PERANAN BAHASA INDONESIA DALAM ERA GLOBALISASI
NAMA : RIZKY CANDRA PUTRA
KELAS : 3 KA34
NPM : 16110167
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 1
Dosen : Fadlan Maulana
Topik Tugas : Peranan Bahasa Indonesia Dalam Era Globalisai
Kelas : 3-KA34
Dateline tugas : 6 November 2012
Tanggal Penyerahan & Upload Tugas : 6 November 2012
PERNYATAAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini kami buat
sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, kami siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai
1/100 untuk mata kuliah ini.
Penyusun
NPM Nama Lengkap Tanda
Tangan
16110167 Rizky Candra Putra
Program Sar jana S1 / S ISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
PENGANTAR MAKALAH
PENULIS
RIZKY CANDRA PUTRA
EDITOR
RIZKY CANDRA PUTRA
DESAINER ISI
RIZKY CANDRA PUTRA
DESAINER COVER
RIZKY CANDRA PUTRA
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, Sehingga
Makalah Mata Kuliah Bahasa Indonesia ini dapat saya selesaikan guna sebagai salah satu
tugas yang diberikan dosen mata kuliah Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata kuliah
softskill. Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
p engampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberi kesempatan kapadasaya
untuk mengumpulkan tugas makalah ini.
Tugas makalah yang berjudul Peranan Bahasa Indonesia Dalam Era Globalisasi. Sebuah
makalah yang mengupas hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial yang ada
di lingkungan masyarakat, tentunya di lingkungan sekitar kita. Saya sadar, bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, saya terus mengharapkan bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah
Bahasa Indonesia. Agar dilain waktu, tugas-tugas yang diberikan oleh Dosen Pengampu
Mata Kuliah Bahasa Indonesia dapat saya kerjakan lebih baik lagi.
Harapan saya, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembacanya.
Akhirnya saya ucapkan terima kasih. Akhir kata. Wassalamualaikum.
Bekasi, 6 November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
PENGANTAR MAKALAH……………………………………………….. …. i
KATA PENGANTAR………………………………………………… …. i i
DAFTAR ISI ………………………………………………………….. …. i i i
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………. 1
1 .1 . Latar Be lakang …………………………………………….. 2
1 .2 . Tujuan ………………………………………………………… 3
1.3 . Sasaran ……………………………………………………….. 4
BAB I I PEMBAHASAN….………………………………………….. 5
BAB I I I KESIMPULAN………………………….. ……………….. 8
Referens i ………………………………………………………………….. 9
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Be lakang
Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peran penting dalam kehidupan manusia,
bahasa juga digunakan untuk menyampaikan sesuatu hal, gagasan, ide kepada orang lain agar
bisa memahami apa yang kita inginkan. Apalagi di era globalisasi ini , bangsa indonesia
dituntut harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi,
maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya
khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan
berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana
berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu.
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek
tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya,
ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya
yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam
pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena
itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena
bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang.
Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana
berpikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat
pula dalam berpikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran). Bahasa
Indonesia memiliki dua kedudukan yaitu sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara
sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu bahasa Indonesia juga mempunyai
empat fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai lambang kebangsaan negara;
2. Lambang identitas negara;
3. Alat penghubung antarwarga, antardaerah, antarbudaya;
4. Alat yang menyatukan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya yang
berbeda.
Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Bahasa Indonesia merupakan alat yang digunakan sebagai bahasa
media massa untuk menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa
Indonesia yang benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten. Sedangkan
bahasa yang baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan
situasi pemakaiannnya. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan menghasilkan
pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud
identitas bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa
Indonesia bersikap terbuka sehingga mampu mengembangkan dan menjalankan fungsinya
sebagai sarana komunikasi masyarakat modern.
Semakin berkembangnya teknologi di dalam kehidupan kita akan berdampak juga pada
perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan
perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa
Indonesia harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik,
ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara tidak langsung memperkaya
khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan
berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan
sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan IPTEK itu.
1.2. Tujuan
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti
berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau
bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan
yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara
terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan,
mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat
luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan
tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita
selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat
memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
a. Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita hormati dibandingkan
dengan cara berbahasa kita kepada teman kita. Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat
untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau
memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia
menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi
berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu
yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita.
Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain :
§ agar menarik perhatian orang lain terhadap kita,
§ keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk
menyatakan dirinya sendiri.
b. Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan
sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan
komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek
moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan
perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia
mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa
depan kita.
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan
tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat
diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita
ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran
kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian
utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan
khalayak sasaran kita.
c. Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia
memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam
pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-
anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai
alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan
kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan
dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang
setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu
dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).
d. Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri
kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan
disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu
contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial.
Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio.
klan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa
sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada
kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di
samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai
suatu hal.
Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah
sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk
meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan.
Biasanya, pada akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat
persoalan secara lebih jelas dan tenang.
1.3. Sasaran
Masalah pembinaan dan pengembangan bahasa selama ini telah memperlihatkan
perkembangan yang menggembirakan. Hal ini tidak berarti di seputar itu tidak ada hambatan
atau tantangan yang memerlukan penanganan yang serius. Pada masa-masa mendatang
pembinaan dan pengembangan bahasa dihadapkan kepada berbagai tantangan yang apabila hal
itu tidak ditangani dengan sungguh-sungguh akan menjadi kerikil-kerikil tajam yang dapat
menghambat usaha tersebut.
Tantangan-tantangan yang patut dipertimbangan itu antara lain sebagai berikut:
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Keberhasilan suatu program dan usaha sangat banyak ditentukan oleh sumber daya
manusianya. Keberhasilan pembinaan dan pengembangana bahasa pu antara lain juga
bergantung kepada manusia pelaksananya. Sehubungan dengan itulah, sosok yang memegang
kendali dalam pembinaan dan pengembangan bahasa padamasa-masamendatang dituntut lebih
profesional lagi di bidangnya.
Kemajuan atau perkembangan dalam segala sektor kehidupan sebagai dampak kemajuan ilmu
dan teknologi menuntut fungsi optimal bahasa Indonesia sebagai saranan komunikasi
masyarakat Indoesia. Bahasa Indonesia dituntut lebih efektif dan efisien dalam mewadahi
berbagai konsep yang diperlukan masyarakat Idonesia yang semakin terbuka dan modern.
Bahasa Indonesia juga harus bisa memenuhi keperluan masyarakat pemakainya dalam
berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, pendidikan, pengetahuan, teknologi, keamanan, dan
kebudayaan (Moeliono, 1985). Dengan kata lain, bahasa Indonesia harus bisa mewujudkan jati
dirinya sebagai bahasa modern, sebagaimana yang diamanatkan Garis-garis Besar Haluan
Negara (GBHN) (Lihat GBHN 1998).
b. Bahasa Asing dan Gengsi Sosial
Salah satu butir tujuan pembinaan bahasa Indonesia ialah membina sikap positif terhadap
bahasa Indonesia. Hal ini memberikan isyarat bahwa madsalah sikap merupakan faktor yang
paling menentukan keberhasilab pembinaan tersebut. Dari sikap positif inilah akan tumbuh
kecintaan dan kebanggan berbahasa Indonesia.
Sikap positif terhadap bahasa Indonesia akhit-akhir ini memang sudah menampak, walaupun
belum seperti yang kita harapkan. Hal ini berarti bahwa pembinaan bhasa Indonesia yang telah
dilaksanakan oleh pemerintah dalam berbagai bentuknya telah menmpakkan hasil yang cukup
menggembirakan. Bahasa Indonesia telah memperlihatkan peranannya dalam kehidupan
bangsa Indonesia, baik sebagai sarana komunikasi maupun sebagai pendukung ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan supaya bahasa
Indonesia benar-benar menjadi kebanggan kita sebagai bangsa Indonesia.
Jika kita berbicara tentang gengsi sosial dalam huungannya dengan bahasa Indonesia secar
jujur masih memerlukan penanganan yang serius, baik yang menyangkut pembinaan maupun
pengembangannya. Gengsi sosial bahasa Indonesia masih kalah tinggi dengan gengsi sosial
bahasa asing (terutamabahasa Inggris) memang kita akui, dan ahal ini merupakan tantangan.
Namun, hal ini janganlah kita tinggal diam dan pesimis. Sebaliknya, kita harus nelakukan
upaya-upaya yang dapat mengangkat gengsi sosial atau martabat bahasa Indonesia sehingga
dapat sejajat dengan bahasa-asinhg asing yang sudah maju,mempunyai nama (prestise), dan
berpengaruh besar di kalangan masyarakat.Salah satu cara yang bisa dilakukan agar bahasa
Indonesia mempunyai gengsi sosial yang tinggi di kalangan masyatakat Indonesia adalah
memberikan penghargaan yang proporsional kepada anggota masyarakat yang mampu
berbahasa Indonesia (baik lisan maupun tulis) dengan baik dan benar, sebagai bagian dari
porestasi yang bersangkutan. Misalnya, sedbagai persyaratan pengangkatan pegawai negeri
atau karyawan, sebagai perssuaratan promosi jabatan, pemberian royalti yang layak kepada
penulis/pengarang di bidang masing-masing dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
BAB I I PEMBAHASAN
Bangga menggunakan bahasa Indonesia merupakan wujud dari kecintaan terhadap tanah air
kita Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan itu sudah diatur dalam
Undang-undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 2009 pasal 25 tentang bahasa. Pentingnya
pengaturan dan penjelasan terhadap status bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia bukan
hanya digunakan sebagai bahasa percakapan baik itu formal atau nonformal melainkan juga
sebagai bahasa ilmiah yang berpengaruh besar terhadap pembangunan nasional.
Sebagai sarana komunikasi, bahasa Indonesia mempunyai peran untuk menyampaikan
informasi. Peran sebagai penyampai informasi ini menuntut agar bahasa Indonesia itu
digunakan dengan baik dan benar. Hal ini cukup mendasar karena bahasa Indonesia diharapkan
mampu sejajar dengan bahasa internasional.
Berdasarkan penggunaannya bahasa Indonesia dibagi menjadi ragam lisan dan tulisan.
Kemudian ragam baku dan nonbaku. Semuanya itu digunakan bergantung pada situasi dan
tempat juga dengan siapa bahsa Indonesia itu digunakan. Dalam kondisi tertentu, seperti situasi
formal penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi prioritas utama. pada situasi
seperti ini bahasa yang digunakan adalah bahasa yang baku. Penggunaan bahasa sesuai konteks
akan sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa. Apabila bahasa baku digunakan dalam situasi
santai maka tidak sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa.
Bahasa Indonesia sejatinya mengalami perkembangan. Dari segi usia bahasa Indonesia masih
tergolong bahasa muda. Ditetapkan sebagai bahasa nasional dalam kongtes pemuda tanggal 28
Oktober 1928, bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan. Boleh dikatakan bahasa
Indonesia dewasa ini bukanlah murni lagi bahasa Melayu khususnya melayu Riau, melainkan
bahasa baru. Bahasa Indonesia dikatakan bahasa baru kerena dari segi struktur bahasa maupun
kosakata telah mengalami perubahan. Bahasa Indonesia mengalami penyempurnaan dengan
penggunaan kosakata-kosakata dari bahasa daerah dan bahasa asing. Total ada kurang lebih
357.000 kosakata bahasa asing yang menjadi bahasa Indonesia.
Bahasa yang masih berkembang ini menjadikan bahasa Indonesia rentan terhadap perubahan.
banyak faktor yang bisa mampengaruhi perubahan tersebut seperti penggunaan bahasa prokem
yang menasional. Dan juga penggunaan bahasa asing yang terus menekan keberadaan bahasa
Indonesia. Tulisan ini akan mambahasa pengaruh bahasa prokem—yang biasa digunakan anak
muda perkotaan—terhadap bahasa Indonesia.
BAHASA GAUL (PROKEM)
Bahasa prokem adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta
pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh ragam yang disebut sebagai bahasa gaul
(Wikipedia). Berdasarkan sejarahnya bahasa ini adalah bahasa sandi yang digunakan oleh anak
jalanan atau preman/prokem (pr+OK+em+an= prokem; dua fonem terakhir dihilangkan).
Bahasa gaul (prokem) mengawali popularitasnya pada tahun 1998 (Ajip Rosidi). Ternyata
seiring perkembangannya bahasa para prokem ini menjadi bahasa pergaulan yang
penyebarannya sulit untuk dibendung.
Bahasa gaul (prokem) bagi bahasa Indonesia jelas menjadi ancaman yang besar. Bisa dilihat
penggunaan bahasa gaul (prokem) ini telah mengalahkan popularitas bahasa Indonesia. Dewasa
ini media elektronik seperti televisi semakin mendukung penyebaran dan penggunaan bahasa
gaul. Mulai dari industri periklanan, sinetron, industri perfilman, semuanya gencar
menggunakan bahasa gaul.
Tahun 2011 ini, muncul gaya bahasa gaul baru yang disebut “Ababil”. Bahasa gaul “Ababil”
ini marak digunakan oleh anak ABG Labil (Ababil), dengan kata lain anak-anak SMP dan
SMA. Gaya bahasa gaul “Ababil” ini tergolong “unik” karena selain bahasa gaulnya, juga
disertai dengan mimik atau gestur tubuh. Sebagai contoh:
Kata “Sangat”, bahasa gaul umum menjadi “Banget”, dan oleh bahasa Gaul Ababil menjadi
“Beud”. Jelas sekali bahasa ini telah mengalami pergeseran yang begitu jauh dari esensi bahasa
Indonesia yang sesungguhnya. Jika tidak ada filterisasi terhadap bahasa gaul ini, maka kita
harus siap-siap menerima kehancuran masa depan bahasa Indonesia.
Celakanya penggunaan bahasa gaul ini semakin diperparah oleh pejabat yang begitu latah
menggunakannya. Dalam situasi formal sekalipun bahasa gaul ini digunakan. Jelas sudah
bahwa hal ini sudah tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Perlu untuk dipahami bahawa bahasa gaul (prokem) bukanlah merupakan bagian dari bahasa
resmi. Pada dasarnya bahasa ini adalah bahasa yang digunakan pada tingkatan rendah yaitu
sebagai bahasa percakapan. msekipun secara struktur tidak jauh berbeda dengan struktur bahasa
Indonesia baku. Fakta ini kadang membingungkan orang asing yang sedang belajar bahasa
Indonesia karena mereka akan susah untuk membedakan bahasa prokem sebagai bahasa
pergaulan dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Hal ini disebabkan karena eksploitasi
bahasa prokem yang begitu gencar. Akibat buruknya adalah makain tergerusnya perenan
bahasa Indonesia dalam penggunaannya sehari-hari.
Kesalahannya adalah tidak adanya saringan ataupun pembendungan terhadap penyebaran dan
penggunaan bahasa prokem ini. Media pertelevisian di Indonesia tidak mampu memfilter
penggunaan bahasa prokem ini secara terus menerus. Media televisi cenderung membiarkan
penggunaan bahasa prokem ini sebagai alat komersialisasi. Pemerintah seharusnya jeli dalam
melihat kondisi ini. Pembatasan penggunaan bahasa prokem dalam media pertelevisan atau
periklanan harus diterapkan.
Kekhawatiran yang nyata adalah akibat dari perkembangan dan penggunaan bahasa gaul akan
mempengaruhi perbendaharaan bahasa Indoneisa. Akhirnya dapat diprediksi lambat laun
perbendaharaan bahasa gaul (prokem) bisa menjadi bahasa baku dalam bahasa Indonesia.
Konkritnya bahasa Indonesia bukan makin berkembang menjadi bahasa ilmiah melainkan
tergerus ke lembah kehancuran.
Satu diantara banyak jalan keluar adalah pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah harus lebih
memadai. Materi pembelajaran bahasa Indonesia harus mempunyai prioritas yang utama.
Tujuan pokok belajar bahasa Indonesia harus diterapkan. Selain itu, yang perlu menjadi
perhatian adalah bagaimana menarik minat baca peserta didik terhadap buku-buku bahasa dan
sastra Indonesia. Karena dengan itu niscaya perkembangan bahasa gaul dapat dibendung. Harus
ada sinkronisasi dan kerjasama berbagai pihak entah itu akademisi, pelajar, pejabat pemerintah,
serta lembaga terkait agar penggunaan bahasa Indonesia mencapai entitas utamanya. Kuncinya
adalah penting untuk setiap rakyat Indonesia untuk memiliki kecintaan terhadap bahasa
Indonesia.
Pengaruh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia
Seiring dengan perkembangan zaman ke zaman khususnya di Negara Indonesia semakin
terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dalam
penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas menimbulkan
dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa pada saat
sekarang dan masa yang akan dating. Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai
bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian
bahasa gaul ini. Bahkan generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada
pemakaian bahasa Indonesia. Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di
masyrakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional. Dalam pergaulan internasional, bahasa Indonesia
mewujudkan identitas bangsa Indonesia. Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam
masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap
perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai berikut:
1. Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa Gaul
Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Kalau generasi negeri ini kian
tenggelam dalam pembususkan bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia
akan semakin sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan identitas
bangsa. Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada
generasi muda agar mereka tidak mengikuti pembusukan itu. Pengaruh arus globalisasi dalam
identitas bangsa tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa
Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak
adanya penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda Indonesia
juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda inilah yang paling
banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di masyarakat.
2. Menurunnya Derajat Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia masih sangat muda usianya dibandingkan dengan bahasa lainya, tidak
mengherankan apabila dalam sejarah pertumbuhannya, perkembangan bahasa asing yang lebih
maju. Seperti kita ketahui bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini dikuasai oleh
bangsa-bangsa barat. Merupakan hal yang wajar apabila bahasa mereka pula yang menyertai
penyebaran ilmu pengetahuan tersebut ke seluruh dunia. Indonesia sebagai Negara yang baru
berkembang tidak mustahil menerima pengaruh dari Negara asing. Kemudian masuklah ke
dalam bahasa Indonesia istilah-istilah kata asing karena memang makna yang dimaksud oleh
kata-kata asing tersebut belum ada dalam bahasa Indonesia. Sesuai sifatnya sebagai bahasa
represif, sangat membuka kesempatan untuk itu. Melihat kondisi seperti ini, timbullah beberapa
anggapan yang tidak baik. Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang miskin, tidak
mampu mendukung ilmu pengetahuan yang modern. Pada pihak lain muncul sikap mengagung-
agungkan bahasa inggris dan bahasa asing lainnya. Dengan demikian timbul anggapan mampu
berbahasa inggris atau bahasa asing merupakan ukuran derajat seseorang. Akhirnya motivasi
untuk belajar menguasai bahasa asing lebih tinggi daripada belajar dan menguasai bahasa
sendiri. Kenyataan adanya efek social yang lebih baik bagi orang yang mampu berbahasa asing
daripada berbahasa Indonesia, hal ini lebih menururnkan lagi derajat bahasa Indonesia di mata
orang awam.
Dapat kita simpulkan banyaknya kalangan remaja menggunakan bahasa gaul adakah akibat dari
perkembangan zamanyang kian mengalami kamjuan baik dari dunia pendidikan sampai
teknologi.
BAB I I I KESIMPULAN
Tanggung jawab terhadap perkembangan bahasa Indonesia terletak di tangan pemakai
bahasa Indonesia sendiri. Baik buruknya, maju mundurnya, dan tertatur kacaunya bahasa
Indonesia merupakan tanggung jawab setiap orang yang mengaku sebagai warga negara
Indonesia yang baik. Setiap warga negara Indonesia harus bersama-sama berperan serta dalam
membina dan mengembangkan bahasa Indonesia itu ke arah yang positif. Usaha-usaha ini,
antara lain dengan meningkatkan kedisiplinan berbahasa Indonesia pada era globalisasi ini,
yang sangat ketat dengan persaingan di segala sektor kehidupan. Maju bahasa, majulah bangsa.
Kacau bahasa, kacaulah pulalah bangsa. Keadaan ini harus disadari benar oleh setiap warga
negara Indonesia sehingga rasa tanggung jawab terhadap pembinaan dan pengembangan
bahasa Indonesia akan tumbuh dengan subur di sanubari setiap pemakai bahasa Indonesia.
Rasa cinta terhadap bahasa Indonesia pun akan bertambah besar dan bertambah mendalam.
Sudah barang tentu, ini semuanya merupakan harapan bersama, harapan setiap orang yang
mengaku berbangsa Indonesia.
Referens i
http://www.google.co.id
http://saifurublog.blogspot.com/2011/10/peranana-dan-fungsi-bahasa-indonesia.html
http://simpleon7.wordpress.com/2011/06/11/bahasa-indonesia-tantangan-dan-peluang-pada-era- globalisasi/
Top Related