Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

33
15 BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan perolehan data yang telah dianalisa pada skripsi terdahulu mengenai pola kaderisasi kepemimpinan Gerakan Pramuka bahwa yang diharapkan dari pola kaderisasi kepemimpinan adalah mampu mencetak kader yang baik dan bijaksana. Pola kaderisasi kepemimpinan pada Gerakan Pramuka di Gugus Depan STAIN Jember terdiri dari formal dan non formal. Adapun di bawah ini adalah pola kaderisasi kepemimpinan yang bersifat formal: a. Diklat Ruang Dalam pola kaderisasi kepemimpinan pada Gerakan Pramuka di Gugus Depan STAIN Jember melalui diklat ruang sudah tergolong baik, karena dalam mempersiapkan seorang kader pemimpin dalam Gerakan Pramuka sudah ditanamkan materi-materi yang nantinya dapat mendukung dari sifat kepemimpinan. Adapun materi-materi yang disampaikan pada diklat ruang di sini adalah sejarah pramuka dan racana, konsep diri, keorganisasian, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa Dewan Racana dalam melakukan pola kaderisasi kepemimpinan sangatlah efektif dengan

Transcript of Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

Page 1: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

15

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan perolehan data yang telah dianalisa pada skripsi terdahulu

mengenai pola kaderisasi kepemimpinan Gerakan Pramuka bahwa yang

diharapkan dari pola kaderisasi kepemimpinan adalah mampu mencetak

kader yang baik dan bijaksana. Pola kaderisasi kepemimpinan pada Gerakan

Pramuka di Gugus Depan STAIN Jember terdiri dari formal dan non formal.

Adapun di bawah ini adalah pola kaderisasi kepemimpinan yang

bersifat formal:

a. Diklat Ruang

Dalam pola kaderisasi kepemimpinan pada Gerakan Pramuka di

Gugus Depan STAIN Jember melalui diklat ruang sudah tergolong baik,

karena dalam mempersiapkan seorang kader pemimpin dalam Gerakan

Pramuka sudah ditanamkan materi-materi yang nantinya dapat mendukung

dari sifat kepemimpinan.

Adapun materi-materi yang disampaikan pada diklat ruang di sini

adalah sejarah pramuka dan racana, konsep diri, keorganisasian,

kepemimpinan, dan pengambilan keputusan.

Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa Dewan Racana

dalam melakukan pola kaderisasi kepemimpinan sangatlah efektif dengan

Page 2: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

16

berbagai materi yang didapat oleh anggota dapat dijadikan bekal mereka

dalam berproses di suatu organisasi.

b. Diklat Lapang

Dalam pola kaderisasi kepemimpinan pada Gerakan Pramuka di

Gugus Depan STAIN Jember yang dilakukan pada diklat ruang sudah

tergolong baik, karena di dalam diklat lapang yang diadakan oleh Dewa

Racana melalui kegiatan Perjalanan Suci dan Kemah Bhakti. Di dalam

kegiatan ini ditanamkan bagaimana hidup bermasyarakat dan bagaimana

mereka berorganisasi, dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil

mereka dididik untuk hidup mandiri dan bias mengatur waktu dengan baik.

Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa Dewan Racana

dalam melaksanakan pengkaderan melalui diklat lapang sudah cukup baik,

terbukti hubungan anggota Pramuka dengan masyarakat bisa diterima

dengan baik dan bisa menjalin kekompakan dalam suatu kelompok

walaupun awalnya terdapat perbedaan antar anggota.

Adapun pola kaderisasi kepemimpinan non formal di sini adalah

pendekatan Dewan Racana kepada anggota untuk menjalin komunikasi

dengan anggota dan menumbuhkan rasa komitmen pada Gerakan

Pramuka.

Akan tetapi, bukan itu saja pola kaderisasi yang dilakukan oleh

Dewan Racana dalam proses pengkaderan untuk mencetak seorang

pemimpin yang bisa mengayomi anggotanya yaitu dengan pemberian

Page 3: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

17

tanggung jawab pada anggota dengan menunjuk mereka menjadi ketua

panitia pada sertiap kegiatan yang diadakan oleh Dewan Racana.

Setelah melihat Pramuka dari sudut pola kaderisasi kepemimpinan,

maka berikutnya adalah melihat Pramuka dari segi pembinaan kepribadian.

Skripsi terdahulu telah banyak membahas tentang masalah pola

kaderisasi kepemimpinan seperti skripsi karya Siti Nur Afnia, mahasiswa

STAIN Jember, dengan judul Pola Kaderisasi Kepemimpinan pada Gerakan

Pramuka Gugus Depan 01.151 – 01.152 Pangkalan Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri Jember Masa Bhakti 2004-2005.

Skripsi ini membahas tentang bagaimana Gerakan Pramuka STAIN

Jember mengkader para anggotanya melalui kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan, khususnya dalam bidang kepemimpinan. Namun, dalam skripsi

tersebut belum membahas tentang bagaimana orientasi pendidikan

kepramukaan dalam membina kepribadian anggotanya secara keseluruhan.

B. Kerangka Teori

a. Hakikat Kepramukaan

1) Pengertian

Amin Abbas menyatakan bahwa:

“Gerakan Pramuka adalah badan non pemerintah yang berusaha membantu pemerintah dan masyarakat dalam membangun masyarakat dan bangsanya khususnya di bidang pendidikan melalui kegiatan kepramukaan dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan (PDK dan MK)”.1

1 Abbas, Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka, (Jakarta: Bringin Jaya, 1994), 4.

Page 4: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

18

Dalam buku “B-P’s Out Look” karangan Boden Powell

(pencipta pendidikan kepramukaan) disebutkan bahwa:

“SCOUTING is not science to be solemnely studied, NOT is it a collectionof doctrine and texts. No! It is a jolly game in a out of doors, where boy-men and boy can go adventuring together as leader and younger brother picking up health and happiness, handicraft and helfullness”.2

(“Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah-naskah buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan memberi pertolongan)”.

Kwarnas Gerakan Pramuka mendefinisikan kepramukaan

sebagai proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar

lingkugan keluarga dalam bentuk kegitan menarik, menyenangkan,

sehat, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip

Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran

akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.3

“Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya baik mental, moral, spiritual, emosional, social, intelektual dan fisik, sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat”.4

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat kita pahami bersama

bahwa hakekat kepramukaan itu adalah:

2 http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Pramuka_Indonesia (April, 2010), 1.3 Kwarnas. Gerakan Pramuka; Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Jakarta:

Kwarnas, 2005), 28.4 Lock Cit.

Page 5: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

19

a) Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang

menyenangkan bagi anak-anak dan pemuda di bawah tanggung

jawab orang dewasa. Artinya, proses pendidikan dalam

kepramukaan dikemas semenari miungkin sehingga berbeda

dengan pendidikan yang kita kena di dalam kelas. Di dalam kelas

ada guru dan siswa yang diartikan sebagai orang tua dan anak. Ada

aturan-aturan yang membatasi siswa dalam berperilaku kepada

guruya. Apa yang dipelajari dalam kelas juga cenderung formal.

Sedangkan pendidikan kepramukaan tidak ada status orang tua dan

anak. Yang ada hanyalah kakak dan adik. Sehingga cenderung

santai dan fleksibel. Kegiatannya tidak berfokus pada materi-materi

akademik. Melainkan materi-materi khusus kepramukaan yang

diselingi dengan permainan (game) sehingga dapat mengurangi

rasa jenuh.

b) Pramuka dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan

di luar lingkungan pendidikan keluarga yang menggunakan prinsip

dasar dan metode pendidikan kepramukaan. Artinya, pramuka

dilakukan di luar jam sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan dalam

bentuk ekstrakurikuler yang dapat dipilih oleh siswa sebagai

kegiatan tambahan selain belajar di dalam kelas bersama guru.

Kegiatannya harus selalu berprinsip pada metode dan prinsip dasar

kepramukaan.

Page 6: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

20

2) Sifat Kepramukaan

Resolusi konferensi kepramukaan sedunia tahun 1924, di

Kopenhagen Denmark menyatakan bahwa kepramukaan mempunyai

tiga sifat antara lain:

a) Nasional, artinya organisasi yang menyelenggarakan kepramukaan

di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikan itu dengan

keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan

negara itu.

b) Internasional, artinya organisasi kepramukaan di suatu negara

manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa

persaudaraan dan persahabatan antara sesama pramuka dan sesama

manusia, tanpa membedakan kepercayaan, agama, golongan,

tingkat, suku dan bangsa.

c) Universal, artinya kepramukaan dapat digunakan di mana saja

untuk mendidik anak-anak dari apa saja yang dalam pelaksanaan

pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode

Pendidikan Kepramukaan (PDMPK).5

3) Fungsi Kepramukaan

Kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Kegiatan menarik bagi anak dan pemuda (game)

5 Tijan dan Sigalingging Hamonangan, Kepramukaan, (Semarang: IKIP Semarang Press, 1998), 10.

Page 7: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

21

Kegiatan menarik ini maksudnya adalah kegiatan yang

menyenangkan tetapi mengandung pendidikan. Sedapat mungkin

kegiatan pramuka dirancang dengan menarik. Karena pesertanya

adalah usia anak-anak yang masih dalam taraf bermain maka akan

lebih cocok jika kegiatannya diisi dengan permainan yang

mendidik. Kegiatan permainan ini cocok untuk diterapkan pada

pramuka usia siaga (7-10 tahun) dan pramuka usia penggalang (11-

15 tahun). Kegiatan yang dilakukan antara lain: senam tongkat,

senam semaphore, belajar mengirim berita melalui kata-kata sandi,

belajar mengenal alam dengan mengajaknya jalan-jalan santai dan

belajar menyanyi.

b) Pengabdian (job) bagi orang dewasa

Bagi orang dewasa pramuka bukan lagi bermain, melainkan

suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan

pengabdian. Kewajibannya adalah dengan suka rela membaktikan

dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi. Biasanya

kegiatan ini dilakukan oleh pramuka usia penegak (16-20 tahun)

dan pramuka usia pandega (21-25 tahun) akan lebih cocok jika

kegiatannya langsung diabdikan kepada masyarakat seperti:

pengumpulan dan untuk membantu korban bencana, menjadi

sukarelawan di daerah bencana dan lain-lain.

c) Alat (means) bagi masyarakat dan organisasi

Page 8: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

22

Kepramukaan merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat setempat. Dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai

tujuan organisasinya. Masyarakat pada dasarnya menginginkan

kehidupan yang aman, damai dan sejahtera. Untuk menciptakan

kehidupan yang demikian diperlukan insan-insan yang tangguh

secara lahir dan batin. Namun untuk menciptakan insan yang

diharapkan tidak hanya cukup dengan pendidikan formal saja.

Masyarakat masih membutuhkan peran lain di luar pendidikan

formal. Salah satunya adalah dengan kegiatan kepramukaan.

Karena dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 4 dijelaskan

tujuan gerakan pramuka yang salah satunya adalah membina dan

mendidik kaum muda Indonesia agar dapat membangun dirinya

secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas

pembangunan bangsa dan negara. Jadi kegiatan kepramukaan yang

diberikan sebagai latihan berkala dalan satuan pramuka itu sekedar

alat saja dan bukan tujuan pendidikannya.6

4) Sasaran Pendidikan Kepramukaan

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka memberikan penjelasan

bahwa usaha gerakan pramuka dalam mencapai tujuan harus

mengarah pada pengembangan dan pembinaan watak, mental,

jasmani, rohani, bakat, pengetahuan, dan kecakapan kepramukaan

melalui kegiatan yang dilakukan secara praktik yang mengenalkan

6 Ibid, 10.

Page 9: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

23

sistem among dan prinsip dasar dan metode pendidikan kepramukaan

agar peserta didik memiliki:

a) keyakinan beragama yang kuat;

b) mental dan moral yang tinggi serta berjiwa pancasila;

c) sehat, segar jasmani dan rohani yang kuat;

d) cerdas, tangkas, terampil;

e) berjiwa kepemimpinan dan patriotik;

f) kesadaran nasional dan peka terhadap perubahan lingkungan; dan

g) banyak pengalaman.

Dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 127

menyebutkan, bahwa metode kepramukaan merupakan cara belajar

progresif melalui hal-hal berikut ini:

a) Pengalaman terhadap Kode Kehormatan Pramuka

Kode kehormatan adalah suatu norma atau ukuran kesadaran

mengenai akhlak (budi dan perbuatan baik) yang tersimpan di

dalam hati seseorang sebagai akibat karena orang tersebut tahu

akan harga dirinya. Kode kehormatan pramuka adalah norma

dalam kehidupan dan penghidupan para anggota gerakan pramuka

yang merupakan ukuran, norma atau standar tingkah laku

kepramukaan seorang pramuka Indonesia. Kode kehormatan terdiri

atas:

(1) Janji atau Satya; dan

7 Kwarnas, Gerakan Pramuka; Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Jakarta: Kwarnas, 2005), 10.

Page 10: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

24

(2) Ketentuan-ketentuan Moral (Dharma).

b) Belajar Sambil Melakukan

Belajar sambil melakukan berarti belajar dengan langsung

praktek. Contohnya adalah kegiatan PPPK. Pramuka tidak hanya

mempelajari bagaimana membalut luka, tapi juga langsung

mempraktekan pada manusia secara langsung dengan prosedur

yang tepat.

c) Sistem Berkelompok

Sistem berkelompok dilaksanakan supaya peserta didik

memperoleh kesempatan untuk belajar memimpin dan dipimpin,

belajar mengurus dan mengorganisir anggota kelompok, belajar

memikul tanggung jawab, belajar mengatur diri, menyesuaikan diri

dan bekerja sama dengan sesamanya.

d) Kegiatan yang Menantang dan Mendidik

Kegiatan menarik merupakan unsur yang diperlukan dalam

perkembangan kegiatan kepramukaan, karena menurut para ahli

dalam kegiatan kepramukaan aktivitas yang dilakukan sengaja

dirancang sedemikian rupa agar menyenangkan, menghibur,

mendidik dan bermanfaat. Masing-masing kegiatan dibagi dan

dikelompokkan menurut usia sehingga tepat sasaran sesuai

perkembangan jasmani dan rohani.

e) Kegiatan di Alam Terbuka

Page 11: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

25

Kegiatan kepramukaan bukan bagian dari pendidikan formal

(pendidikan sekolah) melainkan pendidikan informal. Dengan

dilakukan di alam terbuka peserta didik akan lebih mengenal dan

mencintai lingkungan, lebih bebas dalam berkreasi dan

menghindari kebosanan.

f) Sistem Tanda Kecakapan

Sistem tanda kecakapan merupakan suatu cara atau tata cara

untuk menandai dan mengakui kecakapan-kecakapan yang dimiliki

si pemakai tanda. Tapi sebelum memakai tanda kecakapan peserta

didik harus menjalani serangkaian ujian yang menjadi syarat

kecakapan. Sistem tanda kecakapan dibagi atas Tanda Kecakapan

Umum (TKU) dan Tanda Kecakapan Khusus (TKK).

g) Sistem Among

Sistem Among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan

dengan cara memberi kebebasan kepada peserta didik untuk dapat

bergerak dan bertindak dengan leluasa tanpa paksaan dengan

maksud untuk menumbuhkan rasa percaya diri.

h) Sistem Satuan Terpisah

Sistem satuan terpisah dimaksudkan agar proses pendidikan

bagi masing-masing peserta didik menjadi lebih intensif dan

efektif, karena kegiatan untuk putra tidak sama dengan kegiatan

untuk putri.

Page 12: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

26

5) Tujuan Gerakan Pramuka

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka (ADGP) pasal 4

mengemukakan bahwa tujuan gerakan pramuka adalah mendidik dan

membina kaum muda Indonesia agar menjadi:

a) Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur

yang:

(1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, kuat

mental dan tinggi moral;

(2) tinggi kecerdasan dan mutu ketrampilannya; dan

(3) kuat dan sehat jasmaninya.

b) Warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan

patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi

anggota masyarakat yang baik dan berguna, dapat membangun

dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung

jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian

terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional,

maupun internasional.8

6) Tugas Pokok Gerakan Pramuka

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka (ADGP) pasal 5

menguraikan bahwa tugas pokok gerakan pramuka adalah

menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna

menumbuhkan tunas-tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih

8 Ibid, 6.

Page 13: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

27

baik, tangguh, tanggung jawab, dan mampu membina serta mengisi

kemerdekaan. Tugas Pokok Gerakan Pramuka juga bertugas

menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda

Indonesia menuju ke tujuan Gerakan pramuka sehingga dapat

membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa Pancasila dan

sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat,

bangsa dan negara.9

7) Prinsip Dasar Gerakan Pramuka

Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang membedakan kepramukaan dari pendidikan lain. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua unsur proses pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi, dan kondisi masyarakat.10

Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya, bagi peserta didik dibantu oleh pembinanya, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.11

Dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka (ARTGP)

dijelaskan bahwa prinsip dasar kepramukaan sebagai norma hidup

seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan

ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri

9 Lock Cit.10 http://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Dasar_Kepramukaan (April, 2010), 1.11 Lock Cit.

Page 14: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

28

pribadinya, bagi peserta didik dibantu oleh pembinanya, sehingga

pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran,

kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik

sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.12

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka (ADGP) pasal 11 ayat 1

menyebutkan Prinsip Dasar Kepramukaan antara lain:

a) Iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b) Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup, alam dan

seisinya.

c) Peduli terhadap diri pribadinya.

d) Taat kepada kode kehormatan pramuka.13

8) Ciri Khas Gerakan Pramuka

Kegiatan kepramukaan merupakan sebuah bentuk kegiatan yang

lain dari pada kegiatan yang lain. Kegiatan kepramukaan memiliki ciri

khas antara lain

a) Bersifat sukarela,

b) Terbuka,

c) Non politik,

d) Bermetode,

e) Memiliki suatu sistem nilai.

12 Kwarnas, Gerakan Pramuka; Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (Jakarta: Kwarnas, 2005), 37.

13 Ibid, 10.

Page 15: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

29

9) Sistem Nilai

Sistem nilai Gerakan Pramuka dituangkan ke dalam kode etik

atau kode kehormatan gerakan pramuka yang disesuaikan dengan

golongan usia dan tingkat perkembangan jasmani dan rohani peserta

didik.

10) Penggolongan Pramuka Menurut Usia

Anggota pramuka digolongkan berdasarkan usia peserta didik

sebagai berikut:

a) Anak-anak dengan usia 7 s/d 10 tahun masuk golongan siaga;

b) Pemuda dengan usia 11 s/d 15 tahun masuk golongan

penggalang;

c) Pemuda dengan usia 16 s/d 20 tahun masuk golongan penegak;

d) Pemuda dewasa usia 21 s/d 25 tahun masuk golongan pandega.

11) Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan Pramuka adalah suatu norma dalam

kehidupan dan penghidupan para anggota gerakan pramuka yang

merupakan ukuran, norma, atau standar tingkah laku kepramukaan

seorang pramuka Indonesia.

Kwarnas Gerakan Pramuka dalam Anggaran Rumah Tangga

Gerakan Pramuka pasal 21 mengenai Kode Kehormatan14,

menjelaskan bahwa:

14 Ibid, 39-43.

Page 16: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

30

(1)Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut

Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu

unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip

Dasar Kepramukaan.

(2)Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk janji disebut satya

adalah:

a. Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota

Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;

b. Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela

menerapkan dan mengamalkan janji;

c. Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna

mengembangkan visi, mental, moral, ranah spiritual, emosional,

social, intelektual, dan fisiknya, baik sebagai pribadi maupun

anggota masyarakat lingkungannya.

(3)Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang

disebut Darma adalah:

a. Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk

mengembangkan budi pekerti luhur;

b. Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong anggota

Gerakan Pramuka menemukan, menghayati, mematuhi sistem

nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi

anggota;

Page 17: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

31

c. Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan

pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong

Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis,

saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong

royong;

d. Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan

Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang

mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian

tanggungjawab dan penentuan putusan.

(4)Kode Kehormatan Pramuka adalah Budaya Organisasi Gerakan

Pramuka yang melandasi sikap, tingkah laku anggota Gerakan

Pramuka dalam hidup dan kehidupan berorganisasi.

(5)Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka

disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan jasmaninya,

yaitu:

a. Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga terdiri atas:

1) Janji yang disebut Dwisayta selengkapnya berbunyi sebagai

berikut:

DWI SATYA PRAMUKA SIAGA

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti tatakrama

keluarga.

Page 18: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

32

- setiap hari berbuat kebajikan.

2) Ketentuan moral yang disebut Dwidarma selengkapnya

berbunyi sebagai berikut:

DWIDARMA PRAMUKA SIAGA

1. Siaga berbakti kepada ayah bundanya.

2. Siaga berani dan tidak putus asa.

b. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang terdiri atas:

1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai

berikut:

TRI SATYA PRAMUKA PENGGALANG

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-

sungguh:

- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan

Pancasila.

- menolong sesame hidup dan mempersiakan diri

membangun masyarakat.

- menepati Dasadarma.

2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya

berbunyi sebagai berikut:

DASADARMA

Pramuka itu:

Page 19: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

33

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Cinta alam dan kasih saying sesama manusia.

3. Patriot yang sopan dan kesatria.

4. Patuh dan suka bermusyawarah.

5. Rela menolong dan tabah.

6. Rajin, terampil, dan gembira.

7. Hemat, cermat, dan bersahaja.

8. Disiplin, berani, dan setia.

9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.

10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

c. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penegak terdiri atas:

1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai

berikut:

TRI SATYA PRAMUKA PENEGAK

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-

sungguh:

- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan

Pancasila.

- menolong sesama hidup dan ikut serta membangun

masyarakat.

- menepati Dasadarma.

Page 20: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

34

2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya

berbunyi sebagai berikut:

DASADARMA

Pramuka itu:

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Cinta alam dan kasih saying sesama manusia.

3. Patriot yang sopan dan kesatria.

4. Patuh dan suka bermusyawarah.

5. Rela menolong dan tabah.

6. Rajin, terampil, dan gembira.

7. Hemat, cermat, dan bersahaja.

8. Disiplin, berani, dan setia.

9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.

10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

d. Kode Kehormatan bagi Pramuka Pandega terdiri atas:

1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai

berikut:

TRI SATYA PRAMUKA PANDEGA

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.

Page 21: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

35

- menolong sesama hidup dan mempersiakan diri

membangun masyarakat.

- menepati Dasadarma.

2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya

berbunyi sebagai berikut:

DASADARMA

Pramuka itu:

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Cinta alam dan kasih saying sesama manusia.

3. Patriot yang sopan dan kesatria.

4. Patuh dan suka bermusyawarah.

5. Rela menolong dan tabah.

6. Rajin, terampil, dan gembira.

7. Hemat, cermat, dan bersahaja.

8. Disiplin, berani, dan setia.

9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.

10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

e. Kode Kehormatan bagi anggota Dewasa terdiri atas:

1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai

berikut:

TRI SATYA PRAMUKA PENGGALANG

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

Page 22: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

36

- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.

- menolong sesama hidup dan mempersiakan diri

membangun masyarakat.

- menepati Dasadarma.

2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya

berbunyi sebagai berikut:

DASADARMA

Pramuka itu:

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Cinta alam dan kasih saying sesama manusia.

3. Patriot yang sopan dan kesatria.

4. Patuh dan suka bermusyawarah.

5. Rela menolong dan tabah.

6. Rajin, terampil, dan gembira.

7. Hemat, cermat, dan bersahaja.

8. Disiplin, berani, dan setia.

9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.

10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Setiap anggota Gerakan Pramuka wajib memahami isi

dan makna Dasa Darma Pramuka yang merupakan ketentuan moral.

Dalam kegiatan Pramuka di tingkat gugus depan, Dasa Darma

Page 23: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

37

menjadi materi wajib di setiap tingkatan, baik penggalang, penegak,

pandega, maupun anggota dewasa.

Kalau dilihat dari isi materi tersebut, ternyata

Dasa Darma memiliki nilai kandungan dalam diri manusia sebagai

pribadi manusia seutuhnya. Penyusunannya pun tidak dibuat semata-

mata, melainkan bersumber dari hokum-hukum yang ada.

1. Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Sebagai pribadi yang

lemah, kita harus menyembah Tuhan YME. Dia adalah pencipta

yang ada di bumi dan di langit dan segala makhluk yang terlihat

maupun tidak terlihat. Sebagai pribadi lemah dan ciptaan-Nya, kita

wajib menjalankan perintah-Nya. Contohnya, sebagai muslim

mengerjakan salat lima kali sehari semalam, membaca Alquran,

puasa, dan lain-lain.

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Selain sebagai

makhluk pribadi, kita juga sebagai makhluk sosial.

Artinya, makhluk yang tidak bisa berdiri sendiri. Kita perlu teman,

bergaul, bertetangga. Kita tidak bisa hidup tanpa orang lain, kita

memerlukan bantuan orang lain.

3. Patriot yang sopan dan ksatria. Sebagai Pramuka, kita harus

berperilaku yang sopan. Tindak-tanduk dalam bersikap dan bertutur

Page 24: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

38

kata mesti diperhatikan. Kesopanan melambangkan pribadi

seseorang di tengah-tengah pergaulan dalam masyarakat.

4. Patuh dan suka bermusyawarah. Dalam situasi dan kegiatan apa

pun, anggota Pramuka wajib taat dan patuh terhadap aturan yang

berlaku, dan dalam kegiatan Pramuka selayaknya bermusyawarah

dalam mengambil keputusan terbaik dan memuaskan.

5. Rela menolong dan tabah. Pramuka senantiasa rela dalam

menolong tanpa membedakan agama, warna kulit, suku, dan

sebagainya, dan harus didasari oleh hati yang ikhlas, tulus, tanpa

diembel-embeli oleh sikap ingin dipuji. Dalam setiap perjuangan itu

seorang anggota Pramuka harus tabah menghadapi gangguan,

tantangan, halangan, dan hambatan.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti

Page 25: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

39

orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir” (Q.S. Al-Baqarah: 264).15

“… dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah..” (Q.S. Al-Maidah: 2).16

“Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar” (Q.S. Al-Anfal: 66).17

15 Depag16 Depag17 Depag

Page 26: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

40

“Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar” (Q.S. Ali Imran: 146).18

6. Rajin, terampil, dan gembira. Anggota Pramuka itu harus rajin

melakukan sesuatu yang positif. Kegiatan ketika ia berada dalam

pembinaan Pramuka harus diimplementasikan dalam kegiatan

sehari-hari. Jangan rajin karena waktu penggodokan dalam

kegiatan, tetapi harus dibuktikan ketika ia di rumah, di sekolah.

Dalam melaksanakan kegiatan itu pun harus dilaksanakan dengan

senang dan gembira.

7. Hemat, cermat, dan bersahaja. Ada ungkapan yang mengatakan

“hemat pangkal kaya”. Betul sekali dengan berhemat, tidak

menghambur-hamburkan uang untuk jajan, tidak berhura-hura

untuk kepentingan sesaat merupakan awal menjadi orang kaya.

Pramuka harus cermat dalam pengeluaran uang, memprioritaskan

apa yang harus dibeli atau didahulukan, dan mana yang tidak perlu

janganlah dibeli. Meskipun ia kaya, seorang Pramuka jangan

sombong di depan orang lain, jangan angkuh, bersahaja dalam

bergaul.

18 Depag

Page 27: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

41

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros” (Q.S. Al-Isra’: 26).19

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” (Q.S. Luqman: 18).20

8. Disipilin, berani, dan setia. Anggota Pramuka harus hidup dengan

disiplin, baik dalam waktu belajar di sekolah, bermain, dan

sebagainya. Kalau Pramuka seperti itu maka hidup tak akan

percuma, tetapi akan berguna dalam mencapai cita-cita. Anggota

Pramuka harus berani karena benar, tetapi takut karena salah.

Jangan berani karena kesalahan, beranilah karena kebenaran.

Pramuka harus setia terhadap janji setianya karena itulah nilai-nilai

luhur pribadi manusia.

9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Setiap anggota

Pramuka harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah ia

19 Departemen Agama RI, 20 Depag

Page 28: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

42

perbuat, jangan lari, jangan lempar batu sembunyi tangan. Ia harus

konsekuen karena ini adalah modal dari kepercayaan terhadap kita.

“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya” (Q.S. Al-Muddatstsir: 38).21

10.Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Inilah pribadi

manusia yang sejati, bersih pikiran, tidak ada iri dan dengki.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.

21 Departemen Agama RI,

Page 29: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

43

seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” (Q.S. Al-Hujuraat: 11-12).22

Jangan mencela dirimu sendiri Maksudnya ialah mencela

antara sesama mukmin karana orang-orang mukmin seperti satu

tubuh. Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh

orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah

beriman, dengan panggilan seperti: Hai fasik, Hai kafir dan

sebagainya.

b. Hakikat Kepribadian

Secara umum, pakar kejiwaan berpendapat bahwa kepribadian

merupakan suatu mekanisme yang mengendalikan dan mengarahkan sikap

dan perilaku seseorang. Kepribadian terjadi sebagai akibat natijah atas

kerjasama yang terus menerus antara pemahaman seseorang dengan

lingkungannya. Dengan demikian, kepribadian seeorang itu timbul sebagai

akibat dari perkembangan sejumlah potensi dasar yang dimilikinya, dan

merupakan hasil dari pendidikan serta dari pengaruh lingkungan yang

didapatinya.

22 Departemen Agama RI,

Page 30: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

44

Kaitannya dengan hal tersebut, apabila ditinjau dalam nasehat

Luqman terhadap putranya, mengandung nilai-nilai agama, mulai dari

penampilan pribadi Luqman yang beriman, beramal shaleh, bersyukur

kepada Allah dan bijaksana dalam segala hal. Dan kemudian yang

diajarkan dan dinasehatkan kepada anaknya merupakan kebulatan iman

kepada Allah semata (tauhid), akhlak, dan sopan santun terhadap kedua

orang tuanya, dan kepada semua manusia, serta taat beribadah dan

mengerjakan amal shaleh.

Page 31: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

45

12) Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada

Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."

13) Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."

14) Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

15) Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

16) (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

17) Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang

Page 32: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

46

menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

18) Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

19) Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (Q.S. Luqman: 12-19).23

Dalam rangka mengadakan pembinaan kepribadian terhadap

peserta didik, diperlukan kerjasama antara orang tua, guru, dan

masyarakat, yang merupakan tanggung jawab terhadap pendidikan. Di

tinjau dari tugas guru sebagai pendidik, guru harus membantu agar anak

mencapai kedewasaan secara optimal, artinya kedewasaan yang sepurna

yang sesuai dengan norma dan sesuai pula dengan kodrat yang

dimilikinya.

Setiap pengalaman yang dilalui anak, baik melalui penglihatan,

pendengaran, maupun perlakuan yang diterimanya akan ikut menentukan

pembinaan pribadinya. Orang yang baik dan utama, karakternya dipuji dan

dikagumi. Dia cinta pada dirinya, cinta pada apa yang dilakukannya. Dia

senang pada dirinya, dan orang lain juga menyukainya.

Dalam bahasa kependidikan, yang menjadi obyek sasara

pendidikan adalah: kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif) dan

keterampilan (psikomotorik).

Berorientasi dari hal tersebut, maka yang menjadi pembahasan

dalam penelitian ini adalah ketiga aspek di atas, yakni aspek kognitif,

aspek afektif, dan aspek psikomotor.

23 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2007), 412.

Page 33: Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab II : Kajian Kepustakaan)

47

Aspek Kognitif (pengetahuan), yaitu pemikiran, ingatan, hayalan,

daya bayang, inisiatif, kreativitas, pengamatan, dan pengindraan. Fungsi

aspek kognitif adalah menunjukkan jalan, mengarahkan, dan

mengendalikan tingkah laku.

Aspek Afektif, yaitu kejiwaan yang berhubungan dengan

kehidupan alam perasaan atau emosi, sedangkan hasrat, kehendak,

kemauan, keinginan, kebutuhan, dorongan, dan element motivasi lainnya

disebut aspek konatif atau psiko-motorik (kecenderungan atau niat tindak)

yang tidak dapat dipisahkan dengan aspek afektif. Kedua aspek tersebut

sering disebut aspek finalis yang berfungsi sebagai energi atau tenaga

mental yang menyebabkan manusia bertingkah laku.

Aspek Psikomotorik, yaitu berfungsi sebagai pelaksana tingkah

laku manusia seperti perbuatan dan gerakan jasmani.