Page 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Berlakang Masalah
Setiap manusia pasti melakukan aktivitas kerja tiap harinya, yang melibatkan seluruh anggota
gerak tubuh seperti tangan, kaki, dan bagian tubuh lainnya. Pekerjaan yang dilakukan manusia
berbeda-beda, ada yang menggunakan kerja fisik dan kerja mental, biasanya manusia
menggunakan fisiknya untuk melakukan pekerjaan tersebut. Setiap melakukan aktivitas
kerjanya, manusia membutuhkan energi atau tenaga, karena hal itu sangat berpengaruh terhadap
efektifitas manusia dalam bekerja.
Tenaga yang tidak bisa dimanfaatkan dengan baik dan sikap kerja yang dilakukan seorang
pekerja akan mempengaruhi kecepatan lelah dan kondisi fisik menurun dalam bekerja, yang
berpengaruh pada kemampuan kerja manusia dan kualitas kerjanya. Hal ini disebabkan oleh jenis
pekerjaan dan berat ringannya pekerjaan yang dilakukan.
Dampak kelelahan dan kondisi fisik menurun adalah manusia akan mengalami rasa sakit
pada setiap jaringan organ tubuh seperti pada otot dan tulang, maka diperlukanlah ilmu ergonomi
yang mempelajari sistem rangka dan otot tubuh manusia.
Tujuan mempelajari ilmu ini adalah agar meminimasikan kelelahan kerja pada manusia serta
tercapainya kondisi kerja terbaik, dan memperbaiki sikap kerja pekerja sehingga manusia dalam
melakukan pekerjaannya ENASE (Efektif, Nyaman, Aman, Sehat, Efisien).
B. Rumusan Masalah
Agar Pembahasan dari makalah ini tidak melebar dan pembahasannya tetap
berkonsentrasi pada satu bahan judul maka kami dari pemakalah perlu menetapkan rumusan
masalah yang akan di bahas :
Page 6
1. Pengertian otot
2. Fungsi otot
3. Klasifikasi Otot
4. Prinsip dasar terjadinya suatu gerakan
C. Tujuan Penulisan
Pembaca mampu memahami :
1. Pengertian otot
2. Fungsi otot
3. Klasifikasi Otot
4. Prinsip dasar terjadinya suatu gerakan
D. Manfaat Penulisan
Pembaca di harapkan :
1. Memahami Pengertian otot
2. Memahami Fungsi otot
3. Memahami klarifikasi otot
4. Memahami Prinsip dasar terjadinya suatu gerakan
Page 6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Otot
Menurut ensiklopedia, Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi
sebagai tugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot
jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam
organisme tersebut.
Jaringan otot terdiri dari sel-sel yang bentuknya panjang dan ramping. Tiap-tiap sel otot
mempunyai serabut otot dan beberapa serabut otot ini dikumpulkan menjadi sebuah alat tubuh
yang disebut otot (daging). Otot merupakan jaringan eksitabel atau jaringan peka rangsang, yang
dapat dirangsang secara kimiawi, listrik dan mekanik untuk menimbulkan suatu aksi potensial.
Page 6
B. Fungsi otot
Fungsi utama dari otot rangka yaitu, melakukan kontraksi yang menjadi dasar terjadinya
gerakan tubuh. Aktivitas otot rangka dikoordinasi oleh susunan saraf sehingga membentuk
gerakan yang harmonis dari posisi tubuh yang tepat.
C. Klasifikasi Otot
1) Berdasarkan sifat fisiologisnya dan strukturnya.
a. Otot rangka
Diberbagai bagian tubuh ada kurang lebih 600 otot rangka
Page 6
b. Otot polos terdiri atas :
Otot polos unit ganda (multi-unit)
Otot polos unit tunggal (single unit)
c. Otot jantung
2) Berdasarkan hubungan serabut otot dan tendo
a. Otot fusiform, ciri-cirinya
Serabutnya panjang
Hasil gerakannya luas tapi tidak kuat
Tendo relatif pendek
b. Otot Unipenatus,ciri-cirinya
Serabut pendek
Tendo panjang
Lebih kuat
c. Otot Bipenatus,ciri-cirinya
Serabut pendek, melekat pada kedua sisi tendo
Tendo panjang
Lebih kuat
Page 6
2) Berdasarkan origo otot
a. Otot dengan dua kepala --- contoh bicep brachii
b. Otot dengan tiga kepala --- contoh triceps
c. Otot dengan empat kepala – contoh Quadriceps
d. Otot dengan satu kepala mempunyai satu tendo perantara atau lebih disebut otot
dengan dua venter atau 3 venter, contoh otot multi penatus
4) Berdasarkan kecepatan kontraksinya
a. Otot Fasis (white muscle)
b. Otot Postural (Red muscle)
D. Prinsip dasar terjadinya suatu gerakan:
1. Otot harus kontraksi dan menyilangi sendi (kecuali yang melekat pada kulit atau organ
tubuh)
2. Gerakan saat kontraksi otot: insersio → origo
3. Sendi: bisa satu aksis/lebih
4. Posisi persilangan otot thd aksis → arah gerakan.
5. Otot dapat menyilangi lebih dari satu aksis sesuai dengan jumlah aksis pada sendi yang
disilanginya
6. Otot dapat menyilangi satu sendi (monoartikuler), dan menyilangi lebih dari satu sendi
(polyartikuler)
7. Bidang gerakan otot selalu tegak lurus dengan aksisnya.
BAB III
Page 6
PEMBAHASAN
A. Otot extremitas superior
1 B
1 C
6
7
Page 6
7 A
7 B
7 C
8
Page 6
Keterangan :
1 A
5
6
2
3
Page 6
1. M deltoideus
A. Pars clavicularis
o: bag lateral clavicula
f: antefleksi lengan atas
B. Pars acromialis
o: acromion
f: abduksi lengan atas
C. Pars spinalis
o: spina scapulae
f: dorsofleksi lengan atas
i: tuberositas deltoidea
2. M biceps brachii cap breve
o: procesus coracoideus
f: antefl & add lengan atas
3. M biceps brachii cap long.
o: tub supra glenoidales
f: antefl & abd lengan atas
i: tuberositas radii, fascia antebrachii
4. M coracobrachialis
o: proc coracoideus
i: pertengahan humerus bag medial
f: antefl & add lengan atas
5. M subscapularis
o: fossa scapularis
i: tuberculum minus
f: endorot &add LA
6. M teres major
o: ang inf + m axill scap
I : crista tub minoris
f: add, endorot, dorsofl LA
7. M. triceps brachii
A. Cap longum
o: tub infraglenoidalis
f: add & dorsofl LA
B. Cap laterale
o: dorsal hum prox sulc n r
C. Cap mediale
o: dorsal hum distal sul n r
i: olecranon
F: ekstensi LB
8. M anconeus
o: epicondylus lat hum
i: marg dors ulna bag prox
f: extensio LB
Page 6
Keterangan ;
1
2
4
3
5
6
3
4
7
6
8
9
Page 6
1. M brachialis
o: pertengahan bwh dataran ventral hum
i: tuberositas ulnae
f: fleksi LB
2. M brachiradialis
o: margo lat hum prox epic lat hum
i: proc stiloideus radii
f: fleksi, supinasi LB
3. M fleksor carpi radialis
o: epic med hum, proc coronoideus
I : basis ossis metacarpalis II & III
f: fleks& pron LB, fleks & abd rad tangan
4. M palmaris longus
o: epic med hum, proc coronoideus ulnae
i: aponeurosis palmaris
f: fleks, pron LB, flek tgn
5. M fleksor carpi ulnaris
o: capit hum, epic med hum, cap & marg
i: os pisiforme
f: fleks, abd ulnar tgn
6. M fleksor digitorum sup
o: cap hum uln: epic med hum, proc
coronoideus ; cap rad: dat ventral rad
i: sisi2 phalanx media
f: fleksLB, fleks phalanx, fleks tgn, abd
ulnar tgn
7. M pronator teres
o: cap hum: epic med hum cap ulnare: proc
coron
i: pertnghn ventral rad
f: fleks, pronasi LB
8. M fleksor pollicis longus
o: dataran ventral rad
i: phalanx dist jari I
f: fleks phal, opposisi jr I, flek tgn, abd rad
tgn
9. M fleksor digitorum
profundus
0: dat ventral ulnae
i: phalanx dist jari II-V
f: fleks phal, fleks tgn, abd ulnar tgn
Page 6
Keterangan ;
1
3
24
5
6
7
3
6
1
2
4
8
5
11
9
10
10
Page 6
1. M brachioradialis
2. M anconeus
3. M extensor carpi rad long
o: marg lat hum, prox epic lat humeri
i: basis ossis metacarp II
f: ext & sup LB, ext tgn, abd rad tgn
4. M ext carp rad brevis
o: epic lat humeri
i: basis ossis metacarp III
f: ext & supin LB, ext tgn, abd rad tgn
5. M abd pollicis longus
o: dat dorsal ulnae&radius, membr
interossea
i: basis ossis metacarp I
f: sup LB, abd jr I abd rad tgn
6. M extensor digitorum
o: epic lat humeri
i: phalanx med & distalis ji II-V
f: ext LB, ext tgn, ext
7. M extensor carp ulnaris
o: cap hum: epic lat hum, cap ulnare: margo
dors ulnae
i: basis ossis metacarp V
f: ext LB, ext tgn, abd ulnar tgn
8. M supinator
o: epic lat hum, crista m supinatoris ulnae
i: dataran ventr rad sebelah distal tuberositas
radii
f: supinasi LB
9. M ext pollicis brevis
o: margo dors uln, dat dors rad, membr
interossea
i: basis phlx prox jr I
f: ext phlx prox jr I, ext tgn, abd rad tgn sup
LB
10. M ext pollicis longus
o: margo dors ulnae
i: basis phlx dist jr I
f: ext phalx, ext tgn, abd rad tgn, supinasi
LB
11. M extensor indicis
Page 6
Palmalis longus m. tendon
Antebrachial fascia
Palmar aponeurosis
Thenar eminence
Palmalis brevis m.
Hypothenar eminence
Transv. fascicles
Lumbrical mm.
Page 6
B. Cedera pada Extremitas Superior
Tendon sheath of flexor carpi radialis m.
Tendon sheath of flexor pollicis longus m.
Common synovial sheath of flexor tendons
Adductor pollicis brevis m.
Adductor pollicis m., transv. head
1st lumbrical m
Synovial sheaths of digiti
tendons
Opponens digiti minimi m.
Flexor digiti minimi brevis m.
Abductor digiti minimi m.
Tendon sheath of abductor pollicis longus and extensor pollicis brevis mm.
Page 6
1. Lateral epikondilitis (tennis elbow)
Suatu keadaan yang sering terjadi dengan gejala nyeri dan sakit pada posisi luar siku,
tepatnya pada epikondilus lateralis humeri. Biasanya terjadi karena pukulan top spin back hand
yang terus-menerus, jadi bersifat over use.
Etiologi dari tennis elbow ini belumlah jelas. Banyak para ahli menganggap bahwa gerakan
yang terus-menerus serta intensif dalam bentk pronasi dan supinasi dengan tangan yang
memegang tangkai raket, menimbulkan over strain pada otot-otot extensor lengan bawah yang
berorigo pada epikondilus lateralis humeri.
Tarikan pada otot-otot tersebut akan menimbulkan mikro trauma yang makin lama makin
bertumpuk menjadi makro trauma, sehingga akhirnya menimbulkan tennis elbow.
Ada juga yang menganggap disebabkan oleh peradangan (inflamasi) periosteum yang menutupi
epikondilus lateralis humeri. Inflamasi tersebut karena tarikan yang terus-menerus dari otot-otot
extensor lengan bawah yang berorigo pada epikondilus lateralis humeri.
Tennis elbow tidak semata-mata hanya timbul pada pemain tennis saja, tapi dapat timbul
pada cabang angkat besi, bahkan pada ibu rumah tangga atau penjual minuman botol yang
benyak membuka tutup botol.
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya tennis elbow :
• Besar kecilnya tangkai raket
• Ketegangan dari senar raket yang tak sesuai
• Kualitas bola yang tidak sesuai
• Berat dan ringannya raket tersebut.
Penyakit ini terjadi secara perlahan-lahan dan menjadi progressif. Pengobatannya dapat
dilakukan dengan heat treatment ataupun fisiotherapi lainnya, misalnya pemijatan, tapi pada
mulanya berilah kompres dingin/es.
Page 6
2. Medial epikondilitis (golfer’s elbow)
Sejenis dengan tennis elbow, disebut juga medial epikondilitis atau fore hand tennis
elbow. Yang terkena di sini adalah epikondilus medialis humeri. Mengenai patofisiologinya
sama dengan tennis elbow, hanya saja yang mengalami mikro trauma adalah origo dari otot-otot
yang melakukan fleksi lengan bawah, jadi yang berorigo pada epikondilus medialais humeri.
Golfer’s elbow biasanya diderita oleh pemain golf, tetapi pemain jenis olahraga lainya juga dapat
mengalaminya, yaitu nyeri di siku bagian dalam.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Page 6
A. Kesimpulan
Menurut ensiklopedia, Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utama.
Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu ;
otot lurik otot polos otot jantung.
Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut.
Fungsi otot
Fungsi utama dari otot rangka yaitu, melakukan kontraksi yang menjadi dasar terjadinya gerakan tubuh. Aktivitas otot rangka dikoordinasi oleh susunan saraf sehingga membentuk gerakan yang harmonis dari posisi tubuh yang tepat.
Klasifikasi Otot ;
a) Berdasarkan sifat fisiologisnya dan strukturnya.
Otot rangka Otot polos Otot jantung
b) Berdasarkan hubungan serabut otot dan tendo Otot fusiform Otot Unipenatus Otot Bipenatus
c) Berdasarkan origo otot Otot dengan dua kepala Otot dengan tiga kepala Otot dengan empat kepala Otot dengan satu kepala mempunyai satu tendo perantara atau lebih disebut otot
dengan dua venter atau 3 venter d) Berdasarkan kecepatan kontraksinya
Otot Fasis (white muscle) Otot Postural (Red muscle)
Page 6
Prinsip dasar terjadinya suatu gerakan:1. Otot harus kontraksi dan menyilangi sendi (kecuali yang melekat pada kulit atau organ
tubuh)2. Gerakan saat kontraksi otot: insersio → origo3. Sendi: bisa satu aksis/lebih4. Posisi persilangan otot thd aksis → arah gerakan.5. Otot dapat menyilangi lebih dari satu aksis sesuai dengan jumlah aksis pada sendi yang
disilanginya6. Otot dapat menyilangi satu sendi (monoartikuler), dan menyilangi lebih dari satu sendi
(polyartikuler)7. Bidang gerakan otot selalu tegak lurus dengan aksisnya.
B. Saran
Kami dari penulis menyarankan kepada para pembaca bahwa kami dari penulis menerima
dengan lapang dada segala keritikan dan saran yang bersifat membangun dari sempurnanya
makalah kami ini. Kami menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurnah dibandinkan
Tuhan Yang Maha Esa,
Maka dari itu apabila terdapat sesuatu hal dalam makalah yang saya buat ini menyinggung
ataupun tidak berkenang dalam diri pembaca, kami minta maaf sedalam-dalamnya.
Terimakasi.
DAFTAR PUSTAKA
Page 6
Hardianto Wibowo, dr, Pencegahan dan penatalaksaan cedera olahraga,
cetakan I, EGC, 1995.
Werner Kahle, Atlas dan buku teks anatomi manusia, cetakan I, EGC, 1990.
Purnawan Junadi, dkk, Kapita selekta kedokteran, edisi 2, penerebit Media
Aesculapius fakultas kedokteran UI, 1982
Werner Spalteholz, Hand atlas of human anatomy, seven edition in English.
JB Lippincott Company
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Otot&oldid=5172495
http://skydrugz.blogspot.com/2011/09/topografi-bab-ii-ekstremitas
superior.html#ixzz1mnu2t500
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?
book=hmg&part=A127&rendertype=figure&id=A143
http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=373&fname=materi7.html
Top Related