MEKANISME
PENYUSUNAN PERDA DAN PERKADA
DALAM RANGKA KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN DAERAH
Nurul Diana Irawati
Selasa, 20 Agst 2019
BIRO HUKUM DAN HAM
Bagian Perundang-undangan
BIRO HUKUM DAN HAM SEKRETARIAT DAERAH
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019
DASAR NORMATIF PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
1. UU No. 12 Tahun 2011 ttg Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
2. UU No. 23 Tahun 2014 ttg Pemda sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UU No. 9
Tahun 2015;
3. UU No. 17 Tahun 2014 ttg MPR,DPR, DPD & DPRD sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
UU No. 2 Tahun 2018;
4. Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2014 ttg Peraturan Pelaksana UU No. 12 Tahun 2011 ttg Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
5. Permendagri No. 80 Tahun 2015 ttg Pembentukan Produk Hukum Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Permendagri No. 120 Tahun 2018;
6. Perda Prov. Jabar No. 3 Tahun 2012 ttg Pembentukan Peraturan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Perda Prov. Jabar No. 4 Tahun 2015;
7. Peraturan perundang-undangan sektoral sesuai dengan materi muatan Perda/Perkada.
BIRO HUKUM DAN HAM SEKRETARIAT DAERAH
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019
Jenis dan Kerangka Produk Hukum Daerah
Produk Hukum Daerah
Peraturan
Peraturan Daerah
Peraturan Kepala Daerah
Peraturan DPRD
Penetapan
Keputusan Kepala Daerah
Keputusan DPRD
Keputusan Pimpinan DPRD
Keputusan BK DPRD
1. Judul
2. Pembukaan
3. Batang Tubuh
4. Penutup
5. Penjelasan
(apabila diperlukan)
6. Lampiran
(apabila diperlukan)
Kerangka Produk Hukum Daerah
MEWUJUDKAN/MELAHIRKAN PRODUK HUKUM DAERAH YANG BAIK :
1. PERDA/PERGUB YANG SESUAI KEBUTUHAN
2. BISA MENYELESAIKAN MASALAH
3. DAPAT DILAKSANAKAN & DIPERTANGGUJAWABKAN
4. PENYUSUNAN SECARA TERTIB REGULASI
BIRO HUKUM DAN HAM SEKRETARIAT DAERAH
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019
Peraturan Daerah dibuat berdasarkan:
Propemperda disusun berdasarkan:
Menyelenggarakan otonomi daerah dan tugas pembantuan, dengan rincian:
a. Perintah peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi;
b. Rencana pembangunan daerah;
c. Penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan; dan
d. Aspirasi masyarakat daerah.
Dalam keadaan tertentu, DPRD atau Kepala Daerah dapat mengajukan Raperda diluar Propemperda karena
alasan:
a. Mengatasi keadaan luar biasa, keadaaan konflik, atau bencana alam;
b. Menindaklanjuti kerja sama dengan pihak lain;
c. Mengatasi keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi atas suatu rancangan Perda yang
dapat disetujui bersama oleh alat kelengkapan DPRD yang khusus menangani bidang pembentukan Perda
dan unit yang menangani bidang hukum pada pemerintahan daerah; dan
d. Perintah dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi setelah Propemperda
ditetapkan.
BIRO HUKUM DAN HAM SEKRETARIAT DAERAH
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019
Peraturan Kepala Daerah dibuat berdasarkan:
Propempergub disusun berdasarkan:
Kewenangan Kepala Daerah yang disesuaikan dengan kebutuhan Pemerintah Daerah
berdasarkan perintah peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau kewenangan.
Pasal 246 UU 23/2014:
(1) Untuk melaksanakan perda atau atas kuasa peraturan perundang-undangan, kepala
daerah menetapkan perkada
(2) Ketentuan mengenai asas pembentukan dan materi muatan, serta pembentukan perda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 237 berlaku secara mutatis mutandis terhadap
asas pembentukan dan materi muatan, serta pembentukan perkada.
BIRO HUKUM DAN HAM SEKRETARIAT DAERAH
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019
Dalam menyusun produk hukum daerah,
terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan:
2. Tertib ProsedurBermakna bahwa secara prinsip tata cara pembentukan produk hukum daerah,
baik peraturan maupun keputusan mulai tahapan awal sampai dengan akhir harus
sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perudang-undangan.
1. Tertib KewenanganProses perumusan norma ke dalam produk hukum untuk memposisikan kewenangan atau wewenang
berdasarkan kekuasaan hukum, hak yang dimiliki oleh pejabat untuk memerintah atau bertindak dalam
membuat peraturan secara benar, akurat, dan sesuai dengan tujuan.
Tertib kewenangan bermakna bahwa secara prinsip setiap tindakan harus berdasarkan pada batas
kewenangan yang dimiliki.
BIRO HUKUM DAN HAM SEKRETARIAT DAERAH
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019
Dalam menyusun produk hukum daerah,
terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan:
3. Tertib SubstansiBermakna bahwa secara prinsip dalam penyusunan produk hukum daerah secara
substansial tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yg lebih
tinggi, kesusilaan, dan kepentingan umum. tertib substansi terdiri atas politik hukum,
materi muatan dan asas hukum.
4. Tertib ImplementasiBermakna bahwa setelah produk hukum daerah selesai ditetapkan dan/atau
diundangkan, maka tidak berarti bahwa produk hukum daerah tersebut sudah
bisa bekerja dengan sendirinya. masih diperlukan langkah-langkah hukum
lanjutan agar produk hukum daerah bisa efektif.
BIRO HUKUM DAN HAM SEKRETARIAT DAERAH
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019
Mewujudkan/Melahirkan Produk Hukum Daerah yang Baik
Produk hukum daerah harus sesuai kebutuhan
Produk hukum daerah dapat menyelesaikan
masalah-manfaat
Produk hukum daerah dapat dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan
Produk hukum daerah disusun sesuai ketentuan
BIRO HUKUM DAN HAM SEKRETARIAT DAERAH
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019
PROSES PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
PERENCANAAN
PEMBAHASAN
PENGUNDANGANPENYUSUNAN
PENETAPAN
1
3
4
2
5
PENYEBARLUASAN
Bentuk Partisipasi Masyarakat:
1. Rapat Dengar Pendapat Umum;
2. Kunjungan kerja;
3. Sosialisasi;
4. Seminar, Lokakarya, dan/atau Diskusi;
5. web
Kepada Masyarakat dan Pemangku Kepentingan
BIRO HUKUM DAN HAM SEKRETARIAT DAERAH
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019
PROSES PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH(Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011 Jo. PMDN No. 80 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan PMDN No. 120 Tahun 2018)
PERENCANAAN1
1. Perencanaan penyusunan Perda meliputi kegiatan:
Penyusunan Propemperda, perencanaan penyusunan Raperda kumulatif terbuka, dan perencanaan penyusunan Raperda di
luar Propemperda.
2. Penyusunan Propemperda dilaksanakan oleh Kepala Daerah dan DPRD:
• Kepala Daerah: dikoordinasikan Perangkat Daerah yang Membidangi Hukum dan disampaikan hasilnya oleh Kepala
Daerah ke Bapemperda
• DPRD: Bapemperda
2. Propemperda yang telah disepakati Pemda dan DPRD, ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPRD.
3. Propemperda dapat dimuat daftar kumulatif terbuka yang terdiri dari akibat putusan MA, APBD, serta penataan kecamatan
dan desa*.
4. Pemda dan DPRD dapat mengajukan Raperda di luar Propemperda dalam keadaan tertentu (Pasal 16 ayat (5) PMDN No. 80
Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan PMDN No. 120 Tahun 2018).
* Khusus Kabupaten atau Kota
BIRO HUKUM DAN HAM SEKRETARIAT DAERAH
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019
PROSES PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH(Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011 Jo. PMDN No. 80 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan PMDN No. 120 Tahun 2018)
Tahapan Penyusunan Perda:
1. Penyusunan Raperda
dapat berasal dari DPRD* atau Kepala Daerah** (disusun oleh tim penyusun dengan disertai
penjelasan/keterangan dan/atau naskah akademik).
2. Penyelarasan Naskah Akademik Raperda (dilakukan oleh Perangkat Daerah yang Membidangi Hukum)
3. Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi
• Kepala Daerah: dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang Membidangi Hukum
• DPRD: dilaksanakan oleh Bapemperda
* dajukan oleh anggota DPRD, komisi, gabungan komisi, atau Bapemperda
** disusun oleh tim penyusun yang terdiri dari Kepala Daerah, Sekretaris Daerah, Perangkat Daerah
Pemrakarsa, Perangkat Daerah yang Membidangi Hukum, Perangkat Daerah Terkait, dan Perancang Peraturan
Perundang-undangan.
2 PENYUSUNAN
BIRO HUKUM DAN HAM SEKRETARIAT DAERAH
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019
PROSES PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH(Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011 Jo. PMDN No. 80 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan PMDN No. 120 Tahun 2018)
1. Raperda dibahas oleh DPRD dan Kepala Daerah untuk mendapatkan persetujuan bersama.
2.Pembahasan dilakukan melalui 2 tingkat pembicaraan, yaitu:
a. Pembicaraan tingkat I meliputi:
• Penjelasan Raperda;
• Pandangan umum Fraksi atau Kepala Daerah atas Raperda; dan
• Tanggapan atas pandangan umum tersebut.
b. Pembicaraan tingkat II meliputi:
• Pengambilan keputusan dalam rapat paripurna (didahului dengan penyampaian hasil
pembahasan dan permintaan persetujuan secara lisan dari anggota rapat); dan
• Pendapat akhir Kepala Daerah.
PEMBAHASAN3
BIRO HUKUM DAN HAM SEKRETARIAT DAERAH
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019
PROSES PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH(Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011 Jo. PMDN No. 80 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan PMDN No. 120 Tahun 2018)
1. Raperda harus mendapat evaluasi sebelum ditetapkan dimana untuk Perda Provinsi, evaluasi
dilakukan Mendagri, sedangkan untuk Perda Kabupaten/Kota, evaluasi dilakukan Gubernur.
2.Setelah dilakukan evaluasi, Raperda diberikan nomor registrasi.
3.Raperda yang telah diberikan nomor registrasi disampaikan kepada Kepala Daerah untuk
ditetapkan.
4.Setelah ditetapkan, Perangkat Daerah yang membidangi hukum memberikan penomoran
terhadap Perda tersebut.
4 PENETAPAN
BIRO HUKUM DAN HAM SEKRETARIAT DAERAH
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019
PROSES PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH(Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011 Jo. PMDN No. 80 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan PMDN No. 120 Tahun 2018)
1. Perda yang telah ditetapkan,
diundangkan dalam lembaran daerah
oleh Sekretaris Daerah, sedangkan
penjelasan atas Perda tersebut dimuat
dalam tambahan lembaran daerah.
2. Perda yang telah diundangkan dimuat
dalam Jaringan Dokumentasi dan
Informasi Hukum.
PENYEBARLUASAN
Penyebarluasan kepada seluruh masyarakat dan
pemangku kepentingan dilakukan oleh Pemerintah
Daerah dan DPRD sejak Propemperda sampai
diundangkannya Perda. Adapun objek yang
disebarluaskan adalah:
1. Propemperda;
2. Raperda disertai dengan penjelasan atau
keterangan dan/atau naskah akademik; dan
3. Perda yang telah diundangkan.
PENGUNDANGAN5
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
• Penguatan program unggulan dalam mencapai visi Jabar yang juga merupakan janji Gubernur
• Menjaga konsistensi kegiatan setiap tahunnya
• Menjaga konsistensi anggaran setiap tahunnya
• Menjaga konsistensi pencapaian target kinerja
• Menjabarkan pembagian tahapan dan
• mekanisme pelaksanaan kegiatan
• Menjabarkan kolaborasi antar sektor/PD
BIRO HUKUM DAN HAM SEKRETARIAT DAERAH
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019
TERIMA KASIH
Top Related