Marketing Planning
1. PROFIL PERUSAHAAN
PT. Unilever Indonesia Tbk.
Nama Perusahaan : PT Unilever Indonesia Tbk
Alamat : Graha Unilever Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 15 Jakarta
Nomor Telepon : +62 21 526 2112
Fax. : +62 21 525 2602
Email : suara.konsumen{at]unilever.com
Logo Perusahaan :
1.1 Sejarah PT. Unilever
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933
sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H.
van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van
Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933,
terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22
Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari
1934 Tambahan No.3.
Marketing Planning
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi
tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia.
Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30
Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini
disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-
1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita
Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.Perusahaan
mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal
(Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para
pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai
nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini
dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih
Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533
HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak
sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari
teh dan produk-produk kosmetik
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada
tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat
oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga
bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran.
Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri
Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-
TH.2000.Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.
Marketing Planning
Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian
dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT
Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan,
pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang
Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan
kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan
Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT
Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-
barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7
November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli
saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut
Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia
Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember
2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk
mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings
Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan
perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings
Limited pada tanggal 21 Januari 2004.
Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI.
Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama
dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest).
Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan
setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang
terpisah.
Marketing Planning
Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9
Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah
menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri
minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke
Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan
transaksi pada bulan Januari 2008.
Marketing Planning
Kronologi
Tahun Keterangan Tahun Keterangan
1920-30 Import oleh van den Bergh, Jurgen
and Brothers
1992 Membuka pabrik es krim
1933 Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV
Lever – Angke, Jakarta
1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan
di Cikarang, Bekasi
1936 Produksi margarin dan minyak oleh
Pabrik van den Bergh NV – Angke,
Jakarta
1996-98 Penggabungan instalasi produksi – Cikarang,
Rungkut
1941 Pabrik komestik – Colibri NV,
Surabaya
1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang
1942-46 Kendali oleh unilever dihentikan
(Perang Dunia II)
2000 Terjun ke bisnis kecap
1965-66 Di bawah kendali pemerintah 2001 Membuka pabrik teh – Cikarang
1967 Kendali usaha kembali ke Unilever
berdasarkan undang-undang
penanaman modal asing
2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
1981 Go public dan terdaftar di Bursa
Efek Jakarta
2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs
di Rungkut, Surabaya
2004 Terjun ke bisnis makanan ringan
1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi
dari Colibri ke Pabrik Rungkut,
Surabaya
2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
1990 Terjun di bisnis teh 2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah
Marketing Planning
1.2 Visi dan Misi
Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan
di masa datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai
dari jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah, bahkan pesuruh sekalipun. Misi
adalah penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau
jelas bagi seluruh staf perusahaan.
a. Visi:
Untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia dengan menyentuh
kehidupan setiap orang Indonesia setiap harinya.
b. Misi:
Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
We work to create a better future every day.
Kami membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih
menikmati hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan orang
lain.
We help people feel good, look good and get more out of life with brands and
service that are good for them and good for others.
Kami menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap harinya
yang bila digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi dunia.
We will inspire people to take small everyday actions that can add up to a big
difference for the world.
Kami senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan
kami tumbuh dua kali lipat sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan.
We will develop new ways of doing business that will allow us to double the size
of our company while reducing our environmental impact.
Marketing Planning
1.3 Produk yang ditawarkan
PT. Unilever memproduksi barang yang jenisnya merata dengan brand-brand
ternama yang disukai di dunia. Hampir semua jenis barang kebutuhan sehari-hari
diproduksi Unilever. Saat ini Unilever memiliki 27 brand home and personal
care. Brand tersebut mendominasi 75% produk yang dimiliki Unilever. Sisanya
merupakan produk food and baverage dengan 16 brand.
a. Macam-Macam Produk
1. Food and Baverages
Banyak produk makanan & minuman sehat dan berkualitas yang telah
diproduksi oleh PT.Unilever dengan brand-brand tertentu yang sangat laku
di pasaran saat ini. Diantaranya;
Makanan (Foods)
- Blueband
- Royco
- Bango
- Buavita
- Walls
- Sariwangi
-
Marketing Planning
2. Home care
PT. Unilever mampu menguasai pasar dengan brand-brand home care
product-nya.Keseluruhan home and care product ini merupakan 78% dari total
seluruh penjualan Unilever. Produk homecare merupakan produk yang
diproduksi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
Produk Homecare
- Molto
- Sunlight
- Rinso
- Wipol
- Domestos Nomos
- Pure it
- Surf
3. Personal Care
Unilever menguasai Indonesia dengan brand-brand andalannya dalam
kategori personal care product.
Produk personalcare merupakan produk yang digunakan untuk kebutuhan
pribadi(perorangan). Produk ini terbuat dari bahan yang tidak berbahaya
sehingga aman untuk digunakan oleh masyarakat.
Produk Personal care
- Sunsilk - Vaseline
- Lifebuoy - Rexona
- Clear
- Dove
- Pond’s
- Citra
Marketing Planning
b. Skema Klasifikasi Produk
1. Daya Tahan Produk (Durability)
Produk yang diproduksi oleh PT.Unilever termasuk dalam jenis produk yang
tidak tahan lama (nondurable goods) yang biasanya habis dikonsumsi dalam
satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya
dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun.
2. Keberwujudan (Tangibillity)
Produk yang diproduksi oleh PT.Unilever berdasarkan keberwujudannya,
termasuk dalam jenis produk yang tangible dominant. Maksudnya, produk
tersebut benar-benar berwujud barang yang dapat terlihat dan dirasakan oleh
panca indera manusia.
3. Kegunaan (Use)
Produk PT.Unilever yang terdiri dari foods&baverages , homecare, dan
personal care termasuk jenis produk Convenience Goods. Artinya barang
yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli),
dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang
minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya.
Marketing Planning
Sabun
Mandi
Shampoo Pasta Gigi Detergen Margarin Sabun
Cuci
Muka
Kecap Teh Ice
cream
Handbody Sabun cuci
piring
Lux
Lifebuoy
Camay
Sunslik
Dove
Clear
Dimension
Organic
Pepsodent
Close-up
Rinso
Surf
Blue-
Band
Ponds
Citra
Bango Sariwangi Walls Vaseline Sunlight
a. Bauran Produk PT.Unilever
Lebar Bauran Produk
PANJANG
LINI PRODUK
Marketing Planning
2. ANALISIS LINGKUNGAN MAKRO
Lingkungan makro suatu perusahaan adalah suatu kekuatan dan trend yang
berasal dari luar perusahaan yang dapat menimbulkan peluang atau ancaman.
Kekuatan – kekuatan ini bersifat “uncontrollable” dan harus dipantau dan
ditanggapi oleh perusahaan. Lingkungan makro tersebut meliputi situasi
keamanan, situasi politik, situasi sosial budaya, dan perkembangan teknologi.
2.1. Analisis Politik & Regulasi
Keputusan pemasaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan dalam
lingkungan politis yang terdiri dari hukum, badan pemerintah dan kelompok
berpengaruh. Misal, pengaturan pemerintah untuk melindungi kepentingan
konsumen dari perilaku bisnis yang tidak terkendalikan melalui Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI) membawa dampak pada pengawasan produk secara
lebih intensif.
Kondisi politik dan hukum di Indonesia merupakan salah satu lingkungaan
makro(Lingkungan diluar perusahaan) yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas
bisnis suatu perusahaan. Untuk itu, faktor ini perlu untuk di analisis guna
mengetahui apa ancaman dan peluang yang akan dihadapi oleh perusahaan
sehingga perusahaan dapat mempersiapkan secara matang untuk menghadapi hal-
hal tersebut.
a. Analisis Politik dan Regulasi
Lingkungan politik di Indonesia bersifat sangat dinamis. Karena, dapat
mengalami perubahan dari waktu-waktu. Yang masing-masing dari
perubahan itu dapat memberikan pengaruh terhadap lingkungan
perusahaan. Pengaruh tersebut tidak hanya memberikan efek positif tetapi
juga dapat memberikan dampak bagi perusahaan.
Marketing Planning
Saat ini, kondisi persaingan di Indonesia semakin ketat. Perusahaan yang
satu dengan yang lain berlomba-lomba untuk menarik minat target
pasarnya dengan berbagai cara dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan yang sebanyak-banyaknya.
Untuk menghindari hal itu, akhirnya pemerintah melakukan berbagai cara
terutama dengan mengeluarkan Undang-Undang mengenai tata kelola
perusahaan yang baik agar perusahaan dapat menjalankan aktivitas
bisnisnya sesuai dengan aturan yang berlaku. Dan jika melanggar, maka
akan mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan tersebut.
Dengan adanya Undang-Undang tersebut, pemerintah mengharapkan
kondisi lingkungan industri di Indonesia bisa semakin tertib dan akan
menghasilkan persaingan yang sehat antar masing-masing perusahaan.
Selain itu, pemerintah juga berusaha untuk membentuk suatu badan
pengawasan bagi berjalannya kegiatan bisnis perusahaan dengan tujuan
agar perusahaan merasa terawasi dan tidak dapat berlaku seenaknya.
Namun, faktanya pada masa sekarang ini Perusahaan tetap saja
mengabaikan aturan dan tidak merasa takut sama sekali sehingga mereka
tetap melakukan segala cara untuk memperoleh keuntungan bisnisnya.
Marketing Planning
Fakta
Fenomena
Dampak pada
Struktur
Industri
Dampak
pada
Persaingan
Dampak pada
Perilaku
Konsumen
Kesimpulan: Peluang
(+) atau
Ancaman (-)
Pemerintah
mengeluarkan
peraturan UU. No.
33 Tahun 2014
mengenai
Perindustrian yang
berlaku bagi seluruh
perusahaan yang
ingin menjalankan
kegiatan bisnisnya.
Struktur industri
perusahaan
tersebut akan
semakin
tertib(Kondusif)
karena semua
aktivitas bisnis
yang
dilakukannya
berpedoman
pada peraturan
yang sudah ada.
Persaingan
antar
perusahaan
akan
semakin
sehat.
Karena
masing-
masing
perusahaan
akan
menjalankan
kegiatan
bisnisnya
dengan
berpatokan
pada
peraturan
yang telah
dibuat oleh
pemerintah.
Konsumen akan
lebih percaya
dan merasa
aman dalam
mengkonsumsi
produk dalam
bentuk apapun
yang diproduksi
dan ditawarkan
oleh
perusahaan.
Karena mereka
beranggapan
bahwa
perusahaan
akan mematuhi
peraturan-
peraturan yang
dibuat oleh
pemerintah dan
menerapkannya
dengan baik
dalam
menjalankan
kegiatan
bisnisnya.
Peluang(+) :
PT. Unilever mampu
menjalankan kegiatan
bisnisnya secara
aman. Karena, apabila
ada perusahaan lain
yang mencoba
bersaing secara tidak
sehat, maka akan
mendapatkan sanksi
sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku.
Ancaman(-) :
PT.Unilever harus
sangat berhati-hati
sehingga tidak leluasa
dalam menjalankan
kegiaatan bisnisnya
karena sudah diawasi
oleh badan hukum
dengan peraturan
yang ada. Selain itu,
PT.Unilever harus
lebih detail
memperhatikan segala
hal yang berkaitan
dengan kegiatan bisnis
yang dilakukan
perusahannya agar
dapat dipastikan
bahwa semua hal
tersebut telah sesuai
dengan aturan yang
ada.
Adanya peraturan
Undang Undang No.
8 Tahun 1999
Tentang
Perlindungan
Konsumen yang
hingga kini semakin
ditekankan oleh
pemerintah.
Dengan adanya
undang-undang
mengenai
perlindungan
konsumen,
dapat
memberikan
dampak pada
struktur industri
perusahaan.
Persaingan
yang terjadi
antar
perusahaan
akan
semakin
ketat.
Masing-
masing
perusahaan
Akan ada 2
kemungkinsan
yang muncul
dari perilaku
konsumen :
-Konsumen
semakin yakin
dan tidak ragu-
ragu lagi dalam
Peluang(+) :
PT. Unilever akan
lebih mudah menjual
produknya kepada
konsumen. Karena,
konsumen tentunya
akan merasa lebih
welcome dan yakon
dalam membeli suatu
produk.
Marketing Planning
2.2 Sosial, Budaya dan Demografi
a.Lingkungan Sosial dan Budaya
Pergeseran nilai budaya, cara hidup, nilai-nilai sosial, keyakinan dan
kesenangan dari suatu masyarakat perlu mendapat perhatian pemasar karena dapat
mempengaruhi program pemasaran. Misal adanya gaya hidup dari kalangan
menengah ke atas membawa dampak pada kebijakan periklanan yang
menekankan pada unsur estetis dan kesan glamour.
Pada masa sekarang ini, lingkungan sosial sangat berpengaruh terhadap
daya beli masyarakat terhadap suatu produk dari perusahaan. Mereka dapat
dengan mudah memperoleh informasi-informasi mengenai suatu kualitas produk
dari rekan kerjanya, rekan sepermainan maupun dari keluarganya. Hal itu
disebabkan karena hubungan sosial yang mereka jalin satu sama lain sangat kuat.
Gaya hidup masyarakat saat ini yang selalu ingin mengikuti
perkembangan jaman, membuat gaya hidup tradisional mulai ditinggalkan.
Masyarakat juga lebih menyukai hal-hal yang modern dan glamour. Oleh karena
itu, perusahaan harus mampu mensiasati strategi pemasarannya sesuai degan
kondisi masyarakat saat ini. Agar produk yang diproduksi oleh perusahaannya
dapat laku di pasaran dan mendapatkan penilaian yag baik dari masyarakat
sekitar.
b. Lingkungan Demografi
Berisikan tentang data kependudukan beserta karakteristik distribusinya.
Perusahaan perlu melihat kecenderungan demografi utama dan
karakteristiknya karena dapat berimplikasi pada pengambilan keputusan
dalam perencanaan pemasaran. Misal data pertumbuhan tingkat jumlah
kelahiran bayi yang meningkat merupakan informasi penting bagi pemasar
Marketing Planning
untuk mengetahui adanya potensi pasar akan produk perlengkapan bayi
dan susu formula.
Fakta
Fenomena
Dampak pada
Struktur Industri
Dampak pada
Persaingan
Dampak
pada
Prilaku
Konsumen
Kesimpulan:
Peluang (+)
atau
Ancaman (-)
Sosial Budaya
Gaya hidup
masyarakat
jaman
sekarang
yang lebih
glamour
akibat adanya
pengaruh
globalisasi.
Struktur Industri
perusahaan akan
semakin
berkembang.
Karena,
perusahaan akan
berusaha secara
maksimal untuk
membuat struktur
perusahaan (dari
segi marketing,
produksi, dan lain-
lain) yang sesuai
dengan gaya hidup
masyarakat saat ini
agar perusahaannya
mendapatkan
perhatian dan
penilaian yang
positif dari
masyarakat.
Persaingan yang
terjadi akan
semakin
ketat.Masing-
masing
perusahaan akan
merencanakan
strategi
pemasaran
terutama dalam
menciptakan
iklan yang
menekankan
pada unsur
estetis dan
kesan glamour.
Agar dapat
menarik minat
konsumen untuk
membeli
produknya.
Konsumen
akan lebih
tertarik dan
berminat
untuk
membeli
produk yang
sesuai
dengan gaya
hidup dan
kebutuhanny
a.
Peluang(+):
Lebih mudah
untuk menarik
minat
konsumen
dalam
membeli
produk yang
telah
diproduksi.
Selera
masyarakat
saat ini yang
selalu
mengikuti
trend dan
dipengaruhi
Struktur Industri
perusahaan akan
semakin dinamis.
Perusahaan akan
melakukan revisi
dari waktu ke waktu
karena selera
Perusahaan
berlomba-lomba
untuk
memproduksi
suatu produk
yang sedang
nge-trend dan
Konsumen
dalam
melakukan
pembelian
suatu
produk, akan
terpengaruh
Peluang (+) :
Perusahaan
dapat dengan
mudah
mencermati
selera
masyarakat.
Marketing Planning
oleh artist
yang sedang
naik daun.
(tokoh
terknall)
masyarakat yang
mudah mengalami
perubahan.
memakai artist
sebagai bintang
iklan untuk
mengenakan dan
mempromosikan
produk yang
dibuat oleh
perusahaan
tersebut.
oleh trend-
trend yang
ada.Apabila
produk
tersebut
mampu
dipromosika
n oleh artist
papan atas,
mereka akan
dengan
segera
membeli
produk
tersebut.
Karena,
marketer
hanya tinggal
melihat siapa
tokoh yang
sedng
terknela saat
ini lalu bisa
dijadikan
sebagai
bintang iklan
perusahaan
untuk
mempromosik
an
produknya .
Semakin
banyak
komunitas-
komunitas
terbentuik di
lingkungan
masyarakat
dari berbagai
jenis
kalangan.
Perusahaan harus
mampu
menekankan
struktur pelayanan
perusahaan
terhadap
masyarakat. Hal ini
dugunakan untuk
menciptakan citra
yang baik dimata
masyarakat.
Sehingga,
masyarakat yang
membicrakan
mengenai
perusahaan akan
meyebarkan berita
yang positif bukan
yang negaitifnya.
Persaingan akan
semakin ketat.
Masing-masing
perusahaan akan
merencanakan
strategi
pemasaran
dengan sebaik-
baiknya dan
melakukan
pendekatan-
pendekatan
terhadap target
pasarnya
semaksimal
mungkin agar
mendapatkan
pencitraan yang
baik dari
masyarakat.
Konsumen
akan
membeli
barang
dengan
dipengaruhi
oleh
lingkungan
sosial di
sekitarnya.
Apabila
banyak yang
mengatakan
barang itu
bagus, ia
akan
membeli dan
juga
sebaliknya.
Peluang (+):
Perusahaan
semakin
mudah
mengakses
link ke
masyarakat .
Ancaman(-):
Apabila
perusahaan
tidak
memberikan
produk atau
pelayanan
yang baik bagi
masrakat,
mereka akan
dengan
mudah
Marketing Planning
menyebarkan
kejelekan
perusahaan
kepada
komunitasnya.
Otomatis,
jumlah
pembeli
produk
perusahaan
akan
menurun.
Budaya
Masyarakat
Indonesia
bersifat
sangat
konsumtif dan
selalu ingin
membeli
barang yang
harganya
murah tetapi
kualitasnya
tinggi.
Perusahaan harus
mampu memuatr
otak pada bidang
produksi. Sehingga
mereka dapat
menghasilkan
produk yang
berkualitas degan
harga murah.
Namun, jangan
sampai
perusahaan
memperoleh
kerugian.
Persaingan
semakin ketat.
Masing-masing
perusahaan akan
berusaha
menciptakan
produk dengan
harga yang
murah tetapi
kualitasnya
terjamin. Bisa
juga disiasati
dengan
memasang
diskon-diskon
pada produknya.
Konsumen
akan
semakin
selektif
dalam
memilih
barang yang
akan
dibelinya. Ia
tentunya
akan
membeli
produk
dengan
harga murah
dan
kualitasnya
baik. Karena
itu akan
memberikan
kepuasan
tersendiri
bagi
konsumen
Peluang(+):
Dengan
adanya sifat
konsumtif
masyarakat,
perusahaan
dapat dengan
mudah
menawarkan
produknya
dengan syarat
produk
tersebut
sesuai dengan
keinginan dan
kebutuhan
target
pasarnya.
Ancaman(-):
Apabila
terdapat
kenaikan
harga barang,
Marketing Planning
untuk dapat
membeli
barang
dengan
jumlah yang
lebih banyak
dengan
keterbatasan
uang yang ia
punya.
kemungkinan
permintaan
konsumen
akan suatu
barang akan
menurun.
Beragamnya
budaya dan
subbudaya di
Indonesia.
Masing-
masing
masyarakat
yang
menganut
budaya
tertentu
tentunya
akan memiliki
selera,
keinginan,
dan
kebutuhan
yang
berbeda-
beda.(Cara
pandang
terhadap
suatu produk
berbeda)
Perusahaan harus
mampu
menciptakan
perusahaan yang
baik. Dengan
kriteria bahwa
perusahaan
tersebut mampu
melaksanakan
aktivitas bisnisnya
sesuai dengan
aturan masyarakat
setempat di
sekelilingnya.
Masing-masing
perusahaan akan
berusaha untuk
menyesuaikan
diri dengan
kebudayaan
masyarakat.
Selain itu,
mereka akan
mencari tau apa
saja keinginan
dan kebutuhan
target pasarnya
dengan
melakukan
strategi-strategi
pemasaran yang
telah
direncanakan.
Oleh karena itu,
persaingan akan
semakin ketat
karena saat ini
masing-masing
perusahaan
sudah memiliki
cara tersendiri
Konsumen
akan
membeli
produk
sesuai
dengan
keinginan
dan
kebutuhan
mereka,
Apabila tidak
sesuai maka
mereka tidak
akan
membelinya.
Selain itu,
apabila
dirasa
produk
tersebut
kurang
memenuhi
aturan
budaya yang
ada. Maka,
konsumen
juga tidak
Peluang(+):
Semakin
banyak pilihan
target pasar
yang tersedia
bagi
perusahaan.
Ancaman(-):
Adanya
masyarakat
yang masih
sangat kental
dengan tradisi
sehingga sulit
untuk
menerima
perubahan
dan sulit untuk
dipengaruhi.
Marketing Planning
untuk melakukan
pendekatan
terhadap
masyarakat.
akan
membelinya.
Contoh :
Beer
Demografi
Peningkatan
jumlah
populasi dari
tahun ke
tahun di
Indonesia.
Struktur industri
perusahaan
mengalami
kemajuan dalam
hal
marketing(pemasar
an) karena
perusahaan dapat
degan mudah
melakukan
perluasan target
pasar. Dengan
membuka link-link
dan cabang di
dalam negeri
maupun luar negeri.
Masing-masing
perusahaan akan
meningkatkan
promosinya
kepada
konsumen
dengan berbagai
cara dan
menyajikannya
dengan
memberikan
positioning
sehingga dapat
memberikan
kesan tersendiri
bagi masyarakat
dan produknya
mudah untuk
diingat(memorabl
e)
Kebutuhan
dan
keinginan
konsumen
akan
semakin
beragam.
Karena,
terkadang
daya beli
konsumen
juga
dipengaruhi
oleh orang
disekitarnya.
Peluang(+):
Semakinmuda
h bagi
perusahaan
untuk
melakukan
perluasan
pemasaran.
Usia produktif
penduduk
indonesia
jumlahnya
semakin
banyak dan
lebih banyak
dibandingkan
dengan yang
usanya belum
produktif dan
sudah tidak
Perusahaan harus
mampu
meingkatkan
promosi kepada
masyarakat.
Promosi tersebut
dapat dilakukan
sesuai dengan
Strategi pemasaran
masing-masing
perusahaan.
Masing-masing
perusahaan akan
semakin
berlomba-lomba
untuk
mempromosikan
produknya. Baik
melalui iklan di
tv,koran,radio,so
sial media, dan
lain-lain. Tidak
jarang ada
Daya beli
masyarakat
dengan usia
produktif
lebih tinggi
dibandingka
n dengan
usia non
produktif.
Masyarakat
akan
membeli apa
Peluang(+):
Pereusahaan
lebih mudah
menjual
produknya
kepada
konsumen.
Karena rata-
rata
konsumen di
Indonesia
dengan usia
Marketing Planning
produktif. perusahaan yang
melakukan
positioning
berlebihan guna
menarik minat
konsumen agar
mamu membeli
produknya .
saja yang
tidak hanya
ia butuhkan,
tetapi yang
mereka
inginkan.
yang masih
produktif
memilikisifat
konsumtif
yang sangat
tinggi dan
mudah untuk
dipengaruhi.
2.3 Teknologi & Lingkungan Alam
A. Lingkungan Teknologi
Perubahan teknologi membawa dampak pada perubahan gaya hidup
dan pola konsumsi pasar. Untuk itu dibutuhkan adanya inovasi
penelitian dan pengembangan (R&D) untuk menciptakan ide-ide
kreatif produk baru yang berorientasi pasar karena adanya kebutuhan
konsumen yang perlu terpenuhi.
Perusahaan yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan
teknologi,akan ketinggalan jamana. Karena, kemajuan teknologi ini
berfungsi untuk memudahkan perusahaan dalam memproduksi produk
dengan kualitas baik, jumlah banyak, dan dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya.
Terbukti saat ini perusahaan-perusahaan menjalankan aktivitas
bisnisnya dengan mengandalkan mesin-mesin canggih yang efektif dan
efisien. Mesin tersebut mampu bekerja lebih cepat dan kemungkinan
melakukan kesalahannya sangat kecil. Alat tersebut juga memudahkan
perusahaan untuk menciptakan produk inovatif yang tidak pernah
terpikirkan sebelumnya.
Marketing Planning
Namun, kemajuan teknologi juga akan berdampak negatif bagi sumber
daya manusia. Karena, penggunaan tenaga kerja manusia akan
semakin berkurang dan masyarakat akan sulit memperoleh pekerjaan.
B. Lingkungan alam
Pemasar perlu memperhatikan hal-hal seperti keterbatasan sumber
daya alam, pelestarian lingkungan, dan meningkatnya polusi dan biaya
energi untuk penentuan program pemasaran suatu produk.
Lingkungan alam merupakan faktor penting bagi suatu perusahaan
untuk diperhatikan dan dijaga dengan sebaik-baiknya.
Sumber daya alam yang tersedia di alam semesta ini, tidak semuanya
bersifat dapat diperbaharui. Adapula yang tidak dapat
diperbaharui(Langka) sehingga, perusahaan dalam mempergunakannya
tidak boleh seenaknya saja dan harus mampu bertanggungjawab untuk
menjaga kelestarian alam yang ada.
Fakta
Fenomena
Dampak
pada
Struktur
Industri
Dampak pada
Persaingan
Dampak pada
Prilaku
Konsumen
Kesimpulan:
Peluang (+) atau
Ancaman (-)
Teknologi
Kemajuan
teknologi
berupa
semakin
canggihnya
mesin-mesin
Stuktur
Industri
perusahaan
akan semakin
maju dari
waktu ke
Masing-
masing
perusahaan
akan terus
berusaha
untuk
Konsumen
akan merasa
sangat puas,
karena
dengan
semakin
Peluang(+):
- Perusahaan
akan lebih
cepat dalam
melakukan
Marketing Planning
pabrik dan
perusahaan
.
waktu.
Perusahaan
akan mampu
memproduksi
barang dalam
jumlah
banyak dan
dengan waktu
yang singkat.
Sehingga,
tahapan
produksi
produk suatu
perusahaan
akan
semakin
cepat(Lebih
efisien) dan
menghasilkan
hasil yang
maksimal.
mengikuti
perkembanga
n kemajuan
teknologi .
Dengan cara
memasang
alat-alat super
canggih pada
perusahaanny
a. Agar
perusahaanny
a mampu
beroperasi
dengan lebih
baik,
menghasilkan
produk lebih
banyak, dan
tentunya
menghasilkan
keuntungan
yang lebih
banyak pula.
canggihnya
teknologi
otomatis
perusahaan
akan lebih
cepat
menghasilkan
produk yang
diinginkan
oleh
konsumen.
proses
produksi
suatu produk
dan akan
menghasilkan
jumlah yang
lebih banyak
pula.
- Perusahaan
akan lebih
sedikit
menggaji
karyawan.
Karena,
dengan sudah
adanya mesin
yang canggih.
Tenaga kerja
jumlahnya
akan lebih
dikurangi.
Semakin
maraknya
penggunaaa
n
smartphone
dengan
berbagai
macam
merk dan
fitur yang
digunakan
oleh
masyarakat.
Struktur
industri
perusahaan
akan semakin
maju.
Perusahaan
akan dengan
mudah
memberikan
informasi
mengenai
berbagai hal
perusahaanny
a kepada
Perusahaan
akan saling
fokus untuk
selalu
memantau
kondisi
pesaingnya
satu sama lain
baik melalui
media sosial,
maupun
berita-berita
yang tersedia
di internet.
Konsumen
akan dengan
mudah
memperoleh
informasi
megenai
perusahaan
dan
menanggapiny
a dengan
memberikan
berbagai
respon baik
negatif atau
Peluang(+):
Perusahaan dapat
dengan mudah
mengakses dan
mencari informasi
mengenai respon
konsumen terhadap
perusahaannya
melalui media sosial.
Ancaman(-):
Apabila perusahaan
melakukan sedikit
saja kesalahan,
Marketing Planning
masyarakat
melalu
website,
media sosial,
yang mudah
diakses oleh
masyarakat.
Sehingga,
perusahaan
dapat mencari
tahu
kelemahan
maupun
kelebihan
perusahaan
saingannya.
positif melalui
media sosial.
Masyarakat
juga dapat
melakukan
pembelian
barang melalui
sistem online.
dengan cepat
berianya dapat
menyebar begitu saja
melalui media sosial.
Dan citra perusahaan
dapat menjadi buruk
seketika itu juga.
Lingkungan Alam
Keterbatasan
sumberdaya
alam yang
tersedia.
Dampak
terhadap
perusahaan
yaitu harus
mengeluarkan
biaya yang
lebih banyak.
Karena, bahan
baku produksi
yang
menggunakan
bahan dari
alam juga
harus
membelinya
dari luar
negeri.
Atatupun
perusahaan
harus
memiliki
lahan
perkebunan
sendiri yang
mampu
menyediakan
Dampak
pada
persaingan
yaitu harus
saling
bersaing
dalam
memperoleh
bahan baku
dari alam
untuk
digunakan
ketika proses
produksi
berlangsung.
Konsumen
saat ini juga
lebih
menyukai hal-
hal yang dapat
menghasilkan
bahan baku
sendiri.
Karena hal itu
akan menjadi
nilai tambah
tersendiri bagi
suatu
perusahaan
dimata
masyarakat.
Peluang(+):
Dengan keterbatasan
sumber daya alam,
perusahaan dapat
melakukan kegiatan
green marketing.
Yang dapat menarik
simpati konsumen
terhadap perusahaan.
Ancaman(-):
Jika perusahaan
benar-benar
mengeruk
sumberdaya alam
seenaknya tanpa
bertanggungjawab.
Perusahaan akan
memperoleh sanksi
yang sesuai dari
pemerintah.
Marketing Planning
bahan-bahan
apa saja yang
diperlukan.
Marketing Planning
3. ANALISIS STRUKTUR INDUSTRI (Bobot 5%)
3.1. Porter’s Five-Forces
Competitive Forces
Five Forces Determining Segment Structural Attractiveness
Marketing Planning
Menjadi perusahaan global, Unilever memiliki persaingan yang sangat
kuat tidak hanya dari perusahaan-perusahaan multinasional yang kuat lainnya
seperti P & G, Kraft dan Nestle, tetapi juga dari pengecer regional lainnya. 5
model kekuatan Porter adalah salah satu kerangka kerja yang paling dikenal untuk
analisis lingkungan yang kompetitif organisasi. Lima kekuatan Porter Model yang
menentukan intensitas kompetitif dan karena itu daya tarik pasar di mana Unilever
beroperasi. Model ini menjelaskan atribut industri yang menarik dan dengan
demikian menunjukkan ketika peluang akan lebih besar, dan ancaman kurang,
dalam industri ini.
Tarik dalam konteks ini mengacu pada profitabilitas industri secara
keseluruhan dan juga mencerminkan pada profitabilitas Unilever. Sebuah
"menarik" industri adalah salah satu di mana kombinasi kekuatan bertindak untuk
menurunkan profitabilitas secara keseluruhan. Sebuah industri yang sangat
menarik akan menjadi salah satu mendekati "persaingan murni", dari perspektif
teori ekonomi industri murni.
Model ini didasarkan pada lima unsur penting dari suatu organisasi dan
menggunakan baik internal maupun eksternal kompetensi dan ancaman yang
dihadapi oleh organisasi bisnis.
Kelima elemen termasuk :
Buyer Power
Pembeli Unilever yang tersebar di seluruh dunia dan mereka dalam miliaran.
Dalam arti sebenarnya mereka tidak begitu kuat untuk menarik harga ke bawah.
Tapi di sisi lain lebih mudah bagi pelanggan untuk beralih ke pesaing. Jadi
Unilever harus sangat precautious dalam memutuskan tentang harga dan menjaga
pelanggan yang puas.
Marketing Planning
Competitive Rivalry
Dalam produk konsumen Unilever bisnis memiliki sejumlah besar pesaing dan
pesaing ini pada kenyataannya sangat kuat. Mereka berkisar dari pengecer sudut
toko lokal kecil untuk raksasa besar seperti P & G, Kraft dan Nestle. Pesaing ini
hampir menyediakan produk sama-sama menarik dan layanan yang terkadang
lebih baik. Pesaing tersebut memiliki kekuatan untuk menarik dan mempengaruhi
pelanggan dengan pengganti yang lebih menarik, harga dan teknik pemasaran.
Threat of Substitution
Terus-menerus penelitian dan pengembangan dalam produk konsumen dan
rumah tangga telah membawa revolusi di pasar konsumen dan pelanggan saat ini
ingin mencoba sesuatu yang baru dan lebih baik. Tren ini telah mengurangi
loyalitas pelanggan dan siklus hidup produk. Unilever berada di bawah ancaman
terus-menerus produk pengganti dan pesaing sudah menghabiskan banyak uang
pada R & D dan pengembangan produk baru. Unilever harus sangat angkat dan
lebih dekat dengan pelanggan sehingga untuk mendapatkan apa sebenarnya yang
pelanggan inginkan.
Threat of New Entry
Unilever beroperasi di pasar geografis yang berbeda sehingga ancaman
pendatang baru bervariasi di pasar yang berbeda. Di negara-negara berkembang
dengan baik di mana pemain besar seperti Unilever memiliki pegangan dan brand
image yang sangat kuat, sangat sulit bagi pendatang baru untuk memasuki pasar
karena biaya yang lebih tinggi untuk mendirikan sebuah bisnis. Di sisi lain di
pasar yang kurang berkembang, lebih mudah untuk memasukkan persyaratan
legal dan modal yang dibutuhkan tidak sebanyak di pasar berkembang. Unilever
memiliki kehadirannya hampir di setiap pasar baik melalui anak perusahaan,
Marketing Planning
cabang atau waralaba. Tapi citra merek adalah penghalang yang kuat di jalan
pendatang baru.
Pemasok Power Unilever memiliki kebijakan pembelian lokal dan manufaktur
lokal. Yang menyediakan sendiri keunggulan kekuasaan rem pemasok dan
membuat mereka lemah untuk bernegosiasi pada istilah sendiri. Sebagian besar
waktu Unilever memiliki perjanjian selimut dengan pemasok untuk menyediakan
untuk jangka waktu tertentu pada tingkat tertentu. Strategi ini membantu untuk
mencegah pemasok dari beralih ke kompetitor lain dan mengenakan tarif yang
lebih tinggi. Juga Unilever memperlakukan dengan adil sehingga tercipta loyalitas
pemasok nya lebih di antara mereka seperti pelanggan.
Conclusions and Recommendations
Unilever beroperasi dalam lingkungan yang sangat kompetitif dan stabil dan
krisis ekonomi terutama saat telah membuat sulit bagi banyak perusahaan untuk
beroperasi profitabilitas. Persyaratan hukum, perubahan teknis dan perubahan
dalam kebiasaan pelanggan telah menciptakan masalah bagi bisnis.
Karena itu perusahaan seperti Unilever harus diperbarui dan terus-menerus
mencari solusinya.R & D adalah solusi untuk banyak masalah. Sebuah bisnis yang
menarik adalah satu dengan margin yang lebih tinggi dan kompetisi yang rendah.
Jadi lingkungan di mana Unilever beroperasi adalah dengan tingkat yang lebih
tinggi dari kompetisi dan rendahnya tingkat margin keuntungan. Dalam situasi ini
strategi yang terbaik adalah untuk menjaga pelanggan yang puas dan loyal, R &
D, pengendalian biaya dan responsif terhadap pesaing.
HIG
HLY
UN
ATTR
AC
TIV
E
MID
LY U
NA
TTR
AC
TIV
EN
EU
TR
AL
MID
LY
ATTR
AC
TIV
E
HIG
HLY
ATTR
AC
TIV
E
Current
Future
Marketing Planning
3.2. Daya Tarik Industri berdasarkan Porter Five-Forces
3.2.1. Barriers To Entry
Economic of scale Small Large
Product differentiation Little Big
Brand identification Low High
Switching cost Low High
Access to distribution channels Ample Restricted
Capital requirements Low High
Access to latest technology Ample Restricted
Access to raw material Ample Restricted
Government productionNon-
existentHigh
Experience effectUn-
importantVery
important
HIG
HLY
UN
ATTR
AC
TIV
E
MID
LY U
NA
TTR
AC
TIV
E
NEU
TR
AL
MID
LY
ATTR
AC
TIV
E
HIG
HLY
ATTR
AC
TIV
E
HIG
HLY
UN
ATTR
AC
TIV
E
MID
LY U
NA
TTR
AC
TIV
E
NEU
TR
AL
MID
LY
ATTR
AC
TIV
E
HIG
HLY
ATTR
AC
TIV
E
Marketing Planning
3.2.2. Barriers To Exit
Asset specialization High Low
One-time cost of exit High Low
Strategic interrelationship High Low
Emotional barriers High Low
Government and social restrictions
High Low
3.2.3. Rivalry Among Competitor
Number of equality balanced competitors
Large Small
Relative industry growth Slow Fast
Fixed or storage cost High Low
Product features Commodity Specialty
Capacity increasesLarge
incrementsSmall
increments
Diversity of competitors High Low
Strategic stakes High low
HIG
HLY
UN
ATTR
AC
TIV
E
MID
LY U
NA
TTR
AC
TIV
E
NEU
TR
AL
MID
LY
ATTR
AC
TIV
E
HIG
HLY
ATTR
AC
TIV
E
Marketing Planning
3.2.4. Power of Buyers
Number of important buyer Few Many
Availability of substitutes for industry products
Many Few
Buyer switching cost Low High
Buyers’ threat of backward integration
High Low
Industry threat of forward integration
Low High
Contribution to quality or service of buyer’s product
Small Large
Total buyers’ cost contibuted by the industry
Large fraction
Small fraction
Buyers’ profitability Low high
HIG
HLY
UN
ATTR
AC
TIV
E
MID
LY U
NA
TTR
AC
TIV
E
NEU
TR
AL
MID
LY
ATTR
AC
TIV
E
HIG
HLY
ATTR
AC
TIV
E
HIG
HLY
UN
ATTR
AC
TIV
E
MID
LY U
NA
TTR
AC
TIV
E
NEU
TR
AL
MID
LY
ATTR
AC
TIV
E
HIG
HLY
ATTR
AC
TIV
E
Marketing Planning
3.2.5. Power of Supplier
Number of important suppliers Few Many
Availability of substitutes for the suppliers’ products
Low High
Differentiation or switching cost of suppliers’ product
High Low
Suppliers’ threat of backward integration
High Low
Industry threat of forward integration
Low High
Suppliers’ contribution to quality or service
High Small
Total industry cost contibuted by suppliers
Large fraction
Small fraction
Importance of the industry to suppliers’ profit
Small Large
Availability of Substitutes
Availability of close subtitutes Large Small
User’s switching costs Low High
Subtitutes producers’ profitability and aggressiveness
High Low
Subtitutes price/value High Low
HIG
HLY
UN
ATTR
AC
TIV
E
MID
LY U
NA
TTR
AC
TIV
E
NEU
TR
AL
MID
LY
ATTR
AC
TIV
E
HIG
HLY
ATTR
AC
TIV
E
HIG
HLY
UN
ATTR
AC
TIV
E
MID
LY U
NA
TTR
AC
TIV
E
NEU
TR
AL
MID
LY
ATTR
AC
TIV
E
HIG
HLY
ATTR
AC
TIV
E
Marketing Planning
3.2.7. Overall Assessment
Barriers to Entry
Barriers to exit
Rivalry among competitors
Power of buyers
Power of suppliers
Availability of subtitutes
3.2.8. Overall Industry Assessment
Overal assessment
Marketing Planning
4. ANALISIS PERSAINGAN (bobot 5%)
4.1. Identifikasi Pesaing Langsung (Existing Competitor)
4.2. Perbandingan Pesaing Tidak Langsung dengan Sesama produk
4.3. Keunggulan
Item Pengamatan
Produk PT X Produk Kompetitor
Produk Kompetitor 2
Kesimpulan:Kekuatan (+) atau Kelemahan (-)
Objectives & Strategi Bisnis Secara Umum
Meningkatkan market share
Kinerja Bisnis (Pemasaran dan
Keuangan)
Ekspansi Usaha
Improvement & Inovasi
Bisnis
Perkembangan Aset Teknologi
dan Infrastruktur
Bisnis
Upaya Fund Rising & Capital
Structure
Hal-hal Lain yang Berarti &
Penting(Significant &
Important
Marketing Planning
5. ANALISIS PELANGGAN (Bobot 5%)
Karakteristik Pelanggan Pelanggan eksisting Pelanggan Potensial
Geografis
Wilayah
Kepadatan
DemografisUsia
Siklus hidup
Pekerjaan
Psikografis
Gaya hidup
Kepribadian
PrilakuManfaat
Alasan menggunakan
Produk
Status pemakai
Tingkat pemakaian
(outgoing)
Durasi pemakaian
(outgoing)
Tingkat pemakaian
Loyalitas
Kesiapan pembeli
Sikap terhadap produk
Sensitivitas harga
Pembuat keputusan
membeli
Pemberi pengaruh
pembelian
Marketing Planning
5.1. Analisa Pelanggan secara Geografis
5.2. Analisa Pelanggan secara Demografis
5.3. Analisa Pelanggan secara Psikografis
5.4. Perilaku Konsumen
Marketing Planning
6. ANALISIS UKURAN PASAR TOTAL & PERTUMBUHAN (bobot 5%)
Faktor Pendorong
Pertumbuhan DeskripsiKekuatan (+) atau
Kelemahan(-)
7. EVALUASI STRATEGI DAN PROGRAM PEMASARAN (bobot 15%)
Bulan Volume Penjualan Tingkat Pertumbuhan
2014 (Jutaan Menit) (%)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Berikan analisa nya!!!
Marketing Planning
8. EVALUASI PENCAPAIAN KINERJA PEMASARAN (bobot 15%)
Indikator
KinerjaDeskripsi Analisa
Kekuatan (+)
atau Kelemahan
(-)
Market Share
Sales Volume
Citra Produk –
Perusahaan
Kepuasan
Pelanggan
Tingkat
Keuntungan
Berikan analisanya!
9. SASARAN & TUJUAN PEMASARAN EKSISTING & EVALUASI (bobot 10%)
Indikator Deskripsi Analisa Kekuatan (+) atau Kelemahan(-)
Peningkatan
Market Share
Peningkatan
Penjualan
Peningkatan
Kepuasan
Pelanggan
Peningkatan
Image
Peningkatan
Profit
Marketing Planning
10.PROGRAM PEMASARAN EKSISTING & EVALUASI (bobot 10%)Product, Price, Place, Promotion
Program Deskripsi Analisa Kekuatan (+) atau Kelemahan (-)
Product
Manfaat Fungsional
Hierarki Nilai Pelanggan
Core Benefit – Basic Product – Expected Product
– Klasifikasi Barang KonsumenExisting Product
MerekPrice
Penetapan Harga
Place
Saluran Distribusi
Promosi
Promotion MixPengangg
aran Promosi
Promotion Strategy
STRENGTHS (S)
Matriks SWOT
WEAKNESSES (W)
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SOSTRATEGI WO
TREATHS (T) STRATEGI STSTRATEGI WT
Marketing Planning
11.ANALISIS SWOT (bobot 10%)
Strength AnalysisWeakness AnalysisOpportunity AnalysisThreat Analysis
Dengan menganalisis Kekuatan dan kelemahan yang ada pada internal organisasi dan kemudian melihat ancaman dan peluang yang ada dari lingkungan eksternal yang diperoleh dari hasil analisais Lingkungan Makro, Analisis Struktur Industri, Perilaku pelanggan maka dilakukan Analisis SWOT dengan tujuan untuk dapat menemukan strategi untuk masing-masing kuadran dimana untuk kuadran S-O (Strength – Opportunity) disusun strategi memanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang. Pada kuadran W-O (Weakness – Opportunity) disusn strategi : memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan, pada kuadran S-T (Strength- Threath) disusun strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman dan pada kuadran W-T (Weakness – Threath) disusun strategi meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Adapun hasil dari analisa SWOT adalah seperti yang ditujukan pada tebel
TABEL MATRIX SWOT
Marketing Planning
12. PERAMALAN PASAR (Bobot 10%)
Asumsi Peramalan Kondisi Pasar Baik Kuantitatif dan Kualitatif.
Top Related