Mini Project Mira - Copy

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabet es melitu s adalah penyak it metab olik yang teruta ma ditand ai oleh hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin dari sel β pankreas dan gangguan kerja insulin. Pada umumnya diabetes melitus pada tahap awal belum memberi gejala atau keluhan (asimptomatik) sehingga seringkali penyakit ini pada awalnya tidak terdiagnosis hingga beberapa tahun (Te nriesa et al., 200). Diant ara penyakit degen erati!, diabetes melitus adalah salah satu diantara  penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa yang akan dat ang . Dia bet es mel itus sud ah mer upa kan salah satu an"ama n uta ma bag i kes eha tan umat man usia pad a aba d 2#. Per seri kat an ban gsa $ba ngsa (%&') membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes melitus diatas umur 20 tahun berjumlah #0 juta orang dan dalam kurun waktu 2 tahun kemudian, pada tahun 202, jumlah itu akan menigkat menjadi 00 juta orang. *uatu jumlah yang sangat besa r dan merup akan beban ya ng sangat berat untuk dapat ditangani sendiri oleh dokter spesialis bahkan oleh semua tenaga kesehatan yang ada. +engingat bahwa diabetes melitus akan memberikan dampak terhadap kualitas sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang "ukup besar, semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah, seharusnya ikut serta dalam usaha penanggu langan diabetes melitu s, khusu snya dalam upaya pen"eg ahan (*udoyo et al, 200). &asil -iset esehatan Dasar (-iskesdas) tahun 200/, diperoleh bahwa  proporsi penyebab kematian akibat diabetes melitus pada kelompok usia $ tahun di daerah perkotaan menduduki peringkat ke$2 yaitu #,/1. Dan daerah  pedesaan, diabetes melitus menduduki peringkat ke$ yaitu ,1 (Depkes -3, 200). *alah satu !aktor yang berperan dalam kegagalan pengontrolan glukosa darah pasien D+ adalah ketidakpatuhan pasien terhadap pengobatan. epatuhan  pengobatan adalah kesesuaian diri pasien terhadap anjuran atas medikasi yang telah diresepkan yang terkait dengan waktu, dosis, dan !rekuensi. etidakpatuhan terhadap pengobatan D+ saat ini masih menjadi masalah yang "ukup penting #

Transcript of Mini Project Mira - Copy

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 1/36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang terutama ditandai oleh

hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin dari sel β pankreas dan gangguan

kerja insulin. Pada umumnya diabetes melitus pada tahap awal belum memberi

gejala atau keluhan (asimptomatik) sehingga seringkali penyakit ini pada awalnya

tidak terdiagnosis hingga beberapa tahun (Tenriesa et al., 200).

Diantara penyakit degenerati!, diabetes melitus adalah salah satu diantara

 penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa yang akan

datang. Diabetes melitus sudah merupakan salah satu an"aman utama bagi

kesehatan umat manusia pada abad 2#. Perserikatan bangsa$bangsa (%&')

membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes melitus

diatas umur 20 tahun berjumlah #0 juta orang dan dalam kurun waktu 2 tahun

kemudian, pada tahun 202, jumlah itu akan menigkat menjadi 00 juta orang.

*uatu jumlah yang sangat besar dan merupakan beban yang sangat berat untuk 

dapat ditangani sendiri oleh dokter spesialis bahkan oleh semua tenaga kesehatan

yang ada. +engingat bahwa diabetes melitus akan memberikan dampak terhadap

kualitas sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang "ukup besar,

semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah, seharusnya ikut serta dalam

usaha penanggulangan diabetes melitus, khususnya dalam upaya pen"egahan

(*udoyo et al, 200).

&asil -iset esehatan Dasar (-iskesdas) tahun 200/, diperoleh bahwa

 proporsi penyebab kematian akibat diabetes melitus pada kelompok usia $

tahun di daerah perkotaan menduduki peringkat ke$2 yaitu #,/1. Dan daerah pedesaan, diabetes melitus menduduki peringkat ke$ yaitu ,1 (Depkes -3,

200).

*alah satu !aktor yang berperan dalam kegagalan pengontrolan glukosa

darah pasien D+ adalah ketidakpatuhan pasien terhadap pengobatan. epatuhan

 pengobatan adalah kesesuaian diri pasien terhadap anjuran atas medikasi yang

telah diresepkan yang terkait dengan waktu, dosis, dan !rekuensi. etidakpatuhan

terhadap pengobatan D+ saat ini masih menjadi masalah yang "ukup penting

#

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 2/36

dalam pengelolaan D+. 4eberapa studi melaporkan bahwa tingkat kepatuhan

 penderita D+ tipe # berkisar antara /0$1 sedangkan D+ tipe 2 sekitar $

/1. Tingkat kepatuhan pasien D+ tipe 2 lebih rendah dibandingkan D+ tipe

#dapat disebabkan oleh regimen terapi yang umumnya lebih bersi!at kompleks

dan poli!armasi, serta e!ek samping obat yang timbul selama pengobatan (5D5,

20#).

Diabetes melitus merupakan keadaan yang seringkali dikaitkan dengan

meningkatnya resiko kesakitan dan kematian. 3nsiden dan pre6alensi dari diabetes

melitus semakin meningkat dan pada tahun 200 diperkirakan pre6alensi diabetes

melitus di seluruh dunia akan meningkat, menjadi dua kali lipat. Diabetes melitus

tipe 2 didapatkan pada $01 dari total penderita diabetes melitus dan seringkaliditemukan pada lansia. Pre6alensi diabetes melitus tertinggi didapatkan pada

 penduduk berusia 70 tahun dengan insidens tertinggi juga didapatkan pada

kelompok usia tersebut.  3ndonesia menempati urutan ke$ dengan jumlah

 penderita diabetes melitus terbesar di dunia setelah 3ndia, 5ina dan 8merika

*erikat. Diabetes melitus telah menyebabkan sekitar 01 kematian dan 1

kesakitan di seluruh dunia (-ita , 200/).

Data Departemen esehatan menyebutkan jumlah penderita diabetes

melitus yang menjalani rawat inap dan jalan menduduki urutan ke$# di rumah

sakit dari keseluruhan pasien penyakit dalam, distribusi pasien baru D+ yang

 berobat jalan ke rumah sakit di 3ndonesia sebanyak #0.2 orang sedangkan

 jumlah pasien yang meninggal berjumlah . orang dengan angka Case

 Fatality Rate ( 59-) sebesar ./1 (Depkes -3, 200).

4erdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin melakukan mini

 proje"t mengenai karakteristik penderita Diabetes +elitus yang berobat ke

Puskesmas :angsa Timur berdasarkan usia, jenis kelamin dan tingkat kepatuhan

minum obat.

1.2 Rumusan Masalah

4erdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka perumusan

maalah untuk penelitian ini adalah bagaimana gambaran karakteristik penderita

diabetes melitus di Puskesmas :angsa Timur tahun 20#.

2

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 3/36

1.3 Tujuan Mn Pr!je"t

1.3.1 Tujuan Umum

;ntuk mengetahui gambaran distribusi penderita diabetes melitus di

Puskesmas :angsa Timur tahun 20#.

1.3.2 Tujuan #husus

a. ;ntuk mengetahui gambaran distribusi penderita diabetes melitus

 berdasarkan jenis kelamin pada pasien kunjungan poli Puskesmas :angsa Timur 

tahun 20#.

 b. ;ntuk mengetahui gambaran distribusi penderita diabetes melitus

 berdasarkan usia pada pasien kunjungan poli Puskesmas :angsa Timur tahun

20#.

". ;ntuk mengetahui gambaran distribusi penderita diabetes melitus

 berdasarkan tingkat kepatuhan minum obat pasien kunjungan poli Puskesmas

:angsa Timur tahun 20#.

1.$ Man%aat Mn Pr!je"t

1.$.1 Man%aat Puskesmas &an Dnas Terkat

a.  ;ntuk menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu

kedokteran serta memberi man!aat terhadap kemajuan ilmu pengetahuan .

 b.  *ebagai salah satu kajian dan in!ormasi bagi para petugas kesehatan

Puskesmas dan dinas terkait terhadap penyakit diabetes melitus dan menyusun

 program selanjutnya untuk usaha menurunkan angka kejadian penyakit Diabetes

+elitus ini, serta dapat menjadi masukan untuk pelaksanaan program di masa

yang akan datang.

1.$.2 Man%aat 'ag D!kter Internsh(

  Dengan adanya mini proje"t ini, diharapkan dapat memberikan tambahan

ilmu dan pengalaman serta dapat memberikan sumbangan ide, pikiran yang

 berman!aat bagi Puskesmas :angsa Timur serta untuk melatih dalam menilai

suatu kemampuan dan ke"ermatan dalam melakukan penelitian. *elain itu

memperoleh pengalaman belajar di lapangan melalui studi kasus dan untuk 

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 4/36

meningkatkan pengetahuan serta men"ari alternati! penyelesaian dari suatu

masalah dan memutuskan penyelesaian.

BAB II

TIN)AUAN #EPU*TA#AAN

2.1 De%ns

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 5/36

+enurut  American Diabetes Association  (8D8) 200, diabetes melitus

merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik 

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau

kedua$duanya. *edangkan menurut World Health Organization  (%&') #0

dikatakan bahwa diabetes melitus merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan

dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tapi se"ara umum dapat dikatakan

sebagai suatu kumpulan problema anatomi dan kimiawi yang merupakan akibat

dari sejumlah !aktor di mana di dapat de!isiensi insulin absolut atau relati! dan

gangguan !ungsi insulin (P<-<=3, 200).

Diabetes melitus adalah gangguan kronis metabolisme karbohidrat, lemak,

dan protein. 3n!usiensi relati! atau absolut dalam respon sekretorik insulin, yangditerjemahkan menjadi gangguan pemakaian karbohidrat (glukosa), merupakan

gambaran khas pada diabetes melitus , demikian juga hiperglikemia yang terjadi

(umar et al., 200/).

2.2 #las%kas

4eberapa klasi!ikasi diabetes melitus yang diperkenalkan oleh 8meri"an

Diabetes 8sso"iation (8D8) adalah sebagai berikut (P<-<=3, 200)>

Tabel 2.# lasi!ikasi etiologi diabetes melitus

Tipe # Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke de!isiensi insulin absolut

8utoimun ? idiopatik 

Tipe 2 4er6ariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai de!isiensi

insulin relati! sampai yang dominan de!ek sekresi insulin disertai

resistensi insulin.

Tipe lain De!ek genetik !ungsi sel beta, de!ek genetik kerja insulin, penyakit

eksokrin pankreas,endokrinopati, karena obat atau @at kimia,

in!eksi, sebab imunologi yang jarang, sindrom genetik lain yang

 berkaitan dengan diabetes melitus.

Diabetes

melitus

gestasional

Diabetes melitus dalam kehamilan

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 6/36

2.3 E(&em!l!g

*tatistik global mengindikasikanbahwa diabetes melitus tipe 2 di negara

 berkembang menjadi masalah besar. +isalnya 3ndia dengan penduduk juta

dengan diabetes sedangkan di 5ina terdapat 2 juta penderita diabetes. Tahun

202, jumlah ini diperkirakan bertambah menjadi dua kali lipat (5heng, 200).

3nsidensi D+ tipe # maupun tipe 2 ber6ariasi baik antar negara maupun

dalam suatu negara. Dari data epidemiologis pun"ak usia terjadinya D+ tipe #

 pada anak adalah usia $/ tahun dan pada saat menjelang remaja. 3nsiden

 penderita diabetes mellitus tipe # pada anak meningkat se"ara signi!ikan di

 =egara 4arat. *ur6ey di 8merika *erikat menunjukkan pre6alensi diabetes pada

anak umur sekolah adalah sekitar #, dalam #.000. namun !rekuensinya sangat

 berkorelasi dengan meningkatnya usia. Data yang ada menunjukkan kisaran #

dalam #.0 pada anak usia tahun sampai # dalam 0 pada anak usia # tahun

(Austa6iani -, 200). Pada umunya D+ tipe 2 dapat terjadi pada usia dewasa

diatas 0 tahun. D+ tipe 2 merupakan tipe yang palin sering terjadi dibandingkan

 IDDM  ( InslinDe!endent Diabetes Melits" atau diabetes melitus tipe # (9unnel,

200).

Pre6alensi D+ tioe 2 meningkat se"ara dramatis, sebagian besar karena

 perubahan gaya hidup, peningkatan pre6alensi obesitas dan proses degenerati!.

;ntuk 3ndonesia %&' memperkirakan kenaikan jumlah pasien dari , juta pada

tahun 2000 menjadi sekitar 2#, juta pada tahun 200. :poran hasil penelitian di

 berbagai daerah di 3ndonesia yang dilakukan pada dekade #0 menunjukkan

sebaran pre6alensi D+ tipe 2 antara 0,1 di Tanah Toraja, sampai ,#1 yang di

dapatkan di +anado. &asil penelitian pada era 2000 menunjukkan peningkatan

 pre6alensi yang sangat tajam. *ebagai "ontoh penelitian di Bakarta (daerah urban)

dari pre6alensi D+ tipe 2 #,/1 pada tahun #2 menjadi ,/1 pada tahun#

dan kemudian menjadi #2,1 pada tahun 200# di daerah sub$urban Bakarta

(-ahajeng, 200/).

*e"ara umum, dari jenis kelamin, pre6alensi diabetes pada pria dan wanita

tidak jauh berbeda. ##,21 dari seluruh pria yang berusia di atas # tahun

mempunyai diabetes dan #0,21 dari seluruh wanita yang berusia lebih dari #

tahun mempunyai diabetes dan 2$ kali lebih tinggi pada wanita berkulit hitam

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 7/36

non$&ispani", &ispani", 3ndian 8merika, dan 8sia dibandingkan dengan wanita

 berkulit putih non$&ispani". ;ntuk data pre6alensi diabetes menurut ras atau etnik 

didapatkan data ,1 untuk orang kulit putih non$&ispani", /,1 untuk 8sia

8merika, #0,1 untuk &ispani", dan ##,1 untuk orang kulit hitam non$&ispani"

(Persi, 200).

2.$ Pat!%s!l!g

3nsulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, yang

dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada

ransangan pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan kedalam

darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah. 8pabila ada

gangguan pada mekanisme kerja insulin, menimbulkan hambatan dalam utilisasi

glukosa serta peningkatan kadar glukosa darah. husus pada diabetes melitus tipe

2, yakni jenis diabetes yang paling sering ditemukan, gangguan metabolisme

glukosa disebabkan oleh dua !aktor> tidak adekuatnya sekresi insulin se"ara

kuantitati! (de!isiensi insulin) dan kurang sensiti!nya jaringan tubuh terhadap

insulin (resistensi insulin). *edangkan pada diabetes melitus tipe #, gangguan

tersebut mutlak hanya disebabkan de!isiensi insulin (*udoyo et al., 200).

Bika dibiarkan tidak dikelola dengan baik, diabetes melitus akan

menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi kronik, baik mikroangioapati

maupun makroangiopati. 8danya pertumbuhan sel dan juga kematian sel yang

tidak normal merupakan dasar terjadinya komplikasi kronik diabetes melitus.

Pada retinopati diabetik, didapatkan hilangnya sel perisit dan terjadi pembentukan

mikroaneurisma. Di samping itu juga terjadi hambatan pada aliran pembuluh

darah dan kemudian terjadi penyumbatan kapiler (*udoyo et al., 200).

2.+ Man%estas #lns

8dapun gejala$gejala diabetes melitus yang dapat dirasakan se"ara !isik 

adalah sebagai berikut>

#. Poliuria

2. Polidipsia

. Poli!agia

. 4erat badan menurun

/

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 8/36

. :emah

. esemutan

/. Aatal

. Cisus menurun

. Dis!ungsi ereksi pada pria#0. Pruritus 6ul6ae pada pasien wanita

(*udoyo et al .,200)

2., Dagn!ss

Diagnosis diabetes melitus harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa

darah. Dalam menentukan diagnosis diabetes melitus harus diperhatikan asal

 bahan darah yang diambil dan "ara pemeriksaan yang dipakai. ;ntuk diagnosis,

 pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan "ara en@imatik 

dengan bahan darah plasma 6ena (*udoyo et al., 200).

eluhan klinis diabetes

eluhan khas () eluhan khas ($)

ADP

atau

AD*

7 #2

7 200 E 200

E #2 ADP

atau

AD*

7 #2

7 200

##0 $ #2

##0 $ #

E ##0

;lang AD* atau ADP

ADPatau

AD*

7 #2

7 200

E #2

E 200

TTA'AD 2 Bam

7 200 #0 $ # E #0

D384<T<* +<:3T;*TAT ADPT

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 9/36

a. <6aluasi *tatus Ai@i a. =asihat ;mum

 b. <6aluasi Penyulit Diabetes +elitus b. Peren"anaan +akanan

". <6aluasi dan Peren"anaan +akanan ". :atihan Basmanisesuai ebutuhan d.4erat 3daman

e. 4elum Perlu 'bat

 Penurun Alukosa

eterangan>

ADP F Alukosa Darah Puasa

AD* F Alukosa Darah *ewaktu

ADPT F Alukosa Darah Puasa Terganggu

TAT F Toleransi Alukosa Terganggu

TTA' F Test Toleransi Alukosa 'ral

Aambar 2.# :angkah$langkah diagnosis diabetes melitus

*umber> *udoyo et al., 200

riteria diagnostik >

• Aejala klasik D+ ditambah Aula Darah *ewaktu 7200 mgGdl. Aula darah sewaktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu

makan terakhir, atau adar Aula Darah Puasa 7 #2 mgGdl. Puasa diartikan pasien

tidak mendapat kalori tambahan sedikit nya jam, atau kadar gula darah 2 jam

 pada TTA' 7200 mgGdl. TTA' dilakukan dengan standard %&', menggunakan

 beban glukosa yang setara dengan / gram glukosa anhidrus yang dilarutkan

dalam air.

• Aejala tidak klasik ditambah hasil pemeriksaan gula darah abnormal minimal 2H.

Dengan "ara pelaksanaan TTA' berdasarkan %&' I>

• Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari$hari (dengan

karbohidrat yang "ukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa.

 =ormal

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 10/36

• 4erpuasa paling sediikt jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum

air putih tanpa gula tetap diperbolehkan.

• Diperiksa kadar glukosa darah puasa

•Diberikan glukosa / gram (dewasa) atau #,/ gGkg 44 (anak$anak) , dilarutkan

dalam 20 ml air dan diminum dalam menit.

• 4erpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam

setelah minum larutan glukosa selesai

• Diperiksa kadar gula darah 2 jam setelah beban glukosa

• *elama proses pemeriksaan tidak boleh merokok dan tetap istirahat

• 8pabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau D+, maka dapat

digolongkan ke dalamkelompok TAT (toleransi glukosa terganggu) atau ADPT

(glukosa darah puasa terganggu) dari hasil yang diperoleh• TAT > glukosa darah plasma 2 jam setelah pembenanan antara #0$# mgGdl

• ADPT > glukosa darah puasa antara #00$#2 mgGdl

2.- #!m(lkas

a. Penult akut

1. #et!as&!ss &a'etk

8D adalah suatu keadaan dimana terdapat de!isiensi insulin absolut atau

relati! dan penningkatan hormon kontra regulator (glukagon, katekolamin, kortisol

dan hormon pertumbuhan). eadaan tersebut menyebabkan produksi glukosa hati

meningkat dan penggunaan glukosa oleh sel tubuh menurun dengan hasil akhir 

hiperglikemia. 4erkurangnya insulin mengakibatkan akti6itas kreb "y"le

menurun, asetil o$8 dan o$8 bebas akan meningkat dan asetoasetil asid yang

tidak dapat diteruskan dalam kreb "y"le tersebut juga meningkat. 4ahan$bahan

energi dari lemak yang kemudian di oksidasi untuk menjadi sumber energi akibat

sinyaling sel yang kekurangan glukosa akan mengakibatkan end produk berupa

 benda keton yang bersi!at asam. Disamping itu glukoneogenesis dari protein

dengan asam amino yang mempunyai ketogeni" e!!e"t menambah beratnya 8D.

riteria diagnosis 8D adalah AD* J 20 mgGdl, p& E/,, &5'  rendah, anion

gap tinggi dan keton serum (). 4iasanya didahului gejala berupa anoreHia,

nausea, muntah, sakit perut, sakit dada dan menjadi tanda khas adalah pernapasan

kussmaul dan berbau aseton.

#0

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 11/36

2. #!ma H(er!sm!lar N!n #et!tk 

Ditandai dengan penurunan kesadaran dengan gula darah lebih besar dari 00

mg1 tanpa ketosis yang berartidan osmolaritas plasma melebihi 0 mosm.

eadaan ini jarang mengenai anak$anak, usia muda atau diabetes tipe non insulin

dependen karena pada keadaan ini pasien akan jatuh kedalam kondisi 8D,

sedang pada D+ tipe 2 dimana kadar insulin darah nya masih "ukup untuk 

men"egah lipolisis tetapi tidak dapat men"egah keadaan hiperglikemia sehingga

tidak timbul hiperketonemia.

3. H(!glkema

Ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah E 0 mg1 tanpa gejala

klinis atau AD* E 0 mg1 dengan gejala klinis. Dimulai dari stadium

 parasimpatik> lapar, mual, tekanan darah turun. *tadium gangguan otak ringan >

lemah lesu, sulit bi"ara gangguan kogniti! sementara. *tadium simpatik, gejala

adrenergik yaitukeringat dingin pada muka, bibir dan gemetar dada berdebar$

debar. *tadium gangguan otak berat, gejala neuroglikopenik > pusing, gelisah,

 penurunan kesadaran dengan atau tanpa kejang.

'. Penult menahun

1. Mkr!ang!(at

Terjadi pada kapiler arteriol karena dis!ungsi endotel dan trombosis

K Retn!(at Da'etk 

retino!ati diabeti# non!roli$erati$ , karena hiperpermeabilitas dan

inkompetens 6asa. apiler membentuk kantung$kantung ke"il menonjol seperti

titik$titik mikroaneurisma dan 6ena retina mengalami dilatasi dan berkelok$kelok.

4ahayanya dapat terjadi perdarahan disetiap lapisan retina. -usaknya sawar retina

darah bagian dalam pada endotel retina menyebabkan kebo"oran "airan dan

konstituen plasma ke dalam retina dan sekitarnya menyebabkan edema yang

membuat gangguan pandang.  %ada retino!ati diabeti# !rol$erati$   terjadi iskemiaretina yang progresi! yang merangsang neo6askularisasi yang menyebabkan

kebo"oran protein$protein serum dalam jumlah besar. =eo6askularisasi yang

rapuh ini berproli!erasi ke bagian dalam korpus 6itreum yang bila tekanan

meninggi saat berkontraksi maka bisa terjadi perdarahan masi! yang berakibat

 penurunan penglihatan mendadak. Dianjurkan penyandang diabetes

memeriksakan matanya tahun sekali sebelum timbulnya gejala dan setiap tahun

 bila sudah mulai ada kerusakan mikro untuk men"egah kebutaan. 9aktor utama

##

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 12/36

adalah gula darah yang terkontrol memperlambat progresi6itas kerusakan retina

(3lyas, 200).

K Ne%r!(at Da'etk 

Ditandai dengan albuminura menetap J 00 mgG2 jam atau J 200 igGmenit

 pada minimal 2H pemeriksaan dalam waktu $ bulan. 4erlanjut menjadi

 proteinuria akibat hiper!iltrasi patogenik kerusakan ginjal pada tingkat

glomerulus. 8kibat glikasi nonen@imatik dan 8A<, ad6an"ed gli"ation produ"t

yang ire6ersible dan menyebabkan hipertro!i sel dan kemoatraktan mononuklear 

serta inhibisi sintesis nitri" oHide sebagai 6asadilator, terjadi peningkatan tekanan

intraglomerulus dan bila terjadi terus menerus dan in!lamasi kronik, ne!ritis yang

re6ersible akan berubah menjadi ne!ropati dimana terjadi keruakan menetap dan

 berkembang menjadi "hroni" kidney disease.

K Neur!(at &a'etk 

Lang tersering dan paling penting adalah neuropati peri!er, berupa hilangnya

sensasi distal. 4erisiko tinggi untuk terjadinya ulkus kaki dan amputasi. Aejala

yang sering dirasakan kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri dan lebih terasa

sakit di malam hari. *etelah diangnosis D+ ditegakkan, pada setiap pasien perlu

dilakukan skrining untuk mendeteksi adanya polineuropati distal dengan

 pemeriksaan neurologi sederhana, dengan mono!ilamen #0 gram, dilakukan

sedikitnya setiap tahun.

2. Makr!ang!(at

K Pem'uluh &arah jantung atau k!r!ner &an !tak 

ewaspadaan kemungkinan terjadinya PB dan stroke harus ditingkatkan

terutama untuk mereka yang mempunyai resiko tinggi seperti riwayata keluarga

PB atau D+.

K Pem'uluh &arah te(

Penyakit arteri peri!er sering terjadi pada penyandang diabetes, biasanya

terjadi dengan gejala tipikal intermiten atau klaudikasio, meskipun sering anpa

gejala. Terkadang ulkus iskemik kaki merupakan kelainan yang pertama mun"ul.

2./ Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan men"egah komplikasi akut dan kronik, meningkatkan

kualitas hidup dengan menormalkan AD, dan dikatakan penderita D+ terkontrol

sehingga sama dengan orang normal. Pilar penatalaksanaan Diabetes mellitus

dimulai dari > (P<-<=3,200)

#. <dukasi

#2

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 13/36

Pemberdayaan penyandang diabetes memerlukan partisipasi akti! pasien,

keluarga dan masyarakat. Tim kesehatan mendampingi pasien dalam menuju

 perubahan perilaku. ;ntuk men"apai keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan

edukasi yang komprehensi! dan upaya peningkatan moti6asi.

2. Terapi gi@i medis

Terapi gi@i medik merupakan salah satu dari terapi non !armakologik yang

sangat direkomendasikan bagi penyandang diabetes. Terapi ini pada prinsipnya

melakukan pengaturan pola makan yang didasarkan pada status gi@i diabetes dan

melakukan modi!ikasi diet berdasarkan kebutuhan indi6idual.

Tujuan terapi gi@i ini adalah untuk men"apai dan mempertahankan> (*udoyo et al ,

200)

1. #a&ar gluk!sa &arah ang men&ekat n!rmala) Alukosa darah berkisar antara 0$#0 mgGdl

 b) Alukosa darah 2 jam post prandial E #0 mgGdl

") adar &b8#" E /1

2. Tekanan &arah 013/

3. Pr!%l l(&

a) olesterol :D: E#00 mgGdl

 b) olesterol &D: J0 mgGdl

") Trigliserida E#0 mgGdl

$. Berat 'a&an sen!rmal mungkn4 BMI 1/ 5 2$46

4eberapa !aktor yang harus diperhatikan sebelum melakukan perubahan pola

makan diabetes antara lain, tinggi badan, berat badan, status gi@i,, status

kesehatan, akti6itas !isik dan !aktor usia. *elain itu ada beberapa !aktor !isiologi

seperti masa kehamilan, masa pertumbuhan, gangguan pen"ernaan pada usia tua,

dan lainnya. Pada keadaan in!eksi berat dimana terjadi proses katabolisme yang

tinggi perlu dipertimbangkan pemberian nutrisi khusus. +asalah lain yang tidak 

kalah pentingnya adalah masalah status ekonomi, lingkungan kebiasaan dan

tradisi dalam lingkungan yang bersangkutan serta kemampuan petugas kesehatan

yang ada.

#!m(!ss makanan ang &anjurkan ter&r &ar

omposisi nutrien berdasarkan konsensus nasional adalah arbohidrat 0$/01,

:emak 20$21 dan Protein #0$#1.

#ARB7HIDRAT 81 gram9$ kkal:

• andungan total kalori pada makanan yang mengandung karbohidrat lebih

ditentukan oleh jumlahnya dibandingkan jenis karbohidrat itu sendiri.

#

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 14/36

• Total kebutuhan kalori perhari, 0$/0 1 diantaranya berasal dari sumber 

karbohidrat

• Bika ditambah +;98 sebagai sumber energi maka jumlah karbohidrat maksimal

/01 dari total kebutuhan perhari• Bumlah serat 2$0 gramGhari.

• Penggunaan alkohol dibatasi dan tidak boleh lebih dari #0 mlGhari.

• Pemanis yang tidak meningkatkan jumlah kalori sebagai penggantinya adalah

 pemanis buatan seperti sakarin, aspartam, a"esul!am dan sukralosa.

Penggunaannya pun dibatasi karena dapat meningkatkan resiko kejadian kanker.

• 9ruktosa tidak boleh lebih dari 0 grGhari

• +akanan yang banyak mengandung sukrosa tidak perlu dibatasi.

PR7TEIN

• ebuthan protein #$201 dari total kebutuhan energi perhari.

• Pada keadaan kadar glukosa darah yang terkontrol, asupan protein tidak akan

mempengaruhi konsentrasi glukosa darah .

• Pada keadaan kadar glukosa darah yang tidak terkontrol, pemberian protein

sekitar 0,$#,0 mgGkg 44Ghari .

• Pada gangguan !ungsi ginjal, jumlah asupan protein diturunkan sampa 0, grGkg

44Ghari dan tidak kurang dari 0 gr.

• Bika terdapat komplikasi kardio6askular maka sumber protein nabati lebih

dianjurkan dibandingkan protein hewani.LEMA# 

• 4atasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, jumlah maksimal #01

dari total kebutuhan kalori perhari.

• Bika kadar kolesterol :D: 7 #00 mgGdl, asupan asam lemak jenuh diturunkan

sampai maksimal /1 dari total kalori perhari.

• onsumsi kolesterol maksimal 00 mgGhari, jika kadar kolesterol :D: 7#00

mgGdl, maka maksimal kolesterol yag dapat dikonsumsi 200 mg perhari.

#e'utuhan #al!r

+enetukan kebutuhan kalori basa yang besarnya 2$0 kaloriG kg 44 ideal

ditambah atau dikurangi bergantung pada beberapa !a"tor yaitu jenis kelamin,

umur, akti6itas, berat badan dan lain$lain.

Penentuan ke'utuhan kal!r

#e'utuhan 'asal

:aki$laki F berat badan ideal (kg) H 0 kalori

%anita F berat badan ideal (kg) H 2 kalori

#!reks >

#

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 15/36

 umur 

K 0$ th > $1

K 0$ > $#01

K J/01 > $20

akti6itas

K 3stirahat > #01

K 8kti6itas ringan > 201

K 8kti6itas sedang > 01

K 8kti6itas berat > 01

 berat badan

K egemukan > $ 20$01

K urus > 20$01

stress metabolik > #0$01

+akanan tersebut dibagi dalam porsi besar untuk makan pagi 201, makan

siang 01 dan makan malam 21, serta 2$ porsi ringan #0$#1 diantara porsi

 besar.

Ber&asarkan IMT dihitung berdasarkan berat badan (kg) dibagi dengan tinggi

 badan kuadrat (m2).

#ual%kas status g;

44 kurang > E #,

44 normal > #, M 22,

44 lebih > 2 M 2,

. :atihan Basmani

egiatan !isik bagi penderita diabetes sangat dianjurkan karena mengurangi

resiko kejadian kardio6askular dimana pada diabetes telah terjadi mikroangiopati

dan peningkatan lipid darah akibat peme"ahan berlebihan yang membuat 6askular 

menjadi lebih rentan akan penimbunan :D: teroksidasi subendotel yang

memperburuk kualitas hidup penderita. Dengan latihan jasmani kebutuhan otot

akan glukosa meningkat dan ini akan menurunkan kadar gula darah.

8kti6itas latihan >

$#0 menit pertama > glikogen akan dipe"ah menjadi glukosa

#0$0 menit berikutnya > kebutuhan otot akan glukosa akan meningkat /$

20H. :emak 

#

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 16/36

 juga akan mulai dipakai untuk pembakaran sekitar 01

J 0 menit > makin banyak lemak dipe"ah N/$01 .

Dengan makin banyaknya lemak dipe"ah, makin banyakk pula benda keton

yang terkumpul dan ini menjadi perhatian karena dapat mengarah ke keadaan

asidosis. :atihan berat hanya ditujukan pada penderita D+ ringan atau terkontrol

saja, sedangkan D+ yang agak berat, AD* men"apai J 0 mgGdl sebaiknya

olahraga yang ringan dahulu. *emua latihan yang memenuhi program CRIPE   >

5ontinous, -hythmi"al, 3nter6al, Progressi6e, <nduran"e. 5ontinous maksudnya

 berkesinambungan dan dilakukan terus$menerus tanpa berhenti. -hytmi"al

artinya latihan yang berirama, yaitu otot berkontraksi dan relaksi se"ara teratur.

3nter6al, dilakukan selang$seling antara gerak "epat dan lambat. Progresi6e

dilakukan se"ara bertahap sesuai kemampuan dari intensitas ringa sampai sedang

hingga 0$0 menit. <nduran"e, latihan daya tahan untuk meningkatkan

kemampuan kardiopulmoner seperti jalan santai, jogging dll.

. 3nter6ensi 9armakologis

3nter6ensi !armakologis ditambahkan jika sasaran glukosa darah belum

ter"apai degan pengaturan makanan dan latihan jasmani.

1. 7'at h(!glkemk !ral 87H7:

a. Insuln se"retag!gue

*ul%!nlurea > meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas.

+erupakan obat pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal dan

kurang namun masih boleh diberikan kepada pasien dengan berat badan lebih.

5ontohnya glibenklamid.

<ln&  > bekerja "epat, merupakan  !randial glcose reglator . Penekanan

 pada peningkatan sekresi insulin !ase pertama.obat ini berisiko terjadinya

hipoglikemia. 5ontohnya > repaglinid, nateglinid.

'. Insuln senst;ers

Tha;!ln&n&!n. +ensensitisasi insulin dengan jalan meningkatkan e!ek 

insulin endogen pada target organ (otot skelet dan hepar). +enurunkan resistensi

insulin dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa, sehingga

ambilan glukosa di peri!er meningkat. 8gonis PP8-O yang ada di otot skelet,

hepar dan jaringan lemak.

". <luk!ne!geness nh't!r

Met%!rmn. 4ekerja mengurangi glukoneogenesis hepar dan juga

memperbaiki uptake glukosa peri!er. Terutama dipakai pada penyandang diabetes

#

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 17/36

gemuk. ontraindikasi pada pasien dengan gangguan ginjal dan hepar dan pasien

dengan ke"endrungan hipoksemia.

&. Inh't!r a's!r's gluk!sa

= gluk!s&ase nh't!r 8a"ar'!se:. 4ekerja menghambat absorbsi glukosa

di usus halus sehingga mempunyai e!ek menurunkan kadar glukosa darah sesudah

makan. 'bat ini tidak menimbulkan e!ek hipoglikemi

Hal>hal ang harus &(erhatkan

'&' dimulai dengan dosis ke"il dan ditingkatkan se"ara bertahap sesuai respon

kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis maksimal. *ul!onilurea

generasi 3 dan 33 #$0 menit sebelum makan. Alimepirid sebelumGsesaat sebelum

makan. -epaglinid, =ateglinid sesaatGsebelum makan. +et!ormin sesaatGpada

saatGsebelum makan. Penghambat glukosidase bersama makan suapan pertama.

Thia@olidindion tidak bergantung jadwal makan.

1. Insuln

*ekresi insulin !isiologis terdiri dari sekresi insulin basal dan sekresi insulin

 prandial. Terapi insulin diupayakan mampu meniru pada sekresi insulin yang

!isiologis.

De!isiensi insulin mungkin hanya berupa de!isiensi insulin basa, insulin

 prandial atau keduanya. De!isiensi insulin basal menyebabkan timbulnya

hiperglikemia pada keadaan puasa, sedangkan de!isiensi nsulin prandial akan

menimbulkan hiperglikemia setelah makan.

Terapi insulin untuk substitusi ditujukan untuk melakukan koreksi terhadap

de!isiensi yang terjadi.

Terapi insulin dapat diberikan se"ara tunggal berupa insulin kerja "epat (rapid

insulin), kerja pendek (short a"ting), kerja menengah (intermediate a"ting) atau

insuli "ampuran tetap (premiHed insulin)

3nsulin diperlukan dalam keadaan > penurunan berat badan yang "epat,

hiperglikemia yang berta disertai ketosis, ketoasidosis diabetik, hiperglikemia

hiperosmolar non ketotik, hiperglikemia dengan asidosis laktat, gagal dengan

kombinasi '&' dengan dosis yang hampir maksimal, stress berat (in!eksi

sistemik, operasi besar, 3+8, stroke), kehamilan dengan D+GD+ Aestasional

yang tidak terkendali dengan peren"anaan makan, gangguan !ungsi hepar atau

ginjal yang berat, kontraindikasi atau alergi '&'.

2. Tera( #!m'nas

#/

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 18/36

Pemberian '&' maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah untuk 

kemudian diinaikan se"ara bertahap sesuai dengan respon kadar glukosa darah.

;ntuk kombinasi '&' dengan insulin, yang banyak dipakai adalah kombinasi

'&' dan insulin basal (kerja menengah atau kerja lama) yang di6berikan pada

malam hari atau menjelang tidur. Dengan pendekatan terapi tersebut pada

umumnya dapat diperoleh kendali glukosa yag baik dengan dosis insulin yang

"ukup ke"il. Dosis awal insulin kerja menengah adalah $#0 unit yang diberikan

sekitar jam 22.00, kemudian dilakukan e6aluasi dosis tersebut dengan menilai

kadar gula darah puasa keesokan harinya. 4ila dengan "ara seperti ini kadar gula

darah sepanjang hari masih tidak terkendali, maka '&' dihentikan dan diberikan

insulin.

2.6 Pen"egahan

K Pen"egahan Prmer

Pen"egahan primer adalah upaya yang ditujukan pada kelompok yang

memiliki !aktor resiko, yakni mereka yang belum terkena tetapi berpotensi untuk 

mendapat D+ dan kelompok intoleransi glukosa. +ateri penyuluhan meliputi

 program penurunan berat badan, diet sehat, latihan jasmani dan menghentikan

kebiasaan merokok. Peren"anaan kebijakan kesehatan ini tentunya diharapkan

memahami dampak sosio$ekonomi penyakit ini, pentingnya menyediakan !asilitas

yang memadai dalam upaya pen"egahan primer  (P<-<=3, 200).

K Pen"egahan *ekun&er

Pen"egahan sekunder adalah upaya men"egah atau menghambat timbulnya

 penyulit pada pasien yang telah menderita D+. Program ini dapat dilakukan

dengan pemberian pengobatan yang "ukup dan tindakan deteksi dini penyulit

sejak awal pengelolaan penyakit D+. Penyuluhan ditujukan terutama bagi pasien

 baru, yang dilakukan sejak pertemuan pertama dan selalu diulang pada setiap pertemuan berikutnya. *alah satu penyulit D+ yang sering terjadi adalah penyakit

kardio6askular, yang merupakan penyebab utama kematian pada penyandang

diabetes. *elain pengobatan terhadap tingginya kadar glukosa darah, pengendalian

 berat badan, tekanan darah, pro!il lipid dalam darah serta pemberian antiplatelet

dapat menurunkan resiko timbulnya kelainan kardio6askular pada penyandang

diabetes (P<-<=3, 200).

K Pen"egahan Terser

#

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 19/36

Pen"egahan tersier ditujukan pada kelompok penyandang diabetes yang telah

mengalami penyulit dalam upaya men"egah terjadinya ke"a"atan lebih lanjut.

Pada pen"egahan tersier tetap dilakukan penyuluhan kepada pasien dan juga

keluarganya dengan materi upaya rehabilitasi yang dapat dilakakukan untuk 

men"apai kualitas hidup yang optimal. ;paya rehabilitasi pada pasien dilakukan

sedini mungkin sebelum ke"a"atan menetap, misalnya pemberian aspirin dosis

rendah 0$2 mgGhari untuk mengurangi dampak makroangiopati. olaborasi

yang baik antar para ahli di berbagai disiplin, jantung, ginjal, mata, bedah

ortopedi, bedah 6askular, radiologi, rehabilitasi medik, gi@i, pediatrik dll sangat

diperlukan untuk menunjang keberhasilan pen"egahan tersier (P<-<=3, 200).

2.1 #e(atuhan

epatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap intruksi

atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan, baik 

diet, latihan, pengobatan, atau menepati janji pertemuan dengan dokter.

9aktor$!aktor yang mendukung kepatuhan pasien menurut 9euer *tein

diantaranya> (5D5, 20#)

#. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan, usaha manusia meningkatkan kepribadian

atau proses perubahan prilaku menuju kedewasaan dan penyempurnaan kehidupan

manusia dengan jalan membina dan mengembangkan potensi kepribadiannya

yang berupa rohani ("ipta, rasa, karsa) dan jasmani. Domain pendidikan dapat

diukur dari>

a. Pengetahuan terhadap pendidikan yang diberikan (#no&ledge"

b. *ikap atau tanggapan terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitde"

c. Praktek atau tindakan sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan

2. 8komodasi

*uatu usaha harus dilakukan untuk memahami "iri kepribadian pasien yangdapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang mandiri harus dilibatkan se"ara akti! 

dalam program pengobatan.

. +odi!ikasi !aktor lingkungan dan sosial

+embangun dukungan sosial dari keluarga dan teman$teman sangat penting,

kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu memahami kepatuhan

terhadap program pengobatan.

. Perubahan model terapi

Program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan pasien terlibat

akti! dalam pembuatan pogram tersebut.

#

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 20/36

. +eningkatkan interaksi pro!esional kesehatan dengan pasien

*uatu hal yang penting memberikan umpan balik pada pasien setelah

memperoleh in!ormasi diagnosa.

8da beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam meningkatkan

kepatuhan pasien, yaitu>

#. 4uat intruksi tertulis yang mudah diinterprestasikan

2. 4erikan in!ormasi tentang pengobatan sebelum menjelaskan hal lain

. +emberi da!tar tertulis tentang hal$hal yang harus diingat

. 3ntruksi harus ditulis dalam bahas non medis

epatuhan seseorang sangat berhubungan dengan>

#. 3nteraksi kompleks antara dukungan keluarga dan pengalaman

2. 3nteraksi perilaku dengan keper"ayaan kesehatan seseorang

. eper"ayaan yang ada sebelumnya.

epatuhan adalah merupakan suatu perubahan perilaku dari perilaku yang

tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati peraturan. 9aktor yang

mempengaruhi perilaku kesehatan adalah sebagai berikut> (5D5, 20#)

#. 9aktor$!aktor predisposisi yaitu !aktor M !aktor yang mempermudah atau

mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap,

keyakinan, keper"ayaan, nilai tradisi.

2. 9aktor M !aktor pemungkin adalah !aktor M !aktor yang memungkinkan atau

mem!asilitasi perilaku atau tindakan. Lang dimaksud dengan !aktor pemungkin

adalah saran dan prasarana atau !asilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan,

misalnya puskesmas, posyandu, rumah sakit, makanan bergi@i. *ebuah

keluarga yang sudah tahu masalah kesehatan mengupayakan keluarganya untuk 

menggunakan air bersih, makan bergi@i dan sebagainya. Tetapi apabila

keluarga tersebut tidak mampu mengadakan !asilitas itu semua, maka dengan

terpaksa menggunakan air kali, makan seadanya.

. 9aktor M !aktor penguat adalah !aktor yang mendorong atau memperkuat

terjadinya perilaku. adang M kadang meskipun seseorang tahu dan mampuuntuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Perlu adanya "ontoh$

"ontoh perilaku sehat dari para tokoh masyarakat.

+etode pengukuran tingkat kepatuhan dapat diukur melalui metode, yaitu>

(5D5, 20#)

a. +etode langsung

Pengukuran kepatuhan melalui metode langsung dapat dilakukan dengan

 beberapa "ara, seperti mengukur konsentrasi obat atau metabolit obat di dalam

20

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 21/36

darah atau urin, mengukur atau mendeteksi pertanda biologi di dalam obat.

+etode ini umumnya mahal, memberatkan tenaga kesehatan, dan rentan

terhadap penolakan pasien.

 b. +etode tidak langsung

Pengukuran kepatuhan melalui metode tidak langsung dapat dilakukan dengan

 bertanya kepada pasien tentang penggunaan obat, menggunakan kuesioner,

menilai respon klinik pasien, menghitung jumlah pil obat, dan menghitung

tingkat pengambilan kembali resep obat. Tingkat kepatuhan pasien

menggunakan metode tidak langsug dapat diukur dengan menggunakan

kuesioner  Moris#y Medication Adherence 'cale  (++8*)$. uesioner 

++8*$ adalah alat penilaian dari %&' yang sudah di6alidasi dan sering

digunakan untuk menilai kepatuhan pengobatan pasien dengan penyakit

kronik, seperti diabetes mellitus. ++8*$ berisi delapan pertanyaan tentang

 penggunaan obat dengan jawaban ya dan tidak. =ilai ++8*$ yang tinggi

menunjukkan tingkat kepatuhan pasien terhadap pengobatan rendah.

D+ merupakan penyakit kronik, seumur hidup dan mempunyai resiko

komplikasi yang tinggi, sehingga menuntut kepatuhan penderita yang tinggi

dalam menjalani pengobatan yang komprehensi! dan jangka panjang agar target

 pengendalian glikemik dapat ter"apai. Pada kenyataannya sangat sulit menilai

tingkat kepatuhan penderita se"ara pasti, terutama pada pasien rawat jalan, karena

kita tidak tahu pasti yang dilakukan penderita menyangkut "ara minum obat dan

dosisnya, pola makan dan akti6itas !isiknya, serta pola hidup yang lain, yang

dapat mempengaruhi pengendalian kadar glukosa darah penderita.

2#

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 22/36

BAB III

MET7DE PENELITIAN

3.1 )ens Mn Pr!je"t

Benis mini proje"t yang dilakukan adalah dalam bentuk penelitian. 8dapun

metode penelitian yang digunakan pada penelitian mini proje"t ini adalah

deskripti! dengan pendekatan cross sectional   yaitu dengan melakukan

 pengumpulan data 6ariabel penelitian dengan "ara pendekatan, obser6asi, atau

 pengumpulan data sekaligus pada waktu yang sama. Tiap subjek penelitian hanya

diobser6asi sekali saja. Penelitian deskripti! merupakan suatu metode penelitian

yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi

tentang suatu keadaan se"ara objekti! (=otoatmodjo, 200).

3.2 Tem(at &an ?aktu Pelaksanaan Mn Pr!je"t

Penelitian mini proje"t ini dilakukan di Poli Puskesmas :angsa Timur.

%aktu pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian ini telah dilakukan selama

 bulan Banuari 20#.

3.3 P!(ulas &an *am(el &alam Peneltan Mn Pr!je"t

3.3.1 P!(ulas

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes melitus yang

ter"atat di -ekam +edik Puskesmas :angsa Timur, periode # Banuari 20# sampai

dengan # Banuari 20#.

3.3.2 *am(el

22

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 23/36

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode  on %robability 'am!ling 

dengan teknik Accidental 'am!ling  yaitu mengambil kasus atau responden yang

kebetulan ada atau tersedia (=otoatmodjo, 200).

3.$ @ara'el &an De%ns 7(eras!nal Peneltan Mn Pr!je"t

3.$.1 @ara'el Peneltan

Cariabel pada penelitian ini yang menimbulkan kejadian penyakit diabetes

melitus adalah>

a. Benis kelamin

 b. ;sia

". Tingkat kepatuhan minum obat

3.$.2 De%ns 7(eras!nal

a. ;mur adalah usia penderita diabetes melitus yang dirawat inap di Puskesmas

:angsa Timur, sesuai dengan yang ter"atat di rekam medik.

 b. Benis kelamin adalah "iri khas tertentu yang dimiliki oleh penderita diabetes

melitus, sesuai yang ter"atat di rekam medik. 4aik itu penderita dengan jenis

kelamin laki$laki dan perempuan.

". epatuhan minum obat adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap

intruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang

ditentukan.

3.+ Met!&e Pengum(ulan Data Peneltan Mn Pr!je"t

  Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data yang

 berasal dari data sekunder melalui data "atatan rekam medik pasien diabetes

melitus dan pengisian kuesioner ++8*$ di poli Puskesmas :angsa Timur,

 periode # Banuari 20# sampai dengan # Banuari 20#.

3., Analss Data

8nalisa data yang digunakan pada penelitian mini proje"t ini adalah analisis

data uni6ariat, yaitu analisis yang digunakan hanya untuk melihat distribusi dan

 persentase dari tiap 6ariabel yang diteliti.

BAB I@

2

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 24/36

PENA)IAN DATA

$.1 <am'aran Umum Puskesmas Langsa Tmur

$.1.1 Data <e!gra%s

Puskesmas :angsa Timur merupakan puskesmas yang berdomilisi di

ke"amatan :angsa Timur ota :angsa dengan jumlah penduduk #.#2 jiwa,

dengan jumlah penduduk laki$laki /.# jiwa dan perempuan /.0# jiwa. Bumlah

 penduduk ini tersebar dalam # desa.

Tabel .#. arakteristik kunjungan pasien berdasarkan umur pada bulan Banuari20#.

N! Umur 8tahun: )umlah Persentase 8:

# 0 M # #./

2 # M # .

M #02 .

#0 M # .

# M # # .

20 M ## .0

/ M #.

M # /.#0

0 M #/ .0

#0 7 /0 / .

T!tal 2/+ 1

2

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 25/36

Aambar .#> Ara!ik karakteristik kunjungan pasien berdasarkan umur pada bulan

Banuari 20#

$.1.2 Data Dem!gra%s

Puskesmas :angsa Timur merupakan salah satu Puskesmas dengan rawat

inap dijajaran Dinas esehatan kota :angsa. 8dapun luas wilayah kerja

Puskesmas :angsa Timur adalah km2, yang terdiri dari # desa, yaitu >

#. 8lur Pinang

2. 8lur +erbau

. 4ukit +eutuah

. 4ukit +edang 8ra

. 4ukit Pulo. 4ukit -ata

/. 5inta -aja

. +atang 5engai

. +atang *tui

#0. +atang Panyang

##. *enebok 8ntara

#2. *ungai :eung

#. *ukarejo

#. *impang %ie

#. 8lur Pinang Timur 

#. appa

2

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 26/36

Puskesmas embang Tanjung terletak di e"amatan :angsa Timur ota :angsa.

%ilayah kerja puskesmas meliputi # Desa yang tersebar dalam ke"amatan

:angsa Timur. 8dapun batas$batas wilayahnya adalah>

a. *ebelah utara berbatasan dengan Desa *ukarejo.

 b. *ebelah selatan berbatasan dengan alur Pinang 4arat.

". *ebelah timur berbatasan dengan 8lur Pinang 4arat.

d. *ebelah barat berbatasan dengan 8lur Pinang 4arat.

Puskesmas :angsa Timur memiliki luas wilayah km2 danluas bangunan / m2

serta telah mengalami reno6asi sebanyak satu kali pada tahun 20#0. *arana yang

dimiliki oleh Puskesmas adalah

a. 4angunan Puskesmas # (satu) unit, meliputi ruang kepala puskesmas,

ruang administrasi,ruang program,ruang perawatan dan ruang penunjang

 b. Puskesmas Pembantu (Pustu) 2 unit

". Polindes # unit

d. -umah dinas paramedis unit

Bumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas kembang tanjung, yaitu #.#2

 jiwa.

$.2 *um'er &aa #esehatan ang a&a

$.2.1 Tenaga #esehatan

Puskesmas :angsa Timur memiliki tenaga kesehatan sebanyak # orang.

Tabel . Benis Pegawai esehatan Puskesmas :angsa Timur Tahun 20##

N!. )ens PegaCa )umlah

#. P=* / orang

2. PTT # orang

&onor orang

4akti orang

T!tal # orang$.2.2 asltas Penunjang

Puskesmas embang Tanjung memiliki !asilitas penunjang dalam mendukung

tugas$tugas operasional dan agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih luas dan

merata hingga dapat men"akup ke seluruh wilayah kerjanya. 8dapun !asilitas

 penunjang tersebut adalah sebagai berikut>

#. *atu unit Pustu (Puskesmas pembantu), yaitu>

a. Pustu 8lur +erbau

2

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 27/36

 b. Pustu 8lur Pinang

2. Dua unit Pusling (Puskesmas keliling) dengan kendaraan roda empat

(8mbulan"e) yang kegiatannya>

a. +emberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Posyandu.

 b. +elakukan penyuluhan kesehatan.

". +elakukan rujukan medik bagi kasus gawat darurat

d. +elakukan penyelidikan terhadap :4 (ejadian :uar 4iasa).

e. +elakukan konsultasi dan koordinasi ke Dinas esehatan ota 4anda 8"eh.

. <nam belas unit kendaraan roda dua, enam unit berada di Puskesmas dan dua

unit berada di Pustu yang kegiatannya untuk>

a. *arana operasional program sur6eillan"e.

 b. *arana transportasi administrasi Puskesmas .

". *arana transportasi petugas dari Pustu ke Puskesmas atau sebaliknya.

d. *arana operasional pendataan peserta BamkesmasG8skesGB8.

e. *arana operasional dalam memonitor status gi@i bayi dan balita yang ada di

wilayah kerja Puskesmas :angsa Timur.

$.3 *arana Pelaanan #esehatan ang a&a

8dapun # kegiatan pokok yang dijalankan oleh Puskesmas :angsa Timur adalah

sebagai berikut>

#. ;paya esehatan wajib puskesmas, meliputi >

a. Promosi esehatan masyarakat

 b. esehatan :ingkungan

". 38 dan 4

d. ;saha peningkatan gi@i

e. Pemberantasan penyakit menular 

!. ;paya pengobatan

2. ;paya kesehatan pengembangan puskesmas >

a. ;paya kesehatan sekolah

 b. Perawatan kesehatan masyarakat

". ;paya kesehatan kerja

d. ;paya kesehatan gigi dan mulut

e. esehatan jiwa

!. esehatan mata

g. esehatan dan usia lanjut

h. Pembinaan pengobatan tradisional

2/

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 28/36

i. Peran serta masyarakat

. ;paya pelayanan penunjang

a. :aboratorium sederhana

 b. Pen"egahan in!eksi". *P2T

BAB @

HA*IL DAN PEMBAHA*AN

+.1 Hasl Peneltan

4erdasarkan pengumpulan data penelitian yang dikumpulkan selama bulan

Banuari 20# di Poli Puskesmas :angsa Timur diperoleh jumlah pasien diabetes

melitus sebanyak #20 pasien.

+.1.1 <am'aran Dstr'us Da'etes Meltus Ber&asarkan )ens #elamn

4erdasarkan jenis kelamin pasien dibagi menjadi dua yaitu laki$laki dan

 perempuan. &asil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel .# berikut ini>

Tabel .# Distribusi penyakit diabetes melitus berdasarkan jenis kelamin

N! )ens #elamn N

# :aki$laki # 0,

2 Perempuan ,#/

Total #20 #00

 

2

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 29/36

Dari tabel di atas terlihat jumlah pasien diabetes melitus berjenis kelamin

laki$laki sebanyak # pasien (0,1) dan pasien dengan jenis kelamin

 perempuan sebanyak pasien (,#/1).

+.1.2 <am'aran Dstr'us Da'etes Meltus Ber&asarkan Usa

arakteristik usia pasien dibagi menjadi empat kategori usia yaitu 0$0

tahun, #$0 tahun, #$/0 tahun, /#$0 tahun,. &asil selengkapnya dapat dilihat

 pada Tabel .2 berikut ini>

Tabel .2 Distribusi penyakit diabetes melitus berdasarkan usia

N! Usa Pasen n

 # 0$ tahun /2 0,002 $ tahun 2 ,00

/0$ tahun 0,00

Total #20 #00

Dari tabel di atas terlihat jumlah pasien diabetes melitus dengan usia 0$

tahun sebanyak /2 pasien (0,001), usia $ tahun sebanyak 2 pasien

(,001), dan yang berusia /0$ tahun sebanyak pasien (0,001).

+.1.3 <am'aran Dstr'us Da'etes Meltus Ber&asarkan Tngkat

#e(atuhan mnum !'at

4erdasarkan tingkat kepatuhan minum obat yang didaptkan dari pengisian

kuesioner  MMA')*, pasien dibagi menjadi tiga kategori yaitu kepatuhan tinggi,

kepatuhan sedang, dan kepatuhan rendah. &asil selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel . berikut ini>

Tabel . Distribusi penyakit diabetes melitus berdasarkan tingkat kepatuhan

minum obat

N! Tngkat #e(atuhan n # epatuhan tinggi 2 #,#

2 epatuhan sedang 2 2,/

epatuhan rendah ,#/

Total #20 #00

Dari tabel di atas terlihat jumlah pasien diabetes melitus dengan tingkat

kepatuhan minum obat yang tinggi sebanyak 2 pasien (#,#1), kepatuhan

sedang sebanyak 2 pasien (2,/1), dan yang tingkat kepatuhannya rendah

sebanyak pasien (,#/1).

2

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 30/36

+.2 Pem'ahasan

+.2.1 Pem'ahasan Data Peneltan

#. Benis elamin

4erdasarkan hasil penelitian didapatkan jumlah pasien diabetes melitus

 berjenis kelamin laki$laki sebanyak # pasien (0,1) dan pasien dengan jenis

kelamin perempuan sebanyak pasien (,#/1).

Benis elamin bukan merupakan !aktor resiko dari diabetes melitus tipe 2

namun se"ara epidemiologi jumlah penderita D+ tipe 2 lebih banyak pada pasien

 berjenis kelamin laki$laki. Pada penelitian yang dilakukan oles *iswanto (200)

didapatkan bahwa angka kejadian D+ tipe 2 berdasarkan jenis kelamin laki$laki

dibanding perempuan adalah #>2. &al ini dapat terjadi karena subjek penelitian

mayoritas adalah perempuan.

2. ;sia

4erdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pasien diabetes melitus di

 poli Puskesmas :angsa Timur jumlah pasien diabetes melitus dengan usia 0$

tahun sebanyak /2 pasien (0,001), usia $ tahun sebanyak 2 pasien

(,001), dan yang berusia /0$ tahun sebanyak pasien (0,001).

&asil penelitian yang didapatkan oleh +ihardja : (200) yang dilakukan di

 perkotaan indonesia didapatkan bahwa pre6alensi responden yang mempunyai

riwayat diabetes melitus "enderung meningkat dengan bertambahnya usia, hal ini

disebabkan semakin lanjut usia maka pengeluaran insulin oleh pankreas juga

semakin berkurang. =amun pre6alensi pada usia tahun keatas semakin

menurun, kemungkinan pada kelompok tersebut responden D+ berkomplikasi

 berat sehingga tidak bisa datang ketempat pemeriksaan atau kemungkinan pada

kelompok tersebut sebagian besar sudah meninggal.

;sia merupakan !aktor resiko D+ tipe 2, angka kejadian D+ tipe 2

meningkat pada usia J tahun. *esuai dengan kepustakaan yang didapat pada

 penelitian yang dilakukan oleh siswanto (200) bahwa angka kejadian D+ tipe 2

terbesar rentan pada usia #$0 tahun yaitu sebesar 01.

0

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 31/36

. Tingkat kepatuhan minum obat

4erdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pasien diabetes melitus di

 poli Puskesmas :angsa Timur dengan tingkat kepatuhan minum obat yang tinggi

sebanyak 2 pasien (#,#1), kepatuhan sedang sebanyak 2 pasien (2,/1),

dan yang tingkat kepatuhannya rendah sebanyak pasien (,#/1).

4erbagai penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan pasien pada pengobatan

 penyakit yang bersi!at kronis pada umumnya rendah. Penelitian yang melibatkan

 pasien berobat jalan menunjukkan bahwa lebih dari /01 pasien tidak minum obat

sesuai dengan dosis yang seharusnya (4asuki, 200). +enurut laporan %&' pada

tahun 200, kepatuhan rata$rata pasien pada terapi jangka panjang terhadap

 penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 01, sedangkan di negara

 berkembang, jumlah tersebut bahkan lebih rendah (8sti, 200).

+.2.2 #eter'atasan Peneltan

Penelitian ini merupakan penelitian deskripti! dengan pendekatan cross

 sectional dengan menggunakan data sekunder yang dikumpulkan se"ara langsung

melalui rekam medis yang terdapat di poli Puskesmas :angsa Timur. 8dapun

keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut>

#. -an"angan penelitian deskripti! dengan pendekatan cross sectional sehingga

 penelitian ini hanya menyuguhkan sejelas mungkin !enomena sewaktu, tanpa

men"oba menganalisa mengapa dan bagaimana !enomena tersebut terjadi.

2. emungkinan adanya bias pada penelitian ini, antara lain karena sebagian data

total pasien diabetes melitus tidak lengkap dan sebagian hilang, *ehingga

 jumlah sampel yang diperoleh sangat terbatas.

#

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 32/36

BAB @I

#E*IMPULAN DAN *ARAN

,.1 #esm(ulan

esimpulan dari penelitian ini adalah>

#. Dari hasil penelitian terlihat penyakit diabetes melitus banyak ditemukan

 pada pasien dengan jenis kelamin kelamin laki$laki, dimana hasil penelitian

menunjukkan pasien berjenis kelamin berjenis kelamin laki$laki sebanyak 

# pasien (0,1) dan pasien dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 

pasien (,#/1).

2. Dilihat dari usia, pasien diabetes melitus lebih dominan ditemukan pada usia

0$ tahun sebanyak /2 pasien (0,001), usia $ tahun sebanyak 2

 pasien (,001), dan yang berusia /0$ tahun sebanyak pasien (0,001).

,.2 *aran

4erdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan saran$saran

sebagai berikut>

#. epada peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadikan penelitian ini

sebagai inspirasi, data dasar maupun sebagai a"uan untuk melakukan

 penelitian lainnya se"ara lebih mendalam.

2. 4agi pihak petugas medis di Puskesmas diharapkan dapat melakukan

deteksi dini dengan mengadakan skrining se"ara akti! pada penderita

2

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 33/36

diabetes melitus baik yang baru dan lama untuk pen"egahan komplikasi,

serta dapat memberikan saran dan penyuluhan kepada pasien diabetes

melitus untuk mengenal penyakit diabetes melitus dan menghindari !aktor 

resikonya.

. +eningkatkan kesadaran penderita D+ tipe 2 untuk selalu mengontrol

kadar gula darah dan tekanan darah serta agar patuh berobat.

. +eningkatkan kepedulian masyarakat untukmenjaga kesehatan dengan pola

hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin terutama

 pada orang dengan !aktor resiko.

DATAR PU*TA#A

8sti, Tri. 200. +e!athan %asien Fa#tor %enting dalam +eberhasilan -era!i.

3n!o P'+, Col. /, =o. , htt! 

 !er!sta#aan.!om.go.id+ole#si/ainnya0letin123In$o123%OM3435.

 !d$ 

4asuki, <ndang. 200. onseling +edik > un"i +enuju epatuhan Pasien.

 Ma6alah +edo#teran Indonesia, Col =omor 2 9ebruari 200.

5heng, D. 200. Pre6alen"e, predispositionand pre6ention o! type 33 diabetes

:ondon>=ur +etab diakses dari

htt!&&&.!bmedcentral.nih.go7tocrender.$cgi8iid9:*3;* .

5oppel, ., et al. 200.  Medication Adherence amongst %eo!le &ith /ess than

 Ideal <lycaemic Control the /i$estyle O7er and abo7e Drgs in Diabetes

(/OADD stdy". Diabetes -esear"h and 5lini"al Pra"ti"eQ /, /2.

Depkes -3. 200. Diabetes +elitus di 3ndonesia. Diakses R 2 =o6ember 20#S

dari www.depkes.go.id .

9unnel, +. 200. +i"higan Diabetes -esear"h and Training 5enter. Diakses dari

http>GGwww.med.umi"h.eduG#librGguidesnoninsul.htm.

Austa6iani -. Diagnosis dan lasi!ikasi Diabetes +elitus. Dalam > buku ajar ilmu penyakit dalam. *udoyo 8%, *etiyohadi 4, 8lwi 3 dkk, editor. Bilid 333.

<disi 3C. Bakarta > balai penerbit 9;3, 200Q #/.

3lyas *. 200. Ilmu Penakt Mata. <disi ke$. 4alai Penerbit 9;3. Bakarta.

umar, 5otran, -obbins. 200/. Buku Ajar Pat!l!g. <disi ke$/. Col 2. <A5.

Bakarta.

+ihardja :. 200. 9aktor yang 4erhubungan dengan Pengendalian Aula Darah

Pada Penderita D+ di Perkotaan 3ndonesia. 4adan Penelitian dan

Pengembangan Departement esehatan -epublik 3ndonesia. +ajalah

edokteran. Col .=o . Bakarta.

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 34/36

 =otoatmodjo *. 200. Met!&el!g Peneltan #esehatan. 5etakan ke$. Bakarta.

PT -ineka 5ipta.

P<-<=3. 200. #!nsensus Pengel!laan &an Pen"egahan Da'etes Meltus

T(e 2 & In&!nesa. Bakarta.

Pers. 2/. akt!r Lngkungan &an <aa H&u( Ber(eran Besar Mem"u

Da'etes. http> GGpdpersi."o.id.  &akses tanggal 3 7kt!'er 213F.

-ahajeng, <. 200/. -esiko 'besitas pada kasus toleransi glukosa terganggu

terhadap kejadiab diabetes melitus tipe 2 dan !aktor non$genetikU lain

yang berpengaruh.

-ita hairani. 200/. Pre6alensi Diabetes +elitus dan &ubungannya dengan

ualitas &idup :anjut ;sia di +asyarakat. 4agian 3lmu Penyakit Dalam

9akultas edokteran ;ni6ersitas Trisakti. ;ni6ersa +edi"inaQ 2> #$2.

*iswanto 3&. 200. Pre6alensi Diabetes +elitus Tipe 2 Pada 'besitas *entral di

elurahan Tajur 5iledug. Bakarta.

*udoyo 8%, *etiyphadi 4, 8lwi 3, *imadibrata +, *etiati *. 200. Buku Ajar

Ilmu Penakt Dalam. <disi ke$. Bilid . 4alai Penerbit 9;3. Bakart

Tenriesa, 4udu. 200. Cas"uler <ndothelial Arowth 9a"tor (C<A9) Aene

Polymorphisms 3n Patients %ith Diabeti" -etinopathy. The 3ndonesian

Bournal o! +edi"al *"ien"e #(2)> 2$.

;nited *tates. 5enters !or Disease 5ontrol and Pre6ention. 20#. Medication Adherence RonlineS. 5D5Is =oon 5on!eren"e

*our"e>http>GGwww."d".go6Gprimary"areGmaterialsGmedi"ationGdo"sGmedi"a

tion$ adheren"e$0#""d.pd! .

 

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 35/36

Lam(ran

;<*3'=<- =o> VVVVV 

*ilahkan menjawab semua pertanyaan 8nda sebaik mungkin. *emua jawaban

8nda akan dijaga kerahasiaannya. 3si dan lingkari jawaban yang sesuai dengan

diri 8nda.

:8T8- 4<:88=A

#G ;mur> tahun 2G Benis elamin>

# F 0 M tahun 2 F M tahun F /0 M tahun # F :aki$laki

2 F Perempuan

Skala Ukur Kepatuhan Minum Obat

“MMAS-8 (Medication Morisky Adherence Scale)” 

Penilaian kepatuhan minum obat

0 : 8 kepatuhan tinggi

1 : 6 - 7 kepatuhan sedang

2 : < 6 kepatuhan rendah

Berilah tanda ( ) pada kolom yang sesuai

Pertanyaan Ya Tidak

 Apakah Bapak/Ibu minum obat secara teratur

 Apakah Bapak/Ibu kadang-kadang !upa minum obat

"eseorang kadang-kadang tidak minum obat karena

beberapa a!as an se!ain !upa# "e!ama 2 minggu terakhir$

apakah Bapak/ Ibu pernah tidak minum obat

7/26/2019 Mini Project Mira - Copy

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-mira-copy 36/36

%etika Bapak/ Ibu bepergian apa pernah !upa tidak

memba&a obatn'a

 Apakah Bapak/ Ibu minum obat anti hipertensi tidak sesuai

resep dokter

%etika Bapak/Ibu merasa tekanan darah te!ah terkontro!

atau turun$ apakahBapak/ Ibu berhenti minum obat

 Apakah Bapak/Ibu merasa bah&a terapi hipertensi 'ang

didapat ini rumit/ komp!eks

 Apakah Bapak/Ibu sering menga!ami kesu!itas mengingat

se!uruh obat anti hipertensi 'ang harus dikonsumsi