MATERI CERAMAH
“MENJAGA KESEHATAN DALAM ISLAM”
Disusun untuk memenuhi tugas Al Islam dan Kemuhammadiyahan
Pembimbing :
M. Ali Fatkhurahman, SKM
Sri Sukasih S.Ag
Dibuat oleh :
Septi Kusuma Handayani
H2A009041
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2015
Menjaga Kesehatan dalam Islam
Sehat adalah kondisi fisik di mana semua fungsi berada dalam keadaan sehat. Menjadi
sembuh sesudah sakit adalah anugerah terbaik dari Allah kepada manusia. Adalah tak
mungkin untuk bertindak benar dan memberi perhatian yang layak kepada ketaatan kepada
Tuhan jika tubuh tidak sehat.
Tidak ada sesuatu yang begitu berharga seperti kesehatan. Karenanya, hamba Allah
hendaklah bersyukur atas kesehatan yang dimiltkinya dan tidak bersikap kufur. Nabi saw.
bersabda, “Ada dua anugerah yang karenanya banyak manusia tertipu, yaitu kesehatan yang
baik dan waktu luang.” (HR. Bukhari)
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi bahwa Rasulullah saw bersabda: ‘Barangsiapa bangun
di pagi hari dengan badan schat dan jiwa sehat pula, dan rezekinya dijamin, maka dia seperti
orang yang memiliki dunia seluruhnya.”
Sudah menjadi semacam kesepakatan, bahwa menjaga agar tetap sehat dan tidak
terkena penyakit adalah lebih baik daripada mengobati, untuk itu sejak dini diupayakan agar
orang tetap sehat. Menjaga kesehatan sewaktu sehat adalah lebih baik daripada meminum
obat saat sakit. Ibn ‘Abbas, ia berkata, aku pernah datang menghadap Rasulullah SAW, saya
bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang aku baca dalam doaku, Nabi
menjawab: Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan, kemudian aku menghadap lagi
pada kesempatan yang lain saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang
akan ku baca dalam doaku. Nabi menjawab: “Wahai Abbas, mintalah kesehatan kepada
Allah, di dunia dan akhirat.” (HR Ahmad, al-Tumudzi, dan al-Bazzar).
Berbagai upaya yang mesti dilakukan agar orang tetap sehat menurut para pakar
kesehatan, antara lain, dengan mengonsumsi gizi yang yang cukup, olahraga cukup, jiwa
tenang, serta menjauhkan diri dari berbagai pengaruh yang dapat menjadikannya terjangkit
penyakit. Hal-hal tersebut semuanya ada dalam ajaran Islam, bersumber dari hadits-hadits
shahih maupun ayat al-Quran.
Menurut penelitian ‘Ali Mu’nis, dokter spesialis internal Fakultas Kedokteran
Universitas ‘Ain Syams Cairo, menunjukan bahwa ilmu kedokteran modern menemukan
kecocokan terhadap yang disyariatkan Nabi dalam praktek pcngobatan yang berhubungan
dengan spesialisasinya.
Sebagaiman disepakati oleh para ulama bahwa di balik pengsyariatan segala sesuatu
termasuk ibadah dalam Islam terdapat hikrnah dan manfaat phisik (badaniah) dan psikis
(kejiwaan). Pada saat orang-orang Islam menunaikan kewajiban-kewajiban keagamannya,
berbagai penyakit lahir dan batin terjaga.
Ajaran Islam sangat menekankan kesehatan jasmani. Agar tetap sehat, hal yang perlu
diperhatikan dan dijaga, menurut sementara ulama, disebutkan, ada sepuluh hal, yaitu: dalam
hal makan, minum, gerak, diam, tidur, terjaga, hubungan seksual, keinginan-keinginan nafsu,
keadaan kejiwaan, dan mengatur anggota badan.
1. Mengatur Pola Makan dan Minum
Kalangan ahli kedokteran Islam menyebutkan, makan yang halalan dan thayyiban. Al-
Quran berpesan agar manusia memperhatikan yang dimakannya, seperti ditegaskan dalam
(QS. ‘Abasa 80 : 24 ):
“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya”.(QS. ‘Abasa 80 : 24 )
Yang dimaksud dengan halal yakni diketahui atau jelas riwayat makanannya
(misalnya bersumber dari mana dan diproses dengan cara seperti apa) selain itu memenuhi
standar halal makanan yang banyak disebutkan dalam Al-Qur'an maupun Hadits. Sementara
istilah tayyiban disini yakni kualitas kandungan gizi/nutrisi dalam makanan.
Dalam Al-Qur'an prinsip makanan sehat lainnya adalah tidak berlebih-lebihan. Rasulullah
bersabda: “Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya.
Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak
ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan,
sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan” (HR Ibnu Majah dan Ibnu
Hibban).
Melalui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah telah mengatur segala sesuatu
yang berkaitan tentang kegiatan ini untuk kebaikan umat manusia. Berikut adalah beberapa
makanan dan minuman yang dilarang sesuai (QS Al Baqarah ayat 173)
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging
babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
Babi banyak mengandung parasit, bakteri, bahkan virus yang berbahaya, sehingga
dikatakan sebagai Reservoir Penyakit. Gara-gara babi, virus Avian Influenza jadi ganas.
Virus normal AI (Strain H1N1 dan H2N1) tidak akan menular secara langsung ke manusia.
Virus AI mati dengan pemanasan 60oC lebih-lebih bila dimasak hingga mendidih. Bila ada
babi, maka dalam tubuh babi, Virus AI dapat melakukan mutasi dan tingkat virulensinya bisa
naik hingga menjadi H5N1. Virus AI Strain H5N1 dapat menular ke manusia.
Dan rahasia dalam pengharaman darah adalah apa yang telah dibuktikan oleh ilmu
pengetahuan modern pada hari ini bahwa darah adalah sarang yang bagus untuk
perkembangbiakan bakteri dan pertumbuhannya. Kemudian lebih dari itu ia tidak
mengandung gizi sedikit pun, akan tetapi ia justru menyebabkan gangguan pencernaan,
sampai-sampai jika sebagian dari darah tersebut dimasukkan ke dalam perut (lambung)
manusia, maka secara langsung lambung akan memuntahkannya, atau darah tersebut akan
keluar bersama kotoran dalam bentuk hitam tanpa dicerna (oleh lambung). Bahkan yang lebih
berbahaya dari itu, darah mengandung unsur-unsur beracun, yang berada di garis terdepannya
adalah karbon dioksida, sebuah gas mematikan “mencekik”. Dan ini menjelaskan juga
larangan memakan binatang yang mati tercekik. Hal itu karena binatang yang mati “tercekik”
ia tidaklah mati melainkan hanya karena bertumpuknya gas ini (karbondioksida) dalam
darahnya yang menyebabkan kematiannya.
Nabi Muhammad Saw. bersabda, "Janganlah sekali-sekali salah seorang dari kalian
minum sambil berdiri, barangsiapa lupa hendaklah dia memuntahkannya"(HR. Muslim)
Dari Anas dan Qatadah, Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya beliau melarang
seseorang minum sambil berdiri, Qotadah berkata:”Bagaimana dengan makan?” beliau
menjawab: “Itu lebih buruk lagi”. (HR.Muslim dan Turmidzi)
Penelitian membuktikan bahwa air putih yang kita minum saat duduk akan disaring oleh
sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air
kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada pos-pos
penyaringan yang berada di ginjal.
Sebaliknya, jika kita minum air putih dengan cara berdiri, maka air yang kita minum itu
masuk tanpa disaring lagi. Air itu bisa langsung menuju kandung kemih. Ketika langsung
menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan di saluran ureter. Karena banyak limbah-
limbah yang menyisa di ureter maka hal ini bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal. Salah
satu penyakit ginjal yang berbahaya.
2. Keseimbangan Beraktivitas dan Istirahat
Perhatian Islam terhadap masalah kesehatan dimulai sejak bayi, di mana Islam
menekankan bagi ibu agar menyusui anaknya, di samping merupakan fitrah juga
mengandung nilai kesehatan. Banyak ayat dalam al-Quran menganjurkan hal tersebut.Al-
Quran melarang melakukan sesuatu yang dapat merusak badan. Para pakar di bidang medis
memberikan contoh seperti merokok. Alasannya, termasuk dalam larangan membinasakan
diri dan mubadzir dan akibat yang ditimbulkan, bau, mengganggu orang lain dan lingkungan.
Islam menekankan keteraturan mengatur ritme hidup dengan cara tidur cukup,
istirahat cukup dan melarang membebani badan melebihi batas kemampuannya, seperti
melakukan begadang sepanjang malam, melaparkan perut berkepanjangan sekalipun
maksudnya untuk beribadah, sebagaimana disebutkan dalam hadits:
“Nabi pernah berkata kepadaku: Hai hamba Allah, bukankah aku memberitakan
bahwa kamu puasa di sz’am? hari dan qiyamul lail dimalam hari, maka aku katakan,
benarya Rasulullah, Nabi menjawab: Jangan lalukan itu, berpuasa dan berbukalah,
bangun malam dan tidurlah, sebab, pada badanmu ada hak dan pada lambungmu juga ada
hak” (HR Bukhari dan Muslim).
Dan berikut adalah beberapa kebiasaan Rasulullah seputar tidur :
Tidur di Awal Malam dan Bangun di Akhir Malam
“Beliau saw tidur di awal malam dan menghidupkan akhir malam.” (Mutafaq ’Alaih)
Tidur yang berkualitas di malam hari merupakan upaya optimalisasi dalam
detoksifikasi untuk menetralisir toksin yang mengontaminasi tubuh. Detoksifikasi tubuh,
terjadi terutama pada hati, tercapai optimal saat tidur. Mekanisme tersebut berkaitan erat
dengan diproduksinya antioksidan sebagai penetral toksin. Pada tidur yang berkualitas,
detoksifikasi hati dapat berjalan optimal, khususnya dalam pembentukan asam amino
glutathione sebagai antioksidan yang menetralisasi stres oksidatif dan radikal bebas.
Tidur/Istirahat di Siang Hari
Tidur atau istirahat siang (sesudah dhuhur sebelum ashar) dianjurkan oleh
Rasulullah. Aktivitas ini disebut juga Qoyluulah. Berkata Ibnu Atsir: “Qoyluulah adalah
istirahat di pertengahan siang walaupun tidak tidur”.
Sebuah penelitian baru menjelaskan bahwa tidur siang saat bekerja dapat
mengurangi risiko terkena penyakit jantung yang membahayakan bahkan mematikan.
3. Olahraga sebagai Upaya Menjaga Kesehatan
Tujuan utama olahraga adalah untuk mempertinggi kesehatan yang positif, daya tahan,
tenaga otot, keseimbangan emosional, efisiensi dari fungsi-rungsi alat tubuh, dan daya
ekspresif serta daya kreatif. Dengan melakukan olahraga secara bertahap, teratur, dan cukup
akan meningkatkan dan memperbaiki kesegaran jasmani, menguatkan dan menyehatkan
tubuh. Dengan kesegaran jasmani seseorang akan mampu beraktivitas dengan baik.
“Sesungguhnya hati itu bisa bosan seperti badan. Oleh karena itu carilah segi-segi
kebijaksanaan demi kepentingan hati. Istirahatkanlah hatimu sekadarnya, sebab hati itu
apabila tidak suka bisa buta.” (Ali bin Abi Thalib)
Dalam Islam ada beberapa macam permainan yang telah disyariatkan Rasulullah
Shalallahu Alaihi Wasallam untuk kaum muslimin guna memberikan kegairahan dan hiburan.
Di antaranya perlombaan lari cepat, memanah, anggar, berenang, gulat dan berkuda.
Khusus lari cepat, Ali adalah salah seorang yang paling cepat. Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wasallam sendiri menggelar pertandingan dengan isterinya guna memberikan
pendidikan kesederhanaan dan kesegaran serta mengajari sahabat-sahabatnya.
Memanah, bermanfaat untuk melatih kepercayaan diri serta jiwa. Jadi, dengan memanah
kita bisa belajar membidik sasaran-sasaran dalam hidup ini. Bahwa hidup harus mempunyai
sasaran yang jelas dan lakukan usaha untuk mencapainya dengan keteguhan tangan, kekuatan
hati dan mampu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan dunia ini. Sasaran bukanlah
tujuan utama, tapi merupakan acuan kita melangkah dan fokus pada Ikhtiar/proses bukan
pada hasil akhir. Yang sama dengan permainan memanah adalah anggar.
Sedangkan inti dalam Olahraga Renang adalah pengaturan nafas. Dimana Fungsi nafas
adalah untuk memasukan atau menghirup oksigen dari Alam ke dalam tubuh kita melalui
paru-paru. Oksigen yg kita hirup masuk ke paru-paru, lalu aliran darah dari jantung masuk ke
paru-paru. Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan
dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah
menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Prosesnya disebut
“pernapasan eksternal” atau bernapas.
Dengan berenang, pernafasan menjadi kuat, dan ini amat besar pengaruhnya bagi
kecerdasan manusia, dikarenakan asupan oksigen ke otak terdistribusi dengan cukup.
Berenang, bermanfaat bagi ketahanan fisik. Seseorang yang mahir berenang akan kuat
pernapasannya, dan ini amat besar pengaruhnya bagi kecerdasan otak. Olah raga renang
melibatkan hampir seluruh otot, dan ini tentunya akan meningkatkan daya tahan tubuh dan
stamina seseorang sehingga tetap bugar dan tidak mudah sakit.
Bergulat serta berkuda dalam hal ini adalah simbol dari hidup dan Pengendalian Diri,
Rasa Percaya Diri dan Keberanian. Secara fisik kuda tentu lebih kuat dari penunggannya,
namun sang penunggang tetap harus menguasai kuda tersebut agar dia bisa sampai ke
tujuannya. Demikian pula dalam kehidupan manusia. Kita sering kali harus memimpin orang-
orang yang lebih pintar, lebih kuat dan lebih banyak memiliki kelebihan dibanding kita.
4. Anjuran Menjaga Kebersihan
Ajaran Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan yang merupakan salah satu
aspek penting dalam ilmu kedokteran. Dalam terminologi Islam, masalah yang berhubungan
dengan kebersihan disebut dengan al-Thaharat. Dari sisi pandang kebersihan dan kesehatan,
al-thaharat merupakan salah satu bentuk upaya preventif, berguna untuk menghindari
penyebaran berbagai jenis kuman dan bakteri.
‘Abd al-Mun’im Qandil dalam bukunya al-Tadaivi bi al-Quran seperti halnya kebanyakan
ulama membagi thaharat menjadi dua, yaitu lahiriah dan rohani. Kesucian lahiriah meliputi
kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal, jalan dan segala sesuatu yang dipergunakan
manusia dalam urusan kehidupan. Sedangkan kesucian rohani meliputi kebersihan hati, jiwa,
akidah, akhlak, dan pikiran.
Ajaran kebersihan tidak hanya merupakan slogan atau teori belaka, tetapi harus dijadikan
pola hidup praktis, yang mendidik manusia hidup bersih sepanjang masa, bahkan
dikembangkan dalam hukum Islam. Dalam rangka inilah dikenal sarana-sarana kebersihan
yang termasuk kelompok ibadah, seperti : wudhu, tayammum, mandi dan pembersihan gigi.
Adanya kewajiban shalat lima waktu sehari semalam merupakan jaminan terpeliharanya
kebersihan badan secara terbatas dan minimal, karena ibadah shalat itu baru sah kalau orang
terlebih dahulu membersihkan diri dengan berwudhu. Demikian juga ibadah tersebut baru sah
jika pakaian dan tempat dimana kita melakukannya bersih. Disinilah letaknya ibadah shalat
ikut berperan membina kesehatan jasmani selain peran utamanya membina kesehatan jiwa
manusia. Kebersihan jasmani seorang muslim, tidak hanya menghilangkan najis, beristinja
dan berwudhu saja, tetapi harus membersihkan badan secara menyeluruh dengan mandi.
Dalam ajaran Islam, anjuran untuk mandi tidak hanya terbatas pada waktu dan keadaat
tersebut di atas, tetapi mandi dianjurkan pada setiap waktu badan kita berubah bau
disebabkan keringat dan lain sebagainya. Jadi mandi adalah suatu hal yang sangat terpuji
untuk memelihara kebersihan badan, bahkan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
ibadah.
Terakhir, semoga pemaparan di atas semakin menambah pengetahuan kita tentang
korelasi antara Islam dan kesehatan dan menguatkan azam kita untuk menekuni pengobatan
yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. wassalaamu' alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh.
Top Related