7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
1/25
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPancasila diyakini sebagai produk kebudayaan bangsa Indonesia yang
telah menjadi sistem nilai selama berabad-abad lamanya. Pancasila bukanlah
sublimasi atau penarikan ke atas (hogere optreking) dari declaration of
independence (Amerika Serikat), manifesto komunis atau paham lain yang
ada di dunia. Pancasila tidak bersumber dari berbagai paham tersebut,
meskipun diakui, bahwa terbentuknya dasar negara Pancasila memang
menghadapi pengaruh bermacam-macam ideologi pada saat itu.
Pancasila merupakan istilah untuk menamai kumpulan nilai/norma yang
didalamnya meliputi sila-sila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sila-sila
tersebut memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
dikarenakan antar sila tersebut telah saling menjiwai. Inilah kemudian yang
menjadi ciri khas dari semua kegiatan atau aktivitas desah nafas dan jatuh
bangunnya perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
Ironisnya bahwa ternyata sekarang banyak warga Negara Indonesia
sendiri lupa dan sudah asing dengan Pancasila itu sendiri. Ini tentu menjadi
tanda tanya besar bagi kita sebagai anak bangsa, mengapa kita belum bisa
mengoptimalkan tentang pengamalan nilai-nilai Pancasila tersebut sementara
kita lahir, dibesarkan dan telah mengalami pasang surut permasalahan di
negeri ini. Terlebih lagi saat ini kita telah memasuki jaman yang disepakatidengan nama Era Reformasi yang terlahir dengan semangat untuk
mengembalikan tata negara ini dari penyelewengan-penyelewengan yang
telah terjadi.
Arah dan tujuan reformasi yang utama sebenarnya adalah untuk
menanggulangi dan menghilangkan dengan cara mengurangi secara bertahap
dan terus menerus krisis yang berkepanjangan di segenap bidang kehidupan
serta menata kembali ke arah kondisi yang lebih baik atas sistem
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
2/25
2
ketatanegaraan Republik Indonesia yang telah hancur menuju Indonesia baru.
Namun pada masa sekarang, tujuan reformasi menjadi tidak jelas, walaupun
secara birokratis, rezim orde baru telah tumbang. Hal ini dikarenakan pada
era reformasi terkesan alergi terhadap kata Pancasila itu sendiri. Kebijakan
yang dikeluarkan ataupun berbagai pernyataan dari pejabat negara tidak
pernah lagi mengikutkan kata-kata Pancasila. Hal ini jauh berbeda dengan
masa Orde Baru yang hampir setiap pernyataan pejabatnya menyertakan kata
kata Pancasila.
Namun, setelah disimak lebih lanjut, di era reformasi ini elemen
masyarakat bangsa sebenarnya tetap menginginkan Pancasila meskipun
dalam pemaknaan yang berbeda dari orde sebelumnya. Demikian pula negara
atau rezim yang berkuasa, tetap menempatkan Pancasila dalam bangunan
negara Indonesia. Selanjutnya juga berkeinginan menjalankan Pancasila ini
dalam praktek kehidupan bernegara atau lazim dinyatakan dengan istilah
melaksanakan Pancasila. Sebagai sebuah ideologi, Pancasila ini dapat
bertahan dalam menghadapi perubahan masyarakat, tetapi dapat pula pudar
dan ditinggalkan oleh pendukungnya. Hal ini tergantung pada daya tahan
ideologi tersebut.
Oleh karena itu, pancasila sebagai ideologi memerlukan dimensibilitas
agar substansi-substansi pokok yang dikandungnya dapat bertahan dalam
perubahan masyarakat. Apalagi pada masa reformasi yang dimulai dari tahun
1998 hingga pada masa sekarang ini, masyarakat sudah mulai menanyakan
relevansi dari Pancasila, apakah mampu bertahan dengan tantangan zaman di
era globalisasi ini, ataukah justru pudar dan ditinggalkan oleh rakyat
Indonesia?
1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah implementasi Pancasila di era reformasi?
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
3/25
3
2. Apakah reformasi dapat dikatakan berhasil?3. Apa sajakah peranan Pancasila di era reformasi?4. Bagaimana cara membangkitkan Pancasila pada era reformasi?
1.3 Tujuan PenulisanTujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mendeskripsikan implementasi Pancasila pada masa reformasi.2. Menjelaskan maksud dan tujuan reformasi serta menghubungkannya
dengan keadaan masyarakat pada masa sekarang.
3. Menjelaskan berbagai peranan Pancasila pada masa reformasi.4. Mengidentifikasi cara-cara membangkitkan kembali Pancasila pada era
reformasi.
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
4/25
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Implementasi Pancasila pada Era ReformasiMemahami implementasi Pancasila dalam kehidupan masyarakat sangat
penting dilakukan agar setiap warga negara dalam berpikir dan bertindak
berdasarkan etika yang bersumber dari Pancasila. Pancasila bagi bangsa
Indonesia merupakan pandangan hidup dan dasar negara. Pancasila sebagai
pandangan hidup mempunyai arti setiap warga negara dalam kehidupan
sehari-hari menggunakan Pancasila sebagai petunjuk hidup dalam rangka
mencapai daya saing bangsa, kesejahteraan dan keadilan, baik lahir maupun
batin. Pemahaman implementasi Pancasila diharapkan akan adanya tata
kehidupan yang serasi dan harmonis dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Bagian selanjutnya menjelaskan beberapa pemahaman
implementasi Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara yang
dapat dijadikan pedoman dalam berkehidupan bermasyarakat dan bernegara.
1. Implementasi Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha EsaKetuhanan yang Maha esa: sila ini menghendaki setiap warga negara
untuk menjunjung tinggi agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang
Maha Esa. Setiap warga negara diharapkan mempunyai keyakinan akan
Tuhan yang menciptakan manusia dan dunia serta isinya. Keyakinan akan
Tuhan tersebut diwujudkan dengan memeluk agama serta kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam rangka menjalankan hal tersebut,
terdapat beberapa pedoman yang dapat dilakukan oleh warga negara,
yaitu:
a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai denganagama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
Pengertian percaya adalah setiap warga negara menerima sesuatu
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
5/25
5
yang berasal dari Tuhan sebagai kebenaran dan menganutnya.
Sedangkan pengertian takwa adalah adanya kepatuhan setiap pemeluk
agama dengan adanya kesadaran dan iman untuk melaksanakan segala
perintah Tuhan dan menjauhkan semua larangan-Nya.
Pemahaman percaya dan bertakwa ini berimplikasi bahwa setiap
pemeluk agama dan kepercayaan harus memahami ajaran agama dan
melaksanakan dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.
Pemahaman agama dapat dilaksanakan dengan memberikan
pendidikan dan kemauan belajar tentang agama, tentang apa yang
harus dijalankan dan apa yang dilarang oleh Tuhan. Oleh sebab itu,
segala macam bentuk amal perbuatan atas dasar keyakinan agama,
harus didasarkan pada ilmu pengetahuan dan proses pembelajaran.
Bentuk-bentuk amalan dan perbuatan dengan dasar keyakinan agama
tanpa didasari ilmu dan proses belajar dari setiap individu akan
menyebabkan kekurangyakinan akan ketuhanan dan bisa terjadi
kesalahan dalam menjalankan perintah Tuhan.
b. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama danpenganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan
hidup.
Pancasila sesuai dengan butir ke-2, sila pertama menghendaki
adanya kerjasama antar pemeluk agama dan kepercayaan untuk
mencapai kerukunan hidup umat beragama. Bekerja sama diartikan
bahwa setiap pemeluk agama melakukan pekerjaan secara bersama-
sama menurut kesepakatan sehingga terjadi persatuan dalam suatu
wilayah. Seperti diketahui, agama dan kepercayaan setiap warga
negara adalah berbeda, namun demikian setiap warga negara
diharapkan dapat bekerja sama untuk urusan sosial dan
kemasyarakatan sehingga tercipta kerukunan umat beragama.
c. Saling menghormati dan kebebasan menjalankan ibadah sesuaidengan agama dan kepercayaannya.
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
6/25
6
Setiap pemeluk agama dan kepercayaan dapat menjalankan ibadah
sesuai dengan agamanya dengan perasaan bebas, aman dan nyaman.
Setiap warga negara harus bekerja sama, tidak boleh menghalangi,
mengganggu, bahkan menghancurkan peribadatan agama lain. Oleh
sebab itu, setiap warga negara dapat bermusyawarah dan bekerja sama
untuk menentukan tempat-tempat ibadah yang sesuai dengan
kebutuhan dan fungsinya, tidak berlebihan dan tidak memaksakan
antar satu agama dengan agama lain. Seyogyanya ibadah agama
dilaksanakan di tempat peribadahan yang sudah ditentukan dan layak
dengan prinsip tidak mengganggu ketentraman masyarakat.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.Ketakwaan mengharuskan penerimaan kebenaran Tuhan kepada
umat manusia sesuai agama dan kepercayaannya. Dalam masyarakat
dengan jumlah agama dan kepercayaan lebih dari satu, tidak boleh ada
pemaksaan agama dari satu agama ke agama lain dengan cara apapun.
Kegiatan dakwah dan penyebaran agama tidak boleh ditujukan kepada
orang yang sudah beragama dan percaya kepada Tuhan. Oleh sebab
itu, toleransi beragama harus dikembangkan sejak dini.
2. Implementasi Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan BeradabSila kedua Pancasila ini mengandung makna warga negara Indonesia
mengakui adanya manusia yang bematabat (bermartabat adalah manusia
memiliki kedudukan dan derajat yang lebih tinggi serta harus
dipertahankan dengan kehidupan yang layak), memperlakukan sesama
manusia secara adil (adil dalam pengertian tidak berat sebelah, jujur, tidak
berpihak dan memperlakukan orang secara sama) dan beradab (beradab
dalam arti mengetahui tata krama, sopan santun dalam kehidupan dan
pergaulan) di mana manusia memiliki daya cipta, rasa, niat dan keinginan
sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan. Jadi sila
kedua ini menghendaki warga negara untuk menghormati kedudukan
setiap manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, setiap
manusia berhak mempunyai kehidupan yang layak dan bertindak jujur
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
7/25
7
serta menggunakan norma sopan santun dalam pergaulan sesama
manusia. Butir-butir implementasi sila kedua adalah sebagai berikut:
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaankewajiban antar sesama manusia. Butir ini menghendaki bahwa setiap
manusia mempunyai martabat, sehingga tidak boleh melecehkan
manusia yang lain atau menghalangi manusia lain untuk hidup secara
layak, serta menghormati kepunyaan atau milik (harta, sifat, karakter)
orang lain serta menjalankan kewajiban atau sesuatu yang harus
dilakukan sesama manusia yaitu menghormati hak manusia lain
seperti hak hidup, rasa aman dan hidup layak.
b. Saling mencintai sesama manusia. Kata cinta menghendaki adanyasuatu keinginan yang sangat besar untuk memperoleh sesuatu dan rasa
untuk memiliki dan kalau perlu berkorban untuk mempertahankannya.
Oleh sebab itu, terhadap sesama manusia yang berbeda, baik agama,
suku, pendidikan, ekonomi, politik, sebaran geografi seperti kota dan
desa, dan lain-lain harus tetap memiliki keinginan untuk mencintai
sesama manusia (yaitu rasa memiliki dan kemauan berkorban untuk
sesama manusia) sehingga tercipta hidup rukun damai dan sejahtera.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa. Tenggang rasa menghendakiadanya usaha dan kemauan dari setiap manusia Indonesia untuk
menghargai dan menghormati perasaan orang lain. Oleh sebab itu,
butir ini menghendaki setiap manusia Indonesia untuk saling
menghormati perasaan satu sama lain dengan menjaga keseimbangan
hak dan kewajiban. Sebagai contoh selalu memberikan kritik yang
membangun dengan cara yang santun dan berfokus pada
permasalahan alih-alih kepada individu.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Semena-mena berartisewenang-wenang, berat sebelah dan tidak berimbang. Oleh sebab itu,
butir ini menghendaki, perilaku setiap manusia terhadap orang lain
tidak boleh sewenang-wenang, harus menjunjung hak dan kewajiban.
Manusia karena kemampuan dan usahanya sehingga mempunyai
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
8/25
8
kelebihan dibandingkan yang lain baik dalam hal kekuasaan, ekonomi
atau kekayaan dan status sosial tidak boleh semena-mena, bertindak
sesukanya, karena setiap manusia pada dasarnya mempunyai martabat
dan berhak hidup yang layak dan terhormat.
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusian. Setiap warga negara Indonesiaharus menjunjung tinggi dan melaksanakan nilia-nilai kemanusiaan
dengan baik seperti: (1) mengakui adanya masyarakan yang bersifat
majemuk 9berbeda suka, agama, keyakinan, dan laon-lain) dan saling
menghargai adanya perbedaan tersebut, (2) melakukan musyawarah
dengan dasar kesadaran dan kedewasan untuk menerima kompromi,
(3) melakukansesuatu degan pertimbangan miral dan ketentuan
agama, (4) melakukan perbuatan dengan jujur dan kompetisi yang
sehat. (5) memerhatiakan kehidupan yagn layakantar sesama dan, (6)
melakukan kerjasama dengan itikad baik dan tidak curang.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusian diartikan suka sekalimelakukan kegiatan kemanusian sehingga setiap manusia dapat hidup
layak, bebas dan aman. Kegaitan kemanusian yang dapat dilakukan
seperti donor darah, memberikan santunan anak yatim, dan orang
tidak mampu, memberikan bantuan untuk bencana alam, atau
memberikan bantuan hukum bagi yang membutuhkan.
g. Berani membela keamanan dan keadilan. Butir ini menghendakisetiap manusia Indonesia untuk mempunyai hati yang mantap (tidak
ragu-ragu) dan percaya diri dalam menegakkan kebenaran dan
keadilan. Kebenaran adalah sesuatu yang bersumber dari ketantuan
hukum yang berlaku dan keadilan merujuka pada perlakuan yang
sama terhadap warga negara. Oleh sebab itu, sesuatu yang melawan
hukum dan tidakan yang diskriminatif harus ditentang oleh stiap
warga negara. Contoh perbuatan melawan hukum adalah korupsi,
nepotisme, mencuri, menggunakan narkoba dan seterusnya. Contoh
tindakan disriminatif adalah mengutamakan suku dan agama tertentu,
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
9/25
9
emnghambat pelayanan adminstrasi misalnya pengurudan KTP untuk
warga tertentu dan lain-lain.
h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umatmanusia, karena itu dikembangkan sikap saling menghormati. Sika
psaling menghormati ni dapat dilakukan dengan menghormati
kedaulan suatu bangsa, dan menjalin kerjasama yang saling
mengutungkan.
3. Implementasi sila ketiga: Persatuan IndonesiaSila Persatuan Indonesia merujuk pada persatua yang utuh dan tidak
terpecah belah atau bersatunya bermacam-macam perbedaan suku, agama,
dan lain-lain yang berada di wilayah Indonesia. Persetuan ini terjadi
karena didorong keinginan untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang
bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat, meajukan
kesejahteraan umum, mecerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudakan
perdamaian abadi.
Butir-butir implementasi silak ketiga adalah sebagai berikut:
a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta keselamatanbangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan. Oleh
sebab itu, perang antar suku dan agama tidak perlu terjadi, kita harusa
saling menghormati dan bersatu demi Indonesia. Pemain politik dan
ekonomi tidak boleh mengorbankan kepentingan negara demi
kelompoknya seperti penjualan aset negara, melakukan nepotisme dan
lain-lain sehingga masyarakat dan negara dirugikan. Oleh sebab itu,
setiap warga negara harus melakkuan pengawasan yang bersifat aktif
terhadap penyelamatan kepentingan negara.
b. Rela berkoran untuk kepentingan bangsa dan negara. Butir inimenghendaki setiap warga negara rela memberikan sesuatu sebagai
wujud kesetiaan kepada negara. Pengorbanan kepada negara ini dapat
dilakukan dengan menjadi militer sukarela, menjaga keamanan
lingkungan, menegakkan disiplin dan bagi sebagian besar warga
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
10/25
10
negara dilakukan dengan bekerja keras dan taat membayar pajak
sebagai kewajiban warga negara.
c. Cinta tanah air dan bangsa. Butir ini menghendaki setiap warganegara mencintai atau adanya keinginan setiap warga negara memiliki
rasa ke-Indonesiaan. Kecintaan kepada Indonesia dapat dilakukan
dengan mengagungkan nama Indonesia dalam berbagai kegiatan,
seperti olimpiade olahraga maupun ilmu pengetahuan, meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia dan melestarikan kekayaan alam
serta budaya Indonesia.
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia bertanah air Indonesia. Butir inimenghendaki adanya suatu sikap yang terwujud dan tampak dari
setiap warga negara Indonesia untuk menghargai tanah air Indonesia,
mewarisi budaya bangsa, hasil karya dan hal-hal yang menjadi milik
bangsa Indonesia. Sikap bangga ini ditunjukkan dengan berani dan
percaya diri menunjukkan identitas sebagai warga negara Indonesia
baik lewat budaya, perilaku dan teknologi yang berkembang di
Indonesia, mencintai produk Indonesia adalah wujud rasa bangga
bertanah air Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yangberBhinneka Tunggal Ika. Butir ini menghendaki adanya pergaulan
dan hubungan baik ekonomi, politik dan budaya antarsuku, pulau dan
agama sehingga terjalin masyarakat yang rukun, damai dan makmur.
Kemakmuran terjadi karena pada dasarnya setiap suku, agama dan
pulau mempunyai kekhususan yang bernilai tinggi dan hal ini juga
bermanfaat bagi yang lain sehingga tukar-menukar ini akan
meningkatkan nilai kesejahteraan bagi manusia.
4. Implementasi Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin OlehHikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Sila keempat ini mempunyai makna bahwa kekuasaan ada di tangan
rakyat dan dalam melaksanakan kekuasaannya, rakyat menjalakan sistem
perwakilan (rakyat memilih wakil-wakilnya melalui pemilihan umum)
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
11/25
11
dan keputusan-keputusan yang diambil dilakukan dengan jalan
musyawarah yang dikendalikan dengan pikiran yang sehat, jernih, logis,
serta penuh tanggung jawab baik kepada Tuhan maupun rakyat yang
diwakilinya. Butir-butir implementasi sila keempat adalah sebagai
berikut:
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Butir inimenghendaki masyarakat harus mengawal wakil rakyat yang dipilih
lewat pemilu, agar setiap keputusan wakil rakyat mengutamakan
kepentingan negara dan masyarakat. Keputusan penting seperti
penjualan aset negara, perjanjian imbal dagang antar negara, impor
beras, kenaikan BBM dan listrik dan lain-lain, harus berdasar
kepentingan rakyat dan bukan kepentingan pejabat. Rakyat dalam hal
ini berperan aktif dalam memberikan koreksi yang membangun
dengan cara yang santun dan memberi sanksi setiap pelanggaran pada
pemilu selanjutnya.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Butir inimenghendaki setiap warga negara untuk tidak memaksakan kehendak
kepada orang lain, menghormati setiap perbedaan dan dengan akal
sehat melakukan kompromi demi kebaikan masyarakat dan negara.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untukkepentingan bersama. Butir ini menghendaki adanya musyawarah
yaitu pembahasan secara bersama-sama atas suatu penyelesaian
masalah. Oleh sebab itu, dalam mengambil keputusan mengenai suatu
masalah harus melibatkan pihak-pihak lain yang berkepentingan dan
memecahkan secara bersama. Musyawarah dapat dilakukan dalam
pemecahan masalah di dalam keluarga, masyarakat dan negara.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangatkekeluargaan. Butir ini menghendaki agar pengambilan keputusan
secara bersama-sama didasarkan semangat kekeluargaan yaitu
hubungan kekerabatan yang sangat erat dan mendasar di masyarakat.
Dengan adanya rasa kekerabatan yang erat, maka musyawarah akan
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
12/25
12
berjalan dengan baik, tidak saling menag-menangan, namun semua
akan merasa senang, terakomodasi serta mementingkan kepentingan
bersama.
e. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima danmelaksanakan hasil keputusan musyawarah. Butir ini menghendaki,
setiap keputusan yang diambil dalam musyawarah untuk diterima dan
dilaksanakan dengan baik. Oleh sebab itu, sangat tidak demokratis
apabila ada yang menolak, atau merasa kalah dalam musyawarah,
kemudian tidak mau melaksanakan keputusan bersama. Penolakan
hasil pemilu atau pemilihan pemerintah daerah yang sudah dilakukan
dengan baik, juga wujud dari tidak bertanggung jawabnya sebagian
masyarakat.
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hatinurani yang luhur. Butir ini menghendaki prinsip musyawarah dalam
memecahkan masalah bukan menang dan kalah, serta kepentingan
golongan, tetapi dengan menggunakan akal sehat, tidak mabuk dan
anarki sesuai dengan hati nurani, kejujuran dan akal sehat merupakan
cermin sikap takwa kepada Tuhan, sehingga segala keputusan tidak
akan bertentangan dengan hukum Tuhan dan kemaslahatan umat
manusia.
g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secaramoral kepada Tuhan yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
5. Implementasi Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh RakyatIndonesia
Sila ini mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan
perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, kebudayaan
dan kebutuhan spiritual rohani sehingga tercipta masyarakat yang adil dan
makmur. Butir-butir implementasi sila kelima adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yangmencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
13/25
13
kegotongroyongan. Butir ini menghendaki agar setiap warga negara
berbuat baik satu sama lain. Perbuatan luhur dalam pengertian seperti
apa yang diperintahkan Tuhan dan menjauhi yang dilarang. Perbuatan
baik dan luhur tersebut dilaksanakan pada setiap manusia dengan cara
saling membantu, bergotong royong, dan merasa setiap manusia
adalah bagian keluarga yang dekat yang layak dibantu, sehingga
kehidupan setiap manusia layak dan terhormat.
b. Bersikap adil. Butir ini menghendaki dalam melaksanakan kegiatanantar manusia untuk tidak saling pilih kasih. Pengertian adil juga
sesuai dengan kebutuhan manusia untuk hidup layak dan tidak
diskriminatif terhadap sesama manusia yang akan ditolong.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Butir inimenghendaki bahwa manusia Indonesia jangan hanya mendahulukan
hak-haknya seperti hak hidup bebas, berserikat, perlakuan yang sama,
kepemilikan dan lain-lain, tetapi menjaga kewajiban secara seimbang.
Kewajiban yang harus dilakukan adalah berhubungan baik dengan
sesama manusia, membantu sesama manusia, membela yang
teraniaya, memberikan nasehat yang benar dan menghormati
kebebasan beragama. Apabila kewajiban dan hak berjalan seiring,
maka hidup damai dan rukun akan tercapai.
d. Menghormati hak-hak orang lain. Butir ini menghendaki setiapmanusia untuk menghormati hak orang dan memberikan peluang
orang lain dalam mencapai hak dan tidak berusaha menghalang-
halangi hak orang lain. Perbuatan seperti mencuri harta orang lain,
menyiksa, pelit bersedekah, merusak tempat peribadatan agama lain
adalah contoh-contoh dari sikap tidak menghormati hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain. Butir ini sebenarnyamengembangkan siap dan budaya bangsa yang saling tolong-
menolong seperti gotong royong dan menjauhkan diri dari sikap egois
dan individualistis. Perbuatan seperti membantu orang buta
menyeberang jalan, memberi makan anak yatim dan orang miskin,
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
14/25
14
membuang sampah pada tempatnya, tidak merokok di sembarang
tempat adalah contoh dari suka memberikan pertolongan kepada
orang lain.
f. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain. Butir inimenghendaki, manusia Indonesia bukanlah Homo Homini Lupus
(manusia yang memakan manusia lain). Manusia Indonesia tidak
boleh memeras manusia lain demi kepentingan sendiri. Contoh
perbuatan memeras ini adalah melakukan perampokan, memberikan
bunga terlalu tinggi kepada peminjam terutama kalangan orang kecil
dan miskin, serta tidak memberikan upah yang layak kepada pekerja
terutama buruh dan pembantu rumah tangga.
g. Tidak bersikap boros. Butir ini menghendaki manusia Indonesia tidakmemakai atau mengeluarkan uang, barang dan sumber daya secara
berlebih-lebihan. Pemborosan akan menguras sumber daya,
menimbulkan banyak hutang dan menciptakan beban berat bagi masa
depan.
h. Tidak bergaya hidup mewah. Butir ini menghendaki manusiaIndonesia untuk tidak bergaya hidup mewah, tetapi secukupnya sesuai
dengan kebutuhan. Ukuran mewah memang relatif, namun dapat
disejajarkan dengan tingkat kehidupan dan keadilan pada setiap strata
kebutuhan manusia. Perbuatan membuang makanan, makan
berlebihan, memakai pakaian, perumahan dan mobil yang berlebihan
juga wujud kehidupan mewah.
i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.Butir ini menghendaki warga negara Indonesia menjaga kepentingan
umum dan prasarana umum, sehingga sarana tersebut berguna bagi
masyarakat luas. Perbuatan merusak telepon umum, rambu lalu lintas,
mencuri kabel kereta api atau berkelahi antarwarga, siswa dan
mahasiswa adalah contoh perbuatan yang merugikan kepentingan
umum.
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
15/25
15
j. Suka bekerja keras. Butir ini menghendaki warga negara Indonesiauntuk bekerja keras, berusaha secara maksimal dan tidak hanya pasrah
terhadap takdir. Sebagai manusia yang bertakwa kepada Tuhan,
diwajibkan berusaha dan diiringi dengan doa. Tindakan seperti bolos
kuliah, suka mencontek, meminta-minta merupakan contoh tindakan
yang tidak suka bekerja keras.
k. Menghargai orang lain. Butir ini menghendaki setiap warga negaraIndonesia untuk menghargai hasil karya orang lain, sebagai bagian
dari penghargaan hak cipta. Proses penciptaan suatu karya
membutuhkan suatu usaha keras dan tekun, oleh sebab itu harus
dihargai. Tindakan pembajakan program seperti VCD/DVD,
memfotokopi buku atau membeli buku bajakan adalah contoh
tindakan yang tidak menghargai karya orang lain.
l. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata danberkeadilan sosial. Butir ini menghendaki adanya usaha bersama-sama
antar warga negara dalam mencapai masyarakat yang adil dan
makmur. Mengembangkan kerjasama tim, belajar organisasi
merupakan contoh dalam membangun usaha bersama. Keberhasilan
tidak dapat dicapai dengan usaha sendiri, namun usaha bersama-sama
akan menjamin pencapaian keberhasilan dan meperkecil resiko
kegagalan.
Implementasi pancasila tersebut merupakan penjabaran dari Pancasila
sebagai pandangan dan ideologi bangsa Indonesia. Menjadi kewajiban
bangsa Indonesia untuk menerapkan dengan baik dan benar, sehingga
kehidupan adil dan makmur dapat tercapai
2.2 Fakta Nyata di Era ReformasiDalam rangka pelaksanaan penyelenggaraan hidup bernegara Republik
Indonesia termasuk jalannya ketatanegaraan, bangsa Indonesia telah
mengalami momen sejarah baru, yaitu reformasi. Tepatnya terjadi pada
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
16/25
16
sekitar tahun 1998, setelah tumbangnya pemerintahan Orde Baru yang
sebelumnya telah berlangsung selama lebih kurang 23 tahun silam.
Gerakan reformasi terjadi sebagai akibat krisis yang bersifat multidimensi
di seluruh negara Indonesia yang menyangkut segenap bidang kehidupan,
baik politik, ekonomi, sosial budaya, maupun keamanan dan ketertiban.
Diikuti pula oleh suatu kondisi yang sangat rawan sebagai akibat perbedaan
yang sangat tajam antara golongan yang di atas (pemegang tampuk
kekuasaan) dengan rakyat yang mengalami kehidupan yang sangat menderita,
tertekan dan tidak berdaya.
Berangkat dari keprihatinan moral yang dalam atas berbagai krisis di
dalam negeri yang diakibatkan membumbung tingginya harga pokok
kehidupan masyarakat, merajalelanya korupsi, kolusi dan nepotisme, serta
tingkah laku kepemimpinan yang sangat menyimpang dari tatanan kehidupan,
dimulailah gerakan reformasi yang diprakarsai oleh para mahasiswayang
selanjutnya melibatkan lembaga sosial masyarakat serta akhirnya menyangkut
seluruh lapisan masyarakat. Lebih tergugah lagi dengan terjadinya
peristiwa/tragedi 12 Mei 1998, selain pengorbanan jiwa raga dan harta benda,
maka merebaklah semangat reformasi ke seluruh lingkup kehidupan
masyarakat untuk mengakhiri kekuasaan Orde Baru.
Arah dan tujuan reformasi yang utama adalah untuk menanggulangi dan
menghilangkan dengan cara mengurangi secara bertahap dan terus menerus
krisis berkepanjangan di segenap bidang kehidupan, serta menata kembali ke
arah kondisi yang lebih baik atas sistem ketatanegaraan Republik Indonesia
yang telah hancur menuju Indonesia baru.
Reformasi berasal dari kata reformation dengan kata dasar Reform
yang memiliki arti perbaikan, pembaharuan, memperbaiki dan menjadi lebih
baik (Kamus Inggris-Indonesia, An English-Indonesia Dictionary, oleh John
M. Echols dan Hassan Shadily 2003).
Secara umum reformasi di Indonesia dapat diartikan sebagai melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik dengan cara menata ulang hal-hal yang
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
17/25
17
telah menyimpang dan tidak sesuai lagi dengan kondisi dan struktur
kenegaraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tujuan reformasi ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan perubahan secara serius dan bertahap untuk menemukan nilai-nilai baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Menata kembali seluruh struktur kenegaraan, termasuk perundangan dankonstitusi yang menyimpang dari arah perjuangan dan cita-cita seluruh
masyarakat bangsa.
3. Melakukan perbaikan di segenap bidang kehidupan baik politik, ekonomi,sosial budaya, maupun pertahanan keamanan.
4. Menghapus dan menghilangkan cara-cara hidup dan kebiasaan dalammasyarakat bangsa yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan reformasi,
seperti KKN, kekuasaan sewenang-wenang/otoriter, penyimpangan dan
penyelewengan yang lain.
Adapun tuntutan reformasi utama dari mahasiswa berdasarkan maksud
dan tujuan dari reformasi tersebut adalah melakukan perubahan terhadap
UUD 1945. Perubahan ini bertujuan untuk menyempurnakan aturan dasar,
seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan,
eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, dan hal-hal lain yang sesuai
perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 itu tidak
mengubah Pembukaan UUD 1945 dan tetap mempertahankan susunan
kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan mempertegas sistem
pemerintahan presidensiil. Perubahan yang telah dilakukan sebanyak 4
(empat) kali (sejak tahun 1999-2002) terhadap UUD 1945, tak bisa disangkal
telah mewarnai kehidupan ketatanegaraan. Dari hasil amandemen UUD 1945
itu, setidaknya telah membawa implikasi perubahan yang cukup signifikan
terhadap sistem perpolitikan Indonesia.
Namun amandemen UUD 1945 yang telah dilakukan, ternyata dirasakan
belum memberikan titik terang pada era reformasi saat ini. Hal ini disebabkan
oleh:
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
18/25
18
1. MPR dalam melakukan amandemen UUD 45 tak punya paradigmaperubahan dan kerangka kerja (framework) yang jelas, sehingga
menjadikan hasil amandemen UUD 1945 parsial, tak komprehensif,
memenuhi pesanan kekuasaan, berdasarkan keadaan dan kebutuhan.
Pendek kata, amandemen hanya sepotong-sepotong atau tidak lebih
tambal sulam.
2. Adanya tarik-menarik dan tawar-menawar (bargaining politic) elit politik.3. Aspirasi rakyat yang nyaris tak mendapat wadah, karena minimnya
keikutsertaan rakyat dalam proses amandemen UUD 1945.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa reformasi pada sekarang ini belum
berhasil dan memberikan dampak positif bagi kemajuan rakyat Indonesia. Hal
ini juga terlihat dari adanya berbagai fakta nyata di era reformasi, diantaranya
adalah:
1. Munculnya ego kedaerahan dan primordialisme sempit, munculnyaindikasi tersebut sebagai salah satu gambaran menurunnya pemahaman
tentang Pancasila sebagai suatu ideologi, dasar filsafati negara, azas,
paham negara.
2. Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan diantara sesama warga bangsaadalah yang ditandai dengan adanya konflik dibeberapa daerah, baik
konflik horizontal maupun konflik vertikal, seperti halnya yang masih
terjadi di Papua, Maluku.
3. Pancasila secara formal tetap dianggap sebagai dasar dan ideologi negara,tapi hanya sebatas pada retorika pernyataan politik.
4. Adanya subversi asing, yakni kita saling menghancurkan negara sendirikarena campur tangan secara halus pihak asing.
5. Di dalam pendidikan formal, Pancasila tidak lagi diajarkan sebagaipelajaran wajib sehingga nilai-nilai Pancasila pada masyarakat melemah.
6. Berkembangnya ideologi pragmatisme yang kering dengan empati,menipisnya rasa solidaritas terhadap sesama, elit politik yang mabuk
kuasa, aji mumpung, dan lain-lain sikap yang manifestasinya adalah
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
19/25
19
menghalalkan segala cara untuk mewujudkan kepentingan yang dianggap
berguna untuk diri sendiri atau kelompoknya.
2.3 Peranan Pancasila di Era Reformasi1. Pancasila sebagai paradigma ketatanegaraan
Pancasila sebagai paradigma ketatanegaraan artinya pancasila menjadi
kerangka berpikir atau pola berpikir bangsa Indonesia, khususnya sebagai
dasar negara ia sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini
berarti bahwa setiap gerak langkah bangsa dan negara Indonesia harus
selalu dilandasi oleh sila-sila yang terdapat dalam Pancasila. Sebagai
negara hukum, setiap perbuatan baik dari warga masyarakat maupun dari
pejabat-pejabat dan jabatan-jabatan harus berdasarkan hukum, baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis. Dalam kaitannya dalam
pengembangan hukum, Pancasila harus menjadi landasannya. Artinya
hukum yang akan dibentuk tidak dapat dan tidak boleh bertentangan
dengan sila-sila Pancasila. Sekurang-kurangnya, substansi produk
hukumnya tidak bertentangan dengan sila-sila Pancasila.
2. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang sosialpolitik
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang sosial politik
mengandung arti bahwa nilai-nilai Pancasila sebagai wujud cita-cita
Indonesia merdeka di implementasikan sbb :
- Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik,
budaya, agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.
- Mementingkan kepentingan rakyat / demokrasi dalam pemgambilan
keputusan.
- Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan
berdasarkan konsep mempertahankan kesatuan.
- Dalam pelaksanaan pencapaian tujuan keadilan menggunakan
pendekatan kemanusiaan yang adil dan beradab.
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
20/25
20
- Tidak dapat tidak, nilai-nilai keadilan, kejujuran (yang menghasilkan)
dan toleransi bersumber pada nilai ke Tuhanan Yang Maha Esa.
3. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang ekonomiPancasila sebagai paradigma nasional bidang ekonomi mengandung
pengertian bagaimana suatu falsafah itu diimplementasikan secara riil dan
sistematis dalam kehidupan nyata.
4. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidangkebudayaan
Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang kebudayaan
mengandung pengertian bahwa Pancasila adalah etos budaya persatuan,
dimana pembangunan kebudayaan sebagai sarana pengikat persatuan
dalam masyarakat majemuk. Oleh karena itu semboyan Bhinneka
Tunggal Ika dan pelaksanaan UUD 1945 yang menyangkut pembangunan
kebudayaan bangsa hendaknya menjadi prioritas, karena kebudayaan
nasional sangat diperlukan sebagai landasan media sosial yang
memperkuat persatuan. Dalam hal ini bahasa Indonesia adalah sebagai
bahasa persatuan.
5. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang hankamDengan berakhirnya peran sosial politik, maka paradigma baru TNI terus
diaktualisasikan untuk menegaskan, bahwa TNI telah meninggalkan peran
sosial politiknya atau mengakhiri dwifungsinya dan menempatkan dirinya
sebagai bagian dari sistem nasional.
2.4 Upaya Membangkitkan Pancasila di Era ReformasiPara pemimpin bangsa dan negara tidak hanya mengucapkan Pancasila
dan UUD 45 dalam pidato-pidato, tetapi mempraktekkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan kenegaraan serta kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,
kesaktian Pancasila bukan hanya diwujudkan dalam bentuk seremonial,
melainkan benar-benar bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
Kelihatannya, yang diperlukan dalam konteks era reformasi adalah
pendekatan-pendekatan yang lebih konseptual, komprehensif, konsisten,
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
21/25
21
integratif, sederhana dan relevan dengan perubahan-perubahan yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
Melalui pendekatan imperatif, yaitu:
1. Pancasila harus dimaknai secara proposional dan kontekstualProposional dan kontekstual dapat diartikan, Pancasila harus ditempatkan
membumi pada realitas masyarakat dalam pendekatan kultural-doktinal-
demokratis, dan bukan ditempatkan diatas menara gading yang elitis-
doktrinal-otoriter.
2. Pancasila jangan lagi dijadikan sebagai alat kooptasi negara untukkepentingan politik kekuasaan yang otoriter
Pancasila harus tumbuh mekar dalam kehidupan bangsa ini justru karena
kesadaran dari semua elemen yang ada baik elit maupun masyarakat, dan
bukan karena indoktrinasi yang berlebihan.
3. Pancasila merupakan arena ekspresi sosial dan budaya masyarakatyang demokratis
Maksudnya adalah masyarakat diharapkan untuk tidak lagi memunculkan
ketegangan antara kelompok yang membuat Pancasila digunakan untuk
memaksakan kehendak, dan instrumen untuk mendelegitimasi kekritisan
berpikir dari kelompok tertentu.
4. Masyarakat ekonomi perlu menumbuhkan kesadaran bahwaPancasila merupakan landasan etis ekonomi, sehingga dalam
melakukan aktifitas ekonomi dan bisnisnya masyarakat ekonomi
selalu melihat keadilan sosial sebagai keadilan yang terdistribusi
Selain itu, harus ada upaya dari seluruh elemen masyarakat, yaitu:
1. Dikembangkan beberapa sikap : Civic Disposition: pengembangan nilai dan sikap kewargaan dalam
interaksi sosial kemasyarakatan, kebangsaan dan pergaulan global.
Civic Knowledge: pengembangan pengetahuan kewargaan tentangdemokrasi, HAM, masyarakat madani dan tata pemerintahan.
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
22/25
22
Civic Skil l :pengembangan keterampilan kewargaan sebagai anggotamasyarakat, bangsa dan masyarakat global dalam interaksi sosial
maupun dalam interaksinya dengan negara atau dunia internasional.
2. Agar tetap kredibel, Pancasila harus direvitalisasi. Artinya Pancasiladiletakkan dalam keutuhannya dengan pembukaan dan dieksplorasikan
sebagai paradigma dalam dimensi yang melekat padanya yaitu realitas,
idealitas dan fleksibilitasnya.
3. Agar tetap membumi, Pancasila dikembalikan pada jati dirinya yaituideologi negara dan mengubah dari wacana ideologi semata menjadi ilmu,
serta tetap menjadikan Pancasila sebagai kriteria kritik setiap kebijakan
negara.
4. Menjadikan Pancasila sebagai living reality (kenyataaan hidup sehari-hari) dengan melihat perkembangan masyarakat sebagai peningkatan
HAM.
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
23/25
23
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KesimpulanDari pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa reformasi di
Indonesia selama ini belum menemukan titik terang (belum berhasil). Hal itu
dapat dilihat dari berbagai fakta nyata yang ada di Indonesia pada saat ini,
diantaranya adalah:
1. Munculnya ego kedaerahan dan primordialisme sempit, munculnyaindikasi tersebut sebagai salah satu gambaran menurunnya pemahaman
tentang Pancasila sebagai suatu ideologi, dasar filsafati negara, azas,
paham negara.
2. Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan diantara sesama warga bangsaadalah yang ditandai dengan adanya konflik dibeberapa daerah, baik
konflik horizontal maupun konflik vertikal, seperti halnya yang masih
terjadi di Papua, Maluku.
3. Pancasila secara formal tetap dianggap sebagai dasar dan ideologi negara,tapi hanya sebatas pada retorika pernyataan politik.
4. Adanya subversi asing, yakni kita saling menghancurkan negara sendirikarena campur tangan secara halus pihak asing.
5. Di dalam pendidikan formal, Pancasila tidak lagi diajarkan sebagaipelajaran wajib sehingga nilai-nilai Pancasila pada masyarakat melemah.
6. Berkembangnya ideologi pragmatisme yang kering dengan empati,menipisnya rasa solidaritas terhadap sesama, elit politik yang mabuk
kuasa, aji mumpung, dan lain-lain sikap yang manifestasinya adalah
menghalalkan segala cara untuk mewujudkan kepentingan yang dianggap
berguna untuk diri sendiri atau kelompoknya.
3.2 SaranBerdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa saran yang dapat diberikan
guna mewujudkan upaya pembinaan masyarakat dalam menghayati dan
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
24/25
24
mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang meliputi paham kebangsaan, rasa
kebangsaan dan semangat kebangsaan, antara lain:
1. Untuk meningkatkan Wawasan Kebangsaan bagi segenap komponenbangsa diperlukan perhatian dan penanganan pihak-pihak terkait secara
integratif. Untuk itu, perlu diwujudkan adanya suatu wadah atau lembaga
yang akan menangani masalah Wawasan Kebangsaan serta perlunya buku
pedoman nasional yang dapat digunakan baik melalui pendidikan formal
maupun nonformal.
2. Peran para elit pemerintah, elit politik dan tokoh masyarakat LSM sertamedia massasangat diperlukan untuk meningkatkan Wawasan
Kebangsaan. Untuk itu para tokoh tersebut harus mempunyai komitmen
untuk selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan dengan mengeyampingkan pemikiran
sempit yang menguntungkan hanya sekelompok orang.
3. Perlunya pengamalan Pancasila secara nyata dalam kehidupan sehari-harimelalui penataran atau sertifikasi Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4), di seluruh lembaga pendidikan, baik formal maupun
nonformal, agar lebih tertanam rasa cinta tanah air, bangsa dan negara
bahkan selalu siap dalam usaha bela negara.
4. Perlunya penyegaran di seluruh elemen masyarakat tentang pembinaandalam menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang meliputi
paham kebangsaan, rasa kebangsaan dan semangat kebangsaan, di setiap
Kabupaten atau Kota dengan melibatkan instansi terkait secara bertahap
dan berlanjut.
7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA
25/25
DAFTAR PUSTAKA
Rohman, Fathur. 2010.Pancasila di Era Reformasi. (Online) http://slideshare.net
diakses pada 16 November 2011.
Setijo, Pandji. 2002.Pendidikan Pancasila Edisi Kedua. Jakarta: PT. Grasindo.
Srijanti, dkk. 2007. Etika Berwarga Negara Edisi 2 Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Salemba Empat.
Winarno. 2009. Melaksanakan Pancasila di Orde Reformasi. (Online).http://fkip.uns.ac.id diakses pada 15 November 2011.
http://slideshare.net/http://fkip.uns.ac.id/http://fkip.uns.ac.id/http://slideshare.net/