Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

26
FAWÂTIH AL-SUWARI: Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Al- Quran Brought By: Mazizaacrizal a.k.a Dewa ng’Asmoro Mudhun Bumi Visit me at : www.mazizaacrizal.blogspot.com : www.facebook.com/mazizaacrizal E-mail : [email protected] 1 | Page

description

 

Transcript of Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

Page 1: Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

FAWÂTIH AL-SUWARI:

Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Al-Quran

Brought By: Mazizaacrizal

a.k.a

Dewa ng’Asmoro Mudhun Bumi

Visit me at : www.mazizaacrizal.blogspot.com

: www.facebook.com/mazizaacrizal

E-mail : [email protected]

1 | P a g e

Page 2: Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

ABSRTAK

Fawâtih Suwari atau huruf-huruf atau kalimat pembuka al-Quran

sering dipahami sebagai ayat-ayat mutasyabihat. Ada empat belas

bentuk fawatih suwar yang ada dalam al-Quran dengan jumlah

beragam, ada yang berbentuk satu huruf, dua huruf hingga lima

huruf. Tipologi fawatih suwar juga beragam, ada yang berbentuk

pujian, huruf hijaiyah, dan lain-lain.

Kata Kunci:

Fawâtih, Suwar

Pendahuluan

Al-Quran sebagai kitab suci, telah menjadi sesuatu yang sakral bagi masyarakat

Islam. Fenomena tersebut timbul, karena al-Quran diyakini sebagai wahyu (perkataan)

Allah yang diturunkan kepada Muhammad dan membacanya bernilai ibadah. Sebagai

wahyu Allah, masyarakat Islam meyakini al-Quran sebagai catatan yang terpelihara serta

memiliki esensi aturan atau syariat yang dapat digunakan dalam tatanan kehidupan.

Dengan kata lain, al-Quran sebagai kitab terakhir mampu menimbulkan aspek budi

luhur dan kesempurnaan hukum. Bahkan, al-Quran menjadi sumber pertama yang

dirujuk oleh masyarakat Islam dalam ber-istimbath al-Hukm. Karena itulah, al-Quran

memiliki karakteristik yang urgen untuk dipelajari, diantaranya sebagai salah satu kunci

dalam menafsirkan al-Quran.

Dalam mempelajari al-Quran, terdapat disiplin ilmu yang terkait, yaitu ulûm al-

Quran. Diantaranya, Fawâtih al-Suwari sebagai salah satu pokok bahasan dalam disiplin

ilmu tersebut. Oleh karena itu, membahas fawâtih al-suwari menjadi penting sebagai

penyempurna, terutama dalam memahami huruf-huruf di awal surat sebagai salah satu

kemukjizatan al-Quran. Walau demikian, masih terlihat berbagai pendapat dalam

menginterpretasi huruf-huruf tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, telah menjadi poin utama dalam melatarbelakangi

2 | P a g e

Page 3: Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

makalah ini. Adapun yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini adalah pengertian

fawâtih al-Suwari, Bentuk-bentuk fawâtih al-Suwari, Kedudukan pembuka Surat al-

Quran, dan fawâtih al-Suwari dalam perdebatan.

Pembahasan

Huruf-huruf hijaiyah yang terdapat di awal sebagai pembuka surat atau dikenal

dengan istilah fawâtih al-Suwari, telah 'mencuri' perhatian berbagai kalangan, baik

muslim maupun orientalis untuk mengapresiasi pemikirannya dalam membahas hal

tersebut. Untuk lebih jelasnya, dapat terlihat dalam pembahasan di bawah ini.

1. Pengertian

Secara etimologi, fawâtih al-Suwari ( السور berasal dari bahasa Arab (الفواتح

yang terdiri dari dua kata yaitu fawâtih (الفواتح ) dan suwar (السور ). Kata fawâtih

berasal dari fataha (فتح) yang berarti membuka, dan kata suwar merupakan jama dari

kata sûrah (سورة) yang berarti surat. Jadi, dari dua kata tersebut dapat ditarik

kesimpulan, bahwa secara bahasa, fawâtih al-Suwari adalah pembukaan-pembukaan

surat. Begitu pula, sering disebut dengan ahruf muqatta'ah karena huruf hijaiyah sebagai

pembukaan surat tersebut tidak bergabung untuk membentuk sebuah kalimat, tetapi

tidak membedakan aspek lafad yang dilafalkan.

Sedangkan menurut terminologi, fawâtih al-Suwar adalah kalimat-kalimat yang

dipakai untuk pembukaan surat, ia merupakan bagian dari ayat mutashâbihât. Karena ia

bersifat mujmal, mu'awwal, dan musykil.

2. Bentuk-bentuk Fawâtih al-Suwari

Al-Quran yang memiliki 114 surat, ternyata memiliki berbagai style huruf-huruf

pembuka di dalamnya. jika ditakhrij, akan ditemukan kurang lebih 29 surat setelah

basmallah yang kadang kala berbentuk huruf tunggal. Huruf-huruf tersebut tidak dapat

membentuk susunan sebuah kata. Sehingga tidak dapat dilacak makna dari huruf-huruf

tersebut. Mungkin, karena sebab itulah yang banyak menguras para peneliti untuk

menyibak rahasia-rahasia dalam bentuk diskusi atau refleksi dalam sejarah pemikiran

3 | P a g e

Page 4: Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

umat Islam.

Dalam catatan Şolahuddin, terdapat 14 şighot atau bentuk fawâtih al-Suwari yang

terdapat dalam surat yang berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di

bawah ini:

Tabel. 1. Betuk fawâtih al-Suwar dan kedudukan surat

No Huruf Kedudukan Surat

1 الم Al-Baqarah, Al-Imran, Al-Ankabut, Al-Rŭm, Lukmân, Al-Sajadah.

2. المص Al-A'raf.

3. الر Yunus, Hud, Yusuf, Ibrahim, Al-Hijr.

4. المر Al-Ra'du

5. كهيعص Maryam

6. طه Toha

7. طس Al-Naml

8. طسم Al-Shu'aro, Al-Qaşaş

9. يس Yasin

10 ص Şad

11. حم Ghafir, Fuşilat, Al-Zukhruf, Al-Dukhan, Al-Jǎthiyah, Al-Ahqof.

12. حم

عسق

Al-Shǔra

13. ق Qǒf

14. ن Nǔn (Al-Qolam)

Menurut Ibnu Abi al-Asba' sebagaimana yang dikutif oleh Ahmad Izzan bahwa ia

mencoba untuk mendeskripsikan beberapa kategori dari pembukaan surat yang ada

dalam al-Quran. Pertama, pujian terhadap Allah yang dinisbahkan pada sifat-sifat

kesempurnaan Tuhan. Kedua, penggunaan huruf-huruf hijaiyah yang terdapat di 29

surat. Ketiga, penggunaan kata seru atau sapaan ( النداء yang terdapat di 10 ( أحراف

surat dengan rincian: 5 seruan dikhususkan kepada rasul dan 5 seruan lainnya ditujukan

kepada umat. Keempat, berbentuk sumpah (القسم ) yang terdapat dalam 15 surat.

4 | P a g e

Page 5: Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

Dalam perspektif jumlah, bentuk-bentuk fawâtih al-Suwari dalam al-Quran yang

diklasifikasikan menjadi lima bagian, dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Terdiri dari satu huruf

Terdapat pada tiga tempat, yaitu surat Şhad [38] yang diawali dengan huruf şhad (

surat ,(ص Qaf [50] yang diawali huruf qof (ق ); dan surat al-Qolam [68] yang

diawali dengan huruf nun (ن ). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam table

dibawah ini:

Tabel. 2. Fawâtih al-Suwar terdiri dari satu huruf

Nama

Surat

Penjabaran Ayat Terjemahan

Şhad [38] (ص ) ذي والقرآن

الذكر

Şhad, demi al-Quran yang

mempunyai keagungan

Qaf [50] المجيد (ق) والقرآن Qaf, demi al-Quran yang sangat

mulia.

Al-Qolam

[68]

وما (ن) والقلم

يسطرون

Nun, demi pena dan apa-apa

yang dituliskan.

b. Terdiri dari dua huruf

Terdapat pada sepuluh tempat, yang diawali dengan huruf , , يس, طس طه .حم

Selanjutnya lihat dalam tabel di bawah:

Tabel.3.

Fawâtih al-Suwar terdiri dari dua huruf

Huruf Letak Surat

حم Ghafir [40], Fuşşilat [41], al-Shûra [42], Al-Zukhruf [43], al-

Dukhan [43], al-Jashiyah [45], dan al-Ahqaf [46]

طه Toha [20]

طس Al-Naml [27]

5 | P a g e

Page 6: Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

يس Yasin [36]

c. Terdiri dari tiga huruf

Terdapat dalam tiga belas tempat yang diawali dengan huruf , طسم, الر . الم

Selanjutnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel. 4. Fawâtih al-Suwar terdiri dari tiga huruf

Huruf Letak Surat

الم al-Baqarah [2], al-Imran [3], al-Ankabut [29],

al-Rum [30], Lukman [31], al-Sajadah [32].

الر Yunus [10], Hud [11], Yusuf [12], Ibrahim

[14], al-Hijr [15]

طسم Al-Shu'arā [26] dan al-Qaşaş [28]

d. Terdiri dari empat huruf

Terdapat dalam dua tempat yang diawali dengan huruf المص dalam surat al-A'raf

[7] dan المر dalam surat al-Ra'du [13].

e. Terdiri dari lima huruf.

Terdapat dalam satu tempat yang di awali dengan huruf كهيعص , tepatnya, dalam

surat Maryam [19].

Dalam perspektif lainnya, al-Zakasyiy dan al-Suyuthi mencatat sepuluh ragam

secara rinci dengan melihat kepada kedudukan lafadz yang analog dengan fawâtih al-

Suwari dalam al-Quran, antara lain:

a. Pembukaan surat dengan pujian.

Dalam hal ini terdapat berbagai macam bentuk kalimat pembuka yang dinisbahkan

pada sifat-sifat kesempurnaan Tuhan dan terdapat pada tempat yang berbeda, yaitu

:Sebagai penjelas dapat dilihat dalam tabel berikut .التنزيه dan اإلثبات

6 | P a g e

Page 7: Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

Tabel. 5. Pembukaan surat dengan Pujian

Bentuk Penjabaran ayat

اإلثبات لله الحمد

الفرقان نزل الذى تبارك

الملك بيده الذى تبارك

التنزيه بعبده أسرى الذى سبحان

األعلى ربك اسم سبح

لله يسبح السموات فى ما لله سبح

b. Pembukaan surat dengan huruf-huruf hijaiyah.

Mengenai pembahasan ini dapat dilihat dalam penjelasan tentang fawâtih al-Suwar

berdasarkan pada jumlah.

c. Pembukaan surat dengan sapaan.

Dengan kalimat sapaan, dapat ditemukan pada sepuluh tempat yang berbeda di

dalam al-Quran, selanjutnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel. 6. Pembukaan Surat dengan Sapaan

Bentuk Penjabaran ayat

النداء آمنوا الذين يأيها

النبى يأيها

المدثر يأيها

d. Pembukaan surat dengan kalimat informative ( الخبرية ( الجمل

Dalam hal ini, terdapat dua puluh tiga macam kalimat di dalam al-Quran yang

mengandung kalimat berita, antara lain:

Tabel.7. Pembukaan surat dengan Kalimat Informatif

Bentuk Penjabaran ayat

األنفال الجمل عن يسألونك

الله من براءة

7 | P a g e

Page 8: Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

الخبرية

الله أمر أتى

حسابهم للناس إقترب

المؤمنون أفلح قد

أنزلناها سورة

الكتاب تنزيل

كفروا الذين

فتحنا إنا

الساعة إقتربت

القرآن علم الرحمن

الله سمع قد

الحاقة

سائل سأل

أرسلنا إنا

( موضعين ( فى أقسم ال

عبس

أنزلناه إنا

يكن لم

القارعة

ألهاكم

أعطيناك إنا

e. Pembukaan surat dengan kalimat sumpah (القسم).

Jika dicermati secara seksama dalam al-Quran terdapat beberapa hal yang Allah

sandarkan untuk bersumpah. Dalam hal ini, terdapat lima belas tempat yang

mendeskripsikan tentang Qosam atau sumpah, antara lain:

Tabel. 8. Pembukaan surat dengan Kalimat Sumpah

Bentuk Disandarkan Penjabaran ayat

8 | P a g e

Page 9: Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

القسم بالمالئكة والصافات

بااالفالق

البروج ذات والسماء

والطارق والسماء

بلوازمها

بالثريا قسم فالنجم

النهار بمبدأ والفجر

النهار بآية والشمس

الزمان بشطر والليل

النهار بشطر والضحى

بجملة أو اآلخر بالشطر والعصر

الزمان

بالهواء والذاريات

والمرسالت

بالتربة الطور

بالنبات والتين

بالحيوان

الناطق

والنازعات

بالبهيم والعاديات

f. Pembukaan surat dengan kalimat syarat (الشرط ).

Dalam hal ini, terdapat tujuh kalimat yang menyatakan sebagai syarat di dalam al-

Quran, antara lain:

Tabel. 9. Pembukaan surat dengan Kalimat Syarat

Bentuk Penjabaran ayat

الشرط الواقعة وقعت إذا

المنافقون جاءك إذا

كورت الشمس إذا

انفطرت السماء إذا

انشقت السماء إذا

9 | P a g e

Page 10: Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

زلزلت إذا

الله نصر جاء إذا زلزلت

g. Pembukaan surat dengan kalimat perintah (األمر ).

Terkait dengan kalimat perintah yang berkedudukan sebagai pembuka surat, dapat

ditemukan sebanyak enam kalimat dalam tempat yang berbeda, antara lain:

Tabel. 9. Pembukaan surat dengan Kalimat Syarat

Bentuk Penjabaran ayat

األمر أوحى قل

ربك باسم أقرأ

الكافرون يأيها قل

أحد الله هو قل

الفلق برب أعوذ قل

الناس برب أعوذ قل

h. Pembukaan surat dengan kalimat pemahaman (االستفهام ).

Ditemukan sebanyak enam kalimat dalam al-Quran yang beresensi pemahaman dan

berkedudukan sebagai kalimat pembuka surat, antara lain:

Tabel. 10. Pembukaan surat dengan Kalimat Pemahaman

Bentuk Penjabaran ayat

االستفهام يتساءلون عم

أتى هل

أتاك هل

نشرح ألم

تر ألم

أرأيت

10 | P a g e

Page 11: Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

i. Pembukaan surat dengan kalimat doa (الدعاء ).

Menurut Shihābuddin bahwa kalimat memiliki الدعاء hubungan kausal dengan

kalimatالخبر. Dalam hal ini, terdapat tiga kalimat yang terkait dengan pembukaan

surat dalam al-Quran, antara lain:

Tabel. 11. Pembukaan surat dengan Kalimat Doa

Bentuk Penjabaran ayat

الدعاء للمطففين ويل

همزة لكل ويل

لهب أبى يدا تبت

j. Pembukaan surat dengan kalimat illat (التعليل ).

Dalam hal ini hanya terdapat satu kalimat di dalam al-Quran, yaitu قريش .إليالف

3. Kedudukan Pembuka Surat dalam al-Quran.

Menurut al-Suyuti, pembukaan-pembukaan surat dalam al-Quran, terutama

pembukaan surat yang diawali dengan huruf-huruf hijaiyah atau yang sering dikenal

dengan huruf-huruf muqatta'ah termasuk huruf-huruf yang mutashabihat. Sebagai huruf

mutashabih-lah, tidak dapat dihindari akan menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda.

Karena itulah, fawâtih al-Suwari menjadi pusat perhatian para mufassir, baik

kalangan muslim maupun kalangan orientalis untuk menyibak essensi esoteris dari

huruf-huruf tersebut. jelaslah bagaimana kedudukan dan jenis huruf-huruf fawâtih al-

Suwari dalam al-Quran yang secara harfiah hampir tidak dapat difahami secara langsung

bahkan tidak mempunyai makna. Akan tetapi, karena itulah mengindikasikan akan

keterbatasan manusia, serta mengindikasikan akan kebesaran atau kemukjizatan al-

Quran yang memiliki rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya. Analog dengan hal

tersebut, Al-Suyuthi mencatat statement Daud bin Abi Hindi ketika ditanya oleh Ibnu

Munjir tentang fawâtih al-Suwari.

وأخرج ابن المنذر وأبو الشيخ بن حبان في التفسير عن داود بن

11 | P a g e

Page 12: Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

أبي هند قال : كنت أسأل الشعب عن فواتح السور قال : يا

داود إن لكل كتاب سرا وإن سر هذا القرآن فواتح السور

"Ibnu Mundhir wa Abu Shaikh Bin Hiban mengungkapkan dalam tafsirnya bahwa

dari Daud bin Hindi berkata, "Bahwa aku bertanya kepada Sha'bi tentang fawâtih al-

Suwar". Sha'bi menjawab: " Ya Daud, sungguh pada setiap kitab itu ada rahasia dan

rahasia al-Quran adalah fawâtih al-Suwari".

Seiring dengan hal tersebut, El-Hurr menemukan bahwa para penafsir esoteris

telah memusatkan perhatiannya terutama pada huruf muqoththa'ah atau fawâtih al-

Suwari. Lanjut beliau, bahwa penafsir esoteris melihat di dalamnya terdapat simbol

ketuhanan yang berimplikasi pada kemunculan angka-angka. Secara de facto, telah

dibuktikan oleh Bassam Jarrar bahwa di balik simbol-simbol tersebut tersibak angka

dasar yang berjumlah 19, yang disebut dengan mathematical configuration.

Dengan kata lain, bahwa fawâtih al-Suwari ber-esensi akan nama-nama al-Quran

itu sendiri, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Mujahid ketika menyibak aspek

esoteris dari kata آلم, yaitu:

وحدثنا احمد بن محمد بن نافع قال حدثنا سلمه قال حدثنا عبد

الرزاق قال اخبرنا معمر عن قتاده في قوله تعالى آلم قال اسم

من اسماء القرآن وروي عن مجاهد قوالن قال أبو عبيد حدثنا

ابو مهدي عن سفيان عن خصيف او غيره هكذا قال عن مجاهد

قال في كله هي فواتح السور

"Ahmad bin Muhammad bin Nāfi', Salamah, dan 'Abdul Rozaq berkata bahwa

Mu'ammar dari Qatadah mengabarkan bahwa "di dalam firman Allah آلم

merupakan nama dari nama-nama al-Quran dan diriwayatkan dari mujahid dengan

dua argumen, pertama bahwa Abu Ubaid berkata "Abu Muhdi menceritakan dari

12 | P a g e

Page 13: Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

Sopian dan Khusaif atau lainnya seperti ini, kedua, bahwa setiap nama tersebut

adalah fawâtih al-Suwari."

4. fawâtih al-Suwari dalam Perdebatan

Munculnya berbagai pendapat di kalangan mufassir tentang fawâtih al-Suwari,

disebabkan karena sifat hurufnya yang tidak dapat dimaknai secara langsung. Sifat inilah

yang difahami secara maindstream dengan istilah mutashâbihat. Apalagi, jika dilihat

dari huruf-huruf yang bersifat tunggal sebagaimana yang telah dijabarkan sebelumnya.

Menurut al-Hubbi misalnya, ia mengatakan bahwa awal surat tersebut merupakan

warning khusus bagi Muhammad sebagai bashar atau manusia biasa yang terkadang

sibuk dengan berbagai aktifitasnya. Walau akhirnya, pendapat tersebut berbeda dengan

Rashid Ridha yang mengatakan bahwa tidak ada pengkhususan kepada siapa tanbih atau

peringatan itu ditujukan, akan tetapi karena sifat ruh dan watak Muhammad yang mulia.

Kedua pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan sederhana bahwa dalam

pandangan mufasir muslim sendiri tergambar akan adanya perbedaan mengenai fawâtih

al-Suwar, ditambah lagi, dengan keterlibatan mufasir dari kalangan orientalis yang

sudah barang tentu memiliki perbedaan. Oleh karena itu, untuk mempermudah dalam

melacak adanya ikhtilaf mengenai fawâtih al-Suwari, alangkah baiknya dilakukan

pengklasifikasian terhadap apresiasi atau pendapat mereka berdasarkan kepada

background dari para mufassir tersebut.

Untuk lebih jelasnya dari apa yang akan dikemukakan tentang pendapat tersebut di

atas, diantaranya adalah:

a. Kalangan Tasawuf

Menurut kalangan Tasawuf bahwa fawâtih al-Suwari adalah huruf-huruf

moqotto'ah atau terpotong-potong yang masing-masing diambil dari nama Allah atau

pengganti dari suatu kalimat yang berhubungan dengan sesudahnya atau menunjuk

kepada maksud yang dikandung oleh surat tersebut. Dalam hal ini, kalangan tasawuf

menggunakan pendekatan untuk menghilangkan keraguan dalam menafsirkan ayat-ayat

mutashabihât dengan caranya sendiri, yakni penafsiran bathiniyah atau esoteris. Karena

memang, fawâtih al-Suwari termasuk di dalamnya.

13 | P a g e

Page 14: Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

Menurut ibn Arabi dalam kitabnya futuhat al-Makkiyah misalnya, sebagaimana

yang dikutip oleh Ahmad Izzan, bahwa "Permulaan surat yang majhul tidak dapat

diletakkan makna yang sesungguhnya kecuali oleh seorang yang mampu berimajinasi

kreatif (menggambarkan) dengan akalnya".

Karena itulah ia sering disebut sebagai pelopor dalam penafsiran esoterik. Sebagai

contoh, ibn Arabi menjelaskan alif lam mim sebagai mana yang dikutip oleh Rosihan

Anwar sebagai berikut:

"Bahwa alif adalah nama esensi illahi, yang menunjukan bahwa ia merupakan

yang pertama dari segala eksistensi, sedangkan lam –sebaliknya- terbentuk dari

dua alif, dan keduanya dikandung oleh mim. Lebih jauh ia menjelaskan bahwa

setiap nama adalah referensi untuk hakikat (esensi), yaitu yang mengandung

satu atau sifat lain (atribut). Oleh karena itu, mim merupakan referensi terhadap

tindakan Muhammad. Selain itu, ia menjelaskan bahwa alif adalah simbol sifat

dan tindakan-tindakan Muhammad, maka lam yang mengantarkan alif dan mim

merupakan simbol nama malaikat Jibril".

Selain ibn Arabi, terdapat mufasir lain, yaitu al-Rabi' ibn Anas yang mengatakan

bahwa "bukankah yang demikian itu (alif lam mim) sebagai kunci sebuah nama dari

nama-nama Allah, misalnya, huruf alif menunjukan nama Allah, lam menunjukan nama

latĭf, dan min menunjukan nama majĭd. Dan tentunya, masih banyak pendapat lain dari

para mufassir kalangan tasawuf yang berusaha menyibak makna esoteris dari huruf-

huruf moqotta'ah tersebut.

b. Kalangan Syiah

Kalangan Syiah, nampaknya terjebak dalam gejala fanatisme. Disebut fanatis,

karena ia sangat mengagungkan Ali dengan mengatakan bahwa jika huruf-huruf itu

dikumpulkan setelah dihapus, maka akan berarti حق على علي jalan Ali" صراط

adalah kebenaran yang kita teguh". Menurut Thabari sebagaimana yang dikutif oleh Abu

Anwar, bahwa salah satu komentar Syi'ah menjelaskan dengan merujuk kepada

imamnya yang berjumlah enam, bahwa alif menunjukan enam sifat Tuhan, yaitu:

14 | P a g e

Page 15: Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

1) Yang Mulia karena Ia-lah yang mengawali segala ciptaan, seperti halnya alif

yang mengawali semua huruf.

2) Yang Jujur dan Yang Lurus karena Tuhan itu adil seperti huruf alif yang tegak

dan lurus.

3) Yang Unik seperti alif yang dalam penulisannya tidak dapat digabung, tetapi

berdiri sendiri.

4) Yang Tunggal seperti alif yang dalam penulisannya tidak dapat digabung, tetapi

berdiri sendiri.

5) Yang Merdeka, semua makhluk membutuhkan Tuhan, tetapi Ia tidak

membutuhkan mereka.

6) Alif tidak berhubungan dengan huruf lain, sedangkan huruf lain berhubungan

dengannya, ini menunjukan keunikanTuhan.

c. Kalangan Orientalis

Pandangan orientalis, mungkin pandangan yang sangat ekstrim atau menyimpang

dari makna sebenarnya. Salah satunya pendapat Noldeke (seorang orentalis), bahwa

awal surat itu tidak lain adalah huruf depan dan huruf belakang dari nama para sahabat

Nabi. Misalnya, huruf sin yang dinisbatkan kepada nama Saad bin Abi Waqas, nun

dinisbatkan kepada Ushman bin Affan, dan lain sebagainya.

Pendapat lain, menyebutkan bahwa huruf-huruf tersebut menunjukan kepada

nama-nama para pengumpulnya. Misalnya nun yang menunjukan nama Utsman bin

Affan.

C. Penutup.

faw â tih al-Suwari adalah pembuka surat dalam al-Quran yang terkadang diawali

dengan huruf-huruf hijaiyah dalam bentuk tunggal atau disebut juga dengan istilah

huruf-huruf muqotto'ah. Disisi lain, fawâtih al-Suwari berbentuk kalimat-kalimat dalam

al-Quran. Misalnya kalimat yang menandakan pujian.

Keberadaan fawâtih al-Suwari sebagai bagian dari ayat-ayat mutashabiât, telah

banyak mencuri perhatian dari para mufassir, baik dari kalangan tasawuf, kalangan

15 | P a g e

Page 16: Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

syi'ah, dan kalangan orientalis yang masing-masing mengeluarkan pendapatnya dengan

latar belakang yang berbeda-beda pula, tentunya.

16 | P a g e

Page 17: Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

Daftar Pustaka

Al-Husnĭ, Muhammad bin Alawi al-Maliki. Zubdah al-Itqan fĭ Ulŭmul Quran. t.tp: Dar

al-Shurŭq, 1983.

Al-Shogir, Fālah bin Muhammad dan Muhammad bin Yahya al-Yahyawi. Ulum Al-

Quran wa Al-Sunnah. tp. Dar-shabĩliya, tt.

Al-Şābuni, Muhammad Ali. Ma'anĭ al-Quran al-Karim. J. 1. Makkah al-Mukarromah:

Jāmiahul Umul Qura, 1409 H.

Al-Suyuthi, Abdurahman bin Ikmal Jalaluddin. Al-Itqan fĭ Ulŭmul Quran. J. 2. Beirut:

Dar el-Fikr, tt.

---------. Al-Dar Al-Manşur. J. 1. Beirut: Dar Al-Fikr, 1993.

Al-Zakashiy, Badruddin Muhammad bin Abdullah. Al-Burhān fĭ Ulŭmul Quran. J. 1.

Beirut: Dar el-Fikr, 1988.

Anwar, Abu. Ulumul Qur'an: Sebuah Pengantar. Cet. Ke-2. Pekanbaru: AMZAH, 2005.

Anwar, Rosihon. Ulûmul Quran. cet. II. Bandung: Pustaka Setia, 2006.

Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahannya. Bandung: J-ART, 2005.

El-Hurr, "Tafsir Esoteris Al-Quran", dalam http://telagahikmah.org/id/index.php. (14

November 2007).

Heritage in, Huruf –L Muqattat, dalam <http://ismaili,net/heritage/node/10395. (14>

November 2007).

Izzan, Ahmad. 'Ulûmul Quran: Telaah Tekstualitas dan Kontekstualitas Alquran.

Bandung: Tafakur, 2005.

Jarrar, Bassa. "First Signs Of Numerical Miracles In the Holy Qur'an". dalam

http://www.islamnoon.com/language/studies/en_irhasat.htm ( 14 November 2007)

Muwanir, A. W. Kamus al-Munawir. Surabaya: Pustaka Progressif, 2002.

Partanto, Pius A dan Dahlan al-Barry. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arloka, 1994.

PP. Muhammadiyah. Himpunan Putusan Majlis Tarjih Muhammadiyah. Jogjakarta: PP.

Muhammadiyah, 1967.

Robinson, Neal. Pengantar Islam Konferehensif. terj. Anam Sutopo dkk. Jogjakarta:

Fajar Pustaka Baru, 2001.

17 | P a g e

Page 18: Menyibak Huruf dan Kalimat Esoteris dalam Quran

Ruslǎni, Solahuddin Buyuni. Al-Quran Al-Hakim: Ru'yatuh Manhajiŷah Jid Yadah

Limabahisi al-Quran al-Karim. Jāmi'ah al-Qǒhirah: Dar-Al-Thaqofah, 1981.

Syadali, Ahmad dan Ahmad Rafi'I. Ulumul Quran I. Cet. III revisi. Bandung: Pustaka

Setia, 2006.

18 | P a g e