1
P E N D A H U L U A N
Praktikum Terintegrasi IV, kode mata kuliah TID 4043, merupakan salah satu praktikum
yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa dengan beban studi 3 sks. Tujuan Praktikum
Terintegrasi IV adalah agar (1) Mahasiswa mengetahui studi kelayakan usaha dalam
pemahaman kognitif, kemampuan afektif dan keterampilan psikomotorik secara terpadu (2)
Mahasiswa menguasai konsep pengembangan usaha dan hubungannya dengan konsep
perancangan sistem integral (3) Mahasiswa mampu menyusun proposal pengembangan usaha
(4) Mahasiswa dapat menganalisis kelayakan usaha (5) Mahasiswa memahami bagaimana
merencanakan usaha dan membangun perusahaan.
Praktikum ini dilandasi sebagian besar materi yang terangkum dari banyak mata kuliah
dalam Kurikulum Teknik Industri. Analisa produk yang ditunjang pengetahuan dan
kemampuan perancangan produk dengan mempertimbangkan material teknik, statika struktur,
proses manufaktur dan ergonomi. Perancangan proses produksi dan kebutuhan mesin dan
tenaga kerja yang ditunjang pemahaman dan penguasaan pengetahuan material teknik, proses
manufaktur, analisis & perancangan kerja, perencanaan & pengendalian produksi, serta
perencanaan tata letak pabrik. Riset pemasaran yang ditunjang pengetahuan mengenai statistik
deskriptif (statistik industri), analisis cluster (statistik multivariat), pengantar ekonomika,
pemasaran, dan peramalan (perencanaan & pengendalian produksi). Evaluasi kelayakan
ekonomi yang ditunjang pengetahuan tentang akuntansi biaya, ekonomi teknik, dan analisis
resiko (analisis keputusan). Perancangan organisasi dan manajemen yang ditunjang
pengetahuan tentang organisasi & manajemen industri, psikologi industri, ergonomi dan analisis
& perancangan kerja.
Pelaksanaan praktikum diupayakan mampu memanfaatkan fungsi laboratorium di Jurusan
Teknik Industri. Laboratorium Sistem Manufaktur dan Laboratorium Perancangan Kerja dan
Ergonomi memfasilitasi dalam rancangan dan analisis kelayakan teknis pada spesifikasi teknis
operasi, serta analisis dan perancangan kerja sebagai luaran dari Praktikum Terintegrasi I.
Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi & Laboratorium Statistik dan Rekayasa
Kualitas memfasilitasi dalam informasi hasil studi perancangan produk, analisis kelayakan
pemasaran yang telah dilakukan pada Praktikum Terintegrasi II, perancangan proses maupun
perencanaan tata letak. Studio Manajemen Industri berperan dalam pembekalan terkait
perencanaan kapasitas dan perencanaan produksi, tata letak fasilitas, pembuatan Business
Model Canvas (BMC), dan pengarahan pada pelaksanaan Praktikum Terintegrasi IV.
Laboratorium Simulasi memfasilitasi dalam mengevaluasi kelayakan sistem produksi dalam
mendukung bisnis. Laboratorium Pemrograman Komputer memfasilitasi dalam peramalan
bisnis dan pengolahan data keuangan.
KERANGKA KERJA PRAKTIKUM
Praktikum dilaksanakan dengan memposisikan mahasiswa selaku praktikan dalam setiap
kelompok menjadi tim perumus dan penyusun studi kelayakan usaha (business
feasibility study). Setiap kelompok praktikan perlu segera menentukan pembagian tugas di
dalam timnya, namun tetap bekerja terkoordinasidan terkonsolidasi.
Dimensi kelayakan bisnis yang perlu dirumuskan dalam struktur studi kelayakan usaha
meliputi :
a. Business model viability
b. Management viability
c. Market viability
d. Technical viability
e. Economic and financial viability
2
KELUARAN PRAKTIKUM
Keluaran praktikum yang dibuat oleh tim terdiri dari :
1. Laporan berupa Jurnal Lembar Kerja (Workbook)
Laporan ini berisikan semua pengumpulan dan pengolahan data yang dikerjakan selama
praktikum dengan secara lengkap, sistematis, dan logis sesuai dengan urutan prosedur
praktikum. Format penulisan pada laporan ini secara umum adalah menggunakan kertas
ukuran A4, margin Normal, font bebas-formal size 12, spacing 1.15, header – footer
“nama perusahaan”, halaman. Desain sampul bebas menarik.
2. Laporan Studi Kelayakan Usaha (Executive Report).
Pada intinya, executive report berisi ringkasan dari workbook dengan outline sesuai
ketentuan. Laporan ini perlu disajikan dengan lebih ringkas, informatif, dan menarik
dengan tujuan agar para investor yakin dan tertarik pada perusahaan yang ditawarkan.
Format penulisan pada laporan ini secara umum adalah menggunakan kertas ukuran A4,
margin Normal, font bebas-formal size 12, spacing 1.15, header – footer “nama
perusahaan”, halaman. Desain sampul bebas menarik.
3. Komunikasi konsep usaha dalam bentuk Kanvas Model Bisnis (Business Model Canvas)
Dengan tujuan yang sama seperti executive report, yaitu untuk meyakinan investor,
BMC harus disusun dengan menarik, rapi, dan informatif. Ilustrasi/gambar yang
ditampilkan pada BMC juga harus sesuai dengan informasi yang ingin disampaikan dan
berkaitan satu sama lain. Format umum untuk BMC adalah digambarkan pada kertas
ukuran A3 sesuai ketentuan.
REFERENSI
1. Abrams, R & Kleiner, E, The Successful Business Plan: Secrets & Strategies, Planning
Shop, 2003
2. Behrens, W & Hawranek, PM, Manual for The Praparation of Industrial Feasibility
Studies, United Nations Pub, 1991
3. Mariotti, S & Glackin, C, Entrepreneurship: Starting and Operating a Small Business +
Business Plan Pro, Prentice Hall, 2009
4. McKeever, MP, How to Write A Business Plan, Nolo, 2008
5. Osterwalder, A & Pigneur, Y, Business Model Generation, John Wiley & Sons, 2010
6. Pinson, L & Jinnett, J, Steps to Small Business Start-Up, Kaplan Pub, 2006
7. Ryan, JD & Hiduke, GP, Small Business: An Entrepreneur’s Business Plan,
SouthWestern, 2005
8. Sherwood, PK, & Stevens, RE, How to Prepare a Feasibility Study: A Step-byStep
Guide Including Three Model Studies, Prentice Hall, 1982
3
OUTLINE
LAPORAN
4
JURNAL LEMBAR KERJA (WORKBOOK)
1. Produk dan Konsep Perusahaan
2. Riset Pemasaran 1
3. Value of Product
4. Segmentasi Pasar
5. Riset Pemasaran 2
6. Analisis Situasi Usaha
7. Target Pasar
8. Value of Business
9. Visi Misi Organisasi
10. Strategi Pemasaran
11. Evaluasi Perancangan dan Pengembangan Produk
12. Teknologi Proses
13. Kompetensi Inti Perusahaan
14. Struktur Organisasi
15. Analisis Jabatan
16. Riset Pemasaran 3
17. Peramalan dan Proyeksi Pemasaran
18. Perencanaan Agregat & Kapasitas Produksi
19. Perancangan Stasiun Kerja
20. Alokasi Mesin/Fasilitas/Tenaga Kerja
21. Perencanaan jaringan / rantai pasok (supplier – end customer)
22. Harga Pokok Produksi
23. Kalkulasi Harga Jual
24. Proyeksi Neraca Keuangan
25. Proyeksi Aliran Kas
26. Pemodalan
27. Analisis Kelayakan dan Resiko Keuangan
5
STUDI KELAYAKAN USAHA (EXECUTIVE REPORT)
A. Sampul
B. Ringkasan
C. Gambaran Umum Usaha
C.1 Konsep usaha (dan bentuk badan usaha)
C.2 Produk (dan pendefinisian value)
C.3 Analisis situasi usaha
D. Manajemen Usaha
D.1 Visi dan misi organisasi
D.2 Struktur organisasi
D.3 Deskripsi jabatan
E. Analisis Kelayakan Pasar
E.1 Segmentasi pasar
E.2 Penentuan pasar target
E.3 Strategi pemasaran
E.4 Proyeksi pemasaran
F. Analisis Kelayakan Teknis
F.1 Deskripsi dan spesifikasi teknis Produk
F.2 Perencanaan teknologi proses
F.3 Perencanaan kapasitas (dan penentuan jumlah fasilitas & tenaga kerja)
F.4 Perencanaan jaringan / rantai pasok (supplier – end customer)
G. Analisis Kelayakan Finansial
G.1 Harga Pokok Produksi
G.2 Penentuan Harga
G.3 Proyeksi Neraca Keuangan
G.4 Proyeksi Aliran Kas
G.5 Pemodalan
G.6 Analisis keuangan
6
KANVAS MODEL BISNIS (BUSINESS MODEL CANVAS)
7
8
PROSEDUR
PRAKTIKUM
9
PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Membagi tugas antar kelompok tim sesuai dimensi kelayakan bisnis atau sesuai fungsi
(tugas) dalam tim.
2. Menentukan kombinasi produk (dari hasil ouput Praktikum Terintegrasi II) dan konsep
usaha yang akan dikembangkan.
3. Mengajukan usulan produk dan konsep usaha.
4. Melakukan analisa dan pengembangan produk berbasis teknologi (otomatis atau semi-
otomatis). Pengembangan produk didasarkan dua perspektif yaitu kebutuhan konsumen
(market pull) dan keberadaan teknologi alternatif (technology push). Yang dipergunakan
adalah teknologi tepat guna dan tidak harus teknologi terbaru atau tercanggih.
5. Melakukan analisa riset pemasaran 1 yang telah dilakukan pada Praktikum Terintegrasi II,
ditambahkan / disesuaikan jika diperlukan (baca literatur tentang teknik pengumpulan data,
teknik penentuan sampel, teknik penyusunan kuesioner, dan riset pasar), yang meliputi :
a. Karakteristik pasar (baca literatur tentang segmentasi pasar)
b. Perilaku pasar (baca literatur tentang bentuk struktur pasar, perilaku konsumen, dan
keputusan untuk membeli)
c. Keinginan pasar (baca literatur tentang dimensi kualitas produk Garvin, QFD/HOQ,
model kano, kansei engineering)
Karakteristik pasar dilihat dari aspek geografi, demografi, psikologi, dan perilaku. Struktur pasar meliputi monopoli, oligopoli, monopolistik, persaingan sempurna. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh budaya, sosial, pribadi dan psikologi. Keputusan membeli melibatkan pemrakarsa, pemberi pengaruh, pembuat keputusan, pembeli dan pemakai. Keinginan pasar tidak terlepas dari ingin memperoleh manfaat secara fungsional (fungsi utama dan tambahan) ataupun emosional dan ingin menekan biaya baik dari sisi finansial, waktu, tenaga ataupun mental.
6. Melakukan analisa voice of customer dari hasil Praktikum Terintegrasi II tentang value dari
usaha atau produk berdasarkan keinginan pasar hasil riset pemasaran 1, definisikan ulang
jika diperlukan. (baca literatur tentang value dan QFD/HOQ).
Value adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk dimiliki, digunakan, dikonsumsi, ataupun dinikmati guna memenuhi suatu kebutuhan dan keinginan. Value merupakan suatu nilai atau manfaat yang dapat diperoleh dari produk atau jasa yang dipertukarkan / dibeli. Value yang menurut persepsi konsumen layak dan pantas dengan biaya yang dikeluarkan akan memberikan kepuasan.
𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 =𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡𝑠
𝐶𝑜𝑠𝑡
=𝐹𝑢𝑛𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡𝑠 + 𝐸𝑚𝑜𝑡𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡𝑠
𝑀𝑜𝑛𝑒𝑡𝑎𝑟𝑦 𝐶𝑜𝑠𝑡 + 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝐶𝑜𝑠𝑡 + 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑦 𝐶𝑜𝑠𝑡 + 𝑃𝑠𝑦𝑐ℎ𝑜𝑙𝑜𝑔𝑖𝑐𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡
*)Setiap aspek voice of customer jangan bersifat ambigu. Menghindari sudah terlalu
mengarah ke respon teknis. Usahakan masih memungkinkan untuk membangkitkan
beberapa alternatif konsep/teknologi saat proses pengembangan atau pembangkitan konsep
produk.
7. Membuat segmentasi pasar berdasarkan karakteristik pasar dan perilaku pasar hasil riset
pemasaran 1. (baca literatur tentang statistik deskriptif, analisis cluster dan segmentasi
pasar).
10
Segmentasi: membagi pasar menjadi beberapa segmen pasar berdasarkan kemiripan konsumen dalam karakteristik, perilaku atau kebutuhan.
Hasil segmentasi menunjukkan profil masing-masing segmen meliputi karakteristik dan
perilaku konsumen yang dominan, termasuk kebutuhan dan keinginan konsumen, serta
potensi permintaannya.
Karakteristik pasar dilihat dari aspek geografi, demografi, psikologi, dan perilaku
• Geografi meliputi: wilayah administrasi (antar propinsi, antar kota), kawasan
peruntukan (pemukiman, komersial, dll), daerah (perkotaan, pedesaan), lokasi (pusat
kota, jalan arteri, perkampungan, dll), ketinggian (pegunungan, lereng, pantai, dll),
posisi (Utara, Selatan, Tengah, Timur, Barat, dll), dll.
• Demografi meliputi: usia, jenis kelamin, banyak anggota keluarga, pendidikan,
pekerjaan, agama, suku, status perkawinan, dll
• Psikologi meliputi: kepribadian, interaksi sosial, gaya hidup, status sosial, kelompok
sosial,
dll
• Perilaku: status pemakai, tingkat konsumsi, tingkat loyalitas, upaya mencari
informasi atau mengenali produk, sikap terhadap produk, prioritas dalam keputusan
memilih produk
*) Pembagian segmen pasar sebaiknya mempergunakan analisis cluster dengan minimal
dua variabel. Gunakan penyajian data yang sesuai dan lebih informatif.
8. Mempresentasikan laporan kemajuan ke-1.
9. Melakukan riset pemasaran 2, yang meliputi :
a. Analisis faktor internal dan eksternal (baca literatur tentang analisis SWOT, portofolio
BCG, bauran pemasaran, lingkungan pemasaran, Porter’s five forces
analysis, analisis PEST)
b. Analisis persaingan (baca literatur tentang bentuk struktur pasar, Porter’s five forces
analysis, benchmarking analysis)
Analisis SWOT meliputi evaluasi faktor internal yang mencakup kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), serta evaluasi faktor eksternal yang mencakup peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Evaluasi faktor internal dapat dilandasi bauran pemasaran dan perilaku konsumen. Evaluasi faktor eksternal dapat dilandasi lingkungan pemasaran. Bauran pemasaran terkait dengan product, price, place dan promotion. Lingkungan pemasaran terdiri dari mikro dan makro. Lingkungan mikro yaitu: company, suppliers, marketing intermediaries, competitors, publics dan customers. Lingkungan mikro dapat dianalisis menggunakan Porter’s five forces analysis. Lingkungan makro yaitu: demographic, economic, natural, technological, political dan cultural. Lingkungan makro dapat dianalisis menggunakan PEST analysis. Analisis portofolio BCG meliputi market growth dan market share. Terdapat empat kuadran dalam BCG Matrix, yaitu: Star, Cash Cow, Question Mark dan Dog. Analisis portofolio BCG perlu memperhatikanproduct lifecycle.
*) Kekuatan dan kelemahan perlu dibandingkan relatif terhadap pesaing dari produk sejenis
maupun substitusi.
10. Membuat analisis situasi usahaberdasarkan perilaku pasar hasil riset pemasaran 1, serta
analisis faktor internal-eksternal dan analisis persaingan hasil riset pemasaran 2.
Porter’s five forces analysis mengevaluasi competitive rivalry, bargaining power of suppliers, bargaining power of buyers, threat of new entrants, dan threat of subtitute products.
11
PEST(EL) analysismengevaluasi political, economic, sociocultural, technological, environmental dan legal.
*) Menggunakan five forces analysis untuk menganalisis persaingan dan mendefinisikan
kompetensi perusahaan (distinctive competency) berdasarkan analisis faktor internal dan
eksternal
11. Menentukan pasar target berdasarkan perilaku pasar hasil riset pemasaran 1, serta analisis
faktor internal-eksternal dan analisis persaingan hasil riset pemasaran 2. Pada tahap ini,
profil konsumen dari pasar target yang meliputi karakteristik, perilaku dan keinginan
dideskripsikan dalam Customer Segments (CS) dalam Kanvas Model Bisnis.
Satu atau beberapa segmen pasar yang dipilih menjadi pasar target terkait dengan pertimbangan preferensi pemasaran yaitu: Homogeneous preferences, Diffused preferences, atau Clustered preferences. Jenis segmen pasar yang akan dilayani adalah mass market, niche market, segmented, diversified, atau multi-sided platform. Customer Segments dalam Kanvas Model Bisnis
12
†) Menunjukkan potensi dan peluang yang ada dari pasar dan menjelaskan upaya mereduksi
resiko dan hambatan yang ada dari pasar.
12. Memperkuat rumusan value dari pendefinisian value sebelumnya dengan berfokus pada
voice of customer di segmen pasar target. Pada tahap ini, rumusan value mencakup adopsi
teknologi dan keinginan konsumen segmen pasar target terhadap manfaat fungsional dan
emosional dideskripsikan dalam Value Proposition (VP) dalam Kanvas Model Bisnis.
Value menciptakan nilai untuk segmen pelanggan melalui paduan elemen-elemen berbeda
yang melayani kebutuhan segmen tersebut. Value mencakup manfaat fungsional dan
emosional yang ditawarkan kepada pasar untuk dimiliki, digunakan, dikonsumsi, ataupun
dinikmati guna memenuhi suatu kebutuhan dan keinginan yang dapat diperoleh dengan
dipertukarkan / dibeli sejumlah biaya finansial, waktu, energi dan psikis secara layak dan
pantas dikeluarkan dari perspektif konsumen dalam memberikan kepuasan. Value untuk menarik pasar target dapat berupa newness, performance, customization, “getting job done”, design, brand/status, price, cost reduction, risk reduction, accessibility atau convenience/usability. Dalam proporsi value untuk praktikum saat ini memuat teknologi yang diadopsi dalam
design. Yang dipergunakan adalah teknologi tepat guna dan tidak harus teknologi terbaru
atau tercanggih.
13. Merumuskan visi dan misi organisasi yang menunjukkan arahan organisasi terkait tujuan di
masa mendatang dan sustainabilitas bisnisnya. (baca literatur tentang organisasi dan
manajemen industri, dan perencanaan strategis).
Pernyataan visi menunjukkan jalur atau arah tujuan organisasi di masa mendatang (where we are going) Pernyataan misi menunjukkan fokus aktivitas organisasi di masa sekarang untuk mengarah ke tujuan di masa mendatang (who we are and what we do) Pernyataan visi dan misi merupakan cara pandang manajemen puncak terhadap arah perkembangan perusahaan dan fokus pencapaian di masa mendatang. Bersifat unik
13
(distinctive) dan khusus (specific) yang membangun citra organisasi. Menghindarkan bahasa yang generik dan formal yang dapat diadopsi banyak organisasi.Perlu memperhatikan aspek segmen konsumen dan proposisi value.
‡) Pernyataan menunjukkan optimisme namun tetap realistis.
14. Mengembangkan dan memilih strategi pemasaran berdasarkan perilaku pasar dan situasi
persaingan di pasar target, dengan memperhatikan proporsisi value, serta visi dan misi
organisasi. Pada tahap ini strategi pemasaran berdasarkan aspek bauran pemasaran
dideskripsikan dalam Kanvas Model Bisnis (Product Value Proposition
(VP); Promotion Customer Relationship (CR); Place Channel (CH); dan Price
Revenue Stream (RS). (baca literatur tentang pemasaran, manajemen strategi, strategi
bersaing, bauran pemasaran, Ansoff matrix, product lifecycle, Sun Tzuart of war).
Berdasarkan segmen pasar target, strategi pemasaran dapat diarahkan untuk merebut pasar, mempertahankan pasar dan mengembangkan pasar. Strategi pemasaran mencakup strategi menciptakan value, mengkomunikasikan value, dan mengirimkan value. Strategi berdasarkan aspek bauran pemasaran (product value proposition; place channel; promotion customer relationship; price revenue stream)
Mengirimkan value dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Mengirimkan valuesecara langsung antara lain pembeli mengambil sendiri, atau diantarkan langsung oleh tenaga marketing. Mengirimkan value secara tidak langsung memerlukan jaringan distribusi (banyak channel) dan marketing intermediaries (milik sendiri atau mitra).
Mengkomunikasikan value bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pelanggan atas value yang
ditawarkan, membantu pelanggan untuk mengenal lebih jauh dan mengevaluasi value yang
ditawarkan, mempengaruhi pelanggan untuk me ncobadan berpindah ke value yang
ditawarkan, menjalin hubungan emosional untuk membentuk loyalitas dari pelanggan.
Mengkomu nikasikan value perlu memperhatikan buyer readiness stage yang digambarkan dalam
Brand Funnel .
Brand Funnel
K omunikasi value mencakup aspek positioning - differentiation - branding melalui promotion, direct
marketing, sales force, personal assistance, self - service, automated service, communities d an
co - creation .
14
*) Strategi pemasaran berdasarkan aspek bauran pemasaran. Strategi pemasaran perlu
memperhatikan tahapan dalam product lifecycle. Seiring dengan pertumbuhan usaha, perlu
dipikirkan kapan strategi pengembangan pasar dan strategi pengembangan produk
dilakukan.
15. Evaluasi hasil perancangan dan pengembangan produk yang dilakukan pada Praktikum
Terintegrasi II berdasarkan value proposition dari produk yang dilandasi adopsi teknologi
15
dan voice of customer dari segmen pasar target, lakukan penyesuaian/perbaikan jika
diperlukan. (baca literature tentang perancangan produk, QFD (quality function
deployment) atau HOQ (house of quality), FAST (function analysis system technique),
Morphology analysis, material teknik, proses manufaktur, elemen mesin, statika stuktur,
ergonomi / human centered design.)
*) Menggunakan HOQ-FAST-Morphology untuk menerjemahkan keinginan konsumen
menjadi beberapa alternatif konsep. Keluaran desain produk telah disertai spesifikasi teknis,
gambar teknik (2D/3D) dan purwarupa (jika memungkinkan).
16. Merencanakan teknologi proses berdasarkan produk yang dirancang (baca literatur
mengenai material teknik, proses produksi, analisis dan perancangan kerja), dengan
ditunjang pengetahuan proses melalui pengamatan langsung pada objek sejenis, literatur
proses produksi (buku, laporan KKN-P, brosur peralatan).
†) Pada saat perencanaan proses juga disertai spesifikasi proses dan peralatan yang
dipergunakan (mesin dan alat bantu lainnya). Selanjutnya pembuatan peta kerja keseluruhan
(OPC/operation process chart) untuk mendeskripsikan proses yang direncanakan dengan
disertai estimasi waktu baku tiap proses (dari pengukuran langsung atau tak langsung)
16
17. Menentukan core competency yang dimiliki organisasi sebagai cerminan visi dan misi yang
sesuai dengan value proposition. Pada tahap ini, penentuan core competency didiskripsikan
dalam Key Activity (KA) dan Key Resource (KR) dalam Kanvas Model Bisnis (baca:
literature tentang organisasi dan manajemen industri, perencanaan strategis, dan competitive
advantage value chain.)
*) Aktivitas kunci dan sumber daya kunci perlu dimiliki atau dikendalikan organisasi,
sebagai distintive core competency.
18. Menyusun struktur organisasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip organisasi, visi & misi
organisasi, serta aktivitas kunci dan sumber daya kunci (baca literatur tentang organisasi
dan manajemen industri, dan psikologi industri).
Struktur organisasi merupakan bagan pembagian kerja dalam organisasi yang mencerminkan visi dan misi agar organisasi dapat bekerja efektif dan efisien. Berdasarkan visi, misi selanjutnya dirinci menjadi proses-proses bisnis, yang dirinci lanjut menjadi aktivitas dan tugas. Kemudian masing-masing proses bisnis, aktivitas dan tugas
Aktivitas yang berada dalam organisasi dikelompokkan dalam fungsi utama dan fungsi
penunjang. Fungsi utama terkait dengan menciptakan valur yang dimulai dari
penerimaan material hingga pengiriman produk. Fungsi penunjang meliputi aktivitas-
aktivitas yang diperlukan agar fungsi utama dapat berjalan lancer.
Aktivitas-aktivitas terpenting dari fungsi utama maupun fungsi penunjang yang harus
dilakukan organisasi agar model bisnisnya dapat beroperasi dengan sukses menjadi
aktivitas kuncei (Key Activity).
Aktivitas kunci dikategorikan dalam production problem solving platform dan network.
Aset-aset terpenting yang diperlukan agar model bisnis dapat berfungsi mencakup
menciptakan, mengkomunikasikan dan mengirimkan value, serta membangun jaringan,
menjangkau pasar, membangun loyalitas pelanggan, menjaga sustainabilitas pendapatan,
ytiu sumber daya kunci (Key Resource).
Sumber daya kunci ialah physical asset intellectual property, human, dan financial.
17
dievaluasi prioritas sesuai dengan sasaran jangka pendek dan menengah. Berdasarkan daftar prioritas proses bisnis, aktivitas dan tugas, serta memperhatikan beban (workload) dari pekerjaannya, maka pembagian kerja (division of labor) dilakukan dengan menggabungkan beberapa proses bisnis/aktivitas/ tugas (job enlargement), menambahkan beban kerja (job enrichment), atau membatasi proses bisnis/aktivitas/ tugas (job specialization).
‡) Memperhatikan pembagian kerja, otoritas & wewenang, pendelegasian tugas, rentang
tanggung jawab dan prinsip organisasi lainnya.
19. Melakukan analisis jabatan untuk merumuskan deksripsi jabatan (tugas, otoritas, wewenang
dan tanggung jawab) dan kebutuhan/spesifikasi pemangku jabatan (tingkat pendidikan,
pelatihan dan pengalaman)
20. Mempresentasikan laporan kemajuan ke-2.
21. Melakukan riset pemasaran 3 untuk menggali informasi mengenai potensi pasar, perilaku
pasar dan daya beli pasardari pasar target.
22. Melakukan peramalan atau proyeksi pemasaran berdasarkan hasil riset pemasaran 3 dengan
memperhatikan siklus hidup produk (product lifecycle) serta pengembangan usaha meliputi
pengembangan pasar dan pengembangan produk.
§) Proyeksi pemasaran tidak harus menggunakan pendekatan Time Series (berdasarkan
data historis), dapat menggunakan pendekatan lainnya (economic indicators, econometric
model, delphy method, expert opinion, market survey)
23. Berdasarkan proyeksi pemasaran dibuat perencanaan aggregat selama satu tahun, dengan
ditentukan terlebih dahulu strategi perencanaan yang dipilih, apakah chase demand strategy
atau level production strategy. Atau pendekatan lain untuk menentukan jumlah produksi
agregat dan kebutuhan resources. Pada tahap ini, dapat diusulkan aktivitas dan sumber daya
yang tidak dikendalikan organisasi secara langsung karena dimiliki oleh mitra (outsourcing)
yang dideskripsikan dalam Key Partnership (KP) dalam Kanvas Model Bisnis. (baca
literatur tentang perencanaan dan pengendalian produksi dan manajemen persediaan).
24. Dengan mempertimbangkan hasil perencanaan aggregat dan perencanaan jangka panjang,
maka dapat menentukan kapasitas pada awal usaha. (baca literatur tentang perencanaan dan
pengendalian produksi, perencanaan industri )
25. Mengunakan analisis keseimbangan lintasan dari proses produksi dan atau estimasi
kebutuhan mesin, untuk menentukan banyaknya stasiun kerja. (baca literatur tentang
perencanaan dan pengendalian produksi, sistem manufaktur dan analisis perancangan
kerja). Stasiun kerja dapat berisi beberapa proses, dengan memperhatikan waktu siklus,
namun juga memungkinkan satu proses yang sama dikerjakan beberapa stasiun kerja secara
paralel karena waktu proses lebih lama daripada waktu siklus.
26. Besarnya kapasitas dan banyaknya stasiun kerja dipergunakan untuk penentuan jumlah
mesin/fasilitas dan tenaga kerja (baca literatur mengenai sistem manufaktur, analisis dan
perancangan kerja). Dari setiap stasiun kerja maka dibuatkan peta kerja setempat, yaitu gang
process chart kalau terdapat lebih dari 1 tenaga kerja dalam stasiun kerja tersebut atau man-
machine chart jika hanya 1 tenaga kerja dalam stasiun kerja tersebut.
27. Evaluasi kesesuaian strategi perencanaan jaringan rantai pasok yang ditentukan di awal
(no 6-12) yaitu integrasi definisi Customer Segmentation (CS), Value Proposition (VP),
Promotion, Customer Relationship (CR), Place, Channel (CH), Price, Revenue Stream (RS),
Key Activity, Key Resources, dan Struktur Organisasi, dengan desain sistem manufaktur
perusahaan. (baca literatur strategi dan operasional supply chain)
28. Mengidentifikasikan keseluruhan biaya yang diperlukan dalam pengembangan dan
operasional usaha, baik biaya tetap maupun biaya variabel.Berdasarkan biaya-biaya yang
teridentifikasi, selanjutnya mengkalkulasi harga pokok produksi. Pada tahap ini, analisis
18
biaya dideskripsikan dalam Cost Structure (CS) dalam Kanvas Model Bisnis. (baca literatur
mengenai pengantar ekonomika, dan akuntansi biaya)
29. Menentukan harga jual perunit produk dan merumuskan income statement atau earning
statementdengan analisis titik impas/ break even point (baca literatur mengenai teknik
pricing, pemasaran dan akuntansi biaya)
30. Merancang proyeksi neraca keuangan/ balance sheet, disertai perhitungan rugi-laba/ profit-
loss statement dan analisis rasio manfaat-biaya / benefit-cost ratio analysis (baca literatur
akuntansi biaya dan ekonomi teknik)
31. Merancang proyeksi aliran kas/ cashflow dalam horison perencanaan, serta analisis periode
pengembalian/ payback period analysis (baca literatur akuntansi biaya dan ekonomi teknik)
32. Merencanakan pemodalan/ forms of financing dan perencanaan likuiditas/ liquidity
planning (baca literatur akuntansi biaya dan ekonomi teknik)
33. Melakukan analisis kelayakan dan resiko keuangan, misalnya dengan net present worth,
future worth, equivalent uniform annual series, rate of return atau capital recovery (baca
literatur ekonomi teknik)
34. Mempresentasikan laporan kemajuan ke-3.
35. Mengumpulkan laporan akhir dan hasil penilaian dari dosen pembimbing ke Studio
Manajemen Industri
19
PENILAIAN
20
Perhitungan Nilai Akhir Praktikum APP mengikuti formulasi sebagai berikut :
Nilai Akhir = 40% PM + 10% KS + 25% WB + 10% ES + 15% BMC
Kriteria Nilai A (>80 -
100)
Nilai B+
(>75 – 80)
Nilai B (>69 –
75)
Nilai C+
(>60 – 69)
Nilai C (>55
– 60)
Nilai D+
(>50 -55)
PM
(Pemahaman
Materi)
Mahasiswa
dapat
menjawab
pertanyaan
dengan benar
sesuai teori
dan tepat
sesuai obyek
perusahaan
Mahasiswa
dapat
menjawab
pertanyaan
dengan
benar sesuai
teori, namun
kurang tepat
pada obyek
perusahaan
Mahasiswa
dapat
menjawan
dengan tepat
sesuai dengan
obyek
perusahaan,
namun tidak
benar secara
teori
Mahasiswa
hanya dapat
menjawab
sesuai
dengan
logika,
namun tidak
benar sesuai
teori
Mahasiswa
memberikan
jawaban yang
salah baik
secara teori
maupun
obyek
perusahaan,
dan tidak
logis
Mahasiswa
tidak
memberikan
jawaban
KS
(Keaktifan dan
Sikap)
Mahasiswa
berinisiatif,
aktif, dan
sopan saat
pelaksanaan
praktikum
Mahasiswa
berinisiatif,
aktif,
namun
kurang sopan
saat
praktikum
Mahasiswa
kurang
berinisiatif,
namun tetap
sopan saat
praktikum
Mahasiswa tidak berinisiatif, tidak aktif,
serta kurang menjaga kesopanan saat
pelaksanaan praktikum
WB
(Workbook)
WB tersusun
secara rapi,
lengkap,
sistematis,
dan logis
baik secara
content
laporan
dan format
WB tersusun
secara rapi
sesuai
format,
sistematis,
dan logis,
namun ada
1-5 metode
yang tidak
dikerjakan.
WB tersusun
secara rapi
sesuai format,
sistematis,
dan logis,
namun ada
>5 metode
yang tidak
dikerjakan
WB tersusun
secara rapi
sesuai
format,
namun ada
>5 metode
yang tidak
dikerjakan
dan
hubungan
antar content
tidak logis
WB tidak
tersusun
secara rapi
menurut
format, >5
metode yang
tidak
dikerjakan,
dan hubungan
antar content
tidak logis.
WB tidak
dikerjakan
21
Kriteria Nilai A (>80
- 100)
Nilai B+ (>75
– 80)
Nilai B (>69
– 75)
Nilai C+ (>60
– 69)
Nilai C (>55 –
60)
Nilai D+
(>50 -55)
ES
(Executive
Summary)
ES tersusun secara rapi, lengkap, sistematis, dan logis baik secara
content
laporan
dan format
ES tersusun secara rapi sesuai format, sistematis, dan logis, namun ada
1-3 sub-
content
yang tidak
dikerjakan.
ES tersusun secara rapi sesuai format, sistematis, dan logis, namun ada
>3 sub-
content
yang tidak
dikerjakan
ES tersusun
secara rapi
sesuai
format,
namun ada
>3 sub-
content
yang tidak
dikerjakan
dan
hubungan
antar
content tidak logis
ES tidak tersusun secara rapi menurut format, >3
sub-content
yang
tidak
dikerjakan,
dan
hubungan
antar
content tidak logis.
ES tidak
dikerjakan
BMC
(Business
Model
Canvas)
BMC
digambarkan
dengan
benar, rapi,
menarik,
informatif,
lengkap, dan
logis baik
secara
content dan
format
BMC digambarkan dengan rapi, menarik, informatif, namun ada 1-3
content
yang salah.
BMC
digambarkan
dengan rapi,
menarik, dan
informatif,
namun ada 4-
5 content
yang salah
BMC
digambarkan
dengan rapi,
namun tidak
menarik,
informatif,
serta ada >5
content yang salah
BMC tidak
digambarkan
dengan rapi,
menarik, dan
informatif,
serta >5
content
yang salah
BMC tidak
dikerjakan
Top Related