KEPEMIMPINAN PENDEKATANSITUASIONAL
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu TugasMata Kuliah Perilaku Organisasi
Oleh:Ani Khalifah 103403041
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTASEKONOMI
UNIVERSITASSILIWANGI
TASIKMALAYA
2011
NON-ACTIVATEDVERSIONwww.avs4you.com
i
LEMBAR PENGESAHAN/PENERIMAAN
Makalah ini telah diterima pada hari…………..…, tanggal………………………
oleh
Dosen Mata Kuliah Perilaku Organisasi,
Rd. Neneng Rina A., S.E., M.M.
NON-ACTIVATEDVERSIONwww.avs4you.com
ii
KATAPENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkata
rahmat dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul
“KEPEMIMPINAN PENDEKATAN SITUASIONAL”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi.
Kepemimpinan situasional pada dasarnya adanya hubungan antara jumlah
petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan, jumlah dukungan
sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan, tingkat kesiapan atau kematangan
para pengikut yang ditunjukkan dalam melaksanakan tugas khusus, fungsi, atau
tujuan tertentu.
Pemahaman ini telah dikembangkan untuk membantu orang menjalankan
kepemimpinan tanpa memperhatikan peranannya, yang lebih efektif didalam
interaksinya dengan orang-orang lain setiap harinya. Paham ini melengkapi
pemimpin dengan pemahaman dari hubungan antara gaya kepemimpinan yang
efektif dan tingkat kematangan para pengikutnya. Dengan demikian, walaupun
terdapat banyak variabel-variabel situasional yang penting lainnya seperti:
organisai, tugas-tugas pekerjaan, pengawas, dan waktu kerja, akan tetapi
penekanan dalam kepemimpinan situasional ini hanyalah pada perilaku pemimpin
dan bawahannya saja. Perilaku pengikut atau bawahan sangat penting untuk
mengetahui kepeimpinan situasional. Kareana bukan saja pengikut sebagai
individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya, akan tetapi sebagai
kelompok pengikut secara kenyataannya dapat menentukan kekuatan pribadi
apapun yang dipunyai pemimpin.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak
mendapat berbagai bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada
1. Rd. Neneng Rina A., S.E., M.M. selaku Dosen Mata Kuliah Perilaku Organisasi;
2. Orang tua yang selalu memberikan inspirasi dan do’a demi kelancaran
NON-ACTIVATEDVERSIONwww.avs4you.com
iii
pembuatan makalah ini;
3. Rekan-rekan Akuntansi yang telah memotivasi penulis untuk menyelesaikan
makalah ini;
4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki
banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik
penulisannya. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Amin
Tasikmalaya, Oktober 2011
Penulis
NON-ACTIVATEDVERSIONwww.avs4you.com
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………….. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………. 2
C. Tujuan Makalah …………………………………………… 3
D. Kegunaan Makalah ………………………………………... 3
E. Prosedur Makalah …………………………………………. 3
BAB II KEPEMIMPINAN PENDEKATAN SITUASIONAL
A. Kajian Teoritis ……………………………………………… 4
B. Pembahasan ………………………………………………… 5
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan …………………………………………………...... 13
B. Saran ………………………………………………………..... 13
DAFTAR PUSTAKA
NON-ACTIVATEDVERSIONwww.avs4you.com
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah kepemimpinan adalah suatu hal yang urgen sekali dalam suatu
organisasi, karena kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, semangat
dan kekuatan moral yang mampu mempengaruhi anggota untuk merubah
sikap, tingkah laku kelompok atau organisasi menjadi searah dengan
kemauan dan aspirasi pemimpin terhadap anak buahnya (Kartono, 1998: 9).
Courtois berpendapat bahwa kelompok tanpa pimpinan seperti tubuh tanpa
kepala, mudah menjadi sesat, panik, kacau, anarki (Sutarto, 2006: 1).
Sebagian besar umat manusia memerlukan pimpinan, bahkan mereka tidak
menghendaki yang lain dari pada itu. Kepemimpinan merupakan salah satu
faktor yang harus ada dalam organisasi, menurut Davis dan Filley dalam
Sutarto (2006:2) mendefinisikan organisasi sebagai berikut: “it has been
pointed out that an organztation consist a group of individuals cooperating
under the direction of executive leadership toward the accomplishment of
certain common objectives.” (Telah dinyatakan bahwa suatu organisasi terdiri
dari sekelompok orang yang bekerja di bawah pengarahan kepemimpinan
eksekutif bagi pencapaian tujuan-tujuan umum yang pasti). Dari bukti-bukti
tersebut nampak dengan tegas bahwa kepemimpinan merupakan masalah
sentral dalam kepengurusan organisasi, maju mundurnya organisasi, dinamis
statisnya organisasi, tumbuh kembangnya organisasi, mati hidupnya
organisasi, senang tidaknya seseorang bekerja dalam suatu organisasi, serta
tercapai tidaknya tujuan organisasi, sebagian ditentukan oleh tepat tidaknya
kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi yang bersangkutan. Dalam
kepemimpinan dimensi yang sangat penting adalah adanya keteladanan.
Sebab dengan keteladanan, dalam berbagai hal tidak sulit bagi seorang
pemimpin menegur bawahannya bila ada yang melakukan kesalahan. Selain
keteladanan, inisiatif juga merupakan dimensi penting yang harus dimiliki
oleh seorang pemimpin. Keberadaan seorang pemimpin diharapkan memiliki
NON-ACTIVATEDVERSIONwww.avs4you.com
2
kekuasaan dan wewenang dalam memerintah bawahan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Ciri-ciri seorang pemimpin menurut Collons adalah
memiliki kecerdasan, kelancaran bahasa, kesadaran akan kebutuhan,
keluwesan, kesediaan menerima tanggung jawab, keterampilan sosial,
kesadaran akan diri dan lingkungan (Umar, 2005: 32). Berg (1992:20)
berpendapat bahwa salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan dalam
mencapai tujuan yang diinginkan adalah perusahaan tersebut 3 memiliki
kemampuan sumber daya manusia yang tangguh. Dalam hal ini benar-benar
mampu melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan kewenangan dan
tanggung jawab. kemampuan seorang pemimpin sangat diperlukan untuk
mengatur sumber daya manusia yang ada pada perusahaan secara efektif dan
efisien.
Secara umum para pemimpin dan manajer melakukan sejumlah
pekerjaan dengan amat tekun. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin dalam
memimpin sebuah organisasi atau perusahaan sangatlah penting untuk
menunjang kinerja pegawai dalam perusahaan. Dengan adanya gaya
kepemimpinan yang efektif tersebut diharapkan dapat membuat kinerja
pegawai meningkat, yang nantinya dapat mencapai visi dan misi yang
maksimal. Untuk lebih mempermudah dalam memahami kepemimpinan
tersebut perlu digunakan beberapa pendekatan. Pendekatan-pendekatan
tersebut antara lain adalah pendekatan kepemimpinan berdasarkan sifat,
pendekatan kepemimpinan berdasarkan tingkah laku, dan pendekatan
kepemimpinan berdasarkan teori situasional, serta pendekatan kepemimpinan
berdasarkan teori penerimaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Kepemimpinan Situasional?
2. Jelaskan variabel-variabel pendukung dalam Pendekatan Situasional?
3. Jelaskan macam-macam tingkat kematangan anak buah dalam
NON-ACTIVATEDVERSIONwww.avs4you.com
3
Kepemimpinan Pendekatan Situasional?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan
tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Definisi kepemimpinan situasional;
2. Variabel-variabel pendukung dalam pendekatan situasional;
3. Macam-macam tingkat kematangan anak buah dalam Kepemimpinan
Pendekatan Situasional.
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat bagi penulis,
pembaca, dan pihak-pihak yang terkait didalamnya. Secara teoritis makalah
ini disusun agar si pembaca atau pihak lainnya mendapatkan ilmu
pengetahuan dan wawasan yang luas dari makalah ini.
E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode
ini penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan
konprehensif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan teknik
study pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca
berbagai literature yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah
dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta
mengaplikasikan data.
BAB II
NON-ACTIVATEDVERSIONwww.avs4you.com
4
PEMBAHASAN
A. Kajian Teoritis
1. Teori Kepemimpinan
Siagian (2002), mengatakan “Kepemimpinan adalah kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang lain, dalam hal ini para bawahannya
sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak
pimpinan meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya”.
Anoraga (2005) mengemukakan bahwa “Kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain, melalui komunikasi, baik
langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan
orang-orang agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati
bersedia mengikuti kehendak pimpinan itu”.
Robbins dan Judge (2008) mendefenisikan “Kepemimpinan sebagai
kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah
visi atau serangkaian tujuan yang ditetapkan”.
Menurut Sulvian dan Decker (1989) dalam Suyanto (2009), bahwa
“Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan seseorang dalam
mempengaruhi orang lain, untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan kemampuannya”.
Ivansevich dan Matteson (2008) menyatakan kepemimpinan
merupakan kemampuan untuk memakai pengaruh dalam lingkungan atau
situasi organisasi, untuk menghasilkan efek yang berarti dan berdampak
langkung terhadap pencapaian tujuan yang menantang.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk
berbuat guna mewujudkan tujuan-tujuan yang sudah ditentukan.
Kepemimpinan selalu melibatkan upaya seseorang (pemimpin) untuk
mempengaruhi perilaku seseorang pengikut atau para pengikut dalam
suatu situasi. (Manullang.M., & Manullang. M, 2001).
Sedangkan menurut Ishak. A dan Hendry. T (2003), kepemimpinan
(leadership) adalah kemampuan seseorang untuk menguasai atau
NON-ACTIVATEDVERSIONwww.avs4you.com
5
mempengaruhi orang lain atau masyarakat yang berbeda-beda menuju
pencapaian tertentu.
B. Pembahasan
Kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki
seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakkan dan kalau perlu memaksa ortang lain agar dapat berbuat
sesuatu untuk mencapai tujuan organisasi. Kebutuhan untuk memahami
kepemimpinan yang dipertautkan dengan situasi tertentu, pada hakekatnya
telah dikenal dari usaha-usaha pada penelitian yang terdahulu.
Konsep kepemimpinan dapat dilihat dari dua kubu, yaitu Kubu
Determinisme yang menganggap bahwa pemimpin dilahirkan (Takdir), dan
kubu Non Determinisme yang menganggap bahwa pemimpin merupakan
suatu proses (dapat dipelajari). Berbagai penelitian tentang kepemimpinan
telah melahirkan berbagai Pendekatan dalam studi kepemimpinan, seperti :
pendekatan kesifatan, perilaku dan situasional. Pendekatan kesifatan,
memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-sifat (traits) yang
tampak pada seseorang. Pendekatan perilaku, bermaksud mengidentifikasi
perilaku-perilaku (behaviors) pribadi yang berhubungan dengan
kepemimpinan efektif. Kedua pendekatan ini (sifat dan perilaku) mempunyai
anggapan bahwa seorng individu yang memiliki sifat-sifat tertentu atau
memperagakan perilaku-perilaku tertentu akan muncul sebagai pemimpin
dalam situasi kelompok apapun dimana dia berada.
Pendekatan situasional yaitu pendekatan yang menganggap bahwa
kondisi yang menentukan efektifitas kepemimpinan bervariasi dengan situasi-
tugas-tugas yang dilakukan, keterampilan dan penghargaan bawahan,
lingkungan organisasi, pengalaman masa lalu pemimpin dan bawahan.
Pandangan situasional ini telah menimbulkan pendekatan contingency pada
kepemimpinan, yang bermaksud untuk menetapkan faktor-faktor situasional
yang menentukan seberapa besar efektifitas gaya kepemimpinan tertentu.
Pendekatan situasional ini muncul karena para peneliti mengenai gaya
NON-ACTIVATEDVERSIONwww.avs4you.com
6
kepemimpinan tidak menemukan pendekatan yang paling efektif bagi semua
situasi (Fielder, dengan teori contingency, Tannembaum dan Schmidt, dengan
teori rangkaian kesatuan kepemimpinan (leadership continuum), Hersey dan
Blanchard, dengan teori siklus kehidupan)..
Beberapa pendekatan situasional terdiri dari :
1. Model Kontigensi Fiedler
Model kepemimpinan Fiedler (1967) disebut sebagai model
kontingensi karena model tersebut beranggapan bahwa kontribusi
pemimpin terhadap efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau
gaya kepemimpinan (leadership style) dan kesesuaian situasi (the
favourableness of the situation) yang dihadapinya.
Menurut Fiedler, ada tiga faktor utama yang mempengaruhi
kesesuaian situasi dan ketiga faktor ini selanjutnya mempengaruhi
keefektifan pemimpin. Ketiga faktor tersebut adalah hubungan antara
pemimpin dan bawahan (leader-member relations), struktur tugas (the task
structure) dan kekuatan posisi (position power). Hubungan antara
pemimpin dan bawahan menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin itu
dipercaya dan disukai oleh bawahan, dan kemauan bawahan untuk
mengikuti petunjuk pemimpin.
Struktur tugas menjelaskan sampai sejauh mana tugas-tugas dalam
organisasi didefinisikan secara jelas dan sampai sejauh mana definisi
tugas-tugas tersebut dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan prosedur
yang baku.
Kekuatan posisi menjelaskan sampai sejauh mana kekuatan atau
kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin karena posisinya diterapkan
dalam organisasi untuk menanamkan rasa memiliki akan arti penting dan
nilai dari tugas-tugas mereka masing-masing. Kekuatan posisi juga
menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin (misalnya) menggunakan
otoritasnya dalam memberikan hukuman dan penghargaan, promosi dan
penurunan pangkat (demotions).
NON-ACTIVATEDVERSIONwww.avs4you.com
7
2. Model Kepemimpinan Vroom – Jago
Model kepemimpinan ini menetapkan prosedur pengambilan
keputusan yang paling efektif dalam situasi tertentu. Dua gaya
kepemimpinan yang disarankan adalah autokratis dan gaya konsultatif, dan
satu gaya berorientasi keputusan bersama. Dalam pengembangan model
ini, Vroom dan Yettonmembuat beberapa asumsi yaitu :
a. Model ini harus dapat memberikan kepada para pemimpin, gaya yang
harus dipakai dalam berbagai situasi.
b. Tidak ada satu gaya yang dapat dipakai dalam segala situasi.
c. Fokus utama harus dilakukan pada masalah yang akan dihadapi dan
situasi dimana masalah ini terjadi.
d. Gaya kepemimpinan yang digunakan dalam satu situasi tidak boleh
membatasi gaya yang dipakai dalam situasi yang lain.
e. Beberapa proses social berpengaruh pada tingkat partisipasi dari
bawahan dalam pemecahan masalah.
3. Model Kepemimpinan Jalur Tujuan
Model kepemimpinan jalur tujuan (path goal) menyatakan
pentingnya pengaruh pemimpin terhadap persepsi bawahan mengenai
tujuan kerja, tujuan pengembangan diri, dan jalur pencapaian tujuan. Dasar
dari model ini adalah teori motivasi eksperimental. Model kepemimpinan
ini dipopulerkan oleh Robert House yang berusaha memprediksi ke-
efektifan kepemimpinan dalam berbagai situasi.
Menurut Path-Goal Theory, dua variabel situasi yang sangat
menentukan efektifitas pemimpin adalah karakteristik pribadi para
bawahan/karyawan dan lingkungan internal organisasi seperti misalnya
peraturan dan prosedur yang ada. Walaupun model kepemimpinan
kontingensi dianggap lebih sempurna dibandingkan model-model
sebelumnya dalam memahami aspek kepemimpinan dalam organisasi,
namun demikian model ini belum dapat menghasilkan klarifikasi yang
NON-ACTIVATEDVERSIONwww.avs4you.com
8
jelas tentang kombinasi yang paling efektif antara karakteristik pribadi,
tingkah laku pemimpin dan variabel situasional.
4. Model Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard
Pendekatan situasional menekankan pada ciri-ciri pribadi pemimpin
dan situasi, mengemukakan dan mencoba untuk mengukur atau
memperkirakan ciri-ciri pribadi ini, dan membantu pimpinan dengan garis
pedoman perilaku yang bermanfaat yang didasarkan kepada kombinasi
dari kemungkinan yang bersifat kepribadian dan situasional.
Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi merupakan
suatu teori yang berusaha mencari jalan tengah antara pandangan yang
mengatakan adanya asas-asas organisasi dan manajemen yang bersifat
universal, dan pandangan yang berpendapat bahwa tiap organisasi adalah
unik dan memiliki situasi yang berbeda-beda sehingga harus dihadapi
dengan gaya kepemimpinan tertentu.
Lebih lanjut Yuki menjelaskan bahwa pendekatan situasional
menekankan pada pentingnya faktor-faktor kontekstual seperti sifat
pekerjaan yang dilaksanakan oleh unit pimpinan, sifat lingkungan
eksternal, dan karakteristik para pengikut.
Robbins dan Judge (2007) menyatakan bahwa pada dasarnya
pendekatan kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard
mengidentifikasi empat perilaku kepemimpinan yang khusus dari sangat
direktif, partisipatif, supportif sampai laissez-faire. Perilaku mana yang
paling efektif tergantung pada kemampuan dan kesiapan pengikut.
Sedangkan kesiapan dalam konteks ini adalah merujuk pada sampai
dimana pengikut memiliki kemampuan dan kesediaan untuk
menyelesaikan tugas tertentu. Namun, pendekatan situasional dari Hersey
dan Blanchard ini menurut Kreitner dan Kinicki (2005) tidak didukung
secara kuat oleh penelitian ilmiah, dan inkonsistensi hasil penelitian
mengenai kepemimpinan situasional ini dinyatakan oleh Kreitner dan
Kinicki (2005) dalam berbagai penelitian sehingga pendekatan ini tidaklah
akurat dan sebaiknya hanya digunakan dengan catatan-catatan khusus.
NON-ACTIVATEDVERSIONwww.avs4you.com
9
LPC (Least Preferred Co-worker) CONTINGENCY MODEL (Fielder)
Model kontijensi efektifitas kepemimpinan ini menyimpulkan bahwa seorang
menjadi pemimpin bukan hanya karena kepribadian yang dimilikinya, tetapi
juga karena berbagai faktor situasi dan saling hubungan antara pemimpin
dengan bawahan. Keberhasilan seorang pemimpin tergantung (contingent)
baik kepada keadaan diri pemimpin maupun kepada keadaan organisasi
Pemimpin yang cenderung berhasil pada situasi tertentu belum tentu berhasil
pada situasi yang lain. Variabel Situasional.
Fielder mengemukakan 3 dimensi variabel situasional yang
mempengaruhi gaya kepemimpinan, yaitu
1. Hubungan pemimpin dengan bawahan (anggota) (Leaser-Member
Relations), sejauhmana pimpinan diterima oleh anggotanya.
2. Posisi kekuasaan atau Kekuatan posisi (Position Power), kekuasaan dari
organisasi, artinya sejauhmana pemimpin mendapatkan kepatuhan dari
bawahannya dengan menggunakan kekuasaan yang bersumber dari
organisasi secara formal (bukan kekuasaan yang berasal dari kharisma atau
keahlian). Pemimpimpin yang memiliki kekuasaan yang jelas (kuat) dari
organisasi akan lebih mendapatkan kepatuhan dari bawahannya.
3. Struktur Tugas (Task Structure), Kejelasan tugas dan tanggung jawab
setiap orang dalam organisasi. Apabila tatanan tugas cukup jelas, maka
prestasi setiap orang yang ada dalam organisasi lebih mudah dikiontrol
dan tanggung jawab setiap orang lebih pasti.
Berdasarkan tiga dimensi variabel situasional tersebut, maka ada dua
gaya kepemimpinan menurut Fielder, yaitu
1. Gaya kepemimpinan yang mengutamakan tugas (task oriented), dan
2. Gaya kepemimpinan yang mengutamakan hubungan dengan bawahan
(Human relations).
Teori contijensi dari Fielder mengatakan bahwa efektivitas suatu
kelompok atau organisasi tergatung pada interaksi antara kepribadian
pemimpin dan sutuasi. Situasi dirumuskan dengan dua karasteristik, yaitu :
NON-ACTIVATEDVERSIONwww.avs4you.com
10
situasi yang sangat menyenangkan (menguntungkan) dan situasi yang sangat
tidak menyenangkan (tidak menguntungkan).
1. Situasi sangat menyenangkan (menguntungkan), adalah situasi dimana
pemimpin menguasai, mengendalikan dan mempengaruhi situasi.
2. Situasi sangat tidak menyenangkan (tidak menguntungkan), adalah situasi
yang dihadapi oleh manajer dengan ketidak pastian.
Dalam teori pendekatan situasional, kepemimpinan yang efektif adalah
bagaimana seorang pemimpin dapat mengetahui keadaan baik kemampuan
ataupun sifat dari anak buah yang di pimpinnya untuk kemudian pemimpin
dapat menentukan perintah atau sikap terhadap anak buah sesuai dengan
keadaan atau pun kemampuan anak buahnya.
Tingkat kematangan atau kemampuan anak buah ada empat macam
yaitu : intruksi, konsultasi, delegasi dan partisipasi. adapun gaya yang tepat di
terapkan dalam keempat tingkat kematangan anak buah seperti yang telah di
jelaskan oleh Miftah Thoha dala bukunya Kepemimpinan dalam Manajemen
adalah sebagai berikut:
1. Instruksi, yaitu perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan rendah
dukungan dirujuk sebagai instruksi karena gaya ini dicirikan dengan
komunikasi satu arah. Pemimpin memberikan batasan peranan
pengikutnya dan memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana,
dan dimana melaksankana berbagai tugas. Inisiatif pemecahan masalah
dan pembuatan keputusan semata-mata dilakukan oleh pemimpin.
Pemecahan masalah dan keputusan diumumkan, dan pelaksanaannya
diawasi secara ketat oleh pemimpin.
2. Konsultasi, yaitu perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan tinggi
dukungan dirujuk sebagai konsultasi, karena dalam menggunakan gaya ini,
pemimpin masih banyak memberikan pengarahan dan masih membuat
hampir sama dengan keputusan, tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan
banyaknya komunikasi dua arah dan perilaku mendukung, dengan
berusaha mendengar perasaan pengikut tentang keputusan yang dibuat,
serta ide-ide dan saran-saran mereka. Meskipun dukungan ditingkatkan,
NON-ACTIVATEDVERSIONwww.avs4you.com
11
pengendalian (control) atas pengambilan keputusan tetap pada pemimpin.
3. Partisipasi, yaitu perilaku pemimpin yang tinggi dukunagn dan rendah
pengarahan dirujuk sebagai partisipasi, karena posisi kontrol atas
pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian.
Dengan penggunaan gaya 3 ini, pemimpin dan pengikut saling tukar
menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.
Komunikasi dua arah ditingkatkan, peran pemimpin adalah secara aktif
mendengar. Tanggung jawab pemecahan masalah dan pembuatan
keputusan sebagian besar berada pada pihak pengikut. Hal ini sudah
sewajarnya karena pengikut memiliki kemampuan untuk melaksanakan
tugas. Gaya ini melibatkan perilaku hubungan kerja yang tinggi dan
perilaku berorientasi tugas yang rendah.
4. Delegasi, yaitu perilaku pemimpin yang rendah dukungan dan rendah
pengarahan dirujuk sebagai delegasi, karena pemimpin mendiskusikan
masalah bersama-sama dengan bawahan sehingga tercapai kesepakatan
mengenai definisi masalah yang kemudian proses pembuatan keputusan
didelegasikan secara keseluruhan kepada bawahan. Sekarang bawahanlah
yang memiliki kontrol untuk memutuskan tentang bagaimana cara
pelaksanaan tugas. Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi
bawahan untuk melaksanakan pertunjukan mereka sendiri karena mereka
memiliki kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggung jawab
dalam pengarahan perilaku mereka sendiri.
Sejumlah variabel situasional seperti yang dikemukakan di atas dapat
mempengaruhi gaya kepmimpinan dalam suatu situasi tertentu. Variabel itu
diantaranya termasuk waktu, tuntuta tugas, iklim, organisasi, harapan-harapan
dan kemampuan atasan, teman sejawat, dan bawahan. Walaupun diakui
faktor-faktor itu semuanya mempunyai pengaruh yang penting terhadap
efektifitas gaya tertentu. Tetapi hal tersebut tidak memberikan kemungkinan
bagi pemimpin untuk menguji ketepatan semua variabel yang diajukan oleh
para ahli tersebut, sebelum memutuskan gaya mana yang harus diterapkan.
NON-ACTIVATEDVERSIONwww.avs4you.com
12
Hal inilah yang menjadi dasar pendekatan kepemimpinan situasional disekitar
faktor utama yang mempunyai dampak terbesar atas gaya kepemimpinan
yang bisa diterapkan oleh pemimpin dalam suatu situasi tertentu, yakni
pengikut atau bawahan. Secara khusus, telah dikemukakan bahwa banyak
pengarahan atau dukungan yang harus diberikan oleh pemimpin tergantung
pada tingkat kematangan yang ditunjukkan para pengikut atas suatu tugas,
fungsi, atau tujuan tertentu yang ingin dilaksanakan oleh pemimpin melalui
individu atau kelompok.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan yang efektif
adalah pemimpin yang dapat menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai
dengan tingkat kematangan anak buahnya. Hubungan antara gaya
kepemimpinan dan tingkat kematangan anak buah adalah Jika anak buah
dalam kematangan yang rendah maka gaya kepemimpinan yang efektif
adalah instruksi. Jika kematangan anak buah sedang bergerak dari rendah
kesedang maka gaya kepemimpinan yang efektif adalah konsultasi. Jika
tingkat kematangan anak buah dari sedang ke tinggi maka gaya
kepemimpinan yang efektif adalah partisipasi. Dan jika kematangan anak
buah adalah tinggi maka gaya kepemimpinan yang efektif adalah delegasi.
Pada dasarnya tidak ada pemimpin yang baik yang ada adalah
pemimpin yang efektif, yaitu pemimpin yang selalu berubah-ubah
perilakunya sesuai dengan tingkat perkembangan kedewasaan bawahannya.
Oleh karena itu, seorang pemimpin dapat berperilaku efektif, akan lebih
cocok apabila pemimpin itu dapat menerapkan ajaran teori kepemimpinan
situasi. Dan teori kepemimpinan situasi sendiri pada hakikatnya merupakan
teori yang dikembangkan dari teori kepemimpinan perilaku. Sedang teori
kepemimpinan perilaku berdasarkan perkembangannya bersumber pada
ajaran-ajaran yang dihasilkan oleh teori kepemimpinan sifat.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
NON-ACTIVATEDVERSIONwww.avs4you.com
13
A. Simpulan
1. Pendekatan situasional yaitu pendekatan yang menganggap bahwa kondisi
yang menentukan efektifitas kepemimpinan bervariasi dengan situasi-
tugas-tugas yang dilakukan, keterampilan dan penghargaan bawahan,
lingkungan organisasi, pengalaman masa lalu pemimpin dan bawahan.
2. Variabel-variabel pendukung dalam Kepemimpinan Pendekatan
Situasional antara lain: Hubungan pemimpin dengan bawahan (anggota),
Posisi kekuasaan atau Kekuatan posisi (Position Power) dan Struktur
Tugas (Task Structure).
3. Macam-macam tingkat kematangan anak buah dalam Kepemimpinan
Pendekatan Situasional meliputi: intruksi, konsultasi, delegasi dan
partisipasi.
NON-ACTIVATEDVERSIONwww.avs4you.com
DAFTARPUSTAKA
Thoha, Miftah. (1994). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tampubolon, Manahan P. (2004). Perilaku Keorganisasian. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
http://edymartin.wordpress.com/2007/10/19/gaya-kepemimpinan-
situasional.[25Oktober2011]
http://www.bintan-s.web.id/2011/04/pendekatan-kepemimpinan-
berdasarkan_29.html.[25Oktober2011]NON-ACTIVATEDVERSION
www.avs4you.com
Top Related