MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA”
Di buat oleh:
Alief Cahyo Pitoyo (135040200111135)
Dani Adi Saputra (135040201111262)
Evi Yulia Elimawati (135040207111023)
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan pendidikan kewarganegaraan tentunya tidak terlepas dari teori
kewarganegaraan yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Pada hakekatnya Pendidikan
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa, secara opersional pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa, berwatak, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, manusia
senantiasa membutuhkan orang lain. Pada akhirnya manusia hidup secara berkelompok.
Manusia dalam bersekutu atau berkelompok akan membentuk suatu organisasi yang
berusaha mengatur dan mengarahkan tercapainya tujuan hidup kelompok tersebut. Dimulai
dari lingkungan terkecil sampai pada lingkungan besar. Pada mulanya manusia hidup dalam
kelompok keluarga. Selanjutnya mereka membentuk kelompok yang lebih besar lagi seperti
suku, masyarakat, dan bangsa. Kemudian manusia hidup bernegara. Mereka membentuk
Negara sebagai persekutuan hidupnya. Segala hal tentang konsep suatu Negara perlu
diketahui oleh kita. Termasuk didalamnya mengenai bagaimana asla mula suatu Negara
terbentuk, siapa sajakah yang terlibat didalam proses pembentukan Negara tersebut.
Selain hal di atas pula, perlu kita ketahui pula bagaimana Negara Indonesia ini terbentuk.
Lalu Unsur apa sajakah yang membuat Indonesia ini bisa dikatakan sebagai sebuah Negara.
Selanjutnya harus diketahui mengenai bentuk Negara Indonesia itu sendiri agar seluruh
rakyat Indonesia bisa bersama sama mewujudkan cita-sita serta Tujuan Negara Republik
Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penulisan ini adalah
a. Apa sajakah teori-teori mengenai terbentuknya suatu Negara?
b. Bagaimana tujuan suatu Negara ideal?
c. Apa sajakah unsur-unsur Negara Republik Indonesia?
d. Bagaimana bentuk Negara Republik Indonesia?
e. Apa tujuan Negara Republik Indonesia ?
2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah merinci mengenai terbentuknya suatu Negara
secara umum, serta tujuan-tujuan suatu Negara yang ideal. Selain itu lebih menjelaskan
mengenai unsure pembentuk Negara Indonesia, serta juga penjelasan mengenai bentuk
Negara Indonesia dan terakhir pemahaman tentang tujuan Negara Republlik Indonesia itu
sendiri.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Teori Terbentuknya Suatu Negara
Adapun beberapa teori tentang terbentuknya suatu Negara yakni sebagai berikut.
1. Teori kontrak sosial (social contract)/ Teori Perjanjian Masyarakat
Teori ini beranggapan bahwa Negara dibentuk berdasarkan perjanjian-perjanjian
masyarakat. Beberapa pakar penganut teori kontrak sosial yang menjelaskan teori asal-
mula Negara, diantaranya:
a. Thomas Hobbes (1588-1679)
Menurutnya syarat membentuk Negara adalah dengan mengadakan perjanjian
bersama individu-individu yang tadinya dalam keadaan alamiah berjanji akan
menyerahkan semua hak-hak kodrat yang dimilikinya kepada seseorang atau sebuah
badan. Teknik perjanjian masyarakat yang dibuat Hobbes sebagai berikut setiap
individu mengatakan kepada individu lainnya bahwa “Saya memberikan kekuasaan
dan menyerahkan hak memerintah kepada orang ini atau kepada orang-orang yang
ada di dalam dewan ini dengan syarat bahwa saya memberikan hak kepadanya dan
memberikan keabsahan seluruh tindakan dalam suatu cara tertentu.
b. John locke (1632-1704)
Dasar kontraktual dan Negara dikemukakan Locke sebagai peringatan bahwa
kekuasaan penguasa tidak pernah mutlak tetapi selalu terbatas, sebab dalam
mengadakan perjanjian dengan seseorang atau sekelompok orang, individu-individu
tidak menyerahkan seluruh hak-hak alamiah mereka.
c. Jean Jacques Rousseau (1712-1778)
Keadaan alamiah diumapamakannya sebagai keadaan alamiah, hidup individu bebas
dan sederajat, semuanya dihasilkan sendiri oleh individu dan individu itu puas.
Menurut “Negara” atau “badan korporatif” dibentuk untuk menyatakan “kemauan
umumnya” (general will) dan ditujukan pada kebahagiaan besama. Selain itu Negara
juga memperhatikan kepentingan-kepentingan individual (particular interest).
Kedaulatannya berada dalam tangan rakyat melalui kemauan umumnya.
2. Teori Ketuhanan
Negara dibentuk oleh Tuhan dan pemimpin-pemimpin Negara ditunjuk oleh Tuhan Raja
dan pemimpin-pemimpin Negara hanya bertanggung jawab pada Tuhan dan tidak pada
siapapun. Penganut teori ini adalah Agustinus, Yulius Stahi, Haller, Kranenburg dan
Thomas Aquinas.
4
3. Teori kekuatan
Negara yang pertama adalah hasil dominasi dari komunikasi yang kuat terhadap
kelompok yang lemah, Negara terbentuk dengan penaklukan dan pendudukan. Dengan
penaklukan dan pendudukan dari suatu kelompok etnis yang lebih kuat atas kelompok
etnis yang lebih lemah, dimulailah proses pembentukan Negara. Penganut teori ini
adalah H.J. Laski, L. Duguit, Karl Marx, Oppenheimer dan Kollikles.
4. Teori Organis
Menurut Dede Rosyada, dkk (2005: 54) mengemukakan konsepsi organis tentang
hakikat dan asal mula negara adalah suatu konsep bilogis yang melukiskan negara
dengan istilah-istilah ilmu alam. Negara dianggap atau disamakan dengan makhluk
hidup, manusia atau binatang individu yang merupakan komponen-komponen Negara
dianggap sebagai sel-sel dari makhluk hidup itu. Kehidupan corporal dari Negara dapat
disamakan sebagai tulang belulang manusia, undang-undang sebagai urat syaraf, raja
(kaisar) sebagai kepala dan para individu sebagai daging makhluk itu.
5. Teori Historis
Teori ini menyatakan bahwa lembaga-lambaga sosial tidak dibuat, tetapi tumbuh secara
evolusioner sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia.
6. Teori kedaulatan hukum
Teori kedaulatan hukum (Rechts souvereiniteit) (Mienu, 2010) menyatakan semua
kekuasaan dalam negara berdasar atas hukum. Pelopor teori ini adalah H. Krabbe dalam
buku Die Moderne Staats Idee.
7. Teori Hukum Alam
Filsufgaul (2012) menuliskan teori hukum alam yakni negara terjadi karena kehendak
alam yang merupakan lembaga alamiah yang diperlukan manusia untuk
menyelenggarakan kepentingan umum. Penganut teori ini adalah Plato, Aristoteles,
Agustinus, dan Thomas Aquino.
2.2 Tujuan Negara Ideal ( Hakikat Suatu Negara)
Menurut A. Ubaedillah & Abdul Rozak (2008: 91), Negara mempunyai tujuan antara lain
sebagai berikut.
a. Memperluas kekuasaan.
b. Menyelenggarakan ketertiban hukum.
c. Mencapai kesejahteraan umum.
Beberapa pandangan mengenai tujuan negara antara lain sebagai berikut.
5
a. Menurut Plato tujuan Negara adalah untuk memajukan kesusilaan manusia,
sebagai perseorangan (individu) dan sebagai makhluk sosial. Sedangkan menurut
Roger H. Soltau tujuan Negara adalah memungkinkan rakyatnya berkembang
serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin (the freest possible
development and creative self-expression of its members).
b. Negara menurut ajaran teokrasi (yang diwakili oleh Thomas dan Agustinus)
bertujuan untuk mencapai kehidupan aman dan tenteram harus dengan taat
kepadan dan di bawah pimpinan Tuhan. Pimpinan negara menjalankan kekuasaan
hanyalah berdasarkan kekuasaan Tuhan yang diberikan kepadanya.
c. Ajaran negara hukum bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum
dengan berdasarkan dan berpedoman kepada hukum. Dalam negara hukum segala
kekuasaan alat-alat pemerintahannya didasarkan atas hukum. Semua orang tanpa
kecuali harus tunduk dan taat kepada hukum. Dalam negara hukum, hak-hak
rakyat dijamin sepenuhnya oleh negara. Sebaliknya, rakyat berkewajiban
mematuhi seluruh peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah negara itu.
d. Negara menurut teori negara kesejahteraan bertujuan mewujudkan kesejahteraan
umum. Dalam hal ini negara dipandang sebagai alat belaka yang dibentuk
manusia untuk mencapai tujuan bersama, kemakmuran, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat negara itu.
e. Dalam Islam, seperti yang dikemukakan oleh Ibnu Arabi, tujuan Negara adalah
agar manusia bisa menjalankan kehidupannya dengan baik, jauh dari sengketa dan
menjaga intervensi pihak-pihak asing.
f. Dalam konteks Negara Indonesia, tujuan Negara adalah untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanaan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
social.
6
2.3 Unsur-Unsur Negara Republik Indonesia
Jumlah rakyat indonesia saat ini:
Penduduk Indonesia menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000 dan
2010
ProvinsiPenduduk
1995 2000 2010
Aceh 3 847 583 3 930 905 4 494 410
Sumatera Utara 11 114 667 11 649 655 12 982 204
Sumatera Barat 4 323 170 4 248 931 4 846 909
Riau 3 900 534 4 957 627 5 538 367
Jambi 2 369 959 2 413 846 3 092 265
Sumatera Selatan 7 207 545 6 899 675 7 450 394
Bengkulu 1 409 117 1 567 432 1 715 518
Lampung 6 657 759 6 741 439 7 608 405
Kepulauan Bangka Belitung - 900 197 1 223 296
Kepulauan Riau - - 1 679 163
DKI Jakarta 9 112 652 8 389 443 9 607 787
Jawa Barat 39 206 787 35 729 537 43 053 732
Jawa Tengah 29 653 266 31 228 940 32 382 657
DI Yogyakarta 2 916 779 3 122 268 3 457 491
Jawa Timur 33 844 002 34 783 640 37 476 757
Banten - 8 098 780 10 632 166
Bali 2 895 649 3 151 162 3 890 757
Nusa Tenggara Barat 3 645 713 4 009 261 4 500 212
Nusa Tenggara Timur 3 577 472 3 952 279 4 683 827
Kalimantan Barat 3 635 730 4 034 198 4 395 983
Kalimantan Tengah 1 627 453 1 857 000 2 212 089
7
Kalimantan Selatan 2 893 477 2 985 240 3 626 616
Kalimantan Timur 2 314 183 2 455 120 3 553 143
Sulawesi Utara 2 649 093 2 012 098 2 270 596
Sulawesi Tengah 1 938 071 2 218 435 2 635 009
Sulawesi Selatan 7 558 368 8 059 627 8 034 776
Sulawesi Tenggara 1 586 917 1 821 284 2 232 586
Gorontalo - 835 044 1 040 164
Sulawesi Barat - - 1 158 651
Maluku 2 086 516 1 205 539 1 533 506
Maluku Utara - 785 059 1 038 087
Papua Barat - - 760 422
Papua 1 942 627 2 220 934 2 833 381
INDONESIA 194 754 808 206 264 595 237 641 326
Catatan : Termasuk Penghuni Tidak Tetap (Tuna Wisma, Pelaut, Rumah
Perahu, dan Penduduk Ulang-alik/Ngelaju)
Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000 dan Survei Penduduk
Antar Sensus (SUPAS) 1995
Batas negara dan luas wilayah:
Luas
Manfaat mengetahui luas suatu Negara yaitu untuk mengetahui batas, keamanan,
kesejahteraan (potensi SDA dan SDM). Karena semakin luas suatu Negara, potensi
nya lebih baik. Selain itu juga untuk mengetahui sejauh mana pencapaian suatu
bangsa. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia
dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas
perairannya 3.257.483 km². Dan dengan batas-batas sebagai berikut :
Utara : Pulau Rando 6°LU-95°BT , Pulau Sekating 5°LU, dan Pulau Miangas
4°30’LU
Barat : masih berbatasan dengan Pulau Rondo
Selatan : Pemana (Selatan pulau Roti) 11°LS -123°BT
Timur : Wilayah DAS Fly di Papua 141°BT
8
Batas
Indonesia harus mempunyai batas-batas wilayah yang jelas dan dapat membedakan
dengan wilayah lain. Batas wilayah diperlukan untuk keperluan pengelolaan,
pengawasan, dan perlindungan Negara. Batas terbagi dua, batas politik dan batas
fisik.
a. Batas Politik, dilandaskan berdasarkan :
Kesepakatan 1824 antara Beanda dan Kerjaan Inggris , dalam membagi
wilayah kekuasaan
Keputusan Pengadilan tetap Internasional tahun 1928
Ordonasi 1939 (Teritorial ZEE en Maritimr Kringen Ordonantie), pembagian
wilayah laut berdasarkan Laut Teritorial dan Laut Pedalaman
Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957 tentang lebar wilayah laut dinyatakan
12 mil
UU no 7 tahun 1976 tentang pengesahan penyatuan Timor Timur ke NKRI
Konvensi Hukum Laut Internasional Tahun 1982, membagi jenis batas laut
berdasarkan batas laut territorial, Batas Landas Kontinen, dan ZEE.
b. Batas Fisik
Merupakan batas wilayah indonesia berdasarkan daratan dan perairan. Dan
batas Negara Indonesia yaitu :
Utara : Negara Malaysia dengan perbatasan sepanjang 1.782 km, Singapura,
Filipina, dan Laut Cina Selatan
Selatan: Negara Australia, Timor Leste, dan Samudra Indonesia
Barat : Samudra Indonesia
Timur : Negara Papua Nugini dengan perbatasan sepanjang 820 km, Timor
Leste, dan Samudra Pasifik
Sistem pemerintahan indonesia:
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum
diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem
pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.
Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat)
Sistem Konstitusional.
Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
9
Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab
kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas
Pemerintahan orde baru dengan tujuh kunci pokok diatas berjalan sangat stabil dan kuat.
Pemerintah memiliki kekuasaan yang besar. Sistem Pemerintahan Presidensial yang
dijalankan pada era ini memiliki kelemahan pengawasan yang lemah dari DPR namun juga
memiliki kelebihan kondisi pemerintahan lebih stabil.
Di akhir era orde baru muncul pergerakan untuk mereformasi sistem yang ada menuju
pemerintahan yang lebih demokratis. Untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan
sebuahpemerintahan yang konstitusional(berdasarkan konstitusi). Pemerintahan yang
konstitusional adalah yang didalamnya terdapat pembatasan kekusaaan dan jaminan hak
asasi. Kemudian dilakukanlah amandemen Undang-undang Dasar 1945 sebanyak 4 kali,
tahun: 1999,2000,2001,2002. Berdasarkan Konstitusi yang telah diamandemen ini
diharapkan sebuah sistem pemerintahan yang lebih demokratis akan terwujud.
Pokok-pokok Sistem Pemerintahan Setelah Amandemen
Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara
terbagi dalam beberapa provinsi
Bentuk pemerintahan adalah republik konstitusional, sedangkan sistem pemerintahan
presidensial.
Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan
wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket
Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada
presiden.
Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR.
DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya
pemerintahan.
Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya
Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan
parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-
10
kelemahan yang ada dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem
pemerintahan presidensial di Indonesia adalah sebagai berikut;
Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi,
DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung
Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan
dari DPR.
Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau
persetujuan dari DPR.
Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang
dan hak budget (anggaran)
Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan
Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama.
Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral,
mekanisme cheks and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen
untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.
Berdasarkan Konvensi Montevideo tahun 1933 (Fakultas Hukum Universitas Andalas:
2010), ada 5 unsur yang harus dipenuhi untuk terbentuknya sebuah negara, yaitu :
a. Penghuni (penduduk/rakyat).
b. Wilayah.
c. Kekuasaan tertinggi (pemerintah yang berdaulat).
d. Kesanggupan untuk berhubungan dengan negara lain
e. Pengakuan dari negara lain.
Keempat unsur pertama disebut unsur konstitutif atau unsur pembentuk yang harus
terpenuhi agar terbentuk negara, sedangkan unsur yang kelima disebut unsur deklaratif yakni
unsur yang sifatnya menyatakan, bukan unsur mutlak.
a. Penduduk/rakyat
Penduduk suatu negara adalah semua orang yang pada suatu waktu mendiami
wilayah negara. Mereka itu secara sosiologis lazim disebut rakyat dari negara itu.
Rakyat dalam hubungan ini diartikan sebagai sekumpulan manusia yang dipersatukan
oleh suatu rasa persamaan dan mendiami suatu wilayah yang sama.
Ditinjau dari segi hukum, rakyat merupakan warga negara suatu negara. Warga
negara adalah seluruh individu yang mempunyai ikatan hukum dengan suatu negara
11
tertentu. Setiap negara mempunyai sejumlah individu yang menyebut dirinya warga
negara (rakyat) dari negara itu.
Berdasarkan hukum internasional, tiap-tiap negara berhak untuk menetapkan
sendiri siapa yang akan menjadi warga negaranya. Ada dua asas yang dipakai dalam
pembentukan kewarganegaraan, yaitu asas ius soli dan asas ius sanguinis. Asas ius
soli (law of the soil), menentukan warga negaranya berdasarkan tempat tinggal.
Artinya, siapa pun yang bertempat tinggal di suatu negara adalah warga negara
tersebut. Asas ius sanguinis (law of the blood) menentukan warga negara berdasarkan
pertalian darah, dalam arti siapa pun seorang anak kandung (yang sedarah
seketurunan) dilahirkan oleh seorang warga negara tertentu, maka anak tersebut juga
dianggap warga negara yang bersangkutan.
Berikut perbedaan antara penduduk, bukan penduduk, warga Negara dan bukan warga
Negara sebagai berikut
Penduduk Bukan Penduduk Warga NegaraBukan Warga
Negara
Penduduk adalah
mereka yang
bertempat tinggal
tetap atau
berdomisili tetap
di dalam wilayah
Negara (menetap).
Bukan Penduduk
adalah mereka
yang berada di
dalam wilayah
Negara, tetapi
tidak bermaksud
bertempat tinggal
di Negara itu.
Misalnya
wisatawan Asing
yang sedang
melakukan
perjalanan wisata.
Warga Negara
adalah mereka
yang berdasarkan
hukum
merupakan
anggota dari
Negara (menurut
undang-undang
diakui sebagai
warga negara).
Bukan Warga
Negara adalah
mereka yang
mengakui Negara
lain sebagai
negaranya
b. Wilayah
Wilayah adalah landasan materiil atau landasan fisik suatu negara. Luas wilayah
negara ditentukan oleh perbatasan-perbatasan. Negara menjalankan yurisdiksi
teritorial atas orang dan benda yang berada di dalam batas-batas wilayah itu, kecuali
beberapa golongan orang dan benda yang dibebaskan dari yurisdiksi itu.
12
Wilayah yang dimaksud dalam pengertian di atas adalah bukan hanya wilayah
geografis atau wilayah dalam arti sempit, melainkan dalam arti luas. Wilayah dalam
arti luas ini merupakan wilayah dilaksanakannya yurisdiksi negara. Wilayah ini
meliputi wilayah daratan dan udara di atasnya, serta laut di sekitar pantai negara itu,
yaitu apa yang disebut laut teritorial. Batas-batas wilayah dalam arti luas ini berarti
negara berwenang untuk menjalankan kedaulatan teritorialnya. Sekelompok manusia
dengan pemerintahannya tidak dapat menciptakan negara tanpa adanya suatu
wilayah.
1) Daratan
Batas wilayah darat suatu Negara biasanya ditentukan dengan perjanjian antara
suatu Negara dengan Negara lain dalam bentuk traktat. Perbatasan antara Negara
dapat berupa:
a) Batas alam, misalnya: sungai, danau, pegunungan, atau lembah.
b) Batas buatan, misalnya: pagar tembok, pagar kawat berduri.
c) Batas menurut geofisika, misalnya: lintang utara/selatan, bujur timur/barat.
2) Lautan
Berdasarkan Konferensi Hukum Laut internasional III pada 10 Desember 1982
yang diselenggrakan oleh PBB di Montego Bay, Jamaica, menghasilkan batas
wilayah Negara sebagai berikut:
a) Laut Teritorial
Setiap negara mempunyai kedaulatan atas laut territorial selebar 12 mil laut,
yang diukur berdasarkan garis lurus yang ditarik dari garis dasar (base line)
garis pantai kearah laut bebas.
b) Zona Bersebelahan
Zona bersebelahan merupakan batas laut selebar 12 mil laut dari garis batas
laut territorial atau batas laut selebar 24 mil laut dari garis dasar.
c) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif merupakan batas lautan suatu negara pantai lebarnya
200 mil laut dari garis dasar. Dalam batas ini, negara pantai berhak menggali
kekayaan alam yang ada dan menangkap para nelayan asing yang kedapatan
sedang melakukan penangkapan ikan.
d) Landas Benua
13
Landas benua adalah wilayah daratan negara pantai yang berada di bawah
lautan di laut ZEE, selebar lebih kurang 200 mil di lautan bebas.
e) Landas Kontinen
Landas kontinen merupakan daratan yang berada di bawah permukaan air di
luar laut territorial sampai kedalaman 200 m. Bagi negara pantai, landas
kontinen dinyatakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari wilayah
daratan.
3) Udara
Wilayah udara suatu negara ada di atas wilayah daratan dan wilayah lautan
Negara itu. Pembatasan wilayah suatu negara sangat penting sekali karena
menyangkut pelaksanaan kedaulatan suatu negara dalam segala bentuk, seperti
hal-hal berikut :
a) Berkuasa penuh terhadap kekayaan yang ada di dalamnya.
b) Berkuasa mengusir orang-orang yang bukan warga negaranya dalam wilayah
tersebut bila tidak memiliki izin dari negara itu.
c) Pemerintah yang Berdaulat.
c. Pemerintah yang berdaulat
Sekalipun telah ada sekelompok individu yang mendiami suatu wilayah, tetapi
belum juga dapat diwujudkan suatu negara, jika tidak ada segelintir orang yang
berwenang mengatur dan menyusun kehidupan bersama. Pemerintah adalah
organisasi yang mengatur dan memimpin negara. Tanpa pemerintah tidak mungkin
negara itu berjalan secara baik.
Pemerintah yang berdaulat mempunyai kekuasaan sebagai berikut :
1)Kedaulatan ke dalam, artinya wibawa, berwenang menentukan dan menegakkan
hukum atas warga dan wilayah negaranya.
2)Kedaulatan keluar adalah mempunyai kedudukan yang sederajat dengan negara
lain, sehingga bebas untuk menentukan hubungan diplomatik dengan negara lain.
Pemerintah menegakkan hukum dan memberantas kekacauan, mengadakan
perdamaian, dan menyelaraskan kepentingan-kepentingan yang bertentangan. Oleh
karena itu, sungguh mustahil ada masyarakat tanpa pemerintahan. Pemerintah yang
menetapkan, menyatakan, dan menjalankan kemauan individu-individu yang
tergabung dalam organisasi politik yang disebut negara.
Pemerintah melaksanakan tujuan-tujuan negara dan menjalankan fungsi-fungsi
kesejahteraan bersama. Untuk dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik dan
14
efektif, kedaulatan sebagai atribut negara diwujudkan. Kekuasaan pemerintah
biasanya dibagi atas legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
d. Kesanggupan untuk berhubungan dengan negara lain
Kesanggupan untuk berhubungan dengan negara lain, yaitu ketika negara itu
dapat melakukan hubungan-hubungan dengan negara lain dalam bidang ekonomi,
politik, pendidikan, kebudayaan, dan sebagainya.
e. Pengakuan dari negara lain
Negara yang bersangkutan, keberadaannya secara diplomatik diakui oleh Negara-
negara yang lebih dahulu ada. Hal ini ditunjukkan dengan dibukanya hubungan
diplomatik antara suatu negara dengan negara tersebut.
2.4 Bentuk Negara Republik Indonesia
Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik atau lebih
dikenal dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pernyataan ini secara tegas
tertuang di UUD 45 pasal 1. Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan bentuk
negara yaitu: bentuk negara Federal, Kesatuan atau sistem pemerintahan yang parlementer,
Semi-Presidensil, dan Presidensil.
Menurut pidato Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada
tanggal 17 Agustus 2007 dikatakan bahwa bentuk negara Indonesia yang paling tepat adalah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Empat pilar utama yang menjadi nilai dan
konsensus dasar yang selama ini menopang tegaknya Republik Indonesia adalah: Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI)
2.5 Tujuan Negara Republik Indonesia
Bangsa Indonesia mendirikan negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945 dengan merumuskan tujuan negara secara tegas dalam Pembukaan
UUD 1945 Alinea IV, yaitu:
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
15
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tujuan negara mempunyai konsekuensi bagi seluruh warganya, yaitu turut mendukung
tercapainya tujuan tersebut sesuai tugas, kewajiban, kedudukan, peran, dan tanggung
jawabnya sebagai warga negara. Apabila negara telah melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia maka setiap warga negara mempunyai kewajiban yang
sama terhadap negaranya, yaitu dengan cara menjaga dan mempertahankan keutuhan
wilayah Nusantara dari berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, baik dari
dalam maupun dari luar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Berdasarkan uraian dalam makalah, dapat disimpulkan bahwa :
Ada beberapa teori tentang terbentuknya suatu Negara yakni Teori kontrak sosial
(social contract)/ Teori Perjanjian Masyarakat, Teori Ketuhanan, Teori kekuatan, Teori
Organis, Teori Historis, Teori kedaulatan hukum, Teori Hukum Alam. Tujuan Negara Ideal
( Hakikat Suatu Negara): Memperluas kekuasaan, Menyelenggarakan ketertiban hukum,
Mencapai kesejahteraan umum. Jumlah penduduk indonesia adalah 237 641 326 dari sensus
tahun 2010. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia
dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya
3.257.483 km². ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal
itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru
tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral, mekanisme cheks
and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan
pengawasan dan fungsi anggaran. Unsur suatu negara adalah Penghuni (penduduk/rakyat),
Wilayah, Kekuasaan tertinggi (pemerintah yang berdaulat), Kesanggupan untuk
berhubungan dengan negara lain, Pengakuan dari negara lain. Bentuk Negara Indonesia
adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik atau lebih dikenal dengan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pernyataan ini secara tegas tertuang di UUD 45 pasal
1. Bangsa Indonesia mendirikan negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945 dengan merumuskan tujuan negara secara tegas dalam Pembukaan
UUD 1945 Alinea IV
16
3.2 Saran
Kita sebagai mahasiswa harus mengrti serta memahami dan tidak lupa berusaha
mewujudkan tujuan Negara Republik Indonesia. Sebagai warga negara yang baik kita harus
menjaga negara kita baik d wilayah, kesatuan, dan perdamaian. Dan sebagai warga negara
kita harus mengamalkan apa yang telah di cantumkan dalam undang-undang republik
indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan, 2002, Pendidikan Pancasila. Yogyakata: Nagatirta
Kansil, Prof CST, 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Pradnya Paramita
Lemhanas.2012.Memperkokoh Nilai-nilai pancasila.Edisi 14. 98-99.Tanshzil,Sri
17
Top Related