Download - makalah.docx

Transcript

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangKomunikasi merupakan aktivitas yang paling sering terjadi dalam kehidupan kita. Sejak bangun tidur di pagi hari hingga kembali berangkat tidur di malam hari, rata-rata manusia menghabiskan sekitar 70% dari waktunya untuk berkomunikasi.Para ahli komunikasi bahkan mensinyalir bahwa berkat komunikasi manusia mampu mengembangkan kualitas kemanusiaannya. Seorang bayi dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang mampu melahirkan ide-ide baru berkat proses komunikasi yang berlangsung secara terus-menerus dengan orang-orang di sekitarnya. Sebaliknya, terasa sulit dibayangkan bahwa seorang bayi yang dibesarkan dalam lingkungan yang sepi dan bisu menjadi manusia dewasa yang normal.Komunikasi adalah usaha menyalurkan pesan atau pengertian. Komunikasi dikatakan sempurna apabila penerima (receiver) dapat menangkap pesan atau pengertian sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pengirim (sender). Namun perlu dicatat bahwa komunikasi tidak boleh dirancukan dengan kesepakatan-kesepakatan. Dalam komunikasi seorang penerima pesan dapat saja menolak atau tidak sependapat dengan isi pesan yang diterimanya. Jadi yang dipentingkan dalam komunikasi adalah penyampaian dan pemahaman isi pesan yang disalurkan.Dari pengertian di atas, komunikasi tidaklah semata-mata menyangkut seorang pembicara atau pendengar. Komunikasi memiliki kompleksitas yang dapat ditelusuri berdasarkan jenis-jenisnya, yakni : verbal - nonverbal, lisan - tertulis, resmi - takresmi, sadar - taksadar, manusiawi - mesin.Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan beberapa hal yang berhubungan dengan komunikasi yang efektif. Saat berinteraksi dengan orang lain pastinya ada tujuan yang diharapkan. Tujuan tersebut dapat dicapai bilamana komunikasi dapat berjalan dengan baik, tidak ada miskomunikasi. Ingatlah bahwa komunikasi merupakan sebuah aset penting sebagai nilai tambah kepribadian seseorang, oleh karena itu buatlah pembicaraan anda menjadi komunikasi yang efektif.B. Ruang Lingkup Bahasan Mengenal dan mengetahui komunikasi yang efektip dan hambatan-hambatannya dalam berkomunikasi. Mempelajari jenis-jenis komunikasi. Mengetahui cara komunikasi yang baik dan benar.C. Tujuan Agar pembaca dapat mengetahui tentang pentingnya komunikasi Mahasiswa mampu mempelajari dan lebih mengerti cara berkomunikasi yang baik dan benar serta mengetahui hambatan yang dapat mempengaruhi komunikasi.

BAB IIPEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI

Banyak pendapat dari berbagai pakar mengenai definisi komunikasi, namun jika diperhatikan dengan seksama dari berbagai pendapat tersebut mempunyai maksud yang hampir sama. Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G (2003) secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitucum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kataumus, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata bendacommunio, yang dalam bahasa Inggris disebutcommunion, yang mempunyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka katacommuniondibuat kata kerjacommunicareyang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman. Dengan demikian, komunikasi mempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.Evertt M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh Theodore Herbert, yang mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus. Selain definisi yang telah disebutkan di atas, pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu Wilbur Schramm memiliki pengertian yang sedikit lebih detil. Menurutnya, komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.(Suranto: 2005)Tidak seluruh definisi dikemukakan di sini, akan tetapi berdasarkan definisi yang ada di atas dapat diambil pemahaman bahwa:a.Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses penyampaian informasi.Dilihat dari sudut pandang ini, kesuksesan komunikasi tergantung kepada desain pesan atau informasi dan cara penyampaiannya. Menurut konsep ini pengirim dan penerima pesan tidak menjadi komponen yang menentukan.b.Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain.Pengirim pesan atau komunikator memiliki peran yang paling menentukan dalam keberhasilan komumikasi, sedangkan komunikan atau penerima pesan hanya sebagai objek yang pasif.c.Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. Pemahaman ini menempatkan tiga komponen yaitu pengirim, pesan, dan penerima pesan pada posisi yang seimbang.Proses ini menuntut adanya prosesencodingoleh pengirim dandecodingoleh penerima, sehingga informasi dapat bermakna.Maka Komunikasi dapat disimpulkan sebagai suatu proses, bukan sesuatu yang bersifat statis. Komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu kelompok.Pengirim pesan melakukanencode, yaitu memformulasikan pesan yang akan disampaikannya dalam bentukcodeyang sedapat mungkin dapat ditafsirkan oleh penerima pesan.Penerima pesan kemudian menafsirkan atau men-decode codeyang disampaikan oleh pengirim pesan. Berhasil tidaknya komunikasi atau tercapai tidaknya tujuan komunikasi tergantung dari ketiga komponen tersebut.Dilihat dari prosesnya, komunikasi dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan komunikasi nonoverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak gerik, gambar, lambing, mimik muka, dan sejenisnya.a. Komunikasi VerbalKomunikasi verbal dapat diartikan sebagai komunikasi yang melibatkan bahasa atau perkataan. Komunikasi verbal dapat disuarakan maupun ditulis. Dalam hal ini, kualitas suara; kecepatan; dan intonasi turut menjadi usur yang harus diperhatikan dalam komunikasi verbal. Dalam komunikasi verbal, pilihan kata yang baik adalah kunci dari keberhasilan komunikasi ini. Kata-kata membentuk realitas, sehingga mengandung kekuatan yang luar biasa.

b. Komunikasi Non VerbalKomunikasi non verbal yaitu komunikasi yang diungkapkan melalui pakaian dan setiap kategori benda lainnya, komunikasi dengan gerak sebagai sinyal, dan komunikasi dengan tindakan atau gerakan tubuh. Komunikasi non verbal memiliki peran penting dalam melengkapi efektifitas komunikasi berbal, terutama saat komunikasi dilakukan secara tatap muka. Hal-hal yang dapat diperhatikan dari komunkasi non verbal adalah ekspresi mata, kontak mata, pakaian, gaya rambut, sikap tubuh (santai, wibawa, dsb), dan masih banyak lagi.

Ketercapaian tujuan merupakan keberhasilan komunikasi.Keberhasilan komunikasi tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :a.Komunikator (Pengirim Pesan)Komunikator merupakan sumber dan pengirim pesan. Kredibilitas komunikator yang membuat komunikan percaya terhadap isi pesan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi.b.Pesan yang disampaikanPesan harus memiliki daya tarik tersendiri, sesuai dengan kebutuhan penerima pesan, adanya kesamaan pengalaman tentang pesan, dan ada peran pesan dalam memenuhi kebutuhan penerima.c.Komunikan (Penerima Pesan)Agar komunikasi berjalan lancar, komunikan harus mampu menafsirkan pesan, sadar bahwa pesan sesuai dengan kebutuhannya, dan harus ada perhatian terhadap pesan yang diterima.d.KonteksKomunikasi berlangsung dalam setting atau lingkungan tertentu. Lingkungan yang kondusif sangat mendukung keberhasilan komunikasi.e.Sistem PenyampaianSistem penyampaian berkaitan dengan metode dan media. Metode dan media yang digunakan dalam proses komunikasi harus disesuaikan dengan kondisi atau karakterisitik penerima pesan. (IGAK Wardani : 2005)

Menurut Endang Lestari G dalam bukunya yang berjudul Komunikasi yang Efektif ada dua model proses komunikasi, yaitu :a. Model linierModel ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri dari dua garis lurus, dimana proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada komunikan. Berkaitan dengan model ini ada yang dinamakan Formula Laswell. Formula ini merupakan cara untuk menggambarkan sebuah tindakan komunikasi dengan menjawab pertanyaan:who, says what, in wich channel, to whom,danwith what effect.b. Model sirkulerModel ini ditandai dengan adanya unsurfeedback. Pada model sirkuler ini proses komunikasi berlangsung dua arah. Melalui model ini dapat diketahui efektif tidaknya suatu komunikasi, karena komunikasi dikatakan efektif apabila terjadi umpan balik dari pihak penerima pesan.Dengan demikian proses komunikasi dapat berlangsung satu arah dan dua arah. Komunikasi yang dianggap efektif adalah komunikasi yang menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima pesan. Dalam proses komunikasi yang baik akan terjadi tahapan pemaknaan terhadap pesan(meaning)yang akan disampaikan oleh komunikator, kemudian komunikator melakukan prosesencoding,yaitu interpretasi atau mempersepsikan makna dari pesan tadi, dan selanjutnya dikirim kepada komunikan melaluichannelyang dipilih. Pihak komunikan menerima informasi dari pengirim dengan melakukan prosesdecoding, yaitu menginterpretasi pesan yang diterima, dan kemudianmemahaminya sesuai dengan maksud komunikator. Sinkronisasi pemahaman antara komunikan dengan komunikator akan menimbulkan respon yang disebut dengan umpan balik.

Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu : KejelasanHal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan. KetepatanKetepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan. KonteksKonteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. AlurBahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap. BudayaAspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi. (Endang Lestari G : 2003)Menurut Santoso Sastropoetro (Riyono Pratikno : 1987) berkomunkasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan, atau sering disebut denganthe communication is in tune.Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi beberapa syarat : menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak komunikan pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan.

B. Jenis-Jenis Komunikasi Komunikasi Verbal & NonverbalKeberadaan manusia sebagaihomo-simbolicummemungkinkan ia berkomunikasi dengan menggunakan pelbagai simbol. Berdasarkan simbol-simbol yang digunakan ini, para ahli membedakan komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal mengacu pada penggunaan bahasa yang dipakai dalam komunikasi atau masyarakat secara umum. Bahasa yang dimaksudkan di sini adalah simbol-simbol atau pernyataan-pernyataan, baik lisan atau tertulis, yang tersusun atas rangkaian kata-kata atau kalimat.Komunikasi nonverbal mengacu pada penggunaan simbol-simbol yang tidak dinyatakan secara eksplisit dalam kata-kata tulis ataupun lisan. Simbol-simbol ini meliputi penekanan suara, gerak isyarat (gesture), perubahan ekspresi, sentuhan, tawa, ataupun tangis. Pihak penerima pesan dalam komunikasi nonverbal ini biasanya perlu membuat tafsiran atau terjemahan ke dalam konsep verbal yang ada dalam benaknya. Seorang peneliti asing yang porternya tidak mampu berbahasa Inggris harus membuat tafsiran atas gerak-gerak tangan dan ekspresi wajah si porter.Dalam percakapan sehari-hari orang biasanya menyertakan simbol-simbol nonverbal untuk mengisi sela-sela atau keterbatasan komunikasi verbalnya. Seorang orator yang tengah memperkenalkan konsep-konsep baru perlu memberikan aksentuasi suara yang lebih kuat ketika menyebut konsep-konsep tersebut. Seorang boss perlu menggebrak meja untuk mendukung ungkapan-ungkapan kemarahannya. Komunikasi Lisan & TertulisSejak Manusia mampu merumuskan suara ke dalam simbol-simbol gambar ataupun tulis, komunikasi manusia tidak hanya berlangsung secara lisan (oral) tetapi juga secara tertulis (written). Komunikasi lisan mengacu pada pesan-pesan yang ditransmisikan seseorang kepada orang lain dengan memanfaatkan organ mulut dan telinga. Dalam pergaulan sehari-hari komunikasi lisan ini paling sering berlangsung. Bayangkan, sejak kita bangun tidur pelbagai aktivitas seperti berbicara dengan anak/isteri, mendengarkan radio, menonton TV, menerima telepon, rapat di kantor, ngobrol dengan sopir, dan sebagainya, semua ini menunjukkan betapa komunikasi lisan mendominasi kehidupan kita.Komunikasi tertulis mengacu pada penggunaan simbol-simbol gambar atau tulis. Ketika media komunikasi elektronik belun ditemukan, komunikasi tertulis merupakan cara terbaik untuk mengatasi ruang dan waktu. Dengan simbol-simbol tulis ini para raja yang kerajaannya dipisahkan gunung dan lautan tetap bisa saling berkomunikasi, sementara para pujangga dapat menuliskan gagasan-gagasannya bagi generasi-generasi berikutnya.Di jaman modern ini baik komunikasi lisan maupun tertulis digunakan secara berselang-seling saling melengkapi. Seorang dosen selain menulis buku/diktat juga memberikan penjelasan-penjelasan atas tulisannya di ruang kuliah. Seorang dokter, selain memberikan diagnosa lisan kepada pasien juga menulis resep obat-obatan yang digunakan.

Komunikasi Resmi dan Tak resmiBerdasarkan tingkat keseriusannya, komunikasi dibedakan antara yang resmi (formal) dan takresmi (informal). Komunikasi resmi biasanya menuntut keseriusan baik pengirim maupun penerima. Ini ditunjukkan dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar serta kaidah-kaidah tatabahasa yang baku. Ketika membuat laporan ke atasan tidak mungkin seorang karyawan menggunakan istilah-istilahslangatau prokem. Dalam komunikasi resmi yang dilakukan secara lisan, baik penutur maupun pendengar biasanya bahkan mendukung penampilannya dengan pakaian yang sopan.Komunikasi takresmi bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja tanpa membutuhkan suatu keseriusan. Penutur bahkan dengan bebas bisa menyelipkan humor atau istilah-istilah tertentu yang barangkali belum muncul dalam kamus. Komunikasi takresmi ini ada kalanya justru sangat bermanfaat untuk melakukan pendekatan, lobby ataupun negosiasi, sebagai usaha mengatasi keterbatasan komunikasi yang lebih resmi. Komunikasi Sadar & Tak sadarPada umumnya komunikasi dilakukan dengan maksud dan tujuan tertentu. Para pemasang iklan mengumumkan produk tertentu di media massa dengan harapan masyarakat akan mengenal dan membeli produk tersebut. Para wartawan menulis suatu berita dengan tujuan menyebar informasi atas peristiwa tertentu pada pembaca. Usaha-usaha demikian dapat dikategorikan sebagai komunikasi sadar karena pesan yang disampaiakan memang sudah disiapkan sedemikian rupa dengan tingkat kesadaran tertentu.Meski demikian ada kalanya komunikasi terjadi diluar kesadaran si pelaku. Komunikasi tak sadar ini biasanya muncul melalui gerak-gerik nonverbal. Seseorang tiba-tiba menangis atau mengeraskan suaranya ketika tengah memberi sambutan merupakan contoh untuk jenis komunikasi ini. Komunikasi taksadar juga sering muncul dalam bentuk umpatan atau plesetan. Bahaya dari komunikasi ini adalah apabila ungkapan-ungkapan yang keluar sampai menyinggung perasaan orang atau komunitas lain. Komunikasi Manusia & MesinDengan terus berkembangnya teknologi, komunikasi tidak hanya ber-langsung antara manusia dengan manusia, tetapi juga antara manusia dengan mesin atau sebaliknya antara mesin dengan manusia. Pada saat orang menggunakan komputer, ATM, robot,answering-machine, gamewatch, tamagochi, kamus elektronik, dll., komunikasi dengan mesin berlangsung secara tak terelakkan. Berbeda dengan komunikasi manusia yang umumnya diwarnai dengan citarasa atau emosi-emosi tertentu, komunikasi mesin bersifat lebih praktis, logis, dan sesuai dengan program yang tersedia.Di era globalisasi ini malah timbul kecenderungan baru di dunia untuk mengoptimalkan fungsi mesin sebagai bagian dari sistem komunikasi. Dengan hadirnya pelbagai sarana teknologis sepertifaxcimile, handphone, e-mail/internet, ruang atau posisi geografis para komunikator semakin terabaikan. Orang bahkan bisa mengendalikan perusahaan raksasa tanpa harus bertemu langsung dengan karyawan di kantor, tetapi cukup bekerja di apartement atau rumah tinggalnya. Hadirnya pola kerja semacam ini nampaknya akan menantang perumusan kembali nilai-nilai atau tradisi budaya yang telah lama dijalani umat manusia.

C. Tingkat-Tingkat KomunikasiTerlalu sering orang membayangkan komunikasi berlangsung pada dua orang. Dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya kita mengalami beberapa tingkatan komunikasi seperti tergambar dalam uraian berikut. Komunikasi IntrapersonalTingkat paling dasar dan penting dari komunikasi adalah komunikasi intrapersonal. Pada tingkat ini individu mengirim dan menerima pesan secara pribadi. Seseorang bayi yang baru dilahirkan melakukan komunikasi intrapersonal melalui tangisan sebelum ia mampu mengkamunikasikan rasa lapar, sakit, panas, atau pengalaman lainnya pada orang lain. Pada orang dewasa komunikasi intrapersonal sering berlangsung pada saat seseorang melakukan meditasi atau renungan. Seorang manajer yang harus menurunkan kebijakan baru yang menyangkut persoalan etis biasanya akan tenggelam dalam komunikasi intrapersonal. Komunikasi InterpersonalKemampuan seseorang melakukan komunikasi interpersonal akan sangat membantu komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi. Ini karena dalam komunikasi interpersonal sangat diperlukan selain pemahaman atas teman bicara juga pemahaman atas diri pribadi maupun topik yang dibicarakan. Dalam level ini komunikasi sangat berfungsi untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi individu perseorangan. Seorang atasan biasanya akan sangat menghargai masukan dari bawahannya melalui komunikasi jenis ini ketimbang protes-protes yang melibatkan gerakan massa. Sebaliknya, seorang bawahan akan merasa terhormat apabila sekali waktu atasannya mau menyempatkan diri untuk berbincang secara interpersonal. Komunikasi KelompokApabila lebih dari dua orang bertemu, maka komunikasi kelompok ber-langsung. Pada level ini komunikasi terasa lebihcomplicated,karena selain masing-masing individu harus merumuskan dan menyalurkan pikirannya sendiri. Itulah sebabnya, dalam rapat atau diskusi kelompok biasanya telah ditentukan topik atau pokok pembicaraannya sehingga setiap orang harus mengarahkan pikiran dan komunikasi pada topik tersebut. Komunikasi MassaCiri utama dari komunikasi massa ialah penyaluran pesan yang terarah pada khalayak umum tanpa memperdulikan indentitas dari pihak-pihak yang menjadi bagian dari khalayak tersebut. Oleh karena itu pada level ini komunikator tidak terlalu merisaukan apakah pesan yang disampaikan akan memperoleh loloh balik atau tidak.

Komunikasi OrganisatorisDewasa ini komunikasi organisatoris telah menjadi pusat perhatian dunia industri. Hal ini tidak saja karena di lingkungan intern setiap perusahaan sangat diperlukan adanya komunikasi yang efektif, tapi juga tuntutan masyarakat luas yang semakin kritis dan membutuhkan informasi yang jelas dan lengkap atas produk-produk yang akan dibelinya.

D. Cara membangun komunikasi yang efektif

Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan beberapa hal yang berhubungan dengan komunikasi yang efektif. Saat berinteraksi dengan orang lain pastinya ada tujuan yang diharapkan. Tujuan tersebut dapat dicapai bilamana komunikasi dapat berjalan dengan baik, tidak ada miskomunikasi. Ingatlah bahwa komunikasi merupakan sebuah aset penting sebagai nilai tambah kepribadian seseorang, oleh karena itu buatlah pembicaraan anda menjadi komunikasi yang efektif. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dipertimbangkan untuk dikembangkan.

Atur kontak mataHal yang pertama yang dilakukan seorang pembicara yang baik adalah menatap lawan bicara dan mengambil jeda untuk memulai sebuah pembicaraan. Ini merupakan salah satu cara yang membantu untuk menciptakan kesan baik pada lawan bicara.

Ekspresi wajahWajah merupakan cermin kepribadian individual. Ekspresi wajah mengungkapkan pikiran yang melintas pada diri seseorang. Misalnya : sebuah senyum mengungkapkan keramah-tamahan dan kasih sayang; mengangkat alis mata menunjukan ekspresi heran; mengernyitkan dahi menyampaikan ketakutan dan kegelisahan.

Postur tubuhSetiap gerak-gerik tubuh saat berbicara mesti dikoordinasikan dengan kekuatan yang dapat ditangkap secara visual daripada secara verbal.

Selera berbusanaBusana memiliki tugas penting dalam menimbulkan kesan. Orang yang berbusana sesuai dengan struktur tubuh mereka nampak lebih menarik.

RespectYaitu sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.

EmphatyEmpathi adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.

AudibleMakna dari audible antara lain : dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.

ClaritySelain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interprestasi atau berbagai penafasiran yang berlainan.

HumbleSikap rendah hati. Sikap membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita memiliki.Untuk mencapai sebuah komunikasi yang efektif, perlulah kita membangun sebuah komunikasi yang nyaman dan menyenangkan agar mendapatkan tujan yang diharapkan

E. Hambatan komunikasi

Di dalamkomunikasiselalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proseskomunikasi. Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkankomunikasi tidak efektifyaitu adalah (1992,p.10-11) :

1. Status effectAdanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.

2. Semantic ProblemsFaktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.

3. Perceptual distorsionPerceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.

4. Cultural DifferencesHambatan yang terjadi karena disebabkan adanyaperbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata jangan dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.

5. Physical DistractionsHambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.

6. Poor choice of communication channelsAdalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.

7. No Feed backHambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.Menurut Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan Charles Wankel sebagaimana yang dikutip oleh Herujito (2001), ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :

Mendengar. Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui. Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi.Jikaada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya. Persepsi yang berbeda.Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung. Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya. Gangguan. Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanKomunikasi adalah suatu proses, bukan sesuatu yang bersifat statis. Komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu kelompok.Pengirim pesan melakukanencode, yaitu memformulasikan pesan yang akan disampaikannya dalam bentukcodeyang sedapat mungkin dapat ditafsirkan oleh penerima pesan.Penerima pesan kemudian menafsirkan atau men-decode codeyang disampaikan oleh pengirim pesan. Berhasil tidaknya komunikasi atau tercapai tidaknya tujuan komunikasi tergantung dari ketiga komponen tersebut.Dilihat dari prosesnya, komunikasi dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan komunikasi nonoverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak gerik, gambar, lambing, mimik muka, dan sejenisnya.

B. Saran Setelah mambaca makalah ini kami mengharapkan kita sebagai calon tenaga kesehatan dapat memahami betul tentang cara berkomunikasi yang baik terutama komunikasi kepada pasien, keluarga pasien, teman sejawat, atau orang lain. Serta mengetahui hambatan yang dapat mempengaruhi komunikasi.

1