1
MODEL PENDETEKSI DENYUT JANTUNG MENGGUNAKAN
PULSESENSOR BERBASIS ARDUINO Fahmi Fudholi Almajani, Prihastuti Harsani
1, Agus Ismangil
2.
Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA – Universitas Pakuan
Jl. Pakuan PO BOX 452, Bogor
Telp/Fax (0251) 8375 547
Email : [email protected]
Abstrak
Jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas cenderung meningkat
dari tahun ke tahun. Berdasarkan data terakhir dari pihak Kepolisian tahun 2010, jumlah
korban meninggal dunia di Indonesia akibat kecelakaan lalu lintas di jalan sekitar 32.000
jiwa (Korlantas, 2011) dan salah satu penyebabnya adalah faktor pengemudi yang
kelelahan/mengantuk. Jantung merupakan organ penting yang merupakan pertahanan
terakhir bagi kehidupan manusia. Manusia tidak bisa mengatur jumlah denyut jantung
karena jantung bekerja secara refleks. Saat ini alat monitoring untuk menghitung denyut
jantung sudah tersedia, baik konvensional maupun digital. Namun alat yang dibuat hanya
sebatas memeriksa denyut nadi realtime tetapi tidak kontinyu (Gitman, 2013). Model
pendeteksi denyut jantung ini adalah salah satu bagian pembuatan model berdasarkan
kebutuhan yaitu untuk mendeteksi. Sistem dari model pendeteksi ini didasarkan pada akses
kontrol untuk mendeteksi denyut jantung dan menerima data dari sensor sehingga dihasilkan
nilai BPM (Beats Per Minute) yang ditampilkan pada LCD, juga di outputkan pada buzzer
dan mini vibrator. Terdapat dua kondisi pada model pendeteksi denyut jantung ini, ketika
denyut jantung < 60 bpm maka vibrator akan bergetar yang berfungsi untuk memberitahu
bahwa si pengguna sedang dalam keadaan mengantuk, jika denyut jantung > 100 bpm maka
buzzer akan berbunyi yang berfungsi untuk memberitahu bahwa si pengguna sedang dalam
keadaan lelah dalam beraktivitas. Kata kunci : Denyut Jantung, Arduino Nano, LCD 16x2, Buzzer, Mini Vibrator
PENDAHULUAN
Denyut jantung normal pada manusia
berkisar antara 60-100 kali per menit,
denyut jantung manusia menurun antara 10
dan 30 denyut per menit ketika tidur.
Mengantuk merupakan suatu
permasalahan yang umum terjadi pada
kalangan mahasiswa, anak sekolah, hingga
pekerja kantoran. Hal tersebut dapat
menyebabkan produktivitas menurun
karena kurangnya konsentrasi pada saat
melakukan aktivitas. Kurang konsentrasi
dapat menyebabkan menurunnya ketelitian
di saat aktivitas. Hal yang membahayakan
bagi manusia dewasa adalah ketika
mereka mengantuk saat di perjalanan atau
ketika sedang mengendarai yang dapat
menyebabkan kecelakaan (Rozie, 2016).
Jumlah korban meninggal dunia akibat
kecelakaan lalu lintas cenderung
meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data terakhir dari pihak
Kepolisian tahun 2010, jumlah korban
meninggal dunia di Indonesia akibat
kecelakaan lalu lintas di jalan sekitar
32.000 jiwa (Korlantas, 2011) dan salah
satu penyebabnya adalah faktor pengemudi
yang kelelahan / mengantuk.
Jantung merupakan organ penting
yang merupakan pertahanan terakhir bagi
kehidupan manusia. Manusia tidak bisa
mengatur jumlah denyut jantung karena
jantung bekerja secara refleks. Saat ini alat
monitoring untuk menghitung denyut nadi
sudah tersedia, baik konvensional maupun
digital. Namun alat yang dibuat hanya
sebatas memeriksa denyut nadi realtime
tetapi tidak kontinyu. Pulsesensor adalah
2
sebuah sensor denyut jantung yang
dirancang untuk Arduino. Sensor ini dapat
digunakan untuk mempermudah
penggabungan antara pengukuran detak
jantung dengan aplikasi data ke dalam
pengembangannya. Pulsesensor mencakup
sebuah aplikasi monitoring yang bersifat
open source (Gitman, 2013).
Adapun penelitian terdahulu yang
terkait judulnya dengan penelitian ini,
diantaranya : Galuh Wahyu Wohingati
(2012), Fadilla Zennifa (2013) dan Tia
Priska Sari (2015), pada penelitian
sebelumnya menggunakan mikrokontroler
arduino uno. Berbeda dengan penelitian ini
menggunakan arduino nano dikarenakan
pada penelitian ini membutuhkan dimensi
komponen yang lebih kecil. Pada
outputnya pun terdapat perbedaan dimana
penelitian sebelumnya menggunakan
output yang di tampilkan pada perangkat
android dan komputer, namun pada
penelitian ini outputnya ditampilkan pada
LCD dan diteruskan ke buzzer dan
vibrator.
Permasalahan yang ingin diangkat
pada tugas akhir ini adalah bagaimana
setiap orang dapat mengantisipasi saat
mereka sedang merasa kelelahan /
mengantuk dalam berkativitas maupun
dalam perjalanan, untuk itu digagaslah
sebuah penelitian untuk membuat model
sistem berupa alat yang dapat membantu
manusia dalam mengatisipasi rasa kantuk
dengan memanfaatkan sensor denyut
jantung.
METODE PENELITIAN
Perancanganan Model Pendeteksi
Denyut Jantung Menggunakan
Pulsesensor Berbasis Arduino ini
menggunakan metode Hardware
Programming melalui beberapa tahap
pembuatan. Tahapan tersebut dapat dilihat
pada gambar 7.
Gambar 7. Metode Penelitian
(Septiyansyah, 2013)
Perencanaan Penelitian (Project
Planning) Tahap perencanaan penelitian ini
merupakan proses awal dari penelitian
dengan judul “Model Pendeteksi Denyut
Jantung Menggunakan Pulsesensor
berbasis Arduino” dalam menentukan
konsep awal hingga kebutuhan untuk
membuat sistem berdasarkan metode
penelitian yang digunakan termasuk
estimasi komponen yang dibutuhkan serta
estimasi anggaran.
Penelitian (Research)
Setelah tahap perencanaan selesai
dilakukan, akan dilanjutkan dengan tahap
penelitian awal dari aplikasi yang akan
dibuat. Pada tahap penelitian dilakukan
perancangan awal rangkain model
pendeteksi denyut jantung, hal ini
dilakukan untuk mengetahui prinsip dan
bagaimana sistem model pendeteksi
denyut jantung ini bekerja.
Pengetesan Komponen (Part Testing)
Pada tahap ini dilakukan
pengetesan komponen-komponen
terhadapa fungsi kerja masing – masing
komponen yang akan dilakukan dengan
dua tahap pengetesan yang menggunakan
3
multimeter dan Arduino IDE melalui
serial monitor.
Desain Sistem Mekanik (Mechanical
Design)
Dalam perancangan model alat ini
penempatan modul elektronik ditempatkan
sesuai dengan rangkaiannya masing-
masing dan ditempatkan seminimalis
mungkin agar tidak memakan ruang dan
tempat teralalu luas, dapat dilihat pada
gambar 10.
Gambar 10. Desain Mekanik
Rancangan hardware secara umum
digambarkan pada blok diagram seperti
pada gambar di 11.
Gambar 11. Diagram Blok Sistem
Desain Software (Software Design)
Pembuatan perangkat lunak terdiri
desain software pada model pendeteksi
denyut jantung. Berikut flowchart dari
desain software pada mikrokontroler yang
ditunjukkan pada gambar 13.
Gambar 13. Flowchart Sistem
Tes Fungsional ( Functional Test )
Test fungsional dilakukan terhadap
integrasi sistem listrik, mekanis dan
software yang telah didesain. Tes ini
dilakukan untuk meningkatkan performa
dari perangkat lunak untuk pengontrolan
desain listrik dan mengeliminasi error
(Bug) dari software tersebut. Bila semua
sistem telah selesai maka dapat dilakukan
proses perakitan.
Integrasi atau Perakitan (Integration)
Pada proses integrasi ini dilakukan
proses perakitan berdasarkan dari proses
desain, baik desain mekanis, elektronik
maupun desain software yang selanjutnya
diintegrasi kedalam struktur mekanik yang
telah dirancang. Kemudian dilakukan tes
fungsional keseluruhan sistem. Sistem
antar muka yang dirancang untuk
memonitor daya serta dihubungkan dengan
modul dan mikrokontroler melalui serial
port.
Tes Fungsional ( Functional Test )
Test fungsional dilakukan terhadap
integrasi sistem listrik, mekanis dan
software yang telah didesain. Tes ini
dilakukan untuk meningkatkan performa
dari perangkat lunak untuk pengontrolan
desain listrik dan mengeliminasi error
(Bug) dari software tersebut. Bila semua
sistem telah selesai maka dapat dilakukan
proses perakitan.
4
Integrasi atau Perakitan (Integration)
Pada proses integrasi ini dilakukan
proses perakitan berdasarkan dari proses
desain, baik desain mekanis, elektronik
maupun desain software yang selanjutnya
diintegrasi kedalam struktur mekanik yang
telah dirancang. Kemudian dilakukan tes
fungsional keseluruhan sistem. Sistem
antar muka yang dirancang untuk
memonitor daya serta dihubungkan dengan
modul dan mikrokontroler melalui serial
port.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada tahap sebelumnya telah
dijelaskan proses perancangan hingga
implementasi Model Alat Pendeteksi
Denyut Jantung Berbasis Arduino. Model
pendeteksi denyut jantung ini secara
keseluruhan memiliki dimensi dengan
ukuran dasar 9cm x 7cm x 3cm, dan tebal
akrilik 2mm, menyesuaikan dengan
kebutuhan sistem yang ada.
Gambar 18. Tampilan Keseluruhan
Sistem
Gambar 19. Bagian Kontrol Model Alat
Pendeteksi Denyut Jantung
Pembahasan
Pada tahap pembahasan sistem
akan dijelaskan mengenai bagaimana
sistem bekerja, mulai dari tahap awal
pemberian catu daya hingga tahap akhir
eksekusi perintah. Pada tahap awal sistem
diberikan daya ke modul mikrokontroler
arduino, kemudian memberikan inputan
pada pulse sensor untuk membaca denyut
jantung dan nilai yang keluar akan di
tampilkan pada LCD. Lalu arduino akan
memproses output ketika denyut jantung
<60 Bpm maka vibrator akan bergetar,
dan jika denyut jantung >100 maka buzzer
akan berbunyi.
Pengujian Struktural
Tahapan ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui apakah sistem
yang sudah dibuat sesuai dengan
rancangan yang sudah ada, semua
komponen sudah tersambung sesuai
dengan rancangan yang dibuat.
Tabel 5. Hasil Pengujian Struktural
No
Pin
Mikrokontroler
Arduino
Pin Yang
Dihubungkan Keterangan
1 Pin A0 Pin kaki Pulse
Sensor Terhubung
2 Pin 7 Pin kaki buzzer Terhubung
3 Pin 6 Pin kaki
vibrator Terhubung
4 Pin A5, A6 Pin kaki LCD Terhubung
5 Pin Vcc 3.3 V Pin Vcc pada
Pulse Sensor Terhubung
6 Pin Vcc 5v Pin Vcc pada
LCD Terhubung
7 Pin ground
Pin kaki ground
pada Pulse
Sensor,
vibrator, buzzer
dan LCD
Terhubung
Tabel 5 menjelaskan hasil
pengujian struktural, alat – alat yang
digunakan sudah terhubung dengan baik
dengan pin – pin modul mikrokontroler.
Uji Coba Validasi
Pada tahap ini dilakukan pengujian
yang bertujuan untuk mengetahui apakah
output sistem sudah sesuai dengan
kebutuhan penggunaan sistem. Pengujian
ini dilakukan dengan menganalisa kolerasi
5
inputan dari pulse sensor apakah akan
menghasilkan output pada buzzer dan
vibrator akan menyala sesuai dengan
angka yang telah di tentukan.
Uji Coba Validasi Buzzer
Pada tahap uji coba validasi buzzer
akan di pasang dengan sebuah LED untuk
memberitahu bahwa buzzer menyala,
seperti terlihat pada gambar 23.
Gambar 23. Uji Coba Validasi Buzzer
Pada gambar 23 dapat di jelaskan
bahwa denyut jantung sedang berada pada
denyut >100 maka buzzer akan berbunyi,
indikator LED hanya untuk memberitahu
bahwa buzzer sedang berbunyi.
Uji Coba Validasi Vibrator
Pada tahap uji coba validasi mini
vibrator akan di pasang dengan sebuah
LED untuk memberitahu bahwa mini
vibrator sedang bergetar, seperti terlihat
pada gambar 24.
Gambar 24. Uji Coba Validasi Vibrator
Pada gambar diatas dapat di
jelaskan bahwa denyut jantung sedang
berada pada denyut <60 maka vibrator
akan bergetar, indikator LED hanya untuk
memberitahu bahwa vibrator sedang
bergetar.
Uji Coba Optimasi
Pada tahap optimasi sensor denyut
jantung ini dilakukan untuk
mengoptimalkan berjalannya sistem
sehingga dapat diketahui apakah sistem ini
berjalan dengan baik dan sesuai ataupun
sebaliknya. Perlu diketahui pada pengujian
ini diilakukan kepada pengguna yang
sudah dewasa dan sehat, bukan kepada
pengguna yang menderita penyakit
jantungan ataupun orang lain yang
memiliki masalah dengan jantungnya,
karena akan berbeda nilai detak
jantungnya. Dalam tahap ini dilakukan
sebanyak 3 kali pengujian, diantaranya :
1. Pengujian Pada Pengguna Saat
Keadaan Normal
Tabel 8. Uji coba optimasi pulse sensor
pada pengguna saat keadaan normal Pen
ggu
na
Rentang
Waktu
Waktu
(Detik)
Denyut
Nadi
(BPM)
Output
Vibra
tor
Buzz
er
1 1 menit 39
69 – 85 Tidak
Aktif
Tidak
Aktif
2 1 menit 25
77 – 94 Tidak
Aktif
Tidak
Aktif
3 1 menit 17
75 – 91 Tidak
Aktif
Tidak
Aktif
4 1 menit 24
63 – 82 Tidak
Aktif
Tidak
Aktif
5 1 menit 43
81 – 98 Tidak
Aktif
Tidak
Aktif
6 1 menit 29
72 – 95 Tidak
Aktif
Tidak
Aktif
7 1 menit 21
62 – 83 Tidak
Aktif
Tidak
Aktif
8 1 menit 38
74 – 93 Tidak
Aktif
Tidak
Aktif
9 1 menit 39
66 – 88 Tidak
Aktif
Tidak
Aktif
10 1 menit 35
82 – 96 Tidak
Aktif
Tidak
Aktif
6
Gambar 25. Grafik Nilai BPM Saat
Keadaan Normal
Pada tabel 8 dan gambar 25
merupakan data yang didapatkan dari hasil
pengujian pulse sensor, pengujian tersebut
dilakukan untuk melihat perubahan waktu
dan nilai denyut jantung dengan rentang
waktu selama 1 menit, apakah nilai denyut
jantung konsisten stabil atau berubah-
ubah. Dari hasil pengujian yang dilakukan
didapatkan hasil bahwa nilai denyut
jantung berubah-ubah dan tidak stabil
selama 1 menit, tidak terdapat output yang
dihasilkan pada vibrator dan buzzer di
karenakan nilai denyut jantung yang
berubah tidak kurang / melebihi dari 60 –
100 Bpm.
2. Pengujian Pada Pengguna Saat
Keadaan Mengantuk
Tabel 9. Uji coba optimasi pulse sensor
pada pengguna saat keadaan mengantuk Pen
ggu
na
Rentang
Waktu
Waktu
(Detik)
Denyut
Nadi
(BPM)
Output
Vibra
tor
Buzz
er
1 1 menit 45 53 – 72 Aktif Tidak
Aktif
2 1 menit 32 46 – 69 Aktif Tidak
Aktif
3 1 menit 34 43 – 65 Aktif Tidak
Aktif
4 1 menit 21 55 – 77 Aktif Tidak
Aktif
5 1 menit 51 40 – 64 Aktif Tidak
Aktif
6 1 menit 36 57 – 79 Aktif Tidak
Aktif
7 1 menit 19 49 – 67 Aktif Tidak
Aktif
8 1 menit 47 57 – 79 Aktif Tidak
Aktif
9 1 menit 26 42 – 66 Aktif Tidak
Aktif
10 1 menit 50 47 – 68 Aktif Tidak
Aktif
Gambar 26. Grafik Nilai BPM Saat
Keadaan Mengantuk
Pada tabel 9 dan gambar 26
merupakan data yang didapatkan dari hasil
pengujian pulse sensor, pengujian tersebut
dilakukan untuk melihat perubahan waktu
dan nilai denyut jantung selama 1 menit,
apakah nilai denyut jantung konsisten
stabil atau berubah-ubah. Dari hasil
pengujian yang dilakukan didapatkan hasil
bahwa nilai denyut jantung berubah-ubah
dan tidak stabil selama 1 menit, output
yang dihasilkan yaitu pada vibrator yang
aktif/bergetar di karenakan nilai denyut
jantung yang berubah kurang dari 60 Bpm.
3. Pengujian Pada Pengguna Saat
Keadaan Lelah
Tabel 10. Uji coba optimasi pulse sensor
pada pengguna saat keadaan lelah Pen
ggu
na
Rentang
Waktu
Waktu
(Detik)
Denyut
Nadi
(BPM)
Output
Vibra
tor
Buzz
er
1 1 menit 27 79 –
118
Tidak
Aktif
Aktif
2 1 menit 34 69 –
104
Tidak
Aktif
Aktif
3 1 menit 21 76 –
114
Tidak
Aktif
Aktif
4 1 menit 50 82 –
120
Tidak
Aktif
Aktif
5 1 menit 44 71 –
107
Tidak
Aktif
Aktif
6 1 menit 35 77 –
112
Tidak
Aktif
Aktif
7 1 menit 41 70 –
104
Tidak
Aktif
Aktif
8 1 menit 20 79 – Tidak Aktif
70
80
90
100
39 25 17 24 43 29 21 38 39 35
Grafik BPM Pengguna Saat Keadaan Normal
0
20
40
60
45 32 34 21 51 36 19 47 26 50
Grafik BPM Pengguna Saat Keadaan Mengantuk
BPM
Waktu
(Detik)
Waktu
(Detik)
BPM Waktu
(Detik)
7
110 Aktif
9 1 menit 38 81 –
113
Tidak
Aktif
Aktif
10 1 menit 46 68 –
106
Tidak
Aktif
Aktif
Gambar 27. Grafik Nilai BPM Saat
Keadaan Lelah
Pada tabel 10 dan gambar 27
merupakan data yang didapatkan dari hasil
pengujian pulse sensor, pengujian tersebut
dilakukan untuk melihat perubahan waktu
dan nilai denyut jantung selama 1 menit,
apakah nilai denyut jantung konsisten
stabil atau berubah-ubah. Dari hasil
pengujian yang dilakukan didapatkan hasil
bahwa nilai denyut jantung berubah-ubah
dan tidak stabil selama 1 menit, output
yang dihasilkan yaitu pada buzzer yang
aktif/berbunyi di karenakan nilai denyut
jantung yang berubah lebih dari 100 Bpm.
Adapun uji coba optimasi nilai bpm
model alat ini dengan alat pendeteksi
denyut jantung yang lain, apakah nilainya
akurat atau tidak. Terdapat 2 kali
pengujian pada alat ini dengan alat
pendeteksi denyut jantung pada handphone
dan perhitungan denyut jantung secara
manual.
1. Uji Coba Optimasi Model
Pendeteksi Denyut Jantung Dengan
Aplikasi Instant Heart Rate
Pada tahap optimasi alat pendeteksi
denyut jantung dengan aplikasi Instant
Heart Rate ini dilakukan untuk
mengetahui keakuratan nilai bpm dari
sistem yang telah dibuat dengan sistem
yang sudah ada, sehingga dapat
mengetahui apakah nilai bpm pada model
alat ini sesuai atau sebaliknya.
Tabel 11. Uji coba optimasi dengan
aplikasi Instant Heart Rate Pengujian Rentang
Waktu
Pulse
Sensor
(Bpm)
Aplikasi
Instant
Heart
Rate
(Bpm)
Selisih
1 1 menit 95 92 3
2 1 menit 93 92 1
3 1 menit 94 93 1
4 1 menit 94 94 0
5 1 menit 94 93 1
6 1 menit 100 101 1
7 1 menit 99 99 0
8 1 menit 99 98 1
9 1 menit 98 97 1
10 1 menit 100 100 0
Nilai Standar Deviasi 2.18
Tabel 11 merupakan perbandingan
pengujian model pendeteksi denyut
jantung menggunakan pulse sensor
dengan aplikasi penghitung denyut jantung
pada aplikasi Instant Heart Rate. Adapun
perhitungan untuk mencari nilai standar
deviasinya menggunakan rumus :
S = √1/n∑(xi – x)2
Keterangan :
S = Standar deviasi/Simpangan baku
xi = Data yang ke i
x = Rata rata
n = Banyaknya data
Nilai rata – rata = 9/10 = 0,9
S = √1/10 x (3 - 0,9)2
+ (1 - 0,9)2
+ (1 -
0,9)2
+ (0 - 0,9)2
+ (1 - 0,9)2
+ (1 - 0,9)2
+
(0 - 0,9)2
+ (1 - 0,9)2
+ (1 - 0,9)2
+ (0 - 0,9)2
S = √1/10 x 4,41 + 0,01 + 0,01 + 0,81 +
0,01 + 0,01 + 0,81 + 0,01 + 0,01 + 0,81
S = √1/10 x 6,9
S = 2,18
90
100
110
120
130
27 34 21 50 44 35 41 20 38 46
Grafik BPM Pengguna Saat Keadaan Lelah
Waktu
(Detik)
BPM
8
Gambar 28. Perhitungan Model
Pendeteksi Denyut Jantung Dengan
Aplikasi Instant Heart Rate
2. Uji Coba Optimasi Model
Pendeteksi Denyut Jantung Dengan
Perhitungan Manual
Pada tahap optimasi alat pendeteksi
denyut jantung dengan perhitungan manual
mengunakan stethoscope ini dilakukan
selama 1 menit untuk mengetahui
keakuratan nilai bpm dari sistem yang
telah dibuat dengan sistem yang sudah ada,
sehingga dapat mengetahui apakah nilai
bpm pada model alat ini sesuai atau
sebaliknya.
Tabel 12. Uji coba optimasi dengan
perhitungan manual Pengu
jian
Rentang
Waktu
Pulse
Sensor
(Bpm)
Perhitun
gan
Manual
(Bpm)
Selisi
h
1 1 menit 96 98 2
2 1 menit 103 105 2
3 1 menit 105 108 3
4 1 menit 106 105 1
5 1 menit 105 104 1
6 1 menit 100 99 1
7 1 menit 99 98 1
8 1 menit 98 100 2
9 1 menit 99 97 2
10 1 menit 98 97 1
Nilai Standar Deviasi 0,13
Tabel 12 merupakan perbandingan
pengujian model pendeteksi denyut
jantung menggunakan pulse sensor
dengan aplikasi perhitungan manual
menggunakan stethoscope selama 1 menit.
Adapun perhitungan untuk mencari nilai
standar deviasinya menggunakan rumus :
S = √1/n∑(xi – x)2
Keterangan :
S = Standar deviasi/Simpangan baku
xi = Data yang ke i
x = Rata rata
n = Banyaknya data
Nilai rata – rata = 16/10 = 1,6
S = √1/10 x (2 - 1,6)2
+ (2 - 1,6)2
+ (3 -
1,6)2
+ (1 - 1,6)2
+ (1 - 1,6)2
+ (1 - 1,6)2
+
(1 - 1,6)2
+ (2 - 1,6)2
+ (2 - 1,6)2
+ (1 - 1,6)2
S = √1/10 x 0,16 + 0,16 + 1,96 + 0,36 +
0,36 + 0,36 + 0,36 + 0,16 + 0,16 + 0,36
S = √1/10 x 4,4
S = 0,13
Gambar 29. Perhitungan Manual
Menggunakan Stethoscope
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Model Alat Pendeteksi Denyut
Jantung ini dapat disimpulkan bahwa alat
ini menggunakan pulse sensor sebagai alat
input data denyut jantung yang nilainya
akan ditampilkan pada LCD 16x2,
sedangkan outputnya menggunakan buzzer
dan vibrator.
Terdapat dua kondisi pada model
pendeteksi denyut jantung ini, ketika
denyut jantung < 60 maka vibrator akan
bergetar yang berfungsi untuk
memberitahu bahwa si pengguna sedang
dalam keadaan mengantuk, jika denyut
jantung > 100 maka buzzer akan berbunyi
9
yang berfungsi untuk memberitahu bahwa
si pengguna sedang dalam keadaan lelah.
Hasil uji coba model pendeteksi
denyut jantung ini dilakukan dengan alat
pendeteksi denyut jantung pada handphone
dan perhitungan denyut jantung secara
manual. Dari 10 kali pengujian pada
aplikasi Instant Heart Rate dengan model
alat pendeteksi denyut jantung ini terdapat
nilai standar deviasi sebesar 2,18 dan pada
perhitungan manual nilai standar
deviasinya adalah 0,13.
Saran
Dalam model alat pendeteksi
denyut jantung ini bisa dikatakan masih
belum sempurna, sehingga dibutuhkan
penyempurnaan pada software dan
hardwarenya. Salah satu saran yang dapat
dikembangkan yaitu dalam pengembangan
selanjutnya diharapkan menggunakan LCD
yang lebih kecil dan juga model alat ini
belum bisa mendeteksi denyut jantung
pengguna yang memiliki penyakit jantung.
Daftar Pustaka
Andayani Prawista Nyoman Ni, 2015.
Perancangan Alat Penghitung Detak
Jantung Pada Manusia Menggunakan
Pulsesensor Berbasis Mikrokontroler
At89s52
Artanto, Dian. 2012. Interaksi Arduino
dan labVIEW. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Gitman, Yuri, 2013. Pulse Sensor.
http://www.pulsesensor.com/. Diakses
pada tanggal 29 mei 2016
Guyton AC, 1981. Text book of Medical
Physiology, 6th Edition. W.B. Saunders
Company, Philadelphia: pp. 968-971
Hindarto, 2015. Aplikasi Pengukur Detak
Jantung Menggunakan Sensor Pulsa
http://health.detik.com/read/2010/03/29/13
5029/1327738/766/berapa-jumlah-denyut-
jantung-normal - Diakses pada tanggal
10 mei 2016
Khasan Ali Nafis, 2012. Korelasi Denyut
Nadi Istirahat Dan Kapasitas Vital Paru
Terhadap Kapasitas Aerobik
Korlantas Polri, 2011. Laporan
Kecelakaan Lalu Lintas, National Traffic
Management Centre
Lanywati, E. 2001. Diabetes Mellitus
Penyakit Kencing Manis. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta
Najid, 2013. Estimasi Tingkat Kecelakaan
Lalu Lintas Nasional dan 6 Propinsi di
Pulau Jawa Indonesia
Paul, Alebert. 1989. Prinsip-prinsip
Elektronika
Rozie Fachrul, 2016. Rancang Bangun
Alat Monitoring Jumlah Denyut Nadi /
Jantung Berbasis Android
Saladin, Ken. 2003. Anatomy &
Physiology: The Unity of Form and
Function, Edisi ke 3. Jakarta: Erlangga
Sari Priska Tia, 2015. Sistem Monitoring
Denyut Jantung Menggunakan
Mikrokontroler Arduino Dan Komunikasi
Modul XBEE
Wohingati Wahyu Galih, 2012. Alat
Pengukur Detak Jantung Menggunakan
Pulsesensor Berbasis Arduino Uno R3
Yang Diintegrasikan Dengan Bluetooth
Zenifa Fadilla, 2013. Prototipe Alat
Deteksi Dini Dan Mandiri Penyakit
Jantung Menggunakan Sistem Pakar
VCIRS, Arduino Dan Handphone Android
Top Related