MEKANISME KOMUNIKASI DATA GATEWAY
MULTI-TERMINAL VMES JARINGAN ADHOC
MENGGUNAKAN KONSEP METODE AKSES
PROTOKOL MAC 80211
Pembimbing
Dr Ir Achmad Affandi DEA
Oleh
Ahmad Fuad
2209203013
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Potensi perikanan dan kelautan wilayah perairan Indonesia
Keterbatasan metode dan teknologi untuk mencari daerah potensi penangkapan
ikan
Ketentuan FAO mengharuskan penggunaan sistem Vessel Monitoring System
(VMS)
Sistem VMS MAHAL
Sistem komunikasi dan navigasi alternatif (VMeS)
Implementasi VMeS awal
Pengembangan mekanisme komunikasi VMeS menggunakan konsep metode
akses 80211
Permasalahan Bagaimana membangun mekanisme komunikasi data gateway multi terminal
Bagaimana gateway menangani pengiriman paket dari beberapa terminal
Apakah rancangan mekanisme komunikasi data menggunakan metode akses protokol MAC 80211 skema DCF dapat diterapkan dengan baik pada komunikasi gateway multi terminal
Tujuan Penelitian Membangun mekanisme komunikasi data gateway multi terminal VMeS
Mengembangkan sistem VMeS jaringan wireless ad hoc yang memiliki unjuk kerja yang baik dalam menangani pengiriman paket data
Relevansi Sebagai sistem komunikasi dan navigasi alternatif pada kapal nelayan yang dapat
membantu nelayan tradisional memperoleh informasi dengan mudah biaya terjangkau dan andal
Batasan Masalah Desain mekanisme komunikasi data menggunakan skema DCF protokol MAC metode
RTSCTS berbasis reservasi
Ukuran paket data maksimal 160 byte dengan bit rate 1200 bps
Node diasumsikan dalam keadaan statis dengan jangkauan radio didefinisikan dan penerapan protokol routing AODV yang telah dikembangkan sebelumnya
Skema DCF dalam simulasi memperhitungkan setiap frame RTS CTS DATA dan ACK
Parameter interval frame DIFS dan SIFS skema DCF tidak diadopsi untuk penyederhanaan simulasi dengan pertimbangan simulasi dibangun secara virtual terpusat dalam 1 server komputer yang bekerja secara serial untuk menjalankan simulasi 8 node yang dapat menyebabkan beban kerja komputer sangat berat sehingga kemungkinan menghasilkan delay yang tinggi serta tumpang tindih antara frame
Untuk mengatasi interval frame dan waktu tunda dalam proses handshake maka digunakan timer internal program dengan waktu 1 detik tiap frame berdasarkan pendekatan dari estimasi ukuran dan waktu frame Timer juga berfungsi sebagai interval switching antara pemancar dan penerima
Pengujian sistem dilakukan dengan membangun simulasi menggunakan bahasa pemrograman DelphiI 60
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan Adhoc Nirkabel
Jaringan Ad hoc Mobile (Amitava dkk 2003)
Jaringan ad hoc adalah kumpulan node nirkabel bergerak secara dinamis membentuk
jaringan sementara tanpa menggunakan setiap infrastruktur jaringan yang ada atau
administrasi terpusat
Karakteristik jaringan ad hoc
Topologi yang dinamis
Bandwidth constrained variable
capacity links
Link asimetris
Congestion
Multihop
Limited physicaly security
Energy-constrained
Protokol Routing Jaringan Ad Hoc
Protokol routing dalam jaringan ad hoc bertujuan untuk menentukan jalurrute terbaik
(optimal routing) dan transportasi informasi dari sumber ke tujuan
(a) (b)
Mobilitas Routing a) Posisi Awal b) Posisi Setelah Berpindah
Ad Hoc On-demand Distance Vector (AODV)
Mekanisme Pencarian Rute pada AODV (Kopp 2002)
Mekanisme Rute Maintenance pada AODV (Kopp 2002)
IEEE 80211 Standar
IEEE 80211 standar menyediakan solusi MAC (medium access control) dan PHY (physical
layer) untuk konektivitas wireless LAN (local area network)
Standar 80211 mendukung topologi jaringan seperti Basic Service Set (BSS) Independent
Basic Service Set (IBSS) networks dan Extended Service Set (ESS)
Protokol IEEE 80211 menggunakan standar Medium Acces Control (MAC) untuk
menangani proses pengiriman data
Struktur Lapisan MAC dan PHY
MAC Jaringan Wireless Ad hoc
MAC layer adalah serangkaian protokol yang bertanggung jawab untuk mengatur
penggunaan medium bersama
Protokol MAC mendefinisikan bagaimana setiap unit node bergerak dapat berbagi
sumber daya nirkabel bandwidth yang terbatas secara efisien
MAC bertanggung jawab membentuk dan membatalkan koneksi per-link
MAC sublayer yang bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue
untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan
MAC memiliki dua mekanisme akses dalam transmisi paket yaitu DCF (Distributed
Coordination Function) dan PCF (Point Coordination Function)
Fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) menentukan kapan stasiun
diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Metode Akses MAC 80211
MAC sublayer menentukan dua mekanisme MAC yaitu Distributed Coordination Function
(DCF) dan Point Coordination Function (PCF)
Fungsi Koordinasi MAC
Mekanisme akses dasar CSMACA
Komunikasi Protokol Akses
Paket Radio
Protokol AX25
AX25 adalah protokol komunikasi data yang dipergunakan pada TNC modem
Format Protokol Link AX25
Protokol RS-232
Untuk pengiriman data jarak jauh pada umumnya mempergunakan sistem transmisi serial
untuk menghemat kabel
METODE PENELITIAN
Konfigurasi Umum Sistem
Setiap terminal memiliki konfigurasi perangkat terdiri dari terminal komunikasi data
modem radio transceiver dengan antena dan alat input seperti keyboard sensor dan GPS
Rancangan Sistem
Implementasi jaringan ad hoc pada gateway multi terminal untuk komunikasi kapal berbasis data melalui kanal VHF
Komunikasi data dirancang menggunakan bitrate 1200 bps atau sekitar 120 karakter per detik karena keterbatasan dari kanal radio
Setiap node dapat berkomunikasi apabila berada dalam jangkauan
Node yang berada diluar jangkauan membutuhkan perantara
Pengiriman pesan dari N1 N2 dan N3 ke Gw sangat memungkinkan terjadinya tabrakan paket
Penerapan konsep metode akses 80211 untuk menangani multi paket yang datang
Standar MAC sublayer bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan dan fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) yang menentukan kapan stasiun diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Desain Metode Akses MAC 80211 Penelitian ini menggunakan mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis reservasi
Mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis CSMACA (Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance) yang memiliki kemampuan untuk mengurangi tabarakan paket
Protokol CSMACA bertugas mengatur delay antara urutan frame yang berdekatan dan mampu menghindari tabrakan antara beberapa stasiun dalam mengakses media pada titik di mana tabrakan kemungkinan besar terjadi pada saat media dalam kondisi idle menyusul kondisi sibuk
Penjelasan
RTS (Request to Send) pesan yang digunakan sender untuk memberitahukan akan melakukan
pengiriman data pada receiver setelah medeteksi medium kondisi idle
CTS (Clear to Send) pesan balasan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa receiver telah
menerima RTS dan siap menerima data
DATA Informasi data yang relevan dari sender untuk receiver
ACK (Acknowledgement) pesan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa data yang dikirim
telah berhasil diterima
DIFS (Distributed IFS) Interval waktu yang dibutuhkan stasiun untuk memulai transmisi baru Waktu
tunda sebelum memulai Interval backoff
SIFS (Short IFS) Interval waktu antara frame yang digunakan stasiun untuk prioritas transmisi frame
tunggal
NAV (Network Allocation Vector) sebagai indikator pada setiap stasiun untuk mengatur periode waktu
ketika transmisi ke media sedang media sibuk NAV akan diupdate dengan durasi yang ditentukan dari
proses komunikasi RTSCTS dan indikasi dari kondisi kanal sibuk
Backoff metode menyelesaikan pertentangan antara stasiun yang berbeda saat mengakses medium
metode ini mengharuskan setiap stasiun untuk memilih Random Number (n) antara 0 dan angka yang
diberikan dan menunggu jumlah Slots sebelum mengakses medium selalu memeriksa apakah sebuah
stasiun yang berbeda telah diakses media sebelumnya Kondisi ini dimana stasiun mungkin mencoba
mengirim congestion-based data setelah transmisi frame selesai dan DIFS telah berlalu Periode ini disebut
juga contention windows
Arsitektur Protokol
Format Frame MAC
Format Frame MAC
Frame Control Field
Frame skema RTSCTS
Fromat Frame RTS
Fromat Frame CTS Fromat Frame ACK
Desain Format Frame Paket Data
Frame Lebar data (B)
Dest (id) 2
Src (id) 2
Tipe
RTS 3
CTS 3
DATA 4
ACK 3
Payload max 160
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Potensi perikanan dan kelautan wilayah perairan Indonesia
Keterbatasan metode dan teknologi untuk mencari daerah potensi penangkapan
ikan
Ketentuan FAO mengharuskan penggunaan sistem Vessel Monitoring System
(VMS)
Sistem VMS MAHAL
Sistem komunikasi dan navigasi alternatif (VMeS)
Implementasi VMeS awal
Pengembangan mekanisme komunikasi VMeS menggunakan konsep metode
akses 80211
Permasalahan Bagaimana membangun mekanisme komunikasi data gateway multi terminal
Bagaimana gateway menangani pengiriman paket dari beberapa terminal
Apakah rancangan mekanisme komunikasi data menggunakan metode akses protokol MAC 80211 skema DCF dapat diterapkan dengan baik pada komunikasi gateway multi terminal
Tujuan Penelitian Membangun mekanisme komunikasi data gateway multi terminal VMeS
Mengembangkan sistem VMeS jaringan wireless ad hoc yang memiliki unjuk kerja yang baik dalam menangani pengiriman paket data
Relevansi Sebagai sistem komunikasi dan navigasi alternatif pada kapal nelayan yang dapat
membantu nelayan tradisional memperoleh informasi dengan mudah biaya terjangkau dan andal
Batasan Masalah Desain mekanisme komunikasi data menggunakan skema DCF protokol MAC metode
RTSCTS berbasis reservasi
Ukuran paket data maksimal 160 byte dengan bit rate 1200 bps
Node diasumsikan dalam keadaan statis dengan jangkauan radio didefinisikan dan penerapan protokol routing AODV yang telah dikembangkan sebelumnya
Skema DCF dalam simulasi memperhitungkan setiap frame RTS CTS DATA dan ACK
Parameter interval frame DIFS dan SIFS skema DCF tidak diadopsi untuk penyederhanaan simulasi dengan pertimbangan simulasi dibangun secara virtual terpusat dalam 1 server komputer yang bekerja secara serial untuk menjalankan simulasi 8 node yang dapat menyebabkan beban kerja komputer sangat berat sehingga kemungkinan menghasilkan delay yang tinggi serta tumpang tindih antara frame
Untuk mengatasi interval frame dan waktu tunda dalam proses handshake maka digunakan timer internal program dengan waktu 1 detik tiap frame berdasarkan pendekatan dari estimasi ukuran dan waktu frame Timer juga berfungsi sebagai interval switching antara pemancar dan penerima
Pengujian sistem dilakukan dengan membangun simulasi menggunakan bahasa pemrograman DelphiI 60
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan Adhoc Nirkabel
Jaringan Ad hoc Mobile (Amitava dkk 2003)
Jaringan ad hoc adalah kumpulan node nirkabel bergerak secara dinamis membentuk
jaringan sementara tanpa menggunakan setiap infrastruktur jaringan yang ada atau
administrasi terpusat
Karakteristik jaringan ad hoc
Topologi yang dinamis
Bandwidth constrained variable
capacity links
Link asimetris
Congestion
Multihop
Limited physicaly security
Energy-constrained
Protokol Routing Jaringan Ad Hoc
Protokol routing dalam jaringan ad hoc bertujuan untuk menentukan jalurrute terbaik
(optimal routing) dan transportasi informasi dari sumber ke tujuan
(a) (b)
Mobilitas Routing a) Posisi Awal b) Posisi Setelah Berpindah
Ad Hoc On-demand Distance Vector (AODV)
Mekanisme Pencarian Rute pada AODV (Kopp 2002)
Mekanisme Rute Maintenance pada AODV (Kopp 2002)
IEEE 80211 Standar
IEEE 80211 standar menyediakan solusi MAC (medium access control) dan PHY (physical
layer) untuk konektivitas wireless LAN (local area network)
Standar 80211 mendukung topologi jaringan seperti Basic Service Set (BSS) Independent
Basic Service Set (IBSS) networks dan Extended Service Set (ESS)
Protokol IEEE 80211 menggunakan standar Medium Acces Control (MAC) untuk
menangani proses pengiriman data
Struktur Lapisan MAC dan PHY
MAC Jaringan Wireless Ad hoc
MAC layer adalah serangkaian protokol yang bertanggung jawab untuk mengatur
penggunaan medium bersama
Protokol MAC mendefinisikan bagaimana setiap unit node bergerak dapat berbagi
sumber daya nirkabel bandwidth yang terbatas secara efisien
MAC bertanggung jawab membentuk dan membatalkan koneksi per-link
MAC sublayer yang bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue
untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan
MAC memiliki dua mekanisme akses dalam transmisi paket yaitu DCF (Distributed
Coordination Function) dan PCF (Point Coordination Function)
Fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) menentukan kapan stasiun
diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Metode Akses MAC 80211
MAC sublayer menentukan dua mekanisme MAC yaitu Distributed Coordination Function
(DCF) dan Point Coordination Function (PCF)
Fungsi Koordinasi MAC
Mekanisme akses dasar CSMACA
Komunikasi Protokol Akses
Paket Radio
Protokol AX25
AX25 adalah protokol komunikasi data yang dipergunakan pada TNC modem
Format Protokol Link AX25
Protokol RS-232
Untuk pengiriman data jarak jauh pada umumnya mempergunakan sistem transmisi serial
untuk menghemat kabel
METODE PENELITIAN
Konfigurasi Umum Sistem
Setiap terminal memiliki konfigurasi perangkat terdiri dari terminal komunikasi data
modem radio transceiver dengan antena dan alat input seperti keyboard sensor dan GPS
Rancangan Sistem
Implementasi jaringan ad hoc pada gateway multi terminal untuk komunikasi kapal berbasis data melalui kanal VHF
Komunikasi data dirancang menggunakan bitrate 1200 bps atau sekitar 120 karakter per detik karena keterbatasan dari kanal radio
Setiap node dapat berkomunikasi apabila berada dalam jangkauan
Node yang berada diluar jangkauan membutuhkan perantara
Pengiriman pesan dari N1 N2 dan N3 ke Gw sangat memungkinkan terjadinya tabrakan paket
Penerapan konsep metode akses 80211 untuk menangani multi paket yang datang
Standar MAC sublayer bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan dan fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) yang menentukan kapan stasiun diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Desain Metode Akses MAC 80211 Penelitian ini menggunakan mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis reservasi
Mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis CSMACA (Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance) yang memiliki kemampuan untuk mengurangi tabarakan paket
Protokol CSMACA bertugas mengatur delay antara urutan frame yang berdekatan dan mampu menghindari tabrakan antara beberapa stasiun dalam mengakses media pada titik di mana tabrakan kemungkinan besar terjadi pada saat media dalam kondisi idle menyusul kondisi sibuk
Penjelasan
RTS (Request to Send) pesan yang digunakan sender untuk memberitahukan akan melakukan
pengiriman data pada receiver setelah medeteksi medium kondisi idle
CTS (Clear to Send) pesan balasan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa receiver telah
menerima RTS dan siap menerima data
DATA Informasi data yang relevan dari sender untuk receiver
ACK (Acknowledgement) pesan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa data yang dikirim
telah berhasil diterima
DIFS (Distributed IFS) Interval waktu yang dibutuhkan stasiun untuk memulai transmisi baru Waktu
tunda sebelum memulai Interval backoff
SIFS (Short IFS) Interval waktu antara frame yang digunakan stasiun untuk prioritas transmisi frame
tunggal
NAV (Network Allocation Vector) sebagai indikator pada setiap stasiun untuk mengatur periode waktu
ketika transmisi ke media sedang media sibuk NAV akan diupdate dengan durasi yang ditentukan dari
proses komunikasi RTSCTS dan indikasi dari kondisi kanal sibuk
Backoff metode menyelesaikan pertentangan antara stasiun yang berbeda saat mengakses medium
metode ini mengharuskan setiap stasiun untuk memilih Random Number (n) antara 0 dan angka yang
diberikan dan menunggu jumlah Slots sebelum mengakses medium selalu memeriksa apakah sebuah
stasiun yang berbeda telah diakses media sebelumnya Kondisi ini dimana stasiun mungkin mencoba
mengirim congestion-based data setelah transmisi frame selesai dan DIFS telah berlalu Periode ini disebut
juga contention windows
Arsitektur Protokol
Format Frame MAC
Format Frame MAC
Frame Control Field
Frame skema RTSCTS
Fromat Frame RTS
Fromat Frame CTS Fromat Frame ACK
Desain Format Frame Paket Data
Frame Lebar data (B)
Dest (id) 2
Src (id) 2
Tipe
RTS 3
CTS 3
DATA 4
ACK 3
Payload max 160
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Permasalahan Bagaimana membangun mekanisme komunikasi data gateway multi terminal
Bagaimana gateway menangani pengiriman paket dari beberapa terminal
Apakah rancangan mekanisme komunikasi data menggunakan metode akses protokol MAC 80211 skema DCF dapat diterapkan dengan baik pada komunikasi gateway multi terminal
Tujuan Penelitian Membangun mekanisme komunikasi data gateway multi terminal VMeS
Mengembangkan sistem VMeS jaringan wireless ad hoc yang memiliki unjuk kerja yang baik dalam menangani pengiriman paket data
Relevansi Sebagai sistem komunikasi dan navigasi alternatif pada kapal nelayan yang dapat
membantu nelayan tradisional memperoleh informasi dengan mudah biaya terjangkau dan andal
Batasan Masalah Desain mekanisme komunikasi data menggunakan skema DCF protokol MAC metode
RTSCTS berbasis reservasi
Ukuran paket data maksimal 160 byte dengan bit rate 1200 bps
Node diasumsikan dalam keadaan statis dengan jangkauan radio didefinisikan dan penerapan protokol routing AODV yang telah dikembangkan sebelumnya
Skema DCF dalam simulasi memperhitungkan setiap frame RTS CTS DATA dan ACK
Parameter interval frame DIFS dan SIFS skema DCF tidak diadopsi untuk penyederhanaan simulasi dengan pertimbangan simulasi dibangun secara virtual terpusat dalam 1 server komputer yang bekerja secara serial untuk menjalankan simulasi 8 node yang dapat menyebabkan beban kerja komputer sangat berat sehingga kemungkinan menghasilkan delay yang tinggi serta tumpang tindih antara frame
Untuk mengatasi interval frame dan waktu tunda dalam proses handshake maka digunakan timer internal program dengan waktu 1 detik tiap frame berdasarkan pendekatan dari estimasi ukuran dan waktu frame Timer juga berfungsi sebagai interval switching antara pemancar dan penerima
Pengujian sistem dilakukan dengan membangun simulasi menggunakan bahasa pemrograman DelphiI 60
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan Adhoc Nirkabel
Jaringan Ad hoc Mobile (Amitava dkk 2003)
Jaringan ad hoc adalah kumpulan node nirkabel bergerak secara dinamis membentuk
jaringan sementara tanpa menggunakan setiap infrastruktur jaringan yang ada atau
administrasi terpusat
Karakteristik jaringan ad hoc
Topologi yang dinamis
Bandwidth constrained variable
capacity links
Link asimetris
Congestion
Multihop
Limited physicaly security
Energy-constrained
Protokol Routing Jaringan Ad Hoc
Protokol routing dalam jaringan ad hoc bertujuan untuk menentukan jalurrute terbaik
(optimal routing) dan transportasi informasi dari sumber ke tujuan
(a) (b)
Mobilitas Routing a) Posisi Awal b) Posisi Setelah Berpindah
Ad Hoc On-demand Distance Vector (AODV)
Mekanisme Pencarian Rute pada AODV (Kopp 2002)
Mekanisme Rute Maintenance pada AODV (Kopp 2002)
IEEE 80211 Standar
IEEE 80211 standar menyediakan solusi MAC (medium access control) dan PHY (physical
layer) untuk konektivitas wireless LAN (local area network)
Standar 80211 mendukung topologi jaringan seperti Basic Service Set (BSS) Independent
Basic Service Set (IBSS) networks dan Extended Service Set (ESS)
Protokol IEEE 80211 menggunakan standar Medium Acces Control (MAC) untuk
menangani proses pengiriman data
Struktur Lapisan MAC dan PHY
MAC Jaringan Wireless Ad hoc
MAC layer adalah serangkaian protokol yang bertanggung jawab untuk mengatur
penggunaan medium bersama
Protokol MAC mendefinisikan bagaimana setiap unit node bergerak dapat berbagi
sumber daya nirkabel bandwidth yang terbatas secara efisien
MAC bertanggung jawab membentuk dan membatalkan koneksi per-link
MAC sublayer yang bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue
untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan
MAC memiliki dua mekanisme akses dalam transmisi paket yaitu DCF (Distributed
Coordination Function) dan PCF (Point Coordination Function)
Fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) menentukan kapan stasiun
diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Metode Akses MAC 80211
MAC sublayer menentukan dua mekanisme MAC yaitu Distributed Coordination Function
(DCF) dan Point Coordination Function (PCF)
Fungsi Koordinasi MAC
Mekanisme akses dasar CSMACA
Komunikasi Protokol Akses
Paket Radio
Protokol AX25
AX25 adalah protokol komunikasi data yang dipergunakan pada TNC modem
Format Protokol Link AX25
Protokol RS-232
Untuk pengiriman data jarak jauh pada umumnya mempergunakan sistem transmisi serial
untuk menghemat kabel
METODE PENELITIAN
Konfigurasi Umum Sistem
Setiap terminal memiliki konfigurasi perangkat terdiri dari terminal komunikasi data
modem radio transceiver dengan antena dan alat input seperti keyboard sensor dan GPS
Rancangan Sistem
Implementasi jaringan ad hoc pada gateway multi terminal untuk komunikasi kapal berbasis data melalui kanal VHF
Komunikasi data dirancang menggunakan bitrate 1200 bps atau sekitar 120 karakter per detik karena keterbatasan dari kanal radio
Setiap node dapat berkomunikasi apabila berada dalam jangkauan
Node yang berada diluar jangkauan membutuhkan perantara
Pengiriman pesan dari N1 N2 dan N3 ke Gw sangat memungkinkan terjadinya tabrakan paket
Penerapan konsep metode akses 80211 untuk menangani multi paket yang datang
Standar MAC sublayer bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan dan fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) yang menentukan kapan stasiun diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Desain Metode Akses MAC 80211 Penelitian ini menggunakan mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis reservasi
Mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis CSMACA (Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance) yang memiliki kemampuan untuk mengurangi tabarakan paket
Protokol CSMACA bertugas mengatur delay antara urutan frame yang berdekatan dan mampu menghindari tabrakan antara beberapa stasiun dalam mengakses media pada titik di mana tabrakan kemungkinan besar terjadi pada saat media dalam kondisi idle menyusul kondisi sibuk
Penjelasan
RTS (Request to Send) pesan yang digunakan sender untuk memberitahukan akan melakukan
pengiriman data pada receiver setelah medeteksi medium kondisi idle
CTS (Clear to Send) pesan balasan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa receiver telah
menerima RTS dan siap menerima data
DATA Informasi data yang relevan dari sender untuk receiver
ACK (Acknowledgement) pesan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa data yang dikirim
telah berhasil diterima
DIFS (Distributed IFS) Interval waktu yang dibutuhkan stasiun untuk memulai transmisi baru Waktu
tunda sebelum memulai Interval backoff
SIFS (Short IFS) Interval waktu antara frame yang digunakan stasiun untuk prioritas transmisi frame
tunggal
NAV (Network Allocation Vector) sebagai indikator pada setiap stasiun untuk mengatur periode waktu
ketika transmisi ke media sedang media sibuk NAV akan diupdate dengan durasi yang ditentukan dari
proses komunikasi RTSCTS dan indikasi dari kondisi kanal sibuk
Backoff metode menyelesaikan pertentangan antara stasiun yang berbeda saat mengakses medium
metode ini mengharuskan setiap stasiun untuk memilih Random Number (n) antara 0 dan angka yang
diberikan dan menunggu jumlah Slots sebelum mengakses medium selalu memeriksa apakah sebuah
stasiun yang berbeda telah diakses media sebelumnya Kondisi ini dimana stasiun mungkin mencoba
mengirim congestion-based data setelah transmisi frame selesai dan DIFS telah berlalu Periode ini disebut
juga contention windows
Arsitektur Protokol
Format Frame MAC
Format Frame MAC
Frame Control Field
Frame skema RTSCTS
Fromat Frame RTS
Fromat Frame CTS Fromat Frame ACK
Desain Format Frame Paket Data
Frame Lebar data (B)
Dest (id) 2
Src (id) 2
Tipe
RTS 3
CTS 3
DATA 4
ACK 3
Payload max 160
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Batasan Masalah Desain mekanisme komunikasi data menggunakan skema DCF protokol MAC metode
RTSCTS berbasis reservasi
Ukuran paket data maksimal 160 byte dengan bit rate 1200 bps
Node diasumsikan dalam keadaan statis dengan jangkauan radio didefinisikan dan penerapan protokol routing AODV yang telah dikembangkan sebelumnya
Skema DCF dalam simulasi memperhitungkan setiap frame RTS CTS DATA dan ACK
Parameter interval frame DIFS dan SIFS skema DCF tidak diadopsi untuk penyederhanaan simulasi dengan pertimbangan simulasi dibangun secara virtual terpusat dalam 1 server komputer yang bekerja secara serial untuk menjalankan simulasi 8 node yang dapat menyebabkan beban kerja komputer sangat berat sehingga kemungkinan menghasilkan delay yang tinggi serta tumpang tindih antara frame
Untuk mengatasi interval frame dan waktu tunda dalam proses handshake maka digunakan timer internal program dengan waktu 1 detik tiap frame berdasarkan pendekatan dari estimasi ukuran dan waktu frame Timer juga berfungsi sebagai interval switching antara pemancar dan penerima
Pengujian sistem dilakukan dengan membangun simulasi menggunakan bahasa pemrograman DelphiI 60
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan Adhoc Nirkabel
Jaringan Ad hoc Mobile (Amitava dkk 2003)
Jaringan ad hoc adalah kumpulan node nirkabel bergerak secara dinamis membentuk
jaringan sementara tanpa menggunakan setiap infrastruktur jaringan yang ada atau
administrasi terpusat
Karakteristik jaringan ad hoc
Topologi yang dinamis
Bandwidth constrained variable
capacity links
Link asimetris
Congestion
Multihop
Limited physicaly security
Energy-constrained
Protokol Routing Jaringan Ad Hoc
Protokol routing dalam jaringan ad hoc bertujuan untuk menentukan jalurrute terbaik
(optimal routing) dan transportasi informasi dari sumber ke tujuan
(a) (b)
Mobilitas Routing a) Posisi Awal b) Posisi Setelah Berpindah
Ad Hoc On-demand Distance Vector (AODV)
Mekanisme Pencarian Rute pada AODV (Kopp 2002)
Mekanisme Rute Maintenance pada AODV (Kopp 2002)
IEEE 80211 Standar
IEEE 80211 standar menyediakan solusi MAC (medium access control) dan PHY (physical
layer) untuk konektivitas wireless LAN (local area network)
Standar 80211 mendukung topologi jaringan seperti Basic Service Set (BSS) Independent
Basic Service Set (IBSS) networks dan Extended Service Set (ESS)
Protokol IEEE 80211 menggunakan standar Medium Acces Control (MAC) untuk
menangani proses pengiriman data
Struktur Lapisan MAC dan PHY
MAC Jaringan Wireless Ad hoc
MAC layer adalah serangkaian protokol yang bertanggung jawab untuk mengatur
penggunaan medium bersama
Protokol MAC mendefinisikan bagaimana setiap unit node bergerak dapat berbagi
sumber daya nirkabel bandwidth yang terbatas secara efisien
MAC bertanggung jawab membentuk dan membatalkan koneksi per-link
MAC sublayer yang bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue
untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan
MAC memiliki dua mekanisme akses dalam transmisi paket yaitu DCF (Distributed
Coordination Function) dan PCF (Point Coordination Function)
Fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) menentukan kapan stasiun
diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Metode Akses MAC 80211
MAC sublayer menentukan dua mekanisme MAC yaitu Distributed Coordination Function
(DCF) dan Point Coordination Function (PCF)
Fungsi Koordinasi MAC
Mekanisme akses dasar CSMACA
Komunikasi Protokol Akses
Paket Radio
Protokol AX25
AX25 adalah protokol komunikasi data yang dipergunakan pada TNC modem
Format Protokol Link AX25
Protokol RS-232
Untuk pengiriman data jarak jauh pada umumnya mempergunakan sistem transmisi serial
untuk menghemat kabel
METODE PENELITIAN
Konfigurasi Umum Sistem
Setiap terminal memiliki konfigurasi perangkat terdiri dari terminal komunikasi data
modem radio transceiver dengan antena dan alat input seperti keyboard sensor dan GPS
Rancangan Sistem
Implementasi jaringan ad hoc pada gateway multi terminal untuk komunikasi kapal berbasis data melalui kanal VHF
Komunikasi data dirancang menggunakan bitrate 1200 bps atau sekitar 120 karakter per detik karena keterbatasan dari kanal radio
Setiap node dapat berkomunikasi apabila berada dalam jangkauan
Node yang berada diluar jangkauan membutuhkan perantara
Pengiriman pesan dari N1 N2 dan N3 ke Gw sangat memungkinkan terjadinya tabrakan paket
Penerapan konsep metode akses 80211 untuk menangani multi paket yang datang
Standar MAC sublayer bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan dan fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) yang menentukan kapan stasiun diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Desain Metode Akses MAC 80211 Penelitian ini menggunakan mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis reservasi
Mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis CSMACA (Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance) yang memiliki kemampuan untuk mengurangi tabarakan paket
Protokol CSMACA bertugas mengatur delay antara urutan frame yang berdekatan dan mampu menghindari tabrakan antara beberapa stasiun dalam mengakses media pada titik di mana tabrakan kemungkinan besar terjadi pada saat media dalam kondisi idle menyusul kondisi sibuk
Penjelasan
RTS (Request to Send) pesan yang digunakan sender untuk memberitahukan akan melakukan
pengiriman data pada receiver setelah medeteksi medium kondisi idle
CTS (Clear to Send) pesan balasan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa receiver telah
menerima RTS dan siap menerima data
DATA Informasi data yang relevan dari sender untuk receiver
ACK (Acknowledgement) pesan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa data yang dikirim
telah berhasil diterima
DIFS (Distributed IFS) Interval waktu yang dibutuhkan stasiun untuk memulai transmisi baru Waktu
tunda sebelum memulai Interval backoff
SIFS (Short IFS) Interval waktu antara frame yang digunakan stasiun untuk prioritas transmisi frame
tunggal
NAV (Network Allocation Vector) sebagai indikator pada setiap stasiun untuk mengatur periode waktu
ketika transmisi ke media sedang media sibuk NAV akan diupdate dengan durasi yang ditentukan dari
proses komunikasi RTSCTS dan indikasi dari kondisi kanal sibuk
Backoff metode menyelesaikan pertentangan antara stasiun yang berbeda saat mengakses medium
metode ini mengharuskan setiap stasiun untuk memilih Random Number (n) antara 0 dan angka yang
diberikan dan menunggu jumlah Slots sebelum mengakses medium selalu memeriksa apakah sebuah
stasiun yang berbeda telah diakses media sebelumnya Kondisi ini dimana stasiun mungkin mencoba
mengirim congestion-based data setelah transmisi frame selesai dan DIFS telah berlalu Periode ini disebut
juga contention windows
Arsitektur Protokol
Format Frame MAC
Format Frame MAC
Frame Control Field
Frame skema RTSCTS
Fromat Frame RTS
Fromat Frame CTS Fromat Frame ACK
Desain Format Frame Paket Data
Frame Lebar data (B)
Dest (id) 2
Src (id) 2
Tipe
RTS 3
CTS 3
DATA 4
ACK 3
Payload max 160
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan Adhoc Nirkabel
Jaringan Ad hoc Mobile (Amitava dkk 2003)
Jaringan ad hoc adalah kumpulan node nirkabel bergerak secara dinamis membentuk
jaringan sementara tanpa menggunakan setiap infrastruktur jaringan yang ada atau
administrasi terpusat
Karakteristik jaringan ad hoc
Topologi yang dinamis
Bandwidth constrained variable
capacity links
Link asimetris
Congestion
Multihop
Limited physicaly security
Energy-constrained
Protokol Routing Jaringan Ad Hoc
Protokol routing dalam jaringan ad hoc bertujuan untuk menentukan jalurrute terbaik
(optimal routing) dan transportasi informasi dari sumber ke tujuan
(a) (b)
Mobilitas Routing a) Posisi Awal b) Posisi Setelah Berpindah
Ad Hoc On-demand Distance Vector (AODV)
Mekanisme Pencarian Rute pada AODV (Kopp 2002)
Mekanisme Rute Maintenance pada AODV (Kopp 2002)
IEEE 80211 Standar
IEEE 80211 standar menyediakan solusi MAC (medium access control) dan PHY (physical
layer) untuk konektivitas wireless LAN (local area network)
Standar 80211 mendukung topologi jaringan seperti Basic Service Set (BSS) Independent
Basic Service Set (IBSS) networks dan Extended Service Set (ESS)
Protokol IEEE 80211 menggunakan standar Medium Acces Control (MAC) untuk
menangani proses pengiriman data
Struktur Lapisan MAC dan PHY
MAC Jaringan Wireless Ad hoc
MAC layer adalah serangkaian protokol yang bertanggung jawab untuk mengatur
penggunaan medium bersama
Protokol MAC mendefinisikan bagaimana setiap unit node bergerak dapat berbagi
sumber daya nirkabel bandwidth yang terbatas secara efisien
MAC bertanggung jawab membentuk dan membatalkan koneksi per-link
MAC sublayer yang bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue
untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan
MAC memiliki dua mekanisme akses dalam transmisi paket yaitu DCF (Distributed
Coordination Function) dan PCF (Point Coordination Function)
Fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) menentukan kapan stasiun
diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Metode Akses MAC 80211
MAC sublayer menentukan dua mekanisme MAC yaitu Distributed Coordination Function
(DCF) dan Point Coordination Function (PCF)
Fungsi Koordinasi MAC
Mekanisme akses dasar CSMACA
Komunikasi Protokol Akses
Paket Radio
Protokol AX25
AX25 adalah protokol komunikasi data yang dipergunakan pada TNC modem
Format Protokol Link AX25
Protokol RS-232
Untuk pengiriman data jarak jauh pada umumnya mempergunakan sistem transmisi serial
untuk menghemat kabel
METODE PENELITIAN
Konfigurasi Umum Sistem
Setiap terminal memiliki konfigurasi perangkat terdiri dari terminal komunikasi data
modem radio transceiver dengan antena dan alat input seperti keyboard sensor dan GPS
Rancangan Sistem
Implementasi jaringan ad hoc pada gateway multi terminal untuk komunikasi kapal berbasis data melalui kanal VHF
Komunikasi data dirancang menggunakan bitrate 1200 bps atau sekitar 120 karakter per detik karena keterbatasan dari kanal radio
Setiap node dapat berkomunikasi apabila berada dalam jangkauan
Node yang berada diluar jangkauan membutuhkan perantara
Pengiriman pesan dari N1 N2 dan N3 ke Gw sangat memungkinkan terjadinya tabrakan paket
Penerapan konsep metode akses 80211 untuk menangani multi paket yang datang
Standar MAC sublayer bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan dan fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) yang menentukan kapan stasiun diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Desain Metode Akses MAC 80211 Penelitian ini menggunakan mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis reservasi
Mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis CSMACA (Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance) yang memiliki kemampuan untuk mengurangi tabarakan paket
Protokol CSMACA bertugas mengatur delay antara urutan frame yang berdekatan dan mampu menghindari tabrakan antara beberapa stasiun dalam mengakses media pada titik di mana tabrakan kemungkinan besar terjadi pada saat media dalam kondisi idle menyusul kondisi sibuk
Penjelasan
RTS (Request to Send) pesan yang digunakan sender untuk memberitahukan akan melakukan
pengiriman data pada receiver setelah medeteksi medium kondisi idle
CTS (Clear to Send) pesan balasan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa receiver telah
menerima RTS dan siap menerima data
DATA Informasi data yang relevan dari sender untuk receiver
ACK (Acknowledgement) pesan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa data yang dikirim
telah berhasil diterima
DIFS (Distributed IFS) Interval waktu yang dibutuhkan stasiun untuk memulai transmisi baru Waktu
tunda sebelum memulai Interval backoff
SIFS (Short IFS) Interval waktu antara frame yang digunakan stasiun untuk prioritas transmisi frame
tunggal
NAV (Network Allocation Vector) sebagai indikator pada setiap stasiun untuk mengatur periode waktu
ketika transmisi ke media sedang media sibuk NAV akan diupdate dengan durasi yang ditentukan dari
proses komunikasi RTSCTS dan indikasi dari kondisi kanal sibuk
Backoff metode menyelesaikan pertentangan antara stasiun yang berbeda saat mengakses medium
metode ini mengharuskan setiap stasiun untuk memilih Random Number (n) antara 0 dan angka yang
diberikan dan menunggu jumlah Slots sebelum mengakses medium selalu memeriksa apakah sebuah
stasiun yang berbeda telah diakses media sebelumnya Kondisi ini dimana stasiun mungkin mencoba
mengirim congestion-based data setelah transmisi frame selesai dan DIFS telah berlalu Periode ini disebut
juga contention windows
Arsitektur Protokol
Format Frame MAC
Format Frame MAC
Frame Control Field
Frame skema RTSCTS
Fromat Frame RTS
Fromat Frame CTS Fromat Frame ACK
Desain Format Frame Paket Data
Frame Lebar data (B)
Dest (id) 2
Src (id) 2
Tipe
RTS 3
CTS 3
DATA 4
ACK 3
Payload max 160
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Protokol Routing Jaringan Ad Hoc
Protokol routing dalam jaringan ad hoc bertujuan untuk menentukan jalurrute terbaik
(optimal routing) dan transportasi informasi dari sumber ke tujuan
(a) (b)
Mobilitas Routing a) Posisi Awal b) Posisi Setelah Berpindah
Ad Hoc On-demand Distance Vector (AODV)
Mekanisme Pencarian Rute pada AODV (Kopp 2002)
Mekanisme Rute Maintenance pada AODV (Kopp 2002)
IEEE 80211 Standar
IEEE 80211 standar menyediakan solusi MAC (medium access control) dan PHY (physical
layer) untuk konektivitas wireless LAN (local area network)
Standar 80211 mendukung topologi jaringan seperti Basic Service Set (BSS) Independent
Basic Service Set (IBSS) networks dan Extended Service Set (ESS)
Protokol IEEE 80211 menggunakan standar Medium Acces Control (MAC) untuk
menangani proses pengiriman data
Struktur Lapisan MAC dan PHY
MAC Jaringan Wireless Ad hoc
MAC layer adalah serangkaian protokol yang bertanggung jawab untuk mengatur
penggunaan medium bersama
Protokol MAC mendefinisikan bagaimana setiap unit node bergerak dapat berbagi
sumber daya nirkabel bandwidth yang terbatas secara efisien
MAC bertanggung jawab membentuk dan membatalkan koneksi per-link
MAC sublayer yang bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue
untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan
MAC memiliki dua mekanisme akses dalam transmisi paket yaitu DCF (Distributed
Coordination Function) dan PCF (Point Coordination Function)
Fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) menentukan kapan stasiun
diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Metode Akses MAC 80211
MAC sublayer menentukan dua mekanisme MAC yaitu Distributed Coordination Function
(DCF) dan Point Coordination Function (PCF)
Fungsi Koordinasi MAC
Mekanisme akses dasar CSMACA
Komunikasi Protokol Akses
Paket Radio
Protokol AX25
AX25 adalah protokol komunikasi data yang dipergunakan pada TNC modem
Format Protokol Link AX25
Protokol RS-232
Untuk pengiriman data jarak jauh pada umumnya mempergunakan sistem transmisi serial
untuk menghemat kabel
METODE PENELITIAN
Konfigurasi Umum Sistem
Setiap terminal memiliki konfigurasi perangkat terdiri dari terminal komunikasi data
modem radio transceiver dengan antena dan alat input seperti keyboard sensor dan GPS
Rancangan Sistem
Implementasi jaringan ad hoc pada gateway multi terminal untuk komunikasi kapal berbasis data melalui kanal VHF
Komunikasi data dirancang menggunakan bitrate 1200 bps atau sekitar 120 karakter per detik karena keterbatasan dari kanal radio
Setiap node dapat berkomunikasi apabila berada dalam jangkauan
Node yang berada diluar jangkauan membutuhkan perantara
Pengiriman pesan dari N1 N2 dan N3 ke Gw sangat memungkinkan terjadinya tabrakan paket
Penerapan konsep metode akses 80211 untuk menangani multi paket yang datang
Standar MAC sublayer bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan dan fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) yang menentukan kapan stasiun diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Desain Metode Akses MAC 80211 Penelitian ini menggunakan mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis reservasi
Mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis CSMACA (Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance) yang memiliki kemampuan untuk mengurangi tabarakan paket
Protokol CSMACA bertugas mengatur delay antara urutan frame yang berdekatan dan mampu menghindari tabrakan antara beberapa stasiun dalam mengakses media pada titik di mana tabrakan kemungkinan besar terjadi pada saat media dalam kondisi idle menyusul kondisi sibuk
Penjelasan
RTS (Request to Send) pesan yang digunakan sender untuk memberitahukan akan melakukan
pengiriman data pada receiver setelah medeteksi medium kondisi idle
CTS (Clear to Send) pesan balasan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa receiver telah
menerima RTS dan siap menerima data
DATA Informasi data yang relevan dari sender untuk receiver
ACK (Acknowledgement) pesan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa data yang dikirim
telah berhasil diterima
DIFS (Distributed IFS) Interval waktu yang dibutuhkan stasiun untuk memulai transmisi baru Waktu
tunda sebelum memulai Interval backoff
SIFS (Short IFS) Interval waktu antara frame yang digunakan stasiun untuk prioritas transmisi frame
tunggal
NAV (Network Allocation Vector) sebagai indikator pada setiap stasiun untuk mengatur periode waktu
ketika transmisi ke media sedang media sibuk NAV akan diupdate dengan durasi yang ditentukan dari
proses komunikasi RTSCTS dan indikasi dari kondisi kanal sibuk
Backoff metode menyelesaikan pertentangan antara stasiun yang berbeda saat mengakses medium
metode ini mengharuskan setiap stasiun untuk memilih Random Number (n) antara 0 dan angka yang
diberikan dan menunggu jumlah Slots sebelum mengakses medium selalu memeriksa apakah sebuah
stasiun yang berbeda telah diakses media sebelumnya Kondisi ini dimana stasiun mungkin mencoba
mengirim congestion-based data setelah transmisi frame selesai dan DIFS telah berlalu Periode ini disebut
juga contention windows
Arsitektur Protokol
Format Frame MAC
Format Frame MAC
Frame Control Field
Frame skema RTSCTS
Fromat Frame RTS
Fromat Frame CTS Fromat Frame ACK
Desain Format Frame Paket Data
Frame Lebar data (B)
Dest (id) 2
Src (id) 2
Tipe
RTS 3
CTS 3
DATA 4
ACK 3
Payload max 160
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Ad Hoc On-demand Distance Vector (AODV)
Mekanisme Pencarian Rute pada AODV (Kopp 2002)
Mekanisme Rute Maintenance pada AODV (Kopp 2002)
IEEE 80211 Standar
IEEE 80211 standar menyediakan solusi MAC (medium access control) dan PHY (physical
layer) untuk konektivitas wireless LAN (local area network)
Standar 80211 mendukung topologi jaringan seperti Basic Service Set (BSS) Independent
Basic Service Set (IBSS) networks dan Extended Service Set (ESS)
Protokol IEEE 80211 menggunakan standar Medium Acces Control (MAC) untuk
menangani proses pengiriman data
Struktur Lapisan MAC dan PHY
MAC Jaringan Wireless Ad hoc
MAC layer adalah serangkaian protokol yang bertanggung jawab untuk mengatur
penggunaan medium bersama
Protokol MAC mendefinisikan bagaimana setiap unit node bergerak dapat berbagi
sumber daya nirkabel bandwidth yang terbatas secara efisien
MAC bertanggung jawab membentuk dan membatalkan koneksi per-link
MAC sublayer yang bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue
untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan
MAC memiliki dua mekanisme akses dalam transmisi paket yaitu DCF (Distributed
Coordination Function) dan PCF (Point Coordination Function)
Fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) menentukan kapan stasiun
diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Metode Akses MAC 80211
MAC sublayer menentukan dua mekanisme MAC yaitu Distributed Coordination Function
(DCF) dan Point Coordination Function (PCF)
Fungsi Koordinasi MAC
Mekanisme akses dasar CSMACA
Komunikasi Protokol Akses
Paket Radio
Protokol AX25
AX25 adalah protokol komunikasi data yang dipergunakan pada TNC modem
Format Protokol Link AX25
Protokol RS-232
Untuk pengiriman data jarak jauh pada umumnya mempergunakan sistem transmisi serial
untuk menghemat kabel
METODE PENELITIAN
Konfigurasi Umum Sistem
Setiap terminal memiliki konfigurasi perangkat terdiri dari terminal komunikasi data
modem radio transceiver dengan antena dan alat input seperti keyboard sensor dan GPS
Rancangan Sistem
Implementasi jaringan ad hoc pada gateway multi terminal untuk komunikasi kapal berbasis data melalui kanal VHF
Komunikasi data dirancang menggunakan bitrate 1200 bps atau sekitar 120 karakter per detik karena keterbatasan dari kanal radio
Setiap node dapat berkomunikasi apabila berada dalam jangkauan
Node yang berada diluar jangkauan membutuhkan perantara
Pengiriman pesan dari N1 N2 dan N3 ke Gw sangat memungkinkan terjadinya tabrakan paket
Penerapan konsep metode akses 80211 untuk menangani multi paket yang datang
Standar MAC sublayer bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan dan fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) yang menentukan kapan stasiun diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Desain Metode Akses MAC 80211 Penelitian ini menggunakan mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis reservasi
Mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis CSMACA (Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance) yang memiliki kemampuan untuk mengurangi tabarakan paket
Protokol CSMACA bertugas mengatur delay antara urutan frame yang berdekatan dan mampu menghindari tabrakan antara beberapa stasiun dalam mengakses media pada titik di mana tabrakan kemungkinan besar terjadi pada saat media dalam kondisi idle menyusul kondisi sibuk
Penjelasan
RTS (Request to Send) pesan yang digunakan sender untuk memberitahukan akan melakukan
pengiriman data pada receiver setelah medeteksi medium kondisi idle
CTS (Clear to Send) pesan balasan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa receiver telah
menerima RTS dan siap menerima data
DATA Informasi data yang relevan dari sender untuk receiver
ACK (Acknowledgement) pesan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa data yang dikirim
telah berhasil diterima
DIFS (Distributed IFS) Interval waktu yang dibutuhkan stasiun untuk memulai transmisi baru Waktu
tunda sebelum memulai Interval backoff
SIFS (Short IFS) Interval waktu antara frame yang digunakan stasiun untuk prioritas transmisi frame
tunggal
NAV (Network Allocation Vector) sebagai indikator pada setiap stasiun untuk mengatur periode waktu
ketika transmisi ke media sedang media sibuk NAV akan diupdate dengan durasi yang ditentukan dari
proses komunikasi RTSCTS dan indikasi dari kondisi kanal sibuk
Backoff metode menyelesaikan pertentangan antara stasiun yang berbeda saat mengakses medium
metode ini mengharuskan setiap stasiun untuk memilih Random Number (n) antara 0 dan angka yang
diberikan dan menunggu jumlah Slots sebelum mengakses medium selalu memeriksa apakah sebuah
stasiun yang berbeda telah diakses media sebelumnya Kondisi ini dimana stasiun mungkin mencoba
mengirim congestion-based data setelah transmisi frame selesai dan DIFS telah berlalu Periode ini disebut
juga contention windows
Arsitektur Protokol
Format Frame MAC
Format Frame MAC
Frame Control Field
Frame skema RTSCTS
Fromat Frame RTS
Fromat Frame CTS Fromat Frame ACK
Desain Format Frame Paket Data
Frame Lebar data (B)
Dest (id) 2
Src (id) 2
Tipe
RTS 3
CTS 3
DATA 4
ACK 3
Payload max 160
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
IEEE 80211 Standar
IEEE 80211 standar menyediakan solusi MAC (medium access control) dan PHY (physical
layer) untuk konektivitas wireless LAN (local area network)
Standar 80211 mendukung topologi jaringan seperti Basic Service Set (BSS) Independent
Basic Service Set (IBSS) networks dan Extended Service Set (ESS)
Protokol IEEE 80211 menggunakan standar Medium Acces Control (MAC) untuk
menangani proses pengiriman data
Struktur Lapisan MAC dan PHY
MAC Jaringan Wireless Ad hoc
MAC layer adalah serangkaian protokol yang bertanggung jawab untuk mengatur
penggunaan medium bersama
Protokol MAC mendefinisikan bagaimana setiap unit node bergerak dapat berbagi
sumber daya nirkabel bandwidth yang terbatas secara efisien
MAC bertanggung jawab membentuk dan membatalkan koneksi per-link
MAC sublayer yang bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue
untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan
MAC memiliki dua mekanisme akses dalam transmisi paket yaitu DCF (Distributed
Coordination Function) dan PCF (Point Coordination Function)
Fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) menentukan kapan stasiun
diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Metode Akses MAC 80211
MAC sublayer menentukan dua mekanisme MAC yaitu Distributed Coordination Function
(DCF) dan Point Coordination Function (PCF)
Fungsi Koordinasi MAC
Mekanisme akses dasar CSMACA
Komunikasi Protokol Akses
Paket Radio
Protokol AX25
AX25 adalah protokol komunikasi data yang dipergunakan pada TNC modem
Format Protokol Link AX25
Protokol RS-232
Untuk pengiriman data jarak jauh pada umumnya mempergunakan sistem transmisi serial
untuk menghemat kabel
METODE PENELITIAN
Konfigurasi Umum Sistem
Setiap terminal memiliki konfigurasi perangkat terdiri dari terminal komunikasi data
modem radio transceiver dengan antena dan alat input seperti keyboard sensor dan GPS
Rancangan Sistem
Implementasi jaringan ad hoc pada gateway multi terminal untuk komunikasi kapal berbasis data melalui kanal VHF
Komunikasi data dirancang menggunakan bitrate 1200 bps atau sekitar 120 karakter per detik karena keterbatasan dari kanal radio
Setiap node dapat berkomunikasi apabila berada dalam jangkauan
Node yang berada diluar jangkauan membutuhkan perantara
Pengiriman pesan dari N1 N2 dan N3 ke Gw sangat memungkinkan terjadinya tabrakan paket
Penerapan konsep metode akses 80211 untuk menangani multi paket yang datang
Standar MAC sublayer bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan dan fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) yang menentukan kapan stasiun diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Desain Metode Akses MAC 80211 Penelitian ini menggunakan mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis reservasi
Mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis CSMACA (Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance) yang memiliki kemampuan untuk mengurangi tabarakan paket
Protokol CSMACA bertugas mengatur delay antara urutan frame yang berdekatan dan mampu menghindari tabrakan antara beberapa stasiun dalam mengakses media pada titik di mana tabrakan kemungkinan besar terjadi pada saat media dalam kondisi idle menyusul kondisi sibuk
Penjelasan
RTS (Request to Send) pesan yang digunakan sender untuk memberitahukan akan melakukan
pengiriman data pada receiver setelah medeteksi medium kondisi idle
CTS (Clear to Send) pesan balasan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa receiver telah
menerima RTS dan siap menerima data
DATA Informasi data yang relevan dari sender untuk receiver
ACK (Acknowledgement) pesan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa data yang dikirim
telah berhasil diterima
DIFS (Distributed IFS) Interval waktu yang dibutuhkan stasiun untuk memulai transmisi baru Waktu
tunda sebelum memulai Interval backoff
SIFS (Short IFS) Interval waktu antara frame yang digunakan stasiun untuk prioritas transmisi frame
tunggal
NAV (Network Allocation Vector) sebagai indikator pada setiap stasiun untuk mengatur periode waktu
ketika transmisi ke media sedang media sibuk NAV akan diupdate dengan durasi yang ditentukan dari
proses komunikasi RTSCTS dan indikasi dari kondisi kanal sibuk
Backoff metode menyelesaikan pertentangan antara stasiun yang berbeda saat mengakses medium
metode ini mengharuskan setiap stasiun untuk memilih Random Number (n) antara 0 dan angka yang
diberikan dan menunggu jumlah Slots sebelum mengakses medium selalu memeriksa apakah sebuah
stasiun yang berbeda telah diakses media sebelumnya Kondisi ini dimana stasiun mungkin mencoba
mengirim congestion-based data setelah transmisi frame selesai dan DIFS telah berlalu Periode ini disebut
juga contention windows
Arsitektur Protokol
Format Frame MAC
Format Frame MAC
Frame Control Field
Frame skema RTSCTS
Fromat Frame RTS
Fromat Frame CTS Fromat Frame ACK
Desain Format Frame Paket Data
Frame Lebar data (B)
Dest (id) 2
Src (id) 2
Tipe
RTS 3
CTS 3
DATA 4
ACK 3
Payload max 160
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
MAC Jaringan Wireless Ad hoc
MAC layer adalah serangkaian protokol yang bertanggung jawab untuk mengatur
penggunaan medium bersama
Protokol MAC mendefinisikan bagaimana setiap unit node bergerak dapat berbagi
sumber daya nirkabel bandwidth yang terbatas secara efisien
MAC bertanggung jawab membentuk dan membatalkan koneksi per-link
MAC sublayer yang bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue
untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan
MAC memiliki dua mekanisme akses dalam transmisi paket yaitu DCF (Distributed
Coordination Function) dan PCF (Point Coordination Function)
Fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) menentukan kapan stasiun
diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Metode Akses MAC 80211
MAC sublayer menentukan dua mekanisme MAC yaitu Distributed Coordination Function
(DCF) dan Point Coordination Function (PCF)
Fungsi Koordinasi MAC
Mekanisme akses dasar CSMACA
Komunikasi Protokol Akses
Paket Radio
Protokol AX25
AX25 adalah protokol komunikasi data yang dipergunakan pada TNC modem
Format Protokol Link AX25
Protokol RS-232
Untuk pengiriman data jarak jauh pada umumnya mempergunakan sistem transmisi serial
untuk menghemat kabel
METODE PENELITIAN
Konfigurasi Umum Sistem
Setiap terminal memiliki konfigurasi perangkat terdiri dari terminal komunikasi data
modem radio transceiver dengan antena dan alat input seperti keyboard sensor dan GPS
Rancangan Sistem
Implementasi jaringan ad hoc pada gateway multi terminal untuk komunikasi kapal berbasis data melalui kanal VHF
Komunikasi data dirancang menggunakan bitrate 1200 bps atau sekitar 120 karakter per detik karena keterbatasan dari kanal radio
Setiap node dapat berkomunikasi apabila berada dalam jangkauan
Node yang berada diluar jangkauan membutuhkan perantara
Pengiriman pesan dari N1 N2 dan N3 ke Gw sangat memungkinkan terjadinya tabrakan paket
Penerapan konsep metode akses 80211 untuk menangani multi paket yang datang
Standar MAC sublayer bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan dan fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) yang menentukan kapan stasiun diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Desain Metode Akses MAC 80211 Penelitian ini menggunakan mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis reservasi
Mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis CSMACA (Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance) yang memiliki kemampuan untuk mengurangi tabarakan paket
Protokol CSMACA bertugas mengatur delay antara urutan frame yang berdekatan dan mampu menghindari tabrakan antara beberapa stasiun dalam mengakses media pada titik di mana tabrakan kemungkinan besar terjadi pada saat media dalam kondisi idle menyusul kondisi sibuk
Penjelasan
RTS (Request to Send) pesan yang digunakan sender untuk memberitahukan akan melakukan
pengiriman data pada receiver setelah medeteksi medium kondisi idle
CTS (Clear to Send) pesan balasan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa receiver telah
menerima RTS dan siap menerima data
DATA Informasi data yang relevan dari sender untuk receiver
ACK (Acknowledgement) pesan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa data yang dikirim
telah berhasil diterima
DIFS (Distributed IFS) Interval waktu yang dibutuhkan stasiun untuk memulai transmisi baru Waktu
tunda sebelum memulai Interval backoff
SIFS (Short IFS) Interval waktu antara frame yang digunakan stasiun untuk prioritas transmisi frame
tunggal
NAV (Network Allocation Vector) sebagai indikator pada setiap stasiun untuk mengatur periode waktu
ketika transmisi ke media sedang media sibuk NAV akan diupdate dengan durasi yang ditentukan dari
proses komunikasi RTSCTS dan indikasi dari kondisi kanal sibuk
Backoff metode menyelesaikan pertentangan antara stasiun yang berbeda saat mengakses medium
metode ini mengharuskan setiap stasiun untuk memilih Random Number (n) antara 0 dan angka yang
diberikan dan menunggu jumlah Slots sebelum mengakses medium selalu memeriksa apakah sebuah
stasiun yang berbeda telah diakses media sebelumnya Kondisi ini dimana stasiun mungkin mencoba
mengirim congestion-based data setelah transmisi frame selesai dan DIFS telah berlalu Periode ini disebut
juga contention windows
Arsitektur Protokol
Format Frame MAC
Format Frame MAC
Frame Control Field
Frame skema RTSCTS
Fromat Frame RTS
Fromat Frame CTS Fromat Frame ACK
Desain Format Frame Paket Data
Frame Lebar data (B)
Dest (id) 2
Src (id) 2
Tipe
RTS 3
CTS 3
DATA 4
ACK 3
Payload max 160
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Metode Akses MAC 80211
MAC sublayer menentukan dua mekanisme MAC yaitu Distributed Coordination Function
(DCF) dan Point Coordination Function (PCF)
Fungsi Koordinasi MAC
Mekanisme akses dasar CSMACA
Komunikasi Protokol Akses
Paket Radio
Protokol AX25
AX25 adalah protokol komunikasi data yang dipergunakan pada TNC modem
Format Protokol Link AX25
Protokol RS-232
Untuk pengiriman data jarak jauh pada umumnya mempergunakan sistem transmisi serial
untuk menghemat kabel
METODE PENELITIAN
Konfigurasi Umum Sistem
Setiap terminal memiliki konfigurasi perangkat terdiri dari terminal komunikasi data
modem radio transceiver dengan antena dan alat input seperti keyboard sensor dan GPS
Rancangan Sistem
Implementasi jaringan ad hoc pada gateway multi terminal untuk komunikasi kapal berbasis data melalui kanal VHF
Komunikasi data dirancang menggunakan bitrate 1200 bps atau sekitar 120 karakter per detik karena keterbatasan dari kanal radio
Setiap node dapat berkomunikasi apabila berada dalam jangkauan
Node yang berada diluar jangkauan membutuhkan perantara
Pengiriman pesan dari N1 N2 dan N3 ke Gw sangat memungkinkan terjadinya tabrakan paket
Penerapan konsep metode akses 80211 untuk menangani multi paket yang datang
Standar MAC sublayer bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan dan fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) yang menentukan kapan stasiun diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Desain Metode Akses MAC 80211 Penelitian ini menggunakan mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis reservasi
Mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis CSMACA (Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance) yang memiliki kemampuan untuk mengurangi tabarakan paket
Protokol CSMACA bertugas mengatur delay antara urutan frame yang berdekatan dan mampu menghindari tabrakan antara beberapa stasiun dalam mengakses media pada titik di mana tabrakan kemungkinan besar terjadi pada saat media dalam kondisi idle menyusul kondisi sibuk
Penjelasan
RTS (Request to Send) pesan yang digunakan sender untuk memberitahukan akan melakukan
pengiriman data pada receiver setelah medeteksi medium kondisi idle
CTS (Clear to Send) pesan balasan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa receiver telah
menerima RTS dan siap menerima data
DATA Informasi data yang relevan dari sender untuk receiver
ACK (Acknowledgement) pesan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa data yang dikirim
telah berhasil diterima
DIFS (Distributed IFS) Interval waktu yang dibutuhkan stasiun untuk memulai transmisi baru Waktu
tunda sebelum memulai Interval backoff
SIFS (Short IFS) Interval waktu antara frame yang digunakan stasiun untuk prioritas transmisi frame
tunggal
NAV (Network Allocation Vector) sebagai indikator pada setiap stasiun untuk mengatur periode waktu
ketika transmisi ke media sedang media sibuk NAV akan diupdate dengan durasi yang ditentukan dari
proses komunikasi RTSCTS dan indikasi dari kondisi kanal sibuk
Backoff metode menyelesaikan pertentangan antara stasiun yang berbeda saat mengakses medium
metode ini mengharuskan setiap stasiun untuk memilih Random Number (n) antara 0 dan angka yang
diberikan dan menunggu jumlah Slots sebelum mengakses medium selalu memeriksa apakah sebuah
stasiun yang berbeda telah diakses media sebelumnya Kondisi ini dimana stasiun mungkin mencoba
mengirim congestion-based data setelah transmisi frame selesai dan DIFS telah berlalu Periode ini disebut
juga contention windows
Arsitektur Protokol
Format Frame MAC
Format Frame MAC
Frame Control Field
Frame skema RTSCTS
Fromat Frame RTS
Fromat Frame CTS Fromat Frame ACK
Desain Format Frame Paket Data
Frame Lebar data (B)
Dest (id) 2
Src (id) 2
Tipe
RTS 3
CTS 3
DATA 4
ACK 3
Payload max 160
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Komunikasi Protokol Akses
Paket Radio
Protokol AX25
AX25 adalah protokol komunikasi data yang dipergunakan pada TNC modem
Format Protokol Link AX25
Protokol RS-232
Untuk pengiriman data jarak jauh pada umumnya mempergunakan sistem transmisi serial
untuk menghemat kabel
METODE PENELITIAN
Konfigurasi Umum Sistem
Setiap terminal memiliki konfigurasi perangkat terdiri dari terminal komunikasi data
modem radio transceiver dengan antena dan alat input seperti keyboard sensor dan GPS
Rancangan Sistem
Implementasi jaringan ad hoc pada gateway multi terminal untuk komunikasi kapal berbasis data melalui kanal VHF
Komunikasi data dirancang menggunakan bitrate 1200 bps atau sekitar 120 karakter per detik karena keterbatasan dari kanal radio
Setiap node dapat berkomunikasi apabila berada dalam jangkauan
Node yang berada diluar jangkauan membutuhkan perantara
Pengiriman pesan dari N1 N2 dan N3 ke Gw sangat memungkinkan terjadinya tabrakan paket
Penerapan konsep metode akses 80211 untuk menangani multi paket yang datang
Standar MAC sublayer bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan dan fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) yang menentukan kapan stasiun diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Desain Metode Akses MAC 80211 Penelitian ini menggunakan mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis reservasi
Mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis CSMACA (Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance) yang memiliki kemampuan untuk mengurangi tabarakan paket
Protokol CSMACA bertugas mengatur delay antara urutan frame yang berdekatan dan mampu menghindari tabrakan antara beberapa stasiun dalam mengakses media pada titik di mana tabrakan kemungkinan besar terjadi pada saat media dalam kondisi idle menyusul kondisi sibuk
Penjelasan
RTS (Request to Send) pesan yang digunakan sender untuk memberitahukan akan melakukan
pengiriman data pada receiver setelah medeteksi medium kondisi idle
CTS (Clear to Send) pesan balasan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa receiver telah
menerima RTS dan siap menerima data
DATA Informasi data yang relevan dari sender untuk receiver
ACK (Acknowledgement) pesan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa data yang dikirim
telah berhasil diterima
DIFS (Distributed IFS) Interval waktu yang dibutuhkan stasiun untuk memulai transmisi baru Waktu
tunda sebelum memulai Interval backoff
SIFS (Short IFS) Interval waktu antara frame yang digunakan stasiun untuk prioritas transmisi frame
tunggal
NAV (Network Allocation Vector) sebagai indikator pada setiap stasiun untuk mengatur periode waktu
ketika transmisi ke media sedang media sibuk NAV akan diupdate dengan durasi yang ditentukan dari
proses komunikasi RTSCTS dan indikasi dari kondisi kanal sibuk
Backoff metode menyelesaikan pertentangan antara stasiun yang berbeda saat mengakses medium
metode ini mengharuskan setiap stasiun untuk memilih Random Number (n) antara 0 dan angka yang
diberikan dan menunggu jumlah Slots sebelum mengakses medium selalu memeriksa apakah sebuah
stasiun yang berbeda telah diakses media sebelumnya Kondisi ini dimana stasiun mungkin mencoba
mengirim congestion-based data setelah transmisi frame selesai dan DIFS telah berlalu Periode ini disebut
juga contention windows
Arsitektur Protokol
Format Frame MAC
Format Frame MAC
Frame Control Field
Frame skema RTSCTS
Fromat Frame RTS
Fromat Frame CTS Fromat Frame ACK
Desain Format Frame Paket Data
Frame Lebar data (B)
Dest (id) 2
Src (id) 2
Tipe
RTS 3
CTS 3
DATA 4
ACK 3
Payload max 160
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Format Protokol Link AX25
Protokol RS-232
Untuk pengiriman data jarak jauh pada umumnya mempergunakan sistem transmisi serial
untuk menghemat kabel
METODE PENELITIAN
Konfigurasi Umum Sistem
Setiap terminal memiliki konfigurasi perangkat terdiri dari terminal komunikasi data
modem radio transceiver dengan antena dan alat input seperti keyboard sensor dan GPS
Rancangan Sistem
Implementasi jaringan ad hoc pada gateway multi terminal untuk komunikasi kapal berbasis data melalui kanal VHF
Komunikasi data dirancang menggunakan bitrate 1200 bps atau sekitar 120 karakter per detik karena keterbatasan dari kanal radio
Setiap node dapat berkomunikasi apabila berada dalam jangkauan
Node yang berada diluar jangkauan membutuhkan perantara
Pengiriman pesan dari N1 N2 dan N3 ke Gw sangat memungkinkan terjadinya tabrakan paket
Penerapan konsep metode akses 80211 untuk menangani multi paket yang datang
Standar MAC sublayer bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan dan fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) yang menentukan kapan stasiun diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Desain Metode Akses MAC 80211 Penelitian ini menggunakan mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis reservasi
Mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis CSMACA (Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance) yang memiliki kemampuan untuk mengurangi tabarakan paket
Protokol CSMACA bertugas mengatur delay antara urutan frame yang berdekatan dan mampu menghindari tabrakan antara beberapa stasiun dalam mengakses media pada titik di mana tabrakan kemungkinan besar terjadi pada saat media dalam kondisi idle menyusul kondisi sibuk
Penjelasan
RTS (Request to Send) pesan yang digunakan sender untuk memberitahukan akan melakukan
pengiriman data pada receiver setelah medeteksi medium kondisi idle
CTS (Clear to Send) pesan balasan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa receiver telah
menerima RTS dan siap menerima data
DATA Informasi data yang relevan dari sender untuk receiver
ACK (Acknowledgement) pesan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa data yang dikirim
telah berhasil diterima
DIFS (Distributed IFS) Interval waktu yang dibutuhkan stasiun untuk memulai transmisi baru Waktu
tunda sebelum memulai Interval backoff
SIFS (Short IFS) Interval waktu antara frame yang digunakan stasiun untuk prioritas transmisi frame
tunggal
NAV (Network Allocation Vector) sebagai indikator pada setiap stasiun untuk mengatur periode waktu
ketika transmisi ke media sedang media sibuk NAV akan diupdate dengan durasi yang ditentukan dari
proses komunikasi RTSCTS dan indikasi dari kondisi kanal sibuk
Backoff metode menyelesaikan pertentangan antara stasiun yang berbeda saat mengakses medium
metode ini mengharuskan setiap stasiun untuk memilih Random Number (n) antara 0 dan angka yang
diberikan dan menunggu jumlah Slots sebelum mengakses medium selalu memeriksa apakah sebuah
stasiun yang berbeda telah diakses media sebelumnya Kondisi ini dimana stasiun mungkin mencoba
mengirim congestion-based data setelah transmisi frame selesai dan DIFS telah berlalu Periode ini disebut
juga contention windows
Arsitektur Protokol
Format Frame MAC
Format Frame MAC
Frame Control Field
Frame skema RTSCTS
Fromat Frame RTS
Fromat Frame CTS Fromat Frame ACK
Desain Format Frame Paket Data
Frame Lebar data (B)
Dest (id) 2
Src (id) 2
Tipe
RTS 3
CTS 3
DATA 4
ACK 3
Payload max 160
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
METODE PENELITIAN
Konfigurasi Umum Sistem
Setiap terminal memiliki konfigurasi perangkat terdiri dari terminal komunikasi data
modem radio transceiver dengan antena dan alat input seperti keyboard sensor dan GPS
Rancangan Sistem
Implementasi jaringan ad hoc pada gateway multi terminal untuk komunikasi kapal berbasis data melalui kanal VHF
Komunikasi data dirancang menggunakan bitrate 1200 bps atau sekitar 120 karakter per detik karena keterbatasan dari kanal radio
Setiap node dapat berkomunikasi apabila berada dalam jangkauan
Node yang berada diluar jangkauan membutuhkan perantara
Pengiriman pesan dari N1 N2 dan N3 ke Gw sangat memungkinkan terjadinya tabrakan paket
Penerapan konsep metode akses 80211 untuk menangani multi paket yang datang
Standar MAC sublayer bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan dan fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) yang menentukan kapan stasiun diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Desain Metode Akses MAC 80211 Penelitian ini menggunakan mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis reservasi
Mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis CSMACA (Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance) yang memiliki kemampuan untuk mengurangi tabarakan paket
Protokol CSMACA bertugas mengatur delay antara urutan frame yang berdekatan dan mampu menghindari tabrakan antara beberapa stasiun dalam mengakses media pada titik di mana tabrakan kemungkinan besar terjadi pada saat media dalam kondisi idle menyusul kondisi sibuk
Penjelasan
RTS (Request to Send) pesan yang digunakan sender untuk memberitahukan akan melakukan
pengiriman data pada receiver setelah medeteksi medium kondisi idle
CTS (Clear to Send) pesan balasan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa receiver telah
menerima RTS dan siap menerima data
DATA Informasi data yang relevan dari sender untuk receiver
ACK (Acknowledgement) pesan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa data yang dikirim
telah berhasil diterima
DIFS (Distributed IFS) Interval waktu yang dibutuhkan stasiun untuk memulai transmisi baru Waktu
tunda sebelum memulai Interval backoff
SIFS (Short IFS) Interval waktu antara frame yang digunakan stasiun untuk prioritas transmisi frame
tunggal
NAV (Network Allocation Vector) sebagai indikator pada setiap stasiun untuk mengatur periode waktu
ketika transmisi ke media sedang media sibuk NAV akan diupdate dengan durasi yang ditentukan dari
proses komunikasi RTSCTS dan indikasi dari kondisi kanal sibuk
Backoff metode menyelesaikan pertentangan antara stasiun yang berbeda saat mengakses medium
metode ini mengharuskan setiap stasiun untuk memilih Random Number (n) antara 0 dan angka yang
diberikan dan menunggu jumlah Slots sebelum mengakses medium selalu memeriksa apakah sebuah
stasiun yang berbeda telah diakses media sebelumnya Kondisi ini dimana stasiun mungkin mencoba
mengirim congestion-based data setelah transmisi frame selesai dan DIFS telah berlalu Periode ini disebut
juga contention windows
Arsitektur Protokol
Format Frame MAC
Format Frame MAC
Frame Control Field
Frame skema RTSCTS
Fromat Frame RTS
Fromat Frame CTS Fromat Frame ACK
Desain Format Frame Paket Data
Frame Lebar data (B)
Dest (id) 2
Src (id) 2
Tipe
RTS 3
CTS 3
DATA 4
ACK 3
Payload max 160
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Rancangan Sistem
Implementasi jaringan ad hoc pada gateway multi terminal untuk komunikasi kapal berbasis data melalui kanal VHF
Komunikasi data dirancang menggunakan bitrate 1200 bps atau sekitar 120 karakter per detik karena keterbatasan dari kanal radio
Setiap node dapat berkomunikasi apabila berada dalam jangkauan
Node yang berada diluar jangkauan membutuhkan perantara
Pengiriman pesan dari N1 N2 dan N3 ke Gw sangat memungkinkan terjadinya tabrakan paket
Penerapan konsep metode akses 80211 untuk menangani multi paket yang datang
Standar MAC sublayer bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan dan fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) yang menentukan kapan stasiun diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel
Desain Metode Akses MAC 80211 Penelitian ini menggunakan mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis reservasi
Mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis CSMACA (Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance) yang memiliki kemampuan untuk mengurangi tabarakan paket
Protokol CSMACA bertugas mengatur delay antara urutan frame yang berdekatan dan mampu menghindari tabrakan antara beberapa stasiun dalam mengakses media pada titik di mana tabrakan kemungkinan besar terjadi pada saat media dalam kondisi idle menyusul kondisi sibuk
Penjelasan
RTS (Request to Send) pesan yang digunakan sender untuk memberitahukan akan melakukan
pengiriman data pada receiver setelah medeteksi medium kondisi idle
CTS (Clear to Send) pesan balasan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa receiver telah
menerima RTS dan siap menerima data
DATA Informasi data yang relevan dari sender untuk receiver
ACK (Acknowledgement) pesan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa data yang dikirim
telah berhasil diterima
DIFS (Distributed IFS) Interval waktu yang dibutuhkan stasiun untuk memulai transmisi baru Waktu
tunda sebelum memulai Interval backoff
SIFS (Short IFS) Interval waktu antara frame yang digunakan stasiun untuk prioritas transmisi frame
tunggal
NAV (Network Allocation Vector) sebagai indikator pada setiap stasiun untuk mengatur periode waktu
ketika transmisi ke media sedang media sibuk NAV akan diupdate dengan durasi yang ditentukan dari
proses komunikasi RTSCTS dan indikasi dari kondisi kanal sibuk
Backoff metode menyelesaikan pertentangan antara stasiun yang berbeda saat mengakses medium
metode ini mengharuskan setiap stasiun untuk memilih Random Number (n) antara 0 dan angka yang
diberikan dan menunggu jumlah Slots sebelum mengakses medium selalu memeriksa apakah sebuah
stasiun yang berbeda telah diakses media sebelumnya Kondisi ini dimana stasiun mungkin mencoba
mengirim congestion-based data setelah transmisi frame selesai dan DIFS telah berlalu Periode ini disebut
juga contention windows
Arsitektur Protokol
Format Frame MAC
Format Frame MAC
Frame Control Field
Frame skema RTSCTS
Fromat Frame RTS
Fromat Frame CTS Fromat Frame ACK
Desain Format Frame Paket Data
Frame Lebar data (B)
Dest (id) 2
Src (id) 2
Tipe
RTS 3
CTS 3
DATA 4
ACK 3
Payload max 160
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Desain Metode Akses MAC 80211 Penelitian ini menggunakan mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis reservasi
Mekanisme DCF dengan skema RTSCTS berbasis CSMACA (Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance) yang memiliki kemampuan untuk mengurangi tabarakan paket
Protokol CSMACA bertugas mengatur delay antara urutan frame yang berdekatan dan mampu menghindari tabrakan antara beberapa stasiun dalam mengakses media pada titik di mana tabrakan kemungkinan besar terjadi pada saat media dalam kondisi idle menyusul kondisi sibuk
Penjelasan
RTS (Request to Send) pesan yang digunakan sender untuk memberitahukan akan melakukan
pengiriman data pada receiver setelah medeteksi medium kondisi idle
CTS (Clear to Send) pesan balasan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa receiver telah
menerima RTS dan siap menerima data
DATA Informasi data yang relevan dari sender untuk receiver
ACK (Acknowledgement) pesan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa data yang dikirim
telah berhasil diterima
DIFS (Distributed IFS) Interval waktu yang dibutuhkan stasiun untuk memulai transmisi baru Waktu
tunda sebelum memulai Interval backoff
SIFS (Short IFS) Interval waktu antara frame yang digunakan stasiun untuk prioritas transmisi frame
tunggal
NAV (Network Allocation Vector) sebagai indikator pada setiap stasiun untuk mengatur periode waktu
ketika transmisi ke media sedang media sibuk NAV akan diupdate dengan durasi yang ditentukan dari
proses komunikasi RTSCTS dan indikasi dari kondisi kanal sibuk
Backoff metode menyelesaikan pertentangan antara stasiun yang berbeda saat mengakses medium
metode ini mengharuskan setiap stasiun untuk memilih Random Number (n) antara 0 dan angka yang
diberikan dan menunggu jumlah Slots sebelum mengakses medium selalu memeriksa apakah sebuah
stasiun yang berbeda telah diakses media sebelumnya Kondisi ini dimana stasiun mungkin mencoba
mengirim congestion-based data setelah transmisi frame selesai dan DIFS telah berlalu Periode ini disebut
juga contention windows
Arsitektur Protokol
Format Frame MAC
Format Frame MAC
Frame Control Field
Frame skema RTSCTS
Fromat Frame RTS
Fromat Frame CTS Fromat Frame ACK
Desain Format Frame Paket Data
Frame Lebar data (B)
Dest (id) 2
Src (id) 2
Tipe
RTS 3
CTS 3
DATA 4
ACK 3
Payload max 160
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Penjelasan
RTS (Request to Send) pesan yang digunakan sender untuk memberitahukan akan melakukan
pengiriman data pada receiver setelah medeteksi medium kondisi idle
CTS (Clear to Send) pesan balasan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa receiver telah
menerima RTS dan siap menerima data
DATA Informasi data yang relevan dari sender untuk receiver
ACK (Acknowledgement) pesan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa data yang dikirim
telah berhasil diterima
DIFS (Distributed IFS) Interval waktu yang dibutuhkan stasiun untuk memulai transmisi baru Waktu
tunda sebelum memulai Interval backoff
SIFS (Short IFS) Interval waktu antara frame yang digunakan stasiun untuk prioritas transmisi frame
tunggal
NAV (Network Allocation Vector) sebagai indikator pada setiap stasiun untuk mengatur periode waktu
ketika transmisi ke media sedang media sibuk NAV akan diupdate dengan durasi yang ditentukan dari
proses komunikasi RTSCTS dan indikasi dari kondisi kanal sibuk
Backoff metode menyelesaikan pertentangan antara stasiun yang berbeda saat mengakses medium
metode ini mengharuskan setiap stasiun untuk memilih Random Number (n) antara 0 dan angka yang
diberikan dan menunggu jumlah Slots sebelum mengakses medium selalu memeriksa apakah sebuah
stasiun yang berbeda telah diakses media sebelumnya Kondisi ini dimana stasiun mungkin mencoba
mengirim congestion-based data setelah transmisi frame selesai dan DIFS telah berlalu Periode ini disebut
juga contention windows
Arsitektur Protokol
Format Frame MAC
Format Frame MAC
Frame Control Field
Frame skema RTSCTS
Fromat Frame RTS
Fromat Frame CTS Fromat Frame ACK
Desain Format Frame Paket Data
Frame Lebar data (B)
Dest (id) 2
Src (id) 2
Tipe
RTS 3
CTS 3
DATA 4
ACK 3
Payload max 160
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Arsitektur Protokol
Format Frame MAC
Format Frame MAC
Frame Control Field
Frame skema RTSCTS
Fromat Frame RTS
Fromat Frame CTS Fromat Frame ACK
Desain Format Frame Paket Data
Frame Lebar data (B)
Dest (id) 2
Src (id) 2
Tipe
RTS 3
CTS 3
DATA 4
ACK 3
Payload max 160
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Frame skema RTSCTS
Fromat Frame RTS
Fromat Frame CTS Fromat Frame ACK
Desain Format Frame Paket Data
Frame Lebar data (B)
Dest (id) 2
Src (id) 2
Tipe
RTS 3
CTS 3
DATA 4
ACK 3
Payload max 160
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Desain Format Frame Paket Data
Frame Lebar data (B)
Dest (id) 2
Src (id) 2
Tipe
RTS 3
CTS 3
DATA 4
ACK 3
Payload max 160
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Diagram Waktu
Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal
Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan
Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 02 sampai 01 sedangkan pada detik 135 sampai detik 21 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar
Detik 10 sampai 135 adalah delay karena proses buffering
Gambar kedua menunjukan proses pemancaran dimana saat PTT program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms
Proses penekanan PTT pada detik 135 dan detik 155 sampai detik 192 menunjukan proses pengiriman data
Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik 143
Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data ge 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis
Bitrate = 1200 bps
Waktu kirim 1 bit = 0833 ms
Waktu kirim 1 karakter = 10x0833 ms = 833 ms
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC 8021
Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Log Pengiriman Pesan
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node
Proses Deteksi Medium
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Pengiriman Frame RTS
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Pengiriman Frame CTS
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Pengiriman Frame DATA
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Pengiriman Frame ACK
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Log Pengiriman Pesan
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Diagram Alir Hasil Program
Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data
Start
CTS
Akrif
CD
Aktif
Ada Data
di Buffer
Kirim
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Start
Tipe =
Data
Tipe =
RTS
Stop
Y
T
Y
Y
T
T
Tipe =
CTS
Dest id =
Node id
Dest id =
Node id
Kirim
ACK
Kirim
CTS
Aktifkan Timer
CTS
T
Y
T
Y
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Diagram Keadaan
Proses Gw broadcast RTS dengan tujuan N1
RTS di dengar oleh N1 N2 dan N3
N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya
N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima
CTS didengar oleh GW N2 dan N3
Gw mengirim Data ke N1
N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima
Proses pada N2 N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N2 menahan transmisinya menunggu sampai waktu tertentu setelah mendengar CTS
dari N1
N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw N2 menunda transmisinya sampai data
selesai dikirim
Proses pada N3 N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya
N3 menunda transmisi
N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Proses Kirim Data
Siap
Transmit
Idle (deteksi media)
Kirim
Data
Menunggu
ACK
Siap
Receive
Idle
Data
diterima
Data siap
RTS
Kirim data
CTS
ACK
ACK telah
diterima
ACK telah
dikirim
Pengirim Penerima
Penerima dalam
jangkauan dan
tidak sibuk
Identifikasi RTS
apakah untuk
penerima
Penerima siap
terima data
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Tabel Transisi Keadaan
Input
State
S1RTS S1- S1- S1-
S2- S2CTS S2- S2-
S3- S3- S3Data S3-
S4- S4- S4- S4ACK
RTS CTS Data ACK
S1
S2
S3
S4
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya
Packet Loss Pada Pengiriman Data
No Payload
(byte)
Jumlah
Paket
Yang
Dikirim
Jumlah
Paket
Diterima
Jumlah
Paket
yang
Hilang
Packet
loss
()
1 10 15 15 0 0 2 20 15 15 0 0 3 40 15 13 2 1333 4 60 15 13 2 1333 5 80 15 13 2 1333 6 90 15 13 2 1333 7 110 15 12 3 2000 8 130 15 11 4 2667
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Grafik Packet loss terhadap Payload
0 0
1333 1333 1333 1333
2000 2000
0
5
10
15
20
25
10 20 40 60 80 90 110 130
Pac
ket
Loss
(
)
Payload (B)
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Waktu Kirim Pada Pengiriman Data
No
Overhe
ad
(Byte)
Payloa
d
(Byte)
Total
Panjang
Paket
(Byte)
Waktu
Kirim
Teoritis
(detik)
Waktu
Kirim
Pengukuran
(detik)
1 22 10 32 26656 2712
2 22 20 42 34986 3608
3 22 40 62 51646 5368
4 22 60 82 68306 6832
5 22 80 102 84966 86066
6 22 90 112 93296 1104
7 22 110 132 109956 13163
8 22 130 115 126616 141045
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Grafik Payload terhadap Waktu Kirim
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
10 20 40 60 80 90 110 130
Series1
Series2
Wak
tu K
irim
(s)
Payload (B)
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
PENUTUP
Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC 80211 dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal
sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program
Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun
dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik Sedangkan peralihan
proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal
lain Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3
detik dan terminal lain 4 detik
FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik akan ditangani Hal ini diperlihatkan
pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima
menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang
Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh
frame saat transmisi lebih besar seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan Untuk
menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang
tinggi maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter ukuran setiap frame dan pengujian
diagram waktu Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar
1 detik
Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada
tabrakan antara frame
Pada pengujian diagram waktu delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara
dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter Untuk
menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160
Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data
yang hampir bersamaan seperti ditunjukan pada tabel 43
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
Saran
Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari
mekansime DCF protokol MAC 80211 seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode
backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan
Dengan menerapkan semua parameter mekanisme maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi
nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin Hal ini untuk menghindari
permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam
berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang
tindih frame
Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu
untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat
Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket
data di forward
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
1 Affandi A (2007) ldquoSistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging
System)rdquo Hibah Pasca (HPTP) ITS
2 Ardita M (2010) ldquoPerancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMESrdquo Tesis JTE- FTI ITS
3 Amitava M dkk (2003) Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks Artech House Boston amp London
4 ANSIIEEE Std 80211 (1999) ldquoInformation Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan
Area Networks - Specific Requirements - Part 11 Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specificationsrdquo
5 Beech dkk (1998) ldquoAX25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radiordquo American Radio Relay League
6 DKP (2006) rdquoPeraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per17Men2006 Tentang Usaha Perikanan Tangkaprdquo Menteri Kelautan dan
Perikanan
7 Duggirala R (2000) ldquoA Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocolrdquo MS Thesis University of Cincinnati
8 Fajarwati IN (2008) ldquoPemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritimrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
9 FAO (1998) ldquoFAO Technical Guidelines For Responsible Fisheriesrdquo 1 FAO of The United Nations Rome
10 Gaus (2008) ldquoPemodelan Kanal HF VMeSrdquo Tugas Akhir JTE-FTI ITS
11 Geier J (1996) ldquoWireless Networking Handbookrdquo New Riders Publishing Indianapolis
12 Hac (2003) ldquoMobile Telecommunication Protocol For Data Networkrdquo Jhon Wiley amp Sons Inc New York
13 Harada dan Prasad (2002) ldquoSimulating and Software Radio for Mobile Communicationrdquo Artech House
14 Hou dan Li (1986) Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks IEEE Trans Communication vol 34 issue 1 p 38ndash44
15 Haoming L dkk (2010) ldquoMulti-User Medium Access Control in Wireless Local Area Networkrdquo Proc IEEE Wireless Communications and Networking
Conference (WCNC) p 1-6
16 Johnson D (1994) ldquoRouting in Ad Hoc Networks of Mobile Hostrdquo Proc IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications p
158ndash163
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
17 Kopp C (2002) ldquoAd hoc Networkingrdquo Background Article Published in bdquoSystem‟ p33-40
18 Lami HFJ (2009) ldquoImplementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminalrdquo Tesis JTE-FTI ITS
19 Manafe YY (2009) ldquoPengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hocrdquo Tesis JTE-FTI ITS
20 Mawardi MT (2007) ldquoRancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE-FTI
ITS
21 Meok NJ (2009) ldquoPengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networksrdquo Tesis JTE-FTI ITS
22 Mohapatra dan Krishnamurthy (2005) rdquoAd Hoc Networks Technologies And Protocolsrdquo Springer
23 Pablo B (1997) ldquoA Technical Tutorial on the IEEE 80211 Protocolrdquo BreezeCOM Wireless Communication
24 Prassad (2003) Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks Charles River Media
25 Putri NK (2010) ldquoKarakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Lautrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
26 Rifat ASM dkk (2010) ldquoPacket Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE 80211rdquo IEEE Symposium on Computers and
Communications (ISCC) p 1-6
27 Royer EM Chai KT (1999) ldquoA Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networksrdquo IEEE Personal Communications
vol 6 issue 2 p 46-55
28 Sari RF dkk (2008) Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid Perbandingan
Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA Prosiding MAKARA Teknologi vol 12 no 1 April
29 Sarkar SK dkk (2007) ldquoAd Hoc Mobile Wireless Networks Principles Protocols and Applicationsrdquo Auerbach Publications
30 Tobagi FA (1980) Multi Access Protocols in Packet Communication Systems IEEE Trans Communication vol 28 issue 4 p 468-488
31 Yoshikawa T dkk (2010) ldquoDevelopment od 27MHz40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networksrdquo Proc IEEE Ubiquitous and
Future Networks (ICUFN) p 177-182
32 Yunarso M (2003) ldquoRancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HFrdquo Tugas Akhir JTE- FTI ITS
33 Wismanu (2004) ldquoEvaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hoprdquo Tesis JTE-FTI ITS
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
Top Related