5/8/2018 Paper OM Steven & Jesica - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-steven-jesica 1/13
HIPOSALIVASI DAN XEROSTOMIA PADA POPULASI
DEWASA TUA DAN MASIH MEMILIKI GIGI
R. Constance Wiener, DMD; Bei Wu, PhD; Richard Crout, DMD, PhD, MS; Michael
Wiener, DMD; Brenda Plassman, PhD; Elizabeth Kao, DMD; Daniel McNeil, PhD
Abstrak
Latar Belakang. Orang dewasa tua rentan mengalami penurunan produksi saliva terkait dengan pengobatan obat-obatan tertentu, radiasi, dan kondisi kronik. Banyak orang dewasa tua yang memiliki masalah kesehatan fisik danrongga mulut namun, memiliki kesempatan yang terbatas untuk melakukan perawatan gigi. Penggunaan peralatan
screening yang efektif untuk xerostomia dan hiposalivasi dapat membantu dalam mengidentifikasi mereka yang
berisiko. Peneliti melakukan penelitian untuk melihat hubungan antara ketiga parameter dari mulut kering yaituhiposalivasi (aliran saliva tidak distimulasi sedikit), pengakuan xerostomia oleh pasien sendiri, dan penilaian mulutkering secara klinis.Metode. Peneliti menggunakan sampel sebanyak 252 orang yang tidak demensia, berasal dari Virginia Barat, masihmemiliki gigi, berumur 70 tahun atau lebih, yang merupakan bagian dari penelitian terbesar pada kesehatan ronggamulut dan kelompok orang-orang dewasa tua. Sampel mengisi sendiri indeks xerostomia dengan lengkap,memberikan sampel saliva yang tidak distimulasi, dan melakukan penilaian rongga mulut untuk penelitian.Hasil. Dua puluh delapan orang (11,1%) mengalami hiposalivasi, delapan diantaranya dilaporkan mengalamixerostomia (nilai sensitivitas = 28,6%). Dari 43 sampel yang melaporkan mengalami xerostomia, hanya delapanyang mengalami hiposalivasi (nilai prediksi positif = 18,6%). Hiposalivasi dan pengakuan sendiri xerostomia tidak mempunyai hubungan yang signifikan. Penilaian klinis mulut kering mempunyai hubungan yang sederhana, tetapisignifikan dengan hiposalivasi dan pengakuan sendiri xerostomia.Kesimpulan. Mengamati laju aliran saliva yang tidak distimulasi secara rutin, disamping informasi pengakuan oleh
pasien sendiri dan melakukan evaluasi rongga mulut dapat meningkatkan deteksi dini mulut kering, yang akanmembantu dalam mengimplementasikan intervensi dini untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.Implikasi Klinis. Pemeriksaan jaringan rongga mulut secara visual untuk menentukan apakah rongga mulut keringdan bertanya kepada pasien apakah mulutnya kering tidak, cukup bagi dokter untuk menentukan apakah pasienmengalami hiposalivasi. Peneliti menyarankan agar dokter mengidentifikasi laju aliran saliva pasien yang tidak distimulasi.Kata Kunci. Xerostomia; aliran saliva; geriatrik.
JADA 2010:141(3):279-284.
Saliva berperan penting dalam kesehatan rongga mulut. Saliva bisa menetralkan asam,
memiliki antibodi, mencegah erosi dan ulserasi pada mukosa gingiva, dan berperan dalam
remineralisasi gigi. Ketika fungsi saliva berkurang, pasien memiliki risiko yang lebih tinggi
mengalami karies gigi, ketidaknyamanan pemakaian gigitiruan, dan dapat mengalami penyakit
seperti kandidiasis, bila dibandingkan dengan orang yang memiliki laju aliran saliva yang
normal.
5/8/2018 Paper OM Steven & Jesica - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-steven-jesica 2/13
Xerostomia berarti mulut kering. Pemakaian obat-obatan dengan efek antisialogogik
paling sering sebagai penyebab xerostomia. Obat-obatan ini terdiri dari obat antikolinergik,
antidepresan, antipsikotik, diuretik, antihipertensi, sedatif dan anxiolitik, antihistamin, agen
analgesik opioid, dan obat anti inflamasi nonsteroid. Beberapa penyebab biologis dari
xerostomia yaitu memiliki riwayat radiasi di daerah kepala dan leher, penyakit kelenjar saliva,
diabetes, sirosis alkoholik, cystic fibrosis, gangguan hormonal, penyakit autoimun (seperti
syndrom Sjogren, rheumatoid arthritis, sistemic lupus eritematosus), dan beberapa penyakit
lainnya. Faktor sosial dan psikologis seperti depresi, kecemasan, dan stres juga merupakan
penyebab xerostomia.
Xerostomia merupakan keadaan yang sering terjadi. Dalam suatu studi penelitian, peneliti
menemukan bahwa 46% dari sampel mengalami xerostomia. Penulis artikel juga menemukan
bahwa 17 sampai 29% dari pasien dewasa tua mengalami xerostomia, dengan prevalensi lebih
tinggi pada wanita. Xerostomia sering terjadi bersamaan dengan kondisi rongga mulut lainnya
seperti idiopathic dysesthesia ( stomatalgia atau burning mouth syndrom), parageusia, disphagia,
halitosis, karies gigi, dan penyakit periodontal. Xerostomia dapat menganggu berbicara,
pemakaian gigitiruan, dan dapat menjadi faktor malnutrisi. Aspek psikososial dari xerostomia
berawal dari efek ringan menurut pengakuan atas kesehatan rongga mulut, sampai dengan
pengakuan frustasi, malu, tidak bahagia, dan gangguan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
Hipofungsi kelenjar saliva atau hiposalivasi merupakan kondisi berkurangnya produksi
saliva, yang berbeda dengan xerostomia. Cara terbaik untuk mendiagnosa hiposalivasi adalah
mengukur aliran saliva. Laju aliran saliva dapat digunakan sebagai dasar untuk mendiagnosa
hiposalivasi dalam studi skala besar. Rata-rata laju aliran saliva yang tidak distimulasi secara
keseluruhan berkisar 0,3-0,4 mL/menit pada saat tidak tidur. Jika aliran saliva yang tidak
5/8/2018 Paper OM Steven & Jesica - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-steven-jesica 3/13
distimulasi berkisar 0,1 mL/menit atau dibawah 0,1 mL/menit, maka menunjukkan hiposalivasi.
Pada orang yang mengalami hiposalivasi, maka proses penetralan bikarbonat dan urea, proses
remineralisasi, dan proses penetralan gula dan asam menjadi tidak adekuat, sehingga dapat
menyebabkan risiko karies meningkat.
Orang-orang dengan usia 65 tahun dan yang lebih tua adalah orang yang paling rentan
terkena xerostomia dan hiposalivasi. Dalam studi selama tiga tahun, peneliti menemukan bahwa
orang dewasa tua dengan laju aliran saliva yang rendah lebih mungkin kehilangan setidaknya
satu gigi daripada orang dewasa tua dengan laju aliran saliva normal. Banyak orang dewasa tua
memiliki kondisi kesehatan yang buruk dan kondisi kesehatan kronis, dan mereka mengabaikan
perawatan terhadap gigi mereka. Selalu menjalani perawatan untuk kesehatan didasari oleh
kesadaran terhadap status kesehatan. Jika seseorang mengaku tidak memiliki gejala fisik, maka
dapat dilakukan pemeriksaan penunjang dan screening untuk membantu mengidentifikasi
masalah kesehatan medis dan rongga mulut.
Kekeringan jaringan rongga mulut merupakan hal yang kompleks. Seseorang mungkin
dapat mengalami xerostomia, dengan atau tanpa hiposalivasi; ataupun mengalami hiposalivasi
dengan atau tanpa xerostomia, atau memiliki aliran saliva dan sensasi yang normal. Penilaian
klinis dari mulut kering merupakan komponen penting dari suatu perawatan. Seseorang mungkin
secara klinis dapat diidentifikasi mulut kering dengan atau tanpa xerostomia dan dengan atau
tanpa hiposalivasi. Hipotesis kami menyatakan bahwa laju aliran saliva yang tidak distimulasi
pada orang dewasa tua adalah berbeda dari pengakuan sendiri dari orang-orang yang mengalami
xerostomia dan penilaian visual dari mulut kering, dan hasil dari pengakuan orang-orang yang
mengalami xerostomia, maka penilaian visual, dan laju aliran saliva yang tidak distimulasi,
diperlukan untuk mengidentifikasi mulut kering. Kami melakukan studi untuk melihat hubungan
5/8/2018 Paper OM Steven & Jesica - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-steven-jesica 4/13
antara ketiga penilaian untuk mulut kering yaitu hiposalivasi, pengakuan sendiri mengalami
xerostomia, dan mulut kering yang diidentifikasi melalui penilaian klinis.
SAMPEL DAN METODE PENELITIAN
Seluruh sampel merupakan bagian dari penelitian terbesar pada kesehatan rongga mulut
dan kesadaran orang dewasa tua yang berada di Virginia Barat. West Virginia University
International Review Board telah menyetujui semua prosedur dan kami telah mendapat informed
consent dari semua sampel. Kami memberikan seluruh sampel gift cards dari pedagang eceran
lokal sebagai kompensasi atas partisipasi mereka dalam penelitian ini. Kami mengumpulkan data
dari 1 Agustus 2007 sampai 30 April 2009. Sampel terdiri atas 269 warga Virginia Barat dengan
usia 70 tahun ke atas dan masih mempunyai empat atau lebih gigi asli. Tujuh belas sampel yang
telah terdiagnosa dimensia dieksklusi karena dikhawatirkan tidak mampu menerima informasi
yang diberikan tentang kesehatan rongga mulut untuk setiap protokol pada penelitian kami.
Akhirnya, sampel yang masuk dalam kriteria inklusi terdiri atas 252 orang yang direkrut dari
beberapa lokasi di Virginia Barat dengan beberapa cara strategi yang dijelaskan sebelumnya.
Kami melakukan penilaian lisan kepada semua sampel. Penilaian ini mencakup tiga
parameter mulut kering yaitu respon yang dilaporkan oleh pasien sendiri mengenai xerostomia
inventory (XI), penilaian mulut kering secara klinis, dan pengukuran seluruh aliran saliva yang
tidak distimulasi. Asisten peneliti terlatih diberikan 11 item Likert style XI . Setiap item dalam
penemuan tersebut memiliki kisaran skor 1-5, terdiri dari “tidak pernah”, “hampir tidak pernah”,
“kadang-kadang”, “cukup sering”, dan “sangat sering” secara berturut-turut. Kami memberikan
kesimpulan pada respon tiap sampel untuk semua item dalam menentukan skor XI. Kami
mengkategorikan jawaban mereka atas “cukup sering” dan “sering” sebagai respon positif. XI
mencakup item “mulut saya terasa kering”, selanjutnya kami mendefinisikan sampel yang
5/8/2018 Paper OM Steven & Jesica - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-steven-jesica 5/13
memberikan respon secara positif atas laporan “mulut saya terasa kering” tersebut mengalami
xerostomia.
Seorang dokter gigi (R.C.W., R.C., M.W., atau E.K.) atau seorang dental hygienist ,
secara klinis menilai hiposalivasi dan mengukur seluruh aliran saliva yang tidak distimulasi.
Kami hanya menggunakan laju aliran saliva yang tidak distimulasi, yang bertolak belakang
dengan aliran saliva yang terstimulasi, karena penting dalam melindungi gigi. Sampel tidak
boleh makan atau minum selama satu jam sebelum kami mengumpulkan salivanya. Selama
proses pengumpulan saliva, sampel duduk dengan nyaman di tempat yang tenang dengan mata
terbuka dan kepala sedikit ke depan. Kami mengumpulkan sampel saliva selama empat menit
tanpa memperhatikan waktu sehari, kelembaban ruangan, dan suhu. Kami menginstruksikan
sampel agar membiarkan aliran saliva mengalir sendiri, bukan meludah. Kami menimbang
sampel saliva dengan seimbang, kami memutuskan untuk menimbang berat sampel saliva bukan
volumenya, karena gelembung saliva bisa mempengaruhi pengukuran volume. Berdasarkan
metode dan protokol yang digunakan dalam studi sebelumnya, kami memberi berat jenis 1,0
untuk saliva, mengkonversikan berat berbanding volume dan mendefinisikan hiposalivasi yang
tidak distimulasi sebesar 0,1 mL/menit atau di bawah 0,1 mL/menit.
Dental evaluator menggunakan pedoman dari National Health and Nutrition Examination
Survey IV untuk menilai mukosa rongga mulut, lidah, restorasi yang ada, derajat atrisi, skor
plak, derajat resesi gingiva, dan level perlekatan periodontal dari setiap sampel. Kami
mengevaluasi mulut setiap sampel untuk mengetahui apakah ada jaringan rongga mulut yang
kering atau tidak dengan menentukan apakah mukosa mulut kelihatan kering, bibir kelihatan
kering, apakah palpasi kelenjar saliva menghasilkan saliva atau tidak, dan apakah lidah kelihatan
kering, eritema, dan kasar.
5/8/2018 Paper OM Steven & Jesica - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-steven-jesica 6/13
Kami menggunakan perangkat lunak statistik yang tersedia secara komersial untuk
menganalisis semua data. Kami menyajikan distribusi rata-rata dan persentase dalam penelitian
ini. Kami menggunakan t-test dan model linear umum untuk menguji perbedaan rata-rata antara
laki-laki dan perempuan pada seluruh kelompok umur secara berurutan. Kami menggunakan
koefisien korelasi Pearson untuk menguji hubungan antara parameter mulut kering. Kami
menentukan positive predictive values (PPVs), nilai sensitivitas, nilai spesifisitas dengan cara
analisis tabulasi silang. Standard yang digunakan didasarkan pada penilaian hiposalivasi, yang
didefinisikan sebagai aliran saliva yang tidak distimulasi kurang dari 0,1 mL/menit.
Tabel 1
Rata-rata laju aliran saliva yang tidak distimulasi dan rata-rata skor xerostomia
inventory, menurut kelompok jenis kelamin dan usia
Karakteristik demografi
Rata-rata laju aliran saliva yang
tidak distimulasi dalam satuan
mL/menit (SD*)
Rata-rata skor
xerostomia inventory
(SD)
Keseluruhan 0,4 (0,3) 21,7 (7,4)
Jenis kelamin
Perempuan
Laki-laki
0,3 (0,3)
0,5 (0,4)
22,1 (7,4)
20,9 (7,5)
Umur
< 75
75-84
> 85
0,4 (0,3)
0,4 (0,4)
0,3 (0,2)
21,0 (7,5)
21,8 (7,0)
22,9 (8,5)
* SD : Standard Deviasi
HASIL
Penelitian ini terdiri dari 252 orang sampel. Sebanyak 164 wanita dan 88 pria (masing-
masing 65,1% dan 34,9%). Usia rata-rata sampel adalah 78 tahun (rentang usia 70-94 tahun;
5/8/2018 Paper OM Steven & Jesica - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-steven-jesica 7/13
Standard Deviasi (SD) = 5,8 tahun). Sembilan puluh enam sampel (38,1%) memiliki pendapatan
rumah tangga pertahun dibawah 20.000$, dan 111 sampel (44%) duduk di bangku sekolah
menengah atas atau dibawahnya.
Tabel 1 menunjukkan rata-rata laju aliran saliva yang distimulasi dan rata-rata nilai XI
seluruh kelompok umur dan jenis kelamin. Rata-rata pengukuran aliran saliva yang distimulasi
adalah 0,4 mL/menit (SD = 0,3). Terdapat perbedaan yang signifikan antara laju aliran saliva
yang distimulasi pada kelompok pria dengan wanita (t = 4,1, P<.001), tetapi tidak ditemukan
perbedaan antara kelompok umur (F = 2,9, P = .06). Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan
untuk umur dan jenis kelamin dengan XI.
Kami mengeksklusi 28 sampel yang tidak melengkapi XI. Dua puluh tujuh dari 224
sampel yang tersisa (12,1%) memiliki laju aliran saliva yang distimulasi sebesar 0,1 mL/menit
atau kurang (Tabel 2). Delapan dari seluruh sampel melaporkan mengalami xerostomia. Dari 197
sampel yang tidak mengalami hiposalivasi, 35 orang melaporkan mengalami xerostomia.
Diantara 43 sampel yang mengaku xerostomia, hanya delapan yang mengalami hiposalivasi
(PPV = 18,6%). Pada sampel yang terdiri dari wanita, nilai sensitivitas antara xerostomia dan
hiposalivasi adalah 33,3 % dan nilai PPV adalah 25,8%. Nilai ini lebih tinggi daripada sampel
pria, yang memiliki nilai 0% baik untuk nilai sensitivitas maupun PPV.
Tabel 2
Hubungan dari hiposalivasi* dan xerostomia.†
Xerostomia Hiposalivasi (N[%]) Total
5/8/2018 Paper OM Steven & Jesica - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-steven-jesica 8/13
Yes No
Semua Sampel
Yes
No
Total
8 (3,6)
19 (8,5)
27‡ (12,1)
35 (15,6)
162 (72,3)
197 (87,9)
43 (19,2)
181 (80,8)
224§ (100,0)
Perempuan
Yes
No
Total
8 (5,5)
16 (11,0)
24 (16,4)
23 (15,8)
99 (67,8)
122 (83,6)
31 (21,2)
115 (78,8)
146 (100,0)
Laki-Laki
Yes
No
Total
0 (0,0)
3 (3,8)
3 (3,8)
12 (15,4)
63 (80,8)
75 (96,2)
12 (15,4)
66 (84,6)
78 (100,0)
* Hiposalivasi didefinisikan sebagai laju aliran saliva yang tidak distimulasi kurang dari
0,1 mL/menit.† Sampel bisa merespon “tidak pernah”, “hampir tidak pernah”, “kadang-kadang”,
“cukup sering”, atau “sangat sering.” Range nilai masing-masing adalah 1-5. Peneliti
mengkategorikan “cukup sering” atau “sangat sering” sebagai respon positif.‡ Satu sampel yang mengalami hiposalivasi tidak menyelesaikan pertanyaan tentang
xerostomia.§
Sebanyak 224 dari 252 sampel yang menyelesaikan pertanyaan atas laporan sendirimengalami xerostomia dan proses pengumpulan saliva.
Tabel 3 menunjukkan respon terhadap XI oleh sampel yang mengalami hiposalivasi dan
yang mengalami xerostomia. Bibir kering memiliki hubungan yang paling bermakna dengan
xerostomia. Seluruh item yang lainnya pada XI dilaporkan kurang dari 60% sampel yang
mengaku xerostomia. Hanya kira-kira seperempat sampel dengan hiposalivasi (29,6%) mengaku
mengalami mulut kering.
Tabel 3
5/8/2018 Paper OM Steven & Jesica - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-steven-jesica 9/13
Diantara 234 sampel, kami menilai mulut kering secara klinis pada 32 sampel (13,7%)
(Tabel 4). Dari 32 sampel ini, 13 sampel (5,6%) melaporkan mengalami xerostomia (sensitivitas
= 40,6%). Dari 202 sampel yang kami nilai secara klinis tidak mengalami mulut kering, 167
(71,4%) tidak melaporkan mengalami xerostomia (spesifitas = 82,7%). Empat puluh delapan
sampel (20,5%) melaporkan mengalami xerostomia, dimana 13 sampel (5,6%) mengalami mulut
kering pada penilaian secara klinis (PPV = 27,1%). Pada sampel yang telah kami ukur laju aliran
salivanya, 27 sampel mengalami mulut kering pada penilaian secara klinis, dan hanya delapan
sampel yang mengalami hiposalivasi (sensitivitas = 29,6%); nilai spesifitas adalah 90,2% dan
Persetujuan respon terhadap xerostomia inventory oleh para sampel hiposalivasi dan
sampel yang melapor xerostomia
Item xerostomia inventorySampel dengan hiposalivasi*
(N=28) (N[%])
Sampel yang melapor
xerostomia† (N=23) (N[%])
Sulit menelan-makanan
tertentu
1 (3,6) 2 (4,7)
Sulit makan-makanan kering 3 (11,1)‡ 7 (16,7)‡
Makan-berhubungan denganmulut kering 2 (7,1) 5 (11,6)
Hidung kering 4 (14,3) 17 (39,5)
Wajah kering 4 (14,3) 11 (25,6)
Makan permen atau batuk
tetes untuk meredakan mulut
kering
4 (14,3) 9 (20,9)
Gangguan tidur untuk
minum
3 (10,7) 14 (32,6)
Mata kering 11 (39,3) 19 (44,2)
Bibir kering 8 (29,6)‡ 26 (60,5)
Mulut kering 8 (29,6)‡ 43 (100,0)Menelan dengan bantuan
cairan
4 (14,3) 14 (32,6)
* Hiposalivasi didefinisikan sebagai laju aliran saliva yang tidak distimulasi kurang dari
0,1 mL/menit.† Sampel bisa merespon “tidak pernah”, “hampir tidak pernah”, “kadang-kadang”,
“cukup sering”, atau “sangat sering.” Range nilai masing-masing adalah 1-5. Peneliti
mengkategorikan “cukup sering” atau “sangat sering” sebagai respon positif.‡ Satu sampel tidak merespon item ini.
5/8/2018 Paper OM Steven & Jesica - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-steven-jesica 10/13
nilai sensitivitas adalah 28,6%. (Tabel 5). Kami menemukan bahwa hiposalivasi dan xerostomia
tidak mempunyai hubungan yang signifikan (Koefisien Korelasi Pearson = 0,1, P = .13). Secara
klinis bahwa penilaian mulut kering mempunyai hubungan yang sederhana, namun signifikan
dengan hiposalivasi (Koefisien Korelasi Pearson = 0,2, P = .003) dan pengakuan sampel sendiri
mengalami xerostomia (Koefisien Korelasi Pearson = 0,2, P = .010).
Tabel 4
Hubungan antara penilaian mulut kering secara klinis dengan laporan sendiri mengalami
xerostomia
Laporan sendiri mengalami xerostomiaPenilaian klinis mulut kering (N[%])
Yes No TotalYes 13 (5,6) 35 (15,0) 48 (20,5)
No 19 (8,1) 167 (71,4) 186 (79,5)
Total* 32 (13,7) 202 (86,3) 234 (100,0)* Beberapa sampel tidak menyelesaikan inventaris xerostomia, oleh karena itu ukuran
sampel bervariasi.
Tabel 5
Hubungan antara penilaian klinis mulut kering dan hiposalivasi
HiposalivasiPenilaian klinis mulut kering (N[%])
Yes No Total
Yes 8 (3,5) 20 (8,7) 28 (12,1)
No 19 (8,2) 184 (79,7) 203 (87,9)
Total* 27 (11,7) 204 (88,3) 231 (100,0)* Beberapa sampel tidak menyelesaikan proses pengumpulan saliva, oleh karena itu
ukuran sampel bervariasi.
PEMBAHASAN
Dalam penelitian kami, kami melakukan penilaian klinis mulut kering pada orang dewasa
tua berusia 70 tahun atau lebih di Virginia Barat dan menentukan frekuensi hiposalivasi dan
xerostomia pada populasi ini. Sebanyak 20,5% sampel melaporkan mengalami xerostomia,
5/8/2018 Paper OM Steven & Jesica - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-steven-jesica 11/13
sedangkan 12,1% mengalami hiposalivasi, dan 13,7% secara klinis diidentifikasi mengalami
mulut kering. Terdapat hubungan yang sederhana antara ketiga parameter mulut kering ini.
Sampel pada penelitian ini merupakan convenience sampel dari orang dewasa tua yang
dengan sukarela turut berpartisipasi, lebih representatif, dengan teknik probability-based sample.
Oleh karena itu, peneliti harus berhati-hati ketika menggunakan hasil penemuan ini secara
general pada orang dewasa tua di masyarakat umum. Pertimbangan lain yang perlu diketahui
adalah bahwa penilaian secara klinis pada kasus hiposalivasi ini sering tidak dilakukan sehingga
menjadi tidak dapat dibuktikan kebenarannya pada waktu melakukan penilaian klinis dari mulut
kering. Pemakaian obat-obatan dan siklus harian diketahui dapat mempengaruhi sekresi kelenjar.
Idealnya, desain penelitian sebaiknya mencakup pengumpulan sampel saliva yang diambil secara
konsisten antara pukul 9 sampai 11 pagi atau memperoleh sampel yang banyak dari masing-
masing sampel dan diambil pengukuran rata-ratanya.
Hasil penemuan kami secara umum adalah konsisten dengan penelitian lain mengenai
tingkat hipofungsi kelenjar saliva pada usia pertengahan sampai dewasa tua, begitu juga dengan
penelitian pada tingkat hipofungsi kelenjar saliva pada populasi yang besar. Kami menemukan
bahwa sekitar seperlima (20,5%) sampel melaporkan mengalami xerostomia, dimana hasil ini
sama dengan perkiraan dari sebuah artikel yang mengindikasikan bahwa tingkat xerostomia pada
dewasa tua berkisar antara 17 dan 29%. Seperti pada penelitian orang dewasa tua lainnya, sampel
pada penelitian kami terdiri dari jumlah wanita yang lebih banyak daripada pria, masing-masing
65,1% dan 34,9%. Dalam ulasan artikel, penulis menemukan bahwa tingkat xerostomia pada
wanita adalah lebih tinggi daripada pria, dimana pada penelitian kami menemukan bahwa 22,1%
sampel wanita dan 20,9% sampel pria melaporkan mengalami xerostomia (tidak berbeda secara
5/8/2018 Paper OM Steven & Jesica - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-steven-jesica 12/13
signifikan). Jumlah sampel sebanyak 70,4% sampel pada penelitian kami yang mengalami
hiposalivasi tidak melaporkan mengalami xerostomia.
Kami menemukan bahwa penilaian mulut kering bergantung pada tiga kriteria, yaitu
penilaian secara klinis yang dibuat oleh pemeriksa, penilaian dari pasien sendiri, dan laju aliran
saliva yang tidak distimulasi. Hasil dari penelitian lain menunjukkan bahwa sensasi xerostomia
dapat terjadi atau tidak terjadi pada orang yang memiliki laju aliran saliva yang normal karena
daerah mukosa yang dehidrasi dan terlokalisir memiliki hubungan dengan laju aliran saliva
normal. Laju aliran saliva yang normal tidak mengindikasikan bahwa daerah mukosa yang
terlokalisir tersebut kering. Dengan melakukan penilaian secara visual dapat menjadi satu-
satunya cara untuk mengidentifikasi daerah yang terlokalisir tersebut. Cara lain yang dapat
dilakukan adalah dengan aliran saliva tidak distimulasi yang rendah, untuk mengidentifikasi
seseorang yang respon kelenjar salivanya cepat terhadap manipulasi yang terjadi saat evaluasi
rongga mulut dan hal tersebut menjadi tidak kelihatan mulut kering. Hal ini penting untuk
merespon keluhan seseorang terhadap mulut kering. Secara keseluruhan, masing-masing dari
kriteria ini dapat berperan untuk mengidentifikasi mulut kering.
Penelitian lebih lanjut dibutuhkan di daerah diagnostik dari saliva untuk melakukan dan
mempermudah mengidentifikasi hiposalivasi terutama pada orang dewasa tua. Penurunan
substansial laju aliran saliva dan penelanan pada orang dewasa tua yang mungkin adalah
kejadian pertama yang mendukung pertumbuhan bakteri, masuknya sel-sel inflamasi, mediator
injuri epitel, dan pneumonia. Program pencegahan dan perawatan untuk hiposalivasi dan
xerostomia dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan kesehatan jaringan mulut, selain itu
juga dapat mengurangi karies. Perawatan yang dapat dilakukan terdiri dari sering minum dan
berkumur dengan air, menghindari kafein, gula atau minuman asam, menstimulasi kelenjar saliva
5/8/2018 Paper OM Steven & Jesica - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-steven-jesica 13/13
dengan permen rendah gula, dan menggunakan sialogogik agent sistemik seperti pilocarpine dan
cevimeline. Sebagai tambahan, program pencegahan untuk setiap individu berupa janji
kunjungan ke dokter gigi yang lebih sering, aplikasi fluoride dalam bentuk gel atau varnish
secara topikal, dan edukasi kebersihan mulut agar mau melakukan kebersihan mulut yang teliti,
mungkin diperlukan.
KESIMPULAN
Peralatan screening yang sederhana dan efektif untuk mengidentifikasi xerostomia dan
hiposalivasi akan bermanfaat. Kami melakukan penelitian kami untuk menentukan sejauh mana
ketiga pengukuran parameter dari mulut kering terkait dengan xerostomia dan hiposalivasi dan
agar informasi ini dapat digunakan untuk melakukan identifikasi yang efektif dalam
mendiagnosa xerostomia dan hiposalivasi. Penilaian terhadap saliva merupakan komponen
penting pada evaluasi dental. Sebagai tambahan untuk pemeriksaan pada rongga mulut dan
penilaian mengenai xerostomia menurut pengakuan pasien sendiri, maka dokter gigi sebaiknya
perlu menentukan laju aliran saliva yang tidak distimulasi secara periodik. Pada penelitian kami,
pada semua sampel dilakukan penilaian pada laju aliran saliva dalam waktu hanya empat menit.
Mengukur laju aliran saliva yang tidak distimulasi dapat dilakukan bersamaan dengan janji
pertemuan untuk higiene oral yang biasanya dilakukan sebagai perawatan rutin bagi orang tua.
Dengan memperoleh laju aliran saliva yang tidak distimulasi secara rutin, selain telah
mendapatkan data dari pasien dan melakukan evaluasi oral, dapat meningkatkan deteksi dini
mulut kering, sehingga dapat membantu dalam melaksanakan intervensi dini untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien.
Relationship of hyposalivation*