MODUL
PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH :
NADYA HABIBARACHMA
(7101413352)
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
KATA PENGANTAR
Pendidikan merupakan hal utama yang harus dimiliki oleh setiap bangsa untuk mencapai
kemajuan. Kualitas pendidikan masyarakat yang baik, tentunya akan memberikan efek positif
bsgi kemajuan bangsa dan negaranya. Pendidikan memiliki banyak aspek yang harus dikelola
secara baik dan benar. Salah satu yang menjadi aspek utama dalam manajemen pendidikan ialah
konsep dasar dalam mengelola pembiayaan pendidikan. Hal ini perlu mendapat kajian tersendiri
mengingat hal tersebut merupakan komponen yang sangat penting dan paling menentukan
keberhasilan setiap usaha pendidikan.
Modul ini mencoba memaparkan tentang konsep pembiayan pendidikan serta segala
kegiatannya yang ada dalam manajemen keuangan pendidikan. Modul ini dilengkapi dengan
ilustrasi serta soal-soal latihan yang diharapkan mampu untuk mengasah pemahaman pembaca
setelah mempelajari modul ini.
Demikian proses penyusunan modul ini tidak lepas dari segala kekurangan. Untuk itu
penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran yang membangun untuk memperbaiki
modul ini pada kesempatan berikutnya. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan modul ini sehingga modul ini dapat
terselesaikan dengan baik. Semoga modul ini dapat memberikan manfaat kepada setiap insan
yang membacanya.
Semarang, Desember 2015
Penyusun
iii
Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................. iii
1. Materi 1 : Konsep Dasar Pembiayaan Pendidikan ......................................................... 4
2. Materi 2 : Pembiayaan dalam Pendidikan ...................................................................... 7
3. Materi 3 : Budgeting ....................................................................................................... 16
4. Materi 4 : Forecasting Budgeting ................................................................................... 21
5. Materi 5 : Laporan Budgeting ........................................................................................ 24
6. Materi 6 : Penyusunan Anggaran ................................................................................... 26
7. Materi 7 : Auditing ......................................................................................................... 31
8. Materi 8 : Analisis Laporan Keuangan ........................................................................... 41
9. Materi 9 : Isu-Isu Pembiayaan Pendidikan ..................................................................... 46
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 38
4
MATERI I
Konsep Dasar Pembiayaan Pendidikan
1. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang
akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang
terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen
keuangan dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian. Beberapa kegiatan manajemen
keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan
dana, pelaporan, pemeriksaan dan pertanggung jawaban.
2. Manajemen Keuangan Pendidikan
Menurut Depdiknas manajemen keuangan merupakan tindakan pengurusan/
ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan,
pertanggungjawaban dan pelaporan. Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah
dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari
perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan
sekolah.
Dalam istilah lain manajemen keuangan pendidikan dapat kita sebut dengan
pembiayaan pendidikan. Pengertian dari pembiayaan pendidikan adalah jumlah uang
yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan
yang mencakup gaji guru, peningkatan professional guru, pengadaan sarana ruang
belajar, perbaikan ruang, pengadaan peralatan/mobile pengadaan alat-alat dan buku
pelajaran, alat tulis kantor (ATK), kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan pengelolaan
5
pendidikan, dan supervisi pendidikan. Pembiayaan atau pendanaan pendidikan adalah
tanggung jawab bersama antara pemerinttah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah darerah untuk menyediakan anggaran
pendidikan berdasarkan prinsip, keadilan, kecukupan dan berkelanjutan.
3. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Pendidikan
Di dalam pengertian umum keuangan, kegiatan pembiayaan meliputi tiga hal,
yaitu: budgeting (penyusunan anggaran), accounting (pembukuan), dan auditing
(pemeriksaan).
3.1 Budgeting (Penyusunan Anggaran)
Istilah anggaran sering kali ditangkap sebagai pengertian suatu rencana.
Namun dalam bidang pendidikan sering dijumpai dua istilah yakni RAPBN (Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan RAPBS (Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah).dalam dua istilah tersebut anggaran bukanlah
sebuah rencana. Istilah rencana telah memberikan penekanan atas pemakaian istilah
anggaran sebagai suatu rencana.
3.2 Accounting (Pembukuan)
Kegiatan kedua dari administrasi pembiayaan adalah pembukuan atau
kegiatan pengurusan keuangan. Pengurusan ini meliputi dua hal, yaitu yang pertama
pengurusan yang menyangkut kewenangan menentukan kebijakan menerima atau
mengeluarkan uang. Pengurusan ini dikenal dengan istilah pengurusan ketatausahaan.
Pengurusan kedua menyangkut tindak lanjut dari urusan pertama, yaitu menerima,
menyimpan dan mengeluarkan uang. Pengurusan ini tidak menyangkut kewenangan
menentukan, tetapi hanya melaksanakan, dan dikenal dengan pengurusan bendahara.
6
Sesuai dengan yang disebutkan dalam ICW (Indische Comptabiliteits Wet,
kemudian diubah menjadi Indonesische Comptaniliteits Wet, peraturan akutansi,
peraturan tentang perbendaharaan yang berlaku untuk Indonesia) pasal 77,
Bendaharawan ialah orang aatu badan yang oleh Negara diserahi tugas menerima,
menyimpan, membayar, menyerahkan uang, surat berharga, dan barang-barang yang
termaksud di dalam pasal 55. ICW, sehingga dengan jabatannya itu ia atau mereka
mempunyai kewajiban mempertanggung jawabkan apa yang menjadi urusannya
kepada Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).
3.3 Auditing (Pemeriksaan)
Auditing adalah semua kegiatan yang menyangkut pertanggung jawaban
penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan
bendaharawan kepada pihak-pihak yag berwenang. Bagi unit-unit yang ada di dalam
Departemen, mempertanggung jawabkan pengurusan keuangan ini kepada BPK
melalui departemen masing-masing.
Soal Latihan
1) Menurut pendapat Anda, seberapa pentingkah pengelolaan di bidang
pembiayaan dalam pendidikan?
2) Jelaskan peranan manajemen dalam pembiayaan pendidikan!
7
MATERI II
PEMBIAYAAN DALAM PENDIDIKAN
1. Definisi Biaya Pendidikan
Biaya pendidikan diartikan sebagai sejumlah uang yang dihasilkan dan
dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang mencakup gaji
guru, peningkatan kemampuan profesional guru, pengadaan sarana ruang belajar,
perbaikan ruang belajar, pengadaan parabot/mebeler, pengadaan alat-alat pelajaran,
pengadaan buku-buku pelajaran, alat tulis kantor, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan
pengelolaan pendidikan, dan supervisi pembinaan pendidikan serta ketataushaan sekolah.
Secara teoritis, konsep biaya di bidang lain mempunyai kesamaan dengan bidang
pendidikan, yaitu lembaga pendidikan dipandang sebagai produsen jasa pendidikan yang
menghasilkan keahlian, keterampilan, ilmu pengetahuan, karakter dan nilai-nilai yang
dimiliki oleh seorang lulusan.
Biaya pendidikan merupakan dasar empiris untuk memberikan gambaran
karakteristik keuangan sekolah. Analisis efisiensi keuangan sekolah dalam pemanfaatan
sumber-sumber keuangan sekolah dan hasil (out put) sekolah dapat dilakukan dengan
cara menganalisis biaya satuan (unit cost) per siswa. Biaya satuan per siswa adalah biaya
rata-rata persiswa yang dihitung dari total pengeluaran sekolah dibagi seluruh siswa yang
ada di sekolah (Enrollment) dalam kurun waktu tertentu. Dengan mengetahui besarnya
biaya satuan per siswa menurut jenjang dan jenis pendidikan berguna untuk menilai
berbagai alternatif kebijakan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
2. Macam-macam Biaya Pendidikan
1) Biaya Langsung dan Tidak langsung (Direct and Indirect Cost)
8
Biaya langsung (direct cost) diartikan sebagai pengeluaran uang yang
secara langsung membiayai penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat Anwar (1991:30). Biaya yang secara langsung
menyentuh aspek dan proses pendidikan. Contohnya biaya untuk gaji guru, dan
pengadaan fasilitas belajar mengajar Gaffar (1991:57). Biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa
berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru
baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri Fattah
(2000:23).
Biaya tidak langsung (indirect cost) diartikan sebagai biaya yang
umumnya meliputi hilangnya pendapatan peserta didik karena sedang mengikuti
pendidikan (earning foregone by students), bebasnya beban pajak karena sifat
sekolah yang tidak mencari laba (cost of tux exemption), bebas nya sewa
perangkat sekolah yang tidak dipakai secara langsung dalam proses pendidikan
serta penyusutan sebagai cermin pemakaian perangkat sekolah yang sudah lama
dipergunakan (implicit rent and depreciation) Fattah (2000:24).
2) Biaya Rutin dan Biaya Pembangunan (Recurrent and Capital Cost)
Biaya rutin dan pembangunan merupakan bagian dari biaya langsung
(direct cost). Biaya rutin (recurrent cost) adalah biaya yang digunakan untuk
membiayai kegiatan operasional pendidikan selama satu tahun anggaran. Biaya
ini digunakan untuk menunjang pelaksanan program pengajaran, pembayaran gaji
guru dan personil sekolah, administrasi kantor, pemeliharaan dan perawatan
sarana dan prasarana. Menurut Gaffar (1987:162) biaya rutin dihitung
9
berdasarkan "per student enrolled". Menurutnya biaya rutin dipengaruhi oleh tiga
faktor utama, yaitu: rata-rata gaji guru per tahun, ratio guru, murid dan proporsi
gaji guru terhadap keseluruhan biaya rutin. Biaya pembangunan (capital cost)
adalah biaya yang digunakan untuk pembelian tanah, pembangunan ruang kelas,
perpustakaan, lapangan olah raga, konstruksi bangunan, pengadaan perlengkapan
mobelair, biaya penggantian dan perbaikan. Menurut Gaffar (1987:165) biaya
pembangunan dihitung atas dasar "per student place". Menurutnya dalam
menghitung biaya pembangunan ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan, yaitu: tempat yang menyenangkan untuk murid belajar, biaya
lokasi atau tapak (site), dan biaya perabot dan peralatan.
3) Biaya Pribadi dan Biaya Masyarakat (Private and Social Cost)
Biaya pribadi (private cost) adalah biaya yang dikeluarkan keluarga untuk
membiayai sekolah anak nya dan termasuk di dalamnya forgone opportunities.
Dalam kaitan ini Jones (1985:5) mengatakan "In the context of education these
include tuitions, fees and other expenses paid for by individuals". Dengan kata
lain biaya pribadi adalah biaya sekolah yang dibayar oleh keluarga atau individu.
Biaya masyarakat (social cost) adalah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat
untuk membiayai sekolah (di dalamnya termasuk biaya pribadi). Dalam kaitan ini
Jones (1985:5) mengatakan "Sometimes called public cost, the include cost of
educations financed through taxation. Most public school expenses are examples
of sosial costs". Dengan kata lain biaya masyarakat adalah biaya sekolah yang
dibayar oleh masyarakat.
4) Monetary Cost dan Non Monetery Cost
10
Monetery cost adalah semua bentuk pengeluaran dalam bentuk uang baik
langsung maupun tidak langsung yang dikeluarkan untuk kegiatan pendidikan.
Sedangkan Non monetery cost adalah semua bentuk pengeluaran yang tidak
dalam bentuk uang, meskipun dapat dinilai ke dalam bentuk uang, baik langsung
maupun tidak langsung yang dikeluarkan untuk kegiatan pendidikan, misalnya
materi, waktu, tenaga, dan lain-lain.
3. Satuan Biaya Pendidikan
Analisis efesiensi keuangan sekolah dalam pemanfataan sumber-sumber
keuangan sekolah dan hasil (output) sekolah dapat dilakukan dengan cara menganalisa
biaya satuan (unit cost) per siswa. Biaya satuan persiswa adalah biaya rata-rata persiswa
yang dihitung dari total pengeluaran sekolah dibagi seluruh siswa yang ada di sekolah
dalam kurun waktu tertentu. Dengan mengetahui besarnya biaya satuan persiswa menurut
jenjang dan jenis pendidikan berguna untuk menilai berbagai alternatif kebijakan dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan.
Didalam menentukan biaya satuan terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan
makro dan mikro. Pendekatan makro mendasarkan perhitungan pada keseluruhan jumlah
pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana kemudian dibagi
jumlah murid. Pendekatan mikro mendasarkan perhitungan biaya berdasarkan alokasi
pengeluaran perkomponen pendidikan yang digunakan oleh murid.
4. Manfaat Biaya Pendidikan
Dalam hubungannya dengan biaya dan manfaat, pendidikan dapat dipandang
sebagai salah satu investasi (human investment) dalam hal ini, proses pengetahuan dan
keterampilan melalui pendidikan bukan merupakan suatu bentuk konsumsi semata, akan
11
tetapi merupakan suatu investasi. Oleh karena itu, pendidikan merupakan suatu investasi
yang berguna bukan saja untuk perorangan atau individu saja, tetapi juga merupakan
investasi untuk masyarakat yang mana dengan pendidikan sesungguhnya dapat
memberikan suatu kontribusi yang substansial untuk hidup yang lebih baik di masa yang
akan datang. Hal ini, secara langsung dapat disimpulkan bahwa proses pendidikan sangat
erat kaitannya dengan suatu konsep yang disebut dengan human capital.
5. Model Pembiayaan Pendidikan
Menurut beberapa ahli, terdapat sebelas model atau system pembiayaan yang digunakan
di berbagai Negara. Kesebelas model tersebut antara lain sebagai berikut :
a) Model flat grant (flat grant models)
Menurut Lunenburg dan Ornstein, model flat grant ini adalah model bantuan
negara untuk sekolah di daerah-daerah berdasarkan penggalian jumlah tertentu menurut
jumlah yang dipertimbangkan. Model ini merupakan model pembiayaan pendidikan
paling kuno, sederhana, dan metode keuangan sekolah yang paling tidak memadai.
Bantuan negara untuk sekolah di daerah-daerah setempat berdasarkan pengalian jumlah
tertentu menurut jumlah yang dipertimbangkan.
b) Model landasan perencanaan (foundation plan models)
Menurut Lunenburg and Orsnstein, model ini berupakan pendekatan yang paling
umum dan tujuannya untuk menjamin pengeluaran tahunan yang minimal per siswa
seluruh sekolah di daerah, terlepas dari kekayaan yang dapat dikenakan pajak lokal.
Mekanisme model pembiayaan ini adalah : (1) negara menentukan biaya per siswa per
tahun untuk program pendidikan; (2) negara menentukan angka pajak minimum; dan (3)
negara mengabulkan permintaan setiap sekolah setempat akan jumlah yang sama
12
terhadap perbedaan antara jumlah yang dinaikkan pada jumlah angka minimum dengan
jumlah yang dikehendaki untuk membiayai tawaran-tawaran pendidikan yang minimum.
c) Model perencanaan pokok jaminan pajak (guaranted tax based plan models)
Dalam model ini anggaran pendidikan ditentukan oleh seberapa besar pajak yang
akan digunakan untuk pendidikan. Menurut Lunenburg dan Ornstein model ini
merupakan rencana jaminan pajak dan mempunyai filosofi ekonomi yang sama seperti
perencanaan, persamaan kemampuan, dan kapasitas yang berhubungan dengan
keuangan dan pengeluaran sebanyak mungkin. Model ini dibatasi dengan penafsiran
penilaian per siswa yang mana jaminan negara diperuntukkan bagi wilayah sekolah
setempat.
d) Model persamaan (equalization models)
John and Morphet mengemukakan dalam model ini, sumbangan-sumbangan
negara dialokasikan pada sekolah di daerah-daerah setempat dalam proporsi yang
terbalik pada kemampuan pembayaran pajak setempat.
e) Model persamaan persentase (precentage equalizing)
Menurut Jones, pada model ini sumbangan-sumbangan negara dibagikan pada
sekolah daerah-daerah setempat dalam proposi yang terbalik sesuai kemampuan
pembayaran pajak setempat. Sumbangan lebih banyak disediakan untuk tiap murid,
guru, atau kebutuhan yang lain yang dibagikan ke daerah-daerah yang kurang makmur
daripada yang lebih makmur.
f) Model perencanaan persamaan kemampuan (power equalizing plan)
13
Menurut Lunenburg dan Ornstein12, model ini merupakan suatu rencana Negara
dengan membayar sebagian kecil pengeluaran sekolah setempat dalam perbandingan
inverse untuk daerah yang makmur (kaya).
g) Model pendanaan negara sepenuhnya (full state funding model)
Model pendanaan negara sepenuhnya adalah semua pendanaan sekolah akan
dikumpulkan di tingkat negara dan didistribusikan ke sekolah distrik dengan dasar
yang sama. Model ini merupakan rencana yang dirancang untuk mengeliminasi
perbedaan local dalam hal pembelanjaan dan perpajakan.
h) Model sumber pembiayaan (the resource-cost model)
Model ini menyediakan suatu proses penentuan bagaimanakah pembiayaan
pendidikan yang memadai agar didaptkan bantuan financial yang mencerminkan
kebutuhan yang mana kondisi ekonomi masyarakatnya berbeda setiap daerah.
i) Model surat bukti/ penerimaan (models choice and voucher plans)
Menurut Lunenburg dan Ornstein14, model surat bukti adalah suatu pendekatan
yang dilakukan negara dengan memberikan banyak pilihan bagi sekolah dan orangtua
di tempat anak mereka bersekolah. Ada dua prinsip dasar model ini, yaitu anak dari
setiap keluarga adalah pusat kesatuan mendasar dalam menentukan bantuan anggaran
pendidikan dan bantuan dapat digunakan dalam sekolah-sekolah umum atau sekolah
kejuruan.
j) Model rencana bobot siswa (weighted student plan)
Menurut Lunenburg dan Ornstein 15 , model ini adalah siswa-siswa
dipertimbangkan dalam proporsi sifat-sifat yang khusus (contohnya cacat atau
14
merugikan) atau siswa program khusus (contoh kejuruan atau siswa yang pandai dua
bahasa) untuk menentukan biaya pengajaran per siswa.
k) Pendanaan berbasis anak (child-based funding/ CBF)
Menurut Jones, perencanaan pendanaan berbasis anak yang diterapkan untuk
sekolah negeri dan sekolah swasta juga akan meningkatkan isu akan perundang-
undangan, tetapi lebih kurang secara substansinya ada. Bantuan nyata berupa
tanggungan secara menyeluruh atau kredit pajak untuk membantu anak-anak sekolah.
Di Indonesia sendiri tidak ada aturan baku model pembiayaan pendidikan yang
digunakan. Akan tetapi, pembiayaan yang ada lebih menunjukkan bauran pembiayaan
pendidikan meliputi pembiayaan oleh pemerintah pusat (APBN), pemerintah daerah
(APBD), masyarakat, dan sebagian investor. Sementara itu model bantuan pembiayaan
pendidikan yang berasal dari pemerintah pusat maupun daerah, lembaga-lembaga
donor maupun masyarakat umumnya bersifat campuran dari beberapa model
pembiayaan. Hasil penelitian menginformasikan bahwa sistem penganggaran
pendidikan di Indonesia sangat rumit. Tidak terdapat mekanisme yang teratur untuk
mendapatkan gambaran yang utuh mengenai pembiayaan sekolah atau
membandingkan perbedaan biaya-biaya antar jenjang dan jenis pendidikan. Belum ada
data komprehensif mengenai biaya dan penganggaran pendidikan sebagai bahan bagi
pemerintah dalam mengembangkan dan menentukan kerangka kebijakan mobilisasi,
alokasi sumber-sumber, dan efektifitas penggunaan biaya pendidikan.
Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian biaya pendidikan menurut pemahaman Anda!
15
2. Dari beberapa model pembiayan yang ada, menurut anda model manakah
yang paling baik digunakan? Kemukakan alasan anda!
3. Berikan salah satu contoh penerapan dari Direct Cost dan Indirect Cost!
4. Bagaimana pendapat anda tentang system pembiayaan pendidikan yang
ada di Indonesia saat ini?
16
Materi III
Budgeting
1. Pengertian Budgeting
Budgeting atau penganggaran merupakan kegiatan atau proses penyusunan
anggaran (budget). Anggaran merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara
kualitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu
dalam anggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu
lembaga.
Anggaran biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain,
yaitu sisi anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan. Masih dalam buku yang sama menurut (Nanang Fattah, 2006:23) Anggaran
penerimaan adalah pendapatan yang diperoleh setiap tahun oleh sekolah dari berbagai
sumber resmi dan diterima secara teratur. Sedangkan anggaran dasar pengeluaran adalah
jumlah uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan pelaksanaan pendidikan
di sekolah. Belanja sekolah sangat ditentukan oleh komponen-komponen yang jumlah
dan proporsinya bervariasi di antara sekolah yang satu dan daerah yang lain serta dari
waktu ke waktu.
2. Faktor yang mempengaruhi Budgeting
Dalam penyusunan anggaran atau Budgeting, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi penyusunan anggaran tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah
sebagai berikut :
17
a) Faktor intern adalah faktor-faktor yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Factor-
faktor tersebut antara lain berupa penjualan tahun lalu, kebijaksanaan perusahaan,
modal kerja yang dimiliki, tenaga kerja yang dimiliki, kapasitas perusahaan yang
dimiliki, dll.
b) Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang ada diluar perusahaan tapi
mempengaruhi kehidupan perusahaan. Factor-faktor tersebut antara lain berupa
keadaan persaingan, tingkat pertumbuhan penduduk, penghasilan masyarakat,
pendidikan masyarakat, penyebaran penduduk, agama, adat-istiadat dan kebiasaan
masyarakat, dll.
3. Bentuk Penyusunan Budgeting
Terdapat beberapa desain dalam penyusunan anggaran atau Budgeting yang sering
digunakan. Di bawah ini merupakan penjelasan dari desain-desain penganggaran
tersebut.
1) Ceiling Budget
Tipe anggaran yang dipakai untuk tujuan-tujuan pengawasan dinamakan Ceiling
Budget. Anggaran jenis ini mengawasi suatu instansi secara langsung dengan cara
menentukan batas-batas pengeluaran melalui peraturan penggunaan/pemberian, atau
secara tidak langsung dengan cara membatasi penghasilan instansi pada sumber yang
diketahui dan jumlah yang terbatas.
2) Line-Item Budget
Tipe ini menggolongkan pengeluaran-pengeluaran berdasarkan jenis, digunakan
untuk mengawasi jenis-jenis pengeluaran dan juga jumlah totalnya. Line item Budgeting
18
merupakan anggaran yang lebih terfokus pada biaya input (personil,operasional,dll)
berapa besarnya biaya sumber dana untuk program tertentu.
Keunggulan dari bentuk Line Item Budgeting adalah mudah dibuat, kebijakan
sentralistis dan berorientasi pada input. Namun Line Item Budgeting juga memiliki
kelemahannya antara lain : (1) Hubungan yang tidak memadai antara anggaran tahunan
dengan rencana pembangunan jangka panjang ; (2) Pendekatan incremental
menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak teliti secara menyeleruh efektifitasnya ;
(3) Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal atau
investasi ; (4) Anggaran line item bersifat tahunan, anggaran tahunan tersebut sebenarnya
terlalu pendek terutama untuk proyek modal dan hal tersebut dapat mendorong praktik-
praktik yang tidak diinginkan ; (5) Pengendalian belanja tidak efektif dan pemborosan.
3) Performance and Program Budgets
Tipe ini berguna untuk menspesifikasi aktivitas-aktivitas atau program-program
berdasarkan mana dana digunakan, dan dengan cara demikian membantu dalam
evaluasinya. Dengan cara memisahkan pengeluaran-pengeluaran berdasarkan fungsi
(seperti kesehatan atau keamanan publik) atau berdasarkan jenis pengeluaran (seperti
kepegawaian dan peralatan) atau berdasarkan sumber penghasilan seperti pajak kekayaan
atau biaya-biaya pemakaian (user fees), para administrator dan para anggota legislatif
bisa mendapatkan laporan-laporan yang tepat mengenai transaksi-transaksi keuangan,
untuk mempertahankan baik efisiensi ke dalam maupun pengawasan dari luar.
4) Anggaran Berbasis Nol (Zero Based Budgeting)
Anggaran Berbasis Nol adalah sistem anggaran yang didasarkan pada perkiraan
kegiatan, bukan pada yang telah dilakukan dimasa lalu. Setiap kegiatan akan dievaluasi
19
secara terpisah. Ini berarti berbagai program dikembangkan dalam visi pada tahun yang
bersangkutan. Konsep Zero Based Budgeting dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan
yang ada pada sistem anggaran tradisional. Penyusunan anggaran dengan menggunakan
konsep Zero Based Budgeting disini dapat menghilangkan incrementalism dan line-item,
karena anggaran diasumsikan dimulai dari nol. Penyusunan anggaran yang bersifat
incremental mendasarkan besarnya realisasi anggaran tahun ini untuk menetapkan
anggaran ditahun depan, yaitu dengan menyesuaikannya dengan tingkat inflasi atau
jumlah penduduk. Sedangkan pada sistem ZBB tidak berpatokan pada anggaran tahun
lalu untuk menyusun anggaran tahun ini, namun penentuan anggaran didasarkan pada
kebutuhan saat ini juga. Dengan ZBB, seolah-olah proses anggaran dimulai dari hal yang
baru sama sekali (dimulai dari nol lagi). Item anggaran yang sudah tidak relevan dan
tidak mendukung pencapaian tujuan dapat dihilangkan dari struktur anggaran, atau
mungkin mucul item yang baru.
4. Hubungan Budget Dengan Manajemen
Manajemen diartikan sebagai suatu ilmu dan seni untuk membuat perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), pengkoordinasian
(coordinating), dan pengawasan (controlling) terhadap orang-orang dan barang-barang,
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan fungsi budget yang pokok
adalah sebagai pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja, dan alat pengawasan kerja.
Apabila dibandingkan dengan kelima fungsi manajemen tersebut, nampak bahwa Budget
memiliki kaitan erat dengan manajemen, khususnya dalam hal penyusunan rencana
(planning), pengkoordinasian kerja (coordinating), dan pengawasan kerja
20
(controlling).atau dengan kata lain, budget membantu manajemen dalam menjalankan
fungsi-fungsinya.
Budget sebagai sebuah alat bagi manajemen (manajer) juga mengandung
beberapa kelemahan, antara lain:
a. Budget disusun dengan melakukan penaksiran-penaksiran (forecasting).
Betapapun cermatnya penaksiran tersebut dilakukan, namun tetap sulit
mendapatkan hasil taksiran (forecast) yang benar-benar akurat dan sama sekali
tidak berbeda dengan kenyataan nanti.
b. Taksiran-taksiran dalam Budget yang diperoleh dengan mempertimbangkan
berbagai faktor, data dan informasi, baik yang bersifat terkendali (controllable)
maupu yang bersifat tak terkendali (uncontrollable). Dengan demikian, jika
terjadi perubahan-perubahan terhadap faktor, data dan informasi tersebut, maka
akan berubah pula keakuratan hasil taksiran yang bersangkutan.
c. Berhasil atau gagalnya realisasi pelaksanaan sebuah Budget sangat bergantung
pada orang-orang pelaksananya. Budget yang baik daan sempurna tidak akan bisa
direalisasikan dengan baik apabila para pelaksanyanya tidak mempunyai
keterampilan serta kemampuan yang memadai.
Latihan Soal
1. Bagaimana menurut Anda pengelolaan keuangan di satuan pendidikan pada umumnya?
2. Jelaskan fungsi organiziningi dalam penganggaran!
3. Menurut pendapat Anda model anggaran apakah yang paling cocok diterapkan di
pendidikan kita?
21
Materi IV
Forecasting Budgeting
1. Pengertian Forecasting Budgeting
Budget Penaksiran (forecasting budget) adalah budget yang memuat seluruh taksiran-taksiran
(forecast), baik taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaaan dalam periode tertentu yang
akan datang, maupun taksiran-taksiran tentang keadaan keuangan perusahaan pada suatu saat
tertentu yang akan datang. Forecasting budgeting dibagi menjadi dua kelompok yaitu
operasional budget dan financial budget.
1) Budget Operasional (operating budget)
Operasional Budget adalah budget yang memuat taksiran-taksiran yang berkaitan
dengan kegiatan-kegiatan perusahaan dalaam periode tertentu yang akan datang. Pada dasarnya
kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu itu meliputi dua sektor yaitu sektor
penghasilan dan biaya :
1) Sektor penghasilan (revenue) ialah pertambahan aktiva perusahaan yang
mengakibatkan bertambahnya modal sendiri, tetapi bukan karena penambahan setoran
modal dari pemiliknya, dan bukan karena penambahan setoran modal baru dari para
pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan aktiva perusahaan yang
disebabkan karena bertambah utang. Dari sudut hubungannya dengan usaha utama
perusahaan penghasilan dapat dibedakan menjadi dua sektor :
1) Sub-sektor penghasilan utama (operating revenues). Ialah penghasilan yang
diterima perusahaan, yang berasal dan berhubungan erat dengan usaha pokok
perusahaan.
22
2) Sub-sektor penghasilan bukan utama (non operating revenues). Ialah penghasilan
yang diterima perusahaan yang tidak berasal dan tidak berhubungan erat dengan
usaha pokok perusahaan.
2) Sektor biaya (expenses) ialah pengurangan aktiva perusahaan yang mengakibatkan
berkurangnya modal sendiri, tetapi bukan karena pengurangan (pengambilan) modal
oleh para pemiliknya dan bukan pula merupakan pengurangan aktiva perusahaan yang
disebabkan karena berkurangnya utang.
1) Sub-sektor biaya utama (operating expences) ialah biaya yang menjadi tanggungan
perusahaan dan berhubungan erat dengan usaha pokoknya.
Biaya pabrik yaitu semua biaya yang terjadi serta terdapat di lingkungan tempat di
mana proses produksi berlangsung, meliputi : Biaya bahan mentah, upah tenaga
langsung, biaya pabrik tak langsung, biaya bahan pembantu, upah tenaga kerja tak
langsung, biaya pemeliharaan pabrik, biaya reparasi pabrik, depresiasi mesin,
depresiasi gedung pabrik, depresiasi peralatan pabrik, biaya listrik pabrik.
Biaya administrasi ialah semua biaya yang terjadi dan terdapat di dalam lingkungan
kantor administrasi perusahaan, serta biaya-biaya lain yang sifanya untuk keperluan
perusahaan secara keseluruhan, meliputi gaji karyawan kantor, biaya pemeliharaan
kantor, biaya perbaikan kantor, depresiasi peralatan kantor, depresiasi Gedung
kantor, biaya listrik kantor, biaya telepon kantor, biaya asuransi kantor.
Biaya penjualan ialah semua biaya yang terjadi serta terdapat dalam lingkungan
bagian penjualan, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan bagian penjualan
23
2) Sub-sektor biaya bukan utama (non operating budgeting) ialah biaya yang menjadi
beban tanggungan perusahaan, yang tidak berhubungan erat dengan usaha pokok
perusahaan. Atas dasar kelengkapan isinya income statement dibedakan menjadi dua
bagian yaitu :
a. Master income statement budget yaitu budget tentang penghasilan dan biaya
perusahaan yang berisi taksiran-taksiran secara garis besar (global) dan kurang
dijabarkan dijabarkan secara terperinci. Misalnya taksiran semesteran, tahunan
dan sebagainya.
b. Income statement supporting budget (budget penunjang rugi laba) ialah budget
tentang penghasilan dan biaya perusahaan yang berisi taksiran yang lebih
terperinci, seperti budget penjualan, budget-budget produksi
2) Financial Budget
Financial budget merencanakan tentang posisi financial perusahan pada suatu saat
tertentu yang akan datang (harta, utang dan modal). Atas dasar kelengkapan isinya
dibedakan menjadi :
a. Master balance sheet budget ialah budget tentang posisi financial perusahaan
pada suatu saat tertentu yang akan datang yang berisi taksiran-taksiran secara
garis besar (global) dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci. Misalnya
posisi financial akhir semester, akhir tahun dsb.
b. Balance sheet supporting budget, ialah budget tentang aktiva, tentang utang dan
modal sendiri yang berisi taksiran-taksiran yang lebih terperinci, seperti
misalnya terperinci dari waktu kewaktu (bulanan), terperinci menurut sumber
atau asalnya, terperinci menurut penggunaanya dan sebagainya.
24
Latihan Soal
1. Jelaskan pentingnya forecasting budgeting dalam kegiatan penganggaran!
2. Jelaskan contoh penerapan finansial budgeting dan operasional budgeting!
Materi V
Laporan Budgeting
1. Pengertian Laporan Budgeting
Laporan budget (budget report) adalah laporan yang sistematis dan terperinci tentang
realisasi pelaksanaan budget, beserta analisa dan evaluasinya, dari waktu ke waktu selama
periode yang akan datang. Laporan budget menunjukkan analisa perbandingan antara
angka-angka yang tercantum dalam budget dengan angka-angka realisasi pelaksanaannya
yang tercantum dalam catatan akuntansi. Analisis perbandingan ini juga menunjukkan
apakah telah terjadi penyimpangan-penyimpangan antara buget dengan pelaksanaannya
(realisasinya), apakah penyimpangan-penyimpangan yang terjadi itu bersifat positif
(menguntungkan) ataukah bersifat negatif (merugikan), dan sekaligus menunjukkan pula
faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan. Dengan
penyimpangan tersebut dapat dinilai (dievaluasi) apakah kegiaatn pelaksanaan budget
dapat dikatakan berhasil ataukah kurang berhasil, apakah efisien ataukah kurang
efisien.
Dari analisa dan evaluasi tersebut, pimpinan perusahaan membuat kebijaksanaan sebagai
tindak lanjut (follow-up) untuk menghadapi periode berikutnya. Bila penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi bersifat positif (menguntungkan), maka kebijaksanaan tindak
lanjutnya diarahkan agar supaya yang positif tersebut akan terulang kembali pada periode-
25
periode berikutnya. Bila penyimpangan-penyimpangan yang terjadi bersifat negatif
(merugikan), maka kebijaksanaan tindak lanjutnya diarahkan agar supaya yang negatif itu
tidak akan terulang kembali pada periode-periode berikutnya. Laporan budget perlu
disusun secara teratur (berkala) dengan selang waktu yang tidak terlalu lama, karena nalisa
dan evaluasi ini penting bagi penyusunan kebijaksanaan tindak lanjut untuk menghadapi
periode-periode berikutnya.
3. Kegunaan Laporan Budget
Laporan Budget berguna bagi manajemen untuk menyusun kebijakan tindak lanjut (follow-
up) agar pada periode-periode berikutnya pengelolaan keuangan dapat berjalan lebih baik.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Laporan Budget
1) Semua budget yang telah disusun sebelumnya, khususnya budget tentang kegiatan
operasional selama periode tertentu
2) Catatan Akuntansi tentang realisasipelaksanaan Budget-Budget yang bersangkutan.
Latihan Soal
1. Jelaskan manfaat pelaporan budgeting!
2. Mengapa pelaporan budgeting perlu dilakukan secara rutin atau teratur?
26
Materi VI
Penyusunan Anggaran
1. Pengertian Rekening
Rekening merupakan suatu media untuk mengklasifikasikan dan mencatat penambahan
dan pengurangan dari tiap unsur-unsur laporan keuangan. Bentuk rekening/perkiraan yang
paling sederhana adalah rekening/perkiraan "T", dimana sisi kiri adalah Debet dan sisi kanan
adalah Kredit. Dasar pencatatan untuk mendebet dan mengkredit adalah persamaan akuntansi
dengan tambahan beban dan pendapatan.
2. Bentuk Rekening
2.1. Aktiva/Aset
Aktiva adalah sarana yang dimiliki oleh perusahaan yang harus dikelola dengan baik
agar mendapat keuntungan dimasa depan. Aset dimasukkan dalam neraca dengan
saldo normal debit.Aset biasanya dikelompokkan menjadi beberapa kategori, seperti:
a. Aset lancar
Pengertian Aset lancar (current asset) dalam akuntansi adalah jenis aset yang
dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun. Contoh aset
lancar antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dan
beban dibayar di muka. Pada suatu neraca, aset biasanya dikelompokkan
menjadi aset lancar dan aset tidak lancar. Perbandingan antara aset lancar dan
kewajiban lancar disebut sebagai rasio lancar. Nilai ini sering digunakan
sebagai tolok ukur likuiditas suatu perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan
untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
b. Investasi jangka panjang
27
Adalah aset yang dapat digunakan dalam waktu relatif panjang.sesuai namanya
jatuh temponya jelas lebih panjang bisa 10, 20 th. Contohnya obligasi.
dengan membeli obligasi suatu perusahaan, kita menenamkan modal ke
perusahaan tsb dan sebagai gantinya akan mendapat bunga. Berbeda dng
saham (investasi jangka pendek), yang akan kita dapatkan adalah dividen.
Saham disebut surat andil sedang obligasi disebut surat utang.
c. Aset tetap/Berwujud tetap
Dalam akuntansi bermotor, furnitur adalah aset berwujud yang dimiliki untuk
digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk
digunakan selama lebih dari satu periode. Jenis aset tidak lancar ini biasanya
dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual
kembali. Contoh aset tetap antara lain adalah properti, bangunan, pabrik
perlengkapan kantor, komputer, dan lain-, alat-alat produksi, mesin, kendaraan,
lain. set tetap biasanya memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak.
Kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau
penyusutan. . semua aset ini dapat rusak atau hancur, misal bangunan
mempunyai resiko mengalami kebakaran dan hancur karena bencana alam,
d. Aset tidak berwujud
Pengertian Aset tidak berwujud (intangible asset) adalah jenis aset yang tidak
memiliki wujud fisik. Jenis utama aset tidak berwujud adalah misalnya
keahlian seorang dokter, mekanik kendaraan, artis, hak cipta, paten, merek
dagang, rahasia dagang, dan goodwill. Aset jenis ini mempunyai umur lebih
28
dari satu tahun (aset tidak lancar) dan dapat diamortisasi selama periode
pemanfaatannya, yang biasanya tidak lebih dari 40 tahun.
2.2.Utang/pasiva
Pasiva (liabilities) adalah kewajiban perusahaan yang harus dibayar kepada pihak
ketiga (kreditur). Pasiva (liabilities) sesuai dengan jangka waktu atau umurnya
dibagi dalam :
Utang jangka pendek (current liabilities)
Utang jangka pendek, yaitu utang yang harus segera dilunasi, paling lambat
umur dari utang ini satu tahun atau 1 periode akuntansi. Yang termasuk
utang jangka pendek di antaranya:
Utang Wesel/Wesel Bayar: yaitu wesel yang harus kita bayar kepada
pihak lain yang pernah kita berikan kepadanya. Biasanya umur utang
wesel adalah 30 hari, 60 hari, atau 90 hari.
Utang Dagang (Account Payable): ialah utang kepada rekanan
(suplier) yaitu utang dalam rangka kegiatan perusahaan, atau utang
ini terjadi karena membeli barang yang belum dibayar.
Biaya-biaya yang harus dibayar: yaitu biaya-biaya yang belum kita
lunasi dalam periode pembukuan tertentu. Misalnya utang gaji, utang
upah dan utang-utang biaya lainnya.
Utang jangka panjang (long term liabilities)
Utang jangka panjang (long term liabilities) Yang termasuk utang ini adalah
semua utang yang pembayarannya relatif lama. Seperti utang obligasi (bond
payable), utang hipotek (mortage payable) dan sebagainya.
29
2.3.Modal/Capital
Komponen terakhir dari pasiva adalah modal (capital). Modal/capital diperoleh dari
selisih atau nilai lebih assets dengan liabilities. Nilai lebih ini merupakan hak dari
pemilik perusahaan. Dalam finansial dan akunting, modal biasanya menunjuk
kepada kekayaan finansial, terutama dalam penggunaan awal atau menjaga
kelanjutan bisnis. Awalnya, dianggap bahwa modal lainnya, misal modal fisik,
dapat dicapai dengan uang atau modal finansial. Jadi di bawah kata modal berarti
cara produksi.
Pada dasarnya ada empat jenis tipe modal:
a. Pinjaman Jangka Pendek
Didefenisikan sebagai pinjaman yang akan jatuh tempo dalam satu tahun atau
kurang, dan digunakan apabila kebutuhan akan dana tambahan bersifat
sementara. Ciri pentingnya yaitu, sering mengawali reaksi berantai, diakhiri
pelunasan.
b. Pinjaman Jangka Menengah
Biasanya digunakan untuk menyediakan modal dalam angka 1-5 tahun.
Pinjaman seperti itu hampir selalu diamortisasi, artinya dicicil selama jangka
waktu pinjaman. Tujuannya adalah untuk menyediakan sumber modal
agribisnis yang memungkinkan pertumbuhan atau modernisasi tanpa memaksa
pemilik untuk melepaskan haknya untuk mengendalikan bisnis.
c. Pinjaman Jangka Panjang
30
Pinjaman jangka panjang mempunyai masa pakai lebih dari 5 tahun.
Umumnya, pinjaman jangka panjang juga mematok sesuatu suku bunga atau
tingkat pengembalian yang akan tetap berlaku untuk seluruh pinjaman.
2.4.Pengertian Pendapatan/Revenue
Pada hakekatnya konsep dasar pendapatan adalah bahwa pendapatan merupakan
proses arus yaitu penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama jangka waktu
tertentu. Paton dan Littleton menyebutnya sebagai produk perusahaan dan
besarnya diukur dengan jumlah rupiah aktiva baru yang diterima dari pelanggan
(konsumen). Laba akan timbul bilamana jumlah rupiah aktiva menunjukkan
pendapatan melebihi jumlah rupiah total biaya yang dibebankan.
2.5.Pengertian Prive
Prive adalah pengambilan aktiva perusahaan yang dilakukan oleh pemilik
perusahaan. Rekening ini digunakan untuk menampung pengambilan pribadi oleh
pemilik. Rekening prive terdapat pada perusahaan perseorangan dan perusahaan
persekutuan. Untuk perusahaan persekutuan rekening prive digunakan untuk
menampung transaksi pengambilan pribadi masing-masing pemilik.
Latihan Soal
1. Apa yang dimaksud dengan rekening dalam Akuntansi?
2. Mengapa modal dimasukkan ke dalam pasiva?
3. Jelaskan pentingnya pembukuan dalam system pendidikan!
31
Materi VII
Auditing
1. Pengertian Auditing
Menurut Mulyadi, auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian haisl-
hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Sehingga secara umum dapat diartikan
bahwa audit adalah proses sistematis yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti dan bertujuan
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dalam
melaksanakan audit faktor-faktor berikut harus diperhatikan:
a. Dibutuhkan informasi yang dapat diukur dan sejumlah kriteria (standar) yang
dapat digunakan sebagai panduan untuk mengevaluasi informasi tersebut.
b. Penetapan entitas ekonomi dan periode waktu yang diaudit harus jelas untuk
menentukan lingkup tanggungjawab auditor.
c. Bahan bukti harus diperoleh dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk
memenuhi tujuan audit.
d. Kemampuan auditor memahami kriteria yang digunakan serta sikap independen
dalam mengumpulkan bahan bukti yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan
yang akan diambilnya.
32
2. Tujuan Auditing
Tujuan dari adanya audit laporan keuangan adalah memberikan pendapat atas
kewajaran penyajian laporan keuangan organisasi sesuai dengan prinsip akuntansi
yang diterima umum di Indonesia. Selain itu,terdapat beberapa alasan dilakukannya
audit yaitu:
a. Masyarakat memiliki hak untuk mengakses informasi mengenai pengelolaan
sumber daya ekonomi publik.
b. Transaksi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan semakin
kompleks.
c. Walaupun sekarang ini masyarakat semakin mampu membaca laporan
keuangan, tetapi mereka tetap butuh orang yang memiliki keahlian profesional
untuk menguji informasi dalam Laporan Keuangan tersebut.
d. Pihak manajemen organisasi merasa perlu melakukan verifikasi kebenaran
laporan keuangan, untuk meminimalisir kesalahan.
e. Menambah kredibilitas dan kinerja perusahaan melalui laporan keuangan.
f. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan.
g. Identifikasi terhadap kelemahan sistem.
Dalam proses auditing suatu anggaran, dapat dilakukan oleh dua pihak yaitu audit
internal dan audit eksternal. Audit internal dilakukan oleh pihak dari dalam suautu
instansi tersebut sendiri dan berfungsi untuk memeriksa semua kegiatan keuangan
instansi tersebut dan juga terdapat audit eksternal yang dilakukan oleh pihak di luar
instansi yang bersangkutan, hal ini dilakukan untuk double check terhadap evaluasi
keuangan dan menghindari adanya penyimpangan yang mungkin terjadi. Terdapat
33
beberapa perbedaan antara audit internal dan audit eksternal, antara lain sebagai
berikut :
A. Internal Audit
a. Dilakukan oleh Internal Auditor yang merupakan orang dalam perusahaan
(pegawai perusahaan).
b. Pihak Luar Perusahaan menganggap internal auditor tidak independen
(inappearance).
c. Tujuan pemeriksaannya adalah untuk membantu manajemen (top
management, middle management, dan Lower management) dalam
melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisis, penilaian,
saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.
d. Laporan internal auditor tidak berisi opini mengenai kewajaran laporan
keuangan, tetapi berupa temuan pemeriksaan (audit findings) mengenai
penyimpangan dan kecurangan yang ditemukan, kelemahan, pengendalian
intern, beserta saran-saran perbaikannya.
e. Pelaksanaan pemeriksaan berpedoman pada Internal Auditing Standards
yang ditentukan oleh Institute of Internal Auditors, atau Norma
Pemeriksaan Intern yang ditentukan BPKP atau BPK dan norma
pemeriksaan satuan pengawasan intern BUMN/BUMD oleh SPI ( Institut
Akuntan Publik Indonesia belum menyusun Standar Pemeriksaan Intern).
f. Pemeriksaan intern dilakukan lebih rinci dan memakan waktu sepanjang
tahun, karna internal auditor punya waktu yang lebih banyak di
perusahaannya.
34
g. Pimpinan (Penanggung Jawab) Pemeriksaan intern tidak harus seorang
Registered Accountant.
h. Internal Auditor mendapatkan gaji dan tunjangan sosial lainnya sebagai
pegawai perusahaan.
i. Sebelum menyerahkan laporannya, internal auditor tidak perlu meminta
"Surat Pernyataan Klien" (Client Representation Letter).
j. Internal Auditor tertarik pada kesalahan-kesalahan yang material maupun
tidak material.
B. External Audit
a. Dilakukan oleh Eksternal auditor (Kantor Akuntan Publik) yang
merupakan orang luar perusahaan.
b. Eksternal Auditor adalah pihak yang independen.
c. Tujuan pemeriksaannya adalah untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen perusahaan.
d. Laporan Eksternal Auditor berisi opini mengenai kewajaran laporan
keuangan, selain itu berupa management letter, yang berisi pemberitahuan
kepada manajemen mengenai kelemahan dan pengendalian intern beserta
saran-saran perbaikannya.
e. Pelaksanaan pemeriksaan berpedoman pada Standar Profesional Akuntan
Publik yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.
35
f. Pemeriksaan ekstern dilakukan secara sampling, karena waktu yang
terbatas dan akan terlalu tinggi audit fee jika pemeriksaan dilakukan
secara rinci.
g. Pemeriksaan ekstern dipimpin oleh penanggung jawabnya yang mana
adalah seorang akuntan publik yang terdaftar dan mempunyai nomor
register (registered public accountant).
h. Eksternal auditor mendapat audit fee atas jasa yang diberikannya.
i. Sebelum menyerahkan laporannya, eksternal auditor terlebih dahulu harus
meminta "Surat Pernyataan Klien"(Client Representation Letter).
j. Eksternal Auditor hanya tertarik pada kesalahan-kesalahan yang material,
yang bisa mempengaruhi kewajaran laporan keuangan.
4. Tipe Audit
4.1 Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakuakan oleh auditor indipenden
terhadap laporan keuangan yang disajikan olehbkliennyabuntuk menyatakan
pendapat mengenai kewaaran laporan keuangan tersebut. Dalam audit laporan
keuangan ini, auditor indipenden menilai kewajaran laporan keuangan atas dasar
kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi berterima umum. Hasil auditing terhadap
laporan keuangan tersebut disajikan secara tertulisa dalam bentuk laporan audit,
laporan audit dibagikan kepada pemakai informasi keuangan
4.2 Audit Kepatuhan (Compliance Audit)
Audit kepatuhan adlah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang
diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhan
36
umumnya dilaporakan kepada pihak yang berwenang membuat kriteria. Audit
kepatuhan banyak ditemui dalam pemerintahan.
4.3 Audit Operasional (Operational Audit)
Audit operasional merupakan riview scara sistematik kegiatan organisasi atau
nbagain daripadanya, dalam hubungan nya dengan tujuan tertentu. Tujuan
operasional adalah:
Mengevaluasi kinerja
Mengidentifikasikan kesempatan peningkatan
Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindak lanjut
5. Tipe Auditor
A. Auditor independent
Adalah auditor professional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum,
terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Audit
tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai informasi
keuangan seperti : kreditur, investor, calon kreditur, calon investor, dan instansi
pemerintah (terutama instansi pajak).
Untuk berpraktik sebagai auditor independent, seseorang harus memenuhi
persyaratan pendidikan dan pengalaman kerja tertentu. Auditor independent harus
telah lulus dari jurusan akuntansi fakultas ekonomi atau memenuhi ijazah yang
disamakan, telah mendapat gelar akuntan dari panitia ahli pertimbangan persamaan
ijazah akuntan, dan mendapat izin praktik dari menteri keuangan.
Profesi auditor ini mempunyai ciri yang berbeda dengan profesi lain (seperti profesi
dokter dan pengacara). Profesi dokter dan pengacara dalam menjalankan
37
keahliannya memperoleh honorarium dari kliennya, dan mereka berpihak kepada
kliennya. Profesi auditor independent memperoleh honorarium dari kliennya dalam
menjalankan keahlian, namun auditor independent harus independen, tidak memihak
kepada kliennya. Pihak yang memanfaatkan jasa auditor independent terutama
adalah pihak selain kliennya. Oleh karena itu, independensi auditor dalam
melaksanakan keahliannya merupakan hal yang pokok, meskipun auditor tersebut
dibayar oleh kliennya karena jasa yang diberikannya tersebut.
B. Auditor pemerintah
Adalah auditor professional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas
pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh
unit-unit organisasi atau entitas pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan
yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak auditor yang bekerja
di instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut auditor pemerintah adalah
auditor yang bekerja di BPKP dan BPK, serta instansi pajak.
C. Auditor inten
Adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun
perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik
atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan
efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang
dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
38
6. Standar Audit
Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut
Akuntansi Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan
lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan
pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar
dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA
merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum di dalam standar
auditing.
PSA merupakan penjabaran lebih lanjut dari masing-masing standar yang tercantum
didalam standar auditing. PSA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus
diikuti oleh Akuntan Publik dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap PSA
yang diterbitkan oleh IAPI ini bersifat wajib bagi seluruh anggota IAPI. Termasuk didalam
PSA adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditng (IPSA), yang merupakan interpretasi
resmi yang dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh IAPI
dalam PSA. Dengan demikian, IPSA memberikan jawaban atas pernyataan atau keraguan
dalam penafsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSA sehingga merupakan
perlausan lebih lanjut berbagai ketentuan dalam PSA. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat
bagi seluruh anggota IAPI, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib.
Standar umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
39
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
Standar pekerjaan lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh unutk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan.
Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keungan yang diaudit.
Standar pelaporan
1. Laporan Auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidak
konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian
tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat
40
diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika
ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
Latihan Soal
1. Jelaskan mengapa perlu adanya auditing dalam kegiatan pengelolaan keuangan?
2. Menurut Anda, dapatkah seorang audit internal menjaga integritas dan independensinya
terhadap institusinya?
3. Sebut dan jelaskan 2 fenomen yang terkait dengan penyimpangan dalam proses auditing yang
pernah terjadi!
41
Materi VIII
Analisis Laporan Keuangan
Penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan
secara rutin sesuai peraturan yang berlaku. Pelaporan dan pertanggungjwaban anggaran yang
berasal dari orang tua siswa dan masyarakat dilakukan secara rinci sesuai dengan sumber
datanya.
Pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari usaha mandiri sekolah dilakukan
secara rinci dan transparan kepada dewan guru dan staff sekolah. Pertanggungjawaban anggaran
rutin dan pembangunan dilakukan dengan memperhatikan ketetntuan sebagai berikut:
1. Selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulan bendaharawan mengirimkan surat
pertanggungjawaban (SPJ) kepada walikota/bupati melaui bagian keuangan secretariat
daerah
2. Apabila tanggal 10 bulan berikutnya SPJ belum diterima oleh bagian keuangan
secretariat daerah maka tanggal 11 dikirimkan surat peringatan I
3. Apabila sampai dgn tgl 20 bulan berikutnya SPJ belum juga dikirimkan, maka
dikeluarkan Surat Peringatan II
Kelengkapan Lampiran SPJ:
1. Surat pengantar
2. Sobekan BKU lembar 2 dan 3
3. Daftar penerimaan dan pengeluaran per pasal/komponen
4. Daftar penerimaan dan pengeluaran UUDP
5. Laporan keadaan kas rutin/pembangunan
42
6. Register penutupan kas setiap 3 bulan sekali
7. Ftcp SPMU Beban tetap dan beban sementara
8. Ftcp rekening Koran dari bank yang ditunjuk
9. Daftar perincian penerimaan dan pengeluran pajak
10. Bukti setor PPN/PPh
11. Daftar realisasi penerimaan dan penluaran pajak
12. Bukti pengeluaran/kuitansi asli
Bukti pendukung lainnya
1. Biaya perjalanan dinas (kuitansi)
- Surat perintah tugas
- Surat perintah perjalanan dinas
2. Penunjukkan langsung barang dan jasa
s/d 1juta dilampiri kuitansi dan faktur pajak
diatas 1jt s/d 5 jt dilampiri : surat penawaran, surat pesanan, kuitansi, faktur pajak, berita
acara serah terima/penyelesaian pekerjaan
diatas 5 jt
Dalam menyusun laporan budgeting dapat menggunakan antara lain dengan 2 model, yaitu
model tradisional budgeting dan performance budgeting.
1) Tradisional budgeting
Tradisional Budgeting sering disebut sebagai line item budgeting yaitu penyusunan
anggaran yang dilakukan pada dan darimana dana berasal (pos-pos penerimaan) dan
untuk apa dana tersebut digunakan (pos-pos pengeluaran). Jenis anggaran ini relative
43
dianggap paling tua namun sangat popular penggunaannya karena sangat mudah
digunakan.
Contoh laporan budgeting model Line Item
SWASTA
44
45
46
Materi IX
Isu Isu Pembiayaan Pendidikan
Isu tentang pembiayaan pendidikan yang selalu hangat diperbincangan adalah mengenai bantuan
pemerintah terhadap pendidikan di Negara kita melalui berbagai program seperti BOS, BOP, dan
BLU.
BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya
operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar.
Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan
dibiayai dengan dana BOS.
BOP merupakan biaya investasi, biaya operasional dan biaya personal. Biaya yang ditanggung
dalam program pembebasan BOP hanya biaya operasional yang meliputi 9 komponen, yakni :
pendaftaran siswa baru, penggandaan/ pengadaan buku teks, bahan ajar dan LKS, pemberian insentif
guru, pengembangan profesi guru, pembiayaan persputakaan dan administrasi sekolah, kegiatan
ekstra kurikuler, pengadaan alat peraga dan bahan praktikum laboratorium, pembiayaan ujian
sekolah dan ulangan, serta perawatan ringan sekolah, sedangkan BKM merupakan bantuan yang
akan diberikan kepada siswa yang kurang mampu secara ekonomi untuk membantu mengatasi
kesulitan biaya dalam mengikuti pendidikan di sekolah.
Pemberian bantuan melalui program-program tersebut diharapkan dapat memperbaiki tatanan
pendidikan di Indonesia dan juga meningkatkan pendidikan anak-anak di Indonesia. Namun,
meskipun program-program tersebut telah dijalankan dengan baik, masih terdapat banyak
kekurangan seperti misalnya walaupun pemberian bantuan pendidikan sudah diberikan kepada anak-
anak kurang mampu, namun masih banyak anak-anak di Indonesia yang putus ataupun berhenti
ataupun tidak mempunyai motivasi untuk bersekolah. Hal inilah yang kemudian menjadi tugas
47
pemerintah terutama Dinas Pendidikan untuk mengatasi masih rendahnya tingkat partisipasi sekolah
di Indonesia.
Soal Latihan
1. Menurut Anda bagaimana system pembiayaan pendidikan di Indonesia?apakah sudah
efektif atau masihkah ada kekurangan?
2. Menurut Anda bantuan seperti apa yang masih dibutuhkan untuk perbaikan pendidikan di
Inonesia?
3. Bagaimana tanggapan Anda tentang perhatian pemerintah terhadap pendidikan di
Indonesia?
48
Daftar Pustaka
http://supriakuntansisy.blogspot.co.id/2011/04/opini-audit.html
http://rudisiswoyoalfikir.blogspot.co.id/2014/04/makalah-konsep-manajemen-keuangan.html
http://habapendidikan.blogspot.co.id/2012/03/manajemen-keuangan-pendidikan.html
https://www.academia.edu/15705103/Konsep_Dasar_Manajemen_Keuangan_Pendidikan
http://kuliahgratis.net/pengertian-biaya-pendidikan/
http://riarestianggraeni.blogspot.co.id/2014/10/standar-pembiayaan-pendidikan.html
http://ethatha03.blogspot.co.id/2013/11/penyimpangan-auditorkap-dan-sanksinya.html
http://majasari31.blogspot.co.id/2013/05/tipe-auditor.html
http://bujang4lawang.blogspot.co.id/2013/05/tipe-audit.html
http://coretanauditor.blogspot.co.id/2014/11/mungkin-ada-yang-masih-bingung.html
http://dasar-akuntansi.blogspot.co.id/2009/09/rekeningperkiraan-dasar-dasar-akuntansi.html
http://restigirlzz.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-dan-tujuan-audit.html
Top Related