ANALISIS TITIK IMPAS
MK-7 Manajemen Operasi
Faktor Ketidak pastian
Faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpastian :
Estimasi yang tidak akurat yang digunakan dalam studi
dan analisis
Tipe bisnis dan kondisi ekonomi masa depan.
Tipe pabrik dan peralatan yang digunakan
Panjang periode studi (horizon perencanaan) yan
dipakai.
Cara penanganan Ketidak pastian
Analisis titik impas (BEP)
Analisis ini digunakan apabila pemilihan alternatif sangat
dipengaruhi oleh satu faktor tunggal yang tidak pasti
Analisis sensitifitas
Analisis ini cocok digunakan pada permasalahan yang
mengandung satu atau lebih faktor ketidakpastian
Analisis Resiko.
Apabila nilai-nilai suatu faktor dianggap mengikuti suatu
distribusi probabilitas yang merupakan fungsi dari variabel
random.
BEP
FC
Volume Produksi
O
n
g
k
o
s
VC
Volume Produksi
O
n
g
k
o
s
Total Cost
FC
Volume Produksi
O
n
g
k
o
s
VC
TC = FC + VC
FC dan VC
Fixed Cost yaitu biaya-biaya yang dipengaruhi
oleh volume produksi contoh : biaya gedung, tanah,
mesin dan peralatan dsb
Biaya-biaya Variabel, biasanya tergantung secara
linier terhadap volume produksi contoh : biaya
bahan baku dan tenaga kerja
Formulation
VC = cX
TC = FC + VC
= FC + cX
c= ongkos variabel untuk membuat satu produk
P = harga jual per satuan produk
TR = pX
Titik impas akan diperoleh dengan :
TR = TC
Atau
pX = FC + VC
X = FC/p - c
BEP
TC
Volume Produksi
O
n
g
k
o
s
TR
Daerah
Rugi
Daerah
Untung
Contoh
PT ABC indonesia merencanakan membuat sejenis sabun mandi untuk kelas menengah. Ongkos total untuk pembuatan 10.000 sabun/bulan adalah Rp. 25 juta. Total pembuatan 15.000 sabun/bulan 30 juta. Asumsikan variabel berhubungan secara proporsional dengan produksi sabun.
Hitunglah :
Ongkos variabel /unit dan ongkos tetapnya ?
Bila PT. ABC menjual sabun tersebut seharga Rp. 6000/unit berapakah yang harus diproduksi/bulan untuk mencapai BEP
Bila perusahaan memproduksi 12.000 sabun/bulan, apakah untuk atau rugi ?
Solusi bagian a
C = (30 juta – 25 Juta)/(15.000 – 10.000)
= Rp. 1.000/unit
Sedangkan FC =
Untuk X = 10.000, maka :
TC = FC + cX
25 juta = FC + 1.000 (Rp/unit) X 10.000 (unit)
FC = 25 Juta – 10 Juta
FC = Rp. 15 juta
Atau dengan X = 15.000, maka :
TC = FC + cX
30 juta = FC + 1.000 (Rp/unit) X 15.000 (unit)
FC = 30 Juta – 15 Juta
FC = Rp. 15 juta
Solusi Bagian b
Bila p = Rp. 6.000/unit maka jumlah yang harus
diproduksi agar mencapai BEP, adalah :
X = FC/p-c = (15 Juta)/(6.000 – 1.000)
= 3.000 unit/bulan
Jadi volume produksi sebesar 3.000 unit/bulan
Solusi Bagian c
Bila X = 12.000 unit/bulan maka total penjualan adalah :
TR = pX
= Rp. 6.000/unit X 12.000 unit
= Rp. 72 juta/bulan
Sedangkan total ongkos :
TC = FC + cX
= Rp. 15 juta + (Rp. 1.000/unit X 12.000 unit)
= Rp. 27 juta/bulan
Jadi, perusahaan berada pada kondisi untung dengan total keuntungan :
Rp. 72 juta – 27 juta = Rp. 45 Juta/bulan
Top Related