7/22/2019 Paper Konduktometri
1/4
Nurul anizar
103234005
Kimia A 2010
PAPER KONDUKTOMETRI
Konduktometri
Konduktometri merupakan metode untuk menganalisa larutan berdasarkan
kemampuan ion dalam menghantarkan muatan listrik di antara dua elektroda. Besaran
hantaran (L) bergantung pada jenis dan konsentrasi zat dalam larutan. Besaran hantaran
ini merupakan kebalikan dari hantaran atau tahanan R. Bila arus listrik dialirkan dalam
suatu larutan mempunyai dua elektroda, maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus
dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda
(l).
G = k
dimana,
k adalah daya hantar jenis (ohm-1.cm-1)
G adalah daya hantar listrik (ohm)
l adalah jarak kedua elektroda (meter)
A adalah luas permukaan (m2)
Kuat lemahnya larutan elektrolit sangat ditentukan oleh partikel-partikel bermuatan didalam larutan elektrolit. Larutan elektrolit akan mengalami ionisasi, dimana proses ionisasi
memegang peranan untuk menunjukkan kemampuan daya hantarnya, semakin banyak zat
yang terionisasi semakin kuat daya hantarnya. Demikian pula sebaliknya semakin sulit
terionisasi semakin lemah daya hantar listriknya.
Titrasi Konduktometri
Titrasi konduktometri digunakan untuk menentukan titik ekivalen suatu titrasi
menggunakan metode konduktometri. Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan
7/22/2019 Paper Konduktometri
2/4
dengan daya hantar dan juga akan berhubungan dengan adanya ionion dalam larutan yang
berperan untuk menghantarkan arus dalam larutan.
Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan
temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya. Jika temperatur berubahubah
maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar malah
memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun. Sehingga ionion dalam larutan
tidak dapat begerak dengan bebas.
Aplikasi Titrasi Konduktometri
Berikut beberapa contoh titrasi konduktometri serta kurva yang dihasilkan yaitu sebagai
berikut :
a. Titrasi konduktometri antara asam kuat dan basa kuat dicontohkan dengan penetralan
antara NaOH dengan HCl
Kurva 1. Kurva titrasi konduktometri asam kuat dan basa kuat
Dari kurva tersebut dapat dilihat bahwa nilai daya hantar mula-mula turun akibat
penggantian ion hidrogen oleh kation yang ditambahkan. Setelah titik ekivalen
dicapai, nilai daya hantar naik dengan penambahan basa kuat yang disebabkan oleh
konduktivitas yang besar dari ion hidroksil.
7/22/2019 Paper Konduktometri
3/4
b. Titrasi konduktometri antara asam kuat dan basa lemah dicontohkan dengan
penetralan H2SO4 encer oleh NH3 encer.
Kurva 2. Kurva titrasi konduktometri asam kuat dan basa lemah
Dari kurva terlihat pada cabang pertama menunjukkan hilangnya ion-ion hidrogen
selama penetralan, tetapi setelah titik akhir titrasi dicapai kurva menjadi sedikit
horizontal yang dikarenakan larutan air-amonia yang berlebih kurang terionisasi
dengan adanya amonium sulfat.
c. Titrasi konduktometri antara asam lemah dan basa kuat dicontohkan dengan
penetralan CH3COOH dengan NaOH.
Kurva 3. Kurva titrasi konduktometri asam lemah dan basa kuat
Kurva pada titrasi konduktometri bergantung pada konsentrasi dan kekuatan asam
lemah dimana garam natrium asetat yang terbentuk pada titrasi bagian pertama
cenderung menekan ionisasi asam asetat sehingga daya hantarnya turun. Namun
kenaikan konsentrasi garam menghasilkan kenaikan daya hantar. Setelah titik akhir
titrasi, kurva akan menjadi linear setelah semua asam dinetralkan.
7/22/2019 Paper Konduktometri
4/4
d. Titrasi konduktometri antara asam lemah dan basa lemah dicontohkan dengan
CH3COOH dengan NH3.
Kurva 4. Kurva titrasi konduktometri asam lemah dan basa lemah
Kurva yang dihasilkan hampir sama seperti pada kurva 3 karena natrium asetat
maupun ammonium asetat adalah elektrolit kuat. Setelah titik ekivalen dicapai, larutan
amonia-air yang berlebih hanya sedikit mempengaruhi nilai konduktans karena
disosiasinya ditekan oleh garam ammonium yang berbeda dalam larutan.