MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH
DI PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN
KEAGAMAAN
TESIS
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Magister
M.M.
Oleh:
Rina Yusnarita
(21170181000005)
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
i
i
i
i
i
i
i
ABSTRAK
Rina Yusnarita, Model Evaluasi Kirkpatrick pada Diklat Fungsional Calon
Kepala Madrasah di Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan,
2020
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil penerapan model evaluasi
Kirkpatrick pada Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II tahun
2019. Penelitian ini bersifat evaluatif dengan melakukan evaluasi penyelenggaraan
diklat menggunakan model evaluasi Kirkpatrick dalam empat tahap yaitu, reaksi,
belajar, perilaku dan dampak. Data diperoleh dari angket, penilaian dan
dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu secara kuantitatif deskriptif. Data
diperoleh dari 60 peserta berasal dari 12 Provinsi di Indonesia. Proses
penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah terdiri atas: Bimbingan
Teknis, On Job Training I (OJT I), In Job Training I (IJT I), On Job Training II
(OJT II) ) dan In Job Training II (IJT II). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
evaluasi penyelenggaraan diklat pada tahap reaksi peserta diklat terhadap
penyelenggara dan narasumber memberikan reaksi positif dari kualifikasi
“Memuaskan” sampai dengan “Sangat Memuaskan”. Demikian halnya pada tahap
belajar, peserta lulus dengan rata-rata kualifikasi “Memuaskan”. Hasil evaluasi pada
tahap perilaku peserta berdasarkan persepsi atasan, rekan sejawat dan siswa, dan
pada tahap dampak diklat terhadap peserta termasuk dalam kualifikasi “Sangat
Baik”. Berdasarkan perbandingan kriteria keberhasilan dengan kinerja evaluasi
Kirkpatrick maka penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah
Angkatan I dan II tahun 2019 berhasil dengan sangat baik. Model evaluasi
Kirkpatrick mampu menggambarkan hasil evaluasi yang mencakup seluruh aspek
diklat sehingga layak direkomendasikan sebagai model evaluasi penyelenggaraan
diklat pada Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan.
Kata kunci: Evaluasi, Kirkpatrick, Diklat
i
ABSTRACT
Rina Yusnarita, Kirkpatrick Evaluation Model in Diklat Fungsional Calon
Kepala Madrasah in Pusdiklat Tenaga Teknis pendidikan dan Keagamaan,
2020
This study aims to determine the results of the application of the Kirkpatrick
evaluation model in Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah I and II in 2019.
This research is evaluative by evaluating the training using the Kirkpatrick
evaluation model in four levels: reaction, learning, behavior and impact. Data
obtained from questionnaires, assessments and documentation. Analysis of data used
is quantitative descriptive. Data obtained from 60 participants were came from 12
provinces in Indonesia. The process of conducting Diklat Fungsional Calon Kepala
Madrasah consists of: Technical Guidance, On Job Training I (OJT I), In Job
Training I (IJT I), On Job Training II (OJT II)) and In Job Training II (IJT II). The
results showed that training evaluation at the training participants' reaction stage to
the organizers and facilitator gave positive reactions from the "Satisfactory" to
"Very Satisfactory" qualifications. Likewise in the learning level, training
participants graduate with an average qualification of "Satisfactory". The results of
the evaluation at the level of the participant's behavior are based on the perceptions
of superiors, peers and students, and at the level of the impact of training on
participants included in the "Very Good" qualifications. Based on the comparison
between the success criteria and Kirkpatrick's evaluation performance, the
implementation of Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah I and II in 2019 was
very successful. Kirkpatrick's evaluation model is able to describe the results of
evaluations that cover all aspects of training so that it is feasible to be recommended
as an evaluation model of training in Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan
Keagamaan.
Keywords: Evaluation, Kirkpatrick, Training
i
ملخص البحث
تدريب الوظيفي للمرشحني رؤساء املدارس يف مركز كباتريك يف المنوذج تقييم كي سناريتا، و رينا ي . الديين الفين تدريب التعليم وال
التدريب الوظيفيالتعليم و منوذج تقييم كريكباتريك يف ىل معرفة نتائج تطبيق إهدف هذا البحث يمي من م. هذا البحث هو حبث تقيي2009يف عام ةلثانيوا األوىل للفئة ساء املدارس رؤ ملرشحي
يف أريع مراحل، وهي رد كريكباتريكالتدريب ابستخدام منوذج تقييم التعليم و خالل تقييم تنفيذ البياانت من استبيان التقييم والواثئق. وحتليل مت احلصول على الفعل، والتعلم، والسلوك، واألثر.
12 ركا منمشا 60مت احلصول على البياانت من كمي وصفي. البياانت املستخدمة هو حتليل التدريب الوظيفي لرؤساء املدارس احملتملني من التعليم و كون عملية تنظيم تمقاطعة يف إندونيسيا. ت
فين (، والتدريب ال IJT I) األول (، والتدريب العمليOJT Iوالتدريب الفين األول ) ، الفين اإلرشادشطة التعليم لبحث أن تقييم أن(. أظهرت نتائج اIJT IIعملي الثاين )(، والتدريب الOJT IIالثاين )
التدريب للمنظمني وذوي اخلربة أعطى ردود التعليم و والتدريب يف مرحلة ردود أفعال املشاركني يف يف إىل "مرضية للغاية". ابملثل، يف مرحلة التعلم، ينجح املشاركون "مرضية"فعل إجيابية من مؤهالت
إىل تصورات نيسلوك املشارك تقييم يف مرحلةتستند نتائج ال. ""مرضيةاحلصول على مؤهل متوسط جيد على املشاركني املدرجني يف مؤهل" ويف مرحلة أتثري التعليم والتدريب ،بالرؤساء واألقران والطال
التدريب فيذ التعليم و تن، كان كريكباتريكأداء تقييم بناء على املقارنة بني معايري النجاح و ."جدام انجحا للغاية. كان منوذج 2019يف عام ةوالثاني األوىل للفئة رؤساء املدارسالوظيفي ملرشحي
التدريب حبيثالتعليم و مجيع جوانب تغطيقادرا على وصف نتائج التقييم اليت كريكباتريكتقييم الديين. الفين مركز التعليم والتدريب به كنموذج لتقييم التعليم والتدريب يف إلقرتاحمن املمكن ا يكون
؛ التعليم والتدريبكريكباتريك التقييم؛ة: املفتاحيالكلمات
ii
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberi
rahmat dan inayah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan tesis yan berjudul
“Model Evaluasi Kirkpatrick pada Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah di
Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan”. Salawat dan salam penulis
sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. yang senantiasa memberi
bimbingan dan keteladanan kepada pengikutnya sehingga memberi semangat kepada
penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan penghargaan yang
setinggi-tingginya, dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof.
Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A. dan Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Dr. Hj. Sururin, M.Ag.
2. Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Dr.
Mahsusi, M.M., yang telah memberikan motivasi penulis dalam penyelesaian
tesis ini.
3. Ketua Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Jejen Musfah, M.A., yang telah
memotivasi penulis dalam penyelesaian tesis ini.
4. Pembimbing tesis Dr. Jejen Musfah, M.A. dan Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd., yang
telah banyak menyediakan waktu dan membantu di dalam penulisan tesis ini.
5. Penguji tesis Dr. Nurochim, M.M., Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., dan Dr. Maftuhah,
M.A. yang telah memberi masukan berharga dalam penyelesaian tesis ini.
6. Muslikh, M.Pd., selaku staf Program Magister yang banyak membantu
kelancaran proses administrasi.
7. Seluruh dosen, staf administrasi Program Studi Magister Manajemen Pendidikan
Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Orang tua tercinta di Banjarmasin, yang selalu mendoakan kelancaran dan
kesuksesan dalam penyelesaian tesis ini.
9. Orang tua di Jakarta, yang selalu mendoakan dan memberi semangat demi
kelancaran tesis ini.
10. Suami tercinta Gunawarman, anak-anak tersayang Keishayna dan Parisya, yang
selalu setia dan memberikan semangat, pengertian, dan perhatian bagi penulis.
11. Teman-teman Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2017 yang selalu menjadi
penyemangat mulai dari awal perkuliahan sampai selesainya tesis ini dikerjakan.
12. Seluruh rekan kerja di Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan,
khususnya di Bidang Penyelenggaraan Diklat dan Bidang Program dan
Pengendalian Mutu (Subbid Program dan Evaluasi Diklat) yang selalu memberi
semangat.
Penulis berdoa semoga Allah Swt. Membalas kebaikan dan ketulusan hati
Bapak/Ibu dan saudara-saudara dengan kebaikan yang melimpah. Kritik dan saran
konstruktif sangat penulis harapkan untuk kebaikan tesis ini. Semoga tesis ini dapat
bermanfaat tidak hanya bagi penulis melainkan bagi para pembaca.
Jakarta, Februari 2020
Penulis,
Rina Yusnarita
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS
LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR HASIL
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL TESIS
LEMBAR PENGAJUAN JUDUL PROPOSAL TESIS
PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 3
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................................... 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 4
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan ................................... 6
B. Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah .................................................... 9
C. Kepemimpinan Kepala Madrasah .................................................................. 12
D. Evaluasi .......................................................................................................... 15
1. Pengertian Evaluasi .................................................................................... 15
2. Pengertian Evaluasi Program ..................................................................... 18
3. Manfaat dan Tujuan Evaluasi Program ...................................................... 19
4. Model Evaluasi Program ............................................................................ 21
5. Model Evaluasi Kirkpatrick ....................................................................... 24
6. Evaluasi Program Diklat ............................................................................ 26
7. Standar Evaluasi ......................................................................................... 28
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................................... 29
F. Kerangka Konseptual ..................................................................................... 31
G. Kriteria Evaluasi ............................................................................................. 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 34
B. Metode Penelitian ........................................................................................... 34
C. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 36
D. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 41
E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data (Triangulasi) ....................................... 45
iv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian…........................................................................................... 46
1. Penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah .................. 46
a. Seleksi Bakal Calon Peserta Diklat… ............................................... 46
b. Pemanggilan/Penugasan Peserta Diklat….. ....................................... 47
c. Bimbingan Teknis… ......................................................................... 47
d. On Job Training I (OJT I)….. ........................................................... 48
e. In Job Training I (IJT I)….. .............................................................. 48
f. On Job Training II (OJT II)…. ......................................................... 50
g. In Job Training II (IJT II)…… ......................................................... 50
h. Kelulusan dan Sertifikat (Surat Tanda Tamat Pendidikan dan
Pelatihan/STTPP)…… ....................................................................... 51
2. Model Evaluasi Kirkpatrick….. ................................................................ 51
a. Tahap Reaksi ..................................................................................... 51
1) Reaksi Peserta terhadap Penyelenggara …. ................................... 52
2) Reaksi Peserta terhadap Narasumber….. ....................................... 54
b. Tahap Belajar..................................................................................... 55
1) Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta pada OJT I dan II……........ 56
2) Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta pada IJT I… ....................... 57
3) Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta pada IJT II….. .................... 58
4) Hasil Evaluasi Akhir Tahap Belajar Peserta….. ............................ 60
5) Nilai Akhir Peserta berdasarkan Wilayah Provinsi ....................... 61
c. Tahap Perilaku ................................................................................... 62
1) Persepsi Atasan….. ....................................................................... 62
2) Persepsi Rekan Sejawat….. ........................................................... 64
3) Persepsi Siswa….. ......................................................................... 66
d. Tahap Dampak................................................................................... 68
B. Pembahasan .................................................................................................... 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 83
B. Rekomendasi .................................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 85
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kriteria Evaluasi Program Diklat Fungsional Calon Kepala
Madrasah .............................................................................................. 33
Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 37
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Angket Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah ............ 38
Tabel 3.3. Daftar Studi Dokumen Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah .... 40
Tabel 3.4. Kualifikasi Skor Evaluasi terhadap Penyelenggara .............................. 42
Tabel 3.5. Kualifikasi Skor Evaluasi terhadap Narasumber .................................. 43
Tabel 3.6. Kualifikasi Skor Evaluasi terhadap Peserta .......................................... 44
Tabel 3.7. Kualifikasi Skor Evaluasi tahap Perilaku dan Dampak ........................ 45
Tabel 4.1. Struktur Kurikulum Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah IJT I 49
Tabel 4.2. Nilai Akhir Peserta berdasarkan Wilayah Provinsi .............................. 61
Tabel 4.3. Perbandingan Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I dan
II berdasarkan Persepsi Atasan ............................................................ 64
Tabel 4.4. Perbandingan Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I dan
II berdasarkanPersepsi Rekan Sejawat ................................................. 66
Tabel 4.5. Perbandingan Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I dan
II berdasarkan Persepsi Siswa .............................................................. 69
Tabel 4.6. Perbandingan Hasil Evaluasi Tahap Dampak Diklat pada Peserta
Angkatan I dan II ................................................................................. 71
Tabel 4.7. Perbandingan Kriteria dengan Kinerja Program Evaluasi Kirkpatrick 72
Tabel 4.8. Rekomendasi terhadap Narasumber ..................................................... 77
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pusdiklat Tenaga Teknis ...................................... 8
Gambar 2.2. Alur Penelitian Penerapan Model Evaluasi Kirkpatrick ....................... 32
Gambar 4.1. Skema tahapan kegiatan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah .. 46
Gambar 4.2. Paparan Bimbingan Teknis di Kanwil Kementerian Agama Provinsi ... 47
Gambar 4.3. Pembukaan kegiatan IJT I secara Resmi oleh Kepala Pusdiklat
Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan......................................... 48
Gambar 4.4. Kegiatan Pembelajaran pada IJT I bersama Narasumber Diklat .......... 49
Gambar 4.5. Peserta Diklat bersama Mentor, Narasumber dan Petugas pada IJT II 50
Gambar 4.6. Suasana Pembelajaran di Kampus Pusdiklat Tenaga Teknis
Pendidikan dan Keagamaan ................................................................. 52
Gambar 4.7. Reaksi Peserta Angkatan I terhadap Penyelenggara............................. 52
Gambar 4.8. Reaksi Peserta Angkatan II terhadap Penyelenggara ........................... 53
Gambar 4.9. Reaksi Peserta Angkatan I terhadap Narasumber................................. 54
Gambar 4.10. Reaksi Peserta Angkatan II terhadap Narasumber ............................... 55
Gambar 4.11. Suasana Pembelajaran Kegiatan IJT 1 ................................................. 55
Gambar 4.12. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan I pada OJT I dan II .. 56
Gambar 4.13. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan II pada OJT I dan II ..
Gambar 4.14. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan I pada IJT I ............... 57
Gambar 4.15. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan II pada IJT I.............. 58
Gambar 4.16. Ujian Presentasi Peserta Diklat pada IJT II .......................................... 58
Gambar 4.17. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan I pada IJT I ............... 59
Gambar 4.18. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan II pada IJT II ..................... 59
Gambar 4.19. Hasil Evaluasi Akhir Tahap Belajar Peserta Angkatan I ..................... 60
Gambar 4.20. Hasil Evaluasi Akhir Tahap Belajar Peserta Angkatan II ................... 61
Gambar 4.21. Nilai Akhir Peserta berdasarkan Provinsi ............................................. 62
Gambar 4.22. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I berdasarkan
Persepsi Atasan .................................................................................... 63
Gambar4.23. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan II berdasarkan
Persepsi Atasan .................................................................................... 63
Gambar 4.24. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I berdasarkan
Persepsi Rekan Sejawat ....................................................................... 65
Gambar 4.25. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan II berdasarkan
Persepsi Rekan Sejawat ....................................................................... 65
Gambar 4.26. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I berdasarkan
Persepsi Siswa ...................................................................................... 67
Gambar 4.27. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan II berdasarkan
Persepsi Siswa ...................................................................................... 68
Gambar 4.28. Hasil Evaluasi Tahap Dampak Diklat pada Peserta Angkatan I........... 70
Gambar 4.29. Hasil Evaluasi Tahap Dampak Diklat pada Peserta Angkatan II ......... 70
Gambar 4.30. Pengalungan Tanda Peserta Diklat pada Pembukaan Kegiatan IJT I ... 73
Gambar 4.31. Interaksi antara Narasumber dan Peserta Diklat................................... 78
Gambar 4.32. Interaksi antar Sesama Peserta Diklat .................................................. 79
Gambar 4.33. Kegiatan IJT II Peserta Provinsi Papua Barat ...................................... 80
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Gantt Chart Aktifitas Penelitian
Lampiran 2. Angket Penilaian Peserta terhadap Penyelenggara
Lampiran 3. Angket Penilaian Peserta terhadap Narasumber
Lampiran 4. Form Penilaian Peserta tahap OJT I
Lampiran 5. Form Penilaian Peserta tahap IJT I
Lampiran 6. Form penilaian peserta tahap IJT II
Lampiran 7. Angket Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Persepsi Atasan
Lampiran 8. Angket Evaluasi Tahap Perilaku Persepsi Rekan Sejawat
Lampiran 9. Angket Evaluasi Perilaku Peserta Persepsi Siswa
Lampiran 10. Angket Evaluasi Dampak Peserta Diklat
Lampiran 11. Rekap Biodata Peserta Diklat
Lampiran 12. Data Evaluasi Tahap Reaksi Peserta terhadap Penyelenggara
Lampiran 13. Data Evaluasi Tahap Reaksi Peserta terhadap Narasumber
Lampiran 14. Data Evaluasi Tahap Belajar Peserta pada OJT I dan II
Lampiran 15. Data Evaluasi Tahap Belajar Peserta pada IJT 1
Lampiran 16. Data Evaluasi Tahap Belajar Peserta pada IJT II
Lampiran 17. Data Evaluasi Tahap Belajar Akhir Peserta
Lampiran 18. Data Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Persepsi Atasan
Lampiran 19. Data Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Persepsi Rekan Sejawat
Lampiran 20. Data Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Persepsi Siswa
Lampiran 21. Data Evaluasi Tahap Dampak Diklat
Lampiran 22. Sampel Angket Tahap Perilaku yang sudah terisi
Lampiran 23. Sampel Angket Tahap Dampak yang sudah terisi
Lampiran 24. Surat Kepala Pusdiklat tentang Diklat Fungsional Calon
Kepala Madrasah
Lampiran 25 Surat Penugasan Peserta Diklat Fungsional Calon Kepala
Madrasah
Lampiran 26 Laporan Persiapan Diklat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan berperan secara strategis dalam pembangunan peradaban manusia
pada sebuah bangsa dan negara. Sehubungan dengan pernyataan tersebut, diketahui
dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 3, yang menjelaskan fungsi dari pendidikan nasional yang berkaitan dengan
pengembangan dan pembentukan watak serta peradaban manusia pada sebuah
bangsa sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan berfungsi dalam
pembentukan karakter manusia sebagai warga negara yang memiliki moral dan rasa
bertanggung jawab kepada ilmu pengetahuan dan perkembangan dari teknologi.
Dalam ajaran agama Islam, banyak sekali dalil yang menjelaskan seruan
untuk menuntut ilmu, salah satunya tercantum dalam Ayat Alquran yaitu al-
Mujahadah Ayat 11:
ا ذ إ و م ك ل ح للا س ف وا ي ح ساف ف س ل ا ج م ل ي ا وا ف ح س ف ت م ك ل يل ا ق ذ إ وا ن آم ين ذ ل ا ا ه ي أ ا ي
ا م ب للا و ات ج ر م د ل ع ل وا ا وت ين أ ذ ل ا و م ك ن وا م ن ين آم ذ ل ا ع للا ف ر ي وا ز ش ان وا ف ز ش ق يل ان
ير ب ون خ ل م ع ت
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: Berlapang-
lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu”, maka berdirilah, Allah swt.
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Q.s. al-Mujahadah: 11).
Adapun isi dari Ayat tersebut di atas memaknai tentang keutamaan dan
kemuliaan bagi orang yang menuntut ilmu dan beriman kepada Allah. Dalam Ayat
tersebut juga mengandung perintah bagi orang-orang yang beriman agar senantiasa
menuntut ilmu dunia dan akhirat serta mengamalkan ilmunya untuk membantu
orang lain yang membutuhkan. Karena pada dasarnya orang beriman serta memiliki
ilmu memiliki perbedaan dalam hal derajat dengan orang yang hanya beriman atau
yang hanya memiliki ilmu saja. Dalam Ayat ini Allah swt. menjanjikan kedudukan
para ulama dan keutamaan mereka, serta ketinggian derajat bagi orang yang berilmu
karena Allah swt. mengetahui setiap tindakan yang dilakukan oleh hamba-Nya
hingga ke dalam hatinya.
Pemerintah tetap fokus dalam melakukan pengembangan dengan tujuan
peningkatan kualitas dalam bidang pendidikan dari setiap pegawai pemerintah yang
berkaitan dengan kompetensi, mutu dan manajerial agar pegawai pemerintah
tersebut dapat selalu melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
fungsinya dalam pemerintahan dengan lebih baik. Bentuk perhatian pemerintah
terhadap pengembangan dan peningkatan kemampuan kompetensi ASN atau
Aparatur Sipil Negara tersebut di antaranya dituangkan melalui regulasi-regulasi
terkait, yaitu dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara Pasal 3 huruf d dinyatakan bahwa Aparatur Sipil Negara sebagai profesi
berlandaskan pada prinsip yang salah satu di antaranya yaitu mempunyai
kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya. Adapun pada Pasal 70
dijelaskan lebih lanjut bahwa upaya pengembangan kompetensi ASN atau Aparatur
Sipil Negara tersebut, salah satu diantaranya dapat dilakukan melalui kegiatan diklat
2
atau pendidikan dan pelatihan. Dari penjelasan tersebut, diketahui bahwa pemerintah
dalam memberikan pengembangan kemampuan terkait dengan kompetensi dari
pegawainya dilakukan melalui kegiatan diklat atau kegiatan pendidikan dan
pelatihan dengan maksud agar pegawai tersebut dapat menjalani tugas dan tanggung
jawab sesuai dengan fungsi dalam pemerintahan.
Perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat dan kompleks pada era
globalisasi ini menuntut berbagai lembaga kediklatan untuk bersaing secara
kompetitif. Dalam menghadapi persaingan ini, setiap lembaga kediklatan yang ada
dituntut untuk dapat bersaing meningkatkan dan mengembangkan kualitasnya, baik
dari segi efisiensi dan efektivitas pelayanan maupun produk sehingga tujuan diklat
dapat tercapai secara optimal. Sehingga terkait dengan penjelasan tersebut, Pusdiklat
Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan yang merupakan salah satu lembaga
prestisius terakreditasi A harus dapat meningkatkan perannya sebagai salah satu
lembaga penyelenggara diklat yang dapat memberi peningkatan kepada kualitas
sumber daya manusia khususnya terkait dengan pegawai pemerintah atau Aparatur
Sipil Negara.
Data dari Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan menunjukkan
pada tahun 2018, lembaga penyelenggara diklat tersebut sudah menyelenggarakan
kegiatan diklat sebanyak 85 kali dengan total keseluruhan peserta sebanyak 2550
orang. Dari puluhan kegiatan pendidikan dan pelatihan yang sudah dilakukan oleh
Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, salah satunya adalah
melaksanakan Diklat Fungsional bagi Calon Kepala Madrasah.
Adapun mayoritas kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh Pusdiklat
Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan berhubungan dengan madrasah karena
lembaga pendidikan Islam tersebut berada di bawah wewenang dari Kementerian
Agama. Pengembangan madrasah berkaitan erat dengan pengembangan potensi
kepribadian manusia ASN. Mewujudkan madrasah yang berkembang, populis dan
berkualitas akan menyempurnakan pencapaian tujuan pendidikan nasional. Adanya
regulasi-regulasi terkait yang mendukung paradigma pendidikan, tentunya
memberikan keleluasan kepada setiap madrasah untuk mengembangkan berbagai
potensinya secara lebih optimal.
Pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan atas individu Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang telah dilakukan, baik yang berupa peningkatan
kepribadian, kompetensi, mutu ataupun kemampuannya perlu dievaluasi. Sesuai
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 75 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Diklat di Kementerian Agama Pasal 32 menyatakan evaluasi dilakukan terhadap
proses penyelenggaraan diklat. Evaluasi meliputi dua hal, yaitu evaluasi program
dan anggaran serta evaluasi penyelenggaraan. Evaluasi program dan anggaran
adalah evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir tahun anggaran untuk menilai proses
dan hasil program secara keseluruhan dalam satu tahun anggaran. Evaluasi bentuk
pertama ini meliputi seluruh komponen kediklatan yang terdiri atas input, proses,
produk, output, dan outcome. Sedangkan evaluasi penyelenggaraan diklat adalah
evaluasi yang dilaksanakan pada akhir kegiatan diklat yang meliputi evaluasi proses
pembelajaran, peserta, widyaiswara/narasumber, dan penyelenggara.
Perubahan kebijakan merupakan keniscayaan dalam lembaga kediklatan.
Seiring dengan perubahan tersebut, pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan pada
Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan mengalami pengembangan
sesuai dengan regulasi yang berlaku. Tentunya, pengembangan evaluasi yang
3
dilakukan tersebut semata-mata bertujuan untuk pencapaian hasil evaluasi
penyelenggaraan diklat yang lebih baik.
Ragam evaluasi tersebut tentu memiliki tujuan dan fungsi masing-masing,
namun tetap memiliki kesamaan sebagai angket yang dimanfaatkan untuk
pengumpulan data dan informasi dalam rangka memberikan evaluasi. Demikian
juga, evaluasi peserta yang menjadi concern dalam kajian ini, memiliki makna
sebagai angket yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi terkait
pencapaian kompetensi peserta diklat yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan kebijakan terkait pegawai yang bersangkutan. Evaluasi peserta diklat
adalah evaluasi atas pencapaian hasil diklat yang diperoleh selama mengikuti diklat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penentuan model, konsep, format, dan angket
evaluasi penting dilakukan secara selektif sesuai dengan efektivitas diklat. Evaluasi
yang sudah dan sedang berjalan dapat saja diperbaiki atau diganti sama sekali bila
sudah kurang atau tidak sesuai dengan hakikat evaluasi itu sendiri atau tidak lagi
efektif dilaksanakan dalam rangka menunjang ketercapaian tujuan.
Hal ini perlu mendapat perhatian agar dapat diketahui dan dipastikan apakah
hasil dari penyelenggaraan program diklat sesuai dengan tujuan dan sasaran
penyelenggaraan program diklat. Keberhasilan dan pencapaian suatu program diklat
tentunya harus diukur dengan mengadakan evaluasi terhadap program tersebut.
Tidak terlaksananya program diklat dengan baik dapat menyebabkan tidak
tercapainya tujuan program, dalam hal ini berarti keikutsertaan peserta diklat dalam
rangka mengembangkan kompetensi yang dimilikinya pada program diklat tersebut
menjadi tidak optimal dan dampaknya menjadikan tujuan peningkatan kualitas
pendidikan menjadi tidak tercapai.
Salah satu program diklat prioritas pada Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan
dan Keagamaan yaitu Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah. Hal tersebut
karena tuntutan pada tahun 2020, semua Kepala Madrasah di seluruh Indonesia
wajib memiliki sertifikat jabatan Fungsional Kepala Madrasah. Pengukuran kualitas
diklat dan dampaknya terhadap peserta, diperlukan evaluasi. Karena itu, peneliti
memandang penting menerapkan salah satu model evaluasi dalam diklat agar
kualitas diklat dapat diukur berdasarkan salah satu model evaluasi secara konsisten.
Model yang peneliti pakai adalah model evaluasi Kirkpatrick.
Model Kirkpatrick merupakan model evaluasi diklat yang memiliki kelebihan
karena sifatnya yang menyeluruh, sederhana dan dapat diterapkan dalam berbagai
situasi diklat (Prilianti, 2017:36). Menurut Irianto (2001:80) model evaluasi
Kirkpatrick dibandingkan dengan model evaluasi yang lain model Kirkpatrick
memiliki beberapa kelebihan antara lain: lebih komprehensif, objek evaluasi tidak
hanya hasil belajar semata tetapi juga mencakup proses, output maupun outcomes,
dan model ini lebih mudah diterapkan karena tidak melibatkan terlalu banyak pihak
lain.
B. Identifikasi Masalah
Sesuai penjelasan dari uraian mengenai latar belakang, selanjutnya peneliti
akan menjelaskan hasil identifikasi dari masalah dalam penelitian, yaitu:
1. Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah merupakan diklat prioritas, sehingga
perlu dilakukan evaluasi penyelenggaraan diklat yang tepat agar tolak ukur
keberhasilan dan tujuan penyelenggaraan diklat tercapai dan berkesinambungan;
4
2. Model evaluasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan
Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan sering mengalami
pengembangan disesuaikan dengan kebijakan;
3. Belum pernah dilakukan kajian secara mendalam terhadap penerapan pada model
evaluasi Kirkpatrick pada Diklat Fungsional Calon Kepala di Pusdiklat Tenaga
Teknis Pendidikan dan Keagamaan.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti membatasi ruang lingkup dari
pembahasan penelitian dengan hanya meneliti kegiatan diklat Fungsional kepada
Calon Kepala Madrasah yang diselenggarakan Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan
dan Keagamaan meliputi dua Angkatan tahun 2019 dengan penggunaan model
evaluasi dari Kirkpatrick yang fokus kepada evaluasi tahap dari reaksi, evaluasi
tahap dari belajar, evaluasi tahap dari perilaku dan evaluasi tahap dari dampak.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana proses dari penyelenggaraan Diklat Fungsional kepada para Calon
Kepala Madrasah Angkatan I dan II yang diselenggarakan Pusdiklat Tenaga
Teknis Pendidikan dan Keagamaan tahun 2019?
2. Bagaimana penerapan model evaluasi dari Kickpatrick terkait kegiatan Diklat
Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II yang diselenggarakan
Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan tahun 2019?
3. Bagaimana penjelasan terkait penggunaan model evaluasi dari Kickpatrick yang
meliputi evaluasi tahap dari reaksi, evaluasi tahap dari belajar, evaluasi tahap dari
perilaku dan evaluasi tahap dari dampak pada penyelenggaraan Diklat
Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II yang diselenggarakan
Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan tahun 2019?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Terkait dengan rumusan dari permasalahan penelitian yang sudah dijelaskan,
peneliti membuat beberapa tujuan penelitian dengan maksud menjawab dan
menyelesaikan permasalahan tersebut, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keseluruhan tahap dan proses penyelenggaraan dari kegiatan
Diklat Fungsional kepada para Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II yang
diselenggarakan Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan tahun
2019;
2. Menganalisis proses dari penerapan model dari evaluasi Kickpatrick meliputi
tahap reaksi, belajar, perilaku dan dampak pada Diklat Fungsional Calon Kepala
Madrasah Angkatan I dan II yang diselenggarakan Pusdiklat Tenaga Teknis
Pendidikan dan Keagamaan tahun 2019;
3. Menawarkan model evaluasi yang efektif untuk Puusdiklat Tenaga Teknis
Pendidikan dan Keagamaan.
Sedangkan manfaat dari pelaksanaan penelitian berkaitan dengan harapan dari
peneliti kepada beberapa pihak secara teoretis dan juga praktis, sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil dari evaluasi yang didapat setelah pelaksanaan penelitian dapat
menjadi tambahan informasi atau referensi terkait penyelenggaraan diklat
oleh Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan menjadi lebih
berkualitas dan terus meningkat menjadi lebih baik;
5
b. Hasil penelitian ini bisa dijadikan dasar melakukan studi lanjutan berupa
studi kasus di lembaga lain dengan menggunakan pendekatan yang sama
ataupun berbeda.
c. Hasil penelitian dapat menjadi rujukan atau referensi bagi peneliti lain.
2. Manfaat Praktis
Penerapan model evaluasi Kickpatrick ini dapat dijadikan rekomendasi bagi
Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan dan lembaga penyelenggara
diklat lainnya sehingga dapat terus meningkatkan kualitas kegiatan diklat bagi para
pesertanya, tidak hanya bagi kegiatan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah
saja namun juga pada pelaksanaan penyelenggaraan diklat lainnya. Selain itu,
penelitian ini bisa menjadi model atau contoh bagi penelitian lain yang berkaitan
dengan evaluasi penyelenggaraan diklat.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Tahun 1975 merupakan tahun berdirinya Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan
dan Keagamaan, yang saat itu bernama Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai yang
berada dibawah Sekretariat Jenderal sesuai Keputusan Menteri Agama (KMA)
Nomor 18 Tahun 1975 tentang Struktur Organisasi Departemen Agama. Perjalanan
Pusdiklat selanjutnya tahun 2001, dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 1
Tahun 2001 tentang kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan organisasi
Departemen Agama. Pada Pasal 701 menyebutkan bahwa Pusdiklat Tenaga Teknis
Keagamaan melaksanakan sebagian tugas pokok Badan Litbang dan Diklat di
bidang diklat tenaga teknis keagamaan serta pembinaan Unit Pelaksana Teknis
(UPT) diklat teknis berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan Kepala Badan.
Selanjutnya, terbit Instruksi Menteri Agama Nomor 02 Tahun 2002 tentang
pengalihan perencanaan program dan anggaran serta pelaksanaan diklat di
lingkungan Departemen Agama menyebutkan bahwa terhitung mulai tahun
anggaran 2003 perencanaan program dan anggaran serta pelaksanaan diklat di
lingkungan Departeman Agama seluruhnya dilakukan oleh Badan Litbang dan
Diklat c.q. Pusdiklat.
Tahun 2003 terbitlah Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2003
tentang Pedoman Pendidikan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Departemen Agama, dalam Pasal 1 antara lain disebutkan:
1. Diklat adalah penyelenggaraan proses belajar mengajar dalam rangka
meningkatkan kompetensi PNS di lingkungan Departemen Agama yang
dilaksanakan sekurang-kurangnya 40 jam diklat;
2. Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan adalah lembaga Diklat Departemen Agama
yang mempunyai tugas menyelenggarakan diklat fungsional dan teknis
keagamaan bagi pegawai serta pembinaan unit pelaksana teknis diklat tenaga
teknis keagamaan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006 tentang
organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama, pada Pasal 825 memantapkan tugas
Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan yaitu menyelenggarakan diklat teknis
berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama.
Pada Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006 Pasal 826 menyebutkan
bahwa Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan bahan perumusan visi, misi, dan kebijakan di bidang diklat tenaga
teknis keagamaan.
2. Pelaksanaan koordinasi penyusunan perencanaan program dan anggaran diklat
tenaga teknis keagamaan.
3. Menyelenggarakan penyusunan dan pengembangan Standar Nasional Kediklatan.
4. Penyelenggara pelaksanaan diklat yang bersifat nasional serta pembinaan dan
pengembangan kelompok widyaiswara.
Dalam perkembangannya, Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan mengalami
perubahan tugas dan fungsi yang juga diikuti oleh perubahan nomenklatur.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi
7
dan Tata Kerja Kementerian Agama pada Pasal 755 bahwa Pusdiklat Tenaga Teknis
Keagamaan berubah menjadi Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan
yang mempunyai tugas melaksanakan pendidikan pelatihan di bidang pendidikan
pelatihan teknis pendidikan dan keagamaan. Sesuai Pasal 757, dimana Pusdiklat
Tenaga Teknis Pendidikan dan Pelatihan terdiri atas:
1. Bidang Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan,
2. Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan, dan
3. Bidang Pelayanan Administrasi, Evaluasi, dan Pelaporan Hasil Pendidikan dan
Pelatihan.
Perkembangan setelah tahun 2012 penyelenggaraan diklat berjalan dengan
pesat, sehingga pada tahun 2015 diterbitkan PMA Nomor 75 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai pada Kementerian Agama.
Pada peraturan ini definisi pendidikan dan pelatihan yang selanjutnya disebut diklat
adalah penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dalam rangka mengembangkan
kompetensi pegawai sesuai persyaratan jabatan masing-masing pada Kementerian
Agama yang dilaksanakan paling sedikit 40 (empat puluh) jam pelajaran.
Disebutkan juga, bahwa Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan
adalah lembaga diklat pada Kementerian Agama yang mempunyai tugas
menyelenggarakan diklat tenaga teknis pendidikan dan keagamaan,
mengembangkan sistem kediklatan tenaga teknis pendidikan dan keagamaan, dan
pembinaan unit pelaksana teknis di bidang pelaksanaan diklat tenaga teknis
pendidikan dan keagamaan. Selain itu sebagai peserta diklat adalah, PNS, Non-PNS,
pegawai yang di luar Kementerian Agama, serta tokoh masyarakat.
Seiring berjalannya waktu serta tuntutan perkembangan organisasi
berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
bahwa peningkatan kualitas ASN melalui diklat, Pusdiklat Tenaga Teknis
Keagamaan mengalami perubahan tugas dan fungsi yang juga diikuti oleh
perubahan nomenklatur.
Sesuai PMA Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agama yang merevisi PMA Nomor 10 Tahun 2010, Pusdiklat Tenaga
Teknis Pendidikan dan Keagamaan memiliki tugas melaksanakan penyusunan
kebijakan teknis dan penyelenggaraan diklat bagi tenaga teknis pendidikan dan
keagamaan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Pusdiklat Tenaga Teknis
Pendidikan dan Keagamaan melaksanakan fungsi: (1) Menyusun kebijakan teknis;
(2) Menyelenggarakan kegiatan diklat; (3) Menyelenggarakan pengembangan sistem
informasi, publikasi, fasilitasi, dan kerja sama; (4) Menyelenggarakan pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan dan pasca pelaksanaan diklat; (5) Menyelenggarakan
pembinaan substantif diklat; (6) Menyusun laporan pelaksanaan program diklat, dan
(7) Menyelenggarakan pelayanan administrasi diklat.
Dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Agama, Pusdiklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
pada Pasal 800 mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan
penyelenggaraan pendidikan pelatihan serta pengembangan tenaga teknis
pendidikan dan keagamaan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Pusdiklat
Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan mempunyai fungsi sebagai
pengembangan dan pengendalian mutu tenaga teknis pendidikan dan keagamaan.
Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 75 Tahun 2015 Pasal 16 Ayat 2
menyebutkan bahwa diklat dapat diselenggarakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan
8
(Pusdiklat) dan Balai Diklat Keagamaan (BDK), jarak jauh, atau di tempat lain
yang memenuhi persyaratan sebagai tempat diklat. Berdasarkan klausul ini Pusdiklat
dan BDK dapat menyelenggarakan diklat di dalam maupun di luar kampus
sepanjang sesuai dengan persyaratan tempat diklat. Struktur Organisasi Pusdiklat
Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan sesuai PMA Nomor 42 Tahun 2016
adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan
Keagamaan (Berdasarkan PMA Nomor 42 Tahun 2016)
Menurut PMA Nomor 42 Tahun 2016, Pasal 814 menyebutkan bahwa
Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan melaksanakan 2 (dua) rumpun
besar, yaitu rumpun teknis pendidikan dan rumpun teknis keagamaan. Penjabaran
dari kedua rumpun tersebut dibagi kepada 4 kelompok besar yaitu:
1. Diklat Fungsional Pendidikan
Diklat Fungsional Pendidikan adalah diklat yang diikuti oleh pejabat
fungsional pendidikan, yaitu Guru dan Pengawas. Diklat ini terbagi dua, yaitu
pertama diklat pembentukan jabatan fungsional seperti Calon Pengawas, Calon
Kepala Madrasah, Calon Kepala Laboratorium Madrasah, dan Calon Kepala
Perpustakaan Madrasah, dan kedua diklat fungsional berjenjang yaitu diklat guru
jenjang pertama, muda, madya, dan utama, serta diklat pengawas jenjang muda,
madya, dan utama.
2. Diklat Fungsional Keagamaan
Diklat Fungsional Keagamaan adalah diklat yang diikuti oleh pejabat
fungsional keagamaan, yaitu penghulu dan penyuluh agama. Diklat ini terbagi dua,
yaitu pertama diklat pembentukan jabatan fungsional seperti Calon Penghulu dan
Calon Penyuluh Agama, dan kedua diklat fungsional berjenjang yaitu diklat
9
penghulu jenjang pertama, muda, dan madya serta diklat penyuluh agama jenjang
pertama, muda, dan madya.
3. Diklat Teknis Substantif Pendidikan
Diklat Teknis Substantif Pendidikan adalah diklat yang ditujukan untuk
memperdalam kompetensi substansi tertentu sesuai dengan tugas jabatan di bidang
pendidikan. Diklat ini diikuti oleh pendidik dan tenaga kependidikan seperti Guru,
Pengawas, dan Kepala Madrasah.
4. Diklat Teknis Substantif Keagamaan
Diklat Teknis Substantif Keagamaan adalah diklat yang ditujukan untuk
memperdalam kompetensi substansi tertentu sesuai dengan tugas jabatan di bidang
keagamaan. Diklat ini diikuti oleh Penghulu, Penyuluh Agama, petugas kerukunan,
petugas urusan agama, petugas keluarga sakinah, dan lain-lain.
B. Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah
Merujuk pada Pasal 7 Ayat (2) Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010
disebutkan bahwa Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah adalah proses pemberian
pengalaman teoretik dan praktik kepada Calon Kepala Sekolah/Madrasah yang telah
lulus tahap rekrutmen dalam kurun waktu yang telah ditentukan, yakni kegiatan
tatap muka selama minimal 100 jam dan praktik pengalaman lapangan minimal
selama 3 (tiga) bulan. Sedangkan Ayat (5) pada Pasal yang sama menyatakan bahwa
kegiatan diklat diakhiri dengan evaluasi untuk mengetahui pencapaian kompetensi
Calon Kepala Sekolah/ Madrasah.
Diklat Calon Kepala Madrasah merupakan kegiatan pembelajaran berupa teori
maupun praktik pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada dimensi
kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Diklat
Calon Kepala Madrasah dilaksanakan dalam kegiatan tatap muka dan/atau praktik
pengalaman lapangan. Diklat Calon Kepala Madrasah pada madrasah yang
diselenggarakan pemerintah diikuti oleh bakal Calon Kepala Madrasah yang sudah
dinyatakan lolos seleksi substansi diusulkan oleh Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi kepada Pusat Diklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Kementerian Agama dan lembaga lain sesuai dengan kewenangannya dengan
tembusan kepada Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah. Diklat Calon
Kepala Madrasah dibiayai oleh pemerintah, masyarakat, atau sumber lain yang sah
dan tidak mengikat (LPPKS, Kemendikbud, 2013:5 ).
Diklat Calon Kepala Madrasah pada madrasah yang diselenggarakan
pemerintah, dilaksanakan melalui Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah,
dengan Pola 240 jam pelajaran (jp). Pendidikan dan Pelatihan bagi Calon Kepala
Madrasah Atau Kepala Madrasah yang sudah menduduki jabatan pada madrasah
yang diselenggarakan masyarakat, dilaksanakan melalui Bimbingan Teknis (Bimtek)
oleh Direktorat Guru Dan Tenaga Kependidikan Madrasah, Pusdiklat Tenaga Teknis
Pendidikan Dan Keagamaan, Kanwil Kementerian Agama Provinsi, Balai Diklat
Keagamaan, dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota (LPPKS,
Kemendikbud, 2013:7 ).
1. Persyaratan Bakal Calon Kepala Madrasah
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5851 Tahun 2018 tentang
Petunjuk Teknis Pengangkatan Kepala Madrasah menyebutkan bahwa bakal Calon
Kepala Madrasah harus memenuhi persyaratan untuk menjadi Calon Kepala
Madrasah, baik persyaratan umum maupun persyaratan administrasi. Persyaratan
10
umum merupakan kriteria umum yang harus dimiliki oleh bakal Calon Kepala
Madrasah sebelum mereka mengajukan diri sebagai Calon Kepala Madrasah.
Persyaratan administrasi merupakan kelengkapan dokumen sebagai bukti bahwa
bakal Calon Kepala Madrasah telah memenuhi persyaratan umum yang telah
ditentukan.
a. Persyaratan Umum
Guru dapat menjadi bakal Calon Kepala Madrasah pada madrasah yang
diselenggarakan oleh pemerintah apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Beragama Islam;
2) Memiliki kemampuan baca tulis Alquran;
3) Berpendidikan paling rendah sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV)
kependidikan atau bukan kependidikan dari perguruan tinggi dan program studi
yang terakreditasi paling rendah B;
4) Memiliki pengalaman manajerial di madrasah sebagai Wakil Kepala Madrasah
dan/ atau tugas tambahan lainnya yang relevan dengan fungsi Kepala Madrasah
paling singkat 2 (dua) tahun;
5) Memiliki sertifikat pendidik;
6) Berusia paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada waktu pengAngkatan
pertama sebagai Kepala Madrasah;
7) Memiliki pengalaman mengajar paling singkat 9 (sembilan) tahun, sedangkan
untuk bakal Calon Kepala Madrasah pada madrasah di daerah terdepan, terluar,
dan tertinggal memiliki pengalaman mengajar paling singkat 4 (empat) tahun;
8) Memiliki pangkat paling rendah Penata, golongan III/c, sedangkan untuk bakal
Calon Kepala Madrasah pada madrasah di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal
memiliki pangkat paling rendah Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b;
9) Sehat jasmani, rohani, dan bebas NAPZA berdasarkan surat keterangan dari
rumah sakit Pemerintah;
10) Tidak pernah dikenakan hukuman disiplin sedang dan/atau berat;
11) Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
12) Tidak sedang menjadi tersangka atau tidak pernah menjadi terpidana;
13) Memiliki hasil evaluasi prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil;
14) Evaluasi kinerja guru dengan sebutan paling rendah "Baik" selama 2 (dua) tahun
terakhir.
b. Persyaratan Administrasi
Persyaratan administrasi merupakan kelengkapan dokumen yang dikeluarkan
oleh pihak yang berwenang sebagai bukti bahwa bakal Calon Kepala Madrasah telah
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Persyaratan adminsitrasi bakal Calon
Kepala Madrasah pada madrasah yang diselenggarakan oleh pemerintah adalah
sebagai berikut.
1) Daftar riwayat hidup;
2) Fotokopi ijazah kualifikasi akademik;
3) Fotokopi sertifikat pendidik;
4) Fotokopi surat keputusan pangkat dan jabatan terakhir;
5) Surat keterangan pengalaman mengajar yang dikeluarkan oleh satuan pendidikan;
6) Fotokopi hasil evaluasi prestasi kerja pegawai dan evaluasi kinerja guru dalam 2
(dua) tahun terakhir;
7) Fotokopi surat keputusan atau surat keterangan terkait pengalaman manajerial
dengan tugas yang relevan dengan fungsi Kepala Madrasah;
11
8) Surat keterangan sehat jasmani, rohani, dan bebas NAPZA yang dikeluarkan oleh
rumah sakit Pemerintah;
9) Surat keterangan tidak pernah dikenakan hukuman disiplin sedang dan/ atau
berat dari atasan atau pejabat yang berwenang.
10) Surat pernyataan tidak sedang menjadi tersangka atau tidak pernah menjadi
terpidana;
11) Surat rekomendasi dari Kepala Madrasah dan Pengawas Pembinanya;
12) Fotokopi piagam/dokumen lain yang relevan.
2. Penyiapan Calon Kepala Madrasah
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5851 Tahun
2018 tentang Petunjuk Teknis Pengangkatan Kepala Madrasah menjelaskan bahwa
penyiapan Calon Kepala Madrasah merupakan proses penyediaan Calon Kepala
Madrasah yang meliputi proses rekrutmen, seleksi, serta Diklat Calon Kepala
Madrasah. Penyiapan Calon Kepala Madrasah didasarkan pada proyeksi kebutuhan
2 (dua) tahun yang akan datang. Berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan dilakukan
rekrutmen dengan memberikan kesempatan bagi guru yang memenuhi persyaratan
untuk melamar sebagai bakal Calon Kepala Madrasah. Proyeksi Kebutuhan Kepala
Madrasah dilakukan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya menyusun
proyeksi kebutuhan Kepala Madrasah pada madrasah yang diselenggarakan oleh
pemerintah untuk jangka waktu 2 (dua) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun.
3. Proses Penyiapan Calon Kepala Madrasah
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5851 Tahun
2018 tentang Petunjuk Teknis Pengangkatan Kepala Madrasah menyebutkan bahwa
penyiapan Calon Kepala Madrasah pada madrasah yang diselenggarakan
pemerintah. Penyiapan Calon Kepala Madrasah dilakukan melalui tahap yaitu
pengusulan bakal Calon Kepala Madrasah, seleksi bakal Calon Kepala Madrasah
dan Diklat Calon Kepala Madrasah.
a. Pengusulan bakal Calon Kepala Madrasah dilakukan melalui tahap:
1) Pengumuman rekrutmen bakal Calon Kepala Madrasah
Berdasarkan proyeksi kebutuhan Kepala Madrasah yang telah ditetapkan,
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi menyampaikan pengumuman secara
terbuka kepada semua Guru dan Kepala Madrasah yang ada di wilayahnya tentang
rekrutmen bakal Calon Kepala Madrasah. Penyampaian informasi dapat
dilaksanakan melalui pengumuman resmi yang dikirim kepada semua madrasah
atau melalui website resmi Kementerian Agama.
2) Pengusulan bakal Calon Kepala Madrasah
Setelah pengumuman diterima secara resmi, Kepala Madrasah melakukan
identifikasi terhadap Guru potensial untuk dapat diusulkan sebagai bakal Calon
Kepala Madrasah. Guru yang memenuhi persyaratan selanjutnya dapat
mempersiapkan berkas-berkas usulan dan surat lamaran yang ditujukan kepada
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi. Surat lamaran yang dibuat
oleh guru harus dilampiri dengan berkas kelengkapan administrasi yang dibutuhkan.
Selanjutnya berkas usulan yang terdiri dari lamaran dan berkas usulan kelengkapan
administrasi secara kolektif diusulkan oleh Kepala Madrasah melalui Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
12
b. Seleksi bakal Calon Kepala Madrasah
Seleksi bakal Calon Kepala Madrasah dilaksanakan oleh Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi, dilakukan dalam 2 (dua) tahapan, yaitu: seleksi
administrasi dan seleksi substansi.
1) Seleksi Administrasi
Seleksi administratif dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Kanwil
Kementerian Agama Provinsi. Seleksi administrasi dilakukan melalui evaluasi
kelengkapan dokumen yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang sebagai bukti
bahwa bakal Calon Kepala Madrasah telah memenuhi persyaratan administrasi yang
telah ditentukan. Dokumen administrasi meliputi berkas usulan yang terdiri dari
semua persyaratan administrasi bakal Calon Kepala Madrasah.
2) Seleksi Substansi
Seleksi subtansi bakal Calon Kepala Madrasah dilaksanakan setelah bakal
Calon Kepala Madrasah lolos seleksi administrasi. Seleksi substansi dilakukan oleh
tim yang dibentuk oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi (Dirjen Pendis, 2018:
11-17).
C. Kepemimpinan Kepala Madrasah
1. Pengertian Kepemimpinan
Dalam sebuah organisasi atau institusi, keberadaan pemimpin adalah hal yang
niscaya. Pemimpin sesuai dengan makna etimologinya berperan mengatur dan
mengendalikan pihak-pihak yang dipimpinnya dan pada saat yang sama mengelola
segala sumber daya yang dimiliki. Kesuksesan sebuah organisasi sangat bergantung
pada pemimpinnya. Semakin tercapai tujuan organisasi, semakin berhasil seorang
pemimpin (Yamin dan Maisah, 2010:74).
Pemimpin yang sukses juga ditunjukkan oleh kemampuannya dalam
membangun relasi antar sesama. Bila seseorang mampu menjawab kebutuhan-
kebutuhan anggota suatu kelompok, maka ia telah menunjukkan kemampuannya
untuk memimpin (Sunindhia dan Widiyanti, 1993: 93-94). Kemampuan memimpin
pada gilirannya akan membuat dirinya diterima oleh para pengikut (Kartono,
2003:48). Karena itulah memimpin itu sebuah seni, yaitu seni berelasi antara pihak
yang memimpin dan yang dipimpin (Kouzes dan Posner, 2004:20). Efektivitas
kepemimpinan seseorang sangat tergantung pada akseptabilitas dan kapabilitas
dirinya. Semakin baik implementasi kepemimpinan, maka semakin meningkat
tingkat penerimaannya dan di saat yang sama ia sendiri akan belajar untuk semakin
kapabel (Siagian, 2003: 182).
Demikian pula dalam konteks pendidikan, kehadiran seorang pemimpin
sangat dibutuhkan. Efektivitas penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh
efektivitas peran seorang pemimpin. Bahkan dalam dunia pendidikan, pemimpin
tidak hanya berperan sebagai pengatur, tetapi lebih dari itu sebagai teladan atau role
model bagi segenap insan akademis yang ada dalam lembaga tersebut. Di dunia
pendidikan, pemimpin tidak hanya berperan sebagai manager, tetapi juga leader.
Pemimpin dalam Bahasa Inggris disebut leader, sedangkan dalam Bahasa
Arab disebut imam atau rais. Warren G. Bennis (2004:7) mendefinisikan
kepemimpinan sebagai “leaders are people who do the right thing; managers are
people who do things right” (Bennis, 2004: 7). Artinya, pemimpin adalah orang
13
yang melakukan hal yang benar; manager adalah orang yang melakukan hal dengan
benar.
Perbedaan antara leader dengan manager ada pada substansi pekerjaan dan
cara melakukan pekerjaan. Seorang leader memastikan bahwa substansi pekerjaan
dan cara melakukan pekerjaan tersebut sama-sama benar. Seorang leader dapat
menentukan pilihan kebijakan yang tepat serta menetapkan dan melaksanakannya
dengan benar (to do the right thing), sedangkan manager baru pada tahap cara
melakukannya dengan benar, (to do things rights) (Sugeng, 2003:2). Manager
belum bisa memastikan apakah substansi pekerjaannya benar atau tidak. Seorang
manajer bisa pandai mengatur tata cara melaksanakan kegiatan, namun ia tidak
paham kebenaran substansi kegiatannya. Dengan kata lain seorang leader atau
pemimpin pasti ia seorang manajer, tetapi seorang manager belum tentu sebagai
seorang leader atau pemimpin (Dubrin, terjemahan Tri Widodo, 2000:10, lihat juga
dalam Thoha, 2010:8, Danim, 2004:56, dan Rivai, 2007:28-29). Dari segi peran,
pemimpin berperan menciptakan visi bagi organisasi, sedangkan manager berperan
mengimplementasikan visi tersebut (Dubrin, terjemahan Tri Widodo, 2005: 6).
Cohen dalam Prayitno (2011:114) menguatkan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan memimpin dengan mempengaruhi orang lain melalui pendekatan.
Esensi utama kepemimpinan adalah pengaruh, yaitu bagaimana pemimpin mampu
mempengaruhi yang dipimpinnya (Susanto dan Kardi, 2004:22).
Pengaruh dalam sebuah kepemimpinan menjadi kata kunci dalam rangka
mencapai tujuan bersama (Yukl, 1999:1). Tanpa sebuah pengaruh, kepemimpinan
tidak akan berjalan efektif karena tidak adanya satu komando dalam mencapai
tujuan. Urgensi pengaruh dalam kepemimpinan ditujukan untuk menggalang
kepercayaan dan dukungan sehingga terbangun energi positif yang dapat
menggerakkan segenap sumber daya dalam mencapai tujuan-tujuan lembaga (Kim
dan Renee, 1992:123). Seorang pemimpin harus menjalankan fungsi-fungsi
manajemen disamping fungsi utamanya yaitu koordinasi secara seimbang, sambil
memperhatikan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai (Riberu, 2003:50).
Seorang yang memiliki leadership yang efektif akan mampu menggerakkan
orang lain untuk bekerja bersama-sama dalam sebuah tim. Semakin kuat leadership
seorang pemimpin, maka orang lain akan semakin tergerak untuk melakukan sesuatu
sesuai dengan arahan sang pemimpin.
2. Syarat Kepemimpinan Kepala Madrasah
Pada prinsipnya seorang pemimpin pendidikan adalah seseorang yang mampu
bertanggung jawab dalam mengerahkan semua sumber daya yang dimiliki secara
optimal dalam rangka mencapai tujuannya, oleh karenanya seorang pemimpin harus
memahami secara pasti tujuan satuan pendidikan yang dipimpinnya. Tujuan
pendidikan dalam termasuk di antaranya yaitu mempersiapkan calon pemimpin
(kaderisasi) yang mampu melanjutkan tapuk kepemimpinan umat di masa yang akan
datang. Pendidikan yang berorientasi mencetak pemimpin adalah pendidikan yang di
dalam prosesnya terjadi penempaan akidah dan akhlak terhadap kader-kader yang
tengah dipersiapkan (As-Suwaidan dan Basyarahil, 2005:70).
Kepemimpinan dalam konteks pendidikan tidak bisa dilepaskan dari posisi
kepala, ketua, atau rektor di lembaga pendidikan. Dalam tulisan ini, peneliti
mengorelasikan syarat dan prinsip kepemimpinan dengan lembaga pendidikan dasar
dan menengah, yaitu madrasah. Pemimpin madrasah disebut Kepala Madrasah.
14
Tugas utama Kepala Madrasah adalah membangun budaya mutu pendidikan yang
berada pada satuannya. Budaya mutu pendidikan memberikan jaminan bahwa proses
dan hasil belajar sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Bagi Kepala
Madrasah, menciptakan budaya mutu dengan berinvestasi untuk masa depan
pendidikan itu sendiri. Tanpa budaya mutu, lembaga pendidikan mengalami
ketertinggalan dan pada gilirannya ditinggalkan oleh stakeholders (Timpe, 1987:
342-344).
Kepala Madrasah akan berhasil melaksanakan tugasnya apabila ditopang
kemampuan mengorganisasikan segenap sumber daya yang meliputi kemampuan
memberdayakan guru, menegakkan disiplin, menjalin hubungan yang harmonis
dengan berbagai pihak, berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan, dan mampu
bekerjasama dalam tim (Mulyasa, 2003:126). Kepala Madrasah juga mengontrol
sejauh mana praktik di lapangan, sesuai visi dan misi dengan fakta di lapangan
(Musfah, 2017:22). Kemampuan mengorganisasikan dapat dikategorikan hard skill.
Kemampuan tersebut menjadi sempurna bila dilengkapi dengan soft skill seperti
disiplin, tanggung jawab, dan keteladanan (Kruse, 2000:98). Memiliki dua skill
tersebut secara bersamaan menjadi kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan
(Lipham, dkk, 1985: 35).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (saat ini Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan) Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala
Sekolah/Madrasah, Pasal 2, disebutkan bahwa untuk menjadi seorang Kepala
Sekolah/Madrasah, seorang Guru harus memiliki syarat umum dan syarat khusus.
Persyaratan Kepala Madrasah bertumpu pada kompetensi-kompetensi yang diatur
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Apapun persyaratan dan prinsip Kepala
Madrasah, semuanya mengacu pada kompetensi tersebut yaitu kompetensi
kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi sosial, kompetensi supervisi dan
kompetensi kewirausahaan.
3. Pengangkatan Kepala Madrasah
Pengangkatan Kepala Madrasah merupakan proses pengesahan seorang Calon
Kepala Madrasah menjadi Kepala Madrasah. Agar proses Pengangkatan Kepala
Madrasah dapat dipedomani dengan baik, maka berikut ini beberapa langkah yang
perlu dilaksanakan sesuai amanat Peraturan Menteri Agama Nornor 58 Tahun 2017
tentang Pengangkatan dan Pelantikan Kepala Madrasah pada madrasah yang
diselenggarakan Pemerintah:
a. Pengangkatan Kepala Madrasah dilaksanakan bagi Calon Kepala Madrasah
yang telah memiliki Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP)
Calon Kepala Madrasah;
b. Pengangkatan Kepala Madrasah dilakukan melalui proses seleksi oleh tim
seleksi yang terdiri atas unsur: Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi;
Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota; dan Pengawas. Tim seleksi
tersebut ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
kewenangannya. Tim seleksi membuat rekomendasi berdasarkan evaluasi
(dengan dilengkapi penjelasan pendukung) kepada Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi;
c. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi menetapkan
pengangkatan dan melantik Kepala Madrasah;
15
d. Pelantikan Kepala Madrasah tersebut dapat didelegasikan kepada Kepala
Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
D. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Pada dasarnya evaluasi merupakan salah satu kegiatan yang cukup kompleks.
Istilah evaluasi secara umum dianggap sudah dipahami karena sering diucapkan dan
diterapkan dalam dunia pendidikan maupun manajemen. Namun demikian, perlu
adanya persamaan persepsi mengenai apa yang dimaksud dengan evaluasi. Hal ini
penting karena meskipun sudah digunakan dan dipraktikkan secara umum, namun
tidak jarang dijumpai adanya pelaksanaan evaluasi yang tidak sesuai dengan makna
dan filosofi yang sebenarnya. Evaluasi pada prinsipnya berkaitan dengan evaluasi
tingkat ketercapaian dan kualitas suatu pekerjaan yang dilaksanakan di akhir
kegiatan di satu sisi, dan di sisi lain sebagai titik tolak untuk menyusun strategi
kebijakan dan perencanaan ke depan.
Kata evaluasi berasal dari kata evaluation dan kata tersebut memiliki
pengertian yang berkaitan dengan sebuah upaya atau usaha dalam memberikan
sebuah penilaian atau pengukuran sesuatu hal. (Arikunto dan Cepi, 2014:1). Selain
itu, evaluasi adalah kegiatan atau proses dalam pemberian nilai atau menilai sesuatu
melalui beberapa tahap pengukuran (Sudijono, 2007:5). Berkaitan dengan
fungsinya, evaluasi biasanya dilakukan dengan maksud sebagai bahan sebelum
melakukan dan membuat sebuah keputusan.
Istilah evaluasi dalam Alquran tidak dijumpai persamaan kata yang pasti,
tetapi terdapat ayat tertentu yang mengarah kepada arti evaluasi, misalnya: Al-Bala’,
memiliki makna cobaan atau ujian. Allah swt. berfirman:
م أيكم أحسن عملا وهو العزيز الغفور يبلوك حياة ل وال ت و م خلق ال الذي
Artinya: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa
di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun” (Qs. al-Mulk:2).
Ayat di atas menjelaskan bahwa akan ada balasan atas semua hal yang
dikerjakan manusia di dunia. Ayat tersebut juga memberikan hakikat akan arti
pentingnya kehidupan dan kematian, dengan begitu setiap manusia diharapkan untuk
senantiasa mengevaluasi setiap amal dan perbuatannya, seiring dengan beribadah
kepada Allah swt. dan serius menyiapkan bekal untuk kehidupan setelah kematian.
Ayat lain yang menerangkan hakikat evaluasi terkait dengan validitas alat
ukur yaitu dalam surat al-Isra Ayat 35:
لك خير وأحسن تأويلا و أوفوا الكيل إذا كلتم وزنوا بالقسطاس المستقيم ذ
Artinya: “Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah
dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya” (Qs. al-Isra:35).
Ayat di atas mengajarkan kepada kita agar senantiasa bertindak adil, jujur dan
obyektif dalam mengevaluasi setiap hasil pekerjaan serta menjauhkan diri dari
16
perbuatan yang bersifat menyimpang demi memperoleh demi keuntungan semata.
Jangan pernah mengurangi atau melebih-lebihkan ukuran atau penilaian dari hasil
yang dievaluasi, terutama jika evaluasi tersebut menyangkut hak dan kewajiban
orang lain.
Dalam melakukan proses dari evaluasi terdapat beberapa proses mengenai
pengukuran, penilaian, dan evaluasi sebagai berikut (Sudijono, 2007:4-6):
a. Proses dari pengukuran dilakukan dengan cara membuat sebuah perbandingan
secara kuantitatif.
b. Proses dari penilaian dilakukan dengan maksud memberi keputusan kepada
sesuatu hal.
c. Prose dari evaluasi biasanya dilakukan melalui dua tahap atau langkap terkait
dengan penilaian dan pengukuran kepada seseuatu hal dengan perbandingan
secara kuantitif.
Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan Stufflebeam dan Guba seperti
dikutip Yusuf (2015:20), diketahui beberapa tujuan dan cara pelaksanaan dari proses
evaluasi, yaitu:
a. Hasil dari proses evaluasi biasanya dijadikan bahan pada saat proses
pengambilan atau penetapan keputusan.
b. Proses dari evaluasi dilakukan kepada sebuah kegiatan dari sebuah program
yang dilakukan secara terus menerus.
c. Proses dari evaluasi terdiri dari beberapa tahap yaitu dimulai dari penjelasan
akan informasi yang diperlukan, kemudian melakukan proses pengumpulan
hingga memperoleh informasi tersebut dan melakukan analisis serta terakhir
adalah melakukan proses pemberian makna kepada hasil dari informasi
tersebut.
Terkait dengan penelitian yang dilakukan, diketahui dari Stufflebeam (1971)
bahwa proses dari evaluasi dilakukan dengan maksud mengetahui peningkatan dan
pencapaian dalam hal pendidikan. Selain itu dari Alkin (1969) juga menambahkan
bahwa proses dari evaluasi merupakan bagian dari aktivitas yang fokus dalam
menyediakan informasi pada saat proses pengambilan atau penetapan sebuah
keputusan. Join Committe dalam Toyibnapis (1989:46) menyatakan bahwa pada
intinya sebuah evaluasi proses merupakan pengecekan secara terus menerus
terhadap penerapan sebuah rencana. Tujuannya adalah menyediakan umpan balik
untuk mengarahkan, mengubah atau menjelaskan kembali rencana sesuai kebutuhan.
Stufflebeam dan Shinkfield (1985:159) mendefinisikan evaluasi dengan:
“Evaluation is a process that provides information to support decision
making activities related to pricing and services in accordance with the objectives
that can provide support levels of achievement for an event “ .
Evaluasi merupakan sebuah proses yang berfungsi memberikan sebuah
informasi untuk mendukung kegiatan pengambilan keuputusan terkait dengan
penetapan harga dan jasa sesuai dengan tujuan yang ada serta dapat memberi
peningkatan tingkat pemahaman kepada sebuah peristiwa. Sehingga dari penjelasan
tersebut, diketahui bahwa evaluasi berfungsi dalam menyediakan kebutuhan sebuah
informasi untuk membantu proses pertimbangan sebelum membuat dan menetapkan
sebuah keputusan.
Dari pernyataan Komite Studi Nasional dari UCLA yang dikutip oleh (Stark
dan Thomas, 1994:12), diketahui pengertian dari evaluasi merupakan gabungan
dengan beberapa proses yang berasal dari proses pemilihan, proses pengumpulan,
17
proses analisis dan proses penyajian informasi untuk mendukung proses
pengambilan dan penetapan sebuah keputusan pada saat dilakukan penyusunan
sebuah program. Selanjutnya, Griffin dan Nix (1991:3) menyatakan:
“There are several activities in the evaluation process, starting with
evaluators or people who carry out the evaluation process by making a plan
regarding the implementation of the evaluation, then the process of data collection
that will be carried out to meet the information needs related to the evaluation
carried out then the analysis process is carried out and the results are made in the
form of reports.”.
Diketahui bahwa terdapat beberapa kegiatan dari proses evaluasi dimulai
evaluator atau orang yang melakukan proses evaluasi dengan membuat perencanaan
mengenai pelaksanaan evaluasi tersebut, kemudian proses dari pengumpulan data
yang akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan informasi terkait dengan evaluasi
yang dilakukan kemudian dilakukan proses analisis dan hasilnya dibuat dalam
bentuk laporan.
Didukung dengan pernyataan dari Wirawan (2012:7), yang menjelaskan
bahwa evaluasi terdiri dari beberapa proses yang dimulai dari proses pengumpulan
data atau informasi yang kemudian dianalis dan disajikan dengan cara perbandingan
menggunakan beberapa indikator yang sudah ditetapkan sebelumnya dan hasilnya
dipergunakan pada saat pengambilan sebuah keputusan terkait dengan obyek yang
dievaluasi.
Berbeda dengan penjelasan sebelumnya, pendapat dari Suchman (1979:159)
terkait dengan evaluasi, diketahui bahwa evaluasi biasanya digunakan dengan
maksud mengetahui hasil dari pencapaian terkait dengan tujuan dari pelaksanaan
sebuah kegiatan sehingga dapat diketahui hasil dari pelaksanaan kegiatan tersebut
sudah mencapai tujuan dari kegiatan atau belum. Sedangkan dari Hasan (1988:6)
diketahui bahwa proses dari evaluasi berkaitan dengan penentuan beberapa kriteria
mengenai informasi yang dapat berguna dalam kegiatan pengambilan atau
penetapan keputusan.
Mengevaluasi merupakan salah satu bagian atau tahapan dari proses
pengawasan dan terkait dengan pernyataan tersebut terdapat pernyataan dari
Malcolm Provus sebagai pencetus Discrepancy Evaluation yang dikutip oleh
Toyibnapis (1989:49) menjelaskan bahwa pada dasarnya evaluasi dapat dilakukan
dengan membuat sebuah perbandingan dari apa yang ada dengan standar yang
berlaku sehingga dapat diketahui perbedaannya. Sedangkan Alkin (1969) dan
Cronbach (1973:26), menjelaskan manfaat dari proses evaluasi adalah menyediakan
data dan informasi bagi seseorang atau individu yang akan melakukan pengambilan
atau pembuatan keputusan. Kemudian fungsi dari evaluasi sesuai dengan
penggunaannya dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu evaluasi jenis formatif
yang digunakan pada saat dilakukan pengembangan sebuah program yang sudah ada
dan sedang berjalan dan evaluasi jenis sumatif merupakan evaluasi sebagai bentuk
pertanggungjawaban terkait dengan proses seleksi dan kecakapan sehingga dapat
membantu proses dan program yang ada. Demikian penjelasan terkait dengan fungsi
dari evaluasi, yaitu:
a. Sebagai penyedia informasi yang andal dan sahih sesuai untuk memperlengkapi
kebutuhan yang berkaitan dengan proses penetapan kebijakan dan pembuatan
keputusan serta penilaian dan pengukuran sebuah peristiwa atau kegiatan.
18
b. Membantu proses penilaian dan pengukuran sehingga diketahui hasil
pencapaian terkait dengan tujuan dari sebuah peristiwa atau kegiatan dalam
sebuah program.
c. Membantu pada saat dilakukan pembuatan beberapa alternatif atau kebijaksanaan
terkait dengan sebuah perisitiwa yang ada atau kegiatan dari sebuah program.
Menurut Musfah (2017:251), jika evaluasi dianggap sebagai bagian yang
tidak penting, pun pelaksanaannya hanya sekedar formalitas. Hasil evaluasi tersebut
tentunya tidak ditindaklanjuti dengan langkah konkret untuk memperbaiki kinerja di
tahun berikutnya. Data hasil evaluasi pun tidak berguna kecuali menghabiskan
anggaran. Sebenarnya, hasil evaluasi yang tepat merupakan data berharga untuk
melangkah di tahun depan menuju performa yang lebih baik.
Dengan fungsi tersebut maka dimungkinkan bahwa suatu program atau
keputusan/kebijaksanaan dapat (1) diteruskan dengan kondisi yang ditentukan, (2)
diteruskan tanpa diadakan perubahan, (3) dihentikan karena lebih banyak
menimbulkan masalah daripada pemecahan masalah, atau (4) dirumuskan kembali
masalahnya sehingga mungkin ditemukan tujuan, sasaran dan alternatif baru yang
sama sekali berbeda dengan sebelumnya, (5) Hasil evaluasi yang didapat segera
ditindaklanjuti untuk perbaikan program di tahun mendatang.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa evaluasi merupakan kegiatan
mengumpulkan informasi dan data guna menilai sebuah program yang telah disusun
untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai, apakah
pelaksanaan program sesuai rencana, dan dampak apa yang terjadi setelah program
dilaksanakan. Informasi ini berguna sebagai pertimbangan atau penentuan alternatif
dalam pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya.
Dalam konteks kediklatan, evaluasi merupakan bagian tak terpisahkan dari
apa yang disebut dengan sistem kediklatan. Sistem kediklatan selalu mengikuti
siklus yang terdiri dari Analisis Kebutuhan Diklat (Training Needs Analysis),
Penyusunan Perencanaan, Penyelenggaraan Program, dan Evaluasi. Evaluasi
memang sebagai bagian akhir dari sistem diklat. Tetapi last but not less, evaluasi
justru berperan penting bagi kelanjutan program itu sendiri. Dengan dasar hasil
evaluasi itulah pimpinan dapat menyusun perencanaan program yang lebih
berkualitas dari sebelumnya. Untuk itu, evaluasi bukan semata-mata akhir dari
sebuah pekerjaan melainkan juga awal dari sebuah perencanaan. Begitulah
seterusnya bagai sebuah garis lingkaran (circle line).
2. Pengertian Evaluasi Program
Arikunto (2006:5) menjelaskan program adalah kegiatan atau aktivitas yang
dirancang untuk melaksanakan kebijakan dan dilaksanakan untuk waktu yang tidak
terbatas. Kebijakan tertentu bersifat umum dan untuk merealisasikan kebijakan
disusun berbagai jenis program. Sedangkan melakukan evaluasi program adalah
kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan
dari kegiatan yang direncanakan (Arikunto, 1998:65).
Adapun kata program berasal dari bahasa Inggris yang berarti acara, rencana,
program adalah kegiatan yang direncanakan dengan seksama. Program dapat
didefinisikan sebagai unit kegiatan yang merupakan implementasi dari suatu
kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam
suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang (Ecols, 2016:450). Dari uraian
tersebut dapat ditangkap bahwa program adalah suatu kegiatan perlu direncanakan
19
dalam sebuah organisasi yang melibatkan sekelompok orang untuk
merealisasikannya, sebagai bentuk dari implementasi kebijakan, dan dilakukan
secara terus menerus.
Sedangkan Sudjana (2006:18) mendefinisikan evaluasi program sebagai
kegiatan sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan
data sebagai masukan untuk pengambilan keputusan. Penetapan keputusan ini
didasarkan atas perbandingan secara hati-hati terhadap data yang diobservasi dengan
standar tertentu yang telah dibakukan.
Terdapat tiga unsur batasan dalam evaluasi program yaitu kegiatan sistematis,
data, dan pengambilan keputusan. Kegiatan sistematis mengandung makna bahwa
evaluasi program dilakukan melalui prosedur yang tertib berdasarkan kaidah-kaidah
ilmiah. Data yang dikumpulkan sebagai fokus evaluasi program diperoleh melalui
kegiatan mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan penyajian dengan
menggunakan pendekatan, model, metode dan teknik ilmiah. Sedangkan
pengambilan keputusan bermakna bahwa data yang disajikan itu akan bernilai
apabila menjadi masukan berharga untuk proses pengambilan keputusan terhadap
program yang dievaluasi. (Arikunto, 2006:25).
Berdasarkan hasil pemikiran dari beberapa ahli di atas, secara sederhana dapat
disimpulkan bahwa evaluasi program adalah rangkaian kegiatan atau usaha
penyediaan informasi yang diperoleh dengan data yang telah diolah secara ilmiah
untuk melihat keberhasilan dan ketercapaian program, serta sebagai sarana
pengambilan keputusan apakah program tersebut dilanjutkan atau diberhentikan,
serta mengetahui letak kekurangan atau komponen yang mana yang tidak seusai
dengan semestinya sehingga harus diperbaiki.
Dampak dari sebuah kegiatan itu akan meliputi banyak orang dan menyangkut
banyak evaluasi oleh karena itu dibutuhkan sebuah evaluasi agar dapat dikaji apa
kekurangannya, dan kekurangan tersebut akan dipertimbangkan untuk pelaksanaan
kegiatan diwaktu yang lain. Rencana atau program perlu dievaluasi agar dapat
diketahui keunggulan, kelemahan, peluang, serta tantangannya dalam mencapai
tujuan yang telah direncanakan maka, evaluasi program itu sendiri merupakan
kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari kegiatan
yang sudah direncanakan.
Berdasarkan berapa pengertian evaluasi dan evaluasi program di atas, jelas
bahwa evaluasi sangat bermanfaat. Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan
berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan dan
menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar bagi pengambilan
kebijakan/keputusan dalam menentukan alternatif keputusan maupun menyusun
program selanjutnya. Melalui evaluasi, program dilakukan secara sistematik, rinci,
dan menggunakan prosedur yang sudah diuji secara cermat dengan metode tertentu
akan diperoleh data yang handal dan dapat dipercaya. Penentuan kebijakan akan
tepat apabila data yang digunakan sebagai dasar pertimbangan tersebut besar, akurat,
dan lengkap.
3. Manfaat dan Tujuan Evaluasi Program
Evaluasi program memiliki banyak manfaat dan tujuan bagi kepentingan
lembaga dalam mengidentifikasi keberhasilan suatu program yang dilaksanakan.
Manfaat evaluasi program menurut Arikunto dan Cepi (2014:22) sebagai informasi
yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna bagi pengambilan keputusan
20
dan kebijakan lanjutan program, karena dari masukan hasil evaluasi program itulah
para pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program yang sedang
atau telah dilaksanakan.
Menurut Roswati dalam Munthe (2015:7) memaparkan tentang manfaat dari
evaluasi program:
a. Memberikan masukan apakah suatu program dihentikan atau diteruskan.
b. Memberitahukan prosedur mana yang perlu diperbaiki.
c. Memberitahukan strategi, atau teknik yang perlu dihilangkan/diganti.
d. Memberikan masukan apakah program yang sama dapat diterapkan di tempat
lain.
e. Memberikan masukan dana harus dialokasikan ke mana.
f. Memberikan masukan apakah teori/pendekatan tentang program dapat
diterima/ditolak.
Adapun manfaat evaluasi program menurut Arikunto dan Cepi (2014:22)
yaitu;
a. Menghentikan program
Dalam hal ini program tersebut dipandang tidak ada manfaatnya atau tidak
terlaksana sebagaimana mestinya sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai,
maka program bisa dihentikan.
b. Merevisi program
Maksudnya jika dalam sebuah program ada beberapa hal yang kurang
sesuai dengan harapan (terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit), maka program
tersebut dapat diperbaiki kembali sehingga program dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.
c. Melanjutkan program
Karena pelaksanaan program menunjukan bahwa segala sesuatu sudah
berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan memberikan hasil yang bermanfaat,
maka program tersebut dapat dilanjutkan.
d. Menyebarluaskan program
Dapat berupa pelaksanaan program di tempat-tempat lain atau mengulangi
lagi program yang sama dilain waktu karena program tersebut berhasil dengan
baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain.
Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai
manfaat dari evaluasi program yakni memberikan masukan berupa informasi yang
akurat dan objektif kepada pembuat atau pelaksana program untuk mengambil
keputusan apakah program dilajutkan, direvisi atau dihentikan serta informasi apa
saja hal yang perlu diperbaiki.
Ada dua macam tujuan evaluasi, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum diarahkah kepada program keseluruhan, sedangkan tujuan khusus
diarahkan pada tiap. Tujuan evaluasi secara implisit telah terumuskan dalam definisi
evaluasi yaitu, untuk menyajikan data sebagai masukan bagi pengambilan
keputusan. Tujuan khusus mencakup upaya untuk memberikan masukan tentang
evaluasi itu sendiri, baik segi kebijaksanan pendidikan, hasil program, sumberdaya,
manajemen program dan sebagainya komponen (Arikunto, 2006:27).
Tujuan evaluasi adalah untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya
sesuatu yang selanjutnya informasi tersebut dipergunakan untuk menentukan
alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan (Arikunto, 2006:27). Selain itu
menurut Mujiman dalam Musfah (2011:92) menyebutkan bahwa evaluasi pada
21
intinya bertujuan untuk mengukur keberhasilan program, dalam segi hasil belajar
partisipan berupa perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, yang
diperkirakan sebagai akibat diklat dan kualitas penyelenggaraan program diklat
dalam evaluasi yang bersifat teknis dan substantif. Widoyoko (2015:6)
mendefinisikan bahwa tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang
akurat dan objektif tentang suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses
pelaksanaan program, dampak hasil yang dicapai, efisiensi serta pemanfaatan hasil
evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk mengambil
keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Selain itu, juga
dipergunakan untuk kepentingan penyusunan program berikutnya maupun
penyusunan kebijakan yang terkait dengan program.
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan
bahwa tujuan evaluasi program adalah untuk memperoleh informasi dari program
yang sudah dilaksanakan dan mengetahui sejauh mana program tersebut berhasil
dicapai dengan data yang akurat dan objektif. Informasi ini berguna untuk alternatif
dalam pengambilan keputusan dan menetapkan kebijakan yang akan diambil untuk
perbaikan program di masa yang akan datang.
4. Model Evaluasi Program
Model evaluasi merupakan rancangan yang akan dipakai untuk
melakukan evaluasi terhadap suatu program. Pemilihan model evaluasi sangat
penting karena setiap program memiliki karakteristik yang berbeda dan setiap model
evaluasi memiliki asumsi, pendekatan, terminologi dan logika berpikir yang
berbeda pula. Para ahli evaluasi telah berusaha membuat model evaluasi yang
dapat digunakan oleh para evaluator untuk mengevaluasi suatu program. Model-
model evaluasi yang telah dikembangkan oleh para ahli tersebut bentuknya
beragam.
Dalam pelaksanaan penelitian evaluasi program, Kaufman dan Thomas
(1980:109) menyebutkan beberapa model yang sangat terkenal, antara lain:
Scriven’s Formative-Sumative Model, CIPP Model, CSE-UCLA Model, Stake’s
Countenance Model, Tyler’s Goal Attainment Model, Provus’s Discrepancy Model,
Scriven’s Goal-Free Model, dan Stake’s Responsive.
a. Scriven’s Formative-Sumatif Model
Evaluasi formatif dilakukan ketika kebijakan, program atau proyek mulai
dilaksanakan dan evaluasi sumatif dilakukan pada akhir pelaksanaan program.
Menurut Scriven seperti dikutip oleh Wirawan (2012:86) bahwa “evaluasi formatif
merupakan loop balikan dalam memperbaiki produk dan evaluasi sumatif untuk
mengukur kinerja akhir objek evaluasi.
b. CIPP Model
Model evaluasi Context, Input, Process, dan Product (CIPP) mulai
dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam pada tahun 1966. Dalam bukunya Wirawan
(2012:92), Stufflebeam mendefinisikan evaluasi sebagai proses melukiskan
(delineating), memperoleh, dan menyediakan informasi yang berguna untuk
menilai alternatif-alternatif pengambilan keputusan. Melukiskan artinya
menspesifikasikan, mendefinisikan, dan menjelaskan untuk memfokuskan informasi
yang diperlukan oleh para pengambil keputusan. Memperoleh artinya dengan
memakai pengukuran dan statistik untuk mengumpulkan, mengorganisasi dan
22
menganalisis informasi. Menyediakan artinya memberikan informasi sehingga akan
melayani dengan baik kebutuhan evaluasi para pemangku kepentingan evaluasi.
Stufflebeam seperti kutip Wirawan (2012:92-96) juga menyatakan model
evaluasi CIPP merupakan kerangka yang komprehensif untuk mengarahkan
pelaksanaan evaluasi formatif dan sumatif terhadap objek program, proyek
personalia, produk, institusi, dan sistem.Model CIPP terdiri dari empat jenis
evaluasi, yaitu: Evaluasi Konteks (context Evaluation), Evaluasi masukan (Input
Evaluation), Evaluasi Proses (Process Evaluation), dan Evaluasi Produk (Product
Evaluation).
1) Evaluasi Konteks ( Context Evaluation )
a) Evaluasi untuk menganalisis permasalahan yang dihadapi dan kebutuhan
(need) dalam latar pendidikan tertentu. Kebutuhan adalah ketimpangan
antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diinginkan atau seharusnya.
b) Jika kebutuhan telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah
menentukan obyektif atau tujuan program yang akan menghilangkan
ketimpangan.
2) Evaluasi Konteks dilakukan untuk menjawab pertanyaan:
a) Kebutuhan apa yang belum dipenuhi oleh kegiatan program;
b) Tujuan pengembangan manakah yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan;
c) Tujuan manakah yang paling mudah dicapai.
3) Evaluasi Masukan ( Input Evaluation )
a) Evaluasi ini untuk menilai strategi dan sumber-sumber yang diperlukan
untuk mencapai obyektif program.
b) Hasil dari evaluasi masukan untuk membantu pengambilan keputusan
memilih strategi dan sumber terbaik dalam keterbatasan untuk mencapai
obyektif program.
c) Komponen evaluasi masukan meliputi :
(1) Sumber daya manusia;
(2) Sarana dan peralatan pendukung;
(3) Dana/anggaran.
4) Evaluasi Proses ( Process Evaluation )
Evaluasi proses digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi rancangan
prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan
informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang
telah terjadi. Evaluasi proses meliputi koleksi data evaluasi yang telah ditentukan
dan diterapkan dalam praktik pelaksanaan program. Pada dasarnya evaluasi proses
untuk mengetahui sampai sejauh mana rencana telah diterapkan dan komponen apa
yang perlu diperbaiki (Arikunto, 1993:45).
5) Evaluasi Produk/Hasil ( Product Evaluation )
Dari hasil evaluasi produk diharapkan dapat membantu pimpinan proyek atau
guru untuk membuat keputusan yang berkenaan dengan kelanjutan, akhir maupun
modifikasi program. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa evaluasi
produk merupakan evaluasi yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Data yang dihasilkan akan sangat
menentukan apakah program diteruskan, dimodifikasi atau dihentikan (Arikunto,
1993:46).
23
c. CSE-UCLA Model
CSE-UCLA merupakan singkatan, yaitu Center for the Study of Evaluation-
University of California in Los Angeles. Wirawan (2012:42) menjelaskan ciri dari
model CSE-UCLA adalah adanya lima tahap yang dilakukan dalam evaluasi yaitu
perencanaan, pengembangan, implementasi, hasil, dan dampak. Ferdinand dalam
Wirawan (2012:44) memberikan penjelasan tentang model CSE-UCLA menjadi
empat tahap yaitu (1) needs assessment, (2) program planning, (3) formative
evaluation, dan (4) summative evaluation.
d. Stake’s Countenance Model
Stake’s Countenance Model dikembangkan oleh Stake. Model Stake
menekankan pada adanya pelaksanaan dua hal pokok, yaitu (1) deskripsi
(description) dan (2) pertimbangan (judgements); serta membedakan adanya tiga
tahap dalam evaluasi program yaitu (1) anteseden (antecendents/context), (2)
transaksi (transaction/process), dan keluaran (output-outcomes) (Wirawan,
2012:44).
e. Tyler’s Goal Attainment Model
Tyler adalah seorang yang dianggap bapak evaluasi karena pada tahun 1950
telah memberikan sumbangannya dalam memberikan definisi pada evaluasi.
Menurut Tyler dalam Kaufman dan Thomas (1980:126), “Pengertian evaluasi perlu
ditekankan pada pemerolehan gambaran mengenai efektivitas sistem pendidikan
yang mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan atau pembelajaran.” Evaluasi
harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus menurus sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai secara berkelanjutan.
f. Provus’s Discrepancy Model
Discrepancy Model dikembangkan oleh Malcolm Provus. Kata discrepancy
jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti “kesenjangan”. Model ini
menekankan pada adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan program. Evaluasi
program yang dilakukan oleh evaluator mengukur besarnya kesenjangan yang ada
disetiap komponen (Kaufman dan Thomas, 1980:126).
g. Scriven’s Goal-Free Model
Model evaluasi ini dikemukakan oleh Scriven. Dalam evaluasi ini sebaiknya
evaluator tidak mengetahui tujuan program sebelum melakukan evaluasi karena
evaluasi ini untuk mengetahui pengaruh yang sesungguhnya dari operasi program.
Pengaruh program mungkin berbeda atau lebih banyak atau lebih luas dari tujuan
program sebelum melakukan evaluasi. Evaluator yang mengetahui tujuan program
sebelum melakukan evaluasi terkooptasi oleh tujuan dan akan tidak memperhatikan
pengaruh program di luar tujuan tersebut. Evaluator berfungsi melakukan tugas
evaluasi untuk mengetahui pengaruh yang sesungguhnya dari operasi program
(Wirawan, 2012:85).
h. Stake’s Responsive Model
Model evaluasi responsif (Stake’s Responsive Model) dikembangkan oleh
Robert Stake. Pada awalnya Stake menamai model evaluasi ini Countenance of
Educational Evaluation. Daniel L. Stufflebeam dan Anthony J. Shinfield memberi
nama model ini sebagai Client-centered Evaluation atau evaluasi yang berpusat pada
klien (Wirawan, 2012:85).
i. Evaluasi Kirkpatrick Model
Kirkpatrick adalah salah seorang ahli evaluasi program diklat dalam bidang
pengembangan sumber daya manusia (SDM). Model evaluasi yang dikembangkan
24
oleh Kirkpatrick dikenal dengan istilah Kirkpatrick Four Levels Evaluation Model.
Evaluasi terhadap keefektifan program pembelajaran menurut Kirkpatrick (1998)
mencakup empat tahap evaluasi, yaitu: tahap 1 reaction; tahap 2 learning; tahap 3
behavior; dan tahap 4 result.
5. Model Evaluasi Kirkpatrick
Diketahui bahwa model dari evaluasi Kirkpatrick biasanya digunakan dalam
proses evaluasi dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan karena sesuai dengan
proses evaluasinya dilakukan dapat diterapkan dengan berbagai kondisi dari
berbagai kegiatan yang ada pada banyak jenis diklat atau pendidikan dan pelatihan
secara menyeluruh atau menjangkau semua bagian atau tahap kegiatan program
kegiatan diklat (Prilianti, 2017:36).
Terdapat beberapa tahap dari proses evaluasi dengan model Kirkpatrick yaitu
terdiri dari evaluasi tahap dari reaksi, evaluasi tahap dari belajar, evaluasi tahap dari
perilaku, dan evaluasi tahap dari dampak (Wirawan: 2012:300).
Demikian penjelasan mengenai beberapa tahap dalam proses evaluasi dengan
model dari Kirkpatrick, yaitu:
a. Tahap Reaksi
Proses dari evaluasi tahap ini berkaitan dengan hasil pikiran dari peserta yang
mengikuti kegiatan dalam sebuah program yang diselenggarakan serta respon
perserta kepada narasumber, fasilitas dan pengguaan metode program serta isi
keseluruhan kegiatan dari program. Dalam tahap ini biasanya terdapat beberapa
pernyataan dari peserta terkait dengan kepuasan peserta kepada program yang
dilaksanakan. Diketahui proses evaluasi pada tahap ini berfungsi dalam mengetahui
respon dari pelatihan yang kemudian hasil dari respon peserta tersebut dapat
menjadi sebuah informasi secara kuantitatif yang dapat menjadi masukan bagi pihak
penyelenggara program kegiatan tersebut sehingga dapat digunakan dengan maksud
meningkatkan kinerja dan kualitas dari program pelatihan yang dilakukan
selanjutnya. (Utomo, 2016:38).
Berkaitan dengan rasa puas dari peserta kegiatan diklat, hal tersebut dapat
diketahui melalui pengukuran kepada beberapa aspek yang terdiri dari aspek materi
diklat yang diberikan kemudian dari aspek fasilitas yang tersedia untuk mendukung
kegiatan diklat, cara atau metode penyampaian materi diklat yang yang digunakan
narasumber, lalu dari media pembelajaran diklat yang disediakan penyelenggara dan
jadwal pelaksanaan kegiatan diklat. Biasanya agar proses pengukuran menjadi lebih
mudah dan efektif maka kegiatan dari pengukuran terkait proses evaluasi tahap dari
reaksi, dilakukan dengan membuat sebuah reaction sheet dalam bentuk angket atau
kuesioner.
b. Tahap Belajar
Kirkpatrick (1998:20) mengemukakan “Training participants can be said to
have learned if they have experienced changes such as increased knowledge,
changing attitudes for the better and increasingly developing skills”. Pada tahap dari
belajar, seorang narasumber dapat memberi pengajaran berkaitan dengan tujuan
kegiatan program pembelajaran, yaitu terdiri dari pengetahuan, sikap dan
keterampilan sehingga berdasarkan penjelasan tersebut, peserta diklat dapat
dikatakan sudah belajar jika sudah mengalami perubahan seperti meningkatnya
pengetahuan, perubahan sikap menjadi lebih baik dan keterampilan yang semakin
berkembang.
25
Proses pengukuran dalam evaluasi tahap dari belajar dilakukan dengan
menggunakan beberapa aspek, terdiri dari pengetahuan yang telah didapat dan
dikuasai peserta kemudian perubahan sikap dari perserta dengan menjadi lebih baik
dan peningkatan dari keterampilan peserta menjadi lebih berkembang. Fungsi dari
proses evaluasi tahap ini adalah untuk mengukur pencapaian proses pembelajaran
sampai pada fase tertentu, yang hasilnya digunakan untuk perbaikan proses
berikutnya.
c. Tahap Perilaku (Evaluating Behavior)
Evaluasi perilaku berbeda dengan evaluasi terhadap sikap. Penilaian sikap
pada evaluasi level 2 difokuskan pada perubahan sikap yang terjadi pada saat
kegiatan pelatihan dilakukan sehingga lebih bersifat internal, sedangkan penilaian
perilaku (behavior) difokuskan pada perubahan tingkah laku setelah peserta kembali
ke tempat kerja (Widoyoko, 2015:177).
Perubahan perilaku apa yang terjadi di masyarakat setelah peserta diklat
mengikuti program pembelajaran. Dengan kata lain yang perlu dinilai adalah apakah
peserta diklat merasa senang setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dan kembali
ke masyarakat? Bagaimana peserta diklat dapat mentransfer pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diperoleh selama kegiatan pembelajaran untuk
diimplementasikan di masyarakat? Karena yang dinilai adalah perubahan perilaku
setelah kembali ke masyarakat maka evaluasi tahap perilaku ini dapat disebut
sebagai evaluasi terhadap outcomes dari kegiatan diklat. Pada evaluasi tahap
perilaku ini berfungsi untuk menilai perubahan perilaku setelah diklat sesuai hasil
proses akhir materi program diklat.
d. Tahap Dampak (Evaluating Result)
Evaluasi dampak ini difokuskan pada hasil akhir (final result) yang terjadi
karena peserta diklat setelah mengikuti suatu program. Menurut Kirkpatrick seperti
dikutip Widodo (2015) yang termasuk dalam kategori hasil akhir dari suatu program
pembelajaran di antaranya adalah kenaikan produktivitas, peningkatan kualitas,
penurunan biaya, penurunan kuantitas terjadinya kecelakaan kerja, penurunan
turnover (pergantian), dan kenaikan keuntungan.
Beberapa program mempunyai tujuan meningkatkan moral kerja maupun
membangun teamwork (tim kerja) yang lebih baik. Dengan kata lain adalah evaluasi
terhadap impact program (pengaruh program). Tidak semua pengaruh dari sebuah
program dapat diukur dan juga membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena
itu evaluasi tahap dampak ini lebih sulit dibandingkan dengan evaluasi pada tahap-
tahap sebelumnya.
Hasil berkaitan dengan terjadinya peningkatan dan perbaikan performasi
organisasi setelah dilakukannya diklat. Dalam tahap ini akan melihat sejauh mana
diklat yang dilakukan memberikan dampak terhadap peningkatan kinerja,
produktivitas, kepuasan kerja, kerja sama, ataupun penurunan kinerja yang dialami
oleh peserta yang telah mengikuti diklat.
Kirkpatrick seperti dikutip Widodo (2015:100-105) mengungkapkan hal
senada yang terkait dengan model evaluasi diklat yang terdiri dari pendekatan:
1) Opini Peserta
Merupakan hal yang memberikan respon dan saran untuk perbaikan. Pendekatan
ini dilakukan untuk mendapatkan umpan balik secara cepat.
2) Tingkat Pembelajaran
26
Beberapa organisasi melaksanakan tes untuk menentukan sejauh mana yang telah
dipelajari oleh para peserta dalam program diklat.
3) Perubahan Perilaku
Dengan melihat adanya perubahan perilaku yang muncul terhadap peserta diklat
yang berkaitan dengan pengerjaan tugas yang diberikan.
4) Pencapaian Tujuan Diklat dan Pengembangan
Dengan cara melibatkan penentuan sampai mana program tersebut telah
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan secara nyata berdampak pada
kinerja.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model evaluasi
Kirkpatrick merupakan model evaluasi diklat yang terdiri dari evaluasi reaksi,
pembelajaran, perilaku, dan hasil. Masing masing tingkat evaluasi memiliki
komponen berbeda yang akan dievaluasi. Pada evaluasi reaksi memfokuskan pada
opini peserta diklat terhadap kepuasannya, evaluasi pembelajaran tentang bagaimana
pengetahuan peserta diklat terhadap pembelajaran yang diberikan dalam diklat,
evaluasi perilaku difokuskan pada perubahan tingkah laku peserta setelah diklat, dan
evaluasi hasil difokuskan pada dampak dari diklat.
6. Evaluasi Program Diklat
Menurut Dearden dalam Widodo(2015), diklat pada dasarnya meliputi proses
belajar mengajar dan latihan bertujuan untuk mencapai tingkatan kompetensi
tertentu, pada hasil diklat peserta diharapkan untuk memperbaiki kinerja. Widodo
(2015:82) sendiri menyimpulkan bahwa diklat adalah serangkaian aktivitas individu
dalam meningkatkan keahlian dan pengetahuan secara sistematis sehingga mampu
memiliki kinerja yang profesional pada bidangnya.
Diklat dan pengembangan merupakan usaha mengurangi atau menghilangkan
terjadinya kesenjangan antara kemampuan karyawan dengan yang dikehendaki
organisasi. Usaha tersebut melalui peningkatan kemampuan kerja yang dimiliki
karyawan dengan cara menambah pengetahuan keterampilan serta merubah sikap
(Sedarmayanti, 2011:163). Diklat adalah proses sistematik pengubahan perilaku para
pegawai dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional. Diklat
biasanya dimulai dengan orientasi yakni suatu proses dimana pegawai diberi
informasi dan pengetahuan tentang kepegawaian, organisasi, harapan-harapan untuk
mencapai performance tertentu yang dapat meningkatkan kinerja pegawai pada
jabatan yang didudukinya (Syukur, 2012:86).
Kaswan (2013:2) mengungkapkan bahwa diklat adalah proses meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan karyawan. Diklat memungkinkan juga meliputi
pengubahan sikap sehingga karyawan dapat melakukan pekerjaannya lebih efektif.
Diklat bisa dilakukan di setiap tingkat baik tingkat bawah maupun atas. Pada
tingkatan bawah bisa berisikan pengajaran bagaimana mengerjakan suatu tugas
misalnya cara mengoperasikan mesin atau membuat sebuah produk. Tujuan dari
proses ini adalah untuk menguji apakah Diklat tersebut efektif di dalam mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Program diklat dapat dilangsungkan di tempat
kerja atau di tempat yang disimulasikan sebagai tempat kerja.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa diklat harus merupakan kegiatan
yang dirancang dengan susunan tertentu dengan tujuan meningkatkan kinerja
pekerja dalam pekerjaan yang sesuai dengan bidang masing-masing yang dapat
dilakukan di semua tingkat dalam organisasi.
27
Terdapat beberapa implementasi diklat, tahapan yang menunjukkan
pelaksanaan dari diklat dan sesuai dengan tujuan serta desain diklat yang telah
dibuat sebelumnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi diklat
yaitu:
a. Peserta
Peserta yang akan mengikuti dan menerima diklat. Dalam bidang pendidikan
adalah kepala sekolah, guru, bagian tata usaha, maupun operator di sekolah.
b. Pelatih
Pelatih adalah seseorang atau sebuah tim yang akan memberikan
latihan/pendidikan kepada peserta diklat yang dikehendaki.
c. Metode Diklat
Metode merupakan teknik yang digunakan dalam melaksanakan suatu kegiatan.
Keberhasilan dari sebuah Diklat tak luput dari penggunaan metode yang tepat.
Menurut Sikula dalam Widodo (2015:87) metode diklat meliputi:
1) On The Job Diklat
Metode on the job merupakan tentang metode dimana peserta diklat dilatih
tentang pekerjaan baru dengan pengawasan langsung seorang pelatih yang
berpengalaman. Metode ini meliputi semua upaya untuk mempelajari suatu
pekerjaan sambil mengerjakannya di tempat kerja yang sesungguhnya. Contoh
berupa magang, rotasi jabatan, ataupun coaching.
2) Off The Job Diklat
Diklat dilaksanakan di tempat yang terpisah dengan tempat kerja. Pada
metode ini diklat dilaksanakan dengan memberikan peserta diklat keahlian dan
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan pada waktu terpisah
dari waktu kerja mereka. Contoh teknik-teknik presentasi informasi, dan metode
simulasi.
Agar menjadi efektif, program diklat dalam sebuah organisasi harus
memperbaiki kekurangan keterampilan. Untuk itu, program diklat perlu dievaluasi.
Samsudin (2009:123) mengemukakan beberapa alasan program diklat harus
dievaluasi adalah sebagai berikut:
a. Memastikan bahwa diklat benar-benar merupakan sarana tindakan yang tepat
dalam usaha untuk memperbaiki kinerja dan produktifitas sehingga dapat
disejajarkan dengan sarana/tindakan-tindakan lain yang umumnya digunakan.
b. Memastikan bahwa dana yang digunakan benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan.
c. Membantu memperbaiki desain program diklat dimasa yang akan datang.
d. Membantu dalam menentukan metode diklat yang tepat.
Dari penjelasan di atas, dapat kita lihat bahwa diperlukannya evaluasi pada
diklat agar pelaksanaan dari sebuah diklat dapat berjalan sesuai dengan rencana, dan
dapat terkontrol oleh pihak yang bertanggung jawab atas diklat tersebut. Kaswan
(2013:217) menjelaskan beberapa alasan mengapa program diklat perlu dievaluasi,
yaitu:
a. Untuk mengidentifikasi kekuatan atau kelemahan program. Hal ini meliputi
penentuan apakah program memenuhi tujuan pembelajaran, kualitas lingkungan
pembelajaran, dan apakah transfer diklat pada pekerjaan terjadi.
b. Untuk menilai apakah isi, organisasi, dan administrasi program berkontribusi
terhadap pembelajaran dan penggunaan isi diklat pada pekerjaan.
28
c. Untuk mengidentifikasi peserta diklat mana yang paling memperoleh manfaat
dari diklat.
d. Untuk membandingkan biaya dan manfaat investasi diklat dengan tidak adanya
diklat, dan untuk membandingkan biaya dan manfaat program-program diklat
yang berbeda untuk memilih yang terbaik.
Evaluasi-evaluasi yang disebutkan di atas, dapat menjadi pertimbangan dalam
menindaklanjuti program yang dilaksanakan apakah perlu perbaikan, penyesuaian
dengan perkembangan baru yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan
zaman agar diklat yang dilakukan benar-benar menjadi diklat yang diperlukan oleh
peserta diklat.
7. Standar Evaluasi
Dalam evaluasi program diklat diperlukan standar evaluasi sesuai kategori
seperti yang tercantum pada Surat Keputusan Kepala Badan Litbang dan Diklat
Nomor 60 Tahun 2012 tentang Standar Kediklatan Kementerian Agama (Balitbang
Diklat, 2012).
Standar merupakan suatu prinsip yang disepakati bersama oleh orang-orang
yang berkecimpung dalam praktik profesional. Standar berisi prinsip atau norma-
norma umum yang disepakati oleh para profesional. Hasil evaluasi akan berkualitas
dan adil bagi semua stakeholder evaluasi jika standar tersebut dipenuhi. Standar
evaluasi merupakan standar untuk mengukur hasil evaluasi dari kualitas rendah
sampai kualitas tinggi dan dari tidak layak hingga layak. Jika standar dipenuhi atau
dipergunakan dalam rancangan dan pelaksanaan evaluasi, maka hasil evaluasi akan
tinggi kualitas dan kelayakannya (Wirawan, 2012:278).
Dalam melaksanakan kegiatan evaluasi program seorang evaluator harus
mengikuti kaidah dan prosedur tertentu untuk menjamin evaluasi berjalan baik
sesuai standar evaluasi program. Standar evaluasi ada 4 kategori yaitu standar utility
(kegunaan), feasibility (kelayakan), propriety (kesahihan) dan accuracy (ketepatan)
(The Joint Committee, 2011).
a. Standar utility
Standar utility yaitu standar yang ditujukan untuk memastikan bahwa
evaluasi akan melayani kebutuhan informasi pemakainya. Standar ini memandu
evaluasi agar informatif, tepat waktu, dan berpengaruh serta mengharuskan
evaluator untuk mengenal audiensi, mendefinisikan audiensi secara jelas,
memastikan kebutuhan informasi dengan pasti, merencanakan evaluasi untuk
merespon kebutuhan tersebut, dan melaporkan informasi yang relevan dengan
jelas dan tepat waktu.
Dalam standar utility, kemanfaatan hasil program merujuk kepada
kepentingan klien dan audiensi yang akan memanfaatkan hasil evaluasi program
ini dalam keberlanjutan program yang secara jelas tertuang pada bagian
pendahuluan. Kemanfaatan kepentingan klien adalah seluruh guru di madrasah
baik yang sekarang maupun yang akan datang maupun untuk tujuan-tujuan
jangka panjang yang bersifat strategis.
b. Standar feasibility
Standar feasibility atau kelayakan maksudnya bahwa suatu evaluasi harus
layak, dapat diterapkan di dunia nyata, tidak hanya sekedar di Laboratorium
eksperimental. Secara keseluruhan, standar kelayakan memerlukan suatu
evaluasi harus reliastik, bijaksana, diplomatik, layak politik, hemat waktu, dan
29
hemat biaya. Evaluasi menggunakan prosedur evaluasi tepat dan beroperasi di
lingkungan program, harus menghindari hal yang menganggu atau merusak pada
program ini. Standar feasibility ditujukan untuk memastikan bahwa evaluasi akan
realistik, hati-hati dan bijaksana, diplomatik dan cermat.
Suatu evaluasi harus memenuhi kondisi kepatutan atas dasar pada kejelasan,
dan perjanjian tertulis dimana mendefinisikan kewajiban evaluator untuk
mendukung pelaksanaan evaluasi. Evaluasi harus melindungi hak semua pihak
yang terlibat. Evaluasi harus jujur dan tidak redistorsi dengan cara apapun.
Laporan harus dibebaskan sesuai dengan perjanjian dan berlaku undang-undang
informasi. Selain itu juga laporan harus menyampaikan secara seimbang antara
kelemahan dan kekuatan. Standar evaluasi merefleksikan fakta bahwa evaluasi
dapat mempengaruhi banyak orang, melindungi hak-hak semua pihak dalam
evaluasi.
Secara umum, standar kepatutan mengharuskan evaluasi dilakukan secara
sah, etis dan dengan memperhatikan kesejahteraan mereka yang terlibat dalam
evaluasi serta mereka yang terkena dampak hasil.
c. Standar accuracy (akurasi)
Suatu evaluasi harus akurat, artinya evaluasi harus dapat menentukan
apakah evaluasi telah menghasilkan informasi yang dapat dipercaya. Standar ini
ditujukan untuk memastikan bahwa suatu evaluasi akan mengungkapkan dan
membawa informasi teknikal yang mencukupi mengenai wajah yang menentukan
nilai atau manfaat dari program yang sedang dievaluasi. Evaluasi juga harus
melaporkan temuan yang valid dan reliable. Ini harus mengidentifikasi dan
membuktikan kelayakan sumber informasi evaluasi, metode pengukuran dan
perangkat, prosedur analitis, dan ketentuan untuk pengendalian bias dan meta
evaluation.
Evaluasi juga menyajikan kekuatan, kelemahan, dan keterbatasan rencana
evaluasi, prosedur, informasi, dan kesimpulan. Evaluasi menggambarkan dan
menilai sejauh mana evaluasi memberikan evaluasi yang independen berisi
sebagai kaitan untuk evaluasi diri yang mungkin bias. Secara umum, kelompok
akhir dari standar memerlukan evaluator untuk memperoleh informasi teknis
suara, menganalisis dengan benar, melaporkan kesimpulan dibenarkan, catat
setiap peringatan yang bersangkutan, dan mendapatkan atau melakukan meta
evaluation. Dalam standar accuracy, peneliti berusaha memperlakukan data dan
fakta secara hati-hati dan menginterpretasikan secara layak dan akurat.
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Berikut penjelasan dari beberapa penelitian yang sesuai dengan evaluasi yang
dilakukan peneliti, yaitu:
Dari hasil penelitian Anshori (1998) mengenai Evaluasi Implementasi Hasil
Diklat Teknis Guru IPA MTs Peserta Diklat diketahui proses dari pelaksanaan diklat
memberi pengaruh kepada peningkatan kompetensi dari guru IPA MTs dan
dibuktikan melalui persentase dengan nilai 79 persen. Meskipun diketahui masih
terdapat beberapa permasalahan terkait dengan proses rekrutmen dari peserta,
pembelajaran diklat belum mampu menjangkau seluruh peserta, frekuensi diklat
yang terbatas, kurangnya sarana pendukung, model pembelajaran hanya fokus
30
kepada praktek yang berasal dari laboratorium, dan diklat kurang melibatkan banyak
pihak.
Dari hasil penelitian Habibullah Mustafa (2017:169) mengenai Evaluasi
terhadap Program diklat Keterampilan Pada Institut Kemandirian Dompet Dhuafa
Tangerang diketahui hasil analisis mengenai dampak baik dari segi ekonomi dan
segi kepribadian para peserta yang merasakan perubahan ekonomi sehingga mereka
mampu seluruh kebutuhannya serta dampak dari segi kepribadian yaitu peserta
merasa lebih percaya diri dan menjadi sering ibadah serta mendapat tambahan
pengetahuan akan agama.
Dari hasil Penelitian Hendang Setyo Rukmi, Dwi Novirani, Ahmad Sahrul
(2003) mengenai evaluasi diklat yang menggunakan Model Kirkpatric diketahui
bahwa terdapat reaksi positif yang cukup tinggi saat pelaksanaan diklat tersebut
meskipun manfaat materi diklat yang berkaitan dengan pekerjaan, bahasa yang
digunakan narasumber diklat, kesediaan dari panitia dalam membantu para peserta
dari diklat serta teknik dari penyampaian materi yang dilakukan narasumber perlu
ditingkatkan. Kemudian tingkat kepuasan peserta yang tinggi kurang memberikan
pengaruh kepada peningkatan pengetahuan dari perserta meskipun diketahui
sebagian dari peserta dapat mengimplementasikan materi pembelajaran diklat dalam
pekerjaan yang dilakukan dengan baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad ‘Antar Musallam (2014:53) yang
bejudul “Evaluasi Penyelenggaraan Diklat Manasik Haji pada Calon Jama’ah Haji
Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan Tahun 2014”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa langkah-langkah Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam
Diklat Manasik Haji terdiri dari; pelaksanaan kebijakan diklat kantor Kementerian
agama Jakarta Selatan, perencanaan dalam Diklat Manasik Haji, standar minimum
atas penguasaan materi dalam diklat, pertemuan tatap muka dalam Diklat Manasik
Haji. Evaluasi yang dilakukan di Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam
Diklat Manasik Haji menggunakan konsep evaluasi input, proses, dan hasil. Peserta
Jama’ah Haji menilai sarana dan prasarana yang disediakan Kementerian Agama
Jakarta Selatan sudah cukup memadai. Tetapi dalam perawatan sarana dan prasarana
masih belum maksimal. Dan juga perlu ada perbaikan yang ringan pada sarana dan
prasarana fasilitas pada saat dilaksanakannya Diklat Manasik Haji. Perbedaan
dengan peneliti terletak pada jenis diklat, subjek penelitian dan model evaluasi yang
digunakan. Sedangkan persamaannya terletak pada jenis penelitian yaitu evaluasi
penyelenggaraan diklat.
Penelitian yang dilakukan oleh Evie Sopacua dan Didik Budijanto (2007)
tentang Evaluasi 4 Tahap dari Kirkpatrick sebagai alat dalam evaluasi pasca diklat.
Penelitian ini menggunakan teori Kirkpatrick mengenai evaluasi tingkat 4 sebagai
alat untuk mengukur evaluasi pasca diklat. Tujuan dari evaluasi diklat metodologi
penelitian dilakukan pada 13 program studi penyakit kesehatan masyarakat di
Surabaya adalah untuk mengukur setiap evaluasi tingkat sesuai dengan panduan
Kirkpatrick telah dilakukan. Empat tingkatan pada Kirkpatrick dapat digunakan
sebagai alat untuk mengukur tujuan program diklat, terutama untuk evaluasi pasca
diklat terhadap peserta. Angket pengembangan untuk mengukur masing-masing
tingkat tidak dapat dipisahkan dari tujuan yang akan dicapai dari diklat yang telah
direncanakan dalam program diklat secara luas. Kesimpulan dari evaluasi tersebut
adalah bahwa pengembangan angket evaluasi tahap 1 sampai dengan 4 dari
Kirkpatrick, tidak dapat dipisahkan dari tujuan pelaksanaan diklat. Oleh sebab itu
31
perlu perencanaan pelaksanaan diklat yang efektif dan komprehensif dan evaluasi
pasca diklat merupakan bagian dari perencanaan sehingga merupakan satu kesatuan
yang runtut dan tidak terpisahkan.
Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah di Badan Diklat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta oleh Resti Fidi
Astuti (2014:61), menyatakan: 1) Konteks program Diklat Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (PBJ) di Badan Diklat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
telah memenuhi persyaratan pada peraturan pemerintah tentang pelaksanaan diklat;
2) Masukan program diklat, kurikulum sudah relevan dengan kebutuhan dan tujuan
Diklat PBJ. Sarana dan prasarana diklat yang tersedia belum menunjang
terselenggaranya diklat; 3) Proses program diklat, media pembelajaran yang
digunakan belum menunjang terselenggaranya diklat. Metode mengajar yang
diterapkan pengajar belum dijalankan sesuai dengan yang direncanakan.
Perbedaannya antara riset ini dengan riset yang akan peneliti lakukan, ada pada
penggunaan model evaluasi. Perbedaan lainnya terletak pada subyek penelitian
penelitian yang akan dilakukan.
Dari pernyataan Nur, Sukmawati dan Sumertajaya (2014:9) diketahui
pengaruh diklat terhadap kompetensi dan kinerja widyaiswara dengan kriteria
sampel adalah widyaiswara yang telah mengikuti diklat kewidyaiswaraan penelitian
karya tulis ilmiah. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa peneliti di daerah
merasakan manfaat dari diklat yang diikuti. Materi diklat dirasakan sangat
membantu dan mendukung peneliti dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Oleh
karena itu, mereka menerapkan materi yang disampaikan dalam diklat saat kembali
ke satuan kerjanya hasil asalisis dan pengujian hipotesis dengan model SEM, dapat
disimpulkan bahwa diklat berpegaruh terhadap tingkat pengetahuan, keahlian dan
sikap kerja peneliti. Tingkat pengaruh ini perlu ditingkatkan melalui perbaikan
kualitas diklat dan penambahan jumlah diklat sesuai dengan kebutuhan pemenuhan
kompetensi minimal. Diklat juga mempengaruhi kinerja atau jumlah minimal hasil
kerja peneliti yang disyaratkan.
F. Kerangka Konseptual
Penelitian ini akan mendeskripsikan hasil uji coba penerapan model evaluasi
Kickpatrick pada Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II
tahun 2019. Hal ini dilatarbelakangi oleh sistem evaluasi yang sering mengalami
pengembangan sesuai dengan perubahan kebijakan dan regulasi. Sejatinya, sebuah
sistem dapat berjalan secara efektif bagaimanapun kebijakannya.
Untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut perlu dilakukan
penelitian evaluasi terhadap sistem tersebut dengan menguji coba model evaluasi
Kirkpatrick 4 tahap yang menurut banyak studi model tersebut efektif. Pada
penelitian ini, diharapkan evaluasi model Kirkpatrick relevan untuk evaluasi
program diklat.
Tujuan dari penelitian berkaitan dengan penjelasan mengenai hasil uji coba
penerapan model evaluasi Kickpatrick dengan harapan hasilnya dapat dimanfaatkan
untuk pengambilan kebijakan pengembangan kompetensi ASN Kementerian
Agama.
32
Evaluasi Program Diklat pada Diklat
Fungsional Calon Kepala Madrasah
Evaluasi Model Kirkpatrick
Instrumen
Hasil Tahap 1 (Reaksi), Tahap 2 (Belajar),
Tahap 3 (Perilaku) dan Tahap 4 (Dampak)
Rekomendasi Penerapan Model Evaluasi
Kirkpatrick
Proses Penyelenggaraan Diklat Fungsional
Calon Kepala Madrasah
Gambar 2.2. Alur Penelitian Penerapan Model Evaluasi Kirkpatrick
G. Kriteria Evaluasi
Penyusunan kriteria dari evaluasi berasal dari beberapa hasil penelitian yang
sesuai dengan penelitian yang dilakukan dan dengan melakukan beberapa
pertimbangan dari ahli evaluasi dan tim dari evaluator. Arikunto dan Cepi (2014:33-
34), menyebutkan bahwa ada 7 sumber pengambilan kriteria evaluasi, antara lain:
1. Sumber Pertama
Berkaitan dengan beberapa aturan serta kebijakan yang berlaku secara umum
yang menjadi dasar pengukuran.
2. Sumber kedua
Berkaitan dengan juklak yang berisi pertimbangan, prinsip, tujuan dan sasaran
dari kegiatan.
3. Sumber ketiga
Berkaitan dengan petunjuk pelaksanaan dalam menyusun konsep dari berbagai
sumber teori.
4. Sumber keempat
Berkaitan dengan hasil dari penelitian.
5. Sumber kelima
Berkaitan dengan bidang yang sedang dievaluasi.
6. Sumber keenam
Berkaitan dengan proses dari penyusunan kriteria yang akan dievaluasi.
7. Sumber ketujuh.
Berkaitan dengan keadaan terpaksa karena tidak memiliki dasar atau pedoman.
Berikut penjelasan dari kriteria dalam evaluasi yang sesuai pelaksanaan
penelitian.
33
Tabel 2.1. Kriteria Evaluasi Program Diklat Calon Kepala Madrasah
No Tahapan Indikator Keberhasilan
1. Reaksi
(Reaction)
1. Kesesuaian kepesertaan diklat dengan kebutuhan
Calon Kepala Madrasah
2. Pelayanan panitia penyelenggara memuaskan peserta
3. Kelengkapan fasilitas diklat, meliputi akomodasi,
sarana dan konsumsi
4. Kesesuaian susunan materi diklat/kurikulum
5. Kesesuaian sikap dan pengetahuan narasumber
2. Belajar
(Learning)
1. Sikap positif peserta diklat terhadap pembelajaran
2. Terampil dalam membuat makalah dan presentasi
3. Kemampuan mengerjakan tes-tes dan ujian tulis
4. Kelulusan
3. Perilaku
(Behavior)
1. Kemampuan dalam mengaplikasikan materi diklat
2. Kemampuan dalam memperbaiki sikap di lingkungan
kerjanya
3. Kemampuan mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan
4. Kemampuan dalam membantu rekan sejawat
5. Kemampuan dalam membimbing siswa
6. Kemampuan dalam memotivasi siswa
4. Hasil
(Result)
1. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan
2. Peningkatan motivasi
3. Peningkatan kinerja di Madrasah
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Proses pelaksanaan kegiatan penelitian bertempat di Pusdiklat Tenaga
Teknis Pendidikan dan Keagamaan dan Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi di Indonesia tempat peserta diklat berasal. Kegiatan evaluasi ini
difokuskan pada Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II
tahun 2019. Provinsi asal peserta diklat terdapat 12 (dua belas) provinsi masing-
masing 6 (enam) provinsi tiap angkatan diklat. Provinsi asal peserta diklat
Angkatan I yaitu: Jambi, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan
Barat dan Papua Barat. Sedangkan Provinsi asal peserta diklat Angkatan II yaitu:
Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Banten, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi
Selatan.
Pelaksanaan dari kegiatan penelitian dimulai dari bulan Februari tahun 2019
sampai bulan Januari 2020. Sedangkan, proses pelaksanaan evaluasi dari
penelitian ini sendiri dilakukan sejak dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2019.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian penerapan bersifat evaluasi. Obyek dari
penelitian ini adalah peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I
dan II tahun 2019, berjumlah 60 orang berasal dari guru Calon Kepala Madrasah,
tiap Angkatan terdiri dari 30 orang peserta. Diklat ini diselenggarakan selama
kurang lebih 90 hari kalender.
Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Nomor BD/60/2012 terdapat standar
yang mengatur beberapa aspek evaluasi penyelenggaraan dari diklat, yaitu berkaitan
dengan peserta, berkaitan dengan widyaiswara, berkaitan dengan penyelenggara, dan
berkaitan dengan program diklat secara teknis. Adapun peneliti dalam penelitian ini
berperan sebagai evaluator internal sekaligus bertugas sebagai pegawai pada Sub.
Bidang Program dan Evaluasi Diklat.
Pelaksanaan dari kegiatan dan proses penelitian dilakukan sesuai dengan
Kirkpatrick dengan empat tahap, yaitu:
1. Tahap Reaksi
Evaluasi tahap dari reaksi terkait dengan motivasi dan dorongan dari
semangat peserta saat mengikuti pembelajaran dalam diklat tersebut. Berkaitan
dengan penyebaran angket atau kuesioner, peneliti melakukannya pada akhir dari
setiap sesi pembelajaran dalam diklat. Angket yang digunakan pada tahap reaksi ini
ada dua jenis:
a. Angket Evaluasi terhadap Penyelenggara Diklat
Penyebaran angket ini, dilakukan setelah kegiatan IJT II (Diklat) telah
selesai. Penyebaran angket ke peserta setelah semua materi selesai, masuk ke
dalam mata diklat penunjang yaitu mata diklat evaluasi program. Subyek evaluasi
adalah peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II tahun
2019. Sedangkan, obyek evaluasi adalah penyelenggara diklat.
35
Angket ini dikembangkan berdasarkan 6 aspek indikator kepuasan layanan
dari penyelenggara diklat, yang berasal dari kepesertaan, kepanitian, akomodasi,
kurikulum, konsumsi dan sarana diklat dengan penjelasan indikator sesuai angket
terlampir.
b. Angket Evaluasi terhadap Narasumber
Evaluasi terhadap narasumber dilakukan sesaat setelah pembelajaran atau
penerimaan materi setiap sesi mata diklat. Subyek evaluasi adalah peserta Diklat
Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II. Sedangkan, obyek evaluasi
adalah narasumber yang memberikan materi pada masing-masing mata diklat.
Angket ini dikembangkan berdasarkan indikator kepuasan layanan dari
narasumber yang berasal dari pengetahuan dan keterampilan mengajar yang
dimiliki narasumber, penguasaan materi yang diberikan narasaumber, sistematika
pengajaran dari narasumber, dari kemampuan pengajaran narasumber, dari cara
dan penggunaan alat bantu dalam proses pembelajaran yang dilakukan
narasumber, hasil yang dicapai narasumber, etika dari narasumber, sikap dari
narasumber, dari cara menjelaskan pertanyaan dari peserta, penggunaan tata dan
bahasa yang benar, motivasi dari narasumber, mengenai disiplin waktu dari
narasumber, kerapihan dalam berpakaian serta bentuk kerjasama dari narasumber
sesuai angket terlampir.
2. Tahap Belajar
Evaluasi tahap dari berkaitan dengan peningkatan pemahaman dari peserta
mengenai materi sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran diklat. Kegiatan
evaluasi dari tahap belajar kedua dilakukan dengan waktu yang cukup lama karena
dilakukan melalui penggunan beberapa tes yaitu secara tertulis, tes kinerja uji
presentasi hasil pembelajaran diklat.
Subyek evaluasi tahap ini adalah narasumber masing-masing mata diklat yang
diampu, khususnya mata diklat inti. Obyek evaluasi tahap ini adalah peserta Diklat
Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II. Evaluasi dilakukan masing-
masing narasumber sesuai mata diklat yang diampu.
3. Tahap Perilaku
Evaluasi dari tahap perilaku dilakukan untuk mengetahui perubahan dari
perilaku peserta didik saat bekerja pada saat sebelum dan sesudah menjalani diklat
dengan cara proses observasi secara langsung pada tempat peserta melakukan
pekerjaannya atau melalui kuesioner .
Evaluasi tahap ini melibatkan informasi dari atasan, rekan sejawatdan siswa
peserta diklat. Hasil angket yang disebar memberikan hasil persepsi atasan, persepsi
rekan sejawatdan persepsi siswa terhadap peserta Diklat Fungsional Calon Kepala
Madrasah. Subyek pada tahap perilaku ini adalah evaluator dengan obyek yaitu
atasan langsung peserta, rekan sejawat peserta dan siswa peserta.
a. Persepsi Atasan
Angket untuk atasan peserta diklat ini terdiri dari 13 (tiga belas) indikator
(angket terlampir). Indikator tersebut pada dasarnya berasal dari kemampuan yang
didapat selama diklat, pelaksanaan tugas dari Kepala Madrasah, membantu
meningkatkan kualitas Madrasah, membantu menyusun rencana kerja Madrasah,
36
memiliki kemampuan kompetensi kepemimpinan, manajerial dan supervisi,
peningkatan kemampuan: komunikasi, kerjasama, motivasi, efektivitas kerja,
disiplin, lebih santun dan ramah serta peserta dapat membantu rekan sejawat dalam
menyelesaikan tugasnya.
b. Persepsi Rekan Sejawat
Angket untuk rekan sejawat terdiri dari 12 (dua belas) indikator (angket
terlampir). Indikator tersebut meliputi perilaku peserta setelah mengikuti diklat
mampu: mendukung pekerjaan, mengembangkan karier, lebih kreatif, aktif dan
inovatif, dan kondisi hubungan dengan rekan kerja dan atasan yang baik, terbuka
menerima saran, berbagi ilmu, lebih sopan dan ramah, membantu rekan kerjanya.
c. Persepsi Siswa
Angket untuk persepsi siswa terdiri dari 12 (dua belas) indikator (angket
terlampir). Indikator tersebut meliputi perilaku peserta setelah mengikuti diklat
lebih: bijaksana, bersemangat ketika mengajar, memberi motivasi, sabar, disiplin,
perhatian, terbuka, aktif memberi bimbingan personal dan kelompok, memperbaiki
kekurangan, komunikatif dan akomodatif, sopan dan ramah.
4. Tahap Dampak
Evaluasi tahap dari dampak dilakukan untuk mengetahui perubahan yang
berkaitan dengan kinerja dan produktivitas dari peserta berkaitan dengan
produktivitas yang dihasilkan.
Subyek pada evaluasi tahap ini adalah evaluator dengan obyek yaitu peserta
diklat. Angket untuk perolehan skor peserta terdiri dari 10 (sepuluh) indikator
(angket terlampir). Indikator tersebut meliputi: kebutuhan peserta, pengetahuan dan
keterampilan, cara memimpin madrasah, tugas Kepala Madrasah, kualitas madrasah,
Kepala Madrasah yang profesional, tata cara menyusun rencana kerja madrasah,
perbaikan kekurangan madrasah dan keaktifan di madrasah.
C. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Penyebaran kuesioner atau angket dilakukan dengan maksud mendapatkan
data yang sesuai dengan penelitian dan angket tersebut diberikan dengan jawaban
secara tertutup. Menurut Nazir (2011:174), pengumpulan data berkaitan dengan
tahapan atau proses sistematis untuk memperoleh data sesuai kebutuhan dari
pelaksanaan penelitian. Didukung dengan pernyataan Moleong (2007:157) diketahui
jenis dari sumber data dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu secara
tertulis atau melalui penggunaan foto serta data secara statistik.
Pada tahap reaksi, jumlah peserta diklat sebanyak 60 orang Calon Kepala
Madrasah yang terbagi dalam dua Angkatan. Dalam proses penilaian pembelajaran
dari peserta diklat dilakukan tes tertulis atau ujian, untuk keterampilan digunakan
unjuk kerja dengan pengumpulan tugas-tugas dari narasumber, sedangkan penilaian
sikap menggunakan pengamatan oleh narsumber selama mengikuti tahapan diklat.
Pengumpulan data tahap perilaku berasal dari angket persepsi atasan, rekan sejawat
dan siswa peserta diklat. Sedangkan pada tahap dampak, data didapatkan dari angket
dampak diklat terhadap peserta.
37
Adapun data yang diambil adalah sebagai berikut:
1. Data primer, yaitu data yang berasal dari tangan pertama yang memiliki pendapat
ubyektif karena berasal langsung dari responden.
a. Angket
Kuesioner atau angket merupakan cara dari proses pengumpulan data yang
dapatkan melalui jawaban pernyataan yang berasal dari koresponden dalam
penelitian. (Sugiyono, 2005:162).
Pengisian kuesioner dilakukan oleh narasumber, peserta, atasan peserta,
rekan sejawatpeserta, dan siswa peserta (subyek dan obyek pengisian angket
sudah dijabarkan di metode penelitian sesuai tahapan evaluasi model
Kirkpatrick).
b. Observasi atau Pengamatan
Observasi merupakan tahap yeng berhubungan dengan mencermati,
mengamati, dan merekam tindakan-tindakan yang dilakukan sebagai objek
penelitian (Ghani, 2014:175). Didukung dengan pernyataan Tatang M. Amirin
(1996:30) yang menjelaskan bahwa observasi dilakukan melalui tahap atau
proses mengamati serta memperhatikan sebuah obyekdari penelitian.
Peneliti menggunakan observasi dengan maksud memperoleh data yang
berkaitan dengan pelaksanaan diklat serta melakukan kegiatan pengamatan
dengan partisipatif atau terlibat secara langsung.
Angket dilakukan dengan maksud mengetahui hasil evaluasi yang berkaitan
dengan tingkah laku dari individu atau seseorang perserta dari diklat.
c. Tes tertulis
Tes ini dilakukan dengan maksud mengumpulkan data yang berkaitan
dengan hasil dari belajar peserta selama diklat dan penilaian didapat dari nilai
ujian pada tahapan kegiatan diklat.
d. Kinerja
Tes ini dilakukan dengan maksud mengumpulkan data yang berkaitan
dengan penilaian keterampilan dari peserta. Penilaian didapat dari penugasan
terhadap peserta berupa makalah atau diskusi dalam memecahkan masalah terkait
dengan materi pada pembelajaran di Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah
tahun 2019.
2. Data sekunder berasal dari dokumen yang dapat berfungsi dalam
memperlengkapi data primer. Berkaitan dengan penelitian, sumber data sekunder
berasal dari arsip atau dokumen dari sekretariat panitia penyelenggara. Dokumen
yang dimaksud berisi catatan yang berkaitan dengan penelitian yang tercetak dan
terekam dalam media sebuah media (Moleong, 2007:216). Dalam
pelaksanaannya, peneliti mengunakan metode dokumentasi.
Tabel 3.1.Teknik Pengumpulan Data
38
Tahapan Fokus Sumber Data Teknik
Reaksi
(Reaction)
1. Kepesertaan diklat
2. Pelayanan
penyelenggara
3. Fasilitas diklat
4. Materi
diklat/kurikulum
5. Sikap dan pengetahuan
narasumber
Peserta diklat (60
orang), berasal dari
12 Provinsi di
Indonesia
Angket
Pembelajaran
(Learning)
1. Sikap peserta diklat
2. Keterampilan membuat
makalah
3. Pengetahuan peserta
diklat
4. Kemampuan
mengerjakan
penugasan
Narasumber (17
orang masing-
masing Angkatan)
Form
penilaian
peserta
Perilaku
(Behavior)
1. Aplikasi materi diklat
2. Sikap setelah diklat
3. Pengembangan
pengetahuan dan
keterampilan
4. Sikap terhadap rekan
sejawat
5. Bimbingan terhadap
siswa
6. Motivasi terhadap
siswa
Jumlah pada
masing-masing
peserta diklat
berdasarkan
persepsi:
1. Atasan peserta
diklat (1 orang)
2. Rekan sejawat
peserta diklat (1
Orang)
3. Siswa peserta
diklat (1 orang)
Angket
yang
berbeda
untuk
atasan
peserta,
rekan
sejawat dan
siswa
Hasil
(Result)
1. Peningkatan
pengetahuan dan
keterampilan
2. Peningkatan motivasi
3. Peningkatan kinerja di
madrasah
Peserta diklat (60
orang)
Angket
Demikian penjelasan dari instrumen penelitian yang terdapat pada kuesioner
atau angket penelitian.
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Angket Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah tahun 2019
39
Fokus Evaluasi Indikator Butir Soal Jumlah
Reaksi
(Reaction)
Kepesertaan Kesesuaian
penetapan,
pemanggilan dan
penegakkan
disiplin peserta
1a, 1b, 1c 3
Kepanitiaan Kesesuaian
pelayanan,
kedisiplinan,
kerjasama
dengan peserta,
pelayanan
terhadap
narasumber,
sikap terhadap
peserta
2a, 2b, 2c, 2d, 2e 5
Kelengkapan
fasilitas
diklat
Kesesuaian
meliputi
akomodasi,
sarana dan
konsumsi
3a, 3b, 5a, 5b, 5c,
6a, 6b, 6c, 6d
9
Kurikulum Kesesuaian
jadwal, materi,
manfaat dan
ekstarkurikuler
4a, 4b, 4c, 4d 4
Sikap dan
pengetahuan
narasumber
Kesesuaian
sikap dan
pengetahuan
narasumber
selama
pembelajaran
1 s.d. 14
14
Pembelajaran
(Learning)
Sikap Sikap peserta
diklat selama
pembelajaran
3 (Form Penilaian
Peserta)
1
Keterampilan
Keterampilan
membuat
makalah
2 (Form Penilaian
Peserta)
1
Pengetahuan Mengetahui
pengetahuan
peserta dengan
tes dan ujian
tulis
1 (Form Penilaian
Peserta)
1
Penugasan Kemampuan 2 (Form Penilaian 1
40
Fokus Evaluasi Indikator Butir Soal Jumlah
mengerjakan
penugasan
Peserta)
Perilaku
(Behavior)
Materi diklat Kemampuan
dalam
mengaplikasikan
materi diklat
1 s.d 4 (angket
atasan)
4
Sikap Kemampuan
dalam
memperbaiki
sikap di
lingkungan kerja
5 s.d 12 (angket
atasan)
3 s.d 11 (angket
rekan sejawat)
3, 4, 5, 6,
7,10,11,12
(angket siswa)
8
9
8
Pengetahuan
dan
keterampilan
Kemampuan
dalam
mengembangkan
pengetahuan dan
keterampilan di
lingkungan
kerja.
1, 2 (angket rekan
sejawat)
2
Rekan
sejawat
Kemampuan
dalam bersikap
dan membantu
rekan sejawat
13 (angket
atasan)
12 (angket rekan
sejawat)
1
1
Bimbingan Kemampuan
dalam
membimbing
siswa
8,9 (angket siswa) 2
Motivasi Kemampuan
memotivasi
siswa
2,3 (angket siswa) 2
Dampak
(Result)
Pengetahuan
dan
keterampilan
Peningkatan
pengetahuan dan
keterampilan
2,3,5 3
Motivasi Peningkatan
motivasi
4,6 2
Kinerja Peningkatan
kinerja di
madrasah
1,7,8,9,10 5
TOTAL 85
Tabel 3.3. Daftar Studi Dokumen Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah
41
No Dokumen
1. Dokumen Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan
Keagamaan Kementerian Agama RI
a. Profil Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Kementerian Agama RI
b. Struktur Organisasi
2. Dokumen panduan operasional
3. Rekap biodata peserta diklat
4. Jadwal kegiatan pelatihan.
5. Dokumen dasar hukum Diklat Fungsional Calon Kepala
Madrasah
6. Dokumen laporan hasil evaluasi kegiatan pelatihan.
7. Foto kegiatan
D. Teknik Analisis Data
Dari pernyataan Bogdan yang dikutip Sugiyono (2013:332), diketahui teknik
dari analisis data berkaitan dengan “proses atau tahap identifikasi data sesuai dengan
data dari wawancara dan catatan dari narasumber dengan maksud meneruskannya
kepada pihak lain”.
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan beberapa tahapan proses,
sebagai berikut:
1. Proses membaca dengan maksud mempelajari berbagai data yang berasal dari
dokumen yang sudah diarsipkan serta dari kegiatan observasi.
2. Mereduksi data penelitian dengan membuat ringkasan berbentuk rangkuman
yang berisi inti, proses dan pernyataan penelitian.
3. Penyusunan data dalam bentuk satuan.
4. Pemberian skor dan proses kategorisasai dilakukan melalui penggunaan koding.
5. Pemeriksaan terkait keabsahan dari data penelitian.
Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner, kegiatan dari proses
observasi, dan kegiatan dari dokumentasi diseleksi sehingga hanya data yang
berkaitan dengan fokus dari penelitian yang digunakan. Selanjutnya dari data yang
sudah diseleksi tersebut, maka dilakukan analisis secara kuantitatif deskriptif.
Saat mereduksi data, peneliti menyeleksi data menyusunnya sesuai dengan
kategori yang berkaitan dengan penelitian dan berpedoman pada beberapa catatan
dari narasumber. Demikian penjelasan dari tahap pengolahan data, yaitu:
1. Melakukan seleksi atau pemilihan data yang sesuai dengan penelitian.
2. Melakukan proses pengelompokkan data sesuai dengan klasifikasi dari
permasalahan penelitian.
3. Membuat tabulasi data dengan maksud mengatahui hasil dari skor yang berasal
dari kuesioner.
4. Melakukan standarisasi terhadap data dari penelitian.
42
5. Melakukan analisis kepada data penelitian.
6. Menjelaskan data secara sistematis agar dapat dengan jelas dan mudah dipahami.
7. Menghubungkan hasil yang didapat dengan beberapa fenomena atau peristiwa
yang terjadi.
8. Melakukan perbandingan data hasil penelitian dengan teori yang digunakan
sebagai pedoman penelitian sebelum membuat kesimpulan.
a. Penyajian hasil dan pembahasan.
b. Membuat kesimpulan dan rekomendasi.
Untuk memudahkan menganalisis data diperlukan kualifikasi data melalui
persentase dengan rumus:
Presentase
Jumlah skor maksimal
= Jumlah skor perolehan X 100
a. Tahap Reaksi
1) Reaksi Peserta terhadap Penyelenggara
Penilaian terhadap penyelenggara dilakukan oleh peserta diklat dengan cara
memberikan skor pada setiap indikator, dengan ketentuan:
a) Rentang skor 0 – 100
b) Nilai akhir (NA) penyelenggara diklat adalah rata-rata seluruh indikator, di
hitung dengan menggunakan rumus :
NA = Jumlah skor seluruh indikator
Jumlah indikator
Tabel 3.4. Kualifikasi Skor Evaluasi terhadap Penyelenggara
NO. RENTANG SKOR KUALIFIKASI
1 90,00 ≤ skor ≤ 100 Sangat Memuaskan
2 80,00 ≤ skor < 90,00 Memuaskan
3 70,00 ≤ skor < 80,00 Cukup Memuaskan
4 skor < 70 Tidak Memuaskan
(SK. Kabadan Nomor 685 Tahun 2018)
2) Reaksi Peserta terhadap Narasumber
Penilaian terhadap narasumber dilakukan oleh peserta diklat dengan cara
memberikan skor pada setiap indikator, dengan ketentuan:
a) Rentang skor 60-100
43
b) Nilai akhir (NA) narasumber diklat adalah rata-rata seluruh indikator, di
hitung dengan menggunakan rumus :
NA = Jumlah skor seluruh indikator
Jumlah indikator
Tabel 3.5. Kualifikasi Skor Evaluasi terhadap Narasumber
NO. RENTANG SKOR KUALIFIKASI
1 90,00 ≤ skor ≤ 100 Sangat Memuaskan
2 80,00 ≤ skor < 90,00 Memuaskan
3 70,00 ≤ skor < 80,00 Cukup Memuaskan
4 skor < 70 Tidak Memuaskan
(SK. Kabadan Nomor 685 Tahun 2018)
b. Tahap Belajar
Pada tahap belajar ini, hasil evaluasi diambil dari 3 (tiga) kegiatan, yaitu
kegiatan OJT I, IJT I dan IJT II (form penilaian masing-masing tahapan kegiatan
terlampir). Pada Petunjuk Teknis Pengangkatan Kepala Madrasah disebutkan bahwa
penilaian di kegiatan OJT I meliputi aspek sikap dan keterlaksanaan. Pemberian
nilai dilakukan oleh mentor masing-masing Kanwil Kemenag Provinsi, dengan
ketentuan:
1) Aspek yang dievaluasi aspek sikap dan aspek keterlaksanaan;
2) Nilai OJT 1 adalah nilai gabungan antara nilai pengetahuan (NS), nilai
keterampilan (NKL) dengan bobot masing-masing sebagai berikut:
Nilai sikap dengan bobot 50%
Nilai keterlaksanaan dengan bobot 50%
3) Nilai hasil pembelajaran diklat (NH) pada tahap OJT I dihitung dengan rumus:
Nilai OJT I = (50.NS)+(50.NK)
100
Penilaian kepada peserta selama tahap pembelajaran diklat (IJT I) dilakukan
oleh narasumber diklat dengan ketentuan:
a) Pemberian nilai pada setiap aspek.
b) Aspek yang dievaluasi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.
c) Nilai hasil pembelajaran diklat (NH) adalah nilai gabungan antara nilai
pengetahuan (NP), nilai keterampilan (NK), dan nilai sikap (NS) dengan bobot
masing-masing sebagai berikut:
Nilai pengetahuan dengan bobot 30%
Nilai keterampilan dengan bobot 40%
Nilai sikap dengan bobot 30%
Nilai hasil pembelajaran diklat (NH) pada tahap IJT I dihitung dengan rumus:
Nilai IJT I = (30.NP)+(40.NK)+(30.NS)
44
100
Pada Petunjuk Teknis Pengangkatan Kepala Madrasah disebutkan bahwa
penilaian di kegiatan IJT II meliputi aspek presentasi dan ujian tulis. Tahap IJT II ini
disebut juga Tahap Uji Kompetensi peserta. Pemberian nilai dilakukan oleh
narasumber dari Pusdiklat Tenaga Teknis sebagai penguji dan mentor dari masing-
masing Kantor Wilayah Keagamaan Provinsi, dengan ketentuan:
a) Aspek yang dievaluasi aspek presentasi dan aspek ujian tulis;
b) Nilai IJT II adalah nilai gabungan antara nilai presentasi (NPS), nilai ujian tulis
(NUJ) dengan bobot masing-masing sebagai berikut:
Nilai presentasi dengan bobot 50%
Nilai ujian tulis dengan bobot 50%
c) Nilai hasil pembelajaran diklat (NH) pada tahap IJT II dihitung dengan rumus
Nilai IJT II = (50.NPS)+(50.NUJ)
100
Setelah didapatkan nilai OJT I, IJT I dan IJT II maka akan di dapat Nilai
Akhir (NA) peserta Diklat Fungsional Kepala Madrasah dengan rumus dan cara
perhitungan sebagai berikut.
Keterangan:
OJT I : On Job Training I
IJT I : In Job Training I
IJT II : In Job Training II
15% Nilai OJT I + 50 Nilai IJT I + 35 Nilai IJT II
Nilai Akhir (NA) =
Kualifikasi nilai berdasarkan rata-rata skor disajikan pada tabel, sebagai berikut.
Tabel 3.6. Kualifikasi Skor Evaluasi terhadap Peserta
NO. RENTANG SKOR KUALIFIKASI
1 92,00 ≤ skor ≤ 100 Sangat Memuaskan
2 84,00 ≤ skor < 92,00 Memuaskan
3 76,00 ≤ skor < 84,00 Cukup Memuaskan
4 skor < 76 Tidak Memuaskan
(SK. Kabadan Nomor 685 Tahun 2018)
c. Tahap Perilaku dan Tahap Dampak
45
Klasifikasi hasil penilaian evaluasi dari perilaku dan dampak peserta setelah
diklat sesuai dengan kualifikasi penilaian pengendalian mutu dari penyelenggara
diklat.
Tabel 3.7. Kualifikasi Skor Evaluasi Tahap Perilaku dan Dampak
RENTANG SKOR KUALIFIKASI
81,00 ≤ skor ≤ 100 Sangat Baik
62,5 ≤ skor < 81,00 Baik
43,75 ≤ skor < 62,5 Cukup Baik
skor < 43,75 Kurang
(Tim Pengendalian Mutu Pusdiklat Teknis Tahun 2019)
E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data (Triangulasi)
Teknik ini merupakan jenis uji validitas dari penelitian secara kualitatif yang
dilakukan dengan mencari kebenaran sesua fakta dari berbagai sudut pandang
kepada sebuah objek yang diteliti. Teknik ini dilakukan untuk memeriksa data
(Musfah, 2016:67). Teknik ini dilakukan dengan maksud mengetahui kebenaran dari
sebuah fenomena yang ada sehingga peneliti memiliki data yang valid dan yang di
dukung melalui penggunaan kuesioner. (Sugiyono, 2013:241).
Dari pernyataan Patton (1990:464) dan Arikunto (2009:199-200) diketahui
beberapa tipe yang menjadi dasar triangulasi, yaitu:
1. Triangulasi data
Data dari dokumen arsip, dari hasil proses atau kegiatan wawancara kepada
narasumber atau hasil dari observasi hasil proses atau kegiatan wawancara
dengan narasumber berbeda.
2. Triangulasi investigator
Dilakukan dengan penggunaan seorang atau beberapa pengamat selain peneliti
dengan maksud memberikan tambahan informasi berkaitan dengan kebutuhan.
3. Triangulasi teori
Penggunaan beberapa teori yang berkaitan dengan syarat dari data penelitian.
4. Triangulasi metode
Dilakukan dengan beberapa cara atau penelitian yang berbeda.
Triangulasi yang dilakukan dalam evaluasi ini akan merujuk kepada
triangulasi data, investigator, dan metode. Triangulasi data dilakukan melalui proses
pengecekan dan banyak sumber data. Triangulasi investigator dilakukan dengan
meminta bantuan dosen pembimbing untuk memberikan masukan terhadap hasil
pengumpulan data. Triangulasi metode dijalankan oleh evaluator dengan cara
menggunakan banyak metode dalam evaluasi yang dilaksanakan seperti
menggunakan teknik observasi, dan pengecekan dokumen. Hasil penelitian yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis jenis deskriptif
kuantitatif (Arikunto, 2009:202).
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah
Diklat diselenggarakan dengan pola On Job Training (OJT) dan In Job
Training (IJT) dengan jumlah jam pelatihan sebanyak 240 jp. Adapun pola
penyelenggaraan diklat tersebut dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai
Kepala Sekolah.
Tahapan kegiatan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah diawali dengan
Bimbingan Teknis sampai dengan kegiatan IJT II. Penyelenggaraan diklat
dilaksanakan sesuai Surat Keputusan Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan
dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Nomor: 52
/P.V/2019 dengan sumber biaya dari DIPA Badan Litbang dan Diklat Kementerian
Agama Nomor: SP DIPA-025.11.1.426318/2019 tanggal 5 Desember 2018. Untuk
memudahkan pemahaman, tahapan kegiatan Diklat Fungsional Calon Kepala
Madrasah disajikan dalam skema diagram alir di bawah ini:
PENENTUAN KELULUSAN
SERTIFIKAT DAN LAPORAN KE
KANWIL KEMENAG PROVINSI
OJT II (40 Jp) di Tempat Kerja
IJT II (25 Jp) di Tempat Kerja
Seleksi Bakal Calon Kepala Madrasah di
Kanwil Kemenag Provinsi
Pemanggilan/Penugasan Peserta Diklat
Fungsional Calon Kepala Madrasah
Bimbingan Teknis Di Kanwil Kemenag
Provinsi
OJT I (25 Jp) di Tempat Kerja
IJT I (150 Jp) di Pusdiklat Tenaga
Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Gambar 4.1. Skema tahapan kegiatan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah
tahun 2019
Sasaran yang ingin dicapai dari diselenggarakannya kegiatan Diklat
Fungsional Calon Kepala Madrasah tahun 2019 yaitu untuk membentuk para guru
Calon Kepala Madrasah.
a. Seleksi Bakal Calon Peserta Diklat
Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan akan mengundang
peserta bakal Calon Kepala Madrasah melalui surat penugasan ke masing-masing
Kantor Wilayah Kementerian Agama tingkat Provinsi. Tahap seleksi dari peserta
bakal Calon Kepala Madrasah, sebagai berikut:
1) Seleksi Administrasi
Seleksi administratif dilakukan dengan penilaian dari kelengkapan dokumen
yang bersifat administrasi dari peserta bakal Calon Kepala Madrasah.
47
2) Seleksi Substansi
Peserta dari Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah berasal dari Calon
Kepala Madrasah yang berhasil lulus dari seleksi substansi, yang merupakan tes
potensi kepemimpinan bakal Calon Kepala Madrasah. Tes potensi kepemimpinan
tersebut dikembangkan melalui metode penilaian dan pendekatan secara deskriptif
kualitatif. Instrumen yang digunakan untuk tes potensi kepemimpinan bakal Calon
Kepala Madrasah terdiri atas kemampuan pemecahan masalah dan wawasan
kepemimpinan dalam mengambil keputusan.Tahapan pengusulan dan seleksi bakal
Calon Kepala Madrasah baik itu seleksi administrasi maupun seleksi substansi
dilaksanakan sepenuhnya dari Kantor Wilayah Kementerian Agama tingkat
Provinsi.
b. Pemanggilan/Penugasan Peserta Diklat
Peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah pada tiap Angkatan
berjumlah 30 orang. Penugasan peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah
ini terangkum dalam Surat Pemanggilan Peserta Diklat Nomor: B-821/P.V.3
/KP.02.2/05/2019 tanggal 24 Mei 2019. Peserta dari Diklat Fungsional Calon
Kepala Madrasah harus guru, bukan Kepala Madrasah yang sudah menduduki
jabatan namun belum ikut diklat pembentukan Calon Kepala Madrasah dan tidak
memiliki Surat Tanda Tamat Diklat (STTPP) Diklat Fungsional Calon Kepala
Madrasah, wajib mengikuti Program Diklat Teknis Substantif Kepala Madrasah,
dengan Pola 60 Jam Pelatihan (JP) sebelum masa pensiun.
c. Bimbingan Teknis
Sebelum memasuki tahap IJT I terlebih dahulu dilakukan Bimbingan Teknis
antara pihak penyelenggara dengan Calon dari peserta diklat beserta mentor yang
ditunjuk oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi masing-masing.
Gambar 4.2. Paparan Bimbingan Teknis di Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Kegiatan Bimbingan Teknis Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah
Angkatan I dan II ini dilaksanakan serentak di 12 provinsi tanggal 14 dan 15 Juni
2019, sesuai surat penugasan peserta diklat. Paparan Bimbingan Teknis ini
disampaikan oleh Petugas dari penyelenggara diklat sebagai arahan bagi mentor dan
Calon peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah.
48
d. On Job Training I (OJT I)
Penyelenggaraan OJT I pada Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah
seminggu setelah kegiatan Bimbingan Teknis, tanggal 13 Juni sampai dengan 2 Juli
2019. Pada kegitan OJT I ini peserta diklat ditugaskan untuk menyusun makalah
tentang pengelolaan madrasah dan proposal Penelitian Tindakan Madrasah (PTM),
sedangkan mentor bertugas untuk memberikan evaluasi OJT I terhadap peserta
dengan mengusung aspek sikap dan keterlaksanaan kegiatan OJT I.
OJT I berjumlah 25 Jam Pelatihan (JP) dilaksanakan selama 12 hari kerja.
Materi OJT I, meliputi: Penyusunan Makalah, Penyusunan Rencana Tindak
Kepengawasan (RTP), dan Penilaian Sikap dan Perilaku. Tempat penyelenggaraan
OJT I pada satuan pendidikan tempat tugas peserta atau satuan pendidikan lainnya.
Pihak yang terlibat dalam OJT I adalah peserta diklat, mentor, dan panitia
penyelenggara diklat.
e. In Job Training I (IJT I)
Gambar 4.3. Pembukaan kegiatan IJT I secara Resmi oleh Kepala Pusdiklat Tenaga
Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Memasuki tahap IJT I mulai tanggal 3 sampai dengan 19 Juli 2019, setelah
tahap OJT I selesai. Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Dr. Mahsusi, M.M.
Tahap IJT I disebut juga tahap diklat, artinya peserta mengikuti diklat secara
klasikal selama 17 hari, didampingi oleh narasumber setiap mata diklat. Salah satu
narasumber sedang memberikan materi di kelas pembalajaran terlihat di Gambar
4.4. Persyaratan untuk masuk ke tahap IJT I adalah peserta sudah memiliki hasil
evaluasi belajar tahap OJT I. Evaluasi hasil belajar pada tahapan ini dilakukan oleh
narasumber setiap mata diklat inti terhadap peserta diklat. Aspek yang dievaluasi
meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.
49
Gambar 4.4 Kegiatan Pembelajaran pada IJT I bersama Narasumber Diklat
IJT I adalah serangkaian kegiatan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah,
berupa kegiatan tatap muka yang dilaksanakan Pusdiklat TenagaTeknis Pendidikan
dan Keagamaan. IJT I berjumlah 150 jam pelatihan (jp) dilaksanakan selama 17 hari
kerja dengan ketentuan peserta sudah selesai rnengikuti tahapan OJT I. Beberapa
pihak yang terlibat dalam IJT I berasal dari peserta diklat, narasumber atau
widyaiswara; dan panitia penyelenggara diklat serta kurikulum Diklat Fungsional
Calon Kepala Madrasah disusun bersama antara Direktorat Guru dan Tenaga
Kependidikan Madrasah dengan penyelenggara diklat.
Tabel 4.1 Struktur Kurikulum Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah IJT I
Teori Praktik
A KELOMPOK DASAR
1 Pembangunan Bidang Agama 3
2Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian
Agama3
3Peningkatan Kualitas Diklat Tenaga Teknis Pendidikan
dan Keagamaan 3
Jumlah 9
B KELOMPOK INTI
1 Sistem Penjaminan Mutu Madrasah 6
2 Evaluasi Diri Madrasah 4 4
3 Rencana Strategis Madrasah 4 8
4 Rencana Kerja Tahunan Madrasah 4 8
5 Pengembangan Kurikulum Madrasah 4 8
6 Manajemen Keuangan Madrasah 4 8
7 Manajemen Sumber Daya Manusia Madrasah 4 8
8 PKG dan PKB Jabatan Fungsional Guru 4 16
9 Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif Madrasah 4 6
10 Kepemimpinan Pembelajaran 4 5
11 Supervisi Akademik 4 5
Jumlah 46 76
C KELOMPOK PENUNJANG
1 Overview 1
2 Building Learning Commitment 2 2
3 Studi Lapangan 8
4 Seminar Hasil Studi Lapangan 3
5 Evaluasi Program 1
6 Rencana Tindak Lanjut 2
Jumlah 2 17
57 93
NO MATA DIKLATJAM DIKLAT
Jumlah Teori dan Praktik
TOTAL 150
50
f. On Job Training II (OJT II)
Penyelenggaraan OJT II pada Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah
dimulai sehari setelah penutupan kegiatan IJT I, yaitu sejak tanggal 20 Juli sampai
dengan 12 Agustus 2019. Pada kegiatan OJT I ini peserta diklat melaksanakan
Rencana Tindak Lanjut (RTL) di tempat tugas masing-masing.
OJT II berjumlah 40 jam pelatihan (jp) dilaksanakan selama 20 hari kerja,
dengan ketentuan peserta sudah menyelesaikan IJT I. Materi OJT II meliputi:
penyelenggaraan praktik pengawasan sesuai Rencana Tindak Lanjut (RTL),
penyusunan pelaporan RTL dalam bentuk portofolio, penilaian sikap dan
perilaku.Tempat penyelenggaraan OJT II yaitu pada satuan pendidikan tempat tugas
peserta atau satuan pendidikan lainnya.Pihak yang terlibat dalam OJT II adalah
peserta diklat, mentor, dan panitia penyelenggara diklat.
g. In Job Training II (IJT II)
Gambar 4.5. Peserta Diklat bersama Mentor, Narasumber dan Petugas dari Pusdiklat
Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan pada IJT II
Tahap IJT II Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II
dilaksanakan satu bulan setelah tahap IJT I selesai, yaitu sejak tanggal 14 sampai
dengan 15 Agustus 2019. Tahap IJT II diselenggarakan di 12 (dua belas) Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi di mana peserta berasal. Tahap IJT II ini
disebut juga Tahap Uji Kompetensi peserta.
Merujuk pada Petunjuk Teknis Pengangkatan Kepala Madrasah, dijelaskan
bahwa IJT II adalah serangkaian kegiatan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah
berupa kegiatan tatap muka tahap kedua untuk uji kompetensi, tes akhir, dan
evaluasi program. IJT II berjumlah 25 jam pelatihan (jp), dilaksanakan selama 2 hari
kerja dengan ketentuan peserta sudah menyelesaikan OJT II. Materi IJT II meliputi
Uji kompetensi Calon Kepala Madrasah melalui presentasi laporan OJT II, tes akhir
Calon Kepala Madrasah, melalui ujian tulis dan wawancara serta Evaluasi program
diklat. Tempat Penyelenggaraan IJT II pada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi seperti pada Gambar 4.5. Pihak yang terlibat dalam IJT II adalah peserta
diklat, mentor, narasumber/widyaiswara, Kantor Wilayah Kementerian Agama dan
panitia penyelenggara diklat.
51
h. Kelulusan dan Sertifikat (Surat Tanda Tamat Pendidikan dan
Pelatihan/STTPP)
Kualifikasi penentuan kelulusan dari peserta diperoleh dari hasil evaluasi
akhir yang direkap dan memperoleh STTPP Calon Kepala Madrasah. Namun bagi
Calon Kepala Madrasah yang belum lulus masih dapat mengikuti diklat paling
banyak dua kali dengan jangka waktu 5 tahun. Pada Diklat Fungsional Calon Kepala
Madrasah Angkatan I dan II tahun 2019, semua peserta dinyatakan lulus, dengan
kualifikasi nilai kelulusan diatas 76.
2. Model Evaluasi Kirkpatrick
Sesuai Peraturan Menteri Agama Nomor 4 Tahun 2012 yang membahas
mengenai penyelenggaraan diklat secara teknis dalam lingkup Kementerian Agama,
diketahui bahwa evaluasi penyelenggaraan diklat secara teknis dilaksanakan pada
akhir kegiatan diklat yang meliputi evaluasi proses pembelajaran, evaluasi peserta,
widyaiswara/narasumber, dan penyelenggaraan.
Untuk memastikan pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan diklat teknis
tersebut dipenuhi, Kualifikasi Kediklatan Teknis yang ditetapkan melalui Keputusan
Kepala Badan Nomor BD/60/2012 mengatur 8 (delapan) kualifikasi kediklatan yang
salah satunya adalah Kualifikasi Evaluasi. Adapun terdapat kualifikasi dalam
evaluasi tersebut berkaitan dengan peserta, berkaitan dengan widyaiswara, berkaitan
dengan pihak penyelenggara, dan berkaitan dengan program diklat secara teknis.
Hasil evaluasi masing-masing aspek diakumulasi menjadi hasil evaluasi diklat
teknis yang menggambarkan tingkat kualitas dan pencapaian satu atau keseluruhan
kegiatan diklat. Instrumen penilaian menjadi parameter dalam menentukan
kualifikasi tingkat kepuasan peserta dari jawaban yang dituangkan dalam instrumen
penilaian terhadap penyelenggara diklat dan narasumber.
Hasil evaluasi Penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah
diambil dari beberapa tahapan yaitu On Job Training I (OJT I), In Job Training I
(IJT I) dan In Job Training II (IJT II) dengan masing-masing aspeknya. Hasil
evaluasi masing-masing aspek dapat diakumulasi menjadi hasil evaluasi diklat
teknis yang menggambarkan tingkat kualitas dan pencapaian satu atau keseluruhan
kegiatan diklat.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari 60 responden yang terbagi
menjadi 2 Angkatan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah masing-masing 30
responden, diuraikan sebagaimana dibawah ini.
a. Tahap Reaksi
Diklat dapat dikatakan berhasil jika sebagian besar atau secara umum peserta
memiliki reaksi puas atau merasa puas kepada seluruhan rangkaian kegiatan diklat
mulai dari proses awal hingga akhir kegiatan. Berkaitan dengan hal tersebut maka
sebagai salah satu lembaga layanan diklat prestisius terakreditasi A, Pusdiklat
Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan harus selalu konsisten khususnya terkait
dengan menjaga kepuasan dari peserta yang mengikuti atau menjalani diklat.
52
Gambar 4.6. Suasana Pembelajaran di Kampus Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan
dan Keagamaan.
Berkaitan dengan reaksi peserta dari pembelajaran saat diklat maka sebagai
pihak penyelenggara terdapat kewajiban dalam melakukan evaluasi secara bertahap
dan berkelanjutan kepada kegiatan diklat sehingga pada akhirnya dapat memberi
pengaruh kepada peningkatan mutu dari pelayanan yang diberikan kepada para
perserta didik atau diklat tersebut. 1) Reaksi Peserta terhadap Penyelenggara
Persentase reaksi dari peserta diklat kepada pihak penyelenggara dijelaskan
melalui grafik sebagai berikut:
Gambar 4.7. Reaksi Peserta Angkatan I terhadap Penyelenggara
Dari grafik data tersebut, diketahui persentase rata-rata mengenai dari reaksi
peserta diklat Angkatan I kepada pihak penyelenggara memiliki persentase paling
tinggi sebesar 96,1% yang berasal dari aspek kepanitiaan, aspek tersebut terdiri dari
unsur pelayanan sebesar 93,74%, kerjasama dengan peserta sebesar 96,52%,
pelayanan terhadap narasumber sebesar 96,78% dan sikap terhadap peserta sebesar
97,13%. Sehingga diketahui, pelayanan dan kerja kepanitian terhadap peserta masuk
kulifikasi “Sangat Memuaskan” (90-100), bahkan menuju sempurna karena
mendekati angka 100%.
53
Skor rata-rata untuk reaksi peserta diklat Angkatan I terhadap penyelenggara
diklat terendah pada aspek konsumsi sebesar 85,01%, aspek tersebut terdiri unsur
menu sebesar 83,17%, penyajian sebesar 85% dan hiegienis dengan hasil 86,87%.
Sehingga diketahui, aspek konsumsi masuk dalam kualifikasi “Memuaskan” (80-
90).
Untuk aspek kepesertaan didapatkan hasil sebesar 93,07 sedangkan pada
aspek akomodasi, kurikulum dan sarana diklat berturut-turut dengan hasil sebesar
92,85%, 92,87% dan 91,01% serta rentang penskoran yang masuk dalam kualifikasi
“Sangat Memuaskan” (90-100).
Sehingga diketahui peserta yang mengikuti Diklat Fungsional Calon Kepala
Madrasah dari Angkatan I memiliki reaksi positif kepada proses penyelengggaraan
diklat.
Gambar 4.8. Reaksi Peserta Angkatan II terhadap Penyelenggara
Sesuai grafik tersebut, diketahui nilai rata-rata dari reaksi peserta kepada
pihak penyelenggara berkaitan dengan aspek kepesertaan memiliki nilai paling
tinggi dengan persentase 85,61%, aspek tersebut terdiri dari unsur penetapan peserta
sebesar 85,64%, pemanggilan peserta sebesar 85,55%, dan penegakan disiplin
peserta 85,64% sehingga diketahui kepesertaan masuk dalam kualifikasi
“Memuaskan” (80-90).
Skor rata-rata reaksi dari peserta kepada pihak penyelenggara dengan
persentase paling rendah pada aspek konsumsi sebesar 79,67%. Aspek tersebut
terdiri dari unsur menu sebesar 79,55%, penyajian dan higienis mempunyai skor
rata-rata yang sama sebesar 79,73%. Sehingga diketahui aspek konsumsi masuk
dalam kualifikasi “Cukup Memuaskan” (70-80). Aspek konsumsi membutuhkan
perhatian oleh pihak penyelenggara terkait peningkatan menu penyajian dan higienis
dari makanan.
Hasil yang untuk aspek lainnya yaitu aspek kepanitiaan sebesar 85,25%,
sedangkan pada aspek akomodasi, kurikulum dan sarana diklat berturut-turut dengan
hasil sebesar 85,46%, 83,86% dan 85,16% dengan kualifikasi “Memuaskan” (80-
90).
54
Sehingga diketahui perserta dari diklat Angkatan II memiliki reaksi positif
berkaitan dengan penyelengggaraan diklat yang meskipun reaksi tersebut tidak
masuk dalam kualifikasi “Sangat Memuaskan”.
2) Reaksi Peserta terhadap Narasumber
Reaksi peserta diklat terhadap narasumber dikaji sesuai dengan beberapa
aspek yaitu berasal dari pengetahuan dan keterampilan mengajar yang dimiliki
narasumber, penguasaan materi yang diberikan narasaumber, sistematika pengajaran
dari narasumber, dari kemampuan pengajaran narasumber, dari cara dan penggunaan
alat bantu dalam proses pembelajaran yang dilakukan narasumber, hasil yang
dicapai narasumber, etika dari narasumber, sikap dari narasumber, dari cara
menjelaskan jawaban dari pertanyaan peserta, penggunaan bahasa dari narasumber,
proses pemberian motivasi dari narasumber, disiplin waktu dari narasumber,
kerapihan pakaian dari narasumber dan bentuk kerjasama dari narasumber.
Gambar 4.9. Reaksi Peserta Angkatan I terhadap Narasumber
Diketahui hasil evaluasi dari reaksi peserta kepada narasumber, aspek dengan
persentase paling tinggi berasal dari aspek pengetahuan dan keterampilan mengajar
sebesar 85,67% dan aspek pemberian motivasi sebesar 85,66% termasuk dalam
kualifikasi “Memuaskan” (80-90). Aspek penggunaan bahasa merupakan aspek
yang terendah sebesar 84,25% dan termasuk ke dalam kualifikasi “Memuaskan”.
Penskoran untuk aspek lainnya termasuk dalam kualifikasi “Memuaskan” juga.
Sehingga diketahui peserta merasa puas dalam menerima keberadaan narasumber
Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I terlihat dengan rata-rata
sebesar 85,09% atau berkualifikasi “Memuaskan”.
55
Gambar 4.10. Reaksi Peserta Angkatan II terhadap Narasumber
Diketahui hasil evaluasi dari reaksi peserta kepada narasumber, aspek dengan
persentase paling tinggi berasal dari aspek penguasaan materi sebesar 94,51% dan
aspek sikap sebesar 91,79% termasuk dalam kualifikasi “Sangat Memuaskan” (90 –
100). Aspek sistematika penyajian merupakan aspek yang terendah sebesar 90,94%
namun masih termasuk ke dalam kualifikasi “Sangat Memuaskan”. Penskoran untuk
aspek lainnya termasuk dalam kualifikasi “Sangat Memuaskan” sehingga diketahui
peserta merasa sangat puas kepada narasumber dari Diklat Fungsional Calon Kepala
Madrasah Angkatan II dengan rata-rata sebesar 91,62%.
b. Tahap Belajar
Evaluasi dari tahap belajar dilakukan sesuai dengan proses pembelajaran yang
berkaitan dengan hasil dan pencapaian target dari pembelajaran saat diklat dan
dilakukan dengan mengetahui peningkatan kompetensi dari peserta. Evaluasi dari
tahap belajar ini dilakukan sesuai hasil dari kegiatan yang dimulai dari kegiatan OJT
I, IJT I sampai kegiatan IJT II.
Suasana saat pembelajaran di kelas IJT I yang menunjukkan penerapan sikap
kerjasama antar peserta diklat terlihat pada gambar berikut:
Gambar 4.11. Suasana Pembelajaran Kegiatan IJT 1
56
1) Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan I pada OJT I dan II
Hasil evaluasi belajar terhadap peserta Diklat Fungsional Calon Kepala
Madrasah Angkatan I dan II dimulai dari tahapan kegiatan OJT I, evaluasi pada
tahapan ini dilakukan oleh mentor pada masing-masing wilayah provinsi. Penskoran
pada tahap OJT I dan II ini terdiri dari dua aspek yaitu sikap dan keterlaksanaan.
Berikut grafik hasil evaluasi belajar pada kedua Angkatan diklat:
Gambar 4.12. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan I pada OJT I dan II
Gambar 4.12. memperlihatkan hasil evaluasi belajar peserta tahap OJT I dan
II, rata-rata skor aspek sikap sebesar 95,2% demikian pula dengan rata-rata skor
aspek keterlaksanaan yaitu sebesar 95,2%. Jadi, pada umumnya peserta mendapat
skor “Sangat Memuaskan” dalam hal evaluasi Diklat Fungsional Calon Kepala
Madrasah Angkatan II dengan rata-rata sebesar 95,2%.
Gambar 4.13. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan II pada OJT I dan II
Gambar 4.13. memperlihatkan hasil evaluasi belajar peserta tahap OJT I dan
II, rata-rata skor aspek sikap sebesar 90% demikian pula dengan rata-rata skor aspek
keterlaksanaan yaitu sebesar 90,6%. Diketahui peserta dari diklat secara umum
57
mendapat skor “Memuaskan” dalam hal evaluasi Diklat Fungsional Calon Kepala
Madrasah Angkatan II dengan rata-rata sebesar 90,3%.
2) Hasil Evaluasi Belajar Peserta pada IJT I
Hasil evaluasi belajar terhadap peserta Diklat Fungsional Calon Kepala
Madrasah Angkatan I dan II tahap IJT I dimulai tanggal 3 sampai dengan 19 Juli
2019, setelah tahap OJT I selesai. Tahap IJT I disebut juga tahap diklat, artinya
peserta mengikuti diklat secara klasikal selama 17 hari. Persyaratan untuk masuk ke
tahap IJT I adalah peserta sudah memiliki hasil evaluasi belajar tahap OJT I.
Evaluasi hasil belajar pada tahapan ini dilakukan oleh narasumber setiap mata diklat
inti terhadap peserta diklat. Aspek yang dievaluasi meliputi aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
Evaluasi terhadap aspek pengetahuan peserta memiliki bobot sebesar 40,
evaluasi keterampilan dan sikap memiliki bobot masing-masing bobot 30 dari
keseluruhan skor. Berikut hasil evaluasi belajar tahap IJT I pada kedua Angkatan
diklat.
Gambar 4.14. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan I pada IJT I
Gambar 4.14. menunjukkan hasil evaluasi belajar peserta tahap IJT I, skor
rata-rata aspek pengetahuan sebesar 83,75% termasuk kualifikasi, aspek
keterampilan sebesar 86,45% , dan rata-rata skor aspek sikap yaitu sebesar 95%.
Aspek pengetahuan dan keterampilan peserta pada Angkatan I masuk dalam
kualifikasi “Memuaskan” sedangkan aspek sikap menempati kualifikasi “Sangat
Memuaskan”.
58
Gambar 4.15. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan II pada IJT I
Gambar 4.15. menunjukkan hasil evaluasi belajar peserta tahap IJT I, skor
rata-rata aspek pengetahuan sebesar 78,46%, aspek keterampilan sebesar 86,45%,
dan rata-rata skor aspek sikap yaitu sebesar 90,67%. Aspek pengetahuan peserta
pada Angkatan II masuk dalam kualifikasi “Cukup Memuaskan” dan keterampilan
masuk dalam kualifikasi “Memuaskan” sedangkan aspek sikap menempati
kualifikasi “Sangat Memuaskan”.
3) Hasil Evaluasi Belajar Peserta pada IJT II
Gambar 4.16. Ujian Presentasi Peserta Diklat pada IJT II
Hasil evaluasi belajar terhadap peserta Diklat Fungsional Calon Kepala
Madrasah Angkatan I dan II tahap IJT II dilaksanakan satu bulan setelah tahap IJT I
selesai dan peserta kembali ke tempat tugas masing-masing untuk menyelesaikan
tugas makalah. Tahap IJT II diselenggarakan di 12 (dua belas) Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi di mana peserta berasal selama 2 (dua) hari. Tahap
IJT II ini disebut juga Tahap Uji Kompetensi peserta meliputi ujian presentasi dan
ujian tulis seperti terlihat pada Gambar 4.16. Evaluasi hasil belajar pada tahapan ini
dilakukan oleh narasumber dari Pusdiklat Tenaga Teknis dan mentor dari masing-
masing Kantor Wilayah Keagamaan Aspek yang dievaluasi meliputi aspek
presentasi dan ujian tulis. Berikut hasil evaluasi belajar tahap IJT II pada kedua
Angkatan diklat.
59
Gambar 4.17. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan I pada IJT I
Gambar 4.17 menunjukkan hasil evaluasi belajar peserta tahap IJT II, skor
rata-rata aspek presentasi sebesar 88,4% dan aspek ujian tulis sebesar 77,3%
menempati kualifikasi “Cukup Memuaskan”. Sehingga skor rata-rata hasil evaluasi
belajar peserta diklat Angkatan I tahap IJT II sebesar 88,1% termasuk dalam
kualifikasi “Memuaskan”.
Berdasarkan data, peserta diklat menganggap soal dari berkaitan dengan
materi pembelajaran yang didapat selama diklat. Namun, perolehan hasil yang
belum maksimal terlihat dari nilai rata-rata ujian tulis yang hanya mencapai
kualifikasi “Cukup Memuaskan” namun kesiapan peserta yang kurang dalam
menjawab ujian tulis. Hal tersebut karena perhatian peserta yang terbagi dengan
penyiapan makalah untuk ujian presentasi di waktu yang hampir bersamaan.
Gambar 4.18. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan II pada IJT II
Gambar 4.18 menunjukkan hasil evaluasi belajar peserta tahap IJT II, skor
rata-rata aspek presentasi sebesar 88% termasuk dalam kualifikasi “Memuaskan”dan
aspek ujian tulis sebesar 83,7%. Juga masuk dalam kualifikasi “Memuaskan”.
Sehingga skor rata-rata hasil evaluasi belajar peserta diklat Angkatan II tahap IJT II
sebesar 85,8% juga dalam kualifikasi “Memuaskan”.
60
4) Hasil Evaluasi Akhir Tahap Belajar Peserta
Hasil akhir dari evaluasi peserta diklat ini merupakan rekap skor rata-rata
peserta dari hasil evaluasi tahap OJT I, IJT I dan IJT II. Hasil akhir evaluasi ini yang
digunakan untuk data skor sertifikat Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah.
Berikut hasil evaluasi belajar tahap IJT II pada kedua Angkatan diklat.
Gambar 4.19 Hasil Evaluasi Akhir Tahap Belajar Peserta Angkatan I
Gambar 4.19. menunjukkan hasil akhir tahap belajar peserta, skor tertinggi
sebesar 92,69% masuk dalam kualifikasi “Sangat Memuaskan”. Pencapaian skor
sangat memuaskan ini berjumlah 3 (tiga) orang peserta. Skor terendah sebesar
87,23% termasuk dalam kualifikasi “Memuaskan”. Sehingga skor rata-rata hasil
akhir tahap belajar peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I
sebesar 89,32% menempati kualifikasi “Memuaskan”.
Sehingga diketahui peserta yang mengikuti Diklat Fungsional Calon Kepala
Madrasah dari Angkatan I rata-rata memperoleh penskoran memuaskan dan
dinyatakan lulus.
Gambar 4.20. Hasil Evaluasi Akhir Tahap Belajar Peserta Angkatan II
61
Gambar 4.20. menunjukkan hasil akhir tahap belajar peserta, skor tertinggi
sebesar 91,3%, skor terendah sebesar 85,47% termasuk dalam kualifikasi
memuaskan. Sehingga skor rata-rata hasil akhir tahap belajar peserta Diklat
Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan II sebesar 86,96% juga menempati
kualifikasi “Sangat Memuaskan”.
Sehingga diketahui peserta dari Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah
Angkatan II rata-rata memperoleh penskoran memuaskan dinyatakan lulus.
5) Nilai Akhir Peserta berdasarkan Wilayah Provinsi
Peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah dari Angkatan I dan II
berasal dari 12 (dua belas) Provinsi. Berikut adalah rata-rata nilai akhir peserta
berdasarkan provinsi tempat peserta berasal.
Tabel. 4.2. Nilai Akhir Peserta berdasarkan Wilayah Provinsi
NO NILAI AKHIR KUALIFIKASI
1 88,96 Memuaskan
2 89,41 Memuaskan
3 90,79 Memuaskan
4 90,06 Memuaskan
5 88,97 Memuaskan
6 87,75 Memuaskan
1 86,74 Memuaskan
2 86,32 Memuaskan
3 87,24 Memuaskan
4 86,88 Memuaskan
5 86,69 Memuaskan
6 87,86 Memuaskan
88,14 Memuaskan
Nilai Tertinggi : 90,79 (DI Yogyakarta)
Nilai Terendah : 86,32 (Lampung)
ANGKATAN I
Jambi
Jawa Tengah
DI Yogtyakarta
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Papua Barat
Nilai Rata-rata Angkatan I dan II
ANGKATAN II
Banten
Kalimantan Selatan
Sulawesi Selatan
Sumatera Selatan
Lampung
Bengkulu
PROVINSI
Tabel 4.2. menunjukkan rata-rata nilai akhir peserta tertinggi terdapat pada
Provinsi DI Yogyakarta yaitu sebesar 90,79% termasuk dalam kualifikasi
“Memuaskan”. Sedangkan untuk rata-rata nilai akhir peserta terendah terdapat pada
Provinsi Lampung yaitu sebesar 86,32% termasuk dalam kualifikasi “Memuaskan”.
Untuk rata-rata nilai akhir peserta kedua Angkatan yaitu sebesar 90,79% termasuk
dalam kualifikasi “Memuaskan”.
62
Gambar 4.21. Nilai Akhir Peserta berdasarkan Provinsi
c. Tahap Perilaku
Fokus penilaiaian dalam evaluasi tahap perilaku berkaitan dengan perubahan
dari perilaku kerja yang dilakukan peserta saat bekerja setelah menjalani kegiatan
diklat. Evaluasi perilaku ini dilakukan satu bulan setelah diklat dilakukan. Evaluasi
tahap ini melibatkan informasi dari atasan, rekan sejawat dan siswa peserta diklat.
Hasil angket yang disebar memberikan hasil persepsi atasan, persepsi rekan sejawat
dan persepsi siswa terhadap peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah.
Berikut hasil persepsi pada masing-masing Angkatan diklat.
1) Persepsi Atasan
Hasil evaluasi perilaku ini berdasarkan persepsi atasan peserta Diklat
Fungsional Calon Kepala Madrasah. Instrumen untuk atasan peserta diklat ini terdiri
dari 13 (tiga belas) indikator. Indikator tersebut meliputi kemampuan yang terdiri
dari pengetahuan dan dari keterampilan yang didapat selama diklat, pelaksanaan
tugas dari Kepala Madrasah, membantu meningkatkan kualitas madrasah, membantu
menyusun rencana kerja madrasah; memiliki kemampuan kompetensi
kepemimpinan, manajerial dan supervisi; peningkatan kemampuan komunikasi,
kerjasama, motivasi, efektifitas kerja, disiplin, lebih santun dan ramah; peserta diklat
dapat membantu rekan sejawat dalam menyelesaikan tugasnya.
Gambar 4.22. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I berdasarkan
Persepsi Atasan
63
Gambar 4.22. menunjukkan hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan
persepsi atasan peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I, skor
tertinggi terdapat pada indikator peningkatan sikap sopan santun peserta diklat
setelah mengikuti diklat yaitu sebesar 96,89%, sedangkan skor terendah terdapat
pada indikator pengetahuan dan keterampilan peserta diklat dalam membantu
pelaksanaan tugas Kepala Madrasah 91,78%. Skor rata-rata hasil evaluasi tahap
perilaku peserta berdasarkan persepsi atasan terhadap peserta diklat sebesar 93,97%.
Sesuai dengan indikator dan hasil evaluasi dari tahap perilaku peserta
berdasarkan persepsi atasan terhadap peserta Diklat Fungsional Calon Kepala
Madrasah Angkatan I termasuk kualifikasi “Sangat Baik.”
Gambar 4.23. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan II berdasarkan
Persepsi Atasan
Gambar 4.23. menunjukkan hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan
persepsi atasan peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan II, skor
tertinggi terdapat pada indikator peningkatan sikap sopan santun peserta diklat
setelah mengikuti diklat yaitu sebesar 94,67%, sedangkan skor terendah terdapat
pada indikator pengetahuan dan keterampilan peserta diklat untuk meningkatkan
kualitas madrasah 88,00%. Skor hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan
persepsi atasan terhadap peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah
Angkatan II sebesar 92,14%. Sehingga diketahui, semua indikator pada hasil
evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan persepsi atasan terhadap peserta Diklat
Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan II termasuk kualifikasi “Sangat
Baik”.
64
Tabel 4.3. Perbandingan Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I dan II
berdasarkan Persepsi Atasan
NO INDIKATORSKOR
AKT. I
SKOR
AKT. IIKATEGORI
1
Diklat memberikan pengetahuan dan keterampilan baru
yang dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan tugas
kepala madrasah.
91,78 91,78 SANGAT BAIK
2Diklat memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi
alumni dalam meningkatkan kualitas madrasah92,22 88,00 SANGAT BAIK
3Alumni menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh
dalam membantu menyusun rencana kerja madrasah93,11 93,33 SANGAT BAIK
4
Setelah mengikuti diklat, alumni memiliki kompetensi
manajerial dan supervisi yang dibutuhkan oleh kepala
madrasah
94,00 88,67 SANGAT BAIK
5
Setelah mengikuti diklat, kemampuan alumni dalam
membangun komunikasi antar individu dan kelompok
semakin baik
95,56 93,33 SANGAT BAIK
6Setelah mengikuti diklat alumni dapat membangun kerja
sama lebih baik dengan warga madrasah93,78 93,33 SANGAT BAIK
7Setelah mengikuti diklat, alumni memiliki karakter
kepemimpinan yang dibutuhkan madrasah.93,78 92,00 SANGAT BAIK
8 Setelah mengkuti diklat, motivasi kerja alumni meningkat 94,00 90,67 SANGAT BAIK
9 Setelah mengikuti diklat, alumni bekerja lebih efektif 92,44 94,00 SANGAT BAIK
10Setelah mengkuti diklat, alumni dapat menyelesaikan
tugasnya tepat waktu93,78 90,67 SANGAT BAIK
11Setelah mengikuti diklat, tingkat kedisiplinan alumni
meningkat95,56 93,33 SANGAT BAIK
12 Setelah mengikuti diklat, alumni lebih santun dan ramah 96,89 94,67 SANGAT BAIK
13Setelah mengikuti diklat, alumni dapat membantu teman
sejawat dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugas94,67 94,00 SANGAT BAIK
93,97 92,14 SANGAT BAIKRata-rata
2) Persepsi Rekan Sejawat
Hasil evaluasi perilaku ini berdasarkan persepsi rekan sejawat peserta Diklat
Fungsional Calon Kepala Madrasah. Instrumen untuk rekan sejawat terdiri dari 12
(dua belas) indikator. Indikator tersebut meliputi perilaku peserta diklat setelah
mengikuti diklat mampu mendukung pekerjaan, mengembangkan karier, lebih
kreatif, aktif dan inovatif, memiliki kondisi hubungan yang baik antar rekan kerja
serta atasan, terbuka menerima saran, berbagi ilmu, lebih sopan dan ramah,
membantu rekan kerjanya.
65
Gambar 4.24. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I berdasarkan
Persepsi Rekan Sejawat
Gambar 4.24. menunjukkan hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan
persepsi rekan sejawat peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan
I, skor tertinggi terdapat pada indikator peserta diklat setelah mengikuti diklat
mampu bergaul lebih baik dengan atasannya yaitu sebesar 96%. Sedangkan skor
terendah terdapat pada indikator peserta diklat setelah mengikuti diklat mampu
mengembangkan kariernya, dengan skor sebesar 90%. Skor rata-rata hasil evaluasi
tahap perilaku peserta berdasarkan persepsi rekan sejawat terhadap peserta diklat
sebesar 93,72%. Sehingga diketahui, semua indikator pada hasil evaluasi tahap
perilaku peserta berdasarkan persepsi rekan sejawat terhadap peserta Diklat
Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I termasuk kualifikasi “Sangat Baik”.
Gambar 4.25. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan II berdasarkan
Persepsi Rekan Sejawat
Gambar 4.25. menunjukkan hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan
persepsi rekan sejawat peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan
II, skor tertinggi terdapat pada indikator peserta diklat setelah mengikuti diklat lebih
sopan dan ramah yaitu sebesar 97,33%. Sedangkan skor terendah terdapat pada
66
indikator peserta diklat setelah mengikuti diklat mampu mendukung pekerjaannya,
dengan skor sebesar 90,22%. Skor rata-rata hasil evaluasi tahap perilaku peserta
berdasarkan persepsi rekan sejawat terhadap peserta diklat sebesar 94,83%.
Sehingga diketahui, semua indikator pada hasil evaluasi tahap perilaku peserta
berdasarkan persepsi rekan sejawat terhadap peserta Diklat Fungsional Calon
Kepala Madrasah Angkatan II termasuk kualifikasi “Sangat Baik”.
Tabel 4.4. Perbandingan Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I dan II
berdasarkanPersepsi Rekan Sejawat
NO. INDIKATORSKOR
AKT. I
SKOR
AKT. IIKATEGORI
1Setelah mengikuti diklat, teman saya memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang mendukung pekerjaannya92,00 90,67 SANGAT BAIK
2 Setelah mengikuti diklat, teman saya mampu mengembangkan karirnya 90,00 93,33 SANGAT BAIK
3 Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih kreatif dan inovatif dalam bekerja 94,67 93,33 SANGAT BAIK
4Setelah mengikuti diklat, teman saya menjadi lebih baik dalam bergaul dengan
teman kerjanya94,00 95,33 SANGAT BAIK
5Setelah mengikuti diklat, teman saya menjadi lebih baik dalam bergaul dengan
atasannya96,00 94,67 SANGAT BAIK
6 Setelah mengikuti diklat, teman saya menjadi lebih disiplin dalam bekerja 94,67 96,67 SANGAT BAIK
7 Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih aktif bekerjasama dalam kelompok 92,67 95,33 SANGAT BAIK
8 Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih terbuka menerima saran 93,33 96,00 SANGAT BAIK
9 Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih aktif memberikan saran 94,00 94,67 SANGAT BAIK
10 Setelah mengikuti diklat, teman saya mau berbagi ilmu yang didapatnya 93,33 95,33 SANGAT BAIK
11 Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih sopan dan ramah 95,33 97,33 SANGAT BAIK
12 Setelah mengikuti diklat, teman saya terbiasa membantu rekan kerjanya 94,67 95,33 SANGAT BAIK
93,72 94,83 SANGAT BAIKRata-rata
3) Persepsi Siswa
Hasil evaluasi perilaku ini berdasarkan persepsi rekan sejawat peserta Diklat
Fungsional Calon Kepala Madrasah. Instrumen untuk persepsi siswa terdiri dari 12
(dua belas) indikator. Indikator tersebut meliputi perilaku peserta diklat setelah
mengikuti diklat lebih: bijaksana, bersemangat ketika mengajar, memberi motivasi,
sabar, disiplin, perhatian, terbuka, aktif memberi bimbingan personal dan kelompok,
memperbaiki kekurangan, komunikatif dan akomodatif, sopan dan ramah.
67
Gambar 4.26. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I berdasarkan
Persepsi Siswa
Gambar 4.26. menunjukkan hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan
persepsi siswa peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I, skor
tertinggi terdapat pada indikator peserta diklat setelah mengikuti diklat mampu lebih
sopan dan ramah terhadap siswanya yaitu sebesar 98,67%. Sedangkan skor terendah
terdapat pada indikator peserta diklat setelah mengikuti diklat mampu lebih aktif
memberikan bimbingan secara berkelompok, dengan skor sebesar 89,33%. Skor
rata-rata hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan persepsi siswa terhadap
peserta diklat sebesar 93,72%. Sehingga diketahui, semua indikator pada hasil
evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan persepsi rekan sejawat terhadap peserta
Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I termasuk kualifikasi “Sangat
Baik”.
Gambar 4.27. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I berdasarkan
Persepsi Siswa
Gambar 4.27. menunjukkan hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan
persepsi siswa peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan II, skor
68
tertinggi terdapat pada indikator peserta diklat setelah mengikuti diklat mampu
memberikan motivasi untuk berprestasi kepada siswanya yaitu sebesar 99,33%.
Sedangkan skor terendah terdapat pada indikator peserta diklat setelah mengikuti
diklat mampu lebih aktif memberikan bimbingan secara berkelompok, dengan skor
sebesar 90,67% Skor rata-rata hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan
persepsi siswa terhadap peserta diklat sebesar 95,5%. Sehingga diketahui, semua
indikator pada hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan persepsi rekan
sejawat terhadap peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan II
termasuk kualifikasi “Sangat Baik”.
Tabel 4.5. Perbandingan Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I dan II
berdasarkan Persepsi Siswa
NO. INDIKATORSKOR
AKT. I
SKOR
AKT. IIKATEGORI
1 Setelah mengikuti diklat, guru saya lebih bijaksana 93,33 96,67 SANGAT BAIK
2 Setelah mengikuti diklat, guru saya lebih bersemangat ketika mengajar 94,00 97,33 SANGAT BAIK
3Setelah mengikuti diklat, guru saya sering memberi motivasi untuk
berprestasi92,67 99,33 SANGAT BAIK
4Setelah mengikuti diklat, guru saya menjadi lebih sabar dalam mengajar
murid-muridnya93,33 95,33 SANGAT BAIK
5 Setelah mengikuti diklat, guru saya menjadi lebih disiplin dalam mengajar 96,67 98,00 SANGAT BAIK
6Setelah mengikuti diklat, guru saya lebih memperhatikan keperluan belajar
siswanya90,00 95,33 SANGAT BAIK
7Setelah mengikuti diklat, guru saya membuka diri menerima
saran/pendapat siswa94,00 94,00 SANGAT BAIK
8Setelah mengikuti diklat, guru saya aktif memberikan bimbingan secara
personal92,67 94,00 SANGAT BAIK
9Setelah mengikuti diklat, guru saya aktif memberikan bimbingan secara
kelompok89,33 90,67 SANGAT BAIK
10Setelah mengikuti diklat, guru saya memperbaiki kekurangan yang selama
ini dilakukannya94,00 94,00 SANGAT BAIK
11 Setelah mengikuti diklat, guru saya komunikatif dan akomodatif 96,00 94,67 SANGAT BAIK
12 Setelah mengikuti diklat, guru saya lebih sopan dan ramah 98,67 96,67 SANGAT BAIK
93,72 95,50 SANGAT BAIKRata-rata
d. Tahap Dampak
Hasil evaluasi perilaku ini berdasarkan skor/skor peserta diklat pada Diklat
Fungsional Calon Kepala Madrasah. Instrumen untuk persepsi siswa terdiri dari 10
(sepuluh) indikator. Indikator tersebut meliputi: kebutuhan peserta diklat,
69
pengetahuan dan keterampilan, cara memimpin madrasah, tugas Kepala Madrasah,
kualitas madrasah, Kepala Madrasah yang profesional, tata cara menyusun rencana
kerja madrasah, perbaikan kekurangan madrasah, keaktifan di madrasah.
Gambar 4.28. Hasil Evaluasi Tahap Dampak Diklat pada Peserta Angkatan I
Dari Gambar 4.28 di atas diketahui skor tertinggi terdapat pada indikator
peserta diklat setelah mengikuti diklat menambah pengetahuan dan ketrampilan
peserta diklat yaitu sebesar 100%. Sedangkan skor terendah terdapat pada indikator
peserta diklat setelah mengikuti diklat mampu menyusun tata cara rencana kerja
madrasah yang baik, dengan skor sebesar 88,33%. Rata-rata skor peserta diklat
sebesar 94,5%. Sehingga diketahui, semua indikator pada hasil evaluasi tahap
perilaku peserta berdasarkan persepsi rekan sejawat terhadap peserta Diklat
Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I termasuk kualifikasi “Sangat Baik”.
Gambar 4.29. Hasil Evaluasi Tahap Dampak Diklat pada Peserta Angkatan II
Dari gambar tersebut, skor tertinggi terdapat pada indikator peserta diklat
setelah mengikuti diklat menambah pengetahuan dan ketrampilan peserta diklat
yaitu sebesar 100%. Sedangkan skor terendah terdapat pada indikator peserta diklat
setelah mengikuti diklat mampu memberi masukan kepada Kepala Madrasah
mengenai tata cara mengelola manajemen madrasah, dengan skor sebesar 84,17%.
70
Rata-rata skor peserta diklat sebesar 91,08%. Sehingga diketahui, semua indikator
pada hasil evaluasi dampak berdasarkan skor peserta Diklat Fungsional Calon
Kepala Madrasah Angkatan II termasuk kualifikasi Sangat Baik.
Tabel 4.6. Perbandingan Hasil Evaluasi Tahap Dampak Diklat pada Peserta
Angkatan I dan II
NO. INDIKATORSKOR
AKT. I
SKOR
AKT. IIKATEGORI
1 Diklat yang saya ikuti sesuai dengan kebutuhan saya. 99,17 96,67 SANGAT BAIK
2Diklat yang saya ikuti menambah Ilmu pengetahuan dan
keterampilan saya.100,00 98,33 SANGAT BAIK
3Setelah mengikuti diklat, saya memahami bagaimana cara
memimpin madrasah yang baik.91,67 89,17 SANGAT BAIK
4Setelah mengikuti diklat, saya siap melaksanakan tugas sebagai
kepala madrasah94,17 90,83 SANGAT BAIK
5Setelah mengikuti diklat, saya memahami cara meningkatkan
kualitas madrasah95,00 90,00 SANGAT BAIK
6Diklat yang saya ikuti memotivasi saya untuk menjadi kepala
madrasah yang profesional96,67 93,33 SANGAT BAIK
7
Setelah mengikuti diklat, saya bisa memberi masukan kepada
kepala madrasah tentang tata cara menyusun rencana kerja
madrasah yang baik
88,33 86,67 SANGAT BAIK
8
Setelah mengikuti diklat, saya bisa memberi masukan kepada
kepala madrasah tentang tatacara mengelola manajemen
madrasah
86,67 84,17 SANGAT BAIK
9Setelah mengikuti diklat, saya terlibat dalam memperbaiki
kekurangan dalam pengelolaan madrasah96,67 89,17 SANGAT BAIK
10Setelah mengikuti diklat, saya berperan aktif dalam
meningkatkan kualitas madrasah96,67 92,50 SANGAT BAIK
94,50 91,08 SANGAT BAIKRata-rata
B. Pembahasan
Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah di Pusdiklat Tenaga teknis
Pendidikan dan Keagamaan tahun 2019 meliputi tiga kegiatan utama yaitu tahap On
Job Training I ( OJT I), In Job Training I ( IJT I) dan In Job Training II ( IJT II).
Pada setiap kegiatan dilakukan evaluasi berdasarkan penerapan model Kirkpatrick.
Perbandingan kriteria dengan kinerja program evaluasi Kirkpatrick pada
Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II di Pusdiklat Tenaga
Teknis Pendidikan dan Keagamaan tahun 2019, terangkum pada Tabel 4.7.
71
Tabel 4.7. Perbandingan Kriteria dengan Kinerja Program Evaluasi Kirkpatrick pada
Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II di Pusdiklat Tenaga
Teknis Pendidikan dan Keagamaan tahun 2019
Angkatn I Angkatan II
Kualifikasi Kualifikasi
Kesesuaian kepesertaan diklat dengan
kebutuhan Calon Kepala Madrasah
Sangat
MemuaskanMemuaskan
Pelayanan panitia penyelenggaraSangat
MemuaskanMemuaskan
Kelengkapan fasilitas diklat, meliputi
akomodasi, sarana dan konsumsiMemuaskan Memuaskan
Kesesuaian susunan materi
diklat/kurikulum
Sangat
MemuaskanMemuaskan
Kesesuaian sikap dan pengetahuan
narasumberMemuaskan
Sangat
Memuaskan
Sikap positif peserta diklat pada
pembelajaran
Sangat
MemuaskanMemuaskan
Keterampilan dalam membuat makalah
dan presentasiMemuaskan Memuaskan
Kemampuan mengerjakan tes-tes dan
ujian tulisMemuaskan Memuaskan
Kelulusan Memuaskan Memuaskan
Kemampuan dalam mengaplikasikan
materi diklatSangat Baik Sangat Baik
Kemampuan dalam memperbaiki sikap
di lingkungan kerjanya.Sangat Baik Sangat Baik
Kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keterampilanSangat Baik Sangat Baik
Kemampuan dalam membantu rekan
sejawatSangat Baik Sangat Baik
Kemampuan dalam membimbing siswa Sangat Baik Sangat Baik
Kemampuan dalam memotivasi siswa Sangat Baik Sangat Baik
Peningkatan pengetahuan dan
keterampilanSangat Baik Sangat Baik
Peningkatan motivasi Sangat Baik Sangat Baik
Peningkatan kinerja di madrasah Sangat Baik Sangat Baik
4.Dampak
(Result)
1.Reaksi
(Reaction)
2.Belajar
(Learning)
3.Perilaku
(Behavior)
No Tahap Indikator Keberhasilan
Kinerja Program Evaluasi
Kirkpatrick
1. Tahap Reaksi
Evaluasi tahap reaksi berkaitan dengan tingkat kepuasan dari peserta diklat
dan dapat diketahui melalui motivasi yang dimiliki serta rasa antusias dari peserta
saat menjalani berbagai proses dan kegiatannya. Sesuai dengan pernyataan
Widoyoko (2011:174) yang menjelaskan evaluasi tahap reaksi memiliki peran yang
penting terkait kepuasan dari peserta yang mengikuti proses dan kegiatan diklat
72
karena pada akhirnya rasa puas tersebut akan memberi pengaruh kepada motivasi
dari peserta dalam mengikuti diklat selanjutnya. Maksud dari motivasi dijelaskan
Ngalim Purwanto (2007:72) sehingga diketahui motivasi berkaitan dengan dorongan
yang berasal dari kebutuhan dan rangsangan yang dimiliki seseorang atau individu
yang disertai ketetapan akan sebuah tujuan atau harapan.
Gambar 4.30. Pengalungan Tanda Peserta Diklat pada Pembukaan Kegiatan IJT I
Dengan adanya motivasi dari peserta maka diharapkan segala kemampuan
dan potensinya dapat mencapai target yang menjadi tujuan Diklat Fungsional Calon
Kepala Madrasah secara maksimal. Motivasi yang berharga diberikan pada saat
acara pembukaan, peserta menerima tanda peserta diklat yang artinya peserta sudah
sah menjadi peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah tahun 2019, di mana
diklat ini yang menjadi dambaan bagi bakal Calon Kepala Madrasah yang lain di
seluruh Indonesia seperti terlihat pada Gambar 4.30.
Sesuai hasil temuan dan analisis data menjelaskan akan penerapan tahap
reaksi dari model evaluasi Kirkpatrick berkaitan dengan peserta dengan pihak
penyelenggara dan pihak dari narasumber.
a. Tahap Reaksi Peserta terhadap Penyelenggara
Hasil reaksi peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah di aspek
kepesertaan Angkatan I tergolong dalam kualifikasi “Sangat Memuaskan”,
sedangkan pada Angkatan II termasuk dalam kualifikasi “Memuaskan”. Hal ini
berarti kinerja program evaluasi Kirkpatrick berhasil karena adanya kesesuaian
kepesertaan diklat dengan kebutuhan Calon Kepala Madrasah.
Aspek kepesertaan yang meliputi unsur penetapan, pemanggilan peserta dan
penekanan disiplin peserta memberikan hasil yang sangat memuaskan. Artinya,
mekanisme penetapan peserta melalui kerjasama dengan Kanwil Kemenag Provinsi
dalam menyeleksi bakal Calon peserta diklat sebelum memasuki Diklat Fungsional
Calon Kepala Madrasah sudah tepat dan efektif memenuhi kualifikasi tahapan yang
dipersyaratkan. Pemanggilan peserta yaitu penugasan peserta yang sudah lolos tahap
seleksi dan siap menjadi peserta diklat juga sudah sesuai dengan harapan dan
jalurnya. Unsur penekanan disiplin peserta selama mengikuti diklat juga terpenuhi
73
dengan sangat baik. Peserta puas dengan pola dan aturan yang diterapkan pihak dari
penyelenggara diklat.
Berkaitan dengan aspek dari kepanitiaan yang yang secara umum memberikan
kualifikasi “Sangat Memuaskan” pada Angkatan I dan “Memuaskan” pada
Angkatan II. Artinya, penitia sebagai salah satu unsur penyelenggara diklat dinilai
mampu dan berhasil menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik sebagai aparatur
pelayanan publik. Hal ini juga menunjukkan bahwa pelatihan tentang pelayanan
prima untuk peningkatan kompetensi pegawai yang bertugas memberikan pelayanan
kepada publik yang didapat panitia sudah diimplementasikan dengan sangat baik.
Selain itu, panitia penyelenggara diklat dianggap telah menjalankan perannya secara
cakap dan profesional sesuai dengan koridor-koridor aturan yang berlaku.
Menurut Antin Yohana seperti dikutip Aminullah (2018:12) diketahui
beberapa faktor yang memberikan pengaruh kepada kualitas pelayanan pelanggan,
yaitu berasal dari kompetensi secara teknis berkaitan dengan keterampilan,
kemampuan dan penampilan dari petugas, kemudian berasal dari akses kepada
pelayanan yang diberikan, efektifitas yang berkaitan dengan pelayanan dan petunjuk
teknis yang sesuai kualifikasi, efisiensi yang berkaitan dengan keterbatasan biaya
untuk kebutuhan sumber daya dari pelayanan, pelayanan sesuai dengan kebutuhan
pelanggan, keamanan dari kegiatan pelayanan yang dilakukan, hubungan yang baik
dari petugas kepada pelanggan, rasa nyaman yang berkaitan dengan kepuasan dari
pelanggan.
Berbicara tentang pelayanan, menurut Parasuraman seperti dikutip Aminullah
(2018:11), menjelaskan kualitas dari pelayanan berasal dari pengguna yang
menerima dan merasakan pelayanan tersebut, jika pengguna menerima secara baik
dan pengguna merasa puas maka pelayanan dianggap berkualitas dan sesuai harapan
sehingga pengguna akan tetap menggunaan jasa penyedia layanan tersebut,
sedangkan bila pelayanan yang diterima tidak baik dan tidak memuaskan maka
pelayanan dianggap tidak berkualitas atau buruk dan tidak sesuai harapan sehingga
pengguna tidak akan lagi menggunakan penyedia pelayanan tersebut.
Berkaitan dengan penjelasan sebelumnya, maka hubungan komunikasi dari
pihak penyelenggara dan beberapa pihak lain dalam diklat perlu dibangun sejak
awal dengan baik, sehingga hal-hal ataupun sikap yang sekiranya dapat memicu
timbulnya kesalahpahaman dapat diminimalisir melalui kritik dan saran.
Akibat dari pelayanan yang prima, penyelenggaraan diklat akan memberi
kesan positif sehingga pelaksanaan diklat tersebut dapat secara efektif memberi
kepuasan bagi para peserta didik (Danim, 2008:111). Pemilihan panitia
penyelenggara diklat yang ideal dan profesional sebagai penyedia pelayanan
kediklatan bagi peserta diklat sudah terlaksana dengan baik.
Berdasarkan hasil penilaian aspek-aspek tersebut di atas menunjukkan bahwa
penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah tahun 2019 telah
memenuhi kualifikasi yang diatur dalam Petunjuk Teknis dan regulasi yang berlaku,
dimana kebijakan-kebijakan yang ditetapkan tidak melanggar peraturan yang ada.
Evaluasi pada kedua Angkatan diklat dengan nilai terendah yaitu tercermin
pada aspek konsumsi yang termasuk pada kelompok kelengkapan fasilitas diklat
dengan kualifikasi “Memuaskan” pada kedua Angkatan namun, khusus pada aspek
konsumsi di Angkatan I “Memuaskan” dan “Cukup Memuaskan” untuk Angkatan
II. Adapun unsur yang terdapat dalam aspek konsumsi adalah menu, penyajian dan
74
hiegienis. Sebagai bahan rekomendasi, bahwa perlu ditambahkan pada form
penilaian mengenai unsur ketersediaan konsumsi, apakah mencukupi untuk semua
peserta diklat atau karena faktor lainnya. Karena masalah yang berhubungan dengan
makanan adalah hal yang sensitif, oleh karena itu pelayanan dan penyediaan
konsumsi harus memperoleh perhatian lebih.
Reaksi peserta terhadap kelengkapan fasilitas diklat lainnya yaitu akomodasi
dan sarana prasarana memberikan kualifikasi “Memuaskan” di kedua Angkatan
diklat. Hal ini berarti, kenyamanan peserta diklat sudah terpenuhi dengan baik sesuai
kelengkapan fasilitas yang disediakan pihak penyelenggara diklat.
Selanjutnya reaksi dari peserta mengenai kurikulum atau materi diklat yang
didapat. Reaksi peserta di Angkatan I “Sangat Memuaskan” sedangkan pada
Angkatan II “Memuaskan”. Dengan demikian dapat dikatakan, kurikulum yang
digunakan sudah sesuai dengan petunjuk teknis serta peraturan yang berlaku.
Materi mata diklat inti yang disampaikan narasumber meliputi: (1) Sistem
penjaminan mutu madrasah; (2) Evaluasi diri madrasah; (3) Rencana strategis
madrasah; (4) Rencana kerja tahunan madrasah; (5) Pengembangan kurikulum
madrasah; (6) Manajemen keuangan madrasah; (7) Manajemen SDM madrasah; (8)
PKB dan PKG jabatan Fungsional guru; (9) Kewirausahaan dan ekonomi kreatif
madrasah; (10) Kepemimpinan pembelajaran; dan (11) Supervisi akademik.
Berdasarkan materi diklat yang disebutkan di atas, terlihat bahwa semua materi di
kurikulum merupakan syarat-syarat yang berkaitan dengan kemampuan seorang
Kepala Madrasah.
b. Tahap Reaksi Peserta terhadap Narasumber
Evaluasi dari tahap reaksi berasal dari proses diklat yang dilakukan serta
berkaitan dengan rasa puas dari peserta yang mengikuti diklat tersebut (Silberman,
2006:318-319). Reaksi dari peserta kepada narasumber terdiri dari beberapa aspek
yaitu berasal dari pengetahuan dan keterampilan mengajar yang dimiliki
narasumber, penguasaan materi yang diberikan narasaumber, sistematika pengajaran
dari narasumber, dari kemampuan pengajaran narasumber, dari cara dan penggunaan
alat bantu dalam proses pembelajaran yang dilakukan narasumber, hasil yang
dicapai narasumber, etika dari narasumber, sikap dari narasumber, dari cara
menjelaskan jawaban dari pertanyaan peserta, dari penggunaan bahasa, dari hasil
motivasi yang diberikan, disiplin waktu dari narasumber, kerapihan dalam
berpakaian dari narasumber dan bentuk kerjasama dari narasumber.
Kualifikasi narasumber yang memberikan materi pada Diklat Fungsional
Calon Kepala Madrasah khususnya narasumber untuk materi inti ditetapkan oleh
Bidang Penyelenggaraan. Penetapan narasumber tersebut ditentukan berdasarkan
track record dan rekomendasi dari hasil evaluasi narasumber di diklat sebelumnya.
Berdasarkan SK Kabadan Litbang Nomor 685 tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Diklat Teknis diketahui bahwa narasumber perlu di evaluasi
karena berkaitan dengan kinerja yang diberikan saat pembelajaran yang dilakukan.
Evaluasi dari tahap reaksi peserta kepada narasumber pada Angkatan I tergolong
dalam kualifikasi “Memuaskan” sedangkan pada Angkatan II tergolong dalam
kualifikasi “Sangat Memuaskan”. Aspek pengetahuan dan keterampilan mengajar,
penguasaan materi, aspek sikap serta pemberian motivasi peserta menempati posisi
paling atas, yaitu “Sangat Memuaskan”, sedangkan yang menempati posisi dengan
hasil terendah terdapat pada aspek penggunaan bahasa dan penguasaan materi,
75
namun tetap masih berada dalam kualifikasi “Memuaskan”. Hal ini menujukkan
bahwa hasil penilaian narasumber di dua Angkatan diklat ini sudah memenuhi
kualifikasi harapan.
Namun evaluasi dari tahap reaksi, diketahui aspek penggunaan bahasa oleh
narasumber perlu ditingkatkan lagi. Adapun penggunaan bahasa sangat penting agar
tujuan penyampaian materi diklat tercapai. Penggunaan bahasa perlu disesuaikan
dengan pola pembelajaran diklat. Pembelajaran dalam diklat merupakan
pembelajaran andragogi atau lebih dikenal dengan pembelajaran untuk orang
dewasa. Sehingga kemampuan penguasaan bahasa dalam pembelajaran andragogi
merupakan hal mendasar yang perlu dimiliki oleh para narasumber diklat.
Penggunaan bahasa dalam pembelajaran andragogi berbeda dengan pebelajaran
pedagogik atau proses pemberian materi dari guru ke siswa. Seperti menurut
Knowles yang dikutip Sudjana (2005:62) menjelaskan bahwa andragogi adalah
pembelajaran dengan peserta didik dari orang dewasa sedangkan pedagogik dengan
peserta didik dari anak-anak.
Demikian halnya dengan aspek penguasaaan materi, pada aspek ini
narasumber dituntut untuk menguasai materi yang akan disampaikan dan
menghindari metode ceramah atau proses pembelajaran satu arah karena terbukti
mengurangi antusiasme dan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan tidak dapat tercapai
secara optimal.
Pentingnya mengukur reaksi dalam penyelenggaraan diklat menurut
Kirkpatrick sebagaimana dikutip Nuraini (2017:49) dapat mendukung
penyelenggara dari pelatihan di masa yang akan datang karena dalam reaksi tersebut
dijelaskan mengenai tingkat efektifitas pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan narasumber kepada peserta.
Dari pernyataan Arifin yang dikutip oleh Saudagar (2009:57), menjelaskan
bahwa narasumber dikatakan profesional jika narasumber tersebut mampu
memberikan pelatihan dengan kompetensi dan pengajaran yang sesuai dengan
keahliannya sehingga peserta memperhatikan dan kegiatan diklat menjadi efektif.
Berdasarkan hasil penilaian terhadap narasumber pada Diklat Fungsional
Calon Kepala Madrasah tahun 2019 terbukti bahwa narasumber memiliki keluasan
pengetahuan dan keterampilan mengajar, penguasaan materi, mempunyai
kemampuan menyampaikan materi dengan sistematika penyajian yang baik. Selama
pembelajaran narasumber menggunakan metode dan alat bantu pembelajaran dengan
baik sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Hal ini sangat dirasakan oleh peserta
diklat, sehingga mereka memberikan penilaian yang baik terhadap narasumber
diklat.
Demikian halnya dengan sikap narasumber selama memberi materi
pembelajaran dinilai baik oleh peserta diklat. Peserta diklat merasa puas dengan
sikap narasumber, baik dari segi kemampuan narasumber dalam merespon
pertanyaan peserta, bersikap terhadap peserta selama di kelas maupun dari segi
kedisiplinan waktu pembelajaran.
Dari pernyataan Robbins (2007:93) diketahui bahwa sikap merupakan
pernyataan evaluatif dari seseorang atau individu yang mencerminkan perasaan
kepada sebuah objek atau sesuatu peristiwa. Berkaitan dengan hal tersebut,
mengenai penilaian lain dari sikap narasumber tidak kalah penting karena hal
76
tersebut berkaitan dengan proses pemberian motivasi kepada peserta yang mengikuti
atau menjalankan diklat. Durasi waktu pembelajaran diklat yang cukup lama (15
hari efektif) seringkali memunculkan perasaan jenuh bagi peserta selama mengikuti
pembelajaran di kelas diklat, sehingga narasumber dalam memberikan materi harus
diselingi dengan ice breaking agar dapat mengurangi kejenuhan dan
meningkatkankembali semangat peserta. Disela-sela ice breaking narasumber perlu
memberikan motivasi yang tinggi kepada peserta diklat. Pemberian motivasi pada
peserta oleh narasumber pada penelitian ini sudah dinilai baik, dimana dari kondisi
yang tercipta terlihat kegiatan pembelajaran senantiasa berjalan secara kondusif dan
menyenangkan sehingga para peserta bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran
di kelas diklat sampai dengan akhir waktu yang telah ditentukan.
Menurut Omar Hamalik (2001:158), mengemukakan secara sederhana
pengertian dari motivasi yaitu suatu kondisi yang mendorong seseorang atau
individu untuk berkeinginan serta pada akhirnya bertindak secara aktif mencapai
sebuah target atau tujuan sedangkan dari pernyataan Sudarwan Danim (1995:7)
diketahui bahwa motivasi berupa pendorong semangat yang memiliki nilai dan
makna yang berasal dari proses belajar yang menarik.
Hasil evaluasi terhadap narasumber pada Angkatan I dan II selanjutnya dapat
menjadi bahan dalam merekombinasikan narasumber yang bersangkutan dengan
kualifikasi seperti tercantum dalam Tabel 4.8. dibawah ini. Narasumber pada Diklat
Fungsional Calon Kepala Madrasah tahun 2019 adalah narasumber yang
direkomendasikan melakukan dikjartih karena masuk dalam rentang skor 85 - 95.
Tabel 4.8. Rekomendasi terhadap Narasumber
Evaluasi tahap dari reaksi menjadi sangat penting, karena kepuasan peserta
merupakan tolak ukur keberhasilan dari kegiatan diklat sehingga peserta termotivasi
dalam mengikuti setiap kegiatan diklat sampai akhirnya mengaplikasikan materi
yang diperoleh pada pekerjaannya.
Basir (2013) dalam penelitian evaluasi Kirkpatrik pada Diklatpim IV di Balai
Diklat Keagamaan Makassar tahun 2013 diketahui bahwa tingkat kepuasan dari
peserta diklat memberikan pengaruh kepada keberhasilan diklat selanjutnya
sehingga apabila peserta merasa puas kepada penyelenggaraan diklat maka peserta
tersebut akan termotivasi atau antusias pada proses pembelajaran selanjutnya.
NO. RENTANG SKOR KUALIFIKASI
1 95,00 ≤ skor ≤ 100Narasumber sangat direkomedasikan melakukan
dikjartih dan diberi penghargaan.
2 85,00 ≤ skor < 95,00 Narasumber direkomedasikan melakukan dikjartih.
3 76,00 ≤ skor < 85,00
Narasumber direkomedasikan tetap melakukan
dikjartih dan disarankan untuk lebih meningkatkan
lagi kompetensi profesi.
4 skor < 76
Narasumber wajib melaksanakan
magang/pendampingan atau mengikuti kegiatan
peningkatan kompetensi profesi.
(SK. Kabadan Nomor 685 Tahun 2018)
77
Pendapat tersebut didukung oleh pernyataan Nur dkk. (2014) bahwa tingkat dari
kepuasan peserta memberikan pengaruh secara positif kepada motivasi belajar dan
perilaku peserta saat diklat berlangsung dan pasca diklat.
Penerapan model evaluasi Kirkpatrick pada tahap reaksi ini berhasil
digunakan dengan baik. Hasil evaluasi yang didapat mencakup kepuasan peserta
selama mengikuti Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah tahun 2019.
Keberhasilan program yang dilaksanakan sangat ditentukan oleh reaksi peserta
terhadap penyelenggaraan dan narasumber diklat.
c. Tahap Belajar Peserta
Menurut Riansyah seperti dikutip dalam Basir (2013) menyebutkan bahwa
dalam proses pembelajaran pada orang dewasa harus diberikan informasi berupa
materi yang sesuai dengan tugas dan fungsi dari peserta didik. Menurut Reiser
Robert seperti dikutip Rosyidi (2017:101), menyebutkan bahwa pembelajaran secara
efektif dapat terjadi apabila isi dari pembelajaran tersebut disukai atau disenangi
peserta didik karena saat peserta merasa tertarik atau suka dengan pembelajaran
yang dilakukan maka terjadi beberapa proses perubahan meliputi aspek kognitif dan
psikomotorik dari peserta didik.
Gambar 4.31. Interaksi antara Narasumber dan Peserta Diklat dengan Penerapan
Metode Pembelajaran Andragogi
Evaluasi dari tahap belajar dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi
yang dimiliki peserta berkaitan dengan hasil pembelajaran yang dicapai. Sedangkan
berkaitan dengan penilaian dari tahap ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan
kompetensi dari peserta yang sesuai dengan tujuan diklat setelah menjalani berbagai
kegiatan, dimulai dari OJT I, IJT I, OJT II sampai dengan kegiatan IJT II.
Berdasarkan temuan, didapatkan evaluasi OJT I pada Angkatan I masuk
dalam kualifikasi “Sangat Memuaskan” dan pada Angkatan II dengan kualifikasi
“Memuaskan” pada kedua aspek sikap dan keterlaksanaan. Hal ini, dapat dikaitkan
dengan keseungguhan dan antusias peserta dalam menyiapkan materi OJT I yang
meliputi: Penyusunan makalah, Penyusunan Rencana Tindak Kepengawasan (RTP),
dan Penilaian sikap dan perilaku.
78
Hasil evaluasi belajar terhadap peserta Diklat Fungsional Calon Kepala
Madrasah Angkatan I dan II tahap IJT I dimulai tanggal 3 sampai dengan 19 Juli
2019, setelah tahap OJT I selesai. Tahap IJT I disebut juga tahap diklat, artinya
peserta mengikuti diklat secara klasikal selama 17 hari. Persyaratan untuk masuk ke
tahap IJT I adalah peserta sudah memiliki hasil evaluasi belajar tahap OJT I.
Evaluasi hasil belajar pada tahapan ini dilakukan oleh narasumber setiap mata diklat
inti terhadap peserta diklat. Aspek yang dievaluasi meliputi aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
Penilaian aspek sikap dari perilaku berasal dari sikap disiplin, cara prakarsa,
dari cara dan bentuk kerjasama sertya partisipasi secara individu dan kelompok serta
sikap yang berkaitan dengan tanggung jawab dilakukan dengan baik. Penilaian
aspek sikap kualifikasi “Sangat Memuaskan” pada Angkatan I dan II masuk pada
kualifikasi “Memuaskan”. Hal ini berarti peserta menunjukkan rasa antusiasme yang
tinggi selama mengikuti proses pembelajaran. Perilaku peserta disini mengandung
makna kejujuran, menghargai, ramah dan berempati baik terhadap sesama peserta
diklat, narasumber maupun panitia penyelenggara. Sikap dari disiplin waktu
berkaitan dengan waktu kehadiran peserta yang sesuai dengan jadwal jam diklat.
Demikian halnya dengan disiplin berpakaian sesuai dengan peraturan kediklatan
sebagaimana dicantumkan dalam surat pemanggilan diklat. Prakarsa peserta diklat
ditunjukkan dengan memberikan ide, gagasan ataupun saran yang bersifat inovatif
dan membangun serta mampu memberikan solusi terhadap masalah pada forum
diskusi pembelajaran. Selain itu peserta diharapkan mampu memotivasi dirinya
sendiri dan teman kelompoknya sehingga terbangun semangat dalam mengikuti
pembelajaran.
Gambar 4.32. Interaksi antar Sesama Peserta Diklat
Sesama peserta diklat harus terus berinteraksi positif seperti bekerjasama
dengan adanya pembimbingan sesama teman sekelas diklat dan bersifat kooperatif,
terutama dalam hal penyelesaian penugasan yang diberikan narasumber untuk bahan
penilaian ketrampilan peserta. Keaktifan peserta juga terlihat pada saat partisipasi
aktifnya di kelas. Terakhir, berkaitan dengan sikap tanggung jawab peserta
ditunjukkan melalui pengumpulan dari tugas secara individu dan berkelompok.
Penilaian terhadap aspek pengetahuan dilakukan narasumber dengan memberikan
tes soal terhadap peserta dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan atau potensi
akademik peserta diklat.
79
Materi mata diklat inti yang disampaikan narasumber meliputi: (1) Sistem
penjaminan mutu madrasah; (2) Evaluasi diri madrasah; (3) Rencana strategis
madrasah; (4) Rencana kerja tahunan madrasah; (5) Pengembangan kurikulum
madrasah; (6) Manajemen keuangan madrasah; (7) Manajemen SDM madrasah ; (8)
PKB dan PKG jabatan Fungsional guru; (9) Kewirausahaan dan ekonomi kreatif
madrasah; (10) Kepemimpinan pembelajaran; dan (11) Supervisi akademik.
Dilihat dari mata diklat di atas, narasumber yang mengampu materi tersebut
haruslah narasumber yang berkualitas karena seluruh mata diklat tersebut di atas
harus dikuasai oleh setiap peserta bakal Calon Kepala Madrasah dengan optimal
terkait dengan persiapan pelaksanaan uji kompetensinya.
Berdasarkan penelitian Nuraini (2017:49) menyebutkan sebaiknya proses dan
kegiatan evaluasi dari program mengenai pembelajaran dilaksanakan oleh masing-
masing narasumber sehingga dapat memberi perbaikan terkait dengan proses dari
pembelajaran dan pengembangan potensi dari peserta diklat sesuai evaluasi
Kirkpatrick dengan penggunaan assesmen kinerja yang dapat membantu peserta
diklat dalam menunjukkan seluruh kemampuannya.
Evaluasi dari tahap belajar terakhir saat kegiatan IJT II dengan mengusung
aspek presentasi dan ujian tulis akhir. Berdasarkan analisis data terlihat bahwa
peserta Angkatan I dan II rata-rata berada pada kualifikasi “Memuaskan”.
Keberhasilan peserta dalam membuat makalah kemudian dapat dipresentasikan
dengan baik pada ujian kompetensi tidak luput dari sikap positif peserta terhadap
penyelenggara, narasumber, mentor serta dukungan dari teman-teman sesama
peserta.Kepuasan terpancar sesaat setelah uji kompetensi pada IJT II selesai
dilaksanakan (Gambar 4.33).
Gambar 4.33. Kegiatan IJT II Peserta Provinsi Papua Barat
Respon peserta diklat terhadap evaluasi model Kirkpatrick ini berhasil
digunakan pada tahap belajar, karena setiap tahap kegiatan didapatkan hasil evaluasi
yang menggambarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta diklat. Akhir
dari evaluasi tahap belajar peserta pada diklat ini adalah kelulusan peserta.
Keberhasilan diklat terlihat dari output kelulusan dalam hal ini seluruh peserta di
dua Angkatan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II tahun
2019 dinyatakan lulus dengan rata-rata kualifikasi “Memuaskan”. Hal tersebut
80
berarti peserta telah berhasil dan lulus melewati setiap aspek evaluasi dari kegiatan
belajar dengan baik dan terlaksana sesuai aspek dan kualifikasi dari penilaian yang
sudah ditentukan.
Peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II berasal
dari 12 (dua belas) Provinsi di Indonesia. Setiap Provinsi mengirimkan 5 (lima)
orang perwakilan peserta yang direkomendasikan sebagai Calon Kepala Madrasah.
Berdasarkan hasil nilai akhir tahap belajar peserta diklat, terlihat bahwa mayoritas
pencapaian nilai tertinggi didominasi oleh perwakilan peserta dari Provinsi DI
Yogyakarta, sementara rata-rata nilai terendah umumnya diperoleh para perwakilan
peserta dari Provinsi Lampung. Namun demikian, selisih pencapaian rata-rata nilai
akhir yang tertinggi dengan yang terendah pada tiap peserta sebagaimana
ditunjukkan dalam Tabel 4.2. tidak terpaut jauh, seluruh perwakilan peserta dari
setiap Provinsi masih tergolong dalam kualifikasi “Memuaskan”. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa seluruh peserta telah berusaha memberikan hasil yang optimal
dalam membawa nama baik provinsinya.
d. Tahap Perilaku Peserta
Pendapat dari Kirkpatrick, D.L (2006:65) mengenai perilaku berkaitan dengan
perubahan sikap dan tindakan dari peserta serta hasil evaluasi sikap dan tindakan
peserta pada tempat kerja setelah menjalani pelatihan. Sesuai dengan pernyataan dari
Tan, K. & Newman, E. (2013), berkaitan dengan evaluasi dari perilaku peserta
dilakukan untuk mengetahui perubahan dari sikap saat bekerja.
Sesuai hasil temuan dan analisis data, diketahui indikator dari penilaian
peserta diklat melalui persepsi atasan menunjukkan kualifikasi “Sangat Baik”, yang
menempati nilai tertinggi yaitu pada indikator setelah mengikuti diklat peserta diklat
menjadi santun dan ramah.
Peningkatan dari sikap ramah dan santun peserta diklat saat berkomunikasi
dengan atasan seperti Kepala dan Wakil dari Madrasah dan guru yang menjadi rekan
sejawat serta siswa terungkap lebih dinamis, sehingga tercipta kondisi pergaulan dan
membuka peluang kerjasama yang lebih baik serta memberi pengaruh kepada
peningkatan perilaku dari peserta agar menjadi lebih positif serta membekali Calon
Kepala Madrasah dengan pembelajaran yang berkaitan dengan pembentukan
karakter unggul dan berkualitas sebagai seorang Kepala Madrasah.
Perilaku positif Calon Kepala Madrasah ini nantinya berkembang menjadi
sikap-sikap yang dapat membantu memajukan mutu dan kualitas madrasahnya.
Perilaku positif ini senatiasa perlu dijaga meski nanti peserta diklat sudah diangkat
menjadi Kepala Madrasah.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Zanwir (2016:27) bahwa sikap dan moral
seorang Kepala Madrasah akan menjadi teladan bagi warga madrasahnya. Bila
akhlak dan moral seorang kepala sudah dicap tidak baik, maka jangan harap guru
akan simpati kepadanya dan siswa akan patuh pada perintahnya. Hal ini berarti
dalam membentuk warga madrasah berkepribadian baik, harus dimulai dari kesiapan
seorang Kepala Madrasah menjadi pribadi yang baik.
Model evaluasi Kirkpatrick yang diterapkan pada ini dapat mengakomodir
reaksi perilaku perserta setelah mengikuti diklat. Pada penelitian ini terjadi
perubahan perilaku peserta diklat menuju arah yang lebih baik. Sehingga, dapat
dikatakan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah memberikan peningkatan
posistif terhadap perilaku peserta diklat.
81
Sikap peserta diklat pada tahap perilaku ini berkaitan dengan implementasi
dari sikap kerjasama dan disiplin peserta diklat yang dilakukan pada lingkungan
kerjanya melalui perubahan cara saat bekerja yang menjadi lebih disiplin,
melakukan bentuk kerjasama dengan cara sosialisasi yang lebih baik sehingga pada
akhirnya memberikan pengaruh secara aktif kepada kemajuan dari madrasah.
Menurut Zanwir (2017:136) disiplin kerja pegawai dapat diketahui melalui
beberapa tindakannya seperti datang ke kantor sesuai jam kerja, menggunakan
sarana dan prasarana dari kantor sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada
serta bekerja dengan semangat. Ditinjau dari hakikat disiplin itu sendiri, disiplin
adalah wujud dari ketaatan, bentuk ketekunan melalui tindakan atau kelakuan yang
hormat pada aturan dari organisasi.
Reaksi perilaku selanjutnya yang terlihat adalah pemberian motivasi dan
bimbingan kepada siswanya. Keberhasilan motivasi ini berawal dari memotivasi diri
sendiri terlebih dahulu. Motivasi dan bimbingan dari peserta diklat Calon Kepala
Madrasah ini terhadap siswanya sangat diperlukan dalam meningkatkan hasil belajar
siswa-siswa demi kemajuan mutu madrasahnya.
e. Tahap Dampak
Maksud dari kegiatan atau proses evaluasi mengenai dampak program
berkaitan dengan proses dalam membuat beberapa kebijakan dan keputusan serta
beberapa program yang menjadi alternatif agar menjadi efektif (Gertler, Paul. J,
et.al, 2010:7). Proses evaluasi dari tahap ini fokus kepada hasil akhir dari program
yang dapat diukur meskipun dengan waktu yang banyak (Bagiyono, 2012:322).
Lebih lanjut Oemar Hamalik (1990:67) menambahkan bahwa tujuan dari evaluasi
tahap dampak ini yaitu mengetahui pengaruh yang berasal dari program kepada
sasaran dengan indikator pengukuran menggunakan kualifikasi dari keberhasilan.
Evaluasi tahap dampak peserta diklat menunjukkan bahwa Diklat Fungsional
Calon Kepala Madrasah yang diselenggarakan telah berhasil dan mencapai tujuan
dengan baik. Proses evaluasi dampak pada penelitian ini berhasil menentukan
perubahan lembaga ke arah positif dan perubahan terhadap peningkatan kinerja
peserta diklat dengan didukung peningkatan sikap sehingga memperoleh kualitas
kerja yang optimal.
Pada Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah tahun 2019 ini berdasarkan
hasil pada tahap dampak model Kirkpatrick menunjukkan tingkat pengetahuan dan
keterampilan peserta bertambah setelah mengikuti diklat. Hal ini sesuai dengan
tujuan proses pembelajaran diklat. Dengan bertambahnya pengetahuan dan
keterampilan peserta diklat maka semakin kuat motivasi untuk menerapkannya pada
lingkungan kerja masing-masing. Selain itu, dampak perubahan kinerja dapat
diketahui melalui tindakan peserta diklat yang mendesiminasikan pengetahuannya
bagi diri sendiri serta madrasahnya.
Keinginan peserta diklat untuk mencapai hasil yang optimal maka dorongan
keinginan untuk belajar akan semakin kuat. Dengan semangat dan motivasi yang
didapat dari diklat maka pemahaman pengetahuan dan pengasahan keterampilan
akan semakin meningkat. Hal ini terbentuk sebagai upaya untuk situasi atau
permasalahan yang muncul. Hasil pembelajaran yang ada harus diaplikasikan mulai
dari desiminasi ilmu, latihan hingga menerapkan dalam pergaulan di lingkungan
kerja nyata. Penguasaan keahlian dan kecakapan yang dihasilkan dari proses
82
pembelajaran akan sangat membantu peserta diklat dalam menyusun strategi yang
mumpuani dan akurat.
Menurut Athiyah (2017:142), proses dari kegiatan pembelajaran dapat
terlaksana dengan baik jika pihak yang terlibat dapat saling melakukan interaksi.
Saat pembelajaran dalam diklat terdapat pihak yang sebelumnya sudah menguasai
pengalaman dan memiliki pengetahuan sehingga diharapkan dari kedua hal tersebut
dapat memenuhi kebutuhan dari peserta diklat tersebut.
Berdasarkan pendapat Rosyidi (2017:101) diketahui bahwa pembelajaran
adalah proses dari kegiatan belajar dengan maksud menambah pengetahuan dan juga
pengalaman melalui berbagai aktivitas pengajaran yang diikuti seseorang atau
individu dan dilakukan dengan kesadaran sehingga menambah kemampuannya,
khususnya berkaitan dengan penambahan pengetahuan serta keterampilan.
Pentingnya posisi Kepala Madrasah di dunia pendidikan, mewajibkan Calon
Kepala Madrasah untuk dibekali pemahaman tentang pentingnya pendidikan
berkualitas di madrasah, peningkatan mutu dan produktivitas madrasah dan
pengelolaan madrasah secara efektif untuk mencapai prestasi yang tinggi. Dampak
Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah tahun 2019 bagi peserta diklat sangat
bermanfaat sebagai bekal untuk menempati jabatan Kepala Madrasah yang unggul
dan berkualitas.
Berdasarkan informasi dari peserta diklat, per tanggal 31 Desember 2019 ada
lima dari dua belas provinsi asal peserta diklat yang sudah dilantik menjadi Kepala
Madrasah oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi masing-masing.
Kelima Provinsi tersebut yaitu Yogyakarta, Jambi, Kalimantan Selatan, Lampung
dan Sulawesi Selatan. Provinsi lainnya menyusul dengan segera karena salah satu
amanat dari Menteri Agama pada Rapat Koordinasi Badan Litbang dan Diklat bulan
November 2019, setiap lulusan diklat pembentukan jabatan fungsional salah satunya
Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah harus segera ditindaklanjuti
pengangkatannya oleh Kanwil Kemenag Provinsi masing-masing. Berdasarkan data
tersebut di atas, bahwa penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah
tahun 2019 ini merupakan diklat urgensi yang diunggulkan, diprioritaskan karena
lulusan dari diklat ini segera diberi tugas dan tanggung jawab dalam memajukan
kualitas madrasah di Indonesia.
Model evaluasi Kirkpatrick pada Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah
tahun 2019 meliputi empat tahap berhasil dilaksanakan dengan baik dan memberi
respon yang positif pada setiap tahapannya. Perbandingan kriteria keberhasilan dan
kinerja evaluasi Kirpatrick pada Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah
Angkatan I dan II tersebut menunjukkan bahwa setiap tahap tergambar melalui
respon yang sesuai dengan kualifikasi tahapan evaluasi masing-masing. Sekiranya
model evaluasi Kirkpatrick ini dapat diterapkan di seluruh diklat, karena dilihat
model evaluasi Kirkpatrick memiliki kelebihan dari sifatnya yang dapat menjangkau
seluruh aspek kediklatan. Model ini juga sederhana dan mudah dipahami dalam
pelaksanaannya. Dibandingkan dengan kualifikasi yang ditetapkan, hasil evaluasi ini
bagus dan model evaluasi layak untuk direkomendasikan sebagai evaluasi
penyelenggaraan diklat di Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah terdiri
atas beberapa tahapan kegiatan, yaitu: Bimbingan Teknis, On Job Training I (OJT
I), In Job Training I (IJT I), On Job Training II (OJT II) ) dan In Job Training II
(IJT II). Setiap tahapan kegiatan berjalan dengan baik terlihat dari hasil evaluasi
Model Kirkpatrick yang diterapkan. Hasil evaluasi empat tahap model evaluasi ini
yaitu pada tahap reaksi peserta diklat terhadap penyelenggara dan narasumber
memberikan reaksi positif dari “Memuaskan” sampai kualifikasi “Sangat
Memuaskan”. Demikian halnya pada tahap belajar, peserta semua lulus dengan rata-
rata kualifikasi “Memuaskan”. Pada tahap perilaku peserta berdasarkan persepsi
atasan, rekan sejawat dan siswa dengan kualifikasi “Sangat Baik” dan tahap dampak
diklat terhadap peserta juga didapatkan hasil evaluasi dengan kualifikasi “Sangat
Baik”. Hasil evaluasi ini setelah dibandingkan dengan kriteria keberhasilan maka
penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II tahun
2019 dikatakan berhasil dengan sangat baik.
Penerapan evaluasi model Kirkpatrick empat tahap dapat digunakan untuk
mengevaluasi penyelenggaraan diklat. Perbandingan antara kriteria dan kinerja
evaluasi model Kirkpatrick yang ditetapkan, menunjukkan hasil evaluasi ini bagus
dan model evaluasi layak untuk direkomendasikan.
B. Rekomendasi
Sesuai dengan hasil dari temuan dan penjelasan mengenai pembahasan
evaluasi dari Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah tahun 2019, maka dapat
disusun rekomendasi yaitu:
1. Bagi Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan
a. Model Evaluasi Kirkpatrick bisa diterapkan pada evaluasi penyelenggaraan
diklat lainnya.
b. Perlunya perbaikan angket tahap reaksi peserta diklat terhadap
penyelenggara dan narasumber untuk meminimalisir hasil reaksi kearah
subyektifitas yang tinggi sehingga reaksi yang di dapat lebih bervariasi dan
obyektif.
c. Instrumen perlu dikaji ulang dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas
sesuai standar yang ditentukan.
d. Perlunya mengkaji ulang rentang kualifikasi pada tahap perilaku dan
dampak agar hasilnya lebih obyektif.
e. Perlunya menambah jumlah responden rekan sejawat dan siswa lebih dari
satu orang untuk angket persepsi tahap perilaku untuk data yang lebih
bervariasi.
f. Perlunya menyediakan angket wawancara untuk data kualitatif hasil diklat.
2. Bagi Peneliti selanjutnya
Penelitian dengan model evaluasi Kirkpatrick yang meliputi empat tahap
pada penyelenggaraan diklat masih sedikit atau minim. Sehingga, sebaiknya dalam
penelitian selanjutnya dilakukan pendalaman aspek terkait dengan tahap perilaku
dan dampak agar keluaran atau hasil dari evaluasi tidak bersifat abstrak.
85
DAFTAR PUSTAKA
Alquran al-Karim.
Alkin, D.C, 1969. Evaluation Theory Development: Evaluation Comment. New
Bury.
Aminullah, 2018. Analisis Tingkat Harapan dan Kepuasan terhadap Kualitas
Penyelenggaraan Diklat Teknis Fungsional Guru Tingkat Madya IPS
Madrasah Tsanawiyah. Andragogi. Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan
Keagamaan. Volume VI Nomor 2 Desember 2018.
Amirin, Tatang M. 1996. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali.
Anshori. 2018. Evaluasi Implementasi Hasil Diklat Teknis Guru IPA MTs Peserta
diklat. Makalah Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan. Kementerian
Agama.
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2014. Evaluasi Program
Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Metode Penelitian. Surabaya: Usaha Nasional.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Penelitian Program Pendidikan. Jakarta: PT Bina
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis
Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
As-Suwaidan, Thariq Muhammad dan Faishal Umar Basyarahil. 2005. Melahirkan
Pemimpin Masa Depan. Jakarta: Gema Insani.
Athiyah, Cut N. Ummu. 2018. Pengukuran Indeks Kepuasan Peserta Diklat ToT
Widyaiswara di Pusdiklat Tenaga Teknis pendidikan dan Keagamaan tahun 2018.
Andragogi. Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan. Volume VI
Nomor 2 Desember 2018.
BagiyoNomor 2012. Evaluasi Pelatihan Teknik Mengajar Berdasarkan Model
Empat level Evaluasi Pelatihan Kirkpatrick. Prosiding Elektronik Seminar
Nasional SDM Teknologi Nuklir: Pusat Pengembangan Informatika Nuklir
(PPIN)-BATAN Yogyakarta.
Basir, Firman. 2013. Evaluasi Program Diklatpim IV pada Balai Diklat Keagamaan
Makassar dengan Model Kirkpatrick. Jurnal Evaluasi Pendidikan. Volume IV
Nomor 2 Oktober 2013.
Bennis, Warren G., 2004. On Becoming a Leader. Dalam Pearson, J., Interpersonal
Communication. Glenview. Illinois: Scott, Foreman and Company.
Bernard, M. Bass. 1990. Bass & Stogdill’s Handbook of Leadership: Theori,
Research, &Managerial Applications. Newyork: The Free Press. Dalam Yukl,
G. 1994. Leadership in Organization. London: Prentice Hall International Inc.
Cohen, William A. 2010. Setiap Pemimpin Harus Baca Buku Ini. Alih Bahasa:
Didik PrayitNomor Jakarta: PT. Tangga Pustaka.
Creswell, John W. 2014. Penelitian Kualitatif & Disain Riset. Ahli Bahasa: Ahmad
Lintang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cronbach, L.J, 1973. Course Improvement Through Evaluation Educational
Evaluation: Theory and Practic.M.B.R Warthen &J.R. Sanders (Eds.).
Belmont C.A Wadsorth.
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok. Jakarta:
Rineka Cipta.
Divayana, Dewa Gede H. dan Gusti Ayu D. Sugiharni. 2016. Evaluasi Program
Sertifikasi Komputer pada Universitas Teknoogi Indonesia Menggunakan
Model CSE-UCLA. Volume 5 Nomor 2 Oktober 2016.
Dubrin, Andrew J. 2005. The Complete Idiot’s Guide to Leadership. Edisi kedua.
Diterjemahkan: Tri Wibowo. Jakarta: Prenada Media.
Ecols, John M.. 2016. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Gertler, Paul.J.,et.al.2010. Impact Evaluation in Practice. Washington. World Bank.
https://siteresources.worldbank.org/EXTHDOFFICE/Resources/5485726-
1295455628620/Impact_Evaluation_in_Practice.pdf. Diakses tanggal 1
Februari 2020.
Ghani, Abd. Rahman A. 2014. Metodologi Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
C.V Andi Offeset.
Griffin, P. & Nix, P. 1991. Educational Assessment and Reporting. Sydney: Harcout
Brace Javanovich, Publisher.
Hamalik, Oemar. 1990. Evaluasi Kurikulum. Bandung. Rosdakarya.
Hasan, Hamid,S. 1988. Evaluasi Kurikulum, Jakarta: Depdikbud Rl.
Hasibuan, Malayu. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. PT
Bumi Aksara. Jakarta.
Instruksi Menteri Agama Nomor 02 tahun 2002 tentang Pengalihan Perencanaan
Program dan Anggaran serta Pelaksanaan Diklat di Lingkungan Departemen
Agama.
Instruksi Menteri Agama Nomor 04 tahun 2002 tentang Pelaksanaan KMA Nomor
373 tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kanwil Departemen
Agama Propinsi dan Kandepag Kabupaten/Kota.
Irianto, Jusuf. 2001. Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Pelatihan. Surabaya: Insan
Cendikia.
Kartini, Kartono, 2006. Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan
Abnormal itu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Kartono, Kartini. 1990. Pengantar Metodologi Riset. Bandung: Mandar Maju.
Kaswan. 2013. Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja SDM.
Bandung: Alfabeta.
Kaufman, R. dan S. Thomas. 1980. Evaluation Without Fear. New York: New View
Point.
Keputusan Kepala Badan Nomor BD/60/2012 tentang Delapan Standar Kediklatan.
Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Agama.
Keputusan Menteri Agama Nomor 1 tahun 2003 tentang Pedoman Pendidikan dan
Pelatihan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Departemen Agama
Keputusan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 1975 tentang Struktur Organisasi
Departemen Agama.
Keputusan Menteri Agama Nomor 47 tahun 1963 tentang struktur organisasi
Pendidikan dan Latihan Pegawai Kementerian Agama.
Kim, W. Chan and Renee A. Maubourgne. 1992. Parables of Leadership. Harvard
Bussiness Review, July-August.
Kirkpatrick, Donald. L. 1998. Evaluating Training Programs. 2nd Edition. San
Fransisco Berret-Koehler Publisher, Inc.
Kirkpatrick, L. Donald. 1998. Evaluating Training Program. 2nd Edition. San
Fransisco: Berret-Koehler Publisher, Inc.
Kirkpatrick, L. Donald. 2006. Implementing the Four levels. San Fransisco: Berret-
Koehler Publisher, Inc.
Kouzes, James M. dan Barry Z. Posner. 2004. The Leadership Challeng: Tantangan
Kepemimpinan. Alih Bahasa:Revyani Sjahrial. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kruse D., Louis K.S. 2008. Professionalism and Community Perspective on Urban
Schools. CA: Thousand Oaks.
Kusmintardjo dan H. Burhanuddin. 1996. Kepemimpinan Pendidikan. Malang:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah.2013. Petunjuk
Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah/Madrasah.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Karang Anyar. Jawa Tengah.
Lipham J.M., Rankin R.E & Hoech J.A. 1985. The Principal: Concept,
Competencies and Cases. New York: Longman, Inc.
Moleong, Lexi J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Mulyasa, E. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan
Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Munthe, Ashiong P., 2015. Pentingnya Evaluasi Program di Institusi Pendidikan:
Sebuah Pengantar, Pengertian, Tujuan dan Manfaat. Jurnal Scholaria.
Volume 5 Nomor 2. Mei 2015.
Musallam, Muhammad ‘Antar, 2014. “Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan
Manasik Haji pada Calon Jama’ah Haji Kantor Kementrian Agama Jakarta
Selatan Tahun 2014”. Skripsi tidak dipublikasikan pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Jakarta.
Musfah, Jejen. 2016. Tips Menulis Karya Ilmiah: Makalah, Penelitian, Skripsi,Tesis
dan Disertasi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Musfah, Jejen. 2017. Manajemen Pendidikan: Teori, Kebijakan dan Praktik.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Mustafa, Habibullah. 2017. “Evaluasi terhadap Program Pelatihan Keterampilan
Pada Institut Kemandirian Dompet Dhuafa Tangerang”. Skripsi tidak
dipublikasikan pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta.
Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ngalim, Purwanto. 2007. Psikologis Pendidikan. PT. Remaja Rosda Karya.
Bandung.
Nur, Anisah; Anggraini Sukmawati dan I Made Sumertajaya. 2014. Pengaruh
Pelatihan Terhadap Kompetensi dn Kinerja Peneliti. Jurnal Widya Riset.
Volume 17. Nomor 1.
Nuraini. 2017. Implementasi Evaluasi Model Kirkpatrick (Level 1 dan 2) Diklat
Teknis Substantif Pembina Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan pada SMP
di Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan. Andragogi. Jurnal
Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan. Volume V Nomor 1, Juni 2017.
Patton, 2008. Principles of Community Engagement. . Chapter.7 Program
Evaluation. Second Edition. Diakses Tanggal 15 Desember 2019.
https://www.atsdr.cdc.gov/communityengagement/pce_program_evaluation.h
tml.
Patton, Michael Quinn. 1990. Qualitative Evaluation and Research Methods. 2nd ed.
Newbury Park. California: Sage Publication.
Peraturan Menteri Agama Nomor 3 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Agama.
Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agama.
Peraturan Menteri Agama Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan Teknis di lingkungan Kementerian Agama.
Peraturan Menteri Agama Nomor 42 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agama, Pusdiklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Peraturan Menteri Agama Nomor 58 Tahun 2017 tentang Kepala Madrasah.
Peraturan Menteri Agama Nomor 75 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan di Kementerian Agama.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala
Sekolah/Madrasah.
Prilianti, Ratna. 2017. Evaluasi Learning Penyelenggaraan Diklat Teknis Substantif
Multimedia bagi Guru Madrasah Aliyah di Balai Diklat Keagamaan
Semarang. Progres. Jurnal Pendidikan Agama Islam Volume 5 Nomor 1.
Semarang: Universitas Wahid Hasyim. Resti, Fidi Astuti. 2014. “Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Badan Diklat Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta”. Skripsi tidak dipublikasikan pada Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta.
Riberu, J. 2003. Dasar-dasar Kepemimpinan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Rivai, Veithzal. 2007. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta:PT.
RajaGrafindo Persada.
Robbins, S.P. 2007. Perilaku Organisasi. Judul Asli: Organizational Behaviour.
Cetakan II. Edisi Lengkap. Jakarta: Indeks.
Rosyidi, Agus Mukhtar. 2017. Model dan Strategi Pmbelajaran Diklat (Kajian
alternatif yang efektif). Andragogi. Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan
Keagamaan. Volume V Nomor 1, Juni 2017.
Rukmi, Hendang Setyo; Dwi Novirani; dan Ahmad Sahrul. 2003. Evaluasi Training
dengan Menggunakan Model Kirkpatrick. Cilegon: National Industrial
Engineering Conference ke 5.
Sadili Samsudin, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Safruddin, 2005. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.
Saudagar, F. dan Ali I. 2009. Pengembangan Profesionalitas Guru. Cetakan
Pertama. Jakarta: Galang Persada (GP Press).
Scriven. M. 1974, Standart for Evaluation of Educational Programs and Products in
G.D. Borich (Edo) Evaluation of Educational Programs and Products ,
Engelwood. Cliffs, M.J. Educational. Park LA: Sage.
Sedarmayanti, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi, Birokrasi, dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Cetakan kelima. Bandung: PT Refika
Aditama.
Siagian, Sondang P. 2003. Cetakan kelima. Teori dan Praktek Kepemimpinan.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Silberman, Melvin L. 2006. Active Training: A Handbook of Technique, Designs,
Case Examples, and Tips. San Fransisco: Pfeiffer an Inprint of Wiley.
SK Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Nomor 685 Tahun
2018 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Diklat Tenaga Teknis
Pendidikan dan Keagamaan
Sopacua, Evie dan Didik Budijanto. 2007. Evaluasi 4 Tahap dari Kirkpatrick
Sebagai Alat Dalam Evaluasi Pasca Pelatihan. Jakarta: Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan. Volume 10. Nomor 4.
Stark, J.S. & Thomas, A. 1994. Assesment and Program Evaluation. Needham
Height: Simon & Schuster Custom Publishing.
Stufflebeam, D.L, 1971. Educational Evaluation and Decision Making, Itaca
lllionois: FE. Peacock.
Stufflebeam,D.L.and A.J. Shinkfield. 1985. Systematic Evaluation:Self-Instructional
Guide. Itaca lllionois: FE. Peacock.
Suchman, E.A. 1979. Evaluation Research: Principles and Practice Service and
Social to Theory and Practice. Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing.
Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sudjana, Djuju. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
SugiyoNomor 2012. Metode Penelitan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
SugiyoNomor 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi.
Bandung: Alfabeta.
Sukardi, 2009. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta:Bumi
Aksara.
Sunindhia, Y.W dan Widiyanti, Ninik.1993. Kepemimpinan dalam Masyarakat
Modern. Jakarta: Rineka Cipta.
Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor 845 Tahun 2018 tentang
Pengangkatan Kepala Madrasah.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 845.
A/Dt.I.Ii/3/Kp.02.3/11/2018 tentang Kepala Madrasah.
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5851 Tahun 2018
tentang Petunjuk Teknis Pengangkatan Kepala Madrasah.
Surat Pemanggilan Peserta Diklat Nomor B-821/P.V.3/KP.02.2/05/2019 tanggal 24
Mei 2019.
Suryabrata, Sumadi. 2004. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, AB dan Kardi Koesnadi. 2004. Quantum Leadership: Kepemimpinan
dalam Dunia Bisnis dan Dunia Militer. Cetakan kedua. Jakarta: PT Grasindo.
Syukur, Fatah. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan. Semarang:
Program Pascasarjana IAIN Walisongo.
Tan, Kim and Newman, Eric. 2013.The Evaluations of Sales Force training in Retail
Organization: A test of Kirkpatrick’s Four Levels Model. International
Journal of Management Volume 30 Nomor 30 Part 2 June 2013.
The Joint Committee on Standards for Educational Evaluation. 2011. The Program
Evaluation Standards: A Guide for Evaluators & Evaluation Users. 3rd
Edition: Sage Publishing.
Thoha, Miftah. 2010. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Press.
Tim Pengendalian Mutu. 2019. Panduan Pengendalian Diklat Teknis. Pusdiklat
Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan.
Timpe, A. Dale. 1987. The Art and Science of Business Management Leadership.
New York: Kend Publishing.
Toyibnapis, Farida Yusuf. 1989. Evaluasi Program Depdikbud. Dikti. Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Kependidikan, Jakarta.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Utomo, Anggoro Prasetyo dan Karina Priskila Tehupeiory. 2016. Evaluasi Pelatihan
dengan Metode Kirkpatrick Analysi. Jurnal Telematika Volume 9 Nomor 2.
Walgito, Bimo. 1999. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi offset.
Widodo, Suparno Eko. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya
Manusia.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widoyoko, Eko Putro. 2011. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Wijaya, Johanes Arifin. 2009. Leadership Revolution-Good to Great Leader.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Wirawan, 2012. Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Yamin, Martinis dan Maisah. 2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Persada
Press.
Yukl, G. 1999. Leadership in Organization, Kepemimpinan dalam Organisasi (Edisi
Bahasa Indonesia), Alih Bahasa: Udaya .Jakarta: Prentice Hall Inc.
Yusuf, Muri. 2015. Asesement dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Zanwir. 2016. Peran Kepala Madrasah dalam Membangun Budaya dan Karakter
Bangsa ( Analisis Materi Diklat Kepemimpinan Pembelajaran bagi Kepala
Madrasah). Koordinat. Majalah Balai Diklat Keagamaan Padang. Volume IX
Edisi 01. Januari-Maret 2016.
Lampiran 1. Gantt Chart Aktifitas Penelitian
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2020 2020
1Penelitian pendahuluan
(pustaka)
2 Menyusun proposal
3 Seminar proposal
4 Perbaikan proposal
5 Penyusunan instrumen
6 Pengumpulan data
7Pengolahan dan analisis
data
8 Menyusun naskah tesis
9 Ujian tesis
NO AKTIVITAS
Lampiran 2. Angket Penilaian Peserta terhadap Penyelenggara
KEMENTERIAN AGAMA
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH
No Unsur yang Dinilai Nilai Tanggapan
a. Penetapan Peserta
b. Pemanggilan Peserta
c. Penegakan Disiplin Peserta
a. Pelayanan
b. Kedisiplinan
c. Kerjasama dengan Peserta
d. Pelayanan terhadap Narasumber
e. Sikap terhadap Peserta
a. Kebersihan
b. Kenyamanan
a. Jadwal Diklat
b. Materi Diklat
c. Manfaat Materi Diklat
d. Extrakulikuler
a. Menu
b. Penyajian
c. Higienis
a. Ruang Kelas
b. Alat Bantu
c. Bahan Belajar
d. Asrama
Panitia Penyelenggara
Ketua,
1
2
3
4
5
6
KEPESERTAAN
KEPANITIAAN
AKOMODASI
KURIKULUM
KONSUMSI
SARANA DIKLAT
Lampiran 3. Angket Penilaian Peserta terhadap Narasumber
Diklat : DF Calon Kepala Madrasah
Widyaiswara :
M a t e r i : Pengembangan SDM Kementerian Agama
Pengetahuan 1 . Pengetahuan dan ketrampilan mengajar:
2 . Penguasaan Materi :
3 . Sistematika Penyajian :
4 . Kemampuan Menyajikan :
5 . Penggunaan Metode dan Sarana :
6 . Ketercapaian Tujuan :
Sikap 1 . Etika :
2 . Sikap Terhadap Peserta :
3 . Cara Menjawab Pertanyaan Peserta :
4 . Penggunaan Bahasa :
5 . Pemberian Motivasi :
6 . Disiplin Waktu :
7 . Kerapihan Berpakaian :
8 . Kerjasama (Apabila Tim) :
Catatan/Saran :
*))) CATATAN
1. Penilai tidak perlu mencantumkan nama;
2. Penilaian diberikan secara objektif, dengan angka 60 - 100;
3. Penilaian diberikan kepada setiap dosen selesai mengajar;
4. Setelah selesai mengisi agar segera diserahkan kepada panitia.
BLANKO PENILAIAN PESERTA
TERHADAP PENGAJAR/WIDYAISWARA
Lampiran 4. Form Penilaian Peserta tahap OJT I dan II
SIKAP KETERLAKSANAN
1 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
NO NAMA PESERTAUNIT
KERJA
KOMPONEN PENILAIANTOTAL
NILAI
Lampiran 5. Form Penilaian Peserta tahap IJT I
:
:
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1 Aguswantoro, S.Pd.I. Jambi
2 Drs. Asrul Jambi
3 Fatmawati, S. Ag., M.Pd. Jambi
4 Risatri Gusmahansyah, S.Pd., M.Si Jambi
5 Syaparuddin, S.Ag Jambi
6 Drs. Agung Wibowo Jawa Tengah
7 Drs. Muhammad Herucahyo, M.Pd.I. Jawa Tengah
8 Drs. Fahrurozi Jawa Tengah
9 Slamet, S.Pd. Jawa Tengah
10 Sugiyono, S.Ag., M.Pd.I. Jawa Tengah
11 Edi Triyanto, S.Ag.,S.Pd., M.Pd. DI Yogyakarta
12 Etik Fadhilah Ihsanti, S.Pd.I. MSI., M.Pd. DI Yogyakarta
13 Paijo, S.Ag. DI Yogyakarta
14 Singgih Sampurno, S.Pd., MA. DI Yogyakarta
15 Widi Hastuti, S.Pd., M.S.I. DI Yogyakarta
16 Ernawiyadi, S.Ag. Jawa Timur
17 Hariyono, S.Ag. Jawa Timur
18 Harnoto, S.Pd. Jawa Timur
19 Lesus Nur Prianto A.Kh, S.Pd.I. Jawa Timur
20 Yayuk Zulaikah, M.Pd.I. Jawa Timur
21 Abdul Hakim, S. Pd.I. Kalimantan Barat
22 Haral, S.Ag. Kalimantan Barat
23 Lasmi Rahayu, S.Pd Kalimantan Barat
24 Mulyadi, S.Ag., M.Pd.I. Kalimantan Barat
25 Rahmad, S.Pd. Kalimantan Barat
26 Adin Kohilay, S. Pd.I. Papua Barat
27 Hardi, S.Pd.I. Papua Barat
28 H Jiono, S.PdI Papua Barat
29 Drs. Parwanto Papua Barat
30 Drs. Slamet Widodo, M.Pd Papua Barat
KET: NILAI 0 - 100
Widyaiswara/Narasumber
….................................
NO NAMA PROVINSINILAI
PENILAIAN TERHADAP PESERTA
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I
MATA DIKLAT
NARASUMBER
:
:
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1 Indarwan, S.Ag. Sumatera Selatan
2 Dr. Muhamad Abduh, S.Ag, M.Ag Sumatera Selatan
3 Dra. Rismawati Sumatera Selatan
4 Winna Elisti, S.Pd., M Si Sumatera Selatan
5 Yusri Erlini, M.Pd Sumatera Selatan
6 Akuwan, S.Pd Lampung
7 Asriyanti, S.Pd.I Lampung
8 Irawan, S.Pd Lampung
9 M. Nasihin Haq, S.Pd.I Lampung
10 Syahrial Feri, S.Ag Lampung
11 Bastari, M.Ag Bengkulu
12 M. Romli, S.Pd Bengkulu
13 Rabia Diana, S.Pd Bengkulu
14 Ramsi, S.Ag.,M.Pd.I Bengkulu
15 Zurida, M.TPd Bengkulu
16 Drs Khitfi Banten
17 Endang Gunawan, M.Pd.I Banten
18 Mohamad Humaedi, S.Pd Banten
19 Ratu Feti Fathiyati, S.Ag Banten
20 Subro Malisi, S.Ag., M.M. Banten
21 Akhmad Syahidi, S.Pd.I Kalimantan Selatan
22 Azizatul Ulya, S.Pd.I Kalimantan Selatan
23 Mokhamad Sukamto, S.Pd, M.Si Kalimantan Selatan
24 Muhammad Nur, S.Pd., M.Pd Kalimantan Selatan
25 Zulfah Magdalena, S.Pd., M.Si. Kalimantan Selatan
26 Hj Basmiati, S.Pd., M.Pd Sulawesi Selatan
27 Indriyanti, S.Pd.I.,M. Pd.I Sulawesi Selatan
28 Dra. Hj Jasminih Sulawesi Selatan
29 Dra. Nurpah Sulawesi Selatan
30 Taharuddin, S.Pd, MA Sulawesi Selatan
KET: NILAI 0 - 100
Widyaiswara/Narasumber
….................................
NO NAMA PROVINSI
NILAI
PENILAIAN TERHADAP PESERTA
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II
MATA DIKLAT
NARASUMBER
Lampiran 6. Form penilaian peserta tahap IJT II
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
NO NAMA PESERTAUNIT
KERJA
PRESENTASI*NILAI
PRESENTASI
NILAI
UJIAN
TERTULIS
TOTALWidyaiswara Mentor
*KETERANGAN:
1. Bahasa
2. Penyajian
3. Sistematika
4. Kelengkapan Data
5. Kelengkapan Laporan
Lampiran 7. Angket Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Persepsi Atasan
DIISI OLEH ATASAN LANGSUNG ALUMNI DIKLAT (KEPALA MADRASAH)
INSTRUMEN EVALUASI PASCA DIKLAT PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
(PENGUKURAN PERSEPSI ATASAN ALUMNI DIKLAT)
Tanggal Pengisian : ................................................................................
Nama Alumni : ............................................................... (diisi petugas)
Diklat yang diikuti alumni : ................................................................ (diisi petugas)
Unit kerja : ................................................................................
Petunjuk Pengisian. Pilihlah skor yang paling sesuai dengan kondisi Pegawai Saudara, dengan cara mencontreng (√) salah satu alternatif jawaban di bawah ini ! Skor menunjukkan persepsi Saudara tentang Dampak Diklat terhadap perilaku kerja Pegawai Saudara.
NO.
PERNYATAAN
PERSEPSI SKOR
1 2 3 4 5
1. Diklat memberikan pengetahuan dan keterampilan baru yang dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan tugas kepala madrasah.
2. Diklat memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi alumni dalam meningkatkan kualitas madrasah
3. Alumni menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh dalam membantu menyusun rencana kerja madrasah.
4. Setelah mengikuti diklat, alumni memiliki kompetensi manajerial dan supervisi yang dibutuhkan oleh kepala madrasah.
5. Setelah mengikuti diklat, kemampuan alumni dalam membangun komunikasi antar individu dan kelompok semakin baik.
6. Setelah mengikuti diklat alumni dapat membangun kerja sama lebih baik dengan warga madrasah.
7. Setelah mengikuti diklat, alumni memiliki karakter kepemimpinan yang dibutuhkan madrasah.
8. Setelah mengkuti diklat, motivasi kerja alumni
meningkat.
9. Setelah mengikuti diklat, alumni bekerja lebih efektif.
10. Setelah mengkuti diklat, alumni dapat menyelesaikan tugasnya tepat waktu.
11. Setelah mengikuti diklat, tingkat kedisiplinan alumni meningkat.
12. Setelah mengikuti diklat, alumni lebih santun dan ramah.
13. Setelah mengikuti diklat, alumni dapat membantu teman sejawat dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugas.
Hal lain yang menurut Anda perlu diungkapkan atau sesuatu yang belum tercantum dalam
angket, dapat Anda tulis di bawah ini:
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
Usulan/saran
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
Lampiran 8. Angket Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Persepsi Rekan Sejawat
DIISI OLEH REKAN SEJAWAT/GURU
INSTRUMEN EVALUASI PASCA DIKLAT PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN (PENGUKURAN PERSEPSI TEMAN SEJAWAT ALUMNI DIKLAT)
Tanggal Pengisian : ................................................................................
Nama Alumni : .................................................................(diisi petugas)
Diklat yang diikuti : .................................................................(diisi petugas)
Unit kerja : ................................................................................
Petunjuk Pengisian. Pilihlah skor yang paling sesuai dengan kondisi teman sejawat Saudara (Alumni Diklat), dengan cara mencentang (√) salah satu alternatif jawaban di bawah ini ! Skor menunjukkan persepsi Saudara tentang dampak diklat terhadap perilaku kerja teman sejawat Saudara.
NO.
PERNYATAAN
PERSEPSI SKOR
1 2 3 4 5
1. Setelah mengikuti diklat, teman saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang mendukung pekerjaannya
2. Setelah mengikuti diklat, teman saya mampu mengembangkan karirnya.
3. Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih kreatif dan inovatif dalam bekerja.
4. Setelah mengikuti diklat, teman saya menjadi lebih baik dalam bergaul dengan teman kerjanya.
5. Setelah mengikuti diklat, teman saya menjadi lebih baik dalam bergaul dengan atasannya.
6. Setelah mengikuti diklat, teman saya menjadi lebih disiplin dalam bekerja
7. Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih aktif bekerjasama dalam kelompok.
8. Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih terbuka
menerima saran.
9. Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih aktif memberikan saran.
10. Setelah mengikuti diklat, teman saya mau berbagi ilmu yang didapatnya
11. Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih sopan dan ramah.
12. Setelah mengikuti diklat, teman saya terbiasa membantu rekan kerjanya.
Hal lain yang menurut Anda perlu diungkapkan atau sesuatu yang belum tercantum dalam
angket, dapat Anda tulis di bawah ini :
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
.................................................................................................................................
USULAN/SARAN
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
Lampiran 9. Angket Evaluasi Perilaku Peserta Persepsi Siswa DIISI OLEH SISWA DARI ALUMNI DIKLAT
INSTRUMEN EVALUASI PASCA DIKLAT PENGUKURAN PERSEPSI PELANGGAN ALUMNI DIKLAT
Tanggal Pengisian : ................................................................................
Nama Alumni (diisi petugas) : ................................................................................
Unit kerja : ................................................................................
Petunjuk Pengisian. Pilihlah skor yang paling sesuai dengan kondisi Guru Saudara, dengan cara mencontreng (√) salah satu alternatif jawaban di bawah ini ! Skor menunjukkan persepsi Saudara tentang Dampak Diklat terhadap perilaku kerja Guru Saudara.
NO.
PERNYATAAN
PERSEPSI SKOR
1 2 3 4 5
1. Setelah mengikuti diklat, guru saya lebih bijaksana.
2. Setelah mengikuti diklat, guru saya lebih bersemangat ketika mengajar.
3. Setelah mengikuti diklat, guru saya sering memberi motivasi untuk berprestasi.
4. Setelah mengikuti diklat, guru saya menjadi lebih sabar dalam mengajar murid-muridnya.
5. Setelah mengikuti diklat, guru saya menjadi lebih disiplin dalam mengajar.
6. Setelah mengikuti diklat, guru saya lebih memperhatikan keperluan belajar siswanya.
7. Setelah mengikuti diklat, guru saya membuka diri menerima saran/pendapat siswa.
8. Setelah mengikuti diklat, guru saya aktif memberikan bimbingan secara personal.
9. Setelah mengikuti diklat, guru saya aktif memberikan bimbingan secara kelompok.
10. Setelah mengikuti diklat, guru saya memperbaiki kekurangan yang selama ini dilakukannya.
11. Setelah mengikuti diklat, guru saya komunikatif dan akomodatif.
12. Setelah mengikuti diklat, guru saya lebih sopan dan
ramah.
Hal lain yang menurut Anda perlu diungkapkan atau sesuatu yang belum tercantum dalam
angket, dapat Anda tulis di bawah ini :
....................................................................................................................................................
Lampiran 10. Angket Evaluasi Dampak Peserta Diklat
DIISI OLEH ALUMNI DIKLAT PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
INSTRUMEN EVALUASI PASCA DIKLAT
Tanggal Pengisian : ..................................................................................
Nomor Responden : ............................................................ (diisi petugas)
Diklat yang penah diikuti : ............................................................ (diisi petugas)
Unit kerja : ...................................................................................
Petunjuk Pengisian. Pilihlah skor yang paling sesuai dengan kondisi Anda, dengan cara melingkari (Օ) salah satu alternatif skor di bawah ini !
1. Diklat yang saya ikuti sesuai dengan kebutuhan saya.
Kondisi riil Skor
Tidak sesuai 1
Sedikit sesuai 2
Cukup sesuai 3
Sangat sesuai 4
2. Diklat yang saya ikuti menambah Ilmu pengetahuan dan keterampilan saya.
Kondisi riil Skor
Tidak menambah 1
Sedikit menambah 2
Cukup menambah 3
Sangat menambah 4
3. Setelah mengikuti diklat, saya memahami bagaimana cara memimpin madrasah yang baik.
Kondisi riil Skor
Tidak memahami 1
Sedikit memahami 2
Cukup memahami 3
Sangat memahami 4
4. Setelah mengikuti diklat, saya siap melaksanakan tugas sebagai kepala madrasah.
Kondisi riil Skor
Tidak tidak 1
Sedikit siap 2
Cukup cukup 3
Sangat siap 4
5. Setelah mengikuti diklat, saya memahami cara meningkatkan kualitas madrasah.
Kondisi riil Skor
Tidak memahami 1
Sedikit memahami 2
Cukup memahami 3
Sangat memahami 4
6. Diklat yang saya ikuti memotivasi saya untuk menjadi kepala madrasah yang profesional.
Kondisi riil Skor
Tidak memotivasi 1
Sedikit memotivasi 2
Cukup memotivasi 3
Sangat memotivasi 4
7. Setelah mengikuti diklat, saya bisa memberi masukan kepada kepala madrasah tentang tatacara menyusun rencana kerja madrasah yang baik.
Kondisi riil Skor
Tidak bisa 1
Sedikit bisa 2
Cukup bisa 3
Sangat bisa 4
8. Setelah mengikuti diklat, saya bisa memberi masukan kepada kepala madrasah
tentang tatacara mengelola manajemen madrasah.
Kondisi riil Skor
Tidak bisa 1
Sedikit bisa 2
Cukup bisa 3
Sangat bisa 4
9. Setelah mengikuti diklat, saya terlibat dalam memperbaiki kekurangan dalam pengelolaan madrasah.
Kondisi riil Skor
Tidak terlibat 1
Sedikit terlibat 2
Cukup terlibat 3
Sangat terlibat 4
10. Setelah mengikuti diklat, saya berperan aktif dalam meningkatkan kualitas madrasah.
Kondisi riil Skor
Tidak berperan aktif 1
Sedikit berperan aktif 2
Cukup berperan aktif 3
Sangat berperan aktif 4
Hal lain yang menurut Anda perlu diungkapkan atau sesuatu yang belum tercantum dalam
angket, dapat Anda tulis di bawah ini:
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Usulan/saran
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Lampiran 11. Rekap Biodata Peserta Diklat
No Nama Lengkap NIP Tempat Lahir Tanggal LahirPangkat/Gol.
RuangJabatan Unit Tugas Unit Kerja Provinsi
1 Aguswantoro, S.Pd.I. 198007172005011007 Ds. Manggis 17 Juli 1980 Penata Tk. I - III/d Guru Muda pada MI. Fathul HudaKankemenag Kab.
TeboJambi
2 Drs. Asrul 196606052006041007 Pesisir Selatan 05 Juni 1966 Penata - III/c Guru Muda padaMI Tarbiyah
Islamiah Simpang V
Kankemenag Kab.
TeboJambi
3 Fatmawati, S. Ag., M.Pd. 197112111993022001 Tanjung Agung 11 Desember 1971 Pembina - IV/aGuru Madya
padaMTsN 3 Batanghari
Kankemenag Kab.
BatanghariJambi
4 Risatri Gusmahansyah, S.Pd., M.Si 197108241999031002 Tanjung Agung 24 Agustus 1971 Pembina - IV/aGuru Madya
pada
MTsN 3 Kota
Jambi
Kankemenag Kota
JambiJambi
5 Syaparuddin, S.Ag 197005151998031003 Tanjung Agung 15 Mei 1970 Pembina - IV/aGuru Madya
pada
MTsS Al-Ikhlas
Sungai Arang
Kankemenag Kab.
BungoJambi
6 Drs. Agung Wibowo 196506082006041011 Demak 08 Juni 1965 Penata Tk. I - III/d Guru Muda padaMAN 1 Kota
Semarang
Kankemenag Kota
SemarangJawa Tengah
7Drs. Muhammad Herucahyo,
M.Pd.I.196704281993031004 Jepara 28 April 1967 Pembina - IV/a
Guru Madya
padaMTsN 1 Jepara
Kankemenag Kab.
JeparaJawa Tengah
8 Drs. Fahrurozi 196610301994031001Kesongo,
Semarang30 Oktober 1966 Pembina Tk. I - IV/b
Guru Madya
padaMAN Salatiga
Kankemenag Kota
SalatigaJawa Tengah
9 Slamet, S.Pd. 197608072009011008 Boyolali 07 Agustus 1976 Penata Tk. I - III/d Guru Muda pada MTsN 12 BoyolaliKankemenag Kab.
BoyolaliJawa Tengah
10 Sugiyono, S.Ag., M.Pd.I. 196711192003121001 Sumberlawang 19 November 1967 Pembina - IV/aGuru Madya
padaMAN 2 Surakarta
Kankemenag Kota
SurakartaJawa Tengah
11 Edi Triyanto, S.Ag.,S.Pd., M.Pd. 196804131996031001 Sleman 13 April 1968 Pembina - IV/aGuru Madya
padaMAN 1 Bantul
Kankemenag Kab.
BantulDI Yogyakarta
12Etik Fadhilah Ihsanti, S.Pd.I. MSI.,
M.Pd.198211282005012003 Kulon Progo 28 November 1982 Pembina - IV/a
Guru Madya
padaMI 1 Kulon Progo
Kankemenag Kab.
Kulon ProgoDI Yogyakarta
13 Paijo, S.Ag. 196811072007011034 Sleman 07 November 1968 Penata - III/c Guru Muda pada MTsN 9 SlemanKankemenag Kab.
SlemanDI Yogyakarta
14 Singgih Sampurno, S.Pd., MA. 197706042005011004 Purworejo 04 Juni 1977 Penata Tk. I - III/d Guru Muda pada MAN 1 YogyakartaKankemenag Kota
YogyakartaDI Yogyakarta
15 Widi Hastuti, S.Pd., M.S.I. 197202202005012002 Banjarnegara 20 Februari 1972 Pembina - IV/aGuru Madya
padaMAN 3 Bantul
Kankemenag Kab.
BantulDI Yogyakarta
16 Ernawiyadi, S.Ag. 197303102007101005 Banyuwangi 10 Maret 1973 Penata - III/c Guru Muda pada MAN 1 ProbolinggoKankemenag Kab.
ProbolinggoJawa Timur
17 Hariyono, S.Ag. 197503282007101002 Pasuruan 28 Maret 1975 Penata - III/c Guru Muda pada MTsN 1 PasuruanKankemenag Kab.
PasuruanJawa Timur
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II
19 Lesus Nur Prianto A.Kh, S.Pd.I. 197801011998031001 Blitar 01 Januari 1978 Penata - III/c Guru Muda pada MA Nurul IslamKankemenag Kab.
BlitarJawa Timur
20 Yayuk Zulaikah, M.Pd.I. 197207112006042006 Blitar 11 Juli 1972 Penata - III/c Guru Muda pada MIN 4 TulungagungKankemenag Kab.
TulungagungJawa Timur
21 Abdul Hakim, S. Pd.I. 197602091998031001 Pontianak 09 Februari 1976 Pembina - IV/aGuru Madya
padaMIN Sintang
Kankemenag Kab.
Sintang
Kalimantan
Barat
22 Haral, S.Ag. 196706142006041010 Pontianak 14 Juni 1967 Penata - III/c Guru Muda padaMTs
Raudatussa'adah
Kankemenag Kota
Pontianak
Kalimantan
Barat
23 Lasmi Rahayu, S.Pd 197105292006042005 Pontianak 29 Mei 1971 Penata Tk. I - III/d Guru Muda pada MAN 1 Kubu Raya Kankemenag Kab.
Kubu Raya
Kalimantan
Barat
24 Mulyadi, S.Ag., M.Pd.I. 197510082005011004 Mempawah 08 Oktober 1975 Penata - III/c Guru Muda padaMA Al Mukhlishin
Antibar
Kankemenag Kab.
Mempawah
Kalimantan
Barat
25 Rahmad, S.Pd. 197111221996031001 Perasak 22 November 1971 Pembina - IV/aGuru Madya
pada
MIN 3 Kota
Pontianak
Kankemenag Kota
Pontianak
Kalimantan
Barat
26 Adin Kohilay, S. Pd.I. 197011141994031003 Telutih Baru 14 November 1970 Penata - III/c Guru Muda pada MIN SorongKankemenag Kab.
SorongPapua Barat
27 Hardi, S.Pd.I. 197706282003121002 Semarang 28 Juni 1977 Penata - III/c Guru Muda pada MIN FakfakKankemenag Kab.
FakfakPapua Barat
28 H Jiono, S.PdI 197203251996031001 Banjar 25 Maret 1972 Pembina - IV/aGuru Madya
padaMIN Fakfak
Kankemenag Kab.
FakfakPapua Barat
29 Drs. Parwanto 196507251995031001 Sragen 25 Juli 1965 Pembina - IV/aGuru Madya
padaMAN Fakfak
Kankemenag Kab.
FakfakPapua Barat
30 Drs. Slamet Widodo, M.Pd 196604131994031004 Klaten 13 April 1966 Pembina - IV/aGuru Madya
padaMAN Kota Sorong
Kankemenag Kota
SorongPapua Barat
No Nama Lengkap NIP Tempat Lahir Tanggal LahirPangkat/Gol.
RuangJabatan Unit Tugas Unit Kerja Provinsi
1 Indarwan, S.Ag. 197506122003121003 Talang Padang 12 Juni 1975 Penata Tk. I - III/d Guru Muda MAN 2 PalembangKankemenag Kota
Palembang
Sumatera
Selatan
2 Dr. Muhamad Abduh, S.Ag, M.Ag 197510242005011002 Sakatiga, OKI 24 Oktober 1975 Pembina - IV/a Guru Madya MAN 1 Ogan IlirKankemenag Kab.
Ogan Ilir
Sumatera
Selatan
3 Dra. Rismawati 196812011997032002Tinggi Hari,
Lahat01 Desember 1968 Pembina - IV/a Guru Madya MIN 1 Palembang
Kankemenag Kota
Palembang
Sumatera
Selatan
4 Winna Elisti, S.Pd., M Si 197002191997032002 Palembang 19 Februari 1970 Pembina - IV/a Guru Madya MAN 3 PalembangKankemenag Kota
Palembang
Sumatera
Selatan
5 Yusri Erlini, M.Pd 197302031998032002 Pagar Alam 03 Februari 1973 Pembina - IV/a Guru MadyaMTs.N 2 Model
Kota Palembang
Kankemenag Kota
Palembang
Sumatera
Selatan
6 Akuwan, S.Pd 196603102005011004 Lampung Utara 10 Maret 1966 Penata Tk. I - III/d Guru Muda MTs Miftahul UlumKankemenag Kota
Bandar LampungLampung
7 Asriyanti, S.Pd.I 198206052005012005 Tanjung Karang 05 Juni 1982 Penata Tk. I - III/d Guru MudaMIN 6 Lampung
Selatan
Kankemenag Kab.
Lampung SelatanLampung
8 Irawan, S.Pd 197708082005011004 Pringsewu 08 Agustus 1977 Pembina - IV/a Guru MadyaMTsN 1 Lampung
Utara
Kankemenag Kab.
Lampung UtaraLampung
9 M. Nasihin Haq, S.Pd.I 198109042007101001 Muara Enim, 04 September 1981 Penata - III/c Guru MudaMIN 4 Bandar
Lampung
Kankemenag Kota
Bandar LampungLampung
10 Syahrial Feri, S.Ag 197603042007101002 Kedondong, 04 Maret 1976 Penata Tk. I - III/d Guru Muda MTsN 1 PesawaranKankemenag Kab.
PesawaranLampung
11 Bastari, M.Ag 197709172002121002PULAU
BARU17 September 1977 Penata Tk. I - III/d Guru Muda
MTsN 1 Kota
Bengkulu
Kankemenag Kota
BengkuluBengkulu
12 M. Romli, S.Pd 197912012003121003 Padang Bendar 01 Desember 1979 Penata - III/c Guru MudaMTsN 1 Bengkulu
Tengah
Kankemenag Kab.
Bengkulu TengahBengkulu
13 Rabia Diana, S.Pd 197512141999032003 Taba Terunjam 14 Desember 1975 Penata Tk. I - III/d Guru MudaMIN 2 Bengkulu
Tengah
Kankemenag Kab.
Bengkulu TengahBengkulu
14 Ramsi, S.Ag.,M.Pd.I 197210152003121001GURU
AGUNG15 Oktober 1972 Pembina - IV/a Guru Madya
Mtsn 1 Kota
Bengkulu
Kankemenag Kota
BengkuluBengkulu
15 Zurida, M.TPd 197202222005012003Betung Kuning
Hiang22 Februari 1972 Pembina - IV/a Guru Madya
MTsN 1 Kota
Bengkulu
Kankemenag Kota
BengkuluBengkulu
16 Drs Khitfi 196705172007011027 Tangerang 17 Mei 1967 Penata Tk. I - III/d Guru MudaMAN 3 Tangerang
Kec.Sukadiri
Kankemenag Kab.
TangerangBanten
17 Endang Gunawan, M.Pd.I 197102012005011007 Lebak 01 Februari 1971 Penata Tk. I - III/d Guru MudaMTsN Bayah
Kabupaten Lebak
Kankemenag Kab.
LebakBanten
18 Mohamad Humaedi, S.Pd 197312192001121001 Pandeglang 19 Desember 1973 Pembina - IV/a Guru MadyaMTs.Negeri 2
Pandeglang
Kankemenag Kab.
PandeglangBanten
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II
19 Ratu Feti Fathiyati, S.Ag 197403152005012006 Jakarta 15 Maret 1974 Penata Tk. I - III/d Guru MudaMIN 2 Tangerang
Selatan
Kankemenag Kota
Tangerang SelatanBanten
20 Subro Malisi, S.Ag., M.M. 197308152007101003 Serang 15 Agustus 1973 Penata - III/c Guru MudaMAS dilingkungan
Kabupaten Serang
Kankemenag Kota
SerangBanten
21 Akhmad Syahidi, S.Pd.I 198004272003121001 Banjarmasin 27 April 1980 Penata Tk. I - III/d Guru Muda MTsN 8 Banjar Kab. BanjarKalimantan
Selatan
22 Azizatul Ulya, S.Pd.I 198205142005012005 Alabio 14 Mei 1982 Pembina - IV/a Guru MadyaMTsN 8 Hulu
Sungai Tengah
Kab. Hulu Sungai
Tengah
Kalimantan
Selatan
23 Mokhamad Sukamto, S.Pd, M.Si 197409052005011004 SIDOARJO 05 September 1974 Pembina - IV/a Guru MadyaMTsN 6 Hulu
Sungai Selatan
Kab. Hulu Sungai
Selatan
Kalimantan
Selatan
24 Muhammad Nur, S.Pd., M.Pd 197908192005011003Pulau
Karanrang19 Agustus 1979 Pembina - IV/a Guru Madya
MTsN 2 Tanah
LautKab. Tanah Laut
Kalimantan
Selatan
25 Zulfah Magdalena, S.Pd., M.Si. 197410022002122003Barabai, Hulu
Sungai Tengah02 Oktober 1974 Pembina - IV/a Guru Madya
MAN 2 Paringin
(MAN 1 Balangan)Kab. Balangan
Kalimantan
Selatan
26 Hj Basmiati, S.Pd., M.Pd 197106031998032001 Jeneponto 03 Juni 1971 Pembina - IV/a Guru MadyaMAS nur Lathifah
Lengke-Lengkese
Kankemenag Kab.
Jeneponto
Sulawesi
Selatan
27 Indriyanti, S.Pd.I.,M. Pd.I 197504272007012025 Kota Makassar 27 April 1975Pembina Utama
Muda - IV/cGuru Madya MIN 2 Gowa
Kankemenag Kab.
Gowa
Sulawesi
Selatan
28 Dra. Hj Jasminih 197006211997032002 Bontotangnga 21 Juni 1970 Pembina - IV/a Guru MadyaMTs
Muhammadiyah
Kankemenag Kab.
Jeneponto
Sulawesi
Selatan
29 Dra. Nurpah 196807132006042012 Bone 13 Juli 1968 Penata Tk. I - III/d Guru MudaMTsS Darul Arqam
Balebo
Kankemenag Kab.
Luwu Utara
Sulawesi
Selatan
30 Taharuddin, S.Pd, MA 197304052005011008 Parigi 05 April 1973 Pembina - IV/a Guru Madya MAN 3 BoneKankemenag Kab.
Bone
Sulawesi
Selatan
Lampiran 12. Data Evaluasi Tahap Reaksi Peserta terhadap Penyelenggara
KEMENTERIAN AGAMA
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I
No Unsur yang Dinilai Rata-Rata Tanggapan
1 KEPESERTAAN 93,07
a. Penetapan Peserta 92,87
b. Pemanggilan Peserta 93,39
c. Penegakan Disiplin Peserta 92,96
2 KEPANITIAAN 96,1
a. Pelayanan 93,74
b. Kerjasama dengan Peserta 96,52
c. Pelayanan terhadap Narasumber 96,78
d. Sikap terhadap Peserta 97,13
e. Kedisiplinan 96,35
3 AKOMODASI 92,85
a. Kebersihan 93,57
b. Kenyamanan 92,13
4 KURIKULUM 92,27
a. Jadwal Diklat 91,91
b. Materi Diklat 92,09
c. Manfaat Materi Diklat 92,48
d. Extrakulikuler 92,61
5 KONSUMSI 85,01
a. Menu 83,17
b. Penyajian 85
c. Higienis 86,87
6 SARANA DIKLAT 91,01
a. Ruang Kelas 91,48
b. Alat Bantu 91,09
c. Bahan Belajar 90,57
d. Asrama 90,91
Penilaian Unsur : Nilai Terendah: 83.17 - Nilai Tertinggi: 97.13 - Rata-rata Keseluruhan: 92.08
Penilaian Aspek : Nilai Terendah: 85.01 - Nilai Tertinggi: 96.1 - Rata-rata Keseluruhan: 91.72
KEMENTERIAN AGAMA
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II
No Unsur yang Dinilai Rata-Rata Tanggapan
1 KEPESERTAAN 85,61
a. Penetapan Peserta 85,64
b. Pemanggilan Peserta 85,55
c. Penegakan Disiplin Peserta 85,64
2 KEPANITIAAN 85,25
a. Pelayanan 85,64
b. Kerjasama dengan Peserta 84,91
c. Pelayanan terhadap Narasumber 85,18
d. Sikap terhadap Peserta 85,36
e. Kedisiplinan 85,18
3 AKOMODASI 85,46
a. Kebersihan 84,73
b. Kenyamanan 86,18
4 KURIKULUM 83,86
a. Jadwal Diklat 85,91
b. Materi Diklat 83,27
c. Manfaat Materi Diklat 83,18
d. Extrakulikuler 83,09
5 KONSUMSI 79,67
a. Menu 79,55
b. Penyajian 79,73
c. Higienis 79,73
6 SARANA DIKLAT 85,16
a. Ruang Kelas 85,18
b. Alat Bantu 85,09
c. Bahan Belajar 84,27
d. Asrama 86,09
Penilaian Unsur : Nilai Terendah: 79.55 - Nilai Tertinggi: 86.18 - Rata-rata Keseluruhan: 84.24
Penilaian Aspek : Nilai Terendah: 79.67 - Nilai Tertinggi: 85.61 - Rata-rata Keseluruhan: 84.17
Lampiran 13. Data Evaluasi Tahap Reaksi Peserta terhadap Narasumber
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 X1 Building Learning Commitment (BLC) 86,79 86,25 86,43 86,07 86,89 86,89 87,14 86,61 86,25 85,18 86,25 86,79 86,43 0,00 83,26
2 X2 Peningkatan Kualitas Diklat Tenaga Teknis
Pendidikan dan Keagamaan
89,36 87,64 86,46 90,46 92,60 88,93 86,07 87,59 90,40 90,00 84,64 85,36 84,46 0,00 84,74
3 X3 Pengembanagan Kurikulum Madrasah 87,80 86,60 87,80 87,40 87,36 87,60 87,36 86,32 85,92 84,76 86,60 86,60 86,20 0,00 83,58
4 X4 Evaluasi Diri Madrasah 88,24 88,45 87,90 88,72 89,24 89,59 89,31 89,14 88,62 86,93 88,28 87,76 88,03 0,00 85,20
5 X5 Manajemen Sumber Daya Manusia Madrasah 90,00 89,93 89,64 88,93 88,71 89,25 88,36 87,89 88,13 90,00 89,64 88,93 88,71 0,00 85,79
6 X6 Kepemimpinan Pembelajaran 90,18 89,29 90,00 89,46 89,93 89,39 89,46 89,29 88,39 87,32 89,29 90,18 90,00 0,00 86,09
7 X7 Manajemen Keuangan Madrasah 88,85 88,58 89,23 89,42 89,27 89,85 89,19 89,08 89,08 87,00 88,58 88,85 89,23 0,00 85,65
8 X8 Sistem Penjaminan Mutu Madrasah (SPMP) 87,22 86,85 86,48 85,74 85,56 86,11 85,74 86,67 86,11 87,19 86,67 85,56 85,56 0,00 83,07
9 X9 Rencana Strategi Madrasah 87,41 86,72 86,86 86,38 86,62 86,97 87,59 87,24 86,90 85,17 86,72 87,41 86,86 0,00 83,62
10 X10 Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif Madrasah 86,55 85,69 86,38 85,34 85,59 85,76 85,86 85,34 84,83 83,79 85,69 86,55 86,38 0,00 82,50
11 X11 Rencana Kerja Tahunan Madrasah 88,33 87,89 88,89 88,70 88,56 88,93 88,48 88,00 88,19 86,19 87,89 88,33 88,89 0,00 84,98
12 X12 Supervisi Akademik 90,80 90,20 90,00 90,20 90,28 89,68 90,00 89,20 89,00 88,20 89,80 90,20 90,40 0,00 86,52
13 X13 Pengembanagan SDM Kementerian Agama 86,21 85,52 86,03 85,34 84,83 84,83 84,31 83,79 83,28 82,59 85,52 86,21 86,03 0,00 81,81
14 X14 Pembangunan Bidang Agama 89,80 88,80 89,60 88,60 89,32 88,72 89,20 89,00 88,00 88,80 89,80 89,60 88,60 0,00 85,77
15 X15 PKG dan PKB Jabatan Fungsional Guru 87,80 89,00 87,80 87,80 87,76 88,00 87,76 86,32 86,32 85,16 86,60 86,60 86,20 0,00 83,93
16 X16 PKG dan PKB Jabatan Fungsional Guru 86,54 86,15 86,15 85,19 85,00 85,19 84,81 84,62 84,42 83,85 86,15 86,54 87,86 0,00 82,41
17 X17 Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif Madrasah 86,80 86,60 86,40 85,40 85,20 85,40 85,00 84,80 84,80 84,00 86,60 86,80 86,40 0,00 82,53
85,67 85,21 85,35 85,21 85,44 85,38 85,09 84,85 84,75 84,06 85,16 85,39 85,30 0,00 84,61
Nilai Terendah: 84.06 - Nilai Tertinggi: 85,67 - Rata-rata Keseluruhan: 84,61
No Narasumber Mata Diklat Aspek yang Dinilai Rata-Rata
RATA-RATA
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 X1 Pembangunan Bidang Agama 90,59 91,00 91,00 91,00 92,12 91,94 91,94 91,59 92,12 91,76 91,76 91,29 91,76 0,00 91,53
2 X2 Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Agama
91,47 91,47 91,47 91,47 91,47 91,94 91,94 91,94 91,94 92,18 91,94 91,94 91,88 0,00 91,77
3 X3 Sistem Penjaminan Mutu Madrasah 91,66 91,14 91,24 91,45 92,28 92,17 92,24 92,28 92,76 92,07 91,69 91,90 91,90 0,00 91,91
4 X4 PKG dan PKB Jabatan Fungsional Guru 91,69 91,69 91,69 91,81 91,75 91,75 91,75 92,13 92,13 91,63 91,63 91,63 91,63 0,00 91,76
5 X5 Rencana Strategis Madrasah 91,19 91,19 91,19 91,19 91,19 91,13 91,13 91,19 91,44 91,75 85,00 90,94 91,25 0,00 90,75
6 X6 Evaluasi Diri Madrasah 92,50 91,86 90,75 91,68 90,39 91,54 93,11 93,75 92,68 92,82 92,96 92,93 92,96 0,00 92,30
7 X7 Supervisi Akademik 90,31 90,75 90,75 90,75 91,94 91,75 91,75 91,38 91,94 91,56 91,56 91,06 91,56 0,00 91,31
8 X8 Manajemen Sumber Daya Manusia Madrasah 91,50 91,13 91,19 91,19 90,75 90,75 90,75 90,75 90,81 90,81 90,81 90,81 90,81 0,00 90,93
9 X9 Pengembangan Kurikulum Madrasah 91,53 91,24 90,94 90,47 90,47 90,82 90,82 90,88 90,88 90,59 90,59 90,59 90,00 0,00 90,76
10 X10 Rencana Kerja Tahunan Madrasah 91,63 90,88 91,06 90,81 90,75 91,13 90,50 91,13 90,81 85,75 90,75 90,81 90,81 0,00 90,52
11 X11 Kepemimpinan Pembelajaran 90,31 90,75 90,75 90,75 91,94 91,75 91,75 91,38 91,94 91,56 91,56 91,06 91,56 0,00 91,31
12 X12 Manajemen Keuangan Madrasah 90,59 90,65 90,65 91,12 91,00 91,06 91,71 91,71 91,59 91,65 91,35 91,71 91,71 0,00 91,27
13 X13 Peningkatan Kualitas Diklat Tenaga Teknis
Pendidikan dan Keagamaan
93,44 148,00 92,88 92,88 93,38 93,38 93,25 93,25 93,25 93,25 93,25 93,44 93,31 0,00 97,46
14 X14 Rencana Tindak Lanjut 91,44 91,44 91,44 91,44 91,44 91,44 90,88 90,94 90,94 90,94 90,31 91,50 90,94 0,00 91,16
15 X15 Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif Madrasah 90,11 89,58 89,63 89,37 89,37 90,26 90,26 90,26 89,47 88,89 89,47 89,37 89,89 0,00 90,42
16 X16 Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif Madrasah 92,31 92,38 92,50 92,88 93,31 92,88 92,88 92,88 92,81 92,88 92,88 93,00 92,81 0,00 92,80
17 X17 Building Learning Commitment (BLC) 88,53 88,50 87,37 88,00 87,53 88,43 89,37 92,07 90,87 90,47 91,17 92,03 92,70 0,00 89,77
90,98 94,06 90,81 90,90 90,89 91,30 91,41 91,53 91,52 91,04 90,96 91,31 91,45 0 91,45
Nilai Terendah: 90,81 - Nilai Tertinggi: 94,06 - Rata-rata Keseluruhan: 91,45
No Narasumber Mata Diklat Aspek yang Dinilai Rata-Rata
RATA-RATA
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II
Lampiran 14. Data Evaluasi Tahap Belajar Peserta pada OJT I dan II
SIKAP KETERLAKSANAN
1 2
1 MIN Sintang 95 94 94,50
2 MIN Sorong 95 90 92,50
3 MAN 1 Kota Semarang 96 95 95,50
4 MI. Fathul Huda 95 96 95,50
5MI Tarbiyah Islamiah
Simpang V Matebo95 98 96,50
6 MTsN 1 Jepara 96 95 95,50
7 MAN 1 Bantul 95 93 94,00
8 MAN 1 Probolinggo 95 95 95,00
9 MI 1 Kulon Progo 95 96 95,50
10 MAN Salatiga 96 98 97,00
11 MTsN 3 Batanghari 95 96 95,50
12 MTs Raudatussa'adah 95 96 95,50
13 MIN Fakfak 95 96 95,50
14 MTsN 1 Pasuruan 95 96 95,50
15 MTsN Mojoagung 95 96 95,50
16 MIN Fakfak 95 90 92,50
17 MAN 1 Kubu Raya 95 96 95,50
18 MA Nurul Islam 95 96 95,50
19MA Al Mukhlishin
Antibar 95 96 95,50
20 MTsN 9 Sleman 95 96 95,50
21 MAN Fakfak 95 90 92,50
22 MIN 3 Kota Pontianak 95 97 96,00
23 MTsN 3 Kota Jambi 95 96 95,50
24 MAN 1 Yogyakarta 95 96 95,50
25 MTsN 12 Boyolali 96 95 95,50
26 MAN Kota Sorong 95 90 92,50
27 MAN 2 Surakarta 96 98 97,00
28MTsS Al-Ikhlas Sungai
Arang95 96 95,50
29 MAN 3 Bantul 95 98 96,50
30 MIN 4 Tulungagung 95 96 95,50
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I
Drs. Asrul
NOTOTAL
NILAIUNIT KERJANAMA PESERTA
KOMPONEN PENILAIAN
Drs. Muhammad Herucahyo, M.Pd.I.
Edi Triyanto, S.Ag.,S.Pd., M.Pd.
Ernawiyadi, S.Ag.
Etik Fadhilah Ihsanti, S.Pd.I. MSI., M.Pd.
Drs. Fahrurozi
Abdul Hakim, S. Pd.I.
Adin Kohilay, S. Pd.I.
Drs. Agung Wibowo
Aguswantoro, S.Pd.I.
H Jiono, S.PdI
Lasmi Rahayu, S.Pd
Lesus Nur Prianto A.Kh, S.Pd.I.
Mulyadi, S.Ag., M.Pd.I.
Paijo, S.Ag.
Fatmawati, S. Ag., M.Pd.
Haral, S.Ag.
Hardi, S.Pd.I.
Hariyono, S.Ag.
Harnoto, S.Pd.
Drs. Slamet Widodo, M.Pd
Sugiyono, S.Ag., M.Pd.I.
Syaparuddin, S.Ag
Widi Hastuti, S.Pd., M.S.I.
Yayuk Zulaikah, M.Pd.I.
Drs. Parwanto
Rahmad, S.Pd.
Risatri Gusmahansyah, S.Pd., M.Si
Singgih Sampurno, S.Pd., MA.
Slamet, S.Pd.
SIKAP KETERLAKSANAAN
1 2
1 MAN 3 Tangerang 96 98 97,00
2 MTsN 8 Banjar 80 82 81,00
3 MTs Miftahul Ulum 92 94 93,00
4 MIN 6 Lampung Selatan 95 96 95,50
5MTsN 8 Hulu Sungai
Tengah83 84 83,50
6 MAN Jeneponto 93 93 93,00
7 MTsN 1 Kota Bengkulu 96 96 96,00
8 MTsN Bayah 89 89 89,00
9 MAN 2 Palembang 88 90 89,00
10 MIN 2 Gowa 97 97 97,00
11 MTsN 1 Lampung Utara 88 88 88,00
12MTs Muhammadiyah
Tanetea90 90 90,00
13 MIN 4 Bandar Lampung 88 88 88,00
14 MTsN 1 Bengkulu Tengah 88 88 88,00
15 MTs.Negeri 2 Pandeglang 92 92 92,00
16MTsN 6 Hulu Sungai
Selatan87 89 88,00
17 MAN 1 Ogan Ilir 88 90 89,00
18 MTsN 2 Tanah Laut 85 86 85,50
19 MTsS Darul Arqam Balebo 87 89 88,00
20 MIN 2 Bengkulu Tengah 92 92 92,00
21 Mtsn 1 Kota Bengkulu 95 95 95,00
22 MIN 2 Tangerang Selatan 97 97 97,00
23 MIN 1 Palembang 87 87 87,00
24 MAS 90 90 90,00
25 MTsN 1 Pesawaran 88 90 89,00
26 MAN 3 Bone 89 90 89,50
27 MAN 3 Palembang 88 88 88,00
28MTs.N 2 Model Kota
Palembang92 90 91,00
29 MAN 2 Paringin 88 88 88,00
30 MTsN 1 Kota Bengkulu 92 92 92,00
Taharuddin, S.Pd, MA
Winna Elisti, S.Pd., M Si
Yusri Erlini, M.Pd
Zulfah Magdalena, S.Pd., M.Si.
Zurida, M.TPd
Ramsi, S.Ag.,M.Pd.I
Ratu Feti Fathiyati, S.Ag
Dra. Rismawati
Subro Malisi, S.Ag., M.M.
Syahrial Feri, S.Ag
Mokhamad Sukamto, S.Pd,
M.SiDr. Muhamad Abduh, S.Ag,
M.Ag
Muhammad Nur, S.Pd., M.Pd
Dra. Nurpah
Rabia Diana, S.Pd
Irawan, S.Pd
Dra. Hj Jasminih
M. Nasihin Haq, S.Pd.I
M. Romli, S.Pd
Mohamad Humaedi, S.Pd
Hj Basmiati, S.Pd., M.Pd.
Bastari, M.Ag
Endang Gunawan, M.Pd.I
Indarwan, S.Ag.
Indriyanti, S.Pd.I.,M. Pd.I
Drs Khitfi
Akhmad Syahidi, S.Pd.I
Akuwan, S.Pd
Asriyanti, S.Pd.I
NOTOTAL
NILAIUNIT KERJANAMA PESERTA
KOMPONEN PENILAIAN
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II
Azizatul Ulya, S.Pd.I
Lampiran 15. Data Evaluasi Tahap Belajar Peserta pada IJT 1
NO
Nila
i Pengeta
huan
Nila
i Kete
ram
pila
n
Nila
i Sik
ap
NIL
AI IJT
I
1 MIN Sintang 81,88 87,00 95,00 87,86
2 MIN Sorong 80,63 87,00 95,00 87,49
3 MAN 1 Kota Semarang 82,00 86,00 95,00 87,50
4 MI. Fathul Huda 87,13 85,00 95,00 88,64
5 MI Tarbiyah Islamiah Simpang V Matebo 81,00 88,00 95,00 88,00
6 MTsN 1 Jepara 88,13 90,00 95,00 90,94
7 MAN 1 Bantul 83,75 87,00 95,00 88,43
8 MAN 1 Probolinggo 86,13 85,00 95,00 88,34
9 MI 1 Kulon Progo 88,13 90,00 95,00 90,94
10 MAN Salatiga 81,63 83,00 95,00 86,19
11 MTsN 3 Batanghari 83,75 87,00 95,00 88,43
12 MTs Raudatussa'adah 82,50 85,00 95,00 87,25
13 MIN Fakfak 81,88 85,00 95,00 87,06
14 MTsN 1 Pasuruan 83,75 87,00 95,00 88,43
15 MTsN Mojoagung 81,63 85,00 95,00 86,99
16 MIN Fakfak 82,25 85,00 95,00 87,18
17 MAN 1 Kubu Raya 82,38 90,00 95,00 89,21
18 MA Nurul Islam 84,13 85,00 95,00 87,74
19 MA Al Mukhlishin Antibar 82,88 88,75 95,00 88,86
20 MTsN 9 Sleman 84,13 88,75 95,00 89,24
21 MAN Fakfak 85,00 90,00 95,00 90,00
22 MIN 3 Kota Pontianak 82,63 85,00 95,00 87,29
23 MTsN 3 Kota Jambi 81,75 85,00 95,00 87,03
24 MAN 1 Yogyakarta 81,50 85,00 95,00 86,95
25 MTsN 12 Boyolali 81,50 86,00 95,00 87,35
26 MAN Kota Sorong 83,88 83,00 95,00 86,86
27 MAN 2 Surakarta 87,75 85,00 95,00 88,83
28 MTsS Al-Ikhlas Sungai Arang 84,00 85,00 95,00 87,70
29 MAN 3 Bantul 88,50 90,00 95,00 91,05
30 MIN 4 Tulungagung 86,50 85,00 95,00 88,45
Drs. Slamet Widodo, M.Pd
Sugiyono, S.Ag., M.Pd.I.
Syaparuddin, S.Ag
Widi Hastuti, S.Pd., M.S.I.
Yayuk Zulaikah, M.Pd.I.
Paijo, S.Ag.
Drs. Parwanto
Rahmad, S.Pd.
Risatri Gusmahansyah, S.Pd., M.Si
Singgih Sampurno, S.Pd., MA.
Slamet, S.Pd.
Hariyono, S.Ag.
Harnoto, S.Pd.
H Jiono, S.PdI
Lasmi Rahayu, S.Pd
Lesus Nur Prianto A.Kh, S.Pd.I.
Mulyadi, S.Ag., M.Pd.I.
Drs. Fahrurozi
Fatmawati, S. Ag., M.Pd.
Haral, S.Ag.
Hardi, S.Pd.I.
Drs. Muhammad Herucahyo, M.Pd.I.
Edi Triyanto, S.Ag.,S.Pd., M.Pd.
Ernawiyadi, S.Ag.
Etik Fadhilah Ihsanti, S.Pd.I. MSI., M.Pd.
Abdul Hakim, S. Pd.I.
Adin Kohilay, S. Pd.I.
Drs. Agung Wibowo
Aguswantoro, S.Pd.I.
Drs. Asrul
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I
NAMA PESERTA UNIT KERJA
NO
Nila
i Pengeta
huan
Nila
i Kete
ram
pila
n
Nila
i Sik
ap
NIL
AI IJT
I
1 MAN 3 Tangerang 77,17 87,00 90,00 84,95
2 MTsN 8 Banjar 80,00 87,00 90,00 85,80
3 MTs Miftahul Ulum 75,67 86,00 90,00 84,10
4 MIN 6 Lampung Selatan 75,33 85,00 90,00 83,60
5 MTsN 8 Hulu Sungai Tengah 75,50 88,00 90,00 84,85
6 MAN Jeneponto 89,50 90,00 95,00 91,35
7 MTsN 1 Kota Bengkulu 75,83 87,00 90,00 84,55
8 MTsN Bayah 75,50 85,00 90,00 83,65
9 MAN 2 Palembang 82,17 90,00 90,00 87,65
10 MIN 2 Gowa 78,33 83,00 90,00 83,70
11 MTsN 1 Lampung Utara 79,33 87,00 90,00 85,60
12 MTs Muhammadiyah Tanetea 79,17 85,00 90,00 84,75
13 MIN 4 Bandar Lampung 75,00 85,00 92,00 84,10
14 MTsN 1 Bengkulu Tengah 75,17 87,00 92,00 84,95
15 MTs.Negeri 2 Pandeglang 74,83 85,00 90,00 83,45
16 MTsN 6 Hulu Sungai Selatan 79,00 85,00 95,00 86,20
17 MAN 1 Ogan Ilir 75,17 90,00 90,00 85,55
18 MTsN 2 Tanah Laut 83,83 85,00 90,00 86,15
19 MTsS Darul Arqam Balebo 74,83 88,75 90,00 84,95
20 MIN 2 Bengkulu Tengah 79,17 88,75 90,00 86,25
21 Mtsn 1 Kota Bengkulu 89,17 90,00 90,00 89,75
22 MIN 2 Tangerang Selatan 75,83 85,00 90,00 83,75
23 MIN 1 Palembang 78,33 85,00 90,00 84,50
24 MAS 75,00 85,00 90,00 83,50
25 MTsN 1 Pesawaran 75,50 86,00 90,00 84,05
26 MAN 3 Bone 78,17 83,00 90,00 83,65
27 MAN 3 Palembang 77,50 85,00 90,00 84,25
28 MTs.N 2 Model Kota Palembang 77,33 85,00 90,00 84,20
29 MAN 2 Paringin 87,00 90,00 90,00 89,10
30 MTsN 1 Kota Bengkulu 79,50 85,00 90,00 84,85
Taharuddin, S.Pd, MA
Winna Elisti, S.Pd., M Si
Yusri Erlini, M.Pd
Zulfah Magdalena, S.Pd., M.Si.
Zurida, M.TPd
Rabia Diana, S.Pd
Ramsi, S.Ag.,M.Pd.I
Ratu Feti Fathiyati, S.Ag
Dra. Rismawati
Subro Malisi, S.Ag., M.M.
Syahrial Feri, S.Ag.
M. Romli, S.Pd
Mohamad Humaedi, S.Pd
Mokhamad Sukamto, S.Pd, M.Si
Dr. Muhamad Abduh, S.Ag, M.Ag
Muhammad Nur, S.Pd., M.Pd
Dra. Nurpah
Indriyanti, S.Pd.I.,M. Pd.I
Irawan, S.Pd
Dra. Hj. Jasminih
M. Nasihin Haq, S.Pd.I
Hj. Basmiati, S.Pd., M.Pd
Bastari, M.Ag
Endang Gunawan, M.Pd.I
Indarwan, S.Ag.
Drs Khitfi
Akhmad Syahidi, S.Pd.I
Akuwan, S.Pd
Asriyanti, S.Pd.I
Azizatul Ulya, S.Pd.I
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II
NAMA PESERTA UNIT KERJA
Lampiran 16. Data Evaluasi Tahap Belajar Peserta pada IJT II
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 MIN Sintang 80 80 80 90 83 85 87 86 89 87 84,70 76,67 80,68
2 MIN Sorong 85 85 85 90 90 80 90 80 85 85 85,50 78,33 81,92
3 MAN 1 Kota Semarang 90 90 90 90 85 90 90 85 85 80 87,50 75,00 81,25
4 MI. Fathul Huda 85 85 80 90 90 85 87 86 91 89 86,80 76,67 81,73
5 MI Tarbiyah Islamiah Simpang Matebo 85 85 85 90 90 85 87 86 91 88 87,20 78,33 82,77
6 MTsN 1 Jepara 91 92 90 90 90 80 80 80 80 80 85,30 83,33 84,32
7 MAN 1 Bantul 95 92 92 86 87 85 85 85 85 85 87,70 78,33 83,02
8 MAN 1 Probolinggo 95 96 95 93 95 89 89 87 88 87 91,40 76,67 84,03
9 MI 1 Kulon Progo 95 95 95 95 95 95 95 95 90 90 94,00 88,33 91,17
10 MAN Salatiga 98 95 96 98 96 85 85 85 80 80 89,80 80,00 84,90
11 MTsN 3 Batanghari 88 88 88 89 89 88 88 89 89 89 88,50 66,67 77,58
12 MTs Raudatussa'adah 85 85 86 85 85 85 80 85 86 85 84,70 70,00 77,35
13 MIN Fakfak 85 85 85 90 90 80 90 80 85 85 85,50 76,67 81,08
14 MTsN 1 Pasuruan 94 96 95 93 95 86 86 86 88 88 90,70 75,00 82,85
15 MTsN Mojoagung 95 95 95 92 96 87 88 90 88 88 91,40 71,67 81,53
16 MIN Fakfak 85 85 85 90 90 80 90 80 85 85 85,50 78,33 81,92
17 MAN 1 Kubu Raya 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 73,33 80,42
18 MA Nurul Islam 94 94 95 93 94 88 88 88 89 89 91,20 88,33 89,77
19 MA Al Mukhlishin Antibar 90 88 85 88 86 87 88 90 89 87 87,80 71,67 79,73
20 MTsN 9 Sleman 90 92 92 92 90 86 86 87 87 87 88,90 66,67 77,78
21 MAN Fakfak 85 85 85 90 90 80 90 80 85 85 85,50 75,00 80,25
22 MIN 3 Kota Pontianak 96 95 87 90 90 96 93 94 93 92 92,60 76,67 84,63
23 MTsN 3 Kota Jambi 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 80,00 83,75
24 MAN 1 Yogyakarta 96 95 95 95 95 88 88 88 89 89 91,80 80,00 85,90
25 MTsN 12 Boyolali 86 86 88 89 89 82 82 82 80 80 84,40 78,33 81,37
26 MAN Kota Sorong 85 85 85 90 90 80 90 80 85 85 85,50 80,00 82,75
27 MAN 2 Surakarta 95 95 95 95 95 95 93 95 93 95 94,60 90,00 92,30
28 MTsS Al-Ikhlas Sungai Arang 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 70,00 78,75
29 MAN 3 Bantul 95 93 95 90 95 90 89 90 95 90 92,20 90,00 91,10
30 MIN 4 Tulungagung 92 91 93 91 95 85 85 85 88 85 89,00 85,00 87,00
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I
Drs. Slamet Widodo, M.Pd
Sugiyono, S.Ag., M.Pd.I.
Syaparuddin, S.Ag
Widi Hastuti, S.Pd., M.S.I.
Yayuk Zulaikah, M.Pd.I.
Drs. Parwanto
Rahmad, S.Pd.
Risatri Gusmahansyah, S.Pd., M.Si
Singgih Sampurno, S.Pd., MA.
Slamet, S.Pd.
Hariyono, S.Ag.
Harnoto, S.Pd.
H Jiono, S.PdI
Lasmi Rahayu, S.Pd
Lesus Nur Prianto A.Kh, S.Pd.I.
Mulyadi, S.Ag., M.Pd.I.
Drs. Asrul
Drs. Muhammad Herucahyo, M.Pd.I.
Edi Triyanto, S.Ag.,S.Pd., M.Pd.
Paijo, S.Ag.
Etik Fadhilah Ihsanti, S.Pd.I. MSI., M.Pd.
Drs. Fahrurozi
Fatmawati, S. Ag., M.Pd.
Haral, S.Ag.
Hardi, S.Pd.I.
Ernawiyadi, S.Ag.
TOTALWidyaiswara Mentor
Abdul Hakim, S. Pd.I.
Adin Kohilay, S. Pd.I.
Drs. Agung Wibowo
Aguswantoro, S.Pd.I.
NO NAMA PESERTA UNIT KERJA
PRESENTASI*NILAI
PRESENTASI
NILAI
UJIAN
TERTULIS
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 MAN 3 Tangerang 85 80 80 90 85 85 87 86 89 87 85,40 91,67 88,53
2 MTsN 8 Banjar 85 90 85 90 90 85 87 86 92 90 88,00 78,33 83,17
3 MTs Miftahul Ulum 85 90 90 90 85 85 87 86 90 87 87,50 75,00 81,25
4 MIN 6 Lampung Selatan 85 85 80 90 90 85 87 86 91 89 86,80 96,67 91,73
5 MTsN 8 Hulu Sungai Tengah 85 85 85 90 90 85 87 86 91 88 87,20 78,33 82,77
6 MAN Jeneponto 91 92 90 90 90 90 92 90 90 90 90,50 43,33 66,92
7 MTsN 1 Kota Bengkulu 88 88 88 88 88 85 85 85 85 85 86,50 80,00 83,25
8 MTsN Bayah 87 87 87 88 88 89 89 87 88 87 87,70 88,33 88,02
9 MAN 2 Palembang 90 90 90 90 90 90 92 89 89 90 90,00 86,67 88,33
10 MIN 2 Gowa 98 95 96 98 96 97 95 95 95 97 96,20 93,33 94,77
11 MTsN 1 Lampung Utara 88 88 88 89 89 88 88 89 89 89 88,50 96,67 92,58
12 MTs Muhammadiyah Tanetea 85 85 86 85 85 85 80 85 86 85 84,70 60,00 72,35
13 MIN 4 Bandar Lampung 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 83,33 85,42
14 MTsN 1 Bengkulu Tengah 85 85 86 87 87 86 86 86 88 88 86,40 93,33 89,87
15 MTs.Negeri 2 Pandeglang 88 90 90 90 90 87 88 90 88 88 88,90 91,67 90,28
16 MTsN 6 Hulu Sungai Selatan 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 78,33 82,92
17 MAN 1 Ogan Ilir 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 86,67 87,08
18 MTsN 2 Tanah Laut 88 88 88 88 89 88 88 88 89 89 88,30 80,00 84,15
19 MTsS Darul Arqam Balebo 90 88 85 88 86 87 88 90 89 87 87,80 60,00 73,90
20 MIN 2 Bengkulu Tengah 85 85 85 85 85 86 86 87 87 87 85,80 93,33 89,57
21 Mtsn 1 Kota Bengkulu 90 90 90 90 90 88 88 88 87 87 88,80 90,00 89,40
22 MIN 2 Tangerang Selatan 96 95 87 90 90 96 93 94 93 92 92,60 91,67 92,13
23 MIN 1 Palembang 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 75,00 81,25
24 MAS 88 88 88 88 89 88 88 88 89 89 88,30 91,67 89,98
25 MTsN 1 Pesawaran 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 91,67 89,58
26 MAN 3 Bone 88 88 87 87 88 88 88 88 88 88 87,80 88,33 88,07
27 MAN 3 Palembang 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 83,33 85,42
28 MTs.N 2 Model Kota Palembang 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 83,33 85,42
29 MAN 2 Paringin 87 87 87 87 87 87 89 88 88 88 87,50 86,67 87,08
30 MTsN 1 Kota Bengkulu 85 85 85 87 85 85 85 85 88 85 85,50 95,00 90,25
NO NAMA PESERTA UNIT KERJA
PRESENTASI*NILAI
PRESENTASI
NILAI
UJIAN
TERTULIS
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II
Endang Gunawan, M.Pd.I
TOTALWidyaiswara Mentor
Drs Khitfi
Akhmad Syahidi, S.Pd.I
Akuwan, S.Pd
Asriyanti, S.Pd.I
Azizatul Ulya, S.Pd.I
Hj Basmiati, S.Pd., M.Pd. 1
Bastari, M.Ag
Rabia Diana, S.Pd
Indarwan, S.Ag. 2
Indriyanti, S.Pd.I.,M. Pd.I
Irawan, S.Pd
Dra. Hj Jasminih
M. Nasihin Haq, S.Pd.I
M. Romli, S.Pd
Mohamad Humaedi, S.Pd
Mokhamad Sukamto, S.Pd, M.Si
Dr. Muhamad Abduh, S.Ag, M.Ag
Muhammad Nur, S.Pd., M.Pd. 4
Dra. Nurpah
Taharuddin, S.Pd, MA
Winna Elisti, S.Pd., M Si
Yusri Erlini, M.Pd
Zulfah Magdalena, S.Pd., M.Si. 2
Zurida, M.TPd
Ramsi, S.Ag.,M.Pd.I 3
Ratu Feti Fathiyati, S.Ag
Dra. Rismawati
Subro Malisi, S.Ag., M.M.
Syahrial Feri, S.Ag
Lampiran 17. Data Evaluasi Tahap Belajar Akhir Peserta
NO NAMA PESERTA PROVINSI
NIL
AI
OJT
(15%
)
Nila
i
Pen
geta
huan
Nila
i
Ket
eram
pila
n
Nila
i Sik
ap
NIL
AI
IJT
I
(50
%)
NIL
AI
IJT
2
(35%
)
NIL
AI A
KH
IR
PREDIKAT
1 Aguswantoro, S.Pd.I. Jambi 95,50 87,13 85,00 95,00 88,64 86,80 89,02 Memuaskan
2 Drs. Asrul Jambi 96,50 81,00 88,00 95,00 88,00 87,20 89,00 Memuaskan
3 Fatmawati, S. Ag., M.Pd. Jambi 95,50 83,75 87,00 95,00 88,43 88,50 89,51 Memuaskan
4 Risatri Gusmahansyah, S.Pd., M.Si Jambi 95,50 81,75 85,00 95,00 87,03 87,50 88,46 Memuaskan
5 Syaparuddin, S.Ag Jambi 95,50 84,00 85,00 95,00 87,70 87,50 88,80 Memuaskan
88,96 Memuaskan
6 Drs. Agung Wibowo Jawa Tengah 95,50 82,00 86,00 95,00 87,50 87,50 88,70 Memuaskan
7 Drs. Muhammad Herucahyo, M.Pd.I. Jawa Tengah 95,50 88,13 90,00 95,00 90,94 85,30 89,65 Memuaskan
8 Drs. Fahrurozi Jawa Tengah 97,00 81,63 83,00 95,00 86,19 89,80 89,07 Memuaskan
9 Slamet, S.Pd. Jawa Tengah 95,50 81,50 86,00 95,00 87,35 84,40 87,54 Memuaskan
10 Sugiyono, S.Ag., M.Pd.I. Jawa Tengah 97,00 87,75 85,00 95,00 88,83 94,60 92,07 Sangat Memuaskan
89,41 Memuaskan
11 Edi Triyanto, S.Ag.,S.Pd., M.Pd. DI Yogyakarta 94,00 83,75 87,00 95,00 88,43 87,70 89,01 Memuaskan
12 Etik Fadhilah Ihsanti, S.Pd.I. MSI., M.Pd. DI Yogyakarta 95,50 88,13 90,00 95,00 90,94 94,00 92,69 Sangat Memuaskan
13 Paijo, S.Ag. DI Yogyakarta 95,50 84,13 88,75 95,00 89,24 88,90 90,06 Memuaskan
14 Singgih Sampurno, S.Pd., MA. DI Yogyakarta 95,50 81,50 85,00 95,00 86,95 91,80 89,93 Memuaskan
15 Widi Hastuti, S.Pd., M.S.I. DI Yogyakarta 96,50 88,50 90,00 95,00 91,05 92,20 92,27 Sangat Memuaskan
90,79 Memuaskan
16 Ernawiyadi, S.Ag. Jawa Timur 95,00 86,13 85,00 95,00 88,34 91,40 90,41 Memuaskan
17 Hariyono, S.Ag. Jawa Timur 95,50 83,75 87,00 95,00 88,43 90,70 90,28 Memuaskan
18 Harnoto, S.Pd. Jawa Timur 95,50 81,63 85,00 95,00 86,99 91,40 89,81 Memuaskan
19 Lesus Nur Prianto A.Kh, S.Pd.I. Jawa Timur 95,50 84,13 85,00 95,00 87,74 91,20 90,11 Memuaskan
20 Yayuk Zulaikah, M.Pd.I. Jawa Timur 95,50 86,50 85,00 95,00 88,45 89,00 89,70 Memuaskan
90,06 Memuaskan
21 Abdul Hakim, S. Pd.I. Kalimantan Barat 94,50 81,88 87,00 95,00 87,86 84,70 87,75 Memuaskan
22 Haral, S.Ag. Kalimantan Barat 95,50 82,50 85,00 95,00 87,25 84,70 87,60 Memuaskan
23 Lasmi Rahayu, S.Pd Kalimantan Barat 95,50 82,38 90,00 95,00 89,21 87,50 89,56 Memuaskan
24 Mulyadi, S.Ag., M.Pd.I. Kalimantan Barat 95,50 82,88 88,75 95,00 88,86 87,80 89,49 Memuaskan
25 Rahmad, S.Pd. Kalimantan Barat 96,00 82,63 85,00 95,00 87,29 92,60 90,45 Memuaskan
88,97 Memuaskan
26 Adin Kohilay, S. Pd.I. Papua Barat 92,50 80,63 87,00 95,00 87,49 85,50 87,54 Memuaskan
27 Hardi, S.Pd.I. Papua Barat 95,50 81,88 85,00 95,00 87,06 85,50 87,78 Memuaskan
28 H Jiono, S.PdI Papua Barat 92,50 82,25 85,00 95,00 87,18 85,50 87,39 Memuaskan
29 Drs. Parwanto Papua Barat 92,50 85,00 90,00 95,00 90,00 85,50 88,80 Memuaskan
30 Drs. Slamet Widodo, M.Pd Papua Barat 92,50 83,88 83,00 95,00 86,86 85,50 87,23 Memuaskan
87,75 Memuaskan
Ketua Panitia
Nilai Tertinggi 92,69
Nilai Terendah 87,23
Nilai Rata-rata 89,37 Amrullah
Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Jawa Tengah
Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi DI Yogyakarta
Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Jawa Timur
Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Kalimantan Barat
Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Papua Barat
NILAI AKHIR
NIP. 19650925 199603 1 001
Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Jambi
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I
NO
NIL
AI
OJT
(15%
)
Nila
i
Pen
geta
huan
Nila
i
Ket
eram
pila
n
Nila
i Sik
ap
NIL
AI
IJT
I
(50
%)
NIL
AI
IJT
2
(35%
)
NIL
AI A
KH
IR
PREDIKAT
1 Indarwan, S.Ag. Sumatera Selatan 89,00 82,17 90,00 90,00 87,65 90,00 88,68 Memuaskan
2 Dr. Muhamad Abduh, S.Ag, M.Ag Sumatera Selatan 89,00 75,17 90,00 90,00 85,55 87,50 86,75 Memuaskan
3 Dra. Rismawati Sumatera Selatan 87,00 78,33 85,00 90,00 84,50 87,50 85,93 Memuaskan
4 Winna Elisti, S.Pd., M Si Sumatera Selatan 88,00 77,50 85,00 90,00 84,25 87,50 85,95 Memuaskan
5 Yusri Erlini, M.Pd Sumatera Selatan 91,00 77,33 85,00 90,00 84,20 87,50 86,38 Memuaskan
86,74 Memuaskan
6 Akuwan, S.Pd Lampung 93,00 75,67 86,00 90,00 84,10 87,50 86,63 Memuaskan
7 Asriyanti, S.Pd.I Lampung 93,00 75,33 85,00 90,00 83,60 86,80 86,13 Memuaskan
8 Irawan, S.Pd Lampung 88,00 79,33 87,00 90,00 85,60 88,50 86,98 Memuaskan
9 M. Nasihin Haq, S.Pd.I Lampung 88,00 75,00 85,00 92,00 84,10 87,50 85,88 Memuaskan
10 Syahrial Feri, S.Ag. Lampung 89,00 75,50 86,00 90,00 84,05 87,50 86,00 Memuaskan
86,32 Memuaskan
11 Bastari, M.Ag Bengkulu 96,00 75,83 87,00 90,00 84,55 86,50 86,95 Memuaskan
12 M. Romli, S.Pd Bengkulu 88,00 75,17 87,00 92,00 84,95 86,40 85,92 Memuaskan
13 Rabia Diana, S.Pd Bengkulu 92,00 79,17 88,75 90,00 86,25 85,80 86,96 Memuaskan
14 Ramsi, S.Ag.,M.Pd.I Bengkulu 95,00 89,17 90,00 90,00 89,75 88,80 90,21 Memuaskan
15 Zurida, M.TPd Bengkulu 92,00 79,50 85,00 90,00 84,85 85,50 86,15 Memuaskan
87,24 Memuaskan
16 Drs Khitfi Banten 97,00 77,17 87,00 90,00 84,95 85,40 86,92 Memuaskan
17 Endang Gunawan, M.Pd.I Banten 89,00 75,50 85,00 90,00 83,65 87,70 85,87 Memuaskan
18 Mohamad Humaedi, S.Pd Banten 92,00 74,83 85,00 90,00 83,45 88,90 86,64 Memuaskan
19 Ratu Feti Fathiyati, S.Ag Banten 97,00 75,83 85,00 90,00 83,75 92,60 88,84 Memuaskan
20 Subro Malisi, S.Ag., M.M. Banten 90,00 75,00 85,00 90,00 83,50 88,30 86,16 Memuaskan
86,88 Memuaskan
21 Akhmad Syahidi, S.Pd.I Kalimantan Selatan 81,00 80,00 87,00 90,00 85,80 88,00 85,85 Memuaskan
22 Azizatul Ulya, S.Pd.I Kalimantan Selatan 83,50 75,50 88,00 90,00 84,85 87,20 85,47 Memuaskan
23 Mokhamad Sukamto, S.Pd, M.Si Kalimantan Selatan 88,00 79,00 85,00 95,00 86,20 87,50 86,93 Memuaskan
24 Muhammad Nur, S.Pd., M.Pd Kalimantan Selatan 85,50 83,83 85,00 90,00 86,15 88,30 86,81 Memuaskan
25 Zulfah Magdalena, S.Pd., M.Si. Kalimantan Selatan 88,00 87,00 90,00 90,00 89,10 87,50 88,38 Memuaskan
86,69 Memuaskan
26 Hj. Basmiati, S.Pd., M.Pd Sulawesi Selatan 93,00 89,50 90,00 95,00 91,35 90,50 91,30 Memuaskan
27 Indriyanti, S.Pd.I.,M. Pd.I Sulawesi Selatan 97,00 78,33 83,00 90,00 83,70 96,20 90,07 Memuaskan
28 Dra. Hj. Jasminih Sulawesi Selatan 90,00 79,17 85,00 90,00 84,75 84,70 85,52 Memuaskan
29 Dra. Nurpah Sulawesi Selatan 88,00 74,83 88,75 90,00 84,95 87,80 86,41 Memuaskan
30 Taharuddin, S.Pd, MA Sulawesi Selatan 89,50 78,17 83,00 90,00 83,65 87,80 85,98 Memuaskan
87,86 Memuaskan
NILAI AKHIR Ketua PanitiaNilai Tertinggi 91,30 Nilai Terendah 85,47
Nilai Rata-rata 86,93 Bahzah
NIP. 196112301988042001
Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Sumatera Selatan
Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Lampung
Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Bengkulu
Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Banten
Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Kalimantan Selatan
Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Sulawesi Selatan
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II
NAMA PESERTA UNIT KERJA
Lampiran 18. Data Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Persepsi Atasan
Nomor
Indikator1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata Akt 1
1 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4,50
2 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4,63
3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4,60
4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4,73
5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4,70
6 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4,83
7 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4,73
8 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4,80
9 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4,70
10 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4,70
11 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4,77
12 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4,87
13 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4,73
Nomor
Indikator1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata Akt 2
1 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4,40
2 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4,67
3 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4,43
4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4,67
5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4,67
6 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4,60
7 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4,53
8 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4,70
9 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4,53
10 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4,67
11 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4,73
12 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4,70
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4,67
TAHAP PERILAKU PESERTA PERSEPSI ATASAN
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I
Lampiran 19. Data Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Persepsi Rekan Sejawat
Nomor
Indikator1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata Akt 1
1 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4,60
2 5 3 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4,50
3 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4,73
4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4,70
5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4,80
6 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4,73
7 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4,63
8 5 4 5 5 4 4 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4,67
9 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4,70
10 5 3 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 4,67
11 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4,77
12 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4,73
Nomor
Indikator1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata Akt 2
1 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4,53
2 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4,67
3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4,67
4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4,77
5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4,73
6 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4,83
7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4,77
8 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4,80
9 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4,73
10 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4,77
11 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4,87
12 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4,77
TAHAP PERILAKU PESERTA PERSEPSI REKAN SEJAWATDIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II
Lampiran 20. Data Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Persepsi Siswa
Nomor
Indikator1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata Akt 1
1 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4,67
2 5 4 5 5 4 3 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4,70
3 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 3 4,63
4 5 5 4 5 5 3 4 3 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4,67
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4,83
6 5 4 5 5 5 3 3 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 6 5 4 5 4,50
7 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4,70
8 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4,63
9 5 5 5 5 4 3 5 3 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 3 4,47
10 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4,70
11 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4,80
12 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4,93
Nomor
Indikator1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata Akt 2
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4,83
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4,87
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4,97
4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4,77
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4,90
6 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4,77
7 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4 5 4,70
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4,70
9 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 3 4,53
10 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4,70
11 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4,73
12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4,83
TAHAP PERILAKU PESERTA PERSEPSI SISWADIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II
Lampiran 21. Data Evaluasi Tahap Dampak
Nomor
Indikator1 2 3 4 5 6 7/9 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata Akt 1
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,97
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,00
3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3,67
4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3,77
5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3,80
6 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,87
7 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3,53
8 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3,47
9 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,87
10 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3,87
Nomor
Indikator1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata Akt 2
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,87
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,93
3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3,57
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3,63
5 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3,60
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3,73
7 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3,47
8 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3,37
9 4 4 2 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3,57
10 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3,70
TAHAP DAMPAKDIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I
DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II
Top Related