15
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan perolehan data yang telah dianalisa pada skripsi terdahulu
mengenai pola kaderisasi kepemimpinan Gerakan Pramuka bahwa yang
diharapkan dari pola kaderisasi kepemimpinan adalah mampu mencetak
kader yang baik dan bijaksana. Pola kaderisasi kepemimpinan pada Gerakan
Pramuka di Gugus Depan STAIN Jember terdiri dari formal dan non formal.
Adapun di bawah ini adalah pola kaderisasi kepemimpinan yang
bersifat formal:
a. Diklat Ruang
Dalam pola kaderisasi kepemimpinan pada Gerakan Pramuka di
Gugus Depan STAIN Jember melalui diklat ruang sudah tergolong baik,
karena dalam mempersiapkan seorang kader pemimpin dalam Gerakan
Pramuka sudah ditanamkan materi-materi yang nantinya dapat mendukung
dari sifat kepemimpinan.
Adapun materi-materi yang disampaikan pada diklat ruang di sini
adalah sejarah pramuka dan racana, konsep diri, keorganisasian,
kepemimpinan, dan pengambilan keputusan.
Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa Dewan Racana
dalam melakukan pola kaderisasi kepemimpinan sangatlah efektif dengan
16
berbagai materi yang didapat oleh anggota dapat dijadikan bekal mereka
dalam berproses di suatu organisasi.
b. Diklat Lapang
Dalam pola kaderisasi kepemimpinan pada Gerakan Pramuka di
Gugus Depan STAIN Jember yang dilakukan pada diklat ruang sudah
tergolong baik, karena di dalam diklat lapang yang diadakan oleh Dewa
Racana melalui kegiatan Perjalanan Suci dan Kemah Bhakti. Di dalam
kegiatan ini ditanamkan bagaimana hidup bermasyarakat dan bagaimana
mereka berorganisasi, dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil
mereka dididik untuk hidup mandiri dan bias mengatur waktu dengan baik.
Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa Dewan Racana
dalam melaksanakan pengkaderan melalui diklat lapang sudah cukup baik,
terbukti hubungan anggota Pramuka dengan masyarakat bisa diterima
dengan baik dan bisa menjalin kekompakan dalam suatu kelompok
walaupun awalnya terdapat perbedaan antar anggota.
Adapun pola kaderisasi kepemimpinan non formal di sini adalah
pendekatan Dewan Racana kepada anggota untuk menjalin komunikasi
dengan anggota dan menumbuhkan rasa komitmen pada Gerakan
Pramuka.
Akan tetapi, bukan itu saja pola kaderisasi yang dilakukan oleh
Dewan Racana dalam proses pengkaderan untuk mencetak seorang
pemimpin yang bisa mengayomi anggotanya yaitu dengan pemberian
17
tanggung jawab pada anggota dengan menunjuk mereka menjadi ketua
panitia pada sertiap kegiatan yang diadakan oleh Dewan Racana.
Setelah melihat Pramuka dari sudut pola kaderisasi kepemimpinan,
maka berikutnya adalah melihat Pramuka dari segi pembinaan kepribadian.
Skripsi terdahulu telah banyak membahas tentang masalah pola
kaderisasi kepemimpinan seperti skripsi karya Siti Nur Afnia, mahasiswa
STAIN Jember, dengan judul Pola Kaderisasi Kepemimpinan pada Gerakan
Pramuka Gugus Depan 01.151 – 01.152 Pangkalan Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Jember Masa Bhakti 2004-2005.
Skripsi ini membahas tentang bagaimana Gerakan Pramuka STAIN
Jember mengkader para anggotanya melalui kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan, khususnya dalam bidang kepemimpinan. Namun, dalam skripsi
tersebut belum membahas tentang bagaimana orientasi pendidikan
kepramukaan dalam membina kepribadian anggotanya secara keseluruhan.
B. Kerangka Teori
a. Hakikat Kepramukaan
1) Pengertian
Amin Abbas menyatakan bahwa:
“Gerakan Pramuka adalah badan non pemerintah yang berusaha membantu pemerintah dan masyarakat dalam membangun masyarakat dan bangsanya khususnya di bidang pendidikan melalui kegiatan kepramukaan dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan (PDK dan MK)”.1
1 Abbas, Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka, (Jakarta: Bringin Jaya, 1994), 4.
18
Dalam buku “B-P’s Out Look” karangan Boden Powell
(pencipta pendidikan kepramukaan) disebutkan bahwa:
“SCOUTING is not science to be solemnely studied, NOT is it a collectionof doctrine and texts. No! It is a jolly game in a out of doors, where boy-men and boy can go adventuring together as leader and younger brother picking up health and happiness, handicraft and helfullness”.2
(“Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah-naskah buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan memberi pertolongan)”.
Kwarnas Gerakan Pramuka mendefinisikan kepramukaan
sebagai proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar
lingkugan keluarga dalam bentuk kegitan menarik, menyenangkan,
sehat, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip
Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran
akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.3
“Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya baik mental, moral, spiritual, emosional, social, intelektual dan fisik, sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat”.4
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat kita pahami bersama
bahwa hakekat kepramukaan itu adalah:
2 http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Pramuka_Indonesia (April, 2010), 1.3 Kwarnas. Gerakan Pramuka; Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Jakarta:
Kwarnas, 2005), 28.4 Lock Cit.
19
a) Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang
menyenangkan bagi anak-anak dan pemuda di bawah tanggung
jawab orang dewasa. Artinya, proses pendidikan dalam
kepramukaan dikemas semenari miungkin sehingga berbeda
dengan pendidikan yang kita kena di dalam kelas. Di dalam kelas
ada guru dan siswa yang diartikan sebagai orang tua dan anak. Ada
aturan-aturan yang membatasi siswa dalam berperilaku kepada
guruya. Apa yang dipelajari dalam kelas juga cenderung formal.
Sedangkan pendidikan kepramukaan tidak ada status orang tua dan
anak. Yang ada hanyalah kakak dan adik. Sehingga cenderung
santai dan fleksibel. Kegiatannya tidak berfokus pada materi-materi
akademik. Melainkan materi-materi khusus kepramukaan yang
diselingi dengan permainan (game) sehingga dapat mengurangi
rasa jenuh.
b) Pramuka dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan
di luar lingkungan pendidikan keluarga yang menggunakan prinsip
dasar dan metode pendidikan kepramukaan. Artinya, pramuka
dilakukan di luar jam sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan dalam
bentuk ekstrakurikuler yang dapat dipilih oleh siswa sebagai
kegiatan tambahan selain belajar di dalam kelas bersama guru.
Kegiatannya harus selalu berprinsip pada metode dan prinsip dasar
kepramukaan.
20
2) Sifat Kepramukaan
Resolusi konferensi kepramukaan sedunia tahun 1924, di
Kopenhagen Denmark menyatakan bahwa kepramukaan mempunyai
tiga sifat antara lain:
a) Nasional, artinya organisasi yang menyelenggarakan kepramukaan
di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikan itu dengan
keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan
negara itu.
b) Internasional, artinya organisasi kepramukaan di suatu negara
manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa
persaudaraan dan persahabatan antara sesama pramuka dan sesama
manusia, tanpa membedakan kepercayaan, agama, golongan,
tingkat, suku dan bangsa.
c) Universal, artinya kepramukaan dapat digunakan di mana saja
untuk mendidik anak-anak dari apa saja yang dalam pelaksanaan
pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode
Pendidikan Kepramukaan (PDMPK).5
3) Fungsi Kepramukaan
Kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:
a) Kegiatan menarik bagi anak dan pemuda (game)
5 Tijan dan Sigalingging Hamonangan, Kepramukaan, (Semarang: IKIP Semarang Press, 1998), 10.
21
Kegiatan menarik ini maksudnya adalah kegiatan yang
menyenangkan tetapi mengandung pendidikan. Sedapat mungkin
kegiatan pramuka dirancang dengan menarik. Karena pesertanya
adalah usia anak-anak yang masih dalam taraf bermain maka akan
lebih cocok jika kegiatannya diisi dengan permainan yang
mendidik. Kegiatan permainan ini cocok untuk diterapkan pada
pramuka usia siaga (7-10 tahun) dan pramuka usia penggalang (11-
15 tahun). Kegiatan yang dilakukan antara lain: senam tongkat,
senam semaphore, belajar mengirim berita melalui kata-kata sandi,
belajar mengenal alam dengan mengajaknya jalan-jalan santai dan
belajar menyanyi.
b) Pengabdian (job) bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa pramuka bukan lagi bermain, melainkan
suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan
pengabdian. Kewajibannya adalah dengan suka rela membaktikan
dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi. Biasanya
kegiatan ini dilakukan oleh pramuka usia penegak (16-20 tahun)
dan pramuka usia pandega (21-25 tahun) akan lebih cocok jika
kegiatannya langsung diabdikan kepada masyarakat seperti:
pengumpulan dan untuk membantu korban bencana, menjadi
sukarelawan di daerah bencana dan lain-lain.
c) Alat (means) bagi masyarakat dan organisasi
22
Kepramukaan merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat setempat. Dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai
tujuan organisasinya. Masyarakat pada dasarnya menginginkan
kehidupan yang aman, damai dan sejahtera. Untuk menciptakan
kehidupan yang demikian diperlukan insan-insan yang tangguh
secara lahir dan batin. Namun untuk menciptakan insan yang
diharapkan tidak hanya cukup dengan pendidikan formal saja.
Masyarakat masih membutuhkan peran lain di luar pendidikan
formal. Salah satunya adalah dengan kegiatan kepramukaan.
Karena dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 4 dijelaskan
tujuan gerakan pramuka yang salah satunya adalah membina dan
mendidik kaum muda Indonesia agar dapat membangun dirinya
secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa dan negara. Jadi kegiatan kepramukaan yang
diberikan sebagai latihan berkala dalan satuan pramuka itu sekedar
alat saja dan bukan tujuan pendidikannya.6
4) Sasaran Pendidikan Kepramukaan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka memberikan penjelasan
bahwa usaha gerakan pramuka dalam mencapai tujuan harus
mengarah pada pengembangan dan pembinaan watak, mental,
jasmani, rohani, bakat, pengetahuan, dan kecakapan kepramukaan
melalui kegiatan yang dilakukan secara praktik yang mengenalkan
6 Ibid, 10.
23
sistem among dan prinsip dasar dan metode pendidikan kepramukaan
agar peserta didik memiliki:
a) keyakinan beragama yang kuat;
b) mental dan moral yang tinggi serta berjiwa pancasila;
c) sehat, segar jasmani dan rohani yang kuat;
d) cerdas, tangkas, terampil;
e) berjiwa kepemimpinan dan patriotik;
f) kesadaran nasional dan peka terhadap perubahan lingkungan; dan
g) banyak pengalaman.
Dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 127
menyebutkan, bahwa metode kepramukaan merupakan cara belajar
progresif melalui hal-hal berikut ini:
a) Pengalaman terhadap Kode Kehormatan Pramuka
Kode kehormatan adalah suatu norma atau ukuran kesadaran
mengenai akhlak (budi dan perbuatan baik) yang tersimpan di
dalam hati seseorang sebagai akibat karena orang tersebut tahu
akan harga dirinya. Kode kehormatan pramuka adalah norma
dalam kehidupan dan penghidupan para anggota gerakan pramuka
yang merupakan ukuran, norma atau standar tingkah laku
kepramukaan seorang pramuka Indonesia. Kode kehormatan terdiri
atas:
(1) Janji atau Satya; dan
7 Kwarnas, Gerakan Pramuka; Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Jakarta: Kwarnas, 2005), 10.
24
(2) Ketentuan-ketentuan Moral (Dharma).
b) Belajar Sambil Melakukan
Belajar sambil melakukan berarti belajar dengan langsung
praktek. Contohnya adalah kegiatan PPPK. Pramuka tidak hanya
mempelajari bagaimana membalut luka, tapi juga langsung
mempraktekan pada manusia secara langsung dengan prosedur
yang tepat.
c) Sistem Berkelompok
Sistem berkelompok dilaksanakan supaya peserta didik
memperoleh kesempatan untuk belajar memimpin dan dipimpin,
belajar mengurus dan mengorganisir anggota kelompok, belajar
memikul tanggung jawab, belajar mengatur diri, menyesuaikan diri
dan bekerja sama dengan sesamanya.
d) Kegiatan yang Menantang dan Mendidik
Kegiatan menarik merupakan unsur yang diperlukan dalam
perkembangan kegiatan kepramukaan, karena menurut para ahli
dalam kegiatan kepramukaan aktivitas yang dilakukan sengaja
dirancang sedemikian rupa agar menyenangkan, menghibur,
mendidik dan bermanfaat. Masing-masing kegiatan dibagi dan
dikelompokkan menurut usia sehingga tepat sasaran sesuai
perkembangan jasmani dan rohani.
e) Kegiatan di Alam Terbuka
25
Kegiatan kepramukaan bukan bagian dari pendidikan formal
(pendidikan sekolah) melainkan pendidikan informal. Dengan
dilakukan di alam terbuka peserta didik akan lebih mengenal dan
mencintai lingkungan, lebih bebas dalam berkreasi dan
menghindari kebosanan.
f) Sistem Tanda Kecakapan
Sistem tanda kecakapan merupakan suatu cara atau tata cara
untuk menandai dan mengakui kecakapan-kecakapan yang dimiliki
si pemakai tanda. Tapi sebelum memakai tanda kecakapan peserta
didik harus menjalani serangkaian ujian yang menjadi syarat
kecakapan. Sistem tanda kecakapan dibagi atas Tanda Kecakapan
Umum (TKU) dan Tanda Kecakapan Khusus (TKK).
g) Sistem Among
Sistem Among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan
dengan cara memberi kebebasan kepada peserta didik untuk dapat
bergerak dan bertindak dengan leluasa tanpa paksaan dengan
maksud untuk menumbuhkan rasa percaya diri.
h) Sistem Satuan Terpisah
Sistem satuan terpisah dimaksudkan agar proses pendidikan
bagi masing-masing peserta didik menjadi lebih intensif dan
efektif, karena kegiatan untuk putra tidak sama dengan kegiatan
untuk putri.
26
5) Tujuan Gerakan Pramuka
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka (ADGP) pasal 4
mengemukakan bahwa tujuan gerakan pramuka adalah mendidik dan
membina kaum muda Indonesia agar menjadi:
a) Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur
yang:
(1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, kuat
mental dan tinggi moral;
(2) tinggi kecerdasan dan mutu ketrampilannya; dan
(3) kuat dan sehat jasmaninya.
b) Warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan
patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi
anggota masyarakat yang baik dan berguna, dapat membangun
dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian
terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional,
maupun internasional.8
6) Tugas Pokok Gerakan Pramuka
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka (ADGP) pasal 5
menguraikan bahwa tugas pokok gerakan pramuka adalah
menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna
menumbuhkan tunas-tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih
8 Ibid, 6.
27
baik, tangguh, tanggung jawab, dan mampu membina serta mengisi
kemerdekaan. Tugas Pokok Gerakan Pramuka juga bertugas
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda
Indonesia menuju ke tujuan Gerakan pramuka sehingga dapat
membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa Pancasila dan
sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat,
bangsa dan negara.9
7) Prinsip Dasar Gerakan Pramuka
Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang membedakan kepramukaan dari pendidikan lain. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua unsur proses pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi, dan kondisi masyarakat.10
Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya, bagi peserta didik dibantu oleh pembinanya, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.11
Dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka (ARTGP)
dijelaskan bahwa prinsip dasar kepramukaan sebagai norma hidup
seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan
ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri
9 Lock Cit.10 http://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Dasar_Kepramukaan (April, 2010), 1.11 Lock Cit.
28
pribadinya, bagi peserta didik dibantu oleh pembinanya, sehingga
pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran,
kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik
sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.12
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka (ADGP) pasal 11 ayat 1
menyebutkan Prinsip Dasar Kepramukaan antara lain:
a) Iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b) Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup, alam dan
seisinya.
c) Peduli terhadap diri pribadinya.
d) Taat kepada kode kehormatan pramuka.13
8) Ciri Khas Gerakan Pramuka
Kegiatan kepramukaan merupakan sebuah bentuk kegiatan yang
lain dari pada kegiatan yang lain. Kegiatan kepramukaan memiliki ciri
khas antara lain
a) Bersifat sukarela,
b) Terbuka,
c) Non politik,
d) Bermetode,
e) Memiliki suatu sistem nilai.
12 Kwarnas, Gerakan Pramuka; Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (Jakarta: Kwarnas, 2005), 37.
13 Ibid, 10.
29
9) Sistem Nilai
Sistem nilai Gerakan Pramuka dituangkan ke dalam kode etik
atau kode kehormatan gerakan pramuka yang disesuaikan dengan
golongan usia dan tingkat perkembangan jasmani dan rohani peserta
didik.
10) Penggolongan Pramuka Menurut Usia
Anggota pramuka digolongkan berdasarkan usia peserta didik
sebagai berikut:
a) Anak-anak dengan usia 7 s/d 10 tahun masuk golongan siaga;
b) Pemuda dengan usia 11 s/d 15 tahun masuk golongan
penggalang;
c) Pemuda dengan usia 16 s/d 20 tahun masuk golongan penegak;
d) Pemuda dewasa usia 21 s/d 25 tahun masuk golongan pandega.
11) Kode Kehormatan Pramuka
Kode Kehormatan Pramuka adalah suatu norma dalam
kehidupan dan penghidupan para anggota gerakan pramuka yang
merupakan ukuran, norma, atau standar tingkah laku kepramukaan
seorang pramuka Indonesia.
Kwarnas Gerakan Pramuka dalam Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka pasal 21 mengenai Kode Kehormatan14,
menjelaskan bahwa:
14 Ibid, 39-43.
30
(1)Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut
Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu
unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip
Dasar Kepramukaan.
(2)Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk janji disebut satya
adalah:
a. Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota
Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
b. Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela
menerapkan dan mengamalkan janji;
c. Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna
mengembangkan visi, mental, moral, ranah spiritual, emosional,
social, intelektual, dan fisiknya, baik sebagai pribadi maupun
anggota masyarakat lingkungannya.
(3)Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang
disebut Darma adalah:
a. Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk
mengembangkan budi pekerti luhur;
b. Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong anggota
Gerakan Pramuka menemukan, menghayati, mematuhi sistem
nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi
anggota;
31
c. Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan
pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong
Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis,
saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong
royong;
d. Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan
Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang
mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian
tanggungjawab dan penentuan putusan.
(4)Kode Kehormatan Pramuka adalah Budaya Organisasi Gerakan
Pramuka yang melandasi sikap, tingkah laku anggota Gerakan
Pramuka dalam hidup dan kehidupan berorganisasi.
(5)Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka
disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan jasmaninya,
yaitu:
a. Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga terdiri atas:
1) Janji yang disebut Dwisayta selengkapnya berbunyi sebagai
berikut:
DWI SATYA PRAMUKA SIAGA
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti tatakrama
keluarga.
32
- setiap hari berbuat kebajikan.
2) Ketentuan moral yang disebut Dwidarma selengkapnya
berbunyi sebagai berikut:
DWIDARMA PRAMUKA SIAGA
1. Siaga berbakti kepada ayah bundanya.
2. Siaga berani dan tidak putus asa.
b. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang terdiri atas:
1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai
berikut:
TRI SATYA PRAMUKA PENGGALANG
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-
sungguh:
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila.
- menolong sesame hidup dan mempersiakan diri
membangun masyarakat.
- menepati Dasadarma.
2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya
berbunyi sebagai berikut:
DASADARMA
Pramuka itu:
33
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih saying sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
c. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penegak terdiri atas:
1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai
berikut:
TRI SATYA PRAMUKA PENEGAK
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-
sungguh:
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila.
- menolong sesama hidup dan ikut serta membangun
masyarakat.
- menepati Dasadarma.
34
2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya
berbunyi sebagai berikut:
DASADARMA
Pramuka itu:
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih saying sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
d. Kode Kehormatan bagi Pramuka Pandega terdiri atas:
1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai
berikut:
TRI SATYA PRAMUKA PANDEGA
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
35
- menolong sesama hidup dan mempersiakan diri
membangun masyarakat.
- menepati Dasadarma.
2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya
berbunyi sebagai berikut:
DASADARMA
Pramuka itu:
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih saying sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
e. Kode Kehormatan bagi anggota Dewasa terdiri atas:
1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai
berikut:
TRI SATYA PRAMUKA PENGGALANG
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
36
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
- menolong sesama hidup dan mempersiakan diri
membangun masyarakat.
- menepati Dasadarma.
2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya
berbunyi sebagai berikut:
DASADARMA
Pramuka itu:
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih saying sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Setiap anggota Gerakan Pramuka wajib memahami isi
dan makna Dasa Darma Pramuka yang merupakan ketentuan moral.
Dalam kegiatan Pramuka di tingkat gugus depan, Dasa Darma
37
menjadi materi wajib di setiap tingkatan, baik penggalang, penegak,
pandega, maupun anggota dewasa.
Kalau dilihat dari isi materi tersebut, ternyata
Dasa Darma memiliki nilai kandungan dalam diri manusia sebagai
pribadi manusia seutuhnya. Penyusunannya pun tidak dibuat semata-
mata, melainkan bersumber dari hokum-hukum yang ada.
1. Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Sebagai pribadi yang
lemah, kita harus menyembah Tuhan YME. Dia adalah pencipta
yang ada di bumi dan di langit dan segala makhluk yang terlihat
maupun tidak terlihat. Sebagai pribadi lemah dan ciptaan-Nya, kita
wajib menjalankan perintah-Nya. Contohnya, sebagai muslim
mengerjakan salat lima kali sehari semalam, membaca Alquran,
puasa, dan lain-lain.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Selain sebagai
makhluk pribadi, kita juga sebagai makhluk sosial.
Artinya, makhluk yang tidak bisa berdiri sendiri. Kita perlu teman,
bergaul, bertetangga. Kita tidak bisa hidup tanpa orang lain, kita
memerlukan bantuan orang lain.
3. Patriot yang sopan dan ksatria. Sebagai Pramuka, kita harus
berperilaku yang sopan. Tindak-tanduk dalam bersikap dan bertutur
38
kata mesti diperhatikan. Kesopanan melambangkan pribadi
seseorang di tengah-tengah pergaulan dalam masyarakat.
4. Patuh dan suka bermusyawarah. Dalam situasi dan kegiatan apa
pun, anggota Pramuka wajib taat dan patuh terhadap aturan yang
berlaku, dan dalam kegiatan Pramuka selayaknya bermusyawarah
dalam mengambil keputusan terbaik dan memuaskan.
5. Rela menolong dan tabah. Pramuka senantiasa rela dalam
menolong tanpa membedakan agama, warna kulit, suku, dan
sebagainya, dan harus didasari oleh hati yang ikhlas, tulus, tanpa
diembel-embeli oleh sikap ingin dipuji. Dalam setiap perjuangan itu
seorang anggota Pramuka harus tabah menghadapi gangguan,
tantangan, halangan, dan hambatan.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti
39
orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir” (Q.S. Al-Baqarah: 264).15
…
“… dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah..” (Q.S. Al-Maidah: 2).16
“Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar” (Q.S. Al-Anfal: 66).17
15 Depag16 Depag17 Depag
40
“Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar” (Q.S. Ali Imran: 146).18
6. Rajin, terampil, dan gembira. Anggota Pramuka itu harus rajin
melakukan sesuatu yang positif. Kegiatan ketika ia berada dalam
pembinaan Pramuka harus diimplementasikan dalam kegiatan
sehari-hari. Jangan rajin karena waktu penggodokan dalam
kegiatan, tetapi harus dibuktikan ketika ia di rumah, di sekolah.
Dalam melaksanakan kegiatan itu pun harus dilaksanakan dengan
senang dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja. Ada ungkapan yang mengatakan
“hemat pangkal kaya”. Betul sekali dengan berhemat, tidak
menghambur-hamburkan uang untuk jajan, tidak berhura-hura
untuk kepentingan sesaat merupakan awal menjadi orang kaya.
Pramuka harus cermat dalam pengeluaran uang, memprioritaskan
apa yang harus dibeli atau didahulukan, dan mana yang tidak perlu
janganlah dibeli. Meskipun ia kaya, seorang Pramuka jangan
sombong di depan orang lain, jangan angkuh, bersahaja dalam
bergaul.
18 Depag
41
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros” (Q.S. Al-Isra’: 26).19
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” (Q.S. Luqman: 18).20
8. Disipilin, berani, dan setia. Anggota Pramuka harus hidup dengan
disiplin, baik dalam waktu belajar di sekolah, bermain, dan
sebagainya. Kalau Pramuka seperti itu maka hidup tak akan
percuma, tetapi akan berguna dalam mencapai cita-cita. Anggota
Pramuka harus berani karena benar, tetapi takut karena salah.
Jangan berani karena kesalahan, beranilah karena kebenaran.
Pramuka harus setia terhadap janji setianya karena itulah nilai-nilai
luhur pribadi manusia.
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Setiap anggota
Pramuka harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah ia
19 Departemen Agama RI, 20 Depag
42
perbuat, jangan lari, jangan lempar batu sembunyi tangan. Ia harus
konsekuen karena ini adalah modal dari kepercayaan terhadap kita.
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya” (Q.S. Al-Muddatstsir: 38).21
10.Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Inilah pribadi
manusia yang sejati, bersih pikiran, tidak ada iri dan dengki.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
21 Departemen Agama RI,
43
seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” (Q.S. Al-Hujuraat: 11-12).22
Jangan mencela dirimu sendiri Maksudnya ialah mencela
antara sesama mukmin karana orang-orang mukmin seperti satu
tubuh. Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh
orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah
beriman, dengan panggilan seperti: Hai fasik, Hai kafir dan
sebagainya.
b. Hakikat Kepribadian
Secara umum, pakar kejiwaan berpendapat bahwa kepribadian
merupakan suatu mekanisme yang mengendalikan dan mengarahkan sikap
dan perilaku seseorang. Kepribadian terjadi sebagai akibat natijah atas
kerjasama yang terus menerus antara pemahaman seseorang dengan
lingkungannya. Dengan demikian, kepribadian seeorang itu timbul sebagai
akibat dari perkembangan sejumlah potensi dasar yang dimilikinya, dan
merupakan hasil dari pendidikan serta dari pengaruh lingkungan yang
didapatinya.
22 Departemen Agama RI,
44
Kaitannya dengan hal tersebut, apabila ditinjau dalam nasehat
Luqman terhadap putranya, mengandung nilai-nilai agama, mulai dari
penampilan pribadi Luqman yang beriman, beramal shaleh, bersyukur
kepada Allah dan bijaksana dalam segala hal. Dan kemudian yang
diajarkan dan dinasehatkan kepada anaknya merupakan kebulatan iman
kepada Allah semata (tauhid), akhlak, dan sopan santun terhadap kedua
orang tuanya, dan kepada semua manusia, serta taat beribadah dan
mengerjakan amal shaleh.
45
12) Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada
Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."
13) Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."
14) Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
15) Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
16) (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
17) Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
46
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
18) Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
19) Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (Q.S. Luqman: 12-19).23
Dalam rangka mengadakan pembinaan kepribadian terhadap
peserta didik, diperlukan kerjasama antara orang tua, guru, dan
masyarakat, yang merupakan tanggung jawab terhadap pendidikan. Di
tinjau dari tugas guru sebagai pendidik, guru harus membantu agar anak
mencapai kedewasaan secara optimal, artinya kedewasaan yang sepurna
yang sesuai dengan norma dan sesuai pula dengan kodrat yang
dimilikinya.
Setiap pengalaman yang dilalui anak, baik melalui penglihatan,
pendengaran, maupun perlakuan yang diterimanya akan ikut menentukan
pembinaan pribadinya. Orang yang baik dan utama, karakternya dipuji dan
dikagumi. Dia cinta pada dirinya, cinta pada apa yang dilakukannya. Dia
senang pada dirinya, dan orang lain juga menyukainya.
Dalam bahasa kependidikan, yang menjadi obyek sasara
pendidikan adalah: kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif) dan
keterampilan (psikomotorik).
Berorientasi dari hal tersebut, maka yang menjadi pembahasan
dalam penelitian ini adalah ketiga aspek di atas, yakni aspek kognitif,
aspek afektif, dan aspek psikomotor.
23 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2007), 412.
47
Aspek Kognitif (pengetahuan), yaitu pemikiran, ingatan, hayalan,
daya bayang, inisiatif, kreativitas, pengamatan, dan pengindraan. Fungsi
aspek kognitif adalah menunjukkan jalan, mengarahkan, dan
mengendalikan tingkah laku.
Aspek Afektif, yaitu kejiwaan yang berhubungan dengan
kehidupan alam perasaan atau emosi, sedangkan hasrat, kehendak,
kemauan, keinginan, kebutuhan, dorongan, dan element motivasi lainnya
disebut aspek konatif atau psiko-motorik (kecenderungan atau niat tindak)
yang tidak dapat dipisahkan dengan aspek afektif. Kedua aspek tersebut
sering disebut aspek finalis yang berfungsi sebagai energi atau tenaga
mental yang menyebabkan manusia bertingkah laku.
Aspek Psikomotorik, yaitu berfungsi sebagai pelaksana tingkah
laku manusia seperti perbuatan dan gerakan jasmani.
Top Related