Download - MUSLIMAT NAHDLATUL ULAMA PADA MASA KEPEMIMPIAN …digilib.uin-suka.ac.id/31777/1/14120065_BAB-1_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · yaitu seperti: orientasi KB di beberapa daerah yang dipandang

Transcript

i

MUSLIMAT NAHDLATUL ULAMA PADA MASA KEPEMIMPIAN

MAHMUDAH MAWARDI TAHUN 1950−1979 M

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya

UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)

Oleh:

SAMSUNIYAH

NIM: 14120065

JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2018

v

MOTTO

Bila sejarawan mulai membisu

Hilanglah kebesaran masa depan generasi bangsa

(Ahmad Mansur Suryanegara)

Mereka sudah berlalu, mereka mendapat balasan dari usaha mereka

sendiri, dan kamu mendapat pahala atas usahamu pula.1

1Aisyah Dahlan, Sejarah Lahirnya Muslimaat Nahdlatul Ulama Di Indonesia (Jakarta: P.P

Muslimat NU, 1955), hlm. 76.

vi

PERSEMBAHAN

Untuk:

Kedua orangtuaku Bapak (Parsimin) dan Ibu (Masiyah)

Kedua kakakku Amin Saefudin dan Ahmad Maskur

Almamaterku Fakultas Adab dan Ilmu Budaya

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

vii

Abstrak

MUSLIMAT NAHDLATUL ULAMA PADA MASA KEPEMIMPINAN MAHMUDAH

MAWARDI TAHUN 1950−1979 M

Penelitian ini mendiskripsikan tentang Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) tahun 1950-

1979 M yang dipimpin oleh Mahmudah Mawardi. Muslimat NU pada saat itu mengalami

perkembangan yang cukup siginifikan dari pada sebelumnya. Adapun rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu: bagaimana kondisi Muslimat NU sebelum kepemimpinan

Mahmudah Mawardi? dan bagaimana perkembangan Muslimat NU pada masa

kepemimpinan Mahmudah Mawardi?. Dalam bidang pendidikan Muslimat NU mengadakan

sekolah formal dan non formal. Hal ini berkaitan dengan program Muslimat NU yaitu

pemberantasan buta huruf. Dalam bidang keagamaan, Muslimat NU secara rutin mengadakan

pengajian yang dilaksankan pada hari-hari tertentu saja dan pengajian umum. Adapun dalam

bidang sosial, Muslimat NU mendirikan yayasan kesejahteraan Muslimat NU pada 11 Juni

1963. Yayasan tersebut secara khusus menangani program-program Muslimat NU yang

bergerak dalam bidang sosial. Pada saat pemerintah mengeluarkan program Keluarga

Berencana (KB), Muslimat NU memberikan respon yang positif dan aktif dalam

mensukseskan program tersebut. Dalam bidang politik Muslimat NU yang memperjuangkan

adanya UU tentang perkawinan yang tidak melanggar syariat Islam dan melindungi kaum

perempuan. Penelitian ini berusaha untuk membahas mengenai perkembangan aktivitas

Muslimat NU pada tahun 1950-1979 M yang dipimpin oleh Mahmudah Mawardi. Analisis

dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi dengan teori struktural-fungsional

yang dikembangkan oleh Talcott Parsons. Penggunaan teori tersebut dimaksudkan untuk

menganalisis mengenai hubungan antara, individu dan individu di internal aktifitas Muslimat

NU, PBNU, dan pemerintah dengan masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode

penelitian sejarah yang meliputi empat langkah yaitu: heuristik (pengumpulan sumber),

verifikasi (kritik sumber), interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan) Hasil

penelitian ini menjelaskan bahwa Muslimat NU pada masa kepemimpinan Mahmudah

Mawardi mengalami kemajuan yang pesat, hal ini didukung oleh anggotanya dalam

mengembangkan organisasi. Selain itu aktivisme yang dilakukan tidak lepas dari dukungan

PBNU sebagai organisasi induknya, yang juga selalu aktif mendukung program pemerintah.

Kata Kunci: Organisasi, Kepemimpinan, Perkembangan, Aktifitas, Muslimat NU.

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT. Tuhan Pencipta

dan Pemelihara alam semesta. Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

senantiasa mencurahkan kasih sayang-Nya kepada setiap mahluk ciptaannya. Hanya

dengan ridho dan inaya-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Baginda Rasulullah

SAW., manusia pilihan pembawa rahmat bagi seluruh alam.

Skripsi yang berjudul “Muslimat Nahdlatul Ulama Pada Masa

Kepemimpinan Mahmudah Mawardi Tahun 1950-1979 M” ini merupakan upaya

penulis untuk memahami perkembangan Muslimat Nahdlatul Ulama dalam

kehidupan berbangsa dan beragama. Selama dalam proses pembutan skripsi ini,

banyak hambatan dan kesulitan yang telah dialami penulis, baik pengaturan waktu,

pengumpulan data, pembiayaan dan proses penyusunan. Namun, berkat limpahan

rahmta-Nya dan kerja keras serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, maka

kesulitan dan hambatan ini dapat diatasi dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, jika

skripsi ini akhirnya selesai, maka hal tersebut bukan semata-mata karena usaha

penulis, melainkan atas bantuan dari berbagai pihak.

ix

Selama proses penulisan skripsi ini, tanpa terlepas dukungan, bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima

kasih kepada :

1. Kedua orangtua penulis, Bapak Parsimin dan Ibu Masiyah yang telah

memberikan dukungan, baik secara materil maupun moril. Serta kedua kakak

penulis Amin Saefudin dan Ahmad Maskur dan seluruh keluarga besar yang

senantiasa memberikan arahan-arahan yang terbaik.

2. Dra. Himayatul Ittihaiyah, M. Hum selaku pembimbing skripsi yang selalu

sabar dan meluangkan tenaga, pikiran dan waktunya untuk mengarahkan,

menasehati dan memberikan petunjuk kepada penulis. Oleh karena itu tidak ada

kata yang lebih indah untuk disampaikan kepada beliau selain mengucapkan

terima kasih sedalam-dalamnya diiringi doa semoga jerih payah dan

pengorbanannya dibalas dengan balasan yang setimpal oleh Allah SWT.

3. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

4. Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

5. Ketua Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam.

6. Riswinarno. S. S,. M. M selaku dosen penasehat akademik.

7. Ketua Perpustakaan PBNU yang telah membantu mencari data dan seluruh

pengurus di (PBNU) Jakarta yang telah meluangkan waktunya untuk membantu

penulis di lapangan.

x

8. Seluruh ibu-ibu pengurus di Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama yang

telah membantu dalam memberikan informasi dan buku yang telah penulis

jadikan sebagai referensi.

9. Seluruh pegawai Arsip Nasional Republik Indonesia yang telah membantu

dalam mencari arsip-arsip yang dibutuhkan oleh penulis serta arahan-

arahannya.

10. Dra. Farida Purnomo dan seluruh keluarga besar ibu Mahmudah Mawardi (alm)

yang telah memberikan informasi-informasi yang sangat membantu dalam

penulisan skripsi ini.

11. Teman-temanku susi, mimi, anjas, amel, febi, zakiya, ella, rifa, trias, fifi, adik,

lulu dan teman seperjuangan jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam angkatan

2014 yang sering memberikan motivasi, kritik, saran dan hal-hal lain yang

terkait dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Teman suka dukaku, Nurul Hasanah yang selalu menyemangati, memotivasi,

saran dan kritiknya dalam skripsi ini. Selalu mendengarkan cerita dan

perjuangan dalam mencari data dan penulisan skripsi ini.

13. Teman-teman yang ada di Jakarta, khusnul, yuni, ardi, andi sutrisno dan anton

amarulloh yang telah meluangkan waktunya setelah bekerja untuk membantu

dalam mencari lokasi-lokasi yang akan dituju dan penginapannya selama di

Jakarta.

xi

14. Teman-teman kos Fatiyyah, nailu, ema, amalia, nisda, arum, diana dan difa

yang selalu memberikan semangat dan tempat untuk bercerita mengenai

masalah skripsi.

Atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak diatas, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis sangat menyadari bahwa skripsi

ini masih jauh dari kesempurnaa, karena itu kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat diharapkan.

Yogyakarta, 20 April 2018

Samsuniyah

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................ ii

HALAMAN NOTA DINAS ................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iv

HALAMAN MOTTO .............................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. vi

ABSTRAK ............................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii

DAFTAR ISI............................................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................... 4

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................. 5

D. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 6

E. Landasan Teori........................................................................................ 10

F. Metode Penelitian ................................................................................... 12

G. Sistematika Pembahasan ......................................................................... 16

BAB II MUSLIMAT NAHDLATUL ULAMA SEBELUM KEPEMIMPINAN

MAHMUDAH MAWARDI` .................................................................................. 18

A. Masa Kepemimpinan Chadidjah Dahlan (1946-1947) ........................... 18

B. Masa Kepemimpinan Hindun (1947-1950) ............................................ 25

C. Terpilihnya Mahmudah Mawardi sebagai Ketua Umum Muslimat NU

yang Ketiga ............................................................................................. 28

xiii

BAB III SOSOK TOKOH MAHMUDAH MAWARDI SEBAGAI

PEMIMPIN MUSLIMAT NAHDLATUL ULAMA............................................ 31

A. Latar Belakang Keluarga ........................................................................ 31

B. Riwayat Pendidikan Mahmudah Mawardi .............................................. 34

C. Aktivisme Mahmudah Mawardi ............................................................. 36

D. Mahmudah Mawardi Menjabat Sebagai Ketua Umum Muslimat

Nahdlatu Ulama Selama Delapan Periode .............................................. 42

BAB IV PENGEMBANGAN MUSLIMAT NU PADA MASA

KEPEMIMPINAN MAHMUDAH MAWARDI .................................................. 58

A. Bidang Pendidikan dan Kaderisasi ......................................................... 58

B. Bidang Keagamaan ................................................................................. 75

C. Bidang Sosial .......................................................................................... 83

D. Bidang Politik ......................................................................................... 95

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 109

A. Kesimpulan ........................................................................................... 109

B. Saran-saran ........................................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 113

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 118

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 128

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto Mahmudah Mawardi saat kegiatan Muslimat NU

Lampiran 2 Suasana Muktamar NU dan bertepatan dengan Kongres

Muslimat NU

Lampiran 3 Foto Kegiatan Muslimat NU

Lampiran 4 Laporan Pertanggungjawabaan Panitia Program Latihan

Pendidikan Kependudukan Pejabat Teras Sekolah Nahdatul Ulama

Se-Jawa dan Bali

Lampiran 5 Hasil Muktamar NU Ke- 22 pada 18 Desember 1959 di

Jakarta

Lampiran 6 Daftar Informan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada Mu’tamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-18 pada 28 April sampai 3 Mei

1950 di Jakarta, Mahmudah Mawardi terpilih menjadi ketua umum pusat Muslimat

NU yang ke-3 periode tahun 1950 sampai 1979 M. Muslimat NU pada tahun

1950−1979 M mengalami perkembangan yang signifikan pada program-programnya

dalam bidang sosial, pendidikan dan keagamaan.

Pada masa ini, anggota Muslimat NU terlibat aktif dalam bidang politik

untuk pertama kalinya dengan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),1 dan banyaknya para pemimpin

Muslimat NU duduk di Pengadilan Agama.2 Pada bidang politik, pada tahun 1950-an

Muslimat NU terlibat aktif dalam menggencarkan kebijakan-kebijakan pemerintah

yang berkaitan dengan perempuan. Pada tahun 1955 NU mendapat perolehan yang

mengejutkan yaitu 18,4 % dari seluruh suara yang sah. Hasil tersebut menambah

kekuatan perwakilan NU di parlemen, dari 8 kursi (ketika bergabung dengan

1Situs resmi Nahdlatul Ulama diakses pada hari Kamis tanggal 30 Maret 2017 pukul 08.00

WIB. www.nu.or.id 2Aisyah Hamid Baidlowi, dibawah redaksi Lies M. Marcoes- natsir dan Johan Hendrik

Meuleman. Wanita Islam Indonesia dalam Kajian Tekstual dan Kontekstual pada Makalah Profil

Organisasi Wanita Islam: Studi Kasus Muslimat NU (Jakarta: INIS, 1993), hlm. 86.

2

Masyumi) menjadi 45 kursi (setelah menjadi partai sendiri).3 Hal ini membuat

anggota Muslimat NU mendapat 5 wakil (10%) yang merupakan porsi besar

dibandingkan partai lain. Lima tokoh Muslimat NU yang duduk di DPR yaitu

Mahmudah Mawardi (Jawa Tengah), Maryam Kantasumpena (Jawa Tengah),

Maryam Djunaidi (Jawa Timur), Hadiniyah Hadi (Jawa Timur) dan Asmah Syahruni

(Kalimantan Selatan).4

Pada tahun 1968 Muslimat NU memberikan tanggapan positif ketika

pemerintah mengeluarkan program Keluarga Berencana (KB). Pemerintah menyadari

peranan dari Muslimat NU yang keberadaannya tersebar di desa-desa dan

menghimpun kaum ibu. Hal ini membuat Muslimat NU dilibatkan dalam Lembaga

Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang kemudian berubah menjadi Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Muslimat NU saat itu diwakili

oleh H. S. A. Wahid Hasjim dan Chasanah Mansyur.5 Kemudian pada tahun 1973

Muslimat NU mulai membentuk proyek KB di lingkungan internal Muslimat NU.

Proyek-proyek ini dipimpin oleh Solechah Saifuddin Zuhri (1974−1975), Fahmi D.

Saifuddin (1975−1976), dan Ny. Soeparman (1976−1977). Kegiatan yang dilakukan

yaitu seperti: orientasi KB di beberapa daerah yang dipandang rawan dalam

pelaksanaan program KB, penerangan KB, seminar pendidikan kependudukan dan

3Martin Van Bruinessen, NU Tradisi: Relasi-relasi Kuasa Pencarian Wacana Baru, terj.

Farid Wajidi (Yogyakarta: LKiS, 1994), hlm. 69. 4Situs resmi Nahdlatul Ulama diakses pada hari Kamis tanggal 30 Maret 2017 pukul 08.00

WIB. www.nu.or.id 5Saifullah Ma’shum dan Ali Zawawi, dkk., editor., 50 Tahun Muslimat NU Berkhidmat

untuk Agama, Negara dan Bangsa (Jakarta: P. P. Muslimat NU, 1973), hlm. 87.

3

KB, penyuluhan dan motivasi untuk KB di kalangan remaja serta penyusunan buku

dengan judul “Membina Kemaslahatan Keluarga”.6

Program-program Muslimat NU yang lainnya seperti: ikut berperan di Badan

Penasehat Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian (BP4) tahun 1952, mendirikan

dan Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU tahun 1962. Terlibat aktif dalam

penyelenggaraan Konferensi Islam Asia-Afrika tahun 1964 di Bandung,7 bergabung

dengan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) tahun 1956,8 ikut perperan dalam

mendirikan Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI)9

tahun 1967, dan terlibat aktif dalam Komite Nasional Kedudukan Wanita Indonesia

(KNKWI) tahun 1968.10 Tidak hanya itu, Muslimat NU memiliki kegiatan-kegiatan

ekstra bagi anggotanya yang bermanfaat seperti: latihan sukarelawati tahun 1964,

latihan kemiliteran, penyelenggaraan pada dapur umum, pelajaran Pertolongan

Pertama Pada Kecelakaan (PPPK), mengatasi bahaya kebakaran dan sebagainya.

6Ibid., hlm. 89. 7Aisyah Hamid Baidlowi, dibawah redaksi Lies M. Marcoes- natsir dan Johan Hendrik

Meuleman. Wanita Islam Indonesia dalam Kajian Tekstual dan Kontekstual, hlm. 87-88. 8Sukanti Suryochondro, Potret Pergerakan Wanita di Indonesia (Jakarta: Rajawali, 1984),

hlm. 228. 9Muslimat NU berpartisipasi mendirikan Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita

Indonesia (BMOIWI) pada tahun 1967. Badan ini beranggotakan organisasi Islam wanita Indonesia.

Anggota Muslimat NU yang pernah duduk sebagai anggota Presidium yaitu Mahmudah Mawardi

(1967-1977 M) dan Asmah Sjachruni. Dalam melakukan kegiatannya badan ini bekerja sama dengan

Departemen Agama, Departemen Sosial dan Majelis Ulama Indonesia. Saifullah Ma’shum dan Ali

Zawawi, dkk., editor., 50 Tahun Muslimat NU Berkhidmat untuk Agama, hlm. 26. 10Komite Nasional Kedudukan Wanita Indonesia (KNKWI) merupakan suatu badan yang

bertugas melakukan riset tentang kedudukan wanita yang dibentuk pemerintah bersama dengan

KOWANI dan Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI) tahun 1956. Tokoh Muslimat NU yang aktif

dalam badan tersebut yaitu Chadijah Imron Rosyadi (1968-1970) dan Malichah Agus (1970-1973).

Saifullah Ma’shum dan Ali Zawawi, dkk., editor., 50 Tahun Muslimat NU Berkhidmat untuk Agama,

hlm. 25.

4

Melihat perkembangan aktivitas yang dilakukan oleh Muslimat NU pada

tahun 1950−1979 M dalam berbagai bidang, peneliti tertarik untuk menelitinya.

Kaum perempuan Islam yang berada dalam sebuah gerakan, mereka mampu

memberikan pengaruh positif khususnya bagi perempuan. Hal ini membuat para

kaum perempuan tidak merasa bahwa mereka adalah kaum yang tersingkirkan.

Muslimat NU pada tahun 1950-1979 M, mampu membawa kemajuan bagi

kaum perempuan, sehingga menarik untuk ditulis. Penulisan mengenai sejarah

pergerakan perempuan memang sudah banyak dilakukan, namun sampai saat ini

sejarah perempuan masih tertinggal dengan ilmu-ilmu sosial. 11Meskipun perempuan

ditampilkan dalam sejarah, namun tidak lebih hanya sebagai pelengkap. Pengkajian

sejarah Muslimat NU hal ini lakukan sebagai usaha-usaha untuk menambah penulisan

sejarah pergerakan perempuan.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Penelitian ini terfokus pada perkembangan aktivitas Muslimat NU pada

tahun 1950−1979 M sebagai periode yang tidak lepas dari sosok tokoh Mahmudah

Mawardi sebagai pemimpin Tahun 1950 M merupakan awal kepemimpinan

Mahmudah Mawardi, tahun 1979 M merupakan akhir kepemimpinan Mahmudah

Mawardi.

11Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003), hlm. 113.

5

Adapun pernyataan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi Muslimat NU sebelum kepemimpinan

Mahmudah Mawardi?

2. Bagaimana perkembangan Muslimat NU pada masa kepemimpinan

Mahmudah Mawardi?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Menarasikan sejarah Muslimat NU pada masa kepemimpinan Mahmudah

Mawardi.

2. Mendeskripsikan sosok Mahmudah Mawardi sebagai salah satu pemimpin

Muslimat NU.

3. Menganalisis perkembangan aktivitas dalam bidang pendidikan, keagamaan

dan sosial yang dilakukan oleh Muslimat NU pada masa kepemimpinan

Mahmudah Mawardi.

4. Menjelaskan mengenai faktor pendukung dan penghambat aktivitas Muslimat

NU pada masa kepemimpinan Mahmudah Mawardi

Kegunaan penelitian ini adalah:

1. Hasil penulisan ini menjadi salah satu sumbangan bagi historiografi tentang

Muslimat NU khususnya, dan historiografi umat Islam Indonesia pada

umumnya.

6

2. Menambah karya sejarah tentang gerakan perempuan Islam Indonesia.

3. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat untuk mengatahui sejarah

Muslimat NU pada tahun 1950−1979 M.

D. Tinjauan Pustaka

Pembahasan mengenai “Muslimat Nahdlatul Ulama Pada Masa

Kepemimpinan Mahmuda Mawardi Tahun 1950−1979 M” menurut peneliti masih

belum pernah ditemukan. Meskipun demikian, banyak karya-karya terdahulu yang

mengkaji mengenai Muslimat NU sebagai gerakan perempuan Nahdlatul Ulama.

Akan tetapi, karya-karya tersebut masih merupakan bagian terkecil dari pembahasan

mengenai pergerakan perempuan, karena fokus pembahasannya pada aspek tertentu,

namun dari objek yang sama. Berdasarkan penelusuran pustaka terdahulu yang terkait

dengan tema gerakan perempuan Islam di Indonesia peneliti menemukan dua karya

sebagai berikut:

Pertama, buku dengan judul Sejarah Muslimat Nahdlatul Ulama yang ditulis

oleh Saifuddin Zuhri, dkk., yang diterbitkan pada tahun 1979 oleh P. P. Muslimat

NU. Buku tersebut menguraikan mengenai usaha-usaha perempuan NU untuk

mendirikan Muslimat NU dan perjuangannya dalam meyakinkan PBNU di setiap

kongres NU. Perjalanan Muslimat NU dari masa ke masa (1946−1978) diuraikan

secara sistematis beserta sususan pegurus pusat dan keputusan-keputusan dari setiap

kongres Muslimat NU pertama tahun 1946 hingga 1967.

7

Kedua, buku dengan judul 50 Tahun Muslimat NU Berkhidmat untuk

Agama, Negara dan Bangsa karya Saifullah Ma’shum dan Ali Zawawi, dkk., editor.,

yang diterbitkan pada tahun 1996. Buku tersebut dimaksudkan untuk melengkapi

informasi mengenai perkembangan Muslimat NU yang belum disajikan dalam buku

sebelumnya. Dalam karya ini, diuraikan bahwa Muslimat NU memiliki kegiatan-

kegiatan dalam berbagai bidang dan aktif dalam organisasi pergerakan wanita

Indonesia. Buku tersebut juga membahas mengenai proses historis lahirnya Muslimat

NU yang melalui tiga tahap.

Setelah peneliti menemukan dua buku mengenai sejarah Muslimat NU,

peneliti juga menemukan tiga skripsi yang berkaitan dengan Muslimat NU. Tiga

skripsi tersebut secara tematik berkaitan dengan tema penelitian ini. Adapun skripsi

tersebut yaitu:

Pertama, skripsi dengan judul “Kiprah Muslimat NU Pada Masa

Kepemimpinan Asmah Sjachruni Tahun 1979-1994 M” yang ditulis oleh Nuril

Mahdia Firdausiyah, mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tahun 2008. Skripsi ini membahas mengenai Muslimat NU

pada masa Asmah Sjachruni pada tahun 1979−1994 M. Tahun 1979 merupakan awal

kepemimpinan Asmah Sjachruni dan tahun 1994 merupakan akhir kepemimpinan

Asmah Sjachruni.

8

Kedua, skripsi dengan judul “Kelahiran Muslimat NU” yang ditulis oleh

Nusrokh Diana, mahasiswa Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta pada tahun 2015. Skripsi tersebut fokus membahas proses historis

lahirnya Muslimat NU pada rentang waktu 1938−1952 M. Tahun 1938 merupakan

awal mula perintisan berdirinya Muslimat NU, awalnya bernama Nahdlatul Ulama

Muslimat, disingkat NUM. Tahun 1952 merupakan masa terbentuknya NUM menjadi

banom dan mengubah namanya menjadi Muslimat NU. Fokus pembahasannya

mengenai upaya perempuan NU dalam mendirikan Muslimat NU di setiap acara

kongres NU. Skripsi ini juga berusaha menganalisis latarbelakang bangkitnya

perempuan NU untuk mendirikan organisasi perempuan di dalam organisasi

tradisional.

Ketiga, skripsi dengan judul “Sejarah Pergerakan Perempuan Nahdlatul

Ulama Tahun 1946−1984 M” yang ditulis oleh Jumadi, mahasiswa Fakultas Adab

dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakata pada tahun 2015. Skripsi tersebut

fokus membahas latar belakang lahir dan sejarah pergerakan perempuan NU, mulai

masa awal kemerdekaan tahun 1946, hingga masa Orde Baru tahun 1984 M. Tahun

1946 merupakan tahun lahirnya organisasi Nahdlatul Ulama Muslimat (NUM)

sehingga perkembang sejarah pergerakan perempuan NU berikutnya. Tahun 1984

merupakan tahun kembalinya organisasi NU pada kittah 1926 yang merujuk pada

garis, nilai-nilai, dan model perjuangan NU sejak berdirinya organisasi tersebut.

9

Secara spesifik, perbedaan penelitian ini dengan karya-karya di atas, terletak

pada sekup temporal dan fokus kajian yang diteliti. Fokus penelitian ini membahas

secara spesifik membahas mengenai perkembangan Muslimat NU pada tahun

1950−1979. Tepatnya yaitu selama delapan periode dengan dibawah kepemimpinan

Mahmudah Mawardi.

Dalam hal ini karena pada masa kepemimpinan Mahmudah, mengalami

kemajuan yang signifikan dari kepemimpinan yang sebelumnya khususnya dalam

bidang pendidikan dan kaderisasi, bidang keagamaan, bidang sosial dan bidang

politik. Hal ini menunjukan pentingnya penelitian dalam fokus kajian tersebut, agar

usaha-usaha yang dilakukan oleh Muslimat NU khususnya dapat memberikan bukti

bahwa kaum perempuan mampu memperkuat agama Islam dengan cara yang berbeda

dari kaum laki-laki. Mereka mampu mensukseskan program-program kerjanya,

program pemerintah dan membantu program-program NU sebagai badan induknya.

Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan gambaran bahwa kaum perempuan

pada masa itu mampu memberikan kemajuan bagi kaum perempuan yang lebih

dihormati atas usahanya. Penelitian ini juga menunjukan pentingnya kaum laki-laki

memberikan dukungan atas usaha-usaha kaum perempuan Islam, yaitu dengan

adanya bimbingan agar kaum perempuan Islam tetap menjalankan sesuai dengan

ajaran Islam.

10

E. Landasan Teori

Analisis sejarah pada penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi.

Pendekatan sosilogi yaitu melacak dan menganalisa peristiwa masa lampau dengan

mengungkapkan aspek-aspek sosial.12 Dalam sejarah dimaksudkan sebagai upaya

pemahaman dan penjelasan terhadap perilaku-perilaku sosial. Perilaku ini kaitannya

dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh suatu gerakan. Hal ini untuk memperhatikan

fenomena-fenomena yang terjadi dalam masyarakat yang ada. Hubungan antara

anggota maupun pengurus Muslimat NU dalam situasi dan kondisi yang dapat

mengungkapkan keadaan masyarakat dan gejala-gelaja dari aspek sosial.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori struktural-fungsional

yang dikemukakan oleh Talcott Parsons. Teori ini berangkat dari asumsi bahwa suatu

masyarakat terdiri atas beberapa bagian yang saling mempengaruhi. Teori struktural-

fungsional mengakui adanya segala keragaman dalam kehidupan sosial. Keragaman

ini merupakan sumber utama adanya struktur masyarakat dan menentukan keragaman

fungsi sesuai dengan posisi seseorang dalam struktur sebuah sistem. Sebagai contoh,

dalam sebuah organisasi pasti ada anggota yang mampu jadi pemimpin, bendahara,

sekretaris dan aggota. Perbedaan fungsi ini bertujuan untuk mencapai tujuan

organisasi, bukan untuk kepentingan individu. 13

12Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar ( Jakarta: Raja Grafindo, 1994), hlm. 125. 13Marzuki, “Kajian Awal Tentang Teori-Teori Gender”, Jurnal Civics, Volume 4, No. 1,

Desember 2007, hlm. 96-70.

11

Teori struktural-fungsional menurut Parsons mempunyai empat imperatif

fungsional bagi sistem. Agar bertahan hidup, sistem harus menjalankan keempat

fungsi tersebut. Secara bersama sama, keempat imperatif fungsional disebut sebagai

skema AGIL yaitu:

1. Adaptasi (adaptation): sistem harus mengatasi kebutuhan situasional

yang datang dari luar. Beradaptasi dengan lingkungan dan menyesuaikan

lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya.

2. Pencapaian tujuan (goal attainment): sistem harus mendefinisikan dan

mencapai tujuan-tujuan utamanya.

3. Integrasi (integration): sistem harus mengatur hubungan bagian-bagian

yang menjadi komponennya. Harus mengatur hubungan antar ketiga

imperatif fungsional tersebut yaitu adaptasi, pencapaian tujuan, dan

latensi.

4. Latensi (latency): sistem harus melengkapi, memelihara, dan

memperbarui motivasi individu dan pola-pola yang menciptakan

mempertahankan motivasi tersebut. 14

Teori tersebut digunakan untuk mengkaji lebih mengenai hubungan antara

individu dengan individu, perilaku-perilaku yang dilakukan oleh pengurus Muslimat,

PBNU, pemerintah, anggota Muslimat NU dengan masyarakat. Hal ini berkaitan

14George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi: dari Teori Sosilogi Klasik

sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern , terj. Nurhadi (Yogyakarta: Kreasi Wacana,

2013), 256-257.

12

untuk menjaga kesesuaian antara program kerja yang dibuat dengan kebutuhan

masyarakat. Berkaitan dengan sistem AGIL dengan penelitian yang dilakukan yaitu:

1. Fungsi adaptasi berguna untuk penyesuaian program kerja yang telah

dibuat oleh pengurus dan anggota Muslimat NU pada saat kongres

dilakukan dengan kebutuhan anggota Muslimat NU dan masyarakat

khususnya kaum perempuan.

2. Fungsi pencapaian tujuan berguna untuk perwujudan dari program kerja

tersebut, kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan-tujuan awal yang

direncanakan.

3. Fungsi integrasi berguna untuk melihat interaksi antara ketua, bendahara,

sekretaris, anggota dan masyarakat menjadi hubungan yang baik dan

kompak, sehingga terwujud tujuan yang direncanakan.

4. Fungsi latensi berguna untuk mewujudkan budaya yang pada saat itu

berkembang dengan baik, sehingga bersama-sama melestarikan serta

mempertahankan agar terus berkembang dan bermanfaat bagi

masyarakat dan anggota Muslimat NU.

F. Metode Penelitian

Penelitian mengenai mengenai Muslimat NU pada masa kepemimpinan

Mahmudah Mawardi ini merupakan penelitian pustaka sekaligus lapangan. Metode

sejarah yang diterapkan mengikuti langkah-langkah yang dilakukan oleh Louis

Gottschalk sebagai berikut:

13

1. Heuristik

Sumber yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber tertulis dan tidak

tertulis atau sumber lisan. Sumber tertulis yang digunakan meliputi sumber primer

maupun sekunder. Sumber primer berupa arsip-arsip hasil kongres, hasil-hasil

muktamar NU dan foto-foto kegiatan Muslimat NU tahun 1950−1979 M, sedangkan

sumber sekunder berupa buku, skripsi, jurnal, artikel dan lain sebagainya. Pada

penelitian ini, peneliti mengumpulkan sumber tertulis yang diperoleh dari

Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Perpustakaan Fakultas Adab dan Ilmu

Budaya, Arsip Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Nasional, Perpustakaan

PBNU, perpustakaan Universitas Gajah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, dan

Perpustakaan Grahatama.

Sumber lisan dalam hal ini, diperoleh dengan melakukan wawancara

terpimpin. Artinya peneliti terlebih dahulu mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan

yang akan ditanyakan. Peneliti melakukan wawancara kepada anggota Muslimat NU,

hal ini agar peneliti dapat menemukan dimana data itu dapat dicari dan informasi-

informasi untuk dijadikan sebagai data penelitian. Peneliti juga melakukan

wawancara kepada anak Mahmudah Mawardi yaitu Farida Purnomo, Latifah Hasyim,

dan Niswah yang merupakan sepupu Mahmudah, hal ini untuk mengetahui sosok

Mahmudah. Peneliti tidak mendapatkan informasi dari Latifah Hasyim berhubung

sudah tidak memiliki ingatan yang kuat karena penyakit dimensia. Peneliti

mendapatkan informasi dari Farida Purnomo yang juga aktif dalam kegiatan NU dan

14

Muslimat NU ketik Mahmudah Mawardi menjadi ketua umum Muslimat NU selama

depalan periode.

2. Verifikasi

Sumber-sumber sejarah yang sudah terkumpul dalam berbagai kategori,

kemudian dicari bagian-bagian yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

Tahap selanjutnya yaitu verifikasi atau kritik sumber, verifikasi yaitu menguji dan

menganalisis data secara kritis baik ekstern maupun intern Untuk sumber tertulis

berupa arsip, peneliti menguji aspek fisik sumber berdasarkan kertas, gaya tulisan,

penampilan dan ungkapannya untuk mengetahui otentisitasnya. Adapun untuk

sumber tertulis buku, peneliti menguji berdasarkan aspek fisik melalui pengarang

buku tersebut. Selain itu, peneliti juga meninjau bahasa yang digunakan dan

membandingkan dengan sumber lainnya. Setelah mengetahui keaslian sumber, maka

langkah selanjutnya melakukan kritik intern untuk menguji kesahihan sumber,

dengan cara menelaah isi tulisan dan membandingkannya dengan sumber-sumber

lainnya, agar memperoleh data yang kredibel dan akurat. Tahap ini, peneliti

melakukan kritik ektern dan intern terhadap sumber yang didapatkan, baik dari jurnal,

buku, hasil wawancara kepada para narasumber, skripsi dan lainnya.

Dari hasil sumber lisan, peneliti melakukan kritik terhadap data yang

diperoleh. Sumber lisan harus didukung oleh saksi yang berantai dan disampaikan

oleh pelapor pertama yang terdekat. Saksi tersebut harus sejajar dan bebas sehingga

15

mengungkapkan kebenarannya. 15 Hal ini membuat peneliti melakukan wawancara

kepada pihak-pihak yang masih memiliki garis keturunan dengan Mahmudah

Mawardi dan mengalami masa hidupnya. Mengenai informasi dari narasumber akan

dilakukan kritik dengan membanding dengan sumber lisan dengan sumber lainnya

baik kritik ekstern maupun intern.

3. Interpretasi

Data yang sudah melalui tahap verifikasi (kritik sumber) sudah terbukti

keaslihan, kesahihan dan dipercayai kebenarannya kemudian diinterpretasikan oleh

peneliti. Peneliti dalam hal ini menggunakan metode analisis, yaitu yang berarti

menguraikan.16 Pada tahap ini, peneliti berusaha menafsirkan fakta- fakta yang telah

didapatkan terkait dengan aktivitas yang dilakukan Muslimat NU berdasarkan

sumber. Hal ini dengan menggunakan alat analisis yaitu teori struktural-fungsional

karya Talcott Parsons yang telah dijelaskan pada bagian landasan teori.

4. Historiografi

Fase terakhir dalam metode sejarah yaitu historiografi. Historiografi

merupakan cara penulisan, laporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan.17

Pada tahap ini peneliti berusaha menyajikan dengan bahasa yang baik dan mudah

dipahami. Peneliti menyuguhkan laporan hasil penelitian tentang “Muslimat

15Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam (Yogyakarta: Ombak, 2011),

hlm. 114. 16Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013), hlm. 78. 17Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah, hlm. 76.

16

Nahdlatul Ulama Pada Masa Kepemimpinan Mahmudah Mawardi Tahun 1952−1979

M” secara deskriptif-analitis dan sistematis.

G. Sistematika Pembahasan

Hasil penelitian agar mudah dipahami dan sistematis, maka penelitian ini

dibagi menjadi lima bab. Pembagian bab tersebut dimaksudkan untuk menguraikan

isi dari tiap-tiap bab secara detail sehingga dengan suatu paparan yang sistematis

diharapkan dapat menghasilkan pemahaman yang menyeluruh. Antara bab satu

dengan bab lainnya memiliki keterkaitan untuk memperjelas bab yang selanjutnya.

Bab I merupakan bab pendahuluan, yang menguraikan mengenai latar

belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,

tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab

ini diharapkan dapat menjadi dasar pijakan untuk bab yang selanjutnya.

Bab II menguraikan Muslimat NU sebelum kepemimpinan Mahmudah

Mawardi yaitu tahun 1946−1950 M. Mendeskripsikan kepemimpinan Muslimat NU

pada masa Chadidjah Dahlan, Hindun dan proses terpilihnya Mahmudah Mawardi

sebagai ketua Muslimat NU. Bab ini juga menjelaskan mengenai aktivitas-aktivitas

pada masa kepemimpinan Chadidjah Dahlan, masa kepemimpinan Hindun di

Muslimat NU dan proses terpilihnya Mahmudah Mawardi sebagai ketua umum

Muslimat NU yang ketiga. Pada bab ini diharapkan menjadi gambaran untuk

17

menganalisis perbedaan antara masa sebelum kepemimpinan Mahmudah Mawardi

dengan kepemimpinan sebelumnya.

Bab III menjelaskan sosok tokoh Mahmudah Mawardi sebagai pemimpin.

Hal ini karena Muslimat NU pada tahun 1950−1979 M tidak bisa lepas dari sosok

tokoh Mahmudah Mawardi. Uraian ini memuat mengenai latar belakang keluarga,

pendidikan dan aktivisme sebelum dan sesudah ia menjadi ketua Muslimat NU. Pada

baba ini juga membahas mengenai proses terpilihnya Mahmudah Mawardi ketika

menjadi ketua umum Muslimat NU selama delapan periode. Diharapkan pada bab ini

dapat menjadi bahan acuan untuk bab selanjutnya.

Bab IV mendeskripsikan mengenai pengembangan Muslimat NU pada masa

kepemimpinan Mahmudah Mawardi selama delapan periode yaitu mulai tahun 1950

sampai 1979 M. Pada bab ini menguraikan pengembangan aktivitas Muslimat NU

dari berbagai bidang seperti: Bidang Pendidikan, Bidang Keagamaan, Bidang Sosial

dan politik. Pembahasan pada bab ini juga menguraikan latar belakang

dilakukannya, faktor pendukung dan penghambat aktivitas Muslimat NU.

Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Bab ini

dipaparkan beberapa kesimpulan dari hasil pembahasan sebagai jawaban dari

permasalahan yang ada. Saran dalam hal ini berisi saran dari peneliti untuk

penelitian-penelitian sejenis.

109

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Muslimat NU setelah resmi menjadi badan otonom NU, pertama dipimpin

Chadidjah Dahlan. Tepatnya pada saat Muktamar NU yang ke-16 tanggal 29 Maret

1946 di Purwokerto Chadidjah Dahlan dipilih menjadi ketua umum Muslimat NU

yang pertama setelah Muslimat NU diakui secara resmi oleh PBNU. Chadidjah

merupakan tokoh Muslimat NU pertama yang memberikan pidato resmi sejak

Muslimat NU menjadi organisasi dalam kongres. Pada masa kepemimpinannya,

Muslimat NU fokus untuk memberantas buta huruf.

Muslimat NU pada masa kepemimpinan Hindun merupakan waktu yang

sangat singkat. Hal ini juga karena Hindun ditetapksan sebagai ketua sementara

hanya untuk menggantikan Chadidjah Dahlan yang sedang sakit dan kemudian

meninggal, sehingga sampai pada Muktamar NU yang ke-18 bertepatan dengan

kongres Muslimat NU yang ke-3 memilih Mahmudah Mawardi sebagai ketua umum

Muslimat NU. Ia memimpin selama delapan periode tepatnya mulai tahun 1950

hingga 1979 M.

Muslimat NU pada masa kepemimpinannya mengalami perkembangan yang

pesat dari sebelumnya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Muslimat NU

110

merupakan upaya untuk mensejahterakan kaum perempuan. Beberapa bidang yang

telah dilakukan Muslimat NU yaitu bidang keagamaan, pendidikan, sosial dan politik.

Dalam bidang keagamaan, Muslimat NU melakukan beberapa kegiatan yaitu

seperti pengajian yang terbagi menjadi dua yaitu pengajian rutin yang dilaksanakan

oleh setia ranting dan dihadiri oleh kaum ibu-ibu Muslimat NU dan yang kedua yaitu

pengajian umum. Pengajian ini dihadiri oleh masyarakat umum yang dilakukan oleh

setiap ranting maupun cabang.

Dalam bidang pendidikan, Muslimat NU memiliki beberapa program kerja

yang dilakukannya seperti mendidirikan Sekolah untuk anak-anak yang disebut

dengan naman Sekolah Taman Kanak-kanak yang akhirnya berganti nama menjadi

Taman Kanak-kanak. Dengan adanya sekolah tersebut Muslimat NU juga

membentuk Ikatan Guru TK Muslimat NU. Tidak hanya pendidikan formal yang

dilakukannya, Muslimat NU juga mengadakan sekolah non formal, yaitu dengan

mengjar para ibu-ibu untuk mengaji sebagai tujuan pemberatasan buta huruf Arab.

Pendidikan lainnya yaitu dengan mengadakan kursus-kusus keterampilan.

Dalam bidang sosial memiliki kemajuan yang sebanding dengan bidang

lainnya. Pada tanggal 11 Juni 1963 Muslimat NU mendirikan Yayasan Kesejahteraan

Muslimat NU (YKM NU) yang bertugas untuk mengusahakan kesejahteraan kaum

perempuan khususnya anggota Muslimat NU. Ketika pemerintah mengeluarkan

program Keluarga Berencana (KB), Muslimat NU juga aktif dalam mengsukseskan

111

program tersebut. Ketika Muslimat NU diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam

dunia politk oleh PBNU, maka hal tersbut sangat dimanfaatkan oleh Muslimat NU.

Dalam hal ini untuk mengelola berbagai macam potensi yang dimiliki, sehingga

posisi perempuan akan mempengaruhi kebijakan negara atas ketidakadilan politik

pada perempuan. Pada saat aktif dalam dunia politik, Muslimat NU bersama dengan

perempuan lainnya dari beberapa fraksi mendesak pemerintah untuk mengeluarkan

UU tentang Perkawinan.

B. Saran

Sejarah pergerakan organisasi perempuan di Indonesia sebenarnya lahir

seiring dengan sejarah bangsa Indonesia. Namun, ada beberapa kesuliatan ketika

mencari data dan arsipnya. Hal ini terjadi karena budaya menulis tentang organisasi

perempuan Islam masih kurang, atau bahkan sudah menulisnya namun, hanya untuk

kalangan sendiri dan tidak dijualbelikan.

Karya ilmiah ini mengkaji mengenai perkembangan yang dilakukan oleh

Muslimat NU pada masa kepemimpinannya Mahmudah Mawardi yang telah

memimpin Muslimat NU selama 8 periode, tepatnya dari tahun 1950 sampai 1979 M.

Penulis telah mengkaji dan menganalisis secara seksama mengenai usaha-usaha dan

peran Muslimat NU dalam mengembangkan suatu organisasi perempuan yang

dibawah naungan NU. Dalam hal ini dalam berbagai bidang seperti bidang

keagamaan, sosial, pendidikan dan politik. Akan tetapi, penulis menyadari dalam

112

penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, baik dari segi penulisan maupun

kelengkapan sumber. Oleh sebab itu, perlu kiranya ada penelitian yang lebih

mendalam terhadap perkembangan kedudukan perempuan NU. Penelitian akan lebih

sempurna jika dilengkapi dengan sumber yang lebih komperhensif. Penelitian yang

serupa, yakni mengenai peran pergerakan perempuan dalam bidang sosial untuk

mencapai kesejahteraan.

113

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abdurrahman, Dudung. Metodologi Peneliti Sejarah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2007.

________. Metodologi Penelitian Sejarah Islam. Yogyakarta: Ombak, 2011.

Aboebakar, Sejarah Hidup K. H. A. Wahid Hasjim. Jakarta: Mizan, 1957.

Al-Hamdi, Ridho. Partai Politik Islam: Teori dan Praktik di Indonesia. Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2013.

Amin, M. Masyhur. NU dan Ijtihad Politik Kenegaraannya. Yogyakarta: Al-Amin,

1996.

Anam, A. Khoirul. Ensiklopedia NU: Sejarah, Tokoh, dan Khazanah Pesantren, jilid

1-4. Jakarta: Mata Bangsa, 2014.

Anwar, Rosihan. Sukarno-Tentara-PKI: Segitiga Kekuasaan sebelum Prahara Politik

1961-1965. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006.

Arimbi., dkk. Perempuan dan Politik Tubuh Fantastis. Yogykarta: KANISIUS,1998.

Bruinessen, Martin Van. NU Tradisi: Relasi-relasi Kuasa Pencarian Wacana Baru,

terj. Farid Wajidi. Yogyakarta: LKiS, 1994.

Dahlan, Aisyah. Sejarah Lahirnya Muslimat Nahdlatul Ulama di Indonesia. Jakarta:

P. P. Muslimat NU, 1955.

Daud Ali, Mohammad dan Habibah Daud. Lembaga-lembaga Islam di Indonesia.

Jakarta: Raja Grafindo Persada,1995.

Fathoni, Khoirul. NU Pasca Khittah: Prospek Ukhuwah dengan Muhammadiyah.

Yogyakarta: Media Widya Mandala, 1992.

Fealy, Greg. Ijtihad Politik Ulama: Sejarah NU 1952-1967. Yogyakarta: LKis, 1998.

114

Feillard, Andree. NU Vis-à-vis Negara. Yogyakarta: BASABASI, 2017.

Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI Press,

1983.

Haidar, M. Ali. Nahdlatul Ulama dan Islam di Indonesia: Pendekatan Fikih dan

Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998.

Helmi, Mustafa. Asmah Syachruni Muslimah Pejuang Lintas Zaman. Jakarta: Pustaka

Indonesia Satu, 2002.

Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013.

___________. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003.

Khalik Ridwan, Nur. NU dan Bangsa 1914-2010: Pergulatan Politik & Kekuasaan.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.

Ma’shum, Saifullah dan Ali Zawawi, dkk., editor. 50 Tahun Muslimat NU

Berkhidmat untuk Agama, Negara dan Bangsa. Jakarta: P. P. Muslimat NU,

1996.

Marcoes- Natsi, Lies M, dkk. Wanita Islam Indonesia dalam Kajian Tekstual dan

Konstektual. Jakarta: INIS, 1993.

Martahan Sitompul, Einar. NU & Pancasila. Yogyakarta: LKIS, 2010.

Mawardi, Chalid. Practica Politica Nahdlatul Ulama Mendajung Ditengah

Gelombang jilid 1. Jakarta: Yayasan Pendidikan Pracica, 2013.

Mulyati, Sri., dkk. 70 Tahun Muslimat NU Kiprah & Karya Perempuan NU. Jakarta:

P. P. Muslimat NU, 2016.

Nuryanti, Wiendu., dkk. Indonesia dalam Arus Sejarah (Masa Pergerakan

Kebangsaan) Jilid 5. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2012.

Ridjal, Fauzie., dkk. Dinamika Gerakan Perempuan di Indonesia. Yogyakarta: Tiara

Wacana, 1993.

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi: dari Teori Sosilogi Klasik

sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern , terj. Nurhadi.

Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2013.

Saleh, K. Wantjik. Hukum Perkawinan. Jakarta: Balai Aksara, 1987.

Soyomukti, Nurani. Perempuan di Mata Soekarno. Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2009.

115

Suparman, Ny., dkk. Membina Kemaslahatan Keluarga: Pedoman Pelaksanaan

Program Keluarga Berencana dan Pendidikan Kependudukan. Jakarta:

Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU, 1977.

Suryochondro, Sukanti. Potret Pergerakan Wanita di Indonesia. Jakarta: Rajawali,

1984.

Syaifullah, Gerakan Politik Muhammadiyah dalam Masyumi. Jakarta: Pustaka Utama

Grafiti, 1997.

Wilar, Abraham Silo. Penghancuran Gerakan Perempuan: Politik dan Pemikiran

Kaum Perempuan NU. Jakarta: Pyramida Media Utama, 2009.

Yusuf, M. Yunan., dkk. Ensiklopedi Muhammadiyah . Jakarta: Raja Grafindo

Persada, Jakarta. 2005.

Zuhri, Ny. Saifuddin. Sejarah Muslimat Nahdlatul Ulama. Jakarta: P. P. Muslimat

NU Jakarta, 1973.

B. Skripsi

Diana, Nusrokh. “Kelahiran Muslimat NU”. Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam,

Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015.

Tidak dipublikasikan.

Firdausiyah, Nuril Mahdia. “Kiprah Perempuan NU Pada Masa Kepemimpinana

Asmah Sjachruni 1979-1994 M”. Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam,

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Tidak

dipublikasikan.

Hairry Purwanti, Nuur. “Kiprah Perjuangan Solichah A. Wahid Hasyim (1950-1994)

dalam Pemberdayaan Ormas Muslimat Nahdlatul Ulama”, Jurusan Sejarah

dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2008. Tidak dipublikasikan

Syifa Fauziyah,” Muslimat NU: Sejarah dan Respon terhadap Program Keluarga

Berencana (Studi kasus: Muslimat NU Jakarta Selatan Periode 2010-1015)”,

Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Tidak dipublikasikan.

116

Jumadi. “Sejarah Pergerakan Perempuan Nahdlatul Ulama Tahun 1946-1984 M”.

Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015. Tidak dipublikasikan.

Jurnal

Jurnal Civics. Volume 4. No. 1. Desember 2007.

Isnaeni, Erni. “Partisipasi Politik Perempuan Islam Indonesia Dalam Tradisi NU”,

dalam Jurnal Agama dan Lintas Budaya, edisi 2, Bandung: UIN Sunan

Gunung Djati, 2017.

Nafi’ Mubarok, “Sejarah Hukum Perkawinan Islam di Indonesia “, Al- Hukama: The

Indonesian Journal of Islamic Family Law, volume 02, No. 02, Desember

2012.

Nasution, Khoiruddin, “Pengaruh Gerakan Wanita Terhadap Wacana Hukum Islam:

Studi Hukum Perkawinan Indonesia”, dalam Jurnal Al-Mawardi, edisi XIV,

2005.

Roviana, Sri. “Gerakan Perempuan Nahdlatul Ulama dalam Transformasi Pendidikan

Politik”, dalam Jurnal Pendidikan Islam, Volume III, Nomor 2, Yogyakarta:

UIN Sunan Kalijaga, 2014.

Syukriyah, Lailatus dan Sumarno. “Muslimat Nahdlatul Ulama di Indonesia (1946-

1955)”, dalam AVATAR, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 3,

Oktober 2016.

C. Arsip

P.P Muslimat NU. Laporan pelaksanaan Keluarga Berencana (KB) dan Pembentukan

L. K. K. yang dibuat oleh Yayasan Kesejahteraan Muslimat Pusat di Jakarta

pada 9 November 1977.

P.P Muslimat NU. Pedoman pelaksanaan program latihan pendidikan kependudukan

pejabat teras sekolah Nahdlatul Ulama se-Jawa dan Bali.

Koleksi foto perpustakaan PBNU mengenai Mu’tamar Nahdlatul Ulama ke-25

bertepatan dengan kongres Muslimat NU yang ke-10 pada tanggal 5 sampai

11 Juni 1979.

Buku petunjuk Mu’tamar Nahdlatul Ulama ke-24 bertepatan dengan kongres

Muslimat NU ke-9 pada 4 sampai 9 Juli 1967 di Bandung.

117

Poetoesan2 Moe’tamar Nahdlatul Ulama yang ke-16 tanggal 26-29 Maret 1946 di

Purwokerto.

Hasil Mu’tamar Nahdlatul Ulama ke-22 tanggal 13-18 Desember 1959 di Jakarta.

Album Foto Mu’tamar Nahdlatul Ulama ke-19 pada tanggal 26-30 April tahun 1952

di Palembang yang dihimpun oleh bagian dakwah PBNU.

D. Koran dan Majalah

Surat Kabar EXPRES diterbitkan pada tanggal 5 dan 8 Mei 1952.

E. Wawancara

Wawancara dengan Farida purnomo sebagai anak ketiga dari Mahmudah Mawardi

tanggal 13 Januari 2018 di rumah ibu Farida Jalan Kebon Sirih Barat No. 07,

Jakarta Pusat.

Wawancara dengan Niswah sebagai keponakan dari Mahmudah Mawardi tanggal 30

November 2017 dan 9 April 2018 via telepon di Yogyakarta.

F. Internet

http://nu.or.id diakses pada hari Kamis tanggal 30 Maret 2017 pukul 08.00 WIB.

http://muslimat-nu.com diakses pada hari Minggu tanggal 12 November 2017 pukul

14.09 WIB.

http://jejakislam.net/ diakses pada hari Kamis tanggal 15 Maret 2018 pukul 09.00 WIB.

http://jurnal.elsaonline.com/ yang diakses pada 15 Maret 2018 pukul 11.30 WIB