BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang masalah
Uang merupakan alat pembayaran yang berlaku sekarang untuk semua
transaksi jual-beli baik secara langsung maupun tidak secara langsung.
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah dari pada
barter yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam
sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan
yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai.
Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan
mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan
meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.
Pada umumnya bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya menerima simpanan, giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank
dikenal juga sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang
membutuhkannya. Disamping itu bank juga dikenal untuk menukar uang, atau
menerima segala bentuk pembayaran seperti pembayaran listrik, telepon, air,
pajak, uang kuliah dan sebagainya.
Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masayarakat
serta memberikan jasanya dalam lalulintas pembayaran dan peredaran uang. Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tiga fungsi utama bank yaitu:
1. bank sebagai lembaga yang mungumpulkan dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan.
2. bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam
bentuk kredit dan bentuk lainnya
3. bank sebagai lembaga yang memperlancar transaksi perdagangan dan
peredaran uang.
1.2 batasan masalah
Dalam makalah ini penyusun akan memberikan batasan atas masalah yang
akan dibahas antara lain:
uang
lembaga keuangan
1.3 tujuan penulisan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Pengenalan Ilmu Ekonomi
serta bertujuan agar para pembaca tahu tentang uang, bank serta
percetakan uang di indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 pengertian uang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat
tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun
yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran
barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang adalah suatu benda yang
diterima secara umum oleh masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan
melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa, dan pada waktu yang
bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.. Beberapa ahli juga
menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
2.1.1 sejarah uang
Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan
yang panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena
setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia
berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana,
mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang diperolehnya
itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.
Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia pada kenyataan
bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh
kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan
sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimiliki
dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah sistem
barter’, yaitu barang yang ditukar dengan barang.
Pertukaran barang dengan barang dapat terjadi jika syarat-syarat dapat
dipenuhi :
1. Orang-orang yang akan melakukan pertukaran harus memiliki
barang yang akan ditukarkan.
2. Orang-orang yang akan melakukan pertukaran harus saling
membutuhkan barang yang akan dipertukarkan tersebut pada
waktu yang sama.
3. Barang-barang yang akan dipertukarkan harus mempunyai nilai
yang sama.
Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan
sistem ini. Di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang
mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang
dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan
satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama
nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk
menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-
benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang
diterima oleh umum (generally accepted), benda-benda yang dipilih bernilai tinggi
(sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang
merupakan kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang
romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah.
Pengaruh orang romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang; orang inggris
menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa latin salarium yang berarti
garam.
Barang-barang yang dianggap indah dan bernilai, seperti kerang, pernah
dijadikan sebagai alat tukar sebelum manusia menemukan uang logam. Meskipun
alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada :
a. Sulit dipindahkan.
b. Tidak tahan lama.
c. Sulit disimpan.
d. Nilainya tidak tetap.
e. Sulit dibagi tanpa mengurangi nilainya.
f. Bersifat lokal.
2.1.2 fungsi uang
A. Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan
hitung, dan sebagai penyimpan nilai.
1. Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange
yang dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan
melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang,
tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-
kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan
pertukaran uang.
2. Satuan hitung (unit of account) digunakan untuk menunjukan
nilai berbagai macam barang/jasa yang diperjualbelikan,
menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar
kecilnya pinjaman, juga dipakai untuk menentukan harga
barang/jasa (alat penunjuk harga).
B. Fungsi turunan uang antara lain :
1. Uang sebagai alat pembayaran
2. Uang sebagai alat untuk menabung
3. Uang sebagai pemindah kekayaan
4. Uang sebagai pembentuk/penimbun kekayaan
5. Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
Di Indonesia, sekarang beredar uang kertas dan uang logam yang
dikeluarkan Bank Indonesia. Kedua jenis uang tersebut memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut.
a. Dapat Diterima oleh Masyarakat Umum
b. Mudah Disimpan dan Nilainya Tetap
c. Mudah Dibawa ke Mana-mana
d. Mudah Dibagi Tanpa Mengurangi Nilai
e. Jumlahnya Terbatas Sehingga Tetap Berharga
2.1.3 Jenis-jenis uang
1. Berdasarkan bahan yang digunakan
a. Uang logam
b. Uang kertas
2. Berdasarkan lembaga yang mengeluarkan
a. Uang kartal (kepercayaan) Uang kartal di negara kita terdiri
atas uang logam dan uang kertas.
b. Uang giral (simpanan di bank) yaitu dana yang disimpan pada
rekening koran di bank-bank umum yang sewaktu-waktu dapat
dipergunakan untuk melakukan pembayaran dengan perantara
cek, bilyet giro, atau perintah membayar. Uang giral
dikeluarkan oleh bank umum dan merupakan uang yang
tidak berujud karena hanya berupa saldo tagihan di bank.
3. Berdasarkan nilainya
a. Uang bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya (nilai
intrinsik) sama dengan nilai nominalnya. Pada umumnya, uang
yang bernilai penuh terbuat dari logam.
b. Uang tidak bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya
(nilai intrinsik) lebih rendah daripada nilai nominalnya. Pada
umumnya, uang yang tidak bernilai penuh terbuat dari kertas.
2.1.4 Nilai Uang
Nilai uang adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan
sejumlah barang tertentu. Nilai uang tersebut dapat dibedakan menjadi tiga
macam.
a. Nilai Nominal
Nilai nominal uang adalah nilai yang tertera/tertulis pada setiap
mata uang yang bersangkutan.
b. Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik uang adalah nilai bahan yang digunakan untuk
membuat uang.
c. Nilai Riil
Nilai riil uang adalah nilai yang dapat diukur dengan jumlah barang
dan jasa yang dapat ditukar dengan uang itu.
2.1.5 Teori Permintaan Nilai Uang
Ada beberapa teori yang digunakan untuk menjelaskan prilaku uang dalam
ekonomi konvensional, antara lain:
1. Teori Moneter Klasik. Teori permintaan uang klasik tercermin dalam
teori kuantitas uang (MV = PT). Keberadaan uang tidak dipengaruhi oleh
suku bunga, tetapi ditentukan oleh kecepatan perputaran uang tersebut.
2. Teori Keynes. Menurut Keynes, motif seseorang untuk memegang uang
ada tiga tujuan yaitu: Transaction motive, Precautionary motive (keperluan
berjaga-jaga) dan Speculative motive. Motif transaksi dan berjagajaga
ditentukan oleh tingkat pendapatan, sedangkan motif spekulasi ditentukan
oleh tingkat suku bunga.
Keynes mengatakan untuk transaksi dan berjaga-jaga permintaan uang
merupakan fungsi dari pendapatan, tapi untuk tujuan spekulasi dipengaruhi
oleh tingkat bunga. Sehingga fungsi Liquidity Preference digambarkan
sebagai berikut :
Md = Md(r, Y)
Di mana Md = total permintaan uang
r = tingkat bunga
Y = pendapatan
Pada ekonomi konvensional, alternative penggunaan uang lebih kepada
fungsi lending daripada investasi.
2.2 Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah lembaga yang kegiatannya menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkannya lagi kepada masyarakat. Lembaga keuangan
merupakan perantara antara pihakpihak yang mempunyai kelebihan dana dengan
pihak yang memerlukan dana. Lembaga keuangan terdiri atas bank dan lembaga
keuangan bukan bank.
2.2.1 Bank
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan
dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai bank note. Kata bank berasal dari
bahasa italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut undang-
undang negara republik indonesia nomor 10 tahun 1998, yang dimaksud dengan
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
A. Asas, Fungsi, dan Tujuan Bank
Menurut Pasal 2 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,
dalam melakukan usahanya, perbankan di Indonesia berasaskan demokrasi
ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi
dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Menurut
pasal 3 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992, fungsi utama Perbankan Indonesia
adalah sebagai penghimpun dan sebagai penyalur dana masyarakat. Menurut Pasal
4 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Perbankan Indonesia bertujuan menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas ekonomi ke arah peningkatan kesejahteraan
rakyat banyak.
Sesuai dengan fungsi dan tujuan bank tersebut, ada tiga tugas utama
bank yang juga dikenal dengan produk-produk bank :
1. Bank sebagai Penghimpun Dana Masyarakat (Kredit Pasif)
Penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan oleh bank dapat dengan
cara-cara sebagai berikut.
a) Rekening koran/giro (demand deposit), yaitu simpanan yang dapat
diambil atau digunakan untuk membayar sewaktu-waktu.
b) Deposito berjangka (time deposit), yaitu simpanan pada bank yang
penarikannya hanya boleh dilakukan setelah jatuh tempo.
c) Sertifikat deposito, yaitu deposito berjangka yang sertifikatnya dapat
diperjualbelikan.
d) Tabungan, yaitu simpanan di bank yang penarikannya dapat sewaktu-
waktu.
e) Deposit on call, yaitu simpanan tetap yang berada di bank selama
pemiliknya tidak menggunakan. Jika pemiliknya akan menggunakan,
pemilik tersebut harus memberitahukan terlebih dahulu.
f) Deposit automatic roll over, yaitu deposito yang sudah jatuh tempo tetapi
diperpanjang secara otomatis selama belum diambil.
2) Bank sebagai Penyalur Dana Masyarakat (Kredit Aktif)
Bank dapat menyalurkan dananya kepada masyarakat dengan cara-cara
sebagai berikut.
a) Kredit rekening koran, yaitu peminjaman kepada nasabah yang
pengambilannya disesuaikan dengan kebutuhan nasabah tersebut.
b) Kredit reimburse (letter of credit), yaitu kredit yang diberikan
kepada nasabah atas pembelian sejumlah barang dan yang
membayar adalah pihak bank.
c) Kredit aksep, yaitu pinjaman yang diberikan bank kepada nasabah
dengan mengeluarkan wesel. Wesel tersebut selanjutnya dapat
diperdagangkan.
d) Kredit dokumenter, yaitu pinjaman yang diberikan oleh bank
kepada nasabah setelah nasabah menyerahkan dokumen
pengiriman barang yang telah disetujui oleh kapten kapal yang
mengangkut barang tersebut.
e) Kredit dengan jaminan surat berharga, yaitu pinjaman yang
diberikan oleh bank kepada nasabah untuk membeli surat-surat
berharga, dan sekaligus surat-surat berharga tersebut sebagai
jaminan kreditnya.
3) Bank sebagai Perantara dalam Lalu Lintas Pembayaran
Bank dapat bertindak sebagai perantara lalu lintas pembayaran dengan
memberikan jasa sebagai berikut.
a) Transfer (pengiriman) uang, yakni pengiriman uang antardaerah
atau antarnegara yang dilakukan oleh bank, atas permintaan
nasabah atau masyarakat.
b) Melakukan inkaso. Bank atas nama nasabah melakukan penagihan
surat utang atau wesel kepada pihak lain.
c) Menerbitkan kartu kredit (credit card). Bank menerbitkan kartu
kredit untuk nasabah sehingga nasabah dapat melakukan transaksi
pembelian di supermarket tanpa perlu membawa uang tunai.
d) Mendiskonto. Bank menjamin jual beli surat berharga yang terjadi
di masyarakat.
e) Mengeluarkan cek perjalanan (traveler’s check).Untuk
memudahkan transaksi dalam perjalanan, bank menyediakan cek
perjalanan.
f) Automated teller machine (ATM), yaitu tempat nasabah
mengambil uang tunai yang ditangani oleh mesin.
g) Pembayaran gaji karyawan. Suatu perusahaan/instansi dapat
membayar gaji karyawannya melalui bank.
h) Save Deposit Box (SDB), yaitu tempat penyimpanan
surat/dokumen penting/ berharga.
B. Jenis-Jenis Bank
Menurut Pasal 5 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, jenis bank terdiri
atas bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR). Selain itu, juga terdapat
Bank Sentral yaitu Bank Indonesia.
1) Bank Sentral
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999, Bank Sentral (Bank Indonesia)
merupakan lembaga negara yang independen/mandiri, bebas dari campur tangan
pemerintah dan pihak-pihak lain kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur
dalam undang-undang. Bank Indonesia merupakan bank sentral di Indonesia yang
didirikan berdasarkan undang-undang.
Tujuan Bank Indonesia adalah mengatur dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Kestabilan nilai rupiah tampak dari perkembangan laju inflasi dan
perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Untuk mencapai
tujuan tersebut, Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut.
a) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
b) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
c) Mengatur dan mengawasi bank.
d) Sebagai penyedia dana terakhir bagi bank umum, dalam bentuk bantuan
likuiditas Bank Indonesia.
2) Bank Umum
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bank umum
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Bank umum memiliki bentuk hukum yaitu:
a) perseroan terbatas (PT)
Milik negara : Bank BNI, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI),
dan Bank Tabungan Negara (BTN).
Milik swasta :
Swasta nasional : Bank Central Asia (BCA), Lippo Bank, Bank
Danamon, dan Bank Internasional Indonesia (BII).
Swasta asing : First National City Bank (Citibank). Bank of
America, Chase Manhattan Bank, Standard Chartered Bank
b) koperasi : Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin),
c) perusahaan daerah : Bank Nagari (Sumatra Barat), BPD Bali, Bank DKI, Bank
Jabar
Tugas pokok Bank Umum menurut Pasal 6 UU No.10 Tahun 1998
adalah sebagai berikut.
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya.
b) Memberikan kredit.
c) Menerbitkan surat pengakuan utang.
d) Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan
dan atas perintah nasabahnya.
e) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah.
f) Menempatkan dana pada peminjam atau meminjamkan dana pada bank lain
baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan cek atau
sarana lainnya.
g) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antarpihak ketiga.
h) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga (safe deposit
box).
i) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
kontrak.
j) Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat hanya diperbolehkan menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan
atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. Namun, BPR juga boleh
memberikan kredit kepada masyarakat sebagaimana dilakukan oleh bank umum.
Menurut pasal 13 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, BPR mempunyai tugas
sebagai berikut.
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan
dengan itu.
b) Memberikan kredit kepada masyarakat.
c) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil.
C. percetakan uang di indonesia
Perusahaan umum percetakan uang republik indonesia (perum peruri)
adalah badan usaha milik negara (bumn) yang ditugasi untuk mencetak uang
rupiah (baik uang kertas maupun uang logam) bagi republik indonesia, sesuai
dengan peraturan pemerintah nomor 32 tahun 2006. Selain mencetak uang rupiah
republik indonesia, juga mencetak produk sekuriti lainnya, termasuk cetakan
kertas berharga non uang dan logam non uang.
Perum peruri didirikan pada tanggal 15 september 1971, dan merupakan
gabungan dari dua perusahaan yaitu pn. Pertjetakan kebajoran atau pn. Perkeba,
dan pn. Artha yasa. Pendirian ini sesuai dengan peraturan pemerintah nomor : 60
tahun 1971, selanjutnya diubah dengan peraturan pemerintah nomor: 25 tahun
1982, kemudian diubah dengan peraturan pemerintah nomor 34 tahun 2000 dan
disempurnakan untuk terakhir kalinya melalui peraturan pemerintah nomor 32
tahun 2006.
Sesuai peraturan pemerintah nomor 32 tahun 2006 di atas, perum
percetakan uang republik indonesia (perum peruri) diberikan tugas dan wewenang
untuk mencetak lima produk unggulan, yakni uang republik indonesia yang
meliputi uang kertas dan uang logam, paspor ri, pita cukai, meterai dan sertifikat
tanah. Setiap produk yang dicetak oleh perum peruri mempunyai ciri khusus yang
mengutamakan segi-segi pengamanan, mengingat dokumen tersebut merupakan
dokumen negara yang sangat vital. Oleh karena itu, perum peruri selalu
memfokuskan unsur-unsur sekuriti atau security feature pada setiap produk
cetakannya.
2.3 Lembaga Keuangan Bukan Bank
Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.
KEP-38/MK/IV/I972, Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) adalah semua
lembaga (badan) yang melakukan kegiatan dalam bidang keuangan yang secara
langsung atau tidak langsung menghimpun dana dengan cara mengeluarkan surat-
surat berharga, kemudian menyalurkan kepada masyarakat terutama untuk
membiayai investasi perusahaan-perusahaan.
Lembaga keuangan bukan bank dapat mendorong pengembangan pasar
uang dan pasar modal serta membantu permodalan sejumlah perusahaan yang
dimiliki pengusaha golongan ekonomi lemah. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh
lembaga keuangan bukan bank adalah sebagai berikut :
a. Menghimpun dana dengan cara mengeluarkan surat-surat berharga.
b. Memberikan kredit jangka menengah dan panjang kepada
perusahaan atau proyek yang dimiliki oleh pemerintah maupun
swasta.
c. Menjadi perantara bagi perusahaan-perusahaan Indonesia dan
badan hukum pemerintah untuk mendapatkan kredit dari dalam
maupun luar negeri.
d. Melakukan penyertaan modal di perusahaan-perusahaan dan
penjualan saham-saham di pasar modal.
e. Melakukan usaha lain di bidang keuangan setelah mendapat
persetujuan Menteri Keuangan.
Adapun beberapa contoh lembaga keuangan bukan bank yang terdapat
dalam masyarakat antara lain adalah perusahaan perasuransian, koperasi kredit,
perusahaan umum pegadaian, dana pensiun, dan perusahaan sewa guna .
a. Asuransi
Asuransi adalah perusahaan (penanggung) yang menghimpun dana
melalui penarikan premi dengan menjanjikan akan memberi sejumlah uang
sebagai ganti rugi kepada pihak yang membayar premi (tertanggung) apabila
terjadi suatu peristiwa yang merugikan pembayar premi tersebut.
Lembaga asuransi memiliki peranan ganda, yaitu sebagai lembaga
pelimpahan risiko dan sebagai lembaga penyerap dana dari masyarakat. Contoh
perusahaan asuransi adalah Asuransi Jiwasraya, Asuransi Bumi Putra, Asuransi
Sosial Tenaga Kerja, Asuransi Kesehatan Indonesia (Askes), dan Asuransi
Kerugian Jasa Raharja.
b. Koperasi Kredit
Kegiatan koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah menerima
simpanan dan memberikan pinjaman uang kepada para anggota yang memerlukan
dengan syarat-syarat yang mudah dan bunga ringan. Untuk meminjam uang,
anggota tidak perlu menyerahkan jaminan.
c. Perusahaan Umum Pegadaian (Perum Pegadaian)
Perum Pegadaian merupakan perusahaan umum milik pemerintah yang
tujuannya memberikan pinjaman kepada perseorangan atau golongan ekonomi
lemah. Pinjaman yang diberikan oleh Perum Pegadaian didasarkan pada nilai
barang jaminannya. Dalam memberikan kreditnya, pegadaian tidak memerhatikan
penggunaan uang tersebut. Jaminan kredit dapat berupa benda-benda bergerak dan
tidak bergerak. Jaminan tersebut diserahkan oleh peminjam untuk dikuasai
pemberi kredit tanpa akta notaris. Apabila peminjam terlambat melunasi
pinjamannya, maka ia dikenai peringatan. Jika ternyata tetap tidak dapat melunasi,
barulah barang jaminannya dilelang. Jika nilai jual jaminan lebih tinggi daripada
nilai utang, kelebihannya dikembalikan kepada pihak peminjam.
d. Lembaga Dana Pensiun
Dana pensiun diperoleh melalui pemotongan gaji pegawai setiap bulan
selama seseorang masih aktif bekerja, kemudian dibayarkan kembali kepada
pegawai tersebut setelah pensiun. Dalam masa tenggang, yaitu masa pemotongan
sebagian gaji dengan masa pembayaran saat pegawai/karyawan pensiun, dana
yang terkumpul tersebut disalurkan kepada masyarakat.
Dewasa ini banyak penjual barang yang menggunakan cara sewa guna
(leasing) agar menarik minat pembeli. Leasing merupakan pembelian secara
angsuran, namun sebelum angsurannya selesai (lunas), hak barang yang
diperjualbelikan masih dimiliki oleh penjual. Namun demikian, begitu kontrak
leasing ditandatangani, segala fasilitas dan kegunaan barang tersebut boleh
digunakan oleh pembeli.
BAB III
TINJAUAN MASALAH
3.1 Kasus Pada Bank Umum (bank century)
Perbankan nasional kembali diguncang kasus. Adalah Bank Century yang
pada akhir November 2008 diselamatkan pemerintah, karena dianggap berpotensi
memicu krisis sistemik, menyusul kalah kliring yang dialaminya. Mengenai
masalah gagal Kliring Bank Century, Boediono (Gubernur BI) waktu itu
menegaskan bahwa hal itu disebabkan oleh factor teknis berupa keterlambatan
penyetoran prefund.
Menurut Menteri keuangan Sri mulyani Indrawati, keputusan
menyelamatkan Bank Century pada tanggal 21 November 2008 adalah untuk
menghindari terjadinya krisis secara berantai pada perbankan yang dampaknya
jauh lebih mahal dan lebih dashyat dari 1998. \dengan meminimalkan ongkosnya
dan dikelola oleh manajemen yang baik maka Bank Century punya potensi untuk
bisa dijual dengan harga yang baik. Maka, mulai hari jumat 21 November 2008
PT. Bank Century telah diambil alih oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS),
untuk selanjutnya tetap beroperasi sebagai Bank Devisa penuh yang melayani
berbagai kebutuhan Jasa Perbankan bagi para nasabah.
Pengambilalihan Bank tersebut oleh Lembaga Pemerintah ini
dimaksudkan untuk lebih meningkatan keamanan dan kualitas pelayanan bagi
para nasabah. Tim manajemen baru yang terdiri dari para professional telah
ditunjuk hari itu juga untuk mengelola dan meningkatkan Kinerja Bank.
Meskipun sudah diambil alih pemerintah melalui Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS), bank yang membukukan laba Rp 139 miliar per semester
pertama 2009 tersebut, kini disoroti DPR dan public. Pangkal persoalannya adalah
kucuran dana talangan hingga mencapai Rp 6,762 trilliun yang dianggap
terlampau besar dan tidak procedural, serta adanya potensi moral hazard demi
melindungi dana milik deposan kakap yang disimpan di bank itu.
Bank hasil merger Bank Pikko, Bank Danpac, serta Bank CIC pada 2004
tersebut mengalami kemunduran kinerja secara kronis, sehingga perlu dana
talangan. Berdasarkan data LPS, pada rentang waktu 20-23 November 2008,
suntikan dana mencapai Rp 2,776 triliun, untuk menutup kebutuhan modal agar
rasio kecukupan modal terdongkrak hingga 10 persen. Tak lama berselang, yakni
pada 5 Desember 2008, kembali disuntik Rp 2,201 triliun. Dengan demikian
dalam rentang 15 hari total dana talangan yang disuntikan mencapai Rp 4,977
triliun. Tak berhenti disitu, dana talangan terus mengucur yakni pada 3 Februari
2009 sebesar Rp 1,155 triliun, disusul pada 21 Juli 2009 sebanyak Rp 630 miliar.
Total dana suntikan (bailout) menjadi Rp 6,726 triliun. Suatu jumlah yang
fantastis dan tidak mengherankan jika kini disoroti, dan DPR menuntut
pertanggungjawaban pemerintah, LPS dan Bank Indonesia (BI).
Mengurai persoalan yang kini menghangat mau tak mau kita harus
menengok ke belakang. Perlu diketahui, pemegang saham pengendali Bank
Century adalah Rafat Ali Rizvi dan Hesyam Al Warraq. Adapun pemegang saham
mayoritasnya Robert Tantular. Setelah merger ternyata tidak ada perbaikan. Sejak
2005 hingga 5 November 2008, bank itu bolak balik masuk pengawasan intensif
BI. Penyebabnya adalah exposure pada surat berharga valuta asing (valas) bodong
atau tidak berperingkat senilai US$ 203 juta, serta asset tidak produktif senilai Rp
477 miliar, yang menekan modal bank.
Sebagai tindak lanjut pengawasan intensif BI meminta bank menjual tunai
surat berharga valasnya paling lambat akhir Desember 2005. Namun, bank
mengajukan proposal penyelesaian melalui skema penjaminan tunai (assets
management agreement/ AMA), dan disetujui BI pada 21 Februari 2006.
Kemudian BI juga meminta bank menambah modal Rp 500 miliar. Permintaan ini
dipenuhi pemilik bank sebesar US$ 10,5 juta dan US$ 14,85 juta. Terakhir bank
melakukan right issue dan meraup dana Rp 442 miliar.
Namun semua itu sia-sia, Bank Century semakin terperosok sehingga
masuk status pengawasan khusus pada 6 November 2008. Berdasarkan
pemeriksaan berjalan (assessment) BI per 30 September 2008, rasio kecukupan
modal (capital adequacy ratio/CAR) turun ke posisi 2,35 persen. Kondisi ini juga
diperburuk oleh turunnya kepercayaan masyarakat terhadap bank, khususnya
deposan besar, seperti Sampoerna dan PT Timah, yang menarik depositonya pada
juli 2008, dan berlanjut menjadi penarikan dana besar-besaran (rush). Dalam
rentang November hingga Desember 2008, total simpanan yang ditarik mencapai
Rp 5,67 triliun.
A. Bank Indonesia Beberkan Alasan
Bank Indonesia (BI) membeberkan alas an terkait keputusan BI
saat memberikan predikat bank gagal dan berpotensi sistemik, sehingga
harus diserahkan kepada LPS. Akibatnya LPS harus meraguh kocek
hingga Rp 6,7 triliun untuk menyelamatkan nbank tersebut.Ada 5 (lima)
criteria bank century masuk kategori sistemik antara lain::
1. Bagaimana dampak terhadap sector riil jika bank century ditutup.
Dalam parameter pertama itu Bank century yang memiliki 65 ribu
nasabah tersebut memang tidak berdampak luas. Istilahnya low impact.
Tapi ini hanya salah satu parameter.
2. Bagaimana dampak terhadap bank-bank lain jika Bank Century
ditutup. Dalam parameter tersebut BI menilai imbasnya bias sangat
besar. Sebab data BI menunjukkan saat Bank Century sekarat
(November 2008), ada beberapa bank kecil yang memiliki exposure
besar di Bank Century. Artinya, dana bank-bank tersebut kecantol di
Bank Century melalui fasilitas Pasar Uang Antar Bank (PUAB).
Berdasarkan kalkulasi BI jika dana bank-bank tersebut tidak bias
kembali, bank-bank itu bakal mengalami kesulitan likuiditas, rasio
kecukupan modal (CAR)-nya turun, dan akhirnya harus masuk dalam
pengawasan khusus. Jika bank-bank tersebut masuk pengawasan
khusus, bank-bank lain yang memiliki exposure juga akan demikian.
Karena itu, bisa menimbulkan efek berantai ke seluruh perbankan.
3. Dampak pada pasar keuangan yakni pasar obligasi pemerintah dan
bursa saham. Kalau century ditutup, ada bank lain bermasalah. Karena
bank lain itu mempunyai exposure SUN cukup besar, sehingga SUN
harus dijual. Itu akan menggoyangkan pasar SUN karena terjadi
penjualan besar-besaran. Kalau bank-bank tadi adalah listed company (
perusahaan tercatat dibursa saham ) itu akan menggoyang pasar saham.
4. Dampak kepada system pembayaran antar bank. Kalau ditutup, bank-
bank lain yang memiliki tagihan ke Bank Century sulit menagih dan
ini tidak dijamin. Ini bisa mengakibatkan system pembayaran chaos.
Dalam artian adanya imbas psikologis masyarakat jika Bank Century
ditutup. Semua menunjukkan imbasnya mulai medium to high impact
hingga high impact.
5. Sejak pertengahan 2008, saat krisis ekonomi global mulai menghebat
system keuangan di Indonesia mengalami tekanan hebat. Dana
perbankan di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang biasanya mencapai
Rp 200 triliun tiba-tiba menyusust tinggal Rp 89 triliun.
Artinya ada indikasi penarikan dana masyarakat dari bank dalam
jumlah besar. Untuk membayar itu, bank harus mencairkan dana
mereka yang disimpan di SBI.
Indikator lain anjloknya dana deposito masyarakat. Akibatnya untuk
menarik dana masyarakat bank mulai menaikkan suku bunga simpanan hingga
terjadi perang suku bunga. Bahkan bank-bank besar yang sebelumnya menjadi
supplier dalam fasilitas Pasar Uang Antar Bank (PUAb) mulai menahan dana. Hal
itu mengakibatkan bank-bank kecil dan menengah mengalami kesulitan likuiditas.
Saat itu PUAB sangat tegang. Selain itu resiko gagal kredit ( credit default swap)
Indonesia melonjak dari angka normal 200 basis poin (bps) menjadi 1.400 bps.
Ditambah pencairan dana investor asing sekitar USD 6 miliar. Intinya ada tekanan
besar di pasar uang.
B. Penggelapan
Penyebab lain ambruknya Bank Century adalah penipuan oleh
pemilik dan manajemen dengan menggelapkan uang nasabah. Mereka
adalah Robert Tantular, Anggota Dewan Direksi Dewi Tantular,
Hermanus hasan Muslim dan Laurance Kusuma serta pemegang Saham
yaitu Hesham Al Warraq Thalat dan Rafat Ali Rijvi. Pengelapannya
dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, memanfaatkan produk reksa
dana fiktif yang diterbitkan PT Antaboga Delta Sekuritas Indonesia yang
dijual terselubung di Bank Century. Kedua, menyalurkan sejumlah kredit
fiktif. Ketiga, menerbitkan letter of Credit ( L/C ) Fiktif. Modusnya yaitu
pemilik Bank Century membuat perusahaan atas nama orang lain untuk
kelompok mereka. Lantas mereka mengajukan permohonan kredit, tanpa
prosedur semestinya serta jaminan yang memadai mereka dengan mudah
mendapatkan kredit. Bahkan ada kredit Rp. 98 Milyar yang cair hanya
dalam 2 (dua ) jam. Jaminan mereka tambahnya hanya surat berharga yang
ternyata bodong.
Selain itu Robert Tantular juga menyalahgunakan kewenangan
memindah bukukan dan mencairkan dana deposito valas sebesar Rp. 18
Juta Dollar AS tanpa izin sang pemilik dana, Budi Sampoerna. Robert juga
mengucurkan kredit kepada PT Wibowo wadah Rezeki Rp. 121 Milyar
dan PT Accent Investindo Rp. 60 Milyar. Pengucuran dana ini diduga
tidak sesuai prosedur. Robert Tantular juga melanggar Letter Of
Commitmen dfengan tidak mengembalikan surat – surat berharga Bank
Century di luar negri dan menambah modal Bank.
C. Permasalahan Yang Ditimbulkan Oleh Bank Century
1. Bahwa masalah di Bank Century disebabkan lemahnya Bank Indonesia
mengawasi pengoperasian perbankan nasional, sehingga merugikan
keuangan Negara. BI dinilai lalai dalam pengawasan, sehingga direksi dan
pemilik Bank Century sejak 2005 leluasa melarikan dana milik nasabah ke
luar negri melalui penerbitan Obligasi bodong.
2. DPR merasa dilangkahi pemerintah, karena pemerintah dan DPR hanya
bersepakat mengeluarkan dana rekap sebesar 1,3 Trilyun, nyatanya 6,7
trilyun.
3. Pengambilalihan Bank Century oleh pemerintah melalui LPS tidak
memiliki konsep yang jelas dan akan menimbulkan kerugianyang cukup
besar.Dana yang dikeluarkan LPS dalam upaya penyehatan Century yang
mencapai Rp. 6,77 Trilyun dapat dipastikan tidak akan bisa kembali. Dan
akan menimbulkan kerugian yang besar, artinya upaya LPS
memperetahankan deposan – deposannya tidak lari gagal.
4. Saat ini muncul dugaan dana rekap Bank Century bukan hanya 6,7 trilyun
tetapi mencapai hingga 9 Trilyun
3.2 Penyelesaian Kasus Bank Century
1. Masih banyak misteri yang melingkupi kasus penyelamatan Bank Century.
Karena itu audit investigasi BPK harus dilakukan dengan tuntas. Jangan
sampai ada penumpang gelap yang bermain dengan mengatasnamakan
penyelamatan ekonomi nasional. Misteri itulah yang ditindaklanjuti komisi
pemberantasan Korupsi (KPK) dengan meminta Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) untuk melakukan audit investigasi terhadap bank. Tidak
hanya KPK, DPR pun minta KPK mengaudit proses bailout tersebut. Itu
karena sebelumnya DPR pada tanggal 18 Desember 2008 telah menolak
peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 4 Tahun
2008 tentang jaringan pengaman sector keuangan ( JPSK ) sebagai payung
hukum dari penyelamatan bank milik pengusaha Robert Tantular itu.
2. Pemerintah terus memburu asset Robert Tantular dan pemegang saham
lainnya di luar negeri dengan membentuk tim pemburu asset. Tim ini
beranggotakan staf Departemen Keuangan, Markas Besar Polri, Bank
Indonesia, Lembaga Penjamin simpanan, Pusat Pelaporan dan Analisa
Transaksi Keuangan, Departemen Luar Negeri, Kejaksaan Agung, serta
Departemen Hukum dan Hak Azasi manusia. Untuk di dalam negeri
jumlah asset yang disita polisis terkaitb kasus tindak pidana perbankan di
Bank Century sebesar Rp 1,191 miliar. Sementara di luar negeri, polisis
berhasiul menemukan dan memblokir asset milik Robert Tantular senilai
19,25 Juta dolar AS atau setara Rp 192,5 Miliar. Uang sebesar itu antara
lain terdapat di USB AG Bank Hongkong senilai 1,8 juta dolar AS, PJK
Jersey sejumlah 16,5 juta dolar AS, dan British Virgin Island ( Inggris )
sebesar 927 ribu dolar AS. Selain itu polisisjuga menemukan dan
memblokir aset Hesham Al Warraq \talaat serta Rafat Ali Rizvi senilai Rp
11,64 triliun. Aset itu tersebar di UBS AG Bank sejumlah 3,5 juta dolar
AS, Standard Chartered Bank senilai 650 ribu dolar AS dan sejumlah SGD
4.006, di ING Bank sebesar 388 ribu dolar AS.
3. Dalam proses hukum bank Century, pemilik bank century Robert tantular
beserta pejabat bank century telah ditetapkan sebagai terdakwa kasus
penggelapan dana nasabah. Bahkan manajemen Bank Century telah
terlibat dalam memasarkan produk reksadana PT Antaboga Sekuritas yang
jelas-jelas dalam pasal 10 UU Perbankan telah dilarang. Prinsip the five
C’s of credit analysis yang menjadi dasar pemberian dana talangan
rupanya tidak diterapkan oleh LPS. LPS harusnya meneliti Character
(kejujuran pemilik bank), collateral (jaminan utang bank), capital (modal),
capacity ( kemampuan mengelola bank ) dan condition of economy
sebelum bailout diberikan. Artinya dari segi the five C;s of credit analysis
Bank Century sebenarnya tidak layak sama sekali mendapatkan dana
talangan dari LPS. Ironisnya LPS justru mengucurkan dana sampai 6,7
triliun ke bank itu.
4. Solusi untuk mengatasi bank-bank bermasalah bukan dengan memberikan
penjaminan penuh ( blanket guarantee atau bailout ) seperti yang diberikan
ke Bank Century. Hal itu berdasar pengalaman krisis keuangan 1998 yang
akhirnya mengakibatkan munculnya bantuan likuiditas Bank Indonesia
(BLBI) hingga Rp 600 triliun.
3.3 Kesimpulan
Pemberian bailout atau dana talangan oleh pemerintah kepada bank
century yang membengkak hingga Rp 6,7 triliun dari semula 1,3 triliun
harus menjadi bahkan pembicaraan dan perdebatan seru. Bukan hanyua
dimedia massa dikalangan para ahli dan birokrasi pemerintah, tapi juga
departemen karena hal ini menyangkut dua aspek yaitu politik dan hukum.
Pemberian dana bailout century yang sekarang terus diperjualkan bisa
berakibat buruk terhadap bank tersebut. Dimana akan mengurangirasa
percaya nasabah pada dunia perbankan.
Kasus Bank Century mencerminkan lemahnya pengawasan Bank
Indonesia ( BI ) sebagai bank sentral terhadap bank umum. Bank-bank
umumnya hendaknya mendapat pengawasan ketat dari bank Central.
3.4 Saran
• Dalam menghadapi kasus bank Cemtury perlunnya kerjasama dengan
baik antara pemerrintah, DPR-RI dan Bank Indonesia
• Pemerintah harus bertanggung jawab kepadanasabah Bank Century agar
bisa uangnyya dicairkan.
• Harus ada trasparansi public dalam menyelesaikan kasus Bank century
sehingga tidak terjadi korupsi
• Audit infestasi BPK harus dilakukan dengan tuntas dan dibantu oleh
Polri, kejaksaan, Pemerintah Bank Indonesia.
BAB IV
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat
tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun
yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran
barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu
yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian
barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk
pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat
penunda pembayaran.
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan
dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.
Dari uraian makalah diatas diharapkan bias menambah pengetahuan para
pembaca sekalian mengenai uang, bank serta percetakan uang di indosia.
Besar harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khusunya dan
juga bagii para pembaca umumnya.
MAKALAH
PENGANTAR ILMU EKONOMI
“UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN”
OLEH :
AFDAL ZIKRI
1110932076
DOSEN PEMBIMBING :
Ir. AMNA SURESTI, M. Si.
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011