MANAJEMEN WAKAF DAN STRATEGI NAZHIR
DALAM MEMAJUKAN WAKAF PESANTREN (Studi Komparasi Antara Pondok Pesantren Darunnajah dan
Pesantren Daarul Qur’an)
Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Hukum
(M.H) dalam Bidang Hukum Ekonomi Syariah
Oleh:
Sifrul Akhyar
(NIM: 215610233)
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
PASCA SARJANA
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
TAHUN 1439 H / 2018 M
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tesis dengan judul “Manajemen Wakaf dan Strategi Nazhir dalam
Memajukan Wakaf Pesantren (Studi Komparasi Antara Pondok
Pesantren Darunnajah dan Pesantren Daarul Qur’an)” yang ditulis
oleh Sifrul Akhyar dengan Nomor Induk Mahasiswa 215610233 telah
melalui proses bimbingan dengan baik dan dinilai oleh Pembimbing serta
telah memenuhi syarat ilmiah untuk diujikan di sidang munaqasyah.
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. Huzaemah T Yanggo.MA Dr. Nadjematul Faizah, SH,M. Hum
Tanggal: Tanggal:
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis dengan judul “Manajemen Wakaf dan Strategi Nazhir dalam
Memajukan Wakaf Pesantren (Studi Komparasi Antara Pondok
Pesantren Darunnajah dan Pesantren Daarul Qur’an)” yang ditulis
oleh Sifrul Akhyar dengan Nomor Induk Mahasiswa 215610233 telah
diujikan pada sidang Munaqasyah Program Pascasarjana Institut Ilmu
Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta pada hari Rabu, tanggal 15 Agustus 2018. Tesis
tersebut telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Hukum (M.H) dalam bidang Hukum Ekonomi Syariah.
Direktur
Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta
Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA
PANITIA UJIAN
Keterangan Tanda Tangan Tanggal
Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA ----------------- ----------
Ketua Sidang
Dr. Syarif Hidayatullah, MA ----------------- ----------
Sekretaris Sidang
Dr. H. Hidayat, MA ----------------- ----------
Penguji I
Dr. H. Ahmad Syukran, MA ---------------- ----------
Penguji II
Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA --------------- ----------
Pembimbing I
Dr. Hj. Nadjematul Faizah, SH, M. Hum ----------------- ----------
Pembimbing II
iv
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini ,
N a m a : SIFRUL AKHYAR
NIM : 215 610 233
Tempat/Tanggal lahir : Pekalongan, 09 Januari 1989
menyatakan bahwa Tesis dengan judul “Manajemen Wakaf dan
Strategi Nazhir dalam Memajukan Wakaf Pesantren (Studi
Komparasi Antara Pondok Pesantren Darunnajah dan Pesantren
Daarul Qur’an)” adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-
kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam
karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
03 Dzulqaʻdah 1439 H
Jakarta:
20 Juli 2018 M
SIFRUL AKHYAR
NIM 215 610 233
v
MOTTO
مجا﴿ حوا ف ال فس م ت ك يل ل ا ق ذ وا إ ن ين آم ا الذ ي ه ا أ سحوا ي اف س ف لم ك سح اللو ل ف وا ي ن ين آم ع اللو الذ رف زوا ي ش ان زوا ف ش يل ان ا ق ذ وإ
ات رج م د ل ع ل وا ا وت ين أ م والذ ك ن ي م ب ون خ ل م ع ا ت ﴾واللو بArtinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah [58]: 11)
نسان اذا مات الآعن أب ىري رة, أن رسول الله صلى الله عليو وسلم قال:)) ولد نت فع بو او , اوعلم ي من صدقة جارية : إل لآمن ثلآثة ا و ان قطع عنو عمل
((. رواه مسلميدعولو صالح Artinya:"Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah SAW.
Bersabda : “Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka
putuslah amalnya, kecuali tiga perkara : shadaqah jariyah, ilmu yang
bermanfaat dan anak shȃleh yang mendoakan orangtuanya”. (HR.
Muslim: 1631).
حيات و طول الهل ذل ترع # ساعة الت علم ذل يذق ل من Barangsiapa belum merasakan susahnya menuntut ilmu barang sejenak
Ia pasti akan merasakan rendahnya kebodohan seumur hidupnya
vi
بسم الله الرحن الرحيم
KATA PENGANTAR
Rasa syukur setinggi-tingginya Penulis panjatkan kepada
Allah Yang Maha Kuasa, Zat yang menjadi sandaran bagi hamba-Nya
yang mengharapkan ridho-Nya. Shalawat teriring salam tercurahkan
keharibaan Rasul-Nya tercinta, Muhammad Saw, sosok manusia yang
menjadi panutan bagi umatnya dalam menjalani kehidupan.
Tesis yang berjudul “Manajemen Wakaf dan Strategi
Nazhir dalam Memajukan Wakaf Pesantren (Studi Komparasi
Antara Pondok Pesantren Darunnajah dan Pesantren Daarul
Qur’an)” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir Tesis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA. selaku Rektor
Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta dan dosen pembimbing I, yang
telah memberikan kuliahnya dan membimbing menulis Tesis dengan
mengajarkan membuat makalah. Semoga Allah meridhainya.
2. Ibu Dr. Hj. Nadjematul Faizah, SH, M. Hum. selaku Wakil Rektor
Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta dan sekaligus dosen
pembimbing II, yang telah memberikan bimbingannya dengan penuh
ketekunan. Semoga Allah meridhainya.
3. Bapak Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA. selaku Direktur
Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, yang telah
memberikan kuliahnya dan membimbing menulis Tesis dengan
mengajarkan membuat makalah. Semoga Allah meridhainya.
vii
4. Bapak Dr. Syarif Hidayatullah, MA. selaku Ketua Program Studi
Hukum Ekonomi Syariah Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, yang
telah memberikan bimbingannya dengan penuh ketekunan. Semoga
Allah meridhainya.
5. Para dosen Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta
khususnya yang memberikan ilmunya kepada Penulis selama studi di
Pasca sarjana IIQ Jakarta.
6. Segenap Civitas Academica Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta
yang selalu memberikanmotivasi dan informasi-informasi berharga
kepada Penulis selama menyelesaikan tulisan ini.
7. Istri tersayang, Nurul Azizah yang telah membantu baik moril
maupun materiil sehingga Penulis dapat menyelesaikan studi dan
penulisan Tesis ini.
8. Kedua orang tua saya, yang tidak henti-hentinya mendoakan Penulis
sehingga Penulis dapat menyelesaikan studi di Pasca sarjana IIQ
Jakarta.
9. Kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan, bantuan dan
doa untuk Penulis sehingg Tesis ini selesai dan dimunaqasyahkan.
Penulis berharap semoga Tesis ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan para praktisi wakaf maupun
regulator yang terkait. Harapan penulis selanjutnya adalah kritik dan
saran atas Tesis ini untuk penyempurnaannya. Semoga bermanfaat.
Amin.
03 Dzulqaʻdah 1439 H
Jakarta:
20 Juli 2018 M
Penulis
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad
yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan tesis di IIQ, transliterasi
Arab-Latin mengacu pada beikut ini :
1. Konsonan
Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin
T ط A ا
Zh ظ B ب
′ ع T ت
Gh غ Ts ث
F ف J ج
Q ق H ح
K ك Kh خ
L ل D د
M م Dz ذ
N ن R ر
W و Z ز
H ه S س
′ ء Sy ش
Y ي Sh ص
Dh ض
2. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal
Rangkap
Fathah A أ : â ي ˉ … ai
Kasrah I ي : î وˉ … au
Dhammah U و : û
ix
3. Kata sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam ( ال ) qamariyah ditransliterasikan
sesuai dengan bunyinya. Contoh
al-Madînah :المدينة al-Baqarah : البقرة
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال )syamsiah ditransliterasikan
sesuai denga aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan
bunyinya.
Contoh :
as-Sayyidah : السيدة ar-rajul: الرجل
ad-Dârimî : الدارمى asy-Syams: الشمس
A. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab digunakan
lambang ( ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan
dengan huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang
bertanda tasydîd.Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd
yang berada di tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak
setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf
syamsiyah.Contoh :
Âmana as-Sufahâ’u : أمن السفهاء Âmannâ billâhi :أمنا بالله
Wa ar-rukkaʽi : والركع Inna al-ladzîna :إن الذين
d. Ta Marbûtah(ة)
x
Ta marbûtah (ة) apabilaberdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh
kata sifat (na‟at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi
huruf “h”. Contoh :
al-Jâmi‟ah al-Islâmiyyah : الامعة الإسلامية al-Af‟idah: ا لفئدة
Sedangkan ta marbûtah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi
huruf “t” Contoh : عاملة ناصبة : Ȃmilatun Nâshibahالية الكبرى: al- Ȃyat al-Kubrâ
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf capital, akan
tetapi apabila telah dialihaksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan
yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan
awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan
lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam
alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold)
danketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali
dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal
nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh : „Alî Hasan al-Âridh,
al-„Asqalânî, al-Farmawî dan seterusnya. Khusus untuk
penulisan kata Al-Qur‟an dan nama-nama surahnya
menggunakan huruf capital, Contoh Al-Qur‟an, Al-Baqarah, Al-
Fâtihah dan seterusnya.
xi
ABSTRAK
Tesis ini ditulis oleh Sifrul Akhyar dengan NIM 215610233,
program studi Ilmu Syariah tahun 2016 dengan judul Manajemen Wakaf
dan Strategi Nazhir dalam Memajukan Wakaf Pesantren (Studi
Komparasi Antara Pondok Pesantren Darunnajah dan Pesantren Daarul
Qur‟an). Latar belakang ditulisnya Tesis ini adalah Pesantren Darunnajah
dan Daarul Qur‟an terlihat dengan perkembangan yang pesat, sementara
masih ada pesantren di Indonesia yang mengalami hambatan. Maka,
diperlukan penelitian mengenai manajemen wakaf di kedua pesantren
tersebut sebagai role model dalam mengelola wakaf pesantren. Adapun
kesimpulan dari penelitian ini adalah strategi yang dilakukan nazhir
Darunnajah, yaitu penambahan aset wakaf dengan membuka pesantren
cabang, memproduktifkan tanah kering dan basah, membuat unit usaha,
menerapkan sistem kaderisasi dan membuat Darunnajah Smart System.
Sedangkan strategi yang dilakukan nazhir Daarul Qur‟an, yaitu
penambahan aset wakaf, membuat subsidi silang, membuat program
wakaf, menghimpun sedekah untuk pembangunan, membangun
peternakan dan pertanian, promosi lewat internet dan membuat unit
usaha. Adapun manajemen wakaf Pesantren Darunnajah melakukan
perbaikan proses pengelolaan wakaf, seperti membentuk Dewan nazhir,
sedangkan Pesantren Daarul Qur‟an melakukan perbaikan dalam program
funding wakaf. Penguatan SDM, pemeliharaan aset wakaf, pelayanan
yang baik terhadap pelanggan eksternal dan internal serta keterlibatan
total antara pimpinan pesantren, nazhir, karyawan dalam mengelola
wakaf merupakan kunci sukses Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an
dalam mengelola wakaf pesantren.
Penelitian pada Tesis ini belum pernah diteliti oleh kajian
sebelumnya, adapun penelitian yang ditulis oleh Siti Nur Azizah
membahas tentang Pengelolaan Unit Usaha Pesantren Berbasis
Ekoproteksi pada Jurnal EKSIBISI tahun 2014. Penulis setuju dengan
pernyataan dalam tulisan tersebut bahwa pesantren harus mempunyai
manajemen yang kuat dalam bidang ekonomi dan terbukti pada Pesantren
Darunnajah dan Daarul Qur‟an.
Penelitian ini menggunakan metode empiris, dan tipe
penelitiannya bersifat deskriptif, sumber data yang diperoleh berupa data
primer yaitu dari wawancara, sedang data sekunder diperoleh melalui
studi kepustakaan berupa kitab-kitab, jurnal, tesis, perundangan-
undangan, peraturan pemerintah yang terkait dengan judul penelitian ini
xii
terutama tentang wakaf, dengan jenis penelitian kualitatif. Konsep
penelitian ini adalah teori manajemen wakaf.
xiii
الخلاصة م ل ع ال م س ق ۵٣ م ق الر ب ار ي خ ال ر ف س ب ف ل أ ي ة ل اس الر ه ذ ى
ة ي م ن ت ف ر اظ الن ة ي ج ي ات ت س ا و ف ق و ال ة ار د إ ان و ن ع ال ت ت ٣ ة ن س ة ع ي ر الش ث ح ب ا ال ذ ى (. آن ر ق ال ار الد و اح ج الن ار الد د ه ع م ي ب ة ن ار ق م دراسة ال ) ف ق و ال ع م ف ق و ال ة ي م ن ت ف ان م د ق ت ي آن ر ق ال ار الد و اح ج الن ار الد د ه ع م ن ى أ ل ا ع اء ن ب ك ل ذ ل . ف ة ي س ي ن و د ن إ ف د ى اع م ال ض ع ى ب ل ع ف ق و ال ي ب د ت ف ق ائ و ع ال د ج و ي اك ن ى ج ذ و م لن ل آن ر ق ال ار الد و اح ج الن ار الد د ه ع م ف ف ق و ال ة ار د إ ن ع ث ح ب ال اج ت ن ف اح ج الن ار الد د ه ع م ل م ع ي ي ى ة ال س الر ه ذ ى ن م ة ص لا ال .ف ق و ال ي ب د ت ف د ه ع م ة ار م ع ف ل م ع ي و ي د ق ف ق و ل إ اد ي د ج اف ق و ة اف ض ى إ ل ع ة ي ج ي ات ت س ا
ع و ر ش م ة ار م ع , و ة ب ط الر و ة اف ال ض ر ى ال ل ع ة ار م ع و ي, ع ر ف ال اح ج الن ار الد ل م ع ي و . Darunnajah Smart System ع ن ص ي و د ي د ت ام ظ ن ق ي ب ط ت ي, و ار ج ت ال, إضافة وق فا جديدا إل وقف قدي ى ل ع ة ي ج ي ات ت س ا ف آن ر ق ال ار الد د ه ع م , ف ق و ال ة ار م ع ل ل ات ق د الص ع م ي و , ف ق و ال ة ار م ع ف ة ي ال م ال ة ان ع إ ل م ع ي و ي. ار ج ت ال ع و ر ش م ة ار م ع , و ت ي ن ت ن ا ل لا خ ن م ر و ط ي , و ة اع ر الز و ة ي اش م ال ة ار م ع و ف ق و ال ي ب د ى ت ل ع ح لا ص إ ف ل م ع ت اح ج الن ار الد د ه ع م ف ف ق و ال ة ار د إ ح لا ص إ ف ل م ع ت آن ر ق ال ار الد د ه ع م ف ف ق و ال ة ار د إ , و ر اظ الن س ل م ل ي ك ش ت ب
ي ف ظ و م ال ح لا ص إ ف آن ر ق ال ار الد و اح ج الن ار الد د ه ع م ل م ع . ي ف ق و ال ل ي و م الت س ي ئ الر ة ك ار ش م , و ر اظ الن و ف اق و ال ل ا ة د ي ج ة م د . خ ف ق و ال ظ ف ح ف ل ي غ ش ت و ي ى آن ر ق ال ار الد و اح ج الن ار الد ف ق و ال ي ب د ت ف ي ف ظ و م ال و ر اظ الن و د ه ع م ال .اح ج الن ل ا ا م ه ل م ت ة ق ي ر ط
xiv
ث ح ب ال د ج و ي ن ك ل و ة ال س الر ه ذ ى ل ث م الحد ي بحث البحث م ق ي ل اس س ى ال ل ع د ه ع م ل ي ل ار ج ت ال ع و ر ش م ي ب د ت ن ع ة ز ي ز ع ال ر و ن ت س و ب ت ك ي ذ ال
ekoproteksi ة ف ي ح ص ف EKSIBISI ا ذ ى ة ر ك ف ع م ق اف و ي ث اح ب . ال ة ن س د ه ع م ل ث م ة ي اد ص ت ق ال ف ة ي و ق ة ي ف ق و ال ة ار د إ و ل و ي ل ع ب ي د ه ع م ال ن أ ب ث ح الب .آن ر ق ال ار الد و اح ج الن ار الد
ات ان ي ب ال ر اد ص م ، و ي ف ص و و ع و ن ، و ي ع و ن و ب ي ر ت ج ه ن ب ث ح ب ا ال ذ ى ن م ة ذ و خ أ م ال ة ي ع ر ف ال ات ان ي ب ال و ار و ال ي ى ة ي اس س ال ات ان ي ب ال ن م ة ل و ص ح م ال
ن و ان ق ال ب ت ك و ة ي م ل ع ال ت ال س الر و ت ال ق م ال و ب ت ك ال ي ى و ة ي ب ت ك م ال ة اس ر الد ه ذ ى ف ة ر ك . ف ف ق و ال ن ا ع م ي س ل ث ح ب ا ال ذ ى ع و ض و م ال ب ق ل ع ت ت ت ال ة ي م و ك ال .ف ق و ال ة ار د إ ف ة ي ر ظ الن ي ى ة ال س الر
xv
ABSTRACT
This Tesis written by Sifrul Akhyar number 215610233, study
program Islamic Law year 2016 by title Management Waqf and Nazhir‟s
Strategy in advancing waqf of pesantren. Based on background problem
that Darunnajah and Daarul Qur‟an Boarding school are seen with rapid
development while there are pesantren in Indonesia still experiencing
obstacles in managing waqf. Therefore we need research about
management waqf of Darunnajah and Daarul Qur‟an Boarding school to
became role model in managing waqf. The conclusions in this study are
the strategies undertaken by nazhir Darunnajah Boarding School such as
adding new waqf assets by build a branch school, productive dry and wet
soil, build business units, implementation regeneration system and create
Darunnajah smart system. The strategies undertaken by nazhir Daarul
Qur‟an Boarding School are adding new waqf assets, create financial
assistance, create waqf program, collect donations for waqf development,
build farms and agricultures, promotion via internet and build business
units. Management waqf of Darunnajah is doing repair process by create
Dewan Nazhir Darunnajah, and Management waqf of Darunnajah is
doing repair process too by create improvement of waqf funding. Both of
them are strengthening human resources and maintenance of waqf assets.
Good service to external and internal customer, and total engagement
between leader, nazhir and employess are key to success in managing
waqf Darunnajah and Daarul Qur‟an.
Research on this Thesis has never been studied by previous
studies, although there is review written by Siti Nur Azizah about
Management of units based on ekoproteksi on journal EKSIBISI year
2014. The authors agree with the opinion on this paper that boarding
school must have strong management in economy based on waqf in
Darunnajah and Daarul Qur‟an.
This research uses empirical methods and the type of research is
descriptive, data source obtained in the form of primary data that is from
interview, secondary data obtained through literature study in the form of
book, journals, theses, government legislation pertinent to the title of this
study especially about waqf, with qualitative method. Concept in this
research is theory about management waqf.
xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN................................................................... iv
MOTTO....................................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................ vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA..................... viii
ABSTRAK.............................................................................................. xi
DAFTAR ISI......................................................................................... xvi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................... 1
B. Permasalahan......................................................... 10
1. Identifikasi Masalah......................................... 10
2. Pembatasan Masalah........................................ 11
3. Perumusan Masalah......................................... 12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................. 12
1. Tujuan Penelitian..............................................12
2. Manfaat Penelitian........................................... 13
D. Kajian Pustaka........................................................ 13
E. Metode Penelitian.................................................. 27
F. Sistematika Penulisan............................................ 28
BAB II : KERANGKA TEORI WAKAF
A. Wakaf dalam Hukum Islam................................... 31
1. Pengertian Wakaf............................................. 31
xvii
2. Dasar Hukum Wakaf........................................ 33
3. Hikmah Pensyariatan Wakaf…........................ 33
4. Rukun dan Syarat Wakaf................................. 34
5. Sifat Wakaf....................................................... 36
6. Membatalkan Wakaf........................................ 37
7. Macam-macam Wakaf..................................... 38
B. Nazhir Wakaf......................................................... 39
1. Penentuan Nazhir............................................. 39
2. Syarat Nazhir.................................................... 39
3. Tugas Nazhir.................................................... 40
4. Upah Nazhir..................................................... 41
5. Nazhir dalam Hukum Positif............................ 41
6. Nazhir Wakaf Profesional................................ 43
C. Wakaf dalam Hukum Positif.................................. 45
1. Perkembangan Definisi Wakaf dalam Hukum
Positif............................................................... 45
2. Perbandingan Wakaf dalam Hukum Islam dan
Hukum Positif.................................................. 46
D. Manajemen Wakaf................................................. 48
1. Pengertian Manajemen Wakaf.......................... 48
2. Fungsi Manajemen............................................ 50
3. Prinsip Manajemen.............................................53
E. Manajemen Islam....................................................54
1. Definisi Manajemen Islam..................................54
2. Etika Manajemen Islam......................................54
F. Pesantren.................................................................55
1. Sejarah Pesantren................................................55
xviii
2. Elemen Pesantren................................................57
G. Sejarah Perkembangan Wakaf di Indonesia............59
1. Periode Tradisional.............................................60
2. Periode Semi Profesional....................................60
3. Periode Profesional.............................................61
H. Fase Perkembangan Regulasi Wakaf di Indonesia.62
1. Masa Pra Kemerdekaan RI.................................62
2. Masa Pasca Kemerdekaan RI.............................64
3. Masa Setelah Pemberlakuan PP No. 28 Tahun
1977....................................................................65
I. Wakaf Tanah Milik.................................................67
1. Pengertian Wakaf Tanah Milik...........................67
2. Unsur-Unsur dalam Pelaksanaan Pendaftaran
Wakaf Tanah Milik.............................................68
3. Prosedur Pendataran Wakaf Tanah Hak Milik ke
Kantor Pertahanan Kabupaten/Kota...................69
J. Wakaf Uang............................................................69
1. Pengertian Wakaf Uang......................................69
2. Hukum Wakaf Uang dalam Islam......................71
3. Wakaf Uang di Indonesia...................................79
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian........................................... 85
B. Sumber Data......................................................... 86
C. Jenis Data.............................................................. 87
D. Jenis Penelitian..................................................... 88
E. Tipe Penelitian...................................................... 88
xix
F. Alat Pengumpulan Data........................................ 89
G. Metode Pengumpulan Data................................... 90
1. Observasi........................................................... 90
2. Wawancara........................................................ 92
3. Pengumpulan Data dengan Dokumen............... 93
4. Triangulasi......................................................... 94
H. Metode Analisis Data........................................... 94
1. Reduksi Data...................................................... 94
2. Display Data...................................................... 96
3. Kesimpulan........................................................ 96
4. Tehnik Penulisan............................................... 98
BAB IV : GAMBARAN UMUM WAKAF DI PONDOK
PESANTREN DARUNNAJAH DAN DAARUL
QUR’AN
A. Pondok Pesantren Darunnajah............................... 99
1. Sejarah Pondok Pesantren Darunnajah.…....... 99
2. Dewan Nazhir Darunnajah..............................104
3. Struktur Dewan Nazhir Darunnajah................107
4. Struktur Pimpinan Pondok Pesantren
Darunnajah......................................................108
B. Pondok Pesantren Daarul Qur‟an......................... 108
1. Sejarah Pondok Pesantren Daarul Qur‟an.…. 108
2. Struktur Pengurus Daarul Qur‟an Nusantara..112
3. Program-Program di PPPA Daarul Qur‟an.....112
BAB V : ANALISIS DATA
A. Pondok Pesantren Darunnajah............................. 121
xx
1. Kualifikasi Nazhir Wakaf Daarul Qur‟an.......121
2. Peran dan Strategi Nazhir dalam Pengelolaan dan
Pengembangan Wakaf.....................................136
3. Fokus kepada Pelanggan dalam Pengelolaan
Wakaf..............................................................148
4. Perbaikan Proses dalam Pengelolaan Wakaf..150
5. Keterlibatan Total dalam Pengelolaan Wakaf.155
6. Tabel Wakaf Darunnajah................................162
B. Pesantren Daarul Qur‟an...................................... 163
1. Kualifikasi Nazhir Wakaf Daarul Qur‟an.......163
2. Peran dan Strategi Nazhir dalam Pengelolaan dan
Pengembangan Wakaf.....................................178
3. Fokus kepada Pelanggan dalam Pengelolaan
Wakaf..............................................................190
4. Perbaikan Proses dalam Pengelolaan Wakaf..193
5. Keterlibatan Total dalam Pengelolaan Wakaf.197
6. Tabel Wakaf Daarul Qur‟an............................203
C. Komparasi Strategi Nazhir dan Manajemen Wakaf
Antara Pesantren Darunnajah dan Pesantren Daarul
Qur‟an...................................................................204
1. Perbedaan kualifikasi nazhir antara Pesantren
Darunnajah dan Daarul Qur‟an.......................205
2. Strategi nazhir dalam mengelola wakaf..........205
3. Manajemen Wakaf..........................................208
BAB VI : PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................215
xxi
B. Saran......................................................................221
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................223
LAMPIRAN......................................................................................... 233
BIODATA PENULIS...........................................................................256
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Wakaf adalah menahan harta yang bisa dimanfaatkan dengan
tetap menjaga zatnya, memutus pemanfaatan terhadap zat dengan
bentuk pemanfaatan yang lain yang mubah yang ada.1
Beberapa dalil mengenai pensyari‟atan wakaf:2
وما ت نفقوا من شيء فإن اللو لن ت نالوا الب حت ت نفقوا ما تبون بو عليم
Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang
sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta
yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya” (QS. Ali Imran [3]: 92)
اذا مات الآنسان ان قطع عنو عملو الآمن ثلآثة من صدقة جارية رواه مسلم عن أبي ىريرة 3.اوعلم ي نت فع بو اوولدصالح يدعولو
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah SAW.
Bersabda : “Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia,
maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara : shadaqah
jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shȃleh yang
mendoakan orang tuanya”. (HR. Muslim: 1631).
Sejarah mencatat para sahabat telah melaksanakan perintah
wakaf ini.Abu Bakar misalnya, pernah mewakafkan sebidang
1Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat Sistem Transaksi dalam
Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), Hal. 395 2Abdul Mun’im Zainuddin, Dhawȃbith Al-Mȃl Al-Mauqȗf, (Damaskus: Dar
An-Nawadir, 2012), Cet. I, h. 30 3Muhyiddin Abu Zakaria yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Minhȃj fȋ Syarh
Shahih Muslim, (Riyadh: Bayt Al-Afkar Ad-Dawliyyah), Kitȃb al-Washiyyah, Bȃb
Mȃ Yalhaqu Al-Insȃn min At-Tsawȃb baʻda Wafȃtihi, h. 1038
2
tanahnya di Mekkah yang diperuntukkan kepada anak keturunannya
yang datang ke Mekkah. Begitu pula dengan Utsman bin „Affan
menyedekahkan hartanya di Khaibar, Ali bin Abi Thalib mewakafkan
tanahnya yang subur.4 Nampaknya sistem pendidikan Islam di masa
klasik dengan wakaf mempunyai hubungan yang erat. Lembaga wakaf
menjadi sumber keuangan bagi kegiatan pendidikan Islam sehingga
dapat berlangsung dengan baik dan lancar.5
Dalam konteks Indonesia, keberadaan wakaf, khususnya
wakaf tanah, sudah dilakukan semenjak lahirnya komunitas-
komunitas muslim. Lembaga wakaf muncul bersamaan dengan
lahirnya masyarakat muslim, sebagai sebuah komunitas pada
umumnya memerlukan fasilitas-fasilitas peribadatan dan pendidikan
untuk menjamin kelangsungannya sebagaimana cikal bakal pondok
pesantren.6
Wakaf merupakan salah satu potensi instrumen keuangan
Islam.Wakaf dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap
perekonomian.Tapi kekayaan wakaf ada begitu banyak, pada
umumnya, pemanfaatan masih belum berhasil konsumtif dan
produktif. Sebagai langkah strategis untuk memaksimalkan
pengelolaan wakaf, sangat penting ketika menghubungkan manajemen
4Abbas Sambas, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia: Potensi
dan Tantangan, dalam Jurnal Bimas Islam, Vol. 7 Nomor 4 Tahun 2014, Hal. 701 5Uswatun Hasanah dan Fahruroji, “Wakaf dan Pendidikan di Pondok
Modern Darussalam Gontor”, dalam Jurnal Al-Awqaf, Vol. VI, No. 1, Januari 2013,
hal. 22 6Miftahul Huda, “Fundraising Wakaf Pesantren Tebuireng Jombang dan
Gontor Ponorogo.”, dalam Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. VI, Nomor 2, Juni
2010, Hal. 422
3
kegiatan dan pengembangan wakaf produktif dengan lembaga
pesantren.7
Sebelum tahun 1960-an, pusat-pusat pendidikan pesantren di
Indonesia lebih dikenal dengan nama pondok.8 Pesantren di Indonesia
menyebar di berbagai propinsi baik di kota maupun desa, dalam
bentuk pasantren Salaf, Khalaf dan perpaduan. Bila dicermati secara
teliti, banyaknya jumlah pesantren merupakan potensi yang dapat
diberdayakan dalam berbagai sisi.Perlu disayangkan hal tersebut baru
dilihat dari sisi kuantitas saja, belum terperinci secara kualitas. Atas
dasar hal tersebut, pesantren harus mampu mengelola dengan benar,
agar terjadi keselarasan antara pengembangan pendidikan dan
pengembangan ekonomi. Tanpa didasari ekonomi yang kuat, pondok
pesantren akan mengalami kemunduran, bahkan akan kehilangan
eksistensinya.9
Oleh karena itu, pengembangan ekonomi pesantren menjadi
penting, karena pesantren harus teap kokoh dan tidak kehilangan basis
kontruksi sosialnya yang selalu berada di tengah masyarakat.
Pesantren dikatakan berhasil bukan hanya berhasil secara penguatan
kelembagaan internal, tetapi juga perannya terhadap kemajuan
masyarakat sekitar.10
7Muhammad Iqbal Fasa, dkk., “Model Pengembangan Wakaf Produktif
Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo”, dalam Jurnal Al-Awqaf, Vol. IX,
No. 2, Juli 2016, hal. 2 8Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup
Kiyai, (Jakarta: LP3ES, 2011), Hal. 41 9Ardi Kurniawan, “Evaluasi Pembinaan Tahfizhul Qur‟an di Pesantren
Tahfizh Daarul Qur‟an Cipondoh Kota Tangerang”, Skripsi, UIN Syarif
Hidayatullah, 2016, hal. 2-3 10
Habibi Zaman Riawan Ahmad, Membangun Ekonomi Pesantren (Analisis
Modal Sosial Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar, (Jakarta: Gaung Persada,
2012), Cet. 1, h. 127
4
Salah satu Pesantren yang maju di Indonesia adalah Pondok
Pesantren Darunnajah, Ulujami Jakarta. Pondok Pesantren Darunnajah
adalah lembaga pendidikan Islam swasta (non-pemerintah), berdiri di
lahan lima hektar yang diwakafkan oleh KH. Abdul Manaf
Mukhayyar dan didirikan Pondok Pesantren bersama dua orang; H.
Qomaruzzaman dan KH. Mahrus Amin pada tanggal 1 April 1974.11
Pada tahun 1961, KH. Abdul Manaf membangun gedung
madrasah enam lokal di atas tanah wakaf. Dikarenakan banyaknya
rintangan dan hambatan, maka pendidikan belum bisa dilaksanakan di
Ulujami, tetapi di Petukangan. Tanggal 1 Agustus 1961, KH. Mahrus
Amin mulai membina madrasah Ibtidaiyah Darunnajah dengan jumlah
santri 75 orang, kemudian tahun 1964 membuka Tsanawiyah dan TK
Darunnajah. Tahun 1965 Darunnajah telah berhasil mempertahankan
tanah wakaf di Ulujami dari berbagai rongronan, antara lain BTI
(Barisan Tani Indonesia) pada masa pemberontakan PKI. Pada tanggal
1 April 1974, dimulai pendirian Pesantren Darunnajah di Ulujami.12
Pada tanggal 7 Oktober 1994, para pengurus Pesantren
Darunnajah melakukan ikrar wakaf di hadapan ulama dan umara.
Lewat ikrar wakaf tersebut, bangunan, harta benda diserahkan kepada
umat Islam dan dikelola oleh Dewan Nazhir dan pengurus Yayasan
Darunnajah.13
Perkembangan Darunnajah yang demikian pesat dan
bertambahnya jumlah santri menuntut kapasitas ruang belajar yang
11
Sofwan Manaf, Khutbatul Arsy Kedua (Pondok Pesantren Darunnajah
Pusat dan Cabang), (Jakarta: Darunnajah Press, 2016), Cet. 2, hal. 50 12
Sofwan Manaf, Khutbatul Arsy Kedua (Pondok Pesantren Darunnajah
Pusat dan Cabang), hal. 51-52 13
Sofwan Manaf, Serba-Serbi Pondok Pesantren Darunnajah dan Cabang,
(Jakarta: Yayasan Darunnajah, 2015), hal. 117
5
lebih luas. Setelah terbentuknya Dewan Nazhir Yayasan pada 1994,
pembiayaan pembangunan gedung-gedung sekolah menjadi lebih
mandiri.14
Dari awal didirikan sampai sekarang, Pesantren Darunnajah
masih terus berkembang. Terlihat dari sepuluh tahun sejak
didirikannya, jumlah santri kian bertambah bahkan melebihi kapasitas
asrama dan kelas yang tersedia.15
Sampai sekarang Pesantren
Darunnajah sudah memiliki 17 cabang di seluruh Indonesia.16
Selain Pesantren Darunnajah, terdapat juga pesantren yang
berkembang pesat, yaitu Pesantren Daarul Qur‟an Tangerang.
Meskipun Pesantren Daarul Qur‟an tergolong baru dan tidak selama
Pesantren Darunnajah, namun pesantren tersebut mampu menyaingi
pesantren-pesantren sekitarnya.
Awal mula didirikannya Pondok Pesantren Daarul Qur‟an
merupakan sesuatu yang tidak direncanakan. Ketika itu H. Ahmad
berkunjung ke rumah Yusuf Mansur dan bercerita tentang keadaan
pondok pesantren yang dirintisnya yang memang butuh suntikan dana
di tahun 2003. Kemudian Yusuf Mansur meminta H. Ahmad
menempatkan santri di rumahnya. Pada awalnya hanya sekitar delapan
orang anak dipondokkan di rumah Yusuf Mansur. Jadilah cikal bakal
Ponpes Daarul Quran Wisata Hati.
14
Mahrus Amin, Dakwah melalui Pondok Pesantren (Pengalaman Merintis
dan Memimpin Darunnajah Jakarta), (Jakarta: Grup DANA, 2008), Cet. 1, hal. 55-
56 15
Sofwan Manaf, Darunnajah “Melangka, Meluaskan Ladang Ibadah”
Sejarah Pondok Pesantren Darunnajah Cabang”, (Jakarta: Yayasan Darunnajah,
2016), Cet. 1, hal. 21-22 16
http://darunnajah.com/pesantren-jakarta/, tanggal 6 Maret 2018, pukul
12.17 WIB
6
Pesantren Daarul Qur‟an memfokuskan pada Program
Pembibitan Penghafal Al-Qur‟an (PPPA). PPPA adalah sebuah
konsep Seribu Pondok, bukan membangun dari nol tetapi mencari
masjid yang belum ada kegiatan. Kemudian mengajak anak-anak di
situ untuk belajar. Dengan konsep mencarikan guru yang hafizhul
Qur‟an, kemudian disewakan satu rumah, dan dialah nanti yang
mengajar. Untuk sekolah formal para santri bebas memilih
sekolahnya.17
Pada 29 maret 2007 di Balai Sarbini Jakarta, identitas
PPPA Daarul Qur‟an resmi diperkenalkan ke publik. Dikukuhkan
melalui akte notaris tertanggal 11 Mei 2007.18
Pesantren Daarul
Qur‟an terus berkembang bahkan sudah memiliki hingga 35 cabang di
seluruh Indonesia.19
Selain pada program pendidikan dan dakwah,
Pesantren Daarul Qur‟an juga berkontribusi dalam pengembangan
masyarakat, seperti mendirikan Kampung Qur‟an,20
juga dalam sosial
dan kemanusiaan.21
Melihat dari perkembangan pesat dua pesantren tersebut,
muncul pertanyaan, bagaimana nazhir wakaf di Pondok Pesantren
Darunnajah dan Daarul Qur‟an menghadapi permasalahan-
permasalahan wakaf sehingga tetap bisa menjaga eksistensinya hingga
17
http://www.republika.co.id/berita/shortlink/23515, Tanggal 11 Desember
2017, Pukul 21.54 18
https://www.pppa.or.id/sejarah/pppa/daqu/, Tanggal 12 Desember 2017,
Pukul 20.37 19
https://pppa.or.id/cabang/pppa/daqu/, Tanggal 6 Maret 2018, Pukul 12.50
WIB 20
Profil Lembaga PPPA Daarul Qur‟an.pdf, Yayasan Daarul Qur‟an
Nusantara, hal. 37 21
Profil Lembaga PPPA Daarul Qur‟an.pdf, Yayasan Daarul Qur‟an
Nusantara, hal. 28-29
7
kini. Contoh beberapa permasalahan dan hambatan pada wakaf di
Indonesia, yaitu:22
1. Sengketa wakaf.
2. Integritas dan kualifikasi nazhir yang belum standar.
3. Objek wakaf yang statis.
4. Penggunaan personal dari kompensasi wakaf.
5. Kurangnya gagasan progresif dan inovatif.
Beberapa contoh di atas merupakan hambatan yang paling
sering dihadapi oleh lembaga-lembaga wakaf di Indonesia.23
Pada
Majalah Peradilan Agama dijelaskan bahwa berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Ibrahim Siregar di wilayah Sumatera Utara
terhadap 10 harta benda wakaf berupa masjid, tanah dan madrasah
menyebutkan bahwa sengketa perihal status tanah wakaf dengan
melibatkan ahli waris wakif dengan nazhir menjadi potret utama
sengketa wakaf. Ahli waris wakif mempersoalkan status tanah yang
telah diwakafkan oleh orang tuanya dengan menganggap bahwa harta
benda wakaf tersebut sebagai milik orang tuanya yang telah
meninggal dunia.24
Selain itu permasalahan lainnya yang sering terjadi di
pesantren di Indonesia adalah pesantren redup karena wakifnya
meninggal. Tidak sedikit pula tanah pesantren yang sudah diwakafkan
menjadi rebutan para ahli waris di kemudian hari.25
Permasalahan
lainnya, yaitu dalam pengelolaan wakaf, tidak semua pesantren dapat
22
Muhammad Zilal Hamzah, Kritikal Wakaf di Indonesia, dalam Buletin
Al-Awqaf, No. 2, Tahun 2015, hal. 11 23
Muhammad Zilal Hamzah, Kritikal Wakaf di Indonesia, hal. 11 24
Muhammad M. Noor, dkk., Potret Sengketa Wakaf di Indonesia, dalam
Majalah Peradilan Agama, Edisi 11, April 2017, hal. 11 25
Sofwan Manaf, Serba-Serbi Pondok Pesantren Darunnajah dan Cabang,
hal. 117
8
mengelola aset wakaf dengan baik dan benar. Kurangnya sumber daya
manusia yang dapat mengelola aset wakaf merupakan alasan
utamanya. Tidak sedikit pesantren yang merosot atau bahkan bubar
karena salah urus atau manajemen organisasinya tidak jalan.
Keseimbangan antara yayasan sebagai badan huku, organisasi
Pembina dan pengasuh pesantren tidak terlaksana, Semangat untuk
memajukan pesantren pupu, yang tersisa adalah bagaimana
mempertahankan hidup bagi masing-masing individu pengurus
yayasan atau pengasuh pesantren.26
Penyebab lainnya adalah tantangan arus modernisasi yang
dihadapi pesantren semakin besar, kompleks dan mendesak. Perlu
adanya kesiapan dari semua elemen pesantren untuk bisa membenahi
diri menjadikan pesantren sebagai sebuah institusi pendidikan modern
yang sesuai dengan keadaan zamannya serta mampu mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi.27
Berbicara mengenai pengelolaan wakaf, tidak lepas dari yang
namanya manajemen. Manajemen merupakan cara pengelolaan yang
merupakan pondasi dalam pembangunan lembaga-lembaga di
Indonesia. Selain itu, manajemen merupakan kunci untuk berjalannya
kegiatan, usaha, pemberdayaan di dalam menjalankan organisasi di
lingkungan masyarakat secara luas. Usaha peningkatan dan perbaikan
pondok pesantren dalam bidang ekonomi merupakan salah satu
penopang eksistensi pesantren.28
26
Sofwan Manaf dan Ihwan Mahmudi, 20 Tahun Dewan Nazir
Darunnajah: Tak Lelah Menjaga Amanah, (Jakarta: Darunnajah, 2015), Hal. 6 27
Hamim Huda, “Modernisasi Pondok Pesantren”, Tesis, UIN Syarif
Hidayatullah, 2008, hal. 2 28
Siti Nur Azizah, “Pengelolaan Unit Usaha Pesantren Berbasis
Ekoproteksi”, dalam Jurnal EKBISI, Vol IX, Nomor 1, Desember 2014, hal. 108
9
Disebutkan pada penelitian yang ditulis oleh Siti Nur Azizah,
bahwa ada tiga alasan pesantren perlu manajemen yang kuat dalam
bidang ekonomi:
1. Penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam dan pondok
pesantren merupakan salah satu media yang paling dekat dengan
masyarakat, serta tumbuh dan berkembang sesuai dengan
karakteristik masyarakat Indonesia.
2. Kekuatan nilai-nilai pesantren yang berbasis Illahiah dan insaniah
menjadi kekuatan untuk menuju pada perubahan sosial.
Sebagaimana dikatakan oleh Max Weber bahwa nilai-nilai agama
yaitu Illahiah dan insaniah yang termasuk di dalamnya, merupakan
salah satu tranformasi sosial yang dapat dipandang sebagai dasar
pembentukan rasionalisasi kehidupan yang memberi basis pada
perkembangan ekonomi.29
3. Kondisi sosial ekonomi pondok pesantren masih dalam tahap
perkembangan, karena harus menghadapi banyak kendala.
Kesenjangan dan ketimpangan sumber daya.30
Maka, perlu penelitian apakah Pondok Pesantren Darunnajah
dan Daarul Qur‟an mempunyai manajemen wakaf yang kuat sehingga
bisa berkembang lebih maju hingga kini dan bisa dijadikan
percontohan bagi pesantren lainnya.
Selain itu, diperlukan juga penelitian tentang bagaimana
Pesantren Darunnajah dan Pesantren Daarul Qur‟an menghadapi
permasalahan dan hambatan seperti yang dijelaskan sebelumnya,
29
Siti Nur Azizah, “Pengelolaan Unit Usaha Pesantren Berbasis
Ekoproteksi”, hal. 108-109 30
Siti Nur Azizah, “Pengelolaan Unit Usaha Pesantren Berbasis
Ekoproteksi”, hal. 108-109
10
khususnya mengenai manajemen wakaf dan strategi nazhir dalam
memajukan wakaf pesantren. Supaya pesantren lain yang mulai redup,
bisa tetap menjaga eksistensinya dengan berkaca pada kedua
pesantren tersebut dalam mengadapi tantangan wakaf masa kini.
Berdasarkan penelitian tersebut, Penulis ingin meneliti, apakah
pesantren butuh manajemen yang kuat, juga usaha apa saja yang
dilakukan Pondok Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an dalam
rangka peningkatan dan perbaikan mutu pondok pesantren. Setelah
itu, Penulis mengkomparasikan antara Pondok Pesantren Darunnajah
dan Daarul Qur‟an mengenai perbedaan manajemen wakaf dan
strategi nazhir dalam memajukan wakaf pesantren.
Oleh karena itu, Penulis merasa tertarik dan perlu membahas
secara spesifik mengenai hal tersebut. Atas dasar itu, Penulis menulis
Tesis dengan judul: “Manajemen Wakaf dan Strategi Nazhir dalam
Memajukan Wakaf Pesantren (Studi Komparasi Antara Pondok
Pesantren Darunnajah dan Pesantren Daarul Qur’an)”
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis
mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Darunnajah:
1) Strategi nazhir Darunnajah dalam mengelola wakaf dan
memajukan wakaf pesantren sehingga bisa tetap bertahan
setelah meninggalnya wakif.
2) Perlu penelitian tentang bagaimana manajemen wakaf di
Pesantren Darunnajah dalam mengelola wakaf sehingga
11
mampu bertahan dari hambatan-hambatan yang sering
dialami pengelola wakaf lainnya.
3) Perlu penelitian apakah Pesantren Darunnajah bisa
dijadikan percontohan atau role model dalam manajemen
wakaf bagi pesantren lainnya.
b. Daarul Qur‟an:
1) Strategi nazhir Daarul Qur‟an dalam mengelola wakaf dan
memajukan wakaf pesantren sehingga bisa tetap bertahan
menghadapi arus modernisasi.
2) Perlu penelitian tentang bagaimana manajemen wakaf di
Pesantren Daarul Qur‟an dalam mengelola wakaf sehingga
mampu bertahan dari hambatan-hambatan yang sering
dialami pengelola wakaf lainnya.
3) Perlu penelitian apakah Pesantren Daarul Qur‟an bisa
dijadikan percontohan atau role model dalam manajemen
wakaf bagi pesantren lainnya.
c. Perlunya penelitian mengenai komparasi antara Pesantren
Darunnajah dengan Daarul Qur‟an dalam manajemen wakaf
dan strategi nazhir dalam memajukan wakaf pesantren.
2. Pembatasan Masalah
Pada latar belakang masalah disebutkan terdapat
beberapa pesantren di Indonesia yang mengalami permasalahan
dalam memanaj wakaf dan perlunya ide-ide mengenai strategi
nazhir dalam memajukan wakaf pesantren. Oleh karena itu,
Penulis hanya membatasi pembahasan Tesis ini pada poin a
12
nomor 1 dan 2, poin b nomor 1 dan 2, poin c dari identifikasi
masalah yang disebutkan:
a. Manajemen wakaf Pesantren Darunnajah dan Pesantren
Daarul Qur‟an.
b. Strategi nazhir dalam memajukan wakaf Pesantren
Darunnajah dan Pesantren Daarul Qur‟an.
c. Komparasi antara Pondok Pesantren Darunnajah dan Daarul
Qur‟an dalam manajemen wakaf dan strategi nazhir dalam
memajukan wakaf pesantren.
3. Perumusan Masalah
a. Bagaimana manajemen pengelolaan wakaf di Pesantren
Darunnajah dan Pesantren Daarul Qur‟an?
b. Bagaimana strategi nazhir Pesantren Darunnajah dan
Pesantren Daarul Qur‟an dalam memajukan wakaf pesantren?
c. Bagaimana komparasi antara Pondok Pesantren Darunnajah
dan Daarul Qur‟an dalam manajemen wakaf dan strategi
nazhir dalam memajukan wakaf pesantren?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui atau menjelaskan tentang manajemen
wakaf Pesantren Darunnajah dan Pesantren Daarul Qur‟an.
b. Untuk mengetahui atau menjelaskan tentang strategi nazhir
Pesantren Darunnajah dan Pesantren Daarul Qur‟an dalam
memajukan wakaf pesantren.
13
c. Untuk mengetahui atau menjelaskan mengenai komparasi
antara Pondok Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an dalam
manajemen wakaf dan strategi nazhir dalam memajukan wakaf
pesantren.
2. Manfaat Penelitian
a. Teoritis: Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang pengelolaan
wakaf di lingkungan pesantren.
b. Praktis: Menjadi sumber rujukan bagi para praktisi pada
manajemen wakaf di lingkungan pesantren khususnya dan bagi
masyarakat pada umumnya.
c. Signifikansi/Urgensi: Tersebarnya tanah-tanah wakaf yang
belum mempunyai sertifikat wakaf, kurangnya peran nazhir
dalam mengelola wakaf, tersebarnya pesantren-pesantren yang
redup setelah wakifnya meninggal dunia.
D. Kajian Pustaka
Penelitian yang berkaitan dengan wakaf sudah banyak
dilakukan oleh para ahli. Dari penelusuran pustaka tesis maupun
jurnal yang relevan terhadap penelitian ini penulis menemukan
beberapa, diantaranya sebagai berikut :
1. Buku
Pertama, Habibi Zaman Riawan Ahmad dalam bukunya
yang berjudul, “Membangun Ekonomi Pesantren” (2012). Dalam
tulisannya membahas tentang analisis modal sosial pada Pondok
Pesantren Wali Songo Ngabar. Pondok pesantren selain sebagai
14
lembaga transformasi ilmu agama dan lembaga pendidikan, juga
berperan sebagai penggerak pembangunan dan perubahan
masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan ekonomi pesantren
menjadi penting, karena pesantren harus tetap kokoh dan tidak
kehilangan basis kontruksi sosialnya yang selalu berada di tengah
kehidupan masyarakat. Pesantren dikatakan berhasil bukan hanya
berhasil secara penguatan kelembagaan internal, tapi juga
perannya terhadap kemajuan masyarakat sekitar.31
Untuk
mengetahui seberapa kekuatan ekonomi pesantren sebenarnya
dapat dilihat dari kemampuannya memenuhi kebutuhan
operasional sehari-hari, mulai dari pemeliharaan aset yang
dimiliki, pengeluaran untuk menggaji karyawan pondok yang
bekerja, memenuhi kebutuhan santri dan guru, dan pengembangan
aset yang dimilikinya.32
Kelebihan dari tulisan ini adalah sangat bagus untuk
referensi untuk pengelola pesantren dalam membangun ekonomi
pesantren, disini dipaparkan bagaimana Pondok Pesantren Ngabar
dalam memngelola modal sosial untuk membangun ekonomi
pesantren.
Persamaan buku ini dengan Tesis yang dibahas adalah
sama-sama membahas tentang pengelolaan pesantren. Perbedaan
pembahasan buku ini dengan Tesis yang dibahas adalah, buku ini
membahas tentang membangun ekonomi pesantren dan studi
kasusnya di Pondok Pesantren Ngabar, sedangkan Tesis ini
31
Habibi Zaman Riawan Ahmad, Membangun Ekonomi Pesantren,
(Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), Cet. 1, h. 127 32
Habibi Zaman Riawan Ahmad, Membangun Ekonomi Pesantren,, h.
129
15
membahas tentang Manajemen wakaf dan strategi nazhir dan studi
kasusnya pada Pondok Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an.
Kedua, Rozalinda dalam bukunya yang berjudul,
Manajemen Wakaf Produktif” (2016). Dalam buku ini dijelaskan
bahwa prinsip manajemen wakaf menyatakan bahwa wakaf harus
tetap mengalir manfaatnya, sesuai hadis Nabi Saw, “Tahan pokok
dan sedekahkan hasilnya.” Ini berarti, pengelolaan wakaf harus
dalam bentuk produktif. Dalam perwakafan, pengelola wakaf atau
nazhir sangat membutuhkan manajemen dalam menjalankan
tugasnya. Manajemenen ini digunakan untuk mengatur kegiatan
pengelolaan wakaf, menghimpun wakaf dan menjaga hubungan
baik antara nazhir, wakif dan masyarakat. Untuk itu dibutuhkan
prinsip-prinsip manajemen. Dalam wakaf manajemen diperlukan
sebagai upaya agar kegiatan pengelolaan wakaf dapat berjalan
secara efektif dan efisien.33
Kelebihan dari buku ini adalah buku ini bisa dijadikan
pedoman bai akademisi serta praktisi di bidang wakaf untuk
mempelajari bagaimana manajemen wakaf produktif. Buku ini
selain membahasan manajemen wakaf, juga menjelaskan
perkembangan wakaf uang serta prospek ke depannya dalam
pengelolaannya.
Persamaan buku ini dengan Tesis yang dibahas adalah
sama-sama membahas tentang manajemen wakaf. Perbedaan
keduanya adalah buku ini membahas manajemen waka produktif
secara umum, sedangkan Tesis ini membahas manajemen wakaf
33
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, (Jakarta: Rajawali Pers,
2016), Cet. 2, h. 71-73
16
dan strategi nazhir di Pondok Pesantren Darunnajah dan Daarul
Qur‟an.
2. Tesis
Pertama, Dewi Angraeni dalam Tesisnya yang berjudul,
“Pengelolaan Wakaf Produktif pada Yayasan Wakaf Universitas
Muslim Indonesia (UMI) Makassar” (2016). Dalam Tesis ini
dijelaskan bahwa pengelolaan wakaf produktif pada Yayasan
Wakaf Universitas Muslim Indonesia (YWUMI) Makassar
berpedoman berdasarkan konsep manajemen Islam. Hukum-
hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan di semua level
organisasi dan level manajemen dalam lingkungan YWUMI harus
bertolak dari lima prinsip dasar, yaitu (a) Amanah, (b) Fathonah,
(c) Tabligh, (d) Shiddiq, dan (e) Himayah. YWUMI mengelola
aset wakafnya melalui tiga pilar utama, yaitu pilar pendidikan,
usaha, dan kesehatan. Namun yang paling berperan dalam
pengelolaan wakaf produktif diantara tiga pilar tersebut adalah
pilar pendidikan. Hal ini dapat dipahami bahwa dalam mengelola
aset wakaf pilar pendidikan YWUMI melakukan subsidi silang
melalui iuran pendidikan yang dialokasikan untuk membiayai
sarana pendidikan yang berkualitas seiring dengan kebutuhan
dunia pendidikan saat ini. Disamping itu YWUMI juga
menyediakan layanan beasiswa bagi mahasiswa binaan yang
kurang mampu secara ekonomi tapi mampu secara akademik.34
34
Dewi Angraeni, “Pengelolaan Wakaf Produktif pada Yayasan Wakaf
Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makasar,” Tesis, UIN Alaudin Makasar,
2016, h. 128
17
Kelebihan dari Tesis tersebut adalah kelengkapan data
penelitian yang dikumpulkan oleh Penulis. Juga hasil penelitian
yang dipaparkan pada kesimpulan Tesis mampu menjawab dan
sesuai dengan pertanyaan yang ada pada perumusan masalah.
Persamaan Tesis ini dengan Tesis yang dibahas adalah
keduanya sama-sama membahas tentang pengelolaan wakaf.
Perbedaan keduanya adalah Tesis ini membahas pengelolaan
wakaf produktif di Yayasan Wakaf UMI Makasar, sedangkan
Tesis ini membahas manajemen pengelolaan wakaf di Pondok
Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an.
Kedua, Kurniawati Meylianingrum dalam Tesisnya yang
berjudul, “Preferensi Wakif dalam Memilih Wakaf Uang di Badan
Wakaf Indonesia Wilayah Kota Yogyakarta” (2017). Dalam Tesis
ini dijelaskan bahwa faktor- faktor yang berpengaruh terhadap
preferensi wakif dalam memilih wakaf uang adalah faktor
religiusitas, faktor kepercayaan yang ditimbulkan oleh nazhir
wakaf, faktor pelayanan yang diberikan oleh nadzir badan wakaf
terhadap masyarakat, serta faktor promosi yang dilakukan oleh
nadzir badan wakaf, baik promosi melalui media informasi, media
cetak, maupun secara langsung di lingkungan masyarakat. Sistem
pengelolaan wakaf uang di Badan Wakaf Indonesia Wilayah Kota
Yogyakarta tidak secara langsung menghimpun dana ataupun
mengelola dana wakaf uang tersebut. Akan tetapi, penghimpunan
dan penyaluran serta pengelolaan dana wakaf uang ini diserahkan
kepada nazhir-nazhir yang sudah diperbolehkan oleh Badan wakaf
untuk pengelolaan dana wakaf uang. Di wilayah Kota Yogyakarta
ada lima nazhir yang sudah melakukan tugasnya untuk
18
menghimpun, mengelola serta menyalurkan dana wakaf ini untuk
masyarakat.35
Kelebihan dari Tesis ini adalah kesimpulan penelitian
mampu menjawab pertanyaan yang ada pada perumusan masalah.
Kekurangannya Peneliti hanya mampu mewawancarai 2 nazhir
dari 5 nazhir yang seharusnya diwawancarai demi kelengkapan
data penulisan Tesis.
Persamaan Tesis ini dengan Tesis yang dibahas adalah
sama-sama membahas tentang wakaf. Perbedaan keduanya adalah
Tesis ini membahas tentang Preferensi Wakif dalam Memilih
Wakaf Uang di Badan Wakaf Indonesia Wilayah Kota
Yogyakarta, sedangkan Tesis ini membahas manajemen wakaf
dan strategi nazhir di Pondok Pesantren Darunnajah dan Daarul
Qur‟an.
3. Jurnal
Pertama, Miftahul Huda dalam Jurnal Penelitian
Keislaman Volume VI, Nomor 2, Juni 2010 yang berjudul,
“Fundraising Wakaf Pesantren Tebuireng Jombang dan Gontor
Ponorogo.”36
Dalam tulisannya dijelaskan tentang ikhtiar nazhir
pondok pesantren dalam mengelola wakaf produktif. Dalam
makalah ini dijelaskan, meski Pesantren Tebuireng bahwa wakaf
dikelola secara tradisional, meskipun proses pendidikan pesantren
mulai mengalami perubahan akibat tuntutan perkembangan
35
Kurniawati Meylianingrum, “Preferensi Wakif dalam Memilih Wakaf
Uang di badan Wakaf Indonesia Wilayah Kota Yogyakarta,” Tesis, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2017, h. 101-102 36
Miftahul Huda, “Fundraising Wakaf Pesantren Tebuireng Jombang
dan Gontor Ponorogo.”, hal. 421
19
modern. Namun, nazhir Pesantren Tebuireng masih berproses
menjalankan manajemen modern, karena kurangnya SDM dan
nazhir yang ada bersifat pasif. Sedangkan Pesantren Gontor dalam
fundraising wakaf sudah lebih maju semenjak diserahkan tanah
wakaf dan diikrarkan.
Kesimpulannya adalah kelebihan dari tulisan ini adalah
menggambarkan cara fundraising wakaf pesantren yang bisa
dipelajari oleh para praktisi wakaf. Namun dalam tulisan ini
Penulis tidak memberikan solusi yang banyak pada permasalahan
Pesantren Tebuireng.
Terdapat persamaan antara tulisan di atas dengan Tesis ini,
yaitu keduanya sama-sama membahas tentang mengenai wakaf
pesantren. Sedangkan perbedaannya, tulisan ini membahas cara-
cara fundraising wakaf pesantren di Pesantren Tebuireng dan
Gontor, sedang dalam Tesis ini membahas tentang manajemen
wakaf Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an.
Kedua, Muhammad Qodri, dalam Media Akademika, Vol.
XXV, Nomor III, Juli 2010 yang berjudul “Dinamika Pesantren:
Studi Tentang Pengelolaan Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota
Jambi”.37
Dalam tulisannya dielaskan bahwa dinamika Pondok
Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi mengalami pasang surut karena
situasi zaman yang dilalui sangat beragam dan berbeda. Upaya
yang telah ditempuh oleh pihak pengelola dalam mengembangkan
Pondok Pesantren Al Jauharen yaitu mengadakan pengajian rutin,
37
Muhammad Qodri, “Dinamika Pesantren: Studi Tentang Pengelolaan
Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi”, dalam Media Akademika, Vol.
XXV, Nomor III, Juli 2010
20
membuka program tahfiz Al-Qur‟an, dan mengadakan kegiatan
yang sifatnya memanfaatkan potensi yang dimiliki santri.
Hasil kesimpulannya adalah tulisan ini hanya menjelaskan
penyebab kemunduran Pesantren Al-Jauharen, dan upaya
pengembangan yang dijelaskan kurang memadai untuk
mengembangkan pesantren lebih maju dan bisa mempertahankan
eksistensinya.
Persamaan tulisan ini dengan Tesis yang akan dibahas
adalah sama-sama membahas mengenai manajemen pesantren.
Sedangkan perbedaannya adalah tulisan ini membahas lebih
kepada kepada manajemen pendidikan di Pesantren Al-Jauharen
Jambi dan tidak dijelaskan apakah pesantren tersebut berasal dari
tanah wakaf atau bukan, sedangkan Tesis ini membahas lebih
kepada manajemen wakaf Pesantren Darunnajah dan Daarul
Qur‟an.
Ketiga, Indah Piliyanti, dalam Jurnal Ekonomica, Vol. II,
Nomor II, November 2010 yang berjudul “Transformasi Tradisi
Filantropi Islam: Studi Model Pendayagunaan Zakat, Infaq,
Sadaqah Wakaf di Indonesia”.38
Dalam tulisannya dijelaskan
mengenai transformasi filantropi Islam yang terdiri dari zakat,
infaq, sadaqah serta wakaf masih bersifat konsumtif tradisional
menjadi lebih terarah dengan mengadopsi unsur-unsur manajemen
lembaga modern setelah pemerintah mengeluarkan Undang-
undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. Penyebabnya adalah
jika dana ZIS habis didistribusikan bagi mustahik, maka
38
Indah Piliyanti, “Transformasi Tradisi Filantropi Islam: Studi Model
Pendayagunaan Zakat, Infaq, Sadaqah Wakaf di Indonesia”, dalam Jurnal
Ekonomica, Vol. II, Nomor II, November 2010
21
pendayagunaaan wakaf masih sebatas pada pengelolaan barang
tidak bergerak (tanah) sehingga pemanfaatannya masih tradisional.
Kelebihan dari tulisan ini adalah banyak pengetahuan
mengenai perjalanan mengenai perubahan model zakat dan wakaf.
Kesimpulan dari makalah ini lebih banyak membahas mengenai
zakat daripada wakaf, sehingga untuk mengambil informasi wakaf
pada tulisan ini tidak disarankan.
Persamaan tulisan di atas adalah membahas masalah
wakaf. Sedangkan perbedaan adalah tulisan ini membahas tentang
sejarah filantropi Islam; zakat, wakaf, infak dan sadaqah,
sedangkan dalam Tesis ini membahas tentang manajemen wakaf
di Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an.
Keempat, Yuli Yasin Thayyeb, dalam Jurnal Al-Awqaf,
Vol. V, Nomor II, Juli 2012 yang berjudul “Pengelolaan Wakaf di
Mesir”.39
Dalam tulisannya menjelaskan bahwa Mesir berhasil
membuktikan bahwa wakaf adalah sumber keseahteraan bagi
masyarakat. Pemerintah Mesir sangat peduli dengan
pengembangan wakaf, karena menganggap wakaf adalah shadaqah
jariyah yang pahalanya berkesinambungan.
Kesimpulannya adalah tulisan ini sangat bermanfaat,
karena di dalamnya lengkap dengan pengetahuan wakaf di Mesir,
dan bagaimana pemerintah Mesir sangat peduli pada wakaf.
Dalam tulisan ini pun dijelaskan hasil kesimpulan pengelolaan
Badan Wakaf Mesir yang menjadi pengetahuan baru untuk para
praktisi wakaf.
39
Yuli Yasin Thayyeb, “Pengelolaan Wakaf di Mesir”, dalam Jurnal
Al-Awqaf, Vol. V, No. 2, Juli 2012, Hal. 3
22
Persamaan keduanya adalah membahas seputar
pengelolaan wakaf. Sedangkan perbedaannya adalah tulisan ini
membahas pengelolaan wakaf di Mesir, sedang Tesis ini
membahas manajemen wakaf pondok pesantren di Pesantren
Darunnajah dan Daarul Qur‟an.
Kelima, Zainal Arifin dalam Jurnal Syariah dan Hukum
dengan judul Revitalisasi Manajemen Wakaf sebagai Penggerak
Ekonomi Masyarakat membahas bahwa optimalisasi
pengelolaanwakaf, posisi nazhir sangat signifikan karena terkait
langsung keberhasilan pengelolaan wakaf. Oleh karena itu,
profesonalisme seorang nadzir merupakan kebutuhan, tentu
disamping adanya sosialisasi secara menyeluruh untukmerubah
paradigma tentang wakaf agar tidak terikat dengan teks fikih.40
Kesimpulannya tulisan ini belum memberi suatu
pengetahuan baru dalam bidang wakaf, hanya pembahasan wakaf
yang sudah diulang-ulang oleh tulisan-tulisan sebelumnya.
Kesimpulan dari tulisan ini pun tidak bisa memunculkan sesuatu
yang baru.
Perbedaan tulisan ini dengan Tesis yang akan dibahas
bahwa tulisan ini membahas tentang optimalisasi manajemen
wakaf secara umum, sedangkan Tesis ini membahas tentang upaya
manajemen wakaf di Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an.
Persamaan keduanya adalah sama-sama membahas tentang
manajemen wakaf.
40
Zainal Arifin Munir, “Revitalisasi Manajemen Wakaf sebagai
Penggerak Ekonomi Masyarakat”, dalam Jurnal Syariah dan Hukum, Vol. 5,
No. 2, Desember 2013, hal. 171
23
Keenam, Siti Nur Azizah, dalam Jurnal EKBISI, Vol IX,
Nomor 1, Desember 2014 yang berjudul “Pengelolaan Unit
Usaha Pesantren Berbasis Ekoproteksi”.41
Dalam tulisannya
menjelaskan bahwa keseluruhan kegiatan-kegiatan unit usaha
ekonomi berbasis ekoproteksi di pondok pesantren penting, karena
memiliki nilai-nilai kepondok pesantrenan yang kukuh, bisa
menjadi basis perubahan sosial, kondisi sosial ekonomi yang
masih dalam tahap berkembang. Dijelaskan juga bahwa ada tiga
alasan pesantren perlu manajemen yang kuat dalam bidang
ekonomi:
1. Penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam dan pondok
pesantren merupakan salah satu media yang paling dekat
dengan masyarakat, serta tumbuh dan berkembang sesuai
dengan karakteristik masyarakat Indonesia.
2. Kekuatan nilai-nilai pesantren yang berbasis Illahiah dan
insaniah menjadi kekuatan untuk menuju pada perubahan
sosial. Sebagaimana dikatakan oleh Max Weber bahwa nilai-
nilai agama yaitu Illahiah dan insaniah yang termasuk di
dalamnya, merupakan salah satu tranformasi sosial yang dapat
dipandang sebagai dasar pembentukan rasionalisasi kehidupan
yang memberi basis pada perkembangan ekonomi.42
41
Siti Nur Azizah, “Pengelolaan Unit Usaha Pesantren Berbasis
Ekoproteksi”, hal. 108-109 42
Siti Nur Azizah, “Pengelolaan Unit Usaha Pesantren Berbasis
Ekoproteksi”, hal. 108-109
24
3. Kondisi sosial ekonomi pondok pesantren masih dalam tahap
perkembangan, karena harus menghadapi banyak kendala.
Kesenjangan dan ketimpangan sumber daya.43
Oleh karena itu Penulis merasa tertarik untuk menguji
pendapat pada tulisan ini dengan penelitian yang akan diteliti oleh
Penulis, karena banyak pernyataan-pernyataan pada tulisan ini
yang menarik untuk dikaji lebih dalam.
Persamaan tulisan di atas dengan Tesis ini adalah
membahas tentang pengelolaan pesantren. Sedangkan
perbedaannya adalah tulisan ini lebih fokus kepada membahas
model pengelolaan unit usaha ekonomi di pesantren berbasis
ekoproteksi, sedang Tesis ini membahas tentang manajemen
pengelolaan dan pemanfaatan wakaf di Pesantren Darunnajah dan
Daarul Qur‟an.
Ketujuh, Qi Mangku Bahjatullah dalam Jurnal Inferensi,
Vol. IX, Nomor 1, Juni 2015 yang berjudul “Pengembangan
Wakaf Tunai Berbasis Umrah di Pondok Pesantren Ta‟mirul
Islam Surakarta”.44
Dalam tulisannya menjelaskan tentang
pengembangan wakaf tunai berbasis umrah dan kesesuaian syariah
wakaf uang berbasis umrah di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam
sebagai sebuah amal usaha yang mempunyai tujuan membantu
pengembangan Pondok Ta‟mirul Islam Surakarta. Wakaf uang
dengan model baru ini menggabungkan antara aka tijari dan akad
43
Siti Nur Azizah, “Pengelolaan Unit Usaha Pesantren Berbasis
Ekoproteksi”, hal. 108-109 44
Qi Mangku Bahjatullah, “Pengembangan Wakaf Tunai Berbasis
Umrah di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta”, dalam JurnalInferensi,
Vol. IX, Nomor 1, Juni 2015
25
tabarru‟, karena setelah jamaah umroh membayar biaya umroh,
maka sisanya yang akan menjadi nilai wakaf dan hasil wakaf ini
yang akan disalurkan kepada mauquf „alaih.
Kesimpulannya tulisan ini sangat lengkap dari mulai
dijelaskan proses model wakaf uang dengan berbasis umrah
sampai dengan analisis syariah mengenai transaksi tersebut. Dari
tulisan ini bisa menjadi ilmu baru pada praktisi wakaf, tetapi
model wakaf uang ini harus dikelola oleh SDM yang mempunyai
pengetahuan tentang umroh dan wakaf.
Persamaan tulisan di atas dan Tesis ini adalah pembahasan
tentang pengelolaan wakaf di pondok pesantren. Sedangkan
perbedaannya adalah tulisan di atas membahas tentang
pengelolaan wakaf berbasis umroh di Pesantren Taʻmirul Islam,
sedangkan dalam Tesis ini membahas tentang manajemen wakaf
di Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an.
Kedelapan, Nurul Huda dkk dalam Jurnal Ekuitas (2016)
yang berjudul Manajemen Pengelolaan Wakaf di Indonesia Timur
membahas tentang prioritas masalah wakaf di Indonesia Timur
terdapat pada aspek nazhir, yaitu terkait rendahnya kompetensi
nazhir dalam pengelolaan wakaf. 45
Pelatihan intensif bagi nazhir
dan sertifikasi nazhir di Indonesia Timur merupakan prioritas
solusi bagi nazhir. Prioritas masalah kedua ada pada regulator,
yaitu minimnya biaya APBN untuk sertifikasi wakaf, dengan
prioritas solusinya adalah penambahan alokasi APBN. Prioritas
masalah wakaf ketiga ada pada aspek wakif yaitu rendahnya
45
Nurul Huda dkk, “Manajemen Pengelolaan Wakaf di Indonesia
Timur”, dalam Jurnal Ekuitas, Vol. 20, No. 1, Maret 2016, hal. 1
26
pemahaman wakif, maka prioritas solusi menurut model AHP
Indonesia timur adalah sosialisasi wakaf melalui media.46
Kesimpulannya tulisan ini lengkap permasalahan dengan
solusinya yang bisa diambil, namun tahapan bagaimana
merealisasikan solusi tersebut tidak dijelaskan pada tulisan ini.
Seharusnya pada bagian solusi yang menjadi prioritas, dijelaskan
bagaimana cara merealisasikannya.
Perbedaan tulisan ini dengan Tesis yang dibahas adalah
tulisan ini lebih fokus kepada pengelolaan wakaf di Indonesia
Timur, sedangkan Tesis ini membahas tentang manajemen dan
pemanfaatan wakaf di Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an.
Persamaan keduanya adalah sama-sama membahas pengelolaan
wakaf.
Kesembilan, Hasan Bastomi dalam Jurnal MD (2016)
Membangun Profesionalisme Keilmuan dengan judul Dakwah
Melalui Gerakan Bersedekah: Tinjauan Implementasi Program
Pada PPPA Daarul Qur‟an membahas tentang bahwa Daarul
Qur‟an dan Wisata Hati yang dipimpin oleh Yusuf Mansur
merupakan sarana untuk membuat kelompok yang gemar
bersedekah dan memfasilitasi masyarakat untuk bersedekah. PPPA
Daarul Qur‟an menggulirkan program-program inovatif sebagai
media dalam memasyarakatkan sedekah agar manfaat sedekah
semakin menyetuh dan dapat dirasakan untuk masyarakat luas.
Program tersebut diimplementasikan untuk menyediakan fasilitas
46
Nurul Huda dkk, “Manajemen Pengelolaan Wakaf di Indonesia
Timur”, dalam Jurnal Ekuitas, Vol. 20, No. 1, Maret 2016, hal. 1
27
umum seperti; pendidikan, kesehatan, ibadah dan lain-lain yang
bermanfaat untuk masyarakat melalui dana wakaf uang.47
Kesimpulannya dari tulisan ini masyarakat bisa mengenal
profil Pesantren Daarul Qur‟an lebih dalam. namun dari tulisan ini
Penulis tidak menemukan sesuatu yang baru seperti proses
pengelolaan zakat dan wakaf uang di Pesantren Daarul Qur‟an.
Perbedaan tulisan ini dengan Tesis yang diteliti adalah
tulisan ini lebih kepada dakwah bersedekah sebagai implementasi
program Darul Qura‟n, sedangkan Tesis ini membahas tentang
manajemen dan pemanfaatan wakaf pada Pesantren Darunnajah
dan Daarul Qur‟an. Adapun tulisan ini membahas tentang wakaf
uang, namun tidak secara detail. Persamaanya adalah keduanya
membahat tentang Pesantren Darul Qu‟ran.
Dari penelitian yang disebutkan, Penulis menyimpulkan
bahwa penelitian-penelitian sebelumnya membahas mengenai
wakaf secara umum, namun untuk penelitian mengenai
“Manajemen Wakaf dan Strategi Nazhir dalam Memajukan
Wakaf Pesantren (Studi Komparasi Antara Pondok Pesantren
Darunnajah dan Pesantren Daarul Qur’an)” belum diteliti
secara khusus.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh Penulis dalam
penelitian Tesis ini adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
47
Hasan Bastomi, Dakwah Melalui Gerakan Bersedekah: Tinjauan
Implementasi Program Pada PPPA Daarul Qur‟an, dalam jurnal MD Membangun
Profesionalisme Keilmuan, Juli-Desember 2016, hal. 32
28
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif,
dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi.48
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan Tesis ini, Penulis membagi pembahasan
materi dalam bagian-bagian atau bab-bab dan sub-sub bab dengan
menguraikan pembahasan setiap bab.
Adapun secara garis besar isi dari setiap bab adalah sebagai
berikut:
BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang berisi latar
belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah,
pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian,
kajian pustaka.
BAB II : Merupakan Kerangka Teori Wakaf, berisi teori
wakaf dalam hukum positif, teori wakaf dalam hukum Islam, teori
nazhir, teori manajemen, teori pesantren.
BAB III : Merupakan Metodologi penelitian, berisi gambaran
umum metode penelitian yang digunakan dalam Tesis ini.
BAB IV : Merupakan Gambaran umum wakaf di Pondok
Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an berisi sejarah pesantren,
profil pesantren.
BAB V : Merupakan Analisis data, berisi tentang pembahasan
inti Tesis mengenai manajemen wakaf dan strategi nazhir serta
48
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, h. 9
29
komparasinya antara Pondok Pesantren Darunnajah dan Daarul
Qur‟an.
BAB VI : Merupakan Penutup dari Tesis ini berisi mengenai
kesimpulan dari penelitian dan saran.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian mengenai dua tempat lokasi penelitian yang
diteliti oleh Penulis:
1. Manajemen wakaf Pesantren Darunnajah adalah sebagai
berikut:
a. Fokus kepada pelanggan dalam pengelolaan wakaf: kepada
pelanggan eksternal (wakif dan mauqȗf ‘alaih), pelanggan
internal (nazhir, pengelola wakaf, pengurus yayasan)
b. Perbaikan proses pengelolaan wakaf: pembentukan Dewan
Nazhir Darunnajah, penguatan SDM berdasarkan keputusan
yang dibuat Dewan Nazhir, pemeliharaan aset wakaf dengan
menerbitkan sertifikat wakaf dan mempertahankan tanah
wakaf dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
c. Keterlibatan total dalam pengelolaan wakaf: pimpinan
pesantren, Dewan Nazhir, pengelola unit usaha, pengurus
yayasan, karyawan semua terlibat dalam pengelolaan wakaf.
Adapun manajemen wakaf Pesantren Daarul Qur’an adalah
sebagai berikut:
a. Fokus kepada pelanggan dalam pengelolaan wakaf: pelanggan
eksternal (donatur, penerima manfaat, mitra kerja lembaga),
pelanggan internal (nazhir). Bentuk pelayanan Darunnajah
kepada pelanggan eksternal seperti menjalankan wasiat wakif,
memberikan fasilitas lengkap kepada santri. Sedangkan
216
pelayanan kepada pelanggan internal: fasilitas kantor, upah,
makan siang, perumahan
b. Perbaikan proses pengelolaan wakaf: perbaikan program
funding wakaf dengan membuat program wakaf membangun
pesantren dan wakaf produktif, penguatan SDM dengan
mengikut pembinaan dan seminar nazhir, pemeliharaan aset
wakaf dengan menerbitkan sertifikat wakaf kepada setiap
donatur yang berwakaf.
c. Keterlibatan total dalam pengelolaan wakaf: pimpinan
pesantren, nazhir, pengurus yayasan, karyawan, semua terlibat
total dalam pengelolaan wakaf.
2. Strategi nazhir Darunnajah dalam memajukan wakaf pesantren:
a. Membangun Pondok Pesantren Darunnajah Cabang;
b. Penambahan aset wakaf Darunnajah;
c. Memproduktifkan tanah kering dan basah;
d. Menerapkan sistem kaderisasi;
e. Mendirikan Koperasi Pesantren Darunnajah;
f. Membangun unit usaha dikelola oleh Koperasi Pesantren
Darunnajah;
g. Membuat Darunnajah Smart System.
Adapun Strategi nazhir Pesantren Daarul Qur’an dalam
memajukan wakaf pesantren:
a. Melakukan pembelian tanah wakaf untuk perluasan wakaf;
b. Membuat subsidi silang untuk dana pembangunan;
217
c. Membuat program baru untu funding dana pembangunan
wakaf;
d. Promosi program wakaf melalui internet;
e. Menghimpun dana sedekah untuk pembangunan pesantren;
f. Melatih kemandirian dan keterampilan santri dengan
membangun pertanian dan peternakan;
g. Membuat unit usaha.
3. Komparasi Strategi Nazhir dan Manajemen Wakaf Antara
Pesantren Darunnajah dan Pesantren Daarul Qur’an
Kesimpulannya bahwa Pesantren Darunnajah
mempunyai kelebihan dalam strategi nazhir dan manajemen wakaf
dibandingkan dengan Pesantren Daarul Qur’an berdasarkan
beberapa hal:
a. Pengetahuan dan pengalaman nazhir di Darunnajah lebih
berpengalaman mengelola wakaf dari nazhir Daarul Qur’an,
b. konsep pengelolaan wakaf di Darunnajah lebih matang dari
Daarul Qur’an,
c. Unit usaha Darunnajah yang jauh lebih berkembang, karena
Pesantren Darunnajah lebih awal didirikan dan melakukan
pembenahan pada setiap tahunnya.
218
No Pembahasan Darunnajah Daarul Qur’an
1 Kualifikasi
nazhir
a. Legalitas: sah
secara agama
dan Negara
dibuktikan
dengan piagam
wakaf 1 dan 2
dengan
disaksikan oleh
Kementerian
Agama.
b. Pengetahuan
nazhir: dewan
nazhir
Darunnajah
sangat
menguasai
dalam bidang
wakaf.
c. Nazhir
professional:
nazhir
Darunnajah
memiliki 6
karakteristik
nazhir wakaf
professional.
a. Legalitas: sah
secara agama
dan Negara
dibuktikan
dengan
sertifikat
wakaf dari
BWI.
b. Pengetahuan
nazhir: nazhir
Daarul
Qur’an
belum
menguasai
sepenuhnya
dalam bidang
wakaf,
karena baru
dibentuk
pada bulan
April 2018.
c. Nazhir
professional:
nazhir Daarul
Qur’an masih
kurang dalam
keahlian
konseptual
dan
pengambilan
keputusan.
2 Strategi nazhir
dalam
mengelola
wakaf
1) Pembangunan
pesantren.
2) Memproduktifka
n tanah kering
dan tanah basah.
3) Membangun
Koperasi
Pesantren
1) Penambahan
aset wakaf.
2) Menerapkan
subsidi silang
bagi
pembangunan
dan santri.
3) Fokus funding
219
Darunnajah.
4) Menerapkan
sistem kaderisasi
5) Membuat
Darunnajah
Smart System.
6) Membangun
Unit Usaha.
wakaf dengan
program
wakaf dan
sedekah
4) Promosi
Program
Wakaf
melalui
internet.
5) Membangun
unit usaha.
6) Membangun
peternakan
dan pertanian.
3 Fokus kepada
pelanggan
dalam
pengelolaan
wakaf
a. Pelayanan
Darunnajah
kepada
pelanggan
eksternal:
menjalankan
wasiat wakif,
memberikan
fasilitas lengkap
kepada santri.
b. Pelayanan
kepada
pelanggan
internal:
fasilitas kantor,
upah, makan
siang,
perumahan.
a. Pelayanan
Daarul
Qur’an
kepada
pelanggan
eksternal:
menerima
setiap aset
wakaf yang
diberikan
wakif,
edukasi
tentang
wakaf kepada
wakif,
pelayanan
jemput
wakaf,
fasilitas
lengkap
kepada santri
b. Pelayanan
kepada
pelanggan
internal:
fasilitas
220
kantor, upah,
bebas
berkarya,
tidak ada
tekanan dari
atasan.
4 Perbaikan
proses dalam
pengelolaan
wakaf
a. Pembentukan
Dewan Nazhir
Darunnajah.
b. Penguatan
SDM: dengan
adanya
keputusan
dewan nazhir
mengenai hal
tersebut.
c. Pemeliharaan
aset wakaf:
mengurus
sertifikat wakaf.
a. Perbaikan
program
funding
wakaf.
b. Penguatan
SDM:
dengan
mengikuti
pembinaan
dari BWI dan
seminar-
seminar.
c. Pemeliharaan
aset wakaf:
mengurus
sertifikat
wakaf.
5 Keterlibatan
total dalam
pengelolaan
wakaf
Semua terlibat
dalam pengelolaan
wakaf, mulai dari
pimpinan
pesantren, nazhir,
karyawan,
pengelola unit
usaha.
Semua terlibat
dalam
pengelolaan
wakaf, mulai dari
pimpinan
pesantren,
nazhir,
karyawan,
pengelola unit
usaha.
221
B. Saran-saran
1. Perlunya ditingkatkan kesadaran masyarakat dalam berwakaf,
mengikuti contoh yang dilakukan oleh KH. Abdul Manaf yang
terkenal gemar berwakaf.
2. Diharapkan Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur’an menjadi
role model dalam pengelolaan wakaf bagi seluruh pesantren,
khusunya wilayah Jakarta dan sekitarnya.
3. Perlunya strategi nazhir dan manajemen wakaf di Pesantren
Darunnajah dan Daarul Qur’an menjadi percontohan bagi
pengelolaan wakaf pesantren.
4. Diharapkan kepemimpinan KH. Abdul Manaf, KH. Mahrus
Amin dan KH. Yusuf Mansur dalam memajukan pesantren
menjadi percontohan bagi pesantren lain.
5. Perlunya peningkatan nazhir Daarul Qur’an dalam keahlian
konseptual dan keahlian dalam pengambilan keputusan seperti
Dewan Nazhir Darunnajah.
6. Diharapkan KH. Yusuf Mansur menjadi percontohan bagi
yang ingin membangun pesantren bisa melalui dakwah dan
mengajak masyarakat untuk sedekah dan wakaf.
7. Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi praktisi wakaf,
khususnya wakaf pesantren dan lembaga pendidikan lainnya.
8. Diharapkan penelitian ini menjadi referensi bagi sebagai bahan
informasi bagi peneliti selanjutnya yang memiliki minat yang
sama.
9. Diharapkan para nazhir pengelola wakaf pesantren memiliki
jiwa entrepreneur, bisnis, metode fundraising wakaf seperti
yang dimiliki nazhir Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur’an.
DAFTAR PUSTAKA
„Abidin, Muhammad „Amir bin Umar, Radd Al-Mukhtȃr „ala Durr Al-
Mukhtȃr (Ḥȃsyiyah Ibn „Abidȋn), (Riyadh: Dȃr Al-Kutȗb Al-
„Ilmiyyah, 2003)
Ahmad, Habibi Zaman Riawan Membangun Ekonomi Pesantren (Analisis
Modal Sosial Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar, (Jakarta:
Gaung Persada, 2012), Cet. 1
Amin, Mahrus, Dakwah Melalui Pondok Pesantren, (Jakarta: Grup Dana,
2008), Cet. 1
Angraeni, Dewi, “Pengelolaan Wakaf Produktif pada Yayasan Wakaf
Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makasar,” Tesis, UIN
Alaudin Makasar, 2016
Anistianah, Ita, “Peran Wakaf dalam Membentuk Civil Society: Studi
Kasus Pesantren Al-Amin Prenduan Sumenep Madura”, dalam
Jurnal Al-Awqaf , Vol. VI, Nomor 2, Juli 2013
Arif, Syafrudin, Wakaf Tunai Sebagai Alternatif Mekanisme Redistribusi
Keuangan Islam, dalam Jurnal Ekonomi Islam Laa Riba, Vol. IV
Al-Ashbahi, Malik bin Anas bin Malik, Al-Mudawwanah Al-Kubrȃ, Vol.
5, (tt.: Al-Awqâf As-Suʽûdiyyah, t.t.)
Al-„Asqalani, Ahmad bin „Ali bin Hajar, Fath Al-Bȃrȋ bi Syarḥ Shaḥȋḥ Al-
Bukhȃrȋ, Vol. XIII, (Kairo: Maktabah As-Shafa, 2003)
Azizah, Siti Nur, “Pengelolaan Unit Usaha Pesantren Berbasis
Ekoproteksi”, dalam Jurnal EKBISI, Vol IX, Nomor 1, Desember
2014
Azzam, Abdul Aziz Muhammad, Fiqh Muamalat Sistem Transaksi dalam
Islam, (Jakarta: Amzah, 2010)
224
Badan Wakaf Indonesia, Mencari Nazhir Professional, dalam Buletin Al-
Awqaf, Nomor 3 Tahun 2015
Bahjatullah, Qi Mangku, “Pengembangan Wakaf Tunai Berbasis Umrah
di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta”, dalam
JurnalInferensi, Vol. IX, Nomor 1, Juni 2015
Al-Bahuti, Mansur bin Yunus bin Idris, Kasyȃf Al-Qanȃʻ ʻan Matn Al-
Iqnȃʻ, Vol. IV, (Beirut: ʻAlam Al-Kutȗb, 1983)
Bastomi, Hasan, Dakwah Melalui Gerakan Bersedekah: Tinjauan
Implementasi Program Pada PPPA Daarul Qur‟an, dalam jurnal
MD Membangun Profesionalisme Keilmuan, Juli-Desember 2016
Bawani, Imam, Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam, (Surabaya: Al-
Ikhlas, 1993), Cet. 1
Darojat, Much. Hasan, Darunnajah International Relation Office (DIRO)
dan Kerjasama Luar Negeri, dalam Buletin Darunnajah, Edisi
Khusus 54 tahun Darunnajah 1961-2015
Departemen Agama, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Bandung:
Humaniora Utama Press, 1992)
Ad-Dimasyqiy, „Imaduddin Abi Al-Fida‟ Ismaʻil bin Katsir, Tafsȋr Al-
Qur‟ȃn Al-„Azhȋm, Vol. I, (Kairo: Dȃr At-Tawfiqiyyah lil At-
Turats, 2009)
Dhafier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan
Hidup Kiyai, (Jakarta: LP3ES, 2011)
Djunaidi, Ahmad, dan Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif,
(Depok: Mumtaz Publishing, 2007)
Ad-Dusuqi, Muhammad Irfah, dkk., Hȃsyiyah Ad-Dusȗqȋ ʻala As-Syarh
Al-Kabȋr, Vol. IV, (tt.p: Dȃr Al-Ihya‟ Al-Kutȗb Al-ʻArabiyyah,
t.t.)
225
Fahruroji, Tukar Guling Tanah Wakaf Menurut Fikih dan Perundang-
undangan, (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2016), Cet. 1
Fasa, Muhammad Iqbal, dkk., “Model Pengembangan Wakaf Produktif
Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo”, dalam Jurnal Al-
Awqaf, Vol. IX, No. 2, Juli 2016
Al-Hadad, Ahmad bin Abdul Aziz, Min Fiqh Al-Waqf, (Dubai: Syu‟un
Al-Islamiy wal „Amal Al-Khairy, 2014), Cet. II
Hamid, Hisyam Kamil, Al-Imtȃʻ bisyarhi Matn Abȋ Syujaʻ fȋ Al-Fiqh As-
Syafiʻi, (Kairo: Dar Al-Manar, 2011), Cet. I
Hamzah, Muhammad Zilal, Kritikal Wakaf di Indonesia, dalam Buletin
Al-Awqaf, No. 2, Tahun 2015
Al- Hanafi, Abu Suʻud Muhammad bin Muhammad bin Musthofa Al-
„Imadi Al-Afnadi, Risȃlah fȋ Jawȃz Waqf An-Nuqȗd, (Beirut: Dȃr
Ibn Hazm, 1997), Cet. I
Al-Hanbali, Muhammad bin Badruddin bin Abdul Qadir bin Muhammad
bin Balban Al-Buʻli Ad-Dimasyqi, Kȃfȋ Al-Mubtadȋ min At-
Thulȃb, (Riyadh: Maktabah Ar-Rusyd, 2004), Cet. 1
Haq, A. Faishal, Hukum Perwakafan di Indonesia, (Jakarta: Rajawali
Press, 2017), Cet. 1
Hasanah, Uswatun dan Fahruroji, “Wakaf dan Pendidikan di Pondok
Modern Darussalam Gontor”, dalam Jurnal Al-Awqaf, Vol. VI,
No. 1, Januari 2013
Havita, Gusta, dkk, Model Bank Wakaf di Indonesia dalam Potensinya
untuk Mengembangkan Wakaf Uang dan Mengatasi Kemiskinan,
Artikel Dikti
Huda, Hamim, “Modernisasi Pondok Pesantren”, Tesis, UIN Syarif
Hidayatullah, 2008
226
Huda, Miftahul, “Fundraising Wakaf Pesantren Tebuireng Jombang dan
Gontor Ponorogo.”, dalam Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. VI,
Nomor 2, Juni 2010
_____________, Arah Pembaharuan Hukum Wakaf di Indonesia, dalam
Jurnal Ulumuna, Vol. 16, No. 1, 2012
Huda, Nurul dkk, “Manajemen Pengelolaan Wakaf di Indonesia Timur”,
dalam Jurnal Ekuitas, Vol. 20, No. 1, Maret 2016
Ibnu Taymiyah, Ahmad, Majmuʻ Fatȃwȃ Syaikh Al-Islȃm Ahmad bin
Taymiyyah, Vol. 31, (Madinah: Mujammaʻ Al-Malik Fahd, 2004)
Al-Kalibuli, Abdurrahman bin Muhammad bin Sulaiman, Majmaʻ Al-
Anhur fȋ Syarḥ Multaqȃ Al-Abḥur, Vol. 2, (Beirut: Dâr Al-Kutûb
Al-„Ilmiyyah, 1998)
Kamaludin, Undang Ahmad, dan Muhammad Alfan Etika Manajemen
Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), Cet. 1
Al-Jamal, Ahmad Muhammad ’Abdul „Azhim, Daur An-Nizhȃm Al-Waqf
Al-Islȃmȋy fȋ Tanmiyah Al-Iqtishȃdiyah Al-Mu’ȃshirah, (Kairo:
Dȃr As-Salȃm, 2007), Cet. I
Kementerian Agama RI, Metode Penyuluhan Wakaf, (Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat, Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2016)
Kementerian Agama RI, Tanya Jawab Wakaf Uang, (Direktorat
Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat, 2017)
Kencana, Ulya, Hukum Wakaf Indonesia (Sejarah, Landasan Hukum dan
Perbandingan antara Hukum Barat, Adat dan Islam), (Malang:
Setara Press, 2017)
Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang Wakaf Uang, Jakarta,
11 Mei 2002
227
Keputusan Yayasan Darunnajah Nomor: 2281/YDN/XI/2011 tentang
Kader Darunnajah
Keputusan Yayasan Darunnajah Nomor: 2282/YDN/XI/2011 tentang
Kader Umat
Keputusan Yayasan Darunnajah Nomor: 223/Kep./YDN/2011 tentang
Standar Nilai tentang Kepesantrenan
Kurniawan, Ardi, “Evaluasi Pembinaan Tahfizhul Qur‟an di Pesantren
Tahfizh Daarul Qur‟an Cipondoh Kota Tangerang”, Skripsi, UIN
Syarif Hidayatullah, 2016
Mahmudi, Ichwan, Dewan Nazhir Darunnajah, dalam Buletin
Darunnajah, Edisi Khusus 54 tahun Darunnajah 1961-2015
Mahmudji, Sri, dkk., Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, (Depok:
Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005)
Manaf, Sofwan, dan Irfanul Islam, Darunnajah “Melangkah, Meluaskan
Ladang Ibadah” Sejarah Pondok Pesantren Darunnajah
Cabang”, (Jakarta: Yayasan Darunnajah, 2016)
Manaf, Sofwan, Khutbatul „Arsy Kedua (Pondok Pesantren Darunnajah
Pusat dan Cabang), (Jakarta: Darunnajah Press, 2016), Cet. 2
Manaf, Sofwan, Serba-Serbi Pondok Pesantren Darunnajah dan Cabang,
(Jakarta: Yayasan Darunnajah, 2015)
Manaf, Sofwan, dan Ihwan Mahmudi, 20 Tahun Dewan Nazir
Darunnajah: Tak Lelah Menjaga Amanah, (Jakarta: Darunnajah,
2015)
Mardalis, Ahmad, Meraih Loyalitas Pelanggan, dalam Jurnal Benefit,
Vol. IX, No. 2, Desember 2005
228
Al-Marudi, Abu Al-Hasan Ali bin Muhammad bin Habib, Al-Aḥkȃm As-
Sulthȃniyyah wa Al-Wilȃyȃt Ad-Dȋniyyah, (Kuwait: Dȃr Ibnu
Qutaybah, 1989), Cet. 1
Masyhud, M. Sulthon dan Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok
Pesantren, (Diva Pustaka: Jakarta, 2003), Cet. I
Meylianingrum, Kurniawati, “Preferensi Wakif dalam Memilih Wakaf
Uang di badan Wakaf Indonesia Wilayah Kota Yogyakarta,”
Tesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017
M. Noor, Muhammad, dkk., Potret Sengketa Wakaf di Indonesia, dalam
Majalah Peradilan Agama, Edisi 11, April 2017
Munir, Zainal Arifin, “Revitalisasi Manajemen Wakaf sebagai Penggerak
Ekonomi Masyarakat”, dalam Jurnal Syariah dan Hukum, Vol. 5,
No. 2, Desember 2013
Nasution, Mustafa Edwin, Peran Badan Wakaf Indonesia (BWI) dalam
Pengembangan Wakaf di Indonesia, dalam Jurnal Al-Awqaf , Vol.
I, Nomor 1, Desember 2008
Nawawi, Implementasi Wakaf Produktif di Indonesia Pasca Berlakunya
UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, dalam Jurnal Al-Tahrir,
Vol. 13 Nomor 2 November 2013
An-Nawawi, Muhyiddin Abu Zakaria yahya bin Syaraf, Al-Minhȃj fȋ
Syarh Shahih Muslim, (Riyadh: Bayt Al-Afkar Ad-Dawliyyah)
______________________________________________, Minhȃj At-
Thȃlibȋn wa „Umdah Al-Mutqȋn, (Beirut: Dȃr Al-Minhȃj, 2005),
Cet. 2
Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 3 Tahun 2008 tentang Tatacara
Pendaftaran dan Penggantian Nazhir Harta Benda Wakaf Tidak
Bergerak.
229
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah
Milik
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf
Peraturan Rumah Tangga Yayasan Darunnajah
Piliyanti, Indah, “Transformasi Tradisi Filantropi Islam: Studi Model
Pendayagunaan Zakat, Infaq, Sadaqah Wakaf di Indonesia”, dalam
Jurnal Ekonomica, Vol. II, Nomor II, November 2010
Profil Lembaga PPPA Daarul Qur‟an.pdf, Yayasan Daarul Qur‟an
Nusantara
Qahaf, Mundzir, Manajemen Wakaf Produktif, terj. Muhyiddin Mas Rida,
(Jakarta: Khalifa, 2005), Cet. I
Al-Qalyubi, Ahmad bin Ahmad bin Salamah, dan Syihabuddin Ahmad
Al-Barlisi, Hȃsyiyatȃ Al-Qalyȗbȋ wa ʻUmairah ʻala Syarh Jalȃl
Ad-Dȋn Al-Mahallȋ ʻala Minhȃj At-Thȃlibȋn, Vol. III, (Kairo:
Maktabah At-Tawfiqiyyah, 2012) Cet. 2
Qodri, Muhammad, “Dinamika Pesantren: Studi Tentang Pengelolaan
Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi”, dalam Media
Akademika, Vol. XXV, Nomor III, Juli 2010
Redaksi Buletin Darunnajah, Biro Keuangan dan Unit Usaha, dalam
Buletin Darunnajah, Edisi 2017
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, (Jakarta: Raja Grafindo, 2016)
Sambas, Abbas, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia: Potensi
dan Tantangan, dalam Jurnal Bimas Islam, Vol. 7 Nomor 4 Tahun
2014
Sani, Anwar, dkk., Belajar dari Ustadz Yusuf Mansur, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2014), Cet. 1
230
Santoso, Urip, Kepastian Hukum Wakaf Tanah Hak Milik, dalam Jurnal
Perspektikf, Vol. XIX, No. 2, Mei 2014
Setiono, Sri Nanang, dkk., Biografi KH. Abdul Manaf Mukhayyar,
(Jakarta: Pondok Pesantren Darunnajah, 2014), Cet. 1
Sudirman, Total Quality Managemen untuk Wakaf, (Malang: UIN-Maliki
Press, 2013), Cet. 2
Suhairi, Implementasi Fungsi-Fungsi Manajemen dalam Pengelolaan
Wakaf Produktif di Singapura, dalam jurnal Akademika, Vol. 20,
No. 1, Januari-Juni 2015
Sulistiani, Siska Lis, Pembaruan Hukum Wakaf di Indonesia, (Bandung:
PT Refika Aditama, 2017), Cet. 1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
ALFABETA, 2015), Cet. 22
As-Syafiʻi, Muhammad bin Idris, Al-Umm, Vol. 5, (Manshurah: Dȃr Al-
Wafa‟, 2001), Cet. 1
As-Syarbini, Syamsuddin Muhammad bin Al-Khatib, Al-Mughnȋ Al-
Muḥtȃj ila Maʻrifah Maʻȃnȋ Alfȃzh Al-Minhȃj, Vol. II, (Beirut:
Dâr Al-Maʽrifah, 1997), Cet. 1
As-Syirazi, Abu Ishaq, Al-Muhadzab fȋ Fiqh Al-Imȃm As-Syȃfiʻi, Vol. III,
(Damaskus: Dâr Al-Qalam, 1996), Cet. 1
As-Syum, Muhammad Qasim, Dirȃsȃt fȋ Al-Waqf Al-Islȃmȋy, (Beirut: Dar
Al-Moqtabas, 2015), Cet. I
Thayyeb, Yuli Yasin, “Pengelolaan Wakaf di Mesir”, dalam Jurnal Al-
Awqaf, Vol. V, No. 2, Juli 2012
Undang-Undang Republik Indonesia tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960
Undang-undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf
231
Wawancara dengan Anggota Nazhir Daarul Qur‟an, Zarkasyi, Ciledug, 15
Juli 2018
Wawancara dengan Ketua Kesekretariatan, Mulyadi, Ketapang, 18 Mei
2018
Wawancara dengan Sekertaris Yayasan, Sulistyo, Ulujami, 15 Juli 2018
Wawancara dengan Tim Divisi Wakaf, Ciledug, 1 Juni 2018
Wawancara dengan Wakil Ketua Nazhir Daarul Qur‟an, Qori, Ciledug, 11
Juni 2018
Yasmadi, Modernisasi Pesantren (Kritik Nurcholish Majid Terhadap
Pendidikan Islam Tradisional), (Jakarta: Ciputat Press, 2002), Cet.
1
Zainuddin, Abdul Mun’im, Dhawȃbith Al-Mȃl Al-Mauqȗf, (Damaskus:
Dar An-Nawadir, 2012), Cet. I
Zuhaily, Wahbah, Mausȗ‟ah Al-Fiqh Al-Islȃmȋy wa Al-Qadhȃyȃ Al-
Muʻȃshirah, Vol. 9, (Damaskus: Dȃr Al-Fikr, 2012), Cet. III
http://bwi.or.id/
http://darunnajah.com/
https://www.daqushop.com/
http://www.daquprinting.com/
https://www.daqutravel.com/
https://www.facebook.com/PPPADAQU/
https://www.pppa.or.id/
http://www.republika.co.id/berita/shortlink/23515
Top Related