MODUL PERKULIAHAN
MANAJEMEN KEUANGAN
MANAJEMEN PERSEDIAAN
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi dan Bisnis
Manajemen S! 12
84008 Helsinawati, SE, MM
Abstract Kompetensi
Berdasarkan Analisa EOQ
Manajer dapat mengambil keputusan pembelian optimal.
Mahasiswa dapat menganalisa persediaan dengan metode EOQ
2015 2 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
MANAJEMEN PERSEDIAAN
12.1. Pengertian Persediaan
Persediaan merupakan stock barang yang ada dalam perusahaan yang
terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi, dan
persediaan barang jadi.
Sebagai bagian dari asset lancar persediaan merupakan asset yang
kurang likuid dibanding dengan asset lancer lainnya. Sejak tahun 2008,
metode perhitungan persediaan yang digunakan adalah metode FIFO
( Fist in fist out atau barang yang pertama masuk yang pertama keluar
) dan metode rata rata tertimbang.
Faktor yang mempengaruhi persediaan.
1. Kualitas dan kuantitas bahan mentah, barang dalam proses dan
barang jadi.
2. Ketahanan fisik dari barang yang disimpan
3. Kebutuhan Proses produksi dan waktu produksi.
4. Permintaan konsumen akan barang jadi.
5. Keamanan persediaan sehingga tidak mengganggu proses
produksi dan pemasaran.
12.2. Beban atau Biaya Persediaan
Biaya yang teralokasi sehubungan dengan persediaan terdiri dari :
1. Biaya Pesanan Barang (Ordering Cost)
2015 3 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Biaya Pesanan barang merupakan biaya variable dimana semakin
banyak atau besar barang yang dipesan semakin kecil biaya
pesanannya.
Biaya pesanan terdiri dari:
a. Biaya selama proses pesanan
b. Biaya pengiriman permintaan
c. Biaya penerimaan barang.
d. Biaya proses pembayaran kepada supplier.
Formula Ordering Cost (Biaya Pesanan)
O = T + ( V x F )
Keterangan:
O = Biaya pesanan
T = Biaya tetap pemesanan
V = Biaya variabel pemesanan
F = Frekwensi memesan
= Unit terpakai / Jumlah pesanan ( U / Q )
PT XYZ melakukan pembelian persediaan bahan baku dilakukan setiap 6 bulan
sekali atau 2 kali dalam setahun, dimana Jumlah persediaan yang akan dibeli adalah 6.000
unit dengan Biaya tetap untuk setiap kali pesan sebesar Rp. 5.000.000 dan Biaya variabel
untuk pesanan adalah Rp. 200.000,
2015 4 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Diketahui Q = 6.000 / 2 = 3.000 unit persemester.
O = T + ( V x F )
= 5.000.000 + [ 200.000 * ( 6.000 / 3.000 )] = 5.000.000 + ( 200.000 * 2 ) = Rp. 5.400.000,-
2.Biaya Penyimpanan barang (carrying Cost)
Biaya penyimpanan merupakan biaya variable dimana semakin banyak
atau besar barang yang disimpan semakin besar biaya
penyimpanannya.
Biaya Penyimpanan barang terdiri dari:
a. Sewa gudang
b. Biaya penempatan barang dalam gudang
c. Biaya bunga pinjaman
d. Biaya pajak
e. Biaya Asuransi.
f. Biaya keusangan barang (absolenssence cost)
g. Biaya barang rusa
Formula Carrying Cost (Biaya penyimpanan)
C = Cu x P x A
Keterangan:
C =Biaya penyimpanan Cu = % Biaya peyimpanan persediaan perunit A = Persediaan rata-rata perunit
= jumlah persediaan baku / pembelian pertahun
2015 5 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
P = Harga perunit persediaan
Contoh :
PT XYZ melakukan pembelian persediaan bahan baku dilakukan setiap 6 bulan
sekali Jumlah persediaan yang dibutuhkan adalah 6.000 unit Harga perunit bahan
mentah Rp. 20.000,- Biaya penyimpanan sebesar 5000 atau ( 5.000 / 20.000 = 25 %)
C = Cu x P x A = ( 25 % ) X ( 6.000 / 2 ) ( 20.000 ) = 0,25 x 3.000 x 20.000 = 15.000.000
Biaya Penyimpanan perunit = 15.000.000 / 6.000 = 2.500 perunit
3.Total Biaya Persediaan
Total biaya persediaan merupakan penjumlahan dari biaya pesanan
ditambahdengan biaya penyimpanan
Formula Total Biaya Persediaan
TC = C + O
= (Cu x P x A) + (( T + ( V x F ))
Keterangan:
O = Biaya pesanan
T = Biaya tetap pemesanan
V = Biaya variabel pemesanan
2015 6 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
F = Frekwensi memesan
= Unit terpakai / Jumlah pesanan ( U / Q )
C = Biaya penyimpanan Cu = Biaya peyimpanan persediaan perunit A = Persediaan rata-rata perunit
= jumlah persediaan baku / pembelian pertahun
P = Harga perunit persediaan
TC = C + O
= (Cu x P x A) + (( T + ( V x F ))
=( 25 % ) X ( 6.000 / 2 ) ( 20.000 ) + (5.000.000 + [ 200.000 * ( 6.000 / 3.000 )]
= 15.000.000 + Rp. 5.400.000,- = 20.400.000,-
12.3. Jenis Persediaan
Persedian dalam perusahaan dagang hanya
persediaan barang jadi saja tetapi persediaan dalam perusahaan
manufaktur terdiri dari tiga jenis yaitu:
1. Persediaan Bahan Mentah
Persediaan bahan mentah (Raw Material) merupakan
persediaan bahan baku yang digunakan untuk proses produksi
sebelum menjadi barang setengah jadi atau barang dalam proses.
Persedian bahan baku dipengaruhi oleh jumlah pembelian bahan
mentah, jumlah penggunaan bahan mentah dalam proses produksi
dan waktu produksi (Production schedule), dana yang tersedia,
2015 7 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
jenis bahan baku, kepastian dari supplier dan waktu tunggu (lead
time).Lead time merupakan waktu tunggu diantara saat melakukan
pemesanan sampai dengan penerimaan pesanan.
1. Persediaan Barang Dalam proses
Persediaan barang dalam proses (Goods work in process)
merupakan persediaan barang setengah jadi yang masih harus
diproses lagi untuk menjadi barang jadi. Persediaan Barang dalam
proses yang sangat dipengaruhi oleh lamanya proses produksi,
kompleksitas proses produksi dan biaya penyimpanan.
a. Persediaan Barang Jadi
Persediaan barang jadi atau Finished Good merupakan hasil
akhir persediaan barang setelah melalui proses proses produksi dari
bahan mentah, barang dalam proses hingga menghasilkan barang
jadi yang siap untuk dijual. Persediaan barang jadi dipengaruhi oleh
kapasitas produksi yang menghasilkan barang jadi dan permintaan
persediaan untuk dijual, dan ketahanan fisik barang selama
penyimpanan, sehingga perlu kerjasama antara bagian produksi,
bagian gudang dan bagian pemasaran agar persediaan efisien dan
efektif.
12.4.Departemen yang berhubungan dengan persediaan
Dalam perusahaan departement yang berhubungan dalam
persediaan terdiri dari:
1. Departemen Keuangan
2015 8 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Merupakan bagian yang menentukan ketersediaan dana untuk
alokasi pembelian bahan baku.
2. Departemen Pembelian.
Merupakan bagian yang memilih jenis, kualitas dan kuantitas
bahan baku secara efisien.
3. Departemen Produksi.
Dalam departemen produksi ada dua bagian yang terkait dengan
persediaan yaitu bagian gudang dan bagian proses produksi.
Bagian gudang menyimpan bahan mentah, barang dalam
proses dan barang jadi agar sesuai dengan jadwal produksi dan
optimal sesuai dengan kebutuhan produksi dan pemasaran
secara efisien dan efektif.
Bagian proses produksi menggunakan persediaan bahan
baku dan barang jadi secara efisien dan efektif agar proses
produksi sehingga pemasaran dapat berjalan lancar.
4. Departemen Pemasaran.
Merupakan bagian yang memasarkan barang jadi perusahaan
kepada konsumen.
12.5. Pengawasan Persediaan
A. Pengawasan Sistem ABC
Penggunaan sistem dengan membagi item dalam kelompok A, B, C
danSeterusnya sesuai dengan urutan berdasar besarnya investasi
B. Pengawasan Model Economic Order Quantity ( EOQ )
2015 9 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Economical Order Quantity merupakan pemesanan yang paling
ekonomis dimana barang yangdapat diperoleh dengan biaya yang
minimal atau paling efisien.
12.6.Economic Order Quantity ( EOQ )
12.6.1.PengertianEconomic Order Quantity ( EOQ )
Menurut Sofjan Assauri (1980 : 193) bahwa :
“economic order quantity adalah merupakan jumlah atau besarnya
pesanan yang memiliki jumlahOrdering Cost dan Carrying Cost per
tahun yang palingminimal”.
Sedangkanmenurut SukartoReksohardiprojo dan Indriyo
Bitisudarmo (1986 : 291) adalah : “economicorder quantity sebenarnya
merupakan volume atau jumlah pembelian yangpaling ekonomis untuk
dilaksanakan pada setiap kali pembelian”.
Jadi masalah pengadaan bahan baku merupakan hal yang amat serius
pada suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Bahan
baku yangdibutuhkan untuk memperlancar proses produksi dalam
perusahaan dapatdihitung/diramalkan sesuai dengan tingkat yang akan
ditetapkan. Dengandiketahui jumlah kebutuhan bahan baku ini, bukan
berarti perusahaan harusmembeli semuanya dalam sekali pembelian.
Pembelian dapat dilakukanbanyak sekali, dua kali bahkan mungkin
berkali-kali untuk memenuhikebutuhan bahan selama satu periode.
Akan tetapi perusahaan harusmempertimbangkan berapa banyak harus
2015 10 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
melakukan pembelian agarkebutuhan bahan terpenuhi dan perusahaan
juga akan memdapatkan tingkatbiaya yang minimal.
12.6.2 Kriteria Economic Order Quantity
Dalam Penggunaan rumus economic order quantityuntuk dasar
pembelian optimal agar pembelian tidak terlalu besar atau kecil,
sehingga dapat diperolah pembelian yang ekonomis memiliki kriteria
sebagai berikut:
a. Barang atau bahan mentah selalu tersedia di pasar
b. Harga beli barang atau bahan mentah per unit tetap ataukonstan
c. Biaya pesanan setiap tahun konstan
d. Kuantitas atau volumeproduksi yang menggunakan bahanmentah
relatif stabil sepanjangtahun.
e. Biaya pemeliharaan per tahun merupakan prosentase tetap dari nilai
rataratapersediaan
f. Tidak ada potongan harga atas pembelian bahan.
Kelebihan dan Kelemahan Economic Order Quantity sebagai cara
penentuan jumlah pembelian yang optimal.
1.Kelebihan Economic Order Quantity
a..economic order quantity sebagai penentu jumlah pesanan yang
paling
ekonomis guna menghindari adanya pemborosan
2015 11 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
b.Pembelian bahan metah sesuai dengan kebutuhan perusahaan
2.Kelemahan Economic Order Quantity
a. Harga beli bahan baku beli konstan padahal harga selalu berfluktuasi
atau tidak konstan,
b. Harga bahan mentah perunit yang dibeli berapapun kuantitasnya
dianggap sama baik pembelian dalam jumlah besar atau kecil.
c. Tidak ada potongan atau discount harga beli pada perhitungan
economic order quantity
d.Tidak memperhatikan batas kerusakan material atau bahan mentah,
padahal batas kerusakan selalu ada pada setiap material.
Asumsi yang digunakan dalam perhitungan economic order
quantityadalah sebagai berikut:
- Jumlah total kebutuhan bahan baku pertahun diketahui.
- Pesanan dapat segera dipenuhi.
- Biaya pemesanan bersifat tetap sepanjang tahun.
- Biaya penyimpanan dalam jumlah % yang tetap sepanjang tahun.
- Pemasok tidak memberi potongan harga.
- Jumlah pemakaian bahan baku tetap untuk satu periode tertentu.
EOQ = Q = √ ( 2VU ) / ( CP )
2015 12 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
V = Biaya Pesanan variable
U = Jumlah persediaan pertahun
C =% Biaya peyimpanan terhadap persediaan
P = Harga perunit persediaan
Atau
EOQ = Q = √ ( 2CP.R ) / CH
CP= Biaya Pesanan sekali pemesanan
R = Jumlah persediaan pertahun/Kebutuhan bahan
CH= Harga perunit persediaan
Contoh :
PT. ABC mempunyai kebutuhan material selama setahun 1.600 kg, Biaya
pesanan Rp. 100 setiap kali pesan, carrying cost 20 % (10x 0,2= Rp
2/kg=CP), harga beli Rp 10/kg.
EOQ = Q = √ ( 2VU ) / ( CP )
Diketahui
V = Rp.100,-
U = 1.600 kg
2015 13 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
C = 20 %
P= Rp. 10/kg
EOQ = √ [ ( 2 ) (100 ) ( 1.600 ) ] /(0,2x10)
= √ 320.000/2 = √ 160.000
= 400 kg
Total Biaya Persediaan pada pembelian sebesar EOQ
TC = C + O atau total biaya penyimpanan + total biaya pesanan.
= Rp. 400 + 400 = Rp. 800/ Unit total biaya persediaan yang
efisien
Tabel. 12.1. Tabel Biaya Persediaan
KETERANGAN FREKUENSI PEMBELIAN
A=1 X B=2X C=3X D=4X E=5X F=6X
INVENTORY (KG) 1,600 800 533.33 400 320 266.67 AVERAGE INVETORY (KG) = inventory/2 800 400 267 200 160 133 ORDERING COST (O) (RP 100/PESANAN) x frekuensi 100 200 300 400 500 600 CARRYING COST (C) (RP 2/KG) x average inventory 1,600 800 533.33 400 320 267
TOTAL BIAYA PERSEDIAAN (O + C) 1700 1000 833.33 800 820 866.67
Berikut ini adalah Grafik Economic Order Quantity
2015 14 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Grafik 12.1. Economic Order Quantity
TOTAL COST
COST
1,600 CARRYING COST
1,400
1,200
1,000
800 EOQ
600 F
400 E
D C
200 B ORDERING COST
O A
200 400 600 1.000 1.200 1.400 KUANTITAS1.600
Pada grafik 12.1 diatas dijelaskan bahwa EOQ terjadi pada saat
kuantitas persediaan 400 unit dengan biaya persediaan Rp 800,- .
Titik D merupakan titik pertemuan antara biaya penyimpanan (carrying
cost) dengan biaya pesanan (ordering cost) pada biaya Rp. 400,-
12.5. EOQ dengan Diskonto
Perhitungan EOQ berdasarkan harga konstan, tetapi dalam realita
pemenuhan kebutuhan bahan terkadangpembelian dilakukan dalam
jumlah besar atau jumlah kecil sehingga akanmemunculkan
perbedaan, karena dalam pembelian jumlah besar memperoleh
potongan pembelian atau diskon. Hal ini yang menjadikan unsur
2015 15 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
diskonto harga menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan dalam
analisis EOQ.
Formula EOQ dengan Diskonto
Contoh :
PT. XYZ dalam memproduksi barang setiap tahunnya membutuhkan
bahan mentah sebesar 12.000 unit. Biaya pesanan setiap kali pesan
sebesar Rp. 30.000,dan biaya simpan sebesar Rp. 100,- perunit.
Perusahaan supplier PT DEF menawarkan harga diskon berdasarkan
kuantititas pembelian sebagai berikut :
TABEL 12.2 .DAFTAR HARGA PEMBELIAN BAHAN BAKU
KUANTITAS HARGA PERUNIT (Rp)
1 - 1.000 UNIT 100,000
1.001 - 5.000 90,000
5.001 - 10.000 80,000
10.001 - 15.000 70,000
15.000 KEATAS 60,000
Untuk menentukan apakah perlu diadakan kebijakan pemesanan,
sehingga:
a. Perhitungan EOQ tanpa diskonto
EOQ = Q = √ ( 2CP.R ) / CH
= √ (2 x 12.000 x 30.000)/100
= √ 7.200.000 = 2.683 unit
2015 16 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
b. Perhitungan EOQ berdasarkan adanyadiskonto
Formula
TAC = (Q/2)C + (R/Q)O + RP
Keterangan:
TAC = Biaya persediaan tahunan
Q = Kuantitas
C = Biaya penyimpanan perunit
R = Kebutuhan Bahan Mentah
O = Biaya pesanan
P = Harga beli perunit.
1. Pada EOQ = 2.683 unit
TAC = (2.683/2)100 + (12.000/2.683)30.000 + (12.000 x
90.000)
= Rp 1,080,268,328.16
2. Pada Pesanan = 6.000 unit
TAC =(6.000/2)100 + (12.000/6.000)30.000+ (12.000 x 80.000)
= Rp. 960,360,000.00
3. Pada Pesanan = 12.000 unit
TAC = (12.000/2)100 +(12.000/12.000)30.000+(12.000 x
70.000)
= Rp 960,630,000.00
Dari perhitungan diatas harga yang dipilih adalah pada pesanan 6.000 unit karena harganya paling efisien yaitu sebesar Rp. 960.360.000,-
2015 17 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
12. 5. Titik Pesanan Kembali ( Reorder Point )
Titik pesanan kembali merupakan jumlah batas minimal persediaan
untuk melakukan pesanan lagi. Reorder point digunakan untuk
mencegah kehabisan bahan baku yang akan menyebabkan
berhentinya proses produksi pada suatu perusahaan.
Formula Reorder point bila tidak ada safety stock
R = L x Pn
Keterangan
R = Reorder Point
L = waktu tunggu
Pn = Pemakaian harian
Jadi reorder point Waktutunggu pemesanan ( lead time ) X Jumlah
pemakaian perhari.
Contoh:
PT XYZpemakaian harian bahan mentah 33 unit (Setahun 12.000/365
hari), dengan waktu tunggu 8 hari, maka reorder point:
R = L x Pn
= 33 x 8 = 264 unit
2015 18 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Jadi jumlah yang harus tetap ada pada saat pemesanan dilakukan
sebesar 264 unit
12.6. Safety Stock
Merupakan jumlah minimum dari persediaan minimal yang
diperkenankan danmerupakan jumlah persediaan minimal untuk
melakukan pembelian persediaankembali ( Reorder Point )
Contoh : PT XYZ menetapkansafety stock 200 unit untuk memesan
kembali (reorder point) = 200 unit + 264 unit = 464 unit.
12.7. Stock out (Kehabisan persediaan)
Kebijakan optimum akan meminimalkan total biaya
persediaan pengaman. Biaya penyimpanan (C) yang tinggi
merupakan hasil perkalian antara biaya penyimpanan tahunan perunit
(Cu) dengan persediaan pengaman (S) atau C = Cu x S.
Contoh:
Biaya penyimpanan tahunan perunit Rp.100, safety stock 200 unit,
C = Cu x S.
= 100 x 200 = Rp. 20.000,-
Biaya pertahun karena kehabisan persediaan sebagai
akibat kehabisan persediaan (stock out) yaitu Biaya kehabisan
persediaan perunit x jumlah unit kehabisan persediaan x probabilitas
2015 19 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
kehabisan persediaan dalam satu siklus x jumlah siklus persediaan
pertahun.
Contoh:
Biaya kehabisan persediaan perunit Rp.50, jumlah unit kehabisan
persediaan 100, probabilitas kehabisan persediaan dalam satu siklus
5 % jumlah siklus persediaan pertahun 3.000, hitunglah Biaya
kehabisan persediaan pertahun = 50 x 100 x 0,05 x 3.000 = Rp.
750.000,-
2015 20 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Arthur J. Keown, David F. Scott Jr, John D. Martin, J. William Petty. 2002. Introduction
Financial Management. Prentice- Hall, Inc.
Weston, J Fred and Eugene F Brigham, 2004. Managerial Finance, Tenth Edition,
Dryden Press, Hinsdale Illinois.
Syamsudin Lukman, 1985. Manajemen Keuangan Perusahaan, Konsep dan Aplikasi
dalam Perencanaan dan Pengambilan Keputusan, Handinata Yogyakarta
Husnan, Suad, 1990. Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan, Edisi Pertama,
Cetakan ketiga, BPFE Yogyakarta.