Ppt Mers (Tugas)

27

description

JHHJ

Transcript of Ppt Mers (Tugas)

Penyakit Virus yang disebabkan oleh Corona Virus yaitu MERS-Cov, menyerang saluran pernafasan mulai dari ringan sampai dengan berat bahkan fatal.

Gejalanya adalah demam, batuk dan sesak nafas, bersifat akut, biasanya pasien memiliki penyakit ko-morbid.

Median usia 61 tahun (range 2-94 tahun) kasus laki – laki : Perempuan = 1 : 1 47% kasus laki – laki dengan usia >40 tahun Masa inkubasi 2-14 hari

MERS-CoV pertama kali dilaporkan Sept. 2012 di Saudi Arabia. WHO ( 22 Mei ) 632 Kasus, 193 + ( 30,54 % ) Pada bulan Maret - April 2014 terjadi peningkatan kasus signifikan. 16 negara terinfeksi :

Timur Tengah : Jordan, Kuwait, Oman, Qatar, Kingdom of Saudi Arabia (KSA) and the United Arab Emirates (UAE), Mesir.

Eropa: France, Germany, Greece, Italy, Netherland and the United Kingdom (UK);

Afrika: Tunisia. Amerika: USA Asia: Malaysia and the Philippines. (Sumber WWW.who.int)

KASUS DENGAN KO-MORBID Dari laporan 47 kasus pertama infeksi MERS CoV di Saudi arabia, 60%

kasus memiliki penyakit komorbid Penyakit – penyakit komorbid tersering adalah :

No Ko-Morbid Jumlah Kasus %

1. Diabetes 32 68%

2. Penyakit ginjal kronis 23 49%

3. Penyakit jantung kronis 13 28%

4. Hipertensi 16 34%

5. Penyakit paru kronis 12 26%

Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia di komunitas yang berkelanjutan.

Kemungkinan penularannya dapat melalui : Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat

pasien batuk atau bersin. Tidak Langsung : melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi

virus.

Berdasarkan data WHO, kasus MERS-CoV sebagian besar menunjukkan tanda dan gejala pneumonia.

Hanya satu kasus dengan gangguan kekebalan tubuh (immunocompromised) yang gejala awalnya demam dan diare, berlanjut pneumonia.

Komplikasi kasus MERS-CoV adalah pneumonia berat dengan gagal napas yang membutuhkan alat bantu napas non invasif atau invasif, Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dengan kegagalan multi-organ yaitu gagal ginjal, Disseminated Intravascular Coagulopathy (DIC) dan perikarditis.

Beberapa kasus juga memiliki gejala gangguan gastrointestinal seperti diare.

Dari seluruh kasus konfirmasi, separuh diantaranya meninggal dunia.

Merujuk pada definisi kasus WHO, klasifikasi kasus MERS-CoV adalah sebagai berikut :

a. Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan tiga keadaan di bawah ini:

• Demam (≥38°C) atau ada riwayat demam, • Batuk, • Pneumonia berdasarkan gejala klinis atau gambaran radiologis yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Perlu waspada pada pasien dengan gangguan system kekebalan tubuh (immuno-compromised) karena gejala dan tanda tidak jelas.

DAN

Salah satu kriteria berikut : 1. Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke Timur Tengah (negara

terjangkit) dalam waktu 14 hari sebelum sakit kecuali ditemukan etiologi/ penyebab penyakit lain.

2. Adanya petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat pasien ISPA berat (SARI/ Severe Acute Respiratory Infection), terutama pasien yang memerlukan perawatan intensif, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian, kecuali ditemukan etiologi/penyebab penyakit lain.

3. Adanya klaster pneumonia (gejala penyakit yang sama) dalam periode 14 hari, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian, kecuali ditemukan etiologi/penyebab penyakit lain.

4. Adanya perburukan perjalanan klinis yang mendadak meskipun dengan pengobatan yang tepat, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian, kecuali ditemukan etiologi/ penyebab penyakit lain.

b. Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ringan sampai berat yang memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi atau kasus probable infeksi MERS-CoV dalam waktu 14 hari sebelum sakit

a. Seseorang dengan pneumonia atau ARDS dengan bukti klinis, radiologis atau histopatologis

DAN Tidak tersedia pemeriksaan untuk MERS-CoV atau hasil laboratoriumnya negative pada satu kali pemeriksaan spesimen yang tidak adekuat.

DAN Adanya hubungan epidemiologis langsung dengan kasus konfirmasi MERS-CoV.

b. Seseorang dengan pneumonia atau ARDS dengan bukti klinis, radiologis atau histopatologis

DAN Hasil pemeriksaan laboratorium inkonklusif (pemeriksaan skrining hasilnya positif tanpa konfirmasi biomolekular).

DAN Adanya hubungan epidemiologis langsung dengan kasus konfirmasi MERS-CoV.

Seseorang yang terinfeksi MERS-CoV dengan hasil pemeriksaan laboratorium positive.

Adalah bila terdapat dua orang atau lebih memiliki penyakit yang sama,dan mempunyai riwayat kontak yang sama dalam jangka waktu 14 hari.

Kontak dapat terjadi pada keluarga atau rumah tangga, dan berbagai tempat lain seperti rumah sakit, ruang kelas, tempat kerja, barak militer, tempat rekreasi, dan lainnya.

Adalah apabila dalam waktu 14 hari sebelum timbul sakit : Melakukan kontak fisik erat, yaitu seseorang yang kontak fisik atau

berada dalam ruangan atau berkunjung (bercakap-cakap dengan radius 1 meter) dengan kasus probable atau konfirmasi ketika kasus sedang sakit. Termasuk kontak erat antara lain : Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan membersihkan ruangan di tempat perawatan kasus. » Orang yang merawat atau menunggu kasus di ruangan » Orang yang tinggal serumah dengan kasus » Tamu yang berada dalam satu ruangan dengan kasus

Bekerja bersama dalam jarak dekat atau didalam satu ruangan Bepergian bersama dengan segala jenis alat angkut / kendaraan

Bila spesimen yang diambil hanya swab nasofaring tanpa disertai spesimen saluran pernafasan bawah, atau penanganan spesimen yang tidak baik dan dinilai berkualitas rendah dari hasil pemeriksaan laboratoris, atau diambil sangat terlambat dalam rentang perjalanan penyakit

Adalah apabila di dapatkan : - Hasil positif pada pemeriksaan skrining yang tidak diikuti dengan pemeriksaan

konfirmasi molekuler. - Hasil pemeriksaan serologis dinyatakan positif pada pemeriksaan laboratorium. - Harus mendapat pemeriksaan virologis dan serologis tambahan untuk dapat

menetapkan konfirmasi kasus MERS-CoV :

>>>>>>

Bila memungkinkan, gunakan spesimen yang berasal dari saluran pernapasan bagian bawah: dahak, aspirate endotracheal, cairan bilasan bronckhoalveolar.

Jika kasus tidak memiliki gejala atau tanda infeksi saluran napas bawah dan tidak tersedia spesimen dari saluran napas bawah, maka harus diambil spesimen nasofaring dan orofaring.

» Jika pada pemeriksaan usap nasofaring hasilnya negative sementara kasus diduga kuat mengidap MERS-CoV, maka kasus harus menjalani pemeriksaan ulang dengan menggunakan spesimen :

- Saluran napas bawah - Nasofaring ditambah orofaring - Serologis (fase akut dan konvalesen

Saat ini diperlukan pemeriksaan diagnostik molekuler yang mencakup satu hasil PCR positif dengan target 2 genom spesifik, atau satu target positif dengan sequensing pada yang kedua.

Akan tetapi, rekomendasi interim untuk pemeriksaan laboratoris untuk MERS-CoV harus merujuk pada standar konfirmasi laboratoris terkini

Adalah seseorang yang didiagnosis oleh dokter pemeriksa sebagai pneumonia yang memerlukan perawatan inap di rumah sakit.

A. Anamnesa - Demam ≥ 38 ° C

- Batuk, Sesak Nafas. - Pada beberapa kasus, ada masalah GIT seperti diare - Riwayat perjalanan dari Semenanjung Arab atau negara-negara sekitarnya 1 dalam 14 hari

B. Radiologi : predominantly peripheral lesions, commonly progressing from unilateral focal air- space opacity to unilateral multifocal or bilateral involvement during treatment.

C. Laboratorium : RT-PCR

1. Spesimen Klinis Rutin - Kultur mikroorganisme sputum dan darah pada pasien dengan pneumonia

2. Spesimen dari saluran napas atas dan bawah - Dilakukan pemeriksaan Virus Influenza A dan B, virus influenza A subtype H1 dan H3 dan H5, dan H5N1

3. Pemeriksaan Spesimen Corona Virus Baru ( Pemeriksaan Untuk Konfirmasi Diagnosa) - Dilakukan dengan menggunakan Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) - Bahan Pemeriksaan :

- Spesimen dari saluran napas atas (hidung/nasofaring/dan atau swab tenggorokan - Spesimen saluran nafas bawah ( Sputum , aspirat endotracheal, kurasan bronkoalveolar)

- Tempat Pemeriksaan : Laboratorium Badan Litbangkes RI Jakarta- Pengambilan specimen serial dari beberapa tempat dalam waktu beberapa hari (setiap 2-3 hari) untuk melihat Viral Sheedin

Langkah pencegahan infeksi MERS-CoV sama dengan pencegahan infeksi Langkah pencegahan infeksi MERS-CoV sama dengan pencegahan infeksi pada penyakit flu burung dan infeksi saluran nafas lainnya. pada penyakit flu burung dan infeksi saluran nafas lainnya.

Hal yang harus dilakukan dalam pengendalian infeksi MERS-CoV : Hal yang harus dilakukan dalam pengendalian infeksi MERS-CoV : - Tindakan pencegahan transmisi droplet. - Tindakan pencegahan transmisi droplet. - Tindakan pencegahan standar diterapkan pada setiap pasien yang - Tindakan pencegahan standar diterapkan pada setiap pasien yang

diketahui atau dicurigai memiliki infeksi pernafasan akut, termasuk pasien diketahui atau dicurigai memiliki infeksi pernafasan akut, termasuk pasien dengan dicurigai, probable atau terkonfirmasi MERS-CoV dengan dicurigai, probable atau terkonfirmasi MERS-CoV

- Pencegahan infeksi dan tindakan pengendalian harus dimulai ketika pasien - Pencegahan infeksi dan tindakan pengendalian harus dimulai ketika pasien masuk triase dengan gejala infeksi pernapasan akut yang disertai demam. masuk triase dengan gejala infeksi pernapasan akut yang disertai demam.

- Pengaturan ruangan dan pemisahan tempat tidur minimal 1 meter antara - Pengaturan ruangan dan pemisahan tempat tidur minimal 1 meter antara setiap pasien ISPA dan pasien lainnya yang tidak menggunakan APD. setiap pasien ISPA dan pasien lainnya yang tidak menggunakan APD.

- Pastikan triase dan ruang tunggu berventilasi cukup. - Pastikan triase dan ruang tunggu berventilasi cukup. - Terapkan etika batuk. - Terapkan etika batuk.