TENTANG
PERSEROAN TERBATAS GRESIK MIGAS
daerah diharapkan dapat berperan disamping sebagai penyimbang
kekuatan
pasar juga diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
meningkatkan
pendapatan daerah melalui penyetoran deviden sebagai bagian laba
BUMD.
Dalam mewujudkan harapan tersebut diatas maka BUMD harus di
desain untuk mampu bersaing secara fair dan adil dengan entitas
bisnis
swasta guna memperoleh laba dan memberikan kontribusi
pendapatan
daerah berupa deviden sebagai bagian laba yang harus disetorkan
kepada
pemerintah daerah guna memperkuat Anggaran Pendapatan dan
Belanja
Daerah pada setiap tahun.
keberadaannya dalam perkembangan ekonomi dunia, nasional dan
regional
maupun lokal yang semakin terbuka dan kompetitifi BUMD perlu
menumbuhkan budaya korporasi dan profosionalisme antara lain
pembenahan pengurusan dan pengawasan yang di dasarkan pada
prinsip-
prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good coorporate
governance)
melalui langka-langka restrukturisasi perusahaan.
Sejak beroperasi akhir tahun 2007 hingga akhir tahiun 2010
atau
selama 3 (tiga) tahun lebih, PT Gresik Mias menderita akumulasi
kerugian
cukup besar sehingga equitas perusahaan (kekayaan bersih) menjadi
minus.
Namun setelah diadakan restrukturisasi perusahaan khususnya
bidang
manajemen dan orientasi peningkatan kinerja dan nilai tambah
perusahaan
menjadi positif dan nilai ekuitas meningkat 14 (empat belas) kali
lebih besar
dari modal disetor, sehingga tujuan utama PT Gresik Migas didirikan
dapat
memberikan sumbangan deviden dapat diwujudkan.
Restrukturisasi perusahaan dimaksud antara lain meliputi
peningkatan
kinerja dan nilai tambah perusahaan, perbaikan struktur keuangan
dan
managemen, pemberdayaan BUMD yang mampu bersaing dan
berorientasi
global, pengembangan struktur usaha dan sektor kegiatan usaha.
Dengan
upaya tersebut diharapkan BUMD khususnya yang berbentuk
Perseroan
Terbatas dengan tujuan utama memupuk keuntungan dan
sepenuhnya
tunduk pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang
Perseroan
Terbatas akan mampu bersaing secara fair dan adil dengan
entitas bisnis
swasta.
pengembangan struktur usaha dan sektor kegiatan usaha yang
masih
punya peluang dan potensi untuk berkembang melalui penambahan
modal
disetor dari Pemerintah Daerah sebagai pemilik mayoritas saham PT
Gresik
Migas. Penambahan modal disetor tersebut dapat dilakukan
berupa
pemindatanganan barang milik daerah yang disertakan sebagai
penambahan penyertaan modal pemerintah daerah maupun dalam
bentuk
tunai melalui dana APBD.
Berdasarkan Pasal 81 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17
Tahun
2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah,
disebutkan
bahwa penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milik
daerah
dilakukan dalam rangka pendirian, pengembangan dan peningkatan
kinerja
badan usaha milik negara/daerah atau badan hukum lainnya yang
dimiliki
oleh pemerintah dan swasta. Barang milik daerah yang dijadikan
sebagai
penyertaan modal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan
oleh kepala daerah setelah mendapat persetujuan dewan perwakilan
rakyat
daerah. Pelaksanaan penyertaan modal Pemerintah Daerah
tersebut
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Di dalam Peraturan Daerah Pasal 1 Angka 40 Peraturan Daerah
Nomor
10 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, ditegaskan
bahwa
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah merupakan pengalihan
kepemilikan
barang milik daerah menjadi kekayaan daerah yang dipisahkan
untuk
Negara/Daerah atau badan hukum lainnya.
B.Identifikasi Masalah
beberapa permasalahan sebagai berikut :
2.Apakah penyertaan modal pemerintah daerah kepada PT Gresik
Migas
perlu dibentuk dengan Peraturan Daerah?
3.Apakah yang menjadi dasar pertimbangan pembentukan
Peraturan
Daerah tentang Penyertaan Modal kepada PT Gresik Migas?
4.Apakah sasaran utama disertakannya modal kepada PT Gresik
Migas?
C.Tujuan dan Kegunaan Kegiatan Penyusunan Naskah Akademik
Sesuai dengan ruang lingkup identifikasi masalah yang
dikemukakan
di atas, tujuan penyusunan Naskah Akademik adalah sebagai
berikut:
1.Merumuskan perlu atau tidaknya memberikan penguatan modal
PT
Gresik Migas.
3.Merumuskan dasar pertimbangan pembentukan Peraturan Daerah
tentang Penyertaan Modal kepada PT Gresik Migas.
4.Merumuskan sasaran utama disertakannya modal kepada PT
Gresik
Migas.
Rancangan Peraturan Daerah.
dan referensi lainnya.
A.Kajian Teoritis
melakukan setoran modal ke perusahaan tersebut.
Penyertaan modal Pemerintah Daerah adalah pengalihan
kepemilikan
kekayaan Daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak
dipisahkan
menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai
modal/saham daerah.
kekayaan lainnya milik Pemerintah Daerah dengan membentuk
usaha
bersama dan saling menguntungkan
meningkatkan :
transparan dan akuntabilitas.
jangka panjang pemerintah daerah yang dapat dianggarkan
apabila jumlah
yang akan disertakan dalam tahun anggaran 2012 yang
ditetapkan dalam
Peraturan Daerah tentang penyertaan modal dengan berpedoman
pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.
dalam Peraturan Daerah ini meliputi perencanaan penyertaan
modal
oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
dan
perencanaan kebutuhan penyertaan modal pemerintah daerah yang
berasal dari APBD.
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah diatur dengan prinsip
kehati-
hatian sehingga tujuan penyertaan modal pemerintah daerah
terlaksana
dengan efektif dan efisien. Perencanaan Penyertaan Modal
pemerintah
daerah memerlukan suatu koordinasi kelembagaan pada
pengelolaan
penyertaan modal pemerintah daerah dalam rangka pencapaian
efisiensi
dan efektifitas dalam pengelolaan penyertaan modal
2.Pelaksanaan penyertaan modal
Gresik Migas, ditentukan bahwa "Penyertaan Modal dilakukan
oleh
Pemerintah Kabupaten Gresik serta pihak Ketiga dengan
ketentuan
bahwa sebagian besar atau komposisi modal disetor mayoritas
dimiliki
oleh Pemerintah Kabupaten Gresik” dan selanjutnya mengenai
permodalan yang meliputi modal dasar, modal yang ditempatkan
dan
modal disetor diatur dalam Anggaran Dasar dan berpedoman pada
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sesuai dengan Akta Notaris Arief Hidayat, SH, M.Si Nomor 43
tanggal 29 Nopember 2009 tentang Akta Pendirian Perseroan
Terbatas
PT Gresik Migas, Modal Dasar PT Gresik Migas ditetapkan sebesar
Rp.
8.000.000.000,00. Modal disetor sampai dengan Tahun 2011
adalah
sebesar Rp. 2.010.000.000,00 yang berasal dari Penyertaan
Modal
Pemerintah Kabupaten Gresik melalui dana APBD tahun 2007
sebesar
Rp. 2.000.000.000,00 yang kemudian ditetapkan dengan
Peraturan
Daerah Kabupaten Gresik Nomor 8 Tahun 2009 tentang Penyertaan
Modal Pemerintah Kabupaten Gresik pada Perseroan Terbatas
(PT)
Gresik Migas dan dari KPRI Karya Dharma Gresik sebesar Rp.
10.000.000,00, sehingga pemegang saham PT Gresik Migas
sebesar
99,95 yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Gresik sebagai
Koperasi Pegawai Republik Indonesia Karya Dharma Gresik.
Pelaksanaan penyertaan modal pemerintah daerah dilakukan
oleh
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
berdasarkan
persetujuan Bupati. Untuk pelaksanaan penyertaan modal
pemerintah
daerah kepada PT Gresik Migas akan dilakukan sesuai perencanaan
senilai
Rp1.800.000.000,00 (Satu Milyar Delapan Ratus Juta Rupiah),
dianggarkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2012 pada pos anggaran pengeluaran pembiayaan
yang
merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan yang di peroleh
dari
pengukuran nilai aset eks Kantor Departemen Tenaga Kerja yang
terletak di
Jalan Wahidin Sudiro Husodo termasuk tanah dan bangunan yang
sudah
diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Gresik berdasarkan
Berita
acara serah terima Personil, Peralatan Pembiayaan, dan Dokumen
(P3D)
dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada Pemerintah
Kabupaten
Gresik Nomor : 118/2641/012/2001 tanggal 21 Maret 2001 dan
sudah
tercatat dalam Inventaris Kekayaan Pemerintah Kabupaten
Gresik.
Terakhir tanah dan bangunan ini dimanfaatkan oleh sebagai
kantor oleh
Satuan Pamong Praja Kabupaten Gresik. Pada saat ini tanah dan
bangunan tersebut dalam keadaan kosong karena Satuan Polisi
Pamong
Praja telah menempati Kantor baru.
Prosedur pelaksaanannya adalah sebagai berikut :
1.Penyertaan modal pada PT Gresik Migas dianggarkan dalam
APBD
tahun anggaran 2012.
pengembangan usaha yang berkaitan dengan usaha migas.
3.Penyertaan modal pada PT Gresik Migas dilakukan sampai
dengan
terpenuhinya penyertaan modal pada PDAM Gresik sejumlah Rp.
8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah) berdasarkan
Peraturan
Daerah Kabupaten Gresik Nomor 9 Tahun 2008 tentang Penyertaan
Modal Pemerintah Kabupaten Gresik Pada Perseroan Terbatas
(PT)
Gresik Migas.
dalam peraturan daerah tentang APBD berdasarkan kemampuan
dengan Keputusan Bupati.
Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam
pelaksanaan Penyertaan modal pemerintah daerah,
lembaga-lembaga
yang terkait harus menyelenggarakan akuntansi atas
pelaksanaan
Penyertaan modal pemerintah daerah. Akuntansi atas
pelaksanaan
Penyertaan modal pemerintah daerah mengacu kepada Standar
Akuntansi Keuangan. Dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan
kegiatan Penyertaan modal pemerintah daerah, pada setiap tahun
buku
berakhir, dibuat laporan yang memuat :
a.Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun
dan
perhitungan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan serta
penjelasan atas dokumen tersebut;
b.Neraca gabungan dari PT Gresik Migas disamping neraca dari
masing-
masing unit usaha;
c.Laporan mengenai keadaan dan jalannya PT Gresik Migas serta
hasil
yang telah dicapai;
d.Kegiatan utama PT Gresik Migas dan perubahan selama tahun
buku;
e.Perincian masalah yang timbul selama tahun buku yang
mempengaruhi kegiatan PT Gresik Migas;
f.Nama Komisaris, Direksi dan;
g.Gaji dan tunjangan lain bagi anggota Direksi dan Komisaris.
Paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan setelah tahun buku
ditutup,
Direksi PT Gresik Migas menyusun laporan tahunan untuk
diajukan
pada RUPS. Tahun buku PT Gresik Migas disamakan dengan tahun
takwim.
disamping tingkat pendapatan yang diharapkan, hal penting yang
harus
diperhatikan adalah timbulnya potensi kerugian yang akan
berpengaruh
terhadap pendapatan dan modal Pemerintah Daerah. Oleh karena
itu,
diperlukan penerapan manajemen risiko sebagai langkah
antisipasi
pemerintah daerah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 Tentang
Perusahaan Daerah, bahwa Perusahaan Daerah dapat dimiliki
sepenuhnya
oleh: (a) suatu daerah sepenuhnya, atau (b) dimiliki oleh suatu
daerah
bersama dengan perorangan atau badan hukum lainnya. Saham
Perusahaan
Daerah terdiri dari saham prioritet (prioritas) dan saham biasa.
Saham
prioritet hanya dapat dimiliki oleh daerah. Pemegang saham
prioritet adalah
Kepala Daerah. Penyertaan modal daerah pada perusahaan daerah pasar
dapat
berbentuk barang dan uang.
untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah diperlukan
upaya-
upaya dan usaha untuk meningkatkan sumber pendapatan daerah.
Berdasarkan ketentuan Pasal 157 Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004
tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa sumber-sumber
pendapatan
Daerah terdiri atas :
a. hasil pajak Daerah;
b. hasil Retribusi Daerah;
2. Dana Perimbangan;
32 Tahun 2004, sebagaimana telah diubah kedua dengan
Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 Pemerintah Daerah dapat melakukan
Penyertaan
Modal pada Badan Usaha Milik Pemerintah dan/atau milik
swasta.
Penyertaan Modal tersebut dapat dikurangi, dijual kepada pihak
lain
dan/atau dapat dialihkan kepada Badan Usaha Milik Daerah, yang
dalam
pelaksanaannya harus sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-
undangan yang berlaku.
Ketentuan Pasal 71 ayat (8) dan ayat (9) Peraturan Menteri Dalam
Negeri
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah,
menyebutkan bahwa penyertaan modal dalam rangka pemenuhan
kewajiban
yang telah tercantum dalam peraturan daerah penyertaan modal
pada tahun-
tahun sebelumnya, tidak diterbitkan peraturan daerah tersendiri
sepanjang
jumlah anggaran penyertaan modal tersebut belum melebihi
jumlah penyertaan
modal yang telah ditetapkan pada peraturan daerah tentang
penyertaan modal.
Dalam hal pemerintah daerah akan menambah jumlah penyertaan
modal
melebihi jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan dalam
peraturan
daerah tentang penyertaan modal, dilakukan perubahan peraturan
daerah
tentang penyertaan modal yang berkenaan.
Berdasarkan Pasal 81 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17
Tahun
2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah,
disebutkan
bahwa penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milik
daerah
dilakukan dalam rangka pendirian, pengembangan dan peningkatan
kinerja
badan usaha milik negara/daerah atau badan hukum lainnya yang
dimiliki oleh
pemerintah dan swasta. Barang milik daerah yang dijadikan sebagai
penyertaan
modal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh
kepala
daerah setelah mendapat persetujuan dewan perwakilan rakyat
daerah.
Pelaksanaan penyertaan modal Pemerintah Daerah tersebut ditetapkan
dengan
Peraturan Daerah.
Di dalam Peraturan Daerah Pasal 1 Angka 40 Peraturan Daerah Nomor
10
Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah,
ditegaskan bahwa
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah merupakan pengalihan
kepemilikan
barang milik daerah menjadi kekayaan daerah yang dipisahkan
untuk
diperhitungkan sebagai modal/saham daerah pada Badan Usaha
Milik
Negara/Daerah atau badan hukum lainnya.
Selengkapnya Peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar
pembentukan Peraturan Daerah ini adalah :
1.Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun
1945;
diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang
Perubahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);
3.Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286)
4.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana
telah
diubah untuk keduakalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
6.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67,
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);
7.Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106,
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara
Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik
Indonesia Nomor 5234);
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia
Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia
Nomor 4578);
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4593);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik
Indonesia Nomor 4609);
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota
(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana
telah
diubah keduakalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21
Tahun 2011;
Tentang Perseroan Terbatas Gresik Migas (Lembaran Daerah
Kabupaten
Gresik Tahun 2006 Nomor 2 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Gresik
Nomor 2)
Tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Gresik
Pada Perseroan
Terbatas (PT) Gresik Migas (Lembaran Daerah Kabupaten Gresik
Tahun
2009 Nomor 8);
2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran
Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2006 Nomor 10);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 32 Tahun
2011 tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran
2012 (Lembaran Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2011 Nomor 20);
1.Filosofis
program prioritas yang strategis dan mendesak dalam rangka
meningkatkan
PAD yang membutuhkan dana cukup besar, namun dengan melihat
keterbatasan Anggara Pembangunan dalam APBD Kabupaten Gresik,
maka
dituntut Pemerintah Kabupaten Gresik untuk lebih jeli, kreatif dan
inovatif
dalam melihat potensi yang dapat digali serta berusaha mencari
solusi
maupun alternatif yang tepat, guna mencari sumber dan pembiayaan
bagi
pembangunan, sekaligus dalam rangka antisipasi terhadap
perkembangan
jangka panjang ekonomi daerah dan regional terutama dalam
menyongsong
era global.
Bahwa kondisi geografis Kabupaten Gresik memiliki potensi Sumber
Daya
Alam dan Sumber Daya Buatan yang sangat besar maka perlu
diberdayakan
secara optimal untuk memberikan kesejahteraan masyarakat daerah
melalui
peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Guna mengantisipasi hal
dimaksud
diperlukan tindakan yang konkrit salah satunya adalah dalam
bentuk
penyertaan modal pemerintah daerah kepada PT Gresik Migas
Pengelolaan penyertaan modal pemerintah daerah sebagaimana
diatur
dalam Peraturan Daerah ini dilaksanakan dengan memperhatikan
asas-asas
sebagai berikut:
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Gresik,
Badan Usaha, Pimpinan Lembaga sesuai fungsi, wewenang, dan
tanggung jawab masing-masing.
harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
agar dana penyertaan modal digunakan sesuai batasan-batasan
standar
kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang
penyelenggaraan
tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal.
daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
e. asas kepastian nilai, yaitu penyertaan modal pemerintah daerah
harus
didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai penyertaan
modal
dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dana, divestasi serta
penyusunan laporan keuangan pemerintah.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Peraturan Daerah Kabupaten
Gresik
Nomor 2 Tahun 2006 tentang Perseroan Terbatas Gresik Migas, PT
Gresik
Migas didirikan dengan maksud dan tujuan untuk :
a.Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah;
tersedia di daerah;
d. Memperluas kesempatan berusaha dan lapangan kerja dalam
rangka
kesejahteraan masyarakat;
jasa, yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajad
hidup
orang banyak;
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, dalam Pasal 5
Peraturan
Daerah Kabupaten Gresik Nomor 2 Tahun 2006 tentang Perseroan
Terbatas
Gresik Migas, ditetapkan ruang lingkup usaha PT Gresik Migas
meliputi :
a. Kegiatan yang berkaitan dengan usaha hilir migas yang
mencakup
pengelolaan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga.
b. Kedasama dengan Badan Usaha Milik daerahArlegara
(BUMDIBUMN) dan
atau Badan Usaha Swasta (investor) yang bergerak dalam usaha
Migas.
c. Usaha-usaha lain yang berkaitan dengan hilir Migas.
Sebagai aplikasi bidang usaha tersebut, pada tanggal 20 Mei 2010
telah
ditandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) antara Kontraktor
Kontrak
Kerja Sama (KKKS) Weast Madura Offshore (WMO) yaitu Kodeco Energy
Co.,
LTD, PT Pertamina Hulu Energi Weast Madura Offshore, CNOOC
Madura
sebagai penjual dan PT Gresik Migas sebagai pembeli dengan volume
gas
sebesar 17.000 MMBTU/D selama 5 (lima) tahun terhitung mulai tahun
201 I
sampai dengan 2015 dan kemudian diamandemen khusus untuk
tanggal
Seluruh hasil pembelian gas dari operator KKKS WMO langsung dijual
habis
oleh PT Gresik Migas ke PT Alas Energi Indonesia (PT AEI) dan
Perusahaan Gas
Negara (PGN). Karena PT Gresik Migas belum memperoleh Izin Niaga
Gas dari
Ditjen Migas sebagai syarat untuk melaksanakan penjualan langsung
ke
konsumen karena belum memiliki metering station, maka penjual;
dalam hal ini
operator KKKS WMO melakukan jual beli dan penyerahan gas disisi
hilir flensa
pertama dari fasilitas penjual yang secara langsung berhubungan
dengan flensa
PT Perusahaan Gas Negara dan flensa PT AEI sebagai titik
penyerahan
sementara hingga tanggal 15 Nopember 2011. Untuk itu PT Gresik
Migas telah
membangunStation Metering dan memperoleh lzin Usaha Niaga Gas
melalui
pipa dedicated hilir sementara sehingga mulai tanggal 15 Nopember
2011
penyerahan gas dilakukan melalui Titik Penyerahan Permanen
diMetering
Station milik PT Gresik Migas .
Berdasarkan Laporan Keuangan PT Gresik Migas per 3l Desember
2010,
yang Harjosumarto, M.Si,Ak dan Rekan, PT Gresik Migas
menderita kerugian
selama 3 tahun (2008 sampai dengan 2010) secara kumulatif
menderita
kerugian sebesar Rp.3.107.667 .641,00 ditambah dengan biaya yang
masih
harus dibayar berupa hutang gaji sebesar Rp.1.074.600.000,00,
sehingga beban
yang harus dipikul oleh managemen hasil restrukturisasi
secara keseluruhan
adalah sebesar Rp. 4.182.267.641,00.
Kondisi keuangan PT Gresik Migas selama tahun 2011 keadaan
sampai
dengan akhir triwulan ke III menunjukan kondisi sebagaimana cukup
baik.
Untuk menganalisa kondisi keuangan dan kinerja PT Gresik Migas
dengan
menggunakan data pada laporan keuangan Trwiwulan ke III, maka
dapat
diketahui tingkat kesehatan keuangan perusahaan dengan cara
menggunakan
alat yang biasa dipakai dalam pemeriksaan yaitu ratio
keuangan.
Untuk menghitung rasio keuangan PT Gresik Migas, terlebih
dahulu
menampilkan komparatif Neraca selama 3 (tiga) tahun terakhir (2009,
2010 dan
2011) keadaan sampai dengan akhir bulan September) sebagaimana
tabel
berikut ini :
Berdasarkan data pada tabel 1 dan 2, maka dapat dihitung rasio
keuangan
PT Gresik Migas selama 3 (tiga) tahun. Rasio keuangan merupakan
suatu cara
yang membuat perbandingan data keuangan perusahaan sehingga
menjadi
berarti. Rasio Keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa
pertanyaan
penting mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan dan dapat
dijadikan
perusahaan untuk masa yang akan datang.
Adapun rasio keuangan PT Gresik Migas selama 3 (tiga) tahun
terakhir dan
untuk tahun 2011 baru berjalan 9 (sembilan) bulan dapat dilihat
pada tabel 3.,
yang meliputi Ratio Likuiditas, Ratio Solvabilitas atau
leverage dan Ratio
Profitabilitas.
Ratio Likuiditas sering disebut dengan rasio modal kerja merupakan
rasio
yang digunakan untuk mengukur seberapa likuid suatu
perusahaan untuk
membayar hutang-hutang jangka pendek yang jatuh tempo atau rasio
untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi
kewajiban/utang pada saat ditagih. Rasio yang digunakan meliputi
:Current
Ratio, Cash Ratio, Acid Test Ratio atau Quick Ratio, Working
Capital to Total Asset
dan Perputaran Piutang.
Rasio likuiditas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk
pengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai flengan utang.
Dengan ratio
ini dapat memberikan gambaran mengenai kemampuan perusahaan
dalam
memenuhi kewajiban kepada pihak lain dan mengetahui keseimbangan
antara
nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal. Ratio yang
digunakan
meliputi :Total Debt to Equity Ratio, Total Debt to Capital Asset
Ratio, Long Term
Debt to Equity Ratio dan Long Term Debt to Total Asset Ratio.
Ratio Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan
dalam mencari keuntungan dan rasio ini memberikan ukuran
tingkat
kemampuan managemen suatu perusahaan. Rasio yang digunakan meliputi
:
Return On Equity, Return On Assel Gros Margin, Net Margin dan
operating Ratio.
Berdasarkan tabel 3, ratio liquiditas PT Gresik Migas tahun 2009
dan tahun
2010 dapat dikatakan tidak likuid, karena perusahaan hampir tidak
punya
kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendelg termasuk semua
asset
perusahaan tidak mampu membayar kewajiban janga pendek. Dalam
kurun
waktu 9 (sembilan) bulan pada tahun 2011 PT Gresik Migas
dapat memperbaiki
ratio likuiditasnya hingga pada tingkat yang aman diatas 100%.
Meskipun cash
ratio baru mencapai 23,50% dan working capital sebesar 27,09% pada
tahun
2011, tetapi didukung oleh perputaran piutang 0.00 hari, maka
kewajiban
mampu dibayarl dipenuhi karena piutang usahanya sangat likuid yaitu
piutang
usaha dan utang usaha dapat diselesaikan secara bersamaan.
Ratio Solvabilitas atau Lavarage Ratio, sebagaimana data pada tabel
3.,
menunjukkan bahwa PT Gresik Migas secara keseluruhan
mengalami
kekurangan modal, baik modal sendiri maupun total modal. Pada tahun
2009
pembiyaan hanya 30,99% dari total kewajiban yang disediakan oleh
pemberi
pinjaman, tahun 2010 60,93 % dan tahun 2011 meningkat menjadi
1,278,85%. Sehingga apabila hutang tersebut jatuh tempo dan PT
Gresik Migas
tidak ada kemampuan lain untuk membayamya maka PT Gresik tidak
dapat
memenuhi kewajibannya karena PT Gresik Migas karena kemampuannya
jauh
dibawah kewajiban yaqg harus dipenuhi. Pada tahun 2009, setiap satu
rupiah
hutang masih dijamin Rp. 3,23 dari modal sendiri, pada tahun 2010
satu
rupiah hutang jaminannya turun menjadi Rp. 1,64 dan pada tahun
2011
jaminan dari modal sendiri tinggal Rp.0,08. Hal ini dapat
menurunkan
kepercayaan calon kreditur untuk jangka panjang karena kondisi
perusahaan
tidak solvabel atau berada pada kondisi isovabel. Melihat kondisi
ini, maka PT
Gresik Migas sangat membutuhkan tambahan modal disetor dari
pemegang
saham untuk memperkuat liquiditasnya. Satu kekuatan yang masih
dapat
diandalkan dalam dalam kemampuan solvabitas adalah masih
tingginya
perputaran modal kerja sebagaimana ditujukan dalam
perhitungworking
capital turnover, yaitu modal kerja berputar dalam satu periode
sebanyak 17
kali lebih. Dengan tingkat perputaran piutang 0,00 hari menunjukkan
modal
kerja yang tertanam semakin kecil dan ini merupakan daya tarik
tersendiri
untuk pihak pemberi kreditday sales uncollectedadalah 0,00
hari.
Untuk ratio Profitabilitas sebagaimana data pada tabel 3.
,menunjukan
bahwa manajemen PT Gresik Migas tingkat efektivitasnya cukup
tinggi dalam
mencari keuntungan. Dalam perhitungReturn on equity (ROE) atau
rentabilitas
modal sendiri rasionya mencapai 535,83%. Tingginya ratio ROE ini
menunjukan
bahwa modal sendiri digunakan dengan sangat efisien dan
menunjukkan posisi
pemilik perusahaan sangat kuat karena perolehan laba sebelum pajak
dalam
kurun waktu 9 (sembilan) bulan telah melampaui 5 (lima) kali lebih
besar dari
modal sendiri. Meskipun demikian jika dilihat darirasio gross
margindannet
margin masih berada dibawah 10%, sedang rata-rata industri
umumnya adalah
l5%.
Dari kajian ratio solvabilitas, maka kebutuhan modal PT Gresik
Migas, ratio
yang ideal adalah total hutang dibanding modal sendiri
minimal 1:1 atau setiap
Rp1,00 hutang dijamin oleh Modal Sendiri Rp. 1,00, dan jika ratio
ini dipakai
sebagai ukuran maka seharusnya modal sendiri atau penyertaan modal
dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik yang harus disetor adalah
sebesar total
hutang kewajiban kurang lebih sebesar Rp.25.000.000.000,00 . Jika
90% dari
modal dasar harus dimilik oleh Pemerintah Kabupaten Gresik, maka
modal
disetor atau ditempatkan adalah sebesar Rp. 8.000.000.000,00 x 90%
= Rp.
7.200.000.000,00 yang berarti Pemerintah harus menyediakan
penyertaan
modal lagi sebesar Rp. 5.200.000.000,00 sehingga ratio antara
hutang dan
modal sendiri akan menjadi sebesar 28,8% dan yang dibiayai dari
pinjaman
hanya sebesar 7l,2%
Penambahan modal disetor tersebut akan dimanfaatkan oleh PT
Gresik
Migas, penyertaan moodal pada PT Gerbang Oil dan Gas WMO,
Holding
compeny dengan BUMD milik Pemerintah Kabupaten Gresik yang
belum
beroperasi serta pengembangan sektor kegiatan usaha disisi
hili seperti niaga
gas bumi, pengelolaan dan penyediaan LPG (SPPBE), pengelolaan gas
kota dan
gas bumi untuk transportasi, serta pemanfaatan gas bumi untuk
transportasi.
Mengingat kemampuan APBD Kabupaten Gresik belum memungkinkan
untuk menambah modal disetor dari dana APBD, maka penyertaan modal
dapat
dilakukan dalam bentuk tanah dan /atau bangunan yang dimiliki
oleh
Pemerintah Kabupaten Gresik.
dilakukan melalui Peraturan Daerah. Kewajiban ini diatur dalam
Peraturan
Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Dalam Pasal 75 dinyatakan “Penyertaan modal pemerintah daerah
dapat
dilaksanakan apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun
anggaran
berkenaan telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang
penyertaan
modal daerah berkenaan”. Pasal 41 UU No. 1/2004 tentang
Perbendaharaan Negara dinyatakan “Penyertaan modal pemerintah
daerah
pada perusahaan negara/daerah/swasta ditetapkan dengan
peraturan
daerah”. Mengacu pada Undang-undang ini, memang sudah tepat bila
setiap
penyertaan modal Pemda ke BUMD harus dengan Peratruan Daerah.
Tahun 2004, sebagaimana telah diubah kedua dengan
Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 Pemerintah Daerah dapat melakukan
Penyertaan Modal pada Badan Usaha Milik Pemerintah dan/atau
milik
swasta. Penyertaan Modal tersebut dapat dikurangi, dijual kepada
pihak
lain dan/atau dapat dialihkan kepada Badan Usaha Milik Daerah,
yang
dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012 yang merupakan kekayaan
daerah
yang dipisahkan yang diperoleh dari pengukuran nilai aset eks
Kantor
Departemen Tenaga Kerja yang terletak di Jalan Wahidin Sudiro
Husodo
termasuk tanah dan bangunan yang sudah diserahkan kepada
Pemerintah
Kabupaten Gresik berdasarkan Berita acara serah terima Personil,
Peralatan
Pembiayaan, dan Dokumen (P3D) dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur
kepada
Pemerintah Kabupaten Gresik Nomor : 118/2641/012/2001 tanggal 21
Maret
2001 dan sudah tercatat dalam Inventaris Kekayaan Pemerintah
Kabupaten
Gresik, maka perlu payung hukum pelaksanaan proses ini.
Berdasarkan Pasal 81 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17
Tahun
2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah,
disebutkan
bahwa penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milik
daerah
dilakukan dalam rangka pendirian, pengembangan dan peningkatan
kinerja
badan usaha milik negara/daerah atau badan hukum lainnya yang
dimiliki
oleh pemerintah dan swasta. Barang milik daerah yang dijadikan
sebagai
penyertaan modal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan
oleh kepala daerah setelah mendapat persetujuan dewan perwakilan
rakyat
daerah. Pelaksanaan penyertaan modal Pemerintah Daerah
tersebut
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Di dalam Peraturan Daerah Pasal 1 Angka 40 Peraturan Daerah
Nomor
10 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, ditegaskan
bahwa
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah merupakan pengalihan
kepemilikan
barang milik daerah menjadi kekayaan daerah yang dipisahkan
untuk
Negara/Daerah atau badan hukum lainnya.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka penetapan penambahan
penyertaan modal daerah perlu ditetapkan dalam Peraturan
Daerah
Kabupaten Gresik tentang Penyertaan Modal pemerintah daerah kepada
PT
Gresik Migas.
MATERI PERATURAN DAERAH
kepada PT Gresik Migas ditujukan untuk memberikan landasan
terhadap
pemenuhan sebagian target penyertaan modal pada PT Gresik
Migas
sejumlah Rp.8.000.000.000,00 ( delapan milyar rupiah), yang pada
tahun
anggaran 2012 disertakan pada PT Gresik Migas senilai
Rp1.800.000.000,00
(Satu Milyar delapan ratus juta Rupiah), dianggarkan dari
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012 yang diperoleh
dari
pengukuran nilai aset eks Kantor Departemen Tenaga Kerja yang
terletak di
Jalan Wahidin Sudiro Husodo termasuk tanah dan bangunan yang
sudah
tercatat dalam Inventaris Kekayaan Pemerintah Kabupaten
Gresik.
A.Rumusan akademik mengenai pengertian istilah, dan frasa
:
1.Daerah adalah Kabupaten Gresik.
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah di Kabupaten Gresik.
3.Bupati adalah Bupati Gresik.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gresik.
5.Penyertaan Modal adalah penempatan dan/atau penambahan
sejumlah dana dan/atau barang oleh Pemerintah Daerah untuk
memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya
6.Kekayaan Daerah adalah kekayaan yang dimiliki daerah, yang
tidak
dipisahkan baik yang berwujud uang maupun barang.
7.PT Gresik Migas adalah Perseroan Terbatas yang sesuai dengan
Akta
Notaris Arief Hidajat, S.H., M.Si. Nomor 43 tanggal 29 Oktober
2007,
yang telah sah berbadan hukum Indonesia.
8.Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau yang
selanjutnya
disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Gresik.
yang sedang berlangsung.
B. Materi yang akan diatur dalam Peraturan daerah ini adalah
penormaan
tentang :
Migas adalah merupakan upaya meningkatkan efisiensi,
produktifitas
dan efektifitas pemanfaatan sumber daya yang ada/ dimiliki.
2.Penyertaan modal Pemerintah Daerah kepada PT. Gresik Migas
bertujuan untuk:
memberikan keuntungan yang layak ; dan
b.Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui Perolehan
deviden;
c.meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Daerah dan dalam
rangka menggali potensi Pendapatan Asli Daerah.
3.Modal dasar PT. Gresik Migas sesuai dengan akte pendirian
sebesar
Rp.8.000,000,000,00 (delapan miliar rupiah )
2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
Rp.1.800.000.000,00 (satu miliar delapan ratus juta rupiah).
6.Penyertaan Modal dalap peraturan daerah ini merupakan
bagian
modal Pemerintah Daerah yang disetor kepada PT. Gresik Migas.
7.Kekurangan modal ditempatkan, akan dianggarkan pada APBD
sesuai
dengan kemampuan keuangan daerah yang dituangkan dalam
Peraturan Daerah APBD yang dilaksanakan dengan Peraturan
Bupati.
8.Penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada nomor 5, berupa
tanah dan bangunan aset Pemerintah Daerah eks Kantor
Transmigrasi dan /atau eks Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
di
jalan Wahidin Sudirohusodo Nomor 708 Kabupaten Gresik ;
9.Penyertaan modal Pemerintah Daerah diakumulasikan dan
diperhitungkan sebagai modal yang bersumber dari APBD.
10. Pemenuhan sebagian dari penyertaan modal dianggarkan
dan diatur dalam peraturan daerah tentang APBD pada pos
pembiayaan pengeluaran berdasarkan kemampuan keuangan daerah
Bupati.
Sertifikat Kepemilikan Saham yang wajib dipenuhi oleh PT.
Gresik
Migas setelah realisasi Penyertaan Modal Daerah dilakukan dan/
atau
setelah modal disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
13. Bagi hasil keuntungan dari Penyertaan Modal Pemerintah
kepada PT. Gresik Migas Daerah menjadi hak Daerah yang
diperoleh
selama tahun buku anggaran PT. Gresik Migas. Bagi hasil
keuntungan tersebut disetor ke Kas Daerah dan dialokasikan
dalam
APBD sebagai Pendapatan Daerah.
kepada PT. Gresik Migas, Bupati membentuk Tim yang ditetapkan
dengan Keputusan Bupati dengan fungsi melakukan kegiatan
pembinaan, monitoring, dan/atau pengawasan.
diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Daerah Kabupaten Gresik.
sektor kegiatan usaha yang masih punya peluang dan potensi
untuk
berkembang melalui penambahan modal disetor dari Pemerintah
Daerah
sebagai pemilik mayoritas saham PT Gresik Migas. Penambahan
modal
disetor tersebut dapat dilakukan berupa pemindatanganan barang
milik
daerah yang disertakan sebagai penambahan penyertaan modal
pemerintah
daerah maupun dalam bentuk tunai melalui dana APBD.
Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal Pemerintah daerah
kepada PT Gresik Migas ditujukan untuk memberikan landasan
terhadap
pemenuhan sebagian target penyertaan modal pada PT Gresik
Migas
sejumlah Rp.8.000.000.000,00 ( delapan milyar rupiah), yang pada
tahun
anggaran 2012 disertakan pada PT Gresik Migas senilai
Rp1.800.000.000,00
(Satu Milyar delapan ratus juta Rupiah), dianggarkan dari
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012 yang diperoleh
dari
pengukuran nilai aset eks Kantor Departemen Tenaga Kerja yang
terletak di
Jalan Wahidin Sudiro Husodo termasuk tanah dan bangunan yang
sudah
tercatat dalam Inventaris Kekayaan Pemerintah Kabupaten
Gresik.
Berdasarkan Pasal 81 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17
Tahun
2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah,
disebutkan
bahwa penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milik
daerah
dilakukan dalam rangka pendirian, pengembangan dan peningkatan
kinerja
badan usaha milik negara/daerah atau badan hukum lainnya yang
dimiliki
oleh pemerintah dan swasta. Barang milik daerah yang dijadikan
sebagai
penyertaan modal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan
oleh kepala daerah setelah mendapat persetujuan dewan perwakilan
rakyat
daerah. Pelaksanaan penyertaan modal Pemerintah Daerah
tersebut
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
disusun materi penormaan yang lengkap terhadap pelaksanaan
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kepada PT Gresik Migas
agar
tujuan menjadikan Peraturan Daerah ini sebagai landasan hukum
dalam
pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kepada PT
Gresik
Migas dapat tercapai.
Peraturan Daerah ini menjadi prioritas penyusunan Rancangan
Peraturan Daerah dalam Program Legislasi Daerah Kabupaten
Gresik
Tahun 2012.
2.Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1969
3.Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
4.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara
5.Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
sebagaimana diubah keduakalinya dengan Undang–undang Nomor 12
Tahun 2008
Perundang-undangan
Keuangan Daerah
Perubahan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran
2011
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
keduakalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun
2011
Reinventing Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Elex Media
Komputindo,
Jakarta, 2006.
12. http://portalgresik.com/2011/11/30/pt-gresik-migas-
GRESIK TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA
PERSEROAN TERBATAS GRESIK MIGAS
PERSEROAN TERBATAS GRESIK MIGAS
BUPATI GRESIK,
KONSIDERAN :
Menimbang :a. bahwa PT. Gresik Migas adalah Badan Usaha milik
daerah
yang sahamnya milik Pemerintah Kabupaten Gresik, perlu
terus ditingkatkan permodalannya, sehingga dapat
mengembangkan usahanya , meraih laba untuk dapat
memberikan deviden kepada Pemerintah Kabupaten
Gresik sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli
Daerah;
1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, penyertaan
modal Pemerintah Daerah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah;
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Daerah tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
kepada PT. Gresik Migas;
Indonesia Tahun 1945;
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang
Perubahan Batas Wilayah Kota Praja Surabaya dan
Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2730);
3.Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286)
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana
telah diubah untuk keduakalinya dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4724);
Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4756);
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
10.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4609);
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
14.Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 2 Tahun
2006 Tentang Perseroan Terbatas Gresik Migas (Lembaran
Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2006 Nomor 2
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Gresik Nomor 2)
15.Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 8 Tahun
2009 Tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten
Gresik Pada Perseroan Terbatas (Pt) Gresik Migas
(Lembaran Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2009
Nomor 8);
2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2006 Nomor
10);
Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Daerah Kabupaten
Gresik Tahun 2011 Nomor 20);
Dengan Persetujuan Bersama
DAN
PEMERINTAH DAERAH KEPADA PERSEROAN TERBATAS
GRESIK MIGAS.
Dalam rancangan peraturan daerah ini terdiri dari 6 Bab , 9 Pasal
yang dapat
diuraikan sebagai berikut.
BAB III PENYERTAAN MODAL
...................................................... ...
BAB VI KETENTUAN PENUTUP
..................................................... ...