7/22/2019 Metode Pengujian Aktivitas Analgesik.docx
1/4
Hasil percobaan
% Daya Analgetika = 100% - (
x100%)
Dengan : P= jumlah kumulatif geliat mencit yang diberi obat analgetika
K = jumlah kumulatif geliat mencit yang diberi larutan kontrol
No. Obat geliat badan % DA
1. Kontrol (P.O) 33 -2. Parasetamol (P.O) 30
100% - (
x100%) = 10 %
3. Asetosal (P.O) 4100% - (
x100%) = 86,68 %
4. Na. Diklofenak 35100% - (
x100%) = -6,06%
Perhitungan
Kontrol
Bobot tikus : 150 gram
1. AquadestVolume Pemberian :
x
x vol. Pemberian P.O
:
x
x 5 = 3,75 ml
2. Asam Asetat (10%)Pengenceran : 10 % =
=
=
= 0,01 ml asam asetat di add sampai 10 ml
Volume pemberian :
x
x vol. Pemberian P.O
:
x
x 5 = 3,75 ml
Pertanyaan nomer 4
Metode Pengujian Aktivitas Analgesik
1. Metode geliatObat uji dinilai kemampuannya dalam menekan atau menghilangkan rasa nyeri yang
diinduksi secara (pemberian asam asetat secara intraperitonial) pada hewan percobaan
mencit. Manifestasi nyeri akibat pemberian perangsang nyeri asam asetat intraperitonium
akan menimbulkan refleks respon geliat (writhing) yang berupa tarikan kaki ke belakang,
penarikan kembali abdomen (retraksi) dan kejang tetani dengan membengkokkan kepala dan
kaki belakang. Metode ini dikenal sebagai Writhing Reflex Test atau Abdominal ConstrictionTest. Frekuensi gerakan ini dalam waktu tertentu menyatakan derajat nyeri yang
http://valdisreinaldo.blogspot.com/2012/02/metode-metode-pengujian-aktivitas.htmlhttp://valdisreinaldo.blogspot.com/2012/02/metode-metode-pengujian-aktivitas.htmlhttp://valdisreinaldo.blogspot.com/2012/02/metode-metode-pengujian-aktivitas.html7/22/2019 Metode Pengujian Aktivitas Analgesik.docx
2/4
dirasakannya). Metode ini tidak hanya sederhana dan dapat dipercaya tetapi juga memberikan
evaluasi yang cepat terhadap jenis analgesik perifer
2. Metode ListrikMetode ini menggunakan aliran listrik sebagai penginduksi nyeri. Sebagai respon terhadap
nyeri, hewan akan menunjukkan gerakan atau cicitan. Arus listrik dapat ditingkatkan sesuaidengan kekuatan analgesik yang diberikan. Metode ini dapat dilakukan terhadap kera, anjing,
kucing, kelinci, tikus dan mencit.
3. Metode PanasTiga metode yang bisa digunakan untuk memberikan rangsangan panas:
a. Pencelupan ekor hewan percobaan dalam penangas air panas yang dipertahankan pada suhu 60
1oC.
b. Penggunaan panas radiasi terhadap ekor hewan percobaan melalui kawat Ni panas (5,5 0,05
Amps).
c. Metode hot plate
Metode ini cocok untuk evaluasi analgesik sentral. Pada metode ini hewan percaobaan diletakkan
dalam beaker glass di atas plat panas (56 1oC) sebagai stimulus nyeri. Hewan percobaan akan
memberikan respon terhadap nyeri dengan menggunakan atau menjilat kaki depan. Peningkatan
waktu reaksi yaitu waktu antara pemberian stimulus nyeri dan terjadinya respon dapat dijadikan
parameter untuk evaluasi aktivitas analgesik
4. Metode MekanikMetode ini menggunakan tekanan sebagai penginduksi nyeri. Tekanan diberikan pada ekor
atau kaki hewan percobaan. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah tekanan yang diperlukanuntuk menimbulkan nyeri sebelum dan sesudah diberi obat. Metode ini dapat dilakukan
terhadap anjing, tikus, dan mencit
Pembahasan : Golongan obat analgesik
Obat analgetik atau bahasa simpelnya adalah obat penghilang atau setidaknya mengurangi
rasa nyeri pada tubuh. Obat ini terbagi pada dua kategori besar, yakni obat analgetik narkotik dan
obat analgetik non-narkotik (Katzung, 2010)
Berdasarkan kerja farmakologisnya, analgetik dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
1. Analgetik perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dantidak bekerja sentral
2. Analgetik narkotik, khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti padafractura dan kanker
(Sujatno, 2008)
Penggunaan analgetik perifer mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
mempengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran; juga tidak menimbulkan ketagihan. Kombinasi dari
dua atau lebih analgetika sering kali digunakan, karena terjadi efek polensiasi (Tjay, 2002).
7/22/2019 Metode Pengujian Aktivitas Analgesik.docx
3/4
A. Analgetika Perifer (non-narkotik)Obat-obat ini dinamakan juga analgetika perifer, karena tidak mempengaruhi sistem
saraf pusat, tidak menurunkan kesadaran atau mengakibatkan ketagihan. Semua analgetika
perifer juga memiliki kerja antipiretik, yaitu menurunkan suhu badan pada keadaan demam,
maka disebut juga analgetik antipiretik. Khasiatnya berdasarkan rangsangannya terhadap
pusat pengatur kalor di hipotalamus yang mengakibatkan vasodilatasi perifer (dikulit)
dengan bertambahnya pengeluaran kalor dan disertai dengan keluarnya banyak keringat
(Katzung, 1998).
Efek-efek samping yang biasanya muncul adalah gangguan-gangguan lambung-usus,
kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal dan juga reaksi-reaksi alergi kulit. Efek samping
ini terutama terjadi pada penggunaan lama atau pada dosis besar, maka sebaiknya janganlah
menggunakan analgetika ini secara terus menerus (Katzung, 1998).
Golongan obat AINS bekerja diperifer dengan cara menghambat pelepasan mediator
sehingga aktifitas enzim siklooksigenase terhambat dan sintesa prostaglandin tidak
terjadi.
Beberapa golongan analgetik non-narkotik antara lain sebagai berikut.
1. Turunan Anilin dan Para-aminofenol. Contoh : asetaminofen (analgetik danantipiretik)
2. Turunan 5-pirazolon. Contoh : metamizol (analgetik dan antipiretik)3. Turunan Asam Salisilat. Contoh : asetosal (analgetik, antipiretik, antiradang)4. Turunan 5-pirazolidindion. Contoh : fenilbutazon (analgetik dan antiradang)5. Turunan Asam N-arilantranilat. Contoh : asam mefenamat (analgetik dan
antiradang)
6. Turunan Asam Arilasetat. Contoh : ibuprofen dan diklofenak (analgetik, antipiretik,antiradang)
7. Turunan Oksikam. Contoh : piroksikam (analgetik, antipiretik, antiradang
B. Analgetika NarkotikMerupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau morfin.
Meskipun memperlihatkan berbagai efek farmakodinamik lain. Golongan obat ini terutama
digunakan untukmeredakan atau menghilangkan rasa nyeri yang hebat. Meskipun terbilang
ampuh, jenis ini menimbulkan ketergantungan pada si pemakai (Anonim, 1995).
Analgetik opioid bekerja di sentral dengan cara menempati reseptor di kornu
dorsalis medulla spinalis sehingga terjadi penghambatan pelepasan transmitter dan
perangsangan ke saraf spinal tidak terjadi
Berdasarkan struktur kimianya, analgetik narkotik dibagi menjadi 4 kelompok.
1. Turunan MorfinContoh : morfin, kodein, dan heroin. Kodein memiliki efek analgetik yang lebih
rendah daripada morfin, namun mempunyai efek antibatuk yang kuat, dan tidak
menyebabkan kecanduan. Sedangkan heroin memiliki efek analgetik dan euphoria
7/22/2019 Metode Pengujian Aktivitas Analgesik.docx
4/4
yang lebih tinggi daripada morfin, sehingga sering disalahgunakan. Heroin
menyebabkan kecanduan dan digolongkan ke dalam obat terlarang.
2. Turunan MeperidinContoh : petidin dan loperamid. Petidin mempunyai efek analgetik antara morfin dan
kodein, sering digunakan untuk pengobatan kecanduan morfin karena mempunyai
efek analgetik seperti morfin namun tidak menyebabkan ketergantungan. Sedangkanloperamid mempunyai efek langsung terhadap otot longitudinal dan sirkular usus,
sehingga digunakan sebagai konstipan pada kasus diare akut dan kronis.
3. Turunan MetadonContoh : metadon. Metadon mempunyai aktivitas analgetik 2 kali morfin dan 10 kali
petidin. Seperti petidin, metadon sering digunakan untuk pengobatan kecanduan
morfin karena mempunyai efek analgetik seperti morfin namun tidak menyebabkan
ketergantungan.
4. Turunan Lain-lainContoh : tramadol. Tramadol merupakan analgetik kuat dengan aktivitas 0,1 0,2 kali
morfin. Meskipun efeknya melalui reseptor opiat, tramadol tidak menyebabkan
depresi pernapasan.
Katzung, B. G., 2010, farmakologi dasar dan klinik edisi x, EGC, jakarta
Katzung, B. G., 1998, farmakologi dasar dan klinik edisi vi, EGC, jakarta
Sujatno, H. R. M., 1998, Tinjauan Farmakologi Obat Analgesik Narkotik dan Analgesik Non
Narkotik serta Kombinasinya untuk Rasa Nyeri. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol 8
nomor 3
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta
Tjay, Tan Hoan, Rahardja Kirana, 2002, Obat-obat Penting Khasiat dan Penggunaannya Edisi
5, Elex Media Komputindo, Jakarta
Top Related