pada Lampiran B.
2.8.8 Penilaian Investasi
Metode penilaian investasi yang digunakan adalah metode NPV,IRR, Payback
period
1. Payback Period
Merupakan ekspetasi jumlah tahun yang diperlukan untuk menutup
investasi awal. Ekspetasi jumlah tahun yang diperlukan oleh ESL untuk
menutup investasi awalnya selama 3 tahun.
2. Net Present Value
Metode ini digunakan untuk mengetahui keefektifan evaluasi suatu
proyek. NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus proyek sudah
RENCANA BISNIS
51
mencukupi untuk membayar kembali modal yang diinvestasikan dan
memberikan tingkat pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut.
Apabila proyek NPV bernilai positif, maka proyek tersebut menghasilkan
lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk menutup utang dan
memberikan pengembalian yang diperlukan kepada pemegang saham.
Perhitungan NPV ESL tahun ke 4 adalah sebesar Rp 162,049,051. Sedangkan
pada tahun ke 5 mencapai Rp 337,294,204.
3. Internal Rate of Return
IRR adalah ukuran untuk menilai suatu proyek menurut nilai mata uang
berdasarkan waktu. IRR menggambarkan kemampuan proyek untuk
mendapat keuntungan rata‐rata selama proyek beroperasi ditinjau dari
segi tingkat suku bunga simpanan.Apabila nilai IRR lebih besar daripada
tungkat suku bunga simpanan, maka proyek layak untuk didirikan.
Nilai IRR ESL adalah sebesar 28%, dimana nilai IRR tersebut lebih besar
dibandingkan dengan suku bunga bank di Indonesia sebesar 8,25%. Hal ini
berarti investor akan menerima keuntungan yang lebih besar apabila uang
ditanamkan pada proyek ini, dibandingkan dengan menyimpan uangnya
di bank.
2.8.9 Analisa Sensitivitas
Pada analisa sensitivitas ini, disimulasikan beberapa situasi yang mungkin
terjadi. Adapun situsi yang akan disimulasikan adalah variasi jumlah anak
yang akan menjadi siswa ESL.
Kondisi I : Jumlah anak = 15,4 % dari target market share
Kondisi II : Jumlah anak = 13,8 % dari target market share
RENCANA BISNIS
52
Kedua kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.7 Analisa Sensitivitas
IRR NPV (5 tahun) PP
Kondisi I 28% 337,294,204Rp 36 bulan
Kondisi II 19% 245,390,272Rp 42 bulan
Dari hasil analisa sensitivitas, dapat dilihat bahwa pendirian lembaga kursus
ESL ini cukup senstitif terhadap variasi jumlah anak. Jika terjadi penurunan
market share sebesar 1,6 %, maka jumlah siswa berkurang sebesar 11% yang
menyebabkan kriteria finansial menjadi tidak layak karena IRR yang semula
28% menjadi 19%. Jumlah 19% ini lebih kecil dari MARR sebesar 21,5%
(IRR=19%< MARR=21,5%).
Dengan demikian, pihak pengelola harus berusaha memenuhi target market
share yang ditetapkan. (Rostiany,2000:V‐38)
2.8.10 Rasio Keuangan
Untuk mengukur kinerja perusahaan maka akan digunakan beberapa rasio‐
rasio keuntungan. Adapun yang menjadi data utama dalam menghitung rasio‐
rasio ini adalah neraca dan laba rugi perusahaan. Rasio‐rasio yang digunakan
untuk menganalisa kinerja ESL antara lain :
1. Return on Investment (ROI)
Return on investment (ROI) adalah perbandingan antara pemasukan per
tahun terhadap dana investasi sehingga dapat juga disebut pengembalian
atas asset per tahun.
RENCANA BISNIS
53
ROI = investment
incomeNet
(Brigham,2002:84)
ROI yang diperoleh setelah pajak adalah
Tabel 2.8 Pertumbuhan ROI
1 2 3 4 5
20.3% 38.6% 60.4% 87.6% 90.6%ROI
Angka tersebut menunjukkan bahwa jumlah pendapatan terhadap
investasi bertambah dari tahun ke tahun, dan pada tahun ke‐5 dengan ROI
yang sudah mencapai 90% menunjukkan saatnya melakukan investasi
baru.
2. Return on Asset (ROA)
Dalam rasio ini akan diukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dengan memanfaatkan seluruh asset yang dimilki perusahaan. Secara
umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi rasio ini maka dapat
diartikan bahwa perusahaan telah memanfaatkan semua harta yang
dimikilinya secara maksimal.
ROA = Asset
incomeNet
(Brigham,2002:93)
Return on Asset (ROA) ESL selama 5 tahun adalah
RENCANA BISNIS
54
Tabel 2.9 PertumbuhanROA
1 2 3 4 5
20.3% 35.9% 47.8% 56.8% 46.2%ROA
Hal ini menggambarkan bahwa perusahaan mampu memberdayakan
asetnya sehingga menghasilkan pertumbuhan tingkat laba perusahaan
setiap tahun. ROA pada tahun ke‐5 menglami penurunan menunjukkan
bahwa perusahaan pada tahap mature.