blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/caroline/files/2015/12/MAKALAH-MSIP.docx · Web viewmenghadapi era...

26
HUBUNGAN SISTEM INFORMASI DAN ORGANISASI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sistem Informasi Publik Disusun Oleh : Oliver J.M Turnip Melinda T Situmorang Ellen Yuni Widyawati Caroline Olivia Meylina Aulia Rosa Setia Kurniati Rizky Rahma Putri ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 1

Transcript of blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/caroline/files/2015/12/MAKALAH-MSIP.docx · Web viewmenghadapi era...

HUBUNGAN SISTEM INFORMASI DAN ORGANISASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sistem Informasi Publik

Disusun Oleh :

Oliver J.M Turnip Melinda T Situmorang Ellen Yuni Widyawati

Caroline OliviaMeylina Aulia Rosa

Setia KurniatiRizky Rahma Putri

ILMU ADMINISTRASI PUBLIKFAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

2015

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan yang mencolok selama beberapa dasa warsa menjelang dimulainya

abad ke-21 ditandai dengan semakin pentingnya informasi dan pengolahan data di dalam

banyak aspek kehidupan manusia. Seiring dengan lajunya gerak pembangunan,

organisasi-organisasi publik maupun swasta semakin banyak yang mampu

memanfaatkan teknologi informasi baru yang dapat menunjang efektifitas, produktifitas,

dan efisiensi mereka.

Perkembangan teknologi informasi dalam hal ini teknologi komputer dapat

menunjang pengambilan keputusan di dalam organisasi-organisasi modern yang

memungkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dapat diselasaikan secara tepat,

akurat, dan efisien. Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan

terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang

dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun

pimpinan pada semua jenjang.

Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para

manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh

informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam proses

pengambilan keputusan. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya

internet, telah membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan

lebih akurat, berkualitas, dan tepat waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet

dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan berbagai aktivitasnya secara

elektronis. Para manajer sekarang ini dituntut kemampuan mereka untuk dapat

memanfaatkan informasi yang membanjiri organisasi dan membuat keputusan secara

tepat berdasarkan informasi tersebut. Termasuk juga dalam organisasi publik,

permasalahan utama dalam organisasi publik adalah masalah pelayanan publik.

Pelayanan publik menurut Thaha (1994:14) merupakan suatu kegiatan yang harus

mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik, mempersingkat waktu

pelayanan, dan memberikan kepuasan kepada publik. Seiring dengan diberlakukannnya

otonomi daerah sejak dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 UU No. 32 Tahun 2004

yang memberi 2 hak dan kewenangan pada pemerintah daerah untuk mengukur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya serta dalam

2

menghadapi era perdagangan bebas, peranan administrasi pemerintahan dan perijinan

perkotaan menjadi sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah sangat

ditentukan oleh kinerja administrasi pemerintahan dan perizinan, karena masyarakat

menilai baik buruknya otonomi daerah berdasarkan baik buruknya administrasi dan

perijinan.

Sementara itu era perdagangan bebas dan globalisasi juga menuntut tingkat kinerja

administrasi pemerintahan dan perijinan yang tinggi, karena administrasi pemeritahan

dan perijinan akan sangat mempengaruhi tingkat daya saing daerah dan juga produk-

produk daerah yang pada gilirannya akan sangat menentukan kinerja keuangan daerah

atau Negara (Ratminto, 2003). Beberapa studi menunjukkan bahwa akar permasalahan

administrasi pemerintahan dan perijinan kota adalah prosedur yang berbelit-belit dan

tidak transparan. Sehingga konsep birokrasi lebih dikenal dan diartikan sebagai suatu

yang menyusahkan karena rumit, tidak efisien dan korup.

Oleh karena itu prosedur pemerintahan dan perijinan perkotaan merupakan salah satu

hal yang harus dikelola secara lebih baik demi untuk meningkatkan keberhasilan

pelaksanaan otonomi daerah dan memenangkan persaingan di era globalisasi ini

(Ratminto, 2003). Pemenuhan hak orang lain (masyarakat) yang merupakan tujuan dari

fungsi pelayanan publik harus terus ditingkatkan, baik dari sisi kualitas maupun dari sisi

kuantitas. Sisi kuantitas dapat dilakukan dengan memperbanyak jumlah masyarakat yang

dapat dilayani dan menambah waktu pelayanan, sedangkan sisi kualitas dapat dikurangi

dengan mengurangi kesalahan pelayanan, mempercepat pelayanan, dan kemudahan

pelayanan.

Beberapa studi dilakukan terkait dengan kepuasan pelanggan terhadap kualitas

pelayanan publik. Diantaranya dilakukan oleh Ratminto (2003) dengan melakukan

survey kepuasan pelangan di Unit Pelayanan Terpadu Perijinan Satu Atap (UPTPSAP)

Kecamatan Sleman menyimpulkan bahwa pelayanan perizinan berjalan secara lambat

yang disebabkan karena panjangnya prosedur pelayanan dan berbelit-belit, tidak

transparan ditambah lagi dengan penilaian tentang kemampuan aparat yang masih

rendah, sehingga konsep birokrasi lebih dikenal dan diartikan sebagai seuatu yang

menyusahkan karena berbelit-belit, tidak efisien dan korup.

Selain itu menurut Dwiyanto (2001:1) hasil survey menunjukkan bahwa 59%

masyarakat pengguna pelayanan menilai pelayanan publik buruk. Dan masih dijumpai

berbagai bentuk patologi birokrasi seperti kelambatan dan sebagainya. Untuk

mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut dan upaya mengantisipasi perubahan dan

3

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya pemanfaatan teknologi

informasi instansi pemerintah selaku penyelenggara pelayanan publik menerapkan E-

government (electronic government).

Pengembangan E-government merupakan upaya mengembangkan penyelenggaraan

pemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam meningkatkan kualitas

layanan publik secara efektif dan efisian (Instruksi Presiden No.3/2003 tentang kebijakan

dan strategi nasional). Perkembangan birokrasi selanjutnya akan mengacu pada

knowledge and skill dengan kebutuhan kerja tim. Oleh karena itu Team dan Information

Technology merupakan 2 hal yang sangat penting dalam pengembangan organisasi (Don

Makin Susan. G, 1998 dalam Kaiman Turnip, 2003). Dengan Global Network, Sistem

Informasi Birokrasi, Sistem Informasi Manajemen, dalam pengambilan keputusan akan

bersifat terbuka dan transparan serta diakses oleh berbagai lapisan sehingga informasi

dapat menyebar merata.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dari makalah ini yaitu:

1. Apakah perbedaan organisasi publik dan bisnis?

2. Bagaimana sistem informasi mempengaruhi organisasi?

3. Bagaimana kerangka sistem informasi publik?

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem informasi manajemen (SIM), dalam istilah bahasa Inggris sering disebut

management information system (MIS), merupakan penerapan sistem informasi di dalam

organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan

manajemen.

Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan

yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh

manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada

semua jenjang. Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran

dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat

memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam

proses pengambilan keputusan. Pada era globalisasi pelayan publik dituntut untuk efisien

dan efektif hal ini terjadi karena adanya kebutuhan masyarakat yang meningkat sehingga

dibutuhkan sistem management yang terintegrasi dengan sistem informasi.

Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan

yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh

manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada

semua jenjang. Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran

dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat

memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam

proses pengambilan keputusan.

Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah membawa

setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas, dan

tepat waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi

informasi untuk menjalankan berbagai aktivitasnya secara elektronis. Para manajer di

berbagai organisasi juga diharapkan dapat dengan lebih mudah untuk menganalisis

kinerjanya secara konstan dan konsisten dengan pemanfaatan teknologi informasi yang

tersedia.

Sistem informasi manajemen (management information system atau sering dikenal

dengan singkatannya MIS) merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi

5

untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan

manajemen. SIM (sistem informasi manajemen) dapat didefenisikan sebagai kumpulan

dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan

mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan

manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.

Secara teori, komputer tidak harus digunakan di dalam SIM, tetapi kenyataannya

dewasa ini tidaklah mungkin SIM yang komplek dapat berfungsi tanpa melibatkan

elemen komputer. Lebih lanjut, bahwa SIM selalu berhubungan dengan pengolahan

informasi yang didasarkan pada komputer (computer-based information processing).

SIM merupakan kumpulan dari sistem-sistem informasi. SIM tergantung dari besar

kecilnya organisasi dapat terdiri dari sistem-sistem informasi sebagai berikut :

a. Sistem informasi akuntansi (accounting information system),menyediakan

informasi dari transaksi keuangan.

b. Sistem informasi pemasaran (marketing information system), menyediakan

informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran,

kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan

dengan pemasaran.

c. Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information

system).

d. Sistem informasi personalia (personnel information systems)

e. Sistem informasi distribusi (distribution information systems)

f. Sistem informasi pembelian (purchasing information systems)

g. Sistem informasi kekayaan (treasury information systems)

h. Sistem informasi analisis kredit (credit analiysis information systems)

i. Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development

information systems)

j. Sistem informasi teknik (engineering information systems)

Semua sistem-sistem informasi tersebut dimaksudkan untuk memberikan informasi

kepada semua tingkatan manajemen, yaitu manajemen tingkat bawah (lower level

management), managemen tingkat menengah (middle level management) dan

manajemen tingkat atas (top level management). Top level management dengan executive

management dapat terdiri dari direktur utama (president), direktur (vise-president) dan

6

eksekutif lainnya di fungsi-fungsi pemasaran, pembelian, teknik, produksi, keuangan dan

akuntansi. Sedang middle level management dapat terdiri dari manajer-manajer devisi

dan manajer-manajer cabang. Lower level management disebut degan operating

management dapat meliputi mandor dan pengawas. Top level management disebut juga

dengan strategic level, middle level management

Ruang lingkup SIM sebenarnya tertuang pada tiga kata pembentuknya, yaitu “sistem”,

“informasi”, dan “manajemen”. Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling

berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu

tujuan. Di dalam perusahaan, yang dimaksud elemen dari sistem adalah departemen-

departemen internal, seperti persediaan barang mentah, produksi, persediaan barang jadi,

promosi, penjualan, keuangan, personalia; serta pihak eksternal seperti supplier dan

konsumen yang saling terkait satu sama lain dan membentuk satu kesatuan usaha.

Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem

tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan

yang dibutuhkan oleh orang untuk menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang

ada. Informasi bagi setiap elemen akan berbeda satu sama lain sesuai dengan

kebutuhannya masing-masing.

Manajemen terdiri dari proses atau kegiatan yang dilakukan oleh pengelola

perusahaan seperti merencanakan (menetapkan strategi, tujuan dan arah tindakan),

mengorganisasikan, memprakarsai, mengkoordinir dan mengendalikan operasi untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dari ruang lingkup di atas, beberapa ahli telah memberikan rumusan tentang sistem

informasi manajemen, antara lain :

1. SIM adalah pengembagan dan penggunaan sistem-sistem informasi yang

efektif dalam organisasi-organisasi (Kroenke, David, 1989)

2. SIM didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan

informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan yang serupa.

Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai

apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa

yang mungkin terjadi di masa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk

laporan periodik, laporan khusus dan output dari simulasi matematika.

7

Informasi digunakan oleh pengelola maupun staf lainnya pada saat mereka

membuat keputusan untuk memecahkan masalah (Mc. Leod, 1995)

3. SIM merupakan metode formal yang menyediakan informasi yang akurat dan

tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan

keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan,

operasi secara efektif dan pengendalian (Stoner, 1996)

8

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perbedaan Organisasi Publik dan Organisasi Swasta

Perbedaan Organisasi Publik Organisasi Swasta

Tujuan organisasi Non Profit Motive Profit Motive

Sumber Pendanaan

Pajak, Retribusi, Utang, Obligasi Pemerintah, laba BUMN/BUMD, Penjualan asset Negara, dsb

Pembiayaan Internal: Modal Sendiri, Laba ditahan, Penjualan Aktiva

Pembiayaan Eksternal: Utang Bank, Obligasi, Penerbitan Saham

PertanggungjawabanPertanggungjawaban kepada masyarakat (public) dan parlemen (DPR/DPRD)

Pertanggungjawaban kepada pemegang saham dan kreditor

Struktur Organisasi Birokratis, kaku, dan hierarkis

Fleksibel, pyramid, lintas fungsional

Karakteristik Anggaran Terbuka untuk Publik Tertutup untuk Publik

Cara Pengambilan Keputusan Demokratis / birokratis Proses strategi bisnis

Sistem Akuntansi Lebih banyak menggunakan sistem akuntansi berbasis kas

Akuntansi berbasis akrual

Produk yang dihasilkan Publics Good Private Goods

Ukuran kinerja Social walfare Efisiensi Sumber: Mardiasmo.2004. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi

3.1.1 Perbedaan Organisasi Publik dan Organisasi Swasta Ditinjau dari

Pendekatan Sistem Informasi.

Perbedaan Organisasi Publik dan Organisasi bisnis ditinjau dari pendekatan sistem

infornasi terletak pada tujuan dan fungsi-fungsinya. Berikut perbedaan organisasi Publik

dan Organisasi Bisnis ditinjau dari pendekatan sistem informasi.

a. Organisasi Bisnis

1. Tujuan yang dilayani adalah pelanggan

9

2. Memiliki fungsi / departemen Bisnis Seperti : Departemen Produksi,

Departemen Pemasaran, dll

b. Organisasi Publik

1. Tujuan yang dilayani adalah citizen

2. Memiliki fungsi / departemen Publik Seperti :

Bagian Kependudukan (SIMDUK),

Bagian Keuangan Negara (SIAPUDA),

Bagian Sistem Informasi Pusat Pelayanan Publik

Bagian Sistem Informasi Kepegawaian

Semua sistem informasi mempunyai tiga kegiatan utama, yaitu menerima data sebagai

masukan (input), kemudian memprosesnya dengan melakukan penghitungan,

penggabungan unsur data, pemutakhiran dan lain-lain, akhirnya memperoleh informasi

sebagai keluarannya (output).

SIM merupakan upaya organisasi pertama yang tujuan utamanya adalah menyediakan

informasi bagi manajemen (karena itu dinamakan sisteminformasi manajemen). Ternyata

dalam praktiknya SIM pada suatu organisasi menyediakan juga informasi bagi orang-

orang selain paramanajer. Ketika suatu organisasi semakin memiliki pengalaman dalam

menerapkan rancangan SIM yang mencakup kebutuhan seluruh organisasi, paramanajer

di wilayah-wilayah tertentu, baik ditingkat pusat maupun daerah, mulai menerapkan

konsep sesuai kebutuhan yang mereka perlukan.

Sistem informasi mulai akan memasuki wilayah yang sudah tersegmentasi, yang

dapat disebut sebagai sub-sub sistem SIM yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan

penggunanya. Sebagai contoh pada tataran organisasi pemerintah pusat sudah

mengimplementasikan beberapa aplikasi sistem informasi antara lain:

Sistem akuntansi keuangan negara (SKAN),

Sistem akuntansi barang milik negara (SABMN),

Sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD),

Sistem Informasi Kependudukan,

10

Sistem Informasi Kepegawaian dan pengembangan-pengembangan subsub sistem

tata kelola pemerintahan lainnya

Sedangkan dalam organisasi swasta sistem informasi yang digunakan sebagai

berikut:

Sistem informasi akuntansi (accounting information systems), menyediakan

informasi dan transaksi keuangan.

Sistem informasi pemasaran (marketing information systems), menyediakan

informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran,

kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan

pemasaran.

Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information

systems).

Sistem informasi personalia (personal information systems).

Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development

information systems).

Sistem informasi teknik (engineering information systems).

3.2 Sistem Informasi Mempengaruhi Organisasi

Pada dasarnya manajemen organisasi tidak dapat dipisahkan, keduanya saling

ketergantungan. Sistem informasi mempunyai peran yang kritikal dalam organisasi.

Berpengaruh secara langsung dalam hal manajemen pengambilan keputusan, membuat

rencana, dan mengelola pegawaianya, serta meningkatkan sasaran kinerja yang hendak

dicapai. Yakni bagaimana menetapkan ukuran atau bobot setiap tujuan/kegiatan,

menetapkan standart pelayanan minimum, dan bagaimana menetapkan standar dan

prosedur pelayanan baku kepada masyarakat. Oleh karenanya tanggung jawab sistem

informasi tidak dapat didelegasikan kepada sembarang pengambil keputusan.

Semakin meningkat saling ketergantungan antara rencana strategis instansi, peraturan

dan prosedur di satu sisi dengan sistem informasi (sotfware, hardware, database, dan

telekomunikasi. Di sisi lain perubahan di satu komponen akan mempengaruhi komponen

lainya. pada akhirnya hubungan ini menjadi sangat kritikal ketika manajemen ingin

membuat rencana ke depan. Aktivitas yang akan dilakukan selama lima tahun ke depan

pun juga tergantung sistem apa yang tersedia untuk dapat melaksanakan aktivitasnya.

11

Sebagai contoh, peningkatan produktifitas kerja para pegawai sangat tergantung pada

jenis dan kualitas dari sistem informasi organisasi. Perubahan lain dalam hubungan

sistem informasi dengan organisasi yaitu semakin meningkatnya cakupan dan ruang

lingkup dari sistem informasi dan aplikasinya.

Pada masa dewasa ini meningkatnya kecenderungan organisasi berteknologi digital,

maka sistem informasi di dalam organisasi dapat meliputi jangkauan yang semakin luas

hingga kepada masyarakat, instansi pemerintah lainya dan bahkan informasi mengenai

perkembangan politik terkahir. Ada satu alasan mengapa sistem informasi memainkan

peran yang sangat besar dan berpengaruh di dalam organisasi adalah karena semakin

tingginya kemampuan teknologi komputer dan semakin murahnya biaya pemanfaatan

teknologi komputer tersebut.

Semakin baiknya kemampuan komputer telah menghasilkan jaringan komunikasi

yang kuat yang dapat digunakan organisasi untuk melakukan akses informasi dengan

cepat dari berbagai penjuru dunia serta untuk mengendalikan aktivitas yang tidak

terbatas pada ruang dan waktu. Jaringan-jaringan ini telah mentrasnfromasi ketajaman

dan bentuk aktivitas organisasi, menciptakan fondasi untuk memasuki era digital.

Jaringan yang terluas dan terbesar yang digunakan adalah internet.

Hampir setiap orang di seluruh dunia ini, baik yang bekerja di dunia sains,

pendidikan, pemerintah, maupun kalangan pebisnis menggunakan jaringan internet untuk

bertukar informasi atau melakukan transasksi bisnis dengan orang atau organisasi lain di

seluruh dunia. Internet menciptakan platform teknologi baru yang universal. Teknologi

internet ini mampu mempertajam cara bagaimana sistem informasi digunakan dalam

bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai manfaat yang dapat diperoleh dengan

pengunaan internet dantaranya adalah untuk :

1. Komunikasi dan kolaborasi

2. Akses data dan informasi

3. Partisipasi dalam diskusi

4. Suplly informasi

5. Hobi atau bersenang-senang (entertainment)

6. Pertukaran transaksi bisnis

12

Pertumbuhan yang pesat di teknologi komputer dan jaringan, termasuk teknologi

internet telah mengubah struktur organisasi yang memungkinkan secara instan informasi

didistribusi di dalam dan di luar organisasi. Kemampuan ini dapat digunakan untuk

mendesain ulang dan mempertajam organasisai mentransfer struktur organisasi ruang

lingkup organisasi, melaporkan dan mengendalikan mekanisme, praktik-praktik kerja,

arus kerja, serta produk dan jasa. Pada akhirnya, proses bisnis yang dilakukan secara

elektronis membawa organisasi lebih dikelola secara digital, yang membaw dampak pada

hal-hal sebagai berikut :

1. Organisasi semakin ramping. Organisasi yang gemuk dan birokratis lebih sulit

untuk mengikuti perubahan yang pesat dewasa ini, kurang efisien, dan tidak

dapat kompetitif. Pada akhirnya banyak model organisasi ini sekarang

dirampingkan, termasuk jumlah pegawaianya dan tingkat hirarkis

menajemennya.

2. Pemisahan pekerjaan dari lokasi. Teknologi komunikasi telah mengeleminasi

jarak sebagai satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam pekerjaan.

3.3 Kerangka Sistem Informasi Pada Organisasi Publik

Ada beberapa hal yang menjadi pedoman dalam pelaksaan SIM dalam administrasi

publik seperti yang dijelaskan dalam Pasal 14 UU NO.14 Tahun 2008 Tentang

Keterbukaan Informasi Publik bahwa syarat-syaratnya antara lain :

a. transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan

keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan

relevan mengenai perusahaan.

b. kemandirian adalah suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara

profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak mana

pun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip

korporasi yang sehat.

c. akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban

organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;

d. pertanggungjawaban adalah kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan

terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip korporasi yang sehat;

13

e. kewajaran adalah keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak pemangku

kepentingan(stakeholder) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan

perundang-undangan.

Di Indonesia teknologi informasi telah mendapat perhatian Pemerintah melalui

penerapan electronic-government (e-government) dan telah memperoleh komitmen atau

dukungan yang kuat melalui Instruksi Presiden R.I Nomor 3 Tahun 2003 tentang

Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government.

Dalam konteks penerapan E-Government di Indonesia, pemerintah telah

mengeluarkan suatu kebijakan yang tercantum dalam Instruksi Presiden RI Nomor 3

Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government.

Dalam kebijakan tersebut diungkapkan bahwa pengembangan E-Government

merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang

berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik

secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan E-Government dilakukan penataan

sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan

mengoptimalisasikan pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi

tersebut mencakup dua aktifitas yang berkaitan, yaitu (Instruksi Presiden RI Nomor 3

Tahun 2003):

a. Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja

secara elektronis;

b. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat

diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara.

Selanjutnya, dalam kebijakan di atas disebutkan bahwa pengembangan E-

Government diarahkan untuk mencapai empat tujuan, yakni :

a. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang

memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta

dapat terjangkau diseluruh wilayah Indonesia pada setiap saat tidak dibatasi

oleh sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.

b. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkan

perkembangan perekonomian nasional dan memperkuat kemampuan

menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan internasional.

14

c. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-lembaga

negara serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat

berpartisipasi dalam perumusan kebijakan negara.

d. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien

serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah dan

pemerintah daerah otonom.

Untuk menjamin keterpaduan sistem pengelolaan dan pengolahan dokumen dan

informasi elektronik dalam mengembangkan pelayanan publik yang transparan,

pengembangan e-government pada setiap instansi harus berorientasi pada kerangka

arsitektur di bawah ini.

Untuk menjamin keterpaduan sistem pengelolaan dan pengolahan dokumen dan

informasi elektronik dalam mengembangkan pelayanan publik yang transparan,

pengembangan egovernment pada setiap instansi harus berorientasi pada kerangka

arsitektur di bawah ini. Kerangka arsitektur itu terdiri dari empat lapis struktur, yakni:

1. Akses --- yaitu jaringan telekomunikasi, jaringan internet, dan media

komunikasi lain yang dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk mengakses

portal pelayanan publik.

15

2. Portal Pelayanan Publik --- yaitu situs-situs internet penyedia layanan publik

tertentu yang mengintegrasikan proses pengolahan dan pengelolaan informasi

dan dukumen elektronik di sejumlah instansi yang terkait.

3. Organisasi Pengelolaan & Pengolahan Informasi --- yaitu organisasi

pendukung (back-office) yang mengelola, menyediakan dan mengolah

transaksi informasi dan dokumen elektronik.

4. Infrastruktur dan aplikasi dasar --- yaitu semua prasarana baik berbentuk

perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung

pengelolaan, pengolahan, transaksi, dan penyaluran informasi. baik antar back-

office, antar Portal Pelayanan Publik dengan backoffice, maupun antara Portal

Pelayanan Publik dengan jaringan internet, secara andal, aman, dan terpercaya.

Struktur tersebut ditunjang oleh 4 (empat) pilar, yakni penataan sistem

manajemen dan proses kerja, pemahaman tentang kebutuhan publik,

penguatan kerangka kebijakan, dan pemapanan peraturan dan perundang-

undangan.

Pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan

penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka

meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan

e-government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan

pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan

teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang berkaitan yaitu: (1)

pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara

elektronis; (2) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat

diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara.

16

BAB IV

KESIMPULAN

Perkembangan teknologi informasi dalam beberapa dasawarsa terakhir berkembang

begitu cepat. Meski dalam penerapannya dunia bisnis sudah terlebih dahulu mendalami

pentingnya sistem informasi, namun sektor publik juga semakin lama menyadari

pentingnya sistem informasi untuk memperbaharui struktur organisasinya dan

meningkatkan sistem pelayannya untuk kepentingan masyarakat. dengan masuknya

sistem informasi telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam

pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat

operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang. Yang paling

menonjol penerapan SIM di sektor public ditandai dengan dicanangkannya sistem E-

Government yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih efektif dan efisian

serta menjamin transparansi kepada masyarakat.

Terlepas dari semua itu perkembangan sistem informasi manajemen dalam

administrasi public memang belum sempurna apalagi dikaitkan dengan pemerintahan

daerah. Banyak kendala yang dihadapi dan belum terlesaikan hingga saat ini. Salah satu

permasalahan penerapan sistem informasi manajemen yang ideal adalah kurangnya

pemahaman mengenai konsep ini terlebih pada sumber daya manusia yang belum cukup

mampu menerapkan konsep ini disetiap sisi pemerintahan. Hingga saat ini Indonesia

masih dalam proses mengembangkan SIM nya dalam rangka mewujudkan pelayanan

yang lebih baik untuk masyarakat luas.

17

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Organisasi Setda Pemerintah Kabupaten Jembrana. 2004. Uraian Tugas Jabatan

Pada Organisasi/Unit/Satuan Kerja di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana.

Setda Pemerintah Kabupaten Jembrana.

B, Davis Gordon. 1991. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1. Jakarta:

PT Pustaka Binamas Pressindo.

Harijadi, D. Agung. 2005. Blueprint Aplikasi E-Government Pemerintah Daerah, Prosiding

Keputusan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 57 Tahun 2003 Tentang Panduan

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Lembaga. Departemen

Komunikasi dan Informatika. Jakarta

Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia. Bandung.

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan e-Governmen. Jakarta.

Rahmat dan Samik. 2005. Penelitian Bidang Sistem Informasi Managemen di Indonesia (SIMDI). Jurnal Sistem Informasi MTI-UI, Vol 1(2),hal. 1.

18