BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Sebagai negara kelautan dengan masyarakatnya yang berbhineka, negara Indonesia
memiliki unsur-unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan
keadaan geografi yang strategis dan kaya akan sumber daya alam (SDA). Sementara
kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus
disatukan dalam satu bangsa, satu negara, dan satu tanah air.
Dalam kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksi
dengan lingkungan sekitarnya (regional atau internasional). Dalam hal ini bangsa Indonesia
memerlukan prinsip-prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak terombang-ambing dalam
memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita-cita serta tujuan nasionalnya.
Salah satu pedoman bangsa Indonesia wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah
nusantara sehingga disebut WAWASAN NUSANTARA. Karena hanya dengan upanya
inilah bangsa dan negara Indonesia tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan menuju
mayarakat yang adil, makmur, dan sentosa.
Indonesia wawasan nasionalnya adalah wawasan nusantara yang disingkat
wasantara. Wasantara ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan pancasila dan
Undang-Undang Dsar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang
sarwa nusantara dan penekanannya dalam mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia
di tengah-tengah lingkungannya yang sarwa nusantara itu. Unsur-unsur dasar wasantara itu
ialah: wadah (contour atau organisasi), isi, dan tata laku. Dari wadah dan isi wasantara itu,
tampak adanya bidang-bidang usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam
bidang-bidang:
Satu kesatuan wilayah
Satu kesatuan bangsa
Satu kesatuan budaya
Satu kesatuan ekonomi
Satu kesatuan hankam
Wawasan Nusantara| Pendidikan Kewarganegaraan Page 1
Jelaslah disini bahwa wasantara adalah pengejawantahan falsafah Pancasila dan
UUD 1945 dalam wadah negara Republik Indonesia. Kelengkapan dan keutuhan
pelaksanaan wasantara akan terwujud dalam terselenggaranya ketahanan nasional
Indonesia yang senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman. Ketahanan
nasional itu akan dapat meningkat jika ada pembangunan yang meningkat, dalam "koridor"
wasantara.
1.2 Rumusan Masalah
1. Geografis & Geostrategis
2. Historis & Yuridis Formal
3. Kepentingan Nasional
Wawasan Nusantara| Pendidikan Kewarganegaraan Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Geografis & Geostrategis
2.1.1 Geografis
Indonesia merupakan Negara kelautan yang berdasarkan posisi garis lintang
dan garis bujur berada diantara 6o LU – 11o LS dan 95o BT – 141o BT. Pulau yang paling
utara adalah Pulau Weh yang dilalui 6o LU, pulau paling selatan yaitu Pulau Roti, yang
dilalui oleh garis lintang 11o LS. Selain dilalui oleh garis lintang 6o LU Pulau Weh juga
dilalui oleh garis bujur 95o BT. Adapun garis bujur 141o BT melalui batas Irian Jaya
dengan Negara Papua.
Terdapat 4 sifat dasar iklim Indonesia yang ditentukan oleh faktor-faktor letak:
1. Suhu rata-rata tahunan tinggi sebagai akibat dari letak “dekat” khatulistiwa.
2. Ada hembusan angin musim yang membawa musim hujan dan musim kemarau sebagai
akibat dari perbedaan tekanan udara di daratan dan lautan.
3. Bebas dari hembusan angin taufan karena Kepulauan Indonesia sebagian besar terletak
tidak lebih dari 10o LU / 10o LS.
4. Kadar kelembaban udara senantiasa tinggi sebagai akibat dari sifat kepulauan. Luasnya
lautan dan selat-selat serta suhu yang selalu tinggi mengakibatkan jumlah penguapan
selalu tinggi pula.
Berdasarkan paparan diatas tentunya terdapat pengaruh yang timbul akibat dari
letak astronomis tersebut, yang antara lain dapat dibagi berdasarkan:
a. Garis Lintang
Seluruh wilayah Indonesia terletak di daerah beriklim tropik(panas), hal ini
dikarenakan letak Indonesia sendiri yang terletak pada lintang rendah.
Kelembaban udara rata-rata tinggi, hal ini dikarenakan pulau-pulau di Indonesia
mudah dipengaruhi peredaran udara yang dating dari laut-laut yang
mengelilinginya, sehingga banyak menerima hujan.
Karena banyak menerima hujan hal ini menyebabkan wilayah Indonesia kaya akan
flora dan fauna.
Wawasan Nusantara| Pendidikan Kewarganegaraan Page 3
b. Garis Bujur
Merupakan Negara yang ada di bagian bumi sebelah timur.
Adanya perbedaan waktu tiap daerah, hal ini berdampak pada aktivitas penduduk.
Dimana penduduk yang berada di daerah bagian timur lebih dulu melakukan
aktivitas disbanding penduduk yang berada dibagian barat.
Secara geografis Indonesia terletak diantara dua samudera dan dua benua, yaitu
Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta Benua Asia dan Benua Australia.
Pengaruh Letak Geografis
1) Adanya iklim musim yang merupakan pengaruh dari Asia dan Australia
2) Aktivitas perdagangan, hal ini tidak terlepas dari letak Indonesia sendiri yang terletak
pada posisi silang dimana letak ini merupakan jalur lalu lintas internasional dan
menjadi tempat persinggahan kapal laut yang menempuh pelayaran antara Asia
Timur dengan Asia Selatan, Asia Barat dengan Afrika dan Eropa.
3) Sosial budaya masyarakat yang beragam, hal ini tidak terlepas dari Kepulauan
Indonesia yang letaknya berdekatan dengan Benua Asia sehingga dengan sendirinya
menerima pengaruh dari benua tersebut. Kemudian seiring perjalanan waktu Indonesia
juga menerima pengaruh daru Benua Eropa dan Amerika.
Wilayah Laut Indonesia
Batas wilayah laut Repulik Indonesia sebagaimana ditetapan dalam UU No. 4 Prp.
Tahun 1960 adalah jalur laut sampai 12 mil dari garis dasar atau yang menghubungkan
titik -titik terluar dari pulau-pulau Indonesia pada saat surut rendah.
Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah 5 juta km2 terdiri
dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2 sedangkan perairan
pedalaman atau perairan kepulauan seluas 2,8 juta km2. Ini berarti seluruh laut
di Indonesia berjumlah 3,1 juta km2 atau sekitar 62% dari seluruh wilayah Indonesia.
Dengan telah berkembangnya kini konsep Wawasan Nusantara dan telah
diterimanya Prinsip Negara Kepulauan dalam Konvensi PBB mengenai Hukum laut tahun
1982 (telah diratifikasi oleh Indonesia dengan UU No 17, 31 Desember 1985) maka wujud
Indonesia haruslah dipandang sebagai laut yang didalamnya bertebaran pulau-pulau. Bukan
lagi sekumpulan pulau-pulau yang masing-masing dikelilingi oleh laut. Laut kita haruslah
Wawasan Nusantara| Pendidikan Kewarganegaraan Page 4
dipandang sebagai unsur pemersatu yang menghubungkan dan merangkaikan pulau-pulau,
bukar unsur yang memisahkan pulau-pulau.
Pada tanggal 21 Maret 1980 Pemerintah RI telah mengumumkan berlakunya Zone
Ekonomi Eksklusif indonesia yang kemudian diperkokoh dengan UU No. 5 tahun 1983 dan
UU No. 17 tahun 1985. Dalam pengertian umum, Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah
suatu "Lingkungan Ekonomi" yang diperuntukan secara eksklusif bagi negara pantai. ZEE
itu terdapat pada jalur laut lepas selebar 200 mil
laut diukur dari garis dasar. Diperkirakan jumlah luas ZEE Indonesia adalah
sekitar 2,7 juta km2.
2.1.2 Geostrategis
Geostrategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana mencapai
tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan keinginan politik. Sebagai
contoh pertimbangan geostrategis untuk negara dan bangsa Indonesia adalah kenyataan
posisi silang Indonesia dari berbagai aspek, disamping aspek aspek geografi juga dari aspek
demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan Hankam.
Posisi silang Indonesia tersebut dapat di rinci sebagai berikut.
a. Geografi : wilayah Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan Australia; serta
antara samudra Pasifik dan samudra Hindia.
b. Demografi : penduduk Indonesia terletak di antara penduduk jarang di selatan
(Australia) dan penduduk padat di utara (RRC dan Jepang)
Wawasan Nusantara| Pendidikan Kewarganegaraan Page 5
Pulau Sipandan dan Ligitan diakui oleh Malaysia (1985) karena Malaysia berani merubah batas-batas patokan yang ada disekitar Pulau Kalimantan dan mereka membuat Undang Undang Kostitusi mengenai wilayah mereka termasuk kedua pulau kecil yang sebenarnya bagian dari wilayah Indonesia. Akan tetapi Indonesia tidak memiliki UU tentang daerah (batasan wilayah).
c. Ideologi : ideologi Indonesia (Pancasila) terletak di antara liberalisme di selatan
(Australia dan Selandia Baru) dan komunisme di utara (RRC, Vietnam dan Korea
Utara).
d. Politik : Demokrasi Pancasila terletak di antara demokrasi liberal di selatan dan
demokrasi rakyat (diktatur proletar) di utara.
e. Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak di antara ekonomi Kapitalis dan selatan Sosialis
di utara.
f. Sosial : Masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat individualisme di selatan
dan masyarakat sosialisme di utara.
g. Budaya : Budaya Indonesia terletak di antara budaya Barat di selatan dan budaya Timur
di utara.
h. Hankam : Geopolitik dan geostrategis Hankam (Pertahanan dan Keamanan)
Dengan demikian geostrategis adalah perumusan strategi nasional dengan
memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai faktor utama.
2.1.3 Geopolitik dan Geostrategi Indonesia
1. Konsep geopolitik dan geostrategi
Secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin
nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif,
sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang
bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan
pertahanan keamanan.
Wawasan Nusantara| Pendidikan Kewarganegaraan Page 6
2. Pengertian geopolitik
Geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek geografi.Geopolitik
memaparkan dasar pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan nasional untuk
mewujudkan tujuan tertentu.
a. Pandangan ajaran Frederich Ratzel.
1) Dalam hal-hal tertentu pertumbuhan negara dapat
dianalogikan dengan pertumbuhan organisme yang
memerlukan ruang lingkup, melalui proses lahir, tumbuh,
berkembang, mempertahankan hidup,menyusut dan mati.
2) Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh
kelompok politik dalam arti kekuatan. Makin luas potensi
ruang tersebut, makin besar kemungkinan kelompok
politik itu tumbuh (teori ruang, konsep ruang)
3) Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas
dari hukum alam. Hanya bangsa yang unggul saja yang dapat bertahan hidup.
4) Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar kebutuhan akan sumber
akan sumber daya alam. Apabila wilayah/ruang hidup tidak mendukung, bangsa
tersebut akan mencari pemenuhan kebutuhan akan kekayaan alam diluar
wilayahnya (ekspansi). Hal ini melegitimasikan hukum ekspansi yaitu
perkembangan atau dinamika budaya dalam bentuk gagasan kegiatan (ekonomi,
perdagangan, perindustrian/produksi) harus diimbangi oleh pemekaran wilayah;
batas-batas suatu negara pada hakikatnya bersifat sementara.
b. Pandangan Ajaran Rudolf Kjellen
Kjellen berpendapat bahwa negara adalah organisme yang harus memiliki
intelektual. Negara merupakan sistem politik yang mencakup geopolitik, ekonomi,
politik, kratopolitik, dan sosiopolitik. Kjellen melanjutkan ajaran Ratzel tentang
teori organisme. Kjellen menegaskan bahwa negara adalah suatu organisme yang
dianggap sebagai “prinsip dasar”. Esensi ajaran Kjellen adalah sebagai berikut:
1) Negara merupakan satuan biologis, suatu organisme hidup, yang memiliki
intelektual. Negara dimungkinkan untuk memperoleh ruang yang cukup luas
Wawasan Nusantara| Pendidikan Kewarganegaraan Page 7
agar kemampuan dan kekuatan rakyatnya dapat
berkembang secara bebas.
2) Negara merupakan suatu sistem politik/
pemerintahan yang meliputi bidang-bidang:
geopolitik, ekonomi politik ,demokrasi politik,
sosial politik, dan krato politik.
3) Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar. Ia harus mampu
berswasembada serta memanfaatkan kemajuan kebudayaan dan teknologi untuk
meningkatkan kekuatan nasionalnya: ke dalam, untuk mencapai persatuan dan
kesatuan yang harmonis dan ke luar, untuk memperoleh batas-batas negara yang
lebih baik.
c. Pandangan Karl Haushofer.
Pandangan demikian ini semakin jelas pada
pemikiran Karl Haushorfer yang pada masa itu
mewarnai geopolitik Nazi Jerman di bawah pimpinan
Adolf Hittler. Pemikiran Haushorfer di samping berisi
paham ekspansionisme juga mengandung ajaran
rasialisme,yang menyatakan bahwa ras Jerman adalah
ras paling unggul yang harus dapat menguasai dunia.
Pandangan semacam ini juga di dunia berkembang di
Jepang berupa ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh
semangat militerisme dan fasisme.
Pandangan Karl Haushofer berkembang di Jerman ketika negara ini berada
di bawah kekuasaan Adolf Hitler. Pokok-pokok teori Karl Haushofer ini pada
dasarnya menganut teori Kjellen,yaitu:
1) Kekusaan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasaan
imperium maritim untuk menguasai pengawasan dilaut.
2) Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai Eropa Barat
(Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia Timur Raya.
3) Rumusan ajaran Karl Haushofer lainnya adalah sebagai berikut:
Wawasan Nusantara| Pendidikan Kewarganegaraan Page 8
- Geopoltik adalah doktrin negara yang manitikberatkan soal-soal strategi
perbatasan. Ruang hidup bangsa dan tekanan-tekanan kekuasaan dan sosial
yang rasial mengharuskan pembagian baru kekayaan alam di dunia.
- Geopolitik adalah landasan bagi tindakan politik dalam perjuangan
mendapatkan ruang hidup.
d. Pandangan Ajaran Sir Halford Mackinder.
Teori ahli geopolitik ini pada dasarnya
menganut ”konsep kekuatan” dan mencetuskan
wawasan benua, yaitu konsep kekutan di darat.
Ajarannya menyatakan : barang siapa dapat
menguasai “daerah jantung”, yaitu Eurasia (Eropa dan
Asia), ia akan dapat menguasai “pulau dunia”, yaitu
Eropa, Asia dan Afrika.
e. Pandangan Ajaran Nicholas J. Spykman.
Ajaran ini menghasilkan teori yang
dinamakan Teori Daerah Batas (rimland) yaitu teori
wawasan kombinasi yang menggabungkan kekuatan
darat, laut, dan udara. Dalam pelaksanaannya, teori
ini disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu
negara
f. Pandangan Ajaran W. Mitchell, A. Saversky, Giulio Douhet, dan John Frederick
Charles Fuller.
Keempat ahli geopolotik ini berpendapat bahwa kekuatan di udara justru
yang paling menentukan..Mereka melahirkan teori ”wawasan dirgantara” yaitu
konsep kekuatan di udara. Kekuatan di udara hendaknya mempuyai daya yang
menyerang.dapat diandalkan untuk menangkis ancaman dan melumpuhkan
kekuatan lawan dengan menghancurkannya dikandangnya sendiri agar lawan tidak
mampu lagi.
Wawasan Nusantara| Pendidikan Kewarganegaraan Page 9
2.2 Historis & Yuridis Formal
Konsep batas wilayah negara yang digunakan oleh pemerintah Indonesia bukan
merupakan warisan dari pemerintah kolonial Hindia Belanda. Konsep ‘tanah air’, ‘tanah
tumpah darah’, ‘nusantara’ merupakan konsep-konsep yang reinvented dan reinterepreted
dari konsep-konsep tradisional yang berakar dari sejarah Nusantara yang dilakukan oleh
para tokoh nasionalis selama masa pergerakan nasional. Kesadaran inilah yang
mengondisikan mengapa proses dekolonisasi di bidang hukum laut (maritime law) lebih
cepat bila dibandingkan dengan hukum lain seperti hukum pidana.
Cepatnya proses dekolonisasi hukum laut ini tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan
dan desakan aktual yang dialami oleh bangsa Indonesia dalam perjalanan sejarahnya
semenjak proklamasi 17 Agustus 1945. Konflik dan konfrontasi dengan Belanda selama
perang kemerdekaan (1945-1949) dan disusul dengan konflik memperebutkan Papua Barat
telah mendorong pemerintah Indonesia untuk segera melakukan dekolonisasi sistem hukum
laut yang merupakan warisan kolonial Belanda. Hal ini dirasa perlu untuk segara dilakukan
sebab hukum laut warisan Belanda (Ordonansi tahun 1939) memungkinkan Angkatan
Laut Belanda untuk menggelar kapal-kapal perangnya di laut-laut di kepulaun Indonesia
untuk mengepung daerah RI. Hal ini dimungkinkan karena laut teritorial milik Indonesia
pada waktu itu (menurut Ordonansi tahun 1939) hanya 3 mil dari garis pantai pada waktu
air surut. Pada waktu itu Angkatan Laut Indonesia tidak dapat berbuat banyak karena masih
jauh ketinggalan jika dibandingkan dengan Belanda.
Di samping melakukan konfrontasi total melawan Belanda dalam konflik Papua
Barat, pemerintah juga ingin mempersempit gerak Angkatan Laut Belanda di perairan
Indonesia. Dengan Deklarasi Djuanda tangga1 13 Desember 1957 pemerintah Indonesia
mengklaim menerapkan asas negara kepulauan dengan wilayah perairan pedalaman yang
ditarik di antara titik-titik terluar wilayah Indonesia ditambah dengan 12 mil perairan
teritorial yang diukur dari garis terluar pada waktu air surut. Perjuangan yang gigih para
pemimpin Indnesia waktu itu tidak lepas dari dasar-dasar konsepsi tradisional yang telah
lama berkembang yaitu konsep tanah-air, nusantara, tanah tumpah darah, dan sebagainya
yang cenderung menyatukan wilayah daratan dan lautan yang tidak pernah dilakukan oleh
pemerintah Kolonial Belanda.
Wawasan Nusantara| Pendidikan Kewarganegaraan Page 10
Perjuangan bangsa indonesia dalam mengembangkan dan mempertahankan gagasan
wawasan nusantara pada forum internasional memerlukan waktu dan proses yang panjang,
yakni dapat dirangkum sebagai berikut.
1. Territoriale zee en maritieme kringen ordonantie tahun 1939
Pasal 1 ayat (1) bahwa luas wilayah teritorial indonesia hanya 3 mil diukur dari
titik air laut terendah di tepi pantai pulau-2 indonesia.
2. Deklarasi Djuanda tgl 13 desember 1957
Gagasan wawasan nusantara berpangkal tolak dari konsepsi negara kepulauan.
Konsepsi negara kepulauan mula-mula dikemukakan pada tanggal 13 Desember 1957
dalam bentuk “Deklarasi Juanda” yang menyatakan:
a. Bahwa bentuk geografi Indonesia sebagai suatu negara kepulauan mempunyai sifat
dan corak tersendiri.
b. Bahwa menuntut sejarah sejak dulu kala kepulauan Indonesia merupakan suatu
kesatuan.
c. Bahwa batas laut territorial yang termaktub dalam Territoriala Zee en Maritieme
Kringen Ordonnantie 1939 memecah keutuhan territorial Indonesia karena
membagi wilayah daratan Indonesia dalam bagian-bagian terpisah dengan
teritorialnnya sendiri.
Batas lautan terotorial adalah 12 mil
Pengukuran wilayah : Point to point
Segala perairan di sekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau
Jaminan keamanan di perairan pedalaman sepanjang tidak
bertentangan/mengganggu kedaulatan & keselamatan RI
3. Pengumuman pemerintah nomor: 8/1962
Pada tahun 1962 Mr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H. menyelesaikan disertasi di
Universitas Padjadjaran Bandung dengan judul Masalah Lebar laut Territorial pada
Konperensi Hukum Laut Jenewa, 1958 dan 1960. Sementara itu pada tanggal 25 Juli
1962 Pemerintah menerbitkan PERPU No. 8/ 1962 mengenai ’Lalu-lintas Laut Damai
(Innocent Passage) Kapal Asing dalam Perairan Indonesia’. Jadi dengan demikian
meskipun secara internasional implementasi asas kepulauan ke dalam tata hukum di
Indonesia belum diakui, tetapi koordinasi dan penyempurnaan di dalam negeri
Wawasan Nusantara| Pendidikan Kewarganegaraan Page 11
Indonesia terus dilakukan. Bahkan ketika Belanda sudah mau menyerahkan Papua
Barat kepada PBB (Perserikatan bangsa-Bangsa) sebagai mediator pada tanggal 15
Agustus 1962 dan selanjutnya PBB menyerahkan kepada RI pada tanggal 1 Mei 1963,
pemerintah RI terus menyempurnakan implementasi asas negara kepulauan dalam
sistem hukum di Indonesia.
4. Pengumuman pemerintah tentang landas kontinen indonesia tanggal 17 februari
1969
Segala sumber kekayaan alam yg terdapat dlm landas kontinen Indonesia adalah
milik eksklusif NKRI
Pemerintah indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas landas kontinen
dengan negara-negara tetangga melalui perundingan.
Jika tidak ada perjanjian garis batas, maka batas landas kontinen indonesia adalah
suatu garis yang ditarik dari tengah antara pulau terluar indonesia dg titik terluar
wilayah negara tetangga.
Klaim di atas tidak mempengaruhi sifat serta status dari pada perairan di atas landas
kontinen indonesia, maupun ruang udara di atasnya.
Wawasan Nusantara| Pendidikan Kewarganegaraan Page 12
Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa konsepsi
mengenai pemilikan dan penggunaan wialayah laut sebagai berikut:
a. Res Nullius, menyatak bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.
b. Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia karena itu
tidak dapat dimiliki oleh masing-masing negara.
c. Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua bangsa.
d. Mare Clausum (The Right and Dominion Of the Sea), menyatakan bahwa hanya laut
sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh suatu negara sejauh yang dapat dikuasai
dari darat (waktu itu kira-kira 3 mil).
e. Archipelagic State Pinciple (Asas Negara Kepulauan) yang menjadikan dasar dalam
konvensi PBB tentang hukum laut. Hal
Wawasan Nusantara| Pendidikan Kewarganegaraan Page 13
2.3 Kepentingan Nasional
Tetap tegaknya negara kesatuan RI
Persatuan dan kesatuan bangsa & negara indonesia
Pembangunan nasional berdasarkan jiwa pancasila
Wawasan Nusantara
1. Tujuan Wawasan Nusantara
a. Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa
tujuan kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial".
b. Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik
alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia
adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk
menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta
martabat manusia di seluruh dunia.
2. Pengertian Wawasan Nusantara
a. Pengertian Wawasan Nusantara berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998
tentang GBHN adalah sebagai berikut: “Wawasan Nusantara yang merupakan
wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945
adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah
dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional.”
b. Pengertian Wawasan Nusantara menurut Prof. DR. Wan Usman (Ketua Program S-
2 PKN-UI) : “Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai
diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan
yang beragam.”
3. Makna Wawasan Nusantara
a. Wawasan nusantara di dalamnya harus mengandung keserasian dan kese imbangan
antar wawasan benua, bahari dan dirgantara.
Wawasan Nusantara| Pendidikan Kewarganegaraan Page 14
b. Wawasan nusantara hendaknya memungkinkan adanya / menitik beratkan
(pengambeg-paramarta) pembinaan & penggunaan diantara wawasan tsb.
c. Wawasan nusantara hendaknya mampu menjawab segala tantangan & ancaman yg
dihadapi bangsa indonesia, terutama ditujukan kpd permasalahan: ideologi
pancasila, politik luar negeri, ekonomi, kebudayaan, keamanan, hubungan
internasional.
4. Unsur-unsur Wawasan Nusantara
(1) Wadah
a. Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di
dalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh
perairan. Oleh karena itu Nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta
dihubungkan oleh perairan didalamnya. Setelah bernegara dalam negara
kesatuan Republik Indonesia, bangsa indonesia memiliki organisasi kenegaraan
yang merupakan wadah berbagi kegiatn kenegaraan dalam wujud suprastruktur
politik. Sementara itu, wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah lembaga
dalam wujud infrastruktur politik. Letak geografis negara berada di posisi dunia
antara dua samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, dan antara dua
benua, yaitu banua Asia dan benua Australia. Perwujudan wilayah Nusantara ini
menyatu dalam kesatuan poliyik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan
keamanan.
b. Tata Inti Organisasi
Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945
yang menyangkut bentuk dan kedaulatan negara kekuasaaan pemerintah, sistem
pemerintahan, dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan
yang berbentuk republik. Kedaulatan di tangan rakyat yang dilaksanakan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).Sistem
pemerintahan, menganut sistem presidensial. Presiden memegang kekuasaan
bersadarkan UUD 1945. Indonesia adalah Negara hukum ( Rechtsstaat ) bukan
Negara kekuasaan ( Machtsstaat ).
Wawasan Nusantara| Pendidikan Kewarganegaraan Page 15
c. Tata Kelengkapan Organisasi
Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan
kesadaran bernegara yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup
partai politik,golongan dan organisasi masyarakat,kalangan pers seluruh
aparatur negara.Yang dapat diwujudkan demokrasi yang secara konstitusional
berdasarkan UUD 1945 dan secara ideal berdasarkan filsafat pancasila
(2) Isi Wawasan Nusantara
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional yang terdapat pada pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai
aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional
seperti tersebut di atas, bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan
kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan nasional.
Isi menyangkutduahalyangessensial,yaitu:
a. Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama serta pencapaian cita-
cita dan tujuan nasional.
b. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek
kehidupan nasional.
Isi wawasan nusantara tercemin dalamp erspektif kehidupan manusia
Indonesia meliputi:
Cita-cita bangsa Indonesia tertuang didalam Pembukaan UUD 1945 yang
menyebutkan:
1) Negara Indonesia yang merdeka,bersatu,berdaulat,adil dan makmur.
2) Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.
3) Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal, utuh
menyeluruh meliputi:
Wawasan Nusantara| Pendidikan Kewarganegaraan Page 16
1) Satu kesatuan wilayah nusantara yang mencakup daratan perairan dan
dirgantara secara terpadu.
2) Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya
serta satu ideologi dan identitas nasional.
3) Satu kesatuan sosial-budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat
Indonesia atas dasar “Bhinneka TunggalIka”,satu tertib sosial dan satu
tertib hukum.
4) Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan
asas kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.
5) Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu system terpadu,
yaitu sistem pertahanan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
6) Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan pembangunan
dan hasil-hasilnya yang mencakup aspek kehidupan nasional.
(3) Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan Lahiriah
Tata laku merupakan dasar interaksi antara wadah dengan isi, yang terdiri
dari tata laku tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah mencerminkan jiwa,
semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa indonesia, sedang tata laku lahiriah
tercermin dalam tindakan , perbuatan, dan perilaku dari bangsa idonesia. Tata laku
lahiriah merupakan kekuatan yang utuh, dalam arti kemanunggalan. Meliputi
perencanaan,pelaksanaan,pengawasan dan pengendalian.Kedua hal tersebut akan
mencerminkan identitas jati diri atau kepribadian bangsa indonesia berdasarkan
kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta kepada bangga
dan tanah air sehingga menimbulkan nasionalisme yang tinggi dalm segala aspek
kehidupan nasional.
Wawasan Nusantara| Pendidikan Kewarganegaraan Page 17
Wawasan Nusantara| Pendidikan Kewarganegaraan Page 18
Peta Alur Laut Kepulauan Indonesia
Top Related