FAWÂTIH AL-SUWARI:
Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Al-Quran
Brought By: Mazizaacrizal
a.k.a
Dewa ng’Asmoro Mudhun Bumi
Visit me at : www.mazizaacrizal.blogspot.com
: www.facebook.com/mazizaacrizal
E-mail : [email protected]
1 | P a g e
ABSRTAK
Fawâtih Suwari atau huruf-huruf atau kalimat pembuka al-Quran
sering dipahami sebagai ayat-ayat mutasyabihat. Ada empat belas
bentuk fawatih suwar yang ada dalam al-Quran dengan jumlah
beragam, ada yang berbentuk satu huruf, dua huruf hingga lima
huruf. Tipologi fawatih suwar juga beragam, ada yang berbentuk
pujian, huruf hijaiyah, dan lain-lain.
Kata Kunci:
Fawâtih, Suwar
Pendahuluan
Al-Quran sebagai kitab suci, telah menjadi sesuatu yang sakral bagi masyarakat
Islam. Fenomena tersebut timbul, karena al-Quran diyakini sebagai wahyu (perkataan)
Allah yang diturunkan kepada Muhammad dan membacanya bernilai ibadah. Sebagai
wahyu Allah, masyarakat Islam meyakini al-Quran sebagai catatan yang terpelihara serta
memiliki esensi aturan atau syariat yang dapat digunakan dalam tatanan kehidupan.
Dengan kata lain, al-Quran sebagai kitab terakhir mampu menimbulkan aspek budi
luhur dan kesempurnaan hukum. Bahkan, al-Quran menjadi sumber pertama yang
dirujuk oleh masyarakat Islam dalam ber-istimbath al-Hukm. Karena itulah, al-Quran
memiliki karakteristik yang urgen untuk dipelajari, diantaranya sebagai salah satu kunci
dalam menafsirkan al-Quran.
Dalam mempelajari al-Quran, terdapat disiplin ilmu yang terkait, yaitu ulûm al-
Quran. Diantaranya, Fawâtih al-Suwari sebagai salah satu pokok bahasan dalam disiplin
ilmu tersebut. Oleh karena itu, membahas fawâtih al-suwari menjadi penting sebagai
penyempurna, terutama dalam memahami huruf-huruf di awal surat sebagai salah satu
kemukjizatan al-Quran. Walau demikian, masih terlihat berbagai pendapat dalam
menginterpretasi huruf-huruf tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, telah menjadi poin utama dalam melatarbelakangi
2 | P a g e
makalah ini. Adapun yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini adalah pengertian
fawâtih al-Suwari, Bentuk-bentuk fawâtih al-Suwari, Kedudukan pembuka Surat al-
Quran, dan fawâtih al-Suwari dalam perdebatan.
Pembahasan
Huruf-huruf hijaiyah yang terdapat di awal sebagai pembuka surat atau dikenal
dengan istilah fawâtih al-Suwari, telah 'mencuri' perhatian berbagai kalangan, baik
muslim maupun orientalis untuk mengapresiasi pemikirannya dalam membahas hal
tersebut. Untuk lebih jelasnya, dapat terlihat dalam pembahasan di bawah ini.
1. Pengertian
Secara etimologi, fawâtih al-Suwari ( السور berasal dari bahasa Arab (الفواتح
yang terdiri dari dua kata yaitu fawâtih (الفواتح ) dan suwar (السور ). Kata fawâtih
berasal dari fataha (فتح) yang berarti membuka, dan kata suwar merupakan jama dari
kata sûrah (سورة) yang berarti surat. Jadi, dari dua kata tersebut dapat ditarik
kesimpulan, bahwa secara bahasa, fawâtih al-Suwari adalah pembukaan-pembukaan
surat. Begitu pula, sering disebut dengan ahruf muqatta'ah karena huruf hijaiyah sebagai
pembukaan surat tersebut tidak bergabung untuk membentuk sebuah kalimat, tetapi
tidak membedakan aspek lafad yang dilafalkan.
Sedangkan menurut terminologi, fawâtih al-Suwar adalah kalimat-kalimat yang
dipakai untuk pembukaan surat, ia merupakan bagian dari ayat mutashâbihât. Karena ia
bersifat mujmal, mu'awwal, dan musykil.
2. Bentuk-bentuk Fawâtih al-Suwari
Al-Quran yang memiliki 114 surat, ternyata memiliki berbagai style huruf-huruf
pembuka di dalamnya. jika ditakhrij, akan ditemukan kurang lebih 29 surat setelah
basmallah yang kadang kala berbentuk huruf tunggal. Huruf-huruf tersebut tidak dapat
membentuk susunan sebuah kata. Sehingga tidak dapat dilacak makna dari huruf-huruf
tersebut. Mungkin, karena sebab itulah yang banyak menguras para peneliti untuk
menyibak rahasia-rahasia dalam bentuk diskusi atau refleksi dalam sejarah pemikiran
3 | P a g e
umat Islam.
Dalam catatan Şolahuddin, terdapat 14 şighot atau bentuk fawâtih al-Suwari yang
terdapat dalam surat yang berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini:
Tabel. 1. Betuk fawâtih al-Suwar dan kedudukan surat
No Huruf Kedudukan Surat
1 الم Al-Baqarah, Al-Imran, Al-Ankabut, Al-Rŭm, Lukmân, Al-Sajadah.
2. المص Al-A'raf.
3. الر Yunus, Hud, Yusuf, Ibrahim, Al-Hijr.
4. المر Al-Ra'du
5. كهيعص Maryam
6. طه Toha
7. طس Al-Naml
8. طسم Al-Shu'aro, Al-Qaşaş
9. يس Yasin
10 ص Şad
11. حم Ghafir, Fuşilat, Al-Zukhruf, Al-Dukhan, Al-Jǎthiyah, Al-Ahqof.
12. حم
عسق
Al-Shǔra
13. ق Qǒf
14. ن Nǔn (Al-Qolam)
Menurut Ibnu Abi al-Asba' sebagaimana yang dikutif oleh Ahmad Izzan bahwa ia
mencoba untuk mendeskripsikan beberapa kategori dari pembukaan surat yang ada
dalam al-Quran. Pertama, pujian terhadap Allah yang dinisbahkan pada sifat-sifat
kesempurnaan Tuhan. Kedua, penggunaan huruf-huruf hijaiyah yang terdapat di 29
surat. Ketiga, penggunaan kata seru atau sapaan ( النداء yang terdapat di 10 ( أحراف
surat dengan rincian: 5 seruan dikhususkan kepada rasul dan 5 seruan lainnya ditujukan
kepada umat. Keempat, berbentuk sumpah (القسم ) yang terdapat dalam 15 surat.
4 | P a g e
Dalam perspektif jumlah, bentuk-bentuk fawâtih al-Suwari dalam al-Quran yang
diklasifikasikan menjadi lima bagian, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Terdiri dari satu huruf
Terdapat pada tiga tempat, yaitu surat Şhad [38] yang diawali dengan huruf şhad (
surat ,(ص Qaf [50] yang diawali huruf qof (ق ); dan surat al-Qolam [68] yang
diawali dengan huruf nun (ن ). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam table
dibawah ini:
Tabel. 2. Fawâtih al-Suwar terdiri dari satu huruf
Nama
Surat
Penjabaran Ayat Terjemahan
Şhad [38] (ص ) ذي والقرآن
الذكر
Şhad, demi al-Quran yang
mempunyai keagungan
Qaf [50] المجيد (ق) والقرآن Qaf, demi al-Quran yang sangat
mulia.
Al-Qolam
[68]
وما (ن) والقلم
يسطرون
Nun, demi pena dan apa-apa
yang dituliskan.
b. Terdiri dari dua huruf
Terdapat pada sepuluh tempat, yang diawali dengan huruf , , يس, طس طه .حم
Selanjutnya lihat dalam tabel di bawah:
Tabel.3.
Fawâtih al-Suwar terdiri dari dua huruf
Huruf Letak Surat
حم Ghafir [40], Fuşşilat [41], al-Shûra [42], Al-Zukhruf [43], al-
Dukhan [43], al-Jashiyah [45], dan al-Ahqaf [46]
طه Toha [20]
طس Al-Naml [27]
5 | P a g e
يس Yasin [36]
c. Terdiri dari tiga huruf
Terdapat dalam tiga belas tempat yang diawali dengan huruf , طسم, الر . الم
Selanjutnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel. 4. Fawâtih al-Suwar terdiri dari tiga huruf
Huruf Letak Surat
الم al-Baqarah [2], al-Imran [3], al-Ankabut [29],
al-Rum [30], Lukman [31], al-Sajadah [32].
الر Yunus [10], Hud [11], Yusuf [12], Ibrahim
[14], al-Hijr [15]
طسم Al-Shu'arā [26] dan al-Qaşaş [28]
d. Terdiri dari empat huruf
Terdapat dalam dua tempat yang diawali dengan huruf المص dalam surat al-A'raf
[7] dan المر dalam surat al-Ra'du [13].
e. Terdiri dari lima huruf.
Terdapat dalam satu tempat yang di awali dengan huruf كهيعص , tepatnya, dalam
surat Maryam [19].
Dalam perspektif lainnya, al-Zakasyiy dan al-Suyuthi mencatat sepuluh ragam
secara rinci dengan melihat kepada kedudukan lafadz yang analog dengan fawâtih al-
Suwari dalam al-Quran, antara lain:
a. Pembukaan surat dengan pujian.
Dalam hal ini terdapat berbagai macam bentuk kalimat pembuka yang dinisbahkan
pada sifat-sifat kesempurnaan Tuhan dan terdapat pada tempat yang berbeda, yaitu
:Sebagai penjelas dapat dilihat dalam tabel berikut .التنزيه dan اإلثبات
6 | P a g e
Tabel. 5. Pembukaan surat dengan Pujian
Bentuk Penjabaran ayat
اإلثبات لله الحمد
الفرقان نزل الذى تبارك
الملك بيده الذى تبارك
التنزيه بعبده أسرى الذى سبحان
األعلى ربك اسم سبح
لله يسبح السموات فى ما لله سبح
b. Pembukaan surat dengan huruf-huruf hijaiyah.
Mengenai pembahasan ini dapat dilihat dalam penjelasan tentang fawâtih al-Suwar
berdasarkan pada jumlah.
c. Pembukaan surat dengan sapaan.
Dengan kalimat sapaan, dapat ditemukan pada sepuluh tempat yang berbeda di
dalam al-Quran, selanjutnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel. 6. Pembukaan Surat dengan Sapaan
Bentuk Penjabaran ayat
النداء آمنوا الذين يأيها
النبى يأيها
المدثر يأيها
d. Pembukaan surat dengan kalimat informative ( الخبرية ( الجمل
Dalam hal ini, terdapat dua puluh tiga macam kalimat di dalam al-Quran yang
mengandung kalimat berita, antara lain:
Tabel.7. Pembukaan surat dengan Kalimat Informatif
Bentuk Penjabaran ayat
األنفال الجمل عن يسألونك
الله من براءة
7 | P a g e
الخبرية
الله أمر أتى
حسابهم للناس إقترب
المؤمنون أفلح قد
أنزلناها سورة
الكتاب تنزيل
كفروا الذين
فتحنا إنا
الساعة إقتربت
القرآن علم الرحمن
الله سمع قد
الحاقة
سائل سأل
أرسلنا إنا
( موضعين ( فى أقسم ال
عبس
أنزلناه إنا
يكن لم
القارعة
ألهاكم
أعطيناك إنا
e. Pembukaan surat dengan kalimat sumpah (القسم).
Jika dicermati secara seksama dalam al-Quran terdapat beberapa hal yang Allah
sandarkan untuk bersumpah. Dalam hal ini, terdapat lima belas tempat yang
mendeskripsikan tentang Qosam atau sumpah, antara lain:
Tabel. 8. Pembukaan surat dengan Kalimat Sumpah
Bentuk Disandarkan Penjabaran ayat
8 | P a g e
القسم بالمالئكة والصافات
بااالفالق
البروج ذات والسماء
والطارق والسماء
بلوازمها
بالثريا قسم فالنجم
النهار بمبدأ والفجر
النهار بآية والشمس
الزمان بشطر والليل
النهار بشطر والضحى
بجملة أو اآلخر بالشطر والعصر
الزمان
بالهواء والذاريات
والمرسالت
بالتربة الطور
بالنبات والتين
بالحيوان
الناطق
والنازعات
بالبهيم والعاديات
f. Pembukaan surat dengan kalimat syarat (الشرط ).
Dalam hal ini, terdapat tujuh kalimat yang menyatakan sebagai syarat di dalam al-
Quran, antara lain:
Tabel. 9. Pembukaan surat dengan Kalimat Syarat
Bentuk Penjabaran ayat
الشرط الواقعة وقعت إذا
المنافقون جاءك إذا
كورت الشمس إذا
انفطرت السماء إذا
انشقت السماء إذا
9 | P a g e
زلزلت إذا
الله نصر جاء إذا زلزلت
g. Pembukaan surat dengan kalimat perintah (األمر ).
Terkait dengan kalimat perintah yang berkedudukan sebagai pembuka surat, dapat
ditemukan sebanyak enam kalimat dalam tempat yang berbeda, antara lain:
Tabel. 9. Pembukaan surat dengan Kalimat Syarat
Bentuk Penjabaran ayat
األمر أوحى قل
ربك باسم أقرأ
الكافرون يأيها قل
أحد الله هو قل
الفلق برب أعوذ قل
الناس برب أعوذ قل
h. Pembukaan surat dengan kalimat pemahaman (االستفهام ).
Ditemukan sebanyak enam kalimat dalam al-Quran yang beresensi pemahaman dan
berkedudukan sebagai kalimat pembuka surat, antara lain:
Tabel. 10. Pembukaan surat dengan Kalimat Pemahaman
Bentuk Penjabaran ayat
االستفهام يتساءلون عم
أتى هل
أتاك هل
نشرح ألم
تر ألم
أرأيت
10 | P a g e
i. Pembukaan surat dengan kalimat doa (الدعاء ).
Menurut Shihābuddin bahwa kalimat memiliki الدعاء hubungan kausal dengan
kalimatالخبر. Dalam hal ini, terdapat tiga kalimat yang terkait dengan pembukaan
surat dalam al-Quran, antara lain:
Tabel. 11. Pembukaan surat dengan Kalimat Doa
Bentuk Penjabaran ayat
الدعاء للمطففين ويل
همزة لكل ويل
لهب أبى يدا تبت
j. Pembukaan surat dengan kalimat illat (التعليل ).
Dalam hal ini hanya terdapat satu kalimat di dalam al-Quran, yaitu قريش .إليالف
3. Kedudukan Pembuka Surat dalam al-Quran.
Menurut al-Suyuti, pembukaan-pembukaan surat dalam al-Quran, terutama
pembukaan surat yang diawali dengan huruf-huruf hijaiyah atau yang sering dikenal
dengan huruf-huruf muqatta'ah termasuk huruf-huruf yang mutashabihat. Sebagai huruf
mutashabih-lah, tidak dapat dihindari akan menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda.
Karena itulah, fawâtih al-Suwari menjadi pusat perhatian para mufassir, baik
kalangan muslim maupun kalangan orientalis untuk menyibak essensi esoteris dari
huruf-huruf tersebut. jelaslah bagaimana kedudukan dan jenis huruf-huruf fawâtih al-
Suwari dalam al-Quran yang secara harfiah hampir tidak dapat difahami secara langsung
bahkan tidak mempunyai makna. Akan tetapi, karena itulah mengindikasikan akan
keterbatasan manusia, serta mengindikasikan akan kebesaran atau kemukjizatan al-
Quran yang memiliki rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya. Analog dengan hal
tersebut, Al-Suyuthi mencatat statement Daud bin Abi Hindi ketika ditanya oleh Ibnu
Munjir tentang fawâtih al-Suwari.
وأخرج ابن المنذر وأبو الشيخ بن حبان في التفسير عن داود بن
11 | P a g e
أبي هند قال : كنت أسأل الشعب عن فواتح السور قال : يا
داود إن لكل كتاب سرا وإن سر هذا القرآن فواتح السور
"Ibnu Mundhir wa Abu Shaikh Bin Hiban mengungkapkan dalam tafsirnya bahwa
dari Daud bin Hindi berkata, "Bahwa aku bertanya kepada Sha'bi tentang fawâtih al-
Suwar". Sha'bi menjawab: " Ya Daud, sungguh pada setiap kitab itu ada rahasia dan
rahasia al-Quran adalah fawâtih al-Suwari".
Seiring dengan hal tersebut, El-Hurr menemukan bahwa para penafsir esoteris
telah memusatkan perhatiannya terutama pada huruf muqoththa'ah atau fawâtih al-
Suwari. Lanjut beliau, bahwa penafsir esoteris melihat di dalamnya terdapat simbol
ketuhanan yang berimplikasi pada kemunculan angka-angka. Secara de facto, telah
dibuktikan oleh Bassam Jarrar bahwa di balik simbol-simbol tersebut tersibak angka
dasar yang berjumlah 19, yang disebut dengan mathematical configuration.
Dengan kata lain, bahwa fawâtih al-Suwari ber-esensi akan nama-nama al-Quran
itu sendiri, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Mujahid ketika menyibak aspek
esoteris dari kata آلم, yaitu:
وحدثنا احمد بن محمد بن نافع قال حدثنا سلمه قال حدثنا عبد
الرزاق قال اخبرنا معمر عن قتاده في قوله تعالى آلم قال اسم
من اسماء القرآن وروي عن مجاهد قوالن قال أبو عبيد حدثنا
ابو مهدي عن سفيان عن خصيف او غيره هكذا قال عن مجاهد
قال في كله هي فواتح السور
"Ahmad bin Muhammad bin Nāfi', Salamah, dan 'Abdul Rozaq berkata bahwa
Mu'ammar dari Qatadah mengabarkan bahwa "di dalam firman Allah آلم
merupakan nama dari nama-nama al-Quran dan diriwayatkan dari mujahid dengan
dua argumen, pertama bahwa Abu Ubaid berkata "Abu Muhdi menceritakan dari
12 | P a g e
Sopian dan Khusaif atau lainnya seperti ini, kedua, bahwa setiap nama tersebut
adalah fawâtih al-Suwari."
4. fawâtih al-Suwari dalam Perdebatan
Munculnya berbagai pendapat di kalangan mufassir tentang fawâtih al-Suwari,
disebabkan karena sifat hurufnya yang tidak dapat dimaknai secara langsung. Sifat inilah
yang difahami secara maindstream dengan istilah mutashâbihat. Apalagi, jika dilihat
dari huruf-huruf yang bersifat tunggal sebagaimana yang telah dijabarkan sebelumnya.
Menurut al-Hubbi misalnya, ia mengatakan bahwa awal surat tersebut merupakan
warning khusus bagi Muhammad sebagai bashar atau manusia biasa yang terkadang
sibuk dengan berbagai aktifitasnya. Walau akhirnya, pendapat tersebut berbeda dengan
Rashid Ridha yang mengatakan bahwa tidak ada pengkhususan kepada siapa tanbih atau
peringatan itu ditujukan, akan tetapi karena sifat ruh dan watak Muhammad yang mulia.
Kedua pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan sederhana bahwa dalam
pandangan mufasir muslim sendiri tergambar akan adanya perbedaan mengenai fawâtih
al-Suwar, ditambah lagi, dengan keterlibatan mufasir dari kalangan orientalis yang
sudah barang tentu memiliki perbedaan. Oleh karena itu, untuk mempermudah dalam
melacak adanya ikhtilaf mengenai fawâtih al-Suwari, alangkah baiknya dilakukan
pengklasifikasian terhadap apresiasi atau pendapat mereka berdasarkan kepada
background dari para mufassir tersebut.
Untuk lebih jelasnya dari apa yang akan dikemukakan tentang pendapat tersebut di
atas, diantaranya adalah:
a. Kalangan Tasawuf
Menurut kalangan Tasawuf bahwa fawâtih al-Suwari adalah huruf-huruf
moqotto'ah atau terpotong-potong yang masing-masing diambil dari nama Allah atau
pengganti dari suatu kalimat yang berhubungan dengan sesudahnya atau menunjuk
kepada maksud yang dikandung oleh surat tersebut. Dalam hal ini, kalangan tasawuf
menggunakan pendekatan untuk menghilangkan keraguan dalam menafsirkan ayat-ayat
mutashabihât dengan caranya sendiri, yakni penafsiran bathiniyah atau esoteris. Karena
memang, fawâtih al-Suwari termasuk di dalamnya.
13 | P a g e
Menurut ibn Arabi dalam kitabnya futuhat al-Makkiyah misalnya, sebagaimana
yang dikutip oleh Ahmad Izzan, bahwa "Permulaan surat yang majhul tidak dapat
diletakkan makna yang sesungguhnya kecuali oleh seorang yang mampu berimajinasi
kreatif (menggambarkan) dengan akalnya".
Karena itulah ia sering disebut sebagai pelopor dalam penafsiran esoterik. Sebagai
contoh, ibn Arabi menjelaskan alif lam mim sebagai mana yang dikutip oleh Rosihan
Anwar sebagai berikut:
"Bahwa alif adalah nama esensi illahi, yang menunjukan bahwa ia merupakan
yang pertama dari segala eksistensi, sedangkan lam –sebaliknya- terbentuk dari
dua alif, dan keduanya dikandung oleh mim. Lebih jauh ia menjelaskan bahwa
setiap nama adalah referensi untuk hakikat (esensi), yaitu yang mengandung
satu atau sifat lain (atribut). Oleh karena itu, mim merupakan referensi terhadap
tindakan Muhammad. Selain itu, ia menjelaskan bahwa alif adalah simbol sifat
dan tindakan-tindakan Muhammad, maka lam yang mengantarkan alif dan mim
merupakan simbol nama malaikat Jibril".
Selain ibn Arabi, terdapat mufasir lain, yaitu al-Rabi' ibn Anas yang mengatakan
bahwa "bukankah yang demikian itu (alif lam mim) sebagai kunci sebuah nama dari
nama-nama Allah, misalnya, huruf alif menunjukan nama Allah, lam menunjukan nama
latĭf, dan min menunjukan nama majĭd. Dan tentunya, masih banyak pendapat lain dari
para mufassir kalangan tasawuf yang berusaha menyibak makna esoteris dari huruf-
huruf moqotta'ah tersebut.
b. Kalangan Syiah
Kalangan Syiah, nampaknya terjebak dalam gejala fanatisme. Disebut fanatis,
karena ia sangat mengagungkan Ali dengan mengatakan bahwa jika huruf-huruf itu
dikumpulkan setelah dihapus, maka akan berarti حق على علي jalan Ali" صراط
adalah kebenaran yang kita teguh". Menurut Thabari sebagaimana yang dikutif oleh Abu
Anwar, bahwa salah satu komentar Syi'ah menjelaskan dengan merujuk kepada
imamnya yang berjumlah enam, bahwa alif menunjukan enam sifat Tuhan, yaitu:
14 | P a g e
1) Yang Mulia karena Ia-lah yang mengawali segala ciptaan, seperti halnya alif
yang mengawali semua huruf.
2) Yang Jujur dan Yang Lurus karena Tuhan itu adil seperti huruf alif yang tegak
dan lurus.
3) Yang Unik seperti alif yang dalam penulisannya tidak dapat digabung, tetapi
berdiri sendiri.
4) Yang Tunggal seperti alif yang dalam penulisannya tidak dapat digabung, tetapi
berdiri sendiri.
5) Yang Merdeka, semua makhluk membutuhkan Tuhan, tetapi Ia tidak
membutuhkan mereka.
6) Alif tidak berhubungan dengan huruf lain, sedangkan huruf lain berhubungan
dengannya, ini menunjukan keunikanTuhan.
c. Kalangan Orientalis
Pandangan orientalis, mungkin pandangan yang sangat ekstrim atau menyimpang
dari makna sebenarnya. Salah satunya pendapat Noldeke (seorang orentalis), bahwa
awal surat itu tidak lain adalah huruf depan dan huruf belakang dari nama para sahabat
Nabi. Misalnya, huruf sin yang dinisbatkan kepada nama Saad bin Abi Waqas, nun
dinisbatkan kepada Ushman bin Affan, dan lain sebagainya.
Pendapat lain, menyebutkan bahwa huruf-huruf tersebut menunjukan kepada
nama-nama para pengumpulnya. Misalnya nun yang menunjukan nama Utsman bin
Affan.
C. Penutup.
faw â tih al-Suwari adalah pembuka surat dalam al-Quran yang terkadang diawali
dengan huruf-huruf hijaiyah dalam bentuk tunggal atau disebut juga dengan istilah
huruf-huruf muqotto'ah. Disisi lain, fawâtih al-Suwari berbentuk kalimat-kalimat dalam
al-Quran. Misalnya kalimat yang menandakan pujian.
Keberadaan fawâtih al-Suwari sebagai bagian dari ayat-ayat mutashabiât, telah
banyak mencuri perhatian dari para mufassir, baik dari kalangan tasawuf, kalangan
15 | P a g e
syi'ah, dan kalangan orientalis yang masing-masing mengeluarkan pendapatnya dengan
latar belakang yang berbeda-beda pula, tentunya.
16 | P a g e
Daftar Pustaka
Al-Husnĭ, Muhammad bin Alawi al-Maliki. Zubdah al-Itqan fĭ Ulŭmul Quran. t.tp: Dar
al-Shurŭq, 1983.
Al-Shogir, Fālah bin Muhammad dan Muhammad bin Yahya al-Yahyawi. Ulum Al-
Quran wa Al-Sunnah. tp. Dar-shabĩliya, tt.
Al-Şābuni, Muhammad Ali. Ma'anĭ al-Quran al-Karim. J. 1. Makkah al-Mukarromah:
Jāmiahul Umul Qura, 1409 H.
Al-Suyuthi, Abdurahman bin Ikmal Jalaluddin. Al-Itqan fĭ Ulŭmul Quran. J. 2. Beirut:
Dar el-Fikr, tt.
---------. Al-Dar Al-Manşur. J. 1. Beirut: Dar Al-Fikr, 1993.
Al-Zakashiy, Badruddin Muhammad bin Abdullah. Al-Burhān fĭ Ulŭmul Quran. J. 1.
Beirut: Dar el-Fikr, 1988.
Anwar, Abu. Ulumul Qur'an: Sebuah Pengantar. Cet. Ke-2. Pekanbaru: AMZAH, 2005.
Anwar, Rosihon. Ulûmul Quran. cet. II. Bandung: Pustaka Setia, 2006.
Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahannya. Bandung: J-ART, 2005.
El-Hurr, "Tafsir Esoteris Al-Quran", dalam http://telagahikmah.org/id/index.php. (14
November 2007).
Heritage in, Huruf –L Muqattat, dalam <http://ismaili,net/heritage/node/10395. (14>
November 2007).
Izzan, Ahmad. 'Ulûmul Quran: Telaah Tekstualitas dan Kontekstualitas Alquran.
Bandung: Tafakur, 2005.
Jarrar, Bassa. "First Signs Of Numerical Miracles In the Holy Qur'an". dalam
http://www.islamnoon.com/language/studies/en_irhasat.htm ( 14 November 2007)
Muwanir, A. W. Kamus al-Munawir. Surabaya: Pustaka Progressif, 2002.
Partanto, Pius A dan Dahlan al-Barry. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arloka, 1994.
PP. Muhammadiyah. Himpunan Putusan Majlis Tarjih Muhammadiyah. Jogjakarta: PP.
Muhammadiyah, 1967.
Robinson, Neal. Pengantar Islam Konferehensif. terj. Anam Sutopo dkk. Jogjakarta:
Fajar Pustaka Baru, 2001.
17 | P a g e
Ruslǎni, Solahuddin Buyuni. Al-Quran Al-Hakim: Ru'yatuh Manhajiŷah Jid Yadah
Limabahisi al-Quran al-Karim. Jāmi'ah al-Qǒhirah: Dar-Al-Thaqofah, 1981.
Syadali, Ahmad dan Ahmad Rafi'I. Ulumul Quran I. Cet. III revisi. Bandung: Pustaka
Setia, 2006.
18 | P a g e
Top Related