MAKALAH PKN
ORGANISASI INTERNASIONAL
Disusun Oleh:
Nama : Risa Mariana
Kelas : XI PM 2
No. Absen :08593
SMK PGRI SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2011/2012
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Ya Rahman, Ya Rahhim karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Pkn yang diberikan oleh Ibu Krtistin
makalah yang berjudul “Organisasi Internasional” ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada
Baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang dengan perantaraan dan perjuangan Beliaulah, manusia kini
berada di abad yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Namun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh Guru mata pelajaran yang bersangkutan.
Penulis tidak akan berhasil dalam penyusunan makalah ini tanpa bantuan dari pihak pihak
terdekat penulis. Untuk itu, penulis inging mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Allah SWT, Tuhan semesta alam, penguasa langit dan bumi yang selalu memberikan nikmat
berupa kesehatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
2. Ibu dan bapak penulis yang telah memelihara dan merawat penulis sejak kecil hingga
dewasa ini dan telah memberikan dorongan materiil maupun spirituil selama penyusunan
makalah ini.
3. Ibu Kristin selaku pemberi tugas dan pembimbing dalam penyusunan makalah ini.
Tak ada karya manusia yang benar – benar sempurna, demikian pula dengan makalah ini. Saran
dan kritik yang membangun begitu saya harapkan agar tulisan selanjutnya dapat lebih baik.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………………………………………………………………... 1
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………………………………... 2
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………………………... 3
Bab I : Organisasi Internasional ………………………………………………………………………………. 5
I. Pengertian Organisasi Internasional …………………………………………………… 5
II. Macam – macam Organisasi Internasional …………………………………………. 5
III. Bentuk – bentuk Organisasi Internasional ………………………………………….. 6
IV. Penggolongan Organisasi Internasional ……………………………………………… 6
Bab II : Perserikatan Bangsa Bangsa ………………………………………………………………………… 10
I. Tentang PBB ………………………………………………………………………………………. 10
II. Sejarah Berdirinya ……………………………………………………………………………… 11
III. Lambang ……………………………………………………………………………………………. 12
IV. Anggota ……………………………………………………………………………………………… 12
V. Tujuan ………………………………………………………………………………………………… 16
VI. Peranan ……………………………………………………………………………………………… 16
Bab III : ASEAN ………………………………………………………………………………………………………….. 17
I. Tentang ASEAN ………………………………………………………………………………… 17
II. Sejarah Berdirinya ……………………………………………………………………………… 17
III. Lambang ……………………………………………………………………………………………. 18
IV. Anggota ……………………………………………………………………………………………… 18
V. Tujuan ……………………………………………………………………………………………….. 18
VI. Peranan ……………………………………………………………………………………………… 19
Bab III : Konferensi Asia Afrika …………………………………………………………………………………. 20
I. Tentang KAA ………………………………………………………………………………………. 20
II. Sejarah Berdirinya ……………………………………………………………………………… 20
III. Lambang …………………………………………………………………………………………….. 25
IV. Anggota ……………………………………………………………………………………………… 25
V. Tujuan ………………………………………………………………………………………………… 27
VI. Peranan ……………………………………………………………………………………………… 28
Bab III : OPEC ……………………………………………………………………………………………………………. 29
4
I. Tentang OPEC …………………………………………………………………………………….. 29
II. Sejarah Berdirinya ……………………………………………………………………………. 29
III. Lambang ………………………………………………………………………………………….. 29
IV. Anggota ……………………………………………………………………………………………. 29
V. Tujuan ……………………………………………………………………………………………… 30
VI. Peranan ……………………………………………………………………………………………. 31
REFERENSI ……………………………………………………………………………………………………………………… 32
5
BAB I
ORGANISASI INTERNASIONAL
1. Pengertian
Menurut Wikipedia, organisasi internasional adalah adalah suatu bentuk dari gabungan beberapa
negara atau bentuk unit fungsi yang memiliki tujuan bersama mencapai persetujuan yang juga
merupakan isi dari perjanjian atau charter.
Sedangkan menurut Clive Archer (1983) organisasi internasional sebagai suatu struktur formal dan
berkelanjutan yang dibentuk atas suatu kesepakatan antara anggota-anggota (pemerintah atau non
pemerintah)dari dua atau lebih negara yang berdaulat dengan tujuan untuk mengejar kepentingan
bersama para anggotanya.
2. Macam Organisasi Internasional
Banyak sekali macam organisasi internasional di belahan bumi ini. Macam – macam organisasi
internasional yang ada antara lain:
1. UN = United Nation = PBB (1945)
2. UNICEF = United Nations International Childrens Emergency Fund (1946), namun namanya
diganti setelah thn 1953 menjadi: United Nations Children’s Fund.
3. UNESCO = the United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (16 November
1945)
4. UNCHR = United Nations Commission on Human Rights (2006)
5. UNHCR = Uited Nations High Commissioner for Refugees (14 Desember 1950)
6. UNDPR = The United Nations Division for Palestinian Rights (2 Desember 1977)
7. UNSCOP = The United Nations Special Committee on Palestine (May 1947, oleh 11 negara)
8. WHO = World Health Organization (7 April 1948)
9. IMF = International Monetary Fund (Juli 1944, 180 negara)
10. NATO = North Atlantic Treaty Organisation (4 April 1949)
11. NGO = Non-Governmental Organizations .Dalam bahasa Indonesia Lembaga Swadaya
Masyarakat – LSM, yg didirikan oleh perorangan atau per-group dan tdk terikat oleh
pemerintah.
12. GREENPEACE (40 negara, dari Europe, State of America, Asia, Africa dan Pacific, semenjak
1971).
6
13. AMNESTY International (1961, memiliki sekitar 2,2 juta anggota, dari 150 negara, organisasi
yg membantu menghentikan penyelewengan/pelecehan hak azasi manusia)
14. WWF = the World Wildlife Fund (1985, Memiliki hampir 5 juta pendukung, distribusi dari lima
benua, memiliki perkantoran/perwakilan di 90 negara).
15. G8 = Group of Eight, kelompok negara termaju di dunia. Sebelumnya G6 pd thn 1975,
kemudian dimasuki oleh Kanada 1976 (Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Britania Raya,
Amerika Serikat, Kanada dan Rusia (tidak ikut dalam seluruh acara), serta Uni Eropa.
16. EU = The European Union (27 negara anggota, 1 november 1993)
17. DANIDA = Danish International Development Assistance (Organisasi yg memberikan bantuan
kepada negara2 miskin, pengungsi, bencana alam)
18. ICRC = International Committee of the Red Cross (1863) = Palang Merah, gerakan bantuan
kemanusiaan saat bencana alam atau peperangan.
19. OPEC = Organization of the Petroleum Exporting Countries (1960, anggota 13 negara,
termasuk Indonesia)
20. ASEAN = Association of Southeast Asian Nations = Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia
Tenggara (PERBARA) ( Dibentuk 8 Agustus 1967, memiliki 10 negara anggota, Timor Leste dan
Papua new Guinea hanya sebagai pemantau, dan masih mempertimbangkan akan menjadi
anggota)
3. Bentuk bentuk Organisasi Internasional
Terdapat dua kategori utama organisasi internasional, yaitu:
a. Organisasi antarpemerintah (Inter-Governmental Organizations / IGO)
Anggotanya terdiri dari delegasi resmi pemerintah negara-negara. Misalnya Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB), Association of South East Asia Nation (ASEAN), dan World Trade
Organization (WTO)
b. Organisasi nonpemerintah (Non- Governmental Organizations / NGO)
Anggotanya terdiri dari kelompok-kelompok swasta dibidang-bidang keilmuan, kebudayaan,
kegamaan, bantuan teknik, atau ekonomi, dan sebagainya. Misalnya Palang Merah Nasional
(PMI), UNHCR, Greenpeace, Oxfam International.
4. Penggolongan Organisasi Internasional
Penggolongan organisasi internasional ada bermacam-macam, diantaranya:
7
1. Kegiatan Administrasi
• Organisasi Internasional Antar Pemerintah (Inter-Govermental Organization)
Anggota – anggota organisasi ini berasal dari perwakilan pemerintah negara.
Contoh : PBB, ASEAN, SAARC, OAU, NAM, dls.
• Organisasi Internasional Non-Pemerintah (Non-Govermental Organization)
Organisasi yang bukan pemerintahan
Contoh : IBF, ICC, Dewan Masjid Sedunia, Dewan Gereja Sedunia, Perhimpunan Donor
Darah Sedunia.
2. Ruang lingkup (wilayah)
Organisasi Internasional Global
Wilayah kegiatan adalah global (seluruh dunia), dan keanggotaan terbuka dalam ruang
lingkup diberbagai penjuru dunia.
Contoh : PBB/UNO, OKI/OIC, GNB/NAM
Organisasi Internasional Regional
Wilayah kegiatan adalah regional, dan keanggotaan hanya diberikan bagi negara-
negara pada kawasan tertentu saja.
Contoh : ASEAN, OAU, GCC, EC, SAARC
3. Bidang Kegiatan (Operasional) Organisasi
• Bidang Ekonomi
Organisasi yang bergerak di bidang ekonomi
Contoh : KADIN Internasional
• Bidang Lingkungan Hidup
Organisasi yang bergerak di bidang lingkungan hidup
Contoh : UNEP
• Bidang Kesehatan
Organisasi yang bergerak di bidang kesehatan
Contoh : WHO, IDF.
• Bidang Pertambangan
Organisasi yang bergerak di bidang pertambangan
Contoh : ITO
• Bidang Komoditi (pertanian dan industri)
Organisasi yang bergerak di bidang komoditi
Contoh : IWTO, ICO
• Bidang Bea Cukai dan Perdagangan Internasional
Organisasi yang bergerak di bidang perdagangan
Contoh : GATT
4. Tujuan dan Luas Bidang Kegiatan Organisasi
• Organisasi Internasional Umum (menyangkut hal-hal umum).
8
Tujuan organisasi serta bidang kegiatannya bersifat luas dan umum, bukan hanya
menyangkut bidang tertentu.
Contoh : PBB/UNO, dls.
• Organisasi Internasional Khusus (menyangkut hal-hal khusus).
Tujuan organisasi dan kegiatannya adalah khusus pada bidang tertentu atau
menyangkut hal khusus saja.
Contoh : OPEC, dan termasuk organisasi-organisasi khusus dibawah naungan PBB,
seperti : UNESCO, UNICEF, ITU, UPU, dls.
5. Ruang Lingkup Bidang Kegiatan
• Organisasi Internasional : Global-Umum.
Contoh : PBB/UNO, dls.
• Organisasi Internasional : Global-Khusus.
Contoh : OPEC, ICAO, IMCO, ITU, UPU, UNESCO, WHO, FAO dan ICRC.
• Organisasi Internasional : Regional-Umum.
Contoh : ASEAN, EC, OAS, OAU, SAARC, GCC, Liga Arab, dls.
• Organisasi Internasional : Regional-Khusus.
Contoh : AIPO, OAPEC, PATA, dls.
6. Menurut Taraf Kewenangan
• Organisasi Supra-Nasional
• Organisasi Kerja sama.
Contohnya banyak sekali (PBB, ASEAN, OKI, OPEC, dll). Karena semua organisasi
internasional dewasa ini adalah didasarkan pada pola kerjasama, bukan pola supra
nasional.
7. Bentuk dan Pola Kerjasama
• Kerjasama Pertahanan-Keamanan (collective security), yang adalah disebut
“institutionalized alliance”
Contoh : NATO, dls.
• Kerjasama Fungsional (functional cooperation)
Contoh : PBB, ASEAN, OKI, OPEC, SAARC, OAU, GCC, dls.
8. Fungsi Organisasi
• Organisasi Politikal, yaitu organisasi yang dalam kegiatannya menyangkut masalah
masalah politik dan hubungan internasional.
Seperti halnya ASEAN yang mencanangkan konsep ZOPFAN.
Contoh : PBB, ASEAN, NATO, ANZUS, SAARC, OAU, Liga Arab, dls.
• Organisasi Administratif (administrative organization), yaitu organisasi yang
sepenuhnya hanya melaksanakan kegiatan teknis secara administratif.
Contoh : UPU, ITU, OPEC, ICAO, ICRC, dls.
9
• Organisasi Peradilan (judicial organization), yaitu organisasi yang menyangkut
penyelesaian sengketa pada berbagai bidang atau aspek (politik, ekonomi, hukum,
sosbud). Menurut prosedur hukum dan melalui proses peradilan (sesuai ketentuan
internasional dan perjanjian-perjanjian internasional)
Contoh : Mahkamah Internasional, dls.
10
BAB II
PBB (PERSERIKATAN BANGSA BANGSA)
1. Tentang PBB
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau biasa disingkat PBB (bahasa Inggris: United Nations atau
disingkat UN) adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di
dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan
internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial.
Perserikatan Bangsa-bangsa didirikan di San Francisco pada 24 Oktober 1945 setelah Konferensi
Dumbarton Oaks di Washington, DC, namun Sidang Umum yang pertama - dihadiri wakil dari 51
negara - baru berlangsung pada 10 Januari 1946 (di Church House, London). Dari 1919 hingga 1946,
terdapat sebuah organisasi yang mirip, bernama Liga Bangsa-Bangsa, yang bisa dianggap sebagai
pendahulu PBB.
Sejak didirikan pada tahun 1945 hingga 2011, sudah ada 193 negara yang bergabung menjadi
anggota PBB, termasuk semua negara yang menyatakan kemerdekaannya masing-masing dan
diakui kedaulatannya secara internasional, kecuali Vatikan. Selain negara anggota, beberapa
organisasi internasional dan organisasi antar-negara mendapat tempat sebagai pengamat
permanen yang mempunyai kantor di Markas Besar PBB, dan ada juga yang hanya berstatus
sebagai pengamat. Palestina dan Vatikan adalah negara bukan anggota (non-member states) dan
termasuk pengamat permanen (Tahta Suci mempunyai wakil permanen di PBB, sedangkan
Palestina mempunyai kantor permanen di PBB).
Sekretaris Jenderal PBB saat ini adalah Ban Ki-moon asal Korea Selatan yang menjabat sejak 1
Januari 2007 , menggantikan Sekretaris Jendral terdahulu, yaitu Kofi Annan dari Ghana.
Organisasi ini memiliki enam organ utama:
a. Majelis Umum (majelis musyawarah utama)
b. Dewan Keamanan (untuk memutuskan resolusi tertentu untuk perdamaian dan keamanan)
c. Dewan Ekonomi dan Sosial (untuk membantu dalam mempromosikan kerjasama ekonomi,
sosial internasional dan pembangunan)
d. Sekretariat (untuk menyediakan studi, informasi dan fasilitas yang diperlukan oleh PBB)
e. Mahkamah Internasional (organ peradilan primer)
f. Dewan Perwalian (yang saat ini tidak aktif)
11
Instansi Sistem PBB lainnya yang menonjol termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
Program Pangan Dunia (WFP) dan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa(UNICEF). Tokoh
masyrakat PBB yang paling terkenal mungkin adalah Sekretaris Jenderal PBB, saat ini Ban Ki-moon
dari Korea Selatan, yang mengambil jabatan itu pada tahun 2007, menggantikan Kofi Annan.
Organisasi ini didanai dari sumbangan yang ditaksir dan sukarela dari negara-negara anggotanya,
dan memiliki enam bahasa resmi: Arab, Cina, Inggris, Perancis, Rusia, dan Spanyol.
2. Sejarah Berdirinya PBB
Liga Bangsa-Bangsa dianggap gagal mencegah meletusnya Perang Dunia II (1939-1945). Untuk
mencegah meletusnya Perang Dunia Ketiga, yang mana tidak diinginkan oleh seluruh umat
manusia, pada tahun 1945 PBB didirikan untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa yang gagal dalam
rangka untuk memelihara perdamaian internasional dan meningkatkan kerjasama dalam
memecahkan masalah ekonomi, sosial dan kemanusiaan internasional.
Rencana konkrit awal untuk organisasi dunia baru ini dimulai di bawah naungan Departemen
Luar Negeri AS pada tahun 1939. Franklin D. Roosevelt dipercaya sebagai seorang yang pertama
menciptakan istilah "United Nations" atau Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai istilah untuk
menggambarkan negara-negara Sekutu. Istilah ini pertama kali secara resmi digunakan pada 1
Januari 1942, ketika 26 pemerintah menandatangani Piagam Atlantik, dimana masing-masing
negara berjanji untuk melanjutkan usaha perang.
Pada tanggal 25 April 1945, Konferensi PBB tentang Organisasi Internasional dimulai di San
Francisco, dihadiri oleh 50 pemerintah dan sejumlah organisasi non-pemerintah yang terlibat dalam
penyusunan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. PBB resmi dibentuk pada 24 Oktober 1945 atas
ratifikasi Piagam oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan-Perancis, Republik Cina, Uni Soviet,
Inggris dan Amerika Serikat-dan mayoritas dari 46 anggota lainnya. Sidang Umum pertama, dengan
51 wakil negara, dan Dewan Keamanan, diadakan di Westminster Central Hall di London pada
Januari 1946.
Kedudukan organisasi ini awalnya menggunakan bangunan milik Sperry Gyroscope Corporation
di Lake Success, New York, mulai dari 1946 hingga 1952. Sampai gedung Markas Besar PBB di
Manhattan telah selesai dibangun.
Sejak pendiriannya, banyak kontroversi dan kritik tertuju pada PBB. Di Amerika Serikat, saingan
awal PBB adalah John Birch Society, yang memulai kampanye "get US out of the UN" pada tahun
12
1959, dan menuduh bahwa tujuan PBB adalah mendirikan "One World Government" atau
Pemerintah Seluruh Dunia.
Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, Komite Kemerdekaan Perancis terlambat diakui oleh AS
sebagai pemerintah resmi Perancis, sehingga Perancis awalnya tidak diikutsertakan dalam
konferensi yang membahas pembentukan PBB. Charles de Gaulle menyindir PBB dengan
menyebutnya le machin (dalam bahasa Indonesia: "Si Itu"), dan merasa tidak yakin bahwa aliansi
keamanan global akan membantu menjaga perdamaian dunia, dia lebih percaya pada
perjanjian/pakta pertahanan antar negara secara langsung.
3. Lambang PBB
Ranting Zaitun melambangkan perdamaian
4. Anggota
Berikut adalah 191 negara anggota PBB dan tanggal bergabung dengan PBB:
Afganistan (19 November 1946)
Afrika Selatan Afrika Selatan (7
November 1945)
Republik Afrika Tengah (20 September
1960)
Albania (14 Desember 1955)
Aljazair (8 Oktober 1962)
Amerika Serikat (24 Oktober 1945)
Andorra (28 Juli 1993)
Angola (1 Desember 1976)
Antigua dan Barbuda (11 November
1981)
Arab Saudi (24 Oktober 1945)
Argentina (24 Oktober 1945)
Armenia (2 Maret 1992)
Australia (1 November 1945)
13
Austria (14 Desember 1955)
Azerbaijan (2 Maret 1992)
Bahama (18 September 1973)
Bahrain (21 September 1971)
Bangladesh (17 September 1974)
Barbados (9 Desember 1966)
Belanda (10 Desember 1945)
Belarus (24 Oktober 1945)[1]
Belgia (27 Desember 1945)
Belize (25 September 1981)
Benin (20 September 1960)
Bhutan (21 September 1971)
Bolivia (14 November 1945)
Bosnia-Herzegovina (22 Mei 1992)[2]
Botswana (17 Oktober 1966)
Brasil (24 Oktober 1945)
Britania Raya (24 Oktober 1945)
Brunei (21 September 1984)
Bulgaria (14 Desember 1955)
Burkina Faso (20 September 1960)
Burundi (18 September 1962)
Republik Ceko (19 Januari 1993)
Chad (20 September 1960)
Chili (24 Oktober 1945)
Republik Rakyat Cina (24 Oktober
1945)
Denmark (24 Oktober 1945)
Djibouti (20 September 1977)
Dominika (18 Desember 1978)
Republik Dominika (24 Oktober 1945)
Ekuador (21 Desember 1945)
El Salvador (24 Oktober 1945)
Eritrea (28 Mei 1993)
Estonia (17 September 1991)
Ethiopia (13 November 1945)
Fiji (13 Oktober 1970)
Filipina (24 Oktober 1945)
Finlandia (14 Desember 1955)
Gabon (20 September 1960)
Gambia (21 September 1965)
Georgia (31 Juli 1992)
Ghana (8 Maret 1957)
Grenada (17 September 1974)
Guatemala (21 November 1945)
Guinea (12 Desember 1958)
Guinea-Bissau (17 September 1974)
Guinea Khatulistiwa (12 November
1968)
Guyana (20 September 1966)
Haiti (24 Oktober 1945)
Honduras (17 Desember 1945)
Hongaria (14 Desember 1955)
India (30 Oktober 1945)
Indonesia (28 September 1950)
Irak (21 Desember 1945)
Iran (24 Oktober 1945)
Republik Irlandia (14 Desember 1955)
Islandia (19 November 1946)
Israel (11 Mei 1949)
Italia (14 Desember 1955)
Jamaika (18 September 1962)
Jepang (18 Desember 1956)
14
Jerman (18 September 1973)
Kamboja (14 Desember 1955)
Kamerun (20 September 1960)
Kanada (9 November 1945)
Kazakhstan (2 Maret 1992)
Kenya (16 Desember 1963)
Kirgizstan (2 Maret 1992)
Kiribati (14 September 1999)
Kolombia (5 November 1945)
Komoro (12 November 1975)
Republik Kongo (20 September 1960)
Republik Demokratik Kongo (20
September 1960)
Korea Selatan (17 September 1991)
Korea Utara (17 September 1991)
Kosta Rika (2 November 1945)
Kroasia (22 Mei 1992)
Kuba (24 Oktober 1945)
Kuwait (14 Mei 1963)
Laos (14 Desember 1955)
Latvia (17 September 1991)
Lebanon (24 Oktober 1945)
Lesotho (17 Oktober 1966)
Liberia (2 November 1945)
Libya (Arab Jamahiriya) (14 Desember
1955)
Liechtenstein (18 September 1990)
Lituania (17 September 1991)
Luksemburg (24 Oktober 1945)
Madagaskar (20 September 1960)
Maladewa (21 September 1965)
Malawi (1 Desember 1964)
Malaysia (17 September 1957)
Mali (28 September 1960)
Malta (1 Desember 1964)
Republik Makedonia (8 April 1993)
Maroko (12 November 1956)
Kepulauan Marshall (17 September
1991)
Mauritania (27 Oktober 1961)
Mauritius (24 April 1968)
Meksiko (7 November 1945)
Mesir (24 Oktober 1945)[10]
Federasi Mikronesia (17 September
1991)
Moldova (2 Maret 1992)
Monako (28 Mei 1993)
Mongolia (27 Oktober 1961)
Montenegro (28 Juni 2006)
Mozambik (16 September 1975)
Myanmar (Burma) (19 April 1948)
Namibia (23 April 1990)
Nauru (14 September 1999)
Nepal (14 Desember 1955)
Niger (20 September 1960)
Nigeria (7 Oktober 1960)
Nikaragua (24 Oktober 1945)
Norwegia (27 November 1945)
Oman (7 Oktober 1971)
Pakistan (30 September 1947)
Palau (15 Desember 1994)
Panama (13 November 1945)
15
Pantai Gading (20 September 1960)
Papua Nugini (10 Oktober 1975)
Paraguay Paraguay (24 Oktober 1945)
Perancis (24 Oktober 1945)
Peru (31 Oktober 1945)
Polandia (24 Oktober 1945)
Portugal (14 Desember 1955)
Qatar (21 September 1971)
Rumania (14 Desember 1955)
Rusia (24 Oktober 1945)
Rwanda (18 September 1962)
Saint Kitts dan Nevis (23 September
1983)
Saint Lucia (18 September 1979)
Saint Vincent dan Grenadines (16
September 1980)
Samoa (15 Desember 1976)
San Marino (2 Maret 1992)
Sao Tome dan Principe (16 September
1975)
Selandia Baru (24 Oktober 1945)
Senegal (28 September 1960)
Serbia (1 November 2000)
Seychelles (21 September 1976)
Sierra Leone (27 September 1961)
Singapura (21 September 1965)
Siprus (20 September 1960)
Slovenia (22 Mei 1992)
Slowakia (19 Januari 1993)
Kepulauan Solomon (19 September
1978)
Somalia (20 September 1960)
Spanyol (14 Desember 1955)
Sri Lanka (14 Desember 1955)
Sudan (12 November 1956)
Sudan Selatan (14 Juli 2011)
Suriah (24 Oktober 1945)
Suriname (4 Desember 1975)
Swaziland (24 September 1968)
Swedia (19 November 1946)
Swiss (10 September 2002)
Tajikistan (2 Maret 1992)
Tanjung Verde (16 September 1975)
Tanzania (14 Desember 1961)
Thailand (16 Desember 1946)
Republik Rakyat Tiongkok
Timor Leste (27 September 2002)
Togo (20 September 1960)
Tonga (14 September 1999)
Trinidad dan Tobago (18 September
1962)
Tunisia (12 November 1956)
Turki (24 Oktober 1945)
Turkmenistan Turkmenistan (2 Maret
1992)
Tuvalu Tuvalu (5 September 2000)
Uganda Uganda (25 Oktober 1962)
Ukraina (24 Oktober 1945)
Uni Emirat Arab (9 Desember 1971)
Uruguay (18 Desember 1945)
Uzbekistan (2 Maret 1992)
Vanuatu (15 September 1981)
16
Venezuela (15 November 1945)
Vietnam (20 September 1977)
Yaman (30 September 1947)
Yordania (14 Desember 1955)
Yunani (25 Oktober 1945)
Zambia (1 Desember 1964)
Zimbabwe (25 Agustus 1980)
5. Tujuan PBB
Tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai berikut.
a. Memelihara perdamaian dan keamanan dunia.
b. Mengembangkan hubungan persahabatan antarbangsa berdasarkan asas-asas persamaan
derajat, hak menentukan nasib sendiri, dan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara
lain.
c. Mengembangkan kerjasama internasional dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi,
sosial, budaya, dan kemanusiaan.
d. Menyelesaikan perselisihan dengan cara damai dan mencegah timbulnya peperangan.
e. Memajukan dan menghargai hak asasi manusia serta kebebasan atau kemerdekaan
fundamental tanpa membedakan warna, kulit, jenis kelamin, bahasa, dan agama.
f. Menjadikan pusat kegiatan bangsa-bangsa dalam mencapai kerja sama yang harmonis
untuk mencapai tujuan PBB.
6. Peranan PBB
Peran PBB terhadap hubungan internasional sangat banyak. Diantaranya adalah:
1. Menyelesaikan konflik – konflik yang terjadi antar Negara anggota PBB dengan menjadi
pihak ketiga
2. Menindak pihak pihak yang melakukan pelanggaran internasional
17
BAB III
ASEAN (ASSOCIATION OF SOUTH EAST ASIAN NATION)
1. Tentang ASEAN
Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (Perbara) atau lebih populer dengan sebutan
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) merupakan sebuah organisasi geo-politik dan
ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967
melalui Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan
kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya.
Negara-negara anggota ASEAN mengadakan rapat umum pada setiap bulan November.
2. Sejarah Berdiri
ASEAN didirikan oleh lima negara pemrakarsa, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan
Thailand di Bangkok melalui Deklarasi Bangkok. Menteri luar negeri penanda tangan Deklarasi
Bangkok kala itu ialah Adam Malik (Indonesia), Narsisco Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak
(Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand).
Isi Deklarasi Bangkok adalah sebagai berikut:
Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di
kawasan Asia Tenggara
Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional
Meningkatkan kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang
ekonomi, sosial, teknik,ilmu pengetahuan, dan administrasi
Memelihara kerjasama yang erat di tengah - tengah organisasi regional dan internasional
yang ada
Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan
Asia Tenggara
Brunei Darussalam menjadi anggota pertama ASEAN di luar lima negara pemrakarsa. Brunei
Darussalam bergabung menjadi anggota ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984 (tepat seminggu
setelah memperingati hari kemerdekannya). Sebelas tahun kemudian, ASEAN kembali menerima
anggota baru, yaitu Vietnam yang menjadi anggota yang ketujuh pada tanggal 28 Juli 1995. Dua
tahun kemudian, Laos dan Myanmar menyusul masuk menjadi anggota ASEAN, yaitu pada tanggal
18
23 Juli 1997. Walaupun Kamboja berencana untuk bergabung menjadi anggota ASEAN bersama
dengan Myanmar dan Laos, rencana tersebut terpaksa ditunda karena adanya masalah politik
dalam negeri Kamboja. Meskipun begitu, satu tahun kemudian Kamboja akhirnya bergabung
menjadi anggota ASEAN yaitu pada tanggal 16 Desember 1998.
3. Lambang ASEAN
Lambang ASEAN digambarkan dengan 10 padi yang diikat.
4. Anggota ASEAN
Sekarang, ASEAN beranggotakan semua negara di Asia Tenggara (kecuali Timor Leste dan Papua
Nugini). Berikut ini adalah negara-negara anggota ASEAN:
Filipina (negara pendiri)
Indonesia (negara pendiri)
Malaysia (negara pendiri)
Singapura (negara pendiri)
Thailand (negara pendiri)
Brunei Darussalam (7 Januari 1984)
Vietnam (28 Juli 1995)
Laos (23 Juli 1997)
Myanmar (23 Juli 1997)
Kamboja (16 Desember 1998)
5. Tujuan ASEAN
19
Deklarasi ASEAN menyatakan bahwa maksud dan tujuan dari Asosiasi adalah:
Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan kebudayaan di
kawasan Asia Tenggara,
Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan
tertib hukum,
Meningkatkan kerja sama yang aktif dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu
pengetahuan dan administrasi,
Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan penelitian,
Meningkatkan penggunaan pertanian, industri, perdagangan, jasa dan meningkatkan taraf
hidup,
Memelihara kerja sama yang erat dan bermanfaat dengan organisasi-organisasi internasional
dan regional.
6. Peranan ASEAN
Peranan Indonesia terhadap ASEAN
Peran Indonesia sangat menonjol dalam organisasi ASEAN. Berikut ini beberapa contoh
menunjukkan peran penting yang dilakukan oleh Indonesia dalam ASEAN.
a. Indonesia sebagai salah satu negara pelopor dan ikut menandatangani Deklarasi Bangkok
yang menandai berdirinya ASEAN.
b. Indonesia beberapa kali dipercaya sebagai tempat penyelenggaraan KTT ASEAN.
c. Indonesia secara aktif ikut menyempurnakan struktur organisasi ASEAN ketika KTT di Bali
tahun 1976.
d. Memainkan peran yang aktif dalam penyelesaian masalah di Kamboja. Indonesia
menyelenggarakan Jakarta Informal Meeting (JIM) tahun 1988. Pertemuan ini dilanjutkan
dengan Konferensi Internasional di Paris tahun 1989 yang diketuai bersama antara Prancis
dan Indonesia (diwakili Ali Alatas).
e. Sekretariat tetap ASEAN ditetapkan di Jakarta, dan Letnan Jenderal Hartono Dharsono
menjadi Sekretaris Jenderal ASEAN yang pertama.
f. Ikut aktif membantu menyelesaikan masalah Moro di Filipina. Sampai tahun 2007, ASEAN
telah menyelenggarakan KTT sebanyak 13 kali
20
BAB IV
KONFERENSI ASIA AFRIKA (KAA)
1. Tentang KAA
Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (KTT Asia-Afrika; kadang juga disebut Konferensi
Bandung) adalah sebuah konferensi tingkat tinggi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang
kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KTT ini diselenggarakan oleh Indonesia,
Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh
Menteri Luar Negeri Indonesia Roeslan Abdulgani. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24
April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama
ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika
Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.
Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat itu
mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang sebagai
ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengkonsultasikan dengan mereka tentang
keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa Perang Dingin; kekhawatiran mereka
mengenai ketegangan antara Republik Rakyat Cina dan Amerika Serikat; keinginan mereka untuk
membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai antara Tiongkok dengan mereka dan pihak
Barat; penentangan mereka terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Perancis di Afrika Utara
dan kekuasaan kolonial perancis di Aljazair; dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak
mereka dalam pertentangan dengan Belanda mengenai Irian Barat.
Sepuluh poin hasil pertemuan ini kemudian tertuang dalam apa yang disebut Dasasila
Bandung, yang berisi tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama
dunia". Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip
Nehru.
Konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non-Blok pada 1961.
2. Sejarah Berdiri
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif. Bebas, artinya bangsa Indonesia tidak
memihak pada salah satu blok yang ada di dunia. Pada saat itu, dunia sedang dilanda ketegangan
akibat perang dingin. Untuk itu, Indonesia berusaha untuk meredakan ketegangan tersebut.
21
Dalam upaya meredakan ketegangan dan untuk mewujudkan perdamaian dunia, pemerintah
Indonesia memprakarsai dan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Usaha ini mendapat
dukungan dari negara-negara di Asia dan Afrika. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada umumnya
pernah menderita karena penindasan imperialis Barat. Persamaan nasib itu menimbulkan rasa setia
kawan. Setelah Perang Dunia II berakhir, banyak negara di Asia dan Afrika yang berhasil mencapai
kemerdekaan, di antaranya adalah India, Indonesia, Filipina, Pakistan, Burma (Myanmar), Sri Lanka,
Vietnam, dan Libia. Sementara itu, masih banyak pula negara yang berada di kawasan Asia dan
Afrika belum dapat mencapai kemerdekaan. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika yang telah merdeka
tidak melupakan masa lampaunya. Mereka tetap merasa senasib dan sependeritaan. Lebih-lebih
apabila mengingat masih banyak negara di Asia dan Afrika yang belum merdeka. Rasa setia kawan
itu dicetuskan dalam Konferensi Asia Afrika. Sebagai cetusan rasa setia kawan dan sebagai usaha
untuk menjaga perdamaian dunia, pelaksanaan Konferensi Asia Afrika mempunyai arti penting, baik
bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada khususnya maupun dunia pada umumnya.
Prakarsa untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika dikemukakan pertama kali oleh Perdana
Menteri RI Ali Sastroamijoyo yang kemudian mendapat dukungan dari negara India, Pakistan, Sri
Lanka, dan Burma (Myanmar) dalam Konferensi Colombo.
Konferensi Pendahuluan Sebelum Konferensi Asia Afrika
Sebelum Konferensi Asia Afrika dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan konferensi pendahuluan
sebagai persiapan. Konferensi pendahuluan tersebut, antara lain sebagai berikut.
1) Konferensi Kolombo (Konferensi Pancanegara I)
Konferensi pendahuluan yang pertama diselenggarakan di Kolombo, ibu kota negara Sri Lanka
pada tanggal 28 April–2 Mei 1954. Konferensi dihadiri oleh lima orang perdana menteri dari
negara sebagai berikut.
a. Perdana Menteri Pakistan : Muhammad Ali Jinnah
b. Perdana Menteri Sri Lanka : Sir John Kotelawala
c. Perdana Menteri Burma (Myanmar) : U Nu
d. Perdana Menteri Indonesia : Ali Sastroamijoyo
e. Perdana Menteri India : Jawaharlal Nehru
Konferensi Kolombo membahas masalah Vietnam, sebagai persiapan untuk menghadapi
Konferensi di Jenewa. Di samping itu Konferensi Kolombo secara aklamasi memutuskan akan
mengadakan Konferensi Asia Afrika dan pemerintah Indonesia ditunjuk sebagai
penyelenggaranya. Kelima negara yang wakilnya hadir dalam Konferensi Kolombo kemudian
22
dikenal dengan nama Pancanegara. Kelima negara itu disebut sebagai negara sponsor.
Konferensi Kolombo juga terkenal dengan nama Konferensi Pancanegara I.
2) Konferensi Bogor (Konferensi Pancanegara II)
Konferensi pendahuluan yang kedua diselenggarakan di Bogor pada tanggal 22–29 Desember
1954. Konferensi itu dihadiri pula oleh perdana menteri negara-negara peserta Konferensi
Kolombo.
Konferensi Bogor memutuskan hal-hal sebagai berikut.
a) Konferensi Asia Afrika akan diselenggarakan di Bandung pada bulan 18-24 April 1955.
b) Penetapan tujuan KAA dan menetapkan negara-negara yang akan diundang sebagai
peserta Konferensi Asia Afrika.
c) Hal-hal yang akan dibicarakan dalam Konferensi Asia Afrika.
d) Pemberian dukungan terhadap tuntutan Indonesia mengenai Irian Barat.
Konferensi Bogor juga terkenal dengan nama Konferensi Pancanegara II.
Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Sesuai dengan rencana, Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18–24
April 1955. Konferensi Asia Afrika dihadiri oleh wakil-wakil dari 29 negara yang terdiri atas negara
pengundang dan negara yang diundang.
Negara pengundang meliputi : Indonesia, India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma (Myanmar).
Negara yang diundang 24 negara terdiri atas 6 negara Afrika dan 18 negara meliputi Asia
(Filipina, Thailand, Kampuchea, Laos, RRC, Jepang, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Nepal,
Afghanistan, Iran, Irak, Saudi Arabia, Syria (Suriah), Yordania, Lebanon, Turki, Yaman), dan Afrika
(Mesir, Sudan, Etiopia, Liberia, Libia, dan Pantai Emas/Gold Coast).
Negara yang diundang, tetapi tidak hadir pada Konferensi Asia Afrika adalah Rhodesia/Federasi
Afrika Tengah. Ketidakhadiran itu disebabkan Federasi Afrika Tengah masih dilanda pertikaian
dalam negara/dikuasai oleh orang-orang Inggris. Semua persidangan Konferensi Asia Afrika
diselenggarakan di Gedung Merdeka, Bandung.
Latar belakang dan dasar pertimbangan diadakan KAA adalah sebagai berikut.
a. Kenangan kejayaan masa lampau dari beberapa negara di kawasan Asia Afrika.
b. Perasaan senasib sepenanggungan karena sama-sama merasakan masa penjajahan dan
penindasan bangsa Barat, kecuali Thailand.
23
c. Meningkatnya kesadaran berbangsa yang dimotori oleh golongan elite nasional/terpelajar
dan intelektual.
d. Adanya Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur.
e. Memiliki pokok-pokok yang kuat dalam hal bangsa, agama, dan budaya.
f. Secara geografis letaknya berdekatan dan saling melengkapi satu sama lain.
g. Tujuan diadakannya Konferensi Asia Afrika, antara lain:
h. memajukan kerja sama bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam bidang sosial, ekonomi, dan
kebudayaan;
i. memberantas diskriminasi ras dan kolonialisme;
j. memperbesar peranan bangsa Asia dan Afrika di dunia dan ikut serta mengusahakan
perdamaian dunia dan kerja sama internasional.
k. bekerja sama dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya,
l. membicarakan masalah-masalah khusus yang menyangkut kepentingan bersama seperti
kedaulatan negara, rasionalisme, dan kolonialisme.
Konferensi Asia Afrika membicarakan hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama negara-
negara di Asia dan Afrika, terutama kerja sama ekonomi dan kebudayaan, serta masalah
kolonialisme dan perdamaian dunia.
Kerja sama ekonomi dalam lingkungan bangsa-bangsa Asia dan Afrika dilakukan dengan saling
memberikan bantuan teknik dan tenaga ahli. Konferensi berpendapat bahwa negara-negara di Asia
dan Afrika perlu memperluas perdagangan dan pertukaran delegasi dagang. Dalam konferensi
tersebut ditegaskan juga pentingnya masalah perhubungan antarnegara karena kelancaran
perhubungan dapat memajukan ekonomi. Konferensi juga menyetujui penggunaan beberapa
organisasi internasional yang telah ada untuk memajukan ekonomi.
Konferensi Asia Afrika menyokong sepenuhnya prinsip dasar hak asasi manusia yang
tercantum dalam Piagam PBB. Oleh karena itu, sangat disesalkan masih adanya rasialisme dan
diskriminasi warna kulit di beberapa negara. Konferensi mendukung usaha untuk melenyapkan
rasialisme dan diskriminasi warna kulit di mana pun di dunia ini. Konferensi juga menyatakan
bahwa kolonialisme dalam segala bentuk harus diakhiri dan setiap perjuangan kemerdekaan harus
dibantu sampai berhasil. Demi perdamaian dunia, konferensi mendukung adanya perlucutan
senjata. Juga diserukan agar percobaan senjata nuklir dihentikan dan masalah perdamaian juga
merupakan masalah yang sangat penting dalam pergaulan internasional. Oleh karena itu, semua
bangsa di dunia hendaknya menjalankan toleransi dan hidup berdampingan secara damai. Demi
24
perdamaian pula, konferensi menganjurkan agar negara yang memenuhi syarat segera dapat
diterima menjadi anggota PBB.
Konferensi setelah membicarakan beberapa masalah yang menyangkut kepentingan negara-
negara Asia Afrika khususnya dan negara-negara di dunia pada umumnya, segera mengambil
beberapa keputusan penting, antara lain:
a. memajukan kerja sama bangsa-bangsa Asia Afrika di bidang sosial, ekonomi, dan
kebudayaan;
b. menuntut kemerdekaan bagi Aljazair, Tunisia, dan Maroko;
c. mendukung tuntutan Indonesia atas Irian Barat dan tuntutan Yaman atas Aden;
d. menentang diskriminasi ras dan kolonialisme dalam segala bentuk;
e. aktif mengusahakan perdamaian dunia.
Selain menetapkan keputusan tersebut, konferensi juga mengajak setiap bangsa di dunia untuk
menjalankan beberapa prinsip bersama, seperti:
a. menghormati hak-hak dasar manusia, tujuan, serta asas yang termuat dalam Piagam PBB;
b. menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa;
c. mengakui persamaan ras dan persamaan semua bangsa, baik bangsa besar maupun bangsa
kecil;
d. tidak melakukan intervensi atau ikut campur tangan dalam persoalan dalam negeri negara
lain;
e. menghormati hak-hak tiap bangsa untuk mempertahankan diri, baik secara sendirian
maupun secara kolektif sesuai dengan Piagam PBB;
f. a)tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi
kepentingan khusus salah satu negara besar; b)tidak melakukan tekanan terhadap negara
lain;
g. tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan terhadap
integritas teritorial atas kemerdekaan politik suatu negara;
h. menyelesaikan segala perselisihan internasional secara damai sesuai dengan Piagam PBB;
i. memajukan kepentingan bersama dan kerja sama internasional;
j. menghormati hukum dan kewajiban internasional lainnya.
25
3. Lambang
Lambing KTT Asia Afrika tahun 2005
4. Anggota
Catatan terakhir waktu KTT Asia Afrika 2005 di Bandung diikuti oleh 89 kepala
negara/pemerintahan dan utusan khusus dari Asia dan Afrika, 10 perwakilan organisasi
regional/sub-regional, 20 negara lain dan 11 organisasi internasional, 1.978 delegasi dan 1.426
perwakilan media domestik dan asing.
Para peserta di antaranya adalah Perdana Menteri Jepang, Junichiro Koizumi, Presiden Tiongkok,
Hu Jintao, Sekjen PBB, Kofi Annan, Presiden Pakistan, Pervez Musharraf, Presiden Afganistan,
Hamid Karzai, Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, Sultan Brunei, Hassanal Bolkiah
dan Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki.
Sedangkan peserta KTT Asia Afrika sendiri adalah sebagai berikut:
Asia dan Pasifik
Afganistan
Arab Saudi
Azerbaijan
Bahrain
Bangladesh
Bhutan
Brunei Darussalam
China
Filipina
Fiji
India
Iran
Irak
Jepang
Kamboja
Kazakstan
Korea Utara
Korea Selatan
26
Kuwait
Kirgizia
Laos
Lebanon
Malaysia
Maladewa
Kepulauan Marshall
Mikronesia
Mongolia
Myanmar
Nauru
Nepal
Oman
Pakistan
Palestina
Papua Nugini
Qatar
Samoa
Singapura
Kepulauan Solomon
Sri Lanka
Suriah
Tajikistan
Thailand
Timor Leste
Republik Rakyat Cina
Tonga
Turki
Turkmenistan
Tuvalu
Uni Emirat Arab
Uzbekistan
Vanuatu
Vietnam
Yaman
Yordania
Afrika
Republik Afrika Tengah
Aljazair
Angola
Benin
Botswana
Burkina Faso
Burundi
Chad
Djibouti
Eritrea
Ethiopia
Gabon
Gambia
Ghana
Guinea
Guinea Bissau
Guinea Ekuatorial
Kamerun
Kenya
Komoro
Republik Demokratik Kongo
Kongo
Lesotho
Liberia
27
Libya
Madagaskar
Malawi
Mali
Maroko
Mauritania
Mauritius
Mesir
Mozambik
Namibia
Niger
Nigeria
Pantai Gading
Rwanda
Sao Tome dan Principe
Senegal
Seychelles
Sierra Leone
Somalia
Sudan
Swaziland
Tanjung Verde
Tanzania
Tunisia
Uganda
Zambia
Zimbabwe
5. Tujuan
Konferensi Bogor menghasilkan 4 (empat) tujuan pokok Konferensi Asia Afrika, yaitu
1. Untuk memajukan goodwill (kehendak yang luhur) dan kerja sama antara bangsa-bangsa Asia
dan Afrika, untuk menjelajah serta memaj ukan kepentingan-kepentingan mereka, baik yang
silih ganti maupun yang bersama, serta untuk menciptakan dan memajukan persahabatan
serta perhubungan sebagai tetangga baik;
2. Untuk mempertimbangkan soal-soal serta hubungan-hubungan di lapangan sosial, ekonomi,
dan kebudayaan negara yang diwakili;
3. Untuk mempertimbangkan soal-soal yang berupa kepentingan khusus bangsa-bangsa Asia dan
Afrika, misalnya soal-soal yang mengenai kedaulatan nasional dan tentang masalah-masalah
rasialisme dan kolonialisme;
4. Untuk meninjau kedudukan Asia dan Afrika, serta rakyat¬rakyatnya di dalam dunia dewasa ini
serta sumbangan yang dapat mereka berikan guna memajukan perdamaian serta kerja sama di
dunia.
28
6. Peranan
Konferensi Asia Afrika membawa pengaruh yang besar bagi solidaritas dan perjuangan
kemerdekaan bangsa di Asia dan Afrika. Pengaruh Konferensi Asia Afrika adalah sebagai berikut.
1. Perintis dalam membina solidaritas bangsa-bangsa dan merupakan titik tolak untuk mengakui
kenyataan bahwa semua bangsa di dunia harus dapat hidup berdampingan secara damai.
2. Cetusan rasa setia kawan dan kebangsaan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk menggalang
persatuan.
3. Penjelmaan kebangkitan kembali bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.
4. Pendorong bagi perjuangan kemerdekaan bangsa di dunia pada umumnya serta di Asia dan
Afrika khususnya.
5. Memberikan pengaruh yang besar terhadap perjuangan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika
dalam mencapai kemerdekaannya.
6. Banyak negara-negara Asia-Afrika yang merdeka kemudian masuk menjadi anggota PBB.
Selain membawa pengaruh bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan bangsa di Asia dan Afrika,
Konferensi Asia Afrika juga menimbulkan dampak yang penting dalam perkembangan dunia pada
umumnya. Pengaruh atau dampak itu, antara lain sebagai berikut.
1. Konferensi Asia Afrika mampu menjadi penengah dua blok yang saling berseteru sehingga
dapat mengurangi ketegangan/détente akibat Perang Dingin dan mencegah terjadinya perang
terbuka.
2. Gagasan Konferensi Asia Afrika berkembang lebih luas lagi dan diwujudkan dalam Gerakan
Non Blok.
3. Politik bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Burma (Myanmar), dan Sri Lanka tampak
mulai diikuti oleh negara-negara yang tidak bersedia masuk Blok Timur ataupun Blok Barat.
4. Belanda cemas dalam menghadapi kelompok Asia Afrika di PBB sebab dalam Sidang Umum
PBB, kelompok tersebut mendukung tuntutan Indonesia atas kembalinya Irian Barat ke
pangkuan RI.
5. Australia dan Amerika Serikat mulai berusaha menghapuskan diskriminasi ras di negaranya.
Konferensi Asia Afrika dan pengaruhnya terhadap solidaritas antarbangsa tidak hanya berdampak
pada negara-negara di Asia dan Afrika, tetapi juga bergema ke seluruh dunia.
29
BAB V
OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries)
1. Tentang OPEC
Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) atau dalam bahasa Indonesianya
adalah Organisasi Negara Negara Pengekspor Minyak Bumi merupakan organisasi yang bertujuan
menegosiasikan masalah-masalah mengenai produksi, harga dan hak konsesi minyak bumi dengan
perusahaan-perusahaan minyak.
OPEC didirikan pada 14 September 1960 di Bagdad, Irak. Saat itu anggotanya hanya lima negara.
Sejak tahun 1965 markasnya bertempat di Wina, Austria.
2. Sejarah berdirinya
Berdirinya OPEC dipicu oleh keputusan sepihak dari perusahaan minyak multinasional (The
Seven Sisters) tahun 1959/1960 yang menguasai industri minyak dan menetapkan harga di pasar
internasional. “The Tripoli-Teheran Agreement” antara OPEC dan perusahaan swasta tersebut pada
tahun 1970 menempatkan OPEC secara penuh dalam menetapkan pasar minyak internasional.
3. Lambang
4. Anggota
Anggota organisasi OPEC adalah Negara – Negara pengekspor minyak bumi. Indonesia dulu
merupakan anggota OPEC juga, tapi keluar dari keanggotaan OPEC tahun 2008 karena sekarang
Indonesia mengimport minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
30
Saat ini, anggota OPEC terdiri dari 12 negara, yaitu:
Afrika
Aljazair (1969)
Angola (1 Januari 2007)
Libya (Desember 1962)
Nigeria (Juli 1971)
Asia
Arab Saudi (negara pendiri, September 1960)
Iran (negara pendiri, September 1960)
Irak (negara pendiri, September 1960)
Kuwait (negara pendiri, September 1960)
Qatar (Desember 1961)
Uni Emirat Arab (November 1967)
Amerika Selatan
Ekuador (1973–1993, kembali menjadi anggota sejak tahun 2007)
Venezuela (negara pendiri, September 1960)
Anggota yang keluar
Gabon (keanggotaan penuh dari 1975–1995)
Indonesia (anggota dari Desember 1962–Mei 2008)
Pada Mei 2008, Indonesia mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan surat untuk keluar
dari OPEC pada akhir 2008 mengingat Indonesia kini telah menjadi importir minyak (sejak
2003) atau net importer dan tidak mampu memenuhi kuota produksi yang telah ditetapkan.
Kemungkinan jadi anggota
Suriah, Sudan, dan Bolivia (ketiga negara ini sudah diundang oleh OPEC untuk bergabung)
Brasil (ingin bergabung setelah ditemukan cadangan minyak yang besar di Atlantik)
5. Tujuan
Tujuan dari organisasi OPEC adalah:
Koordinasi dan unifikasi kebijakan perminyakan antar negara anggota;
a. Menetapkan strategi yang tepat untuk melindungi kepentingan negara anggota;
b. Menerapkan cara-cara untuk menstabilkan harga minyak di pasar internasional sehingga
tidak terjadi fluktuasi harga;
31
c. Menjamin income yang tetap bagi negara-negara produsen minyak;
d. Menjamin suplai minyak bagi konsumen;
e. Menjamin kembalinya modal investor di bidang minyak secara adil.
6. Peranan
Peranan Indonesia terhadap OPEC
Indonesia sampai saat ini masih tercatat sebagai salah satu anggota OPEC. Indonesia sangat
berkepentingan dengan organisasi ini sebab minyak dan gas merupakan sumber devisa terpenting
untuk membiayai kelangsungan hidup negara.Dalam organisasi negara-negara pengekspor minyak
ini, Indonesia pernah menempatkan dua tokoh yang berhasil menjadi Presiden OPEC, yaitu Prof. Dr.
Soebroto (1985-1987) dan Ida Bagus Sudjana pada tahun 1997.Negara-negara anggota OPEC terdiri
atas Venezuela, Kuwait, Saudi Arabia, Iran, Irak, Indonesia, Libya, Uni Emirat Arab, Nigeria, Qatar,
dan Aljazair
32
REFERENSI
http://marinnrin.wordpress.com/2010/10/05/macam-macam-organisasi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Perserikatan_Bangsa-Bangsa
http://id.wikipedia.org/wiki/Perhimpunan_Bangsa-bangsa_Asia_Tenggara
http://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_Tingkat_Tinggi_Asia-Afrika
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Negara-Negara_Pengekspor_Minyak_Bumi
Listyarti, Retno. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta: Esis
http://marinnrin.wordpress.com/2010/10/05/macam-macam-organisasi/http://id.wikipedia.org/wiki/Perserikatan_Bangsa-Bangsahttp://id.wikipedia.org/wiki/Perhimpunan_Bangsa-bangsa_Asia_Tenggarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_Tingkat_Tinggi_Asia-Afrikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Negara-Negara_Pengekspor_Minyak_BumiTop Related