BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Gambaran umum Perusahaan
Carrefour di Indonesia hadir sejak tahun 1996 dengan membuka gerai pertama di Cempaka Putih
pada bulan Oktober 1998. Pada saat yang sama, Continent, sebagai perusahaan ritel Prancis,
membuka gerai pertamanya di Pasar Festival. Pada tahun 1999, Carrefour dan Promodes
(sebagai pemegang saham utama dari Continent) menggabungkan semua kegiatan usaha ritel di
seluruh dunia dengan nama Carrefour. Hal tersebut menjadikan Carrefour sebagai ritel terbesar
kedua di dunia.
Sebagai bagian dari perusahaan global, PT. Carrefour Indonesia berusaha untuk memberikan
standar pelayanan kelas dunia dalam industri ritel Indonesia. Carrefour Indonesia
memperkenalkan konsep hipermarket dan menyediakan alternatif belanja baru di Indonesia bagi
pelanggan Carrefour Indonesia. Carrefour menawarkan konsep “One-Stop Shopping” yang
menawarkan tempat pilihan dengan produk yang beragam, harga murah, dan juga memberikan
pelayanan terbaik sehingga melebihi harapan pelanggan.
Saat ini, Carreour sudah beroperasi di 83 gerai dan tersebar di 28 kota/kabupaten di Indonesia.
Sebagai salah satu pemain ritel terkemuka, Carrefour Indonesia berkomitmen untuk memberikan
pelayanan terbaik bagi pelanggan Carrefour di Indonesia. 72 juta pelanggan telah mengunjungi
Carrefour di tahun 2010, naik dari 62 juta pelanggan di tahun sebelumnya.Carrefour sangat
peduli terhadap kebutuhan pelanggan dengan menawarkan lebih dari 40.000 produk, sehingga
pelanggan dapat memperoleh pilihan lengkap kebutuhan sehari-hari yang berkualitas baik
dengan harga diskon di dalam lingkungan belanja yang nyaman.
Carrefour Indonesia memiliki sekitar 28,000 karyawan langsung dan tidak langsung seperti
SPGs, cleaning service, dll. Carrefour Indonesia telah bermitra dengan sekitar 4,000 pemasok
yang hampir 70% adalah UKM (Usaha Kecil Menengah). Selain itu, dengan kehadiran Carrefour
di Indonesia, Carrefour dapat membantu industri terkait seperti transportasi, logistik, konstruksi,
pergudangan juga akan berkembang berkembang bersama Carrefour membangun negeri.
Sejalan dengan program Pemerintah tentang Corporate Social Responsibility (CSR), Carrefour
Indonesia terus mengembangkan program yang komprehensif, terpadu dan berkelanjutan, yaitu
"Pojok Rakyat" yang sepenuhnya didukung oleh Departemen Perdagangan, Departemen
Koperasi dan UMKM dan Departemen Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia. Carrefour
Indonesia mengalokasikan "Pojok Rakyat" di sebuah lokasi khusus di 14 gerai yang tersebar di 7
kota (Jakarta, Palembang, Surabaya, Makassar, Bandung, Medan and Yogyakarta. Carrefour juga
ikut menyediakan akses pasar dan kegiatan promosi untuk memastikan bahwa produk tersebut
berhasil.
Carrefour Indonesia tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan pelanggan, lingkungan,
masyarakat, karyawan (asosiasi), mitra bisnis, sektor pertanian dan industri terkait. Carrefour
Indonesia juga telah berkontribusi untuk menciptakan kesempatan kerja langsung dan tidak
langsung untuk lebih dari 28.000 orang dan menekankan penggunaan produk lokal yang pada
gilirannya akan menciptakan lebih banyak peluang lapangan kerja di masing masing wilayah
sehingga akan mengurangi urbanisasi ke kota.
Carrefour Indonesia juga telah memberikan kontribusi dan berpartisipasi aktif dalam
pembangunan daerah di sektor Pertanian dengan membeli 95% produk dari pasar domestik,
meningkatkan kehidupan petani dengan menjaga hubungan jangka panjang dan memperluas
akses pasar di gerai Carrefour Indonesia, meningkatkan perkembangan kualitas produk lokal
dengan memperkenalkan metode pertanian modern dan lebih aman, misalnya pengembangan
secara aktif penggunaan pupuk alami, dan menerapkan sistem kontrol pengelolaan air.
Tahun ini, 13 tahun kehadiran di Indonesia, Carrefour terus mengembangkan cara untuk
berkontribusi secara konsisten dan berkesinambungan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Carrefour Indonesia telah memberi kontribusi terhadap peningkatan pendapatan pajak nasional,
mengatasi inflasi dengan menawarkan dan pelebaran akses masyarakat terhadap produk yang
lebih terjangkau, yang pada gilirannya meningkatkan tingkat konsumsi domestik dan daya beli
pelanggan.
Carrefour Indonesia berharap semua usaha dan kontribusi selama tahun-tahun 13 di Indonesia
akan membawa Carrefour Indonesia untuk menjadi Perusahaan Retail Pilihan Keluarga
Indonesia pada tahun 2012.
1.1.2 Latar Belakang Masalah
Sebuah organisasi alaminya akan selalu berkembang seiring berjalannya waktu. Organisasi yang
baik adalah organisasi yang bertujuan untuk berkelanjutan (Sustain). Tujuan organisasi harus
selaras dengan kemampuan sumber daya manusianya untuk mentrasnformasikan impian menjadi
sebuah kenyataan. Pemimpin organisasi bertugas untuk memimpin para bawahannya untuk dapat
mentransformasikan tujuan perusahaan menjadi kenyataan. Pemimpin organisasi dalam hal ini
bertindak sebagai decision maker harus mampu membuat keputusan secara tepat dan cepat bagi
kepentingan organisasi. Pemimpin organisasi tidak hanya bertindak sebagai pengambil
keputusan akhir tapi juga bisa bertindak sebagai seorang yang mempengaruhi para karyawannya.
Pemimpin sebuah organisasi harus bisa mendirect divisi-divisi yang ada di perusahaan. Adapun
divisi-divisi yang ada di perusahaan antara lain: pemasaran, produksi, keuangan hingga divisi
HRD/talent manager.
Berkaitan dengan sumberdaya manusia yang dipimpin, perusahaan/organisasi memiliki divisi
yang mengelola khusus masalah sumber daya manusia ini, dewasa ini dikenal sebagai human
capital, divisi tersebut dikenal dengan nama HRD/talent manager. Divisi HRD berkaitan dengan
manajemen sumberdaya manusia. HRD bertugas untuk merekrut, melatih, atau mengevaluasi
seluruh sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Disini peran manajemen sumberdaya
manusia sangat penting, seperti perekrutan karyawan, pelatihan karyawan, identifikasi
produktifitas karyawan, serta evaluasi kinerja karyawan.
Berhubungan dengan jam istirahat yang diberikan oleh perusahaan akan mempengaruhi tingkat
kedisiplinan karyawan serta tingkat produktifitas karyawan. Kedisiplinan erat hubungannya
dengan tingkat produktivitas seorang pegawai. Kedisiplinan karyawan dalam pemanfaatan jam
istirahat akan meningkatkan tingkat efeisiensi karyawan. Adapun bentuk kedisiplinan yang dapat
diunjukkan oleh karyawan seperti; ketepatan waktu para karyawan untuk kembali ke rutinitas
kerja, fokus karyawan ke aktifitas kerja, serta totalitas karyawan untuk kembali bekerja setelah
melalui jam istirahat.
Kecenderungan umumnya bahwa pada setiap perusahaan/organisasi bahwa tiap individu akan
cepat bosan akan hal yang bersifat monoton dan dikerjakan secara rutin. Oleh karena itu pada
tiap perusahaan harus menyediakan break time atau jam istirahat. Jam istirahat pada dasarnya
berfungsi untuk melepaskan kepenatan sejenak dari rutinitas kerja. Jam istirahat yang diberikan
tiap-tiap perusahaan berbeda-beda. Pada umumnya jam istirahat yang disediakan oleh
perusahaan selama 4 jam kerja adalah sebanyak +/- 30 menit lamanya. Jadi apabila seorang
karyawan bekerja selama sehari penuh selama 8 jam, ia berhak menggunakan waktu istirahat 1
jam lamanya. Jam istirahat biasanya digunakan para pekerja/karyawan untuk makan, beribadah,
merokok, atau sekedar mengobrol dengan sesama rekan kerja.
Hubungannya tingkat kedisiplinan dengan waktu jam istirahat yang digunakan oleh karyawan
adalah ketika karyawan PT. Carrefour dapat kembali ke rutinitas kerjanya sediakala. Oleh karena
itu dalam riset ini akan membahas mengenai apa pengaruh dan seberapa besar pengaruh yang
diberikan oleh jam istirahat terhadap tingkat kedisiplinan karyawan dalam hal ini produktivitas
karyawan.
Dari uraian di atas, maka diputuskan untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Pengaruh Penggunaan Jam Istirahat dan Tingkat Kedisiplinan Karyawan Terhadap Produktivitas
Karyawan PT. Carrrefour.”
1.2 Identifikasi Masalah
1. Apa hubungan penggunaan jam istirahat karyawan dengan produktivitas karyawan di PT.
Carrefour? (T1)
2. Apa hubungan tingkat kedisiplinan karyawan dengan produktivitas karyawan di PT
Carrefour? (T2)
3. Apa hubungan penggunaan jam istirahat karyawan dan tingkat kedisiplinan karyawan
dengan produktivitas karyawan di PT. Carrefour? (T3)
4. Apa pengaruh penggunaan jam istirahat karyawan dan tingkat kedisiplinan karyawan
terhadap produktivitas karyawan di PT. Carrefour? (T4)
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hubungan penggunaan jam istirahat karyawan dengan produktivitas
karyawan di PT. Carrefour. (T1)
2. Untuk mengetahui hubungan tingkat kedisiplinan karyawan dengan produktivitas
karyawan di PT Carrefour. (T2)
3. Untuk mengetahui hubungan penggunaan jam istirahat karyawan dan tingkat kedisiplinan
karyawan dengan produktivitas karyawan di PT. Carrefour. (T3)
4. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan jam istirahat karyawan dan tingkat kedisiplinan
karyawan terhadap produktivitas karyawan di PT. Carrefour. (T4)
1.4 Manfaat Penelitian
1. Untuk kebutuhan ilmu pengetahuan berkaitan dengan pengelolaan sumber daya manusia
2. Memberikan masukan kepada pihak perusahaan dalam pengelolaan sumber daya manusia
berkaitan dengan penggunaan jam istirahat karyawan.
3. Memberikan arahan bagi karyawan dalam penggunaan jam istirahat yang efektif
BAB II
Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran
Landasan Teori:
2.1.1 Pengertian Kedisiplinan
Kedisiplinan atau disiplin adalah sebuah bentuk kepatuhan terhadap sebuah peraturan, etika,
norma dan kaidah atau ketentuan yang diterapkan/dijalankan oleh suatu perusahaan/organisasi
tertentu.
Disiplin kerja adalah sebuah sikap kejiwaan yang ditunjukkan oleh karyawan baik perseorangan
maupun kelompok yang senantiasa patuh dan berkehendak selal mentaati peraturan organisasi
yang ada.
Dapat diambil intisarinya, bahwa sebuah bentuk kedisiplinan memiliki ciri-ciri antara lain;
Adanya kepatuhan atau ketaatan
Adanya sebuah peraturan yang harus dipatuhi
Adanya sebuah kehendak pribadi atau kelompok dalam menjalankan etika, norma yang
dianut masyarakat.
Adanya perilaku yang dikendalikan.
Disiplin bukan merupakan sebuah tujuan, tapi disiplin adalah salah atu faslitator dalam mencapai
tujuan. Disiplin sangat erat hubungannya dengan produktifitas seseorang, Dengan sebuah bentuk
disiplin maka seorang bisa menjadi pribadi yang lebih tertata, dan terencana. Menjadi pribadi
yang disiplin memang tidak semudah membalikan telapak tangan, butuh waktu, pikiran dan niat
dari dalam diri.
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Kemudian timbul kata Disciplina
yang berarti pengajaran atau pelatihan Hingga sat ini disiplin ditafsirkan dalam beberapa
pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai sebuah kepatuhan terhadap peratuaran atau
tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai sebuah bentuk latihan yang
bertujuan dalam pengembangan diri agar dapat berperilaku tertib. Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan. Kedisiplinan pegawai adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan
dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap
pekerjaannya.
2.1.2 Bentuk kedisiplinan
1) Disiplin dalam menggunakan waktu.
Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik.Karena waktu amat berharga
dan salah satu kunci kesuksesan adalahdengan bisa menggunakan waktu dengan baik
2) Disiplin diri pribadi
Disiplin diri merupakan kunci bag ikedisiplinan pada lingkungan yang lebih luas lagi. Contoh
disiplin diri pribadi adalah tidak pernah lalai dalam beribadah kepada Tuhan YME
3) Disiplin Sosial
Pada hakekatnya disiplin sosial adalah Disiplin dari dalam kaitannya dengan masyarakat. Contoh
prilaku disiplin sosial adalah melaksanakan program yang dicanangkan oleh ketua RT setempat
seperti: pelaksanaan siskamling atau kerja bakti.
4) Disiplin Nasional
Berdasarkan hasil perumusan lembaga pertahanan nasional, yang diuraikan dalam disiplin
nasional untuk mendukung pembangunan nasional. Disiplin nasional diartikan sebagai status
mental bangsa yang tercemin dalam perbuatan berupa keputusan dan ketaatan. Baik secara sadar
maupun melalui pembinaan terhadap norma-norma kehidupan yang berlaku.Disiplin nasional
pada hakekatnya mencakup :
(a) Timbulnya kesadaran masyarakat dan aparatur penyelenggara terhadap pentingnya disiplin
negara.
(b) Tertibnya ketaatan bangsa kepada aturan hukum
(c) Terbentuk sistem perilaku demokrasi Konstitusi yang efektif dan efisien
Faktor yang mempengaruhi disiplin nasional :
(a) Menerima pancasila sebagai satu-satunya asas dalam berbangsa, bermasyarakat dan
bernegara.
(b) Kita telah memiliki berbagai peraturan yang kita yakini kebenarannya
(c) Pengamalan Pancasila
(d)Partisipasi masyarakat terhadap pembangunan
2.1.3 Pengertian disiplin kerja
T. Hani Handoko membagi 3 disiplin kerja(1994:208) yaitu:
a. Disiplin Preventif
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar
dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah.
b. Disiplin Korektif
Kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang mencoba
untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu
bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplin.
c. Disiplin Progresif
Kegiatan memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran
yang berulang. Tujuan dari disiplin progresif ini agar karyawan untuk mengambil tindakan-
tindakan korektif sebelum mendapat hukuman yang lebih serius.
2.1.4 Aspek-aspek Disiplin Kerja
a. Waktu Kerja
Jangka Waktu yang digunakan oleh karyawan untuk memulai bekerja, istirahat hingga akhir
kerja.
b. Produktifitas Kerja
Kemampuan untuk menghasilkan sebuah produk/kemampuan untuk mengolah sumberdaya
dalam suatu waktu tertentu.
c. Kehadiran
Kehadiran saat bekerja harus tepat waktu dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
d. Kepatuhan terhadap aturan
Karyawan dituntut untuk memenuhi ketentuan yang memenuhi standar perusahaan
e. Kepatuhan terhadap perintah
Patuh terhadap apa yang diperintah, fokus terhadap perintah yang akan dikerjakan.
2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan kerja
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tidak berjalannya suatu disiplin kerja dalam suatu
perusahaan. Menurut Gouzali Saydam (1996:202), faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Besar kecilnya pemberian kompensasi
b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan
f. Ada tidaknya perhatian kepada pada karyawan
g. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin
2.1.5 Definisi Produktifitas
Produktivitas merupakan rasio antara hasil kegiatan (output, keluaran) dan segala pengorbanan
(biaya) untuk mewujudkan hasil tersebut (input, masukan) (Kussriyanto, 1984, p.1). Input bisa
mencakup biaya produksi (production cost) dan biaya peralatan (equipment cost). Sedangkan
output bisa terdiri dari penjualan (sales), earnings (pendapatan), market share, dan kerusakan
(defects) (Gomes,1995, p.157).
2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi, suatu perusahaan
dalam proses produksi tidak hanya membutuhkan bahan baku dan tenaga
kerja saja, tapi juga harus didukung faktor-faktor lainnya. Antara lain
menurut Siagian adalah :
a. Pendidikan,
b. Pelatihan,
c. Penilaian prestasi kerja,
d. Sistem imbalan,
e. Motivasi, dan
f. Kepusan kerja
2.1.7 Produktifitas Tenaga Kerja
Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi,
harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin
dilakukan oleh manusia (Siagian, 2002, p.2). Oleh karena itu tenaga kerja merupakan faktor
penting dalam mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan oleh dua hal, antara lain; pertama,
karena besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya yang
terbesar untuk pengadaan produk atau jasa; kedua, karena masukan pada faktor-faktor lain
seperti modal (Kussriyanto, 1993, p.1). Menurut Anoraga dan Suyati, (1995, p.119-121)
produktivitas mengandung pengertian yang berkenaan dengan konsep ekonomis, filosofis dan
sistem. Sebagai konsep ekonomis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia
untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan manusia dan
masyarakat pada umumnya.
Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang
selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik
dari hari kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal inilah yang
memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri. Sedangkan konsep sistem,
memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau
keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem. Dapat dikatakan bahwa produktivitas
adalah perbandingan antara hasil dari suatu pekerjaan karyawan dengan pengorbanan yang telah
dikeluarkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sondang P. Siagian bahwa produktivitas adalah:
“Kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang
tersedia dengan menghasilkan output yang optimal bahkan kalau mungkin yang
maksimal.”Banyak hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa produktivitas sangat
dipengaruhi oleh faktor: knowledge, skills, abilities, attitudes, dan behaviours dari para pekerja
yang ada di dalam organisasi sehingga banyak program perbaikan produktivitas meletakkan hal-
hal tersebut sebagai asumsi-asumsi dasarnya (Gomes, 1995, p.160). Pengertian lain dari
produktivitas adalah suatu konsep universal yang menciptakan lebih banyak barang dan jasa bagi
kehidupan manusia, dengan menggunakan sumber daya yang serba terbatas (Tarwaka, Bakri, dan
Sudiajeng, 2004, p.137).
Menurut Manuaba (1992) peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan menekan sekecil-
kecilnya segala macam biaya termasuk dalam memanfaatkan sumber daya manusia (do the right
thing) dan meningkatkan keluaran sebesar-besarnya (do the thing right). Dengan kata lain bahwa
produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat efisiensi dan efektivitas kerja secara total
(Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng, 2004, p.138). Menurut Sinungan, (2003, p.12), secara umum
produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau
jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi
dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa. Produktivitas juga diartikan sebagai:
a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil
b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satuan-
satuan (unit) umum. Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja
yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam
kerja orang.
2.1.8 Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja
Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik perorangan/perorang
atau per jam kerja orang diterima secara luas, namun dari sudut pandangan/ pengawasan harian,
pengukuran-pengukuran tersebut pada umumnya tidak memuaskan, dikarenakan adanya variasi
dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh karena
itu, digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun). Pengeluaran diubah
ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan
dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya yang bekerja menurut pelaksanaan standar. Karena
hasil maupun masukan dapat dinyatakan dalam waktu, produktivitas tenaga kerja dapat
dinyatakan sebagai suatu indeks yang sangat sederhana = Hasil dalam jam-jam yang standar :
Masukan dalam jam-jam waktu. Untuk mengukur suatu produktivitas perusahaan dapatlah
digunakan dua jenis ukuran jam kerja manusia, yakni jam-jam kerja yang harus dibayar dan jam-
jam kerja yang dipergunakan untuk bekerja. Jam kerja yang harus dibayar meliputi semua jam-
jam kerja yang harus dibayar, ditambah jam-jam yang tidak digunakan untuk bekerja namun
harus dibayar, liburan, cuti, libur karena sakit, tugas luar dan sisa lainnya. Jadi bagi keperluan
pengukuran umum produktivitas tenaga kerja kita memiliki unit-unit yang diperlukan, yakni:
kuantitas hasil dan kuantitas penggunaan masukan tenaga kerja (Sinungan, 2003, p.24-25).
2.2 Kerangka berpikir
2.3 Hipotesis
Hipotesis 1
Ho: tidak terdapat pengaruh antara jam istirahat terhadap tingkat kedisiplinan karyawan
Ha: terdapat pengaruh antara jam istirahat terhadap tingkat kedisiplinan karyawan
Hipotesis 2
Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara jam istirahat terhadap tingkat kedisiplinan
karyawan
Ha: terdapat pengaruh yang signifikan antara jam istirahat dengan tingkat kedisiplinan karyawan
BAB III
Metode Penelitian
3.1 Desain Penelitian
Penggunaan jam istirahat Karyawan PT. Carrefour
X1 Tingkat Produktifitas Karyawan PT. Carrefour
Y
Tingkat Kedisiplinan Karyawan PT. Carrefour
X2
Tingkat kepatuhan terhadap aturan
Tingkat kepatuhan pada perintah
Kualitas Kuantitas
Tingkat aktifitas
Jam kerja Motivasi
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif
dimaksudkan untuk mendefinisikan berbagai kriteria serta mendefinisikan nilai-nilai
variabel-variabel yang diteliti. Penelitian asosiatif disini lebih kepada analisis hubungan
kausal dimana variabel independen (variabel bebas) mempengaruhi variabel dependen
(variabel bergantung). Desain dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan
Penelitian
Desain Penelitian
Jenis
Penelitian
Metode
Penelitian Unit Analisis
Time
Horizon
T-1 Asosiatif Survey
Individu: Staf karyawan PT.
Carrefour
Cross
Sectional
T-2 Asosiatif Survey
Individu: Staf karyawan PT.
Carrefour
Cross
Sectional
T-3 Asosiatif Survey
Individu: Staf karyawan PT.
Carrefour
Cross
Sectional
T-4 Asosiatif Survey
Individu: Staf karyawan PT.
Carrefour
Cross
Sectional
Keterangan:
T-1 Untuk mengetahui hubungan penggunaan jam istirahat karyawan dengan produktivitas
karyawan di PT. Carrefour.
T-2 Untuk mengetahui hubungan tingkat kedisiplinan karyawan dengan produktivitas
karyawan di PT Carrefour.
T-3 Untuk mengetahui hubungan penggunaan jam istirahat karyawan dan tingkat kedisiplinan
karyawan dengan produktivitas karyawan di PT. Carrefour.
T-4 Untuk mengetahui pengaruh penggunaan jam istirahat karyawan dan tingkat kedisiplinan
karyawan terhadap produktivitas karyawan di PT. Carrefour.
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Ada tiga variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu Penggunaan Jam
Istirahat Karyawan, Tingkat Kedisiplinan Karyawan, dan Produktivitas Karyawan. Pada
Tabel 3.2 berikut akan diuraikan dimensi dan indikator dari masing-masing variabel,
beserta instrumen pengukuran, skala, dan model pengukuran dari ketiga variabel tersebut.
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Instrumen
Pengukuran
Skala Model
Pengukuran
Penggunaan Jam
Istirahat
1. Kualitas a. Keefektifan
penggunaan Jam
istirahat
Kuesioner Ordinal,
diubah
menjadi
Interval
Likert
2. Kuantitas b. Efisiensi penggunaan
jam istirahat
Tingkat
Produktifitas
1. Tingkat
aktifitas
b. Banyaknya aktifitas
yang dilakukan
Kuesioner Ordinal,
diubah
menjadi
Interval
Likert
2. Jam kerja c. . lamanya waktu
untuk bekerja
3. Motivasi d. gairah kembali ke
rutinitas kerja
Tingkat
Kedisiplinan
1. Tingkat
kepatuhan
pada perintah
e. Melaksanakan
perintah atasan
Kuesioner Ordinal,
diubah
menjadi
Interval
Likert
f. Fokus kepada
perintah atasan
2. Tingkat
kepatuhan
terhadap
aturan
g. Pemakaian seragam
h. Datang tepat waktu
dan tertib kembali ke
rutinitas
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan sumber data
berasal dari data primer maupun sekunder, seperti dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah
ini.
Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Data Jenis Data Sumber data
Dasar pengukuran variabel Kualitatif Data Sekunder dari tinjuan
pustaka
Kualitas jam istirahat Kualitatif Data Primer kuesioner
Kegiatan dalam jam
istirahat
Kualitatif Data Primer kuesioner
Tingkat kehadiran karyawan Kualitatif Data Primer kuesioner
Tingkat kepatuhan terhadap
peraturan
Kualitatif Data Primer kuesioner
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Studi Pustaka
Peneliti melakukan studi pustaka untuk acuan landasan teoritis. Sumber studi
kepustakaan dari artikel internet dan dari buku.
Kuesioner
Data kuesioner bersumber dari angket yang disebarkan kepada karyawan PT.Carrefour
3.5 Teknik Pengambilan Data
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik berupa hasil perhitungan
maupun ukuran, kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai
sekumpulan objek yang lengkap dan jelas (Menurut Nawawi: 1983, p144).
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga
memiliki karekteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili
populasi. Dengan kata lain sampel adalah bagian dari populasi (Hasan: 2002, p109)
Peneliti menggunakan teknik pengambilan data yaitu simple random sampling dimana
sampel dipilih secara acak dari jumlah yang telah peneliti tentukan.
3.6 Metode Analisis
Tujuan Penelitian Metode Analisis
Jenis Penelitian Teknik Analisis
T-1
Asosiatif Path Analysis dan Pearson
Corellation
T-2
Asosiatif Path Analysis dan Pearson
Corellation
T-3
Asosiatif Path Analysis dan Pearson
Corellation
T-4
Asosiatif Path Analysis dan Pearson
Corellation
3.6.1 Path Analysis
Path analysis digunakan untuk menggambarkan dependensi diarahkan antara satu set variabel. Ini termasuk model yang sama untuk setiap bentuk analisis regresi, analisis faktor, analisis korelasi kanonik, analisis diskriminan, serta model yang lebih umum dalam analisis multivariate dan analisis varians kovarians (MANOVA, ANOVA,ANCOVA).
3.6.2 Pearson Correlation
Korelasi Pearson adalah suatu bentuk rumus yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas atau independent variable dan variabel terikat atau dependent variable. Di mana umumnya variabel terikat diberi notasi Y dan variabel bebas diberi notasi X, di mana variabel bebas ini merupakan pemberian dari hasil suatu pengamatan sehingga variabel bebas tersebut tidak lagi Random atau acak. Untuk penelitian lebih lanjut perlu dilakukan uji kerandoman data sampel.
3.7 Rancangan Hipotesis
Pengujian secara keseluruhan
Hipotesis:
Ho= Penggunaan jam istirahat (X1), Tingkat kedisiplinan karyawan PT. Carrefour (X2),
tidak terdapat pengaruh terhadap Tingkat produktivitas karyawan PT.Carrefour (Y)
Ha= Penggunaan jam istirahat (X1), Tingkat kedisiplinan karyawan PT. Carrefour (X2),
terdapat pengaruh terhadap Tingkat produktivitas karyawan PT.Carrefour (Y)
Pengujian secara individual antara Penggunaan jam istirahat (X1) dan Tingkat
produktivitas karyawan PT. Carrefour (Y)
Hipotesis:
Ho= Variabel Penggunaan jam istirahat (X1) tidak terdapat pengaruh terhadap Tingkat
produktivitas karyawan PT. Carrefour (Y)
Ha= Variabel Penggunaan jam istirahat (X1) terdapat pengaruh terhadap Tingkat
produktivitas karyawan PT. Carrefour (Y)
Pengujian secara individual antara Tingkat kedisiplinan karyawan PT. Carrefour (X2)
dengan Tingkat produktivitas karyawan PT. Carrefour (Y)
Ho= Variabel Tingkat kedisiplinan karyawan PT. Carrefour (X2) tidak terdapat
pengaruh terhadap Tingkat produktivitas karyawan PT. Carrefour (Y)
Ha= Variabel Tingkat kedisiplinan karyawan PT. Carrefour (X2) terdapat pengaruh
terhadap Tingkat produktivitas karyawan PT. Carrefour (Y)
3.8 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Peneliti mengolah semua data yang dihimpun, maka diperoleh gambaran mengenai
penggunaan jam istirahat karyawan PT.Carrefour, tingkat kedisiplinan karyawan
PT.Carrefour yang akan mempengaruhi tingkat produktifitas karyawan PT.Carrefour.
Bila hasilnya menunjukkan bahwa faktor penggunaan jam istirahat dan tingkat
kedisiplinan karyawan PT.Carrefour masih rendah relasinya terhadap tingkat
produktifitas karyawan PT.Carrefour mak perlu dicari penyebabnya dan ada usaha untuk
memperbaikinya.
Peneliti kemudian melakukan analisis dari kuesioner yang telah dihimpun dan disebar
secara acak kepada karyawan PT.Carrefour, untuk mengetahui apakah faktor tingkat
kedisiplinan serta penggunaa jam istirahat mempengaruhi tingkat produktifitas karyawan
PT.Carrefour. Bila dari hasil dari variabel-variabel saling berelasi dan berkontribusi
terhadap kedisiplinan serta penggunaan jam istirahat karyawan PT.Carrefour, maka
perlu melakukan analisis lebih lanjut terhadap tingkat produktiftas karyawan
PT.Carrefour.
Top Related