7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 1/36
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang terutama ditandai oleh
hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin dari sel β pankreas dan gangguan
kerja insulin. Pada umumnya diabetes melitus pada tahap awal belum memberi
gejala atau keluhan (asimptomatik) sehingga seringkali penyakit ini pada awalnya
tidak terdiagnosis hingga beberapa tahun (Tenriesa et al., 200).
Diantara penyakit degenerati!, diabetes melitus adalah salah satu diantara
penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa yang akan
datang. Diabetes melitus sudah merupakan salah satu an"aman utama bagi
kesehatan umat manusia pada abad 2#. Perserikatan bangsa$bangsa (%&')
membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes melitus
diatas umur 20 tahun berjumlah #0 juta orang dan dalam kurun waktu 2 tahun
kemudian, pada tahun 202, jumlah itu akan menigkat menjadi 00 juta orang.
*uatu jumlah yang sangat besar dan merupakan beban yang sangat berat untuk
dapat ditangani sendiri oleh dokter spesialis bahkan oleh semua tenaga kesehatan
yang ada. +engingat bahwa diabetes melitus akan memberikan dampak terhadap
kualitas sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang "ukup besar,
semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah, seharusnya ikut serta dalam
usaha penanggulangan diabetes melitus, khususnya dalam upaya pen"egahan
(*udoyo et al, 200).
&asil -iset esehatan Dasar (-iskesdas) tahun 200/, diperoleh bahwa
proporsi penyebab kematian akibat diabetes melitus pada kelompok usia $
tahun di daerah perkotaan menduduki peringkat ke$2 yaitu #,/1. Dan daerah pedesaan, diabetes melitus menduduki peringkat ke$ yaitu ,1 (Depkes -3,
200).
*alah satu !aktor yang berperan dalam kegagalan pengontrolan glukosa
darah pasien D+ adalah ketidakpatuhan pasien terhadap pengobatan. epatuhan
pengobatan adalah kesesuaian diri pasien terhadap anjuran atas medikasi yang
telah diresepkan yang terkait dengan waktu, dosis, dan !rekuensi. etidakpatuhan
terhadap pengobatan D+ saat ini masih menjadi masalah yang "ukup penting
#
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 2/36
dalam pengelolaan D+. 4eberapa studi melaporkan bahwa tingkat kepatuhan
penderita D+ tipe # berkisar antara /0$1 sedangkan D+ tipe 2 sekitar $
/1. Tingkat kepatuhan pasien D+ tipe 2 lebih rendah dibandingkan D+ tipe
#dapat disebabkan oleh regimen terapi yang umumnya lebih bersi!at kompleks
dan poli!armasi, serta e!ek samping obat yang timbul selama pengobatan (5D5,
20#).
Diabetes melitus merupakan keadaan yang seringkali dikaitkan dengan
meningkatnya resiko kesakitan dan kematian. 3nsiden dan pre6alensi dari diabetes
melitus semakin meningkat dan pada tahun 200 diperkirakan pre6alensi diabetes
melitus di seluruh dunia akan meningkat, menjadi dua kali lipat. Diabetes melitus
tipe 2 didapatkan pada $01 dari total penderita diabetes melitus dan seringkaliditemukan pada lansia. Pre6alensi diabetes melitus tertinggi didapatkan pada
penduduk berusia 70 tahun dengan insidens tertinggi juga didapatkan pada
kelompok usia tersebut. 3ndonesia menempati urutan ke$ dengan jumlah
penderita diabetes melitus terbesar di dunia setelah 3ndia, 5ina dan 8merika
*erikat. Diabetes melitus telah menyebabkan sekitar 01 kematian dan 1
kesakitan di seluruh dunia (-ita , 200/).
Data Departemen esehatan menyebutkan jumlah penderita diabetes
melitus yang menjalani rawat inap dan jalan menduduki urutan ke$# di rumah
sakit dari keseluruhan pasien penyakit dalam, distribusi pasien baru D+ yang
berobat jalan ke rumah sakit di 3ndonesia sebanyak #0.2 orang sedangkan
jumlah pasien yang meninggal berjumlah . orang dengan angka Case
Fatality Rate ( 59-) sebesar ./1 (Depkes -3, 200).
4erdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin melakukan mini
proje"t mengenai karakteristik penderita Diabetes +elitus yang berobat ke
Puskesmas :angsa Timur berdasarkan usia, jenis kelamin dan tingkat kepatuhan
minum obat.
1.2 Rumusan Masalah
4erdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka perumusan
maalah untuk penelitian ini adalah bagaimana gambaran karakteristik penderita
diabetes melitus di Puskesmas :angsa Timur tahun 20#.
2
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 3/36
1.3 Tujuan Mn Pr!je"t
1.3.1 Tujuan Umum
;ntuk mengetahui gambaran distribusi penderita diabetes melitus di
Puskesmas :angsa Timur tahun 20#.
1.3.2 Tujuan #husus
a. ;ntuk mengetahui gambaran distribusi penderita diabetes melitus
berdasarkan jenis kelamin pada pasien kunjungan poli Puskesmas :angsa Timur
tahun 20#.
b. ;ntuk mengetahui gambaran distribusi penderita diabetes melitus
berdasarkan usia pada pasien kunjungan poli Puskesmas :angsa Timur tahun
20#.
". ;ntuk mengetahui gambaran distribusi penderita diabetes melitus
berdasarkan tingkat kepatuhan minum obat pasien kunjungan poli Puskesmas
:angsa Timur tahun 20#.
1.$ Man%aat Mn Pr!je"t
1.$.1 Man%aat Puskesmas &an Dnas Terkat
a. ;ntuk menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu
kedokteran serta memberi man!aat terhadap kemajuan ilmu pengetahuan .
b. *ebagai salah satu kajian dan in!ormasi bagi para petugas kesehatan
Puskesmas dan dinas terkait terhadap penyakit diabetes melitus dan menyusun
program selanjutnya untuk usaha menurunkan angka kejadian penyakit Diabetes
+elitus ini, serta dapat menjadi masukan untuk pelaksanaan program di masa
yang akan datang.
1.$.2 Man%aat 'ag D!kter Internsh(
Dengan adanya mini proje"t ini, diharapkan dapat memberikan tambahan
ilmu dan pengalaman serta dapat memberikan sumbangan ide, pikiran yang
berman!aat bagi Puskesmas :angsa Timur serta untuk melatih dalam menilai
suatu kemampuan dan ke"ermatan dalam melakukan penelitian. *elain itu
memperoleh pengalaman belajar di lapangan melalui studi kasus dan untuk
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 4/36
meningkatkan pengetahuan serta men"ari alternati! penyelesaian dari suatu
masalah dan memutuskan penyelesaian.
BAB II
TIN)AUAN #EPU*TA#AAN
2.1 De%ns
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 5/36
+enurut American Diabetes Association (8D8) 200, diabetes melitus
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua$duanya. *edangkan menurut World Health Organization (%&') #0
dikatakan bahwa diabetes melitus merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan
dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tapi se"ara umum dapat dikatakan
sebagai suatu kumpulan problema anatomi dan kimiawi yang merupakan akibat
dari sejumlah !aktor di mana di dapat de!isiensi insulin absolut atau relati! dan
gangguan !ungsi insulin (P<-<=3, 200).
Diabetes melitus adalah gangguan kronis metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein. 3n!usiensi relati! atau absolut dalam respon sekretorik insulin, yangditerjemahkan menjadi gangguan pemakaian karbohidrat (glukosa), merupakan
gambaran khas pada diabetes melitus , demikian juga hiperglikemia yang terjadi
(umar et al., 200/).
2.2 #las%kas
4eberapa klasi!ikasi diabetes melitus yang diperkenalkan oleh 8meri"an
Diabetes 8sso"iation (8D8) adalah sebagai berikut (P<-<=3, 200)>
Tabel 2.# lasi!ikasi etiologi diabetes melitus
Tipe # Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke de!isiensi insulin absolut
8utoimun ? idiopatik
Tipe 2 4er6ariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai de!isiensi
insulin relati! sampai yang dominan de!ek sekresi insulin disertai
resistensi insulin.
Tipe lain De!ek genetik !ungsi sel beta, de!ek genetik kerja insulin, penyakit
eksokrin pankreas,endokrinopati, karena obat atau @at kimia,
in!eksi, sebab imunologi yang jarang, sindrom genetik lain yang
berkaitan dengan diabetes melitus.
Diabetes
melitus
gestasional
Diabetes melitus dalam kehamilan
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 6/36
2.3 E(&em!l!g
*tatistik global mengindikasikanbahwa diabetes melitus tipe 2 di negara
berkembang menjadi masalah besar. +isalnya 3ndia dengan penduduk juta
dengan diabetes sedangkan di 5ina terdapat 2 juta penderita diabetes. Tahun
202, jumlah ini diperkirakan bertambah menjadi dua kali lipat (5heng, 200).
3nsidensi D+ tipe # maupun tipe 2 ber6ariasi baik antar negara maupun
dalam suatu negara. Dari data epidemiologis pun"ak usia terjadinya D+ tipe #
pada anak adalah usia $/ tahun dan pada saat menjelang remaja. 3nsiden
penderita diabetes mellitus tipe # pada anak meningkat se"ara signi!ikan di
=egara 4arat. *ur6ey di 8merika *erikat menunjukkan pre6alensi diabetes pada
anak umur sekolah adalah sekitar #, dalam #.000. namun !rekuensinya sangat
berkorelasi dengan meningkatnya usia. Data yang ada menunjukkan kisaran #
dalam #.0 pada anak usia tahun sampai # dalam 0 pada anak usia # tahun
(Austa6iani -, 200). Pada umunya D+ tipe 2 dapat terjadi pada usia dewasa
diatas 0 tahun. D+ tipe 2 merupakan tipe yang palin sering terjadi dibandingkan
IDDM ( InslinDe!endent Diabetes Melits" atau diabetes melitus tipe # (9unnel,
200).
Pre6alensi D+ tioe 2 meningkat se"ara dramatis, sebagian besar karena
perubahan gaya hidup, peningkatan pre6alensi obesitas dan proses degenerati!.
;ntuk 3ndonesia %&' memperkirakan kenaikan jumlah pasien dari , juta pada
tahun 2000 menjadi sekitar 2#, juta pada tahun 200. :poran hasil penelitian di
berbagai daerah di 3ndonesia yang dilakukan pada dekade #0 menunjukkan
sebaran pre6alensi D+ tipe 2 antara 0,1 di Tanah Toraja, sampai ,#1 yang di
dapatkan di +anado. &asil penelitian pada era 2000 menunjukkan peningkatan
pre6alensi yang sangat tajam. *ebagai "ontoh penelitian di Bakarta (daerah urban)
dari pre6alensi D+ tipe 2 #,/1 pada tahun #2 menjadi ,/1 pada tahun#
dan kemudian menjadi #2,1 pada tahun 200# di daerah sub$urban Bakarta
(-ahajeng, 200/).
*e"ara umum, dari jenis kelamin, pre6alensi diabetes pada pria dan wanita
tidak jauh berbeda. ##,21 dari seluruh pria yang berusia di atas # tahun
mempunyai diabetes dan #0,21 dari seluruh wanita yang berusia lebih dari #
tahun mempunyai diabetes dan 2$ kali lebih tinggi pada wanita berkulit hitam
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 7/36
non$&ispani", &ispani", 3ndian 8merika, dan 8sia dibandingkan dengan wanita
berkulit putih non$&ispani". ;ntuk data pre6alensi diabetes menurut ras atau etnik
didapatkan data ,1 untuk orang kulit putih non$&ispani", /,1 untuk 8sia
8merika, #0,1 untuk &ispani", dan ##,1 untuk orang kulit hitam non$&ispani"
(Persi, 200).
2.$ Pat!%s!l!g
3nsulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, yang
dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada
ransangan pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan kedalam
darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah. 8pabila ada
gangguan pada mekanisme kerja insulin, menimbulkan hambatan dalam utilisasi
glukosa serta peningkatan kadar glukosa darah. husus pada diabetes melitus tipe
2, yakni jenis diabetes yang paling sering ditemukan, gangguan metabolisme
glukosa disebabkan oleh dua !aktor> tidak adekuatnya sekresi insulin se"ara
kuantitati! (de!isiensi insulin) dan kurang sensiti!nya jaringan tubuh terhadap
insulin (resistensi insulin). *edangkan pada diabetes melitus tipe #, gangguan
tersebut mutlak hanya disebabkan de!isiensi insulin (*udoyo et al., 200).
Bika dibiarkan tidak dikelola dengan baik, diabetes melitus akan
menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi kronik, baik mikroangioapati
maupun makroangiopati. 8danya pertumbuhan sel dan juga kematian sel yang
tidak normal merupakan dasar terjadinya komplikasi kronik diabetes melitus.
Pada retinopati diabetik, didapatkan hilangnya sel perisit dan terjadi pembentukan
mikroaneurisma. Di samping itu juga terjadi hambatan pada aliran pembuluh
darah dan kemudian terjadi penyumbatan kapiler (*udoyo et al., 200).
2.+ Man%estas #lns
8dapun gejala$gejala diabetes melitus yang dapat dirasakan se"ara !isik
adalah sebagai berikut>
#. Poliuria
2. Polidipsia
. Poli!agia
. 4erat badan menurun
/
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 8/36
. :emah
. esemutan
/. Aatal
. Cisus menurun
. Dis!ungsi ereksi pada pria#0. Pruritus 6ul6ae pada pasien wanita
(*udoyo et al .,200)
2., Dagn!ss
Diagnosis diabetes melitus harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa
darah. Dalam menentukan diagnosis diabetes melitus harus diperhatikan asal
bahan darah yang diambil dan "ara pemeriksaan yang dipakai. ;ntuk diagnosis,
pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan "ara en@imatik
dengan bahan darah plasma 6ena (*udoyo et al., 200).
eluhan klinis diabetes
eluhan khas () eluhan khas ($)
ADP
atau
AD*
7 #2
7 200 E 200
E #2 ADP
atau
AD*
7 #2
7 200
##0 $ #2
##0 $ #
E ##0
;lang AD* atau ADP
ADPatau
AD*
7 #2
7 200
E #2
E 200
TTA'AD 2 Bam
7 200 #0 $ # E #0
D384<T<* +<:3T;*TAT ADPT
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 9/36
a. <6aluasi *tatus Ai@i a. =asihat ;mum
b. <6aluasi Penyulit Diabetes +elitus b. Peren"anaan +akanan
". <6aluasi dan Peren"anaan +akanan ". :atihan Basmanisesuai ebutuhan d.4erat 3daman
e. 4elum Perlu 'bat
Penurun Alukosa
eterangan>
ADP F Alukosa Darah Puasa
AD* F Alukosa Darah *ewaktu
ADPT F Alukosa Darah Puasa Terganggu
TAT F Toleransi Alukosa Terganggu
TTA' F Test Toleransi Alukosa 'ral
Aambar 2.# :angkah$langkah diagnosis diabetes melitus
*umber> *udoyo et al., 200
riteria diagnostik >
• Aejala klasik D+ ditambah Aula Darah *ewaktu 7200 mgGdl. Aula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu
makan terakhir, atau adar Aula Darah Puasa 7 #2 mgGdl. Puasa diartikan pasien
tidak mendapat kalori tambahan sedikit nya jam, atau kadar gula darah 2 jam
pada TTA' 7200 mgGdl. TTA' dilakukan dengan standard %&', menggunakan
beban glukosa yang setara dengan / gram glukosa anhidrus yang dilarutkan
dalam air.
• Aejala tidak klasik ditambah hasil pemeriksaan gula darah abnormal minimal 2H.
Dengan "ara pelaksanaan TTA' berdasarkan %&' I>
• Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari$hari (dengan
karbohidrat yang "ukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa.
=ormal
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 10/36
• 4erpuasa paling sediikt jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum
air putih tanpa gula tetap diperbolehkan.
• Diperiksa kadar glukosa darah puasa
•Diberikan glukosa / gram (dewasa) atau #,/ gGkg 44 (anak$anak) , dilarutkan
dalam 20 ml air dan diminum dalam menit.
• 4erpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam
setelah minum larutan glukosa selesai
• Diperiksa kadar gula darah 2 jam setelah beban glukosa
• *elama proses pemeriksaan tidak boleh merokok dan tetap istirahat
• 8pabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau D+, maka dapat
digolongkan ke dalamkelompok TAT (toleransi glukosa terganggu) atau ADPT
(glukosa darah puasa terganggu) dari hasil yang diperoleh• TAT > glukosa darah plasma 2 jam setelah pembenanan antara #0$# mgGdl
• ADPT > glukosa darah puasa antara #00$#2 mgGdl
2.- #!m(lkas
a. Penult akut
1. #et!as&!ss &a'etk
8D adalah suatu keadaan dimana terdapat de!isiensi insulin absolut atau
relati! dan penningkatan hormon kontra regulator (glukagon, katekolamin, kortisol
dan hormon pertumbuhan). eadaan tersebut menyebabkan produksi glukosa hati
meningkat dan penggunaan glukosa oleh sel tubuh menurun dengan hasil akhir
hiperglikemia. 4erkurangnya insulin mengakibatkan akti6itas kreb "y"le
menurun, asetil o$8 dan o$8 bebas akan meningkat dan asetoasetil asid yang
tidak dapat diteruskan dalam kreb "y"le tersebut juga meningkat. 4ahan$bahan
energi dari lemak yang kemudian di oksidasi untuk menjadi sumber energi akibat
sinyaling sel yang kekurangan glukosa akan mengakibatkan end produk berupa
benda keton yang bersi!at asam. Disamping itu glukoneogenesis dari protein
dengan asam amino yang mempunyai ketogeni" e!!e"t menambah beratnya 8D.
riteria diagnosis 8D adalah AD* J 20 mgGdl, p& E/,, &5' rendah, anion
gap tinggi dan keton serum (). 4iasanya didahului gejala berupa anoreHia,
nausea, muntah, sakit perut, sakit dada dan menjadi tanda khas adalah pernapasan
kussmaul dan berbau aseton.
#0
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 11/36
2. #!ma H(er!sm!lar N!n #et!tk
Ditandai dengan penurunan kesadaran dengan gula darah lebih besar dari 00
mg1 tanpa ketosis yang berartidan osmolaritas plasma melebihi 0 mosm.
eadaan ini jarang mengenai anak$anak, usia muda atau diabetes tipe non insulin
dependen karena pada keadaan ini pasien akan jatuh kedalam kondisi 8D,
sedang pada D+ tipe 2 dimana kadar insulin darah nya masih "ukup untuk
men"egah lipolisis tetapi tidak dapat men"egah keadaan hiperglikemia sehingga
tidak timbul hiperketonemia.
3. H(!glkema
Ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah E 0 mg1 tanpa gejala
klinis atau AD* E 0 mg1 dengan gejala klinis. Dimulai dari stadium
parasimpatik> lapar, mual, tekanan darah turun. *tadium gangguan otak ringan >
lemah lesu, sulit bi"ara gangguan kogniti! sementara. *tadium simpatik, gejala
adrenergik yaitukeringat dingin pada muka, bibir dan gemetar dada berdebar$
debar. *tadium gangguan otak berat, gejala neuroglikopenik > pusing, gelisah,
penurunan kesadaran dengan atau tanpa kejang.
'. Penult menahun
1. Mkr!ang!(at
Terjadi pada kapiler arteriol karena dis!ungsi endotel dan trombosis
K Retn!(at Da'etk
retino!ati diabeti# non!roli$erati$ , karena hiperpermeabilitas dan
inkompetens 6asa. apiler membentuk kantung$kantung ke"il menonjol seperti
titik$titik mikroaneurisma dan 6ena retina mengalami dilatasi dan berkelok$kelok.
4ahayanya dapat terjadi perdarahan disetiap lapisan retina. -usaknya sawar retina
darah bagian dalam pada endotel retina menyebabkan kebo"oran "airan dan
konstituen plasma ke dalam retina dan sekitarnya menyebabkan edema yang
membuat gangguan pandang. %ada retino!ati diabeti# !rol$erati$ terjadi iskemiaretina yang progresi! yang merangsang neo6askularisasi yang menyebabkan
kebo"oran protein$protein serum dalam jumlah besar. =eo6askularisasi yang
rapuh ini berproli!erasi ke bagian dalam korpus 6itreum yang bila tekanan
meninggi saat berkontraksi maka bisa terjadi perdarahan masi! yang berakibat
penurunan penglihatan mendadak. Dianjurkan penyandang diabetes
memeriksakan matanya tahun sekali sebelum timbulnya gejala dan setiap tahun
bila sudah mulai ada kerusakan mikro untuk men"egah kebutaan. 9aktor utama
##
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 12/36
adalah gula darah yang terkontrol memperlambat progresi6itas kerusakan retina
(3lyas, 200).
K Ne%r!(at Da'etk
Ditandai dengan albuminura menetap J 00 mgG2 jam atau J 200 igGmenit
pada minimal 2H pemeriksaan dalam waktu $ bulan. 4erlanjut menjadi
proteinuria akibat hiper!iltrasi patogenik kerusakan ginjal pada tingkat
glomerulus. 8kibat glikasi nonen@imatik dan 8A<, ad6an"ed gli"ation produ"t
yang ire6ersible dan menyebabkan hipertro!i sel dan kemoatraktan mononuklear
serta inhibisi sintesis nitri" oHide sebagai 6asadilator, terjadi peningkatan tekanan
intraglomerulus dan bila terjadi terus menerus dan in!lamasi kronik, ne!ritis yang
re6ersible akan berubah menjadi ne!ropati dimana terjadi keruakan menetap dan
berkembang menjadi "hroni" kidney disease.
K Neur!(at &a'etk
Lang tersering dan paling penting adalah neuropati peri!er, berupa hilangnya
sensasi distal. 4erisiko tinggi untuk terjadinya ulkus kaki dan amputasi. Aejala
yang sering dirasakan kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri dan lebih terasa
sakit di malam hari. *etelah diangnosis D+ ditegakkan, pada setiap pasien perlu
dilakukan skrining untuk mendeteksi adanya polineuropati distal dengan
pemeriksaan neurologi sederhana, dengan mono!ilamen #0 gram, dilakukan
sedikitnya setiap tahun.
2. Makr!ang!(at
K Pem'uluh &arah jantung atau k!r!ner &an !tak
ewaspadaan kemungkinan terjadinya PB dan stroke harus ditingkatkan
terutama untuk mereka yang mempunyai resiko tinggi seperti riwayata keluarga
PB atau D+.
K Pem'uluh &arah te(
Penyakit arteri peri!er sering terjadi pada penyandang diabetes, biasanya
terjadi dengan gejala tipikal intermiten atau klaudikasio, meskipun sering anpa
gejala. Terkadang ulkus iskemik kaki merupakan kelainan yang pertama mun"ul.
2./ Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan men"egah komplikasi akut dan kronik, meningkatkan
kualitas hidup dengan menormalkan AD, dan dikatakan penderita D+ terkontrol
sehingga sama dengan orang normal. Pilar penatalaksanaan Diabetes mellitus
dimulai dari > (P<-<=3,200)
#. <dukasi
#2
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 13/36
Pemberdayaan penyandang diabetes memerlukan partisipasi akti! pasien,
keluarga dan masyarakat. Tim kesehatan mendampingi pasien dalam menuju
perubahan perilaku. ;ntuk men"apai keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan
edukasi yang komprehensi! dan upaya peningkatan moti6asi.
2. Terapi gi@i medis
Terapi gi@i medik merupakan salah satu dari terapi non !armakologik yang
sangat direkomendasikan bagi penyandang diabetes. Terapi ini pada prinsipnya
melakukan pengaturan pola makan yang didasarkan pada status gi@i diabetes dan
melakukan modi!ikasi diet berdasarkan kebutuhan indi6idual.
Tujuan terapi gi@i ini adalah untuk men"apai dan mempertahankan> (*udoyo et al ,
200)
1. #a&ar gluk!sa &arah ang men&ekat n!rmala) Alukosa darah berkisar antara 0$#0 mgGdl
b) Alukosa darah 2 jam post prandial E #0 mgGdl
") adar &b8#" E /1
2. Tekanan &arah 013/
3. Pr!%l l(&
a) olesterol :D: E#00 mgGdl
b) olesterol &D: J0 mgGdl
") Trigliserida E#0 mgGdl
$. Berat 'a&an sen!rmal mungkn4 BMI 1/ 5 2$46
4eberapa !aktor yang harus diperhatikan sebelum melakukan perubahan pola
makan diabetes antara lain, tinggi badan, berat badan, status gi@i,, status
kesehatan, akti6itas !isik dan !aktor usia. *elain itu ada beberapa !aktor !isiologi
seperti masa kehamilan, masa pertumbuhan, gangguan pen"ernaan pada usia tua,
dan lainnya. Pada keadaan in!eksi berat dimana terjadi proses katabolisme yang
tinggi perlu dipertimbangkan pemberian nutrisi khusus. +asalah lain yang tidak
kalah pentingnya adalah masalah status ekonomi, lingkungan kebiasaan dan
tradisi dalam lingkungan yang bersangkutan serta kemampuan petugas kesehatan
yang ada.
#!m(!ss makanan ang &anjurkan ter&r &ar
omposisi nutrien berdasarkan konsensus nasional adalah arbohidrat 0$/01,
:emak 20$21 dan Protein #0$#1.
#ARB7HIDRAT 81 gram9$ kkal:
• andungan total kalori pada makanan yang mengandung karbohidrat lebih
ditentukan oleh jumlahnya dibandingkan jenis karbohidrat itu sendiri.
#
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 14/36
• Total kebutuhan kalori perhari, 0$/0 1 diantaranya berasal dari sumber
karbohidrat
• Bika ditambah +;98 sebagai sumber energi maka jumlah karbohidrat maksimal
/01 dari total kebutuhan perhari• Bumlah serat 2$0 gramGhari.
• Penggunaan alkohol dibatasi dan tidak boleh lebih dari #0 mlGhari.
• Pemanis yang tidak meningkatkan jumlah kalori sebagai penggantinya adalah
pemanis buatan seperti sakarin, aspartam, a"esul!am dan sukralosa.
Penggunaannya pun dibatasi karena dapat meningkatkan resiko kejadian kanker.
• 9ruktosa tidak boleh lebih dari 0 grGhari
• +akanan yang banyak mengandung sukrosa tidak perlu dibatasi.
PR7TEIN
• ebuthan protein #$201 dari total kebutuhan energi perhari.
• Pada keadaan kadar glukosa darah yang terkontrol, asupan protein tidak akan
mempengaruhi konsentrasi glukosa darah .
• Pada keadaan kadar glukosa darah yang tidak terkontrol, pemberian protein
sekitar 0,$#,0 mgGkg 44Ghari .
• Pada gangguan !ungsi ginjal, jumlah asupan protein diturunkan sampa 0, grGkg
44Ghari dan tidak kurang dari 0 gr.
• Bika terdapat komplikasi kardio6askular maka sumber protein nabati lebih
dianjurkan dibandingkan protein hewani.LEMA#
• 4atasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, jumlah maksimal #01
dari total kebutuhan kalori perhari.
• Bika kadar kolesterol :D: 7 #00 mgGdl, asupan asam lemak jenuh diturunkan
sampai maksimal /1 dari total kalori perhari.
• onsumsi kolesterol maksimal 00 mgGhari, jika kadar kolesterol :D: 7#00
mgGdl, maka maksimal kolesterol yag dapat dikonsumsi 200 mg perhari.
#e'utuhan #al!r
+enetukan kebutuhan kalori basa yang besarnya 2$0 kaloriG kg 44 ideal
ditambah atau dikurangi bergantung pada beberapa !a"tor yaitu jenis kelamin,
umur, akti6itas, berat badan dan lain$lain.
Penentuan ke'utuhan kal!r
#e'utuhan 'asal
:aki$laki F berat badan ideal (kg) H 0 kalori
%anita F berat badan ideal (kg) H 2 kalori
#!reks >
#
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 15/36
umur
K 0$ th > $1
K 0$ > $#01
K J/01 > $20
akti6itas
K 3stirahat > #01
K 8kti6itas ringan > 201
K 8kti6itas sedang > 01
K 8kti6itas berat > 01
berat badan
K egemukan > $ 20$01
K urus > 20$01
stress metabolik > #0$01
+akanan tersebut dibagi dalam porsi besar untuk makan pagi 201, makan
siang 01 dan makan malam 21, serta 2$ porsi ringan #0$#1 diantara porsi
besar.
Ber&asarkan IMT dihitung berdasarkan berat badan (kg) dibagi dengan tinggi
badan kuadrat (m2).
#ual%kas status g;
44 kurang > E #,
44 normal > #, M 22,
44 lebih > 2 M 2,
. :atihan Basmani
egiatan !isik bagi penderita diabetes sangat dianjurkan karena mengurangi
resiko kejadian kardio6askular dimana pada diabetes telah terjadi mikroangiopati
dan peningkatan lipid darah akibat peme"ahan berlebihan yang membuat 6askular
menjadi lebih rentan akan penimbunan :D: teroksidasi subendotel yang
memperburuk kualitas hidup penderita. Dengan latihan jasmani kebutuhan otot
akan glukosa meningkat dan ini akan menurunkan kadar gula darah.
8kti6itas latihan >
$#0 menit pertama > glikogen akan dipe"ah menjadi glukosa
#0$0 menit berikutnya > kebutuhan otot akan glukosa akan meningkat /$
20H. :emak
#
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 16/36
juga akan mulai dipakai untuk pembakaran sekitar 01
J 0 menit > makin banyak lemak dipe"ah N/$01 .
Dengan makin banyaknya lemak dipe"ah, makin banyakk pula benda keton
yang terkumpul dan ini menjadi perhatian karena dapat mengarah ke keadaan
asidosis. :atihan berat hanya ditujukan pada penderita D+ ringan atau terkontrol
saja, sedangkan D+ yang agak berat, AD* men"apai J 0 mgGdl sebaiknya
olahraga yang ringan dahulu. *emua latihan yang memenuhi program CRIPE >
5ontinous, -hythmi"al, 3nter6al, Progressi6e, <nduran"e. 5ontinous maksudnya
berkesinambungan dan dilakukan terus$menerus tanpa berhenti. -hytmi"al
artinya latihan yang berirama, yaitu otot berkontraksi dan relaksi se"ara teratur.
3nter6al, dilakukan selang$seling antara gerak "epat dan lambat. Progresi6e
dilakukan se"ara bertahap sesuai kemampuan dari intensitas ringa sampai sedang
hingga 0$0 menit. <nduran"e, latihan daya tahan untuk meningkatkan
kemampuan kardiopulmoner seperti jalan santai, jogging dll.
. 3nter6ensi 9armakologis
3nter6ensi !armakologis ditambahkan jika sasaran glukosa darah belum
ter"apai degan pengaturan makanan dan latihan jasmani.
1. 7'at h(!glkemk !ral 87H7:
a. Insuln se"retag!gue
*ul%!nlurea > meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas.
+erupakan obat pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal dan
kurang namun masih boleh diberikan kepada pasien dengan berat badan lebih.
5ontohnya glibenklamid.
<ln& > bekerja "epat, merupakan !randial glcose reglator . Penekanan
pada peningkatan sekresi insulin !ase pertama.obat ini berisiko terjadinya
hipoglikemia. 5ontohnya > repaglinid, nateglinid.
'. Insuln senst;ers
Tha;!ln&n&!n. +ensensitisasi insulin dengan jalan meningkatkan e!ek
insulin endogen pada target organ (otot skelet dan hepar). +enurunkan resistensi
insulin dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa, sehingga
ambilan glukosa di peri!er meningkat. 8gonis PP8-O yang ada di otot skelet,
hepar dan jaringan lemak.
". <luk!ne!geness nh't!r
Met%!rmn. 4ekerja mengurangi glukoneogenesis hepar dan juga
memperbaiki uptake glukosa peri!er. Terutama dipakai pada penyandang diabetes
#
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 17/36
gemuk. ontraindikasi pada pasien dengan gangguan ginjal dan hepar dan pasien
dengan ke"endrungan hipoksemia.
&. Inh't!r a's!r's gluk!sa
= gluk!s&ase nh't!r 8a"ar'!se:. 4ekerja menghambat absorbsi glukosa
di usus halus sehingga mempunyai e!ek menurunkan kadar glukosa darah sesudah
makan. 'bat ini tidak menimbulkan e!ek hipoglikemi
Hal>hal ang harus &(erhatkan
'&' dimulai dengan dosis ke"il dan ditingkatkan se"ara bertahap sesuai respon
kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis maksimal. *ul!onilurea
generasi 3 dan 33 #$0 menit sebelum makan. Alimepirid sebelumGsesaat sebelum
makan. -epaglinid, =ateglinid sesaatGsebelum makan. +et!ormin sesaatGpada
saatGsebelum makan. Penghambat glukosidase bersama makan suapan pertama.
Thia@olidindion tidak bergantung jadwal makan.
1. Insuln
*ekresi insulin !isiologis terdiri dari sekresi insulin basal dan sekresi insulin
prandial. Terapi insulin diupayakan mampu meniru pada sekresi insulin yang
!isiologis.
De!isiensi insulin mungkin hanya berupa de!isiensi insulin basa, insulin
prandial atau keduanya. De!isiensi insulin basal menyebabkan timbulnya
hiperglikemia pada keadaan puasa, sedangkan de!isiensi nsulin prandial akan
menimbulkan hiperglikemia setelah makan.
Terapi insulin untuk substitusi ditujukan untuk melakukan koreksi terhadap
de!isiensi yang terjadi.
Terapi insulin dapat diberikan se"ara tunggal berupa insulin kerja "epat (rapid
insulin), kerja pendek (short a"ting), kerja menengah (intermediate a"ting) atau
insuli "ampuran tetap (premiHed insulin)
3nsulin diperlukan dalam keadaan > penurunan berat badan yang "epat,
hiperglikemia yang berta disertai ketosis, ketoasidosis diabetik, hiperglikemia
hiperosmolar non ketotik, hiperglikemia dengan asidosis laktat, gagal dengan
kombinasi '&' dengan dosis yang hampir maksimal, stress berat (in!eksi
sistemik, operasi besar, 3+8, stroke), kehamilan dengan D+GD+ Aestasional
yang tidak terkendali dengan peren"anaan makan, gangguan !ungsi hepar atau
ginjal yang berat, kontraindikasi atau alergi '&'.
2. Tera( #!m'nas
#/
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 18/36
Pemberian '&' maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah untuk
kemudian diinaikan se"ara bertahap sesuai dengan respon kadar glukosa darah.
;ntuk kombinasi '&' dengan insulin, yang banyak dipakai adalah kombinasi
'&' dan insulin basal (kerja menengah atau kerja lama) yang di6berikan pada
malam hari atau menjelang tidur. Dengan pendekatan terapi tersebut pada
umumnya dapat diperoleh kendali glukosa yag baik dengan dosis insulin yang
"ukup ke"il. Dosis awal insulin kerja menengah adalah $#0 unit yang diberikan
sekitar jam 22.00, kemudian dilakukan e6aluasi dosis tersebut dengan menilai
kadar gula darah puasa keesokan harinya. 4ila dengan "ara seperti ini kadar gula
darah sepanjang hari masih tidak terkendali, maka '&' dihentikan dan diberikan
insulin.
2.6 Pen"egahan
K Pen"egahan Prmer
Pen"egahan primer adalah upaya yang ditujukan pada kelompok yang
memiliki !aktor resiko, yakni mereka yang belum terkena tetapi berpotensi untuk
mendapat D+ dan kelompok intoleransi glukosa. +ateri penyuluhan meliputi
program penurunan berat badan, diet sehat, latihan jasmani dan menghentikan
kebiasaan merokok. Peren"anaan kebijakan kesehatan ini tentunya diharapkan
memahami dampak sosio$ekonomi penyakit ini, pentingnya menyediakan !asilitas
yang memadai dalam upaya pen"egahan primer (P<-<=3, 200).
K Pen"egahan *ekun&er
Pen"egahan sekunder adalah upaya men"egah atau menghambat timbulnya
penyulit pada pasien yang telah menderita D+. Program ini dapat dilakukan
dengan pemberian pengobatan yang "ukup dan tindakan deteksi dini penyulit
sejak awal pengelolaan penyakit D+. Penyuluhan ditujukan terutama bagi pasien
baru, yang dilakukan sejak pertemuan pertama dan selalu diulang pada setiap pertemuan berikutnya. *alah satu penyulit D+ yang sering terjadi adalah penyakit
kardio6askular, yang merupakan penyebab utama kematian pada penyandang
diabetes. *elain pengobatan terhadap tingginya kadar glukosa darah, pengendalian
berat badan, tekanan darah, pro!il lipid dalam darah serta pemberian antiplatelet
dapat menurunkan resiko timbulnya kelainan kardio6askular pada penyandang
diabetes (P<-<=3, 200).
K Pen"egahan Terser
#
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 19/36
Pen"egahan tersier ditujukan pada kelompok penyandang diabetes yang telah
mengalami penyulit dalam upaya men"egah terjadinya ke"a"atan lebih lanjut.
Pada pen"egahan tersier tetap dilakukan penyuluhan kepada pasien dan juga
keluarganya dengan materi upaya rehabilitasi yang dapat dilakakukan untuk
men"apai kualitas hidup yang optimal. ;paya rehabilitasi pada pasien dilakukan
sedini mungkin sebelum ke"a"atan menetap, misalnya pemberian aspirin dosis
rendah 0$2 mgGhari untuk mengurangi dampak makroangiopati. olaborasi
yang baik antar para ahli di berbagai disiplin, jantung, ginjal, mata, bedah
ortopedi, bedah 6askular, radiologi, rehabilitasi medik, gi@i, pediatrik dll sangat
diperlukan untuk menunjang keberhasilan pen"egahan tersier (P<-<=3, 200).
2.1 #e(atuhan
epatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap intruksi
atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan, baik
diet, latihan, pengobatan, atau menepati janji pertemuan dengan dokter.
9aktor$!aktor yang mendukung kepatuhan pasien menurut 9euer *tein
diantaranya> (5D5, 20#)
#. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kegiatan, usaha manusia meningkatkan kepribadian
atau proses perubahan prilaku menuju kedewasaan dan penyempurnaan kehidupan
manusia dengan jalan membina dan mengembangkan potensi kepribadiannya
yang berupa rohani ("ipta, rasa, karsa) dan jasmani. Domain pendidikan dapat
diukur dari>
a. Pengetahuan terhadap pendidikan yang diberikan (#no&ledge"
b. *ikap atau tanggapan terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitde"
c. Praktek atau tindakan sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan
2. 8komodasi
*uatu usaha harus dilakukan untuk memahami "iri kepribadian pasien yangdapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang mandiri harus dilibatkan se"ara akti!
dalam program pengobatan.
. +odi!ikasi !aktor lingkungan dan sosial
+embangun dukungan sosial dari keluarga dan teman$teman sangat penting,
kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu memahami kepatuhan
terhadap program pengobatan.
. Perubahan model terapi
Program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan pasien terlibat
akti! dalam pembuatan pogram tersebut.
#
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 20/36
. +eningkatkan interaksi pro!esional kesehatan dengan pasien
*uatu hal yang penting memberikan umpan balik pada pasien setelah
memperoleh in!ormasi diagnosa.
8da beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam meningkatkan
kepatuhan pasien, yaitu>
#. 4uat intruksi tertulis yang mudah diinterprestasikan
2. 4erikan in!ormasi tentang pengobatan sebelum menjelaskan hal lain
. +emberi da!tar tertulis tentang hal$hal yang harus diingat
. 3ntruksi harus ditulis dalam bahas non medis
epatuhan seseorang sangat berhubungan dengan>
#. 3nteraksi kompleks antara dukungan keluarga dan pengalaman
2. 3nteraksi perilaku dengan keper"ayaan kesehatan seseorang
. eper"ayaan yang ada sebelumnya.
epatuhan adalah merupakan suatu perubahan perilaku dari perilaku yang
tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati peraturan. 9aktor yang
mempengaruhi perilaku kesehatan adalah sebagai berikut> (5D5, 20#)
#. 9aktor$!aktor predisposisi yaitu !aktor M !aktor yang mempermudah atau
mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap,
keyakinan, keper"ayaan, nilai tradisi.
2. 9aktor M !aktor pemungkin adalah !aktor M !aktor yang memungkinkan atau
mem!asilitasi perilaku atau tindakan. Lang dimaksud dengan !aktor pemungkin
adalah saran dan prasarana atau !asilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan,
misalnya puskesmas, posyandu, rumah sakit, makanan bergi@i. *ebuah
keluarga yang sudah tahu masalah kesehatan mengupayakan keluarganya untuk
menggunakan air bersih, makan bergi@i dan sebagainya. Tetapi apabila
keluarga tersebut tidak mampu mengadakan !asilitas itu semua, maka dengan
terpaksa menggunakan air kali, makan seadanya.
. 9aktor M !aktor penguat adalah !aktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku. adang M kadang meskipun seseorang tahu dan mampuuntuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Perlu adanya "ontoh$
"ontoh perilaku sehat dari para tokoh masyarakat.
+etode pengukuran tingkat kepatuhan dapat diukur melalui metode, yaitu>
(5D5, 20#)
a. +etode langsung
Pengukuran kepatuhan melalui metode langsung dapat dilakukan dengan
beberapa "ara, seperti mengukur konsentrasi obat atau metabolit obat di dalam
20
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 21/36
darah atau urin, mengukur atau mendeteksi pertanda biologi di dalam obat.
+etode ini umumnya mahal, memberatkan tenaga kesehatan, dan rentan
terhadap penolakan pasien.
b. +etode tidak langsung
Pengukuran kepatuhan melalui metode tidak langsung dapat dilakukan dengan
bertanya kepada pasien tentang penggunaan obat, menggunakan kuesioner,
menilai respon klinik pasien, menghitung jumlah pil obat, dan menghitung
tingkat pengambilan kembali resep obat. Tingkat kepatuhan pasien
menggunakan metode tidak langsug dapat diukur dengan menggunakan
kuesioner Moris#y Medication Adherence 'cale (++8*)$. uesioner
++8*$ adalah alat penilaian dari %&' yang sudah di6alidasi dan sering
digunakan untuk menilai kepatuhan pengobatan pasien dengan penyakit
kronik, seperti diabetes mellitus. ++8*$ berisi delapan pertanyaan tentang
penggunaan obat dengan jawaban ya dan tidak. =ilai ++8*$ yang tinggi
menunjukkan tingkat kepatuhan pasien terhadap pengobatan rendah.
D+ merupakan penyakit kronik, seumur hidup dan mempunyai resiko
komplikasi yang tinggi, sehingga menuntut kepatuhan penderita yang tinggi
dalam menjalani pengobatan yang komprehensi! dan jangka panjang agar target
pengendalian glikemik dapat ter"apai. Pada kenyataannya sangat sulit menilai
tingkat kepatuhan penderita se"ara pasti, terutama pada pasien rawat jalan, karena
kita tidak tahu pasti yang dilakukan penderita menyangkut "ara minum obat dan
dosisnya, pola makan dan akti6itas !isiknya, serta pola hidup yang lain, yang
dapat mempengaruhi pengendalian kadar glukosa darah penderita.
2#
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 22/36
BAB III
MET7DE PENELITIAN
3.1 )ens Mn Pr!je"t
Benis mini proje"t yang dilakukan adalah dalam bentuk penelitian. 8dapun
metode penelitian yang digunakan pada penelitian mini proje"t ini adalah
deskripti! dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan melakukan
pengumpulan data 6ariabel penelitian dengan "ara pendekatan, obser6asi, atau
pengumpulan data sekaligus pada waktu yang sama. Tiap subjek penelitian hanya
diobser6asi sekali saja. Penelitian deskripti! merupakan suatu metode penelitian
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi
tentang suatu keadaan se"ara objekti! (=otoatmodjo, 200).
3.2 Tem(at &an ?aktu Pelaksanaan Mn Pr!je"t
Penelitian mini proje"t ini dilakukan di Poli Puskesmas :angsa Timur.
%aktu pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian ini telah dilakukan selama
bulan Banuari 20#.
3.3 P!(ulas &an *am(el &alam Peneltan Mn Pr!je"t
3.3.1 P!(ulas
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes melitus yang
ter"atat di -ekam +edik Puskesmas :angsa Timur, periode # Banuari 20# sampai
dengan # Banuari 20#.
3.3.2 *am(el
22
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 23/36
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode on %robability 'am!ling
dengan teknik Accidental 'am!ling yaitu mengambil kasus atau responden yang
kebetulan ada atau tersedia (=otoatmodjo, 200).
3.$ @ara'el &an De%ns 7(eras!nal Peneltan Mn Pr!je"t
3.$.1 @ara'el Peneltan
Cariabel pada penelitian ini yang menimbulkan kejadian penyakit diabetes
melitus adalah>
a. Benis kelamin
b. ;sia
". Tingkat kepatuhan minum obat
3.$.2 De%ns 7(eras!nal
a. ;mur adalah usia penderita diabetes melitus yang dirawat inap di Puskesmas
:angsa Timur, sesuai dengan yang ter"atat di rekam medik.
b. Benis kelamin adalah "iri khas tertentu yang dimiliki oleh penderita diabetes
melitus, sesuai yang ter"atat di rekam medik. 4aik itu penderita dengan jenis
kelamin laki$laki dan perempuan.
". epatuhan minum obat adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap
intruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang
ditentukan.
3.+ Met!&e Pengum(ulan Data Peneltan Mn Pr!je"t
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data yang
berasal dari data sekunder melalui data "atatan rekam medik pasien diabetes
melitus dan pengisian kuesioner ++8*$ di poli Puskesmas :angsa Timur,
periode # Banuari 20# sampai dengan # Banuari 20#.
3., Analss Data
8nalisa data yang digunakan pada penelitian mini proje"t ini adalah analisis
data uni6ariat, yaitu analisis yang digunakan hanya untuk melihat distribusi dan
persentase dari tiap 6ariabel yang diteliti.
BAB I@
2
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 24/36
PENA)IAN DATA
$.1 <am'aran Umum Puskesmas Langsa Tmur
$.1.1 Data <e!gra%s
Puskesmas :angsa Timur merupakan puskesmas yang berdomilisi di
ke"amatan :angsa Timur ota :angsa dengan jumlah penduduk #.#2 jiwa,
dengan jumlah penduduk laki$laki /.# jiwa dan perempuan /.0# jiwa. Bumlah
penduduk ini tersebar dalam # desa.
Tabel .#. arakteristik kunjungan pasien berdasarkan umur pada bulan Banuari20#.
N! Umur 8tahun: )umlah Persentase 8:
# 0 M # #./
2 # M # .
M #02 .
#0 M # .
# M # # .
20 M ## .0
/ M #.
M # /.#0
0 M #/ .0
#0 7 /0 / .
T!tal 2/+ 1
2
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 25/36
Aambar .#> Ara!ik karakteristik kunjungan pasien berdasarkan umur pada bulan
Banuari 20#
$.1.2 Data Dem!gra%s
Puskesmas :angsa Timur merupakan salah satu Puskesmas dengan rawat
inap dijajaran Dinas esehatan kota :angsa. 8dapun luas wilayah kerja
Puskesmas :angsa Timur adalah km2, yang terdiri dari # desa, yaitu >
#. 8lur Pinang
2. 8lur +erbau
. 4ukit +eutuah
. 4ukit +edang 8ra
. 4ukit Pulo. 4ukit -ata
/. 5inta -aja
. +atang 5engai
. +atang *tui
#0. +atang Panyang
##. *enebok 8ntara
#2. *ungai :eung
#. *ukarejo
#. *impang %ie
#. 8lur Pinang Timur
#. appa
2
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 26/36
Puskesmas embang Tanjung terletak di e"amatan :angsa Timur ota :angsa.
%ilayah kerja puskesmas meliputi # Desa yang tersebar dalam ke"amatan
:angsa Timur. 8dapun batas$batas wilayahnya adalah>
a. *ebelah utara berbatasan dengan Desa *ukarejo.
b. *ebelah selatan berbatasan dengan alur Pinang 4arat.
". *ebelah timur berbatasan dengan 8lur Pinang 4arat.
d. *ebelah barat berbatasan dengan 8lur Pinang 4arat.
Puskesmas :angsa Timur memiliki luas wilayah km2 danluas bangunan / m2
serta telah mengalami reno6asi sebanyak satu kali pada tahun 20#0. *arana yang
dimiliki oleh Puskesmas adalah
a. 4angunan Puskesmas # (satu) unit, meliputi ruang kepala puskesmas,
ruang administrasi,ruang program,ruang perawatan dan ruang penunjang
b. Puskesmas Pembantu (Pustu) 2 unit
". Polindes # unit
d. -umah dinas paramedis unit
Bumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas kembang tanjung, yaitu #.#2
jiwa.
$.2 *um'er &aa #esehatan ang a&a
$.2.1 Tenaga #esehatan
Puskesmas :angsa Timur memiliki tenaga kesehatan sebanyak # orang.
Tabel . Benis Pegawai esehatan Puskesmas :angsa Timur Tahun 20##
N!. )ens PegaCa )umlah
#. P=* / orang
2. PTT # orang
&onor orang
4akti orang
T!tal # orang$.2.2 asltas Penunjang
Puskesmas embang Tanjung memiliki !asilitas penunjang dalam mendukung
tugas$tugas operasional dan agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih luas dan
merata hingga dapat men"akup ke seluruh wilayah kerjanya. 8dapun !asilitas
penunjang tersebut adalah sebagai berikut>
#. *atu unit Pustu (Puskesmas pembantu), yaitu>
a. Pustu 8lur +erbau
2
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 27/36
b. Pustu 8lur Pinang
2. Dua unit Pusling (Puskesmas keliling) dengan kendaraan roda empat
(8mbulan"e) yang kegiatannya>
a. +emberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Posyandu.
b. +elakukan penyuluhan kesehatan.
". +elakukan rujukan medik bagi kasus gawat darurat
d. +elakukan penyelidikan terhadap :4 (ejadian :uar 4iasa).
e. +elakukan konsultasi dan koordinasi ke Dinas esehatan ota 4anda 8"eh.
. <nam belas unit kendaraan roda dua, enam unit berada di Puskesmas dan dua
unit berada di Pustu yang kegiatannya untuk>
a. *arana operasional program sur6eillan"e.
b. *arana transportasi administrasi Puskesmas .
". *arana transportasi petugas dari Pustu ke Puskesmas atau sebaliknya.
d. *arana operasional pendataan peserta BamkesmasG8skesGB8.
e. *arana operasional dalam memonitor status gi@i bayi dan balita yang ada di
wilayah kerja Puskesmas :angsa Timur.
$.3 *arana Pelaanan #esehatan ang a&a
8dapun # kegiatan pokok yang dijalankan oleh Puskesmas :angsa Timur adalah
sebagai berikut>
#. ;paya esehatan wajib puskesmas, meliputi >
a. Promosi esehatan masyarakat
b. esehatan :ingkungan
". 38 dan 4
d. ;saha peningkatan gi@i
e. Pemberantasan penyakit menular
!. ;paya pengobatan
2. ;paya kesehatan pengembangan puskesmas >
a. ;paya kesehatan sekolah
b. Perawatan kesehatan masyarakat
". ;paya kesehatan kerja
d. ;paya kesehatan gigi dan mulut
e. esehatan jiwa
!. esehatan mata
g. esehatan dan usia lanjut
h. Pembinaan pengobatan tradisional
2/
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 28/36
i. Peran serta masyarakat
. ;paya pelayanan penunjang
a. :aboratorium sederhana
b. Pen"egahan in!eksi". *P2T
BAB @
HA*IL DAN PEMBAHA*AN
+.1 Hasl Peneltan
4erdasarkan pengumpulan data penelitian yang dikumpulkan selama bulan
Banuari 20# di Poli Puskesmas :angsa Timur diperoleh jumlah pasien diabetes
melitus sebanyak #20 pasien.
+.1.1 <am'aran Dstr'us Da'etes Meltus Ber&asarkan )ens #elamn
4erdasarkan jenis kelamin pasien dibagi menjadi dua yaitu laki$laki dan
perempuan. &asil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel .# berikut ini>
Tabel .# Distribusi penyakit diabetes melitus berdasarkan jenis kelamin
N! )ens #elamn N
# :aki$laki # 0,
2 Perempuan ,#/
Total #20 #00
2
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 29/36
Dari tabel di atas terlihat jumlah pasien diabetes melitus berjenis kelamin
laki$laki sebanyak # pasien (0,1) dan pasien dengan jenis kelamin
perempuan sebanyak pasien (,#/1).
+.1.2 <am'aran Dstr'us Da'etes Meltus Ber&asarkan Usa
arakteristik usia pasien dibagi menjadi empat kategori usia yaitu 0$0
tahun, #$0 tahun, #$/0 tahun, /#$0 tahun,. &asil selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel .2 berikut ini>
Tabel .2 Distribusi penyakit diabetes melitus berdasarkan usia
N! Usa Pasen n
# 0$ tahun /2 0,002 $ tahun 2 ,00
/0$ tahun 0,00
Total #20 #00
Dari tabel di atas terlihat jumlah pasien diabetes melitus dengan usia 0$
tahun sebanyak /2 pasien (0,001), usia $ tahun sebanyak 2 pasien
(,001), dan yang berusia /0$ tahun sebanyak pasien (0,001).
+.1.3 <am'aran Dstr'us Da'etes Meltus Ber&asarkan Tngkat
#e(atuhan mnum !'at
4erdasarkan tingkat kepatuhan minum obat yang didaptkan dari pengisian
kuesioner MMA')*, pasien dibagi menjadi tiga kategori yaitu kepatuhan tinggi,
kepatuhan sedang, dan kepatuhan rendah. &asil selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel . berikut ini>
Tabel . Distribusi penyakit diabetes melitus berdasarkan tingkat kepatuhan
minum obat
N! Tngkat #e(atuhan n # epatuhan tinggi 2 #,#
2 epatuhan sedang 2 2,/
epatuhan rendah ,#/
Total #20 #00
Dari tabel di atas terlihat jumlah pasien diabetes melitus dengan tingkat
kepatuhan minum obat yang tinggi sebanyak 2 pasien (#,#1), kepatuhan
sedang sebanyak 2 pasien (2,/1), dan yang tingkat kepatuhannya rendah
sebanyak pasien (,#/1).
2
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 30/36
+.2 Pem'ahasan
+.2.1 Pem'ahasan Data Peneltan
#. Benis elamin
4erdasarkan hasil penelitian didapatkan jumlah pasien diabetes melitus
berjenis kelamin laki$laki sebanyak # pasien (0,1) dan pasien dengan jenis
kelamin perempuan sebanyak pasien (,#/1).
Benis elamin bukan merupakan !aktor resiko dari diabetes melitus tipe 2
namun se"ara epidemiologi jumlah penderita D+ tipe 2 lebih banyak pada pasien
berjenis kelamin laki$laki. Pada penelitian yang dilakukan oles *iswanto (200)
didapatkan bahwa angka kejadian D+ tipe 2 berdasarkan jenis kelamin laki$laki
dibanding perempuan adalah #>2. &al ini dapat terjadi karena subjek penelitian
mayoritas adalah perempuan.
2. ;sia
4erdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pasien diabetes melitus di
poli Puskesmas :angsa Timur jumlah pasien diabetes melitus dengan usia 0$
tahun sebanyak /2 pasien (0,001), usia $ tahun sebanyak 2 pasien
(,001), dan yang berusia /0$ tahun sebanyak pasien (0,001).
&asil penelitian yang didapatkan oleh +ihardja : (200) yang dilakukan di
perkotaan indonesia didapatkan bahwa pre6alensi responden yang mempunyai
riwayat diabetes melitus "enderung meningkat dengan bertambahnya usia, hal ini
disebabkan semakin lanjut usia maka pengeluaran insulin oleh pankreas juga
semakin berkurang. =amun pre6alensi pada usia tahun keatas semakin
menurun, kemungkinan pada kelompok tersebut responden D+ berkomplikasi
berat sehingga tidak bisa datang ketempat pemeriksaan atau kemungkinan pada
kelompok tersebut sebagian besar sudah meninggal.
;sia merupakan !aktor resiko D+ tipe 2, angka kejadian D+ tipe 2
meningkat pada usia J tahun. *esuai dengan kepustakaan yang didapat pada
penelitian yang dilakukan oleh siswanto (200) bahwa angka kejadian D+ tipe 2
terbesar rentan pada usia #$0 tahun yaitu sebesar 01.
0
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 31/36
. Tingkat kepatuhan minum obat
4erdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pasien diabetes melitus di
poli Puskesmas :angsa Timur dengan tingkat kepatuhan minum obat yang tinggi
sebanyak 2 pasien (#,#1), kepatuhan sedang sebanyak 2 pasien (2,/1),
dan yang tingkat kepatuhannya rendah sebanyak pasien (,#/1).
4erbagai penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan pasien pada pengobatan
penyakit yang bersi!at kronis pada umumnya rendah. Penelitian yang melibatkan
pasien berobat jalan menunjukkan bahwa lebih dari /01 pasien tidak minum obat
sesuai dengan dosis yang seharusnya (4asuki, 200). +enurut laporan %&' pada
tahun 200, kepatuhan rata$rata pasien pada terapi jangka panjang terhadap
penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 01, sedangkan di negara
berkembang, jumlah tersebut bahkan lebih rendah (8sti, 200).
+.2.2 #eter'atasan Peneltan
Penelitian ini merupakan penelitian deskripti! dengan pendekatan cross
sectional dengan menggunakan data sekunder yang dikumpulkan se"ara langsung
melalui rekam medis yang terdapat di poli Puskesmas :angsa Timur. 8dapun
keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut>
#. -an"angan penelitian deskripti! dengan pendekatan cross sectional sehingga
penelitian ini hanya menyuguhkan sejelas mungkin !enomena sewaktu, tanpa
men"oba menganalisa mengapa dan bagaimana !enomena tersebut terjadi.
2. emungkinan adanya bias pada penelitian ini, antara lain karena sebagian data
total pasien diabetes melitus tidak lengkap dan sebagian hilang, *ehingga
jumlah sampel yang diperoleh sangat terbatas.
#
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 32/36
BAB @I
#E*IMPULAN DAN *ARAN
,.1 #esm(ulan
esimpulan dari penelitian ini adalah>
#. Dari hasil penelitian terlihat penyakit diabetes melitus banyak ditemukan
pada pasien dengan jenis kelamin kelamin laki$laki, dimana hasil penelitian
menunjukkan pasien berjenis kelamin berjenis kelamin laki$laki sebanyak
# pasien (0,1) dan pasien dengan jenis kelamin perempuan sebanyak
pasien (,#/1).
2. Dilihat dari usia, pasien diabetes melitus lebih dominan ditemukan pada usia
0$ tahun sebanyak /2 pasien (0,001), usia $ tahun sebanyak 2
pasien (,001), dan yang berusia /0$ tahun sebanyak pasien (0,001).
,.2 *aran
4erdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan saran$saran
sebagai berikut>
#. epada peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadikan penelitian ini
sebagai inspirasi, data dasar maupun sebagai a"uan untuk melakukan
penelitian lainnya se"ara lebih mendalam.
2. 4agi pihak petugas medis di Puskesmas diharapkan dapat melakukan
deteksi dini dengan mengadakan skrining se"ara akti! pada penderita
2
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 33/36
diabetes melitus baik yang baru dan lama untuk pen"egahan komplikasi,
serta dapat memberikan saran dan penyuluhan kepada pasien diabetes
melitus untuk mengenal penyakit diabetes melitus dan menghindari !aktor
resikonya.
. +eningkatkan kesadaran penderita D+ tipe 2 untuk selalu mengontrol
kadar gula darah dan tekanan darah serta agar patuh berobat.
. +eningkatkan kepedulian masyarakat untukmenjaga kesehatan dengan pola
hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin terutama
pada orang dengan !aktor resiko.
DATAR PU*TA#A
8sti, Tri. 200. +e!athan %asien Fa#tor %enting dalam +eberhasilan -era!i.
3n!o P'+, Col. /, =o. , htt!
!er!sta#aan.!om.go.id+ole#si/ainnya0letin123In$o123%OM3435.
!d$
4asuki, <ndang. 200. onseling +edik > un"i +enuju epatuhan Pasien.
Ma6alah +edo#teran Indonesia, Col =omor 2 9ebruari 200.
5heng, D. 200. Pre6alen"e, predispositionand pre6ention o! type 33 diabetes
:ondon>=ur +etab diakses dari
htt!&&&.!bmedcentral.nih.go7tocrender.$cgi8iid9:*3;* .
5oppel, ., et al. 200. Medication Adherence amongst %eo!le &ith /ess than
Ideal <lycaemic Control the /i$estyle O7er and abo7e Drgs in Diabetes
(/OADD stdy". Diabetes -esear"h and 5lini"al Pra"ti"eQ /, /2.
Depkes -3. 200. Diabetes +elitus di 3ndonesia. Diakses R 2 =o6ember 20#S
dari www.depkes.go.id .
9unnel, +. 200. +i"higan Diabetes -esear"h and Training 5enter. Diakses dari
http>GGwww.med.umi"h.eduG#librGguidesnoninsul.htm.
Austa6iani -. Diagnosis dan lasi!ikasi Diabetes +elitus. Dalam > buku ajar ilmu penyakit dalam. *udoyo 8%, *etiyohadi 4, 8lwi 3 dkk, editor. Bilid 333.
<disi 3C. Bakarta > balai penerbit 9;3, 200Q #/.
3lyas *. 200. Ilmu Penakt Mata. <disi ke$. 4alai Penerbit 9;3. Bakarta.
umar, 5otran, -obbins. 200/. Buku Ajar Pat!l!g. <disi ke$/. Col 2. <A5.
Bakarta.
+ihardja :. 200. 9aktor yang 4erhubungan dengan Pengendalian Aula Darah
Pada Penderita D+ di Perkotaan 3ndonesia. 4adan Penelitian dan
Pengembangan Departement esehatan -epublik 3ndonesia. +ajalah
edokteran. Col .=o . Bakarta.
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 34/36
=otoatmodjo *. 200. Met!&el!g Peneltan #esehatan. 5etakan ke$. Bakarta.
PT -ineka 5ipta.
P<-<=3. 200. #!nsensus Pengel!laan &an Pen"egahan Da'etes Meltus
T(e 2 & In&!nesa. Bakarta.
Pers. 2/. akt!r Lngkungan &an <aa H&u( Ber(eran Besar Mem"u
Da'etes. http> GGpdpersi."o.id. &akses tanggal 3 7kt!'er 213F.
-ahajeng, <. 200/. -esiko 'besitas pada kasus toleransi glukosa terganggu
terhadap kejadiab diabetes melitus tipe 2 dan !aktor non$genetikU lain
yang berpengaruh.
-ita hairani. 200/. Pre6alensi Diabetes +elitus dan &ubungannya dengan
ualitas &idup :anjut ;sia di +asyarakat. 4agian 3lmu Penyakit Dalam
9akultas edokteran ;ni6ersitas Trisakti. ;ni6ersa +edi"inaQ 2> #$2.
*iswanto 3&. 200. Pre6alensi Diabetes +elitus Tipe 2 Pada 'besitas *entral di
elurahan Tajur 5iledug. Bakarta.
*udoyo 8%, *etiyphadi 4, 8lwi 3, *imadibrata +, *etiati *. 200. Buku Ajar
Ilmu Penakt Dalam. <disi ke$. Bilid . 4alai Penerbit 9;3. Bakart
Tenriesa, 4udu. 200. Cas"uler <ndothelial Arowth 9a"tor (C<A9) Aene
Polymorphisms 3n Patients %ith Diabeti" -etinopathy. The 3ndonesian
Bournal o! +edi"al *"ien"e #(2)> 2$.
;nited *tates. 5enters !or Disease 5ontrol and Pre6ention. 20#. Medication Adherence RonlineS. 5D5Is =oon 5on!eren"e
*our"e>http>GGwww."d".go6Gprimary"areGmaterialsGmedi"ationGdo"sGmedi"a
tion$ adheren"e$0#""d.pd! .
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 35/36
Lam(ran
;<*3'=<- =o> VVVVV
*ilahkan menjawab semua pertanyaan 8nda sebaik mungkin. *emua jawaban
8nda akan dijaga kerahasiaannya. 3si dan lingkari jawaban yang sesuai dengan
diri 8nda.
:8T8- 4<:88=A
#G ;mur> tahun 2G Benis elamin>
# F 0 M tahun 2 F M tahun F /0 M tahun # F :aki$laki
2 F Perempuan
Skala Ukur Kepatuhan Minum Obat
“MMAS-8 (Medication Morisky Adherence Scale)”
Penilaian kepatuhan minum obat
0 : 8 kepatuhan tinggi
1 : 6 - 7 kepatuhan sedang
2 : < 6 kepatuhan rendah
Berilah tanda ( ) pada kolom yang sesuai
Pertanyaan Ya Tidak
Apakah Bapak/Ibu minum obat secara teratur
Apakah Bapak/Ibu kadang-kadang !upa minum obat
"eseorang kadang-kadang tidak minum obat karena
beberapa a!as an se!ain !upa# "e!ama 2 minggu terakhir$
apakah Bapak/ Ibu pernah tidak minum obat
7/26/2019 Mini Project Mira - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 36/36
%etika Bapak/ Ibu bepergian apa pernah !upa tidak
memba&a obatn'a
Apakah Bapak/ Ibu minum obat anti hipertensi tidak sesuai
resep dokter
%etika Bapak/Ibu merasa tekanan darah te!ah terkontro!
atau turun$ apakahBapak/ Ibu berhenti minum obat
Apakah Bapak/Ibu merasa bah&a terapi hipertensi 'ang
didapat ini rumit/ komp!eks
Apakah Bapak/Ibu sering menga!ami kesu!itas mengingat
se!uruh obat anti hipertensi 'ang harus dikonsumsi