8/19/2019 mpsi - tugas susulan
1/26
MAKALAH MPSI
(METODOLOGI PENELITIAN SISTEM INFORMASI)
SEBAGAI SYARAT
UAS
Oleh :
TRI SUTRISNO
14100062
STMIK PRINGSEWU
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
2/26
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
2015/2016
TUGAS 1
CONTOH-CONTOH ABSTRAK
ABSTRAK
Dalam era persaingan kerja saat ini yang begitu pesat, suatu perusahaan harus mampumenyelesaikan kondisi perusahaan dengan persaingan yang ada. Yaitu dengan
mempunyai karyawan-karyawan yang berkualitas dengan keterampilan yang bisa
diandalkan untuk bisa masuk dalam era globalisasi pada persaingan sekarang ini. Bagiperusahaan yang sudah mempunyai mutu dan kualitas yang bagus dimata masyarakat
pastilah hasil yang di capainya itu merupakan sumber daya dari keterampilan-
keterampilan yang ada pada diri karyawannya masing-masing. Oleh karena itu,apabila suatu perusahaan ingin mempunyai karyawan yang berkualitas, peranan
pelatihan dalam suatu perusahaan itu sangatlah penting.
Pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri adalah untuk menggembangkankemampuan karyawan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan atau jabatan yang sedang
dijalaninya saat ini. Program pelatihan merupakan salah satu unsur di dalampengembangan karyawan dengan di tingkatkannya pengetahuan dan keterampilankaryawan di harapkan program pelatihan dapat meningkatkan pula prestasi kerja
karyawan yang ada akhirnya akan meningkatkan efesiensi perusahaan. Program
pelatihan pada PT. HUTAMA KARYA di laksanakan dengan metode on the job
training yang di laksanakan oleh perusahaan itu sendiri dan off the job training yangdi laksanakan oleh lembaga diklat di luar perusahaan. Pelatihan yanga ada pada PT.
HUTAMA KARYA ini menggambarkan bahwa pelatihan mempunyai hubungan
untuk meningkatkanprestasi kerja karyawan. Adapun kendala yang di hadapi adalahmasalah dana. Dan yang di perlukan tidaklah sedikit, karena kebutuhan-kebutuhan
lainnya juga perlu di biayai. Perusahaan mengatasinya dengan cara menyusun
program secara sistematik yang di dasarkan pada analisa jabatan.
Keyword : Pengembangan Karyawan, metode on the job Training, metode off the job
training
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
3/26
ABSTRAK
(CONTOH ABSTRAK MAKALAH)
Perkembangan teknologi sistem pengaturan proses di industri dewasa ini menujupenerapan teknologi elektro-pneumatik, yaitu pengaturan komponen pneumatik
melalui sinyal listrik. Pressure control trainer 38-714 adalah modul ajar teknologi
elektro-pneumatik yang membahas pengaturan tekanan. Perubahan variasi beban dangangguan pada teknologi elektro-pneumatik dapat menyebabkan respon sistem tidak
sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Pengaruh gangguan yang terdapat pada sistem
proses dapat di reduksi dengan kontroler kaskade. Selain itu, metode kaskade digunakan untuk meningkatkan kecepatan respon sistem. Dengan pendekatan fuzzy,
masalah kontroler dapat di selesaikan dengan mudah tanpa perhitungan matematis
yang rumit. Kontroler kaskade fuzzy adalah dua kontroler fuzzy yang di susun secara
kaskade. Pada sisi primer berupa kontroler fuzzy untuk pengaturan tekanan,sedangkan pada sisi sekunder berupa kontroler fuzzy untuk pengaturan aliran.
Berdasarkan hasil implementasi, kontroler kaskade fuzzy dalam penelitian ini mampu
mengurangi nilai maksimum overshoot, waktu steady state dan error steady state. Jikakontroler kaskade fuzzy dibandingkan dengan kontroler fuzzy tunggal.
Keyword : Penerapan Teknologi Elektro-pneumatik, Pressure Control Trainer,
Kontroler kaskade fuzzy
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
4/26
ABSTRAK
(CONTOH ABSTRAK SKRIPSI)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan akselerasi, kelincahan dan dayatahan dengan keterampilan bermain bulu tangkis siswa putra SMA Negeri I Baturetno.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, menggunakan metode survei dengan
teknik tes dan pengukuran populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra SMANegeri I Baturetno berjumlah 20 Orang. Sedangkan instrument yang digunakan untuk
akselerasi adalah tes 20 meter satuannya detik, tes kelincahan diukur dengan shuttle
run selama 60 detik satuannya frekuensi, daya tahan diukur dengan tes lari 2400 meter
satuannya menit. Keterampilan bermain bulu tangkis diukur dengan sistem setengahkompetisi satuannya angka. Data di analisis dengan rumus korelasi product moment.
Sebelumnya data dianalisis perlu diadakan pengujian persyaratan analisis data yaitu
uji normalitas, uji linieritas dan uji hipotesis. Uji normalitas data menggunakan chikuadrat (X2), menggunakan program SPS adisi Sutrissno Hadi. Untuk menguji
linieritas data, digunakan teknik analisis variansi terhadap gari regresi dan uji
hipotesis menggunakan analisis regresi. Setelah uji normalitas menghasilkan normal
dan uji linieritas menghasilkan data yang linier. Maka hasil penelitian yang diperolehadalah hubungan antara akselerasi dengan keterampilan bulutangkis dengan r = -0.515
dan p = 0.019 berarti signifikan. Ada hubungan antara kelincahan dengan keterampilan
bermain bulutangkis dengan r = 0.883 dan p = 0.000 berarti signifikan. Ada hubunganantara daya tahan dengan keterampilan bermain bulutangkis dengan r = -0.628 dan p
= 0.003 berarti signifikan. Selenjutnya hasil analisis regresi ganda dengan tiga
prediktor menunjukkan korelasi yang signifikan dengan R = 0.897 antara akelerasi,kelincahan dan daya tahan dengan keterampilan bermain bulutangkis. Besarnya
koefisien determinan R2(kuadrat) = 0.805 sumbangan efektif (SE) yang diberikan
ketiga variabel ssecara kesesluruhan sebessar 80.470%.
Keyword : Penelitian siswa putra SMA N 1 dengan menggunakan metode survei
dengan teknik tes dan pengukuran populasi.
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
5/26
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
6/26
ABSTRAK
(CONTOH ABSTRAK KARYA TULIS ILMIAH)
Penelitian tentang “Dampak Fatwa Rokok Bagi Psikologi Sosial Masyarakat Kudus”
bertujuan untuk memberi manfaat psikologi sosial masyarakat kudus dalampermasalahan fatwa rokok. Penelitian ini di lakukan dengan cara pembagian angket
kepada masyarakat yang mempunyai rutinitas merokok serta studi pustaka. Sejumlah
54 angket yang kembali di peroleh hasil bahwa alasan merokok terbanyak adalahmerokok untuk menghilangkan lelah yang di tunjukkan dengan presentase 33,33%.
Sedangkan responden yang merokok mengetahui bahwa rokok tersebut berbahaya
bagi kesehatan tubuh adalah sebanyak 88,89%. Namun, dalam kenyataannya mereka
tetap merokok untuk alasan-alasan tertentu. ini terbukti bahwa perokok menerapkanteori pertentangan sebagai salah satu upaya untuk melakukan aktifitas merokok.
Tetapi, tidak selamanya teori pertentangan berlaku pada 54 orang responden. Hal itu
terbukti dengan adanya kesadaran untuk berhenti merokok sebanyak 66,67%.
Berdasarkan kenyataan yang diperoleh dari hasil tersebut, maka psikologi sosial
bermanfaat dalam permasalahan fatwa rokok, berupa adanya kesadaran masyarakat
untuk berhenti merokok. Sedangkan dampak fatwa rokok pada psikologi sosial
masyarakat Kudus, berupa adanya penolakan terhadap fatwa rokok MUI. Kemudianbentuk dari psikologi sosial rokok dalam masyarakat adalah adanya teori pertentangan
yang secara langsung dilakukan masyarakat sebagai upaya untuk melakukan aktivitasmerokok.
Keyword : Dampak fatwa rokok bagi psikologi sosial masyrakat, bahaya rokok dalam
kehidupan.
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
7/26
TUGAS 2
TULIS TANGAN
(PENGERTIAN BERIKUT CONTOHNYA)
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Informasi-informasi yang terkait dengan masalah yang akan diteliti (dibahas) dan
tersusun secara sistematis. Di dalam latar balakang, pembaca akan di arahkan ke
alasan kuat mengapa suatu masalah akan di teliti dan mengapa suatu metode
penelitian di gunakan. Poin-poin (isi) latar belakang masalah secara lebih efektif
adalah :
1. Alasan Rasional dan esensial berdasarkan data, fakta, dan referensi. Alasan
tersebut di gunakan sebagai acuan ketertarikan peneliti;
2. Gejala-gejala yang ada di lapangan, sehingga muncul (memunculkan)
permasalahan untuk kemudian di teliti lebih lanjut;
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
8/26
3. Pendekatan yang di tinjau dari segi teoritis serta di tunjukkan untuk mengatasi
masalah;
4. Permasalahan-permasalahan kompleks dan pelik yang akan muncul apabila di
biarkan begitu saja dan tidak segera di cari solusinya.
Contoh :
Bahasa adalah alat yang begitu penting bagi setiap sendi kehidupan. Perannya
sebagai alat komunikasi, tentu tidak bisa di lepaskan dalam setiap detik kita hidup.
Bahkan, ketika berfikir sekalipun kita masih menggunakan bahasa.
Di dalam sebuah bahasa, khususnya bahasa Indonesia, terdapat empat kemampuan
pokok, yaitu :
1. Mendengar;2. Membaca;
3. Berbicara;
4. Menulis.
Dari keempat kemampuan berbahasa tersebut, kemampuan menulis merupakan
kemampuan paling sulit, dimana membutuhkan kemampuan yang lain untuk
mencapai tingkat mahir. Untuk mampu menulis secara sistematis, kita harus
menjadi pendengar, pembaca, dan pembaca yang sistematis.
2. MASALAH
Kesulitan yang di rasakan oleh orang awam maupun para peneliti, permasalah
dapat juga di artikan sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan dalam
penelitian. Atau dapat di artikan dengan bahasa lain adalah suatu kondisi dimana
terjadinya kesenjangan antara yang di harapkan dengan fakta yang terjadi di
lapangan.
Contoh :
Suatu masalah yang di timbulkan dalam penyajian informasi mini stors dewasa ini,
adalah :
1. Terbatasnya area promosi
Promosi hanya bisa di promosikan (di lakukan) di sekitar mini stors saja;
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
9/26
2. Terbatasnya akses aksibilitas informasi
Untuk mendapat informasi seputas barang yang di jual.
3. RUMUSAN MASALAH
Suatu pertanyaan yang akan di carikan jawabannya (yang akan di bahas) melalui
pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan-rumusan masalah penelitian ini
berdasarkan penelitian yang di lakukan.
Contoh :
Dinamika lembaga urusan pertahanan dewasa ini begitu cepat berubah dan badan
pertahanan nasional seringkali kesulitan dalam melakukan antisipasi dan
penyesuaian terhadap lingkungan eksternal organisasi.
4. BATASAN MASALAH
Usaha untuk menetapkan batasan masalah dari masalah penelitian yang akan di
teliti. Batasan masalah bertujuan untuk mengidentifikasi faktor dimana saja yang
termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian. Pemilihan batasan masalah yang
hendak di teliti haruslah berdasarkan pada alasan yang tepat, baik itu alsan teoritis
maupun alasan praktis.
Contoh :
Website penjualan online merupakan suatu wahana buat melakukan transaksi jual
beli secara online melalui internet, mengingat banyaknya masalah dan
berhubungan erat dengan sistem informasi.
5. TUJUAN PENELITIAN
Pengulangan dari rumusan masalah, rumusan masalah di nyatakan pertanyakan,
tujuan di tuangkan dalam bentuk pertanyaan yang biasanya diawali dengan kata
ingin mengetahui. Permasalahan akan lebih jelas terjawab bila di susun sebuah
tujuan penelitian yang lebih tegas yang memberikan arah bagi pelaksana penelitian.
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang di tetapkan dan
jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian.
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
10/26
Contoh :
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Agar penelitian dapat memudahkan permasalahan yang di teliti (membaca,
mendengar, menganalisa, dan menyimpulkan);
2. Agar peneliti dapat mengaplikasikan hasil dari penelitian;
3. Hasil dari penelitian yang akurat sesuai dengan yang di inginkan dapat di
terapkan ke orang lain baik dalam teori maupun secara nyata.
6. METODE PENELITIAN
Tata cara dalam suatu penelitian yang akan di laksanakan. Metode penelitian
melengkapi prosedur penelitian dan teknik penelitian. Metode penelitianmembahas tentang tata cara pelaksanaan penelitian, sedangkan prosedur penelitian
membahas tentang alat-alat yang di gunakan dala, pengukuran data penelitian.
Contoh :
Penelitian yang akan di lakukan adalah di daerah pringsewu kabupaten pringsewu
lampung. Kota pringsewu terkenal dengan prikonomiannya yang begitu pesat
dalam lima tahun terakhir ini. Dimana banyak sekali pembangunan-pembangunan
baru, seperti : hotel, mini stors, super market, perbank-kan, kuliner khas nusantara,
dll. Dengan keramah-tamahan orang-orang pribumi yang bersahaja menjadi dara
tarik tersendiri bagi wisatawan yang melintas dengan sengaja ataupun tidak
sengaja.
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
11/26
TUGAS 3
METODE PENGEMBANGAN SISTEM
MODUL METODE WATERFALL
2.1 Model Waterfall
Menurut Pressman (2010, p39) model waterfall adalah model klasik yang bersifat
sistematis, berurutan dalam membangun software.Berikut ini ada dua gambaran dari
waterfallmodel.
2.1.1 Fase-fase dalam model waterfall menurut referensi Pressman:
Gambar 2.1 Waterfall Pressman
1. Communication
Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software, dan tahap
untuk mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan
dengan customer, maupun mengumpulkan data-data tambahan baik yang
ada di jurnal, artikel, maupun dari internet.
2. Planning
Proses planning merupakan lanjutan dari proses communication
(analysisrequirement). Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user
requirement ataubisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan
keinginan user dalam pembuatan software, termasuk rencana yang akan
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
12/26
dilakukan.
3. Modeling
Proses modeling ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah
perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding.
Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software,
representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan
menghasilkandokumen yang disebut software requirement .
4. Construction
Construction merupakan proses membuat kode.Coding atau
pengkodeanmerupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa
dikenali oleh komputer.Programmer
akan menerjemahkan transaksi yangdiminta oleh user . Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata
dalam mengerjakan suatu software, artinya penggunaan komputer akan
dimaksimalkan dalam tahapan ini.Setelah pengkodean selesai maka akan
dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing
adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk
kemudian bisa diperbaiki.
3. Deployment
Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau
sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem
yang sudah jadi akan digunakan oleh user . Kemudian software yang telah
dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala.
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
13/26
2.1.2 Sedangkan fase-fase model waterfall menurut referensi Sommerfille:
Gambar 2.2 Waterfall Sommerfille
1. Requirements Analysis and Definition
Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dandidefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh software yang akan
dibangun. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat
berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database,
dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.
2. System and Software Design
Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software.
Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software
engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya
fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb. Dari dua aktivitas tersebut
(pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan
ditunjukkan kepada user .
Proses software design untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan di atas
menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint ” software sebelum coding
dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah
disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti dua aktivitas sebelumnya, maka
proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.
3. Implementation and Unit Testing
Desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan
bahasa pemrograman yang sudah ditentukan.Program yang dibangun
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
14/26
langsung diuji baik secara unit.
4. Integration and System Testing
Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka
desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti
oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding.
Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis
nantinya dikerjakan oleh programmer . Penyatuan unit-unit program
kemudian diuji secara keseluruhan (system testing).
5. Operation and Maintenance
Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan.Demikian juga dengansoftware.Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software
bebas darierror , dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan
yang sudahdidefinisikan sebelumnya.
Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah
pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti
itu.Ketika dijalankan mungkin saja masih ada error kecil yang tidak
ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada
software tersebut.Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari
eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau
perangkat lainnya.
Kelebihan dari model ini adalah selain karena pengaplikasian menggunakan
model ini mudah, kelebihan dari model ini adalah ketika semua kebutuhan
sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar di awal proyek,
maka SoftwareEngineering (SE) dapat berjalan dengan baik dan tanpa
masalah. Meskipunseringkali kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan se-
eksplisit yang diinginkan, tetapi paling tidak, problem pada kebutuhan sistem
di awal proyek lebih ekonomis dalam hal uang (lebih murah), usaha, dan
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
15/26
waktu yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan problem yang muncul
pada tahap-tahap selanjutnya.
Kekurangan yang utama dari model ini adalah kesulitan dalam
mengakomodasi perubahan setelah proses dijalani. Fase sebelumnya harus
lengkap dan selesai sebelum mengerjakan fase berikutnya.
2.1.3 Masalah dengan waterfall :
1. Perubahan sulit dilakukan karena sifatnya yang kaku.
2. Karena sifat kakunya, model ini cocok ketika kebutuhan dikumpulkan
secara lengkap sehingga perubahan bisa ditekan sekecil mungkin. Tapi pada
kenyataannya jarang sekali konsumen/pengguna yang bisa memberikankebutuhan secara lengkap, perubahan kebutuhan adalah sesuatu yang wajar
terjadi.
3. Waterfall pada umumnya digunakan untuk rekayasa sistem yang besar
yaitudengan proyek yang dikerjakan di beberapa tempat berbeda, dan
dibagi menjadi beberapa bagian sub-proyek.
2.1.4 Berikut adalah penjelasan dari tahap – tahap yang dilakukan dalam metode
waterfall:
a. Tahap analisis dan definisi persyaratan. Pelayanan, batasan, dan tujuan
sistem ditentukan melalui konsultasi dengan user sistem. Persyaratan ini
kemudian didefinisikan secara rinci dan berfungsi sebagai spesifikasi
sistem.
b. Tahap perancangan sistem dan perangkat lunak. Proses perancangan sistem
membagi persyaratan dalam sistem perangkat keras atau perangkat lunak.
Kegiatan ini menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan. Perancangan
perangkat lunak melibatkan identifikasi dan deskripsi abstraksi sistem
perangkat lunak yang mendasar dan hubungan – hubungannya.
c. Tahap implementasi dan pengujian unit. Pada tahapan ini, perancangan
perangkat lunak direalisasikan dengan serangkaian program atau unit
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
16/26
program. Pengujian unit melibatkan ferivikasi bahwa setiap unittelah
memenuhi spesifikasinya.
d. Tahap integrasi dan pengujian sistem. Unit program atau program
individual diintegrasikan dan diuji sebagai sistem yang lengkap
untukmenjamin bahwa persyaratan sistem telah dipenuhi. Setelah pengujian
sistem, perangkat lunak dikirim kepada pelanggan.
e. Tahap operasi dan pemeliharaan. Biasanya (walaupun tidak seharusnya), ini
merupakan fase siklus hidup yang paling lama. Sistem diinstal dan dipakai.
Pemeliharaan mencakup koreksi dari berbagai erorr yang tidak ditemukan
pada tahap-tahap terdahulu, perbaikan atas implementasi unit sistem dan
pengembangan pelayanan sistem,sementara persyaratan-persyaratan barudiambahkan.
2.1.5 Dua model dalam evolutionary software process modeladalah:
1. Incremental Model (Original: Mills)
Gambar 2.3Incremental Model
a. Kombinasikan element-element dari waterfall dengan sifat
iterasi/perulangan.
b. Element-element dalam waterfall dikerjakan dengan hasil berupa produk
dengan spesifikasi tertentu, kemudian proses dimulai dari fase pertama
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
17/26
hingga akhir dan menghasilkan produk dengan spesifikasi yang lebih
lengkap dari yang sebelumnya. Demikian seterusnya hingga semua
spesifikasi memenuhi kebutuhan yang ditetapkan oleh pengguna.
c. Produk hasil increment pertama biasanya produk inti (core product), yaitu
produk yang memenuhi kebutuhan dasar. Produk tersebut digunakan oleh
pengguna atau menjalani review/pengecekan detil. Hasil review tersebut
menjadi bekal untuk pembangunan pada increment berikutnya. Hal ini terus
dikerjakan sampai produk yang komplit dihasilkan.
d. Model ini cocok jika jumlah anggota tim pengembang/pembangun PL tidak
cukup.
e. Mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel.f. Produk yang dihasilkan pada increment pertama bukanlah prototype, tapi
produk yang sudah bisa berfungsi dengan spesifikasi dasar.
Masalah dengan Incremental model:
a. Cocok untuk proyek berukuran kecil (tidak lebih dari 200.000 baris
coding)
b. Mungkin terjadi kesulitan untuk memetakan kebutuhan pengguna ke
dalam rencana spesifikasi masing-masing hasil increment.
2. Spiral Model (Original: Boehm)
Gambar 2.4 Spiral Model
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
18/26
Proses digambarkan sebagai spiral. Setiap loop mewakili satu fase dari
software process. Loop paling dalam berfokus pada kelayakan dari sistem,
loop selanjutnya tentang definisi dari kebutuhan, loop berikutnya berkaitan
dengan desain sistem dan seterusnya. Setiap Loop dibagi menjadi beberapa
sektor :
1) Objective settings (menentukan tujuan): menentukan tujuan dari fase yang
ditentukan. Batasan-batasan pada proses dan produk sudah diketahui.
Perencanaan sudah disiapkan. Resiko dari proyek sudah diketahui.
Alternatif strategi sudah disiapkan berdasarkan resiko-resiko yang
diketahui, dan sudah direncanakan.2) Risk assessment and reduction (Penanganan dan pengurangan resiko):
setiap resiko dianalisis secara detil pada sektor ini. Langkah-langkah
penanganan dilakukan, misalnya membuat prototype untuk mengetahui
ketidakcocokan kebutuhan.
3) Development and Validation (Pembangunan dan pengujian): Setelah
evaluasi resiko, maka model pengembangan sistem dipilih. Misalnya jika
resiko user interface dominan, maka membuat prototype User Interface.
Jika bagian keamanan yang bermasalah, makamenggunakan model formal
dengan perhitungan matematis, dan jikamasalahnya adalah integrasi
sistem model waterfall lebih cocok.
4) Planning: Proyek dievaluasi atau ditinjau-ulang dan diputuskan untuk
terus ke fase loop selanjutnya atau tidak. Jika melanjutkan ke fase
berikutnya rencana untuk loop selanjutnya.
Pembagian sektor tidak bisa saja dikembangkan seperti pada pembagian
sectorberikut pada model variasi spiral di bawah ini:
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
19/26
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
20/26
3. RAD (Rapid Application Development)
RAD adalah model proses pembangunan PL yang incremental. RAD
menekankan pada siklus pembangunan yang pendek/singkat. RAD
mengadopsi model waterfall dan pembangunan dalam waktu singkat dicapai
dengan menerapkan component based construction. Waktu yang singkat
adalah batasan yang penting untuk model ini.
Jika kebutuhan lengkap dan jelas maka waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan secara komplit software yang dibuat adalah misalnya 60
sampai 90 hari.
Kelemahan dalam model ini:
1) Tidak cocok untuk proyek skala besar
2) Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi
3) Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini
4) Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini.
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
21/26
Gambar 2.5 RAD (Rapid Application Development)
Fase-fase di atas menggambarkan proses dalam model RAD. Sistem
dibagi-bagi menjadi beberapa modul dan dikerjakan dalam waktu yang
hampir bersamaan dalam batasan waktu yang sudah ditentukan.
1) Business modelling : menjawab pertanyaan-pertanyaan: informasi
apa yang mengendalikan proses bisnis? Informasi apa yang
dihasilkan? Siapa yang menghasilkan informasi? Kemana informasi
itu diberikan? Siapa yang mengolah informasi? kebutuhan dari
sistem
2) Data modelling: aliran informasi yang sudah didefinisikan, disusun
menjadi sekumpulan objek data. Ditentukan karakteristik/atribut dan
hubungan antar objek-objek tersebut analisis kebutuhan dan data
3) Process Modelling : objek data yang sudah didefinisikan diubah
menjadi aliran informasi yang diperlukan untukmenjalankan fungsi-
fungsi bisnis.
4) Application Generation: RAD menggunakan component program
yang sudah ada atau membuat component yang bisa digunakan lagi,
selama diperlukan.5) Testing and Turnover: karena menggunakan component yang sudah
ada, maka kebanyakan component sudah melalui uji atau testing.
Namun component baru dan interface harus tetap diuji.
4. Prototyping Model
Kadang-kadang klien hanya memberikan beberapa kebutuhan umum
software tanpa detil input, proses atau detil output. Di lain waktu
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
22/26
mungkin dimana tim pembangun (developer) tidak yakin terhadap
efisiensi dari algoritma yang digunakan, tingkat adaptasi terhadap sistem
operasi atau rancangan form user interface. Ketika situasi seperti ini
terjadi model prototyping sangat membantu proses pembangunan
software.
Proses pada model prototyping yang digambarkan pada gambar 2.6, bisa
dijelaskan sebagai berikut:
a. pengumpulan kebutuhan: developer dan klien bertemu dan
menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran
bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya. Detil kebutuhan
mungkin tidak dibicarakan disini, pada awal pengumpulan kebutuhan
b. perancangan : perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili
semua aspek software yang diketahui, dan rancangan ini menjadi
dasar pembuatan prototype.
c. Evaluasi prototype: klien mengevaluasi prototype yang dibuat dan
digunakan untuk memperjelas kebutuhan software.
Perulangan ketiga proses ini terus berlangsung hingga semua kebutuhan
terpenuhi. Prototype-prototype dibuat untuk memuaskan kebutuhan klien
dan untuk memahami kebutuhan klien lebih baik.
Prototype yang dibuat dapat dimanfaatkan kembali untuk membangun
software lebih cepat, namun tidak semua prototype bisa dimanfaatkan.
Sekalipun prototype memudahkan komunikasi antar developer dan klien,
membuat klien mendapat gambaran awal dari prototype, membantumendapatkan kebutuhan detil lebih baik namun demikian prototype juga
menimbulkan masalah:
- Dalam membuat prototype banyak hal yang diabaikan seperti
efisiensi, kualitas, kemudahan dipelihara/dikembangkan, dan
kecocokan dengan lingkungan yang sebenarnya. Jika klien merasa
cocok dengan prototype yang disajikan dan berkeras terhadap produk
tersebut, maka developer harus kerja keras untuk mewujudkan produk
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
23/26
tersebut menjadi lebih baik, sesuai kualitas yang seharusnya.
- developer biasanya melakukan kompromi dalam beberapa hal karena
harus membuat prototype dalam waktu singkat. Mungkin sistem
operasi yang tidak sesuai, bahasa pemrograman yang berbeda, atau
algoritma yang lebih sederhana.
Agar model ini bisa berjalan dengan baik, perlu disepakati bersama oleh
klien dan developer bahwa prototype yang dibangun merupakan alat
untuk mendefinisikan kebutuhan software.
Gambar 2.6 Prototyping Model
5. Component-based Development Model
Component-based development sangat berkaitan dengan teknologi
berorientasi objek.Pada pemrograman berorientasi objek, banyak class
yang dibangun dan menjadi komponen dalam suatu software.Class-class
tersebut bersifat reusableartinya bisa digunakan kembali.Model ini
bersifat iteratif atau berulang-ulang prosesnya.
Secara umum proses yang terjadi dalam model ini adalah:
- Identifikasi class-class yang akan digunakan kembali dengan menguji
class tersebut dengan data yang akan dimanipulasi dengan
aplikasi/software dan algoritma yang baru
- Class yang dibuat pada proyek sebelumnya disimpan dalam class
library, sehingga bisa langsung diambil dari library yang sudah ada.
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
24/26
Jika ternyata ada kebutuhan class baru, maka class baru dibuat dengan
metode berorientasi objek.
- Bangun software dengan class-class yang sudah ditentukan atau class
baru yang dibuat, integrasikan.
Penggunaan kembali komponen software yang sudah ada
menguntungkan darisegi:
- Siklus waktu pengembangan software, karena mampu mengurangi
waktu 70%
- Biaya produksi berkurang sampai 84% arena pembangunan komponen
berkurang
Pembangunan software dengan menggunakan komponen yang sudah
tersedia dapat menggunakan komponen COTS (Commercial off-the-
shelf) – yang bisa didapatkan dengan membeli atau komponen yang
sudah dibangun sebelumnya secara internal.
6. Component-Based Software Engineering (CBSE)
adalah proses yang menekankan perancangan dan pembangunan
software dengan menggunakan komponen software yang sudah ada.
CBSE terdiri dari dua bagian yang terjadi secara paralel yaitu software
engineering (component-based development) dan domain engineering
seperti yang digambarkan pada Gambar 2.7 :
- Domain engineering menciptakan model domain bagi aplikasi yang
akan digunakan untuk menganalisis kebutuhan pengguna.
Identifikasi, pembangunan, pengelompokan dan pengalokasikankomponen-komponen software supaya bisa digunakan pada sistem
yang ada dan yang akan datang.
- Software engineering (component-based development) melakukan
analisis terhadap domain model yang sudah ditetapkan kemudian
menentukan spesifikasi dan merancang berdasarkan model struktur
dan spesifikasi sistem, kemudian melakukan pembangunan
software dengan menggunakan komponen-komponen yang sudah
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
25/26
ditetapkan berdasarkan analisis dan rancangan yang dihasilkan
sebelumnya hingga akhirnyamenghasilkan software.
Gambar 2.7 Component-Based Software Engineering (CBSE)
7. Extreme Programming (XP) Model
Model proses ini diciptakan dan dikembangkan oleh Kent Beck. Model
ini adalah model proses yang terbaru dalam dunia rekayasa perangkat
lunak dan mencoba menjawab kesulitan dalam pengembangan software
yang rumit dan sulit dalam implementasi.
Menurut Kent Beck XP adalah : “A lightweight, efficient, low -risk,
flexible,predictable, scientific and fun way to develop software”. Suatu
model yang menekankan pada:
- Keterlibatan user secara langsung
- Pengujian- Pay-as-you-go design .
Adapun empat nilai penting dari XP :
1) Communication/Komunikasi : komunikasi antara developer dan klien
sering menjadi masalah. Karena itu komunikasi dalam XP dibangun
dengan melakukan pemrograman berpasangan (pair programming).
Developer didampingi oleh pihak klien dalam melakukan coding dan
8/19/2019 mpsi - tugas susulan
26/26
Top Related