NILAI – NILAI ISLAM PADA BUDAYA ORGANISASI
BANK SYARIAH MANDIRI PUSAT
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)
Oleh
Andi Hastono NIM. 103053028737
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Stara Satu (S1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ciputat, 24 November 2009
Andi Hastono
NILAI – NILAI ISLAM PADA BUDAYA ORGANISASI
BANK SYARIAH MANDIRI PUSAT
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)
Oleh
Andi Hastono
NIM. 103053028737
Pembimbing
Drs. H. Tarmi. MM NIP. 19460824 196510 1 001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430H/2009 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “NILAI-NILAI ISLAM PADA BUDAYA
ORGANISASI BANK SYARIAH MANDIRI PUSAT” telah diujikan dalam
sidang munaqasah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada 28 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) pada program studi
Manajemen Dakwah.
Jakarta, 28 Desember 2009
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang,
Drs. Wahidin Saputra, MA
NIP. 19700903 199603 1 001
Sekretaris Sidang,
Mualimin Ibrahim, S. Pd. I
NIP. 19630315 198503 1 006
Penguji I
Drs. Study Rizal, LK, MA
NIP. 19640428 199303 1 002
Penguji II
Dra. Cecep Castrawijaya, MA
NIP. 19670818 199803 1 002
Pembimbing,
Drs. H. Tarmi, MM
NIP. 19460824 196510 1 001
ABSTRAK
Nilai- nilai Islam pada Budaya Organisasi Bank Syariah Mandiri
Andi Hastono/ NIM. 103053028737
Secara umum, perusahaan atau organisasi terdiri dari sejumlah orang dengan latar belakang, kepribadian, emosi, dan ego yang beragam. Hasil
penjumlahan dan interaksi berbagai orang tersebut membentuk budaya organisasi.
Secara sederhana budaya organisasi merupakan kesatuan dari orang- orang yang
memiliki tujuan, keyakinan (beliefs), dan nilai-nilai yang sama. Budaya organisasi
terdiri dari berbagai aspek dan aspek yang paling penting dan dalam adalah nilai.
Sesuatu yang dipercayai sebagai suatu kebenaran. Nilai merupakan apa yang
sepatutnya ada dan diamalkan oleh semua individu dalam sebuah organisasi.
Budaya organisasi sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh
anggota- anggota inilah yang membedakan organisasi yang satu dengan organisasi
yang lain. Bank syariah Mandiri sebagai institusi perbankan yang berdasarkan
syariah Islam, tentunya memiliki perbedaan dengan bank konvensional dan bank
syariah lainnya dalam hal budaya organisasinya. Nilai- nilai Islam akan
memainkan peran penting dalam budaya organisasi yang ada dan dianut dalam
bank syariah. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana penerapan
budaya organisasi yang ada, juga tentang bagaimana nilai- nilai Islam yang terkandung pada budaya organisasi Bank Syariah Mandiri. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif, yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Adapun metode berkaitan
pengumpulan data, penulis menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi, interview, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan budaya organisasi merupakan
jiwa perusahaan yang menjiwai keseharian dan segala aktivitas dalam Bank
Syariah Mandiri. Dengan ini Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang
mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai Islam yang melandasi
operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai Islam inilah yang
menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa
perbankan di Indonesia.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat pada
waktunya.
Begitu banyak kesulitan dan hambatan yang penulis temui dalam
penyelesaian skripsi ini, namun begitu juga hal-hal yang tidak terduga dan
harapan yang membuat penulis menemukan semangat baru. Tentunya harapan
tersebut tidak akan datang tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak
membantu, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terima
kasih yang sebesar- besarnya kepada orang- orang yang terlibat pada penulisan
ini:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA, Selaku Ketua Jurusan
Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Sekretaris jurusan
Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
4. Bapak Drs. H. Tarmi, MM, selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktu kepada penulis untuk berkonsultasi dalam menyusun skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang selama ini telah
memberikan ilmu pengetahuan, semoga ilmu yang telah diberikan
bermanfaat bagi penulis
6. Seluruh staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai
referensi dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Eka B. Danuwira selaku Kepala Divisi Human Capital PT. Bank
Syariah Mandiri, yang telah meluangkan waktu kepada penulis untuk
melakukan wawancara dan kepada seluruh Staf PT. Bank Syariah Mandiri
Pusat, Bapak Syaifudin, Bapak Mul, dan Mba Neila. yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.
8. Ayahanda dan Ibunda yang telah mengasuh, membimbing, membina dan
mendidik serta membesarkan penulis, sehingga dapat menyelesaikan studi
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9. Abi Bahrudin selaku Pimpinan Pondok Pesantren Daar El Hikam, yang
telah mengasuh, membimbing, membina dan mendidik penulis dalam
keseharian penulis tinggal di pondok. Beliaulah yang telah memberikan
bimbingan dalam memaknai arti hidup di dunia dan akhirat. Semoga
keberkahan dan kesehatan selalu mengiringi beliau.
10. Almarhum Kakek Soewar’um yang senantiasa memberikan dorongan dan
motivasi kepada penulis untuk terus melanjutkan pendidikan sampai
tingkat perguruan tinggi. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah
SWT.
11. Adik- adiku (Dede, Joko, Heri) dan semua keluarga besar (Um Edi, Bude
Mendri, Mba Yus, Almarhum Pak de Sugiono, Lik Lin, dll) yang telah
memberikan semangat dan motivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
12. Semua teman- teman pada jurusan MD (Shofi, Azis, Fuyani, Ernanto dll),
teman- teman Bio Team Ciputat (Upan, Enjum, Roy, Ujang, Rifki, Afrian,
Abduh, Sofyan, Acung, Chio, dll), juga tidak ketinggalan semua teman-
teman Pesantren Daar El- Hikam, khususnya kamar senior ( Bang Sofyan
Amrulloh, SEI, Anang, Matsani, Rahmat Kabir, Harid, Azis, Ifdol, Abu,
Toni, dan Iwan dokter), yang selalu mewarnai hari- hari penulis baik suka
maupun duka, juga selalu memberikan semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga segala urusan, bantuan, pengorbanan,
doa dan harapan kita semua mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah
SWT, dan penulis beharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, dan
pembaca pada umumnya, juga bagi segenap keluarga besar jurusan Manajemen
Dakwah pada khususnya. Selanjutnya penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh
dari sempurna, oleh karenanya kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan untuk perbaikan penulis dimasa yang akan datang.
Ciputat, 25 November 2009
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...........................................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................................6
D. Metodologi Penelitian..................................................................................6
E. Tinjauan Pustaka..........................................................................................8
F. Sistematika Penulisan.................................................................................12
BAB II. TINJAUAN TEORI
A. Nilai dan Nilai- nilai Islam......................................................................14
1. Nilai......................................................................................................14
2. Nilai- nilai Islam..................................................................................16
B. Budaya Organisasi...................................................................................22
1. Pengertian Budaya Organisasi.............................................................22
2. Unsur-unsur Budaya Organisasi..........................................................25
3. Fungsi Budaya Organisasi....................................................................26
4. Karakteristik Budaya Organisasi..........................................................27
5. Perubahan Budaya Organisasi..............................................................29
C. Bank Syariah............................................................................................30
1. Pengertian dan prinsip Bank Syariah...................................................30
2. Produk Bank Syariah............................................................................31
3. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional...............................33
BAB III. GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI
A. Sejarah berdirinya Bank Syariah Mandiri..................................................36
B. Visi dan Misi..............................................................................................38
C. Prinsip Operasional....................................................................................39
D. Struktur Organisasi.....................................................................................40
E. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri.....................................................41
BAB IV. ANALISIS NILAI-NILAI ISLAM PADA BUDAYA
ORGANISASI BANK SYARIAH MANDIRI
A. Budaya organisasi pada Bank Syariah Mandiri.........................................45
B. Aplikasi Nilai- nilai Islam pada budaya organisasi Bank Syariah
Mandiri.......................................................................................................46
C. Perubahan budaya organisasi Bank Syariah Mandiri.................................61
D. Aplikasi nilai- nilai Islam pada perubahan budaya organisasi Bank Syariah
Mandiri.......................................................................................................63
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................79
B. Saran- saran................................................................................................81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam telah memberikan petunjuk melalui para Rasul- Nya.
Petunjuk tersebut meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan manusia, baik akidah,
akhlak, maupun syariah. Islam adalah agama yang komprehensif dan universal.
Komprehensif berarti syariah Islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik
ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah). Sedangkan universal bermakna ajaran
Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai hari akhir nanti.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Islam merupakan agama yang tidak
hanya berkaitan dengan masalah ritual saja, melainkan sebagai suatu sistem yang
menyeluruh dan mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk masalah
pembangunan ekonomi serta industri perbankan sebagai salah satu motor
penggerak roda perekonomian.
Dalam sektor ekonomi, Islam mempunyai pandangan yang jelas. Dimana
prinsip dan aturan yang ada dalam ekonomi Islam berbeda dengan sistem ekonomi
lainnya. Perbedaan yang sangat menonjol antara ekonomi Islam dan ekonomi
hasil teori manusia, bahwa ekonomi Islam adalah ekonomi nilai dan akhlak. Bila
kita berbicara tentang nilai dan akhlak dalam ekonomi dan muamalah Islam, maka
tampak secara jelas dihadapan kita empat nilai utama, yaitu: Rabbaniyah
(ketuhanan), Akhlak, Kemanusiaan, Pertengahan (keseimbangan).1 Nilai- nilai ini
menggambarkan kekhasan (keunikan) yang utama bagi ekonomi Islam, bahkan
1 Yusuf Qardawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam (Jakarta: Rabbanii
Press, 1997), h. 23
dalam kenyataannya merupakan kekhasan yang bersifat menyeluruh yang tampak
jelas pada segala sesuatu yang berlandaskan Islam.
Nilai- nilai tersebut merupakan bagian dari karakteristik syariat Islam dan
keunikan peradaban Islam. Atas dasar itu kita menyatakan dengan penuh
kepercayaan dan ketenangan, bahwa ekonomi Islam berbeda dengan yang lainnya.
Ia adalah “Ekonomi Ilahiah”, Ekonomi berwawasan Kemanusiaan”, “Ekonomi
Berakhlak”, dan “Ekonomi Pertengahan”. Makna dan nilai- nilai pokok yang
empat ini memiliki cabang, buah dan dampak bagi seluruh segi ekonomi dan
muamalah Islam. Semua itu dibentuk dengan nilai- nilai tersebut, sebagai
cerminan darinya ataupun penegasan baginya. Jika tidak demikian, maka ke-
Islam-an itu hanya sekedar simbol dan pengakuan.
Sebagaimana telah disebutkan diawal, bahwa sebagai salah satu motor
penggerak roda perekonomian adalah perbankan yang secara umum merupakan
perusahaan yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Dimana fungsinya sebagai lembaga intermediasi antara masyarakat yang
membutuhkan dana dengan masyarakat yang kelebihan dana, disamping
menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya. Dalam Islam, kita mengenal dan
memiliki perbankan Islam atau perbankan syariah, yaitu suatu sistem perbankan
yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) Islam.2 Usaha pembentukan
sistem ini didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut maupun
meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi
untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal: usaha yang berkaitan dengan
2 E- Syariah ”Perbankan Islam” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http://www.e-
syariah.net/article.asp?nomor=27
produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak islami dll), dimana
hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional.
Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia.
Berdiri tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan
pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
dan beberapa pengusaha muslim. Bank ini sempat terimbas oleh krisis moneter
pada akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal
awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode
1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba. Saat ini keberadaan bank syariah
di Indonesia telah di atur dalam undang-undang yaitu UU No. 10 tahun 1998
tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.
Dalam undang- undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta
jenis- jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh Bank
Syariah. Undang- undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank- bank
konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri
secara total menjadi bank syariah.3 Tampaknya peluang tersebut disambut baik
oleh masyarakat perbankan. Sejumlah bank mulai memberikan pelatihan
mengenai perbankan syariah kepada para stafnya. Sebagian bank tersebut ingin
menjajaki untuk membuka divisi atau cabang syariah dalam institusinya. Sebagian
lainnya bahkan berencana mengkonversi sepenuhnya menjadi bank syariah.
Upaya ini telah dilakukan oleh salah satu anak perusahaan Bank Mandiri, yang
kemudian mengkonversikan menjadi Bank Syariah Mandiri.
3 Syafii Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani Press,
2001), h. 26
Sebagai sebuah organisasi atau perusahaan, di dalam Bank Syariah
Mandiri terdiri dari sejumlah orang dengan latar belakang, kepribadian, emosi,
dan ego yang beragam. Hasil penjumlahan dan interaksi berbagai orang tersebut
membentuk budaya organisasi. Secara sederhana budaya organisasi dapat
didefinisikan sebagai kesatuan dari orang- orang yang memiliki tujuan, keyakinan
(beliefs), dan nilai-nilai yang sama.4 Budaya organisasi terdiri dari berbagai aspek
dan aspek yang paling penting adalah nilai. Sesuatu yang dipercayai sebagai suatu
kebenaran. Nilai merupakan apa yang sepatutnya ada dan diamalkan oleh semua
individu dalam sebuah organisasi. Nilai-nilai yang tampak akan memberi tahu kita
apa yang penting dalam organisasi dan apakah yang perlu diberikan perhatian.
Budaya organisasi sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh
anggota- anggota inilah yang membedakan organisasi yang satu dengan organisasi
yang lain. Bank syariah sebagai institusi perbankan yang berdasarkan syariah
Islam, tentunya memiliki perbedaan dengan bank konvensional dalam hal budaya
organisasinya. Nilai- nilai Islam dalam hal ini ekonomi pada umumnya, dan
khususnya pada sektor perbankan, tentunya akan memainkan peran penting dalam
budaya organisasi yang ada dan dianut dalam bank syariah. Bertitik tolak dari hal
diatas, penulis menganggap penting permasalahan tersebut dikaji dan ditelaah
secara mendalam dalam sebuah skripsi dengan tema “Nilai- Nilai Islam pada
Budaya Organisasi Bank Syariah Mandiri Pusat”. Bank Syariah Mandiri
dipilih sebagai lembaga keuangan yang akan diteliti dengan pertimbangan Bank
Syariah Mandiri, berasal dari salah satu anak perusahaan dilingkup Bank Mandiri
yang kemudian dikonversikan bank syariah secara penuh. Disini tentunya terdapat
4 Manajemen PPM, “Budaya Organisasi, Memangnya Penting” artikel diakses pada 5
maret 2007 dari http:// www.|ppm.ac.id/article.php?=ms&id=734
perubahan dalam hal budaya organisasi, akibat perubahan statusya menjadi bank
syariah. Sehingga penulis sangat tertarik menjadikan Bank Syariah Mandiri
sebagai tempat penelitian, dikarenakan peran nilai- nilai Islam dalam budaya
organisasi disini sangat signifikan.
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Banyak hal yang dapat dibicarakan tentang nilai-nilai Islam dan budaya
organisasi seperti tentang bagaimana hubungan ataupun pengaruh antara
keduanya. Namun agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan tidak melebar dari
topik, serta keterbatasan yang ada, maka penulis merasa perlu untuk membuat
batasan masalah yang akan dibahas. Pembahasan tersebut penulis batasi hanya
mengenai nilai- nilai Islam yang terdapat dan diterapkan pada budaya organisasi
dalam Bank Syariah Mandiri.
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas, maka untuk mempermudah dalam
pembahasan skripsi ini, penulis merumuskan masalah sebagi berikut:
a. Bagaimana nilai- nilai Islam yang terdapat dalam budaya organisasi
Bank Syariah Mandiri.
b. Apa nilai- nilai Islam yang terdapat pada perubahan budaya organisasi
dan bagaimana aplikasi nilai-nilai Islam tersebut dalam Bank Syariah
Mandiri.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setelah memperhatikan judul dari pembahasan ini serta latar belakang
masalah, maka penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan secara empiris
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Mengetahui nilai- nilai Islam yang terdapat dalam budaya organisasi Bank
Syariah Mandiri.
2. Mengetahui nilai-nilai Islam yang terdapat dalam perubahan budaya
organisasi Bank Syariah Mandiri
Adapun manfaatnya:
1. Bagi penulis sendiri manfaat yang dirasakan dari penelitian ini adalah
menambah wawasan ataupun pengetahuan mengenai sebuah nilai- nilai Islam
dalam budaya organisasi pada sebuah manajemen Bank Syariah Mandiri.
2. Bagi pihak BSM, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
yang bermanfaat demi kemajuan dimasa mendatang.
3. Bagi pihak lain, terutama dunia ilmu pengetahuan, penulis berharap penelitian
ini dapat dijadikan bahan masukan atau gagasan untuk penelitian selanjutnya.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja yang saat ini
berlaku, dalam hal ini mendeskripsikan nilai-nilai Islam yang terdapat dalam
budaya organisasi maupun dalam perubahan yang terjadi pada budaya organisasi
Bank Syariah Mandiri.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian yaitu kantor pusat Bank Syariah Mandiri di jalan M. H
Thamrin No. 5 Jakarta 10340. Adapun waktu penelitian yaitu Juni 2007 dan
Nopember hingga Mei 2009.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian dalam menyusun skripsi ini adalah Bank Syariah
Mandiri Pusat sebagai lembaga keuangan, dalam hal ini penulis mengambil
Kepala Divisi Human Capital, sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini
adalah budaya organisasi pada Bank Syariah Mandiri tersebut.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh ketepatan data dan keakuratan informasi yang
mendukung dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data melalui:
a. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung pada objek,
guna mendapatkan data-data yang dibutuhkan.
b. Wawancara (Interview), yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan
langsung kepada Bapak Eka B. Danuwira selaku Kepala Divisi Human Capital
PT. Bank Syariah Mandiri Pusat.
c. Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data-data yang didapat dari
Bank Syariah Mandir berupa profil perusahaan, struktur organisasi, dan
beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian.
d. Studi Kepustakaan (Library Research), yaitu dengan mempelajari beberapa
literatur tertulis baik itu dari buku- buku pedoman, artikel, makalah, hasil
seminar maupun training dan sumber tertulis lainnya yang mengandung
informasi berkaitan dengan masalah yang dibahas, yang dihimpun dari
berbagai tempat mulai dari perpustakaan hingga situs internet.
5. Sumber Data
Sumber data merupakan sesuatu yang sangat penting untuk digunakan
dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu penelitian. Dalam
hal ini penulis menggunakan:
a. Data primer, merupakan data utama yang diperoleh langsung dari hasil
wawancara serta dokumentasi dengan beberapa karyawan Bank
Syariah Mandiri.
b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber
tertulis yang terdapat dalam buku, literatur terkait, maupun situs
internet.
6. Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif analitis, yakni dengan
mengumpulkan data kemudian disusun, disajikan dan dianalisis untuk
mengungkapkan arti data tersebut.
Adapun teknik penulisan skripsi berdasarkan buku “ Pedoman Penulisan
Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” yang diterbitkan
oleh CeQDA Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya
menjadi suatu karya ilmiah, langkah awal yang penulis tempuh dalam penyusunan
skripsi ini adalah mengkaji lebih jauh skripsi-skripsi terdahulu yang mempunyai
judul skripsi hampir sama dengan skripsi yang akan penulis susun. Maksud
pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti saat ini,
tidak sama dengan penelitian dari skripsi-skripsi tersebut. Oleh karena itu, untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti menduplikat hasil karya orang
lain, maka penulis perlu mempertegas antara masing-masing judul dan hasil
penelitian yang dihasilkan dari penelitian tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Skripsi Nurjanah, S1 Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi
Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 1429 H/ 2008 M. Dengan Judul “Analisis Budaya
Organisasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan (Studi kasus
Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat)”. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan menggunakan pendekatan statistik inferensial non parametrik. Dan
metode analisa data selain menggunakan statistik deskriptif dengan bantuan
SPSS.15.0, juga menggunakan metode analisa korelasi rank spearman. Hasil
penelitian ini adalah:
a. Terdapat 9 indikator yang mempengaruhi pembentukan budaya organisasi
Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat yaitu: inovasi,
keberanian mengambil risiko, perhatian terhadap detail, orientasi hasil,
orientasi manusia, agresivitas, stabilitas, sistem imbalan, dan jaminan
sosial. Dan ada 2 indikator yang mempengaruhi kinerja karyawan Bank
DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta yaitu: kualitas kerja dan
kedisiplinan.
b. Berdasarkan hasil statistik deskriptif prosentase terbanyak pernyataan
jaminan sosial adalah setuju. Hal ini menunjukkan bahwa Bank DKI
Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat sangat memperhatikan
kesejahteraan karyawan dengan memberikan penghargaan dalam bentuk
bonus, uang, liburan, dan lain-lain, memberikan jaminan jamsostek,
jaminan kematian dan hari tua, memberikan uang pensiun dalam jumlah
besar kepada karyawan dan memberikan kemudahan proses pemberian
pembiayaan bagi karyawan.
c. Berdasarkan perhitungan rank spearman didapat nilai r 0,668. Artinya ada
hubungan positif dan signifikan antara budaya organisasi dengan kinerja
karyawan, dan nilai koefisien determinasi sebesar 44,6 % menunjukkan
bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara budaya organisasi
dengan kinerja karyawan yaitu sebesar 44,6 % dalam meningkatkan
kinerja karyawan Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat.
Sedangkan 55,4 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar budaya organisasi.
2. Skripsi Farhani, S1 Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1430
H/ 2009 M. Dengan Judul “Hubungan Budaya Organisasi dengan
Produktifitas Kerja Karyawan PT. Fondaco Mitratama Jakarta”. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan jenis penelitian korelasional. Dan metode analisa data menggunakan
statistik parametrik dengan menggunakan rumus korelasi product moment
pearson. Hasil penelitian ini adalah:
a. Dari perhitungan nilai rata-rata (mean) skala budaya organisasi gambaran
yang cukup tinggi, artinya karyawan setuju atau menerima sistem budaya
budaya organisasi yang diterapkan oleh perusahaan tempat karyawan
bekerja.
b. Dari perhitungan nilai rata-rata (mean) skala motivasi berprestasi
diperoleh gambaran produktivitas kerja yang tergolong tinggi.
c. Dari perhitungan korelasi pearson product moment diperoleh hasil yang
signifikan, yang membuktikan bahwa hipotesis no 1 ditolak dan hipotesis
alternatif 1 diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara
budaya organisasi dan produktivitas kerja. Hal ini berarti semakin positif
budaya organisasi, semakin tinggi pula produktivitas kerja.
d. Dari perhitungan Uji F (F Test) diperoleh hipotesa nilai (Ho) yang
menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja yang
signifikan berdasarkan divisi kerja responden ditolak. Hipotesis alternatif
(Ho) yang menyatakan ada perbedaan produktivitas kerja yang signifikan
berdasarkan divisi kerja diterima.
3. Skripsi Sanah, S1 Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan
Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 1427 H/ 2006 M. Dengan Judul “Hubungan Budaya
Organisasi dengan Kualitas Kinerja Guru di MTs Al-Furqon Cileungsi”.
Metode analisa penelitian ini menggunakan analisa data koding, uji instrumen,
analisa korelasi dan menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesa. Hasil
penelitian ini adalah antara budaya organisasi dengan kualitas kinerja guru di
MTs Al-Furqon Cileungsi terdapat hubungan positif yang cukup kuat atau
tinggi.
Sementara itu, untuk penelitian skripsi di UIN Syarif Hidayatullah pada
umumnya, dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi khususnya, penulis mengkaji
tentang “Nilai-nilai Islam pada Budaya Organisasi Bank Syariah Mandiri”.
Dimana dalam penelitian ini penulis ingin menganalisis aplikasi nilai-nilai Islam
yang diterapkan di Bank Syariah Mandiri. Dengan demikian terdapat perbedaan
ruang lingkup dan pembahasan dengan penelitian sebelumnya.
F. Sistematika Penulisan
Agar karya ilmiah tersusun secara sistematis, penulis menjabarkan dalam
beberapa bab, yaitu:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Teori
Bab ini berisi tentang pengertian nilai dan nilai-nilai Islam,
Pengertian, unsur-unsur, fungsi, karakteristik, dan perubahan
Budaya Organisasi, dan Pengertian, prinsip, produk bank syariah
juga perbedaan bank syariah dan bank konvensional.
Bab III Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri
Bab ini menceritakan segala hal yang berkaitan dengan Bank
Syariah Mandiri, mulai dari sejarah pendiriannya, visi, misi,
prinsip operasional dan struktur organisasi, serta produk dan jasa
Bank Syariah Mandiri.
Bab IV Analisis nilai-nilai Islam pada budaya organisasi Bank Syariah
Mandiri
Pada bab ini akan dibahas mengenai budaya organisasi yang
diterapkan dan aplikasi nilai-nilai Islam yang diterapkan pada
budaya organisasi Bank Syariah Mandiri. Juga mengenai
perubahan organisasi yang terjadi, serta aplikasi nilai-nilai Islam
yang diterapkan pada perubahan budaya organisasi Bank Syariah
Mandiri.
Bab V Penutup
Bab ini berisikan kesimpulan penelitian yang merupakan jawaban
dari perumusan masalah dalam penelitian. Selain itu juga berisi
saran dari penulis.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Nilai Dan Nilai-nilai Islam
1. Nilai
Nilai (value) berasal dari bahasa latin “valere” yang berarti berguna,
berdaya, berlaku. Dalam hal ini mengandung beberapa pengertian, bahwa nilai
merupakan kualitas dari sesuatu yang membuat sesuatu itu disukai, diinginkan,
dimanfaatkan, berguna, atau dapat menjadi objek kepentingan5. Nilai juga
merupakan apa yang dihargai, dinilai tinggi, atau dihargai sebagai suatu
kebaikan6.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai berarti sifat- sifat (hal- hal)
yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Misalnya dalam konteks
keagamaan, nilai merupakan konsep mengenai penghargaan tinggi yang diberikan
oleh warga masyarakat kepada beberapa masalah pokok di kehidupan keagamaan
yang bersifat suci sehingga menjadi pedoman tingkah laku keagamaan warga
masyarakat bersangkutan7.
Andreas A. Danandjaja dalam buku Budaya Organisasi karangan
Talizuduhu Ndraha berpendapat bahwa nilai adalah pengertian- pengertian
(conseptions) yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih penting atau
5 Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta:
Golo Riwu, 2000), h. 721 6 Lorens Bagus, Kamus Filasafat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996), h. 713
7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1988), h. 615
kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, dan apa yang lebih benar
atau kurang benar8.
Masih dalam buku yang sama, J. M Soebijanta menyatakan bahwa nilai
hanya dapat dipahami jika dikaitkan dengan sikap dan tingkah laku dalam sebuah
model metodologis:
Nilai Sikap Tingkah Laku
Sebuah nilai dapat dikategorikan sebagai9:
a. Nilai Subjektif
Sesuatu yang oleh seseorang dianggap dapat memenuhi kebutuhannya
pada suatu waktu dan oleh karena itu (seseorang tadi) berkepentingan atasnya
(sesuatu itu), disebut bernilai atau mengandung nilai bagi orang yang
bersangkutan. Oleh karena itu ia dicari, diburu, dan dikejar dengan menggunakan
berbagai cara dan alat. Dalam hal ini nilai dianggap subjektif dan ekstrinsik. Nilai
ekstrinsik sesuatu atau suatu barang berbeda menurut seseorang dibanding dengan
orang lain.
b. Nilai Objektif
Nilai yang didasarkan pada standar dan kriteria tertentu, yang objektif,
yang disepakati bersama atau ditetapkan oleh lembaga berwenang. Dalam hal ini
nilai dianggap intrinsik.
8 Taliziduhu Ndraha, Budaya Organisasi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), h. 18
9 Ibid., h. 19
Dari beberapa definisi nilai yang telah disebutkan di atas, maka penulis
dapat menarik kesimpulan bahwa nilai adalah kualitas dari sesuatu yang membuat
sesuatu itu dihargai dan dinilai tinggi sebagai suatu kebaikan dan dapat dijadikan
pedoman oleh seseorang dalam bersikap dan bertingkah laku.
2. Nilai- Nilai Islam
Islam adalah agama yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW yang
berpedoman pada kitab suci al- Qur’an yang diturunkan ke dunia melalui wahyu
Allah SWT. Berdasarkan pengertian ini, maka apabila berbicara tentang Islam
pasti akan merujuk pada kitab sucinya yaitu al- Qur’an. Pembahasan nilai-nilai
Islam pasti akan terkait dengan al- Qur’an sebagai pedoman bagi ummatnya.
Dengan demikian nilai-nilai Islam merupakan sifat-sifat atau hal-hal yang ada di
dalam al- Qur’an sebagai kitab suci agama Islam sebagai dasar penentu tingkah
laku seseorang yang berguna bagi kemanusiaan untuk bekal hidup di dunia dan
akhirat10.
Nilai- nilai Islam juga merupakan himpunan akhlak yang membentuk
kepribadian muslim yang unggul, seterusnya berupaya memberikan sumbangan
kepada masyarakat, bekerjasama dan berusaha ke arah pembentukan diri, keluarga
dan akidah. Nilai- nilai Islam pada hakekatnya merupakan kumpulan dari prinsip-
prinsip hidup, ajaran- ajaran tentang bagaimana manusia seharusnya menjalankan
kehidupannya di dunia ini11
.
10
Syarah Padmawati, “Kajian Filologis dan Nilai-nilai Islam dalam Hikayat Raja Rahib”,
(Skripsi S1 Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, 2007), h. 24 11
M. Musrin H.M, “Sistem Nilai dan Pandangan Hidup serta Relasinya dengan Ilmu
Pengetahuan”, Wardah, no. 8 (Juni 2004): h. 64
Sebagaimana diungkapkan di atas, nilai- nilai Islam bersumber pada al-
Qur’an dan al- Hadist. Sebagai sumber pertama adalah al- Qur’an, dan sebagai
sumber kedua adalah al- Hadist. Nilai Islam yang berpedoman pada kitab suci al-
Qur’an mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan. Al- Quran adalah
petunjuk-Nya yang dipelajari akan membantu menemukan nilai-nilai yang dapat
dijadikan pedoman bagi penyelesaian berbagai problem hidup dan apabila
dihayati serta diamalkan akan menjadikan pikiran, rasa dan karsa mengarah
kepada realitas keimanan yang dibutuhkan bagi stabilitas dan ketentraman hidup
pribadi dan masyarakat.
Islam adalah agama yang menjadi sumber pendidikan kemanusiaan. Ia
mendidik manusia berkarakter dan berakhlak yang sumbernya dari aqidah.
Sebagaimana aqidah itulah yang membina manusia beribadah kepada Allah
sebagai kewajiban hidupnya. Agama Islam membicarakan masalah mendasar
untuk kehidupan manusia yaitu akhlak. Kemudian segi ini dihidupkannya dengan
kekuatan aqidah dan ibadah kepada Allah sebagai kewajiban dan tujuan hidup.
Jadi, ajaran Islam mencakup tiga aspek yang mendasar sebagai kewajiban dan
tujuan hidup manusia di dunia. Ketiga aspek itu adalah aqidah, akhlak,dan ibadah.
a. Aqidah
Aqidah berasal dari kata aqada artinya ikatan dua utas tali dalam satu
buhul hingga menjadi tersambung. Aqada berarti pula janji, karena janji
merupakan ikatan kesepakatan antara dua orang yang mengadakan perjanjian.
Aqidah menurut terminologi adalah sesuatu yang mengharuskan hati
membenarkannya, yang membuat jiwa tenang dan menjadi kepercayaan yang
bersih dari kebimbangan dan keraguan.
Aqidah Islam di dalam al- Quran disebut iman yakni bukan hanya berarti
percaya melainkan keyakinan yang mendorong seseorang muslim untuk berbuat.
Seseorang dinyatakan iman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan
kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu
sesuai dengan keyakinannya. Karena itu iman bukan hanya dipercayai atau
diucapkan, melainkan menyatu secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan
dalam perbuatan.12
Dengan demikian, aqidah adalah keyakinan dan kepercayaan mengenai
sebuah kebenaran berdasarkan akal, wahyu dan fitrah yang telah tertanam dengan
kokoh dan kuat di dalam hati yang dapat menentramkan jiwa tanpa ada keraguan
sedikitpun.
b. Akhlak
Secara etimologi (arti bahasa), akhlak berasal dari kata khalaqa yang kata
asalnya khuluqun, yang berarti perangai, tabiat, adat atau khalqun yang berarti
kejadian, buatan, ciptaan. Jadi, secara etimologi akhlak itu berarti perangai, adat,
tabiat, atau sistem perilaku yang dibuat. Akhlak atau sistem perilaku ini terjadi
melalui satu konsep atau seperangkat pengertian tentang apa dan bagaimana
sebaiknya akhlak itu harus terwujud. Konsep atau seperangkat pengertian tentang
apa dan bagaimana sebaiknya disusun oleh manusia di dalam sistem idenya.
Sistem ide ini adalah hasil proses (penjabaran) daripada kaidah-kaidah yang
dihayati dan dirumuskan sebelumnya. Kaidah atau norma yang merupakan
ketentuan ini timbul dari satu sistem nilai yang terdapat pada al- Quran atau
Sunnah yang telah dirumuskan melalui wahyu Ilahi maupun yang disusun oleh
12
Toto Suryana, dkk., Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, (Bandung:
Tiga Mutiara, 1996), h. 67
manusia sebagai kesimpulan dari hukum-hukum yang terdapat dalam alam
semesta yang diciptakan Allah SWT.13
Dari definisi-definisi di atas dapat dipahami bahwa akhlak pada dasarnya
melekat dalam diri seseorang dalam bentuk perilaku atau perbuatan. Akhlak
merupakan pola tingkah laku yang baik maupun buruk. Akhlak seseorang
merupakan buah dan hasil didikan ibadah pokok sedangkan ibadah itu sendiri
adalah pancaran keluar dari iman. Maka akhlak manusia yang baik itu adalah hasil
daripada ibadah kepada Tuhan karena tidak mungkin ada akhlak yang bertakwa
tanpa ibadah.
c. Ibadah
Secara umum ibadah berarti mencakup semua perilaku dalam semua aspek
kehidupan yang sesuai dengan ketentuan Allah yang dilakukan dengan ikhlas
untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Dalam pengertian khusus, ibadah adalah
perilaku manusia yang dilakukan atas perintah Allah SWT dan dicontohkan oleh
Rasulullah SAW. Perilaku itu secara psikologis merupakan persyaratan yang
bersifat kejiwaan maupun lahir yang dapat dilandasi atau memberikan corak
kepada semua perilaku lainnya. Bahkan perilaku itu akan menghindari dari
perbuatan jahat dan mungkar baik terhadap diri sendiri, masyarakat maupun
lingkungan.
Sementara itu, menurut Suryana dalam bukunya, ibadah adalah
perhambaan seorang manusia kepada Allah sebagai pelaksanaan tugas hidup
selaku makhluk yang diciptakan Allah14. Ibadah ada dua macam, yaitu ibadah
khusus atau ibadah mahdhah dan ibadah umum atau ibadah ghairu mahdhah.
13
Zakiah Darajat, dkk., Dasar-dasar Agama Islam, (Jakarta: CV. Kuning Mas, 1984), h.
262 14 Toto Suryana, dkk., Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, h.82-83
Ibadah khusus adalah ibadah langsung kepada Allah yang telah ditentukan
macamnya, tata cara dan syarat rukunnya oleh Allah dalam Al Quran atau melalui
sunnah rasul dalam haditsnya. Pelanggaran terhadap tata cara dan syarat rukun
dalam ibadah ini menjadikan ibadah tersebut tidak sah atau batal. Ibadah
merupakan kegiatan manusia, baik yang bersifat ubudiyah maupun yang bersifat
mu’amalah adalah dikerjakan dalam rangka penyembahan kepada Allah dan
mencari keridhoan-Nya. Suatu pekerjaan bernilai ibadah atau tidak tergantung
kepada niatnya dan Islam menuntut agar kehidupan manusia itu harmonis dan
seimbang baik hubungannya dengan Tuhan maupun alam sekitarnya. Adapun
ibadah umum atau ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang jenis dan
macamnya tidak ditentukan, baik oleh Al Quran maupun sunnah rasul, akan tetapi
ibadah ini menyangkut perbuatan apa saja yang dilakukan oleh seorang muslim.
Perbuatan itu dapat dipandang sebagai ibadah, apabila perbuatan itu bukan
termasuk yang dilarang Allah atau rasul-Nya, dan dilakukan dengan niat karena
Allah.
Dengan demikian nilai-nilai Islam terangkum dalam ketiga unsur pokok
struktur agama Islam, yaitu aqidah, ibadah dan akhlak. Ketiga unsur ini pada
dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran Islam. Ketiga unsur tersebut
dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Aqidah sebagai sistem kepercayaan
yang bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan, menggambarkan sumber dan
hakikat keberadaan agama. Sementara ibadah sebagai kewajiban dan tujuan hidup
dari perputaran roda sejarah manusia di dunia. Sementara itu, akhlak sebagai
sistem etika menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai agama. Oleh
karena itu ketiga unsur tersebut seyogyanya terintegrasi dalam diri seorang
muslim.
Nilai-nilai Islam yang meliputi aspek aqidah, akhlak, dan ibadah ini
memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Segala bentuk perbuatan yang baik
akan menjadi nilai ibadah jika didasari dengan niat yang tulus karena Allah.
Ibadah tidak semata-mata hanya berbentuk ibadah yang wajib melainkan segala
perbuatan manusia yang baik dapat dianggap amal ibadah dan mendapat pahala.
Aqidah menjadi pondasi atau dasar manusia untuk berbuat dan melangkah.
Dengan dasar yang kuat tercipta akhlak yang baik dan dengan akhlak yang baik
akan selalu memenuhi kewajibannya sebagai seorang muslim, yakni ibadah. Pada
dasarnya manusia hanya diberi kesempatan untuk menjalankan tugasnya di bumi,
yakni menyembah-Nya. Jika manusia lalai akan tujuan utamanya maka merugilah
ia selama-lamanya. Dengan nilai-nilai Islam manusia menyadari tugas utamanya
untuk mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat. Ketiga aspek ini
tidak dapat berdiri sendiri, satu dengan yang lain saling mempengaruhi. Jika
pondasi keimanan manusia rusak tidak menutup kemungkinan akhlaknya tidak
terkendalikan dan ibadah yang harus dilaksanakan dengan seenaknya
ditinggalkan. Karena itu aqidah harus dikokohkan dalam diri seseorang agar jalan
hidup dan kehidupannya serasi dan seimbang untuk mencapai tempat yang indah
di sisi-Nya.
Dalam sumber lain menyebutkan bahwa nilai- nilai Islam secara
keseluruhan, dibagi dalam dua jenis15:
a. Nilai negatif atau nilai kosong
Nilai ini adalah suatu nilai yang meninggalkan perkara- perkara yang
dilarang oleh Allah Swt. Seperti: meminum arak, zina, bohong, mencuri, dan lain-
lain.
b. Nilai Positif
Ialah suatu nilai yang wajib ada pada setiap orang Islam. Seperti: benar,
amanah, kasih sayang, menghubungkan silahturahim, mulia, dan lain- lain.
Dari beberapa pengertian di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa nilai-nilai Islam adalah suatu kumpulan prinsip, pedoman, dan ajaran yang
bersumber pada al- Qur’an dan al- Hadist sebagai acuan dasar penentu tingkah
laku seseorang sebagai bekal dalam menjalankan kehidupan di dunia dan bahkan
di akhirat.
B. Budaya Organisasi
1. Pengertian Budaya Organisasi
Sebelum mendefinisikan pengertian budaya organisasi. Perlu diketahui
terlebih dahulu apa pengertian budaya dan apa pengertian organisasi. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya berarti pikiran, akal budi, dan adat
istiadat. Budaya juga berarti sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah
15
Dr. Jabir Qaminah, “Nilai- nilai Islam Satu Pengenalan”, artikel diakses pada 27
Desember 2007 dari http://www.faziliaton.com/iqra'/buku3/index.php?section=2&page=1
sukar diubah16
. Dalam sumber lain, budaya berarti apa yang dilakukan orang dan
apa arti tindakan mereka bagi diri mereka. Budaya juga merupakan gagasan,
kepentingan, nilai- nilai dan sikap yang disumbangkan oleh kelompok. Budaya
menjadi latar belakang, ketrampilan, tradisi, komunikasi dan proses keputusan,
mitos, ketakutan, harapan, aspirasi, dan harapan yang menjadi pengalaman17.
Budaya merupakan sebuah nilai- nilai dan kebiasaan yang diterima sebagai acuan
bersama yang diikuti dan dihormati.
Adapun organisasi memiliki pengertian, sebagaimana menurut D. Money
yang dikutip oleh Nurjanah, bahwa organisasi adalah perpaduan secara sistematis
daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan atau berkaitan untuk
membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi, dan
pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan18. Pengertian lain
juga diungkapkan Stephen P. Robbins, seperti yang dikutip oleh Wirawan.
Organisasi merupakan social entity, unit-unit dari organisasi terdiri atas orang atau
kelompok orang yang saling berinteraksi. Interaksi tersebut terkoordinasi secara
sadar, artinya dikelola dalam upaya mencapai tujuannya19
.
Setiap individu memiliki latar belakang budaya yang berbeda- beda yang
mempengaruhi mereka. Budaya menuntut individu untuk berperilaku dan
memberi petunjuk pada mereka mengenai apa saja yang harus diikuti dan
dipelajari. Kondisi tersebut juga berlaku dalam suatu organisasi. Bagaimana
karyawan berperilaku dan apa yang seharusnya mereka lakukan banyak
16
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 169 17
Wibowo, Manajemen Perubahan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 341 18
Nurjanah, “Analisis Budaya Organisasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan
(Studi Kasus Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat)”, (Skripsi S1 Fakultas
Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 21 19
Wirawan, Budaya dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian, (Jakarta:
Salemba Empat, 2007), h. 2
dipengaruhi oleh budaya yang dianut oleh organisasi tersebut. Hal inilah yang
diistilahkan dengan budaya organisasi atau budaya perusahaan, yang keduanya
digunakan dengan maksud yang sama.
Budaya organisasi mempunyai pengaruh yang berarti pada perilaku
anggota organisasi sebagai individu, dalam kelompok, maupun satu kesatuan
organisasi secara keseluruhan. Budaya organisasi akan menumbuhkan identitas
dalam diri anggotanya dan keterikatan para anggotanya terhadap organisasi
tersebut, karena kesamaan nilai yang tertanam akan memudahkan pemecahan
masalah internal seperti imbalan, etos kerja atau pengembangan karier, juga akan
membantu organisasi dalam menghadapi masalah- masalah yang terkait dengan
penyesuaian terhadap lingkungan eksternalnya, sehingga organisasi dapat terus
bertahan dalam segala kondisi. Budaya organisasi juga merupakan suatu sistem
makna bersama yang membedakan organisasi yang satu dengan organisasi yang
lain.
Lebih jauh lagi beberapa definisi budaya organisasi telah dikemukakan
oleh para ahli. Freemont dan James menyatakan budaya organisasi adalah sistem
nilai dan kepercayaan yang dianut bersama yang berinteraksi dengan orang- orang
suatu perusahaan, struktur organisasi, dan sistem pengawasan untuk menghasilkan
norma- norma perilaku20
. Moeljono Jokosantoso mendefinisikan budaya
organisasi merupakan nilai- nilai dominan yang disebarluaskan di dalam
organisasi dan diacu sebagai filosofi karyawan21
. Susanto memberi definisi
budaya organisasi sebagai nilai- nilai yang menjadi pedoman sumber daya
20
Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig, Organisasi dan Manajemen 2. Penerjemah
A. Hasymi Ali (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 955 21
Moeljono Djokosusanto, Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi (Jakarta: Elex
Media Komputindo, 2003), h. 17 dan 18
manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian
integrasi ke dalam perusahaan sehingga masing- masing anggota organisasi harus
memahami nilai- nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak atau
berperilaku22.
Dari beberapa definisi budaya organisasi yang telah disebutkan oleh para
ahli diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa budaya organisasi
adalah sistem nilai- nilai dan kepercayaan juga kebiasaan yang diterima sebagai
pedoman bersama dalam berinteraksi dengan orang- orang pada suatu organisasi,
struktur organisasi, proses pengambilan keputusan, dan sistem pengawasan untuk
menghasilkan norma- norma perilaku. Nilai- nilai tersebut disebarluaskan dan
diacu sebagai filosofi orang- orang atau karyawan di dalam organisasi.
2. Unsur- unsur Budaya Organisasi
Pada dasarnya budaya organisasi memiliki empat unsur utama, yaitu:
asumsi dasar, nilai, norma, dan artifak23.
a. Asumsi Dasar
Asumsi adalah suatu pandangan dan persepsi tentang sesuatu, orang dan
organisasi secara keseluruhan yang dilihat sebagai suatu kebenaran, tetapi belum
dibuktikan. Asumsi ini akan memberikan panduan kepada individu yang terlibat
mengenai bagaimana sesuatu isu atau permasalahan itu wajar dilihat, difikir dan
ditangani.
22
Susanto AB, Budaya Perusahaan: Seri Manajemen dan Persaingan Bisnis (Jakarta:
Elex Media Komputindo, 1997), h. 3 23
Wikipedia Bahasa Melayu, “Budaya Korporat” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari
http: //ms.wikipedia.org/wiki/budaya_korporat
b. Nilai
Nilai merupakan apa yang sepatutnya ada dan diamalkan oleh semua
individu dalam sebuah organisasi. Nilai- nilai yang ada akan memberi tahu kita
apa yang penting dalam organisasi dan apakah hal yang perlu diberikan perhatian.
c. Norma
Norma memberikan panduan kepada individu yang terlibat tentang
bagaimana seseorang pekerja harus bertindak (bertingkah laku) terhadap sesuatu
keadaan. Norma juga meliputi segala peraturan tingkah laku tak bertulis dalam
sebuah organisasi.
d. Artifak
Artifak merupakan hasil manifestasi daripada unsur- unsur budaya lain.
Artifak mengandung tingkah laku dan perlakuan individu, struktur, sistem,
prosedur, peraturan dan aspek fisik yang ada dalam sebuah organisasi.
3. Fungsi Budaya Organisasi
Budaya melakukan sejumlah fungsi di dalam sebuah organisasi yaitu24
:
a. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya
menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi
yang lain.
b. Budaya memberikan identitas bagi anggota organisasi
c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dan pada
kepentingan individu.
d. Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial
24
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2006), h. 432
e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu serta
membentuk sikap dan perilaku karyawan
4. Karakteristik Budaya Organisasi
Budaya organisasi menunjukkan suatu karakteristik tertentu. Victor Tan
mengemukakan bahwa karakteristik suatu budaya organisasi adalah sebagai
berikut25
:
a. Individual Initiative, yaitu tingkat tanggung jawab, kebebasan dan
kemerdekaan yang dimiliki individu.
b. Risk Tolerance, yaitu suatu tingkatan dimana pekerja didorong mengambil
risiko, menjadi agresif dan inovatif.
c. Direction, yaitu kemampuan organisasi menciptakan tujuan yang jelas dan
menerapkan harapan kinerja.
d. Integration, yaitu tingkatan dimana unit dalam organisasi didorong untuk
beroperasi dengan cara terkoordinasi.
e. Management Support, yaitu tingkatan dimana manajer mengusahakan
komunikasi yang jelas, bantuan dan dukungan pada bawahannya.
f. Control, yaitu jumlah aturan dan pengawasan langsung yang dipergunakan
untuk melihat dan mengawasi perilaku pekerja.
g. Identity, yaitu tingkatan dimana anggota mengidentifikasi bersama organisasi
secara keseluruhan daripada dengan kelompok kerja atau bidang keahlian
profesional tertentu.
25
Wibowo, Manjemen Perubahan, h. 350
h. Reward system, yaitu suatu tingkatan dimana alokasi reward, kenaikan gaji
atau promosi, didasarkan pada kriteria kinerja pekerja, dan bukan pada
senioritas atau favoritisme.
i. Conflict Tolerance, yaitu suatu tingkatan dimana pekerja didorong
menyampaikan konflik dan kritik secara terbuka.
j. Communication Patterns, yaitu suatu tingkatan dimana komunikasi
organisasional dibatasi pada kewenangan hierarki kelompok.
Selain Victor Tan, Robbins juga memberikan karakteristik budaya
organisasi sebagai berikut26
:
a. Inovasi dan pengambilan risiko (Inovation and risk taking)
Adalah sejauh mana organisasi mendorong para karyawan bersikap
inovatif dan berani mengambil risiko. Selain itu bagaimana organisasi menghargai
tindakan pengambilan risiko oleh karyawan dan membangkitkan ide karyawan.
b. Perhatian yang rinci (Attention to detail)
Adalah sejauh mana organisasi mengharapkan karyawan memperlihatkan
kecermatan, analisis dan perhatian kepada rincian.
c. Berorientasi pada hasil (Outcome Orientation)
Adalah sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil
dibandingkan perhatian pada teknik dan proses yang digunakan untuk meraih
hasil tersebut.
26
Soedjono, “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan
Kerja Karyawan pada Terminal Penumpang Umum di Surabaya” artikel diakses pada 5 maret
2007 dari http:// puslit.petra.ac.id/~puslit/ journals/ articles.php?publishedID=MAN05070102
d. Berorientasi pada orang (People Orientation)
Adalah sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek
keberhasilan orang- orang di dalam organisasi.
e. Berorientasi tim (Team Orientation)
Adalah sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan kepada tim bukannya
individu- individu.
f. Keagresifan (Aggressiveness)
Adalah sejauh mana orang- orang dalam organisasi itu agresif (kreatif) dan
kompetitif untuk menjalankan budaya organisasi sebaik- baiknya.
g. Stabilitas (Stability)
Adalah sejauh mana kegiatan organisasi menekankan status quo sebagai
kontras dari pertumbuhan.
5. Perubahan Budaya Organisasi
Perubahan budaya organisasi bisa terjadi ketika organisasi dalam kerjanya
telah menghalangi kesempatan untuk berubah dan melakukan persaingan. Dapat
juga terjadi dalam hal perusahaan bergerak ke dalam industri yang berbeda secara
total dan cara dalam menjalankan sesuatu menghambat ketahanan organisasi.
Demikian pula jika terjadi keadaan dimana karyawan yang telah terbiasa dengan
kenyamanan peningkatan ekonomi, tidak dapat menerima tantangan yang datang
dari terjadinya penurunan ekonomi.27
Pada prinsipnya ketika orang-orang dalam organisasi menyadari dan
mengetahui bahwa budaya organisasi perlu diubah untuk mendukung keberhasilan
27 Wibowo, Manajemen Perubahan, h. 354
dan kemajuan organisasi, perubahan bisa terjadi. Tapi perubahan tidak cukup dan
perubahan tidak mudah dilakukan. Perubahan budaya memerlukan pemahaman,
komitmen, dan alat.
C. Bank Syariah
1. Pengertian dan prinsip Bank syariah
a. Pengertian
Bank syariah atau bank Islam adalah suatu sistem perbankan yang
dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) Islam. Sistem ini dibentuk dan
didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut maupun meminjam
dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-
usaha yang dikategorikan haram (misal: usaha yang berkaitan dengan produksi
makanan/minuman haram, usaha media yang tidak islami dll)28.
Sistem syariah ini merupakan sistem yang berlandaskan al- Qur’an dan al-
Hadist dimana kedua pedoman tersebut sebagai tolak ukur dalam meraih
kesuksesan atau mencapai “falah” di dunia dan diakhirat, termasuk kesuksesan
dari segi kuantitatif (harta) maupun kualitatif (akhlak).
b. Prinsip Bank Syariah
Bank syariah dalam melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak
lain untuk penyimpan dana dan/ atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainnya yang sesuai dengan syariah.
28
Wikipedia Indonesia, “Perbankan Syariah” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari
http:// id.wikipedia.org/wiki/perbankan_syariah
Beberapa prinsip prinsip atau hukum yang dianut oleh sistem bank
syariah, antara lain29:
1). Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai
pinjaman dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.
2). Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat
hasil usaha institusi yang meminjam dana.
3). Islam tidak memperbolehkan "menghasilkan uang dari uang". Uang hanya
merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki
nilai intrinsik.
4). Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah
pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari
sebuah transaksi.
5). Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan
dalam Islam. Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh
perbankan syariah.
2. Produk Bank Syariah
Beberapa produk jasa yang disediakan oleh bank berbasis syariah antara
lain:
a. Jasa untuk peminjam dana
1). Mudharabah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan
pengusaha. Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio tertentu yang
disepakati. Resiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak Bank kecuali kerugian
29 Ibid, h.2
yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan pihak
nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan.
2). Musharakah (Joint Venture), konsep ini diterapkan pada model
partnership atau joint venture. Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam rasio
yang disepakati sementara kerugian akan dibagi berdasarkan rasio ekuitas yang
dimiliki masing-masing pihak.
3). Murabahah, yakni penyaluran dana dalam bentuk jual beli. Bank akan
membelikan barang yang dibutuhkan pengguna jasa kemudian menjualnya
kembali ke pengguna jasa dengan harga yang dinaikkan sesuai margin keuntungan
yang ditetapkan bank, dan pengguna jasa dapat mengangsur barang tersebut.
4). Takaful (asuransi islam), yakni jaminan yang mengikuti ketentuan-
ketentuan syariah dimana penjamin diantara para peserta asuransi dalam
menghadapi risiko yang tidak diperkirakan sebelumnya didasarkan atas tabarru’
(kebaikan), ketakwaan dan takaful (saling menanggung diantara para anggotanya),
berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ayat-ayat al- Qur’an dan hadis
Nabi Muhammad SAW.
b. Jasa untuk penyimpan dana
1). Wadiah (jasa penitipan), adalah jasa penitipan dana dimana penitip
dapat mengambil dana tersebut sewaktu-waktu. Dengan sistem wadiah Bank tidak
berkewajiban, namun diperbolehkan, untuk memberikan bonus kepada nasabah.
2). Deposito Mudharabah, nasabah menyimpan dana di Bank dalam
kurun waktu yang tertentu. Keuntungan dari investasi terhadap dana nasabah yang
dilakukan bank akan dibagikan antara bank dan nasabah dengan nisbah bagi hasil
tertentu.
3. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Diantara perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional antara
lain30:
a. Bank Syariah
1). Islam memandang harta yang dimiliki oleh manusia adalah
titipan/amanah Allah SWT sehingga cara memperoleh, mengelola,
dan memanfaatkannya harus sesuai ajaran Islam.
2). Bank syariah mendorong nasabah untuk mengupayakan pengelolaan
harta nasabah (simpanan) sesuai ajaran Islam
3). Bank syariah menempatkan karakter/sikap baik nasabah maupun
pengelola bank pada posisi yang sangat penting dan menempatkan
sikap akhlakul karimah sebagai sikap dasar hubungan antara nasabah
dan bank
4). Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat didasarkan prinsip
keadilan, prinsip kesederajatan dan prinsip ketentraman antara
Pemegang Saham, Pengelola Bank dan Nasabah atas jalannya usaha
bank syariah
5). Prinsip bagi hasil:
a). Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad
dengan berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi
b). Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah
keuntungan yang diperoleh
30
Bank Syariah Mandiri, “Sistem Syariah” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http://
www. Syariah mandiri.co.id/syariah/sistemsyariah.php
c). Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan
peningkatan jumlah pendapatan
d). Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil
e). Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang
dijalankan. Jika proyek itu tidak mendapatkan keuntungan
maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah
pihak
b. Bank Konvensional
1). Pada bank konvensional, kepentingan pemilik dana (deposan) adalah
memperoleh imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi, sedang
kepentingan pemegang saham adalah diantaranya memperoleh
spread yang optimal antara suku bunga simpanan dan suku bunga
pinjaman (mengoptimalkan interest difference). Dilain pihak
kepentingan pemakai dana (debitor) adalah memperoleh tingkat
bunga yang rendah (biaya murah). Dengan demikian terhadap ketiga
kepentingan dari tiga pihak tersebut terjadi antagonisme yang sulit
diharmoniskan. Dalam hal ini bank konvensional berfungsi sebagai
lembaga perantara saja.
2). Tidak adanya ikatan emosional yang kuat antara Pemegang Saham,
Pengelola Bank dan Nasabah karena masing-masing pihak
mempunyai keinginan yang bertolak belakang.
3). Sistem bunga:
a). Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan
pedoman harus selalu untung untuk pihak Bank
b). Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal)
yang dipinjamkan penentuan suku bunga dibuat pada waktu
akad dengan pedoman harus selalu untung untuk pihak Bank
c). Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah
keuntungan berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik
d). Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama
termasuk agama Islam
e). Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama
termasuk agama Islam
f). Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa
pertimbangan proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah
untung atau rugi.
BAB III
GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI
A. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri31
Berdirinya Bank Syariah Mandiri dilatarbelakangi dari adanya krisis moneter dan
ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa
dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan
perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan
yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa
mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di
Indonesia.
Lahirnya Undang- undang No. 10 tahun 1998, tentang Perbankan pada
bulan November 1998 – yang merupakan penyempurnaan dari UU No 7 1992
tentang Perbankan telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-
bank syariah di Indonesia. Undang- undang tersebut memungkinkan bank
beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus
syariah.
Dalam suasana seperti itulah, PT. Bank Susila Bakti (BSB) seperti
menemukan momentum yang menyejukan. BSB yang dimiliki oleh Yayasan
Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi berupaya
keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju
merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan
modal dari pemilik.
Ketika tengah berproses menjadi bank syariah, terjadilah merger empat
bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT. Bank
Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Dengan terjadinya merger tersebut, rencana
31
Bank Syariah Mandiri, “Sejarah” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http://www.
syariahmandiri.co.id/ banksyariahmandiri/sejarah.php
perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah
Sakinah) diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (Persero).
PT. Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan
melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan
dengan keinginan PT. Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah awal
dengan mengubah Anggaran Dasar tentang nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank
Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris : Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada tanggal 19
Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris : Sutjipto, SH
nama PT. Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT. Bank Syariah Mandiri.
Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur
Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin perubahan kegiatan usaha
konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT. Bank Susila
Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.
1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahaan
nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Mandiri.
Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari
pertama beroperasinya PT. Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri
merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT. Bank Susila Bakti
dan Manajemen PT. Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah
dilingkungan PT. Bank Mandiri (Persero). PT. Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang
mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya.
Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu
keunggulan PT. Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.
B. Visi dan Misi32
1. Visi
Menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha.
2. Misi
a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.
32
Bank Syariah Mandiri, “Visi dan Misi” artikel diakses pada 24 Juli 2008 dari
http://www. syariahmandiri.co.id/ banksyariahmandiri/visidanmisi.php
b. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM.
c. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan
kerja yang sehat.
d. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
e. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.
C. Prinsip Operasional
Bank Syariah menganut prinsip- prinsip sebagai berikut33:
1. Prinsip Keadilan
Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan
pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara bank dan
nasabah
2. Prinsip Kemitraan
Bank Syariah menempatkan nasabah penyimpanan dana, nasabah
pengguna dana, maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat dengan
mitra usaha. Hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, resiko dan keuntungan yang
berimbang di antara nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun
bank. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai intermediary institution lewat skim-
skim pembiayaan yang dimilikinya.
33
Bank Syariah Mandiri, “Bank Syariah” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari
http://www. syariahmandiri.co.id/ syariah/banksyariah.php
3. Prinsip Keterbukaan
Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan,
nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen bank.
4. Universalitas
Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membeda- bedakan suku,
agama, ras dan golongan agama dalam masyarakat dengan prinsip Islam sebagai
rahmatan lil’alamin.
D. Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada Bank Syariah Mandiri tergambar dalam tabel
skema dibawah ini34:
34
Bank Syariah Mandiri, “Bank Syariah” artikel diakses pada 24 Juli 2008 dari http://
www.syariahmandiri.co.id/images/Struktur-Organisasi_01.jpg
E. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri
Produk dan jasa Bank Syariah mandiri terdiri dari35:
1. Pendanaan
a. Tabungan
1). Tabungan Berencana BSM
2). Tabungan Simpatik BSM
3). Tabungan BSM
4). Tabungan BSM Dollar
5). Tabungan Mabrur BSM
6). Tabungan Kurban BSM
7). Tabungan BSM Investa Cendekia
35
Bank Syariah Mandiri, “Produk dan Jasa” diakses pada 15 Desember 2009 dari
http://www.syariahmandiri.co.id/produkdanjasa/produkdanjasa.php
b. Deposito
1). Deposito BSM
2). Deposito BSM Valas
c. Giro
1). Giro BSM EURO
2). Giro BSM
3). Giro BSM Valas
4). Giro BSM Singapore Dollar
d. Obligasi
1). Obligasi BSM
2. Pembiayaan
a. BSM Customer Network Financing
b. Pembiayaan Resi Gudang
c. PKPA
d. Pembiayaan Edukasi BSM
e. BSM Implan
f. Pembiayaan Dana Berputar
g. Pembiayaan Griya BSM
h. Pembiayaan Griya BSM Optima
i. Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi
j. Pembiayaan Umroh
k. Pembiayaan Griya BSM DP 0%
l. Gadai Emas Syariah Mandiri
m. Pembiayaan Mudharabah BSM
n. Pembiayaan Musyarakah BSM
o. Pembiayaan Murabahah BSM
p. Pembiayaan Talangan Haji BSM
q. Pembiayaan Dengan Agunan Investasi Terikat BSM
r. Pembiayaan Kepada Pensiunan
s. Pembiayaan Peralatan Kedokteran
t. Pembiayaan Istishna BSM
u. Qardh
v. Ijarah Muntahiyah Bitamliik
w. Hawalah
x. Salam
3. Jasa
a. Jasa Produk
1). BSM Card
2). Sentra Bayar BSM
3). BSM SMS Banking
4). BSM Mobile Banking GPRS
5). BSM Net Banking
6). Pembayaran melalui menu Pemindahbukuan di ATM (PPBA)
7). Jual Beli Valas BSM
8). Bank Garansi BSM
9). BSM Electronic Payroll
10). SKBDN BSM (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri)
11). BSM Letter of Credit
12). BSM SUHC (Saudi Umrah & Haj Card)
b. Jasa Operasional
1). Transfer Lintas Negara BSM Western Union
2). Kliring BSM
3). Inkaso BSM
4). BSM Intercity Clearing
5). BSM RTGS (Real Time Gross Settlement)
6). Transfer Dalam Kota (LLG)
7). Transfer Valas BSM
8). Pajak Online BSM
9). Pajak Import BSM
10). Referensi Bank BSM
11). BSM Standing Order
c. Jasa Investasi
1). Reksadana
BAB IV
ANALISIS NILAI-NILAI ISLAM PADA BUDAYA ORGANISASI
BANK SYARIAH MANDIRI
A. Budaya Organisasi Pada Bank Syariah Mandiri
Budaya organisasi bagi Bank Syariah Mandiri dimaknai sebagai
kombinasi dari nilai-nilai dan keyakinan yang telah terimplementasi dalam
perilaku kita sehari-hari di organisasi atau perusahaan. Dimana nilai-nilai tersebut
merupakan prinsip-prinsip atau kualitas yang dinilai penting dan perlu menjadi
pegangan bagi setiap individu dalam menjalankan organisasi di Bank Syariah
Mandiri. Nilai-nilai tersebut menjadi penting karena merupakan sebuah perilaku
dan kompetensi yang harus dimiliki semua insan Bank Syariah Mandiri untuk
menjalankannya.36
Setiap masing-masing karyawan datang ke Bank Syariah Mandiri,
berangkat dari latar belakang dan budaya yang berbeda-beda. Dengan adanya
perbedaan tersebut, maka akan mengalami kesulitan dalam mencapai visi dan misi
Bank Syariah Mandiri. Dengan demikian, perbedaan latar belakang dan budaya
yang berbeda tersebut harus bisa diselaraskan melalui nilai-nilai yang menjadi
pegangan karyawan Bank Syariah Mandiri. Dan ketika nilai-nilai tersebut sudah
terimplementasi dalam perilaku sehari-hari, maka akan terciptalah budaya
organisasi Bank Syariah Mandiri.
36
Wawancara Pribadi dengan Eka B. Danuwira selaku Kepala Divis Human Capital Bank
Syariah Mandiri, Jakarta, 20 Nopember 2009
Sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip syariah Islam, Bank
Syariah Mandiri menetapkan budaya organisasi yang mengacu kepada sikap
akhlakul karimah (budi pekerti muslim), yang terangkum dalam lima pilar yang
disingkat SIFAT, yaitu37:
1. Siddiq ( Integritas )
2. Istiqamah ( Konsistensi )
3. Fathanah ( Profesionalisme )
4. Amanah ( Tanggung Jawab )
5. Tabligh ( Kepemimpinan )
B. Aplikasi Nilai-nilai Islam Pada Budaya Organisasi Bank Syariah Mandiri
Budaya organisasi Bank Syariah Mandiri yang terangkum dalam lima pilar
SIFAT (Siddiq, Istiqamah, Fathanah, Amanah, dan Tabligh) pada operasional
praktek sehar-hari diaplikasikan dalam bentuk nilai-nilai yang menjadi pedoman
perilaku dalam menjalankan organisasi, yaitu:
1. Siddiq (Integritas)
Siddiq merupakan salah satu dari sifat-sifat wajib Rasul yang dipercayai
oleh setiap muslim. Siddiq artinya ‘sangat jujur’, yang tidak berbicara apapun
selain kebenaran, ‘yang tak pernah berdusta’. Dengan demikian dapat dikatakan
siddiq berarti benar dan jujur. Artinya sesuainya sesuatu dengan kenyataan yang
37
Bank Syariah Mandiri, “Visi dan Misi” artikel diakses pada 24 Juli 2008 dari
http://www. syariahmandiri.co.id/ banksyariahmandiri/budayaorganisasi.php
sesungguhnya, dan ini tidak saja berupa perkataan tetapi juga perbuatan38
. Siddiq
juga berarti memiliki kejujuran dan selalu melandasi ucapan, keyakinan, serta
perbuatan berdasarkan ajaran Islam. Tidak ada kontradiksi dan pertentangan yang
disengaja antara ucapan dan perbuatan.39 Orang yang berkata secara jujur akan
mendorong seseorang untuk bertingkah laku secara jujur pula.
Dalam aplikasi Bank Syariah Mandiri, Siddiq diwujudkan dalam menjaga
martabat dengan Integritas. Dimana integritas merupakan sebuah kesungguhan,
kejujuran dan komitmen semua insan dan karyawan pada Bank Syariah Mandiri.
Dari hal inilah maka lahir aplikasi nilai-nilai yang menjadi pedoman insan dan
karyawan Bank Syariah Mandiri, antara lain:
a. Awali dengan niat dan hati tulus
Insan dan Karyawan Bank Syariah Mandiri dalam bekerja mendasarkan
untuk mengawali setiap pekerjaan dengan niat dan hati tulus. Dalam Islam niat
merupakan pondasi bagi seorang muslim. Orang muslim yang beriman
bergantung kepada urgensi niat bagi seluruh amal perbuatan agama dan dunianya,
sebab seluruh amal perbuatan terhormat dengannya, kuat lemahnya tergantung
padanya dan baik buruknya terkait dengannya.
Niat merupakan intisari amal perbuatan dan pilarnya. Seluruh amal
perbuatan dibangun diatas niat yang shalih40
. Baik tidaknya amal perbuatan
tergantung pada niatnya. Amal perbuatan tanpa niat menjatuhkan pelakunya ke
dalam ria dan tercela. Niat merupakan amalan yang tentunya didasarkan pada hati
38
Humaidi Tatapangarsa, Akhlak yang mulia, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1980), h. 149 39
Luqman, “Budaya Kerja di Perusahaan Syariah” Artikel diakses pada 19 maret 2009
dari http://asuransi.net/?p=51 40 Abu Bakr Jabr Al- Jazairi. Ensiklopedi Muslim, (Jakarta: Darul Falah, 2000), h. 105
yang tulus, dimana sebuah keinginan hati yang diarahkan kepada amal perbuatan
untuk mencari keridhaan Allah Ta’ala atau melaksanakan perintahnya.
b. Berpikir Jernih
Dalam mengambil tindakan, karyawan Bank Syariah Mandiri
mendasarkan untuk selalu berpikir jernih. Tindakan seseorang sangat bergantung
oleh alam pikirannya. Berfikir jernih merupakan berpikir dengan hati dan pikiran
yang jernih dan suci, yang terbebas dari pengaruh dogma yang membelenggu.
Dalam Islam telah diajarkan untuk selalu dzikir dan tasbih, mengingat
kesucian nama serta sifat Allah setiap hari akan terus membantu mengendalikan
kejernihan hati. Ia akan mampu melihat semua permasalahan tanpa didasari latar
belakang, prasangka, sudut pandang subyektif, tetapi melihat sesuatu secara apa
adanya.
c. Bicara benar
Insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dalam keseharian melakukan
pekerjaan selalu berusaha untuk senantiasa berbicara benar dalam setiap
perkataannya. Berbicara benar merupakan berbicara sesuai dengan kenyataan
yang sesungguhnya. Seorang muslim haruslah jika berkata, ia tidak berkata
kecuali dengan benar, jika ia memberi informasi, ia memberi informasi dengan
benar karena berkata dengan tidak benar (bohong) adalah bukti kemunafikan dan
tanda- tandanya.
d. Sikap terpuji
Dalam keseharian melakukan pekerjaan, insan dan karyawan Bank Syariah
Mandiri diharapkan untuk selalu berakhlak dan memiliki sikap terpuji dalam
melakukan operasional di Bank Syariah Mandiri. Sikap terpuji dalam hal ini
merupakan semua perbuatan yang baik yang sesuai dengan perintah Allah dan
Rasul- Nya.
e. Perilaku teladan
Setiap insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri harus berusaha
berperilaku teladan bagi orang lain. Tidak mudah untuk mewujudkan hal tersebut,
untuk itu dibutuhkan usaha dan kemauan pada setiap orang. Menjadi suri teladan
tidak akan terwujud kecuali dengan konsistensi kita terhadap Islam, baik dalam
bentuk ucapan, perbuatan, penampilan maupun pelaksanaan nilai- nilai dan
prinsip- prinsipnya.
2. Istiqomah (Konsistensi)
Istiqomah merupakan antonim dari thughyan (penyimpangan atau
melampaui batas). Sedangkan istiqomah berarti berdiri tegak di suatu tempat
tanpa pernah bergeser, karena akar kata istiqomah dari kata “qooma” yang berarti
berdiri. Maka secara etimologi, istiqomah berarti tegak lurus. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, istiqomah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu
konsekuen41
. Sikap istiqomah dalam hal pekerjaan berarti memiliki pendirian
teguh dan konsisten serta fokus terhadap sebuah pekerjaan yang sedang dihadapi.
Dalam budaya organisasi Bank Syariah Mandiri, Istiqomah adalah sebuah
konsistensi yang merupakan kunci menuju sukses. Dimana dalam operasionalnya,
41
Thalhah Nuhin, “Istiqomah Dalam Kehidupan,” Artikel diakses pada 20 februari 2009
dari http://www.dakwatuna.com/2008/istiqamah-dalam-kehidupan/
Istiqomah diaplikasikan dalam bentuk nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk
berperilaku, antara lain:
a. Pegang teguh komitmen
Insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri harus memiliki komitmen
terhadap organisasi. Dimana semua orang yang berada di dalamnya memiliki
sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan dan mengekspresikan perhatiannya
terhadap Bank Syariah Mandiri demi sebuah kemajuan dan kesuksesan organisasi.
b. Sikap optimis
Insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dalam menjalankan
pekerjaannya senantiasa memiliki sikap optimis. Dimana sikap ini ditampilkan
dengan senantiasa bersemangat dalam setiap aktivitas dan dalam mencapai tujuan
organisasi.
Sebuah hal yang merupakan pokok menurut Islam, optimis adalah wujud
keyakinan hamba kepada Robb-Nya. Sebagai hamba Allah, seseorang tidak boleh
merasa rendah diri karena manusia memiliki Allah yang Maha Kuasa atas segala
sesuatu lagi Maha Pemberi.
c. Pantang menyerah
Insan dan Karyawan Bank Syariah Mandiri berusaha untuk memiliki sikap
pantang menyerah dalam melakukan pekerjaannya. Sifat pantang menyerah ini
merupakan sebuah wujud kepribadian seseorang yang tanpa rasa bosan bangkit
dari satu kegagalan ke kegagalan lain dan akhirnya mencapai sukses dan
keberhasilan.
Pribadi pantang menyerah (tangguh) juga merupakan sebuah pribadi yang
tidak merasa lemah terhadap sesuatu yang terjadi dan menimpanya. Pribadinya
menganggap sesuatu yang terjadi itu dari segi positifnya. Ia yakin bahwa skenario
Allah itu tidak akan meleset sedikit pun.
d. Kesabaran
Kesabaran menjadi salah satu nilai yang menjadi pedoman bagi insan dan
karyawan Bank Syariah Mandiri dalam melaksanakan pekerjaannya. Kesabaran
tersebut ditampilkan dalam setiap aktivitas sehari-hari dengan tulus dan senang
hati.
e. Percaya diri
Insan dan Karyawan Bank Syariah Mandiri senantiasa percaya diri dalam
melakukan pekerjaannya. Bila dipandang dalam kacamata Islam, sikap percaya
diri ini sangat berhubungan dengan kadar iman seseorang. Bila imannya kepada
Allah tinggi, maka rasa percaya diri menjadi besar. Namun bila kadar imannya
rendah, maka percaya dirinya pun menjadi rendah pula.
3. Fathanah (Profesionalisme)
Fathanah berarti mengerti, memahami, dan menghayati secara mendalam
segala hal yang terjadi dalam tugas dan kewajiban. Sifat ini akan menumbuhkan
kreativitas dan kemampuan untuk melakukan berbagai macam inovasi yang
bermanfaat. Kreativitas dan inovatif hanya mungkin dimiliki ketika seseorang
selalu berusaha menambah berbagai ilmu pengetahuan, peraturan dan informasi
baik yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun perusahaan secara umum42
.
Dari pengertian fathanah ini, maka akan tumbuh sebuah profesionalisme dari
orang-orang yang ada dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan.
42 Luqman, “Budaya Kerja di Perusahaan Syariah”
Bagi Bank Syariah Mandiri, sikap profesional ini merupakan gaya kerja
seluruh insan dan karyawan yang terlibat didalamnya. Dimana selalu menjunjung
untuk bersikap dengan bekerja sungguh-sungguh, kerja keras, bekerja sepenuh
waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi keberhasilan
pekerjaannya.
Dalam operasional Bank Syariah Mandiri, Fathanah diaplikasikan dalam
bentuk nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi insan dan Karyawan yang terlibat
di dalamnya, yaitu:
a. Semangat belajar berkelanjutan
Semangat belajar berkelanjutan ini menjadi acuan insan dan karyawan
Bank Syariah Mandiri dalam bekerja. Karena Sebuah organisasi maupun
perusahaan yang ingin maju dan berkembang harus memiliki semangat belajar
berkelanjutan. Selalu belajar berkelanjutan dimaksudkan untuk mengevaluasi dan
memperbaiki program yang belum maupun perlu ditingkatkan untuk kemajuan
organisasi.
Dalam Islam, sebagaimana terdapat dalam sabda Nabi Muhammad Saw.,
bahwa ummat Islam diperintahkan untuk selalu belajar berkelanjutan sampai
ajalnya. “ Tuntutlah ilmu dari sejak lahir hingga sampai ke liang lahat ”. Karena
itu seorang muslim haruslah berusaha untuk selalu belajar sampai ajal akan
menjemput.
b. Cerdas
Cerdas merupakan sebuah keharusan yang harus dimiliki oleh insan dan
karyawan Bank Syariah Mandiri dalam melaksanakan pekerjaan. Di dalam Islam,
cerdas atau mampu merupakan suatu prinsip atau nilai yang menempati posisi
yang sangat penting sekaligus mendapat apresiasi yang sangat tinggi. Prinsip ini
demikian penting dan tinggi karena urgensinya secara fundamental meliputi
semua ranah kehidupan manusia. Manusia tidak akan sukses meraih apa yang ia
inginkan manakala ia tidak cerdas dan mampu mengelolanya secara baik.
c. Inovatif
Bank Syariah Mandiri selalu menjunjung prinsip inovatif dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya. Inovatif merupakan sesuatu yang mengarah
dan bersifat pada pembaharuan (inovasi). Dalam kamus kata inovasi
diterjemahkan sebagai sebuah pembaharuan dari yang lama, menyangkut
pengembangan atau peningkatan produk, gagasan maupun metode baru atau yang
telah diperbaharui.43 Intinya inovasi merupakan sebuah kemajuan dan
penyempurnaan pada segala sesuatu yang mengarah pada kesempurnaan.
Dimata Islam, inovasi layak dihargai dan diakui jika bermanfaat bagi
maslahat dan kepentingan umat manusia. Artinya Islam hanya mengakui inovasi
yang bertujuan untuk menjamin keadilan bagi orang banyak.
d. Terampil
Insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dituntut untuk memiliki sikap
trampil dalam bekerja. Terampil memiliki pengertian cakap dalam menyelesaikan
tugas, mampu, dan cekatan44
. Sikap ini sangat diperlukan oleh karyawan dalam
sebuah perusahaan. Karena kehidupan perusahaan tidak lepas dari peran
karyawannya. Bahkan maju mundurnya sebuah perusahaan juga ditentukan oleh
43
Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan,
(Jakarta: Golo Riwu, 1997), h. 395 44
Departemen Pendidikan dan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1988), h. 935
kinerja karyawannya. Semakin baik dan terampil kinerja karyawan maka semakin
sehat dan kuat perusahaan tersebut. Sebaliknya kinerja karyawan yang tidak
terampil akan mendatangkan berbagai permasalahan bagi perusahaan. Hal ini
mengakibatkan kelancaran operasional perusahaan terganggu, dan jika dibiarkan
terus bisa mengancam kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Karena itu tidak
heran jika karyawan yang terampil merupakan sebuah aset penting dalam sebuah
perusahaan.
e. Adil
Prinsip adil menjadi acuan dan pedoman insan dan karyawan Bank
Syariah Mandiri dalam bekerja. Adil mengandung pengertian meletakkan sesuatu
pada tempatnya. Bisa juga diartikan memberikan hak setiap yang berhak secara
lengkap, tanpa lebih dan tanpa kurang antara sesama yang berhak dalam keadaan
yang sama, dan menghukum orang yang melanggar hukum sesuai dengan
kesalahan dan pelanggarannya45. Adil juga sering diartikan sebagai sikap moderat
atau seimbang, obyektif terhadap orang lain dalam segala hal.
4. Amanah ( Tanggung Jawab )
Secara etimologi amanah berarti kesetiaan, ketulusan hati, kepercayaan
dan kejujuran. Dalam hal ini amanah merupakan suatu sifat dan sikap pribadi
yang setia, tulus hati dan jujur dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan
kepadanya berupa harta benda, rahasia atau tugas kewajiban.
Amanah juga berarti memiliki tangung jawab dalam melaksanakan setiap
tugas dan kewajiban. Amanah ditampilkan dalam keterbukaan, kejujuran,
45 Kahar Masyhur, Membina Moral dan Akhlak, (Jakarta: Kalam Mulia, 1985), h. 71
pelayanan yang optimal, dan ihsan (berbuat yang terbaik) dalam segala hal.46
Sifat
amanah harus dimiliki oleh setiap mukmin, apalagi yang memiliki pekerjaan yang
berhubungan dengan pelayanan bagi masyarakat.
Dalam Operasional Bank Syariah Mandiri, amanah diaplikasikan dalam
bentuk nilai-nilai yang menjadi pedoman dalam bertindak dan bekerja sehari-hari.
Wujud nilai-nilai aplikasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menjadi terpercaya
Bank Syariah Mandiri sangat menjunjung tinggi dan berusaha unuk
menjadi terpercaya bagi mitra usaha dan bahkan semua kalangan. Kepercayaan
merupakan nilai yang paling dihargai dalam hubungan antar manusia.
Kepercayaan merupakan rasa percaya yang dimiliki orang terhadap orang lain.
Kepercayaan bukanlah pemberian dari orang lain. Kepercayaan adalah upaya
yang merupakan hasil timbal balik bagi seseoarang yang telah menunjukkan
integritas, komitmen dan loyalitas (kesetiaan).
Memperoleh kepercayaan adalah suatu dorongan dan keinginan setiap
orang. Tetapi memperoleh kepercayaan tanpa didasari oleh nilai- nilai kebenaran
akan mengakibatkan pula kegagalan. Kepercayaan yang diperoleh dengan curang
dan “cara pura- pura” seringkali tidak bertahan lama dan acapkali orang lain pun
akan memberikan pula sebuah “kepercayaan pura- pura” kepadanya.
b. Cepat tanggap
Tanggap (responsif) merupakan sebuah sikap yang berusaha untuk
mengetahui kebutuhan orang lain. Dalam Bank Syariah Mandiri, seorang
pemimpin atau manajer akan selalu berusaha mengetahui kebutuhan bawahan,
46 Luqman, “Budaya Kerja di Perusahaan Syariah”
juga kebutuhan orang yang dilayani (pelanggan) dan berusaha sedapat mungkin
agar dapat merealisasikannya.
Adapun bagi seorang karyawan Bank Syariah Mandiri, sikap cepat
tanggap ditampilkan dan diwujudkan dengan kesediaan dan kemampuan para
karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespons permintaan mereka,
serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan
jasa secara cepat.
Dalam Islam, perasaan tanggap ini muncul akibat seseorang selalu
menganggap bahwa semua manusia sama dihadapan Allah. Tidak ada perbedaan
antara satu dengan yang lain secara prinsip baik dari segi ras, etnik, kelamin,
ataupun bahasa, kecuali takwanya kepada Allah. Bila orang yang tingkat
taqarrub-nya kepada Allah sudah baik, maka ia akan memandang semua orang
sama meskipun mereka berbeda dalam prinsip maupun idiologi. Apapun
perbedaannya, ia selalu menyadari bahwa semua yang ada adalah ciptaan Allah
termasuk manusia. Pandangan ini yang melahirkan hikmah ketidakberbedaan
(undiversity wisdom) dan membuat seseorang bijaksana dalam setiap proses
pengambilan keputusan.
c. Obyektif
Dalam melakukan tindakan, insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri
menjunjung sikap obyektif, yaitu sebuah sikap yang memandang sesuatu dengan
apa adanya tanpa adanya pengaruh dari faktor apapun.
d. Disiplin
Insan dan Karyawan Bank Syariah Mandiri selalu mewujudkan disiplin
dalam melaksanakan sebuah tugas dan tanggung jawabnya. Disiplin dalam hal ini
merupakan sebuah sikap untuk melakukan hal- hal yang seharusnya dilakukan
pada saat yang sesuai dan dalam waktu yang sesuai.47 Artinya ketika melakukan
sebuah pekerjaan, pelaksanaan dan selesainya pekerjaan tersebut sesuai dengan
deadline schedule yang telah ditentukan.
5. Tabligh (Kepemimpinan)
Tabligh artinya mengajak sekaligus memberikan contoh kepada pihak lain
untuk melaksanakan ketentuan- ketentuan ajaran Islam dalam kehidupan kita
sehari- hari. Tabligh yang disampaikan dengan hikmah, sabar, argumentatif, dan
persuasif akan menumbuhkan hubungan kemanusiaan yang semakin solid dan
kuat. Selaras dengan tabligh, kepemimpinan memiliki pengertian sebagai suatu
sikap atau perilaku mempengaruhi orang- orang dalam rangka mencapai suatu
tujuan. Jadi kepemimpinan lebih merupakan tindakan dan perilaku yang
ditampilkan ketika berinteraksi dengan orang lain.
Berkaitan dengan kepemimpinan, sebenarnya terdapat banyak pengertian
berkenaan dengan hal tersebut menurut para ahli. Namun intinya, bahwa
kepemimpinan semuanya mengarah kepada suatu tugas utama seorang pemimpin
yaitu bagaimana agar ia dapat menguasai dan mempengaruhi orang lain secara
efektif untuk mencapai suatu tujuan.48
Dengan demikian pelaku atau seseorang
yang melakukan kegiatan kepemimpinan adalah pemimpin.
Adapun dalam Islam, kepemimpinan adalah upaya sadar untuk
membimbing manusia (orang- orang) untuk mewarisi nilai-nilai ketuhanan dalam
kehidupan maupun dalam lingkungan organisasi. Dengan demikian seorang
47
Erwin Arianto, “Mencintai Islam – Disiplin Yuk” Artikel ini diakses pada 17 Juni 2009
dari http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg02992.html 48 Ismail Tuanany, “Implementasi Nilai-nilai Islam dalam Kepemimpinan Efektif”
pemimpin adalah seseorang yang diberi amanat oleh Allah Swt untuk memimpin,
yang diakhirat kelak akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah Swt.
Dalam budaya organisasi Bank Syariah Mandiri, Tabligh diaplikasikan
dalam bentuk nilai-nilai yang menjadi acuan dan pedoman bagi pemimpin,
dimana hal tersebut menjadi sebuah karakter yang dimiliki oleh pemimpin dalam
organisasi. Diantara wujud aplikasi tabligh antara lain:
a. Selalu transparan
Selalu transparan menjadi acuan dalam kepemimpinan Bank Syariah
Mandiri. Keterbukaan (transparan) merupakan suatu sikap yang sangat
dianjurkan keberadaannya dalam suatu organisasi. Masyarakat akan percaya pada
organisasi yang terbuka melaporkan seluruh kegiatannya secara berkala kepada
masyarakat. Karena agar suatu organisasi eksis di masyarakat dan dapat
berkompetisi secara sehat, maka seluruh pihak yang terlibat didalamnya
khususnya pada level pemimpin harus dapat bersikap transparan dalam mengelola
organisasi sehingga kredibilitas lembaga tetap terjaga.
b. Membimbing
Pemimpin pada Bank Syariah Mandiri harus mampu membimbing orang
lain, mampu mengembangkan kemampuan serta keteguhan mental orang lain.
Seorang pemimpin dapat memberikan pengaruh bagi orang lain. Untuk itu
haruslah memberikan pengaruh yang baik bagi orang yang dibimbing dan jangan
menyesatkan orang dengan pengaruh dan cara berfikir yang salah. Seorang
pemimpin bertanggung jawab terhadap pengaruh yang ia ciptakan baik secara
langsung atau tidak langsung, sadar atau tidak sadar. Seorang pemimpin akan
membimbing orang lain, mengarahkan orang lain, akan memikul tanggung jawab
yang paling besar dimana ia harus menanggung resiko dari pemikiran dan
tindakan orang lain akibat pengaruh yang ia tanamkan.
c. Visioner
Pemimpin Bank Syariah Mandiri harus memiliki jiwa visioner, yaitu
pemimpin yang memiliki orientasi ke depan, memiliki visi atau arah jangka
panjang. Tidak terpaku pada keberhasilan masa kini, melainkan harus bisa
merancang strategi di masa depan.
Pemimpin yang baik harus memiliki visi yang baik dan menunjukkan
komitmennya (visioner), sebagaimana Islam menuntut agar umatnya harus
beriman kepada Allah dengan iman yang benar. Karena dengan demikian ia akan
sampai kepada apa yang dicita- citakan.
d. Komunikatif
Sikap komunikatif merupakan salah satu ciri seorang pemimpin Bank
Syariah Mandiri yang profesional. Dengan sifat komunikatif, seorang pemimpin
dapat menjalin kerjasama dengan orang lain lebih lancar. Ia dapat juga
meyakinkan orang dalam organisasi yang dipimpinnya untuk melakukan kerja
sama atau melaksanakan visi dan misi yang disampaikan.
Bila dilihat dari definisinya, Komunikatif artinya mampu menyampaikan
pesan dengan baik. Artinya, pesan yang diterima oleh penerima (receiver) sama
dengan maksud pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan (sender). Yang
dimaksud pesan (message) disini bukan hanya informasi, namun termasuk juga
pemikiran, keinginan dan perasaan.
e. Memberdayakan
Pemimpin Bank Syariah Mandiri harus memiliki kemampuan untuk
memberdayakan orang yang dipimpinnya. Pemberdayaan dalam hal ini
merupakan sebuah proses meningkatkan kapasitas individu atau kelompok dalam
membuat keputusan dan mengubah pilihan- pilihan tersebut menjadi tindakan dan
hasil yang diharapkan.49
Setiap orang secara umum tidak ingin terus menerus dihambat. Mereka
ingin dibebaskan untuk melakukan hal- hal yang berarti yang mereka anggap
penting dalam hidup mereka. Maka seandainya seorang pemimpin menekan orang
untuk menahan potensi yang mereka miliki, maka yang akan terjadi adalah
pemimpin tersebut akan dibenci.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa pemimpin masih dianggap
gagal, jika seorang pemimpin tidak memberdayakan orang lain ataupun
membantu sebuah tim atau kelompok mencapai potensi mereka secara maksimal.
Sebaliknya, pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang mampu
memberdayakan orang yang dipimpinnya. Dan yang perlu digaris bawahi adalah
jika pemimpin memberdayakan orang lain, maka sesungguhnya pemimpin
tersebut juga telah memberdayakan dirinya sendiri.
Dari gambaran diatas terlihat budaya organisasi yang terangkum dalam
pilar SIFAT (Siddiq, Istiqamah, Fathanah, Amanah, Tabligh) telah diwujudkan
dan diaplikasikan dalam bentuk nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk
berperilaku dalam operasional pada Bank Syariah Mandiri. Secara garis besar
nilai-nilai tersebut dapat dimaknai dan dilaksanakan oleh insan Bank Syariah
49
Leaders Role in Empowerment, Artikel ini diakses pada 30 April 2009 dari
http://bizresult.wordpress.com/2008/06/18/leaders-role-in-empowerment/
Mandiri, namun dalam aplikasinya insan Bank Syariah Mandiri mengalami
kesulitan dalam mengimplementasikan budaya SIFAT tersebut.
Sebagaimana diketahui bahwa SIFAT (Siddiq, Istiqamah, Fathanah,
Amanah, Tabligh) merupakan sifat-sifat wajib yang dimiliki Rasul, sehingga
dibutuhkan banyaknya nilai-nilai turunan untuk mewujudkan dan
mengaplikasikan dalam operasional Bank Syariah Mandiri. Banyaknya nilai-nilai
turunan tersebut mengakibatkan tafsir yang berbeda bagi insan Bank Syariah
Mandiri. Dengan demikian, perlu adanya nilai-nilai baru yang lebih dan dapat
dipahami, juga mudah untuk diimplementasikan oleh semua insan Bank Syariah
Mandiri.
C. Perubahan Budaya Organisasi Bank Syariah Mandiri
1. Landasan Perubahan Budaya Organisasi BSM
Dalam perjalanannya sebagai organisasi, Bank Syariah Mandiri
melakukan sebuah perubahan pada Budaya Organisasinya. Perubahan ini
diperlukan dengan landasan:
a. Budaya organisasi merupakan salah satu pilar tegaknya perusahaan, selain
visi, misi, struktur organisasi dan kebijakan perusahaan
b. Budaya organisasi merupakan salah satu faktor penting demi tercapainya
SDM berkualitas yang merupakan kunci sukses sebuah organisasi
c. BSM saat ini menggunakan 5 nilai utama yang disebut budaya SIFAT
(Siddiq, Istiqamah, Fathanah, Amanah, Tabligh) yang mengacu pada sifat
dakwah Rasul
d. Insan BSM mengalami kesulitan mengimplementasikan budaya SIFAT
yang memiliki banyak nilai- nilai turunan yang mengakibatkan tafsir yang
berbeda.
e. BSM memerlukan budaya organisasi yang lebih workable yang digali dari
internal BSM.
2. Proses Perubahan Budaya Organisasi BSM50
Perubahan budaya organisasi Bank Syariah Mandiri dilakukan dengan
melalui beberapa tahapan penggalian internal, yaitu:
a. Pembentukan Tim perumus Budaya Organisasi
Dengan landasan tersebut pada point diatas, pada tanggal 24 Juni 2006
dibentuklah Tim Perumus Budaya Perusahaan (TPBP) yang berjumlah 17 orang.
b. Studi Budaya Organisasi
Pada tanggal 10 Maret 2006 tim melakukan studi budaya organisasi.
Dimana studi terdiri dari: Studi literatur, bedah buku, dan kuesioner
c. Survei ke seluruh unit kerja
Tim melakukan survei ke seluruh unit kerja pada tanggal 26 April 2006.
Dari survei tersebut tim memperoleh masukan 174 nilai.
d. Menyusun Pedoman (definisi) nilai budaya kerja
Tim menyusun pedoman nilai budaya kerja pada tanggal 9 Mei 2006.
Pedoman dijadikan sebagai nilai dasar menurut kondisi dan harapan dimasing-
masing unit kerja atau cabang
e. Perumusan Nilai Budaya
50 Wawancara Pribadi dengan Eka B. Danuwira, Jakarta 5 Desember 2009
Pada tanggal 18 Mei 2006 tim menghasilkan 20 rumusan nilai yang akan
diusulkan sebagai bahan final nilai budaya perusahaan
f. Workshop I “Finalisasi BSM Shared Values”
Dilakukan pada tanggal 3 November 2007 dan menghasilkan 5 BSM
Shared Values yang nantinya menjadi cikal bakal budaya BSM
g. Workshop II “Finalisasi Core Behavior”
Dilakukan pada tanggal 13 November 2007 dan menghasilkan core
behavior51
, contra behavior52
, dan contra productive coditions53
.
D. Aplikasi Nilai-Nilai Islam Pada Perubahan Budaya Organisasi Bank
Syariah Mandiri
Setelah melalui proses penggalian dari tim dan melibatkan seluruh jajaran
pegawai, maka lahirlah nilai- nilai organisasi yang baru yang disepakati bersama
untuk di- share oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared
Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat
“ETHIC”, yaitu: Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity dan Customer
Focus.54
Shared values tersebut diwujudkan dalam nilai-nilai dan perilaku sebagai
berikut:
1. Excellence (Imtiyaaz)
51
Core Behavior: Perilaku utama 52
Contra Behavior: Perilaku yang bertentangan dengan perilaku utama 53
Contra Productive Conditions: Kondisi suasana yang membuat seseorang tidak dapat
menjalankan perilaku utama 54
Bank Syariah Mandiri, “Budaya Perusahaan” Artikel ini diakses pada 28 Juli 2008 dari
http://www.syariahmandiri.co.id/banksyariahmandiri/budayaperusahaan.php
Bank Syariah Mandiri berupaya mencapai kesempurnaan melalui
perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan. Nilai ini didasarkan pada Firman
Allah SWT, yaitu:
a. QS. Ali Imran 110
������� ���� ����� ��������� �������� �� !"$%&'(
)� �+�☺-���./ 01�2�3��'(� 45� �⌧7�☺-��8 ��2����'+(�
9:��./ ; �2'�� 0<��8�� =�> � ?�@��)7-��8 ��A';'� 8���� �3B�
C �3���D� 012����'☺-��8 �+>�'�EF �� ��2GH)I@⌧J-��8
4KK?L
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka,
di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik” (QS. Ali Imran 110)
b. QS. Al-Qashas:77
<����/�8� :��☺M�% 0N��(8�� O:�8 �P8Q�:�8 RS�)�T��8 U VW� 0☯�'( �Y�YZ)[�\ 0<�� ��M�\P]��8 U
5)I�^ �� :��☺VF �5_I�^ � O:�8 0N-M'�.H U VW� <��Y'(
�Z�_I⌧J-��8 `.a 4b�PTc�8 U ��.H B:�8 VW d����e �a�])I-J☺-��8 4ggL
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan” (QS. Al-Qashas:77)
Dalam operasional Bank Syariah Mandiri, Excellence diaplikasikan dalam
wujud perilaku utama, sebagai berikut:
a. Perfection: Berkomitmen pada kesempurnaan
Didasarkan pada: QS. Ali Imran: 110
������� ���� ����� ��������� �������� �� !"$%&'(
)� �+�☺-���./ 01�2�3��'(� 45� �⌧7�☺-��8 ��2����'+(�
9:��./ ; �2'�� 0<��8�� =�> � ?�@��)7-��8 ��A';'� 8���� �3B�
C �3���D� 012����'☺-��8 �+>�'�EF �� ��2GH)I@⌧J-��8
4KK?L
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka,
di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik” (QS. Ali Imran 110)
b. Ownership: Mengembangkan sikap rasa saling memiliki yang positif.
Didasarkan pada: QS. Al-Israa: 7
��.H i�T�_I�^ � i�T�_I�^ � �/�;)IGJ\jc U ��.H� ��+(%&�k �
��3R�'% C 4gL ....
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri
dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri..... (QS. Al-
Israa:7)
c. Prudence: Menjaga amanah secara hati-hati dengan selalu
memperhitungkan risiko atas keputusan yang diambil dan tindakan yang
dilakukan.
Didasarkan pada: QS. Al-Mukminun: 8
�a�AB:�8� ��+> ��.3�T@S�@��jc
���>�]�3�� ��2l�P 4mL
“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya)
dan janjinya” (QS. Al-Mukminun:8)
d. Competence: Meningkatkan keahlian sesuai tugas yang diberikan dan
tuntutan profesi bankir
Didasarkan pada:
1). QS. Al-Israa:36
VW� 8-H'( ��� no-Z'� �Y'� p�^./ qi%��r C ��.H �s�☺II��8
�_4�Y-��8� �Z8⌧'GJ-��8� P=�� �Yuv@'�& �� ��A⌧� �^���
�W2�9I�� 4��L
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (QS. Al-Israa:36)
2). QS. Al- Hujurat:6
��w0] &v@�x �a�AB:�8 U8y2���8�� �.H i����:A�5
Yz)k�'% {|�7�}./ U8y2��d�7��'% � � U82�YZ)[+( �☺��2'A
Y&'8@�3�3~F U82'.7[��'% C`R(� ��� i�T%��+'% �a����]@�\ 4�L
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik
membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” (QS. Al- Hujurat:6)
Dalam aplikasinya insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dapat
mengimplementasikan nilai Excellence dan perilaku utama yang diwujudkan oleh
nilai tersebut. Namun yang perlu diperhatikan oleh insan dan karyawan Bank
Syariah Mandiri adalah menghindari adanya contra behavior dan contra
productive conditions, diantaranya:
a. Contra Behavior
1). Sembrono, terburu-buru dan kerja asal-asalan
2). Kerja setengah-setengah dan tidak serius
3). Tidak belajar dari pengalaman
4). Kurang pro pada perbaikan
5). Kurang peduli pada standar kinerja
6). Suka lempar tanggung jawab
b. Contra Productive Conditions
1). Kurang kompetensi
2). Miskin pengalaman
3). Kurangnya pelatihan
4). Ketersediaan dokumen yang kurang memadai
5). Rendahnya akses ke informasi
2. Teamwork (‘Amal Jama’iy)
Bank Syariah Mandiri mengembangkan lingkungan kerja yang saling
bersinergi. Nilai ini didasarkan pada Firman Allah:
a. QS. Al-Maidah: 2
…. U82�\� ��+'(� `R(� .�?�-��8 ;��2-H����8� U VW�
U82�\� ��+'( `R(� ?i-i�n�8
L�l� �]+-��8� C …. 4�L
“.....Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran....”
(QS. Al-Maidah: 2)
b. QS. AS-Shaff: 4
��.H B:�8 d����e 0��AB:�8
012+���@'Hx `.a p��.8M.7�k
��J_ i3v\ U⌧� ⌦5@�Z���/ �?2��� 4L
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun
kokoh” (QS. AS-Shaff: 4)
Dalam operasional Bank Syariah Mandiri, Teamwork diaplikasikan dalam
wujud perilaku utama, sebagai berikut:
a. Trust: Mengembangkan sikap saling percaya yang didasari pikiran dan
perilaku positif
Didasarkan pada: QS. Al-Hujurat: 12
��w0] &v@�x �a�AB:�8 U82���8�� U82�Y�}�����8 8���⌧� �5�D� 4>5BG��8 �1.H
���+�/ 4>5BG��8 �i-i.H U VW� U82�III�3 � VW� ���-�x ��;G��+�/
����+�/ C d����e � iGF]�R � � � V=GF%&�x ��''� �^Z)� � ���-Z��
�R2☺�T�>�';'% C U82GH�(�8� B:�8 C ��.H B:�8 � 8o2'( js�^oP 4K�L
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayan”
(QS. Al-Hujurat: 12)
b. Result: Memiliki orientasi pada hasil dan nilai tambah bagi stakeholders.
Didasarkan pada: QS. Al- Baqarah: 245
5�� 8'� ��AB:�8 �b�-Hx B:�8 �K�'A ���_I�^ ��^⌧J�+@V�Z'% J��': ��%��+�K � �S���VF C
O:�8� !�.7-H�x ���[�7�x� �^-Z'�.H� 012+���+( 4�.L
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang
baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat
gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah
menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”
(QS. Al- Baqarah: 245)
c. Respect: Menghargai pendapat dan kontribusi orang lain.
Didasarkan pada: QS. Al-Hujurat: 11
��w0] &v@�x �a�AB:�8 U82���8�� VW ���IS� ��2'A 5�D�
���2'A 8�_Q� � � U82�\2�;�x
8���� ��w���D� VW� ⌦�:�_I.� 5�D� �:�_I.�� 8�_Q� � � �5�;�x
8���� �5w���D� U VW� U8J !��☺%�'( �/�;_IGJ\ � VW�
U8 !��/���'( ?�@'H-�Tc��./ U no-B./ j���W�8 ��2�IGJ-��8 �]�+�/ 45@�☺x�n�8 C 5��� ��B� ����x �Yuv@'�& �&'% �+>
��2� @BG��8 4KKL
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik
dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan
lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela
dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim”
(QS. Al-Hujurat: 11)
d. Effective Communication: Mewujudkan iklim lalu lintas pesan yang
lancar dan sehat, serta menghindari kegagalan dengan selalu meningkatkan
kemampuan berkomunikasi.
Didasarkan pada: QS. Al- Ahzab: 70
��w0] &v@�x �a�AB:�8 U82���8�� U82GH¡(�8 B:�8 U82��2+A� �W�2'A 8�]x�]�k 4g?L
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan
Katakanlah Perkataan yang benar” (QS. Al- Ahzab: 70)
Dalam aplikasinya insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dapat
mengimplementasikan nilai Teamwork dan perilaku utama yang diwujudkan oleh
nilai tersebut. Namun yang perlu diperhatikan oleh insan dan karyawan Bank
Syariah Mandiri adalah menghindari adanya contra behavior dan contra
productive conditions, diantaranya:
a. Contra Behavior
1). Tidak peduli pada tujuan perusahaan
2). Buruk sangka
3). Iri dan dengki
4). Subjektif
5). Terlalu pamrih
b. Contra Productive Conditions
1). Kurangnya problem definition
2). Tidak ada koordinasi yang baik
3). Rendahnya kualitas leadership
4). Apresiasi tidak tepat sasaran
3. Humanity (Insaaniyah)
Bank Syariah Mandiri selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
dan religius. Dalam operasionalnya, Humanity diaplikasikan dalam wujud
perilaku utama, sebagai berikut:
a. Sincerity: Meluruskan niat untuk mendapatkan ridha Allah
Didasarkan pada: QS. An-Nisa: 125
�5��� 5_I�^ � ���x�Z �5�☺�D� ��R�k � ��^�3��� ¢: �2+>� ⌦5)I-�+ �s�Y�(�8� '&B8��
�iZ�>l��/.H ��JM���^ ; ⌧M'xO��8� O:�8 �iZ�>l��/.H
�⌧Z.��� 4K�.L
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia
mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayanganNya” (QS. An-Nisa: 125)
b. Universality: Mengembangkan nilai-nilai kebaikan yang secara umum
diterima oleh seluruh umat manusia.
Didasarkan pada: QS. Al-Anbiya: 107
:���� 0N@S�%��k�P � �W.H ��� �2�P 0���☺R�@�+%��¤� 4K?gL
“Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam” (QS. Al-Anbiya: 107)
c. Respon Responsibility: Memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan
sosial tanpa mengabaikan tujuan perusahaan.
Didasarkan pada: QS. Al-Baqarah: 177
no-ZB� o?�-��8 � � U82¥��2+( ���;�>2� V=�7�A ?�.���☺-��8
? �-�☺-��8� �5);@'�� o?�-��8 �5�� �5��8�� 9:��./
���2�M-��8� �)�T��8 ��⌧7uv@R��☺-��8�
?�@��);-��8� �5~�M.¦����8� `�§8��� �§��☺-��8 C`R(� p�^.^7^ � '� CeR¨�GH-��8
C`�☺@���Z-��8� �a�);@_I�☺-��8� �a-�8�
L=M.7II��8 �az.8¢:�II��8� `.a� )©�'A����8 ���'A ��
RSC2R�ª[��8 `�§8��� RSC2VF����8 012+%2☺-��8� ���>�]�3�+./
8'�.H U8 ]�3@� U �a.?�@ª[��8� `.a ��:��k%&�Y-��8 ��:8o�«��8�
�a��R� ��%&�Y-��8 ; �Yuv@'�& �� �a�AB:�8 U82+A�]_ U
�Yuv@'�& ��� �+> ��2GH��☺-��8 4KggL
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta
yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;
dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat;
dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang
yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang
bertakwa” (QS. Al-Baqarah: 177)
Dalam aplikasinya insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dapat
mengimplementasikan nilai Humanity dan perilaku utama yang diwujudkan oleh
nilai tersebut. Namun yang perlu diperhatikan oleh insan dan karyawan Bank
Syariah Mandiri adalah menghindari adanya contra behavior dan contra
productive conditions, diantaranya:
a. Contra Behavior
1). Materialistis
2). Egois
3). Fanatik
4). Tinggi hati
5). Tidak amanah
6). Tidak sportif
b. Contra Productive Conditions
1). Misi perusahaan yang tidak membumi
2). Penetapan target kinerja yang tidak proporsional
3). Kurangnya pemahaman bahwa setiap insan itu unik
4). Kurangnya misi jangka panjang
5). Sosialisasi program dan misi Bank Syariah Mandiri masih kurang
universal
4. Integrity ( Shidiq)
Bank Syariah Mandiri selalu menaati kode etik profesi dan berpikir serta
berperilaku. Nilai ini didasarkan pada Firman Allah:
QS. Al- Maidah: 8
��w0] &v@�x 0��AB:�8 U82���8�� U82�\2�� 0����lo2'A ¢:
4mL ….
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah....” (QS.Al-Maidah: 8)
Dalam operasionalnya, Integrity diaplikasikan dalam wujud perilaku
utama, sebagai berikut:
a. Honesty: Menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap perilaku
Didasarkan pada:
1). QS. Al- Ahzab: 70
��w0] &v@�x �a�AB:�8 U82���8�� U82GH¡(�8 B:�8
U82��2+A� �W�2'A 8�]x�]�k 4g?L
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan
Katakanlah Perkataan yang benar” (QS. Al- Ahzab: 70)
2). QS. As-Shaff: 2 – 3
��w0] &v@�x �a�AB:�8 U82���8�� ���� 012��2GH'( ��� VW ��2+��+-J'( 4�L ��VF �lT-H��
�]�� 9:�8 � � U82��2GH'( ��� VW 012+��+-J'( 4�L
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu
yang tidak kamu kerjakan? (2) Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (3). “ (QS. As-Shaff: 2 – 3 )
b. Discipline: Melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
dan tuntutan perusahaan serta nilai-nilai syariah.
Didasarkan pada: QS. An-Nisa: 59
��w0] &v@�x �a�AB:�8 U8y2���8�� U82+M� � B:�8
U82+M� �� �§2ko��8 `& ��� "�$Tc�8 i�;��� U �.|'%
�j�®���@��'( `.a ���⌧9 �R Z'%
`R.H 9:�8 ?§2ko��8� �.H �j�®��� ��2����'+( 9:��./
���2�M-��8� �)�T��8 C �Y��l'� ��� 5_I�^ �� °⌧x %&'( 4.�L
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An-Nisa: 59)
c. Responsibility: Menerima tugas sebagai amanah dan menjalankannya
dengan penuh tanggung jawab.
Didasarkan pada: QS. Al-Muddatsir: 38
P=�� Qo-J�\ ��☺./ ���7_I⌧� ±�S�M�>�P 4�mL
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”
(QS. Al-Muddatsir: 38)
Dalam aplikasinya insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dapat
mengimplementasikan nilai Integrity dan perilaku utama yang diwujudkan oleh
nilai tersebut. Namun yang perlu diperhatikan oleh insan dan karyawan Bank
Syariah Mandiri adalah menghindari adanya contra behavior dan contra
productive conditions, diantaranya:
a. Contra Behavior
1). Pembohong
2). Khianat
3). Mudah berjanji
4). Banyak bicara kosong
5). Munafik
b. Contra Productive Conditions
1). Konsistensi law enforcement aturan perusahaan
2). Reward dan punishment yang kurang konsisten
3). Unsur like and dislike
5. Customer Focus ( Tafdhiluhu Al-‘Umalaa )
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan (eksternal dan internal)
untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan
menguntungkan. Dalam operasionalnya, Customer Focus ini diaplikasikan dalam
wujud perilaku utama, sebagai berikut:
a. Good Governance: Melaksanakan tata kelola organisasi yang sehat
Didasarkan pada: HR. Imam Baihaqi dari Aisyah
“Sesungguhnya Allah sangat mencintai seseorang yang jika melakukan
sesuatu dilakukan sebaik mungkin (tertib dan rapih)” (HR. Imam Baihaqi
dari Aisyah)
b. Innovation: Proaktif menggali dan mengimplementasikan ide-ide baru
untuk memberikan layanan lebih baik dan lebih cepat dibandingkan
kompetitor.
Didasarkan pada: QS. Faathir: 32
o�+i ���-i�P� � _�@��);-��8 �a�AB:�8 ���-Z⌧J'²��8 �5��
��\�Z��Y� U i3���☺'% �i���' p�^)I-J���¤� �w�����
�])[�T-H³� ��w����� Yz./��k ��l����-���./ L�-�.|./ 9:�8
C 0N��l'� �2+> =��⌧J-��8 �.Y⌧7-��8 4��L
“Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih
di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri
mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka
ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian
itu adalah karunia yang Amat besar” (QS. Faathir: 32)
c. Customer Satisfaying: Mengutamakan pelayanan dan kepuasan
pelanggan.
Didasarkan pada: HR. Imam Muslim
ل ا� ��ل �� ���� �� ا �� ه�ى �� ���� �� ا �� ان ر��ا�%'&� ا�� ا�%'&� (ی+&%� و(ی'&%� $� آ�ن #" !� � ا��� آ�ن � -� آ� �.� �ا� #" !� 1� و$� #�0ج �� $'&� آ� � #�ج ا
ی� م ا���� $� $� آ�ب ی�م ا����$� و$� 1�� $' �&%� 4�1� ا )روا4 $'&�(
Dari ‘Uqeil dari Az Zuhri dari Salim dari ayahnya: Sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda: Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, ia
tidak akan menzholiminya dan tidak akan meninggalkannya (dalam kebinasaan),
barangsiapa yang menolong saudaranya (dalam suatu kebutuhan) maka Allah
akan mempermudah kebutuhannya, barangsiapa yang melepaskan kesulitan
seorang muslim maka Allah akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat,
barangsiapa yang mentupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya
di hari kiamat. (HR. Imam Muslim)
Dalam aplikasinya insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dapat
mengimplementasikan nilai Customer Focus dan perilaku utama yang diwujudkan
oleh nilai tersebut. Namun yang perlu diperhatikan oleh insan dan karyawan Bank
Syariah Mandiri adalah menghindari adanya contra behavior dan contra
productive conditions, diantaranya:
a. Contra Behavior
1). Conflict of interest
2). Tidak pro pada teamwork
3). Tidak responsif
4). Tidak ada atau lambat follow up
b. Contra Productive Conditions
1). Prosedur tidak down to earth
2). Kurangnya promosi produk
3). Tidak adanya edukasi pasar
Secara umum nilai-nilai pada budaya organisasi yang disebut Shared
Values BSM pada aplikasi di Kantor Pusat Bank Syariah Mandiri sudah mulai
terimplementasi. Beberapa nilai yang telah terimplementasi yang penulis temukan
di kantor Pusat, diantaranya:
a. Dalam setiap melakukan pekerjaan maupun mengadakan berbagai acara,
insan Bank Syariah Mandiri sudah terbiasa menjunjung tinggi nilai
excellence. Dimana selalu berusaha untuk menuju kesempurnaan dalam
melakukan hal apapun.
b. Perilaku utama dalam hal ini competence, yaitu meningkatkan keahlian
bagi insan dan karyawan kerap dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri.
Misalnya: Basic Training BSM bagi karyawan baru, dan training-training
lainnya yang kerap dilakukan BSM untuk meningkatkan keahlian insan
dan karyawannya.
c. Bank Syariah Mandiri telah menjunjung tinggi perilaku customer
satisfying. Hal ini terlihat pada sikap ramah dari semua insan dan
karyawan Bank Syariah Mandiri dalam menerima penulis melakukan
wawancara dan penelitian skripsi ini.
d. Perilaku disiplin telah diimplementasikan oleh insan dan karyawan Bank
Syariah Mandiri. Hal ini terlihat pada kedisiplinan dalam memenuhi tugas
dan kewajiban.
Adapun untuk aplikasi shared values BSM ke semua cabang dan unit BSM
belum semua terimplementasi, namun pada tahun 2010 shared values tersebut
akan dapat terimplementasi sepenuhnya. Ketika shared values sudah
terimplementasi, pada saat itulah hakikatnya yang disebut budaya organisasi Bank
Syariah Mandiri. Hal ini terlihat pada Blue Print BSM Shared Values, dibawah
ini:
a. Tahun 2006-2007 (Tahap Konsolidasi)
Perumusan BSM Shared values dan core behavior
b. Tahun 2008 (Tahap Pondasi)
Internalisasi dan sosialisasi BSM Share values dan core values
c. Tahun 2009 (Tahap Momentum)
BSM Shared values sebagai dasar BSM Corporate Culture
d. Tahun 2010 (Tahap Leap atau Lompatan)
Terciptanya Budaya Organisasi BSM
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta keterangan dari Bank
Syariah Mandiri, maka pada bab ini penulis menarik kesimpulan dari hasil
penelitian mengenai Nilai- nilai Islam pada Budaya Organisasi Bank Syariah
Mandiri Pusat yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Selain itu penulis juga
memberikan saran- saran yang mungkin merupakan bahan bahan masukan bagi
pihak- pihak yang berkepentingan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
maka dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut:
1. Sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip syariah Islam, Bank
Syariah Mandiri menetapkan budaya organisasi yang mengacu kepada
sikap akhlakul karimah (budi pekerti muslim), yang terangkum dalam lima
pilar yang disingkat SIFAT, yaitu: Siddiq (Integritas), Istiqamah
(Konsistensi), Fathanah (Profesionalisme), Amanah (Tanggung Jawab),
dan Tabligh (Kepemimpinan).
2. Dalam aplikasinya, Insan Bank Syariah Mandiri mengalami kesulitan
dalam mengimplementasi budaya SIFAT (Siddiq, Istiqomah, Fathanah,
Amanah dan Tabligh), karena SIFAT tersebut merupakan sifat-sifat wajib
yang dimiliki Rasul, sehingga dibutuhkan banyaknya nilai-nilai turunan
untuk mewujudkan dan mengaplikasikan dalam operasional Bank Syariah
Mandiri. Banyaknya nilai-nilai turunan tersebut mengakibatkan tafsir yang
berbeda bagi insan Bank Syariah Mandiri
3. Dengan landasan pada pont 2 diatas, maka terjadilah perubahan budaya
organisasi pada Bank Syariah Mandiri. Dengan melalui proses penggalian
dari tim dan melibatkan seluruh jajaran pegawai, maka lahirlah nilai- nilai
organisasi yang baru yang disepakati bersama untuk di- share oleh seluruh
pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah
Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”, yaitu:
Excellence (imtiyaaz), Teamwork (‘Amal Jama’iy), Humanity
(Insaaniyah), Integrity (Shidiq) dan Customer Focus (Tafdhiluhu Al-
‘Umalaa).
4. Nilai-nilai (shared values) pada budaya organisasi BSM yang baru
diwujudkan dalam suatu perilaku utama yang menjadi pedoman insan
Bank Syariah Mandiri dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan. Antara
lain:
a. Excellence, diwujudkan dalam: Perfection, Ownership, Prudence,
Competence
b. Teamwork, diwujudkan dalam: Trust, Result, Respect, Effective
Communication
c. Humanity, diwujudkan dalam: Sincerity, Universality, Social
Responsibility
d. Integrity, diwujudkan dalam: Honesty, Discipline, Responsibility
e. Customer Focus, diwujudkan dalam: Good Governance,
Innovation, Customer Satisfying
Dan yang terjadi di Bank Syariah Mandiri Pusat, nilai-nilai tersebut
mulai diimplementasikan oleh semua insan yang terdapat didalam
organisasi tersebut.
B. Saran
1. Dalam pelaksanaan budaya organisasi, satu hal yang harus menjadi
perhatian adalah pemaknaan dari seluruh orang – orang yang ada dalam
Bank Syariah Mandiri, baik karyawan, pihak manajemen maupun tingkat
pimpinan terhadap nilai- nilai yang terkandung di dalam budaya organisasi
tersebut. Dengan begitu nilai- nilai yang ada dapat dimaknai dan
disepakati bersama sebagai sebuah prinsip yang menjiwai dalam
melakukan pekerjaan di Bank Syariah Mandiri.
2. Dengan memaknai penerapan nilai- nilai yang terkandung pada budaya
organisasi tersebut, maka haruslah orang- orang yang ada di dalam Bank
Syariah Mandiri dapat bekerja dengan tulus dan bersemangat untuk
menghasilkan yang terbaik bagi perusahaan. Dan itu semua hendaknya
dilakukan dalam rangka wujud pengabdian kepada Sang Pencipta.
3. Hendaknya nilai- nilai yang ada pada budaya organisasi sebelum adanya
perubahan dapat dan masih menjiwai seluruh orang- orang Bank Syariah
Mandiri dalam pelaksanaan budaya organisasi yang baru. Karena pada
hakikatnya budaya organisasi yang baru masih mengacu pada budaya
organisasi yang sebelumnya. Yaitu tetap merujuk pada nilai- nilai yang
terkandung dalam Islam.
4. Bagi pembaca hendaknya dapat memahami dan merenungkan nilai- nilai
Islam yang diterapkan dalam sebuah budaya organisasi dan diharapkan
dapat mengaplikasikan dalam kehidupan organisasi dan bahkan
masyarakat juga negara. Karena nilai- nilai tersebut merupakan sebuah
tuntunan yang harus dimiliki oleh seorang pribadi muslim.
DAFTAR PUSTAKA
AB, Susanto, Budaya Perusahaan: Seri Manajemen dan Persaingan Bisnis
(Jakarta: Elex Media Komputindo, 1997)
Antonio, Syafii, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001)
Arianto, Erwin, “Mencintai Islam – Disiplin Yuk” Artikel ini diakses pada 17 Juni
2009 dari http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg 02992.html
Bagus, Lorens, Kamus Filasafat, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 1996)
Bank Syariah Mandiri, “Sistem Syariah” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari
http:// www. Syariah mandiri.co.id/syariah/sistemsyariah.php
__________________, “Sejarah” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari
http://www. syariahmandiri.co.id/ banksyariahmandiri/sejarah.php
__________________, “Visi dan Misi” artikel diakses pada 24 Juli 2008 dari
http://www. syariahmandiri.co.id/ banksyariahmandiri/visidanmisi.php
__________________, “Bank Syariah” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http://www. syariahmandiri.co.id/ syariah/banksyariah.php
__________________, “Bank Syariah” artikel diakses pada 24 Juli 2008 dari
http:// www.syariahmandiri.co.id/images/Struktur-Organisasi_01.jpg
__________________, “Produk dan Jasa” diakses pada 15 Desember 2009 dari http://www.syariahmandiri.co.id/produkdanjasa/produkdanjasa.php
__________________, “Visi dan Misi” artikel diakses pada 24 Juli 2008 dari
http://www.syariahmandiri.co.id/banksyariahmandiri/budayaorgnisasi.php
__________________, “Budaya Perusahaan” Artikel ini diakses pada 28 Juli
2008
darihttp://www.syariahmandiri.co.id/banksyariahmndiri/budayaperusahaan
. php
Darajat, Zakiah, dkk., Dasar-dasar Agama Islam, (Jakarta: CV. Kuning Mas,
1984)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988)
Djokosusanto, Moeljono, Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi (Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2003)
E. Kast, Fremont dan James E. Rosenzweig, Organisasi dan Manajemen 2. Penerjemah A. Hasymi Ali (Jakarta, Bumi Aksara, 1991)
E- Syariah ”Perbankan Islam” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari
http://www.e-syariah.net/article.asp?nomor=27
Jabr Al- Jazairi, Abu Bakr. Ensiklopedi Muslim, (Jakarta, Darul Falah, 2000)
Leaders Role in Empowerment, Artikel ini diakses pada 30 April 2009 dari
http://bizresult.wordpress.com/2008/06/18/leaders-role-in-empowerment/
Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan,
(Jakarta: Golo Riwu, 2000)
Luqman, “Budaya Kerja di Perusahaan Syariah” Artikel diakses pada 19 maret
2009 dari http://asuransi.net/?p=51
Manajemen PPM, “Budaya Organisasi, Memangnya Penting” artikel diakses pada
5 maret 2007 dari http:// www.|ppm.ac.id/article.php?=ms&id=734
Masyhur, Kahar, Membina Moral dan Akhlak, (Jakarta: Kalam Mulia, 1985)
Musrin, M, “Sistem Nilai dan Pandangan Hidup serta Relasinya dengan Ilmu Pengetahuan”, Wardah, no. 8 (Juni 2004)
Ndraha, Taliziduhu, Budaya Organisasi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997)
Nuhin, Thalhah, “Istiqomah Dalam Kehidupan,” Artikel diakses pada 20 februari
2009 dari http://www.dakwatuna.com/2008/istiqamah-dalam-kehidupan/
Nurjanah, “Analisis Budaya Organisasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Kasus Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta
Pusat)”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2008)
Padmawati, Syarakh. “Kajian Filologis dan Nilai-nilai Islam dalam Hikayat Raja
Rahib”, (Skripsi S1 Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, 2007)
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002)
Qaminah, Jabir, “Nilai- nilai Islam Satu Pengenalan”, artikel diakses pada 27
Desember 2007 dari http://www.faziliaton.com/iqra’/buku3/index. php?section =2&page=1
Qardawi, Yusuf Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam (Jakarta:
Rabbani Press, 1997)
Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006)
Soedjono, “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan
Kepuasan Kerja Karyawan pada Terminal Penumpang Umum di Surabaya” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http://
puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/articles.php?publishedID=MAN0507010
2
Suryana, Toto, dkk., Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi,
(Bandung: Tiga Mutiara, 1996)
Tatapangarsa, Humaidi, Akhlak yang mulia, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1980)
Tuanany, Ismail “Implementasi Nilai-nilai Islam dalam Kepemimpinan Efektif”
Artikel diakses pada 17 Juni 2009 dari
http://jurnaltahkim.wordpress.com/2009/05/11/ implementasi-nilai-nilai-
islam-dalam-kepemimpinan-efektif/
UIN Syarif Hidayatullah, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: Ce2DA,
2007)
Wawancara Pribadi dengan Bapak Eka B. Danuwira selaku Kepala Divisi Human Capital Bank Syariah Mandiri, Jakarta, 20 Nopember 2009
Wibowo, Manajemen Perubahan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006)
Wirawan, Budaya dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian, (Jakarta:
Salemba Empat, 2007)
Wikipedia Bahasa Melayu, “Budaya Korporat” artikel diakses pada 5 maret 2007
dari http: //ms.wikipedia.org/wiki/budaya_korporat
Wikipedia Indonesia, “Perbankan Syariah” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari
http:// id.wikipedia.org/wiki/perbankan_syariah
DAFTAR PERTANYAAN
1. P: Secara sederhana Budaya Organisasi adalah satuan norma yang terdiri dari
keyakinan, sikap, core values, dan pola perilaku yang dilakukan orang
dalam organisasi. Kemudian bagaimana Bank Syariah Mandiri (BSM)
memandang dan memaknai sebuah Budaya Organisasi?
J: Budaya organisasi bagi Bank Syariah Mandiri dimaknai sebagai
kombinasi dari nilai-nilai dan keyakinan yang telah terimplementasi dalam
perilaku kita sehari-hari di organisasi atau perusahaan. Dimana nilai-nilai
tersebut merupakan prinsip-prinsip atau kualitas yang dinilai penting dan
perlu menjadi pegangan bagi setiap individu dalam menjalankan
organisasi di Bank Syariah Mandiri. Nilai-nilai tersebut menjadi penting
karena merupakan sebuah perilaku dan kompetensi yang harus dimiliki
semua insan Bank Syariah Mandiri untuk menjalankannya
2. P: Bagaimana orang-orang yang ada dalam BSM memahami dan
memaknainilai-nilai Islam dalam bekerja?
J: Nilai- nilai Islam merupakan acuan dan pedoman yang dapat melandasi
sikap dan tingkah laku dalam melakukan aktivitas kerjs di Bank Syariah
Mandiri.
3. P: Sejauh ini, bagaimana respon karyawan terhadap budaya organisasi yang
ada dan bagaimanakah Budaya Organisasi dalam BSM dimaknai
dan ditanggapi oleh para karyawan?
J: Sejauh ini respon yang diterima oleh karyawan sangat positif dan budaya
organisasi dimaknai oleh para karyawan sebagai sebuah kesepakatan
bersama dalam bertindak dan berperilaku. Dan lebih dari itu budaya
organisasi bukanlah sekedar peraturan tertulis, dasar operasional, atau
sistematika kerja yang menjadi buku suci perusahaan, melainkan budaya
organisasi adalah spirit d’ corp – jiwa perusahaan.
4. P: Apa implikasi Budaya Organisasi bagi BSM dan Bagaimana Budaya
Organisasi memainkan peranannya dalam BSM?
J: Budaya organisasi dapat membantu Bank Syariah Mandiri mencapai
sukses. Untuk dapat memanfaatkan budaya organisasi dengan maksimal,
maka Bank Syariah Mandiri menanamkan nilai-nilai yang sama pada
setiap karyawannya. Kebersamaan dalam menganut budaya atau nilai-nilai
yang sama menciptakan rasa kesatuan dan percaya dari masing-masing
karyawan. Bila hal ini telah terjadi, maka akan tercipta lingkungan kerja
yang baik dan sehat. Lingkungan seperti ini dapat membangun kreativitas
dan komitmen yang tinggi dari para karyawan sehingga pada akhirnya
mereka mampu mengakomodasi perubahan dalam perusahaan ke arah
yang positif. Hal inilah menunjukkan bahwa budaya organisasi memiliki
peranan penting dalam membangun prestasi dan produktivitas kerja para
karyawan sehingga mengarahkan Bank Syariah Mandiri kepada
keberhasilan.
5. P: Bagaimana bentuk aplikasi dan penerapan nilai-nilai Islam yang ada pada
budaya organisasi dalam operasional Bank Syariah Mandiri?
J: Nilai- nilai Islam dalam budaya organisasi diterapkan oleh Bank Syariah
Mandiri yaitu dengan mengacu kepada sikap akhlakul karimah (budi
pekerti mulia), yang terangkum dalam lima pilar yang disingkat SIFAT,
yaitu Siddiq (Integritas), Istiqomah (Konsistensi), Fathanah
(Profesionalisme), Amanah (Tanggung Jawab), dan Tabligh
(Kepemimpinan).
6. P: Apakah semua orang/ karyawan BSM dapat menyesuaikan dan memahami
sepenuhnya dengan Budaya SIFAT tersebut?
J: Pada prinsipnya semua orang/ karyawan yang ada pada Bank Syariah
Mandiri dapat memhami dan menyesuaikan, namun dalam aplikasinya
Insan Bank Syariah Mandiri mengalami kesulitan dalam
mengimplementasi budaya SIFAT tersebut, karena SIFAT tersebut
merupakan sifat-sifat wajib yang dimiliki Rasul, sehingga dibutuhkan
banyaknya nilai-nilai turunan untuk mewujudkan dan mengaplikasikan
dalam operasional Bank Syariah Mandiri. Banyaknya nilai-nilai turunan
tersebut mengakibatkan tafsir yang berbeda bagi insan Bank Syariah
Mandiri
7. P: Apa latar belakang yang mendasari terjadinya perubahan Budaya
Organisasi pada Bank Syariah Mandiri?
J: Terjadinya perubahan budaya organisasi Bank Syariah Mandiri dilandasi:
a. Budaya organisasi merupakan salah satu pilar tegaknya perusahaan,
selain visi, misi, struktur organisasi dan kebijakan perusahaan
b. Budaya organisasi merupakan salah satu faktor penting demi
tercapainya SDM berkualitas yang merupakan kunci sukses sebuah
organisasi
c. BSM saat ini menggunakan 5 nilai utama yang disebut budaya SIFAT
(Siddiq, Istiqamah, Fathanah, Amanah, Tabligh) yang mengacu pada
sifat dakwah Rasul
d. Insan BSM mengalami kesulitan mengimplementasikan budaya SIFAT
yang memiliki banyak nilai- nilai turunan yang mengakibatkan tafsir
yang berbeda.
e. BSM memerlukan budaya organisasi yang lebih workable yang digali
dari internal BSM.
8. P: Bagaimana bagaimana proses terjadinya perubahan budaya organisasi
tersebut?
J: Perubahan budaya organisasi Bank Syariah Mandiri dilakukan dengan
melalui beberapa tahapan penggalian internal, yaitu:
a. Pembentukan Tim perumus Budaya Organisasi
Dengan landasan tersebut pada point diatas, pada tanggal 24 Juni
2006 dibentuklah Tim Perumus Budaya Perusahaan (TPBP) yang
berjumlah 17 orang.
b. Studi Budaya Organisasi
Pada tanggal 10 Maret 2006 tim melakukan studi budaya
organisasi. Dimana studi terdiri dari: Studi literatur, bedah buku,
dan kuesioner
c. Survei ke seluruh unit kerja
Tim melakukan survei ke seluruh unit kerja pada tanggal 26 April
2006. Dari survei tersebut tim memperoleh masukan 174 nilai.
d. Menyusun Pedoman (definisi) nilai budaya kerja
Tim menyusun pedoman nilai budaya kerja pada tanggal 9 Mei
2006. Pedoman dijadikan sebagai nilai dasar menurut kondisi dan
harapan dimasing-masing unit kerja atau cabang
e. Perumusan Nilai Budaya
Pada tanggal 18 Mei 2006 tim menghasilkan 20 rumusan nilai yang
akan diusulkan sebagai bahan final nilai budaya perusahaan
f. Workshop I “Finalisasi BSM Shared Values”
Dilakukan pada tanggal 3 November 2007 dan menghasilkan 5
BSM Shared Values yang nantinya menjadi cikal bakal budaya
BSM
g. Workshop II “Finalisasi Core Behavior”
Dilakukan pada tanggal 13 November 2007 dan menghasilkan core
behavior, contra behavior, dan contra productive coditions.
9. P: Apa saja shared values Bank Syariah Mandiri pada perubahan budaya
organisasi tersebut?
J: Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”, yaitu:
Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity dan Customer Focus. Dari
nilai tersebut diaplikasikan dalam wujud perilaku utama (core behavior)
yang menjadi pedoman dan acuan insan Bank Syariah mandiri dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
10. P: Keunggulan apakah yang dapat diperoleh pada Budaya Organisasi yang
dilandasi dan menjadikan nilai- nilai Islam sebagai acuan Bank Syariah
Mandiri?
J: Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai Islam inilah yang menjadi
salah satu keunggulan PT. Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa
perbankan di Indonesia.
Top Related