Jakarta, 29 Mei 2020
WEBINAR
KEBIJAKAN DAK NONFISIK
Perubahan Kebijakan DAK Nonfisik Kesehatan TA 2020 dan Rancangan Kebijakan TA 2021 dalam rangka Menanggulangi Dampak
dari Kondisi Pandemi Covid-19
KEBIJAKAN UMUM
PRINSIP
Membantu dan melengkapi kekurangan pendanaan bagi
kegiatan khusus operasional dalam rangka pelaksanaan
pelayanan dasar publik berdasarkan standar pelayanan
minimal (SPM) yang selaras dengan program prioritas
nasional dan menjadi kewenangan urusan pemerintah
daerah.
Dialokasikan kepada Daerah tertentu untuk mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah, sesuai
dengan fungsi yang telah ditetapkan dalam APBN.
Dapat berupa pengalihan Dana Dekonsentrasi dan Dana
Tugas Pembantuan yang merupakan bagian dari anggaran
kementerian negara/lembaga yang digunakan untuk
melaksanakan urusan yang menurut peraturan perundang-
undangan menjadi urusan Daerah.
URUSAN DAERAH Merupakan urusan daerah sesuai UU No.23 Tahun 2014
PERATURANAdanya amanat dalam regulasi mengenai pengalokasian dana tersebut (contoh: UU Pendidikan utk BOS serta UU Adminduk utk DAK Adminduk)
PRIORITAS NASIONAL Mendukung capaian Prioritas Nasional dalam RKP
KRITERIA
DAK
NONFISIK
LAYANAN PUBLIK
Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik merupakan bagian dari Dana Transfer Khusus, yang dialokasikan dalam APBNkepada daerah dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang bersifat operasional, dalam rangkameningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan publik yang merupakan urusan daerah sesuai kebutuhan dan prioritasdaerah, serta selaras dengan prioritas nasional.
ARAH KEBIJAKAN DAK NONFISIK TA 2020
Meningkatkan kualitas SDM, terutama bidang pendidikan dan kesehatan dengan alokasi berbasis kinerja.
Menyempurnakan unit cost dan memutakhirkan data sasaran yang mencerminkan kebutuhan riil daerah.
Memperkuat kebijakan afirmasi untuk mengejar ketertinggalan kuantitas dan kualitas layanan publik.
Menambah menu kegiatan pengawasan obat dan makanan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
Menyalurkan Dana BOS dari RKUN langsung ke sekolah
o Mendukung Konsep Merdeka Belajar (besaran dana 70% di semester I)
o Salur Lebih Cepat (tanpa harus menunggu sekolah lain dalam daerah/wilayah yang sama)
o Lebih Akurat (diinput langsung oleh Sekolah) >> berbasis Dapodik, aplikasi BOS Salur, dan aplikasi RKAS
o Akuntabilitas Terjaga (tetap ditatausahakan dalam APBD) >> akan diatur dalam Permendagri tentang Dana BOS
Triliun Rupiah
102.74121.21 115.09
123.45 131.04 128,77
97.23
88.66105.56
115.30 125.74
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Alokasi Realisasi
(94,6%)
(73,1%)(91,7%)
(93,4%) (96,0%)
Arah Kebijakan DAK Nonfisik 2021
dalam rangka menjawab Isu Strategis
3
2
1
Integrasi aplikasi pelaporan antar
kementerian agar dapat melakukan pemantauan
capaian output/outcome di daerah secara
bersama-sama sebagai bahan pengambilan
kebijakan perencanaan tahun anggaran
berikutnya.
Memperkuat pengalokasian DAK Nonfisik
berbasis kinerja capaian output, terutama di
bidang pendidikan dan kesehatan (penerapan
tunjangan guru berbasis kinerja serta
alokasi berbasis output pada beberapa jenis
dana DAK Nonfisik lainnya).
Verifikasi atas usulan kegiatan DAK Nonfisik
dalam APBN 2021 dengan asas pembagian
kewenangan daerah, sinkronisasi belanja K/L, serta
arah program proritas nasional yang dituangkan
dalam RKP 2021.
Pemantauan capaian output/outcome dalam
rangka mendukung pemenuhan SPM daerah.
Pengalokasian DAK Nonfisik yang mampu
mendorong peningkatan capaian output dan
outcome serta mendukung perbaikan kualitas
layanan.
Dukungan Pendanaan DAK Nonfisik bagi
program prioritas nasional yang menjadi
fokus APBN 2021.
KEBIJAKAN BOK TA 2020 Diarahkan untuk percepatan pencapaian SPM (meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
penurunan AKI, AKB, malnutrisi, perilaku hidup bersih dan sehat, dan neglected tropical disease).
Dialokasikan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan bidang kesehatan,
khususnya pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas dan dinas kesehatan.
Pengalokasian anggaran dan penyusunan menu kegiatan BOK mempertimbangkan isu strategis terkait Program, diantaranya sebagai berikut:
Penurunan prevalensi stunting yang ditargetkan menjadi 19% di akhir tahun 2024
Penurunan AKI menjadi 183/100.000 KH dan AKBmenjadi 16/1000 KH yang ditargetkan di akhir tahun2024
Terakreditasinya Puskesmas 100% yang ditargetkan di tahun 2024
Sasaran Alokasi Sasaran Alokasi
34 120,0 M 34 309,3 M
BOK Kab./Kota 508 1.023,5 M 508 938,3 M
9.909 7.000,4 M 9.993 6.489,1 M
495 104,4 M 530 108,3 M
160 120,0 M 260 195,0 M
154 75,0 M - -
Puskesmas 2.495 769,4 M 3.447 610,4 M
Labkesda 120 42,0 M - -
556.301 1.003,9 M 481.117 1.000,0 M
167 9,3 M
277 48,9 M
10.258,6 M 9.708,6 M
Pengawasan Saryanfar
Pengawasan Makanan
Rumah Sakit
Jampersal
Pengawasan Saryanfar & Makanan
BOK Provinsi
BOK Puskesmas
BOK Kefarmasian
BOK Stunting
Akreditasi
2019 2020
BOK
3,344.15
6,617.20
8,551.23
10,258.63 9,708.63
-
1,000.00
2,000.00
3,000.00
4,000.00
5,000.00
6,000.00
7,000.00
8,000.00
9,000.00
10,000.00
11,000.00
2016 2017 2018 2019 2020
Alokasi
Kebijakan BOK TA 2020 Dalam Rangka
Pencegahan dan/atau Penanganan Covid-19 (1)
Relaksasi penyaluran dan perluasan penggunaan BOK
KMK 6/MK.07/2020 ttg Penyaluran DAK Fisik Bid Kesehatan
dan BOK dalam rangka Pencegahan dan/atau Penanganan
Covid19 (Tgl 14 Maret 2020)
Surat Edaran Menkes No HK.02.01 /MENKES/215/2020 ttg Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan untuk Pencegahan dan/atau Penanganan Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) TA. 2020
Perluasan menu kegiatan bantuan operasional kesehatanpada DAK Nonfisik, yaitu;
1. Dana BOK Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmasdapat digunakan untuk kegiatan surveilans COVID- 19,untuk memenuhi kebutuhan, antara lain :
- APD- Masker- Hand Sanitizer- Sarung Tangan- Bahan Disinfektan- Formulir Penyelidikan Epidemologi & Pemantauan
Kontak
2. Dana BOK Provinsi, Kabupaten/Kota dapat digunakanuntuk pengambilan dan/atau pengiriman rujukanpengujian spesimen Covid-19 ke Laboratorium yangditunjuk pemerintah.
Poin dari diterbitkannya KMK 6/MK.07/2020 terkait BOK,
yaitu;
1. Penyaluran Dana BOK Tahap I dilaksanakan dengan
tidak mensyaratkan laporan realisasi Tahun Anggaran
sebelumnya dan tidak memperhitungkan sisa dana di
RKUD (terdapat 396 Daerah).
2. Penyaluran Tahap II Dana BOK dilaksanakan dengan
ketentuan :
a. Menyampaikan Laporan Realisasi Penyerapan dan
Penggunaan Tahun 2019 dan Laporan Realisasi
Penyerapan dan Penggunaan Tahap I Tahun 2020.
b. Memperhitungkan Sisa Dana di RKUD Tahun
Anggaran Sebelumnya ( bagi 396 daerah).
Kebijakan BOK TA 2020 Dalam Rangka
Pencegahan dan/atau Penanganan Covid-19 (2) Diterbitkannya PMK 35/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan TKDD TA 2020 Dalam Rangka Penanganan
Pandemi COVID-19 dan/atau Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional
Kepmenkes No HK.01.07/MENKES/278/2020 tentang Pemberian Insentif dan Santunan Kematian Bagi Tenaga Kesehatan yang Menangani Covid-19
Penambahan Alokasi BOK Tambahan dengan tujuan untuk memberikan insentif kepada tenaga kesehatan di daerah yang terlibat dalam penanganan pandemi COVID-19
Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dengan memperhatikan :
• Jumlah RSUD dan Puskesmas rujukan
• Jumlah tenaga kesehatan yang ditugaskan
• Rincian per daerah yang akan ditetapkan melalui Kepmenkeu
• Pagu Nasional BOK Tambahan ditetapkan sebesar Rp3,7 triliun
BESARAN INSENTIF SETINGGI-TINGGINYA
a. Dokter spesialis Rp15.000.000,00/OB
b. Dokter Umum/Dokter Gigi Rp10.000.000,00/OB
c. Perawat dan Bidan Rp 7.500.000,00/OB
d. Tenaga Medis Lainnya Rp 5.000.000,00/OB
Mekanisme sesuai dengan :
DIALOKASIKAN
BOK Tambahan DIBERIKAN
Selama 3 bulan mulai Bulan Maret 2020 dan dapat diperpanjang
hingga 6 bulan
• Melalui pemindahbukuan dari RKUN ke RKUD• Sesuai rekomendasi Kemenkes• Rekomendasi disusun mempertimbangkan usulan daerah• Rekomendasi memuat informasi daerah, nakes yang menerima
insentif, dan besaran dana
PENYALURAN
• Laporan realisasi pembayaran disampaikan ke DJPK (format sesuai lampiran PMK.35/PMK.07/2020)
• Paling lambat 15 Desember 2020
PELAPORAN
PENGANGGARAN Dana BOK Tambahan dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2020 sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Realisasi BOK dan BOK Tambahan TA 2020
No. Nama Pemda Pagu BOK 2020Penyaluran Tahap I
Gelombang I 2020
Penyaluran Tahap I
Gelombang II 2020Total salur Tahap I 2020
1 Provinsi Aceh 352,379,705,000 93,738,605,000 82,451,241,000 176,189,846,000
2 Provinsi Sumatera Utara 560,519,916,000 9,541,077,000 270,718,871,000 280,259,948,000
3 Provinsi Sumatera Barat 252,198,635,000 71,726,371,000 54,372,943,000 126,099,314,000
4 Provinsi Riau 224,887,418,000 36,685,662,000 75,758,044,000 112,443,706,000
5 Provinsi Jambi 194,453,630,000 69,905,981,000 27,320,832,000 97,226,813,000
6 Provinsi Sumatera Selatan 329,089,635,000 - 164,544,814,000 164,544,814,000
7 Provinsi Bengkulu 175,524,409,000 - 87,762,201,000 87,762,201,000
8 Provinsi Lampung 287,567,490,000 29,437,753,000 114,345,988,000 143,783,741,000
9 Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 23,000,756,000 - 11,500,378,000 11,500,378,000
10 Provinsi Jawa Barat 932,501,940,000 312,076,800,000 154,174,165,000 466,250,965,000
11 Provinsi Jawa Tengah 775,624,980,000 237,212,580,000 150,599,900,000 387,812,480,000
12 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 98,419,265,000 35,229,837,000 13,979,794,000 49,209,631,000
13 Provinsi Jawa Timur 809,008,594,000 - 404,504,287,000 404,504,287,000
14 Provinsi Kalimantan Barat 310,937,484,000 - 155,468,739,000 155,468,739,000
15 Provinsi Kalimantan Tengah 224,906,004,000 28,171,339,000 84,281,660,000 112,452,999,000
16 Provinsi Kalimantan Selatan 226,406,868,000 21,921,991,000 91,281,440,000 113,203,431,000
17 Provinsi Kalimantan Timur 186,415,275,000 22,950,689,000 70,256,946,000 93,207,635,000
No. Nama Pemda Pagu BOK 2020Penyaluran Tahap I
Gelombang I 2020
Penyaluran Tahap I
Gelombang II 2020Total salur Tahap I 2020
18 Provinsi Sulawesi Utara 181,114,629,000 32,522,316,000 58,034,996,000 90,557,312,000
19 Provinsi Sulawesi Tengah 250,473,080,000 13,923,949,000 111,312,587,000 125,236,536,000
20 Provinsi Sulawesi Selatan 480,725,293,000 78,536,497,000 161,826,144,000 240,362,641,000
21 Provinsi Sulawesi Tenggara 315,062,791,000 84,790,015,000 72,741,376,000 157,531,391,000
22 Provinsi Bali 106,156,657,000 26,065,808,000 27,012,519,000 53,078,327,000
23 Provinsi Nusa Tenggara Barat 178,164,325,000 - 89,082,160,000 89,082,160,000
24 Provinsi Nusa Tenggara Timur 511,277,875,000 18,044,508,000 237,594,424,000 255,638,932,000
25 Provinsi Maluku 216,470,395,000 16,156,527,000 92,078,668,000 108,235,195,000
26 Provinsi Papua 540,795,715,000 - 270,397,848,000 270,397,848,000
27 Provinsi Maluku Utara 190,180,376,000 4,760,534,000 90,329,651,000 95,090,185,000
28 Provinsi Banten 195,947,040,000 9,686,139,000 88,287,377,000 97,973,516,000
29 Provinsi Bangka Belitung 69,059,592,000 21,124,902,000 13,404,891,000 34,529,793,000
30 Provinsi Gorontalo 95,448,057,000 3,589,587,000 44,134,440,000 47,724,027,000
31 Provinsi Kepulauan Riau 88,848,863,000 - 44,424,430,000 44,424,430,000
32 Provinsi Papua Barat 176,030,183,000 - 88,015,088,000 88,015,088,000
33 Provinsi Sulawesi Barat 85,504,032,000 - 42,752,014,000 42,752,014,000
34 Provinsi Kalimantan Utara 63,531,838,000 29,067,694,000 2,698,224,000 31,765,918,000
9,708,632,745,000 1,306,867,161,000 3,547,449,080,000 4,854,316,241,000
Catatan :
- Pemda yang disalurkan pada Gelombang I sudah memperhitungkan sisa Dana di RKUD tahun sebelumnya (sebanyak 146 Pemda – sebelum KMK Relaksasi diterbitkan)
- Pemda yang disalurkan pada Gelombang II belum memperhitungkan sisa Dana di RKUD tahun sebelumnya(relaksasi sebanyak 396 Pemda)
- BOK Tambahan belum ada realisasi penyaluran, data Nakes masih dalam proses verifikasi oleh Kemenkes
Rancangan Kebijakan BOK Tahun 2021
ARAH KEBIJAKAN
a. Peningkatan kesiapan pelayanan kesehatan
di Puskesmas dalam upaya penggerakan
promotif dan preventif
b. Pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat, percepatan penurunan stunting dan
kematian ibu dan bayi tingkat Provinsi dan
Kab/Kota
c. Peningkatan kapasitas pengujian di
Laboratorium Kesehatan Daerah
d. Peningkatan kapasitas daerah dalam
pelaksanaan pengawasan alat kesehatan,
pre dan post market industri rumah tangga
pangan dan pengawasan perizinan di
sarana pelayanan kefarmasian khususnya
apotek dan toko obat
1 Bantuan Operasional Kesehatan
a. BOK Provinsi 34 Provinsi
b. BOK Kab./Kota 514 Kab./Kota
c. BOK Percepatan Penurunan Stunting 360 Kab./Kota
d. BOK Penurunan AKI dan AKB 200 Kab./Kota
e. BOK Puskesmas 10062 Puskesmas
f. BOK Penguatan Rumah Sakit 330 Rumah Sakit
g. BOK Kefarmasian 548 Provinsi/Kab./Kota
2 Mutu dan Akreditasi Puskesmas 9822 Puskesmas
3 Jampersal 514 Kab./Kota
4 Pengawasan Obat dna Makanan
a. Pengawasan Fasilitas Pelayanan Kefarmasian 423 Kab./Kota
b. Pengawasan Makanan Minuman Industri Rumah Tangga 411 Kab./Kota
Jenis KegiatanNo. Sasaran Satuan
KEBIJAKAN BOKB TA 2020Pengalokasian anggaran dan penyusunan menu kegiatan BOKB mempertimbangkan isu strategisterkait Program KKBPK yang berkembang saat ini dan variabel atas formulasi/perhitungan alokasianggaran, diantaranya sebagai berikut:
Menjaga TFR pada level tertentu dengan target 2,26 pada
tahun 2020 menjadi 2,16 pada tahun 2024
Penurunan unmet need KB, karena tingginya unmet needKB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran, komplikasidalam masa persalinan dan banyaknya anak dilahirkansehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Menurunnya jumlah pengguna kontrasepsi modern
khususnya di kalangan kelompok usia produktif/kalangan
muda
Angka prevalensi stunting di Indonesia masih cenderung
tinggi yaitu 30,8% pada tahun 2018 yang akan ditargetkan
turun menjadi 14% di 2024.
Formulasi perhitungan alokasi BOKB: jumlah sasaran
dikalikan dengan unit cost (sesuai standar biaya masukan).
Kegiatan Satuan PaguRencana
Output
Dukungan Media KIE dan manajemen BOKB Paket/kegiatan 88.874.039.000 7.651
Operasional Balai Penyuluhan KB Balai 603.820.540.000 5.517
Operasional distribusi alat dan obat kontrasepsi ke faskes Faskes 43.404.876.000 18.001
Operasional pembinaan program KB bagi masyarakat oleh Kader (PPKBD/SLB PPLBD) Desa/Kelurahan 498.390.000.000 83.065
Operasional pencegahan stunting desa 56.104.570.000 2.580
operasional penggerakan program KKBPK di kampung KB Kecamatan 598.079.230.000 7.144
Grand Total 1.888.673.255.000 110.814
KEGIATAN DAN SASARAN OUTPUT BOKB TA 2020
Kebijakan BOKB TA 2020 Dalam Rangka
Pencegahan dan/atau Penanganan Covid-19
Keputusan Kepala
Badan Kependudukan
dan Keluarga
Berencana Nasional
Nomor 84/KEP/BI/2020
tentang Pemanfaatan
DAK Nonfisik/BOKB TA
2020 Untuk
Pencegahan dan/atau
Penanganan Covid-19
Perluasan dan/atau
penambahan menu
DAK Nonfisik BOKB
TA 2020
Pemberian honorarium
Petugas Lapangan KB
non ASN dalam rangka
memberi Komunikasi,
Informasi dan Edukasi
(KIE) pencegahan
dan/atau penanganan
COVID-19
Pemberian
honorarium PLKB
Non ASN mengacu
pada PMK No
78/PMK.02/2019
tentang Standar
Biaya Masukan TA
2020
DASAR HUKUM
Rancangan Kebijakan BOKB Tahun 2021
ARAH KEBIJAKAN
a. Meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan, keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi
di daerah untuk meningkatkan
pemerataan pelayanan kesehatan,
mendukung daerah dalam pencapaian
SPM Kesehatan dan pencapaian
akreditasi fasilitas pelayanan
kesehatan, serta peningkatan
pemerataan pelayanan KB dan Kespro;
b. Mempercepat penurunan angka
kematian ibu (AKI) dan Stunting
melalui penyiapan kehidupan
berkeluarga bagi remaja dan
penguatan pengasukan 1000 HPK.
KENDALA PELAKSANAAN PROTOKOL COVID-19
No Topik Kendala Rincian Kendala Solusi
1 Jumlah Penduduk rentang
miskin dan miskin bertambah
PHK dan matinya sektor non-formal sehingga banyak
orang kehilangan penghasilan
Perlu dilakukan
pemberian JPS (bansos)
2 Lingkungan hunian
perkotaan yg padat dan
kesadaran masyarakat yg
masih rendah
Banyaknya lingkungan kumuh, tingkat Pendidikan rendah,
masyarakat masih berkerumun dan tidak disiplin, serta
kerawanan sosial
Pengawasan dan
penegakan disiplin oleh
aparat
3 Kesadaran dan kepatuhan
individu pun masih rendah
masih ada sebagian masyarakat yang tetap berkumpul,
tidak jaga kebersihan dan tidak bermasker ketika
bepergian.
Perlu dilakukan
pemantauan dan
penerapan sanksi
4 Anggaran Pemda terbatas Biaya tunjangan sosial yang besar sedangkan anggaran
Pemerintah Daerah terbatas
• Refocusing dan
realokasi APBD
• Dukungan dari pusat
secara terkoordinir
5 Data penduduk yang tidak
sama antar instansi
Data pendudukan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah tidak sinkron
Perlu dilakukan
koordinasi dan rekon
data
TERIMA KASIH
14
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
Subdit DAK Nonfisik, Direktorat Dana Transfer Khusus
Gd. Radius Prawiro Lt. 8
Jl. DR. Wahidin No. 1, Jakarta Pusat – 10710
Telp./Fax. : (021) 3505087
E-mail : [email protected]
Website : www.djpk.kemenkeu.go.id
KEMENTERIAN KEUANGANDIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
Top Related