8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
1/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANGIstilah „katolik„ merupakan istilah yang sudah ada sejak abad awal, yaitu sejak
zaman Santo Polycarpus (murid Rasul Yohanes) untuk menggambarkan iman Kristiani,
bahkan pada jaman para rasul, sebagaimana dicatat dalam Kitab Suci.
Di alam makalah ini akan dijelaskan tentang berapa banyak kitab suci Katolik,
tradisi-tradisi yang ada di dalam Gereja Katolik, dan Megistarium Gereja Katolik. Dan
diharapkan dengan informasi-informasi yang telah disampaikan di dalam makalah ini
kiranya dapat menambah pengetahuan pembaca.
1.2. TUJUAN
1. Mengetahui berapa banyak kitab suci yang ada baik di perjanjian baru ataupun di
perjanjian lama.
2. Mengetahui tradisi-tradisi yang ada di Gereja Katolik.
3. Untuk mengetahui Megistarium Gereja Katolik.
1.3 RUMUSAN MASALAH
1. Berapa banyak kitab perjanjian baru dan lama ?
2. Apa saja tradisi Gereja Katolik ?
3. Apakah Megistarium Gereja Katolik ?
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
2/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. MENGENAL KITAB SUCI KATOLIKa. Apa itu Kitab Suci?
Kitab Suci disebut juga Alkitab. Istilah “Kitab Suci” lebih akrab di hati umat
Katolik. Karena Allah dan Sabda-Nya adalah suci, maka kitab yang memuat sabda-
Nya disebut Kitab Suci. Sedangkan “Alkitab”, berasal dari bahasa Arab yang artin ya
sang kitab, lebih akrab di hati umat Protestan. Kitab Suci merupakan kumpulan buku
yang ditulis oleh penulis manusia dengan ilham dari Allah. Buku-buku tersebut berisi
tulisan tentang wahyu Tuhan dan rencana keselamatan umat manusia.
b. Berapa Jumlah Kitab dalam Kitab Suci?
Menurut Gereja Katolik, Kitab Suci terdiri dari 72 atau 73 kitab, tergantung dari
cara kita menghitungnya. Perinciannya adalah 46 kitab Perjanjian Lama dan 27 kitab
Perjanjian Baru; jumlah seluruhnya 73 kitab. Namun, karena Konsili Trente (tahun
1545-1563) menghitung Kitab Ratapan sebagai bagian dari Kitab nabi Yeremia, maka
jumlah kitab menjadi 72 saja.
Kitab-kitab dalam Kitab Suci ditulis dalam beberapa bentuk literatur yang berbeda.
Penting bagi kita mengenali bentuk-bentuk literatur yang berbeda tersebut ketika
membaca Kitab Suci, sama halnya penting bagi kita mengenali bentuk-bentuk tulisan
yang berbeda dalam suatu surat kabar. Misalnya, ketika membaca surat kabar kita
harus tahu apakah kita sedang membaca bagian editorial, atau berita, atau iklan.
c. Apa itu Perjanjian Lama?
Perjanjian Lama, atau Kitab-kitab Yahudi, merupakan tulisan tentang hubungan
Tuhan dengan Israel, “bangsa pilihan”. Ditulis antara tahun 900 SM hingga 160 SM.
Ke-46 kitab dalam Perjanjian Lama dapat dibagi dalam empat bagian: 5 Kitab
Pentateukh, 16 Kitab Sejarah, 7 Kitab Puitis dan Hikmat, serta 18 Kitab Para Nabi.
Sebagian besar Perjanjian Lama dipengaruhi oleh literatur negara-negara tetangga
Israel di Timur Tengah. Untuk menceritakan kisah-kisah mereka sendiri, bangsa Israel
meminjam kebudayaan bangsa-bangsa sekitarnya serta meniru bentuk-bentuk literatur
mereka.
d. Apa itu Panteukh ?Pentateukh adalah kelima kitab pertama dalam Perjanjian Lama, yaitu:
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
3/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 3
5 Kitab Pentateukh:
1 Kejadian Kej
2 Keluaran Kel3 Imamat Im
4 Bilangan Bil
5 Ulangan Ul
Banyak kisah-kisah Kitab Suci yang terkenal ditemukan dalam kitab-kitab
Pentateukh termasuk kisah penciptaan, Adam dan Hawa, bahtera Nuh serta kisah-
kisah lain tentang asal-mula bangsa Israel dan pelarian mereka di bawah pimpinan
Musa dari perbudakan Mesir.
Sepuluh Perintah Allah dan hukum-hukum lainnya menyangkut hidup dan ibadat
bangsa Israel juga didapati dalam Kitab Pentateukh. Oleh sebab itu, Kitab Pentateukh
disebut juga Kitab Hukum atau Kitab Taurat.
e. Apa itu Kitab Sejarah?
Sesuai namanya, Kitab Sejarah berisi kisah tentang sejarah bangsa Israel serta
campur tangan Allah dalam sejarah mereka.
16 Kitab Sejarah:
1 Yosua Yos
2 Hakim-Hakim Hak
3 Rut Rut
4 1 Samuel 1 Sam
5 2 Samuel 2 Sam
6 1 Raja-Raja 1 Raj
7 2 Raja-Raja 2 Raj
8 1 Tawarikh 1 Taw
9 2 Tawarikh 2 Taw
10 Ezra Ezr
11 Nehemia Neh
12 Tobit Tob
13 Yudit Ydt
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
4/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 4
14 Ester Est
15 1 Makabe 1 Mak
16 2 Makabe 2 Mak
Kisah-kisah tentang para tokoh terkenal, baik pria maupun wanita, dalam sejarah
Israel dapat ditemukan dalam kitab-kitab ini, termasuk tentang Raja Daud dan Raja
Salomo, juga Debora, Yudit, Ratu Ester. Kitab-kitab Sejarah mengungkapkan suatu
pola hubungan yang menarik antara Tuhan dengan Bangsa Pilihan-Nya. Apabila
mereka setia pada Tuhan dan pada hukum-hukum-Nya, maka hidup mereka sejahtera
dan Tuhan melindungi mereka dari para musuh. Tetapi, apabila mereka menyembah
allah-allah lain dan hidup penuh cela di hadapan Tuhan, dengan kata lain mengatakan
kepada- Nya, “Kami tidak membutuhkan Engkau,” maka bencana datang susul -
menyusul menimpa mereka.
f. Apa itu Kitab Puitis dan Hikmat?
Ada tujuh Kitab Puitis dan Hikmat yang agak berbeda dalam gaya literatur serta
isinya. Termasuk di dalamnya adalah Mazmur, yaitu doa-doa yang ditulis dalam
bentuk puitis. Terdapat kitab-kitab tentang bagaimana mencapai hidup bahagia,
seperti Amsal dan Putera Sirakh. Kidung Agung, salah satu puisi cinta paling sensual
yang pernah ditulis, menggambarkan kasih mesra Tuhan yang begitu besar bagi umat-
Nya.
7 Kitab Puitis dan Hikmat:
1 Ayub Ayb
2 Mazmur Mzm
3 Amsal Ams
4 Pengkotbah Pkh
5 Kidung Agung Kid
6 Kebijaksanaan Salomo Keb
7 Putera Sirakh Sir
g. Apa itu Kitab Para Nabi?
Kitab Para Nabi berisi tulisan-tulisan para nabi besar Israel. Peran para nabi adalah
menjaga agar Bangsa Terpilih tetap setia pada perjanjian yang telah mereka buat
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
5/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 5
dengan Tuhan dan membawa mereka kembali apabila mereka menyimpang dari
Tuhan. Tulisan-tulisan yang amat berpengaruh ini menggambarkan dengan jelas
ganjaran jika mereka setia dan hukuman jika mereka tidak setia. Di samping itu,
secara misterius, kitab-kitab para nabi menubuatkan kedatangan Sang Mesias danmemberikan gambaran tentang-Nya. Kelahiran Yesus di Betlehem dari seorang
perawan, pewartaan-Nya bagi mereka yang sakit, miskin, dan tertindas, juga wafat-
Nya yang ngeri, semuanya telah dinubuatkan dalam kitab-kitab para nabi.
18 Kitab Para Nabi:
1 Yesaya Yes
2 Yeremia Yer
3 Ratapan Rat
4 Barukh Bar
5 Yehezkiel Yeh
6 Daniel Dan
7 Hosea Hos
8 Yoel Yl
9 Amos Am
10 Obaja Ob
11 Yunus Yun
12 Mikha Mi
13 Nahum Nah
14 Habakuk Hab
15 Zefanya Zef
16 Hagai Hag
17 Zakharia Za
18 Maleakhi Mal
h. Apa itu Perjanjian Baru ?
Perjanjian Baru terdiri dari dua puluh tujuh kitab yang semuanya ditulis dalam
bahasa Yunani antara tahun 50 M hingga 140 M. Perjanjian Baru meliputi Injil, Kisah
Para Rasul, Epistula atau Surat-surat dan Kitab Wahyu. Tema inti Perjanjian Baru
adalah Yesus Kristus; pribadi-Nya, pesan-Nya, sengsara-Nya, wafat serta
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
6/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 6
kebangkitan-Nya, identitas-Nya sebagai Mesias yang dijanjikan dan hubungan-Nya
dengan kita sebagai Tuhan dan saudara.
i. Mengapa Perjanjian Baru Ditulis dalam Bahasa Yunani?
Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani karena pada waktu itu bahasa Yunanimerupakan bahasa percakapan yang paling umum dipergunakan di wilayah Laut
Tengah.
j. Apa itu Injil ?
Injil merupakan turunan kata Arab yang artinya Kabar Gembira. Dalam bahasa
Yunani 'euaggelion'; dalam bahasa Latin 'evangelium'. Ada empat Injil. Masing-
masing Injil menceritakan kisah hidup, ajaran-ajaran, sengsara, wafat dan kebangkitan
Yesus Kristus:
4 Injil :
1 Matius Mat
2 Markus Mrk
3 Lukas Luk
4 Yohanes Yoh
Ketiga Injil pertama: Matius, Markus dan Lukas disebut Injil Sinoptik. Sinoptik
berasal dari kata Yunani yang artinya 'satu pandangan', sebab ketiga Injil tersebut
mirip dalam struktur maupun isinya. Injil Yohanes, meskipun tidak bertentangan
dengan Injil Sinoptik, berbeda dalam struktur dan mencakup beberapa kisah dan
perkataan-perkataan Yesus yang tidak ditemukan dalam Injil Sinoptik.
Banyak kisah Kitab Suci yang terkenal tentang Yesus ditemukan dalam Injil,
termasuk kisah kelahiran-Nya di Betlehem, kisah-kisah tentang Yesus
menyembuhkan mereka yang sakit, juga perumpamaan-perumpamaan, misalnya
perumpamaan tentang Anak yang Hilang.
k. Apa itu Kisah Para Rasul ?
Kisah Para Rasul ditulis oleh St. Lukas sekitar tahun 70 M hingga 75 M. Kitab ini
berisi catatan tentang iman, pertumbuhannya dan cara hidup Gereja Perdana. Kisah
Kenaikan Yesus ke surga, turunnya Roh Kudus atas Gereja pada hari Pentakosta,
kemartiran St. Stefanus dan bertobatnya St. Paulus, semuanya dapat ditemukan dalam
kitab ini.
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
7/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 7
l. Apa itu Epistula ?
Epistula atau Surat-surat merupakan bagian terbesar dari Perjanjian Baru. Epistula
dibagi dalam dua kelompok: Surat-surat Paulus dan Surat-surat Apostolik lainnya.
Semua surat mengikuti format penulisan surat pada masa itu. Setiap surat biasanyadiawali dengan salam dan identitas pengirim serta penerima surat. Selanjutnya adalah
doa, biasanya dalam bentuk ucapan syukur. Isi surat adalah penjelasan terperinci
tentang ajaran-ajaran Kristiani, biasanya menanggapi keadaan penerima surat. Bagian
berikutnya dapat berupa pembicaraan tentang rencana perjalanan misi penulis surat
dan diakhiri dengan nasehat-nasehat praktis dan salam perpisahan.
Surat-surat Paulus ditulis oleh St. Paulus atau salah seorang muridnya; tak lama
sesudah wafat dan kebangkitan Yesus, yaitu antara tahun 54 M hingga 80 M. Surat-
surat tersebut menggambarkan perkembangan awal ajaran dan praktek Kristiani.
1 Roma Rom
2 1 Korintus 1 Kor
3 2 Korintus 2 Kor
4 Galatia Gal
5 Efesus Ef
6 Filipi Flp
7 Kolose Kol
8 1 Tesalonika 1 Tes
9 2 Tesalonika 2 Tes
10 1 Timotius 1 Tim
11 2 Timotius 2 Tim
12 Titus Tit
13 Filemon Flm
14 Ibrani Br
Surat-surat Apostolik dimaksudkan untuk ditujukan, bukan kepada suatu
komunitas atau individu tertentu, tetapi kepada pembaca yang lebih universal. Surat-
surat Apostolok ditulis oleh beberapa penulis antara tahun 65 M hingga 95 M.
7 Surat Apostolik :
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
8/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 8
1 Yakobus Yak
2 1 Petrus 1 Pet
3 2 Petrus 2 Pet
4 1 Yohanes 1 Yoh5 2 Yohanes 2 Yoh
6 3 Yohanes 3 Yoh
7 Yudas Yud
m. Apa itu Kitab Wahyu ?
Kitab terakhir dalam Perjanjian Baru, yaitu Kitab Wahyu, ditulis sekitar sesudah
tahun 90 M. Dengan banyak bahasa simbolik, Kitab Wahyu menyajikan kisah pertarungan antara Gereja dengan kekuatan-kekuatan jahat yang berakhir dengan
kemenangan Yesus. Meskipun Kitab Wahyu menuliskan peringatan-peringatan yang
mengerikan akan apa yang terjadi di masa mendatang, Kitab Wahyu pada pokoknya
merupakan pesan pengharapan bagi Gereja.
B. TRADISI GEREJA KATOLIK
Tradisi Gereja atau Tradisi Suci yang diajarkan oleh Gereja Katolik adalah Tradisi
Apostolik, yaitu Tradisi yang diperoleh dari para rasul, yang diperintahkan oleh Kristus
untuk mewartakan semua perintah-Nya (lih. Mat 28:19-20). Para rasul mewartakan Injil
dengan dua cara, yaitu secara lisan dan tertulis, dan yang lisan ini disebut Tradisi Suci.
a. Katekismus mengajarkan demikian tentang Tradisi Suci, yang tidak terpisahkan
dari Kitab Suci:
1. KGK 75
”Maka Kristus Tuhan , yang menjadi kepenuhan seluruh wahyu Allah yang
Maha tinggi, memerintahkan kepada para Rasul, supaya Injil , yang dahulu
telah dijanjikan melalui para nabi dan dipenuhi oleh-Nya serta dimaklumkan-Nya
sendiri, mereka wartakan kepada semua orang, sebagai sumber segala kebenaran
yang menyelamatkan serta sumber ajaran kesusilaan, dan dengan demikian dibagi-
bagikan karunia- karunia ilahi kepada mereka” (DV 7).
2. KGK 76
Sesuai dengan kehendak Allah terjadilah pengalihan Injil atas dua cara :
- secara lisan “ole h para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
9/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 9
penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang mereka terima dari mulut,
pergaulan, dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas dorongan Roh Kudus
telah mereka pe lajari”;
- secara tertulis “oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudusitu juga membukukan amanat keselamatan” (DV 7).
3. KGK 77
”Adapun, supaya Injil senantiasa terpelihara secara utuh dan hidup di
dalam Gereja, para Rasul meninggalkan Uskup-Uskup sebagai pengganti-
pengganti mereka, yang „mereka serahi kedudukan mereka untuk mengajar‟” (DV
7). Maka, “pewartaan para Rasul, yang secara istimewa diungkapkan dalam kitab -
kitab yang diilhami, harus dilestarikan sampai kepenuhan zaman melalui
penggantian, penggantia n yang tiada putusnya” (DV 8).
4. KGK 78
Penerusan yang hidup ini yang berlangsung dengan bantuan Roh Kudus,
dinamakan “Tradisi” , yang walaupun berbeda dengan Kitab Suci, namun sangat
erat berhubungan dengannya. “Demikianlah Gereja dalam ajaran, hidup serta
ibadatnya dilestarikan serta meneruskan kepada semua keturunan dirinya
seluruhnya, imannya yang seutuhnya” (DV 8). “Ungkapan -ungkapan para Bapa
Suci memberi kesaksian akan kehadiran Tradisi ini yang menghidupkan, dan yang
kekayaannya meresapi praktik serta kehidupan Gereja yang beriman dan berdoa.”
(DV 8). 174, 1124, 2651.
5. KGK 79
Dengan demikian penyampaian Diri Bapa melalui Sabda-Nya dalam Roh
Kudus tetap hadir di dalam Gereja dan berkarya di dalamnya: “Demikianlah
Allah, yang dahulu telah bersabda, tiada henti-hentinya berwawancara dengan
Mempelai Putera-Nya yang terkasih. Dan Roh Kudus, yang menyebabkan suara
Injil yang hidup bergema dalam Gereja, dan melalui Gereja dalam dunia,
menghantarkan Umat beriman menuju segala kebenaran, dan menyebabkan Sabda
Kristus menetap dalam diri mereka secara melimpah (lih. Kol 3:16)” (DV 8).
6. KGK 80
”Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan terpadu. Sebab
keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama , dan dengan cara tertentu
bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama” (DV 9). Kedua-
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
10/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 10
duanya menghadirkan dan mendaya-gunakan misteri Kristus di dalam Gereja
yang menjanjikan akan tinggal bersama orang-orang- Nya “sampai akhir zaman”
(Mat 28:20).
7. KGK 81
”Kitab Suci adalah pembicaraan Allah sejauh itu termaktub dengan ilham Roh
ilahi”.”Dan Tradisi Suci, menyalurkan secara keseluruhan Sabda Allah, yang
oleh Kristus Tuhan dan Roh Kudus dipercayakan kepada para Rasul . Tradisi
menyalurkan Sabda Allah kepada para pengganti Rasul, supaya mereka ini dalam
terang Roh kebenaran dengan pewartaan mereka, memelihara, menjelaskan, dan
menyebarkannya dengan setia” (DV 9).
8. KGK 82
”Dengan demikian maka Gereja”, yang dipercay akan untuk meneruskan dan
menjelaskan wahyu, “menimba kepastiannya tentang segala sesuatu yang
diwahyukan bukan hanya melalui Kitab Suci. Maka dari itu keduanya [ baik
Tradisi maupun Kitab Suci ] harus diterima dan dihormati dengan cita rasa
kesalehan dan hormat yang sama ” (DV 9).
9. KGK 83
Tradisi yang kita bicarakan di sini, berasal dari para Rasul , yang
meneruskan apa yang mereka ambil dari ajaran dan contoh Yesus dan yang
mereka dengar dari Roh Kudus . Generasi Kristen yang pertama ini belum
mempunyai Perjanjian Baru yang tertulis, dan Perjanjian Baru itu sendiri memberi
kesaksian tentang proses tradisi yang hidup itu. Tradisi-tradisi teologis, disipliner,
liturgis atau religius, yang dalam gelindingan waktu terjadi di Gereja-gereja
setempat, bersifat lain. Mereka merupakan ungkapan-ungkapan Tradisi besar yang
disesuaikan dengan tempat dan zaman yang berbeda-beda. Dalam terang Tradisi
utama dan di bawah bimbingan Wewenang Mengajar Gereja, tradisi-tradisi konkret
itu dapat dipertahankan, diubah, atau juga dihapus.
Maka contoh Tradisi Suci adalah:
1) Doktrin- doktrin yang diajarkan Gereja Katolik melalui Konsili- konsili;
2) Doktrin/ ajaran yang diajarkan oleh Bapa Paus, selaku penerus Rasul Petrus, dan
yang juga diajarkan oleh para uskup dalam kesatuan dengan Bapa Paus;
3) Tulisan pengajaran dari para Bapa Gereja dan para orang kudus (Santo/ Santa)
yang sesuai dengan pengajaran Magisterium;
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
11/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 11
4) Katekismus Gereja Katolik; 5) Liturgi dan sakramen-sakramen.
b. Liturgi dan lain-lain yang berkaitan dengan tradisi Gereja Katolik
1. Membawa Jenazah ke Gereja
Aturan mengenai pemakaman gerejawi ada di Kitab Hukum Kanonik (KHK),
tepatnya di Kanon 1176-1185. Di situ disebutkan bahwa, "Umat beriman kristiani
yang telah meninggal dunia harus diberi pemakaman gerejawi menurut norma
hukum." (Kan 1176-1) Lebih lanjut, diatur juga bahwa, "Pemakaman bagi setiap
orang beriman yang telah meninggal dunia harus dirayakan pada umumnya dalam
gereja parokinya sendiri." (Kan 1177-1) Aturan ini selaras dengan pemikiran
bahwa, saat ada anggotanya yang meninggal, Gereja, dalam hal ini kelompok umat
beriman yang tergabung dalam suatu paroki, turut berduka dan mendoakan yang
meninggal, dan turut serta memberikan penghiburan kepada keluarga yang
ditinggalkan. Akhirnya, Kanon 1181 mengatur, "... namun hendaknya diusahakan
agar dalam pemakaman jangan ada pandang bulu dan orang-orang miskin jangan
sampai tidak diberi pemakamanyang semestinya."
Dari paragraf di atas jelas bahwa pemakaman gerejawi adalah untuk umat beriman Kristiani, tanpa pandang bulu. Berikutnya, apa yang dimaksud dengan
"pemakaman gerejawi"? Pasca Konsili Vatikan II, atau tepatnya tanggal 15
Agustus 1969, Gereja mengeluarkan dokumen Ordo Exsequiarum atau Tata
Perayaan Pemakaman. Ini adalah edisi tipikal yang dijadikan acuan oleh Gereja
Katolik Ritus Romawi di seluruh dunia. Berdasarkan edisi tipikal dalam Bahasa
Latin itu, para asisten imam yang sering membantu dalam berbagai ritual seputar
kematian.
http://www.imankatolik.or.id/khk.php?q=1176-1185http://www.scribd.com/doc/73137744/ORDO-EXSEQUIARUMhttp://www.scribd.com/doc/73137744/ORDO-EXSEQUIARUMhttp://www.imankatolik.or.id/khk.php?q=1176-1185
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
12/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 12
Dalam Ordo Exsequiarum 1969 ditawarkan tiga model pemakaman gerejawi.
Model pertama mengacu pada Ritual Romawi tradisional, di mana ritus terpenting
(Misa Arwah) dilaksanakan di gereja (dengan jenazah) dan didukung dengan ritus-
ritus lain di rumah serta kuburan atau krematorium. Model keduamerupakan praktik yang berlaku di beberapa bagian Eropa, di mana ritus-ritus
terpenting dirayakan di kuburan dan Misa Arwah dilaksanakan kemudian di gereja
(tanpa jenazah). Yang terakhir adalah model ketiga, di mana ritus-ritus terpenting
dilaksanakan di rumah duka. Model terakhir ini dipakai di beberapa bagian di
Afrika.
Dari sudut pandang teologis-liturgis: "Kurban ekaristis Paskah Kristus
dipersembahkan oleh Gereja bagi para arwah. Sebab semua anggota dalam Tubuh
Kristus merupakan persekutuan, sehingga dengan demikian yang sudah mati pun
menerima pertolongan rohani, sedangkan yang masih hidup dihibur dengan
harapan." (PUMR 379) "Gereja merayakan upacara-upacara liturgi untuk orang
mati, supaya hubungan antara kematian orang beriman dan misteri Paskah Kristus
tampak dengan jelas. Terutama dalam Perayaan Ekaristi misteri Paskah Kristus
dihadirkan di tengah-tengah umat. Maka sangat tepat untuk merayakan Misa dalam
rangka pemakaman orang-orang beriman. ..." (UP 2) Lagi, "Misa arwah yang
terpenting ialah yang dirayakan pada hari pemakaman. ..." (PUMR
380) Berikutnya, "Perayaan Ekaristi hendaknya dilakukan di tempat suci, kecuali
dalam kasus khusus kebutuhan menuntut lain. Kurban Ekaristi haruslah
dilaksanakan di atas altar yang sudah didedikasikan atau diberkati ." (Kan 932)
Gereja memang mengajarkan agar kita menghadirkan Kristus dengan sungguh
hormat, di altar yang sudah diurapi, dan bukan di sembarang meja yang diberi
taplak putih, kecuali bila memang keadaan memaksa lain
Dari sudut pandang logistik: Umumnya pemakaman atau kremasi dilakukan di
pagi hari, sebelum tengah hari, atau, kalau lokasi makam di luar kota, setidaknya
sebelum matahari terbenam. Membawa peti jenazah mampir ke gereja dalam
perjalanan ke kuburan rasanya tidak terlalu sulit dan rasanya tidak akan ada biaya
tambahan untuk mobil jenazah. Gedung gereja pun biasanya tidak dipakai pada
rentang waktu 08:00-10:00, kecuali pada hari Minggu. Misa Arwah di gereja akan
sangat memudahkan imam; beliau tidak harus menghabiskan waktunya yang
terbatas untuk perjalanan pulang-pergi ke rumah duka yang belum tentu tanpa
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
13/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 13
macet. Sekali lagi, "Misa arwah yang terpenting ialah yang dirayakan pada hari
pemakaman. ..." (PUMR 380). Misa ini lebih penting dari segala doa kita bagi yang
wafat, dan ini demi keselamatan jiwanya. Jadi, janganlah enggan menghabiskan
satu atau dua jam tambahan saja untuk Misa ini.Masalah ketersediaan imam: Uskup atau imam adalah gembala kawanannya.
Tentu sangatlah tepat bila gembala hadir saat kawanannya berduka. Meski begitu,
kita sungguh maklum bahwa banyak tempat di Indonesia saat ini masih sangat
kekurangan imam. Dalam kasus ini, bila tidak ada imam atau diakon, berbagai
ritual di rumah duka sebenarnya dapat dipimpin oleh awam. Awam dapat
memimpin ritual merawat jenazah dan memasukkan ke dalam peti (Bdk. UP 18),
memimpin ibadat sabda, termasuk tirakatan pada malam menjelang hari
pemakaman (Bdk. UP 22), dan memimpin ritual pemberangkatan ke gereja untuk
Misa Arwah (Bdk. UP 30). Usai Misa Arwah, awam dapat memimpin perarakan
atau pemberangkatan ke kuburan atau krematorium (Bdk. UP 56), juga upacara di
kuburan atau krematorium (Bdk. UP 59, 69). Awam yang memimpin berbagai
ritual kematian boleh memerciki jenazah, peti, dan liang kubur dengan air suci dan
mendupainya (Bdk. UP 20, 63). Pemercikan dengan air suci dan pendupaan
memang bukan melulu wewenang imam atau diakon. Seluruh umat yang hadir pun
bila perlu dapat dipersilakan memerciki jenazah dan liang kubur dengan air suci
(Bdk. UP 65). Hal pendupaan, dalam Misa yang menggunakan dupa, umat kan
didupai oleh misdinar, bukan oleh imam? Jadi, dalam situasi kekurangan imam,
kita tidak perlu kawatir akan keselamatan jiwa yang wafat. Satu saja yang mutlak
harus dipimpin oleh imam, Misa Arwah.
2. Busana Misdinar
Misdinar di Les Combes, Italia siap menyambut Paus (Foto: Corbis)
http://3.bp.blogspot.com/-HI-xJzF9fKw/UP_A1AMaqqI/AAAAAAAAAg0/h6_9M5kUnhY/s1600/Acolyte+7.jpg
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
14/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 14
Busana misdinar yang sesuai dengan aturan liturgy adalah alba. Atau lebih
tepatnya, amik, alba dan singel. Mungkin banyak yang kaget, tapi memang
begitulah aturannya. Setidaknya pasca Konsili Vatikan II.
Soal alba sebagai busana misdinar, berikut ini pasalnya: "Busana liturgis yanglazim dikenakan oleh semua pelayan liturgi, tertahbis maupun tidak tertahbis, ialah
alba, yang dikencangi dengan singel, kecuali kalau bentuk alba itu memang tidak
menuntut singel. Kalau alba tidak menutup sama sekali kerah pakaian sehari-hari,
maka dikenakan amik sebelum alba. " Hal yang sama ditegaskan lagi dalam Tata
Upacara Para Uskup.
Pelayan komuni tak lazim mengenakan alba model Romawi (Foto: TK)
Dalam foto di atas, para pelayan komuni tak lazim (asisten imam atau pro
diakon) mengenakan alba model Romawi dengan ploi/wiru/lipatan, yang diikat
dengan singel dan dilengkapi dengan kerah yang dapat menutup pakaian sehari-
hari, dan oleh karenanya tidak lagi membutuhkan amik.
Kenapa harus alba? Alba (Latin: albus, artinya putih) merupakan lambang
kesucian dan kemurnian hati yang dibutuhkan untuk dapat melihat Allah (Bdk. Mat5:8). Sungguh penting menunjukkan kepada Allah niat baik kita untuk menyucikan
dan memurnikan hati dengan mengenakan alba yang benar. Gunakan warna putih
yang bersih dan cerah dan bukan krem atau kuning. Kenakan alba yang panjang
dan bisa menutup pakaian sehari-hari sepenuhnya, termasuk celana panjang. Di
bagian leher, pastikan kerah pakaian sehari-hari tidak kelihatan, atau kenakan amik
untuk menutupinya. Meski terkesan polos, jangan lalu tergoda untuk
menambahkan salib dada sebagai asesoris. Salib dada merupakan privilese uskup
(Bdk. CE 1199-1210). Berhati-hatilah dalam berkreasi untuk memperindah alba
http://3.bp.blogspot.com/-v2y6YWWu8WQ/UP_AS7L6a6I/AAAAAAAAAgs/3i-3OikIOGs/s1600/Picture+044s.jpg
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
15/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 15
yang terkesan polos. Di beberapa tempat saya melihat alba dikenakan dengan
"samir", suatu asesoris yang mirip pallium. Silakan periksa foto Paus di bawah ini.
Selempang putih yang digunakan Paus itu adalah pallium model kuno. alba yang
bisa dipakai oleh pelayan liturgi, termasuk juga misdinar.
"Apa warna jubahnya?" Seturut tradisi ratusan tahun, akolit atau misdinarmengenakan jubah yang sama dengan jubah imam. Sama modelnya dan sama pula
warnanya. Hitam. Waktu imam-imam di daerah tropis diberi kelonggaran untuk
memakai jubah warna putih dan tidak lagi harus warna hitam, misdinar tidak ikut
berubah memakai jubah warna putih. Memang, jubah putih dan superpli putih
bukan kombinasi yang baik. Di beberapa tempat di Eropa, seturut tradisi ratusan
tahun, misdinar mengenakan jubah berwarna merah. Ini juga merupakan tradisi
atau kebiasaan yang legitim.
Paus mengenakan pallium (Foto: TPBF)
http://4.bp.blogspot.com/-abnfCvtpBmM/UP_QqS6O7aI/AAAAAAAAAiI/NkSI7MQg_vU/s1600/June21stpallium.jpg
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
16/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 16
Misdinar di Vatikan (Foto: Spaziani)
Warna jubah misdinar yang legitim adalah hitam, atau merah bila dikehendaki.
Misdinar di Vatikan mengenakan jubah warna ungu karena Ungu adalah warna
"episcopal livery" atau seragam keuskupan. Seturut tradisi, dalam rumah tangga
uskup, semua pelayannya, dari MC sampai diakon dan akolit atau misdinar,
mengenakan warna ungu juga. Misdinar-misdinar dewasa saat Misa Paskah atauMisa Natal Paus mengenakan warna hitam , karena mereka umumnya adalah para
seminaris yang sedang studi di Roma, dan mereka semuanya mengenakan jubah
mereka sendiri yang berwarna hitam. Jadi, sampai di sini warna jubah misdinar
yang legitim adalah hitam, merah dan ungu; yang terakhir ini hanya untuk misdinar
yang melayani uskup.
Perlu saya garis bawahi, bahwa tidak ada aturan maupun tradisi bahwa
misdinar perlu mengenakan jubah sesuai warna liturgi. Sama dengan tidak adaaturan maupun tradisi bagi imam untuk mengenakan jubah sesuai warna liturgi.
Jubah Paus, kardinal, uskup, imam, diakon dan misdinar tidak pernah mengikuti
warna liturgi. Warna liturgi hanya untuk kasula, dalmatik dan stola, plus singel
kalau mau. Plus juga antependium, kain yang menggantung di depan altar dan
ambo (mimbar baca). Itu saja. Jadi, meski paroki punya cukup dana, tidak perlu
memesan jubah misdinar warna putih, merah, hijau, ungu dan hitam. Jubah
misdinar cukup satu warna saja.
http://1.bp.blogspot.com/-VN6KMsv9C_k/UP_CDEVqonI/AAAAAAAAAhQ/aKby5cE8cHM/s1600/Beatification-Pope-John-Paul-II-1-may-2011-75.jpg
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
17/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 17
3. Kardinal / Pangeran Gereja Katolik
Kebanyakan orang tahu bahwa para kardinal adalah pembantu Paus. Mereka biasanya menjadi pusat perhatian publik saat Paus wafat atau terjadi kekosongantakhta, karena mereka lah yang kemudian berkumpul dalam sebuah konklaf untukmemilih Paus yang baru. Dalam kenyataannya, peran kardinal tidak hanya untukmemilih Paus. Mereka membantu Paus dalam mengurus Gereja Katolik. Parakardinal memberikan saran-saran tentang berbagai urusan Gereja saat Bapa Sucimemanggil mereka dalam suatu rapat yang disebut konsistorium.
Karena jumlahnya yang terbatas dibandingkan dengan uskup yang jumlahnya
ribuan, dan juga karena hak-haknya yang istimewa, jabatan kardinal sering
dipandang sebagai suatu promosi untuk uskup. Seolah-olah ada urutan begini:imam, uskup, uskup agung, kardinal dan Paus. Kenyataannya, yang benar adalah:
Para Kardinal di Konklaf 2005 (Foto: Corbis)
Para kardinal memberi hormat kepada Paus
http://en.wikipedia.org/wiki/Conclavehttp://en.wikipedia.org/wiki/Consistory#Roman_Catholic_Churchhttp://3.bp.blogspot.com/-v57FjABoX5k/SokYAYBjgbI/AAAAAAAAARk/fsDcyscu5WE/s1600/Cardinal+07+with+Pope.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-Af5ym0-XgIk/SokD3OAR7JI/AAAAAAAAAQ0/436NkWIc9x8/s1600/Cardinal+10+Conclave.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-v57FjABoX5k/SokYAYBjgbI/AAAAAAAAARk/fsDcyscu5WE/s1600/Cardinal+07+with+Pope.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-Af5ym0-XgIk/SokD3OAR7JI/AAAAAAAAAQ0/436NkWIc9x8/s1600/Cardinal+10+Conclave.jpghttp://en.wikipedia.org/wiki/Consistory#Roman_Catholic_Churchhttp://en.wikipedia.org/wiki/Conclave
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
18/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 18
imam, uskup dan Paus. Itu saja. Kardinal bukan atasan uskup. Yang Utama Julius
Kardinal Darmaatmadja, satu-satunya kardinal dari Indonesia, juga bukan
perpanjangan tangan Paus untuk mengatur para uskup di Indonesia. Kolegium
Kardinal dan Sinode Para Uskup memiliki peran sendiri-sendiri dalam GerejaKatolik dan tidak bisa dibilang bahwa yang satu lebih penting daripada yang lain.
Meski begitu, secara ranking, kardinal memang lebih tinggi dari uskup dan
biasanya diangkat dari kalangan uskup yang senior.
Meski kelihatannya sama semua, di kalangan kardinal sebenarnya ada tiga
tingkatan. Yang paling utama adalah kardinal uskup, kemudian kardinal imam dan
kardinal diakon. Memang agak membingungkan istilah-istilah ini. Pada mulanya,
kardinal adalah klerus yang ditugaskan untuk membantu Paus di Keuskupan Roma.
Istilah kardinal bermula dari kata inkardinasi, yang artinya menempatkan seorang
klerus di bawah yurisdiksi seorang ordinaris (uskup, abbas atau ordinaris lain).
Uskup, imam dan diakon yang diminta membantu Paus di-inkardinasi ke
Keuskupan Roma, di bawah Paus yang adalah Uskup Roma. Jadilah mereka
kardinal uskup, kardinal imam atau kardinal diakon di Keuskupan Roma. (Catatan:
Secara kaidah bahasa Indonesia, sebenarnya memang lebih tepat dibilang uskup
kardinal, imam kardinal atau diakon kardinal.)
Pengangkatan kardinal merupakan hak prerogatif Paus. Secara garis besarnya,
saat ini ada tiga jalur pengangkatan kardinal. Yang pertama adalah jalur uskup
diosesan, seperti Yang Utama Julius Kardinal Darmaatmadja. Kardinal dari jalur
ini biasanya diangkat menjadi kardinal imam. Yang kedua adalah jalur Kuria
Romawi, jalur untuk pejabat-pejabat Gereja yang membantu Paus di Vatikan.
Contohnya adalah Sua Eminenza Angelo Cardinal Comastri, Imam Agung Basilika
Santo Petrus. Kardinal dari jalur ini biasanya diangkat menjadi kardinal diakon.
Yang ketiga adalah jalur lain-lain. Kardinal dari jalur ini biasanya diangkat
menjadi kardinal diakon juga. Bapa Suci bisa mengangkat siapa saja yang
dianggap pantas menerima martabat kardinal.
http://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bdarm.htmlhttp://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bdarm.htmlhttp://en.wikipedia.org/wiki/College_of_Cardinalshttp://en.wikipedia.org/wiki/College_of_Cardinalshttp://en.wikipedia.org/wiki/Synod_of_Bishops_%28Catholic%29http://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bdarm.htmlhttp://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bcomastri.htmlhttp://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bcomastri.htmlhttp://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bdarm.htmlhttp://en.wikipedia.org/wiki/Synod_of_Bishops_%28Catholic%29http://en.wikipedia.org/wiki/College_of_Cardinalshttp://en.wikipedia.org/wiki/College_of_Cardinalshttp://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bdarm.htmlhttp://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bdarm.html
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
19/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 19
4. Rumus Misa untuk Pemilihan Paus
Bendera Takhta Suci Saat Kekosongan Takhta
Sesuai rubrik khusus untuk "Misa untuk Pelbagai Keperluan dan
Kesempatan" , dan dengan asumsi Paus baru telah dapat terpilih sebelum Hari
Minggu Palma, rumus Misa di bawah ini dapat digunakan pada hari-hari biasa
mulai 1 Maret 2013 sampai dengan terpilihnya Paus baru. Rumus Misa ini tidak
boleh digunakan pada hari-hari Minggu Prapaskah dan juga pada Hari Raya Santo
Yusuf tanggal 19 Maret 2013. Rubrik selengkapnya adalah sebagai berikut.
5. SIM: Surat Ijin Misa
Terhitung sejak menerima tahbisan imamat, seorang imam mendapat kuasadari uskupnya untuk mempersembahkan Misa Kudus. Kalau suatu saat sang imam
bepergian dalam wilayah keuskupannya, sangat mungkin bahwa pihak yang
didatangi mengenalnya dan dengan suka hati akan memberikan kesempatan
baginya untuk merayakan Ekaristi di gereja atau kapel setempat. Kasusnya bisa
jadi lain kalau sang imam bepergian ke tempat lain di mana ia tidak dikenal. Saat
sang imam ingin mempersembahkan Misa di suatu gereja atau kapel tertentu, bisa
jadi sang tuan rumah akan menanyakan identitasnya. Tuan rumah dalam hal ini bisa pastor paroki setempat, rektor gereja, kapelan, atau bahkan koster. Nah, di saat
seperti inilah "SIM Imam" akan berguna. Tentu akan lebih praktis bagi sang imam
untuk membawa "SIM Imam" yang berukuran kecil daripada sertifikat
tahbisannya. "SIM Imam" yang lebih dikenal dengan nama "Celebret" (dari Bahasa
Latin "celebrare", merayakan) pada intinya merupakan suatu tanda pengenal
sekaligus surat pengakuan gerejawi atas kuasa-kuasa yang dimiliki sang imam.
http://tradisikatolik.blogspot.com/2013/03/rumus-misa-untuk-pemilihan-paus.htmlhttp://www.clerus.org/bibliaclerusonline/en/f14.htm#conhttp://www.clerus.org/bibliaclerusonline/en/f14.htm#conhttp://tradisikatolik.blogspot.com/2013/01/sim-surat-ijin-misa.htmlhttp://2.bp.blogspot.com/-hq-6HBTuxr4/US9fvp8rt7I/AAAAAAAAAjA/KpaSeLsMzIY/s1600/Vatican_sede_vacante_83DD.PNGhttp://tradisikatolik.blogspot.com/2013/01/sim-surat-ijin-misa.htmlhttp://www.clerus.org/bibliaclerusonline/en/f14.htm#conhttp://www.clerus.org/bibliaclerusonline/en/f14.htm#conhttp://tradisikatolik.blogspot.com/2013/03/rumus-misa-untuk-pemilihan-paus.html
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
20/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 20
6. Vatikan Larang Imam Pakai Busana Awam
Atas petunjuk Paus Benedictus XVI, Sekretaris Negara Vatikan Kardinal
Bertone baru-baru ini (15 Oktober 2012) mengeluarkan surat yang melarang uskup
dan imam di Vatikan dan Roma mengenakan busana awam. Larangan ini berlaku juga untuk para uskup dari seluruh dunha yang berkunjung ke Roma.
7. Bulla Kepausan Pengangkatan Uskup
Foto di atas ini adalah Bulla Kepausan untuk Pengangkatan Uskup Surabaya
yang sekarang, Yang Mulia Vincentius Sutikno Wisaksono, yang akan saya pakai
sebagai contoh pembahasan. Surat Keputusan Paus ini ditulis tangan dengan indah,
di atas suatu vellum atau perkamen yang halus. Bahasa yang digunakan, seperti
sudah diduga, adalah Bahasa Latin, yang merupakan bahasa resmi Gereja Katolik
Ritus Romawi. Setiap uskup yang diangkat Paus mendapatkan surat semacam ini,
yang bunyinya tentu berbeda meski formatnya kurang lebih sama.
C. MEGISTARIUM GEREJA KATOLIK
Berikut ini definisi dan penjelasan tentang Magisterium, yang terjemahan bebasnya
adalah “Wewenang mengajar”, yang diambil dari Katekismus Gereja Katolik (KGK):
a. KGK 85
“Adapun tugas menafsirkan secara otentik Sabda Allah yang tertulis atau
diturunkan itu, dipercayakan hanya kepada Wewenang Mengajar Gereja yang
hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan atas nama Yesus Krist us” (DV 10).
b. KGK 86
“Wewenang Mengajar itu tidak berada di atas Sabda Allah, melainkan
melayaninya , yakni dengan,hanya mengajarkan apa yang diturunkan saja, sejauh
http://tradisikatolik.blogspot.com/2012/12/vatikan-larang-imam-pakai-busana-awam.htmlhttp://tradisikatolik.blogspot.com/2012/11/bulla-kepausan-pengangkatan-uskup.htmlhttp://en.wikipedia.org/wiki/Papal_bullhttp://www.catholic-hierarchy.org/diocese/dsura.htmlhttp://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bwisak.htmlhttp://en.wikipedia.org/wiki/Vellumhttp://en.wikipedia.org/wiki/Parchmenthttp://3.bp.blogspot.com/-XxNaMDPyMko/UKc3aQiedmI/AAAAAAAAAcY/Jg_tkJ9Xzlk/s1600/photo-16.jpghttp://en.wikipedia.org/wiki/Parchmenthttp://en.wikipedia.org/wiki/Vellumhttp://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bwisak.htmlhttp://www.catholic-hierarchy.org/diocese/dsura.htmlhttp://en.wikipedia.org/wiki/Papal_bullhttp://tradisikatolik.blogspot.com/2012/11/bulla-kepausan-pengangkatan-uskup.htmlhttp://tradisikatolik.blogspot.com/2012/12/vatikan-larang-imam-pakai-busana-awam.html
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
21/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 21
Sabda itu, karena perintah ilahi dan dengan bantuan Roh Kudus, didengarkannya
dengan khidmat, dipelihara dengan suci, dan diterangkannya dengan-setia; dan itu
semua diambilnya dari satu perbendaharaan iman itu, yang diajukannya untuk diimani
sebagai hal- hal yang diwahyukan oleh Allah” (DV 10). c. KGK 87
Kaum beriman mengenangkan perkataan Kristus kepada para Rasul: “ Barang
siapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku ” (Luk 10:16) Bdk. LG 20. dan
menerima dengan rela ajaran dan petunjuk yang diberikan para gembala kepada
mereka dalam berbagai macam bentuk.
d. KGK 88
Bersama para imam, rekan sekerjanya, para Uskup mempunyai “tugas
utama mewartakan Injil Allah kepada semua orang” (PO 4), seperti yang
diperintahkan Tuhan Bdk. Mrk 16:15.. Mereka adalah “pewarta iman, yang
mengantarkan murid-murid baru kepada Kristus dan mereka pengajar yang otentik
atau mengemban kewibawaan Kristus” (LG 25).
e. KGK 89
Untuk memelihara Gereja dalam kemurnian iman yang diwariskan oleh para Rasul,
maka Kristus yang adalah kebenaran itu sendiri, menghendaki agar Gereja-Nya
mengambil bagian dalam sifat-Nya sendiri yang tidak dapat keliru . Dengan “cita
rasa iman yang adikodrati”, Umat Allah memegang teguh iman dan tidak
menghilangkannya di bawah bimbingan Wewenang Mengajar Gereja yang hidup
Bdk. LG12;DV 10.
f. KGK 90
Perutusan Wewenang Mengajar berkaitan dengan sifat definitif perjanjian, yang
Allah adakan di dalam Kristus dengan Umat-Nya. Wewenang Mengajar itu harus
melindungi umat terhadap kekeliruan dan kelemahan iman dan menjamin
baginya kemungkinan obyektif, untuk mengakui iman asli, bebas dari kekeliruan.
Tugas pastoral Wewenang Mengajar ialah menjaga agar Umat Allah tetap bertahan
dalam kebenaran yang membebaskan. Untuk memenuhi pelayanan ini Kristus telah
menganugerahkan kepada para gembala karisma “ tidak dapat sesat” [infallibi litas]
dalam masalah-masalah iman dan susila . Karisma ini dapat dilaksanakan dengan
berbagai macam cara.
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
22/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062) Page 22
g. KGK 91
“Ciri tidak dapat sesat itu ada pada Imam Agung di Roma, kepala dewan
para Uskup, berdasarkan tugas beliau , bila selaku gembala dan guru tertinggi
segenap umat beriman , yang meneguhkan saudara-saudara beliau dalam iman,menetapkan ajaran tentang iman atau kesusilaan dengan tindakan definitif …
Sifat tidak dapat sesat, yang dijanjikan kepada Gereja, ada pula pada Badan para
Uskup, bila melaksanakan wewenang tertinggi untuk mengajar bersama dengan
pengganti Petrus” (LG 25) terutama dalam konsili ekumenis Bdk. Konsili Vatikan 1:
DS 3074.. Apabila Gereja melalui Wewenang Mengajar tertingginya “menyampaikan
sesuatu untuk diimani sebagai diwah yukan oleh Allah” (DV 10) dan sebagai ajaran
Kristus, maka umat beriman harus “menerima ketetapan -ketetapan itu dengan
ketaatan iman” (LG 25). Infallibilitas ini sama luasnya seperti warisan wahyu ilahi
Bdk. LG 25.
h. KGK 92
Bantuan ilahi juga dianugerahkan kepada pengganti-pengganti para Rasul,
yang mengajarkan dalam persekutuan dengan pengganti Petrus, dan terutama
kepada Uskup Roma, gembala seluruh Gereja , apabila mereka, walaupun tidak
memberikan ketetapan-ketetapan kebal salah dan tidak menyatakannya secara
definitif, tetapi dalam pelaksanaan Wewenang Mengajarnya yang biasa
mengemukakan satu ajaran, yang dapat memberi pengertian yang lebih baik mengenai
wahyu dalam masalah-masalah iman dan susila. Umat beriman harus mematuhi
ajaran-ajaran otent ik ini dengan: “kepatuhan kehendak dan akal budi yang suci” (LG
25), yang walaupun berbeda dengan persetujuan iman, namun mendukungnya.
8/17/2019 Makalah Mengenal Lebih Dalam Tradisi Katolik
23/23
Gereja Katolik
LEINSAH SINAGA 13021101062)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULANMagisterium adalah Wewenang Mengajar Gereja, yang terdiri dari Bapa Paus
(sebagai pengganti Rasul Petrus) dan para uskup (sebagai pengganti para rasul) dalam
persekutuan dengannya, yang diberikan karisma “tidak dapat sesat” (infalibilitas) oleh
Yesus, yaitu dalam hal pengajaran mengenai iman dan moral. Maka kita ketahui bahwa
sifat infalibilitas ini tidak berlaku dalam segala hal, namun hanya dalam hal iman dan
moral , yaitu pada saat mereka mengajarkan dengan tindakan definitif, seperti yang
tercantum dalam Dogma dan doktrin resmi Gereja Katolik.
Tradisi yang dibuat oleh Gereja Katolik adalah Tradisi Suci yang diajarkan oleh
Gereja Katolik yang Apostolik, yaitu Tradisi yang diperoleh dari para rasul, yang
diperintahkan oleh Kristus untuk mewartakan semua perintah-Nya dan untuk
melaksanana semua perintah-Nya.
Kitab Suci adalah kumpulan buku yang ditulis oleh penulis manusia dengan ilham
dari Allah yang diturunkan dengan tujuan untuk tetap diingat oleh manusia dan untuk
dilakukan agar anak manusia tidak mudah untuk jatuh di dalam dosa dan tetap mengingat
akan Allah yang telah berkorban demi kita anak-Nya.
Top Related