REFERAT
“Middle East Respiratory Syndrome – Corona Virus (MERS – CoV)”
Pembimbing :dr. Hj. Heka Mayasari, Sp.A.
Oleh :M. Hafidz Ramadhan
NIDM : 2306.834.2011
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTARUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B CIANJUR
2015
MERS – CoV
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
(khususnya, Coronavirus) sehingga disebut Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus
(MERS-CoV). MERS mempengaruhi sistem pernapasan (paru-paru dan saluran pernapasan)
mulai dari yang ringan sampai yang berat. Sebagian besar pasien MERS berlanjut menjadi
infeksi pernapasan akut berat dengan gejala demam, batuk dan sesak napas. Sekitar 3-4 dari
setiap 10 pasien MERS dilaporkan meninggal.
EpidemiologiMERS pertama kali dilaporkan oleh seorang pejabat kementerian kesehatan di Arab
Saudi pada September 2012. Melalui penyelidikan retrospektif, kemudian diidentifikasi bahwa
kasus MERS pertama terjadi di Yordania pada bulan April 2012. Sejauh ini, semua kasus
MERS berhubungan dengan negara-negara di daerah Semenanjung Arab.
MERS bisa menyerang siapa saja. Pasien MERS berkisar di usia muda dari 1 sampai
99 tahun dengan median 49,5 tahun dan 64% kasus terjadi pada laki – laki.
Masa Inkubasi dan PenularanBerdasarkan informasi dari CDC, masa inkubasi untuk MERS (waktu antara ketika
seseorang terkena MERS-CoV dan ketika mereka mulai memiliki gejala) biasanya sekitar 5
atau 6 hari, tetapi dapat berkisar dari 2-14 hari.
MERS-CoV, seperti coronavirus lainnya, diduga menyebar dari sekresi pernapasan
orang yang terinfeksi. Kemungkinan penularannya dapat melalui :
• Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batuk atau bersin.
• Tidak Langsung: melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.
Namun, cara yang tepat menyebar virus saat ini tidak dipahami dengan baik. Mers-CoV
telah menyebar dari orang sakit ke orang lain melalui kontak dekat, seperti merawat atau hidup
dengan orang yang terinfeksi. Orang yang terinfeksi dapat menyebarkan Mers-CoV kepada
orang lain di rumah sakit. Para peneliti mempelajari MERS-CoV namun belum melihat adanya
berkelanjutan penyebaran Mers-CoV di masyarakat.
Kelompok Risiko Tinggi
Beberapa lembaga kesehatan masyarakat di dunia terus menyelidiki MERS-CoV pada
kelompok kasus di beberapa negara untuk lebih memahami bagaimana MERS-CoV menyebar
dari orang ke orang. Orang yang mungkin berisiko untuk mendapat MERS :
1. Wisatawan dari Semenanjung Arab
Dalam kurun waktu 14 hari setelah bepergian dari negara-negara di atau dekat
Semenanjung Arab (Negara dianggap di Semenanjung Arab dan tetangga termasuk:
Bahrain; Irak, Iran, Israel, Tepi Barat, dan Gaza, Yordania, Kuwait, Lebanon, Oman,
Qatar, Arab Saudi, Suriah, Uni Emirat Arab (UEA), dan Yaman).
2. Kontak dekat dengan wisatawan dari Semenanjung Arab yang sakit.
Jika seseorang telah memiliki kontak dekat dengan seseorang dalam waktu 14 hari
setelah mereka melakukan perjalanan dari sebuah negara di atau dekat Semenanjung
Arab, dan wisatawan telah/ sedang mengalami demam dan gejala penyakit pernapasan,
seperti batuk atau sesak napas, maka harus dipantau kesehatannya selama 14 hari,
mulai dari hari terakhir terkena orang yang sakit.
3. Kontak dekat dengan seseorang yang sudah dikonfirmasi terkena MERS-CoV
4. Tenaga Kesehatan yang tidak memenuhi kewaspadaan pengendalian infeksi (Alat
Pelindung Diri)
5. Orang yang tepapar dengan unta
Mers-COV telah ditemukan di beberapa unta, dan beberapa pasien MERS-CoV telah
melaporkan kontak dengan unta. Namun, tidak diketahui secara persis bagaimana proses
terinfeksi dengan Mers-COV. WHO telah memberikan tindakan pencegahan umum untuk siapa
pun yang mengunjungi peternakan, pasar, lumbung, atau tempat-tempat lain dimana hewan
unta ada. Wisatawan harus tahu dan meningkatkan kebersihan diri, termasuk mencuci tangan
secara teratur sebelum dan setelah menyentuh hewan, dan menghindari kontak dengan hewan
yang sakit. Wisatawan juga harus menghindari konsumsi produk hewani mentah atau setengah
matang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap kelompok dengan risiko tinggi untuk
terkena MERS-CoV yakni orang dengan diabetes, gagal ginjal, atau penyakit paru-paru kronis
dan orang-orang penurunan sistem kekebalan tubuh untuk mengambil tindakan pencegahan
tambahan yakni :
1. Hindari kontak dengan unta.
2. Jangan minum susu unta mentah atau urin unta.
3. Jangan makan daging yang setengah matang, terutama daging unta.
Manifestasi KlinisSebagian besar orang yang telah dikonfirmasi memiliki infeksi MERS-CoV memiliki
penyakit pernapasan akut berat dengan gejala: demam, batuk, sesak napas. Beberapa orang
juga memiliki gejala gastrointestinal seperti diare dan mual / muntah. Bagi banyak orang
dengan MERS, mendapat komplikasi yang lebih berat yakni, seperti pneumonia dan gagal
ginjal. Orang dengan MERS yang telah meninggal. memiliki kondisi medis yang mendasari.
Beberapa orang yang terinfeksi mengalami gejala ringan (seperti gejala flu) atau tidak ada
gejala sama sekali dan biasanya mereka akan pulih kembali.
Berdasarkan penelitian sejauh ini, orang-orang dengan penyakit komorbid yang sudah
ada sebelumnya lebih mudah terinfeksi Mers-CoV, atau memiliki kasus yang parah. Penyakit
komorbid yang sudah ada dari kasus yang telah dilaporkan yakni diabetes; kanker; dan paru-
paru kronis, jantung, dan penyakit ginjal. Individu dengan sistem kekebalan yang lemah juga
berisiko lebih tinggi untuk mendapatkan MERS dan atau memiliki kasus MERS yang parah.
DiagnosisVirus corona diketahui dapat menimbulkan kesakitan pada manusia mulai dari yang
ringan sampai berat untuk itu kenali manifestasi Infeksi Saluran Pernapasan Akut Berat/ SARI.
Sebelum menentukan pasien suspek MERSCoV harus dilakukan penilaian melalui :
• Anamnesis: demam suhu > 38 C, batuk dan sesak, ditanyakan pula riwayat bepergian
dari negara timur tengah 14 hari sebelum onset
• Pemeriksaan fisis: sesuai dengan gambaran pneumonia
• Radiologi: Foto toraks dapat ditemukan infiltrat, konsolidasi sampai gambaran ARDS
• Laboratorium: ditentukan dari pemeriksaan PCR dari swab tenggorok dan sputum
Definisi Kasus MERS-CoVMerujuk pada definisi kasus WHO, klasifikasi kasus MERS-CoV adalah sebagai berikut :
1. Kasus dalam penyelidikan (underinvestigated case)
a. Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan tiga keadaan di
bawah ini :
• Demam (≥38°C) atau ada riwayat demam,
• Batuk,
• Pneumonia berdasarkan gejala klinis atau gambaran radiologis yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit. Perlu waspada pada pasien dengan gangguan system
kekebalan tubuh (immuno-compromised) karena gejala dan tanda tidak jelas.
DAN salah satu kriteria berikut :
1) Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke Timur Tengah (negara
terjangkit) dalam waktu 14 hari sebelum sakit kecuali ditemukan etiologi/
penyebab penyakit lain.
2) Adanya petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat
pasien ISPA berat (SARI/ Severe Acute Respiratory Infection), terutama pasien
yang memerlukan perawatan intensif, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau
riwayat bepergian, kecuali ditemukan etiologi/penyebab penyakit lain.
3) Adanya klaster pneumonia (gejala penyakit yang sama) dalam periode 14
hari, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian, kecuali
ditemukan etiologi/penyebab penyakit lain.
4) Adanya perburukan perjalanan klinis yang mendadak meskipun dengan
pengobatan yang tepat, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat
bepergian, kecuali ditemukan etiologi/ penyebab penyakit lain.
b. Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ringan sampai berat yang
memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi atau kasus probable infeksi
MERS-CoV dalam waktu 14 hari sebelum sakit.
2. Kasus Probabel
a. Seseorang dengan pneumonia atau ARDS dengan bukti klinis, radiologis atau
histopatologis DAN Tidak tersedia pemeriksaan untuk MERS-CoV atau hasil
laboratoriumnya negative pada satu kali pemeriksaan spesimen yang tidak adekuat.
DAN Adanya hubungan epidemiologis langsung dengan kasus konfirmasi MERS-CoV.
b. Seseorang dengan pneumonia atau ARDS dengan bukti klinis, radiologis atau
histopatologis DAN Hasil pemeriksaan laboratorium inkonklusif (pemeriksaan skrining
hasilnya positif tanpa konfirmasi biomolekular). DAN Adanya hubungan epidemiologis
langsung dengan kasus konfirmasi MERS-CoV.
3. Kasus Konfirmasi
Seseorang yang terinfeksi MERS-CoV dengan hasil pemeriksaan laboratorium positive.
Catatan :
Klaster Adalah bila terdapat dua orang atau lebih memiliki penyakit yang sama,dan mempunyai
riwayat kontak yang sama dalam jangka waktu 14 hari. Kontak dapat terjadi pada keluarga atau
rumah tangga, dan berbagai tempat lain seperti rumah sakit, ruang kelas, tempat kerja, barak
militer, tempat rekreasi, dan lainnya.
Hubungan Epidemiologis Langsung Adalah apabila dalam waktu 14 hari sebelum timbul
sakit :
• Melakukan kontak fisik erat, yaitu seseorang yang kontak fisik atau berada dalam ruangan
atau berkunjung (bercakap-cakap dengan radius 1 meter) dengan kasus probable atau
konfirmasi ketika kasus sedang sakit. Termasuk kontak erat antara lain :
» Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan membersihkan
ruangan di tempat perawatan kasus
» Orang yang merawat atau menunggu kasus di ruangan
» Orang yang tinggal serumah dengan kasus
» Tamu yang berada dalam satu ruangan dengan kasus
• Bekerja bersama dalam jarak dekat atau didalam satu ruangan • Bepergian bersama dengan
segala jenis alat angkut / kendaraan.
Kontak erat adalah :
- Seseorang yang merawat pasien termasuk petugas kesehatan atau anggota keluarga, atau
seseorang yang berkontak erat secara fisik.
- Seseorang yang tinggal ditempat yang sama (hidup bersama, mengunjungi) kasus probable
atau kasus konfirmasi ketika kasus sedang sakit
Pemeriksaan LaboratoriumSpesimen yang baik untuk pemeriksaan virus MERS-CoV adalah spesimen yang
berasal dari saluran nafas bawah seperti dahak, aspirat trakea dan bilasan bronkoalveolar.
Spesimen saluran pernafasan atas (nasofaring dan orofaring) tetap diambil terutama bila
spesimen saluran pernafasan bawah tidak memungkinkan dan pasien tidak memiliki tanda-
tanda atau gejala infeksi pada saluran pernapasan bawah. Spesimen dari saluran nafas atas
dan bawah sebaiknya ditempatkan terpisah karena jenis spesimen untuk saluran nafas atas
dan bawah berbeda, namun dapat dikombinasikan dalam satu wadah koleksi tunggal dan diuji
bersamasama.
Virus MERS-CoV juga dapat ditemukan di dalam cairan tubuh lainnya seperti darah,
urin, dan feses tetapi kegunaan sampel tersebut di dalam mendiagnosa infeksi MERS-COV
belum pasti. Pemeriksaan diagnosis laboratorium kasus infeksi MERS-CoV dilakukan dengan
metoda RT-PCR dan dikonfirmasi dengan teknik sekuensing.
PenatalaksanaanSampai saat ini belum ada pengobatan yang bersifat spesifik, pengobatan hanya bersifat
suportif tergantung kondisi keadaan pasien. WHO tidak merekomendasikan pemberian steroid
dosis tinggi. Belum ada vaksin tersedia untuk MERS-CoV.
Pengendalian Infeksi Saat ini, tidak ada vaksin untuk mencegah infeksi Mers-COV. Kementerian Kesehatan Amerika
sedang mencoba menelitinya. Lembaga Penelitian CDC menyarankan bahwa orang membantu
melindungi diri dari penyakit pernafasan dengan mengambil tindakan preventif setiap hari: Cuci
tangan Anda sering dengan sabun dan air selama 20 detik, dan membantu anak-anak
melakukan hal yang sama. Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan
berbasis alkohol. Tutup hidung dan mulut dengan tisu saat Anda batuk atau bersin, kemudian
buang di tempat sampah. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang
belum dicuci. Hindari kontak pribadi, seperti berciuman, atau berbagi gelas atau alat makan,
dengan orang yang sakit. Bersihkan dan disinfeksi permukaan sering disentuh dan benda-
benda, seperti gagang pintu.
Top Related