SKENARIO 2
Setelah film bioskop selesai dan lampu dihidupkan, kemi merasa penglihatannya silau
dan secara refleks ia menyipitkan mata dang mengangkat lengan kiri untuk melindungi matanya
dari cahaya lampu. Kemi lalu menggerakkan bola matanya ke segala arah untuk mengurangi rasa
silaunya. Apa yang terjadi pada kemi
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Silau : Tidak dapat melihat dengan nyata atau terlalu terang
2. Refleks : Aksi atau gerakan yang dipantulkan; jumlah setiap respon automatic
yang di perantarai oleh sistem syaraf
3. Mata : salah satu alat indera yang bersifat untuk melihat
4. Cahaya : Suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari paket-paket
individual energi seperti partikel yang disebut foton yang berjalan
menurut cara-cara gelombang
5. Lengan : Anggota tubuh mulai dari bahu sampai ke pergelangan tangan
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Setelah film bioskop selesai dan lampu dihidupkan, kemi merasa penglihatannya silau
dan secara refleks ia menyipitkan mata dan mengangkat lengan kiri untuk melindungi
matanya dari cahaya lampu
2. Kemi lalu menggerakkan bola matanya ke segala arah untuk mengurangi rasa silaunya
ANALISIS MASALAH
1. Bagaimana anatomi mataJawab :
a. Tulang Os frontal Os zygomaticum Os sphenoidale Os lacrimal
Os ethmoidale Os maxilla.
b. Otot M.Rektus superior
M. Rektus inferior
M. Rektus medialis
M. Rektus lateralis
M. Obliquus superior
M. Obliquus inferior
M. Levator Palpebrae Superior
Mm. Auriculares
c. Pembuluh Darah V. Vorticosa
A. Ciliaris posterior longa
A. et v. centralis retinae
A. Ciliaris anterior
Aa. Ethmoidales anterior et posterior
Aa. Ciliaris posteriors longa et brevis
A. Centralis retinae
A. Supratrochlearis
A. Supra orbitalis
A. Dorsalis nasi
V. Conjucnctivalis anterior
A. Conjucnctivalis anterior
V. Ciliaris anterior
V. Episclearis
A. Episclearis
d. Saraf N. Opthic N. Trigeminus Opthalmica N. Abducens N. Trochlearis N. Oculomotorius
2. Bagaimana histologi mata?Jawab :
Pada bola mata terdapat 3 lapisan, yaitu :
i. Tunica fibrosa = Untuk melindungi struktur halus pada mata,
mempertahankan tekanan cairan intra okuler, mempertahankan bentuk dan
tekanan bola mata
a. Kornea : epitel kornea, membranae bowman, substansia propia,
membranae deccement. Endotel kornea
b. Limbus korna
c. Sclera : episklera- jaringan fibroelastis. Stroma sclera – serat
kolagen. Lamina flusea – melanosit & fibroblast
ii. Tunica vascuola =
Memberi nutrisi pada bola mata, akomodasi penglihatan , mengatur jumlah
cahaya yang masuk kemata
a. Choroid : Lapisan suprakoroid, vaskuola, koriokapilaris, elastika/
membrane brunch
b. Corpus ciliaris : Epitel siliaris, lamina elastica
c. Iris : Membrane seluler & membentuk lapisan yang tidak utuh
iii. Tunika nervosa
a. Pars seka retina : Pars siliaris retina & pars iridka retina
b. Pars optica retina
3. Bagaimana fisiologi mata ?Jawab :
i. Sumber cahaya masuk ke mata kedalam kornea
ii. Melewati pupil yg lebarnya diatur oleh iris
iii. Cahaya tersebut dibiaskan oleh lensa
iv. Terbentuk bayangan pada retina dengan sifatnya terbalik, nyata, dan
diperkecil
v. Sel batang dan kerucut meneruskan sinyal cahaya ke otak melalui saraf opticus
vi. Otak mengembalikan lai bayangan yang terlihat diretina
vii. Objek terlihat sesuai dengan aslinya
4. Mengapa mata kemi silau?
Jawab : Karena retina mata belum beradaptasi dengan cahaya dari lampu bioskop yang
di tangkapnya. Titik gelap dalam bayangan akan menjadi sangat terang sehingga seluruh
bayangan visual yang ditangkap mata akan memutih. Serta, sensitivitas retina perlu di
atur sehingga reseptornya dapat merespons terhadap area yang lebih terang tetapi tidak
terhadap area yang lebih gelap. kemi mengalami adaptasi terang.
5. Bagaimana mekanisme adaptasi penglihatan terhadap cahaya dari terang ke gelap dan
dari gelap ke terang?
Jawab :
Proses adaptasi terang :
Dalam tempat terang pada suatu waktu – fotokimia dalam sel batang dan sel kerucut
bertambah – sebagian rhodopsin & iodopsi terurai – menjadi vitamin A – selanjutnya
iodopsin akan disintesa kembali – terjadi pengurangan sensitifitas terhadap cahaya –
menyesuaikan diri dengan keadaan terang tersebut – tidak merasakan silau- disebut
adaptasi terang
Proses adaptasi gelap:
Dalam tempat gelap pada suatu waktu – iodopsin diubah- menjadi pigmen yang peka
terhadap cahaya- rhodopsin di sintesa kembali – akhirnya mampu melihat bayangan
& benda-benda di tempat gelap – di sebut adaptasi gelap
Bila kemudian masuk ke ruangan yang terang – silau – karena rhodopsin & iodopsin
terurai – timbul implus yang terus menerus – kemudian terjadi adaptasi terang
6. Apa saja gerakan refleks pada mata?Jawab :
Refleks occulo vestribular atau VOR
VOR merupakan gerakan refleks pada mata yang menyebabkab stabilitas bayangan pada
retina saat kepala bergerak dengan membuat gerakan mata sama dengan gerakan kepala.
Secara sederhana, maka kita akan mengikuti ke arah kepala kita. Apabila kepala kita
melihat kekiri maka secara otomatis mata kita akan mengikuti melihat ke kiri. Hal ini
agar kita dapat menjaga keseimbangan bayangan pada retina saat kepala bergerak.
Refleks cahaya pupil
Merupakan refleks yang mengatur diameter dari pupil sebagai respons dari intensitas
cahaya yang berlebihan pada mata. Seperti pada skenario ini, mata seseorang mengalami
perubahan dalam intensitas cahaya, dari tempat yang gelap ke terang. Hal ini
menyebabkan otot-otot di sekitar iris akan memaksa memperkecil pupil agar tidak terjadi
kerusakan akibat cahaya yang berlebihan. Maka sering terlihat apabila kita terkena
cahaya maka pupilnya akan mengecil. Pupil merupakan bagian hitam pada mata disekitar
iris.
Corneal refleks
Suatu gerakan tidak disadari yang menyebabkan berkedipnya mata karena suatu stimulus
yang mempengaruhi kornea. Sebagai contoh apabila kita melihat sesuatu atau mata kita
diganggu oleh benda asing maka kita akan berkedip. Seperti yang kita ketahui, pada
kornea banyak sekali reseptor yang membuat kornea menjadi sangat sensitive.
Occulocardiac refleks
Refleks yang menyebabkan penurunan denyut nadi yang di akibatkan hubungan dari otot
extraocular dan bola mata. Refleks ini terjadi saat adanya gangguan tertentu dan
melibatkan hubungan saraf trigeminal dan vagus pada sistem parasimpatic yang
menyebabkan turunnya denyut nadi.
7. Bagaimana anatomi lengan ? Jawab:
Bagian lengan atas
clavicula
scapula
humerus
bagian lengan bawah
radius
ulna
bagian telapak tangan
Medulla SpinalisNeuron MotorikEfektor
OTAK
reseptorstimulus Neuron sensorik
tarpal
metatarpal
phalanx
- phalanx proximal
- phalanx medial
- phalanx distal
8. Bagaimana fisiologi gerak reflex pada lengan kemi untuk melindungi matanya yang silau?Jawab :
Retina menangkap impuls dari objek lalu mentransmisi ke saraf otak à kiasma optik à
traktus optik à culliculus superior à traktus tectospinalis menyebabkan koneksi dengan
beberapa nuklei:
1. Nucleus pretectalis and Nucleus edinger westphal untuk penyempitan pupil
2. Nucleus III dan IV untuk pergerakan mata
3. Nucleus VII, untuk menumbulkan pergerakan otot wajah dan menutup mata
4. Nucleus spinalis N.IX, untuk merotasikan wajah
5. Nucleus motoris untuk menggerakan tangan dan mata
9. Otot-otot apa saja yang bekerja pada saat kemi mengangkat lengannya?Jawab :
10. Persendian apa saja yang bekerja pada saat kemi mengangkat lengannya?Jawab :
articulatio acromiocvicularis
articulatio humeri
articulatio humeroradialis
Penglihatan
Mata
Organ lain
Anatomi Fisiologi Refleks
Pupil
Histologi
Tangan
Vestibulo
KorneaMekanisme
Jenis
Anatomi
Adaptasi Gelap dan Terang
articulatio humeroulnaris
articulatio radioulnaris proximal
11. Otot dan saraf apa saja yang menggerakkan bola mata?Jawab :
M. rectus superior - nervus occulomotorius
M. rectus anterior - nervus occulomotorius
M. rectus lateralis - nervus occulomotorius
M. rectus medialis
M. obliqus superior
M. obliqus anterior
nervus trochlearis (IV)
nervus abducens (VI)
nervus oculomotorius (III)
nervus obticus (II)
12. Apa pengaruh gerakan bola mata terhadap kembalinya penglihatan normal ?Jawab:
Gerakan bola mata termasuk reflek mata terhadap cahaya yang berfungsi membantu mata untuk beradaptasi secara cepat terhadap keadaan perubahan cahaya.
KERANGKA KONSEP
HIPOTESIS
Kemi mengalami refleks pada lengan dan matanya untuk beradaptasi dengan perubahan cahaya yang dilihatnya
SINTESIS
Dari skenario ini sudah diketahui bahwa kemi merasa penglihtannya silau dan secara refleks
ia menyimpitkan mata dengan mengangkat lengan kiri untuk melindungi matanya dari cahaya
lampu lalu kemi menggerakkan bola matanya ke segala arah untuk mengurangi rasa silaunya.
MATA
Mata merupakan organ sensoris yang berfungsi mirip kamera, memfokuskan cahaya yang
melewati pupil atau celah melalui lensa ke retina
Anatomi dan Histologi Mata
a. Struktur Mata
Secara umum struktur mata terbagi atas struktur accessoris mata dan struktur bola mata.
Aksesoris mata dibagi menjadi beberapa bagian:1. Conjunctiva
Lapisan membrane mukosa yang terdapat di dalam kelopak mata dan menutupi
permukaan bola mata
1. Alis mata
Bagian mata yang berfungsi sebagai protektif, melindungi mata dari cahaya matahari dan
debu. Alis mata juga mencegah keringat masuk ke mata
2. Bulu mata
Merupakan bagian pada kelopak mata berupa rambut yang pendek dan tipis, berguna
untuk melindungi mata dari benda asing. Pada bulu mata terdapat banyak ujung saraf
sensoris yang menyebabkannya menjadi sangat sensitive
3. Kelopak mata (Palpebra)
Merupakan struktur yang terbentuk dari otot, kulit, dan kelenjar air mata. Palpebra
berfungsi mencegah cahaya yang berlebihan dan benda asing yang mengganggu.Dalam
kondisi tertentu (misalnya cahaya terang) maka palpebra akan menutup dan
mengakibatkan mata berkedip.
4. Canal Lacrimalis
Merupakan saluran masuk yang memindahkan air mata dari puncta ke dalam lacrimal sac
5. Kelenjar Air Mata (Lacrimal Gland)
Berfungsi mengsekresi air mata yang akan disalurkan pada saluran lacrimal ke
conjunctiva. Air mata ini berfungsi untuk membasuh benda asing pada mata dan menjaga
kelembaban pada mata. Air mata juga bersifat makrofag yaitu dapat membunuh bakteri
yang mengganggu.
6. Saluran Lacrimal (Lacrimal Ducts)
Merupakan saluran yang menghubungkan kelenjar air mata dengan konjungtiva. Ada
sekitar 6-12 saluran lacrimal pada manusia.
7. Puncta
Lubang atau pori pada kelopak mata yang menyerap air mata dari mata
8. Lacrimal Sac
Suatu kantung atau tempat dikumpulkannya air mata yang diserap dari puncta
9. Ductus Nasolacrimalis
Saluran yang menghubungkan antara mata dengan hidung. Air mata yang diserap dari
puncta dan disimpan pada lacrimal sac akan disalurkan pada saluran ini. Hal ini
menyebabkan ketika kita menangis, hidung kita juga ikut basah
Setelah membahas bagian aksesoris atau pelengkap dan pendukung pada mata, ada bola mata.
Bola mata atau biasa disebut sebagai bulbus memiliki struktur anatomis yang terbagi menjadi
lapisan eksternal, medial, dan internal.
I. Lapisan Eksternal
Lapisan eksternal sering juga disebut Tunica Fibrosa. Terdiri dari Sclera dan Kornea
serta Limbus
1. Sclera
Lapisan jaringan ikat protektif yang membentuk bagian putih mata yang tampak.
Di bagian anterior membentuk kornea. Otot-otot yang menggerakkan bola mata
melekat pada Sclera. Sclera memiliki jaringan fibrosa padat dan mempertahankan
bentuk ukuran bola mata, terdiri dari tiga lapisan:
o Episklera terdiri dari jaringan fibroelastis
o Stroma Sklera terdiri dari serat kolagen
o Lamina Fusca terdiri dari melanosit dan fibroblast
2. Kornea
Suatu bagian transparan pada bagian depan mata. Kornea berfungsi sebagai
pelindung bagian mata sekaligus sebagai bagian yang menyebabkan refraksi
cahaya. Pada proses penglihatan, cahaya akan ditangkap pertama kali oleh kornea.
Oksigen didapat melalui pembuluh darah dan aqueous humor (juga sebagai
nutrisi). Kornea bersifat avascular dan memiliki lapisan-lapisan:
o Epitel Kornea
Terdiri dari epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan mempunyai
ujung syaraf sensoris terbanyak
o Membran Bowman
Terdiri dari fibril kolagen halus, kondensasi zat antar sel aselular dan tidak
ada serat elastin
o Substansia Propia
Terdiri dari serat kolagen sejajar saling menyilang dan bersifat avaskular
o Membran Descement
Terdiri dari serat kolagen halus ( jala ) pada lig. Pektinatum
o Endotel Kornea
Terdiri Epitel Selapis gepeng dan organel untuk transpor aktif & sintesis
protein serta sekresi dengan sifat avaskular
3. Limbus Kornea
Merupakan bagian peralihan antara kornea dan sclera. Limbus Kornea merupakan
cabang-cabang sel epithel yang akan meregenerasi kornea apabila terjadi
kerusakan.
II. Lapisan Tengah
Lapisan tengah (medial) biasa juga disebut sebagai tunica vaskulosa. Terdiri dari
beberapa bagian yaitu
1. Choroidea
Berfungsi mencegah berhamburnya berkas cahaya di mata, mengandung
pembuluh darah yang memberi makan retina. Di bagian anterior membentuk
badan silliaris dan iris. Secara histologis memiliki empat lapisan yaitu
a. Lapisan Suprakoroid terdiri dari serat kolagen dan serat elastin jarang
b. Lapisan Vaskulosa terdiri dari jaringan ikat jarang
c. Lapisan Koriokapilaris memiliki serat kolagen dan serat elastin serta
sedikit fibroblast dan melanosit
d. Lamina Elastica memiliki sel ganglion multipolar pada pleksus syaraf
2. Corpus Ciliare
Merupakan bagian pada mata yang dibentuk dari otot untuk mengubah bentuk
dari lensa. S Membentuk aqueous humour dan membentuk otot siliaris serta
membantu mencembungkan lensa. Corpus Cilliaris terdiri epitel siliaris, lamina
elastica.
3. Iris
Merupakan bagian yang penuh dengan pigmen (memberikan warna pada mata)
yang mengatur besar-kecilnya pupil saat ada cahaya yang masuk. Iris terdiri
membrane sellular dan membentuk lapisan yang tidak utuh.
4. Pupil
Lubang pada iris yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam retina.
Besar-kecilnya pupil diatur oleh iris.
5. Lensa
Suatu struktur yang berfungsi untuk mengumpulkan dan menyebarkan cahaya
pada mata
III. Lapisan Internal
Disebut juga Tunica Nervosa terdiri dari Retina. Merupakan yang dibentuk dari
banyak unit cellular yang berjejer di dalam bulbus. Retina berfungsi untuk
menerjemahkan stimulus dari cahaya menjadi informasi yang dapat diolah oleh otak.
Secara Histologis terbagi menjadi bagian-bagian:
- Pars Seka Retina terdiri dari:
o Pars Siliaris Retina
o Pars Iridka Retina
- Pars Optica Retina
- Retina terdiri dari 10 lapisan
o Retinal pigment epithelium (RPE)
o Lapisan fotoreseptor (Rods/Cones)
o Membran pembatas eksternal - Lapisan yang membatasi bagian dalam
fotoreseptor dari inti selnya
o Lapisan luar inti
o Lapisan luar plexiform - Pada bagian makular, ini dikenal sebagi
"Lapisan serat Henle" (Fiber layer of Henle).
o Lapisan dalam inti
o Lapisan dalam plexiform
o Lapisan sel ganglion - Lapisan yang terdiri dari inti sel ganglion dan
merupakan asal dari serat syaraf optik.
o Lapisan serat syaraf
o Membran pembatas dalam - Tempat sel-sel Műller berpijak
1. cilium (cilia) - eyelash 2. inferior lacrimal punctum 3. caruncle 4. plica semilunaris 5. conjunctiva,
palpebral (eyelid) portion (showing blood vessels)
6. inferior lacrimal canaliculus (surface location) 7. superior lacrimal canaliculus (surface location) 8. superior palpebra (upper eyelid)
9. corneo-scleral limbus 10. conjunctiva, bulbar portion (showing blood vessels)
Tulang
Mata terbentuk atas tulang : Os frontal, os zygomaticum, os sphenoidale, os lacrimal, os
ethmoidale dan os maxilla
A. Os Frontal
- Incisura frontal
- Os frontal, pars orbital, facies orbital
- Margo supraorbitalis
- Fossa glandulae lacrimalis
- Fovea trochlearis
- Foramen ethmoidale posterius
- Foramen ethmoidale anterior
- Sutura frontalacrimalis
- Sutura sphenofrontalis
- Margo medoalis
B. Os sphenoidale
- Os sphenoidale, ala minor
- Os sphenoidale, ala major, facies orbitalis
- Os palatinum, Proc. Orbitalis
- Fissura orbitalis superior
- Canalis opticus
- Fissure orbitalis inferior
C. Os zygomaticum
- Margo lateralis
- Margo infraorbitalis
D. Os Maxilla, facies orbitalis
E. Os Lacrimale
- Sulcus lacrimalis
- Crista lacrimalis anterior
- Fossa sacci lacrimalis
- Crista lacrimalis
- Incisura lacrimalis
F. Os ethmoidale, lamina orbitalis
Vaskularisasi pada mata- V. Vorticosa
- A. Ciliaris posterior longa
- A. et v. centralis retinae
- A. Ciliaris anterior
- Aa. Ethmoidales anterior et posterior
- Aa. Ciliaris posteriors longa et brevis
- A. Centralis retinae
- A. Supratrochlearis
- A. Supra orbitalis
- A. Dorsalis nasi
- V. Conjucnctivalis anterior
- A. Conjucnctivalis anterior
- V. Ciliaris anterior
- V. Episclearis
- A. Episclearis
Otot-otot yang bekerja mataOtot Menghasilkan gerakan Saraf kranial
1. M.Rektus superior
2. M. Rektus inferior
3. M. Rektus medialis
4. M. Rektus lateralis
5. M. Obliquus superior
6. M. Obliquus inferior
7.M. Levator Palpebrae
Superior
8. Mm. Auriculares
Ke atas
Ke bawah
Ke dalam arah hidung
Jauh dari hidung
Ke bawah dan masuk
Ke atas dan keluar
Membuka dan menutup kelopak
mata
Membuka dan menutup kelopak
mata
Okulomotor (III)
Okulomotor (III)
Okulomotor (III)
Abducens (VI)
Trochlear (IV)
Okulomotor (III)
Okulomotor (III)
Facialis ( VII )
Untuk M. Rektus origo berada pada annulus tendineuus communis yang melingkari kanalis
optikus dan sebagian fissura orbitalis superior dan berinsersio di bagian depan sclera tepat di
belakang junction sclerocornealis.
Sedangkan untuk M. Obliquus Superior berorigo di Os.Sphenoidea di atas dan medial
kanalis optikus dan annulus tendineus communis serta berinsersio di dataran lateral belakang
sclera. Untuk M. Obliquus inferior berorigo di bagian depan orbita ppada cekungan di dataran
superior maxilla, di sebelah lateral kanalis nasolacrimalis dan berinsersio di dataran
posterolateral sclera.
M. Levator palpebrae superioris berorigo di ala parva ossis sphenoidalis di atas kanalis
optikus yanng berinsersio di kulit palpebrae superior dan sebagian lainnya berinsersio di dataran
tarsus superior. Musculus ini berfungsi untuk mengangkat palpebrae superior.
Histologi
a. Kelenjar pada mataJawab :- 3 jenis kelenjar : 1. Kelenjar meibom - kel. Sebacea panjang dan dalam pd tarsus
- saluran keluar pada tepi palpebra 2. Kelenjar Moll - kel. Apokrin tdk bercabang - diantara dan diblkg folikel bulu mata - Pars terminalis tdk berkelok, - sal. Keluar à folikel rambut
3. Kelenjar Zeiss
RETINA, CHOROID AND SCLERA 4.
Collagenous fibers
5. Chromatophores
6. Blood vessel7. Pigment epithelium
8. Rods and cones
9. Outer limiting membrane
10. Outer nuclear layer
11. Outer plexiform layer
12. Inner nuclear layer 13. Inner plexiform layer
14. Ganglion cell layer
15. Nerve fiber layer
16. Inner limiting membrane
1. Sclera 2. Choroid
3. Retina
- uk. Lebih kecil
- modifikasi kel. Sebacea dan berhub. Folikel rambut mata
b. Bola Mata Pada histology bola mata terdapat :
Epitel kornea, terletak paling luar dan merupakan epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
Membran bowman, berupa lapisan homogen tipis tepat di bawah epitel, penampilannya mirip membrane basal epitel, tetapi lebih tebal.
Stroma atau substansi propria, merupakan bagian kornea yang paling tebal. Lapisan ini di susun oleh serat kolagen yang lebih kasar dari pada yang membentuk membran bowman. Diantara serat kolagen terdapat fibrosit yang tampak tipis dengan intinya jelas terlihat.
Membrane descment, tebalnya kurang lebih sama dengan membran bowman. Lapisan ini terdii atas serat kolagen tetapi susunannya berbeda dari membrane bowman atau pun stroma.
Endotel , merupakan lapisan kornea yang paling dalam yang berupa epitel selapis gepeng atau kuboid rendah.
Limbus (kornea), dibagian luarnya diliputi epitelkonjungtiva bulby yang merupakan epitel berlapis silindris, stromanya merupakan tepian sclera yang menyatu dengan kornea , merupakan jaringan ikat fibrosa. Srtoma ini bagian dalam membentuk taji sclera yang bagian anterior taji ini terdapat jaringan trabekula.Diatas trabekula terdapat saluran schlemm, lumen kanal ini dibatasi sel entel. Bagian posterior taji sclera merupakan origo otot siliaris yang merupakan jaringan ikat lpolos.
Iris, pada permukaan yang menghadap serambi mata dilapisi sel stroma yang menghadap bilik mata diliputi dua lapis sel epitel berpigmen, yang merupakan bagian dari retina pars iridika. Pada bagian yang didekat pupil terdapat berkas otot polos sirkular membentuk otot liingakar pupil. Kearah pangkalnya terdapat berkas sel mio epitel yang membentuk otot pelebar pupil. Pada korpus siliaris terdapat zonula ziniii berupa kumpulan serat pengantung serat mata.
Lensa mata, terdapat dibelakang iris merupakan bangunan oval berwarna merah. Susunan serat lensa tidak Jelas. Dibelakang lensa terdapat ruang kosong yang semula terisi korpus vitreum.
Retina, terletak antara koroid dan korpus vitreum.lapisan retina terdiri dari : Membrana limitans interna (serat saraf glial yang memisahkan retina dari corpus
vitreus) Lapisan serat saraf optikus (akson dari 3rd neuron) Lapisan sel ganglion (nuklei ganglion sel dari 3rd neuron) Lapisan fleksiform dalam (sinapsis antara akson 2nd neuron dengan dendrit dari
3rd neuron) Lapisan nuklear dalam Lapisan fleksiform luar (sinapsis antara akson 1st neuron dengn dendrit 2nd
neuron) Lapisan nuklear luar (1st neuron) Membrana limitans eksterna Lapisan fotoreseptor (rods dan cones) Retinal Pigment Epithelium
Fovea sentralis, lapisan ini hanya terdiri dari sel kerucut saja, cekungan yang lain adalah papil n. optikus yang merupaka tempat keluarnya n. optikus dari bola mata.
c. Kelopak MataBagian dalam berupa epitel berlapis tora dengan sel goblet, dibelakang dan diantara folikel-folikrel bulu
mata terdapat kelenjar apokrin. Di . bawah dermis terdapat otot lingkar mata yang merupakan jaringan
otot rangka. Di bagian tengah palpebra terdapat jaringan ikat fibrosa yang menjadi kerangka kelopak mata
yang disebut tarsus. Di dalam tarsus terdapat untaian kelenjar sebasea yang disebut kelenjar meiborm
20. Processes of pigment cells ectending between rods and cones
21. Cones 22. Rod 23. Outer
limiting membrane
24. Nuclei of cones 25. Nuclei of rods 26. Outer processes of Muller’s cells
27. Synapses between horizontal and visual cells
28. Synapses between cones and bipolar cells
29. Bipolar cell 30. Muller’s cell 31. Amacrine cell 32. Synapses between processes of bipolar, amacrine and ganglionic cells
33. Ganglion cell 34. Fiber of optic nerve
35. Horizontal fiber
36. Inner limiting membrane
37. Inner fibers of Muller’s cells
1. Blood vessels of the choroid
2. Chromatophores
3. Pigment cells in the retina
4. Rods 5. Cones 6. Outer
limiting membrane
7. Nuclei of cones 8. Nuclei of rods 9. Outer plexiform layer 10. Nuclei of bipolar, horizontal, amacrine and Muller’s cells
11. Inner plexiform layer12. Ganglion cell layer13. Muller’s fibers 14. Axons of ganglion cells
15. Inner limiting membrane
16. Sclera 17. Suprachoroid
layer (lamina fusca)with chromatophores
18. Vascular layer of the choroid19. Choriocapillary layer
Mata tentunya sangat berkaitan erat dengan penglihatan. Penglihatan adalah kemampuan
mata untuk mengenali stimulus berupa cahaya untuk kemudian direspon atau ditafsirkan.
Dari scenario dapat dapat digambarkan :
Cahaya remang
Paparan cahaya berlebihan Adaptasi terang
Adaptasi gelapTerjadi silau
Reflex pada mata dan lengan
Pergerakan bola mata
Mekanisme penglihatan
Perjalanan cahaya
Cahaya →Kornea →Aquous humor→ Pupil Lensa →Vitrous humor→ Retina
Cahaya diubah menjadi sinyal saraf diteruskan melalui diskus optikus
N. Optikus → CNS
Secara umum
1. Cahaya yang masuk melalui kornea dan diteruskan ke pupil. Pupil mengatur jumlah cahaya
yang masuk (Pupil akan membesar bila berada di tempat gelap dan mengecil bila berada di
tempat yang terang).
2. Lalu melewati lensa. Lensa akan memfokuskan cahaya agar sampai tepat ke retina (yang
berkontraksi pada saat lensa memfokuskan cahaya ke retina adalah otot-otot siliaris).
3. Saat cahaya sampai pada retina, sel-sel batang yang peka terhadap cahaya akan terangsang.
4. Terjadi hiperpolarisasi disini yang akan diteruskan oleh Saraf Optikus (II) ke Korteks
Penglihatan. Dan benda akan terlihat.
Benda dipantulkan cahaya -> cahaya masuk kemata -> melalui kornea -> diteruskan ke pupil
melalui M. sphincter pupil (kontraksi pupil dalam keadaan terang) dan M.dilator pupil
(melebarkan pupil dalam keadaan kurang cahaya) -> rfelek cahaya pupil ->oleh iris mengatur
lebarnya pupil -> dibiaskan oleh lensa fungsinya untuk memfokuskan cahaya ke retina (objek
dekat -> otot siliaris berkontraksi -> lensa tebal dan kurang kuat ) sedangkan (objek jauh -> otot-
otot siliaris mengendur -> lensa menjadi tipis dan lemah ) -> lalu bayangan jatuh di retina
terbentuk bayangan yang nyata, terbalik, diperkecil -> ditangkap oleh fotoreseptor di retina , sel-
sel batang (fungsinya untuk penglihatan hitam putih ) dan sel-sel kerucut (fungsinya untuk
penglihatan berwarna ) ->meneruskan sinyal cahaya melalui N.opticus -> presepsi pada otak
(daerah occiptal ) membalikkan lagi bayangan yang terlihat di retina -> objek terlihat sesuai
dengan aslinya.
Perjalanan Saraf pada Penglihatan Biasa
N.opticus à chiasma opticum à tractus opticus à corpus geniculatum lateral à
tractus genicula calcarina (radiation optica gratiolet) àcorteks visualis (lobus ocipitalis)
Fotokimia penglihatan
a. Siklus penglihatan rodopsin_retina, dan perangsangan sel batang
i. Saat telah mengabsorbsi cahaya, rodopsin akan terurai.
Hal ini terjadi karena fotoaktive electron pada bagian retinal dari rodopsin, yang
menyebabkan perubahan segera pada bentuk cis dari retinal menjadi bentuk trans, yang tetap
mempunyai struktur kimia yang sama dengan bentuk cis namun struktur fisiknya berbeda-
merupakan molekul yang berbentuk lurus, bukan berbentuk melengkung.
ii. Produk yang segera terbentuk adalah batorodopsin.
Batorodopsin merupakan kombinasi terpisah sebagia dari all-trans retinal dan skotopsin.
Batorodopsin sendiri merupakan senyawa yang tidak stabil.
iii. Batorodopsin lalu akan rusak menjadi
iv. Lalu lumirodopsin akan rusak lagi menjadi metarodopsin I lalu berubah lagi menjadi
metarodopsin II
v. Akhirnya akan menjadi produk skotopsin dan all trans retinal.
vi. Metarodopsin II, yang juga disebut rodopsin terkahir, merangsang perubahan elektrik dalam
sel batang yang kemudian menghantarkan banyangan penglihatan ke system saraf pusat
Perangsangan sel batang sewaktu rodopsin diaktivasi oleh cahaya
Bila sel batang terpajan cahaya, perangsangan sel batang menyebabkan peningkatan
negativitas dari potensial membrane, yang merupakan keadaan hiperpolarisasi.
Ketika rodopsin terurai, penguraiannnya menurunkan konduktansi membrane sel batang untuk
ion-ion Na+ di segmen luar sel batang.
Hal ini berarti bahwa terdapat negativitas yang lebih besar di dalam membarn sel batang.
Prosesnya :
1. Sewaktu rodopsin yang berada di segmen luar batang terpajan cahaya, rodopsin mulai terurai,
hal ini menurunkan konduktivitas natrium ke dalam sel batang.
2. Jadi sekarang lebih banayk ion natrium yang meninggalkan sel batang dari pada yang kembali
masuk.
3. Karena ion natrium bermuatan positif, berkurangnya ion-ion ini di dalam sel batang
menciptakan peningkatan negativitas didalam membran; semakin banyak enegri cahaya
mengenai sel batang, semakin besar muatan negative nya. Semakin besar derajat
hiperpolarisasinya.
Fototransduksi oleh sel retina mengubah rangsangan cahaya menjadi sinyal saraf
Cahaya
Fotopigmen (retinen: opsin)
(penyerapan cahaya)
Disosiasi retinen dan opsis
(melalui serangkaian reaksi)
Penurunan GMP siklik
Penutupan saluran Na+
Hiperpolarisasi membrane (potensial reseptor)
(Menyebar ke terminal sinaps)
Menutup saluran Ca++ diterminal sinaps
Pengeluaran zat perantara inhibitor
(penghentian inhibisi)
Neuron bipolar tidak mengalami inhibisi (atau, dengan kata lain, mengalami eksitasi)
Perubahan potensial berjenjang di sel bipolar
(apabila cukup kuat untuk membawa
sel ganglion ke ambang)
Potensial aksi di sel ganglion
Perambatan potensial aksi ke korteks penglihatan di lobus oksipitalis otak untuk persepsi
penglihatan
Suatu fotopigmen terdiri dari protein enzimatik yang disebut opsin yang berikatan dengan
retinen, suatu turunan vitamin A
Ketika menyerap cahaya, fotopigmen berdisosiasi menjadi komponen retinen dan opsin, dan
bagian retinennya mengalami perubahan bentuk yang mencentus aktivitas enzimatis opsin.
Perubahan biokimia yang yang diinduksi oleh cahaya di fotopigmen menyebabkan penutupan
saluran-saluran Na+ gerbang zat perantara kimiawi di segmen luar membran.
Saluran-saluran ini berespon terhadap perantara kedua internal, yakni GMP siklik (guanosin
monofosfat siklik), yang menghubungkan penyerapan cahaya fotopigmen dengan penutupan
saluran Na+.
Setelah terpajan cahaya, konsentrasi GMP siklik menurun menyebabkan penutupan saluran
Na+, yang menghentikan kebocoran Na+ akibat depolarisasi dan mengakibatkan
hiperpolarisasi membrane.
Hiperpolarisasi ini yang merupakan potensial reseptor.
Ditempat ini, perubahan potensial menyebabkan penurunan pengeluaran transmitter.
Fotoreseptor mengalami inhibisi oleh rangsangan yang adekuat.
Terjadi penurunan pengeluaran zat perantara
Fotoreseptor bersinaps dengan sel bipolar. Sel-sel ini berhubungan dengan sel ganglion, yang
aksonnnya membentuk saraf otikus untuk menyalurkan sinyal ke otak.
Kemi merasa silau dan tanpa sadar ia mengangkat lengan kirinya untuk melindungi matanya
dari cahaya tersebut. kemi lalu menggerakkan bola matanya ke segala arah untuk mengurangi
rasa silau nya adapun mekanisme silau terhadap mata kemi yaitu :
Cahaya à kornea à pupil à pupil berakomodasi yang diatur iris à lensa à retina à otot
siliaris à cahaya tidak jatuh ke fovea à cahaya menyebar di bagian vitrous humor à cahaya di
bagian saraf perifer à silau
1. Cahaya yang masuk melalui kornea dan diteruskan ke pupil. Pupil mengatur jumlah
cahaya yang masuk (Pupil akan membesar bila berada di tempat gelap dan mengecil bila
berada di tempat yang terang).
2. Lalu melewati lensa. Lensa akan memfokuskan cahaya agar sampai tepat ke retina (yang
berkontraksi pada saat lensa memfokuskan cahaya ke retina adalah otot-otot siliaris).
3. Saat cahaya sampai pada retina, cahaya tidak jatuh di fovea melainkan menyebar ke bagian
saraf perifer dan mengisi ke banyak bagian mata sehingga cahaya tidak diteruskan dengan
focus, maka terjadilah silau
Kemi mengalami silau karena paparan cahaya lampu bioskop mengalami adaptasi gelap terang
dan terang gelap
Adaptasi terang gelap desi
REFLEKS
Pengertian
Refleks adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute yang
disebut lengkung refleks.
Komponen-komponen pada lengkung refleks
1. Reseptor
Ujung distal dendrit yang menerima stimulus
2. Jalur aferen
Melintas disepanjang sebuah neuron sensorik sampai ke otak atau medulla spinalis
3. Bagian pusat
Sisi sinaps, yang berlangsung dalam substansi abu-abu SSP.
4. Jalur eferen
Melintas disepanjang akson neuro motorik sampai ke efektor, yang akan merespons
impuls eferen sehingga menghasilkan aksi yang khas
5. Efektor
Dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos, atau kelenjar yang
merespons.
Kontraksi atau sekresi
Lengkung reflex- Otomatis, respon cepat
Macam – macam gerak refleks
Refleks occulo vestribular atau VOR
VOR merupakan gerakan refleks pada mata yang menyebabkab stabilitas bayangan pada
retina saat kepala bergerak dengan membuat gerakan mata sama dengan gerakan kepala.
Secara sederhana, maka kita akan mengikuti ke arah kepala kita. Apabila kepala kita
melihat kekiri maka secara otomatis mata kita akan mengikuti melihat ke kiri. Hal ini
agar kita dapat menjaga keseimbangan bayangan pada retina saat kepala bergerak.
Mekanisme :
VOR secara cepat menghantarkan sinyal dari vestibular apparatus pada bagian telinga
dalam. Canalis semicircular mambaca gerakan rotasi pada kepala dan menyalurkannya
menjadi gerakan VOR, dimana otolith menangkao impuls yang dihantarkan langsung
menjadi gerakan VOR.
Refleks cahaya pupil
Merupakan refleks yang mengatur diameter dari pupil sebagai respons dari intensitas
cahaya yang berlebihan pada mata. Seperti pada skenario ini, mata seseorang mengalami
perubahan dalam intensitas cahaya, dari tempat yang gelap ke terang. Hal ini
menyebabkan otot-otot di sekitar iris akan memaksa memperkecil pupil agar tidak terjadi
kerusakan akibat cahaya yang berlebihan. Maka sering terlihat apabila kita terkena
cahaya maka pupilnya akan mengecil. Pupil merupakan bagian hitam pada mata disekitar
iris.
Mekanisme :
Refleks ini dimulai pada sel ganglion pada retina, yang menghantarkan informasi dari
fotoresesptor ke saraf optic saat cahaya masuk pada kornea. Saraf optik
dihubungkandengan nukleus pectoral pada bagian atas otak tengah melewati lateral
geniculate nucleus dan primary visual korteks. Dari pecteral nukleus, axon
menghubungkannya N.occulomotoris. edinger westphal nucleus, dam membuat axon
menggerakkan otot pada iris yang menyebabkan pengecilan pupil.
Corneal refleks
Suatu gerakan tidak disadari yang menyebabkan berkedipnya mata karena suatu stimulus
yang mempengaruhi kornea. Sebagai contoh apabila kita melihat sesuatu atau mata kita
diganggu oleh benda asing maka kita akan berkedip. Seperti yang kita ketahui, pada
kornea banyak sekali reseptor yang membuat kornea menjadi sangat sensitive.
Mekanisme :
Cabang nasociliaris dari opthalmic (VI) pada saraf V (trogeminal) merasakan
stimulus pada kornea, conjunctiva, atau pada kelopak mata
Impils dihantarkan sampai saraf VII (N.facialis) dan menyebabkan respons
motoris
Sistem ini juga melibatkan medulla spinalis
Occulocardiac refleks
Refleks yang menyebabkan penurunan denyut nadi yang di akibatkan hubungan dari otot
extraocular dan bola mata. Refleks ini terjadi saat adanya gangguan tertentu dan
melibatkan hubungan saraf trigeminal dan vagus pada sistem parasimpatic yang
menyebabkan turunnya denyut nadi.
Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak sehingga dapat
berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi
kehendak. Contoh gerak refleks seperti mengangkat tangan ketika terkena api, mengangkat kaki ketika
tertusuk duri, berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke mata, bersin serta batuk.
Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu:
Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – sel penghubung (asosiasi) pada sumsum tulang
belakang – sel saraf motorik – respon pada organ efektor
Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan cepat
disebut lengkung refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan refleks sumsum tulang
belakang. Refleks otak terjadi apabila saraf penghubung (asosiasi) terdapat di dalam otak, seperti
gerak mengedip atau mempersempit pupil pada saat ada cahaya yang masuk ke mata. Refleks
sumsum tulang belakang terjadi apabila sel saraf penghubung terdapat di dalam sumsum tulang
belakang seperti refleks pada lutut.
Ciri gerak refleks yaitu:
1. Dapat diramalkan jika rangsangannya sama.
2. Memiliki tujuan tertentu bagi organisme tersebut.
3. Memiliki reseptor tertentu dan terjadi pada efektor tertentu.
4. Berlangsung cepat, tergantung pada jumlah sinapsis yang dilalui impuls.
5. Spontan.
6. Fungsi sebagai pelindung dan pengatur tingkah laku.
Respon terus menerus dapat menyebabkan kelelahan
Mekanisme Refleks pada Kemi
Retina menangkap impuls dari objek lalu mentransmisi ke saraf otak à kiasma optik à traktus
optik à culliculus superior à traktus tectospinalis menyebabkan koneksi dengan beberapa
nuklei:
1. Nucleus pretectalis and Nucleus edinger westphal untuk penyempitan pupil
2. Nucleus III dan IV untuk pergerakan mata
3. Nucleus VII, untuk menumbulkan pergerakan otot wajah dan menutup mata
4. Nucleus spinalis N.IX, untuk merotasikan wajah
5. Nucleus motoris untuk menggerakan tangan dan mata
Refleks Pupil
Reflex ini dimulai pada sel ganglion pada retina, yang menghantarkan informasi dari
fotoreseptor ke saraf optic saat cahaya masuk pada kornea. Saraf optic dihubungkan dengan
nucleus pectoral pada bagian atas otak tengah melewati lateral geniculate nucleus dan primary
visual korteks. Dari Pecteral Nucleus, axon menghubungkannya neuron di EdingerWestPhal
Nucleus, dan membuat axon menggerakan N.occulomotoris. N.occulomotoris menyebabkan
pergerakan otot pada iris yang menyebabkan pengecilan pupil.
Mekanisme Refleks pada saat Kemi menutup mata dengan tangan :
Stimulus à merangsang reseptor à Bangkit potensial aksi à serat saraf afferent à transmitter
( MS ) à serat saraf efferent à Otot skeletal (efektor).
EKSTREMITAS ATAS
ANATOMI
1) Otot
Bagian Ventral Bahu
Nama Otot Lokasi FungsiM. pectoralis major Crista Tuberculi
majoris humeriAdduksi, Rotasi Medial
M. pectoralis minor Ujung Processus coracorideus
Depresi (gelang bahu)Mengangkat sternum dan iga-iga bagian atas (thorax)
M. subclavius Sepertiga lateral clavicula
Depresi, antagonis terhadap traksi clavicula kea rah lateral
M. subscapularis Tuberculum minus dan bagian Krista tuberculi minor di dekatnya
Medial Rotasi, Aduksi dan abduksi
Bagian Lateral Bahu
Nama Otot Lokasi FungsiM. deltoideus Tuborositas Deltoidea Adduksi, Rotasi medial,
anteversi, abduksiM. supraspinatus Permukaan proximal
tuberculum majusAbduksi, Rotasi Lateral
Bagian Dorsal Bahu
Nama Otot Lokasi FungsiM. Infraspinatus Permukaan Tengah
Tuberculum MajusRotasi Lateral.
M. Teres minor Permukaan posterior distal tuberculi majus
Rotasi lateral dan adduksi
M. Teres major Crista tuberculi minoris sebelah medial otot latimus dorsi
Rotasi medial dan adduksi
M. Latissimus Crisa Tuberculi minoris Adduksi, rotasi ke dalam, retroversi, penurunan scapula
Bagian Ventral Lengan
Nama Otot Lokasi FungsiM. Biceps brachii Tuberositas radii Abduksi dan antervesiM. Coracobrachialis Facies anteriot Adduksi dan rotasi medialM. Brachialis Tuberositas
UlnaeFleksi
Bagian Dorsal Lengan
Nama Otot Lokasi FungsiM. Ticeps brachii Olecranon Adduksi, dan ekstensiM. Anconeus Facies posterior ulnae Ekstensi
Bagian Ventral superfisial
Nama Otot Lokasi Fungsi
M. Pronator TeresSeprtiga Tengah Facies Lateralis radii
Pronasi, dan Fleksi
M. Fleksor carpi radialis
Permukaan palmar basis ossis metacarpi II
Fleksi, pronasi, dan abduksi
M. Palmaris Longus Aponeoris Palmaris FleksiM. Fleksor digitorum superficialis
Dengan 4 tendon panjang pada basis phalagis mediae pd jari 2-5
Fleksi, adduksi dan abduksi
M. Flexor carpi Ulnaris
Via Os pisiforme Fleksi dan abduksi
2) Saraf
N. Dorsalis scapulae
N. Thoracodorsalis
N. Suprascapularis
N. Subscapulares
N. Subclavius
N. Thoracicus Longus
N. Thoracodorsalis
N. Cutaneus brachii medialis
N. Cutaneus antebrachii medialis
N. Axillaris
N. Radialis
N. musculocutaneus
N. Medianus
N. Ulnaris
3) Pembuluh Darah
a) Artery
Pada lengan :
A. Axillaris
A. brachialis
A. collateris ulnaris superior
A. collateris ulnaris inferior
A. circumflexa humeri anterior
A. profunda brachii
A. collateralis radialis
Pada bahu
A. axillaris
A. subscapularis
A. thoracodorsalis
A. suprascapularis
A. circumflexa scapulae
b) Vena
Pada bahu
V. brachiales
Pada lengan
V.chepalica
V. basilica
V. mediana cubiti
V. mediana antebrachii
4) Tulang
Os Clavicula
Os Scapula
Os Humerus
Os Radius
Os Ulna
Os Lunatum
Os Triquetrum
Os Pisiforme
Os Capitatum
Os Halmatum
Os trapezoideum
Os Trapezium
Os Scaphoideum
Ossa Metacarpi
Ossa Digitorum
5) Sendi
Sendi-sendi gelang bahu
Nama Sendi Jenis Sendi Gerakan
Sendi sternoclavicularis Permukaan sendi tidak teratur, articulatio irregularis fungsi sendi peluru Ciri Khusus: Discus Articularis
- Rotatio pada sumbu sagital (saat mengangkat bahu)
- Rotasi pada sumbu longitudinal (ketika protaksi dan retraksi bahu)
- Rotasi pada sumbu longitudinal clavicula
ketika mengayunkan lengan)
Sendi akromioclavicularisSendi datar, articulation plana
Fungsi: Sendi peluru
Ciri Khusus: Berbeda-beda, sering discus articularis tidak lengkap
- Rotasi pada sumbu sagital, saat mengangkat bahu
- Rotasi pada sumbu transversal (saat mengayunkan lengan)Rotasi pada sumbu longitudinal saat protaksi dan retraksi bahu)
Sendi-sendi bagian bebas ekstremitas atas
Nama Sendi Jenis Sendi Gerakan
Sendi Bahu(Articulatio Humeri)
Sendi Peluru (Articulatio Spehaeroidea)
- Protaksio- Retraksi- Abductio- Rotatio Medial- Rotatio Lateral- Circumductio
Sendi Siku (Articulatio Cubiti)
a. Articulatio Humeroulnaris
b. Articulatio Humeroradialis
c. Articulatio Radioulnaris Proximalis
Sendi engsel, Ginglymus
Sendi peluru, articulatio spheroidea (dengan fungsi terbatas tidak ada abduksi)
Sendi pengungkit, Articulatio Trochoidea
Flexi Extensi
Flexi ekstensi rotasi
Pronasi dan Supinasi tangan
Sendi Pergelangan tangana. Articulatio
Radiocarpalis
b. Articulatio Mediocarpalis
Sendi elips, articulatio ellipsoidea
Gerakan tangan ke lateral (abduksi ulnar dan radial) fleksi dan ekstensi
Sendi Interfalangea jari tangan
Articulationes nterphalangae manus
Sendi engsel, ginglymus
Fleksi extensi
Pada saat kemi mengalami gerakan refleks mengangkat lengannya untuk mneutupi mata
dari cahaya. Adapun otot-otot dan sendi yang berfungsi mengangkat lengannya
Jadi hubungan antara gerak respon tangan dengan mata silau kemi adalah
Refleks merupakan respon motorik / respon otomatis tubuh yang timbul secara otomatis ( di bawah
sadar ) terhadap rangsang motorik.
Merupakan upaya tubuh untuk menghindari adanya kerusakan / protektif; Protektif, untuk
menghindari masuknya benda asing atau cahaya yang berlebihan pada bola mata. Karena
mata membutuhkan adaptasi terhadap intensitas cahaya yang masuk.
Menutup mata dengan lengan merupakan upaya tubuh untuk memberikan waktu bagi mata
untuk mengkondisikan mata dalam keadaan normal / dapatasi mata.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A. C & Hall, J.. E. 2006. Textbook of Medical Fisiologi. The 11th Edition. Philadelphia : Elsevier-Saunder
Kamus Kedokteran Dorland / alih bahasa, Poppy Kumala…[et al.]; copy editor edisi bahasa Indonesia, Dyah Nuswantari. –Ed. 25.- Jakarta : EGC, 1998
Sloane Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : EGC
Putz. R dan Pahst.R. 2006. Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Jakarta : EGC
Wiliam F Ganong. 2000. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Wono Direkso Subito. 2003. Penuntun Praktikum Histologi UI. Jakarta : Dian Rakyat
Top Related